Download Laporan Kinerja 2012

107
LAPORAN KINERJA MENTERI PERDAGANGAN RI TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERDAGANGAN Pushaka (c) 2013

Transcript of Download Laporan Kinerja 2012

Page 1: Download Laporan Kinerja 2012

LAPORAN KINERJA

MENTERI PERDAGANGAN RI

TAHUN 2012

KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Pushaka (c) 2013

Page 2: Download Laporan Kinerja 2012

ii | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perekonomian dunia masih menghadapi tekanan yang kuat dan ketidakpastian, pada tahun

2012 ini mengalami perlambatan, diperkirakan hanya tumbuh sebesar 3,3 % lebih rendah

dari prediksi sebelumnya sebesar 3,5%. Sedangkan pertumbuhan perdagangan dunia di

tahun 2012 diperkirakan hanya tumbuh 3,2%. Pertumbuhan impor negara maju diperkirakan

hanya tumbuh 1,7 %, semantara negara berkembang tumbuh 7%. Sedangkan pertumbuhan

ekspor negara maju diperkirakan sebesar 2,2 % dan negara berkembang sebesar 4%.

Berbagai prediksi lembaga internasional yang menempatkan negara-negara berkembang di

Asia seperti China, India, Jepang, dan Indonesia dalam 10 negara ekonomi terbesar di dunia

pada tahun 2030. Dalam forum negara-negara G20 yang mengumpulkan 20 ekonomi

terbesar di dunia, terdapat 6 negara dari benua Asia, yaitu Indonesia, China, Jepang, Korea

Selatan, India, dan Arab Saudi. Total GDP PPP (2011) untuk ke 6 negara ini adalah USD 23,6

triliun atau 32,5% dari total GDP negara-negara G20.

Indonesia tetap terkena dampak dari tekanan perekonomian dunia, namun masih

menunjukkan kondisi yang relatif kondusif, dan sentimen pasar dalam jangka menengah

Indonesia masih positif. Dari perkembangan terkini, Indonesia jelas merupakan titik terang,

pertumbuhan relatif bagus dan konsisten membangun kapasitas perdagangan demi

kesejahteraan rakyat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif kuat menembus angka 6,3%

atau nomor dua di Asia setelah China, yang didorong oleh kuatnya daya konsumsi swasta

dan meningkatnya investasi yang berorientasi pada permintaan domestik.

Pertumbuhan ini masih didorong kuatnya konsumsi domestik dan meningkatnya investasi.

Namun, di tengah tingginya ketidakpastian global, Indonesia harus tetap waspada dan

mempersiapkan diri terutama dalam menghadapi konsekuensi potensi perlambatan di China

dan penurunan harga komoditas serta kemungkinan terjadinya gejolak baru di pasar

keuangan dan komoditas. Selain itu, kunci dalam mempertahankan dan meningkatkan

kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat adalah dengan melanjutkan penguatan

kerangka kebijakan dalam menghadapi tekanan-tekanan dan membangun ketahanan

ekonomi melalui peningkatan kualitas belanja dan regulasi.

Dinamika perekonomian dan perdagangan dunia, turut mempengaruhi kinerja perdagangan

luar negeri dan dalam negeri Indonesia, sehingga sasaran pembangunan bidang

perdagangan dalam waktu satu tahun ini dapat mencapai target sebagaimana tercantum

pada RENSTRA Kementerian Perdagangan sebagai berikut:

No Indikator Sasaran 2011 2012

Capaian Target Capaian

1 Peningkatan Akses Pasar

• Pertumbuhan Ekspor Non Migas

• Pangsa 5 (lima) Negara Ekspor Non

Migas Terbesar

• Kontribusi Ekspor di luar 10 produk

utama

24,88%

49,38%

54, 14%

12,3 % - 13,5 %

43% - 47%

53% - 60%

-5,52%

49,40%

53,17%

2 Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan

Perdagangan Luar Negeri (total ijin 2009:

108 ijin

2010: 89 ijin)

• Jumlah ijin UPP (INATRADE)

• Jumlah Online

89 ijin

55 ijin

3 hari

-

70 ijin

2 hari

93

70 izin

2 hari*

Page 3: Download Laporan Kinerja 2012

iii | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

• Waktu Penyelesaian

Perdagangan Dalam Negeri (total 21 ijin)

• Jumlah ijin UPP (INATRADE)

• Jumlah Online

• Waktu Penyelesaian

12 ijin

12 ijin

6 hari

-

17 ijin

5 hari

12 izin

3,5 hari

3 Peningkatan daya saing ekspor

• RCA >1 komoditi HS 6 (2011)

• Skor Dimensi Ekspor NBI Simon Anholt

2012

803

Komoditi

590 - 605

komoditi

n.a.

45,73

4 Peningkatan peran dan kemampuan

diplomasi perdagangan internasional

• Jumlah hasil perundingan internasional

259

221

260

5 Stabilisasi dan Penurunan Disparitas Harga

Bahan Pokok

• Koefisien Variasi Harga (KVH)

• Rasio KVH Komoditi tertentu didalam

negeri dibanding luar negeri

• Rasio KVH provinsi dan nasional

3,5%

0,3

1,90

5% - 9%

< 1

1,5 - 2,5

3,9%

0,3

1,7

6 Peningkatan Pengawasan dan

Perlindungan Konsumen

65 BPSK 60 BPSK 79 BPSK

7 Penciptaan Jaringan Distribusi

Perdagangan yang Efisien (Skor Logistic

Performance Index)

2,76 2,76 2,94

* = Jenis perizinan yang ada/sudah dilimpahkan ke UPP

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Ekspor Migas dan Non Migas Indonesia

Sumber : BPS (diolah)

Neraca perdagangan Desember 2012 kembali mengalami defisit sebesar USD 188,1 juta,

atau menurun dari defisit bulan lalu sebesar USD 0,6 miliar. Defisit neraca perdagangan di

bulan Desember dipicu oleh defisit perdagangan migas yang mencapai USD 738,6 juta,

sementara neraca perdagangan non migas mengalami surplus USD 550,5 juta. Dengan

demikian, neraca perdagangan Januari-Desember 2012 defisit USD 1,7 miliar.

12.43 12.34 13.8 12.61 13.10 12.5 13.6 11.26 13.13 12.67 13.60 12.43

3.14 3.31 3.56 3.56

3.72

2.9 2.8

2.78

2.77 2.65

2.72 2.97

6.60 8.54

(16.15) (6.13)

(24.67)

(10.78)(8.81)

(5.33)

(9.86)

27.26 25.49

23.33

19.91

15.21

9.79

6.35

1.28 (2.55)(4.44)

(5.65) (6.59)

(30.0)

(20.0)

(10.0)

-

10.0

20.0

30.0

-

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

Jan '12 Peb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

%USD Miliar

Non Migas

Migas

Page 4: Download Laporan Kinerja 2012

iv | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

Ekspor periode Januari-Desember 2012 mencapai USD 190,0 miliar (turun 6,6%, YoY), terdiri

dari ekspor migas USD 37,0 miliar (turun 10,9%) dan non migas USD 153,1 miliar (turun

5,5%). Pelemahan ekspor periode Januari-Desember 2012 juga dialami beberapa negara lain,

antara lain Korea Selatan turun 1,3%, dan Brazil turun 5,3%. Melambatnya kinerja ekspor

Indonesia periode Januari-Desember 2012 selain disebabkan oleh menurunnya permintaan

di beberapa negara mitra dagang Indonesia juga diakibatkan oleh menurunnya harga

beberapa komoditi utama ekspor Indonesia.

KINERJA DIPLOMASI PERDAGANGAN

Diplomasi perdagangan merupakan salah satu instrumen penting dalam memperjuangkan

kepentingan akses pasar bagi ekspor nonmigas. Perjuangan Indonesia dalam meningkatkan

akses pasar di tahun 2013 bertumpu dan lebih difokuskan pada: (i) sistem perdagangan

multilateral (WTO) yang menekankan pada isu trade facilitation dan Least Developed

Countries (LDC); (ii) Regional yang menekankan pada ASEAN, ASEAN Plus One, Regional

Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan APEC khususnya memasukkan kelapa sawit

masuk dalam Enviroment Goods List (EGL); dan (iii) Bilateral, yang berorientasi penjajakan

pengembangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), seperti dengan

Korea, Australia, EFTA dan EU, Preferential Trade Agreement (PTA), seperti dengan Pakistan,

Chile dan Peru maupun Trade and Investment Agreement, seperti dengan Myanmar dan

United Kingdom.

Perjuangan Indonesia dalam meningkatkan akses pasar di forum multilateral dan regional

yang dilakukan melalui kerja sama dan perundingan internasional di forum World Trade

Organization (WTO) dan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) telah membuat

komposisi kekuatan negara-negara berkembang dengan negara maju dalam forum tersebut

menjadi berimbang. Kepemimpinan Indonesia dalam berbagai kelompok inti, seperti: G33,

G20, di WTO, dan ASEAN membuat posisi Indonesia semakin diperhitungkan di forum

internasional dan regional. Dalam melakukan negosiasi dan diplomasi perdagangan

internasional Kementerian Perdagangan bertindak sebagai koordinator untuk penyusunan

posisi Indonesia dan selalu berpegang kepada prinsip kepentingan nasional.

Pada tahun 2012 telah dihasilkan 260 (dua ratus enam puluh) hasil perundingan

perdagangan internasional. Peningkatan jumlah capaian ini didukung oleh beberapa faktor,

antara lain: (i) Perkembangan isu-isu baru pada tahun 2012; (ii) Meningkatnya kerja sama

perdagangan bilateral; (iii) Pertemuan persiapan beberapa perundingan baru yang akan

dimulai pada tahun 2013; dan (iv) Meningkatnya perundingan perdagangan jasa.

PROMOSI PERDAGANGAN

Untuk mengembangkan pasar internasional dan sekaligus sebagai upaya pencitraan produk

dan jasa Indonesia, dilakukan promosi ekspor, misi dagang, dan instore promotion secara

lebih profesional dan berkualitas. Pada tahun 2012, kegiatan promosi dagang yang

diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah

dan frekuensi kontak serta kontrak dagang antara eksportir Indonesia dengan pembeli luar

negeri, sekaligus meningkatkan peran dunia usaha dalam penetrasi pasar dan promosi

ekspor. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan terdiri dari

pameran internasional, pameran dalam negeri, misi dagang, maupun Instore promotion.

Terkait dengan upaya diversifikasi pasar tujuan ekspor, Kementerian Perdagangan

menitikberatkan pelaksanaan promosi ke negara-negara yang merupakan pasar non

tradisional bagi Indonesia seperti negara-negara dari kawasan Afrika, Amerika Latin, Amerika

Tengah, Timur Tengah dan Eropa Timur. Pada tahun 2012 Kementerian Perdagangan telah

melaksanakan kegiatan promosi dagang sebanyak 502 kegiatan promosi (meliputi partisipasi

pada pameran dagang internasional, penyelenggaraan instore promotion, dan misi dagang)

di negara-negara yang merupakan pasar tujuan ekspor non tradisional. Kegiatan promosi

Page 5: Download Laporan Kinerja 2012

v | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

tersebut dilaksanakan baik di dalam dan di luar negeri maupun melalui perwakilan

perdagangan di luar negeri. Selain itu, dalam upaya mendorong peningkatan ekspor dari

dalam negeri, sepanjang tahun 2012, Kementerian Perdagangan telah menyelenggarakan TEI

ke-27 tahun 2012 dan berpartisipasi dalam 13 pameran yang diselenggarakan oleh instansi

terkait dan asosiasi.

Selama 5 (lima) hari penyelenggaraan TEI 2012, tercatat sebanyak 5.430 buyers manca

negara dari 95 negara yang hadir pada arena pameran. Selama penyelenggaraan TEI 2012 di

Jakarta, telah dilakukan berbagai penandatanganan nota kesepahaman antara eksportir

Indonesia dengan importir asal Australia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe. Adapun jumlah

transaksi riil yang berhasil diperoleh selama penyelenggaraan TEI 2012 sebesar USD 1 milyar

dan USD 2 miliar setelah pembahasan kontrak dengan Afrika Selatan untuk pembangunan

gedung parlemen di benua Afrika.

PERDAGANGAN DALAM NEGERI

Untuk memperkuat jaringan distribusi nasional yang merupakan bagian dari sistem logistik

nasional, Kementerian Perdagangan telah melakukan revitalisasi pasar tradisional yang akan

dikembangkan sebagai pasar-pasar percontohan dan pembangunan gudang pangan. Pada

tahun 2012, Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan pemerintah daerah telah

melakukan revitalisasi terhadap 159 pasar tradisional, baik fisik maupun manajemen melalui

Tugas Pembantuan (TP) dan 20 diantaranya merupakan pasar percontohan serta 1 unit

Pusat Pameran Produk Dalam Negeri. Selain merevitalisasi pasar tradisional, juga dilakukan

pembangunan gudang sebanyak 15 (lima belas) gudang SRG di 11 (sebelas) provinsi melalui

Dana Alokasi Khusus (DAK).

Dalam rangka penguatan pasar dalam negeri, Kementerian Perdagangan melaksanakan

berbagai upaya seperti penyusunan regulasi teknis yang bertujuan meningkatkan

perlindungan kepada konsumen dan menjaga kualitas barang beredar dan jasa, antara lain

melalui Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan Lembaga

Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM); Peningkatan operasional Penyidik

Pegawai Negeri Sipil-Perlindungan Konsumen (PPNS-PK) dan tenaga Petugas Pengawas

Barang Beredar dan Jasa (PPBJ); serta Peningkatan pengawasan terhadap alat Ukur Takar

Timbang dan Perlengkapannya (UTTP). Kementerian Perdagangan juga memfasilitasi

pembentukan 19 BPSK yang tersebar pada sejumlah Kabupaten/Kota di Indonesia sehingga

akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk sampai dengan tahun 2012 sebanyak 84 BPSK yang

tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Selain itu, sebagai upaya perlindungan konsumen,

Pemerintah mewajibkan label berbahasa Indonesia dan penerapan SNI. Untuk mendukung

hal tersebut Kementerian Perdagangan juga melakukan upaya peningkatan kepedulian

masyarakat terhadap perlindungan konsumen melalui program edukasi konsumen cerdas.

Sejalan dengan hal tersebut diatas, Kementerian Perdagangan pada tahun 2013 akan

memperluas cakupan kegiatan tersebut diatas dengan terus melakukan sosialisasi dan

kampanye perubahan pola konsumsi terutama guna mendukung program Bapak Presiden

dalam peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan terus berupaya stabilisasi harga

bahan pokok dan barang strategis dipasaran.

PENCIPTAAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF

Upaya penciptaan iklim usaha yang kondusif dilakukan Kementerian Perdagangan melalui

penyempurnaan kebijakan perdagangan luar negeri baik untuk produk industri dan

pertambangan maupun kebijakan perdagangan untuk produk pertanian dan kehutanan.

Upaya lain juga diciptakan melalui positive campaign/sosialisasi kepada para stakeholders

terhadap kebijakan Bea Keluar beberapa komoditi pertanian dan kehutanan terutama

komoditi kakao dan CPO.

Page 6: Download Laporan Kinerja 2012

vi | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

Kementerian Perdagangan juga meningkatkan pelayanan perizinan kepada para pelaku

usaha melalui peningkatan waktu penyelesaian pelaksanaan perizinan perdagangan luar

negeri yang rata-rata waktu penyelesaiannya dapat dilakukan selama 2 (dua) hari. Selain itu,

Kementerian Perdagangan juga melakukan revitalisasi organisasi Unit Pelayanan

Perdagangan (UPP) untuk peningkatan pelayanan yang semakin baik. Upaya peningkatan

pelayanan juga dilakukan melalui perbaikan sistem pelayanan pada Instansi Penerbit Surat

Keterangan Asal (IPSKA).

Dalam hal pengelolaan impor, Kementerian Perdagangan melakukan beberapa

penyempurnaan kebijakan yang lebih baik antara lain kebijakan impor barang modal bukan

baru dan dilakukan monitoring dan evaluasi atas penerbitan IP/IT/SPI. Saat ini terdapat 12

jenis perijinan Perdagangan Dalam Negeri yang sudah dilayani secara online. Waktu

penyelesaian permohonan perijinan menjadi lebih singkat dan tanpa dipungut biaya dimana

semula antara 1-6 hari kerja menjadi sekitar 3,5 hari kerja, sedangkan yang melalui sistim

online menjadi 2 hari kerja.

REFORMASI BIROKRASI

Secara umum tujuan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan adalah

membangun profil dan perilaku aparatur negara dengan integritas tinggi, berproduktivitas

tinggi dan bertanggungjawab, dan berkemampuan memberikan pelayanan yang prima.

Sedangkan tujuan khusus reformasi birokrasi di lingkungan kementerian perdagangan

adalah membentuk birokrasi yang bersih; birokrasi yang efisien, efektif dan produktif;

birokrasi yang transparan; birokrasi yang melayani masyarakat; serta birokrasi yang

akuntabel. Kementerian Perdagangan juga melakukan upaya peningkatan kinerja pelayanan

publik kepada masyarakat melalui penyederhanaan jumlah perijinan impor dan peningkatan

kualitas pelayanan perijinan perdagangan melalui Unit Pelayanan Perdagangan (UPP)

sebagai unit khusus yang memberikan pelayanan perijinan perdagangan kepada dunia usaha.

Unit Pelayanan Publik (UPP) Kementerian Perdagangan berhasil memperoleh peringkat

pertama peserta paling progresif pada kompetisi Layanan Publik yang diselenggarakan oleh

Open Government Indonesia (OGI) dari 62 Layanan Publik pada 34 Kementerian/Lembaga.

Dalam rangka percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik, telah dipilih 3 Program

Unggulan (Quick Wins) pada 3 jenis pelayanan, yaitu : (1) Pendaftaran agen atau

distributor barang dan/jasa produksi dalam negeri/luar negeri, (2) Pelayanan izin tipe dan

izin tanda pabrik, (3) Hasil penilaian dokumen permohonan, verifikasi dan persetujuan

perizinan.

Pada tahun 2012, kegiatan utama Kementerian Perdagangan terkait Reformasi Birokrasi

antara lain: Penandatanganan Komitmen Pimpinan dalam rangka pelaksanaan reformasi

birokrasi dan pelaksanaan verifikasi lapangan reformasi birokrasi oleh Tim Unit Pengelola

Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera

dan Reformasi Birokrasi, dengan hasil nilai akhir kesiapan pelaksanaan reformasi birokrasi

adalah 67 atau berada pada level 3.

Adapun hasil pelaksanaan 9 program mikro reformasi birokrasi diantaranya pelaksanaan

sosialisasi dan survey kepuasan pegawai dalam rangka manajemen perubahan;

restrukturisasi organisasi serta Evaluasi Kinerja Organisasi dalam rangka penataan organisasi;

Analisa Beban Kerja pada 9 unit Eselon I; Penetapan Standard Operating Procedures (SOP)

Makro di lingkungan Kementerian Perdagangan dalam rangka penataan ketatalaksanaan.

Terkait penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Aparatur telah dilaksanakan penyusunan

Standard Kompetensi Pegawai; penyusunan peringkat dan harga jabatan (terdapat 18

Peringkat Jabatan di Kementerian Perdagangan) melalui Analisa dan Evaluasi Jabatan,

penerapan Sistem Absensi dengan finger print yang telah terintegrasi antara kantor pusat

dan daerah, serta pembangunan dan pengembangan database pegawai (SIPEG).

Page 7: Download Laporan Kinerja 2012

vii | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

MILESTONE

KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2012

Page 8: Download Laporan Kinerja 2012

viii | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan

Januari 2012

12 Januari,

KTT Partnership 2012 diselenggarakan di Hyderabad Convention

Centre, Hyderabad, India.

27-28 Januari,

Pertemuan Tingkat Tinggi World Economic Forum

Swiss.

31 Januari,

Forum Ekspor Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah Produk

Hasil Perikanan, Perkebunan dan Makanan Minuman

Februari 2012 3 Februari,

Penandatanganan Preferential Trade Agreement (PTA) antara

Indonesia dan Pakistan di Kantor Kementerian Perdagangan,

Jakarta.

28 Februari,

Kementerian Perdagangan memperoleh penghargaan 10 besar

dalam Penilaian Akuntabilitas Kinerja Tahun 2011 dengan predikat

"B".

Maret 2012

1 Maret,

Ekspor Indonesia periode Januari 2012 mencapai USD

meningkat 6,1% dibanding Januari 2011.

1 Maret,

Peresmian Pasar Agung Kota Denpasar

7-9 Maret,

Kementerian Perdagangan RI menyelenggarakan Rapat Kerja

(Raker) pada 7-9 Maret 2012 di Hotel Borobudur, Jakarta, untuk

mengkonsolidasikan rencana aksi program kerja 2012.

12-16 Maret,

Sebagai salah satu wujud upaya diversifikasi pasar ekspor,

Kementerian Perdagangan RI mengirimkan misi dagang ke

Amerika Latin: Brasil, Chile, dan Peru.

15 Maret,

Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah (PP)

2012 tentang jenis dan tarif atas jenis Pendapatan Negara Bukan

Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Per

16 Maret,

Penandatangan Komitmen Pimpinan terhadap pelaksanaan

reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan

24 Maret,

Indonesia-RRT menyepakati kerja sama senilai USD 17,6

miliarpada kunjungan kenegaraan ke RRT.

April 2012

2 April,

Kinerja ekspor di bulan Februari 2012 masih mengalami

penguatan, naik 8,5% menjadi USD 15,6 miliar dibanding periode

yang sama tahun lalu.Namun demikian, peningkatan ekspor ini

mengalami pelambatan dibanding peningkatan ekspor tahun lalu

yang mencapai 29,1%.

2 April,

Pertemuan ASEAN Economic Community

di Phnom Penh untuk membahas perkembangan Masyarakat

Ekonomi ASEAN 2015.

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

KTT Partnership 2012 diselenggarakan di Hyderabad Convention

World Economic Forum 2012 di Davos,

Forum Ekspor Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah Produk

Hasil Perikanan, Perkebunan dan Makanan Minuman

Preferential Trade Agreement (PTA) antara

di Kantor Kementerian Perdagangan,

Kementerian Perdagangan memperoleh penghargaan 10 besar

dalam Penilaian Akuntabilitas Kinerja Tahun 2011 dengan predikat

Ekspor Indonesia periode Januari 2012 mencapai USD 15,5 miliar,

Kementerian Perdagangan RI menyelenggarakan Rapat Kerja

9 Maret 2012 di Hotel Borobudur, Jakarta, untuk

rencana aksi program kerja 2012.

Sebagai salah satu wujud upaya diversifikasi pasar ekspor,

Kementerian Perdagangan RI mengirimkan misi dagang ke

Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 45 Tahun

2012 tentang jenis dan tarif atas jenis Pendapatan Negara Bukan

terian Perdagangan.

Penandatangan Komitmen Pimpinan terhadap pelaksanaan

reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan

RRT menyepakati kerja sama senilai USD 17,6

miliarpada kunjungan kenegaraan ke RRT.

Kinerja ekspor di bulan Februari 2012 masih mengalami

penguatan, naik 8,5% menjadi USD 15,6 miliar dibanding periode

Namun demikian, peningkatan ekspor ini

mengalami pelambatan dibanding peningkatan ekspor tahun lalu

ASEAN Economic Community Council diselenggarakan

di Phnom Penh untuk membahas perkembangan Masyarakat

5 April,

WTO memenangkan posisi Indonesia dalam kasus ‘rokok kretek’

dengan Amerika Serikat (AS), yang menyatakan bahwa AS

melanggar ketentuan WTO dan kebijakan AS dianggap sebagai

bentuk diskriminasi dagang.

10 April,

Peresmian Pasar Minulyo Kabupaten Pacitan

18-20 April,

Para Menteri Perdagangan anggota kelompok G

pertemuan di kota Puerto Vallarta, Meksiko,guna membahas

masalah perdagangan dunia.

Mei 2012

1 Mei,

Kementerian Perdagangan RI menetapkan Harga Patokan

(HPP) untuk Gula Kristal Putih sebesar Rp 8.100/kg yang diatur

dengan Permendag No. 28/M-DAG/PER/5/2012.

30 Mei,

World Economic Forum on East Asia 2012 di Bangkok, Thailand.

Juni 2012

4-5 Juni,

Pertemuan tahunan para Menteri Perdagangan APEC berl

di kota Kazan, Tatarstan, Rusia.

18 Juni,

Department of Commercial Defense

keputusan penghentian penyelidikan

terhadapproduk alas kaki Indonesia.

25 Juni,

Penandatangan MoU antara Indonesia dan Ekuador

28 Juni,

Forum Koordinasi Pengembangan Ekspor diselenggarakan di

Balikpapan, Kalimantan Timur dengan mengangkat tema

“Memperkuat Daya Saing Daerah dalam Menembus Pasar Non

Tradisional”.

Juli 2012

3 Juli,

Neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei 2012

mengalami defisit USD 485,9 juta, menurun dari defisit bulan

sebelumnya yang mencapai USD 764,7 juta.

10 Juli,

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Indonesia dengan

Peru di bidang promosi perdagangan.

10-12 Juli,

Pelatihan Trade Remedies bagi pejabat dan pegawai Kementerian

Perdagangan, KADI dan KPPI oleh WTO di Sanur, Bali.

16 Juli,

Penyampaian hasil penilaian dokumen usulan dan Roadmap

Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan oleh Kementerian

PAN dan Refomasi Birokrasi

Agustus 2012

Agustus,

Kementerian Perdagangan menerima penghargaan atas opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap pelaksanaan

penyusunan laporan keuangan tahun anggaran 2011.

WTO memenangkan posisi Indonesia dalam kasus ‘rokok kretek’

dengan Amerika Serikat (AS), yang menyatakan bahwa AS

melanggar ketentuan WTO dan kebijakan AS dianggap sebagai

Minulyo Kabupaten Pacitan

Para Menteri Perdagangan anggota kelompok G-20 mengadakan

pertemuan di kota Puerto Vallarta, Meksiko,guna membahas

Kementerian Perdagangan RI menetapkan Harga Patokan Petani

(HPP) untuk Gula Kristal Putih sebesar Rp 8.100/kg yang diatur

DAG/PER/5/2012.

2012 di Bangkok, Thailand.

Pertemuan tahunan para Menteri Perdagangan APEC berlangsung

Brasil mengeluarkan

keputusan penghentian penyelidikan anticircumvention

Penandatangan MoU antara Indonesia dan Ekuador.

Forum Koordinasi Pengembangan Ekspor diselenggarakan di

Balikpapan, Kalimantan Timur dengan mengangkat tema

“Memperkuat Daya Saing Daerah dalam Menembus Pasar Non

Neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei 2012 kembali

mengalami defisit USD 485,9 juta, menurun dari defisit bulan

sebelumnya yang mencapai USD 764,7 juta.

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Indonesia dengan

pejabat dan pegawai Kementerian

Perdagangan, KADI dan KPPI oleh WTO di Sanur, Bali.

Penyampaian hasil penilaian dokumen usulan dan Roadmap

Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan oleh Kementerian

Kementerian Perdagangan menerima penghargaan atas opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap pelaksanaan

penyusunan laporan keuangan tahun anggaran 2011.

Page 9: Download Laporan Kinerja 2012

ix | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan

10 Agustus,

Layanan perizinan bidang perdagangan Inatrade Kementerian

Perdagangan menjadi yang terbaik pada Kompetisi Open

Government Indonesia (OGI) 2012.

16 Agustus,

Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) beserta

Kementerian PAN dan Reformasi Birokra

lapangan pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian

Perdagangan.

17 Agustus,

Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan

Konsumenmenerima trofi WTA tahun 2012. Kementerian

Perdagangan RI menciptakan Wilayah Tertib

untuk mempercepat pemberantasan korupsi.

27 Agustus,

Menteri Perdagangan RI menghadiri rangkaian Pertemuan

Menteri Ekonomi ASEAN ke-44 yang diselenggarakan di Siam

Reap, Kamboja.

September 2012

4 September,

Total ekspor Indonesia di bulan Juli 2012 mencapai USD 16,2

miliar, meningkat 4,6% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM).

7 September,

Kementerian Perdagangan menyelenggarakan kegiatan Wahana

Kreatif untuk mempromosikan produk-produk kreatif Indonesia,

di Epicentrum Walk, Jakarta.

5-6 September,

Pertemuan tahunan para menteri APEC berlangsung di Russky

Island, Vladivostok, Rusia, dengan agenda utama:

Multilateral Trading System dan Priorities for APEC

12-17 September,

Pelaksanaan misi dagang Kementerian Perdagangan ke Amerika

Latin (Panama, Kolombia, dan Ekuador) dan Afrika (Kenya dan

Tanzania).

18 September,

Penandatanganan perpanjangan Nota Kesepakatan antara

Indonesia dengan Viet Nam tentang perdagangan beras antara

kedua negara .

19 September,

Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah Sumatera Barat menyelenggarakan Pertemuan Teknis

Kemetrologian di Kota Padang, Sumatera Barat.

21 September,

Pelaksanaan Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam

Negeri Regional di BalikPapan Kalimantan Timur

Oktober 2012

2 Oktober,

Neraca perdagangan Indonesia selama bulan Agustus 2012

kembali mengalami surplus sebesar USD 248,5 juta, setelah

empat bulan sebelumnya defisit.

3 Oktober,

Pemberian penghargaan UKM Pangan Award 2012

sepuluh pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bidang

kuliner.

9 Oktober,

Pencanangan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI

WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di

lingkungan Kementerian Perdagangan.

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

Layanan perizinan bidang perdagangan Inatrade Kementerian

Perdagangan menjadi yang terbaik pada Kompetisi Open

Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) beserta

Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi melakukan verifikasi

lapangan pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian

Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan

Konsumenmenerima trofi WTA tahun 2012. Kementerian

Perdagangan RI menciptakan Wilayah Tertib Administrasi (WTA)

untuk mempercepat pemberantasan korupsi.

Menteri Perdagangan RI menghadiri rangkaian Pertemuan

44 yang diselenggarakan di Siam

bulan Juli 2012 mencapai USD 16,2

miliar, meningkat 4,6% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM).

Kementerian Perdagangan menyelenggarakan kegiatan Wahana

produk kreatif Indonesia,

Pertemuan tahunan para menteri APEC berlangsung di Russky

Island, Vladivostok, Rusia, dengan agenda utama: Supporting the

Priorities for APEC 2012.

Perdagangan ke Amerika

Latin (Panama, Kolombia, dan Ekuador) dan Afrika (Kenya dan

Penandatanganan perpanjangan Nota Kesepakatan antara

Indonesia dengan Viet Nam tentang perdagangan beras antara

terian Perdagangan bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah Sumatera Barat menyelenggarakan Pertemuan Teknis

Kemetrologian di Kota Padang, Sumatera Barat.

Pelaksanaan Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam

Kalimantan Timur.

Neraca perdagangan Indonesia selama bulan Agustus 2012

kembali mengalami surplus sebesar USD 248,5 juta, setelah

Pemberian penghargaan UKM Pangan Award 2012 kepada

luh pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bidang

Pencanangan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI-

WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di

15 Oktober,

Kementerian Perdagangan bekerjasama

Trade Centre menyelenggarakan World Export Development

Forum di Jakarta.

17 - 21 Oktober,

Kementerian Perdagangan menyelenggarakan Trade Expo

Indonesia ke-27 dengan jumlah transaksi tebih dari USD

22 Oktober,

Peresmian Pasar Lambocca Kabupaten Bantaeng

Nopember 2012

6 November,

Kementerian Perdagangan meresmikan penetapan Kota Batam

sebagai Daerah Tertib Ukur tahun 2012 dan menetapkan 2 pasar

tradisional sebagai Pasar Tertib Ukur tahun 2012

13 November,

Workshop Information Management Body

pada 13 Nopember 2012 di Hotel Borobudur Jakarta bertemakan

“Market Access throught Standards and Conformity Assessment

17 November,

Penandatangan Protocol to incorporate technical barriers to trade

and sanitary and phytosanitary measures into the agreement on

trade in goods of the framework agreement on comprehensive

economic co-operation between the Association of southeast

Asian Nations and the People's Republic of China

19 November,

Penandatanganan Perjanjian Perpindahan Tenaga Kerja

(Movement of Natural Person) ASEAN.

20 – 22 November,

Terselenggaranya Sidang JSC EEE ke-14 pada tahun 2012 yang

diselenggarakan di Yogjakarta.

27 November,

TEI 2012 Raih penghargaan pada Indonesia MICE Award 2012

ntuk kategori Best B to B Exhibition 2012.

Desember 2012

6 Desember,

Indonesia berhasil membuka akses pasar buah manggis ke

Australia.

17 Desember,

Kementerian Perdagangan mendukung upaya

konsumen cerdas di Indonesia yang diinisiasi oleh beberapa

organisasi massa (Ormas) Islam di Indonesia antara lain

Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah

Ansor Nusron Wahid, PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU)

Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Majelis Ulama Indonesia

(MUI), Majelis Ekonomi dan Tenaga Kerja PP 'Aisyiyah

19 Desember,

Workshop “Bitung sebagai simpul Konektivitas Nasional dan

International Hub Port”.

Telah ditandatangganinya Persetujuan

Persetujuan Investasi dalam rangka kerjasama ASEA

acara ASEAN-India Commemorative Summit

Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan International

World Export Development

Kementerian Perdagangan menyelenggarakan Trade Expo

tebih dari USD 3 miliar.

Peresmian Pasar Lambocca Kabupaten Bantaeng.

Kementerian Perdagangan meresmikan penetapan Kota Batam

sebagai Daerah Tertib Ukur tahun 2012 dan menetapkan 2 pasar

tahun 2012.

Workshop Information Management Body (IMB) diselenggarakan

pada 13 Nopember 2012 di Hotel Borobudur Jakarta bertemakan

Market Access throught Standards and Conformity Assessment”.

incorporate technical barriers to trade

and sanitary and phytosanitary measures into the agreement on

trade in goods of the framework agreement on comprehensive

operation between the Association of southeast

lic of China.

Penandatanganan Perjanjian Perpindahan Tenaga Kerja

14 pada tahun 2012 yang

TEI 2012 Raih penghargaan pada Indonesia MICE Award 2012

Indonesia berhasil membuka akses pasar buah manggis ke

Kementerian Perdagangan mendukung upaya mewujudkan

konsumen cerdas di Indonesia yang diinisiasi oleh beberapa

assa (Ormas) Islam di Indonesia antara lain Majelis

Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah, Gerakan Pemuda

Ansor Nusron Wahid, PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), PP

Majelis Ulama Indonesia

dan Tenaga Kerja PP 'Aisyiyah.

Workshop “Bitung sebagai simpul Konektivitas Nasional dan

Telah ditandatangganinya Persetujuan Perdagangan Jasa dan

Persetujuan Investasi dalam rangka kerjasama ASEAN-India dalam

India Commemorative Summit 2012.

Page 10: Download Laporan Kinerja 2012

x | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

KATA PENGANTAR

Perekonomian dunia tahun 2012 diwarnai perlambatan dan

ketidakpastian perekonomian global. Perlambatan pemulihan ekonomi

zona Euro dan Amerika Serikat memberikan dampak signifikan terhadap

ekonomi dunia, sehingga berdampak juga ke wilayah Asia seperti China

yang mengalami koreksi pertumbuhan dari 9.2% tahun 2011 menjadi 7.9%

di tahun 2012.

Melihat perkembangan geopolitik dunia saat ini, terdapat tanda-tanda

bahwa dunia sudah memberikan perhatian khusus untuk wilayah Asia.

Hal tersebut dimulai dari berbagai prediksi lembaga internasional yang

menempatkan negara-negara berkembang di Asia seperti China, India dan Indonesia dalam

10 negara ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030. Dalam forum negara-negara G20

yang mengumpulkan 20 ekonomi terbesar di dunia, terdapat 6 negara dari benua Asia, yaitu

Indonesia, China, Jepang, Korea Selatan, India, dan Arab Saudi. Total GDP PPP (2011) untuk

ke 6 negara ini adalah USD 23,6 triliun atau 32,5% dari total GDP negara-negara G20.

Di tengah krisis ekonomi global yang terjadi, ekonomi Indonesia terbukti masih tetap kuat

dan dapat optimis tumbuh sebesar 6,3 % pada tahun 2012. Pertumbuhan ini masih didorong

kuatnya konsumsi domestik dan meningkatnya investasi. Namun, di tengah tingginya

ketidakpastian global, kita harus tetap waspada dan mempersiapkan diri terutama dalam

menghadapi konsekuensi potensi perlambatan di China dan penurunan harga komoditas

serta kemungkinan terjadinya gejolak baru di pasar keuangan dan komoditas. Selain itu,

kunci dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat adalah

dengan melanjutkan penguatan kerangka kebijakan dalam menghadapi tekanan-tekanan

dan membangun ketahanan ekonomi melalui peningkatan kualitas kebijakan.

Kementerian Perdagangan terus berupaya menjalankan tugas dan fungsi sebaik-baiknya

guna mendukung pertumbuhan ekonomi sebagaimana diamanahkan dalam RPJPN

2005−2025 dan RPJMN 2010−2014, serta Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan

Perdagangan 2010−2014. Tahun 2012 Kementerian Perdagangan memberi penekanan pada

tiga isu strategis (1) Stabilisasi dan Penguatan Pasar Dalam Negeri; (2) Ekspor dan Kerjasama

Internasional; dan (3) Optimalisasi Reformasi Birokrasi dan Good Governance.

Kementerian Perdagangan berhasil mencapai beberapa target yang diharapkan seperti

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari penilaian BPK, dan menang kompetisi layanan publik

dalam Open Government Indonesia. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerjasama yang

baik dengan kementerian/instansi Pemerintah terkait, Pemerintah Daerah dan para

pemangku kepentingan antara lain sektor swasta, Kamar Dagang dan Industri, asosiasi

terkait, media serta kerja keras dan peran serta seluruh SDM Kementerian Perdagangan.

Sebagai penutup, saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang

telah mendukung terwujudnya laporan kinerja perdagangan tahunan dalam periode Januari

– Desember 2012 dan kiranya laporan ini dapat memberi manfaat untuk semua pihak.

Jakarta, Desember 2012

MENTERI PERDAGANGAN

REPUBLIK INDONESIA

GITA IRAWAN WIRJAWAN

Page 11: Download Laporan Kinerja 2012

xi | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................. ii

MILESTONE ................................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

BAB II SASARAN RENCANA STRATEGIS ........................................................................................... 6

BAB III KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN .......................................................................... 10

3.1. Kilas Capaian Perdagangan .................................................................................................. 11

3.2. Capaian Sasaran Perdagangan Tahun 2011 ......................................................................... 12

3.2.1. Sasaran Strategis 1: Stabilisasi dan Penguatan Pasar Dalam Negeri ....................... 12

3.2.1.1. 95% konsumsi rumah tangga nasional dipasok dari produksi

dalam negeri dengan indikator Rasio Penggunaan Produk Dalam

Negeri Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di tahun

2014. ........................................................................................................ 12

3.2.1.2. Tercapainya stabilisasi harga bahan pangan utama dengan

indikator rata-rata koefisien variasi 10 komoditi pangan utama

tidak lebih dari 7%. ................................................................................... 12

3.2.1.3. Kontribusi sektor perdagangan meningkat dengan indikator

Pertumbuhan PDB riil tahunan pedagang besar dan eceran

minimum 7%. ........................................................................................... 18

3.2.1.4. Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan ....................................................... 19

3.2.1.5. Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Konsumen .......................... 31

3.2.1.6. Penciptaan Jaringan Distribusi Perdagangan Yang Efisien ....................... 38

3.2.2. Sasaran Strategis 2: Ekspor dan Kerjasama Internasional ........................................ 43

3.2.2.1. Total Ekspor tahun 2012 sebesar US$ 203 M............................................. 43

3.2.2.2. Total ekspor Indonesia ke negara non tradisional meningkat

sebesar 25% di tahun 2012. ...................................................................... 46

3.2.2.3. Menuju pencapaian total ekspor Indonesia sebesar 1% dari Total

Ekspor Dunia (= USD 700M) dalam waktu 3 - 5 tahun ke depan. ............. 47

3.2.2.4. Peningkatan Akses Pasar Ekspor dan Fasilitasi Ekspor .............................. 48

3.2.2.5. Peningkatan Daya Saing Ekspor ................................................................. 51

3.2.2.6. Pengembangan Produk Ekspor dan Citra .................................................. 58

3.2.2.7. Peningkatan Peran Diplomasi Perdagangan .............................................. 58

3.2.2.7.1 Kerja sama Multileral .................................................................. 59

3.2.2.7.2 Kerja sama ASEAN ....................................................................... 60

3.2.2.7.3 Kerja sama APEC dan Organisasi Internasional lainnya .............. 62

3.2.2.7.4 Kerja Sama Bilateral .................................................................... 65

3.2.2.7.5 Perundingan Perdagangan Jasa ................................................... 67

3.2.3. Sasaran Strategis 3: Reformasi Birokrasi dan Good Governance ............................. 69

3.2.3.1. Terwujudnya Kemendag yang bersih dan bebas korupsi, kolusi,

dan nepotisme, indikatornya adalah indeks persepsi korupsi

Page 12: Download Laporan Kinerja 2012

xii | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

(Program Inisiatif Anti Korupsi dan Survey Integritas) min. 5

besar. ...................................................................................................... 69

3.2.3.2. Terwujudnya laporan keuangan Kemendag sesuai dengan SAP

targetnya WTP. ....................................................................................... 70

3.2.3.3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Kemendag, indikatornya adalah efektifitas dan akuntabel (LAKIP)

min. B dan WTA ...................................................................................... 71

3.2.3.4 Peningkatan kinerja keuangan dan performance organisasi. ................ 71

3.2.3.5 Terwujudnya organisasi yang berbasis kinerja (berorientasi

outcome). ................................................................................................ 71

3.2.3.6 Penerapan sistem manajemen SDM yang mampu mendorong

peningkatan profesionalisme, kompetensi, dan remunerasi yang

sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawab. ................................... 72

BAB IV LANGKAH KEDEPAN ........................................................................................................ 73

4.1 Prioritas Pembangunan Perdagangan 2013 .................................................................... 74

4.2 Program dan Indikator Kinerja 2013 ................................................................................ 74

BAB V PENUTUP ........................................................................................................................ 76

Page 13: Download Laporan Kinerja 2012

xiii | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia (Kuartalan), 2007-2012 ...................................... 2

Gambar 2 Neraca Perdagangan Migas dan Nonmigas ........................................................ 5

Gambar 3 PDB Perdagangan Besar dan Eceran 2011 - 2012 ............................................ 19

Gambar 4 Jumlah Izin Bd. Pembinaan Bhn Pokok & Barang Strategis Tahun 2012 ...... 20

Gambar 5 Jumlah Izin Bidang Pembinaan Usaha dan Pendaftaran Perusahaan ............. 21

Gambar 6 Pertumbuhan Ekspor Non Migas Berdasarkan Sektor Tahun 2011-2012

.......................................................................................................................... 44

Gambar 7 Kontribusi Produk Utama pada Ekspor Non Migas Nasional ........................... 45

Gambar 8 Perkembangan Ekspor Komoditi Potensial ............................................................ 45

Gambar 9 Disversifikasi Ekspor Indonesia Tahun 2012 ..................................................... 46

Gambar 10 Nilai Ekspor Non Migas Indonesia pada Beberapa Negara Emerging Market ..... 47

Gambar 11 Kontribusi Ekspor Inodnesia terhadap Ekspor Dunia ........................................... 48

Page 14: Download Laporan Kinerja 2012

xiv | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia ................................................................................ 3

Tabel 2 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Indonesia .......................................................... 4

Tabel 3 Indeks Harga Makanan FAO ................................................................................. 13

Tabel 4 Angka Koefisien Variasi Bahan Pokok Tahun 2008-2012 ..................................... 16

Tabel 5 Angka Rasio Koefisien Variasi Harga Bahan Pokok Di Dalam Negeri Dibandingkan

Luar Negeri ........................................................................................................... 17

Tabel 6 Angka Rasio Koefisien Variasi Harga Bahan Pokok Di Propinsi Dibandingkan Nasional

............................................................................................................................. 18

Tabel 7 Skor Logistics Performance Index tahun 2012 ..................................................... 39

Tabel 8 Perkembangan Transaksi Perdagangan Berjangka Tahun 2011 - 2012 .............. 40

Tabel 9 Perkembangan Nilai Resi Gudang Tahun 2008 – 2012 ........................................ 42

Tabel 10 Perkembangan Jumlah Pelaku Sistem Resi Gudang ............................................ 42

Tabel 11 Pertumbuhan Nilai dan Volume Ekspor Indonesia .............................................. 43

Tabel 12 Pertumbuhan Ekspor 10 Komoditi Utama ............................................................ 51

Tabel 13 Daftar Kasus Tuduhan Dumping/Subsidi/Safeguard yang Dalam Proses

Penyelidikan ......................................................................................................... 53

Page 15: Download Laporan Kinerja 2012

xv | Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Neraca Perdagangan Indonesia Periode 2008-2012 .............................................. 78

Lampiran II. Ekspor 10 komoditi utama Periode 2008 – 2012 ................................................... 79

Lampiran III. Ekspor 10 Komoditi Potensial Periode 2008 – 2012 .............................................. 80

Lampiran IV. Perkembangan Ekspor Non Migas Menurut Negara Tujuan Periode 2008 –

2012 ....................................................................................................................... 81

Lampiran V. Ekspor Non Migas Menurut Sektor Periode 2008 – 2012...................................... 82

Lampiran VI. Perkembangan Impor Non Migas Menurut Negara Tujuan Periode 2008 –

2012 ....................................................................................................................... 83

Lampiran VII. Impor Menurut Golongan Barang Ekonomi Periode 2008 – 2012 ........................ 84

Lampiran VIII. Pasar Tugas Pembantuan Kementerian Perdagangan Tahun 2011 ....................... 85

Page 16: Download Laporan Kinerja 2012

BAB I PENDAHULUAN

Pada kondisi gejolak ekonomi dunia yang melambat, pertumbuhan

ekonomi Indonesia

urutan tertinggi ke

ekonomi negara – negara ASEAN dan negara lainnya di Dunia.

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan

PENDAHULUAN

Pada kondisi gejolak ekonomi dunia yang melambat, pertumbuhan

pada tahun 2012 mencapai 6,3 % yang menempati

urutan tertinggi ke-2 dunia di bawah China jauh diatas pertumbuhan

negara ASEAN dan negara lainnya di Dunia.

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |1

Pada kondisi gejolak ekonomi dunia yang melambat, pertumbuhan

% yang menempati

2 dunia di bawah China jauh diatas pertumbuhan

negara ASEAN dan negara lainnya di Dunia.

Page 17: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |2

Perekonomian Dunia 2012

Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia (Kuartalan), 2007-2012

Sumber: IMF (Update World Economic Outlook 2012)

Sementara itu, ditengah melambatnya aktivitas industri dan konsumsi di

Amerika Serikat dan Eropa, mesin pertumbuhan ekonomi dunia justru

digerakkan oleh negara-negara berkembang yang merupakan kekuatan

ekonomi baru (new emerging economy), seperti: China, India, Brazil, dan

Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi justru berbeda di negara-negara berkembang

lainnya, termasuk ASEAN-5 diperkirakan masih tumbuh moderat. IMF

mempublikasikan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2013 dari

3.6% menjadi 3.5% (WEO, January 2013).

Indikator ekonomi makro

global tahun 2011-2012

masih menunjukan

perlambatan

Perkembangan ekonomi dunia pada awal tahun 2012 masih terpengaruh

oleh perlambatan ekonomi akibat badai krisis ekonomi yang melanda

dunia. Perlambatan terutama terjadi di negara-negara maju, seperti

Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa. Negara-negara maju tersebut

secara umum belum dapat keluar dari bahaya krisis ekonomi dan

keuangan, meskipun beberapa negara seperti Jerman, Jepang, dan

Kanada diperkirakan akan tumbuh lebih baik dari prediksi sebelumnya.

Page 18: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |3

Tabel 1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Sumber: WEO January 2013

Pertumbuhan ekonomi dunia

tahun 2012 akan tumbuh 3,20 % Pada tahun 2012 perekonomian dunia diprediksi hanya tumbuh

3,20 %, atau melambat dibandingkan pertumbuhan tahun 2011

yang mencapai 3,9 %. Krisis yang melanda Amerika Serikat dan

Eropa menyebabkan kinerja perekonomian negara-negara maju

tidak progresif. Ekonomi negara-negara maju secara umum hanya

tumbuh 1,3 % pada 2012, melambat dari tahun sebelumnya yang

mencapai 1,6 %. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara-

negara berkembang dan emerging market (China, India, dan Brazil)

mengalami sedikit penurunan namun masih diatas 5 %, yaitu

tumbuh sebesar 5,1 %, melambat dari tahun sebelumnya yang

mencapai 6,3 %.

Perekonomian Indonesia 2012

Pertumbuhan ekonomi

Indonesia mengalami tekanan

akibat perlambatan ekonomi

dunia

Sepanjang 2012, kondisi perekonomian global masih dibayang-

bayangi oleh krisis Eropa yang makin memburuk, kondisi

perekonomian Amerika Serikat yang belum pulih dari krisis 2008,

serta melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara emerging

market, seperti China dan India. Kondisi ini juga menyebabkan

volume perdagangan dunia mengalami koreksi yang cukup dalam,

tidak terkecuali Indonesia, yang kinerja ekspornya mengalami

perlambatan. Hal ini pada akhirnya berdampak pada perlambatan

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Page 19: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |4

Tabel 2 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Indonesia

Ket: PDB pada harga Nominal., pertumbuhan pada harga konstan

Sumber : BPS

Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga nampak positif apabila dilihat dari

perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada saat ini PDB Indonesia

(harga nominal) tahun 2012 mencapai Rp 8.241,9 trilliun. Pertumbuhan

PDB Indonesia tahun 2012 sebesar 6.2% (YoY). Komposisi PDB tahun 2012

didominasi oleh konsumsi domestik sebesar 54,6% dan investasi 33,2%.

Perekonomian Indonesia

ditopang permintaan

domestik dan investasi

Perekonomian Indonesia terutama ditopang oleh faktor internal, yaitu

masih tingginya permintaan domestik dan peran investasi. Pasar

domestik yang besar, terjaganya stabilitas ekonomi makro, perbaikan

iklim investasi, dan status investment grade merupakan faktor pendorong

tingkat pertumbuhan di tahun 2012. Di sisi lain, melemahnya permintaan

dunia, terutama dari negara-negara mitra dagang utama seperti China

dan Amerika Serikat, serta penurunan harga komoditas global

menyebabkan melambatnya kinerja ekspor nasional. Terlebih lagi, impor

migas masih cukup tinggi sejalan dengan kuatnya permintaan domestik.

Akibatnya, perekonomian Indonesia di tahun 2012 cenderung stagnan

dan sulit untuk tumbuh lebih cepat lagi.

Indonesia memiliki banyak sumber daya terbarukan (produk pertanian)

dan un-terbarukan (pertambangan dan mineral) sumber daya alam. Ini

harus mampu mengoptimalkan penanganan sumber daya alam dengan

meningkatkan industri pengolahan yang akan memberikan nilai tambah

yang tinggi, sementara pada saat yang sama mengurangi ekspor bahan

mentah.

Indonesia akan masuk

dalam jajaran 10 negara

dengan perekonomian

terbesar di dunia pada

tahun 2030

Namun demikian, McKinsey & Co meramalkan bahwa Indonesia

diperkirakan akan masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian

terbesar di dunia pada tahun 2030 mendatang dan secara bersamaan

pada saat itu Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris sebagai

negara perekonomian terbesar ketujuh di dunia.

Neraca Perdagangan Indonesia 2012

Surplus Neraca

Perdagangan turun Neraca perdagangan Indonesia tahun 2012 defisit USD 1,7 miliar.

Terjadinya defisit neraca perdagangan disebabkan oleh defisit

perdagangan migas USD 5,6 miliar (tahun sebelumnya surplus USD 775,5

juta) dan menurunnya surplus perdagangan non-migas yang hanya

mencapai USD 3,9 miliar (tahun sebelumnya USD 25,3 miliar).

Total ekspor non migas ke 10 negara utama mencapai USD 105,0 milyar,

2010 2011 2012 2011 2012 2011 2012

1. Konsumsi Rumah Tangga 3,643.4 4,053.4 4,496.4 4.7 5.3 54.61 54.56

2. Konsumsi Pemerintah 587.3 668.6 732.3 3.2 1.2 9.01 8.89

3. PMTB 2,065.0 2,372.8 2,733.2 8.8 9.8 31.97 33.16

4. Perubahan Inventori + Diskrepansi Statistik 43.1 223.3 408.1 (15.2) 515.2 3.01 4.95

5. Ekspor 1,584.7 1,955.8 1,999.4 13.6 2.0 26.35 24.26

6. Dikurangi: Impor 1,476.6 1,851.1 2,127.5 13.3 6.7 24.94 25.81

Produk Domestik Bruto (PDB) 6,446.9 7,422.8 8,241.9 6.5 6.2 100.00 100.00

Jenis PengeluaranPertumbuhan (%) Kontribusi (%)Nilai (Triliun Rupiah)

Page 20: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |5

sementara ekspor non migas ke 10 emerging market mencapai USD 6,3

miliar. Ekspor ke 10 mitra dagang utama mengalami penurunan kecuali

Thailand, sementara ekspor ke emerging market mengalami peningkatan

signifikan meskipun nilainya masih relatif kecil.

Produk ekspor utama Indonesia ke mitra dagang utama : batubara, karet,

palm oil, dan mesin/perlatan listrik, bijih logam, kayu, kendaraan &

bagiannya, timah, pakaian jadi bukan rajutan, besi & baja, dan berbagai

produk kimia.

Produk ekspor utama Indonesia ke emerging market: batubara, buku &

barang cetakan, serat stapel buatan, produk farmasi, kertas, karet, palm

oil, sabun, kendaraan & bagiannya, dan daging & ikan olahan.

Total Impor Indonesia tahun 2012 sebesar USD 191,7 miliar, naik

8,0%(yoy). Impor Indonesia didominasi bahan baku (73%) dan barang

modal (20%). Impor barang modal meningkat signifikan (15,2% yoy).

Impor bahan baku/penolong hanya tumbuh 7,0% (yoy) dari tahun

sebelumnya yang tumbuh 32,6% (yoy). Impor barang konsumsi berhasil

ditekan hingga hanya naik 0,1%, jauh di bawah pertumbuhan tahun 2011

yang naik 34,0%.

Gambar 2 Neraca Perdagangan Migas dan Nonmigas

Sumber: BPS (diolah)

0.9 1.0

1.4

-0.2-0.5

-0.8

-0.4

0.7

1.2

-0.7

0.70.6

0.1

-0.1

-0.5 -0.6

0.3

-0.5

0.1

-0.5-0.7

-1.2-1.4

-0.7

1.02 0.83

0.93

(0.76)

(0.21)

(1.29)

(0.28)

0.25

0.56

(1.88)

(0.62)

(0.19)

(2.50)

(2.00)

(1.50)

(1.00)

(0.50)

-

0.50

1.00

1.50

2.00

Jan'12 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

USD Miliar Non Migas Migas Total

Page 21: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |6

BAB II SASARAN RENCANA STRATEGIS

Visi Kementerian Perdagangan adalah menjadikan ”Perdagangan Sebagai Sektor

Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi, serta Pencipta Kemakmuran

Rakyat Yang Berkeadilan”

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Perdagangan, maka tujuan

pembangunan perdagangan periode 2010−2014, melipu6 3 (6ga sasaran strategis

yang ingin dicapai, yaitu:

Sasaran 1: Stabilisasi dan Penguatan Pasar Dalam Negeri

Sasaran 2: Peningkatan Ekspor dan Kerjasama Internasional

Sasaran 3: Reformasi Birokrasi dan Good Governance

Page 22: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |7

Visi Kementerian

Perdagangan untuk

mewujudkan daya saing

ekonomi

Kementerian Perdagangan sebagai salah satu pelaku pembangunan

perekonomian akan ikut berperan penting dalam mewujudkan daya saing

ekonomi nasional. VISI Kementerian Perdagangan adalah:

”Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing

Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat yang Berkeadilan”

Visi tersebut diwujudkan melalui Misi peningkatan kinerja ekspor non

migas secara berkualitas, penguatan pasar dalam negeri dan stabilisasi

ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional,

dan Optimalisasi Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian

Perdagangan.

Tiga sasaran strategis

Kementerian

Perdagangan :

� Stabilisasi dan

Penguatan Pasar

Dalam Negeri

� Ekspor dan

Kerjasama

Internasional

� Reformasi Birokrasi

dan Good

Governance

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Perdagangan, maka

tujuan pembangunan perdagangan periode 2010−2014, melipuU 3 (Uga

sasaran strategis yang ingin dicapai, yaitu:

Sasaran 1: Stabilisasi dan Penguatan Pasar Dalam Negeri

Sasaran yang ingin dicapai:

� Terciptanya 95% konsumsi rumah tangga nasional dipasok dari

produksi dalam negeri dengan indikator Rasio Penggunaan Produk

Dalam Negeri Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di

tahun 2014.

� Stabilitas harga bahan pokok yang terkendali, sehingga harga tetap

terjangkau sesuai kondisi daya beli masyarakat;

Target tahun 2010-2014: Rata-rata koefisien variasi harga komoditi

tertentu mencapai 5-9%, dan rata-rata rasio koefisien variasi

komoditi tertentu di dalam dan luar negeri mencapai nilai lebih kecil

dari 1 (< 1).

� Penurunan disparitas harga bahan pokok antarprovinsi, sehingga

kelangkaan dan penimbunan bahan pokok dapat diminimasi.

Target tahun 2010-2014: Rata-rata penurunan disparitas harga antar

provinsi mencapai 1,5-2,5%.

� Meningkatnya kinerja sektor perdagangan besar dan eceran pada

tahun 2012.

Target tahun 2012: Peningkatan pertumbuhan PDB sektor

perdagangan sebesar 4,2-5,0 %.

� Peningkatan kinerja logistik Indonesia.

Target tahun 2014: Skor Logistic Performance Index (LPI) sebesar

3,26.

� Membaiknya layanan perijinan dan non perijinan sektor perdagangan

dalam negeri, baik dalam hal jumlah perijinan online maupun dalam

hal minimasi waktu layanan.

Target tahun 2011: Jumlah perijinan yang dilayani secara online

sebanyak 15 jenis perijinan, dengan rata-rata waktu pelayanan 6 hari.

� Meningkatkan kesadaran konsumen akan hak dan kewajibannya,

menumbuhkan kesadaran pelaku usaha akan pentingnya

Page 23: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |8

perlindungan konsumen, meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa

di pasar dalam negeri, serta menciptakan perlindungan konsumen.

Target tahun 2012: Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk sampai

dengan tahun 2012 sebanyak 60 unit dimana setiap tahun bertambah

5 BPSK.

Sasaran 2: Peningkatan Ekspor dan Kerjasama Internasional

� Untuk mencapai total ekspor pada tahun 2012 sebesar USD 200

miliar perlu peningkatan pertumbuhan ekspor non migas, sebagai

salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi nasional; Menuju

pencapaian total ekspor Indonesia sebesar 1% dari GDP dunia (= USD

700M) dalam waktu 3 - 5 tahun ke depan.

� Target tahun 2012: Pertumbuhan ekspor non migas mencapai 12,3-

13,5%.

� Diversifikasi pasar tujuan ekspor yang semakin baik, sebagai indikasi

berkurangnya ketergantungan ekspor pada suatu negara tertentu,

sehingga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi semakin baik;

Target tahun 2012: Pangsa 5 negara tujuan ekspor utama berada

pada kisaran 43-47% dan total ekspor Indonesia ke negara non

tradisional meningkat sebesar 25% di tahun 2012.

� Diversifikasi produk ekspor non migas yang semakin baik, sehingga

ketergantungan pada produk ekspor tertentu menjadi berkurang.

Target tahun 2012: Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama berada

pada kisaran 53-60%.

� Membaiknya layanan perijinan dan non perijinan sektor perdagangan

luar negeri, baik dalam hal jumlah perijinan online maupun dalam hal

minimasi waktu layanan.

Target tahun 2012: Jumlah perijinan yang dapat dilayani secara

online sebanyak 70 jenis perijinan, dengan rata-rata waktu pelayanan

2 hari.

� Meningkatnya keunggulan komparatif produk ekspor Indonesia di

pasar global, yang menunjukkan semakin banyaknya produk-produk

dalam negeri yang mampu bersaing di pasar global;

Target tahun 2012: Jumlah komoditi dengan RCA>1 berkisar 590-605

komoditi.

� Perbaikan citra produk ekspor Indonesia di pasar global, yang pada

akhirnya akan mendukung kontinuitas dan pertumbuhan ekspor.

Target tahun 2012: Skor Dimensi Ekspor dalam Simon Anholt Nation

Brand Index berkisar 44-49.

� Meningkatnya intensitas dan kualitas keikutsertaan Indonesia di

berbagai forum internasional dan meningkatnya hasil perundingan

yang dihasilkan di berbagai forum internasional, yang mampu

memberi nilai tambah bagi kepentingan nasional.

Target tahun 2012: Jumlah hasil perundingan perdagangan

internasional yang dihasilkan sebanyak 221 hasil perundingan.

Page 24: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |9

Sasaran 3: Reformasi Birokrasi dan Good Governance

� Terwujudnya Kemendag yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan

nepotisme, indikatornya adalah indeks persepsi korupsi (Program

Inisiatif Anti Korupsi/PIAK dan Survey Integritas) min. 5 besar.

� Terwujudnya laporan keuangan Kemendag sesuai dengan SAP

targetnya WTP.

� Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Kemendag, indikatornya adalah efektifitas dan akuntabel (LAKIP)

min. B dan WTA.

� Peningkatan kinerja keuangan dan performance organisasi.

Target tahun 2012: Mempertahankan pencapaian opini BPK dengan

status “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP) dan penilaian terhadap

dokumen SAKIP mencapai “B”.

� Terwujudnya organisasi yang berbasis kinerja (berorientasi outcome).

Target 2012: skor hasil survey berada diatas angka 2,35.

� Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

melalui tugas belajar baik di dalam maupun di luar negeri. Target

tahun 2012, peningkatan kualitas SDM melalui tugas belajar adalah

sebanyak 100 orang pegawai yang mengikuti program tugas belajar.

Page 25: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |10

BAB III. KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Tiga Sasaran Strategis Kementerian Perdagangan yaitu :

� Terciptanya Stabilisasi dan Penguatan Pasar Dalam Negeri

� Surplus Ekspor Non Migas Sebesar US$ 3,9 Milyar dan Terciptanya

Kerjasama Perdagangan Internasionaldengan Negara – Negara Non

Tradisional

� Penilaian Akhir Kesiapan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sebesar 67

dan Meraih Peringkat Pertama Kompetisi “Open Government

Indonesia” Dalam Rangka Peningkatan Good Governance

Kementerian Perdagangan

Page 26: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |11

3.1 Kilas Capaian Perdagangan

Kinerja Perdagangan dalam waktu satu tahun menunjukkan

perkembangan yang cukup baik pada indikator yang menjadi sasaran

pembangunan perdagangan tahun 2012 sebagaimana tercantum pada

RENSTRA Kementerian Perdagangan kecuali pada pertumbuhan ekspor

non migas yang relatif stagnan dibanding tahun 2011 mengingat

terjadinya krisis dan perlambatan ekonomi dunia terutama di pasar-pasar

utama ekspor Indonesia. Kilas capaian sasaran kinerja Kementerian

Perdagangan tahun 2012 sebagai berikut:

No Indikator Sasaran 2011 2012

Capaian Target Capaian

1 Peningkatan Akses Pasar

� Pertumbuhan Ekspor Non Migas

� Pangsa Pasar dari 5 (lima) Negara

Tujuan Ekspor Terbesar

� Kontribusi Ekspor di luar 10 produk

utama

24,88%

49,38%

54, 17%

12,3 % - 13,5 %

43% – 47%

53%-60%

-5,58%

49,40%

53,17%

2 Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan

Perdagangan Luar Negeri (total ijin 2009:

108 ijin

2010: 89 ijin)

� Jumlah ijin UPP (INATRADE)

� Jumlah Online

� Waktu Penyelesaian

Perdagangan Dalam Negeri (total 21 ijin)

� Jumlah ijin UPP (INATRADE)

� Jumlah Online

� Waktu Penyelesaian

89 ijin

55 ijin

3 hari

12 ijin

12 ijin

6 hari

-

70 ijin

2 hari

-

17 ijin

5 hari

55 izin

2 hari

12 izin

3 hari

3 Peningkatan daya saing ekspor

� RCA >1 komoditi HS 6 (1996)

� Skor Dimensi Ekspor NBI Simon Anholt

930 Komoditi

590 – 605

komoditi

n.a.

45,73

4 Peningkatan peran dan kemampuan

diplomasi perdagangan internasional

� Jumlah hasil perundingan internasional

259

221

260

5 Stabilisasi dan Penurunan Disparitas Harga

Bahan Pokok

� Koefisien Variasi Harga (KVH)

� Rasio KVH Komoditi tertentu didalam

negeri dibanding luar negeri

� Rasio KVH provinsi dan nasional

3,5%

0,3

1,90

5%-9%

< 1

1,5 – 2,5

3,9%

0,3

1,7

6 Peningkatan Pengawasan dan

Perlindungan Konsumen

65 BPSK 60 BPSK 84 BPSK

7 Penciptaan Jaringan Distribusi

Perdagangan yang Efisien (Skor Logistic

Performance Index)

2,76 2,76 2,94

Page 27: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |12

3.2 Capaian Sasaran Perdagangan Tahun 2012

3.2.1 Sasaran Strategis 1: Stabilisasi dan Penguatan Pasar Dalam Negeri

3.2.1.1 95% Konsumsi Rumah Tangga Nasional Dipasok Dari Produksi Dalam Negeri Dengan

Indikator Rasio Penggunaan Produk Dalam Negeri Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Di Tahun 2014.

Rasio penggunaan produk

dalam negeri terhadap

pengeluaran konsumsi

rumah tangga tahun 2012

adalah sebesar 97,2 %

Pada tahun 2012 di setiap kwartal, nilai impor barang konsumsi cukup

stabil, berkisar pada angka 30,7 triliun rupiah sampai dengan 33,2 triliun

rupiah. Pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah

sebesar 4.496.400 milyar rupiah dan nilai impor barang konsumsi adalah

sebesar 126.602 milyar rupiah. Berdasarkan data tersebut diperoleh rasio

penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah

tangga tahun 2012 adalah sebesar 97,2 % lebih tinggi dari target yang

telah ditetapkan yaitu sebesar 95 %.

Sumber : Kemendag

3.2.1.2 Stabilisasi Harga Bahan Pangan Utama Dengan Indikator Rata-Rata Koefisien Variasi 10

Komoditi Pangan Utama Tidak Lebih Dari 7%.

Ketersediaan bahan

pangan pokok sangat

penting

Konsumsi bahan pangan pokok merupakan kebutuhan yang harus

terpenuhi bagi hampir seluruh masyarakat Indonesia. Ketersediaannya

sangat penting sehingga apabila terjadi kelangkaan di pasar akan

berakibat pada instabilitas harga. Keterjangkauan terhadap produk

pangan serta harga yang stabil merupakan upaya dalam mendukung

ketahanan pangan. Dalam pengelompokkan bahan komoditi pangan,

Kementerian Perdagangan mengelompokkan bahan pangan pokok

dimaksud meliputi: beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, telur

ayam, daging sapi, daging ayam, susu, kedele dan jagung. Komoditi-

komoditi tersebut juga merupakan bagian dari bahan makanan yang

dikelompokkan sebagai komoditi penyumbang inflasi oleh Badan Pusat

Statistik (BPS).

Kenaikan permintaan

terhadap komoditas

pangan

Sebagai isu dunia, ketahanan pangan telah disikapi oleh pemerintah

untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakat melalui jaminan

ketersediaan pasokan, aksesibilitas, stabilisasi harga di dalam negeri serta

960

980

1.000

1.020

1.040

1.060

1.080

1.100

1.120

1.140

1.160

1.180

Q1 Q2 Q3 Q4

Bill

ion

Th

ou

san

ds

Rp

Konsumsi Produk Dalam Negeri Impor Barang Konsumsi

Page 28: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |13

pengendalian stok. Di satu sisi, jumlah penduduk yang terus bertambah,

penggunaan komoditas pangan sebagai bahan bakar, dan kesejahteraan

yang meningkat, berakibat pada kenaikan permintaan terhadap

komoditas pangan. Selain itu, alih fungsi lahan menyebabkan produksi

pangan menjadi tertekan, di samping pengaruh perubahan cuaca

(anomali) yang menyebabkan perubahan pola produksi dan

terhambatnya jalur distribusi. Faktor-faktor tersebut berdampak pada

fluktuasi harga dan terjadinya disparitas harga antar daerah. Pergerakan

harga pangan domestik banyak dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal, terutama produk pangan berdaya impor tinggi, seperti kedelai.

Faktor eksternal didorong oleh adanya perubahan pergerakan harga

pangan di pasar dunia dan berimbas pada perubahan harga-harga

pangan pokok di dalam negeri. Adapun faktor internal seperti perubahan

iklim dan infrastruktur yang belum memadai, secara simultan berdampak

pada keterlambatan arus distribusi barang ke sejumlah wilayah di

Indonesia.

Secara umum harga

global di 2012 mengalami

penurunan

Tabel 3 Indeks Harga Makanan FAO

Sumber : FAO

Pada tahun 2012, rata-rata harga pangan dunia 212 poin, turun 7%

dibanding tahun 2011. Penurunan harga terbesar terjadi pada komoditi

gula (17,1%), produk susu (14,5%), dan minyak (10,7%). Namun untuk

serealia dan daging hanya turun masing-masing 2,4% dan 1,1%. Harga

serealia, daging, dan gula masing-masing turun menjadi sebesar 247 poin

(turun 1,1%) dan 268 poin (turun 2,2%) dibanding Desember 2012.

Demikian juga untuk harga produk susu dan daging masing-masing

tercatat 198 dan 176 poin, relatif stabil dibanding bulan Desember 2012.

Stabil dan turunnya harga tersebut disebabkan oleh tesedianya pasokan

yang cukup dari negara-negara produsen seperti Brazil dan Thailand.

Kebijakan antisipasi

gejolak siklus dan musim

dari komoditas pangan

dalam negeri

Dalam penanganan stabilisasi harga bahan pokok, Pemerintah

menetapkan kebijakan antisipasi gejolak siklus dan musim terhadap

komoditas pangan dalam negeri, yang meliputi beras, minyak goreng,

kedelai, tepung terigu, dan gula, tetapi juga tetap memperhatikan

komoditas lain seperti jagung, telur, ayam, dan daging.

Suasana menjelang hari

raya Idul Fitri turut Seiring dengan terjadinya gejolak harga pangan dunia maka harga rata-

Page 29: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |14

memicu peningkatan

sementara harga

beberapa komoditi

rata Beras Umum Juli 2012 secara nasional mengalami kenaikan sebesar

0,73% menjadi Rp.10.385/kg dibanding bulan sebelumnya. Harga

tersebut relatif stabil bahkan turun 0,52% dibanding harga rata-rata pada

Januari 2012 yaitu Rp.10.438/kg. Untuk tahun 2012, pada bulan puasa

dan lebaran, harga diperkirakan naik tetapi tidak signifikan karena

ketersediaan Beras hingga Idul Fitri 2012 dalam kondisi cukup.

Demikian juga dengan Harga rata-rata Gula Juli 2012 secara nasional naik

5,34% menjadi Rp.12.033/kg dibanding bulan sebelumnya. Harga

tersebut naik 17,73% dibanding harga pada Januari 2012 yaitu

Rp.10.221/kg. Kenaikan harga Gula disebabkan karena meningkatnya

permintaan menjelang bulan Puasa dan Idul Fitri terutama oleh industri

makanan dan minuman yang saat ini sudah mulai menggunakan Gula

Kristal Putih lokal untuk bahan baku produksi, serta relatif tingginya

harga lelang gula di tingkat petani akibat belum banyaknya gula hasil

produksi lokal pada awal musim giling 2012.

Pola perkembangan harga daging sapi dari tahun 2010 sampai 2012

menunjukan kecenderungan yang hampir sama yaitu selalu terjadi

lonjakan harga menjelang Puasa yang berlangsung sampai dengan Hari

Raya Idul Fitri, kemudian cenderung turun dan kembali meningkat

menjelang Idul Adha. Secara umum hal tersebut terjadi karena relatif

tingginya permintaan masyarakat pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Setiap tahun harga daging sapi selalu menunjukkan kenaikan dibanding

tahun sebelumnya.

Pada tahun 2012, perkembangan harga menunjukkan kenaikan harga

yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2010.

Hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan rata-rata kenaikan harga

pada tahun 2012 sebesar 1,31% per bulan, sedangkan untuk tahun 2011

dan 2010 masing-masing sebesar 0,50% per bulan. Anomali kenaikan

harga daging sapi pada tahun 2012 disebabkan terbatasnya pasokan sapi

lokal siap potong sementara terjadi pengurangan kuota impor baik sapi

bakalan maupun daging sapi.

Harga rata-rata Telur Ayam Juli 2012 secara nasional naik 12,08%

menjadi Rp.17.913/kg dibanding bulan sebelumnya. Harga tersebut naik

7,38% dibanding harga rata-rata pada Januari 2012 yaitu Rp.16.681/kg.

Harga rata-rata Daging Ayam Juli 2012 secara nasional naik 8,12%

menjadi Rp.28.798/kg dibanding bulan sebelumnya. Harga tersebut naik

7,27% dibanding harga rata-rata pada Januari 2012 yaitu Rp.26.847/kg.

Kenaikan harga Telur Ayam dan Daging Ayam terjadi selain karena

permintaan masyarakat yang cukup tinggi juga kebutuhan untuk industri

kue/makanan olahan yang meningkat pada bulan Ramadhan. Disamping

itu, kenaikan harga daging & telur ayam juga disebabkan karena kenaikan

biaya produksi (khususnya pakan ternak) serta sebagai substitusi akibat

tingginya harga daging sapi.

Harga cabe merah harga tertinggi terjadi pada Minggu ke 2 bulan Juni

2012 sebesar Rp.29.362/kg, selanjutnya harga cenderung menurun

sampai dengan Minggu ke 4 bulan November 2012. Kemudian

mengalami kenaikan kembali yang signifikan sampai dengan Minggu

pertama bulan Februari 2013 yang tercermin dari rata-rata pertumbuhan

dalam periode 14 Minggu terakhir sebesar 2,77%. Meningkatnya harga

dari Minggu ke 5 bulan Februari 2012 sampai dengan Minggu ke 2 bulan

Juni 2012 disebabkan oleh berkurangnya pasokan cabe ke pasar akibat

Page 30: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |15

musim hujan yang terus berkelanjutan, sementara beberapa sentra

produksi beralih menanam komoditi selain cabe. Sedangkan kenaikan

harga sejak Minggu ke I Desember 2012 sampai dengan Minggu ke I

Februari 2013 disebabkan oleh cuaca ekstrim yang mengganggu produksi

dan distribusi cabe.

Kenaikan harga Bawang Merah mulai terjadi sejak Minggu pertama bulan

Maret 2012 sampai dengan Minggu ke 4 bulan Juni 2012, selanjutnya

harga cenderung menurun sampai dengan Minggu ke 2 bulan Oktober

2012 (Rp.11.973/kg) dan kemudian harga kembali naik signifikan sampai

dengan Minggu ke 4 bulan Januari 2013 (Rp.19.948/kg) yang tercermin

dari rata-rata pertumbuhan dalam periode 14 Minggu terakhir sebesar

4,17%. Kecenderungan meningkatnya harga dari Minggu pertama bulan

Maret 2012 sampai dengan Minggu ke 4 bulan Juni 2012 dan Minggu ke

dua bulan Oktober 2012 sampai dengan Minggu ke 4 bulan Desember

2012 disebabkan oleh berkurangnya pasokan ke pasar akibat musim

hujan sehingga petani bawang merah kesulitan untuk melakukan panen

dan menjemur bawangnya. Sedangkan harga bawang putih terendah

terjadi pada Minggu ke 3 bulan Februari 2012 sebesar Rp.6.243.

Harga Minyak Goreng

dan Tepung Terigu Relatif

Stabil dalam masa Bulan

Ramadhan dan Lebaran

Pada periode 3 tahun terakhir pergerakan harga Minyak Goreng Kemasan

masih relatif stabil pada saat bulan puasa dan lebaran. Demikian pula

untuk tahun 2012 harga Minyak Goreng Kemasan pada bulan puasa dan

lebaran relatif stabil karena ketersediaan Minyak Goreng dalam kondisi

cukup hingga Idul Fitri 2012.

Untuk Minyak Goreng Curah, pada bulan puasa dan lebaran tahun 2011

relatif stabil, sedangkan untuk periode yang sama pada tahun 2012,

harga relatif stabil.

Pada periode 3 tahun terakhir pergerakan harga Tepung Terigu relatif

stabil pada saat bulan puasa dan lebaran. Demikian pula untuk tahun

2012 harga pada bulan puasa dan lebaran relatif stabil karena

ketersediaan Tepung Terigu dalam kondisi cukup hingga Idul Fitri 2012.

Rata-rata Koefisien

Variasi Harga 10 Bahan

Pokok Utama tahun 2012

adalah sebesar 3,9

Tujuan dari stabilisasi harga bahan pokok adalah menciptakan stabilitas

harga bahan pokok yang terkendali, sehingga harga tetap terjangkau

sesuai kondisi daya beli masyarakat. Salah satu Indikator Kinerja yang

digunakan untuk mengukur stabilisasi harga adalah Rata-rata Koefisien

Variasi Harga 10 Bahan Pokok Utama. Indikator ini menggambarkan

kondisi stabilisasi harga komoditi bahan pokok utama secara nasional,

dengan sasaran strategis yang akan dicapai yaitu stabilitas harga bahan

pokok yang terkendali, sehingga harga tetap terjangkau sesuai daya beli

masyarakat. Terkait stabilitas harga bahan pokok tersebut, maka harga

dapat dikatakan stabil jika persentase koefisien variasi harga berada pada

angka yang wajar berada pada kisaran 5 – 9 persen sesuai target pada

Renstra Kementerian Perdagangan 2010-2014, di mana semakin kecil

angka koefisien variasi maka harga dapat disimpulkan lebih stabil.

Adapun komoditi bahan pokok Utama yang diukur yaitu: (1) beras; (2)

gula; (3) minyak goreng; (4) terigu; (5) kedelai; (6) jagung; (7) susu; (8)

daging sapi; (9) daging ayam; (10) telur ayam.

Capaian angka koefisien variasi harga komoditi bahan pokok utama

secara nasional pada tahun 2012 adalah sebesar 3,9 persen. Secara

keseluruhan, dengan rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok pada

tahun 2012 sebesar 3,9 %, melampaui target yang ditetapkan dalam

Page 31: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |16

Rencana Strategis Kementerian, yaitu kisaran 5-9%. Hal ini didukung

stabilitas harga beberapa komoditi seperti beras, tepung terigu, jagung,

susu dan kedelai. Selain juga didukung kondisi perekonomian dan

pemerintahan yang kondusif mendukung terjaganya stabilitas harga

bahan pokok di dalam negeri. Pencapaian angka koefisien variasi harga

bahan kebutuhan pokok selama kurun waktu 2008 s/d 2012 masih sesuai

target yaitu berada pada kisaran 5 – 9%.

Tabel 4 Angka Koefisien Variasi Bahan Pokok Tahun 2008-2012

No Komoditi Koefisien Variasi Bahan Pokok

2008 2009 2010 2011 2012

1 Beras 0,7 1,0 6,6 6,2 1,0

2 Gula Pasir 0,8 12,1 3,7 1,7 6,6

3 Jagung 9,8 2,3 4,6 3,3 2,8

4 Kedelai 3,9 1,3 0,5 1,6 3,3

5 Tepung Terigu 3,7 0,4 0,8 0,3 0,2

6 Minyak Goreng 14,3 5,5 7,1 5,6 5,1

7 Susu 1,2 0,5 1,1 0,9 1,2

8 Daging Ayam 9,7 2,6 11,4 6,9 5,6

9 Daging Sapi 5,8 1,6 4,4 3,4 8,4

10 Telur 9,2 2,9 7,6 5,5 5,4

Rata-rata 5,9 3,0 4,5 3,5 3,9

Target Koefisien Variasi Harga Domestik 2010 – 2014 5-9

Sumber: Kemendag

Koefisien keragaman

komoditi gula pasir,

minyak goreng, daging

ayam, dan telur masih

dalam batas target

Namun demikian, terdapat beberapa komoditi yang memiliki koefisien

variasi pada kisaran 5 - 6%, seperti gula pasir, minyak goreng, daging

ayam, dan telur. Bahkan, komoditas daging sapi memiliki koefisien variasi

sebesar 8,4%. Tingginya koefisien variasi komoditas tersebut disebabkan

terhambatnya distribusi dan pasokan akibat faktor cuaca yang terjadi

sepanjang tahun 2012 hingga Januari 2013.

Perkembangan harga

komoditi tertentu lebih

stabil dari yang

diperkirakan

Secara keseluruhan, rata-rata koefisien variasi harga komoditi tertentu

januari –November 2011 adalah 3,9% dan berada di bawah target yang

ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian, yaitu kisaran 5-9%.

Beberapa komoditi yang relatif stabil adalah beras, jagung, kedelai, susu

kental manis, dan tepung terigu. Stabilnya harga komoditas tersebut

disebabkan karena penanganan stok dan distribusi yang baik dalam

memenuhi permintaan dalam negeri. Selain itu, kondisi perekonomian

dan pemerintahan yang stabil mendukung konstelasi perkembangan

harga komoditi tertentu di Indonesia untuk tetap terjaga dalam

pergerakan yang stabil.

Rata-rata rasio koefisien

variasi harga komoditi di

DN dibanding di LN

adalah < 1

Capaian angka rasio koefisien variasi harga komoditi tertentu di dalam

dan di luar negeri dari komoditi bahan pokok tertentu pada tahun 2012

adalah sebesar 0,3 atau telah mencapai 167% dari target sebesar 0,9.

Dengan angka capaian dan target pada tahun 2012 yang sama dengan

tahun 2011, maka persentase pencapaian target pada tahun 2012 ini juga

masih sama dengan persentase pencapaian target pada tahun 2011.

Page 32: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |17

Target indikator rata-rata rasio koefisien variasi harga bahan pokok

tertentu di dalam negeri dibandingkan dengan di luar negeri lebih kecil

dari 1 (<1). Hal tersebut mengindikasikan pergerakan harga di dalam

negeri lebih terjaga volatilitasnya dibanding dengan yang terjadi di luar

negeri.

Seluruh bahan pokok yang terpantau memiliki rata-rata rasio lebih kecil

dari 1 (satu) atau dengan kata lain harga di dalam negeri lebih stabil

dibanding harga di luar negeri, yang tercermin dari rata-rata rasio

koefisien variasi harga dalam dan luar negeri sebesar 0,3.

Pencapaian pada tahun 2012 ini merupakan yang terbaik selama kurun

waktu 2008 – 2012, mengulang capaian yang sama seperti pada tahun

2010 dan 2011 yaitu sebesar 0,3, di mana stabilitas harga tiap bahan

pokok di dalam negeri lebih baik dibandingkan di luar negeri, hanya pada

tahun 2009 ketika terjadi krisis pada tahun 2008 berdampak pada

stabilitas harga di dalam negeri yang lebih buruk dibandingkan di luar

negeri dengan angka rasio mencapai 1,2.

Tabel 5 Angka Rasio Koefisien Variasi Harga Bahan Pokok Di Dalam Negeri Dibandingkan Luar Negeri

No Komoditi Rasio KV Harga Bahan Pokok Tertentu di Dalam/Luar

Negeri

2008 2009 2010 2011 2012

1 Beras 0,4 0,1 0,7 0,6 0,3

2 Gula Pasir 0,6 6,5 0,2 0,2 0,9

3 Minyak Goreng 0,3 0,1 0,5 0,7 0,4

4 Tepung Terigu 0,2 0,1 0,1 0,0 0,0

5 Kedelai 0,7 0,0 0,0 0,2 0,3

6 Jagung 3,9 1,5 0,2 0,2 0,3

7 Susu 0,6 0,1 0,3 0,1 0,1

Rata-rata 0,9 1,2 0,3 0,3 0,3

Target Koefisien Variasi Harga Bapok tertentu Dalam/Luar Negeri 2010 – 2014 <

1 Sumber: Kemendag

Nilai rasio koefisien

variasi (disparitas harga

antar provinsi) masih

dalam tingkat yang wajar

Capaian Angka Rasio KV Harga Provinsi dibandingkan KV Harga Nasional

dari komoditi bahan pokok utama pada tahun 2012 adalah sebesar 1,7

atau telah mencapai 123% dari target sebesar 2,2. Angka capaian pada

tahun 2012 ini lebih tinggi 11% dibandingkan capaian tahun 2011 sebesar

1,9 dengan target yang sama yaitu 2,2. Sehingga persentase pencapaian

target pada tahun 2012 sebesar 123% masih lebih baik dibandingkan

persentase pencapaian taget pada tahun 2011 sebesar 114%

Target disparitas harga antar provinsi yang ingin dicapai melalui

penghitungan rata-rata rasio antara koefisien variasi harga provinsi

dibandingkan koefisien variasi harga nasional bahan pokok adalah pada

kisaran 1,5–2,5 sesuai dengan Rencana Strategik Kementerian

Perdagangan 2010 – 2014.

Capaian pada tahun 2012 ini mengulangi capaian 2 tahunan yaitu capaian

tahun 2008 dan tahun 2010 sebesar 1,7, yang merupakan capaian terbaik

selama kurun waktu 2008 – 2012, dan hanya pada tahun 2009 disparitas

harga antar provinsi berada diluar pada kisaran 1,5 – 2,5, yaitu sebesar

2,9, di mana pada tahun tersebut terdapat permasalahan produksi dan

distribusi yang disebabkan krisis ekonomi sepanjang tahun 2008.

Page 33: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |18

Rasio koefisien variasi

harga provinsi dibanding

variasi harga nasiona

sebesar 1,7.

Target penurunan disparitas harga antar provinsi yang ingin dicapai

adalah penurunanrata-rata rasio antara koefisien variasi harga provinsi

dibandingkan koefisien variasi harga nasional sejumlah komoditi, pada

kisaran 1,5–2,5 di tahun 2012 (dan seterusnya hingga tahun 2014).

Pada tahun 2012, rasio koefisien variasi harga provinsi dibanding variasi

harga nasional yang menujukkan disparitas harga antar provinsi masih

dalam tingkat yang wajar yaitu 1,7. Terlampauinya target indikator

stabilitas dan penurunan disparitas harga di dalam negeri pada tahun

2012 ini, karena lancarnya distribusi pangan pokok dibandingkan tahun

sebelumnya yang terganggu cuaca ekstrim sepanjang tahun, sehingga

pada tahun 2012 ini Pemerintah telah mengantisipasinya dengan

kebijakan-kebijakan yang lebih efektif, efisien dan terkoordinasi bersama

seluruh instansi terkait.

Tabel 6 Angka Rasio Koefisien Variasi Harga Bahan Pokok Di Propinsi Dibandingkan Nasional

No Komoditi Rasio Koefisien Variasi Harga Bahan Pokok di

Propinsi/Nasional

2008 2009 2010 2011 2012

1 Beras 4,5 2,5 1,5 1,4 1,8

2 Gula Pasir 2,7 1,0 1,2 1,3 1,1

3 Kedelai 1,2 4,7 2,9 2,3 1,8

4 Tepung Terigu 1,1 5,4 2,4 4,4 2,6

5 Minyak Goreng 1,1 1,2 1,3 1,7 1,3

6 Jagung Pipilan 1,3 3,3 1,8 2,0 1,9

7 Susu 1,1 4,3 2,1 1,8 2,3

8 Telur Ayam Ras 1,2 2,2 1,3 1,2 1,7

9 Daging Ayam

Ras

1,4 2,7 1,3 1,8 1,7

10 Daging Sapi 1,1 1,5 1,6 1,4 1,1

Rata-rata 1,7 2,9 1,7 1,9 1,7

Target koefisien variasi harga bahan pokok di propinsi dibandingkan

nasional 2010-2014 1,5 -2,5 Sumber: Kemendag

3.2.1.3 Kontribusi Sektor Perdagangan Meningkat Dengan Indikator Pertumbuhan PDB Riil Tahunan

Pedagang Besar Dan Eceran Minimum 7%.

Kontribusi produk

domestik bruto sektor

perdagangan terhadap

PDB sebesar 16 %.

Perdagangan besar dan eceran sampai dengan Kwartal IV tahun 2012

sebesar Rp 395,890 miliar atau tumbuh 8,66% apabila dibandingkan

dengan tahun 2011 (Rp 364,322 miliar). Capaian tersebut lebih besar dari

target yang ditetapkan pada Renstra yaitu sebesar 7 %. Kontribusi produk

domestik bruto sektor perdagangan (besar dan eceran) terhadap PDB

Non-Migas pun mengalami kenaikan menjadi 16,0 % atau naik sebesar

30 basis poin. Salah satu pendorong tumbuhnya sektor ini adalah tingkat

consumer confidence yang tinggi. Tingkat consumer confidence Indonesia

merupakan yang tertinggi di dunia bersama-sama dengan India

sebagaimana tertera pada gambar 19.

Page 34: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |19

Gambar 3 PDB Perdagangan Besar dan Eceran 2011 - 2012

Sumber : BPS Diolah

3.2.1.4. Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan

Perizinan bidang perdagangan dalam negeri berkaitan dengan

pembinaan pasar dan distribusi, pembinaan usaha dan pendaftaran

perusahaan, dan kemetrologian, serta yang terkait dengan perdagangan

berjangka komoditi dan sistem resi gudang.

UPP perdagangan dalam

negeri menerapkan

prinsip “single entry dan

single exit point”

Perbaikan layanan perizinan sektor perdagangan dalam negeri

merupakan upaya mendukung penciptaan iklim investasi dan iklim usaha

yang kondusif yang akhirnya dapat menguatkan pasar domestik.

UPP perdagangan dalam negeri memberikan layanan perizinan dengan

prinsip ”single entry dan single exit point” sehingga proses perizinan

khususnya perdagangan dalam negeri tidak lagi dilakukan secara tatap

muka antara pemohon dengan pejabat pemroses.

12 jenis perizinan bidang

perdagangan dalam

negeri telah dilayani

secara online.

Saat ini terdapat 12 jenis perizinan bidang perdagangan dalam negeri

yang dilayani oleh Kementerian Perdagangan, dengan 12 jenis perizinan

yang sudah dapat dilayani secara online. Target jumlah perizinan

perdagangan dalam negeri dapat tercapai sesuai RENSTRA, sehingga

meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem distribusi nasional yang

menjamin kepastian berusaha.

Waktu penyelesaian permohonan perizinan menjadi lebih singkat dan

tanpa dipungut biaya. Sebelumnya, penyelesaian perizinan memakan

waktu antara 5-15 hari kerja, tetapi dengan penerapan sistem ini, waktu

persetujuan permohonan perizinan menjadi sekitar 3,5 hari kerja.

Pengawasan yang bertujuan untuk menjamin kelancaran ditribusi dan

perlindungan konsumen diatur juga melalui beberapa kebijakan Perizinan

bidang perdagangan dalam negeri berkaitan dengan pembinaan pasar

dan distribusi, pembinaan usaha dan pendaftaran perusahaan.

Pembinaan bahan pokok

dan strategis Perizinan terkait dengan pembinaan bahan pokok dan barang strategis,

antara lain: (i) Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT), (ii)

Pedagang Gula Antar Pulau Terdaftar (PGAPT), (iii) Surat Persetujuan

85.433 89.893 93.390 95.605 93.604

98.477 100.499 103.310

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2011 2012

Mil

iar

Ru

pia

h

Page 35: Download Laporan Kinerja 2012

Perdagangan Gula Antar Pulau (SPPGAP), (iv) Surat Persetujuan

Perdagangan Gula Rafinasi Antar Pulau (SPPGRAP), (v) Surat Izin Usaha

Perdagangan Bahan B

Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUPMB), dan (vii) Persetujuan

Penyelenggaraan Pameran Dagang.

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar di atas, jumlah izin bidang

pembinaan bahan pokok dan barang strategis yang dikeluarkan

Kementerian Perdagangan dalam Tahun 2012 didominasi oleh Surat Izin

SPPGRAP, sebanyak 656 izin usaha. Hal tersebut menunjukkan

Permendag yang mengatur tata niaga gula dalam rangka menjaga

stabilitas pasokan yang cukup dan harga yang terjangkau bagi masyarakat

di seluruh wilayah Indonesia.

Minat investor asing

berusaha di Indonesia. Sementara itu, jumlah izin bidang pembinaan usaha dan pendaftaran

perusahaan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan hingga

2012

dilihat dari kacamata investor, terutama oleh

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan

Perdagangan Gula Antar Pulau (SPPGAP), (iv) Surat Persetujuan

Perdagangan Gula Rafinasi Antar Pulau (SPPGRAP), (v) Surat Izin Usaha

Perdagangan Bahan Berbahaya (SIUP B2), (vi) Surat IzinUsaha

Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUPMB), dan (vii) Persetujuan

Penyelenggaraan Pameran Dagang.

Gambar 4 Jumlah Izin Bd. Pembinaan Bhn Pokok & Barang Strategis Tahun 2012

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar di atas, jumlah izin bidang

pembinaan bahan pokok dan barang strategis yang dikeluarkan

Kementerian Perdagangan dalam Tahun 2012 didominasi oleh Surat Izin

SPPGRAP, sebanyak 656 izin usaha. Hal tersebut menunjukkan

ermendag yang mengatur tata niaga gula dalam rangka menjaga

stabilitas pasokan yang cukup dan harga yang terjangkau bagi masyarakat

di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu, jumlah izin bidang pembinaan usaha dan pendaftaran

perusahaan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan hingga

2012 menggambarkan iklim berusaha di Indonesia semakin kondusif,

dilihat dari kacamata investor, terutama oleh pelaku usaha.

PKAPT; 87

PGAPT, 67

Perpanjangan;

656

Perubahan;

112

; 129

PGAPAT; 6

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |20

Perdagangan Gula Antar Pulau (SPPGAP), (iv) Surat Persetujuan

Perdagangan Gula Rafinasi Antar Pulau (SPPGRAP), (v) Surat Izin Usaha

erbahaya (SIUP B2), (vi) Surat IzinUsaha

Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUPMB), dan (vii) Persetujuan

Jumlah Izin Bd. Pembinaan Bhn Pokok & Barang Strategis Tahun 2012

Sumber: Kemendag

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar di atas, jumlah izin bidang

pembinaan bahan pokok dan barang strategis yang dikeluarkan

Kementerian Perdagangan dalam Tahun 2012 didominasi oleh Surat Izin

SPPGRAP, sebanyak 656 izin usaha. Hal tersebut menunjukkan

ermendag yang mengatur tata niaga gula dalam rangka menjaga

stabilitas pasokan yang cukup dan harga yang terjangkau bagi masyarakat

Sementara itu, jumlah izin bidang pembinaan usaha dan pendaftaran

perusahaan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan hingga tahun

menggambarkan iklim berusaha di Indonesia semakin kondusif,

pelaku usaha.

PKAPT; 87

PGAPT, 67

Perpanjangan;

Page 36: Download Laporan Kinerja 2012

Pada periode

pendaftaran perusahaan yang dikeluarkan oleh

Perdagangan sebagaimana terlihat dalam grafik. Tingginya jumlah izin

keagenan (1.

semakin kondusif bagi investor, terutama oleh pelaku usaha perdagangan

asing.

Kebijakan Perdagangan

Dalam Negeri yang Telah

Diterbitkan pada Tahun

2012

Kementerian Perdagangan di

kebijakan

beberapa tujuan yaitu untuk penguatan pasar dalam negeri se

sasaran

kebijakan perdagangan dalam negeri

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan

Gambar 5 Jumlah Izin Bidang Pembinaan Usaha dan Pendaftaran Perusahaan

Pada periode Tahun 2012, jumlah izin bidang pembinaan usaha dan

pendaftaran perusahaan yang dikeluarkan oleh

Perdagangan sebagaimana terlihat dalam grafik. Tingginya jumlah izin

keagenan (1.583) menggambarkan bahwa iklim berusaha di Indonesia

semakin kondusif bagi investor, terutama oleh pelaku usaha perdagangan

asing.

Kementerian Perdagangan di tahun 2012 telah menetapkan beberapa

kebijakan Perdagangan Dalam Negeri. Kebijakan

beberapa tujuan yaitu untuk penguatan pasar dalam negeri se

sasaran strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2012

kebijakan perdagangan dalam negeri yang telah ditetapkan

1. Penggunaan Cadangan Beras Pemerintah Untuk Stabilisasi Harga

melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 4/M

DAG/PER/01/2012.

2. Tata Cara Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan

Provisi Sumber Daya Hutan melalui Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor : 9/M-DAG/PER/2/2012.

3. Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan Provisi

Sumber Daya Hutan melalui Peraturan Menteri Perda

12/M-DAG/PER/3/2012.

4. Pendelegasian Wewenang Penerbitan Perijinan Kepada Koordinator

dan Pelaksana Unit Pelayanan Perdagangan melalui Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor: 18/M-DAG/PER/3/2012.

5. Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomo

DAG/PER/8/2010 Tentang Unit Pelayanan Perdagangan melalui

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 19/M

6. Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 12/M

PER/3/2012 Tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk

Perhitungan Provisi Sumber Daya Hutan melalui Pera

Perdagangan Nomor: 22/M-DAG/PER/4/2012.

Keagenan;

1583

waralaba; 26

Pameran; 66

Manual

Garansi; 940

SIU JS; 17

SIUP3A; 106 SIUP4; 11

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |21

Jumlah Izin Bidang Pembinaan Usaha dan Pendaftaran Perusahaan

Sumber: Kemendag

jumlah izin bidang pembinaan usaha dan

pendaftaran perusahaan yang dikeluarkan oleh Kementerian

Perdagangan sebagaimana terlihat dalam grafik. Tingginya jumlah izin

) menggambarkan bahwa iklim berusaha di Indonesia

semakin kondusif bagi investor, terutama oleh pelaku usaha perdagangan

telah menetapkan beberapa

. Kebijakan tersebut memiliki

beberapa tujuan yaitu untuk penguatan pasar dalam negeri sebagaimana

strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2012. Adapun

yang telah ditetapkan yaitu:

Penggunaan Cadangan Beras Pemerintah Untuk Stabilisasi Harga

melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 4/M-

netapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan

Provisi Sumber Daya Hutan melalui Peraturan Menteri Perdagangan

Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan Provisi

Sumber Daya Hutan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor :

Pendelegasian Wewenang Penerbitan Perijinan Kepada Koordinator

dan Pelaksana Unit Pelayanan Perdagangan melalui Peraturan

DAG/PER/3/2012.

Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 32/M-

DAG/PER/8/2010 Tentang Unit Pelayanan Perdagangan melalui

19/M-DAG/PER/3/2012.

Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 12/M-DAG-

PER/3/2012 Tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk

an Provisi Sumber Daya Hutan melalui Peraturan Menteri

DAG/PER/4/2012.

Keagenan;

1583

SIUP4; 11

Page 37: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |22

7. Penugasan Gubernur atau Bupati/ Walikota Dalam Rangka

Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Sarana

Distribusi Yang Didanai Melalui Dana Tugas Pembantuan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBN-P) Tahun Anggaran 2012

melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 31/M-

DAG/PER/5/2012.

8. Perubahan Atas Lampiran Peraturan Menteri Perdagangan Nomor :

31/M-DAG/PER/5/2012 Tentang Penugasan Gubernur atau Bupati/

Walikota Dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan dan

Pengembangan Sarana Distribusi Yang Didanai Melalui Dana Tugas

Pembantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBN-P)

Tahun Anggaran 2012 melalui Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor : 41/M-DAG/PER/6/2012.

9. Operasi Pasar (OP) Beras melalui Surat Instruksi Menteri Perdagangan

Nomor: 1185/M-DAG/SD/7/2012.

10. Operasi Pasar (OP) Beras melalui Surat Instruksi Menteri Perdagangan

Nomor: 2130/M-DAG/SD/12/2012.

11. Penyelenggaraan Waralaba melalui Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 53/M-DAG/PER/8/2012.

12. Waralaba Untuk Jenis Usaha Toko Modern melalui Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor : 68/M-DAG/PER/10/2012.

Upaya-upaya penciptaan

iklim usaha yang

kondusif

Kementerian Perdagangan selama periode Tahun 2012 telah melakukan

berbagai upaya penciptaan iklim usaha perdagangan luar negeri yang

kondusif. Hal ini diharapkan untuk dapat meningkatkan daya saing ekspor

nasional khususnya pada saat terjadi krisis perekonomian dunia yang

sangat mempengaruhi kinerja ekspor nasional.

Adapaun kebijakan yang dikeluarkan antara lain peningkatan pelayanan

penerbitan SKA di masing-masing IPSKA, peningkatan pelayanan

perizinan perdagangan, penetapan regulasi yang berorientasi pada

ekspor produk yang bernilai tambah tinggi, peningkatan pengamanan

pasar di negara tujuan ekspor.

Peningkatan Sistem

Pelayanan Penerbitan

SKA Mandiri Secara

Elektronik di Seluruh

IPSKA serta Penertiban

IPSKA

Dalam rangka peningkatan fasilitasi pelayanan ekspor, Kementerian

Perdagangan terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan penerbitan

SKA di masing-masing IPSKA (Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal).

Pada tahun 2012, peningkatan pelayanan ini dlakukan melalui

penyediaan aplikasi dan infrastruktur yang mendukung penerbitan SKA

secara elektronik (e-SKA). Penyediaan aplikasi dan infrastruktur terpadu

ini juga ditujukan untuk:

1. Mempersiapkan sistem penerbitan SKA secara online di 85 IPSKA,

dimana 28 IPSKA sudah otomasi dan 57 IPSKA masih dalam proses.

2. Menerapkan standar United Nation (UN) Electronic Document

pertukaran data SKA antar Negara ASEAN melalui ASEAN Single

Window (ASW).

3. Meningkatkan pelayanan penerbitan SKA kepada eksportir.

4. Meningkatkan transparansi proses penerbitan SKA.

5. Mempersiapkan database penerbitan SKA di 85 IPSKA yang

mempermudah proses verifikasi penerbitan SKA.

Page 38: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |23

6. Menyiapkan sistem pengawasan penerbitan SKA yang terpadu.

7. Memelihara dan menyempurnakan Sistem Pelayanan Penerbitan SKA

Mandiri Secara Elektronik yang telah dibangun.

Per tanggal 1 Januari 2012 seluruh eksportir dan 85 IPSKA dapat

melakukan proses penerbitan SKA secara elektronik melalui situs e-

ska.kemendag.go.id. Namun demikian, namun hingga bulan September

2012 terdapat 9 IPSKA yang belum memanfaatkan SKA elektronik. Hal

tersebut dikarenakan:

1. Tidak ada SKA yang diajukan oleh eksportir (Biak, Manokwari,

Lembaga Tembakau Medan);

2. Kesulitan akses internet (Fakfak, Kepulauan Yapen dan Merauke);

3. Belum menyadari manfaat dari IPSKA (Bangka Belitung, Kalimantan

Tengah dan Kotawaringin Timur)

Selain meningkatkan pelayanan SKA melalui penyediaan aplikasi dan

infrastruktur penerbitan SKA, Kementerian Perdagangan juga melakukan

penertiban IPSKA sesuai Permendag 21/2012 tentang Instansi Penerbit

SKA. Terkait hal tersebut, Kementerian Perdagangan telah mencabut 2

IPSKA yaitu IPSKA Asahan dan IPSKA Banten, namun telah menunjuk 3

IPSKA baru yaitu IPSKA BPK Sabang, IPSKA Kotabaru dan IPSKA NTT.

UPP Kementerian

Perdagangan

berorientasi kepada

pelayanan publik

Pada bulan April 2012, Kementerian Perdagangan kembali melakukan

peningkatan pelayanan pada Unit Pelayanan Perdagangan (UPP)

Kementerian Perdagangan guna percepatan penerbitan perijinan di

sektor perdagangan. Untuk itu, dikeluarkan Permendag Nomor: 18/M-

DAG/PER/3/2012 Tentang Pendelegasian Wewenang Penerbitan

Perijinan Kepada Koordinator dan Pelaksana Unit Pelayanan

Perdagangan.

Koordinator dan Pelaksana UPP menerbitkan perijinan paling lambat 2

(dua) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar.

Total ijin yang didelegasikan oleh Menteri Perdagangan berdasarkan

Permendag ini adalah sejumlah 93 (sembilan puluh tiga) perijinan yang

terdiri dari 70 perijinan impor, 23 perijinan ekspor, 12 perijinan

perdagangan dalam negeri dan 2 perijinan perdagangan berjangka

komoditi .

Selain itu, status UPP Kementerian Perdagangan mulai bulan April 2012

mengalami perubahan yang semula hanya sebagai loket penerimaan

permohonan, penyimpanan pendistribusian kepada pemroses dan

penyerahan ijin yang sudah jadi, saat ini UPP Kementerian Perdagangan

dapat melakukan pemrosesan perizinan berdasarkan Permendag Nomor

19/M-DAG/PER/3/2012. Dengan tugas dan fungsi yang baru ini

diharapkan pelayanan perizinan perdagangan kepada pelaku usaha dapat

lebih ditingkatkan baik dari segi kualitas pelayanan maupun waktu

penyelesaian perizinan.

Perizinan yang sudah dilimpahkan kepada UPP, saat ini jenis perizinan

yang sudah dapat di proses dan diselesaikan dalam waktu 2 hari, antara

lain:

- Persetujuan ekspor Skrap Logam;

- Persetujuan ekspor Komoditi CITES;

- Importir Terdaftar Produk Tertentu (7 jenis barang: Elektronika,

Pakaian Jadi, Mainan Anak, Alas Kaki, Makanan dan Minuman, Obat

Page 39: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |24

Tradisional dan Herbal, Kosmetik ;

- Importir Terdaftar Gula Kristal Putih;

- Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) [8 kelompok: Beras, Jagung,

Kedelai, Gula, Tekstil dan Produk Tekstil, Sepatu, Elektronika, Mainan

Anak).

INATRADE mendapatkan

Juara 1 kompetisi Open

Government Indonesia

(OGI)

Pada tanggal 10 Agustus 2012, INATRADE Kementerian Perdagangan

mendapatkan predikat Juara 1 kompetisi Open Government Indonesia

(OGI). Pemberian penghargaan ini dilakukan di kantor Wakil Presiden RI

dan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Bp. Boediono kepada

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan.

Kompetisi OGI merupakan lomba layanan publik instansi Pemerintah

Pusat yang diadakan oleh UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan

dan Pengendalian Pembangunan). Lomba ini diikuti oleh 34 instansi

Pemerintah Pusat dengan total 62 layanan publik yang dilombakan.

Lomba ini dimulai pada awal April 2012 dan berakhir pada Juli 2012.

Piala dan Piagam Penghargaan Inatrade sebagai juara I OGI

Tiga aspek utama yang dinilai pada OGI adalah transparansi, partisipasi

dan inovasi. Pada awal lomba, para peserta menyampaikan kepada

panitia kondisi awal layanan publik, pengembangan yang akan dilakukan

serta kondisi akhir yang diharapkan. Pada setiap awal bulan dilakukan

penilaian terhadap progres dari masing-masing perkembangan yang

dilakukan. INATRADE Kementerian Perdagangan terpilih sebagai Juara I

karena dinilai sebagai layanan publik yang paling progresif

perkembangannya.

Penetapan Kebijakan

Pengelolaan Impor

Kementerian Perdagangan selama periode Januari 2012 – Desember

2012 telah menetapkan beberapa kebijakan pengelolaan impor.

Kebijakan pengelolaan impor ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk

penguatan pasar dalam negeri, memegari dan melindungi kepentingan

pembangunan ekonomi nasional dari pengaruh negatif pasar global

terkait aspek K3LM (Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, Lingkungan

Hidup dan moral bangsa), menjamin ketersediaan barang modal, bahan

baku dan penolong yang belum sepenuhnya dapat dipenuhi dari dalam

negeri, peningkatan kualitas pelayanan publik dan tertib administrasi di

bidang impor, meningkatkan taraf hidup petani produsen sekaligus

mendorong terciptanya kondisi perdagangan dan pasar dalam negeri

yang sehat serta iklim usaha yang kondusif, transparan, efektif dan

Page 40: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |25

efisien, serta berkesinambungan.

Beberapa kebijakan di bidang impor yang telah ditetapkan selama

periode ini yaitu:

1. Peraturan Menteri Perdagangan No 02/M-DAG/PER/1/2012 tentang

Ketentuan Impor Mutiara

2. Peraturan Menteri Perdagangan No 03/M-DAG/PER/1/2012 tentang

Ketentuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon

3. Peraturan Menteri Perdagangan No 07/M-DAG/PER/2/2012 sebagai

perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No 15/M-

DAG/PER/3/2007 tentang Ketentuan Impor Mesin Multifungsi

Berwarna, Mesin Fotokopi Berwarna, dan Mesin Printer Berwarna

4. Peraturan Menteri Perdagangan No 08/M-DAG/PER/2/2012 sebagai

perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No 54/M-

DAG/PER/12/2010 tentang Ketentuan Impor Besi atau Baja

5. Peraturan Menteri Perdagangan No 54/M-DAG/PER/8/2012 sebagai

perubahan ke empat, Peraturan Menteri Perdagangan No 11/M-

DAG/PER/3/2012 sebagai Perubahan Ketiga dan Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 11/M-DAG/PER/3/2012 sebagai perubahan ke

dua atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 43/M-

DAG/PER/9/2009 tentang Ketentuan Pengadaan, Pengedaran,

Penjualan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

6. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24/M-DAG/PER/4/2012

sebagai perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

39/M-DAG/PER/10/2010 tentang Ketentuan Pencabutan Impor

Barang Jadi Oleh Produsen.

7. Peraturan Menteri Perdagangan No 59/M-DAG/PER/9/2012 sebagai

perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik No 27/M-

DAG/PER/5/2012 Tentang Ketentuan Angka Pengenal Importir (API).

8. Peraturan Menteri Perdagangan No 60/M-DAG/PER/9/2012 sebagai

perubahan ke dua dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 38/M-

DAG/PER/6/2012 sebagai perubahan atas Peraturan Menteri

Perdagangan No 30/M-DAG/PER/5/2012 Tentang Ketentuan Impor

Produk Hortikultura.

9. Peraturan Menteri Perdagangan No 35/M-DAG/PER/5/2012 sebagai

Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11/M-

DAG/PER/3/2010 Tentang Ketentuan Impor Mesin, Peralatan Mesin,

Bahan Baku, Cakram Optik Kosong dan Cakram Optik Isi.

10. Peraturan Menteri Perdagangan No 58/M-DAG/PER/9/2012 tentang

Ketentuan Impor Garam

11. Peraturan Menteri Perdagangan No 71/M-DAG/PER/11/2012

sebagai Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan No 40/M-

DAG/PER/9/2009 Tentang Verifikasi Atau Penelusuran Teknis Impor

Kaca Lembaran

12. Peraturan Menteri Perdagangan No 72/M-DAG/PER/11/2012

sebagai Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan No

06/M-DAG/PER/1/2007 Tentang Verifikasi Atau Penelusuran Teknis

Impor Keramik

13. Peraturan Menteri Perdagangan No. 77/M-DAG/PER/12/2012

sebagai Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No 48/M-

DAG/PER/12/2011 tentang Impor Barang Modal Bukan Baru

14. Peraturan Menteri Perdagangan No 82/M-DAG/PER/12/2012

tentang Impor Telepon seluler, komputer genggam (handheld), dan

Page 41: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |26

komputer tablet.

15. Peraturan Menteri Perdagangan No 83/M-DAG/PER/12/2012

tentang Impor Produk Tertentu.

Kebijakan impor produk

hortikultura Pada tahun 2012, Kementerian Perdagangan mengeluarkan ketentuan

impor produk hortikultura melalui Permendag Nomor: 30/M-

DAG/PER/5/2012 yang merupakan turunan dari dari Undang-Undang

Nomor: 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura Pasal 88 ayat (2). Selama ini

produk hortikultura belum diatur tata niaga impornya, maka impor dapat

dilakukan oleh setiap importir sepanjang yang bersangkutan telah

memiliki Angka Pengenal Importir (API) dan mematuhi ketentuan

Karantina.

Latar belakang diaturnya impor produk hortiultura antara lain

hortikultura merupakan komoditi strategis yang mempunyai nilai

ekonomis bagi masyarakat Indonesia dan erat kaitannya dengan

ketahanan pangan, sehingga kegiatan produksi, penyediaan, pengadaan,

distribusi produk hortikultura maupun impornya menjadi sangat penting,

dan perlu pengaturan agar tidak merugikan petani, konsumen dan

masyarakat Indonesia. Berdasarkan data BPS, dalam 5 tahun terakhir,

impor produk hortikultura mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Lima negara asal impor buah2an terbesar ke Indonesia berdasarkan data

tahun 2012 adalah China, Thailand, Amerika Serikat, Chile, dan Australia.

Sedangkan negara asal impor sayur-sayuran terbesar adalah dari China,

Thailand, Myanmar, India, dan Vietnam.

Khusus untuk produk holtikultura yang menjadi perhatian khusus

Pemerintah adalah potensi masuknya Organisme Penganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK) karena dalam kurun waktu tiga tahun terakhir,

dilaporkan bahwa produk hortikultura yang masuk ke Indonesia

membawa beberapa OPTK eksotik yang belum ada di Indonesia dan

belum diketahui cara pengendaliannya. OPTK eksotik tersebut, antara lain

Panthoea stewartii, Aphelenchoides fragariae, Psedomonas capsici.

Peraturan ini kemudian mengalami dua kali perubahan dan terakhir

melalui Permendag Nomor: 60/M-DAG/PER/9/2012. Hal yang diubah

dalam ketentuan tersebut antara lain: penghapusan ketentuan wajib

memperoleh Surat Keterangan Pencantuman Label Berbahasa Indonesia-

Produk Hortikultura (SKPLBI-Produk Hortikultura), namun tidak

menghapus kewajiban penggunaan label berbahasa Indonesia dan untuk

impor produk Hortikultura oleh IT-Produk Hortikultura. Komoditi

hortikultura yang diatur dalam ketentuan ini mencakup 57 jenis HS, yang

terdiri atas produk tanaman hias, seperti anggrek dan krisan; produk

hortikultura segar, seperti bawang, sayur-sayuran dan buah-buahan

(wortel, lobak pisang, kentang, cabe, jeruk, apel, anggur, papaya); serta

produk hortikultura olahan, seperti sayuran dan buah-buahan yang

diawetkan dan jus buah.

Adapun pokok-pokok pengaturan impor hortikultura adalah sebagai

berikut:

� Impor Produk Hortikultura hanya dapat dilakukan oleh perusahaan

yang telah mendapatkan pengakuan sebagai IP-Produk Hortikultura

atau penetapan sebagai IT-Produk Hortikultura dari Menteri.

� Untuk memperoleh pengakuan sebagai IP-Produk Hortikultura,

perusahaan harus mengajukan permohonan kepada Menteri dalam

hal ini Direktur Jenderal, dengan melampirkan antara lain fotokopi

Page 42: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |27

Angka Pengenal Importir Produsen (API-P), bukti penguasaan gudang

penyimpanan sesuai karakteristik produk, bukti penguasaan alat

transportasi sesuai karakteristik produk, rekomendasi Impor Produk

Hortikultura (RIPH) dari Menteri Pertanian atau pejabat yang ditunjuk.

� Untuk memperoleh penetapan sebagai IT-Produk Hortikultura,

perusahaan harus mengajukan permohonan kepada Menteri dalam

hal ini Direktur Jenderal, dengan melampirkan fotokopi Angka

Pengenal Importir Umum (API-U), bukti kepemilikan gudang

penyimpanan sesuai karakteristik produk, bukti kepemilikan alat

transportasi sesuai karakteristik produk, bukti kontrak kerjasama

penjualan Produk Hortikultura paling sedikit dengan 3 (tiga)

distributor selama paling sedikit 1 (satu) tahun, bukti pengalaman

sebagai distributor Hortikultura selama 1 (satu) tahun, dan surat

pernyataan bermaterai yang menyatakan tidak akan menjual Produk

Hortikultura kepada konsumen langsung atau pengecer (retailer).

Ketentuan Angka

Pengenal Importir (API) Kementerian Perdagangan menetapkan ketentuan tentang Angka

Pengenal Importir pada Mei 2012 melalui Permendag Nomor: 27/M-

DAG/PER/5/2012. Selama implementasi peraturan ini, terdapat beberapa

hal yang menyebabkan ketentuan ini harus mengalami perubahan

sehingga ketentuan ini kemudian direvisi melalui Permendag Nomor:

59/M-DAG/PER/9/2012.

Tujuan pengaturan ini adalah untuk:

1. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaku impor;

2. Mendorong pengembangan industri di dalam negeri;

3. Meningkatkan keadilan (fairness) di antara pelaku impor;

4. Meningkatkan kredibilitas dari para pelaku impor.

Berdasarkan ketentuan ini maka terdapat 2 (dua) jenis API yaitu Angka

Pengenal Importir –Produsen (API-P) dan Angka Pengenal Importir Umum

(API-U).

Berdasarkan ketentuan ini, API-P dimungkinkan untuk menjadi Produsen

Importir jika dalam pengembangan usaha dan investasinya, perusahaan

pemilik API-P dapat mengimpor barang industri tertentu untuk tujuan

diperdagangkan dan/atau dipindahtangankan. Barang Industri tertentu

tersebut tidak digunakan sebagai proses produksi dan hanya untuk tujuan

Tes Pasar dan/atau sebagai Barang Komplementer. Persyaratan untuk

menjadi Produsen Importir adalah rekomendasi dari instansi teknis

pembina di tingkat pusat yang memuat antara lain jumlah, jenis barang

dan Pos Tarif/HS, jangka waktu impor sesuai dengan maksud/tujuan

peruntukkan barang, dan pelabuhan muat dan tujuan

Forum Ekspor sebagai

sasarana komunikasi

Pemerintah dan Pelaku

Usaha

Dalam rangka peningkatan daya saing ekspor nasional dan pelaksanaan

tugas Pokja Ekspor Tim Nasional Pengembangan Ekspor dan

Pengembangan Investasi, Menteri Perdagangan selaku Ketua Pokja

Ekspor terus menerus meningkatkan komunikasi dan fasilitasi dengan

para pelaku usaha. Sebagaimana pada tahun sebelumnya, Kementerian

Perdagangan pada tahun 2011-2012 kembali mengadakan Forum Ekspor

yang merupakan sarana komunikasi antara instansi Pemerintah dengan

para pelaku usaha khususnya dalam upaya peningkatan ekspor.

Forum Ekspor yang berhasil dilaksanakan Kementerian Perdagangan pada

periode ini yaitu

Page 43: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |28

1. Forum Ekspor Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah Produk Hasil

Perikanan, Perkebunan dan Makanan Minuman pada tanggal 31

Januari 2012 di kota Malang. Melalui Forum Ekspor ini, Kementerian

Perdagangan berhasil menganalisa dan mengidentifikasi hambatan

ekspor dan menyiapkan rekomendasi kebijakan dan langkah-langkah

penyelesaian masalah sesuai prioritas penyelesaiannya.

Beberapa hal yang diusulkan pada Forum Ekspor kali ini antara lain

adanya pedoman pelaksanaan ekspor rumput laut, ketentuan Nomor

Induk Kepabeanan (NIK), masalah hambatan untuk ekspor produk

tembakau dan beberapa permasalahan produksi tembakau, dan

masalah pasokan energi.

Penyelenggaraan Forum Ekspor yang dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan

Penetapan kebijakan di

bidang industri dan

pertambangan sebagai

implementasi kebijakan

Sustainable Trade

Dalam rangka meningkatkan daya saing ekspor di bidang industri dan

pertambangan, Kementerian Perdagangan telah menetapkan beberapa

kebijakan ekspor di bidang industri dan pertambangan. Beberapa

kebijakan ekspor di bidang industri dan pertambangan ini pada umumnya

merupakan kelanjutan dan implementasi dari kebijakan Sustainable

Trade pada tahun-tahun sebelumnya. Melalui kebijakan ini, diharapkan

daya saing ekspor Indonesia semakin meningkat karena produk yang

diekspor adalah produk yang bernilai tambah tinggi.

Selama periode ini, beberapa kebijakan yang telah ditetapkan adalah:

1. Ketentuan Umum Di Bidang Ekspor melalui Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 13/M-DAG/PER/3/2012. Peraturan ini

merupakan revisi Kepmenperindag No. 558 Tahun 1998 jo.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01/M-DAG/PER/1/2007

tentang Ketentuan Umum Di Bidang Ekspor.

Ketentuan umum di bidang ekspor mencakup hal-hal berkaitan

dengan norma-norma/kaidah umum pengaturan, pengawasan,

pembatasan dan pelarangan ekspor. Ketentuan umum ini terpisah

dengan penetapan jenis barang.

2. Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan melalui Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 29/M-DAG/PER/5/2012 yang kemudian dirubah

dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 52/M-

DAG/PER/8/2012. Kebijakan ini mengatur tata niaga ekspor untuk 61

Page 44: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |29

(enam puluh satu) pos tarif barang tambang mineral logam, mineral

non logam dan batuan dengan instrumen wajib Eskportir Terdaftar

(ET), Persetujuan Ekspor (PE), dan Verifikasi Ekspor.

3. Ketentuan Barang Dilarang Ekspor melalui Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/7/2012.

Ketentuan ini merupakan pelarangan ekspor beberapa produk

pertanian dan peternakan, produk kehutanan, produk perikanan dan

kelautan, produk industri, produk pertambangan, tumbuhan dan

satwa dari alam, dan barang cagar budaya.

4. Ketentuan Ekspor Sisa dan Skrap Logam melalui Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 45/M-DAG/PER/7/2012.

Peraturan ini mengatur tata niaga ekspor sisa dan skrap logam yang

mencakup 18 (delapan belas) pos tarif di mana diatur bahwa setiap

pelaksanaan ekspornya wajib memperoleh Persetujuan Ekspor (PE)

terlebih dahulu.

5. Ketentuan Ekspor Perak dan Emas melalui Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 46/M-DAG/PER/7/2012.

Peraturan ini mengatur tata niaga ekspor perak dan emas di mana

dalam setiap pelaksanaan ekspornya wajib memperoleh Persetujuan

Ekspor (PE) terlebih dahulu.

6. Ketentuan Ekspor Prekursor melalui Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 47/M-DAG/PER/7/2012.

Kebijakan ini mengatur tentang tata niaga ekspor untuk 29 (dua

puluh sembilan) jenis prekursor non farmasi yang wajib memperoleh

pengakuan sebagai Eksportir Terdaftar (ET), Persetujuan Ekspor (PE),

verifikasi ekspor dan mendapatkan notifikasi persetujuan dari

negara pengimpor.

7. Ketentuan Ekspor Pupuk Urea Non Subsidi melalui Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 48/M-DAG/PER/7/2012.

Kebijakan ini mengatur tentang ketentuan tata niaga ekspor pupuk

urea non subsidi dan mekanisme alokasi volume ekspor yang

ditetapkan dalam satu tahun.

Beberapa komoditi

ekspor produk

pertambangan

dikenakan kebijakan Bea

Keluar

Dalam rangka peningkatan daya saing produk ekspor Indonesia dan

menjaga ketersediaan bahan baku pertambangan di dalam negeri, maka

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008 tentang

Pengenaan Bea Keluar Terhadap Barang Ekspor dan Peraturan menteri

Keuangan Nomor 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Barang Ekspor

Dikenakan Bea Keluar dan Tarif bea Keluar, maka Kementerian

Perdagangan perlu menetapkan tata cara pernetapan harga patokan

ekspor atas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar.

Kebijakan ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

33/M-DAG/PER/5/2012 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan

Ekspor Atas Produk Pertambangan Yang Dikenakan Bea Keluar.

Berdasarkan peraturan ini makan penetapan HPE atas produk

pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan pemenuhan

kebutuhan dalam negeri, kelestarian sumber daya alam, stabilitas harga

Produk Pertambangan di dalam negeri dan/atau daya saing produk

pertambangan yang diekspor.

Ketentuan ini mengatur tata cara penetapan harga referensi penetapan

Harga Patokan Ekspor Produk Pertambangan berdasarkan harga rata-rata

tertinggi pada: bursa internasional; harga FOB; harga yang berlaku di

Page 45: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |30

pasar dalam negeri; atau harga di negara pengimpor produk

pertambangan.

Sebagai implementasi kebijakan ini maka Kementerian Perdagangan

menetapan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Penetapan Harga

Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Yang Dikenakan Bea Keluar

yang diterbitkan setiap bulan.

Sebagaimana implementasi penetapan Bea Keluar untuk beberapa

produk pertanian seperti kakao dan CPO yang menunjukkan adanya

peningkatan ekspor produk yang lebih bernilai tambah, maka melalui

implementasi kebijakan ini juga diharapkan adanya peningkatan ekspor

produk pertambangan yang bernilai tambah tinggi dan bukan ekspor

produk pertambangan yang masih merupakan raw material.

Harmonisasi dari Sistem

Verifikasi Legalitas Kayu

dan FLEGT-VPA antara

Indonesia dan Eropa.

Kementerian Perdagangan pada bulan Oktober 2012 telah menetapkan

ketentuan ekspor produk industri kehutanan yang merupakan pengganti

dari ketentuan sebelumnya. Ketentuan ini ditetapkan melalui Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor: 64/M-DAG/PER/10/2012 tentang Ekspor

Produk Industri Kehutanan. Berdasarkan Permendag ini ekspor produk

industri kehutanan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan industri

kehutanan yang telah mendapat pengakuan sebagai ETPIK (Eksportir

Terdaftar Produk Industri Kehutanan) dan perusahaan perdagangan di

bidang ekspor produk industri kehutanan yang telah mendapat

pengakuan sebagai ETPIK Non-Produsen.

Ketentuan baru ini ditetapkan dalam rangka hilirisasi produk industri

kehutanan yang perlu didukung oleh sumber bahan baku legal dan

dikelola secara lestari. Ketentuan ini juga ditujukan untuk mendorong

ekspor kayu dan mencegah perdagangan kayu dan produk kayu ilegal,

serta menyesuaikan dengan sistem klasifikasi barang yang baru dan

standar verifikasi legalitas kayu. Penertbitan ketentuan ini juga

merupakan harmonisasi dari Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:

P.38/Menhut-II/2009 Tentang Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)

yang telah direvisi dengan Permenhut Nomor: P.68/Menhut-II/2011.

SVLK merupakan suatu sistem yang akan memastikan kayu yang telah

diverifikasi merupakan kayu yang legal asal usulnya dan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu ekspor produk industri kehutanan yang diatur dalam ketentuan

ini wajib menggunakan Dokumen V-Legal yang menyatakan bahwa

produk kayu memenuhi standar verifikasi legalitas kayu sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokumen V-Legal ini

merupakan output dari SVLK sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Kehutanan yang telah disebutkan di atas. Penggunaan dokumen

V-Legal ini dibagi ke dalam 2 tahap yaitu yang dimulai pada 1 Januari

2013 dan yang dimulai pada 1 Januari 2014.

SVLK sebagaimana disebutkan di atas juga dijadikan sebagai basis

negosiasi FLEGT-VPA (Forest Law Enforcement Governance And Trade –

Voluntary Partnership Agreement) antara Indonesia – Eropa. FLEGT

adalah respon dan komitmen masyarakat Uni Eropa untuk membantu

memberantas penebangan liar dan perdagangan ilegal produk hasil

hutan yang terjadi secara global termasuk di Indonesia. Substansi yang

diatur dalam VPA menyangkut a.l: legalitas kayu, lisensi ekspor, sistem

Page 46: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |31

verifikasi, instansi yang berwenang dan pengawas independen. FEGT-

VPA ini bertujuan untuk mencegah masuknya kayu ilegal ke pasar Uni

Eropa melalui Perjanjian Kemitraan Sukarela (VPA) antara UE dengan

negara produsen kayu.

Dengan diterbitkannya Permendag tersebut diharapkan ekspor Indonesia

ke Uni Eropa dapat memiliki daya saing yang lebih baik dibandingkan

ekspor produk sejenis oleh negara pesaing.

Ketentuan Ekspor Sarang

Burung Walet 1. Telah ditandatangan Protokol persyaratan hiegenitas, karantina dan

pemeriksaan untuk importasi produk sarang burung walet dari Indonesia

ke China antara Kementan RI dan Administrasi Pengawasan Mutu,

Inspeksi dan Karantina RRC pada Tgl 24 April 2012;

2. Kementerian Perdagangan menetapkan Permendag 51/M-

DAG/PER/7/2012 tentang Ketentuan Ekspor Sarang Burung Walet ke

Republik Rakyat China.

3. Sudah dilakukan Sosialisasi Kebijakan Ekspor Sarang Burung Walet

Nomor 51/M-DAG/PER/7/2012 tentang Ketentuan Ekspor Sarang Burung

Walet ke Republik Rakyat China pada tanggal 10 Agustus 2012 di

Semarang, dan direncanakan akan dilakukan sosialisasi kembali pada

tanggal 7 September 2012 di Surabaya.

Melalui kebijakan yang baru ini diharapkan ekspor sarang burung walet k

China tidak lagi mengalami hambatan teknis sebagaimana yang telah

terjadi pada beberapa tahun sebelumnya.

Larangan Ekspor untuk

Komoditi Rotan Mentah

dalam rangka

peningkatan ekspor

bernilai tambah tinggi

Dalam rangka meningkatkan ekspor benilai tambah tinggi dan kebijakan

Sustainable Trade, Kementerian Perdagangan pada bulan November

2011 menetapkan kebijakan larangan ekspor rotan mentah sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 35/M-

DAG/PER/11/2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan.

Kebijakan ini juga ditujukan untuk memanfaatkan rotan secara

berkesinambungan dan menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri

produk rotan, peningkatan dan pengembangan industri rotan ansional

serta mencegah adanya upaya penyeludupan.

Agar kebijakan ini lebih efektif, perlu adanya upaya untuk meningkatkan

kerjasama antar Pemda sumber bahan baku rotan dengan Pemda sentra

industri barang jadi rotan, memfasilitasi pembangunan terminal rotan di

sentra industri furniture, meningkatkan mutu dan desain furniture rotan

serta optimalisasi Pusat Desain Furniture Rotan.

3.2.1.5 Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Konsumen

Partisipasi pada forum

Standar Internasional Kementerian Perdagangan aktif berpartisipasi dalam berbagai pertemuan

di bidang standar Internasional, sehingga dapat mempelajari dan

memahami berbagai substansi standardisasi. Adapun pertemuan

tersebut antara lain:

1. Standardisasi dan Pelabelan Pemanfaatan Listrik Rumah Tangga di

Australia.

Dalam pertemuan tersebut kedua negara peserta study visit yaitu

Vietnam dan Indonesia masing-masing mempresentasikan

perkembangan terkait standar dan pelabelan bagi produk peralatan

rumah tangga di masing-masing negara. Seluruh produk yang

Page 47: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |32

termasuk pada Program Equipment Energy Efficiency (E3) sebelum

dipasarkan, harus terlebih dahulu teregistrasi di portal

www.energyrating.gov.au. Tujuan pelabelan ini dapat memudahkan

konsumen dalam memilih peralatan rumah tangga yang paling efisien

penggunaan energinya, hanya dengan melihat jumlah bintang dari

label yang tertera pada kemasan produk, konsumen dapat melihat

tingkat efisiensi dan konsumsi tahunan yang digunakan oleh

peralatan rumah tersebut.

2. ASEAN Task Force on Codex (ATFC) di Bangkok.

Telah dicapai kesepakatan bersama agar Negara ASEAN mendukung

adopsi beberapa isu, yaitu:

- Maximum Levels for Melamine in Food and Feed (CCCF)

- Proposed Draft Standard for Alive Abalone and for Raw Fresh

Chilled or Frozen Abalone for Direct Consmption or for Processing

(CCFFP)

- Proposed Draft Standard for Fresh and Quick Frozen Raw Scallop

(Pectinidae) Adductor Muscle Meat for adoption at Step 5/8

(CCFFP)

3. ISO COPOLCO di Fiji.

Pertemuan tersebut terdiri dari WG on Consumer Participation, WG

on Training Grou, WG on Consumer Protection in the Global Market

Place dan WG on product safety dengan kesimpulan perlunya

pengawasan yang lebih baik di perbatasan, pertukaran informasi

tentang produk yang tidak aman (sub-standard), penyusunan

pedoman pengawasan pasar, pengumpulan data masukan dari

konsumen kepada pemerintah, peningkatan informasi dan edukasi

konsumen serta ketertelusuran (tracebility) produk.

4. Codex Committee on Food Labelling di Ottawa.

Agenda utama adalah penyusunan standar label pangan dalam upaya

perlindungan konsumen dan diitikberatkan pada penerapan World

Health Organization (WHO) global strategy on diet and physical

activity serta membahas tentang pedoman produksi, pengolahan,

pelabelan dan pemasaran pangan organik dengan hasil yang perlu

dipertimbangkan implementasinya di Indonesia antara lain

kewajiban mencantumkan informasi nilai gizi pada semua

produk pangan serta mengakomodir klaim “tanpa penambahan

gula” dan “tanpa penambahan garam”.

5. JSC EEE and Its Related Meetings di Phnom Penh.

Transposisi AHEEERR ke dalam peraturan Nasional dilakukan dalam

beberapa tahap yang disebut milestones dan Indonesia dan Kamboja

pada saat ini masih termasuk dalam tahap 3 (amend). Pertemuan

sepakat untuk membahas post market alert system yang merupakan

bagian dari post market surveillance dan diskripsi tentang beberapa

modul yang dikembangkannya termasuk proses traceability produk

serta mengkaji apakah ASEAN Conformity Mark (ACM) dapat

diterapkan untuk sektor EEE berdasarkan hasil feasibility study yang

direncanakan akan dilakukan ACCSQ.

Page 48: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |33

6. Technical Barrier to Trade (TBT) di Jenewa.

Tujuan pertemuan untuk memberikan tanggapan atas Specific Trade

Concerns (STC) yang disampaikan oleh Mexico dan South Africa

terkait Draft modification to the technical regulation

HK.00.05.52.4040 on alcoholic drinks; atas STC yang disampaikan

Korea dan Jepang terhadap notifikasi Indonesia mengenai Rancangan

Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan Standar

Nasional (SNI) Baja lembaran tipis lapis timah elektrolisa (BjLTE)

secara wajib (G/TBT/N/IDN/46); dan atas STC yang disampaikan pihak

Amerika Serikat dan Uni Eropa terkait Technical Guidelines for the

Implementation of the Adoption and Supervision of Indonesia

National Standards for Obligatory Toy Safety. Selain itu, tanggapan

atas STC yang disampaikan oleh Amerika Serikat terkait Import permit

regulations 60 for horticultural products from the Ministries of

Agriculture and Trade yang dinotifikasi melalui G/LIC/N/2/IND/12 dan

G/SPS/N/IND/55 dan Technical Guidelines for the Implementation of

the Adoption and Supervision of Indonesia National Standards for

Obligatory Toy Safety yang dinotifikasi melalui G/TBT/N/IDN/64.

Manyampaikan intervensi atas STC yang diajukan oleh Republik

Dominika kepada New Zealand terkait proposal to introduce plain

packaging of tobacco products dinotifikasi melalui G/TBT/N/NZL/62

dan atas STC yang diajukan oleh AS kepada European Union (EU)

terkait Directive 2009/28/CE Renewable Energy Directive melalui

notifikasi G/TBT/N/EEC/200; G/TBT/N/EEC/200/Add.1.

7. The 2nd International Tripartite Rubber Council (ITRC) di Penang.

Pembentukan Regional Rubber Market dan sepakat untuk

membentuk Technical Working Group dengan melibatkan perwakilan

dari Rubber Research Institute of Thailand (RRIT), Bursa Malaysia

Derivatives Bhd (BMDB), dan Indonesia Commodity & Derivatives

Exchange (ICDX). Pertemuan membahas konsep Regional Rubber

Market untuk meningkatkan peranan Thailand, Indonesia, dan

Malaysia dalam menstabilkan harga karet alam dan meningkatkan

pendapatan petani karet dan mempromosikan jaringan bisnis,

penyampaian fisik, aktivitas arbitrase dan perdagangan karet alam.

8. Rangkaian Pertemusn D8 di Mataram.

Pembahasan mengenai Mataram Initiatives yang berisi antara lain

Komitmen untuk mengatasi volatilitas harga pangan dan

meningkatkan produksi pangan global, serta strategi untuk

memberantas kelaparan dan kurang gizi; memberikan prioritas dalam

ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat

pedesaan dalam mewujudkan pembangunan pertanian

berkelanjutan; peningkatan kerjasama teknis dalam aplikasi dan

harmonisasi standar pupuk, potensi penelitian dan kerjasama

teknologi untuk pupuk komersial dan perdagangan intra kawasan.

Untuk itu, para menteri mendesak agar negara-negara anggota D-8

untuk menyiapkan data base dan informasi tentang standar pupuk

diantara negara anggota serta pembentukan kelompok kerja teknis

dalam rangka meningkatkan produksi pakan ternak, yaitu: technical

working group on palm kernel cake, rice bran dan cassava.

Page 49: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |34

Peraturan terkait

Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen

Kementerian Perdagangan selama periode Tahun 2012 telah melakukan

berbagai upaya penguatan pasar dalam negeri, penciptaan iklim usaha

perdagangan dalam negeri yang kondusif dan perlindungan kepada

konsumen dengan mengeluarkan kebijakan antara lain:

1. Peraturan Menteri Perdagangan No. 69/M-DAG/PER/10/2012

tentang Tanda Tera.

2. Peraturan Menteri Perdagangan No. /M-DAG/PER/12/2012 tentang

Tanda Sah Tahun 2014.

3. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 954/M-DAG/KEP/10/12

tentang Penetapan Kota Surakarta sebagai Daerah Tertib Ukur.

4. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor Nomor 956/M-

DAG/KEP/10/12 tentang Penetapan Kota Balikpapan sebagai Daerah

Tertib Ukur.

5. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor Nomor 955/M-

DAG/KEP/10/12 tentang Penetapan Kota Batam sebagai Daerah

Tertib Ukur.

6. Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan

Konsumen Nomor 18.1/SPK/KEP/02/2012 tentang Pembentukan Unit

Pelayanan Perijinan Kemetrologian (UPPK).

7. Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan

Konsumen Nomor 72/SPK/KEP/09/2012 tentang Penetapan UPTD

Metrologi Legal Terbaik Tahun 2012.

Kebijakan Standardisasi

dan Perlindungan

Konsumen

Surat Menteri Perdagangan tentang Pembentukan dan Dukungan

terhadap BPSK tanggal 23 Juli 2012, sehingga diharapkan Kabupaten/

Kota yang akan mendapatkan bantuan pasar dipersyaratkan memiliki

BPSK terlebih dahulu sebagai akses penyelesaian kasus konsumen di

wilayah tersebut, dan dihimbau agar Kabupaten/Kota yang belum

memiliki BPSK agar segera mengusulkan membentuk BPSK kepada

Presiden melalui Menteri Perdagangan.

Bagi Kabupaten/Kota yang telah memiliki BPSK agar tetap mendukung

kinerja dan eksistensinya dengan penyediaan sarana prasarana dan dana

operasional yang memadai sesuai pernyataan kesanggupan di awal

pembentukannya.

Gerakan Konsumen

Cerdas

Gerakan konsumen cerdas dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan

pemahaman konsumen agar lebih cerdas dan memiliki proteksi alamiah

serta mampu menghadapi pasar yang semakin terbuka. Gerakan

Konsumen Cerdas dilaksanakan melalui kegiatan Klinik Konsumen

Terpadu (KKT), Motivator dan Gerakan Komunitas Konsumen,

Pengembangan Layanan Informasi Konsumen di Perguruan Tinggi,

Edukasi Belanja Cerdas, Pengaduan Konsumen secara online (Siswas PK,

Hotline-Call Center), serta Sosialisasi melalui media elektronik dan media

cetak. Saat ini dirintis kerjasama edukasi dengan ormas (dimulai dengan

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama) dan telah dihasilkan pedoman

edukasi untuk Da’i dan Aktivis Ormas.

Pembinaan dan

pengawasan

kemetrologian melalui

Daerah Tertib Ukur

Pembentukan Daerah Tertib Ukur merupakan langkah percepatan

peningkatan tertib ukur dilakukan dalam rangka memberikan

perlindungan terhadap kepentingan umum/konsumen dalam hal jaminan

kebenaran hasil pengukuran dan mendorong pemerintah daerah aktif

dalam mewujudkan tertib ukur dan meningkatkan kinerja kemetrologian.

Page 50: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |35

Pada tahun 2012 telah ditetapkan 3 (tiga) kota menjadi Daerah Tertib

Ukur yaitu Kota Batam pada tanggal 6 November 2012, Kota Balikpapan

pada tanggal 30 Oktober 2012 dan Kota Surakarta pada tanggal 16

Oktober 2012. Pada kesempatan itu pula dilakukan juga penyerahan

bantuan timbangan dengan total sebanyak 2025 (dua ribu dua puluh

lima) unit kepada ketiga Walikota untuk diberikan kepada usaha mikro

pemilik UTTP yang telah rusak maupun tidak memenuhi persyaratan

teknis kemetrologian. Upaya pembentukan Daerah Tertib Ukur ini

mendapat perhatian besar dari Pemerintah Daerah. Untuk tahun 2013,

telah ada 6 Kabupaten/Kota yang mengusulkan membentuk Daerah

Tertib Ukur antara lain: Kota Padang, Kota Tarakan, Kota Bontang, Kota

Tebing Tinggi, Kabupaten Karimun, dan Kota Salatiga.

Peresmian Penetapan Kota Surakarta sebagai Daerah Tertib Ukur 2012 oleh Wakil Menteri Perdagangan

Pembinaan dan

pengawasan

kemetrologian melalui

Pasar Tertib Ukur

Dalam rangka peningkatan perlindungan terhadap konsumen dalam hal

kebenaran hasil pengukuran, peningkatan citra pasar tradisional, dan

penanaman elemen perlindungan konsumen di pasar tradisional,

Kementerian Perdagangan menetapkan program pembentukan Pasar

Tertib Ukur. Kriteria ditetapkannya pasar tradisional sebagai Pasar Tertib

Ukur, antara lain dikelola dengan manajemen yang baik, memiliki data

base tentang jumlah, jenis, lokasi, dan pemilik UTTP, dan semua UTTP

yang digunakan dalam transaksi perdagagan bertanda tera sah.

Pembentukan Pasar Tertib Ukur dimulai pada tahun 2010 dengan

ditetapkan 56 Pasar Tertib Ukur di 33 Ibukota Provinsi. Selanjutnya pada

tahun 2012 telah ditetapkan 35 Pasar Tertib Ukur di 28 Kabupaten/Kota.

Bagi pasar yang telah memperoleh predikat Pasar Tertib Ukur,

Kementerian Perdagangan menyediakan bantuan timbangan ukur ulang

yang dapat digunakan oleh konsumen untuk memastikan kebenaran hasil

pengukuran dan juga bantuan timbangan masing-masing 20 unit tiap

pasar untuk digunakan sebagai timbangan pengganti pada saat

dilaksanakan tera ulang.

Page 51: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |36

Penetapan Pasar Aviari di Batam sebagai Pasar Tertib Ukur 2012 oleh Menteri Perdagangan

Peningkatan pemahaman

di bidang metrologi legal

Kegiatan Peningkatan pemahaman metrologi legal merupakan upaya

Kementerian Perdagangan untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat,

pelaku usaha, aparat pemerintah, dan stakeholder lainnya terhadap

pentingnya metrologi legal khususnya dalam transaksi perdagangan. Hal

ini mengingat masih banyak masyarakat yang belum mengenal

pentingnya metrologi legal sehingga upaya untuk mewujudkan tertib

ukur masih dilakukan oleh Pemerintah. Pemerintah daerah belum

menjadikan kegiatan metrologi legal menjadi kegiatan prioritas di daerah

dan masyarakat belum ikut berperan aktif dalam upaya mewujudkan

tertib ukur. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan

pemahaman di bidang metrologi legal antara lain:

1. Seminar Regional dengan tema “Membangun Budaya Jujur dan

Meningkatkan Citra Daerah melalui Tertib Ukur” yang dilaksanakan:

Regional I untuk wilayah Sumatera tanggal 3 April 2012, Regional II

untuk wilayah Jawa dan Nusa Tenggara tanggal 10 Mei 2012,

Regional III untuk wilayah Kalimantan tanggal 17 April 2012, dan

Regional IV untuk wiilayah timur Indonesia tanggal 1 Mei 2012.

2. Penayangan iklan animasi tentang Pos Ukur Ulang di ruang tunggu

airport.

3. Pelatihan tingkat Asia Pasifik tentang sistem ketertelusuran meter

kadar air untuk komoditi beras yang dilaksanakan tanggal 28 Mei –

1 Juni 2012.

4. Bimbingan teknis pengelola pasar yang dilaksanakan pada tanggal

11 – 15 Juli 2012 di Bandung.

5. Upgrading bagi PPNS Metrologi Legal yang dilaksanakan pada

tanggal 30 – 1 Juni 2012 di Bandung.

6. Bimbingan Teknis tentang Syarat Teknis UTTP bagi aparat

pemerintah daerah.

Peresmian Gedung Kantor

dan Laboratorium Balai

Standardisasi Metrologi

Legal Regional I,II,III,dan

IV

Dalam rangka mengantisipasi pelaksanaan otonomisasi khususnya di

bidang pelayanan kemetrologian dimana urusan metrologi legal

ditetapkan menjadi urusan pilihan bagi Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Kementerian Perdagangan telah

membentuk unit kerja baru untuk memfasilitasi pemerintah daerah

dalam menyelenggarakan pelayanan metrologi legal, dengan demikian

masyarakat konsumen diharapkan tetap memperoleh perlindungan

dalam hal jaminan kebenaran hasil pengukuran. Unit kerja tersebut

adalah Balai Standardisasi Metrologi Legal (BSML) yang dibentuk pada

tahun 2006 yaitu Regional I di Provinsi Sumatera Utara untuk wilayah

Page 52: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |37

Sumatera; Regional II di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk

wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT; Regional III di Provinsi Kalimantan

Selatan untuk wilayah Kalimantan; dan Regional IV di Provinsi Sulawesi

Selatan untuk wilayah Timur Indonesia.

Tugas pokok BSML antara lain :

a. Memberikan bimbingan dan pembinaan bagi Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Metrologi Legal dan Pegawai Berhak (Penera),

b. Melaksanakan interkomparasi antar UPTD Metrologi Legal Provinsi

untuk memastikan kesamaan kemampuan dan keakurasian standar

antar UPTD Metrologi Legal Provinsi,

c. Verifikasi standar acuan milik UPTD Metrologi Legal Provinsi, dan

verifikasi standar uji/kerja UPTD Metrologi Legal Kabupaten/Kota

apabila UPTD Metrologi Legal Provinsi belum siap/mampu

menangani,

d. Monitoring standar uji/kerja pada UPTD Metrologi Legal

Kabupaten/Kota dan standar acuan milik UPTD Metrologi Legal

Provinsi untuk menjamin standar tersebut telah tertelusur secara

berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan

e. Melaksanakan tera/tera ulang UTTP di wilayah kerja provinsi apabila

pemerintah daerah provinsi tersebut belum membentuk UPTD

Metrologi Legal.

Peresmian Gedung Kantor dan Laboratorium BSML oleh Menteri Perdagangan dan dihadiri oleh Gubernur DIY Sri

Sultan Hamengku Buwono X

Penghargaan bagi

pemangku kepentingan

yang peduli tertib ukur.

Dalam rangka meningkatkan kinerja UPTD Metrologi Legal dan

memotivasi kerja Pegawai Berhak dalam memberikan pelayanan tera dan

tera ulang serta memberikan apresiasi kepada perusahaan dalam negeri

yang memiliki ketaatan/kepatuhan dalam menggunakan UTTP dan

mengedarkan BDKT sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kementerian

Perdagangan memberikan penghargaan “Metrology Award” kepada 3

(tiga) UPTD terbaik, 3 (Tiga) Pegawai Berhak Teladan dan 5 (lima)

perusahaan pengguna UTTP peduli tertib ukur yang diberikan oleh bapak

Wakil Menteri Perdagangan, yaitu:

1. UTPD Terbaik adalah Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak

sebagai terbaik I, Balai Metrologi Wilayah Semarang sebagai terbaik

II dan Balai Metrologi Wilayah Banyumas sebagai terbaik III.

2. Pegawai Berhak Teladan adalah Edi Subeno dari Balai Metrologi

Wilayah Semarang (Pegawai Teladan I), M Eqbal dari Balai Metrologi

Wilayah Semarang (Pegawai Teladan II) dan Edi Subiantoro dari

Balai Kemetrologian Karawang (Pegawai Teladan III).

3. Perusahaan pengguna UTTP peduli tertib ukur adalah:

a. PT. Kraft Indonesia (produsen makanan ringan), Cikarang

Page 53: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |38

Bekasi;

b. PT. Sinar Mas Agro Resources Technology Tbk. (produsen

olahan minyak sawit), Rungkut Surabaya;

c. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota

Bogor;

d. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Surabaya; dan

e. ASESE (UMKM produsen rendang dalam kemasan) di kota

Padang.

Pemberian penghargaan kemetrologian oleh Wakil Menteri Perdagangan

3.2.1.6 Penciptaan Jaringan Distribusi Perdagangan Yang Efisien

Indonesia berhasil naik

peringkat menjadi posisi

59 di tahun 2012 dengan

indeks 2.94.

Pada tahun 2009, LPI Indonesia berada pada peringkat 75 dari 155 negara

yang disurvei, dengan skor 2,76 (Tabel 2). Peringkat masing-masing pilar

logistik yang diukur adalah: kepabeanan 72 (skor 2,43), infrastruktur 69

(skor 2,54), pengiriman internasional 80 (skor 2,82), kompetensi logistik

92 (skor 2,47), ketertelusuran 80 (2,77), dan ketepatan waktu 69 (skor

3,46). Penilaian terhadap performa logistik dilakukan selama 2 tahun

sekali, sehingga untuk tahun 2010, indeks penilaian kinerja logistik

Indonesia masih mengacu pada skor LPI tahun 2009.

Dalam hasil riset LPI 2012, Indonesia berhasil naik peringkat dari posisi 75

di tahun 2010 menjadi posisi 59 di tahun 2012 ini, dengan kenaikan

indeks dari 2.76 menjadi 2.94.

Indeks LPI memiliki rentang nilai antara 1 hingga 5, dengan capaian

indeks 5 sebagai yang terbaik. Peningkatan ini menunjukkan perbaikan

yang signifikan, di saat negara-negara tetangga, kecuali Singapura,

mengalami stagnasi atau penurunan peringkat. Terlebih, indeks ini

dicapai dalam kondisi belum selesainya pembangunan infrastruktur

utama logistik, seperti pelabuhan-pelabuhan baru dan soft infrastructure

sebagai penunjangnya.

Kenaikan tertinggi dalam indikator tersebut terjadi di wilayah soft

infrastructure yang meliputi kompetensi logistic handler dan kemampuan

pemilik barang untuk mengetahui di mana saat ini barangnya berada

(tracking and tracing). Indikator kompetensi logistic handler meningkat

dari 2.47 di tahun 2010 ke 2.85 di tahun 2012, sedangkan tracking and

tracing dari 2.77 hingga 3.12.

Untuk mendukung penciptaan jaringan distribusi perdagangan yang

efisien, Kementerian Perdagangan bersama dengan Pemerintah Daerah

melakukan revitalisasi pasar tradisional, pengembangan gudang SRG dan

pengembangan pasar lelang daerah.

Page 54: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |39

Tabel 7 Skor Logistics Performance Index tahun 2012

Sasaran Tahun

2007 2009 2012

Skor Logistic Performance Index 3,01 2,76 2,94

Revitalisasi Pasar

Tradisional dan Pusat

Distribusi Regional,serta

Program Pasar

Percontohan

Tahun 2011 Kementerian Perdagangan melakukan revitalisasi terhadap

355 pasar tradisional dan 10 diantaranya merupakan pasar percontohan.

Selain merevitalisasi pasar tradisional, juga dilakukan pembangunan

gudang sebanyak 26 yaitu 11 gudang dari dana APBN-P dan 15 gudang

SRG di lima provinsi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

Tahun 2012 Kementerian Perdagangan telah mengalokasikan anggaran

APBN sebesar Rp 628 miliar untuk dialokasikan ke 92 kabupaten/kota di

seluruh Indonesia,untuk merevitalisasi 159 pasar melalui Tugas

Pembantuan (TP), 20 diantaranya pasar percontohan.

Kedua puluh Pasar Percontohan yang dibangun pada tahun 2012 adalah:

1) Pasar Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi, Kab. Kepulauan Meranti, Riau.

2) Pasar Kota Bengkulu, Kota Bengkulu, Bengkulu. 3) Pasar Pasalaran

Plered Cirebon, Kab. Cirebon, Jawa Barat. 3) Pasar Karangampel Kec.

Karangampel, Kab. Indramayu, Jawa Barat. 4) Pasar Petir Kec. Petir, Kab.

Serang, Banten. 5) Pasar Prembun Kec. Prembun, Kab. Kebumen, Jawa

Tengah. 6) Pasar Cepogo Kec. Cepogo, Kab. Boyolali, Jawa Tengah. 7)

Pasar Boja Kec. Boja, Kab. Kendal, Jawa Tengah. 8) Pasar Turisari Kec.

Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. 9) Pasar Bekonang Kec.

Mojolaban, Kab. Sukoharjo, Jawa Tengah. 10) Pasar Bekonang Kec.

Mojolaban, Kab. Sukoharjo, Jawa Tengah. 11) Pasar Laskar Pelangi Kec.

Gantung, Kab. Belitung Timur, 12) Pasar Sentolo Desa Salamrejo Kec.

Sentolo, Kab. Kulonprogo, DIY. 13) Pasar Pon, Kepanjenlor Kec. Kepanjen

Kidul, Kota Blitar, Jawa Timur. 14) Pasar Mempawah, Kab. Pontianak,

Kalimantan Barat. 15) Pasar Baru Marabahan Kec. Marabahan, Kab.

Barito Kuala, Kalimantan Selatan. 16) Pasar Takalasi Kec. Balusu, Kab.

Barru, Sulawesi Selatan. 17) Pasar Mamasa, Kab. Mamasa, Sulawesi

Barat. 18) Pasar Sentral Tahap II, Kab. Majene, Sulawesi Barat. 19) Pasar

Mandalika Kec. Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 20)

Pasar Sabu Raijua, Kab. Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.

Pasar percontohan didesain dan dikembangkan sesuai dengan kehidupan

sosial dan budaya setempat. pasar ini juga harus menjadi pasar yang

bersih, nyaman, segar, aman, jujur, higienis, dan ramah lingkungan.

Dukungan Kementerian

Perdagangan dalam

mengembangkan pasar

tradisional yang khusus

atau spesialis.

Kementerian Perdagangan mengembangkan inisiatif dan mendukung

pemerintah daerah untuk mengembangkan pasar tradisional yang

khusus/spesialis, misalkan pasar wisata kuliner dan pasar bunga. Pasar

khusus yang dikelola dengan baik dapat menarik wisatawan dan bisa

menyumbang ke Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pembinaan dan

Pengawasan di bidang

Perdagangan Berjangka

Komoditi (PBK).

Dengan meningkatnya kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK),

baik transaksi multilateral yang dilakukan di Bursa Berjangka maupun

transaksi bilateral yang di lakukan melalui Sistem Perdagangan Alternatif,

maka peran dari pelaksanaan pengawasan transaksi serta pemantauan

dan evaluasi kegiatan pelaku usaha sangat penting dalam mewujudkan

Perdagangan Berjangka Komoditi yang tertib, wajar, efektif, efisien,

transparan dan akuntabel.

Page 55: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |40

Pada tahun 2012 Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK berhasil

meraih realisasi sebesar 1.136.336 lot dari taget yang ditetapkan sebesar

1.000.000 lot. Pada tahun 2011 jumlah transaksi multilateral tercatat

sebesar 951.328 lot dan pada tahun 2012 jumlah volume transaksi

mencapai sebesar 1.136.336 lot atau meningkat sebesar 185.008 lot atau

19,45%.

Keberhasilan dalam meningkatan jumlah transaksi multilateral ini tidak

terlepas dari upaya pembinaan kepada pelaku usaha khususnya dalam

melakukan koordinasi dengan Bursa Berjangka dan memberikan

pemahaman secara intensif kepada Pelaku Pasar terhadap mekanisme

dan Peraturan Kepala BAPPEBTI Nomor 85/BAPPEBTI/Per/10/2010

tentang Penggerak Pasar (market maker) dan kewajiban Pialang

Berjangka melakukan transaksi kontrak berjangka (transaksi multilateral)

di Bursa Berjangka terutama pada saat melakukan pengawasan transaksi

ke Pelaku Usaha. Dengan semakin pahamnya terhadap peraturan dan

mekanisme transaksi multilateral, memudahkan Pelaku Pasar dalam

memasarkan kontrak komoditi yang ditransaksikan di Bursa Berjangka

sehingga kepercayaan masyarakat (Nasabah) untuk melakukan transaksi

di Bursa Berjangka semakin tumbuh.

Total volume seluruh transaksi perdagangan berjangka) selama tahun

2012 baik yang dilaksanakan di PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) maupun

PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) untuk transaksi

multilateral dan bilateral (SPA) berjumlah 9.465.119,40 lot atau

mengalami peningkatan sebanyak 1.004.462,40 lot atau sebesar 11,87%

jika dibandingkan dengan total volume transaksi PBK pada tahun 2011

yang tercatat sebesar 8.460.657 lot. Adapun rincian transaksi

perdagangan berjangka selama tahun 2011 untuk kontrak berjangka

komoditi primer, Penyaluran Amanat Luar Negeri (PALN) dan Sistem

Perdagangan Alternatif (SPA) adalah sebagai berikut :

Tabel 8 Perkembangan Transaksi Perdagangan Berjangka Tahun 2011 - 2012

JENIS KONTRAK

2011 2012*)

VOLUME

(LOT)

SHARE

(%)

VOLUME

(LOT)

SHARE

(%)

PERUB (%)

KONTRAK

MULTILATERAL

BBJ

78,505 0.93 189.605 2,00 141,52

L 12,637 21.959 73,77

L10 462 10.230 2.114,29

GL 9,333 17.196 84,25

GL250 19,792 8.559 100,0

K 20,859 27.596 39,43

KG 0 30.317 45,34

KG SD 12,715 8.079 100,00

G1T 945 11.229 -11,69

5 1,762 4.213 345,82

KONTRAK

MULTILATERAL

BKDI

872.823 10,32 946.731 10,00 8,47

Page 56: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |41

GLDGR 12.873 .443 -49,95

GLDD 79.366 113.904 43,52

GLDD 7.063 4.867 -31,09

PTR 771.979 817.143 5,85

LNTR 1.542 4.374 183,66

TOTAL

KONTRAK

MULTILATERAL

(BBJ + BKDI)

951.328 11,24 1.136.336 12,01 19,45

KONTRAK LUA

NEGERI (PALN)

BBJ

539 0,01 0 0,00 -100,00

KONTRAK LUAR

NEGERI (PALN)

BKDI

710 0,008 2.286 0,024 221,97

KONTRAK SPA

BBJ 7.508.080 88,74

6.744.309,

00 71,25 -10,17

ND 2.573.832 1.425.804,3

0 -44,60

R 1.582.374 1.428.512,2

0 -9,72

L

LNDN 3.351.874

3.889.992,5

0 16,05

KONTRAK SPA

BKDI 0 0,00

1.582.188,

40 16,72 100,00

TOTAL VOLUME

TRANSAKSI BBJ 7.587.124 89,68

6.933.914,

00 73,26 -8,61

TOTAL VOLUME

TRANSAKSI

BKDI

873.533 10,32 2.531.205,

40 26,74 189,7

TOTAL VOLUME

TRANSAKSI PBK 8.460.657 100,00

9.465.119,

40 100,00 11,87

Sumber : BBJ dan BKDI (diolah)

Pembinaan dan

Pengawasan Sistem Resi

Gudang (SRG).

Upaya Kementerian Peragangan dalam meningkatkan pembinaan dan

pengawasan Sistem Resi Gudang adalah meningkatnya jumlah nilai Resi

Gudang pada tahun 2012 mencapai sebesar Rp.93.181.184.464 dari

target yang ditetapkan sebesar Rp.80.000.000.000.

Pada tahun 2012 jumlah nilai Resi Gudang mencapai sebesar

Rp.93.181.184.464 atau meningkat sebesar Rp.53.113.460.856 atau

132,56% dibandingkan tahun 2011.

Hasil ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

1. Pada tahun 2012 terjadi panen raya yang cukup besar di beberapa

daerah untuk produksi gabah, beras dan jagung dan tidak adanya

kegagalan panen.

2. Pada saat panen, harga untuk komoditi tersebut secara umum

mengalami penurunan sehingga banyak petani atau pelaku usaha

yang tertarik untuk melakukan tunda jual dengan memanfaatkan

Skema Sistem Resi Gudang.

3. Meningkatnya pemahaman pelaku usaha khususnya petani,

Page 57: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |42

kelompok tani, gapoktan, dan koperasi tani mengenai manfaat Sistem

Resi Gudang.

Sejak tahun 2010 nilai resi gudang terus bertambah dalam jumlah yang

relatif besar karena daerah mulai mengimplementasikan Sistem Resi

Gudang. Peningkatan pemahaman masyarakat ini sebagai upaya yang

dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi termasuk memberikan

bimbingan/asistensi teknis baik kepada masyarakat (petani, kelompok

tani, gapoktan, UKM, dan Koperasi Tani) maupun kepada pelaku usaha

dan stakholder terkait.

Tabel 9 Perkembangan Nilai Resi Gudang Tahun 2008 – 2012

NO Tahun Nilai Barang % *)

1 2008 Rp 1,431,616,200

2 2009 Rp 552,962,240 -61%

3 2010 Rp 8,678,733,500 1469%

4 2011 Rp 40,067,723,608 362%

5 2012 Rp. 93,181,184,464

Sumber : Kemendag

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada awal implementasi Sistem Resi

Gudang sempat terjadi penurunan jumlah pelaku usaha yang

memanfaatkan Sistem Resi Gudang. Hasil evaluasi menunjukan kendala

yang ditemui dilapangan yaitu (i) adanya keragu-raguan pihak perbankan

atau lembaga keuangan untuk menerima Resi Gudang sebagai jaminan

pembiayaan; (ii) tingginya suku bunga kredit membuat pelaku usaha

yang kebanyakan petani, kelompok tani, gapoktan dan koperasi tani; dan

(iii) masih minimnya pengetahuan petani tentang manfaat Sistem Resi

Gudang ini. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, ditempatkan 4

orang tenaga pendamping di kabupaten yang melaksanakan Sistem Resi

Gudang yang bertugas untuk mengedukasi petani, kelompok tani,

gapoktan setempat mengenai manfaat Sistem Resi Gudang dan

memberikan pendampingan terhadap implementasi Sistem Resi Gudang

tersebut.

Pada tahun 2012 jumlah nilai resi gudang mengalami peningkatan yang

cukup signifikan karena mulai meningkatnya pemahaman masyarakat dan

semakin banyaknya gudang-gudang yang telah dibangun oleh pemerintah

maupun yang dimiliki oleh swasta (BUMN ataupun Koperasi) menjadi

gudang SRG.

Tabel 10 Perkembangan Jumlah Pelaku Sistem Resi Gudang

No Tahun Jumlah Pelaku

Usaha

Persentase

peningkatan

1 2008 15 -

2 2009 6 - 60%

3 2010 31 417%

4 2011 140 352%

5 2012 201 143%

Sumber : Kemendag

Page 58: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |43

3.2.2. Sasaran Strategis 2: Ekspor dan Kerjasama Internasional

3.2.2.1 Total Ekspor tahun 2012 sebesar US$ 190 M.

Target Ekspor Non Migas

tahun 2012 telah

terlampaui.

Pada tahun 2012, kinerja ekspor Indonesia menurun 6,61% dibandingkan

tahun sebelumnya, yaitu dari US$ 203,5 Milyar menjadi US$ 190,03

milyar. Ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas senilai US$ 42,6 milyar

dan ekspor non migas senilai US$ 153,1 milyar. Ekspor non migas 2012

turun 5,52% jauh dari target tahun 2012 yang tumbuh 12,3-13,5%.

Rata-rata kontribusi Ekspor non-migas terhadap total ekspor Indonesia

selama 2007-2012 sebesar 80,9% dengan kenaikan rata-rata per tahun

sebesar 0,02%. Kinerja ekspor Indonesia saat ini mengalami penurunan

disebabkan oleh menurunnya permintaan di beberapa negara mitra

dagang Indonesia juga diakibatkan oleh menurunnya harga beberapa

komoditi utama ekspor Indonesia.

Tabel 11 Pertumbuhan Nilai dan Volume Ekspor Indonesia

Sumber: BPS (diolah)

Hal ini terlihat dari sisi volume ekspor Indonesia yang mengalami

peningkatan 3,1% sedangkan nilainya mengalami penurunan 6,6%.

Beberapa komoditi yang pertumbuhan volume ekspornya mengalami

pelambatan sedangkan nilainya menguat antara lain: bahan bakar

mineral volumenya naik 8,8% (YoY) sedangkan nilainya turun 3,8%; lemak

dan minyak hewan/nabati volumenya naik 14,0% sementara nilainya

turun 1,7%; karet dan barang dari karet volumenya hanya turun 2,7%

sementara nilainya turun 27,0%; bijih, kerak dan abu logam volumenya

hanya turun 6,3% sementara nilainya turun 30,8%; dan bahan kimia

organik volumenya hanya turun 17,2% sementara nilainya turun 26,2%.

USD JUTAGROWTH NILAI

YOY (%)

KONTRIBUSI

(%)RIBU TON

GROWTH VOLUME

YOY (%)

TOTAL EKSPOR 190,032 (6.62) 100.00 600,137 3.08

TOTAL NON MIGAS 153,055 (5.53) 80.54 551,691 5.45

27 Bahan bakar mineral 26,408 (3.78) 13.90 385,120 8.78

15 Lemak & minyak hewan/nabati 21,300 (1.64) 11.21 22,455 13.95

85 Mesin/peralatan l istrik 10,765 (3.41) 5.66 619 (5.51)

40 Karet dan Barang dari Karet 10,475 (27.01) 5.51 3,078 (2.66)

84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 6,103 6.15 3.21 644 6.53

26 Bijih, Kerak, dan Abu logam 5,083 (30.78) 2.67 91,257 (6.30)

87 Kendaraan dan Bagiannya 4,857 45.91 2.56 529 33.70

48 Kertas/Karton 3,937 (5.57) 2.07 4,212 (1.30)

38 Berbagai produk kimia 3,846 4.94 2.02 3,667 17.95

62 Pakaian jadi bukan rajutan 3,745 (9.76) 1.97 194 (7.94)

64 Alas kaki 3,525 6.74 1.85 199 0.38

44 Kayu, Barang dari Kayu 3,449 2.18 1.81 4,467 3.17

61 Barang-barang rajutan 3,440 (2.87) 1.81 252 6.04

71 Perhiasan/Permata 2,889 11.37 1.52 6 9.71

29 Bahan kimia organik 2,811 (26.32) 1.48 2,517 (17.15)

SUBTOTAL 15 KOMODITI UTAMA 112,631 (5.85) 59.27 519,215 5.67

NON MIGAS LAINNYA 40,423 (4.64) 21.27 32,476 2.13

TOTAL NON MIGAS 153,055 (5.53) 80.54 551,691 5.45

TOTAL MIGAS 36,977 (10.85) 19.46 48,446 (17.96)

Minyak Mentah 12,293 (11.10) 6.47 14,973 (15.97)

Hasil Minyak 4,163 (12.84) 2.19 5,630 (18.78)

Gas 20,520 (10.28) 10.80 27,843 (18.83)

HS URAIAN

TAHUN 2012

Page 59: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |44

Gambar 6 Pertumbuhan Ekspor Non Migas Berdasarkan Sektor Tahun 2011-2012

Sumber: BPS

Kontribusi ekspor 10

produk utama sebesar

46,8% dari total ekspor

non migas.

Selain diversifikasi negara tujuan ekspor, Indonesia juga melakukan

diversifikasi produk ekspor. Diversifikasi produk ekspor ditujukan untuk

mengurangi ketergantungan ekspor Indonesia pada produk tertentu.

Semakin banyak pilihan produk Indonesia yang diekspor, maka akan

semakin menguatkan posisi Indonesia di kancah perdagangan

internasional. Kementerian Perdagangan telah menetapkan 10 jenis

produk yang disebut sebagai 10 produk utama, dengan nilai ekspor

tertinggi dibandingkan produk-produk lainnya. Produk-produk tersebut

adalah tekstil dan produk tekstil, produk elektronik, karet dan produk

karet, sawit, produk hasil hutan, alas kaki, otomotif, udang, kakao, dan

kopi.

Adapun capaian pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kontribusi ekspor

non migas di luar 10 produk utama mencapai USD 71,61 miliar atau

dengan kontribusi sebesar 46,8% terhadap ekspor non migas.

Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,

capaian kontribusi ekspor produk di luar 10 produk utama ini

menunjukkan penurunan sebesar 7,2%, dimana tahun 2011, kontribusi

ekspor produk-produk di luar 10 produk utama mencatatkan nilai sebesar

USD 74,31 miliar. Adapun kontribusi ekspor produk-produk di luar 10

produk utama pada tahun 2011 adalah sebesar 54,1%.

Secara keseluruhan, sebagian produk utama juga merasakan imbas

perlambatan perdagangan global. Berdasarkan data tahun 2012, produk-

produk utama yang mengalami penurunan nilai ekspor antara lain karet

dan produk karet (-25,02%), kakao (-20,45%), tekstil dan produk tekstil (-

0,74%), serta produk hasil hutan (-3,64%). Walaupun beberapa

komoditas utama menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, di

antaranya produk otomotif (55,50%), dan komoditas kopi (20,53%).

5.17

122.19

34.65

5.58

116.14

31.33

Pertanian

Industri

Pertambangan

Ekspor Non Migas Menurut Sektor

(USD Miliar)

Jan-Des 2012

Jan-Des 2011 3.28

24.66

29.72

7.98

-4.95

-9.59

Pertumbuhan (%)

Page 60: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |45

Gambar 7 Kontribusi Produk Utama pada Ekspor Non Migas Nasional

Sumber: BPS

Kontribusi ekspor produk

lainnya sebesar 53,17%

dari ekspor non migas.

Secara spesifik selain 10 produk utama, Kementerian Perdagangan juga

telah menetapkan 10 produk ekspor potensial, yakni produk-produk yang

nilai ekspornya berpotensi untuk dikembangkan menjadi lebih besar dan

berkontribusi terhadap ekspor nasional. Produk-produk tersebut adalah

kulit dan produk kulit, peralatan medis, tanaman obat, makanan olahan,

minyak atsiri, ikan dan produk perikanan, produk kerajinan, perhiasan,

rempah-rempah, dan peralatan kantor.

Keseluruhan pada tahun 2012, komoditas potensial mencatatkan nilai

ekspor sebesar USD 10,94 miliar, atau mengalami kenaikan sebesar

10,53% jika dibandingkan dengan capaian di tahun sebelumnya. Pada

tahun 2012, kontribusi komoditi ekspor potensial mencatatkan

persentase sebesar 7.14%. Peningkatan tertinggi ditunjukkan oleh

komoditas rempah-rempah (46,44%), diikuti oleh produk perikanan

(20,89%), serta perhiasan (11,37%).

Gambar 8 Perkembangan Ekspor Komoditi Potensial

Sumber: BPS (diolah)

Dalam rangka mendorong terwujudnya diversifikasi produk ekspor

sebagai upaya mengurangi ketergantungan kepada produk ekspor

tertentu, sekaligus sebagai upaya meningkatkan kinerja ekspor non migas

Indonesia, di tahun 2012 Kementerian Perdagangan telah melakukan

berbagai kegiatan antara lain seminar, workshop dan pelatihan mengenai

pengembangan produk, adaptasi produk, serta sejumlah kegiatan untuk

mempromosikan produk ekspor Indonesia di luar 10 produk utama

dengan mengikutsertakan dalam kegiatan pameran (di dalam maupun di

luar negeri), misi dagang, maupun dengan melalui instore promotion.

Diluar 10

Produk

Utama

54.1%

10 Produk

Utama

45.9%

2011

Diluar 10

Produk

Utama

53.2%

10 Produk

Utama

46.8%

2012

0.13

0.25

0.01

4.50

0.13

1.54

0.70

2.89

0.67

0.11

0.14

0.23

0.01

4.25

0.16

1.28

0.66

2.59

0.46

0.12

KULITPRODUK KULIT

PERALATAN MEDIS

TANAMAN OBAT

MAKANAN OLAHAN

MINYAK ATSIRI

IKANPRODUK PERIKANAN

KERAJINAN

PERHIASAN

REMPAH-REMPAH

PERALATAN KANTOR

Nilai Ekspor (USD Miliar)

Jan-Des 2012

Jan-Des 2011

(2.84)

9.00

(36.08)

5.96

(16.66)

20.89

5.54

11.37

46.44

(6.63)

-1.25

26.37

-25.19

-7.44

109.44

10.38

3.51

9.71

18.11

-11.37

1.26

-13.74

-14.56

14.48

-60.21

9.52

1.96

1.51

23.99

5.35

Pertumbuhan (%)

Nilai

Volume

Nilai Satuan

Page 61: Download Laporan Kinerja 2012

3.2.2.2 Total ekspor Indonesia ke negara non tradisional meningkat sebesar 25% di tahun 2012.

Diversifikasi Pasar Ekspor

Tercapai

Pada periode Januari

Indonesia di lima negara tujuan utama yakni RRT, Jepang, Amerika

Serikat, India dan Singapura, tercatat sebesar 49,44%. Jika dibandingkan

dengan target yang ingin dicapai yakni sebesar 47%, realisasi tahun 2012

h

besar ekspor non migas Indonesia masih terkonsentrasi pada 5 (lima)

negara yang disebutkan di atas.

Pada

Indonesia dengan nilai eksp

persentase kontribusi terhadap ekspor nasional sebesar sebesar 13,6

mempertahankan posisinya sejak tahun 2011 sebagai pasar terbesar

ekspor non migas Indonesia. Mengikuti RRT, berturut

dengan persent

kontribusi sebesar 9,53% (USD 14.591,3 juta), India dan Singapura

masing

Concentration Ratio pada

5 (lima) negara tujuan

ekspor terbesar

Indonesia tercatat

sebesar 49,38%.

Dibandingkan dengan tahun 2011, konsentrasi ekspor non migas

Indonesia ke 5 (lima) negara tujuan ekspor utama mengalami penurunan

sebesar 0,06%. Pada tahun 2011, angka

negara tujuan ekspor terbesar Indonesia tercatat sebes

Kecenderungan konstannya konsentrasi ekspor non migas Indonesia

tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 pada 5 (lima) negara tujuan

utama, selain disebabkan oleh menurunnya permintaan di beberapa

negara mitra dagang Indonesia juga diakibatkan

beberapa komoditas utama ekspor Indonesia. Secara keseluruhan, jika

dibandingkan dengan nilai total ekspor non migas di tahun 2011, nilai

total ekspor non migas di tahun 2012 menunjukkan penurunan sebesar

5.52%. Di samping itu, pasar

terakhir menjadi

tengah mengalami permasalahan politik dan keamanan sehingga secara

tidak langsung mempengaruhi perekonomian negara

yang berdampak pada

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan

Total ekspor Indonesia ke negara non tradisional meningkat sebesar 25% di tahun 2012.

Pada periode Januari – Desember 2012, konsentrasi ekspor non migas

Indonesia di lima negara tujuan utama yakni RRT, Jepang, Amerika

Serikat, India dan Singapura, tercatat sebesar 49,44%. Jika dibandingkan

dengan target yang ingin dicapai yakni sebesar 47%, realisasi tahun 2012

hanya mencapai 94,81%. Realisasi ini menunjukkan bahwa sebagian

besar ekspor non migas Indonesia masih terkonsentrasi pada 5 (lima)

negara yang disebutkan di atas.

Pada tahun 2012, RRT menjadi negara tujuan ekspor non migas utama

Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD 20.863,8 juta atau dengan

persentase kontribusi terhadap ekspor nasional sebesar sebesar 13,6

mempertahankan posisinya sejak tahun 2011 sebagai pasar terbesar

ekspor non migas Indonesia. Mengikuti RRT, berturut

dengan persentase 11,25% (USD 17.226,5 juta), Amerika Serikat dengan

kontribusi sebesar 9,53% (USD 14.591,3 juta), India dan Singapura

masing-masing sebesar 8,13% (12.446,8 juta) dan 6,90% (10.557, 3 juta).

Gambar 9 Disversifikasi Ekspor Indon

Dibandingkan dengan tahun 2011, konsentrasi ekspor non migas

Indonesia ke 5 (lima) negara tujuan ekspor utama mengalami penurunan

sebesar 0,06%. Pada tahun 2011, angka Concentration Ratio

negara tujuan ekspor terbesar Indonesia tercatat sebes

Kecenderungan konstannya konsentrasi ekspor non migas Indonesia

tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 pada 5 (lima) negara tujuan

utama, selain disebabkan oleh menurunnya permintaan di beberapa

negara mitra dagang Indonesia juga diakibatkan

beberapa komoditas utama ekspor Indonesia. Secara keseluruhan, jika

dibandingkan dengan nilai total ekspor non migas di tahun 2011, nilai

total ekspor non migas di tahun 2012 menunjukkan penurunan sebesar

5.52%. Di samping itu, pasar Timur Tengah yang dalam beberapa tahun

terakhir menjadi emerging market ekspor non migas Indonesia juga

tengah mengalami permasalahan politik dan keamanan sehingga secara

tidak langsung mempengaruhi perekonomian negara

yang berdampak pada nilai impor mereka dari Indonesia.

Malaysia

5,53%

Korsel 4,37%

Thailand

3,58%

Taiwan 2,68%

Australia

2,20%

Jerman 2,01%

Inggris

1,11%

Perancis

0,74%

Negara-

Negara

Lainnya

29,08%

5 Negara

Tujuan Ekspor

Utama 49,44%

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |46

Total ekspor Indonesia ke negara non tradisional meningkat sebesar 25% di tahun 2012.

2012, konsentrasi ekspor non migas

Indonesia di lima negara tujuan utama yakni RRT, Jepang, Amerika

Serikat, India dan Singapura, tercatat sebesar 49,44%. Jika dibandingkan

dengan target yang ingin dicapai yakni sebesar 47%, realisasi tahun 2012

81%. Realisasi ini menunjukkan bahwa sebagian

besar ekspor non migas Indonesia masih terkonsentrasi pada 5 (lima)

2012, RRT menjadi negara tujuan ekspor non migas utama

or sebesar USD 20.863,8 juta atau dengan

persentase kontribusi terhadap ekspor nasional sebesar sebesar 13,63%,

mempertahankan posisinya sejak tahun 2011 sebagai pasar terbesar

ekspor non migas Indonesia. Mengikuti RRT, berturut-turut Jepang

ase 11,25% (USD 17.226,5 juta), Amerika Serikat dengan

kontribusi sebesar 9,53% (USD 14.591,3 juta), India dan Singapura

masing sebesar 8,13% (12.446,8 juta) dan 6,90% (10.557, 3 juta).

Disversifikasi Ekspor Indonesia Tahun 2012

Sumber: BPS (diolah)

Dibandingkan dengan tahun 2011, konsentrasi ekspor non migas

Indonesia ke 5 (lima) negara tujuan ekspor utama mengalami penurunan

Concentration Ratio pada 5 (lima)

negara tujuan ekspor terbesar Indonesia tercatat sebesar 49,38%.

Kecenderungan konstannya konsentrasi ekspor non migas Indonesia

tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 pada 5 (lima) negara tujuan

utama, selain disebabkan oleh menurunnya permintaan di beberapa

negara mitra dagang Indonesia juga diakibatkan oleh menurunnya harga

beberapa komoditas utama ekspor Indonesia. Secara keseluruhan, jika

dibandingkan dengan nilai total ekspor non migas di tahun 2011, nilai

total ekspor non migas di tahun 2012 menunjukkan penurunan sebesar

Timur Tengah yang dalam beberapa tahun

ekspor non migas Indonesia juga

tengah mengalami permasalahan politik dan keamanan sehingga secara

tidak langsung mempengaruhi perekonomian negara-negara tersebut

nilai impor mereka dari Indonesia.

RRT 13,63%

Jepang

11,25%

AS 9,53%

India 8,13%

Sing 6,90%

Page 62: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |47

Sejalan dengan penurunan nilai ekspor non migas Indonesia ke sejumlah

negara mitra dagang utama, beberapa negara tujuan ekspor Indonesia

mengalami kenaikan permintaan akan produk-produk ekspor non migas

Indonesia terutama negara emerging market. Selama periode Januari-

November 2012, negara-negara yang mengalami kenaikan permintaan

yang cukup signifikan akan produk ekspor non migas Indonesia antara

lain Australia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Pakistan, Kenya, Oman,

Djibouti, Israel, Kolumbia, Yaman, dan Angola. Ekspor non migas

Indonesia ke negara-negara tersebut memiliki peluang yang sangat besar

untuk dapat ditingkatkan mengingat terjadinya masalah perekonomian di

kawasan Uni Eropa yang merupakan pasar tradisional dari produk ekspor

non migas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Gambar 10 Nilai Ekspor Non Migas Indonesia pada Beberapa Negara Emerging Market

Sumber: BPS (diolah)

3.2.2.3 Menuju pencapaian total ekspor Indonesia sebesar 1% dari GDP dunia (= USD 700M) dalam

waktu 3 - 5 tahun ke depan.

Total Ekspor Indonesia

2012 Mencapai 1,01%

Terhadap Total Ekspor

Dunia.

Sejak tahun 2010, kontribusi ekspor Indonesia berhasil melampaui angka

1% terhadap total ekspor dunia, dan mencapai 1,06% di tahun 2012.

Selama 2006-2012, kontribusi ekspor Indonesia terhadap ekspor Dunia

meningkat rata-rata 5,8% per tahun. Hal tersebut menandakan bahwa

perdagangan Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan dan

Indonesia menjadi pasar yang lebih berdaya saing dengan negara-negara

di dunia.

0.16

1.38

0.27

0.14

0.21

0.24

1.77

0.17

1.65

0.29

0.10

0.93

0.19

0.10

0.16

0.19

1.43

0.14

1.41

0.26

YAMAN

PAKISTAN

DJIBOUTI

ANGOLA

ALJAZAIR

OMAN

SAUDI ARABIA

KOLUMBIA

REP.AFRIKA

SELATAN

KAMBOJA

Nilai (USD miliar)

Jan-Des 2012 Jan-Des 2011

65.00

48.06

45.23

36.57

32.25

27.55

24.01

22.34

16.72

12.85

Growth (%)

Page 63: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |48

Gambar 11 Kontribusi Ekspor Inodnesia terhadap Ekspor Dunia

Sumber : BPS, Trademap (diolah)

3.2.2.4 Peningkatan Akses Pasar Ekspor dan Fasilitasi Ekspor

Promosi Ekspor melalui

Partisipasi pada Pameran

Dagang Internasional.

Dalam upaya untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor nonmigas

Indonesia melalui kegiatan promosi, Kementerian Perdagangan

senantiasa berpartisipasi pada sejumlah kegiatan promosi dagang

(pameran) internasional di sejumlah negara.

Partisipasi pada kegiatan promosi ekspor ini melibatkan sejumlah

pengusaha Indonesia dengan beragam kategori produk. Dalam

kepesertaannya di berbagai kegiatan dimaksud, Kementerian

Perdagangan juga berkoordinasi dengan berbagai pihak meliputi

sejumlah instansi terkait di pusat dan daerah, asosiasi pengusaha, BUMN,

serta pihak swasta.

Pada tahun 2012, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan

kegiatan promosi dagang, berupa partisipasi pameran dagang dan

penyelenggaraan instore promotion di luar negeri sebanyak 147 kegiatan

yang terdiri atas:

• Pameran luar negeri: 18 pameran dagang, antara lain yaitu MACEF-

Italia, The 22nd Communic Asia – Singapura, Hongkong Fashion Week

2012 – Hongkong, Index – UEA, CAEXPO – China, The Big Seven –

Afrika Selatan, dll.

• Pameran Mandiri : 10 pameran dagang, antara lain yaitu Cairo Int'l

Fair – Mesir, Alimentaria – Spanyol, Seoul Food & Hotel – Korea

Selatan, Japan Fashion Week – Jepang, Import Shop Berlin – Jerman,

dll.

• Instore Promotion: yaitu Instore Promotion Mitshukoshi – Jepang.

• Pameran Dagang ITPC sebanyak 118 pameran dagang antara lain

adalah Pameran West Japan Import Fair 2012 – Jepang, Summer

Fancy Food Show – Amerika Serikat, Import Export Show – Australia,

Fish International Fair – Jerman, 88th Zagreb Int'l Autumn Fair –

Kroasia, Artesanatos do Mundo – Brazil, dll

Pelaksanaan Pameran

Thaifex 2012. Pameran Thaifex yang diselenggarakan pada tanggal 23-27 Mei 2012 di

Bangkok – Thailand ini merupakan salah satu pameran internasional

terkemuka di kawasan Asia yang menampilkan produk makanan dan

minuman termasuk di dalamnya produk halal, organik, jasa katering,

layanan perhotelan, teknologi pangan, retail dan franchise.

Selama pameran berlangsung, prospective kontak dagang yang diperoleh

peserta Paviliun Indonesia sebesar US$. 4.563.804 (empat juta lima ratus

enam puluh tiga ribu delapan ratus empat dollar Amerika Serikat) dan 39

inquiry meningkat 12.34% dibandingkan dengan hasil transaksi pada

tahun 2011 yaitu sebesar US$ 4.061.344 (empat juta enam puluh satu

ribu tiga ratus empat puluh empat dollar Amerika Serikat) dan 16 inquiry.

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Trend (%)

2006-2012

Ekspor Dunia (USD Miliar) 12,042.9 13,849.3 15,997.8 12,339.5 15,055.3 17,855.7 17,855.7 6.0

Ekspor Indonesia (USD Miliar) 100.8 114.1 137.0 116.5 157.8 203.5 190.0 12.1

Pangsa Indonesia (%) 0.84 0.82 0.86 0.94 1.05 1.14 1.06 5.8

Page 64: Download Laporan Kinerja 2012

Pelaksanaan Vietnam

Medi Pharm Expo 2012. Pameran Vietnam Medi Pharm Expo 2012 merupakan pameran tahunan

industri kesehatan Vietnam yang diselenggarakan oleh Departemen

Kesehatan Vietnam dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Vietnam,

(Vine

Perdagangan memfasilitasi 10 (sepuluh) produsen alat

dan farmasi Indonesia.

Pameran tahunan ini telah diselenggarakan untuk ke

diikuti oleh 200 perusahaan dari 25 n

Amerika Serikat, Jerman, Italia, Rusia, Singapura, Australia, Republik

Korea, Jepang, Bangladesh, Thailand, dan Israel. Partisipasi pada tahun ini

merupakan partisipasi Indonesia yang pertama kalinya, dengan harapan

dap

Pelaksanaan China

International Furniture

Fair (CIFF) 2012

China International Furniture Fair

internasional tahunan yang diselenggarakan oleh

Centre

penyelenggaraan yang ke

pameran terbesar di China Tengah dan Asia untuk p

penutup lantai (

materials

aksesoris, jasa desain interior, tekstil dan kain pelapis.

Partisipasi Indonesia pada pameran CIFF meru

antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 195 m2, yang menampilkan

produk furniture unggulan Indonesia dari 11 perusahaan. Selama

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan

Keikutsertaan Indonesia dalam Thaifex Tahun 2012

Pameran Vietnam Medi Pharm Expo 2012 merupakan pameran tahunan

industri kesehatan Vietnam yang diselenggarakan oleh Departemen

Kesehatan Vietnam dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Vietnam, Vietnam National Trade Fair and Advertising Company

(Vinexad) dan perusahaan publik Vimedimax Medi

Perdagangan memfasilitasi 10 (sepuluh) produsen alat

dan farmasi Indonesia.

Pameran tahunan ini telah diselenggarakan untuk ke

diikuti oleh 200 perusahaan dari 25 negara peserta lainnya antara lainnya

Amerika Serikat, Jerman, Italia, Rusia, Singapura, Australia, Republik

Korea, Jepang, Bangladesh, Thailand, dan Israel. Partisipasi pada tahun ini

merupakan partisipasi Indonesia yang pertama kalinya, dengan harapan

dapat memberikan hasil yang baik di masa yang akan datang.

Keikutsertaan Indonesia dalam Vietnam Medi Pharm Expo

China International Furniture Fair (CIFF) merupakan pameran

internasional tahunan yang diselenggarakan oleh

Centre, dimana penyelenggaraan tahun 2012 merupakan

penyelenggaraan yang ke-30. Pameran ini merupakan salah satu

pameran terbesar di China Tengah dan Asia untuk p

penutup lantai (floor covering), dekorasi interior, ubin dan

materials, dapur dan kamar mandi, pencahayaan, lantai, produk seni,

aksesoris, jasa desain interior, tekstil dan kain pelapis.

Partisipasi Indonesia pada pameran CIFF meru

antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 195 m2, yang menampilkan

produk furniture unggulan Indonesia dari 11 perusahaan. Selama

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |49

ndonesia dalam Thaifex Tahun 2012

Pameran Vietnam Medi Pharm Expo 2012 merupakan pameran tahunan

industri kesehatan Vietnam yang diselenggarakan oleh Departemen

Kesehatan Vietnam dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Vietnam National Trade Fair and Advertising Company

xad) dan perusahaan publik Vimedimax Medi-Pharm. Kementerian

Perdagangan memfasilitasi 10 (sepuluh) produsen alat-alat kesehatan

Pameran tahunan ini telah diselenggarakan untuk ke-12 kalinya dan

egara peserta lainnya antara lainnya

Amerika Serikat, Jerman, Italia, Rusia, Singapura, Australia, Republik

Korea, Jepang, Bangladesh, Thailand, dan Israel. Partisipasi pada tahun ini

merupakan partisipasi Indonesia yang pertama kalinya, dengan harapan

at memberikan hasil yang baik di masa yang akan datang.

Vietnam Medi Pharm Expo 2012

(CIFF) merupakan pameran

internasional tahunan yang diselenggarakan oleh China Foreign Trade

, dimana penyelenggaraan tahun 2012 merupakan

30. Pameran ini merupakan salah satu

pameran terbesar di China Tengah dan Asia untuk produk furnitur,

), dekorasi interior, ubin dan coating

, dapur dan kamar mandi, pencahayaan, lantai, produk seni,

aksesoris, jasa desain interior, tekstil dan kain pelapis.

Partisipasi Indonesia pada pameran CIFF merupakan hasil kerjasama

antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 195 m2, yang menampilkan

produk furniture unggulan Indonesia dari 11 perusahaan. Selama

Page 65: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |50

penyelenggaraan pameran, transaksi dagang yang diperoleh peserta dari

Indonesia mencapai USD 1.070.520 (satu juta tujuh puluh ribu lima ratus

dua puluh dollar Amerika Serikat) dengan rincian trial order dan order

langsung sebesar USD 970.520 (sembilan ratus tujuh puluh ribu lima

ratus dua puluh dollar Amerika Serikat) dan nilai inquiry sebesar USD

100.000 (seratus ribu dollar Amerika Serikat).

Keikutsertaan Indonesia dalam China International Furniture Fair (CIFF) 2012

Pelaksanaan The 8th

Pelaksanaan World Food

Moscow 2012

Pameran World Food Moscow 2012, yang diselenggarakan pada tanggal

17 - 20 September 2012 di Expocente, Moscow - Rusia, merupakan

pameran terbesar industri makanan di Eropa, menampilkan 11 sektor

makanan dan minuman yaitu memamerkan produk Meat and Poultry,

Fish and Seafood; Fruit and Vegetables; Confectionery and Bakery;

Groceries; Oils, Fats and Sauces; Frozen Product; Preservation; Dairy; Tea

and Coffee; and Drinks.

Kementerian Perdagangan menempati lahan seluas 72 m2 yang

menampilkan produk unggulan dari 8 (delapan) perusahaan. Selama

penyelenggaraan pameran, total estimasi transaksi yang berhasil

dikumpulkan oleh peserta di paviliun Indonesia mencapai US$ 3.090.400

(tiga juta sembilan puluh ribu empat ratus dollar Amerika Serikat).

Keikutsertaan Indonesia dalam World Food Moscow 2012

Pelaksanaan Trade Expo

Indonesia 2012 Penyelenggaraan TEI ke-27 Tahun 2012, yang berlangsung pada tanggal

17 s.d. 21 Oktober 2012 bertempat di JIExpo Kemayoran Jakarta, dibuka

secara resmi oleh Bapak Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada kegiatan pembukaan TEI 2012 juga dilakukan penyerahan

Penghargaan Primaniyarta kepada 33 pelaku ekspor berprestasi dari

empat kategori yaitu Eksportir Berkinerja, Eksportir Pembangun Merek

Global, UKM Ekspor dan Eksportir Pelopor Pasar Baru. Penghargaan

Primaniyarta diserahkan langsung oleh Bapak Presiden.

Page 66: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |51

Selama 5 (lima) hari penyelenggaraan TEI 2012, tercatat sebanyak 5.430

pembeli (buyers) mancanegara dari 95 negara yang hadir pada arena

pameran. Buyers terbesar berasal dari Nigeria sebesar 11,27%, diikuti

Malaysia 6,10%, India 4,11%, Amerika Serikat 4,11% dan Bangladesh

3,79%. Adapun jumlah transaksi yang berhasil diperoleh pada TEI 2012

mencapai USD 1,001 miliar dan berpotensi mendapatkan tambahan USD

2 miliar setelah melakukan pembahasan kontrak dengan Afrika Selatan

untuk pembangunan gedung parlemen di benua Afrika. Sehingga total

transaksi akan mencapai USD 3 miliar atau melampaui target USD 2 miliar

yang ditetapkan pemerintah.

Penyelenggaran Trade Expo Indonesia Tahun 2012

3.2.2.5 Peningkatan Daya Saing Ekspor

Daya Saing Produk

Ekspor Indonesia

Secara umum, 10 komoditi utama ekspor Indonesia masih memiliki daya

saing yang relatif tinggi di pasar global. Hal itu dapat dilihat dari nilai RCA

yang berada di atas 1 kecuali untuk produk Elektronik dan Otomotif.

Produk sawit, kakao, udang, karet, hasil hutan dan kopi Indonesia

memiliki tingkat daya saing yang relatif tinggi di pasar internasional.

Namun, daya saing produk elektronik dan otomotif Indonesia di pasar

dunia menunjukkan trend yang meningkat.

Tabel 12 Pertumbuhan Ekspor 10 Komoditi Utama

Sumber : BPS (diolah)

Upaya peningkatan Daya

Saing Ekspor melalui

pengamanan

perdagangan

Dalam rangka peningkatan daya saing ekspor dan mempertahankan

akses pasar ekspor, Kementerian Perdagangan melakukan tindakan

pengamanan perdagangan melalui fasilitasi penanganan kasus tuduhan

dumping, subsidi dan safeguard, bantuan teknis penanganan hambatan

perdagangan dan penanganan kasus penipuan perdagangan.

Selama periode ini, terdapat beberapa kasus yang telah dihentikan

tuduhannya, masih dalam proses penanganan dan beberapa kasus yang

dikenakan Bea Masuk.

2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011

1 TPT 9.8 10.1 9.3 11.2 13.3 1.91 1.82 1.76 1.68 1.55

2 ELEKTRONIK 7.9 8.6 8.7 10.5 10.8 0.41 0.42 0.46 0.42 0.37

3 KARET DAN PRODUK KARET 6.2 7.6 4.9 9.4 14.4 5.42 5.69 4.18 5.35 5.72

4 SAWIT 7.9 12.4 10.4 13.5 17.3 49.35 47.76 47.43 43.13 37.44

5 PRODUK HASIL HUTAN 7.8 8.4 6.7 8.7 8.9 3.33 3.27 2.85 3.73 3.12

6 ALAS KAKI 1.6 1.9 1.7 2.5 3.3 2.41 2.40 2.26 2.49 2.50

7 OTOMOTIF 2.0 2.7 1.7 2.6 3.0 0.21 0.26 0.22 0.25 0.23

8 UDANG 1.0 1.1 0.8 0.9 1.2 7.95 8.09 5.94 5.16 5.23

9 KAKAO 0.9 1.2 1.3 1.5 1.1 11.07 11.81 9.87 9.31 6.09

10 KOPI 0.6 1.0 0.8 0.8 1.0 4.36 5.27 4.38 3.20 2.51

NO URAIANEkspor (USD Miliar) RCA

Page 67: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |52

Penghentian penyelidikan

subsidi oleh Otoritas

Brazil (DECOM) terhadap

produk Viscose Fiber Yarn

asal Indonesia

Pada tanggal 12 September 2011 DECOM menginisiasi penyelidikan

subsidi terhadap produk Viscose Fiber Yarn asal Indonesia dan isu subsidi

yang dituduhkan yaitu Isu Fasilitas Investasi dan Rekstrukturisasi Mesin

Tekstil. Berbagai upaya yang dilakukan Ditjen Daglu yaitu:

1. Melakukan konsultasi dengan DECOM sebelum dimulainya inisiasi

penyelidikan pada tanggal 15 Agustus 2011 sehingga beberapa isu

yang dituduhkan oleh DECOM menjadi tidak ada.

2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan perusahaan

tertuduh untuk menjawab kuesioner.

3. Menyampaikan Concerns Pemerintah RI melalui pertemuan bilateral

Mendag RI dengan Wamendag Brazil dalam pertemuan KTT ASEAN

pada tanggal 14-19 November 2011.

4. Pertemuan Mendag RI dengan Mendag Brazil di Brasilia pada saat

kunjungan misi dagang ke Brazil pada tanggal 13 Maret 2012 dan

pertemuan Direktur DPP dengan Direktur DECOM untuk membahas

lebih detail tuduhan subsidi.

5. Menghadiri Public Hearing yang dilakukan oleh DECOM pada tanggl

15 Mei 2012 di Brasilia;

6. Menyampaikan submisi post hearing kepada DECOM pada tanggal 20

Mei 2012 yang intinya (i) Penerapan double measures dumping dan

subsidi tidak sesuai ketentuan WTO; (ii) Keabsahan petisioner

dipertanyakan karena hanya mewakili kurang dari 25% dari yang

dipersyaratkan dalam ketentuan WTO sehingga penyelidikan tidak

layak dilanjutkan.

Pada tanggal 28 Agustus 2012 DECOM mengumumkan penghentian

penyelidikan subsidi Viscose Fiber Yarn terhadap Indonesia karena

petisioner tidak memenuhi persyaratan standing petisioner, sehingga

ancaman hambatan perdagangan yang menganggu ekspor Indonesia

sementara waktu dapat diatasi. Adapun ekspor Indonesia ke Brazil

mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu dari US$ 49 Juta pada

tahun 2008, menjadi US$ 108 Juta pada tahun 2011.

Penghentian Investigasi

Anti Dumping Thailand

untuk produk Coated

Paper dan Paper Board

Pada tanggal 9 Juli 2012, Committee on Dumping and Subsidy dengan

mempertimbangkan manfaat bagi industri domestik, konsumen dan

kepentingan masyarakat, memutuskan untuk menghentikan investigasi

dan menarik petisi Thai Paper Co.Ltd.

Penyelidikan Tuduhan

Dumping-Circumvention

terhadap Produk

Footwear

Perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang alas kaki akhirnya

terbebas dari tuduhan praktik circumvention di Brasil. Keputusan

penghentian penyelidikan anticircumvention tersebut dikeluarkan oleh

Department of Commercial Defense (DECOM) Brasil dalam bentuk Final

Determination pada 18 Juni 2012 yang lalu.

Dalam proses penyelidikan, Brasil tidak menemukan adanya praktik

circumvention yang dilakukan oleh perusahaan alas kaki Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah

produk alas kaki Indonesia dikenakan tuduhan circumvention di Brasil.

Salah satu upayanya antara lain dengan menyampaikan concern secara

langsung ke Pemerintah Brasil melalui Menteri Perdagangan kedua

Page 68: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |53

negara pada pertemuan bilateral di Brasilia tanggal 13 Maret 2012

membahas lebih detail mengenai tuduhan circumvention terhadap

produk alas kaki tersebut. Selanjutnya, DECOM mengeluarkan hasil

essential fact pada 14 Juni 2012, dan Pemerintah Indonesia

menyampaikan tanggapan untuk memperkuat hasil essential fact

tersebut.

Perusahaan Indonesia yang dituduh melakukan praktik circumvention

oleh DECOM terdiri dari 8 perusahaan dari Grup Nike dan 8 perusahaan

dari Grup Adidas. Sebanyak 5 perusahaan diantaranya bahkan dipilih

sebagai sampling on the spot verification oleh DECOM. Selama proses

verifikasi berlangsung (2-17 April 2012), Kemendag ikut mengawasi untuk

memastikan bahwa proses verifikasi tersebut berjalan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Dengan bebasnya produk alas kaki Indonesia

dari tuduhan circumvention Brasil, maka perusahaan Indonesia memiliki

peluang besar untuk terus memperluas pangsa pasarnya di Brasil atau

bahkan di kawasan Amerika Latin.

Beberapa kasus tuduhan

dumping, subsidi dan

safeguard dalam proses

penyelidikan

Dari beberapa kasus yang masih dalam proses penanganan, terdapat satu

kasus yang perlu mendapatkan perhatian yakni kasus tuduhan dumping

terhadap produk Biodiesel oleh Uni Eropa dimana saat ini Pemerintah

Indonesia telah melaksanakan hearing dengan Otoritas Dumping Komisi

Eropa (KE). Dalam hearing tersebut telah disampaikan beberapa concerns

agar menjadi pertimbangan dalam proses penyelidikan anti dumping

Biodiesel. Kementerian Perdagangan masih memonitor perkembangan

kasus sekaligus melakukan koordinasi intensif dengan pihak-pihak terkait.

Tabel 13 Daftar Kasus Tuduhan Dumping/Subsidi/Safeguard yang Dalam Proses Penyelidikan

No. Produk yang dituduh nisiasi Negara Penuduh

DUMPING

1 Oil Country Tubular Goods 28 Maret 2012 Amerika Serikat 2 Tertahannya produk Honey 19 Juni 2012 Amerika Serikat 3 Acrylic Yarn 2 ktober 2012 Brazil 4 All Fully Drawn or Fully oriented

Yarn (review) 1 Maret 2012 ndia

5 Fiber Board 11 November 2011 ndia 7 Cut Sheet Paper 29 Juni 2012 Jepang 8 Steel Wire Rods 26 Juni 2012 Malaysia 9 Biaxially Oriented Poly

Propylene (BOPP) films 24 Juli 2012 Malaysia

11 Uncoated Writing/Printing Paper and Coated Writing/Printing Paper

10 November 2011

Pakistan

13 Polyethylene Terethalate (Review)

14 ebruari 2012 ni ropa

14 Threaded tube or pipe cast fittings

16 ebruari 2012 ni ropa

15 Biodiesel 29 Agustus 2012 ni ropa 16 Steel Fasteners 26 September 2012 ni ropa 17 Bicyles 26 September 2012 ni ropa

SUBSIDI 18. Uncoated Writing/Printing

Paper and Coated Writing/Printing Paper

23 November 2011 Pakistan

Sumber: Kemendag

Page 69: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |54

Kasus pengamanan

perdagangan yang masih

ditangani

Beberapa kasus pengamanan perdagangan lainnya yang sedang dalam

penanganan adalah kasus hambatan teknis perdagangan antara lain yaitu

Notice of Data Availability (NODA) oleh Amerika Serikat, Illegal Logging

Prohibition Bill 2011 dan Plain Packaging of Tobacco Products oleh

Australia, Environmental Labelling Trial oleh Perancis, Proposal to

Introduce Plain Packaging of Tobacco Products in New Zealand, dan

Amendments of Tobacco Products Directive oleh Uni Eropa.

Ketentuan Notice of Data

Availability (NODA) oleh

Amerika Serikat

Notice of Data Availability (NODA) Concerning Renewable Fuels Produced

From Palm Oil Under the RFS Program dikeluarkan pada bulan Desember

2011 oleh Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat. Notice

of Data Availability (NODA) merupakan analisis terhadap emisi Gas

Rumah Kaca (GRK) dari palm oil yang digunakan sebagai bahan baku

produk biodiesel dan renewable diesel berdasarkan program Renewable

Fuel Standard (RFS). Hasil analisis EPA menyatakan bahwa biodiesel dan

renewable diesel yang berbahan baku palm oil tidak memenuhi

ketentuan minimum 20% ambang batas pengurangan emisi GRK (palm oil

hanya berada pada level 11-17%) yang dipersyaratkan agar dapat

dimasukkan ke dalam kategori bahan bakar terbarukan (renewable fuel)

sesuai dengan program RFS.

Kementerian Perdagangan pada bulan April 2012 menyampaikan

tanggapan (submisi) atas hal ini yang ditujukan kepada H.E. Ron Kirk dari

United States Trade Representatives (USTR). Isi submisi tersebut antara

lain:

1. Concern Pemri terhadap dampak penerapan Clean Air Act (CAA)

Section 211(o);

2. Komitmen Indonesia terhadap perlindungan lingkungan dan

penurunan gas rumah kaca;

3. Metodologi yang digunakan oleh EPA untuk menghitung pengurangan

gas rumah kaca dalam minyak sawit menggunakan metode

perhitungan yang disederhanakan, sehingga hasilnya kurang akurat;

4. Pemri menawarkan sebuah metodologi yang mempertimbangkan

parameter produktifitas, pertimbangan lingkungan dan kemanusiaan.

Terkait hal ini, EPA harus mempertimbangkan bahwa kelapa sawit

merupakan tanaman penghasil minyak nabati paling efisien dibanding

tanaman lainnya.

5. AS tidak boleh mengeluarkan kebijakan yang dapat menghambat

perdagangan. Dalam hal ini NODA berpotensi melanggar beberapa

ketentuan WTO, antara lain: Artikel 2.1, 2.2, 2.9 dan 2.12 TBT

Agreement serta Artikel I:1 dan III:4 GATT 1994

Tim EPA pada bulan Oktober 2012 telah melakukan penelitian lapangan

di perkebunan kelapa sawit milik PT. Musim Mas di Sorek, Provinsi Riau.

Tim EPA merasa puas dengan hasil kunjungan, dimana dilihat

pengelolaan lahan dan kerjasama dengan petani disekeliling dilakukan

dengan baik. Demikian juga penggunaan methane capture telah mulai

digunakan walaupun baru akan diwajibkan Pemerintah Indonesia pada

tahun 2020. Pola kemitraan yang dikembangkan petani sekeliling

mendapat apresiasi dan diharapkan pengembangan pola di atas dapat

diterapkan diseluruh sektor perkebunan kelapa sawit Indonesia.

Sampai saat ini belum diketahui kapan keputusan EPA akan ditetapkan,

EPA masih perlu mempelajari semua masukan. Sementara ini ekspor CPO

Indonesia ke AS tetap bisa berjalan seperti biasa.

Page 70: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |55

Ketentuan Plain

Pacakaging of Tobacco

Products in Australia.

Kebijakan Plain Tobacco Packaging memuat ketentuan dimana

memberlakukan kemasan polos dengan aturan yang seragam untuk

seluruh rokok yang dipasarkan dan dijual di Australia. Berikut secara

ringkas isi dari peraturan tersebut:

1. Melarang penggunaan merk dagang, logo, brand, nama produk /

nama perusahaan, atau identifying mark pada kemasan maupun pada

produk tembakaunya, atau

2. Menetapkan kondisi untuk menggunakan merk dagang, logo, brand,

nama produk / nama perusahaan, atau identifying mark pada

kemasan maupun pada produk tembakaunya; atau

3. Melarang penggunaan desain apapun pada kemasan maupun pada

produk tembakaunya, atau

4. Menetapkan kondisi untuk menggunakan desain apapun pada

kemasan maupun pada produk tembakaunya.

5. Bentuk dan warna kemasan yang seragam dengan warna kemasan

hijau zaitun, tanpa ilustrasi, gambar, pola, gambar emboss, hiasan

atau tambahan apapun.

Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Perdagangan telah melakukan

koordinasi dengan Stakeholder terkait dan dunia usaha tentang isu

regulasi tembakau di Australia dimana disepakati bahwa di dalam

regulasi terdapat potensi pelanggaran WTO yaitu :

1. Adanya hambatan perdagangan yang tidak diperlukan (Article 2.2 TBT

Agreement);

2. Terjadi pembebanan yang tidak dapat dibenarkan pada merk dagang

(Article 20 TRIPS);

3. Terjadi persaingan yang tidak sehat, (Article 10 bis Paris Convention

dan GIs pada Article. 22.2(b) TRIPS;

4. Regulasi mengurangi tingkat proteksi Geographical Indication di

Australia (Article 24 TRIPS).

Kementerian Perdagangan akan terus menindaklanjuti masalah ini agar

rokok Indonesia yang dipasarkan di Australia tidak mendapatkan

hambatan teknis sebagaimana ketentuan dalam kebijakan packaging ini.

Environmental Labelling

Trial oleh Pemerintah

Perancis.

Pemerintah Perancis telah meluncurkan program eco labeling untuk

memandu konsumen tentang pengendalian dampak lingkungan dalam

belanja sehari-hari kebutuhan mereka (Produk furniture, peralatan

rumah tangga (listrik), bahan bangunan, produk perkantoran, Produk

tekstil, produk pelumas, produk kertas, produk perawatan (pembersih,

detergent), dan produk kebersihan (sabun, sampo), produk jasa. Program

eco labeling ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang carbon

footprint dan dampak lingkungan suatu produk untuk seluruh produk

konsumen atau jasa yang dibelinya.

Kementerian Perdagangan telah melakukan koordinasi dengan

stakeholders terkait dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dimana

hasil dari FGD ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan ketentuan eco-labelling oleh Perancis terhadap produk

yang akan dipasarkan di wilayah Perancis dapat menjadi hambatan

perdagangan bagi berbagai produk impor dari Indonesia atau negara

dunia ketiga lainnya;

2. Masih tingginya anggapan konsumen Perancis terhadap beberapa

produk ekspor Indonesia baik berbentuk bahan baku, produk

setengah jadi maupun barang jadi yang dianggap tidak berwawasan

Page 71: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |56

lingkungan (isu bio diversity dan deforestation), sehingga

dikhawatirkan akan terjadi kondisi dimana produsen atau importir

cenderung untuk tidak memilih bahan baku, barang setengah jadi

maupun barang jadi dalam rangka sertifikasi eco-labelling;

3. Belum jelasnya pengaturan tentang lembaga sertifikasi diluar Perancis

yang dapat menerbitkan sertifikasi eco-labelling. Apakah produk

impor hanya bisa disertifikasi oleh lembaga sertifikasi di Perancis.

4. Dalam hal ini, kiranya perlu dipertimbangkan untuk menyusun

kerjasama kelembagaan khususnya di bidang standardisasi dalam

upaya pengakuan lembaga sertifikasi di Indonesia oleh Perancis.

5. Kementerian Perdagangan akan terus berkoordinasi dengan

stakeholder terkait yaitu: KBRI Perancis, Atase perdagangan Paris,

dan Dunia usaha untuk menangani hambatan teknis ini.

Proposal to Introduce

Plain Pacakaging of

Tobacco Products in New

Zealand.

Tujuan dari regulasi ini adalah mengatur para produsen rokok yang akan

memasarkan produknya di Selandia Baru untuk mengganti kemasan

rokoknya dengan kemasan polos (putih). Untuk menerapkan regulasi ini

Pemerintah Selandia Baru membuka konsultasi publik bagi Negara-

negara mitra dagang sampai dengan 5 Oktober 2012. Sistematika

penyampaian kosultasi telah diatur dalam bentuk form kuisioner

sehingga responden yang akan menyampaikan submisi didorong untuk

menggunakan formulir yang telah disediakan oleh Pemerintah Selandia

Baru. Isi dari RUU yaitu:

1. Menerapkan penggunaan kemasan polos atau keharusan

menggunakan peringatan yang berbentuk gambar yang cukup besar

pada kemasan dengan presentasi 90% di belakang dan 30% di depan

kemasan;

2. Pemerintah Selandia Baru belum menerbitkan suatu draft tertentu

karena mereka baru akan merancang draft tersebut setelah

mempertimbangkan submisi-submisi yang masuk. Namun

berdasarkan dokumen konsultasi yang mereka terbitkan, mereka

bermaksud untuk mengadopsi regulasi kemasan polos di Australia

secara utuh.

Kementerian Perdagangan telah mengirimkan concern Pemerintah

Indonesia kepada Pemerintah New Zealand, yang isinya antara lain:

1. Proposal regulasi yang diajukan akan menciptakan hambatan

terhadap perdagangan, dan berpotensi melanggar ketentuan WTO

dimana persyaratan-persyaratan dalam consultation paper akan

tidak konsisten dengan kewajiban internasional New Zealand

berdasarkan aturan-aturan WTO yaitu ; Artikel 20 TRIPS Agreement,

Artikel 17 TRIPS Agreement dan Artikel 2.2 TBT Agreement;

2. Proposal regulasi ini akan menimbulkan dampak yang lebih luas, baik

dalam hal ekspor produk rokok maupun HAKI terhadap merek

dagang produk Indonesia. Dengan menghilangkan elemen merek

dagang dan desain dari kemasan, regulasi ini akan menyulitkan

konsumen dewasa untuk mengenali produk tembakau Indonesia dan

akan mengurangi nilai dari merek dagang produk Indonesia.

3. Regulasi ini, yang diterapkan bersama dengan regulasi Display Ban,

akan mempengaruhi kemampuan produk tembakau Indonesia untuk

bersaing dan meningkatkan market share di New Zealand.

Page 72: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |57

Kementerian Perdagangan juga akan menjelaskan bahwa penerapan

plain packaging masih belum jelas apakah aturan ini mampu mengurangi

konsumsi tembakau secara umum hal ini perlu scientific evidence. New

Zealand sebaiknya menunggu keputusan akhir WTO terhadap kebijakan

plain packaging Australia yang secara substansi sama, sebelum

menerapkan aturan yang serupa.

Amandemen Tobacco

Products Directive

(2001/37/EC) oleh Eropa.

Komisi Uni Eropa berencana melakukan amandemen Tobacco Products

Directive (2001/37/EC). Rencana ini dibuat dengan tujuan antara lain

untuk mengurangi konsumsi rokok terutama pada penduduk berusia

antara 25-34 tahun. Rencana amandemen direktif ini berisi antara lain

mengenai pengaturan labeling, peringatan kesehatan pada kemasan

serta aditif yang digunakan sebagai campuran tembakau. Hal ini

mendapat keberatan dari Asosiasi Pembuat Cerutu Eropa yaitu dalam

hal:

- Penggunaan kemasan polos atau keharusan menggunakan

peringatan yang berbentuk gambar yang cukup besar pada kemasan;

- Larangan memajang produk tembakau pada gerai-gerai penjualan;

- Pembatasan presentase maksimal kandungan flavor pada produk.

Kementerian Perdagangan telah menyampaikan kepada DG of Trade

European Commission dan DG Health and Consumers (DG SANCO)

bahwa:

a. Isu positive/negative list of ingredients, Indonesia berpandangan

bahwa cengkeh (clove) seharusnya dimasukkan ke dalam positive list,

ataupun dikeluarkan dari negative list, dengan pertimbangan bahwa

ingredient yang digunakan tidak untuk menarik minat merokok pada

generasi muda;

b. Bahwa produk tembakau Indonesia sangat unik yaitu penambahan

cengkeh pada produk tembakaunya yang disebut dengan kretek.

Oleh sebab itu di dalam TPD tidak membedakan antara rokok

konvensional dengan rokok kretek. Untuk itu rokok kretek harus

dibedakan atau masuk dalam kategori “produk khusus”;

c. Terkait dengan regulasi yang mewajibkan kemasan polos untuk

produk tembakau, Indonesia meminta agar dalam regulasi tetap

memperbolehkan branding dan labeling untuk membedakan produk

dan tidak menyesatkan konsumen.

3.2.2.6 Pengembangan Produk Ekspor dan Citra

Skor Dimensi Ekspor

Indonesia pada tahun

2012 sebesar 45,73.

Citra suatu negara di dunia internasional biasanya diukur melalui

peringkat suatu negara menurut Nation Branding Index (NBI) yang

disusun oleh Simon Anholt. Indeks tersebut merupakan hasil

penggabungan dari sejumlah dimensi yang dianggap berpengaruh

terhadap branding suatu negara, yakni pariwisata, ekspor, pemerintahan,

investasi dan imigrasi, kebudayaan, dan masyarakat.

Pada tahun 2012, Skor dimensi ekspor Indonesia adalah sebesar 45,73

dengan menduduki peringkat 39 dari 50 negara yang disurvey. Secara

spesifik, skor dimensi ekspor ini merupakan akumulasi dari jawaban

responden atas beberapa atribut yang terkait dengan persepsi

Page 73: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |58

masyarakat dunia terhadap ekspor Indonesia. Atribut tersebut antara lain

berkaitan dengan kontribusi Indonesia terhadap inovasi di bidang ilmu

pengetahuan, pengaruh negara asal (country of origin) terhadap

keinginan masyarakat global untuk membeli suatu produk, dan derajat

kreativitas suatu negara.

Pada survey yang dilakukan di tahun 2012, Mesir merupakan negara

dengan opini paling baik untuk citra Indonesia. Selain Mesir, Indonesia

juga mendapatkan peringkat yang baik dari beberapa negara emerging

market antara lain Afrika Selatan, Argentina, India, Mexico dan Turki.

Sementara itu, negara yang memberikan respon paling buruk terhadap

citra Indonesia adalah China dan Australia.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN, hanya Indonesia

dan Thailand yang menunjukkan peningkatan pada skor dimensi ekspor,

dimana Malaysia relatif stabil dan Singapura menunjukkan penurunan

skor untuk dimensi ekspornya.

Penayangan Nation

Branding Indonesia di

stasiun televisi

internasional.

Terkait dengan peningkatan citra Indonesia di mata dunia, di tahun 2012

Kementerian Perdagangan telah melakukan sejumlah upaya, antara lain

pembuatan materi iklan televisi (television commercial/TVC) untuk

Nation Branding serta penempatan materi TVC tersebut ke beberapa

media elektronik internasional, yakni CNN, BBC, CNBC, AXN, dan

Bloomberg. Melalui TVC Nation Branding tersebut, divisualisasikan

informasi-informasi tentang keberagaman potensi yang dimiliki Indonesia

dengan gaya bahasa yang promotif dalam mempertahankan citra positif

dan persepsi yang kuat di mata para pelaku usaha luar negeri (buyer)

bahwa Indonesia merupakan mitra dagang yang potensial untuk

melakukan kemitraan perdagangan serta menyebarkan informasi tentang

kebijakan perdagangan Indonesia yang didukung dengan testimonials,

statements dan success stories dari para buyer yang telah berhasil

memulai dan mengembangkan kemitraan perdagangan dengan pelaku

usaha Indonesia. Tujuan kegiatan ini adalah menimbulkan daya tarik bagi

pelaku usaha internasional (buyer) untuk mengetahui lebih lanjut tentang

potensi dan citra positif Indonesia yang pada akhirnya akan mendorong

minat mereka untuk bermitra dagang dengan Indonesia.

3.2.2.7 Peningkatan Peran Diplomasi Perdagangan

Diplomasi perdagangan

internasional dilakukan

multitrack strategy.

Dalam rangka peningkatan peran dan kemampuan diplomasi

perdagangan internasional dilakukan multitrack strategy melalui forum

multilateral, regional, dan bilateral dengan tujuan untuk membuka akses

pasar dan memperkuat pasar 58omestic. Target yang ingin dicapai pada

tahun 2012 adalah 221 hasil perundingan perdagangan internasional.

Dari Januari sampai Desember 2012, Kementerian Perdagangan telah

menghasilkan 260 hasil perundingan berupa: Agreement, kesepakatan

kerja sama komoditi, Mutual Recognition Agreement, Memorandum of

Understanding, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report, dan dokumen

perundingan lainnya.

Page 74: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |59

3.2.2.7.1 Kerja Sama Multilateral

Diplomasi perdagangan di

forum WTO. Perjuangan Indonesia dalam meningkatkan akses pasar di forum

multilateral dilakukan melalui kerja sama dan perundingan internasional

di forum World Trade Organization (WTO). Selain mengikuti sidang-

sidang regular, Kementerian Perdagangan juga melakukan beberapa

penanganan hambatan industri Indonesia di perdagangan internasional

melalui diplomasi perdagangan di forum WTO, antara lain:

1. Pemerintah Indonesia menyampaikan concern-nya pada sidang

Komite Technical Barriers to Trade (TBT) bulan Maret-Juni 2012, dan

bulan Mei 2012 melalui submisi yang ketiga kepada Dubes Brazil di

Jakarta, terkait Brazil Draft Resolution No. 112, tahun 2010 (Dokumen

G/TBT/N/BRA/407) tentang tingkat maksimum kadar tar, nikotin, dan

karbon yang diizinkan pada produk rokok. Aturan ini dianggap tidak

sesuai dengan aturan dalam TBT Agreement serta dapat

menimbulkan unnecessary barriers to trade bagi perdagangan

anggota;

2. Pada pertemuan Bilateral The 15th

Meeting of The Sub Working

Group on Palm Oil Bilateral Cooperation on Commodities Between

Indonesia and Malaysia, tanggal 15-16 Februari 2012, Indonesia dan

Malaysia sepakat untuk merumuskan aspek hukum perdagangan

internasional terhadap kebijakan Uni Eropa untuk produk Crude Palm

Oil (CPO), dan membawanya ke Komite TBT-WTO.

3. Indonesia menegaskan keikutsertaan sebagai "pihak ketiga" bersama

23 negara lainnya dalam proses konsultasi di WTO antara Ukraina

dan Australia, untuk kasus tobacco plain packaging bill. Kasus ini

terkait dengan peraturan Australia yang bernama Plain Packaging

Act, mengenai larangan produsen rokok menampilkan logo produk,

label, dan merek dagang yang sebelumnya dianggap atraktif dan

membuat jumlah perokok muda di Australia bertambah. Peraturan

tersebut dianggap telah melanggar ketentuan WTO tentang hak

kekayaan intelektual yang menghambat teknis perdagangan.

4. Sengketa rokok kretek antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) di

WTO bermula dari diberlakukannya peraturan Family Smoking

Prevention and Tobacco Control Act di AS. Atas keputusan tersebut,

Indonesia akhirnya mengajukan pembentukan Panel ke Badan

Penyelesaian Sengketa WTO (Dispute Settlement Body– DSB) atas

dasar AS melanggar ketentuan WTO mengenai National Treatment

Obligation yang tercantum dalam TBT Agreement Pasal 2.1 TBT.

Dalam panel WTO pada September 2011, Indonesia dimenangkan

WTO lantaran lembaga tersebut beranggapan rokok kretek dan rokok

mentol adalah produk sejenis (like products) dan keduanya memiliki

daya tarik yang sama bagi kaum muda. Tak puas dengan keputusan

tersebut, pemerintah AS mengajukan banding ke WTO pada 5 Januari

2012. Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade

Organization/WTO) kembali memenangkan posisi Indonesia dalam

kasus rokok kretek dengan Amerika Serikat (AS). Keputusan tersebut

berdasar laporan Appellate Body (AB) pada 4 April 2012 yang

menyatakan bahwa AS melanggar ketentuan WTO dan kebijakan AS

dianggap sebagai bentuk diskriminasi dagang. Hasil banding yang

dikeluarkan AB tersebut mempertegas keputusan panel WTO

Page 75: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |60

sebelumnya yang memutuskan pemerintah AS telah mengeluarkan

kebijakan yang tidak konsisten dengan ketentuan WTO, yakni

Technical Barrier to Trade (TBT) Agreement. Keputusan ini juga

mencegah aturan yang diterapkan Pemerintah AS ditiru negara lain,

termasuk negara-negara tujuan ekspor utama rokok kretek

Indonesia.

3.2.2.7.2 Kerja Sama ASEAN

ASEAN Economic

Community (AEC.) Sebagai negara kepulauan yang berpenduduk terbesar di ASEAN dan

dengan sistem pemerintahan otonomi daerah, tantangan yang dihadapi

Indonesia dalam mengimplementasikan ASEAN Economic Community

(AEC) Blueprint jauh lebih kompleks dibandingkan dengan Negara

anggota lainnya, namun sama seperti negara anggota lainnya, Indonesia

menyampaikan komitmennya untuk tetap berupaya keras untuk

mengimplementasikan seluruh komitmen AEC Blueprint, termasuk

merumuskan kebijakan yang dapat memastikan pelaku usaha

memanfaatkan integrasi ekonomi ASEAN ini.

Indonesia juga menekankan implementasi keempat pilar AEC Blueprint

secara proporsional, khususnya pilar Pembangunan Ekonomi yang

Merata (equitable economic development) yang didukung dengan

pengembangan usaha kecil menengah (UKM) dan program yang dapat

mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi. Indonesia meminta

perhatian khusus tentang hal ini karena apabila tidak ditangani dengan

benar akan mengurangi efektivitas pilar lainnya dan mengancam

keberlangsungan AEC 2015.

Pada tahun 2012 scorecard Indonesia sebesar 82% yaitu dari 50 measures

yang perlu dipenuhi, hanya 41 measures berhasil dicapai. Dari 9

measures yang belum dilaksanakan oleh Indonesia, 2 diantaranya terkait

Rules of Origin (RoO) yang akan diselesaikan akhir bulan Februari 2013

dan ratifikasi yang dijadwalkan selesai pada kuartal I 2013, dan tujuh (7)

measures lainnya merupakan initiative bersama ASEAN yang harus

diselesaikan oleh masing-masing working group atau komite ASEAN,

bukan individual country.

Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC Council) telah berupaya untuk

mengatasi tantangan dan hambatan dalam memenuhi target

pembentukan AEC 2015 yang merekomendasikan beberapa hal penting

seperti: (i) Sosialisasi AEC kepada berbagai pemangku kepentingan di

dalam negeri; (ii) Pengembangan Program Prioritas Integrasi AEC dengan

fokus pada kegiatan, proyek dan inisiatif yang harus terwujud pada atau

sebelum tahun 2015; (iii) Menyusun mekanisme yang berkaitan dengan

upaya menghapus/mengurangi hambatan non-tarif; (iv) Menerapkan

prakarsa Equitable Economic Development (EED) secara efektif, serta (v)

Menyusun mekanisme trade review dan policy dialogue sebagai upaya

evaluasi atas berbagai kebijakan yang diterapkan oleh masing-masing

negara anggota ASEAN. Pertemuan juga membahas pandangan masing-

masing negara mengenai batas waktu terbentuknya AEC pada tahun

2015. Pokok bahasan ini telah diputuskan lebih lanjut oleh para

Pemimpin ASEAN pada Pertemuan KTT ASEAN bulan November 2012.

Page 76: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |61

Manfaat yang bisa dirasakan oleh Indonesia

Selama empat dekade, ASEAN telah mengalami banyak perubahan serta

perkembangan positif. Manfaat yang dapat dirasakan Indonesia adalah

adanya tren menuju perbaikan atas iklim investasi yang kondusif dan

daya saing nasional yang terindikasi dari meningkatnya nilai FDI yang

masuk ke Indonesia dan nilai ekspor Indonesia baik ke ASEAN maupun

dunia. Dapat dikatakan bahwa upaya Indonesia untuk berkomitmen

melaksanakan AEC Blueprint secara langsung mendorong Indonesia

untuk melakukan berbagai reformasi, perbaikan dan pembangunan daya

saing. Kesungguhan Indonesia untuk mengimplementasikan komitmen

AEC Blueprint di dalam negeri tampak dari keinginan Pemerintah yang

sungguh-sungguh dengan menerbitkan Inpres yang menginstruksikan

sektor terkait untuk melakukan pembenahan guna meningkatkan daya

saing seiring dengan diimplementasikannya AEC Blueprint tersebut.

Penandatangan

Memorandum of

Understanding Among

The Governments of the

participating member

states of ASEAN on The

Second Pilot Project for

The Implementation of a

Regional Self-

Certification System.

Pada tanggal 29 Agustus 2012, di Kamboja, telah dilaksanakan

penandatangan Memorandum of Understanding Among The

Governments of the participating member states of ASEAN on The Second

Pilot Project for The Implementation of a Regional Self-Certification

System.

Nota Kesepahaman mengenai Sistem Sertifikasi Mandiri ini bertujuan

membantu para eksportir yang telah diberi kewenangan oleh

pemerintah, untuk menerbitkan Sertifikasi Asal Barang (SKA) secara

mandiri, sehingga mempercepat dan mempermudah proses administrasi

ekspor ke negara ASEAN, serta mengurangi biaya tinggi dalam proses

pengurusan dokumen ekspor.

Penandatangan Memorandum of Understanding Among The Governments of the participating member states

of ASEAN on The Second Pilot Project for The Implementation of a Regional Self-Certification System.

Penandatanganan

Protocol ASEAN-China.

Pada tanggal 17 November 2012, di Kamboja, telah dilaksanakan

penandatangan Protocol to incorporate technical barriers to trade and

sanitary and phytosanitary measures into the agreement on trade in

goods of the framework agreement on comprehensive economic co-

operation between the Association of southeast Asian Nations and the

People's Republic of China. Tujuan penandatangan ini adalah untuk

Page 77: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |62

memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan barang antara pihak-pihak

terkait dengan memastikan bahwa peraturan, standar, dan prosedur

penilaian yang ada tidak menimbulkan hambatan perdagangan. Selain itu

juga telah ditandatangani Third protocol to amend the framework

agreement on comprehensive economic co-operation between the

association of southeast Asian Nation and the People's Republic of China

mengenai perubahan struktur kelembagaan yang memonitor ACFTA dari

"ASEAN-China Trade Negotiating Committee" (AC-TNC) menjadi "ASEAN-

China Joint Committee" (AC-JC).

3.2.2.7.3 Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional lainnya

APEC Ministerial

Meeting. Rangkaian pertemuan APEC Ministerial Meeting (AMM) berlangsung di

Rusia pada tanggal 5-6 September 2012. Pertemuan membahas agenda

Supporting for the Multilateral Trade System dan empat agenda prioritas

APEC tahun 2012, yakni: Trade and Investment Liberalization, Regional

Economic Integration (REI), Strengthening Food Security, Establishing

Reliable Supply Chain, dan Fostering Innovative Growth.

Para Menteri APEC menyepakati AMM Statement beserta lampiran yang

meliputi isu-isu sebagai berikut: (i) APEC model chapter on transparency

for RTAs/FTAs; (ii) towards reliable supply chains; (iii) recommendations

of the innovation technology dialogue on nanotechnologies for energy

efficiency, outcome of the APEC International Education Conference

“shaping education within APEC”; dan (iv) Investing in Human Capital,

yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kerja sama perdagangan

dan investasi di kawasan.

1. Supporting for the Multilateral Trading System. Para Menteri

APEC telah membahas perkembangan terakhir dari perundingan

Doha dan sepakat untuk mencari pendekatan baru guna

memecahkan kebuntuan. Beberapa ekonomi sepakat agar

perhatian diberikan pada low hanging fruits khususnya di bidang

fasilitasi perdagangan. Indonesia menekankan bahwa low hanging

fruit harus difokuskan pada kesepakatan yang memberi manfaat

khususnya bagi Negara berkembang dan Least Developed Countries

atau LDCs. Indonesia menekankan perlunya penyempurnaan syarat

dan prosedur aksesi bagi LDCs.

2. Accelerating Trade and Investment Liberalization, Regional

Economic Integration. Agenda ini membahas tiga hal yang

merupakan tindak lanjut hasil pertemuan Para Menteri

Perdagangan tahun 2012 di Kazan, yaitu the APEC List of

Environmental Goods, Sustainable growth and development, Next

generation on trade and investment issues, Strengthen investment

cooperation in APEC.

a) The APEC List of EGs. Sesuai kesepakatan para Pemimpin APEC

pada tahun 2011 di Honolulu, APEC diminta menyusun Daftar

Produk Barang Lingkungan (Environmental Good List atau EGs

List) dengan beberapa pemahaman yakni: (i) produk dalam

daftar dimaksud akan diturunkan Tarif Bea Masuknya maksimal

menjadi 5% pada tahun 2015; (ii) kesepakatan tidak

mempengaruhi hak, posisi maupun hasil perundingan di WTO;

(iii) kesepakatan ini disusun dengan memperhatikan prinsip-

Page 78: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |63

prinsip APEC yaitu non-binding, voluntary, dan konsensus, serta

dengan mempertimbangkan kondisi situasi perekonomian

masing-masing; (iv) kesepakatan ini bersifat tidak mengikat

secara hukum namun akan berlaku secara MFN (Most Favored

Nation). Masalah utama adalah mencapai pemahaman

bersama mengenai daftar yang credible baik dari sudut

pandang lingkungan maupun komersial. Para Menteri tidak

meng-endorsed melainkan merekomendasikan 54 produk

barang lingkungan untuk didiskusikan dan dibahas lebih lanjut

pada tingkat Leaders.

b) Next Generation on Trade and Investment Issues (NGTI). Dalam

hal ini, para Menteri anggota ekonomi APEC sepakat untuk

terus melanjutkan kegiatan dari kesepakatan NGTI tahun 2011

yaitu meningkatkan kesempatan UKM untuk berpartisipasi

dalam rantai produksi global dan meningkatkan inovasi melalui

penciptaan iklim kebijakan yang baik. Dalam hal ini para

Menteri APEC menyepakati untuk membuat panduan yang

dapat dijadikan salah satu referensi bagi ekonomi APEC

melakukan evaluasi dan penerapan kebijakan untuk

memaksimalkan kapasitas inovasi. Selain itu, para Menteri juga

sepakat untuk meng-endorsed Annex A dari Joint Statement

AMM mengenai APEC Model Chapter on Transparency for

Regional Trade Agreements/Free Trade Agreements. Model

Chapter ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi Ekonomi

APEC yang akan atau sedang merundingkan sebuah RTA/FTA.

c) Strengthening Investment Cooperation in APEC. Para Menteri

menegaskan kembali komitmennya untuk mendorong

transparansi kebijakan guna meningkatkan arus investasi di

kawasan Asia Pasifik, utamanya kebijakan di bidang investasi.

Disepakati juga untuk melanjutkan implementasi APEC

Investment Facilitation Plan (IFAP), termasuk dibentuknya

suatu proyek/mekanisme untuk mengukur capaian-capaian

IFAP yang telah dilakukan sejauh ini.

d) Integrasi Ekonomi Regional. Pada agenda ini Indonesia

menyampaikan perkembangan prakarsa Regional

Comprehensive Economic Partnership (RCEP) pada kerja sama

ASEAN dan menekankan perlunya pengembangan konsep

Equitable Economic Development dalam kerjasama APEC untuk

menjembatani perbedaan pembangunan maupun kesempatan

pelaku usaha dalam upaya menarik manfaat dari berbagai

pencapaian APEC.

3. Establishing Reliable Supply Chains. Para Menteri memberi

perhatian khusus pada upaya peningkatan konektivitas kawasan

(supply chains connectivity) serta upaya pencapaian target supply-

chains connectivity (SC) initiative, yaitu peningkatan performa

supply-chains di kawasan Asia Pasifik melalui penurunan biaya,

waktu, dan ketidakpastian sebesar 10% pada tahun 2015.

Disepakati mengenai perlunya pendekatan yang lebih sistematis

untuk mencapai target peningkatan kinerja mata rantai suplai serta

pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan keamanan lalu lintas

barang. Dalam kaitan ini, Indonesia mengedepankan peningkatan

konektifitas dalam negeri yang diarahkan oleh MP3EI.

Page 79: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |64

4. Intensive Cooperation to Foster Innovative Growth. Indonesia

bersama para Menteri lainnya sepakat mengenai pentingnya upaya

pengembangan SDM berbasis teknologi dan inovasi, termasuk

kalangan UKM. Para Menteri juga sependapat untuk

mengembangkan kerja sama lebih lanjut melalui (i) program

akreditasi, pertukaran pelajar dan peneliti; (ii) peningkatan

kesehatan untuk ibu, bayi, dan anak-anak; dan (iii) pemberdayaan

perempuan dan partisipasi perempuan dalam ekonomi. Indonesia

juga menyambut baik inisiatif pembentukan Public Private

Partnership dalam bidang inovasi guna memperluas peran dan

keterlibatan sektor swasta, dengan tetap memperhatikan kesiapan

dan kapasitas setiap Ekonomi APEC.

Suasana Sidang APEC 2012

International Tripartite

Rubber Council (ITRC.) Tiga produsen karet utama dunia adalah negara Thailand, Indonesia, dan

Malaysia tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC).

Tujuan ITRC adalah menjaga harga pada level yang remuneratif bagi

produsen dan mengatasi ketidakseimbangan supply-demand karet alam

yang menyebabkan harga menurun, melalui dua mekanisme: Supply

Management Scheme (SMS) dan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS).

Pertemuan Dewan Menteri International Tripartite Rubber Council (ITRC)

di Phuket, Thailand pada tanggal 12 Desember 2012 menyepakati untuk

mengurangi supply karet alam di pasar internasional melalui percepatan

replanting dan peningkatan konsumsi domestik karet alam. Indonesia,

Thailand, dan Malaysia sepakat untuk menerapkan skema pengurangan

volume ekspor karet sebesar 300.000 ton yang diberlakukan sejak

Oktober 2012-Maret 2013. Selain itu juga telah disepakati pembentukan

pasar karet regional.

3.2.2.7.4 Kerja Sama Bilateral

Penandatanganan

Preferential Trade

Agreement (PTA)

Indonesia-Pakistan.

Dalam upaya meningkatkan perekonomian antara Indonesia dan Pakistan,

Pada tanggal 3 Februari 2012 di Jakarta, telah ditandatangani Preferential

Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Pakistan.

Persetujuan Perdagangan Preferential akan memberikan keuntungan

bagi pihak Indonesia, antara lain:

Page 80: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |65

1. Adanya dasar hukum untuk pelaksanaan aturan pengurangan

dan/atau penghapusan bea kepabeanan secara sepihak atau

bersama-sama terhadap 220 tariff lines offer list Indonesia kepada

Pakistan dan 313 tariff lines offer list Pakistan kepada Indonesia;

2. Adanya kemudahan dalam memperoleh tarif preferensial dari

Pakistan, antara lain untuk produk edible palm oil Indonesia sebesar

15% dari Margin of Preference (MoP) pada tarif MFN Pakistan,

sehingga produk edible palm oil Indonesia mendapatkan perlakuan

yang sama dengan produk edible palm oil Malaysia;

3. Adanya kepastian hukum bagi para pelaku usaha Indonesia dan

Pakistan, terutama di bidang ekspor dan impor;

4. Pulihnya kinerja ekspor Indonesia ke Pakistan yang sempat

mengalami penurunan karena kalah bersaing dari negara-negara

yang terlebih dahulu memiliki Persetujuan Perdagangan Preferensial

dengan Pakistan.

Penandatanganan Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia-Pakistan

Penandatanganan MoU

antara Indonesia –

Ekuador.

Pada tanggal 19-25 Juni 2012 di Quito, Ekuador, telah dilaksanakan

penandatangan MoU antara Indonesia dan Ekuador.

MoU ini bertujuan untuk mempromosikan perdagangan dan investasi,

serta mengembangkan kerja sama ekonomi timbal balik yang didasarkan

pada prinsip saling menguntungkan. Ekuador dan Indonesia sepakat

untuk dapat menjadi pintu gerbang ekspor bagi kawasan wilayah

Amerika Latin, Asia Tenggara dan Asia Timur. Kedua pemimpin sepakat

mengembangkan kerja sama di beberapa bidang, seperti bidang investasi

dan perdagangan, energi dan pertambangan, kehutanan, lingkungan

hidup, dan perubahan iklim, serta bidang kebudayaan dan people to

people contact.

Page 81: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |66

Penandatanganan MoU antara Indonesia - Ekuador

MoU between Ministry of

Trade (MoT) of the

Republic of Indonesia and

Ministry of Foreign Trade

and Tourism (Mincetur) of

the Republic of Peru on

Trade Promotion

Activities.

Pada tanggal 10 Juli 2012 di Jakarta, telah dilaksanakan penandatangan

Memorandum of Understanding between Ministry of Trade (MoT) of the

Republic of Indonesia and Ministry of Foreign Trade and Tourism

(Mincetur) of the Republic of Peru on Trade Promotion Activities.

MoU ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang

promosi perdagangan antara kedua Negara, hal ini dilihat dari

perkembangan investasi perusahaan minuman soft drink Peru di Jakarta,

dan beberapa tawaran investasi kepada Indonesia pada sektor perikanan

Peru untuk Fish Meat, Fish industry, dan alih teknologi.

Penandatanganan MoU antara Indonesia - Peru

MoU antara Indonesia –

Kamboja.

Pada tanggal 28 Agustus 2012 di Kamboja, telah dilaksanakan

penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) Beras dengan

Menteri Senior & Menteri Perdagangan Kamboja.

Dalam MoU ini, pemerintah Kamboja berkomitmen menyediakan

pasokan beras tambahan bagi Indonesia, untuk menjaga stabilitas

ketahanan pangan Indonesia. Penyediaan beras maksimal 100ribu

ton/tahun selama 4 tahun dengan syarat harga yang lebih murah dari

negara-negara lain.

Page 82: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |67

Penandatanganan MoU antara Indonesia – Kamboja

Nota Kesepakatan antara

Indonesia – Viet Nam. Pada tanggal 17-18 September 2012, di Jakarta, telah dilaksanakan

penandatangan Nota Kesepakatan antara Indonesia – Viet Nam.

Nota Kesepahaman ini adalah kesepakatan Pemerintah Viet Nam

memperpanjang masa penyediaan beras untuk Indonesia dari 1 Januari

2013 hingga 31 Desember 2017. Hal ini dilakukan untuk menjaga

stabilitas ketahanan pangan Indonesia, tentunya dengan

mempertimbangkan kondisi pasokan, kebutuhan, produksi di kedua

negara dan tingkat harga beras internasional.

Penandatanganan Nota Kesepakatan antara Indonesia – Viet Nam

3.2.2.7.5 Perundingan Perdagangan Jasa

ASEAN Agreement on

Movement of Natural

Person.

Dalam rangka memfasilitasi pergerakan tenaga kerja terampil, pada

tanggal 19 November 2012, di Kamboja, telah ditandatangani Perjanjian

Perpindahan Tenaga Kerja (Movement of Natural Person) ASEAN. Tujuan

Agreement ini adalah:

Page 83: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |68

1) Menyediakan hak dan kewajiban terkait dengan perpindahan tenaga

kerja di antara Negara anggota ASEAN.

2) Memfasilitasi perpindahan tenaga kerja yang terkait dengan kegiatan

perdagangan dan investasi di antara negara anggota ASEAN.

3) Membangun prosedur yang transparan dan efisien dalam aplikasi

formalitas keimigrasian terkait izin tinggal sementara dari tenaga

kerja di mana perjanjian ini berlaku.

4) Melindungi integritas perbatasan negara anggota dan melindungi

tenaga kerja domestik dan tenaga kerja permanen di dalam teritori

negara anggota.

Penandatanganan ASEAN Agreement on Movement of Natural Person

ASEAN Framework

Agreement on Services

(AFAS) Paket 8.

ASEAN telah menyelesaikan ASEAN Framework Agreement on Services

(AFAS) Paket 8 pada tahun 2012. Threshold AFAS Paket 8 dengan total

jumlah subsektor yang diintegrasikan sebanyak 80 subsektor, dengan

komitmen:

1. Mode 1 (cross border supply) dan Mode 2 (consumption abroad)

adalah None.

2. Mode 3 (commercial presence) dengan Foreign Equity Participation

(FEP) sebesar 70% (untuk sektor Priority Integration Sectors yaitu

Komunikasi dan Computer Related Services, Kesehatan, dan

Pariwisata); dan FEP 51% (untuk sektor Logistik dan Non-Priority

Integration Sectors seperti jasa bisnis, konstruksi, transportasi,

pendidikan).

Pada AFAS Paket 8 Indonesia telah memberikan komitmen sebanyak 86

subsektor, di mana baru sebanyak 58 subsektor yang telah dapat

memenuhi komitmen sebagaimana poin di atas, sementara sisanya

sebanyak 28 subsektor belum. Kesulitan yang dihadapi sektor domestik

adalah untuk pemenuhan komitmen FEP di Mode 3, di mana

regulasi/ketentuan mengenai FEP masih dibatasi pada besaran 49%, serta

beberapa sektor sebagian besar pelaku usahanya adalah Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM) .

Page 84: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |69

3.2.3 Sasaran Strategis 3: Reformasi Birokrasi dan Good Governance

3.2.3.1 Terwujudnya Kemendag yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme,

indikatornya adalah indeks persepsi korupsi (Program Inisiatif Anti Korupsi dan

Survei Integritas) min. 5 besar.

Sasaran Reformasi

Birokrasi. Sasaran khusus reformasi birokrasi di lingkungan Perdagangan RI

mencakup 8 area perubahan, sebagai berikut:

1. Pola Pikir dan Budaya Kerja (Manajemen Perubahan) : terbangunnya

kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi serta keterlibatan dalam

pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh

tingkatan pegawai.

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan: tercapainya peraturan

perundang – undangan yang harmonis dan sinkron dan

pelaksanaannya yang efektif dan efisien.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi: Meningkatnya eferktivitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi serta terhindarkannya duplikasi

tugas dan fungsi yang dapat mendorong percepatan reformasi

birokrasi.

4. Penataan Tatalaksana: terselenggaranya transparansi, akuntabilitas

dan standardisasi proses penyelenggaraan pemerintahan.

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur : diperolehnya pegawai

baru maupun yang sedang berkarir yang memiliki tingkat kompetensi

yang dipersyaratkan jabatannya, terwujudnya profil kompetensi

untuk masing – masing jabatan di dalam organisasi dan tersedianya

informasi secara komprehensif dan akurat mengenai profil

kompetensi individu sesuai dengan uraian tugasnya, sistem

pendidikan dan pelatihan pegawai yang mengurangi kesenjangan

antara kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai dan

kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan dan berjalannya sistem

informasi pegawai yang akurat, transparan dan akuntabel.

6. Penguatan Pengawasan : tercapainya tujuan organisasi secara efisien

dan efektif serta taat pada peraturan dan berjalannya pengelolaan

keuangan negara yang handal dan terpercaya.

7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja: berjalannya sistem akuntabilitas

kinerja organisasi yang efektif.

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik: terselenggaranya pelayanan

publik yang lebih cepat, lebih aman, lebih baik, dan lebih terjangkau.

Pada tahun 2012 Kementerian Perdagangan juga telah menandatangani

Komitmen Pimpinan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi dan

pelaksanaan verifikasi lapangan reformasi birokrasi oleh Tim Unit

Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) serta Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi, dengan hasil

nilai akhir kesiapan pelaksanaan reformasi birokrasi adalah 67 atau

berada pada level 3.

Peringkat ke-2 dalam

Penilaian Inisiatif Anti

Korupsi (PIAK) dari Komisi

Pemberantasan Korupsi

(KPK)

Dalam rangka optimalisasi pencegahan korupsi, Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) mendorong setiap Kementerian/Lembaga/Pemda

membangun sistem antikorupsi yang lebih sistematis melalui penilaian

terhadap inisiatif yang dilakukan oleh pimpinan instansi dalam

menerapkan program-program antikorupsi dengan melakukan Penilaian

Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2012.

Page 85: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |70

Untuk penilaian tahun 2012, Kementerian Perdagangan mendapat

Peringkat 2 dengan nilai 7,49 dari 18 Kementerian yang turut dinilai oleh

KPK. Pencapaian ini merupakan peningkatan dari tahun lalu dimana

Kementerian Perdagangan hanya memperoleh peringkat 7 dengan nilai

5,61. Sedangkan terkait dengan pelaksanaan Survei Integritas, Kemendag

tahun 2012 masuk ke dalam 10 besar dengan nilai 5,61. Dengan capaian

ini dapat dilihat bahwa Kementerian Perdagangan mendukung program

Pemerintah dalam pemberantasan Korupsi dan upaya-upaya untuk

mendukung hal tersebut secara kontinyu akan dilaksanakan untuk

menciptakan Kemendag yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

Pencanangan Zona

Integritas Menuju

Wilayah Bebas Korupsi

(ZI-WBK) dan Wilayah

Birokrasi Bersih dan

Melayani (WBBM).

Sebagai implementasi dari pelaksanaan Instruksi Presiden No. 5 Tahun

2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, telah dicanangkan

Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) dan Wilayah

Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Kementerian

Perdagangan.

Menteri Perdagangan, bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi mencanangkan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas

Korupsi (ZI-WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih (WBBM) di lingkungan Kemendag

pada tanggal 9 Oktober 2012

3.2.3.2 Terwujudnya laporan keuangan Kemendag sesuai dengan SAP targetnya WTP.

Opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP)

untuk Laporan Keuangan.

Sejalan dengan semangat Reformasi Birokrasi dan untuk mewujudkan

tata kepemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan Clean

Goverment), Kementerian Perdagangan perlu mengambil langkah

khususnya yang terkait dengan pengelolaan anggaran di lingkungan

Kementerian Perdagangan, hal ini sesuai dengan yang diamanatkan

dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara bahwa setiap Kementerian/Lembaga wajib menyusun dan

menyelenggarakan akutansi dan menyusun Laporan Keuangan (LK).

Komitmen Kementerian Perdagangan untuk dapat menyajikan suatu

Laporan Keuangan (LK) yang handal, transparan dan akuntabel telah

didukung oleh seluruh entitas di lingkungan Kementerian Perdagangan.

Hasil dari proses itu dapat terlihat dari telah diperolehnya Opini Wajar

Page 86: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |71

Tanpa Pengecualian (WTP) untuk Laporan Keuangan Kementerian Tahun

2009, 2010 dan yang terakhir adalah untuk Laporan Keuangan Tahun

2011

3.2.3.3 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Kemendag.

Laporan Akuntabilitas

Kinerja (LAK) dengan

predikat B

Pengukuran kinerja instansi pemerintah baik pemerintah pusat maupun

daerah mengacu pada Instruksi Presiden Nomor: 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menyatakan bahwa

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban

suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan visi dan misi

organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

melalui pertanggungjawaban secara periodik.

Berdasarkan hasil penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja

(LAK) Kementerian Perdagangan Tahun 2012 memperoleh nilai B, dengan

kata lain bahwa kinerja Kementerian Perdagangan terkait perencanaan

dan pelaksanaan program dinilai baik dan menunjang pencapaian Visi

dan Misi dari Kementerian.

3.2.3.4 Peningkatan kinerja keuangan dan performance organisasi.

Mempertahankan

pencapaian opini “Wajar

Tanpa Pengecualian”

(WTP) dan penilaian

dokumen SAKIP

mencapai “B”.

Dalam rangka mempertahankan Opini WTP tersebut, Kemendag

melakukan upaya-upaya antara lain proses reviu yang dilakukan dengan

melakukan penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian

Laporan Keuangan untuk memberikan keyakinan bahwa akuntansi telah

diselenggarakan berdasarkan Standar Akutansi Instansi dan LK telah

disajikan sesuai dengan Standar Akutansi Pemerintah (SAP) untuk

selanjutnya hasil reviu dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan

Statement of Responsibility (Pernyataan Tanggung Jawab) oleh Menteri.

Selain itu langkah pendampingan terhadap satuan kerja terkait dengan

persiapan penyusunan Laporan Keuangan dilakukan simultan sepanjang

tahun untuk mencegah terjadinya kesalahan pada saat penyusunan

Laporan Keuangan. Hasil dari proses tersebut adalah dengan pencapaian

Opini WTP untuk Laporan Keuangan Kemendag T.A 2011.

3.2.3.5 Terwujudnya organisasi yang berbasis kinerja (berorientasi outcome).

Evaluasi Kinerja

Organisasi Untuk mewujudkan organisasi yang berbasis kinerja telah dilakukan

penilaian terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan sesuai dengan

Premenpan Nomor 19/M.PAN/11/2008, yang meliputi 8 aspek penilaian

yaitu kepemimpinan, perencanaan, organisasi, manajemen SDM,

penganggaran, manajemen informasi kinerja, manajemen proses dan

pencapaian hasil.

Berdasarkan hasil survey pada tahun 2012, secara keseluruhan kinerja

Kementerian Perdagangan termasuk dalam kategori baik dengan nilai

komponen tertinggi terdapat pada aspek organisasi dan perencanaan.

Page 87: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |72

3.2.3.6 Penerapan sistem manajemen SDM yang mampu mendorong peningkatan profesionalisme,

kompetensi, dan remunerasi yang sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawab.

Program S2/S3 bagi 100

orang pegawai setiap

tahun

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur,

Kementerian Perdagangan membuka kesempatan yang seluas-luasnya

bagi para pegawai yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang S2/S3. Pada

tahun 2012 sebanyak 112 orang pegawai telah melanjutkan sekolah baik

di dalam negeri maupun di luar negeri. Dari 112 orang pegawai tersebut,

sebanyak 50 pegawai mendapat tugas belajar ke luar negeri seperti di

Australia, Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, Korea,

dan Brunei Darussalam. Sedangkan 62 pegawai lainnya mendapat tugas

belajar linkage (twinning program) di Universitas Indonesia dan Institut

Pertanian Bogor.

Kementerian Perdagangan dalam rangka mendukung pengembangan

SDM juga melaksanakan program pelatihan / kursus bahasa inggris bagi

pegawai Kementerian Perdagangan untuk mencapai skor TOEFL minimal

600.

Page 88: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |73

BAB 4. LANGKAH KEDEPAN

Kebijakan perdagangan Indonesia di tahun 2012 berhasil

mendorong perekonomian Indonesia.

Target kinerja perdagangan luar negeri dan perdagangan dalam

negeri tercapai dengan baik.

Fokus pembangunan perdagangan ke depan diprioritaskan pada

peningkatan daya saing produk ekspor non migas, peningkatan

jaringan distribusi dan penguatan pasar domestik.

Page 89: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |74

4.1. Prioritas Pembangunan Perdagangan 2013

Fokus prioritas

pembangunan

perdagangan tahun 2013.

Terkait dengan isu-isu di bidang perdagangan, baik nasional maupun

yang bersifat global serta realita tantangan pembangunan perdagangan

saat ini dan masa mendatang, maka dalam konteks pembangunan

nasional di bidang perekonomian, fokus prioritas pembangunan sektor

perdagangan sesuai yang tercantum RPJM Nasional 2010-2014 diarahkan

pada: 1) Peningkatan daya saing produk ekspor non migas untuk

mendorong peningkatan diversifikasi pasar tujuan ekspor serta

peningkatan keberagaman, kualitas dan citra produk ekspor; dan 2)

Peningkatan jaringan distribusi untuk menunjang pengembangan logistik

nasional, penguatan pasar domestik dan efisiensi pasar komoditi, dan

peningkatan efektivitas pengawasan dan iklim usaha perdagangan.

Arah kebijakan dan

kegiatan prioritas

Kementerian

Perdagangan tahun

2013.

Kegiatan lain sektor perdagangan yang dilaksanakan Kementerian

Perdagangan tahun 2013 yang tidak termasuk kegiatan prioritas nasional

maupun prioritas bidang akan menjadi kegiatan prioritas Kementerian

Perdagangan.

Sejalan dengan tema pembangunan dalam RKP 2013, yaitu:

“Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan

Perluasan Kesejahteraan Rakyat”, yang diimplementasikan kedalam 4

pilar pembangunan: pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro-environment,

Kementerian Perdagangan telah menetapkan arah kebijakan pada tahun

2013 adalah: “Mendorong Terwujudnya Perdagangan Sebagai Sektor

Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi, serta Penciptaan

Kemakmuran Rakyat.”

Dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

sektor perdagangan, Rencana Kerja Kementerian Perdagangan tahun

2013 akan difokuskan pada penguatan tiga pilar utama, meliputi: (1)

stabilisasi dan penguatan pasar dalam negeri; (2) ekspor dan kerjasama

internasional; dan (3) reformasi birokrasi dan good governance, dengan

semangat hilirisasi, substitusi impor, dan perlindungan konsumen.

4.2. Program dan Indikator Kinerja 2013

No Indikator Sasaran Target 2013

1 Peningkatan Akses Pasar

� Pertumbuhan Ekspor Non migas

� Pangsa 5 (lima) Negara Ekspor Terbesar

� Kontribusi Ekspor diluar 10 produk utama

13,5 % - 14,5 %

43% – 47%

53%-60%

2 Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan

Perdagangan Luar Negeri (total ijin2011: 89 ijin)

� Jumlah ijin UPP (INATRADE)

� Jumlah Online

� Waktu Penyelesaian

Perdagangan Dalam Negeri (total 2011 : 21 ijin)

� Jumlah ijin UPP (INATRADE)

� Jumlah Online

� Waktu Penyelesaian

-

81 ijin

1 hari

-

19 ijin

4 hari

Page 90: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |75

3 Peningkatan daya saing ekspor

� RCA >1 komoditi HS 6 (1996)

590 – 605

komoditi

4 Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional

� Jumlah hasil perundingan internasional

241

5 Stabilisasi dan Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok

� Koefisien Variasi Harga (KVH)

� Rasio KVH Komoditi tertentu didalam negeri dibanding luar negeri

� Rasio KVH provinsi dan nasional

5-9%

<1

1,5-2,5

6 Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Konsumen 65 BPSK

7 Penciptaan Jaringan Distribusi Perdagangan yang Efisien (Skor Logistic

Performance Index)

3,26

Page 91: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |76

BAB 5 PENUTUP

Bayang – bayang krisis Ekonomi Dunia Tidak Kunjung Memudar,

Perekonomian Dunia Kedepan Semakin Menantang, Strategi

Perdagangan menentukan posisi perekonomian Indonesia di Kancah

Dunia

Page 92: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 |77

Tiga langkah Kementerian

Perdagangan ke depan.

Kementerian Perdagangan ke depan, dalam mengantisipasi perlambatan

perekonomian global akan fokus pada diversifikasi pasar ekspor,

penguatan daya saing produk Indonesia dan penguatan pasar dalam

negeri. Tiga langkah atau jurus ini akan semakin diperkuat dan menjadi

fokus Indonesia dalam mengantisipasi dampak krisis terhadap

perdagangan dunia. Langkah penguatan pasar dalam negeri,

menekankan hal ini juga perlu menjadi prioritas mengingat dengan

populasi 245 juta jiwa Indonesia adalah pasar yang besar dan potensial.

Hal ini telah dan akan terus menjadi kekuatan Indonesia dalam

menghadapi ketidakpastian perekonomian global.

Daya beli masyarakat Indonesiapun akan meningkat seiring dengan

pertumbuhan PDB yang relatif lebih tinggi dalam beberapa tahun

terakhir. Jika Indonesia mampu memanfaatkan pasar dalam negeri, maka

pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga. Langkah

diversifikasi pasar, sejauh ini berbagai kebijakan dan program yang

dikembangkan pemerintah sudah sejalan dengan arah

perkembangan peta perdagangan dunia.

Page 93: Download Laporan Kinerja 2012

LAMPRAN

Page 94: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 78

Lampiran I NERACA PERDAGANGAN INDONESIA

PERIODE 2008-2012

No. URAIAN Nilai : Juta US$ JAN-DES Perub. %

Trend %

2008 2009 2010 2011 2012 2011 2012 12/11 08-12

I. - Ekspor 137.020,4 116.510,0 157.779,1 203.496,6 190.031,8 203.496,6 190.031,8 -6,62 12,88

- Migas 29.126,3 19.018,3 28.039,6 41.477,0 36.977,3 41.477,0 36.977,3 -10,85 13,39

- Non Migas 107.894,2 97.491,7 129.739,5 162.019,6 153.054,6 162.019,6 153.054,6 -5,53 12,83

II. - Impor 129.197,3 96.829,2 135.663,3 177.435,6 191.691,0 177.435,6 191.691,0 8,03 14,97

- Migas 30.552,9 18.980,7 27.412,7 40.701,5 42.564,2 40.701,5 42.564,2 4,58 15,33

- Non Migas 98.644,4 77.848,5 108.250,6 136.734,0 149.126,8 136.734,0 149.126,8 9,06 14,91

III. - Total Perdagangan 266.217,7 213.339,3 293.442,4 380.932,2 381.722,8 380.932,2 381.722,8

0,21 13,89

- Migas 59.679,2 37.999,0 55.452,3 82.178,6 79.541,5 82.178,6 79.541,5 -3,21 14,41

- Non Migas 206.538,6 175.340,2 237.990,1 298.753,6 302.181,3 298.753,6 302.181,3 1,15 13,81

IV. - Neraca 7.823,1 19.680,8 22.115,8 26.061,1 -1.659,2 26.061,1 -1.659,2 -106,37 -

- Migas -1.426,6 37,6 626,9 775,5 -5.587,0 775,5 -5.587,0 -820,42 -

- Non Migas 9.249,7 19.643,2 21.488,9 25.285,5 3.927,8 25.285,5 3.927,8 -84,47 -13,59

Sumber : BPS (Diolah oleh Pusdatin Kementerian Perdagangan )

Page 95: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 79

Lampiran II Ekspor 10 komoditi utama

Periode 2008 – 2012

(Nilai : Juta US$)

Sumber : BPS (Diolah oleh Pusdatin Kementerian Perdagangan )

Trend (%) Perub. %

2011 2012

1 TPT 10.144,9 9.264,0 11.224,0 13.256,8 12.468,4 13.256,8 12.468,4 8,01 -5,95

2 ELEKTRONIK 8.640,7 8.677,4 10.549,8 10.840,7 10.727,4 10.840,7 10.727,4 6,77 -1,04

3 KARET DAN PRODUK KARET 7.637,3 4.912,8 9.373,3 14.352,2 10.475,2 14.352,2 10.475,2 18,58 -27,01

4 SAWIT 12.375,6 10.367,6 13.469,0 17.261,2 17.602,2 17.261,2 17.602,2 12,91 1,98

5 PRODUK HASIL HUTAN 8.363,9 6.679,4 8.746,8 8.922,8 8.798,3 8.922,8 8.798,3 3,99 -1,40

6 ALAS KAKI 1.885,5 1.736,1 2.501,8 3.301,9 3.524,6 3.301,9 3.524,6 20,85 6,74

7 OTOMOTIF 2.728,5 1.725,0 2.565,2 3.040,0 4.727,1 3.040,0 4.727,1 18,13 55,50

8 UDANG 1.070,9 845,2 939,9 1.161,7 1.206,5 1.161,7 1.206,5 5,72 3,86

9 KAKAO 1.206,7 1.338,5 1.494,4 1.136,0 833,1 1.136,0 833,1 -8,65 -26,66

10 KOPI 991,5 824,0 814,3 1.036,7 1.249,5 1.036,7 1.249,5 7,17 20,53

0 0 0 0 0 0 0SUB TOTAL 55.045,4 46.370,0 61.678,5 74.310,0 71.612,3 74.310,0 71.612,3 10,49 -3,63

LAINNYA 52.848,7 51.121,7 68.061,0 87.709,6 81.442,3 87.709,6 81.442,3 15,08 -7,15

EKSPOR NON MIGAS 107.894,2 97.491,7 129.739,5 162.019,6 153.054,6 162.019,6 153.054,6 12,83 -5,53

2010 2011 2012NO NEGARA 2008 200908-12 12/11

JAN - DES

Page 96: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 80

Lampiran III EKSPOR 10 KOMODITI POTENSIAL

PERIODE 2008 – 2012

Sumber : BPS (Diolah oleh Pusdatin Kementerian Perdagangan )

(Nilai : Juta US$)Trend (%) Perub. %

2011 2012

1 KULITPRODUK KULIT 176,3 121,1 123,8 137,8 133,9 137,8 133,9 -4,11 -2,84

2 PERALATAN MEDIS 171,4 197,5 230,8 225,9 246,2 225,9 246,2 8,96 9,00

3 TANAMAN OBAT 9,4 11,8 18,9 14,0 8,9 14,0 8,9 0,63 -36,08

4 MAKANAN OLAHAN 2.692,4 2.785,4 3.358,3 4.246,1 4.499,3 4.246,1 4.499,3 15,59 5,96

5 MINYAK ATSIRI 147,1 90,6 124,7 161,0 134,2 161,0 134,2 3,98 -16,66

6 IKAN PRODUK PERIKANAN 895,4 864,3 1.075,7 1.277,9 1.544,9 1.277,9 1.544,9 15,97 20,89

7 KERAJINAN 570,6 568,8 614,3 659,6 696,1 659,6 696,1 5,61 5,54

8 PERHIASAN 1.068,8 1.191,8 1.456,5 2.593,5 2.888,5 2.593,5 2.888,5 31,86 11,37

9 REMPAH-REMPAH 292,6 245,4 417,0 459,0 672,1 459,0 672,1 25,72 46,44

10 PERALATAN KANTOR 75,6 68,7 89,9 119,4 111,5 119,4 111,5 14,23 -6,630 0 0 0 0 0 0

SUB TOTAL 6.099,6 6.145,5 7.509,9 9.894,2 10.935,7 9.894,2 10.935,7 17,87 10,53

LAINNYA 101.794,5 91.346,3 122.229,6 152.125,3 142.118,9 152.125,3 142.118,9 12,50 -6,58

EKSPOR NON MIGAS 107.894,2 97.491,7 129.739,5 162.019,6 153.054,6 162.019,6 153.054,6 12,83 -5,53

200908-12 12/11

JAN - DES2010 2011 2012NO NEGARA 2008

Page 97: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 81

Lampiran IV PERKEMBANGAN EKSPOR NON MIGAS MENURUT NEGARA TUJUAN

PERIODE 2008 – 2012

(Nilai : Juta US$)Trend (%) Perub. % Peran. % Perub. %

2011 2012

1 REP.RAKYAT TIONGKOK 7.787,2 8.920,1 14.080,9 21.595,6 20.864,1 33,05 21.595,6 20.864,1 -3,39 13,33 13,63

2 JEPANG 13.795,3 11.979,0 16.496,5 18.330,1 17.231,2 9,09 18.330,1 17.231,2 -5,99 11,31 11,26

3 AMERIKA SERIKAT 12.531,1 10.470,1 13.326,5 15.684,2 14.590,9 7,34 15.684,2 14.590,9 -6,97 9,68 9,53

4 INDIA 7.060,9 7.351,4 9.851,2 13.279,0 12.446,7 18,83 13.279,0 12.446,7 -6,27 8,20 8,13

5 SINGAPURA 10.104,6 7.947,6 9.553,6 11.113,4 10.550,9 4,31 11.113,4 10.550,9 -5,06 6,86 6,89

6 MALAYSIA 5.984,5 5.636,4 7.753,6 9.200,1 8.471,1 12,58 9.200,1 8.471,1 -7,92 5,68 5,53

7 KOREA SELATAN 4.660,3 5.174,3 6.869,7 7.565,8 6.684,6 11,64 7.565,8 6.684,6 -11,65 4,67 4,37

8 THAILAND 3.214,5 2.598,4 4.054,4 5.242,5 5.490,2 19,39 5.242,5 5.490,2 4,72 3,24 3,59

9 BELANDA 3.881,2 2.902,9 3.682,1 5.076,3 4.586,0 9,34 5.076,3 4.586,0 -9,66 3,13 3,00

10 TAIWAN 2.901,2 2.875,5 3.252,3 4.205,1 4.094,1 11,28 4.205,1 4.094,1 -2,64 2,60 2,67

11 PILIPINA 2.051,4 2.356,8 3.117,0 3.678,4 3.688,0 17,57 3.678,4 3.688,0 0,26 2,27 2,41

12 AUSTRALIA 2.107,5 1.711,6 2.363,4 3.078,5 3.358,5 16,40 3.078,5 3.358,5 9,10 1,90 2,19

13 JERMAN 2.465,2 2.326,2 2.983,3 3.304,2 3.074,9 8,25 3.304,2 3.074,9 -6,94 2,04 2,01

14 HONGKONG 1.808,8 2.111,8 2.501,4 3.215,2 2.633,7 12,43 3.215,2 2.633,7 -18,09 1,98 1,72

15 ITALIA 1.864,3 1.651,1 2.370,0 3.168,3 2.277,0 11,09 3.168,3 2.277,0 -28,13 1,96 1,49

16 VIETNAM 1.672,8 1.453,9 1.945,8 2.272,7 2.256,5 11,02 2.272,7 2.256,5 -0,71 1,40 1,47

17 SPANYOL 1.665,3 1.830,5 2.328,7 2.427,9 2.069,3 7,43 2.427,9 2.069,3 -14,77 1,50 1,35

18 SAUDI ARABIA 1.191,9 956,2 1.167,3 1.430,1 1.773,5 12,72 1.430,1 1.773,5 24,01 0,88 1,16

19 INGGRIS 1.546,9 1.431,5 1.693,2 1.719,7 1.696,8 3,75 1.719,7 1.696,8 -1,34 1,06 1,11

20 REP.AFRIKA SELATAN 623,9 484,5 680,7 1.413,9 1.650,3 35,21 1.413,9 1.650,3 16,72 0,87 1,08

SUB TOTAL 88.918,5 82.169,7 110.071,5 137.001,0 129.488,0 13,46 137.001,0 129.488,0 -5,48 84,56 84,60

LAINNYA 18.975,6 15.322,0 19.668,0 25.018,6 23.566,6 9,68 25.018,6 23.566,6 -5,80 15,44 15,40

EKSPOR NON MIGAS 107.894,2 97.491,7 129.739,5 162.019,6 153.054,6 12,83 162.019,6 153.054,6 -5,53 100,00 100,00

Sumber : BPS (diolah oleh Pusdatin Kementerian Perdagangan)

201208-12

2008 2009 20102012

2011NO NEGARA201112/11

JAN - DES

Page 98: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 82

Lampiran V EKSPOR NON MIGAS MENURUT SEKTOR

PERIODE 2008 – 2012

(Nilai : Juta US$)Trend (%) Perub. % Perub. % Peran. %

2011 2012

NON MIGAS 107.894,2 97.491,7 129.739,5 162.019,6 153.054,6 12,83 -5,53 162.019,6 153.054,6 -5,53 100,00

I. PERTANIAN 4.584,6 4.352,8 5.001,9 5.165,8 5.570,7 5,77 7,84 5.165,8 5.570,7 7,84 3,64

II. INDUSTRI 88.393,5 73.435,8 98.015,1 122.188,7 116.135,2 11,13 -4,95 122.188,7 116.135,2 -4,95 75,88

III. PERTAMBANGAN 14.906,2 19.692,3 26.712,6 34.652,0 31.329,9 22,76 -9,59 34.652,0 31.329,9 -9,59 20,47

IV. LAINNYA 9,9 10,8 9,9 13,0 18,7 15,71 43,49 13,0 18,7 43,49 0,01

Sumber : BPS (diolah oleh Pusdatin Kementerian Perdagangan)

2011 2012JAN - DES

12/11 2012 (Jan-Des)08-12 12/11NO NEGARA 2008 2009 2010

Page 99: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 83

Lampiran VI PERKEMBANGAN IMPOR NON MIGAS MENURUT NEGARA TUJUAN

PERIODE 2008 – 2012

(Nilai : Juta US$)Trend (%) Perub. % Peran. % Perub. %

2011 2012

1 REP.RAKYAT TIONGKOK 14.947,9 13.491,4 19.688,0 25.456,4 28.963,2 21,63 25.456,4 28.963,2 13,78 18,62 19,42

2 JEPANG 14.864,7 9.810,5 16.910,7 19.321,0 22.721,5 16,49 19.321,0 22.721,5 17,60 14,13 15,24

3 AMERIKA SERIKAT 7.731,5 7.037,6 9.299,4 10.697,0 11.468,9 12,83 10.697,0 11.468,9 7,22 7,82 7,69

4 THAILAND 6.269,9 4.570,8 7.420,6 10.248,3 11.297,5 21,96 10.248,3 11.297,5 10,24 7,50 7,58

5 SINGAPURA 11.095,6 9.236,6 10.053,3 10.548,4 10.637,8 0,49 10.548,4 10.637,8 0,85 7,71 7,13

6 KOREA SELATAN 4.792,4 3.807,8 5.593,0 7.440,9 8.301,5 19,35 7.440,9 8.301,5 11,57 5,44 5,57

7 MALAYSIA 3.931,2 3.184,2 4.521,8 5.745,4 6.321,1 16,65 5.745,4 6.321,1 10,02 4,20 4,24

8 AUSTRALIA 3.980,5 3.374,1 4.092,9 5.173,6 5.078,5 9,58 5.173,6 5.078,5 -1,84 3,78 3,41

9 TAIWAN 2.713,9 2.008,3 2.956,4 3.854,3 4.206,5 16,51 3.854,3 4.206,5 9,14 2,82 2,82

10 JERMAN 3.058,8 2.362,0 2.986,1 3.381,1 4.178,2 10,32 3.381,1 4.178,2 23,57 2,47 2,80

11 INDIA 2.510,3 2.084,9 2.696,0 3.979,2 4.016,5 17,19 3.979,2 4.016,5 0,94 2,91 2,69

12 VIETNAM 567,9 478,2 1.108,3 2.311,7 2.570,2 58,34 2.311,7 2.570,2 11,18 1,69 1,72

13 BRASILIA 1.375,4 1.086,9 1.717,5 1.898,0 1.970,9 13,62 1.898,0 1.970,9 3,84 1,39 1,32

14 HONGKONG 2.365,1 1.697,2 1.856,9 2.463,1 1.929,4 -0,35 2.463,1 1.929,4 -21,67 1,80 1,29

15 PERANCIS 1.678,2 1.622,8 1.317,8 1.970,5 1.895,1 4,47 1.970,5 1.895,1 -3,83 1,44 1,27

16 KANADA 1.871,4 924,2 1.108,4 2.015,7 1.810,3 7,39 2.015,7 1.810,3 -10,19 1,47 1,21

17 FEDERASI RUSIA 1.240,4 438,0 904,9 1.285,8 1.777,3 19,68 1.285,8 1.777,3 38,22 0,94 1,19

18 ARGENTINA 613,8 653,5 941,2 1.579,1 1.750,2 34,69 1.579,1 1.750,2 10,83 1,15 1,17

19 ITALIA 999,0 725,8 909,1 1.218,0 1.522,1 14,57 1.218,0 1.522,1 24,97 0,89 1,02

20 INGGRIS 1.066,7 844,0 937,0 1.173,4 1.365,8 8,59 1.173,4 1.365,8 16,40 0,86 0,92

SUB TOTAL 87.674,7 69.438,8 97.019,4 121.760,9 133.782,2 15,11 121.760,9 133.782,2 9,87 89,05 89,71

LAINNYA 10.969,7 8.409,7 11.231,2 14.973,1 15.344,6 13,29 14.973,1 15.344,6 2,48 10,95 10,29

IMPOR NON MIGAS 98.644,4 77.848,5 108.250,6 136.734,0 149.126,8 14,91 136.734,0 149.126,8 9,06 100,00 100,00

Sumber : BPS (diolah oleh Pusdatin Kementerian Perdagangan)

201208-12

2008 2009 20102012

2011NO NEGARA201112/11

JAN - DES

Page 100: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 84

Lampiran VII IMPOR MENURUT GOLONGAN BARANG EKONOMI

PERIODE 2008 – 2012

(Nilai : Juta US$)Trend (%) Perub. % Perub. % Peran. %

2011 2012

TOTAL IMPOR 129.197,3 96.829,2 135.663,3 177.435,6 191.691,0 14,97 8,03 177.435,6 191.691,0 8,03 100,00

I. BARANG KONSUMSI 8.303,7 6.752,6 9.991,6 13.392,9 13.408,6 17,86 0,12 13.392,9 13.408,6 0,12 6,99

II. PENOLONG 99.492,7 69.638,1 98.755,1 130.934,3 140.127,6 14,07 7,02 130.934,3 140.127,6 7,02 73,10

III. BARANG MODAL 21.400,9 20.438,5 26.916,6 33.108,4 38.154,8 17,81 15,24 33.108,4 38.154,8 15,24 19,90

Sumber : BPS (diolah oleh Pusdatin Kementerian Perdagangan)

2012JAN - DES

12/11 2012 (Jan-Des)08-12 12/11NO URAIAN 2008 2009 2010 2011

Page 101: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 85

Lampiran VIII PASAR TUGAS PEMBANTUAN

KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2011

NO PROV/KAB/KOTA NO. NAMA PASAR

I Prov. ACEH

1 Kota Banda Aceh 1 Pasar Atjeh Phase II

2 Kab. Aceh Tenggara 2 Pasar Pajak Pagi

3

Pasar Lawe Deski, Desa Lawe Deski, Kec. Babul Makmur

3 Kab. Aceh Besar 4 Pasar Lambaro Tahap II

5 Pasar Lampakuk

6 Pasar Indrapuri Kec. Indrapuri

7 Pasar Sibreh, Desa Reuhat Tuha, Kec. Sukamakmur

4 Kab. Aceh Tengah 8 Pasar Bale Atu Takengon

9

Pasar Paya Ilang, Kec. Bebesan

5 Kab. Aceh Utara 10 Pasar Terpadu Lhoksukan

II Prov. SUMATERA UTARA

6 Kab. Humbang Hasundutan 11 Pasar Doloksanggul

7 Kab. Asahan 12 Pasar Bhakti Kisaran, Asahan

8 Kab. Deli Serdang 13 Pasar Bakaran Batu Kec.Lubuk Pakam

9 Kota Gunung Sitoli 14 Pasar Soliga Gunungsitoli Kec. Ilir Kec. Gunungsitoli

15 Pasar Ikan Desa Olora, Kec. Gunung Sitoli Utara

16

Pasar Kecamatan Gunungsitoli Alo'oa Desa Nazalou Alo'oa Kec. Gunungsitoli Alo'oa

10 Kota Binjai 17 Pasar Tavip

11 Kota Medan 18 Pasar Kapuas, Kel. Belawan II, Kec. Medan Belawan

12 Kab. Karo 19 Pasar Tigabinanga, Kec. Tigabinanga

20 Pasar Tiganderket, Kec. Tiganderket

21 Pasar Kutabuluh, Kec. Kutabuluh

III Prov. RIAU

13 Kab. Kepulauan Meranti 22

Pasar Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi (Percontohan)

IV Prov. KEPULAUAN RIAU

Page 102: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 86

NO PROV/KAB/KOTA NO. NAMA PASAR

14 Kab. Bintan 23 Pasar Kawal

24 Pasar Berdikari Kijang

25 Pasar Tani Desa Tuapaya

V Prov. BANGKA BELITUNG

15 Kab. Belitung Timur 26 Pasar Laskar Pelangi Kec. Gantung (Percontohan)

VI Prov. SUMSEL

16 Kab. Empat Lawang 27 Pasar Padang Tepong Kec. Ulu Musi

VII Prov. BENGKULU

17 Kota Bengkulu 28 Pasar Kota Bengkulu (Percontohan)

18 Kab. Rejang Lebong 29 Pasar Desa Kampung Melayu, Kec. Bermani Ulu

30 Pasar Desa Curup, Kel. Jalan Baru, Kec. Curup

VIII Prov. LAMPUNG

19 Kab. Lampung Utara 31 Pasar Semuli Jaya Kec. Abung Semuli

32 Pasar Sinar Harapan Kec. Sungkai Barat

33 Pasar Kota Negara Kec. Sungkai Utara

34 Pasar Tanjung Raja Kec. Tanjung Raja

35 Pasar Simpang Propa Kec. Abung Selatan

20 Kab. Lampung Selatan 36 Pasar Bumi Daya Kec. Palas

37 Pasar Sukatani, Desa Sukatani, Kec. Kalianda

38

Pasar Sumber Agung, Desa Sumber Agung Kec. Way Sulan

39 Pasar Kertosari, Desa Kertosari, Kec. Tanjungsari

40 Pasar Sripendowo. Desa Sripendowo, Kec. Ketapang

41 Pasar Bandar Rejo, Desa Bandarejo Kec. Natar

21 Kab. Tanggamus 42 Pasar Wonosobo Kec. Wonosobo

43 Pasar Pangkul Kec. Wonosobo

44 Pasar Sri Kuncoro Kec. Semaka

45 Pasar Air Naningan Kec. Air Naningan

22 Kab. Pesawaran 46 Pasar Padang Cermin, Kec. Padang Cermin

47 Pasar Trimulyo, Desa Trimulyo, Kec. Tegineneng

48 Pasar Pasar Baru, Kec. Kedondong

IX Prov. JAWA BARAT

23 Kab. Cirebon 49 Pasar Pasalaran Plered Cirebon (Percontohan)

Page 103: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 87

NO PROV/KAB/KOTA NO. NAMA PASAR

24 Kab. Indramayu 50

Pasar Karangampel Kec. Karangampel (Percontohan)

25 Kab. Kuningan 51 Pasar Cibingin Kec. Cibingin

52 Pasar Ciwaru Kec. Ciwaru

53 Pasar Cilebak Kec. Cilebak

26 Kota Depok 54 Pasar Cisalak, Kel. Cisalak Pasar, Kec. Cimanggis

27 Kab. Bogor 55 Pasar Cikereteg, Desa Cidereum, Kec. Caringin

X Prov. BANTEN

28 Kab. Serang 56 Pasar Petir Kec. Petir (Percontohan)

57 Pasar Sukajaya Kec. Carenang

29 Kota Cilegon 58 Pasar Baru Cilegon ( Kranggot ) Kec. Jombang

XI Prov. JAWA TENGAH

30 Kab. Kebumen 59 Pasar Jatisari Kec. Kebumen

60 Pasar Prembun Kec. Prembun (Percontohan)

61 Pasar Karanganyar Kec. Karanganyar

31 Kab. Boyolali 62 Pasar Cepogo Kec. Cepogo (Percontohan)

32 Kab. Kendal 63 Pasar Boja Kec. Boja (Percontohan)

33 Prov. Jawa Tengah 64 Pasar Bulu Kota Semarang

34 Kab. Semarang 65 Pasar Getasan Kec. Getasan

66 Pasar Bedono Kec. Jambu

35 Kota Surakarta 67 Pasar Turisari Kec. Banjarsari (Percontohan)

36 Kab. Sukoharjo 68 Pasar Bekonang Kec. Mojolaban (Percontohan)

XII Prov. D.I. YOGYAKARTA

37 Kab. Kulonprogo 69

Pasar Sentolo Desa Salamrejo Kec. Sentolo (Percontohan)

XIII Prov. JAWA TIMUR

38 Kota Blitar 70

Pasar Pon, Kepanjenlor Kec. Kepanjen Kidul (Percontohan)

39 Kab. Lamongan 71 Pasar produk peternakan Sukomulyo Kec. Lamongan

40 Kab. Bondowoso 72 Pasar Tamanan, Kec. Tamanan

XIV Prov. KALBAR

41 Kab. Pontianak 73 Pasar Mempawah (Percontohan)

XV Prov. KALTENG

Page 104: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 88

NO PROV/KAB/KOTA NO. NAMA PASAR

42 Kab. Kapuas 74 Pasar "Blok R" Kuala Kapuas

XVI Prov. KALSEL

43 Kab. Barito Kuala 75

Pasar Baru Marabahan Kec. Marabahan (Percontohan)

44 Kab. Banjar 76 Pasar Martapura Kec. Martapura Kota

XVII Prov. GORONTALO

45 Kab. Pohuwato 77 Pasar Popayato

78 Pasar Dengilo

46 Kab. Gorontalo 79 Pasar Kayubulan, Kec. Limboto

80 Pasar Telaga, Kec. Telaga

XVIII PROV. SULUT

47 Kab. Bolmongtim 81 Pasar Modayag, Kec. Modayag

48 Kab. Bolmongsel 82 Pasar Soguo, Desa Soguo, Kec. Bolaang Uki

49 Kab. Minahasa Selatan 83 Pasar Tumpaan, Desa Tumpaan, Kec. Tumpaan

50 Kab. Minahasa Utara 84 Pasar Dimembe, Desa Dimembe, Kec. Dimembe

51 Kab. Kep. Sangihe 85 Pasar Towo'e, Kel. Sawang Bendar, Kec. Tahuna

52 Kab. Kep. Talaud 86 Pasar Melonguane, Kec. Melonguane

53 Kab. Sitaro 87 Pasar Ulu Siau Kec. Siau Timur

88 Pasar Balehumara Kec. Tagulandang

54 Kota Bitung 89 Pasar Winenet, Kelurahan Winenet, Kota Bitung

90 Pasar Papusungan, Kec. Lembeh Selatan

91 Pasar Tandurusa, Kec. Aertembaga

92 Pasar Pintukota, Kec. Lembeh Utara

XIX Prov. SULTENG

55 Kab. Tolitoli 93 Pasar Soni Kec. Dampal Selatan

XX Prov. SULSEL

56 Prov. Sulawesi Selatan 94

Pusat Pameran Produk Dalam Negeri (Kawasan Maccini Sombala, Kec. Talamatih)

95 Pasar di Kota Parepare

57 Kab. Bantaeng 96

Pasar Marina Beach, Desa Baruga, Kec. Pa'jukukang (lanjutan Tahun 2011)

58 Kab. Luwu 97 Pasar Belopa

59 Kab. Siddenreng Rappang 98 Pasar Amparita Tahap II

Page 105: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 89

NO PROV/KAB/KOTA NO. NAMA PASAR

99 Pasar Rappang

100 Pasar Empagae

60 Kab. Enrekang 101 Pasar Cakke Kel. Lakawan Kec. Anggeraja

102 Pasar Moroangin

103 Pasar Curio

104 Pasar Malua

61 Kab. Pinrang

105

Pasar Sentral Pinrang Kec. Watang Sawitto

62 Kota Parepare 106 Pasar Kuliner Kec. Ujung

107 Pasar UKM-PKL Kec. Ujung

63 Kab. Sinjai 108 Pasar Samaenre, Kec. Sinjai Selatan

109 Pasar Matajang. Kec. Bulupoddo

64 Kab. Wajo 110 Pasar Solo Kec. Bola

111 Pasar Kampiri Kec. Pammana

112 Pasar Kaluku Kec. Pirumpanua

113 Pasar Lajokka, Kec. Tanasitolo

65 Kab. Bone 114 Pasar Kadai Kec. Mare

115 Pasar Pattiro Kec. Dua Bocoe

116 Pasar Awang Tangka Kec. Kajuara

117 Pasar Taccipi Kec. Ulaweng

66 Kab. Barru 118 Pasar Takalasi Kec. Balusu (Percontohan)

67 Kab. Pangkajene Kepln 119 Pasar Mandalik

68 Kab. Gowa 120 Pasar Bu'rung - Bu'rung Kec. Pattalasang

121 Pasar Bontoramba Kec. Bontonompo Selatan

122 Pasar Sapaya Kec. Bungaya

69 Kab. Luwu Utara 123 Pasar Bone-Bone Kec. Bone-Bone

124 Pasar Sabbang, Kec. Sabbang

70 Kota Palopo 125 Pasar Wara, Kec. Wara Selatan

126 Pasar Telluwanua, Kec. Telluwanua

71 Kab Maros 127 Pasar Camba Tobonggae, Kec Camba

72 Kab. Jeneponto 128 Pasar Turatea, Kel. Empoang, Kec. Binamu

73 Kab. Takalar 129 Pasar Sentral, Kel. Kalabbirang, Kec. Pattallassang

Page 106: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 90

NO PROV/KAB/KOTA NO. NAMA PASAR

XXI Prov. SULAWESI BARAT

74 Kab. Mamasa 130 Pasar Mamasa (Percontohan)

75 Kab. Majene 131 Pasar Sentral Tahap II (Percontohan)

132 Pasar Pallang- Pallang, Kec. Sendana

133 Pasar Tammeroddo Kec. Tammerodo Sendana

134 Pasar Salutambung, Kec. Ulumanda

135 Pasar Deking, Kec. Malunda

136 Pasar Tubo, Kec. Tubo Sendana

137 Pasar Sirindu, Kec. Pamboang

76 Kab. Polewali Mandar 138 Pasar Campalagian, Desa Bonde Kec. Campalagian

139 Pasar Tinambung, Kec. Tinambung

77 Kab. Mamuju 140 Pasar Tasiu, Desa Tasiu, Kec. Kalukku

141 Pasar Topore, Desa Topore, Kec. Papalang

XXII PROV. SULTRA

78 Kab. Konawe Selatan 142

Pasar Ranomeeto, Desa Kota Bangun Kec. Ranomeeto

XXIII Prov. MALUKU

79 Prov. Maluku 143 Pasar Tiakur Kota Tiakur

144

Gudang I dan II di Maluku Tenggara Barat (Saumlaki)

80 Kab. Maluku Tengah 145 Pasar Layeni, Kec. TNS

146 Pasar Hitu, Kec. Lihitu

147 Pasar Binaya, Kec Kota Masohi

XXIV Prov. MALUKU UTARA

81 Prov. Maluku Utara 148 Pasar Galala, Kota Tidore Kepulauan

XXV Prov. BALI

82 Kab. Gianyar 149 Pasar Yadnya Desa Blahbatuh

XXVI Prov. NTB

83 Kota Mataram 150 Pasar Mandalika Kec. Sandubaya (Percontohan)

84 Kab. Lombok Tengah 151 Pasar Kuta, Kec. Pujut

XXVII Prov. NTT

85 Kab. Sabu Raijua 152 Pasar Sabu Raijua (Percontohan)

86 Kab. Flores Timur 153 Pasar Lamawalang, Kec. Larantuka

154 Pasar Boru, Kec. Wulang Gitang

Page 107: Download Laporan Kinerja 2012

Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2012 | 91

NO PROV/KAB/KOTA NO. NAMA PASAR

87 Kab. Manggarai Barat 155 Pasar Wenakeng

XXVIII Prov. PAPUA

88 Kab. Waropen 156 Pasar Uri Distrik Waropen Bawah

89 Kab. Jayapura 157 Pasar Distrik Yapsi, Kampung Bumi Sahaja

90 Kab. Jayawijaya 158 Pasar Wouma Kec. Wamena

Prov. PAPUA BARAT

91 Kab. Manokwari 159 Pasar Wosi, Kel Wosi, Kec Manokwari Barat

TOTAL 159 UNIT

Keterangan :

Jumlah pasar yang dibangun sebanyak 137 pasar non percontohan, 20 pasar percontohan, 1 unit gudang, 1 unit Pusat Pameran Produk Dalam Negeri.