Tumor Buli Lg
-
Upload
bebibebiho -
Category
Documents
-
view
259 -
download
0
Transcript of Tumor Buli Lg
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
1/21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan masyarakat adalah kanker
system urogenitalia. Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih sering dari tumor
urogenital lain. Sebagian besar (atau 90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel
transisional.
Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam dari
seluruh penyakit kaganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan ditemukan 52.900
kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia berdasarkan pendataan hasil pemeriksaan jaringan
yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker buli-buli menempati urutan
kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di sub bangian Urologi RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo dari 152 kasus keganasan urologi antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya
adalah kanker buli-buli dan juga menempati urutan pertama.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi dari Karsinoma Buli-Buli
1.2.2 Apa definisi dari Karsinoma Buli-Buli
1.2.3 Apa saja etiologi dari Karsinoma Buli-Buli
1.2.4 Apa saja klasifikasi dari Karsinoma Buli-Buli
1.2.5 Bagaimana pathofisiologi dari Karsinoma Buli-Buli
1.2.6 Apa saja manifestasi klinis dari Karsinoma Buli-Buli
1.2.7 Apa saja komplikasi dari Karsinoma Buli-Buli
1.2.8 Apa saja pemeriksaan penunjang pada Karsinoma Buli-Buli
1.2.9 Bagaimana penatalaksanaan pada Karsinoma Buli-Buli
1.2.10 Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Karsinoma Buli-Buli
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menambah pengetahuan seputar penyakit Karsinoma Buli-Buli serta asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pada pasien Karsinoma Buli-Buli
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit Karsinoma Buli-Buli
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
2/21
2. Untuk mengetahui gejala-gajala yang timbul pada penderita Karsinoma Buli-Buli
3. Untuk mengetahui apa saja penyebab sekaligus patofisiologi dari penyakit Karsinoma Buli-
Buli
4. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien penderita Karsinoma Buli-Buli
1.4 Manfaat
a. Mahasiswa akan lebih mengetahui tentang Karsinoma Buli-Buli
b. Lebih mengerti tentang penatalaksanaan terhadap klien dengan Karsinoma Buli-Buli
c. Lebih memahami tentang penerapan asuhan keperawatan Karsinoma Buli-Buli
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
3/21
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Buli-buli adalah organ berongga yang dindingnya terdiri dari otot-otot halus yang
disebut muskulus detrusol. Otot ini terdiri dari yang arah seratnya sedemikian rupa sehingga
bila berkontraksi menyebabkan buli-buli mengkerutdan volumenya mengecil. Di bagian
distal yaitu dekat dasar panggul (Diafgrama Urogenital) otot detrusor membentuk tabung dan
melapisi uretra posterior.
Lapisan sebelah dalam dari buli-buli adalah mukosa yang terdiri dari epitel sel
transisi. Disebelah luar dilapisi oleh serosa dan bagian fundus (kubah) ditutup oleh
peritonium. Bila buli-buli penuh peritonium terdesak kekranial. Buli terletak dirongga perut
bagian bawah, tepatnya didalam rongga pelvis dan extra peritonial. Berada tepat dibelakang
simfis pubis. Pada pria dibagian belakang berdekatan dengan rektum dan pada wanita
berdekatan dengan uterus dan vagina. Berbeda dengan traktus urinarius bagian atas (ginjal
dan ureter), maka untuk traktus urinarius bagian bawah, buli ke distal, persyaratan amat
penting peranannya untuk menjalankan fungsi organ tersebut. Persyarafan buli dan uretra
dilaksanakan oleh system syaraf otonom yang terdiri dari parasimpatis dan simpatis.
Persyarafan ini berpusat di medula spinalis segmen torakolumbal. (Th XIILIII) dan segmen
sakral II-IV ( parasimpatis) (R. Syamsu Hidayat, 1997)
Terdapat tiga fungsi penting dari buli yaitu reservoir, ekspulsi urin, dan anti reflek.
Sebagai reservoir, buli-buli manusia mempunyai kapasitas antara 200 sampai dengan 400ML. Setelah miksi buli-buli diisi lagi dengan urin yang datang dari ginjal. Selama pengisian
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
4/21
ini sampai kapasitasnya terpenuhi, tekanan dalam buli-buli tetap rendah, kurang dari 20 cm
H20. bila buli-buli penuh dindingnya teregang dan menyebabkan rangsangan pada reseptor di
dinding buli- buli, akibatnya tekanan dalam buli-buli meningkat dan dirasakan sebagai
perasaan ingin kencing. Pada keadaan demikian uretra posterior otomatis membuka. Urin
belum keluar karena masih ditahan oleh sfingter eksterna yang terdiri dari otot bergaris
dengan persyasarafan sema omotoris yang bekerja secara disadari ( volunter ). Sfingter ini
akan membuka bila di perintahkan oleh yang bersangkutan. Pada waktu ekspulasi tekanan
dalam buli- buli meningkat antara 70 100 cm H20. Urin yang ada dalam buli-buli tidak
akan mengalir ke arah ginjal. Arah ureter bagian distal yang serong. Panjangnya ureter
intravesikal serta lokasinya yang submukos menyebabkan terjadinya mekanisme klep yang
mencegah urin ke arah ginjal ( refluk ) ( R> Syamsu Hidayat, 1997 ).
2.2 Definisi dari Karsinoma Buli-Buli
Kanker bulibuli adalahkanker yang mengenai organ bulibuli (kandung kemih).
Bulibuli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal.
Jika bulibuli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih
yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.
2.3 Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko yaitu :
a. Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia
b. Merokok. Merupakan faktor resiko yang utama. Rokok mengandung amin aromatic dan
nitrosamine yang merupakan jenis hidrokarbon didalam TAR. Zat ini akan meningkatkan
resiko terkena kanker buli.
c. Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita
kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan bahan karsinogenik ( penyebab
kanker ). Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll
d. Pria , memiliki resiko 23 kali lebih besar.
e. Riwayat keluarga , orang orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung
kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari
adanya perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.
2.4 Klasifikasi
2.4.1 Staging dan klasifikasi
http://www.kanker-payudara.net/http://www.kanker-payudara.net/ -
8/14/2019 Tumor Buli Lg
5/21
Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL
untuk menentukan operasi atau observasi :
a. T = pembesaran lokal tumor primer
Ditentukan melalui : Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan
bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi.
No KODE KET
1 Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)
2 Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan
penyebaran tumor, tak dapat dilakukan
3 To Tanda-tanda tumor primer tidak ada
4 T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan
masa yang bergerak
5 T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi
daripada dinding buli-buli.
6 T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau
masa nodular yang bergerak bebeas dapat
diraba di buli-buli.
7 T3a Invasi otot yang lebih dalam
8 T3b Perluasan lewat dinding buli-buli
9 T4 Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
10 T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam
prostate, uterus vagina
11 T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis
atau infiltrasi ke dalam abdomen
c. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe pemeriksaan kinis,
lympgraphy, urography, operative
No KODE KET
1 Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe
regional tidak dapat ditemukan
2 No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
6/21
lymfe regional
3 N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional
yang homolateral
4 N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral atau
kelenjar lymfe regional yang multiple
5 N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis
dengan rongga yang bebeas antaranya dan
tumor
6 N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional
c. M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang jauh. Pemeriksaan klinis ,
thorax foto, dan test biokimia
No KODE KET
1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk
menetapkan adanya metastase jauh, tak
dapat dilaksanakan
2 M1 Adanya metastase jauh
3 M1a Adanya metastase yang tersembunyi pada
test-test biokimia
4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang
tunggal
5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat
organ yang multiple
6 M1d Metastase dalam organ yang multiple
2.4.2 Type dan lokasi
Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
1 Efidermoid Ca Kira-kira 5% neoplasma buli-buli
squamosa cell, anaplastik, invasi yang
dalam dan cepat metastasenya
2 Adeno Ca Sangat jarang dan sering muncul pada
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
7/21
bekas urachus
3 Rhabdomyo sarcoma Sering terjadi pada anak-anak laki-laki
(adolescent), infiltasi, metastase cepat dan
biasanya fatal
4 Primary Malignant
lymphoma
Neurofibroma dan pheochromacytoma,
dapat menimbulkan serangan hipertensi
selama kencing
5 Ca dari pada kulit,
melanoma, lambung,
paru dan mammae
Mungkin mengadakan metastase ke buli-
buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis
dapat terjadi
2.5 Patofisiologi
Batu saluran kemih adalah agregat polikristal yang terdiri dari sejumlah kristaloid dan
matrik organik. Pembentukan batu membutuhkan suasan urin yang tersupersaturasi.
Supersaturasi tergantung pada Ph, kekuatan ion, konsentrasi solute dan komplekasi.
Konstituen urin bisa berubah sedemikian rupa dari kondisi asam pada pagi hari ke akalis
setelah makan. Kekuatan ion ditentukan terutama oleh konsentrasi relatif ion monovalen.
Pada saat kekuatan ion meningkat, koefisien aktivitasnya menurun. Koefisien aktivitas
merefleksikan keberadaan ion tertentu.
Tori nukleasi menyatakan bahwa batu saluran kemih berasal dari kristal atau benda
asing yang terendam dalam urin tersuperaturasi. Teori ini ditentang oleh argumen- argumen
yang memiliki dasar yang sama didengarnya. Batu tidak selalu terbentuk pada pasien dengan
hiperekskretor atau mereka yang memiliki resiko dehidrasi. Demikian juga urin tampung 24
jam penderita batu adalah normal dalam hal konsentrasi ion untuk terjadinya pembentukkan
batu. Teori inhibitor kristal mengklaim bahwa batu terbentuk karena tidak adanya atau
rendahnya konsentrasi Inhibitor baru separti magnesium, sitrat, pirofosfat, asam glikoproteindan sejumlah logam- logam trace. Teori ini tidak cukup valid dengan adanya kenyataan
bahwa pada banyak orang dengan kekurangan bahan- bahan Inhibitor tersebut masih terjadi
pembentukkan batu atau sebaliknya pada orang yang berlimpah malah didapatkan batu. Ion-
ion yang berada pada di dalam saluran kemih yang berperan dalam pembentukan buli- buli
antara lain :
a. Kalsium. Kalsium adalah ion utama dalam kristal urin. Hanya 50% kalsium plsma yang
terionisasi dan siap difiltrasi di glomerulus.
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
8/21
b. Oksalat. Oksalat adalah produk sampah metabolisme dan relatif Insolubel. Normalnya
sekitar 10-50 % oksalat yang ditemukan di urin berasal dari diet. Sebagian besar adalah hasil
metabolisme.
c. Fosfat. Fosfat adalah buffer penting dan mengkompleks dengan kalsium dalam urin.
Merupakan komponen kunci batu kalsium fosfat dan magnesium amonium fosfat. Ekskresi
fosfat urin pada dewasa normal berkaitan dengan jumlah fosfat diet ( khususnya dalam
daging dairy product dan sayuran ).
d. Asamurat. Asam urat adalah sampah metabolisme urin. Pka asam urat adalah 5,75. Asam
uarat yang tidak trdisosiasi akan dominan pada Ph dibawahnya.
e. Sodium. Walaupun bukan merupakan konstituen utama batu saluran kemih, sodium
memainkan peranan yang sangat penting dalaqm regulasi kristalisasi garam kalsium.
f. Sitrat. Sitrat sangat berpengaruh dalam hal pembentukkan batu kalsium. Defigiensi sitrat
pada umumnya dikaitkan dengan pembentukan batu pada penderita diare kronik, asidosis
tubular renal tipe 1 ( defek tubular distal ) dan pada penderita yang mengalami terapi tiazid
jangka lama.
g. Magnesium. Defisiensi magnesium diet berhubungan dengan peningkatan insiden batu
saluran kemih. Magnesium adalah salah satu komponen batu struvit. Kekurangan magnesium
diet telah terbukti bisa menyebabkan peningkatan pembentukan batu kalsium oksalat dan
kristaluria kalsium oksalat.
h. Sulfat. Sulfat urin membantu mencegah pembentukan batu saluran kemih. Karena bisa
membentuk kompleks dengan kalsium, sulfat ini berperan terutama sebagai komponen
protein urin, seperti kondritin sulfat dan heparin sulfat.
i. Inhibitor saluran kemih lain. Terutama terdiri dari protein urin dan makromolekul lain seperti
glikosaminoglikans, pirofosfat dan uropontin
Penyebab batu saluran kemih adalah pada umumnya multifaktorial. Meskipun telah
banyak diajukan teori mengenai terbentuknya batu saluran kemih, belum ada satupun teori
yang dapat menerangkan semua penyebab batu saluran kemih secara komprehensif. Namun
demikian faktorfaktor yang berpengaruh terhadap pembentukan batu tetap harus dicermati
agar bisa dilakukan deteksi dini dengan efektif. Faktorfaktor yang sudah dikenali itu antara
lain : Kristaluria, sosioekonomi, pola diet, pekerjaan, ikilm, genetika/ keluarga dan medikasi.
Kondisi yang mempengaruhi terjadinya batu buli- buli telah begitu banyak dilaporkan, antara
lain :
a. Disfungsi kemih yang kan menyebabkan statis urin atau refluks yang merupakan kondisi
optimal bagi kuman pemecah urea menyebabkan infeksi. Penyebabnya antara lain strikura
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
9/21
uretra, BPH, kontraktur leher, buli dan neurogenik spastik atau flasid. Telah dilaporkan
bahwa ionfeksi persisten buli- buli dan vagina pada pasien yang telah menjalani histerektomi
dan iradiasi selama 27 tahun.
b. Latrogenik dari suatu prosedur urologi. Pada suatu opersi retropubik urethropexy ( untuk
inkokntunensia urin di maksudkan mengangkat uerthrovesical junction ) digunakan sling dari
benang non- absorbable. Benag ini secaraq perlahan- lahan akan mengoresi dinding buli,
hingga masuk ke dalamnya dan menjadi puast pembentukan batu.
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
10/21
2.6 WOC
2.7 Manifestasi Klinis
2.7.1 Tanda dan gejala Ca Bulibuli yaitu :
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
11/21
a. Kencing campur darah yang intermitten
b. Merasa panas waktu kencing
c. Merasa ingin kencing
d. Nyeri suprapubik yang constan
e. Panas badan dan merasa lemah
f. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
g. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan
kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan
pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.
2.8 Komplikasi
1. Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi
2.Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklus
2.9 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium. Kelainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukannya darah
dalam air kemih. Tanda adanya anemia dapat dijumpai bila terjadi perdarahan yang
umumnya terjadi pada tumor yang sudah lanjut atau dapat pula ditemukan tanda adanya
gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah yang
terjadi bila tumor tersebut menyumbat kedua muara ureter (saluran kemih).
b. Pemeriksaan Radiologi. Pemeriksaan Foto Polos Perut dan Pielografi Intra Vena (PIV)
digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang memiliki persangkaan keganasan
saluran kemih termasuk juga keganasan buli-buli. Pada pemeriksaan ini selain melihat adanya
filling defect (kelainan) pada buli-buli juga dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada
ginjal dan saluran kemih yang disebabkan oleh tumor buli-buli tersebut. Jika penderita alegi
terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan PIV, maka dapat dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Foto toraks (rongga dada) juga perlu dilakukan untuk melihat ada
tidaknya metastasis ke paru-paru.
c. Sistoskopi dan biopsy. Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi mutlak
dilakukan pada penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama jika penderita
berumur 40-45 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tumor di buli-
buli sekaligus dapat dilakukan biopsi (pengambilan jaringan tumor) untuk menentukan
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
12/21
derajat infiltrasi tumor yang menentukan terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini dapat
juga digunakan sebagai tindakan pengobatan pada tumor superfisial (permukaan ).
2.10 Penatalaksanaan
a. Operasi. Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya
menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi
sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk
di tempat yang baru. Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker
atau BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi.
Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak
dapat diangkat melalui sistoskopi. Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus
dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya
dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi). Kelenjar getah
bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau
belum.Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa
mengobati kanker. Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk
membuang air kemih.Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma)
melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih
dikumpulkan dalam suatu kantong. Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang
kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori:
1. Orthotopic neobladder
2. Continent cutaneous diversion.
Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.
Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan
untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan
meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra.
Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah
lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam
penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui
lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara
teratur. Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.
b.Radioterapy.
1. Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan
stage B2-C.
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
13/21
2. Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita
dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6
minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads
selam 2-3 minggu.
c. Chemoterapi. Obat-obat anti kanker :
1. Citral, 5 fluoro urasil
2. Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil
(5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa
dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita
dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam
Buli-buli selama dua jam.
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
14/21
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama . (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian) Pasien nyeri saat
BAK dan agak mengedan, ada benjolan pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri
diseluruh tubuh terutama dipinggang.
b. Riwayat kesehatan sekarang. (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).
Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa nyeri sera sulit BAB.
c. Riwayat kesehatan yang lalu. (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien). Tidak ada riwayat penyakit jantung, paru, ahti, limfe dan hipertensi.
Tapi sebelumnya pasien ada riwayat penyakit tumor di rahim dan telah menjalani
pengobatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga. (adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota
keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak). Keluarga
pasien tidak ada riwayat penyakit kanker ini maupun kanker lainnya.
3.1.2 Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi, tampak warna kencing campur darah, pemebesaran suprapubic bil atumor sudah
bear.
2. Palpasi,teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan bimaual teraba tumpr pada dasar buli-
buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
15/21
iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri
4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif
3.3 Intervensi Keperawatan
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
Tujuan :
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI RASIONAL
entukan pengalaman klien sebelumnya
terhadap penyakit yang dideritanya.
erikan informasi tentang prognosis secara
akurat.
Beri kesempatan pada klien untuk
mengekspresikan rasa marah, takut,
konfrontasi. Beri informasi dengan emosi
wajar dan ekspresi yang sesuai.
Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek
samping. Bantu klien mempersiapkan diri
dalam pengobatan.
atat koping yang tidak efektif seperti
kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan
dll.
njurkan untuk mengembangkan interaksi
dengan support system.
Berikan lingkungan yang tenang dan
Data-data mengenai pengalaman klien
sebelumnya akan memberikan dasar untuk
penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.
emberian informasi dapat membantu klien
dalam memahami proses penyakitnya.
apat menurunkan kecemasan klien.
embantu klien dalam memahami kebutuhan
untuk pengobatan dan efek sampingnya.
engetahui dan menggali pola koping klien
serta mengatasinya/memberikan solusi dalam
upaya meningkatkan kekuatan dalam
mengatasi kecemasan.
gar klien memperoleh dukungan dari orang
yang terdekat/keluarga.
emberikan kesempatan pada klien untuk
berpikir/merenung/istirahat.
Klien mendapatkan kepercayaan diri dan
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
16/21
nyaman.
ertahankan kontak dengan klien, bicara
dan sentuhlah dengan wajar.
keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker
Tujuan :
Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
Melaporkan nyeri yang dialaminya
Mengikuti program pengobatan
Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang
mungkin
INTERVENSI RASIONAL
ntukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan
intensitas
valuasi therapi: pembedahan, radiasi,
khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien
dan keluarga tentang cara menghadapinya
erikan pengalihan seperti reposisi dan
aktivitas menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau nonton TV
enganjurkan tehnik penanganan stress
(tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),
gembira, dan berikan sentuhan
therapeutik.
valuasi nyeri, berikan pengobatan bila
perlu.
skusikan penanganan nyeri dengan dokter
dan juga dengan klien
erikan analgetik sesuai indikasi seperti
emberikan informasi yang diperlukan untuk
merencanakan asuhan.
tuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai
atau tidak, atau malah menyebabkan
komplikasi.
ntuk meningkatkan kenyamanan dengan
mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
eningkatkan kontrol diri atas efek samping
dengan menurunkan stress dan ansietas.
tuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri,
tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien
mampu menahannya serta untuk mengetahui
kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.
r terapi yang diberikan tepat sasaran.
tuk mengatasi nyeri.
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
17/21
morfin, methadone, narkotik dll
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,
iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuanmengontrol nyeri
Tujuan :
Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya
INTERVENSI RASIONAL
onitor intake makanan setiap hari, apakah
klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
imbang dan ukur berat badan, ukuran
triceps serta amati penurunan berat badan.
aji pucat, penyembuhan luka yang lambat
dan pembesaran kelenjar parotis.
njurkan klien untuk mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dengan intake
cairan yang adekuat. Anjurkan pula
makanan kecil untuk klien.
ntrol faktor lingkungan seperti bau busuk
atau bising. Hindarkan makanan yang
terlalu manis, berlemak dan pedas.
Ciptakan suasana makan yang
menyenangkan misalnya makan bersama
teman atau keluarga.
njurkan tehnik relaksasi, visualisasi,
latihan moderate sebelum makan.
njurkan komunikasi terbuka tentang
problem anoreksia yang dialami klien.
a. Memberikan informasi tentang
status gizi klien.
b. Memberikan informasi tentang
penambahan dan penurunan berat
badan klien.
c. Menunjukkan keadaan gizi klien
sangat buruk.
d. Kalori merupakan sumber energi.
e. Mencegah mual muntah, distensi
berlebihan, dispepsia yang
menyebabkan penurunan nafsu makan
serta mengurangi stimulus berbahaya
yang dapat meningkatkan ansietas.
f. Agar klien merasa seperti berada
dirumah sendiri.
g. Untuk menimbulkan perasaan ingin
makan/membangkitkan selera makan.
h. Agar dapat diatasi secara bersama-
sama (dengan ahli gizi, perawat dan
klien).
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
18/21
laboratif
mati studi laboraturium seperti total
limposit, serum transferin dan albumin
rikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic,
corticosteroids, vitamins khususnya
A,D,E dan B6, antacida
asang pipa nasogastrik untuk memberikan
makanan secara enteral, imbangi dengan
infus.
i. Untuk mengetahui/menegakkan
terjadinya gangguan nutrisi sebagi
akibat perjalanan penyakit, pengobatan
dan perawatan terhadap klien.
. Membantu menghilangkan gejala
penyakit, efek samping dan
meningkatkan status kesehatan klien.
k. Mempermudah intake makanan dan
minuman dengan hasil yang maksimal
dan tepat sesuai kebutuhan.
4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif
Tujuan :
Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-katan
siap.
Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur
tersebut.
Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan.
Bekerjasama dengan pemberi informasi.
INTERVENSI RASIONAL
a. Review pengertian klien dan keluarga
tentang diagnosa, pengobatan dan
akibatnya.
b. Tentukan persepsi klien tentang kanker
dan pengobatannya, ceritakan pada klien
tentang pengalaman klien lain yang
menderita kanker.
c. Beri informasi yang akurat dan faktual.
Jawab pertanyaan secara spesifik,
hindarkan informasi yang tidak
a. Menghindari adanya duplikasi dan
pengulangan terhadap pengetahuan klien.
b. Memungkinkan dilakukan pembenaran
terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta
kesalahan pengertian.
c. Membantu klien dalam memahami proses
penyakit.
d. Membantu klien dan keluarga dalam
membuat keputusan pengobatan.
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
19/21
diperlukan.
d. Berikan bimbingan kepada
klien/keluarga sebelum mengikuti
prosedur pengobatan, therapy yang lama,
komplikasi. Jujurlah pada klien.
e. Anjurkan klien untuk memberikan
umpan balik verbal dan mengkoreksi
miskonsepsi tentang penyakitnya.
f. Review klien /keluarga tentang
pentingnya status nutrisi yang optimal.
g. Anjurkan klien untuk mengkaji
membran mukosa mulutnya secara rutin,
perhatikan adanya eritema, ulcerasi.
h. Anjurkan klien memelihara kebersihan
kulit dan rambut.
e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman
klien dan keluarga mengenai penyakit klien.
f. Meningkatkan pengetahuan klien dan
keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.
g. Mengkaji perkembangan proses-proses
penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta
masalah dengan kesehatan mulut yang dapat
mempengaruhi intake makanan dan minuman.
h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.
3.4 Implementasi
1. Mendorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan
prognosis kesehatan
2. mengidentivikasi factor lingkungan yang memungkinkan resiko terjadinya cedera
3. menelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit dan perlunya pengobatan /
penanganan dalam jangka waktu yang lama sesuai prosedur.
4. Meninjau kembali obat-obat yang didapat, penting sekali memakan obat sesuai petunjuk, dan
tidak menghentikan pengobatan tanpa pengawasan dokter. Termasuk petunjuk untuk
pengurangan dosis.
5. Memerikan informasi pada keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan selama pasien
merasakan sakit
3.5 Evaluasi
-
8/14/2019 Tumor Buli Lg
20/21
BAB 4
KESIMPULAN / SARAN
4.1 Kesimpulan
Kanker bulibuli adalahkanker yang mengenai organ bulibuli (kandung kemih).
Bulibuli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal.
Jika bulibuli telah penuh maka maka air kemih akan dikeluarkan.
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih
yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.
4.2 Saran
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi fisik
yang sehat seseorang mampu menjalankan aktifitas sehari-harinya tanpa mengalami
hambatan. Maka menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi sangat
penting mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap kelangsungan
hidup serta aktifitas seseorang.
http://www.kanker-payudara.net/http://www.kanker-payudara.net/ -
8/14/2019 Tumor Buli Lg
21/21
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8. (terjemahan). Penerbit
buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan).
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
http://www.kapukonline.com/2010/05/askepcacancertumorcarsinomabuli.html
http://www.banjaristi.web.id/2012/04/kanker-buli-buli-kandung-kemih.html
http://www.kapukonline.com/2010/05/askepcacancertumorcarsinomabuli.htmlhttp://www.kapukonline.com/2010/05/askepcacancertumorcarsinomabuli.htmlhttp://www.banjaristi.web.id/2012/04/kanker-buli-buli-kandung-kemih.htmlhttp://www.banjaristi.web.id/2012/04/kanker-buli-buli-kandung-kemih.htmlhttp://www.banjaristi.web.id/2012/04/kanker-buli-buli-kandung-kemih.htmlhttp://www.kapukonline.com/2010/05/askepcacancertumorcarsinomabuli.html