Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

44
Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim Dosen KWU FT. UNS

Transcript of Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Page 1: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Dr. Ir. Musyawaroh, MT.

Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc.

Tim Dosen KWU FT. UNS

Page 2: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

KEPEMIMPINAN

Page 3: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

DEFINISI KEPEMIMPINAN

• Kepemimpinan adalah sebuah proses bagaimana seorang

pemimpin memengaruhi pengikutnya untuk mencapai

tujuan organisasi

• Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua

hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang

dipimpin sebagai objek.

Page 4: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

DEFINISI KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI

• Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24)

• Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

• Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

• Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Page 5: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

TEORI SEBAB MUNCULNYA PEMIMPIN

TEORI GENETIS TEORI SOSIAL TEORI EKOLOGIS TEORI SITUASI

leaders are borned not built leaders are built not borned leaders are borned and built

Leaders are for some situation

karena ia dilahirkan untuk

menjadi pemimpin karena

mempunyai bakat dan

pembawaan untuk menjadi

pemimpin

menjadi pemimpin kalau

lingkungan, waktu atau

keadaan memungkinkan ia

menjadi pemimpin

seorang pemimpin perlu bakat

dan bakat itu perlu dibina

supaya berkembang namun

tergantung kepada lingkungan,

waktu dan keadaan

setiap orang bisa menjadi

pemimpin, tetapi dalam situasi

tertentu saja, karena ia

mepunyai kelibihan-kelebihan

yang diperlukan dalam situasi

itu

tidak setiap orang bisa menjadi

pemimpin

Setiap orang bisa memimpin

asal diberi kesempatan dan

diberi pembinaan

Orang yang mempunyai bakat

pemimpin harus dibina agar

kepemimpinannya bisa berhasil

tidak setiap orang bisa menjadi

pemimpin

Contoh : Raja, kaisar Contoh : presiden, walikota Contoh : raja, kaisar Contoh : komandan perang

Page 6: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

SIFAT KEPEMIMPINAN George R. Terry (1992: 156)

1. Penuh energi

2. Memiliki stabilitas emosi

3. Memiliki pengetahuan tentang manusia.

4. Motivasi pribadi

5. Kemahiran komunikasi

6. Kecakapan mengajar

7. Kecakapan social

8. Kemampuan teknis

Page 7: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

• Penuh energy = Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik maka diperlukan energi yang

baik pula, jasmani maupun rohani.

• Memiliki stabilitas emosi = Seorang pemimpin yang efektifitas harus melepaskan diri dari

berburuk sangka

• Memiliki pengetahuan tentang manusia = pemimpin harus dapat mengetahui berbagai sifat

manusia agar dapat bertindak di setiap keadaan dengan tepat

• Motivasi pribadi = keinginan untuk memimpin datang dari batin diri sendiri

• Kemahiran komunikasi = cakap dalam mengungkapkan gagasannya baik secara lisan maupun

tulisan

• Kecakapan mengajar = pemimpin harus dapat memberi petunjuk, mengoreksi kesalahan,

meberi dan menerima saran

• Kecakapan social = Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang manusia dan

masyarakat, kemampuan-kemampuannya maupun kelemahan-kelemahannya

• Kemampuan teknis = Dengan memiliki kemampuan teknis yang tinggi dari seorang pemimpin

akan lebih mudah mengadakan kkoreksi bila terjadi suatu kesalahan pelaksanaan tugas dari

bawahannya

Page 8: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Konsep Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill

1. Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham. Para pemimpin memberikan dorongan terhadap anggotanya untuk mengerjakan apa yang

dikehendaki pemimpin tersebut.

2. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi. bentuk kemampuan mempengaruhi orang lain bukan melalui pemaksaan melainkan himbauan

dan persuasi.

3. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh.

Sifat-sifat dan watak yang dimiliki oleh pemimpin yang menunjukkan keunggulan sehingga

menyebabkan pemimpin tersebut memiliki pengaruh yang baik terhadap anggotanya.

Page 9: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

4. Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku. Perilaku : menilai anggota kelompok, menentukan hubungan kerjasama, mampu memperhatikan

kepentingan anggotanya dan lain-lain.

5. Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok. Artinya dalam sebuah kehidupan organisasi dari kelompok, diharapkan lahir berbagai gagasan baru yang

melahirkan berbagai perubahan, kegiatan, dan seluruh proses kegiatan kelompok

6. Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan. Hubungan seseorang atau sekelompok orang berperilaku karena akibat adanya kewibawaan atau

kekuasaan yang ada pada orang yang memimpin, orang yang memimpin lebih banyak mempengaruhi dari

pada dipengaruhi.

7. Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan. Kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan

mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 10: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

8. Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi.

Artinya suatu proses sosial yang merupakan hubungan antar pribadi dimana pihak lain

mengadakan penyesuaian, suatu proses saling mendorong dalam mencapai tujuan

bersama.

9. Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan.

Artinya dalam kehidupan organisasi masing-masing anggota kelompok mempunyai

peranan yang berbeda, dalam mencapai tujuan anggota kelompok mempunyai

sumbangan yang berbeda-beda. Demikian pula kepemimpinan yang muncul sebagai

akibat interaksi dalam kehidupan organisasi, karena kebaikan-kebaikan dan sumbangan-

sumbangannya sebagai pemimpin.

10. Kepemimpinan sebagai inisiasi struktur.

Artinya kepemimpinan bukan dipandang sebagai jabatan pasif melainkan harus

berperan sebagai suatu jabatan yang terlibat dalam suatu tindakan memenuhi

pembentukan struktur dalam interaksi sosial sebagai bagian suatu proses pemecahan

masalah bersama.

Page 11: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

GAYA KEPEMIMPINAN

suatu cara yang

digunakan

pemimpin dalam

berinteraksi

dengan

bawahannya

Tjiptono

(2006:161)

MACAM MACAM GAYA KEPEMIMPINAN (Hartono, 2016) 1. Otokratis terpusat pada diri pemimpin tanpa peran anak buah dlm

mengambil keputusan

2. Demokratis mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama.

Keputusan diambil bersama

3. Delegatif pembuat keputusan diserahkan pada anak buah. Pemimpin

jarang memberikan arahan

4. Birokratis segala kegiatan terpusat pada pimpinan, berdasarkan

peraturan yg berlaku

5. Laissez Faire pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya,

bawahan diberi kelonggaran dlm menjalankan tugasnya

6. Karismatis menarik orang lain dengan gaya bicaranya

7. Diplomatis dapat menempatkan posisi dirinya diantara kompetitornya

8. Moralis mempunyai empati yg tinggi

9. Administratif konservatif dan mencari aman, kurang berani mengambil

resiko

10. Analitis berorientasi pada hasil, menekankan pada rencana jangka

panjang

11. Asertif lebih terbuka terhadap konflik dan kritik

12. Entrepreneur mencari pesaing dalam mentargetkan standar capaian

13. Visioner ditujukan untuk bias memberi arti pada kerja dan usaha,

dijalankan bersama anggota

Page 12: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

CONTOH PEMIMPIN YG DIKENAL DIDUNIA

Page 13: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

MOTIVASI

BERPRESTASI *David McClelland

YG TERKAIT DG

KEPEMIMPINAN

Need for Achievement

Need for power

Need for Affiliation

Kebutuhan berprestasi merupakan dorongan untuk

melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang

untuk berhasil.

Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku

seperti yang “ia” kehendaki. (mengendalikan

orang lain).

Kebutuhan untuk selalu berhubungan dengan

orang lain secara akrab, ramah, saling

menyenangkan.

Page 14: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Bagaimana

Kebutuhan-

kebutuhan ini

mempengaruhi

Perilaku?

nAch (Dorongan Berprestasi)

nPow (Kebutuhan Kekuatan)

Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang

lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi

ketimbang memperoleh penghargaan. Hal ini kemudian

menyebabkan ia melakukan sesuatu yang lebih efisien

dibandingkan sebelumnya.

Kebutuhan atas kekuasaan dan otonomi. Individu

dengan nPow tinggi, lebih suka bertanggung

jawab, berjuang untuk mempengaruhi individu

lain, senang ditempatkan dalam situasi

kompetitif, dan berorientasi pada status, dan

lebih cenderung lebih khawatir dengan wibawa

dan pengaruh yang didapatkan dibandingkan

dengan kinerja yang efektif.

Page 15: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Bagaimana

Kebutuhan-

kebutuhan ini

mempengaruhi

Perilaku?

nAff (Kebutuhan Hubungan)

Kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang

baik dalam lingkungan kerja, kekerabatan maupun

lingkungan sosial lainnya. Memiliki motif yang tinggi

untuk persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif

(dibandingkan kompetitif), dan menginginkan

hubungan-hubungan yang melibatkan tingkat

pengertian mutual yang tinggi.

Page 16: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Individu dengan

nAch

Orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi untuk

pencapaian tidak selalu membuat seseorang menjadi

manajer yang baik, terutama pada organisasi-organisasi

besar. Hal ini dikarenakan orang yang memiliki n-Ach

yang tinggi cenderung tertarik dengan bagaimana

mereka bekerja secara pribadi, dan tidak akan

mempengaruhi pekerja lain untuk bekerja dengan baik.

Dengan kata lain, n-Ach yang tinggi lebih cocok bekerja

sebagai wirausaha, atau mengatur unit bebas dalam

sebuah organisasi yang besar.

Page 17: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Individu dengan

nPow

Termotivasi oleh kekuasaan memiliki keinginan kuat

untuk menjadi berpengaruh dan mengendalikan.

Mereka ingin pandangan dan ide-ide mereka harus

mendominasi dan dengan demikian, mereka ingin

memimpin. Individu tersebut termotivasi oleh

kebutuhan untuk reputasi dan harga diri. Individu

dengan kekuasaan dan kewenangan yang lebih besar

akan lebih baik dibanding mereka yang memiliki daya

yang lebih kecil. Umumnya, manajer dengan kebutuhan

tinggi untuk daya berubah menjadi manajer yang lebih

efisien dan sukses. Mereka lebih tekun dan setia kepada

organisasi tempat mereka bekerja. Perlu untuk

kekuasaan tidak harus selalu diambil negatif. Hal ini

dapat dipandang sebagai kebutuhan untuk memiliki

efek positif pada organisasi dan untuk mendukung

organisasi dalam mencapai tujuan itu.

Page 18: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Individu dengan

nAff

Memiliki dorongan untuk lingkungan yang ramah dan

mendukung. Individu tersebut yang berkinerja efektif

dalam tim. Orang-orang ingin disukai oleh orang lain.

Kemampuan manajer untuk membuat keputusan

terhambat jika mereka memiliki kebutuhan afiliasi tinggi

karena mereka lebih memilih untuk diterima dan disukai

oleh orang lain, dan hal ini melemahkan objektivitas

mereka. Individu yang memiliki kebutuhan afiliasi yang

tinggi lebih memilih bekerja di lingkungan yang

menyediakan interaksi pribadi yang lebih besar. Orang-

orang semacam ini memiliki kebutuhan yang baik.

Mereka umumnya tidak bisa menjadi pemimpin yang

baik.

Page 19: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

nPow + nAff (keterkaitan dengan

keberhasilan

manajerial yang baik)

nPow = nAff manajer yang berhasil.

Jika nAff terlalu rendah dapat merusak objektivitas

seorang manajer dan berpengaruuh dalam pengambilan

keputusan.

Jika nPow terlalu kuat tertarik dengan peran

kepemimpinan dan memiliki kemungkinan untuk tidak

fleksibel pada kebutuhan bawahan

n-Ach yang tinggi yaitu motivasi pada pencapaian lebih

berfokus pada prestasi atau hasil.

Page 20: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

KEPEMIMPINAN

1. Faktor Kemampuan Personal

kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak

pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan

faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir

dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih

hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari

lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin

yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir

tidak dengan potensi kepemimpinan namun

mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan

menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar

pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan

perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak

terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang

pemimpin.

Page 21: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

KEPEMIMPINAN

2. Faktor Jabatan

jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin

duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam

kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstruktur.

Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang

sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak

maka akan kalah pengaruh. Samasama mempunyai

jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan

mempunyai pengarauh yang berbeda.

Page 22: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

KEPEMIMPINAN

3. Faktor Situasi dan Kondisi

situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku

kepemimpinan. Di saat situasi tidak menentu dan kacau

akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang

karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk

maju karena anggota organisasi yang tidak

berkepribadian progresif maka perlu pemimpin

transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan

organisasi adalah religiusitas maka kehadiran pemimpin

yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual

adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi

berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan

para pemimpin, apakah kehadirannya di saat yang tepat

atau tidak.

Page 23: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

KOMUNIKASI

Page 24: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

KOMUNIKASI komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk memberitahu

ataupun mengubah sikap, pendapat, maupun perilaku,

baik langsung secara lisan maupun melalui

perantara/media.

Page 25: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

JENIS KOMUNIKASI

1. Komunikasi formal dan informal

Komunikasi formal ialah komunikasi resmi yang

menempuh jaringan organisasi struktur formal. Pesan-

pesan yang disampaikan melalui komunikasi formal

memiliki legalitas yang cukup memadai karena

disampaikan melalui media komunikasi yang diakui oleh

organisasi.

2. Komunikasi informal

Komunikasi informal ialah komunikasi yang menempuh

saluran yang sering disebut “selentingan”, yaitu suatu

jaringan yang biasanya jauh lebih cepat dibandingkan

dengan saluran-saluran resmi.

Page 26: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

JENIS KOMUNIKASI

komunikasi horizontal merupakan komunikasi antar

pejabat yang memiliki jabatan pada tingkat yang sama

dalam satu organisasi. Tujuannya adalah untuk

mengkoordinasikan dan menyelaraskan kegiatannya agar

tujuan organisasi dapat tercapai dengan lebih efektif.

komunikasi silang merupakan penyampaian informasi

rekan sejawat yang melewati batas-batas fungsional

dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan

maupun bawahannya. Mereka melintasi jalur fungsional

dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan

yang mengawasi, tetapi bukan atasan ataupun

bawahannya.

Page 27: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

JENIS KOMUNIKASI

3. Komunikasi verbal dan non verbal

verbal dapat berupa tulisan maupun lisan. Untuk

komunikasi tertulis dapat berupa catatan, ataupun

dokumen lain yang memiliki makna. Sedangkan untuk

komunikasi lisan biasanya merupakan komunikasi

langsung yang segera mendapatkan feedback dari

penerima pesan.

non verbal merupakan komunikasi yang menggunakan

ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, gaya berjalan,

mimik muka, ataupun isyarat lainnya yang telah memiliki

pemaknaan/arti khusus. Bahasa non verbal biasanya

diperlukan untuk memperkuat bahasa verbal dalam

komunikasi langsung.

Page 28: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

JENIS KOMUNIKASI Agar komunikasi bisnis berjalan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai, seorang wirausaha harus menerapkan

kaidah-kaidah berkomunikasi dengan baik. Kaidah

komunikasi efektif dikenal dengan istilah REACH

(Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble).

Page 29: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

KERJASAMA

Sopiah (2008) mengungkapkan bahwa tim kerja

merupakan kelompok yang upaya–upaya individualnya

menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar daripada

jumlah dari masukan individu–individu. Suatu tim kerja

membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang

terkoordinasi.

Robbins dan Judge (2008) mengungkapkan tim kerja

adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya

menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah

masukan individual. Hal ini memiliki pengertian bahwa

kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada

kinerja perindividu disuatu organisasi ataupun suatu

perusahaan.

Allen (2004) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang

sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu

mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim

sangat jelas.

Page 30: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

KERJASAMA

Page 31: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

KERJASAMA

kerja sama tim adalah sebuah kumpulan individu yang

terdiri dari 2 orang atau lebih yang hasil kinerja nya lebih

baik dibandingkan dengan masukan individual.

Page 32: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Tahap Dalam

Membangun Kerja

Tim

1. Membentuk Struktur Tim

2. Mengumpulkan Informasi

3. Membicarakan Kebutuhan

4. Merencanakan Sasaran dan Menetapkan Cara

Pencapaiannya

5. Mengembangkan Keterampilan

Page 33: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Tahap Dalam

Membangun Kerja

Tim

1. Membentuk Struktur Tim

Setiap tim harus bekerja dengan suatu struktur yang

memadai agar berdaya menangani isu-isu berat dan

memecahkan persoalan-persoalan yang rumit. Walau

struktur bisa berbeda antara perusahaan satu dengan

lainnya, namun komponen yang umumnya ada meliputi:

Tim Pengarah, Perancang Tim, Pemimpin, Rapat-rapat

dan Proses konsultasi.

Page 34: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Tahap Dalam

Membangun Kerja

Tim

2. Mengumpulkan Informasi

Pengembangan tim dapat ditetapkan berdasarkan data

yang diperoleh dari survai tentang sikap, wawancara

dengan anggota tim, dan pengamatan atas diskusi-diskusi

kelompok. Cara-cara tersebut bermanfaat untuk menilai

sejumlah hal, antara lain iklim komunikasi, rasa saling

percaya, motivasi, kemampuan memimpin, pencapaian

konsensus, dan nilai kelompok.

Page 35: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Tahap Dalam

Membangun Kerja

Tim

3. Membicarakan Kebutuhan

Tim harus mendiskusikannya secara terbuka, dan

mencoba menginterpretasikannya. Melalui proses ini

akan ditemukan sejumlah kebutuhan; kekuatan yang ada

harus dicoba dipertahankan dan dikembangkan

sedangkan kelemahan harus segera diatasi. Proses ini

bisa berlangsung dalam beberapa kali pertemuan guna

menemukan hal-hal yang memang sangat dibutuhkan.

Page 36: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Tahap Dalam

Membangun Kerja

Tim

4. Merencanakan Sasaran dan Menetapkan Cara

Pencapaiannya

Tim harus menetapkan tujuan dan misinya, serta

menetapkan prioritas kegiatan. Konsultan akan sangat

membantu dengan cara memberikan saran-saran

tentang teknik atau kegiatan yang mungkin dilakukan

dalam upaya mencapai tujuan.

Page 37: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Tahap Dalam

Membangun Kerja

Tim

5. Mengembangkan Keterampilan

Sebagian besar proses pembangunan tim akan

memusatkan kegiatannya pada pengembangan

ketrampilan yang diperlukan untuk menciptakan tim

yang berkinerja tinggi.

Page 38: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Karateristik Tim yang

Sukses

1. Mempunyai Komitmen Terhadap Tujuan Bersama

2. Menegakkan Tujuan Spesifik

3. Kepemimpinan dan Struktur

4. Menghindari Kemalasan Sosial dan Tanggung Jawab

5. Mengembangkan Kepercayaan Timbal-Balik yang

Tinggi

Page 39: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Karateristik Tim yang

Sukses

1. Mempunyai Komitmen Terhadap Tujuan Bersama

Anggota tim yang sukses menuangkan waktu dan upaya

yang sangat banyak ke dalam pembahasan,

pembentukan dan persetujuan mengenai suatu maksud

yang menjadi milik mereka baik secara kolektif maupun

individual.

Page 40: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Karateristik Tim yang

Sukses

2. Menegakkan Tujuan Spesifik

Tim yang sukses menerjemahkan maksud bersama

mereka sebagai tujuan–tujuan kerja yang realistis, yang

dapat diukur dan bersifat spesifik.Tujuan yang spesifik

mempermudah mereka dalam berkomunikasi.Tujuan itu

juga membantu memelihara fokus mereka pada

perolehan hasil.

Page 41: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Karateristik Tim yang

Sukses

3. Kepemimpinan dan Struktur

Tujuannya adalah mendefinisikan target akhir dari tim. Di

samping itu tim berkinerja tinggi juga memerlukan

kepemimpinan dan struktur untuk memberikan fokus

dan pengarahan. Mendefinisikan dan menyepakati suatu

pendekatan bersama, misalnya, memastikan bahwa tim

itu dipersatukan pada cara untuk mencapai tujuan.

Page 42: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Karateristik Tim yang

Sukses

4. Menghindari Kemalasan Sosial dan Tanggung Jawab

Individu–individu dapat bersembunyi dalam suatu

kelompok. Mereka dapat menyibukkan diri dalam

“kemalasan sosial” dan meluncur bersama upaya

kelompok 31 karena sumbangan individual mereka tidak

dapat dikenali. Tim yang berkinerja tinggi mengurangi

kecenderungan ini dengan membuat diri mereka dapat

dimintai pertanggungjawaban baik secara individual

maupun pada tingkat tim. Evaluasi Kinerja dan Sistem

Ganjaran yang benar

Page 43: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Karateristik Tim yang

Sukses

5. Mengembangkan Kepercayaan Timbal-Balik yang

Tinggi

Tim kinerja tinggi dicirikan oleh kepercayaan (trust)

timbal balik yang tinggi di antara anggota-anggotanya.

Artinya, para anggota meyakini akan integritas, karakter

dan kemampuan setiap anggota yang lain.

Page 44: Dr. Ir. Musyawaroh, MT. Pratiwi Anjarsari, ST, M.Sc. Tim ...

Hari, Widijo. 2013. Optimalkan The Leader in You. Jakarta. PT Elex Media Komputindo

http://ekoif.weebly.com/teori-kepemimpinan.html

http://roisahmabruroh.blogspot.co.id/p/sifat-sifat-kepemimpinan.html

http://www.asikbelajar.com/2014/02/sifat-sifat-kepemimpinan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

Hartono, 2016. Tipe dan Gaya Kepemimpinan Menurut Para Ahli Terlengkap,

http://gomarketingstrategic.com