LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI...

219
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 2012

Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI...

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

TAHUN ANGGARAN 2011

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

2012

iii

LAKIP DJBC TAHUN 2011

A. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC TAHUN 2011

ujuan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Tahun Anggaran 2011 adalah penyampaian

pertanggungjawaban atas pencapaian sasaran strategis DJBC pada tahun 2011

sebagaimana tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) DJBC Tahun 2011

yang tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) dan Rencana Kinerja Tahunan

(RKT) DJBC Tahun 2011. Disamping itu LAKIP DJBC Tahun 2011 ini juga disusun

sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan

kegiatan pada periode berikutnya.

Tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan oleh Undang-undang kepada DJBC

sebagai institusi negara adalah bertanggung jawab dalam merumuskan serta

melaksanakan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan kebijakan yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, DJBC menetapkan

landasan kerja yang akan dijadikan acuan dan tolok ukur dalam pelaksanaan tugas yaitu

berupa Visi, Misi, dan Strategi yang harus dijadikan pedoman bagi setiap pegawai DJBC

dalam melaksanakan tugas.

T

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

iv

Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh DJBC adalah sebagai berikut:

Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi DJBC serta menjabarkan tujuan

tema pendapatan Kementerian Keuangan dalam kurun waktu 2010 – 2014, DJBC

menetapkan tiga tujuan strategis. Tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari

perumusan visi dan misi yang sangat idealistik. Tiga tujuan strategis DJBC tersebut

adalah sebagai berikut :

1) Terciptanya administrasi kepabeanan dan cukai yang dapat mengamankan hak

keuangan negara, memfasilitasi perdagangan, mendukung industri dan melindungi

masyarakat secara optimal.

2) Terwujudnya profesionalisme SDM kepabeanan dan cukai.

3) Terwujudnya pelayanan yang efisien dan pengawasan yang efektif.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah salah satu institusi pemerintah yang

mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian

nasional. Peran tersebut memiliki kontribusi yang siginifikan dalam pencapaian

pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama dalam menggerakan pertumbuhan di sektor

riil melalui kebijakan fiskal yang diarahkan terutama untuk peningkatan dan melindungi

industri dan investasi dalam negeri serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di

pasar internasional.

Sebagai aparat fiskal dan juga sekaligus sebagai aparat pengawasan terhadap

lalu-lintas barang impor dan ekspor, DJBC mengemban tugas dan tanggung jawab yang

cukup besar, meliputi:

1. Pengamanan dan pemungutan penerimaan negara dari kegiatan impor, ekspor, dan

pemungutan cukai (revenue collection);

2. Melancarkan arus barang dari transaksi perdagangan internasional (trade

facilitation);

3. Membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan

investasi melalui pemberian fasilitas kepabeanan dan cukai serta pencegahan unfair

trading (industrial assistance);

� Visi : Menjadi Administrasi Kepabeanan dan Cukai Dengan

Standar Internasional

� Misi : Mengamankan Hak Keuangan Negara dan Memberikan

Pelayanan Terbaik Kepada Industri, Perdagangan dan

Masyarakat

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

v

4. Menjamin perlindungan kepada masyarakat terhadap ekses yang timbul sebagai

akibat dari masuknya barang-barang pembatasan dan larangan serta narkotika,

psikotropika dan prekursor (community protection).

Dengan dimulainya program reformasi birokrasi yang ditetapkan melalui

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.01/2007 tentang Reformasi Birokrasi

Departemen Keuangan maka dimulai juga manajemen kinerja Kementerian Keuangan

(Kemenkeu) berbasis Balanced Scorecards (BSC).

Pengelolaan kinerja berbasis BSC di lingkungan Kemenkeu didasarkan pada

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan. Manajemen Kinerja di Kemenkeu meliputi level

Kementerian Keuangan (level Kemenkeu-Wide) kemudian diturunkan (cascade) kepada

level eselon I,II, III, IV dan V (Kemenkeu-One sampai Kemenkeu-Five).

DJBC sebagai salah satu unsur Kementerian Keuangan juga telah menerapkan

sistem pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecards sebagaimana telah diatur

dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 19/BC/2010 tentang

Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Pengukuran kinerja dalam BSC merupakan hasil suatu penilaian yang

didasarkan pada capaian indikator kinerja utama (pencapaian output) yang telah

diidentifikasikan untuk tercapainya sasaran strategis (pencapaian outcome). Sasaran

Strategis (SS) tersebut kemudian dipetakan dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka

hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi

organisasi.

Konsep manajemen kinerja berbasis BSC pada dasarnya sejalan dengan

ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Memperhatikan harmonisasi antara 2 (dua) ketentuan di atas, maka berbicara

mengenai masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan

RB Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan dalam LAKIP

DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada hakikatnya membicarakan

masalah yang sama.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam konsep BSC terdapat Peta Strategi

berupa kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan

strategi organisasi. Peta Strategi DJBC Tahun 2011 dimaksud dapat dilihat dalam

diagram di bawah ini:

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

vi

Dalam Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 telah ditetapkan 12 (dua

belas) Sasaran Strategis (SS) dan 22 (dua puluh dua) Indikator Kinerja Utama (IKU). SS

dan IKU ini telah dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) dan Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) yang merupakan kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Bea

dan Cukai dengan Menteri Keuangan pada tahun 2011. Sasaran Strategis dan IKU

DJBC pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

vii

Tabel 1:

Sasaran Strategis dan IKU (Penetapan Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan)

DJBC Tahun 2011

KODE SS KODE IKU

BC-1 Tingkat pengamanan hak-hak keuangan negara yang

optimal

BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai

BC-2 Tingkat kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai

BC-2.1 Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran

BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang

BC-3 Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai

BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan

BC-4 Kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional, standar

internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan

dan cukai

BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan

BC-4.2 Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai

BC-4.3 Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional

BC-5 Pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai

BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan

BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan pendukung

BC-6 Edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku

ekonomi

BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi

BC-7 Kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang

kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka

optimalisasi penerimaan dan perlindungan masyarakat

BC-7.1 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)

BC-7.2 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai

BC-8 Kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif

BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan

BC-8.2 Persentase hasil audit berupa tambah bayar

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

viii

KODE SS KODE IKU

BC-9 Pembentukan SDM yang berkompetensi dan berkinerja

tinggi

BC-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya

BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan

BC-10 Penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai

BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP

BC-10.2 Persentase penyelesaian /modernisasi organisasi

BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko

BC-11 Pembangunan sistem Teknologi Informasi dan

Komunikasi yang terintegrasi dan handal

BC-11.1 Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)

BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan

BC-12 Pengelolaan anggaran yang optimal

BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai)

Secara umum target IKU DJBC Tahun 2011 sebagaimana tertuang dalam

dokumen PK dan RKT dapat tercapai dengan baik walaupun masih terdapat beberapa

IKU yang pencapaiannya berada sedikit di bawah target yang ditetapkan. Dari 22 IKU,

terdapat 20 IKU berstatus “hijau” (realisasi minimal 100% dari target yang ditetapkan)

dan 2 IKU berstatus “kuning” (pencapaian target 80-99,99%). Dua IKU yang capaiannya

“kuning” yaitu IKU “Indeks kepuasan pengguna layanan” dan IKU “Rata-rata persentase

realisasi dari janji layanan unggulan”.

Secara rinci data pencapaian target IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011

dapat disajikan sebagaimana tabel berikut :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

ix

Tabel 2:

Pencapaian IKU DJBC Tahun 2011

No IKU 2011 Pencapaian target

IKU s.d. akhir tahun Kode Nama Target Realisasi

1 BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai

Rp115.015,21 Rp131.103,89

TERCAPAI Milyar Milyar

(APBN-P) (113,99%)

2 BC-2.1

Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran

99% 99,99% TERCAPAI

3 BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 60% 79,42% TERCAPAI

4 BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan

3,8 3,65 Tidak Tercapai

5 BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan

83,30% 102,08% TERCAPAI

6 BC-4.2

Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai

75% 138,71% TERCAPAI

7 BC-4.3

Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional

75% 128,57% TERCAPAI

8 BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan

100% 99,92% Tidak Tercapai

9 BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan pendukung

80% 94,92% TERCAPAI

10 BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi

70 80,86 TERCAPAI

11 BC-7.1 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)

50% 79,34% TERCAPAI

12 BC-7.2 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai

55% 84,40% TERCAPAI

13 BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan

300 569 TERCAPAI

14 BC-8.2 Persentase hasil audit berupa tambah bayar

80% 94,38% TERCAPAI

15 BC-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya

80% 80,41% TERCAPAI

16 BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan

107 107 TERCAPAI

17 BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100% 107%

TERCAPAI (214 SOP)

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

x

No IKU 2011 Pencapaian target

IKU s.d. akhir tahun Kode Nama Target Realisasi

18 BC-10.2 Persentase penyelesaian/ modernisasi organisasi

100% 100%

TERCAPAI (11 kantor)

19 BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko

60% 94,64% TERCAPAI

20 BC-11.1

Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)

100% 100% TERCAPAI

21 BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan

1% 0,02% TERCAPAI

22 BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai)

80% 80,78% TERCAPAI

B. KENDALA DAN STRATEGI DALAM PENCAPAIAN SASARAN

Dalam rangka mewujudkan program reformasi DJBC pada umumnya dan

khsususnya untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2011,

terdapat berbagai kendala yang dihadapi baik dari faktor eksternal maupun internal.

Untuk menghadapi berbagai kendala serta mengantisipasi tantangan yang dihadapi

DJBC terus berupaya meningkatkan kemampuan organisasi melalui pelaksanaan

transformasi organisasi sejalan dengan Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi

Kelembagaan Kementerian Keuangan (2010 – 2011). Hakekat transformasi merupakan

strategi dan sekaligus implementasi yang bertujuan untuk membawa organisasi ke

bentuk dan sistem yang baru yang selaras dengan visi, misi dan strategi organisasi.

Selama tahun 2011, DJBC terus berupaya melaksanakan program tranformasi

kelembagaan. Format transformasi didasarkan pada penajaman tiga pilar Kementerian

Keuangan yaitu penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan

disiplin dan manajemen budaya kerja SDM. Terkait pengembangan SDM, pada tahun

2011, DJBC secara serius dan konsisten, melakukan berbagai program yang

menitikberatkan pada empat aspek yaitu integritas, kompetensi, accountability dan

budaya kerja serta kepemimpinan. Selain itu, terkait dengan penataan organisasi, pada

tahun 2011 telah berhasil diresmikan 11 kantor modern sehingga secara total kantor

yang telah ditransformasi menjadi kantor modern berjumlah 39 kantor.

Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011 juga dapat

dilihat dari hasil piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada

Kementerian Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang

dilakukan oleh Tim Quality Assurance Reformasi Birokrasi Nasional berdasarkan surat

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

xi

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

B/1252/M.PAN-RB/05/2011 tanggal 11 Mei 2011.

Hasil piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencakup 8 (delapan) area perubahan reformasi

birokrasi (tingkat mikro), 24 (dua puluh empat) sasaran, dengan menggunakan 42

(empat puluh dua) indikator dan 76 (tujuh puluh enam) parameter menunjukkan capaian

aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori “sangat baik”.

C. TANTANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF

Dengan semakin bertambahnya komitmen kerjasama ekonomi dengan negara

lain yang ditandatangani pemerintah, maka saat ini titik berat tugas di bidang

kepabeanan telah bergeser dari Revenue Collection ke Trade Facilitation, Industrial

Assistance dan Community Protection yang bertujuan untuk dapat mendorong

pertumbuhan industri dan investasi dalam negeri. Selain tantangan tersebut, DJBC juga

menghadapi adanya perubahan yang sangat dinamis dalam perdagangan internasional

dan perubahan paradigma kebijakan institusi pabean dunia.

Untuk dapat mengantisipasi tantangan dan perubahan yang akan dihadapi,

DJBC telah telah merumuskan langkah-langkah antisipatif dalam bentuk program kerja

lanjutan yang dirumuskan secara berkelanjutan dari tahun 2012-2015. Program dan

kegiatan tersebut dirumuskan dalam pilar-pilar sebagai berikut:

1. Legal framework dengan program antara lain: penyelesaian petunjuk pelaksanaan

dan petunjuk teknis UU Kepabeanan dan UU Cukai, penyempurnaan penerapan

aturan pemasukan barang larangan dan/atau pembatasan, rencana implementasi

pajak rokok, dan pengelolaan barang milik negara;

2. Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Anggaran dengan program antara lain:

revitalisasi struktur di Kantor Pusat, optimalisasi pengawasan DJBC di laut,

transformasi KPPBC menjadi Kantor Modern, capacity building, pembentukan role

model untuk implementasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan, pengembangan jabatan

fungsional DJBC, dan pemanfaatan anggaran dengan berbasis kinerja;

3. Sarana dan prasarana dengan program antara lain: penyusunan website DJBC versi

bahasa Inggris, peningkatan kualitas perencanaan sarana operasi (kapal patroli, alat

pemindai, senjata api dan anjing pelacak narkotika);

4. Sistem dan prosedur dengan program antara lain: profiling Perusahaan Pengurusan

Jasa Kepabeanan, perluasan pengembangan otomasi sistem pelayanan dan

pengawasan di bidang Kepabeanan dan Cukai, pengembangan rencana strategis

LAKIP DJBC TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

xii

Authorized Economic Operator (AEO), pengembangan Tempat Pemeriksaan Fisik

dalam Tempat Pemeriksaan Sementara untuk meningkatkan kelancaran customs

clearance, dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan di

Kantor Pos dan terhadap Perusahaan Jasa Titipan.

Tahun 2011 juga telah dijadikan pijakan yang menentukan bagi DJBC. Dalam

mengakiri tahun 2011, seluruh jajaran pimpinan DJBC telah berhasil melakukan

instrospeksi dan mulai melakukan penataan yang akan digunakan sebagai blue print

dalam perumusan action plan untuk membawa DJBC menuju ke tahun 2020, yang

dikenal dengan CUSTOMS 2020. Semboyan CUSTOMS 2020 mengandung arti suatu

kondisi DJBC di tahun 2020 dengan segala kekuatan sumber daya organisasi yang

dimiliki telah mencapai suatu tingkatan global dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya

dalam era keamanan dan fasilitasi perdagangan dengan tetap mengoptimalkan

pengamanan hak keuangan negara.

xiii

LAKIP DJBC TAHUN 2011

PENGANTAR .......................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... iii

A. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

DJBC TAHUN 2011 ................................................................... iii

B. KENDALA DAN STRATEGI DALAM PENCAPAIAN SASARAN ...... x

C. TANTANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF .............. xi

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI ....................... 1

1. Tugas dan Fungsi ................................................................. 1

2. Struktur Organisasi ............................................................. 2

B. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS ............................................ 3

C. SISTEMATIKA PELAPORAN ...................................................... 4

LAKIP DJBC TAHUN 2011

DAFTAR ISI

xiv

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ................ 5

A. RENCANA STRATEGIS .............................................................. 5

1. Pernyataan Visi ................................................................... 6

2. Pernyataan Misi ................................................................... 7

3. Penetapan Tujuan dan Sasaran .................................................. 8

B. PENETAPAN KINERJA ................................................................ 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................... 14

A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ............................ 14

B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA ........................................... 17

SS BC-1 TINGKAT PENGAMANAN HAK-HAK KEUANGAN

NEGARA YANG OPTIMAL ....................................... 17

BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai ................ 17

SS BC-2 TINGKAT KEPATUHAN YANG TINGGI DARI

PENGGUNA JASA KEPABEANAN DAN CUKAI ............ 23

BC-2.1 Persentase Cukai Yang Dibayar Tepat Waktu

Dibandingkan Dengan Jumlah Cukai Yang

Mendapat Penangguhan Pembayaran ............... 23

BC-2.2 Persentase Penyelesaian Piutang .................. 25

SS BC-3 TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN YANG

TINGGI DARI PENGGUNA JASA KEPABEANAN

DAN CUKAI ................................................................... 27

BC-3.1 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan ............... 28

SS BC-4 KAJIAN DAN RUMUSAN KEBIJAKAN YANG SELARAS

DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL, STANDAR

INTERNASIONAL, DAN PROSES BISNIS DI BIDANG

KEPABEANAN DAN CUKAI ......................................... 29

BC-4.1 Persentase Kajian/Telaahan Yang Diselesaikan ... 29

BC-4.2 Persentase Penyelesaian Perancangan dan

Legalisasi Peraturan Pelaksanaan UU Kepabeanan

dan UU Cukai ....................................................... 31

BC-4.3 Persentase Rumusan Kebijakan Kerjasama

Internasional di Bidang Kepabeanan yang Sesuai

dengan Standar Internasional ........................... 33

LAKIP DJBC TAHUN 2011

DAFTAR ISI

xv

SS BC-5 PELAYANAN PRIMA DI BIDANG KEPABEANAN

DAN CUKAI ......................................................................... 35

BC-5.1 Rata-Rata Persentase Realisasi Dari Janji

Layanan Unggulan ............................................ 36

BC-5.2 Persentase Realisasi dari Janji

Layanan Pendukung ......................................... 37

SS BC-6 EDUKASI YANG EFEKTIF KEPADA MASYARAKAT

DAN PELAKU EKONOMI ................................................. 39

BC-6.1 Tingkat Efektivitas Edukasi dan Komunikasi ......... 40

SS BC-7 KEGIATAN PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN

DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF

DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN

DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ......................... 41

BC-7.1 Persentase Hasil Penyidikan Yang Dinyatakan

Lengkap Oleh Kejaksaan (P21) ........................ 42

BC-7.2 Persentase Temuan Pelanggaran Kepabeanan

dan Cukai ............................................................. 44

SS BC-8 KEGIATAN AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI

YANG EFEKTIF ............................................................. 46

BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit Yang Diselesaikan .... 46

BC-8.2 Persentase Hasil Audit Berupa Tambah Bayar ..... 47

SS BC-9 PEMBENTUKAN SDM YANG BERKOMPETENSI

DAN BERKINERJA TINGGI ........................................... 48

BC-9.1 Persentase Pejabat Yang Telah Memenuhi

Standar Kompetensi Jabatannya ....................... 49

BC-9.2 Jumlah Pegawai Yang Diberikan Penghargaan .... 50

SS BC-10 PENATAAN ORGANISASI YANG MODERN SELARAS

DENGAN PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN

DAN CUKAI .................................................................... 52

BC-10.1 Persentase Penyelesaian SOP ........................... 52

BC-10.2 Persentase Penyelesaian/Modernisasi Organisasi 54

BC-10.3 Persentase UPR Yang Menerapkan

Manajemen Risiko ............................................. 56

LAKIP DJBC TAHUN 2011

DAFTAR ISI

xvi

SS BC-11 PEMBANGUNAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI YANG TERINTEGRASI DAN ANDAL ... 57

BC-11.1 Persentase Pengembangan Sistem Aplikasi

yang Sesuai dengan Rencana Kerja

Tahunan (RKT) ................................................... 58

BC-11.2 Persentase Downtime Sistem Pelayanan ........... 59

SS BC-12 PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL ................. 60

BC-12.1 Persentase Penyerapan DIPA ............................. 60

C. KINERJA LAINNYA ..................................................................... 62

1. Capaian Kinerja Matriks Pelaporan Instruksi Presiden

Nomor 5 Tahun 2004 .................................................................. 62

2. Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES

Nomor 9 Tahun 2011 .................................................................. 63

3. Laporan Kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4) .... 63

4. Laporan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi

Kementerian Keuangan ............................................................... 64

5. Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Tahun 2011 .................................................................................. 64

D. AKUNTABILITAS KEUANGAN .................................................... 65

BAB IV PENUTUP ................................................................................... 68

LAMPIRAN

Lampiran I : Pengukuran Kinerja Tahun 2011

Lampiran II : Matriks Kinerja Renstra DJBC Tahun 2010-2014

Lampiran III : Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tahun

2011

Lampiran IV : Matriks Tindak Lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011

Lampiran V : Matriks Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden Tahun 2011

Lampiran VI : Matriks Monitoring Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan

Kepabeanan dan Cukai

xvii

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Tabel 1 : Sasaran Strategis dan IKU (Penetapan Kinerja

dan Rencana Kinerja Tahunan) DJBC Tahun 2011 .............. vii

Tabel 2 : Pencapaian IKU DJBC Tahun 2011 ..................................... ix

Tabel 3 : Data Pegawai DJBC Berdasarkan Jabatan ........................... 2

Tabel 4 : Rencana Kinerja Tahunan DJBC Tahun 2011 ......................... 12

Tabel 5 : Capaian Kinerja DJBC T.A. 2011 .......................................... 15

Tabel 6 : Realisasi Penerimaan DJBC Per 31 Desember 2011 ............. 17

Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Penerimaan Tahun 2010 dan 2011 .... 18

Tabel 8 : Penerimaan PDRI Tahun 2010 dan 2011 .............................. 19

Tabel 9 : Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas

Penangguhan Pembayaran ................................................ 24

Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Pelunasan Cukai Yang

Mendapat Fasilitas Penangguhan Pembayaran

3 Tahun Terakhir ............................................................... 25

Tabel 11 : Realisasi Penyelesaian Piutang ........................................... 26

LAKIP DJBC TAHUN 2011

DAFTAR TABEL

xviii

Tabel 12 : Perbandingan Realisasi Penyelesaian Piutang

3 Tahun Terakhir ................................................................ 26

Tabel 13 : Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJBC .......................... 28

Tabel 14 : Data Rancangan dan Legalisasi Peraturan ........................... 31

Tabel 15 : Perbandingan Penyelesaian Rancangan dan Legalisasi

Peraturan ......................................................................... 33

Tabel 16 : Perbandingan Penyelesaian Rumusan

Kebijakan Kerjasama Internasional di Bidang Kepabeanan ..... 35

Tabel 17 : Capaian Kinerja Layanan Unggulan ......................................... 36

Tabel 18 : Capaian Kinerja Layanan Pendukung .................................. 38

Tabel 19 : Data Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi

dan Komunikasi Per Bulan .................................................. 40

Tabel 20 : Perbandingan Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi

dan Komunikasi ................................................................. 41

Tabel 21 : Perbandingan Capaian IKU P21 Selama 3 Tahun Terakhir ..... 42

Tabel 22 : Capaian IKU P21 ............................................................... 43

Tabel 23 : Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai ..... 45

Tabel 24 : Perbandingan Capaian IKU Temuan Pelanggaran

Kepabeanan dan Cukai 2 Tahun Terakhir ............................... 45

Tabel 25 : Data Jumlah Penyelesaian LHA ........................................... 47

Tabel 26 : Data Hasil Audit Yang Menghasilkan Tambah Bayar ................ 48

Tabel 27 : Data Hasil Assessment Center .......................................... 49

Tabel 28 : Perbadingan Hasil Assessment Center 2 Tahun Terakhir ...... 50

Tabel 29 : Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan .............. 50

Tabel 30 : Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan

Per Unit Eselon II ............................................................... 51

Tabel 31 : Perbandingan Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh

Penghargaan .................................................................... 51

LAKIP DJBC TAHUN 2011

DAFTAR TABEL

xix

Tabel 32 : Perbandingan Penyelesaian SOP .......................................... 53

Tabel 33 : Capaian IKU Persentase UPR Yang Menerapkan

Manajemen Risiko ............................................................ 57

Tabel 34 : Rencana Pembangunan Sistem Aplikasi Tahun 2011 ............ 58

Tabel 35 : Capaian IKU Downtime Sistem Pelayanan .......................... 59

Tabel 36 : Data Penyerapan DIPA Tahun 2011 (Non Belanja Pegawai) .... 61

Tabel 37 : Perbandingan Realisasi Angggaran Belanja DIPA 2010 – 2011.. 61

Tabel 38 : Hasil Quality Assurance Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi di DJBC .............................................. 65

Tabel 39 : Realisasi Anggaran .......................................................... 66

Tabel 40 : Realisasi Anggaran Per Kegiatan .......................................... 60

1

LAKIP DJBC TAHUN 2011

A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

1. Tugas dan Fungsi

erdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJBC mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang kepabeanan dan cukai.

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, DJBC menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kepabeanan dan

cukai;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai; dan

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

B

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab I Pendahuluan

2

2. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 184/PMK.01/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan dan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011, struktur organisasi DJBC

secara umum dapat di kelompokkan sebagai berikut :

� 9 Unit eselon II di Kantor Pusat;

� 1 Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai;

� 3 Tenaga Pengkaji pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

� 16 Kantor Wilayah;

� 2 Kantor Pelayanan Utama;

� 113 Kantor Pelayanan, yang terdiri dari 3 KPPBC Tipe Madya Cukai, 7 KPPBC

Tipe Madya Pabean, 8 KPPBC Tipe Madya Pabean A, 15 KPPBC Tipe Madya

Pabean B, 4 KPPBC Tipe Madya Pabean C, 2 KPPBC Tipe A2, 22 KPPBC Tipe

A3, dan 52 KPPBC Tipe B;

� 91 Kantor Bantu Layanan Bea dan Cukai;

� 649 Pos Pengawasan Bea dan Cukai;

� 4 Pangkalan Sarana Operasi yang terdiri dari 1 Tipe A dan 3 Tipe B; dan

� 3 Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang terdiri dari 1 Tipe A dan 2 Tipe B.

Dalam menjalankan tugasnya, DJBC didukung oleh 10.434 orang pegawai

yang tersebar di seluruh Indonesia, bekerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor

Pengawasan dan Pelayanan, Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, Pangkalan

Sarana Operasi, Kantor Bantu Layanan dan Pos Pengawasan.

Tabel 3:

Data Pegawai DJBC Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah

Eselon I 1

Eselon II 31

Eselon III 205

Eselon IV 1.141

Eselon V 1.140

PFPD (Fungsional) 170

Pranata Komputer (Fungsional) 17

Pelaksana 7.729

Total 10.434 Ket : data sampai dengan 31 Desember 2011

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab I Pendahuluan

3

Komposisi pegawai DJBC terdiri atas pegawai laki-laki sejumlah 9.123 orang

(87,44%) dan pegawai perempuan sejumlah 1.311 orang (12,56%). Sedangkan

komposisi pegawai berdasarkan pendidikannya adalah pegawai yang memiliki gelar

sarjana (DIV/S1, S2, dan S3) sejumlah 3.544 orang (33,97%), yang memiliki gelar

diploma (DI, DII, dan DIII) sejumlah 3.404 orang (32,62%) sedangkan yang belum

memiliki gelar diploma ataupun sarjana (SD, SMP, dan SMA) sejumlah 3.486 orang

(33,41%).

B. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah salah satu institusi pemerintah yang

mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian

nasional, terutama dalam menjaga wilayah perbatasan negara serta melaksanakan

pemungutan terhadap barang-barang impor maupun ekspor yang dikenakan pungutan

berdasarkan undang-undang. Peran tersebut memiliki kontribusi yang siginifikan dalam

pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama dalam menggerakan

pertumbuhan di sektor riil melalui kebijakan fiskal yang diarahkan terutama untuk

meningkatkan dan melindungi industri dan investasi dalam negeri serta meningkatkan

daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Sebagai aparat fiskal dan juga sekaligus sebagai aparat pengawasan terhadap

lalu-lintas barang impor dan ekspor, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengemban

tugas dan tanggung jawab yang cukup besar, meliputi:

1. Pengamanan penerimaan negara dari sektor impor, ekspor, dan cukai (revenue

collector). DJBC sebagai aparatur pemungut penerimaan negara dalam rangka

mengoptimalkan penerimaan negara melalui penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar,

Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) dan mencegah kemungkinan

terjadinya kebocoran penerimaan negara.

2. Memberikan fasilitas dalam perdagangan (trade facilitator), melalui berbagai upaya

dengan tujuan meningkatkan kelancaran arus barang dan perdagangan, menekan

ekonomi biaya tinggi, dan mencegah terjadinya perdagangan illegal.

3. Membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan

investasi (industrial assistance) dalam rangka membantu meningkatkan daya saing

industri dalam negeri serta mendukung peningkatan daya saing produk ekspor.

4. Menjamin perlindungan masyarakat terhadap ekses yang timbul sebagai akibat dari

masuknya barang-barang pembatasan dan larangan (community protector).

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab I Pendahuluan

4

Disamping itu, DJBC juga bertekad untuk mensukseskan kebijaksanaan dan

program-program nasional yang telah ditetapkan MPR, DPR, Presiden Republik

Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan program-program pemerintah

lainnya.

C. SISTEMATIKA PELAPORAN

LAKIP DJBC Tahun Anggaran 2011 ini disusun dengan sistematika penyajian

sebagai berikut :

Ikhtisar Eksekutif, yang menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran yang

akan dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai

tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil serta langkah antisipatifnya.

Bab I Pendahuluan

Menguraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, mandat dan peran

strategis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta sistematika laporan.

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Tahun 2011

Rencana Strategis : Meliputi pembahasan mengenai visi, misi, tujuan, dan

sasaran DJBC tahun 2011.

Penetapan Kinerja : Menjelaskan mengenai sasaran strategis (SS), Indikator

Kinerja Utama (IKU) dan target tahun 2011.

Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan

Menguraikan tentang pencapaian Sasaran Strategis (SS) yang diukur dari

capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) DJBC pada tahun 2011, evaluasi dan

analisis capaian masing-masing IKU, dan juga capaian kinerja DJBC selama

tahun 2011 yang tidak terukur dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJBC

Tahun 2011.

Terakhir akan dibahas mengenai akuntabilitas keuangan DJBC berupa

sumber pembiayaan anggaran disertai realisasi anggaran untuk masing-

masing program dan kegiatan.

Bab IV Penutup

Menguraikan tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran yang

telah ditetapkan, permasalahan dan kendala, serta strategi pemecahannya

untuk tahun mendatang

5

LAKIP DJBC TAHUN 2011

A. RENCANA STRATEGIS

erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap Kementerian diwajibkan

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian

/Lembaga yang disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra KL) untuk

periode lima tahun dan menyusun Rencana Pembangunan Tahunan

Kementerian/Lembaga yang disebut Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL)

untuk periode satu tahun.

Sebagai tindak lanjut undang-undang tersebut, Kementerian Keuangan telah

menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2010-2014 yang

merupakan penjabaran visi dan misi Kementerian Keuangan yang berisi tujuan,

sasaran dan kebijakan Kementerian Keuangan untuk periode lima tahun sesuai

B

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

6

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tanggal 29 Januari 2010

tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014.

Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, DJBC juga telah menyusun

Renstra tahun 2010-2014 yang meliputi rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta

strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Renstra DJBC Tahun

2010-2014 telah ditetapkan dengan KEP-20/BC/2010 tanggal 24 Maret 2010 tentang

Rencana Strategis DJBC Tahun 2010 – 2014.

LAKIP DJBC Tahun 2011 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban

kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi DJBC dalam rangka pencapaian Sasaran

Strategis DJBC pada Tahun Anggaran 2011 yang tercermin dalam capaian IKU

Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 serta merupakan realisasi dari Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2011 yang mengacu kepada Rencana Strategis

(Renstra) DJBC Tahun 2010-2014. Kemajuan pencapain target Renstra DJBC Tahun

2010-2014 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran II.

1. Pernyataan Visi

Berbagai perubahan lingkungan strategis di tingkat nasional, regional dan

global, serta perkembangan yang sangat cepat di bidang teknologi informasi,

telekomunikasi dan transportasi, berdampak kepada peningkatan tuntutan masyarakat

perdagangan dan perekonomian dunia terhadap peningkatan kinerja institusi

kepabeanan di setiap negara.

Menghadapi tantangan, hambatan dan peluang masa depan menuju kondisi

yang diinginkan, DJBC sebagai institusi pemerintah dituntut untuk senantiasa

mengantisipasi perubahan internal dan eksternal. Karena sudah menjadi paradigma

umum bahwa agar mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat

dalam lingkungan yang berubah sangat cepat dewasa ini, suatu institusi pemerintah

harus melakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun

dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan

akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat optimal.

Sangat disadari pula, dalam suasana yang penuh persaingan serta perubahan

lingkungan menuntut peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai secara multi dimensi

yaitu sebagai pemungut pajak dalam rangka impor, memungut cukai, fasilitator

perdagangan internasional, pengawas lalu lintas perdagangan impor dan ekspor serta

sebagai aparat penegak hukum di bidang kepabeanan dan cukai. Peran yang demikian

itu, mengharuskan DJBC untuk melaksanakan cara pandang yang antisipatif dan jauh

ke depan di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya agar mampu memberikan

pelayanan terbaik kepada stakeholder.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

7

Cara pandang tersebut dikristalisasi dalam satu visi DJBC yaitu:

Dengan demikian visi DJBC bermakna suatu pandangan kedepan dan cita-cita

menempatkan DJBC berada dalam jajaran institusi kepabeanan dan cukai yang

bermutu dan berstandar internasional dalam pelayanan dan pengawasan atas lalu

lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk

dan cukai.

2. Pernyataan Misi

Sebagai sebuah institusi pemerintah, DJBC memiliki sesuatu yang harus

diemban dan dilaksanakan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik yang berupa misi Direktorat

Jenderal.

Keberadaan DJBC adalah untuk melaksanakan sebagian tugas pokok

Kementerian Keuangan di Bidang Kepabeanan dan Cukai berdasarkan kebijaksanaan

yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Agar pelaksanaan tugas pokok bidang

kepabeanan dan cukai dapat tercapai secara optimal, DJBC menetapkan misi yang

terkait yaitu :

a. Memungut penerimaan negara dari sektor perdagangan internasional dan cukai.

b. Memberikan pelayanan terbaik di bidang kepabeanan dan cukai yang sederhana

dengan berbasis teknologi informasi.

c. Mengembangkan pengawasan yang efektif dalam rangka penegakan hukum di

bidang kepabeanan dan cukai serta perlindungan masyarakat.

d. Mengembangkan institusi kepabeanan dan cukai yang berdaya guna dan berhasil

guna.

e. Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan

investasi.

f. Mengembangkan kerjasama internasional di bidang kepabeanan dan cukai.

MENJADI ADMINISTRASI KEPABEANAN DAN CUKAI

DENGAN STANDAR INTERNASIONAL

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

8

Keenam misi tersebut di atas dapat dikristalisasi dalam satu integrated mission:

3. Penetapan Tujuan dan Sasaran

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010 - 2014,

tujuan yang hendak dicapai melalui tema pendapatan negara adalah Meningkatkan

dan Mengamankan Pendapatan Negara Dengan Mempertimbangkan

Perkembangan Ekonomi dan Keadilan Masyarakat.

Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi DJBC serta menjabarkan tujuan

tema pendapatan Kementerian Keuangan dalam kurun waktu 2010 – 2014, DJBC

menetapkan tiga tujuan strategis. Tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata

dari perumusan visi dan misi yang sangat idealistik. Tiga tujuan strategis DJBC

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Terciptanya administrasi kepabeanan dan cukai yang dapat mengamankan hak

keuangan negara, memfasilitasi perdagangan, mendukung industri dan melindungi

masyarakat secara optimal.

2) Terwujudnya profesionalisme SDM kepabeanan dan cukai.

3) Terwujudnya pelayanan yang efisien dan pengawasan yang efektif.

Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan penentuan

sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh

organisasi dalam jangka waktu tertentu yang lebih pendek. Sasaran tersebut

diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur dan memiliki kriteria,

mengandung arti, rasional, menantang, konsisten satu terhadap yang lainnya, spesifik

dan dapat diukur.

Dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010 – 2014,

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berkontribusi dalam pencapaian sasaran dalam

tema pendapatan negara. Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan

Tahun 2010 - 2014, sasaran strategis dalam tema pendapatan negara yang akan

dicapai adalah :

1) Tingkat Pendapatan yang optimal.

2) Tingkat kepercayaan stakeholders yang tinggi dan citra yang meningkat yang

didukung oleh tingkat pelayanan yang handal.

MENGAMANKAN HAK KEUANGAN NEGARA DAN MEMBERIKAN

PELAYANAN TERBAIK KEPADA INDUSTRI, PERDAGANGAN

DAN MASYARAKAT

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

9

3) Tingkat kepatuhan wajib pajak, kepabeanan, dan cukai yang tinggi.

Sasaran Kementerian Keuangan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam 12 (dua

belas) Sasaran Strategis DJBC sesuai dengan Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC

Tahun 2011 sebagai berikut :

1) Mengoptimalkan pengamanan hak-hak negara.

2) Meningkatkan kepatuhan pengguna jasa kepabeanan dan cukai yang tinggi.

3) Meningkatkan kepuasan pelayanan kepabeanan dan cukai yang tinggi dari

pengguna jasa.

4) Melakukan kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan

nasional, standar internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai.

5) Memberikan pelayanan yang prima di bidang kepabeanan dan cukai.

6) Melaksanakan edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku ekonomi.

7) Melaksanakan kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan

cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan perlindungan

masyarakat.

8) Melaksanakan kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif.

9) Membentuk SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi.

10) Melakukan penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di

bidang kepabeanan dan cukai.

11) Membangun sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi dan

handal.

12) Melakukan pengelolaan anggaran yang optimal.

B. PENETAPAN KINERJA

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas dan terukur

dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disusun dengan menetapkan

sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari

pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada

hasil (outcome). Dalam melakukan penetapan rencana kinerja juga ditetapkan ukuran-

ukuran kinerja yang jelas berupa indikator kinerja serta penetapan rencana tingkat

capaian untuk masing-masing indikator.

Penetapan kinerja Tahun Anggaran 2011 DJBC disusun dengan mendasarkan

pada sistem pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecards (BSC) sehingga

kinerja DJBC diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (sebagai cerminan

pencapaian output) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran-

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

10

sasaran strategis (sebagai cerminan pencapaian outcome) sebagaimana telah

ditetapkan dalam Kontrak Kinerja antara Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan

Menteri Keuangan pada tahun 2011.

Konsep manajemen kinerja berbasis BSC pada dasarnya sejalan dengan

ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Memperhatikan harmonisasi antara 2 (dua) ketentuan di atas, maka berbicara

mengenai masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan

RB Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan dalam LAKIP

DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada hakikatnya

membicarakan masalah yang sama.

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa Sasaran Strategis (SS), Indikator

Kinerja Utama (IKU) dan Kontrak Kinerja dalam konsep BSC sebangun dengan

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja sebagaimana tertuang dalam dokumen PK dan

RKT dalam konsep Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010.

Dalam konsep BSC, Sasaran Strategis (SS) tersebut kemudian dipetakan

dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka hubungan sebab akibat yang

menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi. Peta Strategi DJBC

Tahun 2011 adalah sebagaimana dalam diagram berikut dibawah ini:

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

11

Dalam Peta Strategi DJBC Tahun 2011 telah ditetapkan 12 (dua belas)

Sasaran Strategis (SS) dan 22 (dua puluh dua) Indikator Kinerja Utama (IKU). Sasaran

Strategis dan IKU beserta targetnya (sebagaimana juga tertuang dalam dokumen

Penetapan Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan) DJBC Tahun 2011 adalah sebagai

berikut :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

12

Tabel 4:

Rencana Kinerja Tahunan DJBC Tahun 2011

KODE SS KODE IKU Target

BC-1

Tingkat pengamanan

hak-hak keuangan

negara yang optimal

BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan

Cukai

Rp

115.015,21

Milyar

(APBN-P)

BC-2

Tingkat kepatuhan

yang tinggi dari

pengguna jasa

kepabeanan dan cukai

BC-2.1

Persentase cukai yang dibayar

tepat waktu dibandingkan

dengan jumlah cukai yang

mendapat penangguhan

pembayaran

99%

BC-2.2 Persentase penyelesaian

piutang 60%

BC-3

Tingkat kepuasan

pelayanan yang tinggi

dari pengguna jasa

kepabeanan dan cukai

BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna

layanan 3,8

BC-4

Kajian dan rumusan

kebijakan yang selaras

dengan kepentingan

nasional, standar

internasional, dan

proses bisnis di bidang

kepabeanan dan cukai

BC-4.1 Persentase kajian/telaahan

yang diselesaikan 83,30%

BC-4.2

Persentase penyelesaian

perancangan dan legalisasi

peraturan pelaksanaan UU

Kepabeanan dan UU Cukai

75%

BC-4.3

Persentase rumusan kebijakan

kerjasama internasional di

bidang kepabeanan yang sesuai

dengan standar internasional

75%

BC-5

Pelayanan prima di

bidang kepabeanan

dan cukai

BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi

dari janji layanan unggulan 100%

BC-5.2 Persentase realisasi dari janji

layanan pendukung 80%

BC-6

Edukasi yang efektif

kepada masyarakat

dan pelaku ekonomi

BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan

komunikasi 70

BC-7

Kegiatan penindakan

dan penyidikan di

bidang kepabeanan

dan cukai yang efektif

dalam rangka

optimalisasi

penerimaan dan

perlindungan

masyarakat

BC-7.1

Persentase hasil penyidikan

yang dinyatakan lengkap oleh

Kejaksaan (P21)

50%

BC-7.2

Persentase temuan

pelanggaran kepabeanan dan

cukai

55%

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

13

KODE SS KODE IKU Target

BC-8

Kegiatan audit

kepabeanan dan cukai

yang efektif

BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit

yang diselesaikan 300

BC-8.2 Persentase hasil audit berupa

tambah bayar 80%

BC-9

Pembentukan SDM

yang berkompetensi

dan berkinerja tinggi

BC-9.1

Persentase pejabat yang telah

memenuhi standar kompetensi

jabatannya

80%

BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan

penghargaan 107

BC-10

Penataan organisasi

yang modern selaras

dengan proses bisnis

di bidang kepabeanan

dan cukai

BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100%

(200 SOP)

BC-10.2 Persentase penyelesaian

/modernisasi organisasi

100%

(11 Kantor)

BC-10.3 Persentase UPR yang

menerapkan manajemen risiko 60%

BC-11

Pembangunan sistem

Teknologi Informasi

dan Komunikasi yang

terintegrasi dan

handal

BC-11.1

Persentase pengembangan

sistem aplikasi yang sesuai

dengan Rencana Kerja Tahunan

(RKT)

100%

BC-11.2 Persentase downtime sistem

pelayanan 1%

BC-12 Pengelolaan anggaran

yang optimal BC-12.1

Persentase penyerapan DIPA

(non belanja pegawai) 80%

14

LAKIP DJBC TAHUN 2011

ebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, berbicara mengenai

masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan

RB Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan

dalam Bab III LAKIP DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada

hakikatnya membicarakan masalah yang sama.

A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Pengukuran tingkat capaian kinerja DJBC tahun 2011 sesuai dengan konsep

BSC dilakukan dengan cara membandingkan antara capaian indikator kinerja yang

terdapat dalam Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 dengan targetnya.

Secara umum target IKU DJBC Tahun 2011 sebagaimana tertuang dalam

dokumen PK dan RKT dapat tercapai dengan baik walaupun masih terdapat beberapa

S

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

15

IKU yang pencapaiannya berada sedikit di bawah target yang ditetapkan. Dari 22 IKU,

terdapat 20 IKU berstatus “hijau” (realisasi minimal 100% dari target yang ditetapkan)

dan 2 IKU berstatus “kuning” (pencapaian target 80-99,99%). Dua IKU yang

capaiannya “kuning” yaitu IKU “Indeks kepuasan pengguna layanan” dan IKU “Rata-

rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan”.

Secara rinci data pencapaian target IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011

dapat disajikan sebagaimana tabel berikut :

Tabel 5:

Capaian Kinerja DJBC T.A. 2011

Kode Deskripsi Bobot

IKU

2011

Target Realisasi %

SS BC-1 Tingkat pengamanan hak-hak keuangan

negara yang optimal

113,99%

BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 100% 115.015,21 131.103,89 113,99%

SS BC-2 Tingkat kepatuhan yang tinggi dari

pengguna jasa kepabeanan dan cukai

116,68%

BC-2.1 Persentase cukai yang dibayar tepat

waktu dibandingkan dengan jumlah cukai

yang mendapat penangguhan

pembayaran

50% 99% 99,99% 101,00%

BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 50% 60% 79,42% 132,37%

SS BC-3 Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi

dari pengguna jasa kepabeanan dan

cukai

96,05%

BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan 100% 3,8 3,65 96,05%

SS BC-4 Kajian dan rumusan kebijakan yang

selaras dengan kepentingan nasional,

standar internasional dan proses bisnis

di bidang kepabeanan dan cukai

161,09%

BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang

diselesaikan

31,43% 83,30% 102,08% 122,55%

BC-4.2 Persentase penyelesaian perancangan

dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU

Kepabeanan dan UU Cukai

37,14% 75% 138,71% 184,95%

BC-4.3 Persentase rumusan kebijakan kerjasama

internasional di bidang kepabeanan yang

sesuai dengan standar internasional

31,43% 75,% 128,57% 171,43%

SS BC-5 Pelayanan prima di bidang kepabeanan

dan cukai

109,29%

BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji

layanan unggulan

50% 100% 99,92% 99,92%

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

16

Kode Deskripsi Bobot

IKU

2011

Target Realisasi %

BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan

pendukung

50% 80% 94,92% 118,65%

SS BC-6 Edukasi yang efektif kepada masyarakat

dan pelaku ekonomi

115,51%

BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan

komunikasi

100% 70 80,86 115,51%

SS BC-7 Kegiatan penindakan dan penyidikan di

bidang kepabeanan dan cukai yang

efektif dalam rangka optimalisasi

penerimaan dan perlindungan

masyarakat

156,63%

BC-7.1 Persentase hasil penyidikan yang

dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)

60,71% 50% 79,34% 158,68%

BC-7.2 Persentase temuan pelanggaran

kepabeanan dan cukai

39,29% 55% 84,40% 153,45%

SS BC-8 Kegiatan audit kepabeanan dan cukai

yang efektif

153,82%

BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit yang

diselesaikan

50% 300 569 189,67%

BC-8.2 Persentase hasil audit berupa tambah

bayar

50% 80% 94,38% 117,98%

SS BC-9 Pembentukan SDM yang berkompetensi

dan berkinerja tinggi

100,34%

BC-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi

standar kompetensi jabatannya

65,38% 80% 80,41% 100,51%

BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan

penghargaan

34,62% 107 107 100,00%

SS BC-10 Penataan organisasi yang modern

selaras dengan proses bisnis di bidang

kepabeanan dan cukai

121,90%

BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 33,04% 100% 107% 107,00%

BC-10.2 Persentase penyelesaian/modernisasi

organisasi

33,04% 100% 100% 100,00%

BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan

manajemen risiko

33,92% 60% 94,64% 157,73%

SS BC-11 Pembangunan sistem Teknologi

Informasi dan Komunikasi yang

terintegrasi dan andal

149,02%

BC-11.1 Persentase pengembangan sistem

aplikasi yang sesuai dengan Rencana

Kerja Tahunan (RKT)

50% 100% 100% 100,00%

BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan 50% 1% 0,02% 198,03%

SS BC-12 Pengelolaan anggaran yang optimal 100,98%

BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non

belanja pegawai)

100% 80% 80,78% 100,98%

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

17

Nominal %

1 2 3 4 5 (4/3) 6 (4-3) 7 (6/3)

1 BEA MASUK 21.500.792,21 25.238.844,47 117,39% 3.738.052,27 17,39%

Bea Masuk Riil 21.000.792,21 25.191.492,93 119,95% 4.190.700,72 19,95%

Bea Masuk DTP 500.000,00 47.351,54 9,47% (452.648,46) -90,53%

2 CUKAI 68.075.339,10 77.009.461,32 113,12% 8.934.122,22 13,12%

3 BEA KELUAR 25.439.075,92 28.855.579,54 113,43% 3.416.503,62 13,43%

115.015.207,23 131.103.885,33 113,99% 16.088.678,11 13,99%

Keterangan :

1. Data Bea Masuk dan Cukai sudah termasuk Pendapatan DA dan sudah dikurangi restitusi

2. Sumber Data : Direktorat Pengelolaan Kas Negara - Ditjen Perbendaharaan

Total

%

REALISASI PENERIMAAN DJBC

PER 31 Desember 2011

(Juta Rupiah)

NOJenis

Penerimaan

Target APBN-

PRealisasi

Surplus (Defisit) Per 30 Desember

B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

SS BC-1 TINGKAT PENGAMANAN HAK-HAK KEUANGAN NEGARA YANG

OPTIMAL

Tingkat pengamanan hak-hak keuangan

negara yang optimal meliputi pengamanan

terhadap 4 (empat) fungsi DJBC yaitu

revenue collector, trade facilitator,

community protector, industrial assistance.

Salah satu fungsi DJBC yang utama yang

dapat diukur outcome/hasil-nya adalah

penerimaan negara yang optimal yaitu

tingkat pencapaian penerimaan bea cukai yang sesuai dengan target sebagaimana

tercantum dalam APBN atau APBN-P.

Capaian sasaran strategis tingkat pengamanan hak-hak keuangan negara yang

optimal pada tahun 2011 sebesar 113,99%. Capaian tersebut diperoleh dari

pencapaian IKU :

BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea Dan Cukai

1. Realisasi Penerimaan DJBC Tahun 2011

Tabel 6 :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

18

Total realisasi penerimaan Bea Masuk, Cukai dan Bea keluar s.d. 31 Desember

2011 adalah sebesar Rp 131.103,89 milyar (termasuk BM DTP), yang terdiri dari :

� Bea Masuk :

Penerimaan Bea Masuk terdiri dari Bea Masuk Riil dan Bea Masuk Ditangung

Pemerintah (BM-DTP). Realisasi penerimaan Bea Masuk s.d. 31 Desember

2011 sebesar Rp 25.238,84 milyar (117,39% dari target), terdiri dari Bea Masuk

Riil Rp 25.191,49 milyar (119,95% dari target) dan BM-DTP Rp 47,3 milyar

(9,47% dari target).

� Cukai :

Penerimaan Cukai terdiri dari penerimaan Cukai HT, Cukai MMEA, dan Cukai

EA. Realisasi penerimaan Cukai s.d. 31 Desember 2011 sebesar Rp 77.009,46

milyar atau (113,12% dari target APBN-P).

� Bea Keluar :

Realisasi penerimaan Bea Keluar s.d. 31 Desember 2011 sebesar Rp

28.855,58 milyar atau (113,43% dari target APBN-P).

Jumlah penerimaan Bea dan Cukai s.d. akhir Desember 2011 di luar BM DTP

berdasarkan laporan dari Ditjen. Perbendaharaan sebesar Rp 131.056,53 milyar atau

sebesar 114,44% dibandingkan target APBN-P 2011 (Non BM DTP). Perbandingan

realisasi penerimaan Bea Masuk, Cukai, dan Bea Keluar tahun 2010 dan 2011 adalah

sebagaimana pada tabel di bawah ini :

Tabel 7:

Perbandingan Realisasi Penerimaan Tahun 2010 dan 2011

Realisasi penerimaan DJBC pada tahun 2011 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan realisasi penerimaan DJBC tahun 2010, terdiri dari kenaikan

jenis penerimaan Bea Masuk sebesar Rp 5.431,06 milyar (naik 27,48%), Cukai

sebesar Rp 10.844,17 milyar (naik 16,39%), dan Bea Keluar sebesar Rp 19.957,80

milyar (naik 224,30%).

APBN-P Realisasi % APBN-P Realisasi % Nominal %

Bea Masuk 15.106,81 19.760,43 130,80% 21.000,79 25.191,49 119,95% 5.431,06 27,48%

Bea Keluar 5.454,56 8.897,78 163,13% 25.439,08 28.855,58 113,43% 19.957,80 224,30%

Cukai 59.265,92 66.165,29 111,64% 68.075,34 77.009,46 113,12% 10.844,17 16,39%

Total 79.827,29 94.823,50 118,79% 114.515,21 131.056,53 114,44% 36.233,03 38,21%

Growth

Ket : Target dan realisasi BM tidak termasuk BM DTP

2010 2011

Milyar Rp

Jenis

Penerimaan

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

19

Secara keseluruhan penerimaan DJBC pada tahun 2011 mengalami

peningkatan 38,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2010, karena importasi

meningkat 27,8%, kenaikan tarif Cukai HT, dan tingginya tarif BK dan Harga Patokan

Ekspor CPO. Penerimaan Bea Keluar merupakan sektor yang meningkat sangat

signifikan yaitu sebesar 224,30%, hal ini disebabkan tingginya tarif BK dan HPE

sebagai imbas dari tingginya harga CPO Internasional pada tahun 2011.

2. Realisasi Penerimaan PDRI dan PPN HT Tahun 2011

Disamping tugas pokoknya melaksanakan pemungutan terhadap pungutan

negara dibidang Kepabeanan dan Cukai, DJBC juga mengemban tugas untuk

melaksanakan pemungutan dibidang perpajakan lainnya yaitu pemungutan terhadap

Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) yang meliputi PPN Impor, PPnBM Impor dan PPh

pasal 22 Impor serta pemungutan terhadap PPN Hasil Tembakau.

Tabel 8:

Penerimaan PDRI Tahun 2010 dan 2011

Selama tahun 2011 DJBC berhasil memungut penerimaan dari PDRI dan PPN

Hasil Tembakau sebesar Rp 153.542,47 Milyar atau naik 25,26% dibandingkan tahun

2010.

3. Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Bea dan Cukai

a. Bea Masuk

Tercapainya target penerimaan Bea Masuk per 31 Desember 2011, antara lain

disebabkan:

1) Nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan, mendorong tingkat importasi

sehingga meningkatkan dutiable import

Nilai kurs rata-rata s.d. Desember 2011 sebesar Rp 8.775,21 menguat sebesar

Rp 324,64 (3,6%) dibanding periode yang sama tahun 2010 dan berada di

bawah kurs asumsi makro APBN-P 2011 sebesar Rp 8.700.

Nominal %

1 PPN Impor 82.706,29 107.016,02 24.309,73 29,39%

2 PPn BM Impor 4.790,58 5.374,48 583,90 12,19%

3 PPh psl 22 Impor 23.598,53 28.295,19 4.696,66 19,90%

Sub Total PDRI 111.095,40 140.685,69 29.590,29 26,64%

4 PPN Cukai H T 11.485,30 12.856,78 1.371,48 11,94%

122.580,70 153.542,47 30.961,77 25,26%Total Pajak

Milyar Rp

NO Jenis Penerimaan 20112010Growth

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

20

Devisa impor bayar s.d. Desember sebesar US$ 141,04 Milyar, meningkat 27,8%

dibandingkan periode yang sama tahun 2010 sebesar US$ 110,4 Milyar.

2) Tarif efektif rata-rata yang berada diatas tarif yang diasumsikan

Tarif efektif rata-rata, s.d. periode Desember 2011 sebesar 2,04%, naik 3,57%

dari periode yang sama tahun 2010 sebesar 1,97%; namun masih berada diatas

tarif yang diasumsikan dalam APBN-P pada tahun 2011 sebesar 1,93%.

3) Internal effort DJBC dalam peningkatan pelayanan dan pengawasan di bidang

kepabeanan seperti intensifikasi pemeriksaan dokumen dan fisik barang,

pemberantasan penyelundupan, temuan hasil audit dll.

b. Cukai

Dapat terlampauinya penerimaan Cukai s.d. 31 Desember 2011, antara lain

disebabkan:

1) Dampak kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau mulai Januari 2011

Sebagai antisipasi kenaikan tarif cukai pada Januari 2011 terjadi peningkatan

pesanan pita cukai di akhir tahun 2010 yang pelunasannya dilakukan bulan

Januari dan Februari 2011.

Penurunan penerimaan cukai pada bulan Maret dikarenakan nilai pesanan pita

cukai bulan Januari dan Februari yang pembayarannya jatuh tempo bulan maret

relatif sedikit/menurun karena dampak kenaikan tarif cukai di 2011. Namun

demikian untuk bulan April, penerimaan cukai kembali normal.

2) Internal effort DJBC dalam pemberantasan rokok illegal, mengintensifkan

kegiatan pemantauan kepatuhan pengusaha (a.l: Produksi, Pelekatan,

Pencatatan), memaksimalkan penagihan cukai, dan optimalisasi sosialisasi di

bidang cukai.

Dari sisi produksi HT s.d. Desember 2011 dihasilkan produksi Hasil Tembakau

sebesar 319,6 milyar batang atau mengalami kenaikan sebesar 7,98%

dibandingkan dengan produksi HT pada periode yang sama tahun 2010

sebanyak 295,9 milyar batang. Kenaikan produksi HT tersebut lebih disebabkan

adanya internal effort DJBC dalam pemberantasan peredaran rokok illegal.

c. Bea Keluar

Tercapainya penerimaan Bea Keluar s.d. 31 Desember 2011 disebabkan

antara lain:

1) Tingginya tarif BK dan Harga Patokan Ekspor CPO

Pengenaan BK atas ekspor beberapa komoditi seperti CPO, Rotan, Kayu, Kulit,

dan Kakao sangat tergantung pada kebijakan pemerintah terkait dengan

penetapan Harga Referensi yang menentukan tarif dan HPE.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

21

Sejak bulan September 2010 harga Referensi CPO meningkat seiring naiknya

harga minyak mentah dunia.

Memasuki awal tahun 2011, tarif Bea Keluar CPO bulan Januari menjadi 20%,

bulan Februari dan Maret kembali meningkat menjadi 25% karena harga

referensi yang sudah berada diatas US$ 1.250/ton, sedangkan untuk tarif Bea

Keluar Kakao masih 10%.

Penerimaan Bea Keluar bulan Agustus 2011 kembali meningkat di banding bulan

sebelumnya, karena volume ekspor CPO yang tinggi dan tarif BK bulan Agustus

menjadi 15%.

2) Internal effort DJBC

Dengan meningkatnya harga minyak dunia, harga CPO dan turunannya yang

menjadi komoditi substitusi minyak menjadi naik. Tingginya harga CPO

dipasaran internasional mendorong tingginya tingkat eksportasi sehingga

menghasilkan Bea Keluar yang cukup tinggi. DJBC diminta untuk meningkatkan

pengawasan yang lebih efektif terhadap lalu lintas komoditi CPO dan

turunannya, berkaitan hal tersebut telah dikeluarkan Surat Edaran Direktur

Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-2/BC/2011 tanggal 21 Maret 2011 tentang

Optimalisasi Pengawasan Pengangkutan Ekspor dan/atau Antar Pulau, Kelapa

Sawit, CPO, dan Produk Turunannya.

4. Kendala dan Risiko Fiskal dalam Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011

a. Sektor Bea Masuk

1) Konsekuensi Kerjasama Perdagangan Internasional melalui skema FTA (IJ-

EPA, China, Korea, India, AANZ).

2) Fasilitas Pembebasan dan Keringanan BM.

3) Tarif umum BM (MFN) cenderung menurunkan tarif efektif rata-rata BM.

4) Kebijakan non tarif yang berorientasi pada pengendalian barang impor dan

penggunaan produksi dalam negeri.

b. Sektor Cukai

1) Konsisten dengan Road Map Industri Hasil Tembakau.

2) Rencana pemberlakuan PP Pengendalian Tembakau.

3) Antisipasi Ratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).

4) Antisipasi Pemberlakuan Pajak Rokok.

c. Sektor Bea Keluar

1) Bea Keluar bukan merupakan instrumen penerimaan negara, karena tujuan

penerapan BK adalah untuk mengantisipasi lonjakan harga yang tinggi,

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

22

ketersediaan bahan baku dalam negeri, kelestarian SDA, dan menjaga

kestabilan harga komoditas dalam negeri (Pasal 2A UU Kepabeanan).

2) Harga internasional CPO cenderung fluktuatif, yang berpengaruh pada

penerimaan BK.

5. Strategi dalam Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011

a. Optimalisasi di Bidang Kepabeanan

1) Peningkatan akurasi penelitian nilai pabean dan klasifikasi barang impor dan

peningkatan efektivitas pemeriksaan fisik barang.

2) Optimalisasi fungsi unit pengawasan melalui peningkatan patroli darat dan laut

dan peningkatan pengawasan di daerah perbatasan terutama jalur rawan

penyelundupan dan post audit.

b. Optimalisasi di Bidang Cukai

1) Kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau.

2) Optimalisasi pengawasan peredaran BKC.

3) Pembinaan kepatuhan pengguna jasa terhadap ketentuan di bidang cukai.

4) Penerapan manajemen risiko dalam pelayanan dan pengawasan di bidang

cukai.

c. Peningkatan Sektor Pelayanan

1) Penyempurnaan implementasi Indonesia National Single Windows (INSW),

dalam rangka menyongsong ASEAN Single Windows (ASW).

2) Pelayanan kepabeanan 24 Jam sehari 7 hari seminggu di pelabuhan-

pelabuhan utama.

3) Pengembangan otomatisasi pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai.

4) Transformasi kelembagaan dalam bentuk penetapan Kantor Modern

(2009/2010: 28 Kantor, 2011: 11 Kantor).

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

23

SS BC-2 TINGKAT KEPATUHAN YANG TINGGI DARI PENGGUNA JASA

KEPABEANAN DAN CUKAI

Tingkat kepatuhan yang

tinggi dari pengguna

jasa kepabeanan dan

cukai adalah kepatuhan

dari pengguna jasa

dalam menaati setiap

peraturan di bidang

kepabeanan dan cukai

yang telah ditetapkan.

Capaian sasaran

strategis tingkat

kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai pada tahun 2011

sebesar 116,68%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :

BC-2.1 Persentase Cukai Yang Dibayar Tepat Waktu Dibandingkan Dengan

Jumlah Cukai Yang Mendapat Penangguhan Pembayaran

Jumlah cukai yang dibayar tepat waktu adalah jumlah cukai yang harus dibayar

pengusaha pabrik cukai yang diberikan penangguhan pembayaran cukai sebelum

batas waktu penangguhan. Batas waktu penangguhan yaitu 60 (enam puluh) hari sejak

tanggal pengajuan dokumen CK-1.

Jumlah penundaan pembayaran cukai hasil tembakau yang jatuh tempo

sepanjang tahun 2011 hampir seluruhnya telah dilunasi tepat pada waktunya sehingga

presentase capaian pelunasan nilai cukai yang diberikan penundaan untuk tahun 2011

hampir mendekati 100% yaitu sebesar 99,99%. Pada tahun 2011 jumlah cukai yang

diberikan penundaan adalah Rp 67.407,96 milyar dan sebesar Rp 67.405,49 milyar

dibayar tepat waktu.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

24

Tabel 9 :

Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas Penangguhan Pembayaran

No Bulan

Jumlah cukai yang diberi

fasilitas penangguhan

pembayaran

Jumlah cukai yang

dilunasi tepat waktu % Capaian

1 Januari Rp5.039.299.610.680 Rp5.038.393.610.680 99,98%

2 Februari 7.803.464.735.610 7.802.960.735.610 99,99%

3 Maret 2.891.835.095.280 2.891.682.995.280 99,99%

4 April 4.584.024.188.980 4.583.813.588.980 99,99%

5 Mei 5.448.801.746.860 5.448.801.746.860 100%

6 Juni 5.076.974.140.300 5.076.974.140.300 100%

7 Juli 6.085.462.087.700 6.085.462.087.700 100%

8 Agustus 6.613.802.463.410 6.613.802.463.410 100%

9 September 6.476.049.002.880 6.475.347.002.880 99,99%

10 Oktober 5.348.961.954.740 5.348.961.954.740 100%

11 November 5.478.673.144.800 5.478.673.144.800 100%

12 Desember 6.560.612.627.480 6.560.612.627.480 100%

Total 67.407.960.798.720 67.405.486.098.720 99,99% Sumber Data: Laporan Pemberian Penundaan Pembayaran Cukai Atas Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau

(SE-11/BC/2008 tgl 13 Februari 2008) dari KPPBC

Capaian pada tahun 2011 sebesar 99,99% mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan capaian pada tahun 2010 sebesar 99,98%. Perbandingan

capaian IKU dari tahun 2009 s.d. 2011 adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 10 :

Perbandingan Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas Penangguhan

Pembayaran 3 Tahun Terakhir

Tahun Jumlah cukai yang diberi

fasilitas penangguhan

pembayaran

Jumlah cukai yang

dilunasi tepat waktu %

Realisasi % Target

2009 50,964,847,076,114 50,948,632,693,164 99,96% 99,99%

2010 57.134.151.344.297 57.125.116.094.297 99,98% 98%

2011 67.407.960.798.720 67.405.486.098.720 99,99% 99%

Upaya yang dilakukan untuk memenuhi pencapaian target tahun 2011 antara

lain dengan memberikan penegasan kepada Kepala KPPBC untuk lebih meningkatkan

ketelitian dalam pemberian penundaan dan pengawasan dalam pelunasan cukai dari

pengusaha hasil tembakau.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

25

BC-2.2 Persentase Penyelesaian Piutang

Piutang adalah piutang yang timbul atas kegiatan di bidang kepabeanan dan

cukai yang dapat berupa Bea Masuk, Bea Keluar, Cukai, Denda Administrasi, Bunga,

PPN, PPnBM, dan PPh Ps 22. Mekanisme penyelesaian piutang dapat berupa :

1) pembayaran/pelunasan;

2) pengalihan piutang pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP);

3) penggunaan kompensasi cukai;

4) penggunaan kompensasi PPN;

5) keputusan Direktur Jenderal atas keberatan;

6) pengajuan banding ke Pengadilan Pajak;

7) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal

untuk menambah, mengurangi dan menghapus tagihan dalam surat penetapan;

atau

8) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal

untuk mengurangi atau menghapus sanksi administrasi berupa denda.

Untuk tahun 2011, capaian IKU dihitung dengan membandingkan antara jumlah

piutang yang diselesaikan dengan jumlah piutang outstanding (piutang yang belum

dilunasi sampai dengan tanggal Laporan Keuangan) dengan umur kurang atau sama

dengan 3 tahun.

Piutang outstanding (piutang yang belum dilunasi sampai dengan tanggal

Laporan Keuangan) dengan umur lebih dari 3 tahun akan dikeluarkan dari akun

piutang dan dimasukan sebagai akun penyisihan piutang tidak tertagih dengan kategori

piutang macet dengan nilai piutang yang disisihkan sebesar 100% dari total piutang

setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan.

Pada tahun 2011 telah diselesaikan piutang sebanyak Rp 79.380,66 milyar dari

jumlah piutang yang berumur kurang dari 3 tahun sebanyak Rp 99.944,87 milyar

sehingga capaian tahun 2011 sebesar 79,42% melebihi target yang ditetapkan sebesar

60%.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

26

Tabel 11 :

Realisasi Penyelesaian Piutang

No S.d. Bulan Σ Piutang < 3 Tahun Σ Penyelesaian

Piutang Target

%

Capaian

1 Januari 17.985.398.714.804 5.001.017.043.030 10% 27,81%

2 Februari 23.335.967.451.968 13.099.623.131.568 15% 56,13%

3 Maret 30.035.543.967.124 16.475.185.302.550 17% 54,85%

4 April 35.019.621.892.574 21.151.072.509.623 20% 60,40%

5 Mei 41.894.701.850.866 27.879.594.833.623 24% 66,55%

6 Juni 48.888.021.091.969 33.411.645.623.825 28% 68,34%

7 Juli 56.881.653.717.562 40.921.050.824.735 33% 71,94%

8 Agustus 63.366.438.821.361 48.294.909.704.946 38% 76,22%

9 September 73.419.632.393.041 58.604.759.513.983 44% 79,82%

10 Oktober 80.567.958.991.797 64.911.709.329.438 48% 80,57%

11 November 87.860.935.666.104 70.903.231.059.279 53% 80,70%

12 Desember 99.944.876.935.694 79.380.661.587.021 60% 79,42%

Perbandingan capaian IKU dari tahun 2009 s.d. 2011 adalah sebagaimana

pada tabel di bawah ini:

Tabel 12:

Perbandingan Realisasi Penyelesaian Piutang 3 Tahun Terakhir

Tahun Σ Tagihan yang diterbitkan Σ Tagihan yang diselesaikan % Capaian Target

2009 4.035.511.252.611,59 2.534.476.223.806,16 62,80% 50%

2010 4.519.763.584.690,28 2.656.096.185.537,49 58,77% 55%

2011* 99.944.876.935.694,00 79.380.661.587.021,00 79,42% 60%

* Ket : Jumlah piutang dan penyelesaian tahun 2011 meliputi piutang cukai

Meskipun pada tahun 2011 penyelesaian piutang melebihi target yang telah

ditetapkan, ada beberapa faktor penghambat yang dapat mempengaruhi kinerja

penyelesaian piutang, antara lain:

a. Terkait dengan penatausahaan piutang di tingkat Kantor Pelayanan maupun Kantor

Wilayah, belum dilaksanakan rekonsiliasi baik internal maupun eksternal secara

optimal guna memperoleh data piutang yang valid dan reliable;

b. Terkait proses penagihan aktif terdapat alamat perusahaan dan penanggung bea

cukai yang tidak ditemukan;

c. Terkait dengan piutang yang tidak dapat ditagih, hingga saat ini belum diatur

mekanisme penghapusan piutang dalam hal pailit atau penguasaan asset yang

tidak dapat memenuhi piutang yang harus diselesaikan oleh penanggung bea cukai;

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

27

d. Terkait dengan sumber daya manusia dalam pelaksanan pelaporan data piutang

baik di Kantor Pelayanan maupun Kantor Wilayah perlu dilakukan pelatihan guna

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam penatausahaan piutang;

e. Terkait dengan penerapan Sistim Aplikasi Piutang dan Pengembalian (SAPP) untuk

pelaksanaan pelaporan data piutang belum dapat diterapkan ke seluruh Kantor

Pelayanan dan Kantor Wilayah, hingga saat ini masih dalam tahap uji coba pada

Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kinerja

penyelesaian piutang antara lain :

a. Diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal Nomor P-47/BC/2011 tentang

Pedoman Penatausahaan Piutang di DJBCdan Surat Edaran Direktur Jenderal

Nomor SE-01/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Piutang;

b. Dalam rangka pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud huruf a di atas telah

dibentuk Tim Piutang berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan

Cukai Nomor KEP-37/BC/2011 yang memiliki tugas utama untuk melakukan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan penatausahaan piutang di DJBC guna

memperoleh kualitas data piutang yang valid dan reliable;

c. Bahwa salah satu fungsi Tim Piutang sebagaimana dimaksud huruf b di atas adalah

melakukan evaluasi atas penggunaan aplikasi dalam rangka otomasi prosedur

penatausahaan piutang, dimana pengembangan aplikasi oleh DIt. IKC dengan

membuat SAPP yang saat ini sudah dalam tahap uji coba implementasi di KPUBC

Tipe A Tanjung Priok dan selanjutnya akan diterapkan secara bertahap ke beberapa

unit satker sesuai program kerja Dit. IKC dalam tahun 2011.

SS BC-3 TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN YANG TINGGI DARI PENGGUNA

JASA KEPABEANAN DAN CUKAI

Tingkat kepuasan pelayanan yang

tinggi dari pengguna jasa di bidang

kepabeanan dan cukai adalah

kepuasan pengguna jasa terhadap

peningkatan pelayanan di bidang

kepabeanan dan cukai yang

diberikan sehingga diharapkan dapat

mendorong tercapainya pendapatan

yang optimal.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

28

Capaian sasaran strategis tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari

pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2011 sebesar 96,05%.

Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian IKU :

BC-3.1 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan

Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan yang diberikan oleh DJBC

diukur melalui Indeks Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh melalui survey

yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan terhadap pengguna

jasa di tiap unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dengan memakai jasa

konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun 2011 survei dilakukan oleh Sekretariat

Jenderal Kementerian Keuangan dengan menggunakan jasa konsultan dari IPB.

Tabel 13:

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJBC

Tahun Indeks Kepuasan Target IKU Pelaksana Survey

2011 3,65 3,8

IPB (skala 1-5)

2010

3,72 (skala 1-5) IPB

64,48 62

Haygroup (skala 1-100)

2009 61,5 60

Haygroup (skala 1-100)

Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada tahun 2011 sebesar 3,65 dari

target yang ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian tersebut mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan indeks kepuasan pengguna layanan yang

diperoleh DJBC pada tahun 2010 sebesar 3,72. Terkait dengan capaian tersebut, hasil

survey pada tahun 2011 akan dijadikan masukan bagi DJBC dalam peningkatan dan

penyempurnaan kualitas layanan yang diberikan kepada pengguna jasa.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

29

SS BC-4 KAJIAN DAN RUMUSAN KEBIJAKAN YANG SELARAS DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL, STANDAR INTERNASIONAL, DAN PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI

Rumusan kebijakan adalah hasil dari proses

penelaahan permasalahan di bidang kepabeanan

dan cukai yang didasari pertimbangan kepentingan

nasional dan keselarasan dengan standar

internasional. Harmonisasi adalah suatu proses

kegiatan menyelaraskan peraturan/prosedur di

bidang kepabeanan dan cukai agar menghasilkan

rumusan kebijakan yang tidak overlapping.

Capaian sasaran strategis kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan

kepentingan nasional, standar internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan

dan cukai pada tahun 2011 sebesar 161,09%. Capaian tersebut diperoleh dari

pencapaian 3 (tiga) IKU yaitu :

BC-4.1 Persentase Kajian/Telaahan Yang Diselesaikan

Kajian adalah hasil penelaahan atas permasalahan di bidang kepabeanan dan

cukai. Permasalahan di lingkungan DJBC dikategorikan ke dalam:

1) Bidang pelayanan dan penerimaan kepabeanan dan cukai

2) Bidang pengawasan dan penegakan hukum kepabeanan dan cukai

3) Bidang pengembangan kapasitas dan kinerja organisasi.

Capaian IKU ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah kajian/telaahan

yang diselesaikan dengan jumlah kajian/telaahan yang direncanakan. Jumlah

kajian/telaahan yang diselesaikan merupakan jumlah kajian/telaahan yang telah

dihasilkan dalam bentuk surat, nota dinas, atau laporan hasil kajian/telaahan dengan

memperhitungkan bobot tahapan penyelesaiannya sebagai berikut :

1) Penyampaian Topik : 15%

2) Pembuatan Outline : 10%

3) Proses Kajian : 60%

4) Penyelesaian dan Penyampaian Kajian : 15%.

Sedangkan jumlah kajian/telaahan yang direncanakan merupakan jumlah

kajian/telaahan yang merupakan rencana program kerja dari para Tenaga Pengkaji di

lingkungan DJBC dalam tahun berjalan.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

30

Target pada tahun 2011 adalah 83,3% dari total 12 kajian atau sekitar 10

kajian. Pada tahun 2011 telah diselesaikan 8 (delapan) kajian (bobot penyelesaian

100%) dan dilaporkan 5 (lima) judul kajian (bobot penyelesaian 85%) sehingga capaian

pada tahun 2011 sebesar 102,08%. Capaian tersebut meningkat jika dibandingkan

dengan capaian pada tahun 2010 dengan jumlah kajian sebanyak 10 kajian dari 12

kajian yang ditargetkan (83,3%). Rincian kajian pada tahun 2011 sebagai berikut :

Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi

1. “Strategi optimalisasi peran pimpinan unit dalam pengelolaan Sumber Daya

Manusia untuk Percepatan Transformasi Kelembagaan” (selesai)

2. "Evaluasi Efektivitas Pelayanan Kepabeanan 24 Jam per hari dan 7 Hari per

minggu di KPU Tipe A Tanjung Priok, KPPBC Tipe Madya Pabean Tg. Perak,

Belawan, dan Makassar“ (selesai)

3. "Assessment Budaya Organisasi dengan Menggunakan Metode Competing Value

Framework-Studi Kasus KPPBC Tipe A3 Mataram, KPM Tangerang, dan PSO Tg.

Priok" (selesai)

4. “Hubungan antara Budaya Organisasi, Kepuasan Pegawai, Komitmen dan Kinerja

Pegawai dan/atau Kinerja Organisasi dengan Metode Partial Least Square Path

Modelling” (selesai).

Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Kepabeanan dan Cukai

1. Kajian mengenai "Reviu Fasilitas Kawasan Berikat pada Industri Sawit" (selesai)

2. Kajian mengenai "Analisis Posisi Indonesia Terkait Free Trade Agreement“

(selesai)

3. Topik Kajian mengenai “Pencegahan Penyalahgunaan Jalur Hijau”

4. Topik Kajian mengenai “Pengamanan identitas importir jalur hijau dari

penyalahgunaan identitas oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab”

5. Topik Kajian mengenai “Integrasi profiling pengguna usaha sebagai modal utama

penerapan pelayanan berbasis risiko”.

Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai

1. Kajian mengenai “Pelayanan dan Pengawasan Lalu Lintas Barang Melalui

Perbatasan Darat. Studi Kasus: Perbatasan Darat Nanga Badau”(selesai)

2. Kajian mengenai “Pajak Rokok, Cukai, dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau” (selesai)

3. Topik Kajian mengenai “Sistem monitoring penerimaan DJBC”

4. Topik Kajian mengenai “Optimalisasi Pemeriksaan Pabean Melalui Efisiensi dan

Efektivitas Pemeriksaan Fisik”.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

31

BC-4.2 Persentase Penyelesaian Perancangan Dan Legalisasi Peraturan

Pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai

Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan

UU Kepabeanan dan UU Cukai adalah perbandingan antara jumlah penyelesaian

rancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai yang

selesai dibuat dibandingkan dengan target yang direncanakan. Rancangan adalah

konsep peraturan yang telah final pembahasannya di DJBC dan telah diajukan ke

Kementerian Keuangan untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan legalisasi adalah

peraturan yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang baik Direktur Jenderal,

Menteri Keuangan atau Pejabat lain yang berwenang.

Target pada tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan sebanyak 31

rancangan dan legalisasi peraturan. Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak 43

peraturan dan rancangan peraturan (1 Peraturan Menteri Keuangan, 10 Rancangan

Peraturan Menteri Keuangan, 10 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, 10

Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, 4 Keputusan Direktur Jenderal

Bea dan Cukai, 2 Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan 6 Surat Edaran

Direktur Jenderal Bea dan Cukai) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 14:

Data Rancangan dan Legalisasi Peraturan

No Periode Realisasi

1 Januari dan

Februari

a. RPDJBC tentang Tata laksana pemberitahuan manifest kedatangan sarana pengangkut & manifest keberangkatan sarana pengangkut dalam rangka pengangkutan barang impor dan barang ekspor ke dan dari kawasan pabean atau kawasan pelayanan pabean terpadu

b. RPDJBC tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan c. RPDJBC tentang Tatalaksana Pemberian PPNDTP atas impor barang untuk barang usaha hulu eksplorasi minyak dan gas bumi serta kegiatan usaha eksplorasi panas bumi untuk tahun anggaran 2011

d. RPMK tentang Registrasi Kepabeanan e. SE Dirjen tentang Komunikasi dan Publikasi di Lingkungan DJBC f. RPDJBC tentang Sertifikasi Auditor g. RPDJBC tentang Audit h. RPDJBC tentang Tatacara pengajuan dan penyelesaian keberatan di bidang kepabeanan

i. RPMK tentang Penagihan Cukai. 2 Maret a. SE Dirjen tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Piutang

b. Kepdirjen tentang Pelimpahan wewenang kepada Direktur Teknis Kepabeanan, Direktur Fasilitas, Direktur PPKC, Kepala KPU BC, dan Kepala KPPBC untuk dan atas nama Dirjen, membuat dan menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Atas Nama Menteri Tentang Pemberian Izin Penggunaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan

c. RPDJBC tentang Tata Cara Pendirian dan Tatalaksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan Berikat

d. INS DJBC tentang Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan Pengguna Jasa dalam kegiatan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

32

No Periode Realisasi

e. RPDJBC tentang Penyampaian secara Penuh (Mandatory) Peralihan Pelayanan dan PengawasanKITE dari Kantor Wilayah DJBC Jakarta ke Kanwil DJBC Banten

f. RPMK tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang Yang Dikuasai Negara, dan Barang Yang Menjadi Milik Negara.

3 April a. Peraturan Menteri Keuangan nomor 24/PMK.04/2011, tentang Tatacara Penagihan di Bidang Cukai

b. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-7/BC/2011, tentang Tatacara pemungutan cukai etil alkohol, MMEA, dan Konsentrat Mengandung EA

c. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Impor Sementara d. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai

e. SE-5/BC/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

f. Instruksi Direktur Jenderal nomor INS-3/BC/2011, tentang Penelitian Dalam Rangka Pemberian Izin Penggunaan Jaminan Perusahaan (Coorporate Guarantee).

4 Mei a. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 Tentang Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor

b. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-66/BC/2011 (Perubahan KEP-33/BC/2010 Tentang Pelimpahan Wewenang Untuk dan Atas Nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kepala Kantor Wilayah DJBC, Kepala KPU BC, dan Kepala KPPBC

c. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-71/BC/2011 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Direktur Teknis Kepabeanan, Direktur Audit, Kepala Kanwil DJBC dan Kepala KPU BC Untuk dan Atas Nama Dirjen Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Surat Penetapan Kembali Perhitungan Bea Keluar

d. PER-18/BC/2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-2/BC/2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan

e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 4/BC/2011 tentang Pengawasan MMEA Tradisional sebagai BKC yang tidak dipungut cukai.

5 Juni Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-23/BC/2011, tentang Tatacara Rekonsiliasi Penerimaan Pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

6 Juli Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, Serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai.

7 Agustus Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.04/2009 tentang Penundaan Pembayaran Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pelekatan Pita Cukai.

8 September Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Perubahan Kedua Peraturan Direktur Jenderal Nomor: 22/BC/2009 tentang Pemberitahuan Pabean Impor.

9 Oktober Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Premi. 10 November Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Audit Kepabeanan dan Audit

Cukai. 11 Desember a. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tata Cara

Pangangsuran dan penyelesaian permohonan pembayaran tagihan utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi.

b. PER-19/BC/2011 tentang Pemindahlekatan Pita Cukai Hasil Tembakau; c. PER-20/BC/2011 tentang Pemindahlekatan Pita Cukai MMEA; d. PER-48/BC/2011 tentang Desain Pita Cukai Hasil Tembakau dan Minuman

Mengandung Etil Alkohol; e. PER-49/BC/2011 tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai; f. PER-52/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan

Pengangsuran Pembayaran Tagihan Utang Cukai yang Tidak Dibayar pada Waktunya, Kekurangan Cukai, dan / atau Sanksi Administrasi Berupa Denda di Bidang Cukai;

g. PER-53/BC/2011 tentang Tata Cara Tidak Dipungut Cukai;

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

33

No Periode Realisasi

h. PER-54/BC/2011 tentang Tata Cara Penimbunan, Pemasukan, Pengeluaran, dan Pengangkutan Barang Kena Cukai;

i. KEP-33/BC/2011 tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Pita Cukai yang Sudah Tidak Terpakai pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea danCukai;

j. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-14/BC/2011 tentang Pelayanan Pita Cukai Terkait Pergantian Tahun Anggaran;

k. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-15/BC/2011 tentang Perbaikan Data pada Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi (SAC-S) Hasil Tembakau.

Capaian pada tahun 2011 sebanyak 43 rancangan dan legalisasi peraturan

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010 sebanyak 58

rancangan dan legalisasi peraturan. Berikut perbandingan capaian tahun 2010 dan

2011 :

Tabel 15:

Perbandingan Penyelesaian Rancangan dan Legalisasi Peraturan

Tahun Jumlah

Penyelesaian Rincian Rencana % Capaian Target

2010 58 1 PP, 25 RPMK, 29

RPDJBC, 1 KEPDJBC, 1 SE, dan 1 INS

44 131% 75%

2011 43

1 PMK, 10 RPMK, 10 PerDirjen, 10 RPDJ,

4 Kepdirjen, 2 Instruksi, dan 6 SE

DJBC

31 138,71% 75%

BC-4.3 Persentase Rumusan Kebijakan Kerjasama Internasional Di Bidang

Kepabeanan Yang Sesuai Dengan Standar Internasional

Rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai

dengan standar internasional adalah rumusan yang berisi kajian atas inisiatif

kerjasama internasional di bidang kepabeanan ataupun berupa tindak lanjut kerjasama

internasional. Rumusan dimaksud dapat berupa posisi DJBC baik menyetujui ataupun

mempertimbangkan inisiatif kerjasama internasional di bidang kepabeanan maupun

berupa tindak lanjut kerjasama internasional.

Capaian IKU ini dihitung dengan membandingkan antara rumusan kebijakan

yang dihasilkan dengan rencana rumusan kebijakan yang akan dibuat. Rencana

rumusan yang diselesaikan pada tahun 2011 sebanyak 7 (tujuh) rumusan, s.d. bulan

Desember 2011 telah terealisasi sebanyak 9 (sembilan) rumusan sebagai berikut:

1. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur Jenderal kepada Menteri

Keuangan dan Korea Customs Service (KCS) tentang Posisi Indonesia dan Agenda

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

34

Pertemuan serta Agreed Minutes dalam the 1st Bilateral Meeting antara DJBC dan

KCS.

2. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Position Paper dari Direktur Jenderal kepada

PTRI Jenewa dan Kementerian Perdagangan pada Sidang Negotiating Group on

Trade Facilitation (NGTF) antara:

a. Position Paper DJBC atas Komunikasi China Terkait Draft Terbaru Post

Clearance Audit / Customs Audit

b. Position Paper DJBC atas Draft Consolidated Text Negotiating Group on Trade

Facilitation revisi ke-7 (TN/TF/W/165/rev.7).

3. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri

Keuangan mengenai Rencana Penandatanganan draft Protocol 2 tentang

Designated of Frontier Post dan Protocol 7 tentang The ASEAN Customs Transit

System (ACTS).

4. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur Jenderal kepada Mr. Arjun

Goswami, Director of Regional Cooperation and Operations Coordination Division of

Southeast Asia Department of ADB mengenai Survey on Rate of Errors/Ommisions

by Private Sector in BIMP-EAGA Priority Entry Points.

5. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri

Keuangan mengenai Usulan Posisi Nasional atas Rencana Pemberlakuan Skema

Self Certification.

6. Rumusan kebijakan terkait kerja sama regional di tingkat APEC berbentuk surat dari

Direktur Jenderal kepada Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI

mengenai Masukan dan usulan DJBC untuk posisi nasional atas APEC Self

Certification dan FTA terkait Skema APEC.

7. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Direktur

Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional mengenai Penyampaian kesiapan

DJBC dalam Implementasi Second Protocol to Amend the Agreement on Trade in

Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation

ASEAN-China.

8. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri

Keuangan mengenai Laporan Perkembangan Rencana Penerapan Skema Self

Certification dalam Kerangka ASEAN Trade In Goods (ATIGA).

9. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Direktur

Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan

mengenai Pembahasan materi ROO untuk menghadapi perundingan IE-CEPA

putaran ke - 4.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

35

Walaupun secara keseluruhan capaian IKU rumusan kebijakan kerjasama

internasional pada tahun 2011 telah melampaui target yang telah ditetapkan. Namun

dalam pencapaian target terdapat kendala yang dihadapi yaitu rumusan kebijakan

yang dihasilkan tidak seluruhnya sesuai dengan yang direncanakan karena adanya

perubahan isu kerja sama internasional yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan.

Oleh karena itu capaian rumusan kebijakan tersebut diperluas, yang juga mencakup

seluruh rumusan kebijakan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yang dicapai

pada tahun 2011.

Capaian pada tahun 2011 sebanyak 9 rumusan dari 7 rumusan kebijakan yang

direncanakan meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010 sebanyak 3

rumusan dari 4 rumusan yang direncanakan. Berikut perbandingan capaian tahun

2010 dan 2011 :

Tabel 16:

Perbandingan Penyelesaian Rumusan Kebijakan Kerjasama Internasional

di Bidang Kepabeanan

Tahun Jumlah

Penyelesaian Rencana % Capaian Target

2010 3 4 75% 75%

2011 9 7 128,57% 75%

SS BC-5 PELAYANAN PRIMA DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI

Pelayanan prima di bidang

kepabeanan dan cukai

adalah pelaksanaan tugas

pelayanan di bidang

kepabeanan dan cukai

dengan mengutamakan

kepentingan pengguna

layanan (stakeholder) dan

mengacu kepada standar

waktu layanan. Capaian

sasaran strategis pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2011

sebesar 109,29%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

36

BC-5.1 Rata-Rata Persentase Realisasi Dari Janji Layanan Unggulan

Janji layanan unggulan adalah standar prosedur operasi yang disusun dan

diimplementasikan dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal dengan limit waktu

tertentu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK/2010 tentang

Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Kementerian Keuangan.

Pada tahun 2011 capaian IKU Janji Layanan Unggulan DJBC diukur dari 6

(enam) jenis layanan yaitu Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai MMEA Asal

Impor (P3C MMEA), Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur MITA

Prioritas, Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur Hijau, Pelayanan

Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Awal Secara

Elektronik, Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C)

Pengajuan Tambahan Secara Elektronik, Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil

Tembakau (CK-1) Secara Elektronik.

Data capaian kinerja janji layanan unggulan untuk tahun 2011 sebagaimana

tabel di bawah ini :

Tabel 17 :

Capaian Kinerja Layanan Unggulan

No Janji layanan unggulan PIC

S.d. Bulan Desember

Jumlah

Dokumen

Memenuhi Target

Dokumen %

1 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita

Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA)

[11 (sebelas) hari kerja]

Dit. Cukai

203 203 100,00%

2 Pelayanan Penyelesaian Barang Impor

untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas

[20 (dua puluh) menit]

KPU Priok

109593 109589 99,996%

3 Pelayanan Penyelesaian Barang Impor

untuk Dipakai Jalur Hijau

[30 (tiga puluh) menit]

242116 242099 99,993%

4 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita

Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan

Awal Secara Elektronik

[1 (satu) jam]

KPPBC

Kudus

1342 1341 99,925%

5 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita

Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan

Tambahan Secara Elektronik [1 (satu)

jam]

849 849 100,00%

6 Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil

Tembakau (CK-1) Secara Elektronik [20

(dua puluh) menit]

7217 7188 99,598%

TOTAL 361.320 361.269 99,92%

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

37

Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian untuk janji layanan unggulan

secara keseluruhan adalah sebesar 99,92% dari target yang ditetapkan sebesar 100%.

Dari data capaian tersebut jumlah dokumen yang tidak mencapai target waktu janji

layanan adalah 51 dari total 361.320 dokumen (0,01%).

Faktor penyebab tidak tercapainya beberapa dokumen sesuai janji layanan

antara lain disebabkan oleh :

a. Faktor yang di luar kontrol DJBC yaitu diperlukannya waktu untuk menunggu

konfirmasi dari pihak bank pada saat verifikasi dokumen di mana hal tersebut di luar

jangkauan sistem Bea dan Cukai;

b. Pemeliharaan server yang dilakukan secara rutin yang mengharuskan server untuk

dimatikan;

c. Adanya perbaikan/pergantian hardware sistem yang rutin maupun dalam hal force

majeure.

Langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk mengoptimalkan capaian kinerja

layanan unggulan yaitu :

a. Meningkatkan koordinasi internal antara unit yang mempunyai tugas di bidang IT

dengan Kantor Pelayanan;

b. Melakukan pembinaan secara personal kepada para pegawai untuk mencegah

terhambatnya pelayanan terhadap dokumen.

BC-5.2 Persentase Realisasi Dari Janji Layanan Pendukung

Realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu selain layanan unggulan yang

diukur oleh DJBC pada tahun 2011 adalah Janji Layanan Pendukung. Janji layanan

pendukung adalah standar prosedur operasi yang disusun dan diimplementasikan

dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal dengan limit waktu tertentu

berdasarkan Standar Operasi Prosedur (Standard Operating Procedure) yang

ditetapkan oleh masing-masing unit pemberi layanan.

Capaian janji layanan pendukung diukur dari 7 (tujuh) jenis layanan yaitu

Pelayanan Ekspor, Pelayanan PEC (Pre Entry Classification)/PKSI, Pelayanan

Penggunaan tarif dalam rangka USDFS, Pelayanan Pemberian Pembebasan BM atas

Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal,

Sosial, Kebudayaan, atau untuk Kepentingan Penanggulangan Bencana Alam,

Pelayanan Pembebasan BM atas Impor Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak

dan Gas Bumi serta Panas Bumi, Pelayanan Pemberian Perijinan Kawasan Berikat

(KB), Pelayanan Registrasi Kepabeanan.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

38

Data capaian kinerja janji layanan pendukung pada tahun 2011 sebagaimana

tabel di bawah ini :

Tabel 18 :

Capaian Kinerja Layanan Pendukung

No Janji layanan pendukung PIC

S.d. Bulan Desember

Jumlah

Dokumen

Memenuhi Target

Dokumen %

1 Pelayanan Ekspor [1 (satu) jam] KPU Priok 680071 679334 99,89%

2 Pelayanan PEC / PKSI

Dit. Teknis

172 149 86,63%

Standar waktu penetapan klasifikasi barang :

a. 1-5 item barang : 7 hari kerja

b. 5- 10 item barang : 10 hari kerja

c. > 10 item barang : Sesuai kebutuhan

3 Pelayanan Penggunaan tarif dalam rangka

USDFS dengan standar waktu [5 (lima) hari

kerja]

102 96 94,12%

4 Pelayanan Pemberian Pembebasan BM atas

Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk

Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal, Sosial,

Kebudayaan, atau untuk Kepentingan

Penanggulangan Bencana Alam

Dit. Fasilitas

37 35 94,59%

[14 (empat belas) hari kerja]

5 Pelayanan Pembebasan BM atas Impor

Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak

dan Gas Bumi serta Panas Bumi [14 (empat

belas) hari kerja]

105 105 100,00%

6 Pelayanan Pemberian Perijinan Kawasan

Berikat (KB) [30 (tiga puluh) hari kerja] 169 169 100,00%

7 Pelayanan Registrasi Kepabeanan

Dit. IKC 35897 32016 89,19% Batas waktu yang berlaku saat ini : adalah 45

hari untuk registrasi PPJK/P-22/BC/2007 dan

30 hari untuk registrasi importir / P-

34/BC/2007.

TOTAL 94,92%

Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian untuk janji layanan pendukung

secara keseluruhan adalah sebesar 94,92% dari target yang ditetapkan sebesar 80%.

Meskipun secara keseluruhan realisasi janji pelayanan pendukung telah memenuhi

target yang telah ditetapkan, akan tetapi masih ada beberapa kendala yang dihadapi

dalam pencapaian janji pelayanan khususnya di Direktorat Teknis Kepabeanan yaitu :

a. Jumlah barang yang diminta penetapan cukup banyak dan terkadang data yg

diajukan oleh pemangku kepentingan belum lengkap;

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

39

b. Belum adanya database analisa terhadap barang yang diajukan Penetapan

Klasifikasi Barang Sebelum Impor (PKSI) maupun USDFS

Saat ini dalam menetapkan klasifikasi barang masih ada kemungkinan pegawai

tidak sesuai penetapannya / tidak konsisten dengan hasil penetapan yang lalu untuk

barang yang sama, karena belum lengkapnya database mengenai Penetapan

Klasifikasi Sebelum Impor.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menindaklanjuti kendala yang dihadapi

dalam pencapaian target pada tahun 2011 yaitu :

a. Penegasan persyaratan untuk permohonan penetapan nilai pabean dan klasifikasi

barang, agar berkas pengajuan diterima oleh petugas dalam keadaan data telah

lengkap dan benar;

b. Pada tahun 2011 sudah disusun database PKSI namun belum termasuk

hasil/proses analisa identifikasi dan klasifikasi dari pemeriksa dan pada tahun 2012

direncanakan akan dibuat database USDFS

Diharapkan dengan penyusunan database tersebut dapat menunjang kelancaran

pelaksanaan tugas dan menjamin konsistensi pegawai dalam menetapkan

klasifikasi barang.

SS BC-6 EDUKASI YANG EFEKTIF KEPADA MASYARAKAT DAN PELAKU

EKONOMI

Edukasi kepada

masyarakat dan pelaku

ekonomi bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman

masyarakat dan pelaku

ekonomi atas peraturan

dan perundang-undangan

yang berlaku di bidang

kepabeanan dan cukai

yang pada akhirnya akan memperlancar proses pelayanan di bidang kepabeanan dan

cukai.

Capaian sasaran strategis edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku

ekonomi pada tahun 2011 sebesar 115,51%. Capaian tersebut diperoleh dari

pencapaian IKU :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

40

BC-6.1 Tingkat Efektivitas Edukasi Dan Komunikasi

Efektivitas edukasi dan komunikasi merupakan bentuk pengukuran tingkat

keberhasilan peserta (stakeholders) dalam hal pemahaman substansi/materi yang

disampaikan melalui pelatihan/sosialisasi yang dilaksanakan. Penilaian efektivitas

edukasi dan komunikasi didasarkan pada sebaran kuesioner terhadap peserta

sosialisasi. Objek penilaian dalam kuesioner meliputi 6 (enam) objek yaitu:

1) Materi yang disampaikan lengkap dan komprehensif;

2) Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan;

3) Penyaji menguasai materi yang disampaikan;

4) Penyaji dapat menyampaikan materi dengan baik;

5) Tempat, sarana, dan prasarana memadai;

6) Secara umum sosialisasi ini sudah efektif.

Survey yang dilakukan tersebut untuk mengukur Indeks Efektivitas Edukasi dan

Komunikasi dalam skala 1-100, dengan keterangan sebagai berikut :

� 0 ≤ x ≤ 20 = tidak efektif

� 20 < x ≤ 40 = kurang efektif

� 40 < x ≤ 60 = cukup efektif

� 60 < x ≤ 80 = efektif

� 80 < x ≤ 100 = sangat efektif.

Tabel 19 :

Data Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi Per Bulan

No Periode

Pelaporan

Jumlah Kegiatan Edukasi

dan Komunikasi Yang

Dilakukan

Rata2 Indeks Efektivitas

Edukasi dan Komunikasi

(skala 1-100)

1 Januari 7 76,74

2 Februari 9 76,79

3 Maret 4 77.98

4 April 3 81,82

5 Mei 1 87,41

6 Juni 12 80,78

7 Juli 2 84,25

8 Agustus 1 81,39

9 September - -

10 Oktober 9 81,57

11 November 7 80,71

12 Desember 1 79,98

Total s.d. Desember 56 80,86

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

41

Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi pada tahun 2011 sebesar 80,86

telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 70. Namun jika dibandingkan dengan

capaian pada tahun 2010 sebesar 82,85 mengalami penurunan. Walaupun demikian

persepsi kumulatif (rata-rata) stakeholder terhadap efektifitas edukasi dan komunikasi

yang dilaksanakan oleh DJBC untuk sosialisasi pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

secara umum sosialisasi yang dilaksanakan SANGAT EFEKTIF. Perbandingan

capaian IKU dari tahun 2010 s.d. 2011 adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 20 :

Perbandingan Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi

Tahun Rata-rata Indeks (skala 1-100)

Target

2010 82,85 60

2011 80,86 70

SS BC-7 KEGIATAN PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Penindakan di bidang

kepabeanan dan cukai

adalah kegiatan

pengawasan yang

dilakukan dalam rangka

memastikan dipenuhinya

ketentuan peraturan

perundang-undangan di

bidang kepabeanan dan

cukai.

Penyidikan merupakan tindak lanjut temuan kegiatan penindakan yang mempunyai

indikasi pelanggaran tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai.

Capaian sasaran strategis kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang

kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan

perlindungan masyarakat pada tahun 2011 sebesar 156,63%. Capaian tersebut

diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

42

BC-7.1 Persentase Hasil Penyidikan Yang Dinyatakan Lengkap Oleh Kejaksaan (P21)

Pada tahun 2011 indikator pengukuran akurasi penyidikan kasus tindak pidana

kepabeanan dan cukai mengalami perubahan jika dibandingkan dengan indikator pada

tahun 2009 dan 2010 yang mengukur sampai dengan tahap penyerahan berkas ke

Kejaksaan (P-19 dan P-21).

Capaian kinerja untuk tahun 2011 diperoleh dengan membandingkan jumlah

Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang merupakan bukti telah

dimulainya penyidikan oleh PPNS DJBC dengan jumlah berkas perkara yang telah P-

21 (P21 adalah dokumen instansi kejaksaan sebagai penilaian kelengkapan

penyidikan yang dilakukan penyidik DJBC). Berikut perbandingan capaian dari tahun

2009 s.d 2011 :

Tabel 21:

Perbandingan Capaian IKU P21 Selama 3 Tahun Terakhir

Tahun ∑ PDP P-21 &

P-19 % Target

2009 222 162 72.97% 40%

2010 184 138 75% 50%

2011 121 96 79,34% 50%

Pada tahun 2011, penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai

yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan ditargetkan sebesar 50%. Sampai dengan

bulan Desember 2011 realisasinya telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu

sebesar 79,34%, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

43

Tabel 22:

Capaian IKU P21

No Kantor S.d. Desember

Target 2011 ∑ PDP P-21 %

1 Direktorat P2 6 5 83,33

50%

2 NAD 1 0 0

3 Sumut 17 15 88,24

4 Riau & Sumbar 2 1 0

5 Khusus Kepri 20 16 80

6 Sumbagsel 1 1 100

7 Banten 5 2 40

8 Jakarta 11 11 100

9 Jabar 2 1 50

10 Jateng & DIY 10 8 80

11 Jatim I 6 4 66,67

12 Jatim II 11 9 81,82

50%

13 Bali, NTB & NTT 4 2 50

14 Kalbagbar 6 6 100

15 Kalbagtim 3 0 0

16 Sulawesi 5 4 80

17 MPP 1 1 100

18 KPU Batam 1 1 100

19 KPU Tg. Priok 9 9 100

TOTAL 121 96 79,34

Kegiatan penyidikan pada tahun 2011 mencapai 121 kasus. Dari 121 kasus

yang dilakukan penyidikan, 96 kasus telah diserahkan ke kejaksaan dengan status P-

21. Berikut rincian dari 121 kasus tersebut :

� penyidikan tindak pidana kepabeanan sebanyak 69 kasus, dengan rincian :

- 54 kasus telah dinyatakan lengkap oleh JPU (P-21),

- 1 kasus penghentian penyidikan (SP3),

- 4 kasus dinyatakan belum lengkap (P-19),

- 2 kasus pengiriman berkas perkara (Tahap I) dan

- 8 kasus dalam proses pemeriksaan.

� penyidikan tindak pidana cukai sebanyak 52 kasus, dengan rincian :

- 42 kasus telah dinyatakan lengkap oleh JPU (P-21),

- 1 kasus dinyatakan belum lengkap (P-19),

- 2 kasus pengiriman berkas perkara (Tahap I) dan

- 7 kasus dalam proses pemeriksaan.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

44

Walaupun pada tahun 2011 capaian IKU ini dapat melampaui target yang

ditetapkan. Akan tetapi dalam pelaksanaan penyidikan terdapat beberapa kendala

yang dihadapi yang mana kendala-kendala tersebut akan sangat berpotensi

menghambat kinerja proses penyidikan pada tahun-tahun mendatang yaitu :

1. Kurangnya tenaga PPNS DJBC yang terampil, yang antara lain disebabkan karena :

a. Pihak Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) sebagai satu-satunya institusi yang

memiliki wewenang menyelenggarakan pendidikan PPNS tidak lagi membuka

kesempatan bagi DJBC untuk mengirimkan pegawainya mengikuti Diklat PPNS.

Hal ini disebabkan karena POLRI berpendapat bahwa dalam proses

pemberkasan perkara suatu kasus DJBC harus bekoordinasi dengan POLRI dan

tidak boleh langsung ke Kejaksaan. Sedangkan selama ini proses yang berjalan

adalah DJBC langsung berkoordinasi dengan kejaksaan dan hal ini juga

didukung oleh pihak kejaksaan itu sendiri yang menegaskan bahwa perkara

terkait kepabeanan dan cukai dapat langsung ke kejaksaan.

b. Adanya perubahan persyaratan administrasi untuk mengikuit pendidikan PPNS

yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, yang mempersyaratkan

calon peserta diklat PPNS dengan pangkat minimal III/a dan telah memiliki ijazah

S1.

2. Jumlah penyidik yang relatif sedikit, khususnya untuk kualifikasi Pelaksana. Banyak

Penyidik yang telah menduduki jabatan Struktural serta telah tersebar ke seluruh

Indonesia serta penyebaran tenaga PPNS yang tidak merata dan proporsional

dengan beban penyidikan pada masing-masing kantor DJBC.

3. Belum adanya kesepahaman dengan instansi penegak hukum lain di beberapa

daerah berkaitan dengan pelaksanaan penegakan hukum Kepabeanan dan Cukai.

BC-7.2 Persentase Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan penindakan pelanggaran

kepabeanan dan cukai. Pelanggaran merupakan pelanggaran di bidang kepabeanan

dan cukai yang dilakukan penindakan oleh petugas bea dan cukai. Temuan

pelanggaran merupakan temuan pelanggaran di bidang kepabeanan dan cukai yang

mengakibatkan sanksi administrasi, penetapan barang dikuasai negara atau barang

milik negara, rekomendasi audit dan penyidikan, dan/atau diserahkan kepada instansi

terkait.

Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai di seluruh Indonesia

dari bulan Januari s.d Desember 2011 sebanyak 3.378 kasus dan yang menghasilkan

temuan sebanyak 2.851 kasus, sehingga tingkat capaiannya sebesar 84,40%.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

45

Tabel 23:

Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai

NO Kantor Jumlah Penin dakan

Menghasilkan Temuan

Jumlah Tindak Lanjut Temuan Hasil Penindakan %

Capaian Target

SA BDN atau BMN

Audit Penyidikan

Pelimpahan ke Intansi lain Terkait

1 Direktorat P2 44 24 4 5 0 15 0 54,55%

55%

2 NAD 11 10 1 6 0 1 2 90,91% 3 Sumut 335 248 136 51 0 32 29 74,03% 4 Riau dan Sumbar 70 39 3 26 0 2 8 55,71% 5 Kepulauan Riau 24 14 0 0 0 14 0 58,33% 6 Sumbagsel 68 60 8 45 0 5 2 88,24% 7 Banten 434 407 27 291 0 4 85 93,78% 8 Jakarta 157 156 12 140 0 3 1 99,36% 9 Jawa Barat 343 266 64 189 0 0 13 77,55%

55%

10 Jateng dan DIY 317 289 23 236 1 15 14 91,17% 11 Jawa Timur I 296 234 91 129 0 5 9 79,05% 12 Jawa Timur II 205 190 143 25 0 22 0 92,68% 13 Bali, NTB, dan NTT 173 144 72 50 0 10 12 83,24% 14 Kalbagbar 89 72 3 22 0 2 45 80,90% 15 Kalbagtim 102 86 19 60 0 2 5 84,31% 16 Sulawesi 66 60 4 48 0 6 2 90,91% 17 MPP 8 8 4 0 0 2 2 100,00% 18 KPU Batam 101 86 17 44 0 13 12 85,15% 19 KPUTg. Priok 535 458 167 87 1 177 26 85,61%

Total 3378 2851 798 1454 2 330 267 84,40%

Capaian pada tahun 2011 sebesar 84,40% meningkat jika dibandingkan

dengan capaian tahun 2010 sebesar 67,20%. Berikut perbandingan capaian tahun

2010 dan 2011 :

Tabel 24:

Perbandingan Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai

2 Tahun Terakhir

Tahun ∑ Penin dakan

∑ Temuan

∑ Tindak Lanjut Temuan %

Capaian Target

SA BDN atau BMN

Audit Penyidikan Pelimpahan ke Intansi lain Terkait

2010 3.680 2.473 715 1.254 0 260 244 67,20% 50%

2011 3.378 2.851 798 1.454 2 330 267 84,40% 55%

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

46

Program kerja yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 dalam rangka

meningkatkan tingkat keberhasilan penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai

antara lain :

1. Melakukan asistensi kegiatan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai pada

beberapa kantor seperti Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, Kanwil DJBC Jawa

Tengah dan D.I. Yogyakarta, Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Barat,

Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur, Kantor Wilayah DJBC Sulawesi,

KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung, KPPBC Tipe B Bojonegoro;

2. Melakukan pengolahan data laporan penindakan dan perkembangan penanganan

perkara dari Kantor Wilayah DJBC, Kantor Pelayanan Utama DJBC dan KPPBC.

SS BC-8 KEGIATAN AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF

Kegiatan audit di bidang kepabeanan dan cukai

yang dilakukan secara efektif diharapkan dapat

mencegah tax evasion dan meningkatkan

kepatuhan wajib kepabeanan dan cukai. Capaian

sasaran strategis kegiatan audit kepabeanan dan

cukai yang efektif pada tahun 2011 sebesar

153,82%. Capaian tersebut diperoleh dari

pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :

BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit Yang Diselesaikan

Laporan Hasil Audit (LHA) adalah laporan atas kegiatan audit yang telah

dilaksanakan sesuai dengan surat tugas. Penetapan IKU ini dimaksudkan untuk

mendorong efektivitas pelaksanan kegiatan audit kepabeanan dan cukai melalui

pengukuran jumlah LHA yang diselesaikan. Sampai dengan bulan Desember tahun

2011 telah diselesaikan sebanyak 569 LHA dari 300 LHA yang ditargetkan untuk

selesai pada tahun 2011. Berikut rincian jumlah penyelesaian LHA pada tahun 2011 :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

47

Tabel 25:

Data Jumlah Penyelesaian LHA

No Kantor ∑ LHA atas ST

DROA Target

1 NAD 5

300

2 Sumut 31

3 Riau dan Sumbar 29

4 Kepri 19

5 Sumbangsel 20

6 Banten 17

7 Jakarta 38

8 Jabar 67

9 Jateng dan DIY 50

10 Jatim I 24

11 Jatim II 31

12 Bali, NTB, dan NTT 28

13 Kalbagbar 23

14 Kalbagtim 24

15 Sulawesi 12

16 Maluku, Papua, dan Papua Barat 17

17 KPU Tg Priok 43

18 KPU Batam 15

19 Direktorat Audit 76

TOTAL 569

BC-8.2 Persentase Hasil Audit Berupa Tambah Bayar

Pada tahun 2011, efektivitas pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai selain

diukur dari penyelesaian jumlah LHA juga diukur dari jumlah hasil audit yang

mengakibatkan tambah bayar. Capaian kinerja IKU ini dihitung dengan

membandingkan antara jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang dilakukan

dengan jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang mengakibatkan tambah

bayar, yaitu pelaksanaan audit yang mendapatkan adanya temuan yang berakibat

terjadinya tambah bayar dari auditee berupa tambah bayar BM, BK, Cukai ataupun

sanksi administrasi.

Sampai dengan Desember 2011, dari sejumlah 569 pelaksanaan audit yang

dilaksanakan berdasarkan ST DROA sejumlah 537 audit mendapatkan adanya temuan

yang berakibat terjadinya tambah bayar dengan total tagihan sebanyak Rp 1.173,99

milyar. Berikut rincian jumlah audit yang mengakibatkan tambah bayar :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

48

Tabel 26:

Data Hasil Audit Yang Menghasilkan Tambah Bayar

No Kantor

∑ Audit

berdasarkan

DROA

∑ Audit DROA

yang

mengakibatkan

tambah bayar

% Hasil audit

berupa

tambah

bayar

Tagihan Audit

1 NAD 5 5 100,00% Rp658.781.708

2 Sumut 31 30 96,77% Rp16.207.482.000

3 Riau dan Sumbar 29 28 96,55% Rp26.315.894.368

4 Kepri 19 18 94,74% Rp14.309.630.572

5 Sumbangsel 20 18 90,00% Rp8.620.891.065

6 Banten 17 16 94,12% Rp18.092.800.171

7 Jakarta 38 35 92,11% Rp224.088.197.411

8 Jabar 67 67 100,00% Rp229.391.455.645

9 Jateng dan DIY 50 46 92,00% Rp2.380.478.000

10 Jatim I 24 24 100,00% Rp5.356.546.000

11 Jatim II 31 30 96,77% Rp1.183.671.616

12 Bali, NTB, dan NTT 28 24 85,71% Rp35.576.026.651

13 Kalbagbar 23 19 82,61% Rp3.956.696.601

14 Kalbagtim 24 21 87,50% Rp29.904.240.111

15 Sulawesi 12 11 91,67% Rp6.391.489.080

16 Maluku, Papua, dan Papua Barat

17 16 94,12% Rp1.411.820.673

17 KPU Tg Priok 43 41 95,35% Rp109.698.832.000

18 KPU Batam 15 15 100,00% Rp3.908.435.000

19 Direktorat Audit 76 73 96,05% Rp436.544.806.920

TOTAL 569 537 94,38% Rp1.173.998.175.592

SS BC-9 PEMBENTUKAN SDM YANG BERKOMPETENSI DAN BERKINERJA

TINGGI

Pengembangan dan pembinaan SDM

bertujuan untuk meningkatkan integritas

dan kompetensi SDM DJBC sehingga

dalam melaksanakan kewajiban/tugas

berpedoman pada prinsip Good

Governance. Capaian sasaran strategis

pembentukan SDM yang berkompetensi

dan berkinerja tinggi pada tahun 2011

sebesar 100,34%. Capaian tersebut

diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

49

BC-9.1 Persentase Pejabat Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi

Jabatannya

Dalam rangka untuk menilai Job Person Match, yaitu indeks kesesuaian antara

kompetensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan, dilakukan Assessment Test

kepada pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan. Standar Kompetensi Jabatan

adalah jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan

tugas suatu jabatan. Target yang ditetapkan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 80% dari

jumlah pejabat di lingkungan DJBC yang mengikuti Assessment Center mempunyai

kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatannya (indeks kesesuaian min

72%).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor: 47/PMK.01/2008 tentang

Assessment Center Departemen Keuangan, DJBC telah melaksanakan assessment

center bagi pejabat eselon IV, Pejabat Fungsional setingkat eselon IV, eselon V serta

pelaksana di lingkungan DJBC. Sedangkan pelaksanaan assessment center bagi

pejabat eselon II dan III dikelola oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan c.q.

Biro Sumber Daya Manusia.

Tabel 27:

Data Hasil Assessment Center

No Eselon Jumlah

Pejabat *)

Jumlah Pejabat yang

telah mengikuti AC

dan sudah diketahui

hasilnya

Jumlah

pejabat yang

memenuhi

JPM minimal

72%

Persentase

pejabat yang

memenuhi

JPM minimal

72%

TARGET

1 II 30 30 27 90%

80%

2 III 206 199 178 89%

3 IV dan PFPD 1236 1236 973 79%

TOTAL 1472 1465 1178 80,41

Ket: *) Tidak termasuk pejabat yang sedang menduduki jabatan di luar DJBC (BPPK dan Kedubes)

Sebanyak 1465 pejabat dari total 1472 pejabat di lingkungan DJBC telah

mengikuti Assesssment Center dan yang memenuhi kualifikasi kesesuaian kompetensi

jabatan minimal 72% sebanyak 1178 pejabat atau sebesar 80,41%. Dibandingkan

dengan tahun 2010 capaian tersebut mengalami peningkatan. Berikut perbandingan

capaian tahun 2010 dan 2011 :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

50

Tabel 28:

Perbadingan Hasil Assessment Center 2 Tahun Terakhir

Tahun Σ pejabat yang memenuhi

JPM minimal 70% Σ Pejabat Eselon II s.d. IV

yang mengikuti AC %

Realisasi Target

2010 717 912 78,62% 80%

2011 1178 1465 80,41% 80%

Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian

target pada tahun 2011 antara lain :

1. Pelaksanaan feedback dan konseling bagi pejabat eselon III dan IV atas hasil

assessment center.

2. Melakukan kegiatan coaching & conseling dengan melibatkan atasan yang

bersangkutan untuk memberikan bimbingan.

3. Melakukan re-assessment test terhadap pejabat yang JPM-nya di bawah target.

BC-9.2 Jumlah Pegawai Yang Diberikan Penghargaan

Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan adalah jumlah pegawai DJBC

yang diberikan penghargaan dengan kriteria luar biasa dan amat baik terkait dengan

prestasi pada bidang tugasnya. Pemberian penghargaan mengacu pada Peraturan

Direktur Jenderal No P-55/BC/2010 tentang Pemberian Penghargaan bagi pegawai di

lingkungan DJBC.

Tabel 29:

Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan

No Bulan Kategori Kualifikasi

Penghargaan

Jumlah pegawai yang

mendapatkan penghargaan Target

1 Januari

Prestasi Kerja Amat Baik 13

107

Luar Biasa Baik 26

Pengabdian Amat Baik 21

Luar Biasa Baik 2

2 Februari Prestasi Kerja Amat Baik 25

3 Juni Pengabdian Amat Baik 16

4 Oktober Pengabdian Amat Baik 1

5 Desember Pengabdian Luar Biasa Baik 3

Jumlah 107

Pada tahun 2011, jumlah pegawai yang menerima penghargaan kategori “Amat

Baik” dan “Luar Biasa Baik” mencapai 107 orang dari target 107 orang. Berikut

disampaikan rincian penerima penghargaan berdasarkan unit eselon II :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

51

Tabel 30:

Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan Per Unit Eselon II

No. Unit Eselon II Jumlah

1 Sekretaris Ditjen 1

2 Direktorat Audit 2

2 KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok 12

3 KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam 1

4 Kanwil DJBC Riau & Sumatra Barat 1

5 Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau 14

6 Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan 1

7 Kanwil DJBC Banten 3

8 Kanwil DJBC Jakarta 25

9 Kanwil DJBC Jawa Barat 1

10 Kanwil DJBC Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta 7

11 Kanwil DJBC Jawa Timur I 1

12 Kanwil DJBC Jawa Timur II 1

13 Kanwil DJBC Bali, NTB & NTT 2

14 Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur 18

15 Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat 3

16 Kanwil DJBC Sulawesi 13

17 Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Papua Barat 1

Total 107

Capaian tahun 2011 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2010 dengan jumlah pegawai yang diberikan penghargaan sebanyak 231 orang.

Berikut perbandingan capaian tahun 2010 dan 2011 :

Tabel 31:

Perbandingan Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan

Tahun Target Realisasi %

2010 50

(Pegawai) 231

(Pegawai) 462,00%

2011 107

(Pegawai) 107

(Pegawai) 100%

Penurunan capaian tersebut dikarenakan perbedaan kualifikasi atas penerima

penghargaan. Pada tahun 2010 semua kualifikasi penghargaan dimasukkan sebagai

capaian. Pada tahun 2011 penghargaan yang dimasukkan sebagai capaian adalah

penghargaan dengan kualifikasi “amat baik” dan “luar biasa baiknya”.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

52

Langkah-langkah yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas

pemberian penghargaan dan juga mengoptimalkan pencapaian target pada tahun

2011 antara lain :

a. Telah disusun mekanisme pemberian penghargaan pegawai dengan

mengakomodir kategori pengabdian kerja dan prestasi kerja;

b. Sosialisasi terkait Perdirjen Nomor: P-55/BC/2010 tentang pemberian

penghargaan bagi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah

dilakukan secara menyeluruh.

c. PUSKI secara proaktif mendorong KWBC dan KPPBC untuk dapat memberikan

penghargaan kepada pegawainya yang berprestasi.

SS BC-10 PENATAAN ORGANISASI YANG MODERN SELARAS DENGAN

PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI

Penataan organisasi adalah

penyempurnaan struktur

organisasi dan proses bisnis

DJBC berdasarkan

perkembangan kebutuhan.

Capaian sasaran strategis

penataan organisasi yang

modern selaras dengan

proses bisnis di bidang

kepabeanan dan cukai pada

tahun 2011 sebesar

121,90%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 3 (tiga) IKU yaitu :

BC-10.1 Persentase Penyelesaian SOP

SOP (Standar Operasi Prosedur) adalah standar yang dijadikan panduan

bagaimana suatu kegiatan dilaksanakan sehingga akan memberikan kepastian

mengenai apa yang harus dilaksanakan, waktu penyelesaian, dan biaya (bila ada

biaya). Jumlah SOP yang harus diperbaiki/dibuat adalah jumlah SOP yang ditargetkan

untuk selesai diperbaiki/dibuat dan SOP dianggap selesai apabila telah ditetapkan

melalui Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Untuk tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan SOP sebanyak 200 SOP

dengan target persentase penyelesaian adalah 100%. Pada tahun 2011 telah

diselesaikan sebanyak 214 SOP (107%) dengan rincian:

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

53

� Telah ditetapkan 60 SOP berdasarkan KEP-55/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011

Perubahan ketiga KEP 90/BC/2010 tentang SOP di lingkungan DJBC;

� Telah ditetapkan 63 SOP tahap 2 Tahun 2011 berdasarkan Keputusan Dirjen BC

Nomor KEP-81 tentang Perubahan keempat atas Keputusan Direktur Jenderal Bea

dan Cukai Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prosedur Operasi di

Lingkungan DJBC;

� Telah ditetapkan 38 SOP tahap 3 Tahun 2011 (2 SOP merupakan SOP Revisi)

berdasarkan KEP DIRJEN BC Nomor KEP-115/BC/2011 hal Keputusan DIRJEN BC

tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan DIRJEN BC Nomor KEP-90/BC/2009

tentang Penetapan Standar Operasi Prosedur di Lingkungan DJBC;

� Pada bulan Desember 2011 telah ditetapkan sebanyak 53 SOP sebagaimana

ditetapkan dalam KEP DIRJEN BC Nomor KEP-147/BC/2011 tentang Perubahan

Keenam atas Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan

Standar Prosedur di lingkungan DJBC.

Capaian penyelesaian SOP pada tahun 2011 sejumlah 214 SOP mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2019 dan 2010. Berikut

perbandingan capaian tahun 2009 s.d. 2011 :

Tabel 32:

Perbandingan Penyelesaian SOP

Tahun Target Realisasi %

2009 100 SOP 264 SOP 264%

2010 150 SOP 350 SOP 233%

2011 200 SOP 214 SOP 107%

Faktor-faktor yang mendukung pencapaian target penyelesaian SOP pada

tahun 2011 yaitu:

1. Perencanaan

Perencanaan yang baik akan mempengaruhi capain kinerja yang diharapkan.

Secara umum perencanaan penyelesaian SOP untuk tahun 2011 disusun dengan

tahapan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi usulan-usulan SOP dari masing-masing unit kerja;

b. Menetapkan judul-judul SOP yang akan ditetapkan per periode berdasarkan

tingkat urgensi dan kompleksitasnya;

c. Mengidentifikasi unit kerja yang akan dilibatkan dalam pembahasan;

d. Finalisasi dan penetapan SOP.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

54

2. Koordinasi

Pembahasan SOP dilakukan dengan melibatkan unit kerja baik Kantor Pusat

maupun unit vertikal DJBC sebagai pengguna SOP serta Bagian Organisasi dan

Ketatalaksanaan Kementerian Keuangan. Pembahasan dilakukan supaya kualitas

SOP yang dihasilkan dapat meningkat. Koordinasi yang baik dengan masing-

masing unit tersebut sangat penting dalam membantu kelancaran penentapan SOP.

Selain faktor-faktor yang mendukung dalam pencapaian target, dalam

penyelesaian SOP juga menghadapi beberapa kendala yaitu :

1. Perubahan peraturan

Adanya perubahan peraturan yang menjadi dasar suatu SOP mengakibatkan SOP

yang sudah diusulkan oleh unit kerja harus disesuaikan agar tetap sejalan dengan

peraturan yang berlaku.

2. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang belum ditetapkan peraturan

pelaksanaannya

Adanya PMK yang belum ditetapkan peraturan pelaksanaannya mengakibatkan

SOP yang akan ditetapkan harus menunggu hingga peraturan pelaksanaannya

(Perdirjen) ditetapkan terlebih dahulu.

Kebijakan/program kerja yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian

target penyelesaian SOP pada tahun 2011 yaitu :

1. Mengidentifikasi jenis layanan yang perlu segera ditetapkan SOP nya;

2. Menentukan prioritas penetapan dengan mengutamakan SOP yang menjadi

rekomendasi Aparat Pengawasan Fungsional (Inspektorat Jenderal Kemenkeu,

BPK, BPKP) dan juga mengutamakan SOP yang bersifat pelayanan;

3. Mengadakan pembahasan bersama dengan unit terkait disesuaikan dengan praktek

layanan yang diselenggarakan oleh unit pelayanan baik di kantor pusat maupun

kantor vertikal DJBC, serta melibatkan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

Kementerian Keuangan dalam mengasistensi standar/format SOP yang seragam di

Kementerian Keuangan;

4. Penyempurnaan format SOP agar memudahkan unit kerja dalam menggunakan

SOP

BC-10.2 Persentase Penyelesaian/Modernisasi Organisasi

Modernisasi unit organisasi adalah pembentukan unit organisasi DJBC yang

modern, diantaranya melalui pembentukan KPU dan KPPBC Madya, yang dilakukan

dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, efektivitas, kebutuhan penajaman fungsi,

adaptasi terhadap perubahan lingkugan strategis, perencanaan pegawai, proses

bisnis, dan value chain.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

55

Menyusul pembentukan 2 (dua) KPU pada tahun 2007, pembentukan 3 (tiga)

KPPBC Tipe Madya Cukai dan 3 (tiga) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2008,

pembentukan 9 (sembilan) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2009 serta 11

(sebelas) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2010. Pada tahun 2011 ditargetkan

untuk memodernisasi sebanyak 11 (sebelas) kantor yaitu berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 Tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC.

Pada tahun 2012 juga direncanakan akan dilakukan pembentukan kantor

pelayanan modern sebanyak 76 kantor dengan rincian: 2 (dua) KPPBC Tipe A2

menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B, 22 (dua puluh dua) KPPBC Tipe A3 menjadi

KPPBC Tipe Madya Pabean C, dan 52 (lima puluh dua) KPPBC Tipe B menjadi

KPPBC Pratama. Sehingga dari seluruh KPPBC (total berjumlah 115 kantor) akan

selesai ditransformasikan menjadi Kantor Modern pada akhir tahun 2012.

Proses transformasi KPPBC menjadi kantor modern pada tahun 2011 dilakukan

secara bertahap, sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 telah dilakukan

transformasi 11 (sebelas) KPPBC menjadi kantor modern (100%) yakni:

1. KPPBC TMP Tanjung Balai Karimun (KEP-89/BC/2011 tanggal 18 Agustus 2011)

2. KPPBC TMP Jambi (KEP-89/BC/2011 tanggal 18 Agustus 2011)

3. KPPBC TMP Entikong (KEP-106/BC/2011 tanggal 6 Oktober 2011)

4. KPPBC TMP Medan (KEP-120/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011)

5. KPPBC TMP Teluk Nibung (KEP-120/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011)

6. KPPBC TMP Pekanbaru (KEP-121/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011)

7. KPPBC TMP Teluk Bayur (KEP-121/BC/2011 27 Oktober 2011)

8. KPPBC TMP Tarakan (KEP-131/BC/2011 tanggal 09 November 2011)

9. KPPBC TMP Nunukan (KEP-131/BC/2011 tanggal 09 November 2011)

10. KPPBC TMP Banjarmasin (KEP-132/BC/2011 tanggal 09 November 2011)

11. KPPBC TMP Samarinda (KEP-132/BC/2011 tanggal 09 November 2011)

Meskipun realisasi kinerja modernisasi organisasi dapat mencapai target yang

ditetapkan namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi diantaranya :

1. Penerbitan legal formal berupa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang menjadi

payung hukum membutuhkan waktu cukup lama;

2. Jadwal kegiatan dari Direktur Jenderal yang harus disesuaikan dengan waktu

peresmian.

Kebijakan/program kerja yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian

target dalam Penyelesaian/Modernisasi Organisasi yaitu :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

56

1. Monitoring usulan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) yang diajukan

oleh Menteri Keuangan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi.

2. Pembahasan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) secara intensif

bersama Biro Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Keuangan dan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

3. Monitoring secara berkelanjutan sampai dengan diterbitkannya Peraturan Menteri

Keuangan (PMK).

4. Mengajukan konsep Keputusan Direktur Jenderal tentang Penetapan Kantor

Modern sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

BC-10.3 Persentase UPR Yang Menerapkan Manajemen Risiko

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/ 2008 tentang

Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan setiap UPR harus

melaksanakan 7 (tujuh) tahapan dalam manajemen risiko yaitu :

1) penetapan konteks

2) identifikasi resiko

3) analisis resiko

4) evakuasi resiko

5) rencana penanganan resiko

6) monitoring

7) pelaporan.

Unit Pemilik Resiko (UPR) adalah unit Eselon II di lingkungan DJBC. UPR yang

telah melaksanakan manajemen resiko adalah UPR yang telah menyelesaikan seluruh

tahapan manajemen resiko secara lengkap yang dibuat tiap semester yaitu:

Periode Semester I :

• Laporan Profil Risiko s.d. Rencana Penanganan (Form 1 s.d. 5) Semester I 2011

• Laporan Monitoring (Form 6 dan 7) untuk Semester I 2011.

Periode Semester II:

• Laporan Profil Risiko s.d. Rencana Penanganan (Form 1 s.d. 5) Semester II 2011

• Laporan Monitoring (Form 6 dan 7) untuk Semester II 2011.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

57

Tabel 33:

Capaian IKU Persentase UPR Yang Menerapkan Manajemen Risiko

Jumlah

UPR

Σ UPR yang telah

melaksanakan seluruh

tahapan manajemen resiko

Realisasi Target

2011

28

Semester I = 28 Realiasi Periode Semester I: 100%

Realiasi Periode Semester II: 89,29%

Rata-rata: 94,64%

60% Semester II = 25

(Per 31 Januari)

Untuk Semester I periode Januari sampai dengan Juni 2011 seluruh unit eselon

II di lingkungan DJBC sudah menyampaikan Formulir 1 sd. 7 untuk untuk 1st Risk

Assessment kepada Sekretaris Direktorat Jenderal selaku Ketua Manajemen Risiko

DJBC. Untuk semester II periode Juli sampai dengan Desember 2011 baru 25 (dua

puluh lima) unit eselon II yang telah melaporkan Formulir 1 sd. 7 untuk 2nd Risk

Assessment Tahun 2011. Walaupun demikian secara keseluruhan capaian untuk IKU

ini sebesar 94,64% telah melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2011 sebesar

60%

SS BC-11 PEMBANGUNAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI YANG TERINTEGRASI DAN ANDAL

Pembangunan sistem teknologi

informasi dan komunikasi ditujukan

untuk mendorong pembangunan

sistem pelayanan DJBC yang

terintegrasi dan andal dalam rangka

penyelenggaraan pelayanan kepada

publik. Capaian sasaran strategis

pembangunan sistem Teknologi

Informasi dan Komunikasi yang

terintegrasi dan andal pada tahun 2011 sebesar 149,02%. Capaian tersebut diperoleh

dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

58

BC-11.1 Persentase Pengembangan Sistem Aplikasi Yang Sesuai Dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)

Persentase sistem pengembangan aplikasi yang sesuai dengan RKT adalah

perbandingan aplikasi yang dikembangkan dan sesuai dengan aplikasi yang

direncanakan sesuai Rencana Kerja Tahunan Direktorat IKC. Penyelesaian proses

pengembangan aplikasi yang diusulkan oleh semua unit organisasi eselon II pada

tahun 2011 diukur berdasarkan masing-masing tahapan yang mempunyai bobot sbb :

a. Permintaan TOR : 10%

b. Pembuatan desain aplikasi : 30%

c. Pengembangan aplikasi : 30%

d. Penyelesaian pengembangan (dilakukannya

User Acceptance Test/UAT dan serah terima

aplikasi kepada user terkait) : 30%

Total : 100%

Pada tahun 2011, Direktorat IKC menargetkan untuk membangun 3 (tiga)

sistem aplikasi yaitu :

Tabel 34:

Rencana Pembangunan Sistem Aplikasi Tahun 2011

No Sistem Aplikasi User Tahapan

Penyelesaian s.d. Desember 2011

1 Sistem Komputerisasi Pelayanan (SKP) BC2.3 Sentralisasi

Direktorat Fasilitas

Kepabeanan 100%

2 Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean II

Direktorat Teknis Kepabeanan

100%

3 Sistem Passenger Analysis Unit Direktorat P2 100%

Sampai dengan bulan Desember 2011 ketiga sistem aplikasi dapat

diselesaikan pembangunannya sesuai target yang ditetapkan dan masing-masing telah

diimplementasikan dan diserahkan kepada unit pemakai (user) terkait.

Dalam pencapaian target tahun 2011 terdapat beberapa kendala yang dihadapi

yaitu :

1. Pembangunan aplikasi menggunakan teknologi baru berbasis java dan SOA (sevice

oriented architecture) sehingga harus dilakukan training terlebih dahulu kepada

SDM yang ada dan perlunya waktu penyesuaian dalam pelaksanaannya.

2. Pada tahun 2011 Direktorat IKC harus mengembangkan / mengerjakan beberapa

sistem aplikasi yang tidak termasuk dalam Rencana Kerja Tahun 2011, seperti :

Sistem Aplikasi Registrasi Kepabeanan, Sistem Aplikasi Cukai EA/MMEA,

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

59

sentralisasi dan penyempurnaan Sistem Informasi Direktorat P2 sehingga ikut

menyita waktu dan SDM yang tersedia.

BC-11.2 Persentase Downtime Sistem Pelayanan

IKU ini bertujuan untuk mengukur ketersediaan sistem informasi yang handal

dalam rangka meningkatkan pelayanan kepabeanan dan cukai dengan tingkat

downtime yang seminimal mungkin.

Downtime adalah waktu dimana suatu sistem informasi tidak bisa berfungsi.

Waktu pelayanan yang dilakukan sistem informasi adalah 24 jam sehari selama 1

tahun. Downtime sistem informasi adalah perbandingan antara jumlah downtime

sistem informasi terhadap jumlah waktu pelayanan yang dilakukan sistem informasi.

IKU ini memiliki polarisai "minimize" (semakin kecil semakin baik), artinya nilai

aktual/realisasi pencapaian indikator kinerja diharapkan lebih kecil dari target.

Tabel 35:

Capaian IKU Downtime Sistem Pelayanan

No. Kantor Jam

Operasional

Akumulasi

2009 (6 Kantor Utama)

Akumulasi

2010 (6 Kantor Utama)

Akumulasi

2011 (14 Kantor Utama) Target

% Downtime % Downtime % Downtime

1 KPU Tg. Priok 24 jam sehari

0,318% 0,36% 0,0197% 1%

2 KPU Batam 17 jam sehari

3 KPPBC Belawan

24 jam sehari 4 KPPBC SH

5 KPPBC Tg. Perak

6 KPPBC Tg. Emas

7 KPPBC Juanda

12 jam sehari

8 KPPBC Medan

9 KPPBC Jakarta

10 KPPBC Bekasi

11 KPPBC Purwakarta

12 KPPBC Tangerang

13 KPPBC Bogor

14 KPPBC Merak

Secara keseluruhan realisasi downtime sistem informasi pada tahun 2011

adalah 0,0197%. Capaian tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

capaian tahun 2009 dan 2010. Dari 14 kantor pelayanan besar, selama tahun 2011

downtime sistem informasi hanya terjadi di KPPBC Tg. Perak dan KPPBC Jakarta :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

60

� Downtime yang terjadi di KPPBC Tg. Perak (bulan Maret) diakibatkan padamnya

listrik PLN dan pada saat yang bersamaan UPS tidak dapat pindah secara otomatis

ke genset karena modul dalam konsisi rusak sehingga terjadi downtime. Untuk

memperbaiki masalah tersebut dibutuhkan waktu kurang lebih 24 jam sampai

sistem berjalan normal kembali;

� Downtime yang terjadi di KPPBC Jakarta (bulan Juli) diakibatkan server mengalami

hang. Untuk memperbaiki masalah tersebut dibutukan waktu kurang lebih 1 jam

sampai sistem berjalan normal kembali.

SS BC-12 PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL

Dalam rangka menunjang tercapainya

tujuan organisasi dibutuhkan adanya

perencanaan anggaran yang optimal

dan pengelolaan anggaran yang efisien

dan efektif yaitu dengan menggunakan

prinsip Penganggaran Berbasis Kinerja

(PBK). Capaian sasaran strategis

pengelolaan anggaran yang optimal

pada tahun 2011 sebesar 100,98%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian IKU :

BC-12.1 Persentase Penyerapan DIPA

IKU Persentase Penyerapan DIPA dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana

perencanaan anggaran dilaksanakan sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam

proses perencanaan. Capaian IKU dihitung dengan membandingkan antara jumlah

realisasi penyerapan DIPA dengan pagu DIPA yang direncanakan.

DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) adalah dokumen yang memuat

kegiatan dan jumlah anggaran setiap satuan kerja pada Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai. Penyerapan DIPA yang diperhitungkan dalam IKU ini adalah realisasi belanja

barang dan modal.

Pagu Anggaran DJBC Revisi (non belanja pegawai) tahun 2011 sebesar Rp

1.576,12 M dengan realisasi penyerapan sebesar Rp 1.273,20 M sehingga capaiannya

sebesar 80,78% dari target yang ditetapkan pada tahun 2011 sebesar 80%. Berikut

rincian realisasi penyerapan DIPA DJBC tahun 2011 :

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

61

Tabel 36:

Data Penyerapan DIPA Tahun 2011 (Non Belanja Pegawai)

Jenis Belanja Pagu Anggaran

(revisi) 2011

Realisasi % Penyerapan

Target

2011 S.d. Desember

Barang 1.030.694.266.000 923.844.690.772 89,63%

80% Modal 545.423.171.000 349.355.638.779 64,05%

JUMLAH 1.576.117.437.000 1.273.200.329.551 80,78%*

*) Data hasil rekonsiliasi Bagian Keuangan dengan Ditjen. Perbendaharaan setelah revisi pagu minus Belanja Pegawai.

Capaian pada tahun 2011 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

capaian tahun 2010 sebesar 77,88% sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 37:

Perbandingan Realisasi Angggaran Belanja DIPA 2010 - 2011

Meskipun realisasi penyerapan DIPA pada tahun 2011 dapat mencapai target

yang ditetapkan, namun capaian tersebut masih belum optimal terutama untuk belanja

modal. Rendahnya penyerapan belanja modal diantaranya disebabkan :

1) Tidak terserapnya PAGU sebesar Rp 57,08 Milyar yang dianggarkan sebelumnya

terkait dengan pengembangan sistem NSW.

Berdasarkan Pokok-pokok Kesimpulan Rapat Perkembangan Penerapan Sistem

NSW dan Rencana Pengembangan Sistem NSW Tahun 2011 tanggal 13 Juni

2011, disimpulkan bahwa Pengelolaan dan Pengoperasian Portal INSW, untuk

sementara waktu (sebelum ditetapkan Badan Pengelola), agar “pengoperasian

yang sudah berjalan” tetap diteruskan dan dilakukan oleh DJBC (dengan tetap

menggunakan existing-system yang ada sekarang).

2) Pembangunan gedung Kantor Pusat yang dianggarkan sebesar Rp 70 Milyar pada

tahun 2011 masih belum terealisasi sepenuhnya.

PAGU REALISASI PAGU REALISASI

1 Belanja Barang 968.315.925.000 765.924.496.759 79,10% 1.030.694.266.000 923.844.690.772 89,63%

2 Belanja Modal 587.853.995.000 446.069.816.734 75,88% 545.423.171.000 349.355.638.779 64,05%

1.556.169.920.000 1.211.994.313.493 77,88% 1.576.117.437.000 1.273.200.329.551 80,78%

3 Belanja Pegaw ai 459.821.818.000 415.142.724.527 90,28% 498.418.621.000 453.640.814.986 91,02%

2.015.991.738.000 1.627.137.038.020 80,71% 2.074.536.058.000 1.726.841.144.537 83,24%

(%) 2011

(%)

Sub Total

Total

NO JENIS BELANJA2010

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

62

Selain faktor-faktor tersebut diatas, secara umum kendala yang masih dihadapi

dalam penyerapan anggaran yaitu :

1. Masih perlunya peningkatan kualitas SDM dalam perencanaan kebutuhan anggaran

dan masih kurangnya pengalaman SDM dalam pengadaan barang dan jasa,

khususnya untuk belanja modal;

2. Adanya keterkaitan dengan pihak diluar Satuan Kerja dalam proses pengadaan

barang dan jasa seperti dalam proses penerbitan rekomendasi/perijinan dari

instansi terkait;

3. Terjadinya keterlambatan pengadaan barang dan jasa dikarenakan kekurangan

penyedia jasa, lamanya jangka waktu penghapusan aset serta keterlambatan waktu

pengumuman lelang;

4. Adanya batasan revisi anggaran sehingga anggaran untuk kegiatan yang tidak

terealisasi tidak dapat direalokasi untuk kegiatan dan program lainnya.

Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam rangka mendorong realisasi

penyerapan DIPA pada tahun 2011 sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor Per-73/PB/2011 sebagai berikut :

1. Membuat batasan waktu pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPM) berkaitan

dengan SPM-LS agar proses penerbitan SPM tidak menumpuk pada akhir deadline;

2. Mendorong para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) agar melakukan inventarisasi

pelaksanaan pekerjaan/kegiatan dan mempercepat proses penyelesaiannya sesuai

dengan batas waktu yang ditetapkan;

3. Melakukan revisi anggaran terhadap beberapa kegiatan yang dirasa perlu untuk

dibiayai dengan DIPA.

C. KINERJA LAINNYA

Capaian kinerja DJBC selama tahun 2011 yang tidak terukur dalam Kontrak

Kinerja Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 antara lain sebagai berikut :

1. Capaian Kinerja Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004

Dalam rangka penyampaian laporan Tim Kormonev Kementerian Kuangan

tentang pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi kepada Presiden, DJBC diwajibkan untuk melaporkan capaian

indikator kinerja pada masing-masing diktum dalam Matriks Pelaporan Instruksi

Presiden Nomor 5 Tahun 2004 untuk tahun 2011. Rincian capaian kinerja DJBC pada

tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran III.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

63

2. Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011

Dalam hal Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi

Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (RAN PPK) Tahun 2011, DJBC

diinstruksikan untuk melaksanakan 2 (dua) Rencana Aksi yaitu:

a. Tersosialisasinya jenis, biaya dan waktu layanan pada setiap kantor pelayanan

DJBC kepada para pengguna jasa

DJBC telah mengeluarkan Instruksi Nomor INS-02/BC/2011 tentang

Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan Pengguna jasa dalam Kegiatan

Pelayanan Kepabeanan dan Cukai, serta telah dilakukan internalisasi instruksi

tersebut.

b. Pembuatan MoU Antikorupsi dengan masing-masing stakeholder pada setiap

kantor pelayanan DJBC utama dalam rangka pemberantasan praktik gratifikasi

termasuk 14 Kementerian/ Lembaga serta asosiasi pengguna jasa

Telah dilaksnakan penandatangan MoU Anti Korupsi di sejumlah Kantor

Pelayanan DJBC, yaitu:

• KPPBC TMP Belawan pada tanggal 29 Juli 2011

• KPPBC TMP Tanjung Mas pada tanggal 28 Juli 2011

• KPPBC TMP Tanjung Perak pada tanggal 25 Juli 2011

• KPPBC TMP Soekarno-Hatta pada tanggal 20 Desember 2010

• KPPBC TMP Juanda pada tanggal 21 Juli 2011

• KPU Tanjung Priok pada tanggal 26 Juli 2011.

Rincian progress report Matrik Tindak Lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011

dapat dilihat pada Lampiran IV.

3. Laporan kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4)

Laporan yang disampaikan setiap dua bulan sekali kepada Staf Ahli Menteri

Keuangan Bidang Penerimaan Negara dalam rangka memonitor kemajuan Rencana

Tindak Direktif Presiden. Program Rencana Tindak Direktif Presiden dengan target

penyelesaian tahun 2011 yang menjadi tanggung jawab DJBC sebanyak 8 (delapan)

rencana aksi, terdiri dari 2 (dua) rencana aksi yang telah ditetapkan pada tahun 2010

dan 6 (enam) rencana aksi yang ditetapkan pada tahun 2011. Untuk tahun 2012,

masih terdapat 2 (dua) rencana aksi yang masih tersisa, yaitu:

a. Terlaksananya sosialisasi PMK KITE; dan

b. Terlaksananya sosialisasi PMK Audit Kepabeanan dan Audit Cukai.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

64

Rincian progress report Matrik Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden Tahun

2011 dapat dilihat pada Lampiran V.

4. Laporan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian

Keuangan

Dalam rangka untuk me-maintain momentum reformasi Birokrasi Kementerian

Keuangan di lingkungan DJBC, telah dicanangkan Program Reformasi Lanjutan

Kepabeanan Dan Cukai yang terdiri dari 30 Inisiatif, 74 Strategi dan 168 Program

Solusi yang kemudian terbagi menjadi :

� 2 inisiatif rencana tindak terkait tatanilai dan budaya kerja;

� 4 inisiatif rencana tindak terkait organisasi;

� 21 inisiatif rencana tindak terkait sistem dan prosedur; dan

� 3 inisiatif rencana tindak terkait SDM.

Laporan kemajuan Matrik Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan

Kepabenan dan Cukai tersebut dilaporkan setiap bulan kepada Menteri Keuangan.

Rincian progress report Matrik Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan

Kepabenan dan Cukai Tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran VI.

5. Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011

Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011

dijabarkan sesuai hasil Piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi

birokrasi pada Kementerian Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional berdasarkan surat

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

B/1252/M.PAN-RB/05/2011 tanggal 11 Mei 2011 tentang Piloting Monev dan QA

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia denga

uji petik pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Hasil Piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencakup 8 (delapan) area perubahan reformasi

birokrasi (tingkat mikro), 24 (dua puluh empat) sasaran, dengan menggunakan 42

(empat puluh dua) indikator dan 76 (tujuh puluh enam) parameter menunjukkan

capaian aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori

“sangat baik”. Skor tersebut berasal dari pencapaian aktual pengujian 8 (delapan) area

perubahan sebagai berikut:

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

65

Tabel 38:

Hasil Quality Assurance Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di DJBC

No Area Perubahan/Program Bobot Skor Nilai Akhir

1 Pola Pikir dan Budaya Kerja 10 94,86 9,49

2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 10 88,75 8,88

3 Penataan dan Penguatan Organisasi 10 90,00 9,00

4 Penataan Tata Laksana 10 90,50 9,05

5 Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 20 96,88 19,38

6 Penguatan Pengawasan 10 87,98 8,80

7 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 10 86,25 8,63

8 Peningkatan Kualitas Layanan Publik 20 90,00 18,00

Jumlah 100 91,21

Tabel di atas menunjukkan pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan pada

DJBC berada pada kategori sangat baik dan baik, namun secara keseluruhan masih

terdapat area of improvement sebesar 8,79% untuk mencapai kondisi pelaksanaan

reformasi birokrasi yang ideal.

Berdasarkan analisa rasio yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi

Nasional dapat diketahui bahwa setiap Rp 1,00 belanja DJBC menghasilkan

penerimaan negara sebesar Rp 50,64 pada tahun 2006 (sebelum reformasi birokrasi)

meningkat menjadi Rp 60,47 pada tahun 2010. Setiap Rp 1,00 belanja pegawai

menghasilkan Rp 220,08 pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 229,87 pada tahun

2010 dan setiap pegawai DJBC menghasilkan Rp 4,60 miliar penerimaan DJBC pada

tahun 2006 meningkat menjadi Rp 8,97 miliar pada tahun 2010. Hal ini memberikan

gambaran bahwa reformasi birokrasi yang dilakukan DJBC dapat meningkatkan

efisiensi dan produktivitas pegawai.

D. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Anggaran yang digunakan sebagai penunjang dalam pencapaian tujuan dan

sasaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh DJBC pada tahun

2011 bersumber dari Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur

Kementerian Keuangan dari dana Bagian Anggaran (BA) 015 dengan pagu awal

sebesar Rp. 2.067.901.797.000 yang kemudian mendapat penambahan pagu

anggaran dari BA 009 sehingga menjadi sebesar Rp. 2.074.536.058.000 dengan

realisasi Rp 1.726.841.144.537 atau sebesar 83,24%.

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III Akuntabilitas Kinerja

66

Tabel 39:

Realisasi Anggaran

Kode Sumber Dana Anggaran

Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp)

% Realisasi

13

Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan Cukai

2.074.536.058.000 1.726.841.144.537 83,24%

JUMLAH 2.074.536.058.000 1.726.841.144.537 83,24%

Data realisasi anggaran untuk masing-masing kegiatan dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 40:

Realisasi Anggaran Per Kegiatan

Kode Kegiatan Anggaran

Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp)

% Realisasi

1671

Peningkatan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai di Daerah

12.123.730.000 11.869.308.531 97,90%

1672

Perumusan Kebijakan dan Pelaksanaan Audit Bidang Kepabeanan dan Cukai

3.337.187.000 3.214.016.404 96,31%

1673

Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Bidang Cukai

315.622.421.000 272.333.906.078 86,28%

1674

Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Fasilitas Kepabeanan

715.227.000 657.206.750 91,89%

1675

Perumusan Kebijakan dan Pengembangan Teknologi Informasi Kepabeanan dan Cukai

330.319.728.000 237.387.017.810 71,87%

1676

Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Internasional

2.064.648.000 1.806.369.925 87,49%

1677

Perumusan Kebijakan dan Peningkatan Pengelolaan Penerimaan Bea dan Cukai

5.249.336.000 4.749.550.675 90,48%

1678

Pelaksanaan Pengawasan dan Penindakan Atas Pelanggaran Peraturan Perundangan, Intelijen dan Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai

78.702.792.000 65.876.230.301 83,70%

1679

Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Bidang Kepabeanan

3.121.011.000 2.466.098.332 79,02%

1680 Pembinaan Peyelenggaraan Kepabeanan dan Cukai di Daerah

243.023.708.000 208.782.683.426 85,91%

1681

Peningkatan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai di Daerah

509.705.649.000 462.701.158.445 90,78%

LAKIP DJBC TAHUN 2011

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

67

Kode Kegiatan Anggaran

Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp)

% Realisasi

1682

Pembinaan Penyelenggaraan Kepabeanan dan Cukai di Daerah

113.762.438.000 110.719.319.938 97,33%

1683

Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Kepabeanan dan Cukai di Daerah

76.224.246.000 65.900.788.711 86,46%

1684

Peningkatan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai pada Perwakilan LN

7.930.327.000 4.141.320.109 52,22%

1685

Perumusan Kebijakan, Pelaksanaan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas, Evaluasi Kinerja, Analisis dan Tindak Lanjut Pemberian Rekomendasi

3.905.240.000 3.484.936.550 89,24%

1686

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya DJBC

368.728.370.000 270.751.232.552 73,43%

JUMLAH 2.074.536.058.000 1.726.841.144.537 83,24%

68

LAKIP DJBC TAHUN 2011

encapaian kinerja DJBC pada tahun 2011 telah menunjukkan hasil yang

menggembirakan dan membanggakan. Dari sisi penerimaan - sebagai salah

satu IKU dari 22 IKU yang dimiliki DJBC – selama kurun waktu 5 tahun

terakhir, DJBC kembali dapat melampaui target yang dibebankan oleh negara. Begitu

pula dengan 19 IKU lainnya, realisasi pencapaiannya melebihi 100% dari target.

Walaupun begitu, masih terdapat 2 IKU yang pencapaiannya sedikit di bawah target

yang dibebankan, yaitu IKU “Indeks kepuasan pengguna layanan” dan IKU “Rata-rata

persentase realisasi dari janji layanan unggulan”. Mengingat pada tahun-tahun

mendatang, 2 IKU ini tetap akan menjadi IKU DJBC, maka atas 2 IKU dimaksud

diperlukan upaya-upaya khusus agar realisasi pencapaiannya dapat sesuai dengan

yang diharapkan.

Selain dari kinerja tersebut di atas yang merupakan implementasi dari dokumen

Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan/Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJBC

Tahun 2011, kinerja-kinerja lainnya pun dapat dicapai oleh DJBC, antara lain kinerja

yang didasarkan pada Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004,

P

BAB IV PENUTUP

69 LAKIP DJBC TAHUN 2011

Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011, Laporan

kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4) dan Laporan Matrik

Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan.

Selain itu, terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi oleh DJBC,

keberhasilan program percepatan reformasi yang telah dilakukan sampai dengan

tahun 2011 oleh DJBC dalam rangka mendorong peningkaan kinerja dan citra telah

menunjukan trend yang positif, hal ini antara lain ditandai dengan hasil piloting

penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian

Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dilakukan oleh

Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional yang menunjukkan capaian aktual dengan nilai

91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori “sangat baik”.

Pencapaian program reformasi DJBC pada umumnya dan sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan pada tahun 2011 pada khususnya masih dihadapkan pada

berbagai tantangan dan kendala, terutama dalam pelaksanaan tugas pengumpulan

penerimaan negara di sektor pabean dan cukai. Disamping faktor eksternal berupa

adanya komitmen kerjasama perdagangan internasional yang diikuti dengan adanya

kebijakan tarif berupa penurunan tarif umum bea masuk (MFN) melalui skema Free

Trade Area (FTA) maupun Economic Partnership Aggrement (EPA), belum seiramanya

proses reformasi pada instansi lain yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan dan

pengawasan Bea dan Cukai serta kesadaran masyarakat/pengguna jasa yang masih

kurang dalam rangka penegakan ketentuan yang menjadi tugas DJBC. Selain itu, dari

sisi internal DJBC masih dihadapkan dengan permasalahan pelayanan, pengawasan,

dan korupsi yang disebabkan oleh 4 (empat) faktor yaitu: efektifitas organisasi,

kepraktisan dan efisiensi sistem dan prosedur, sumber daya manusia (SDM), dan

sistem remunerasi.

Dalam rangka untuk mengatasi kendala yang dihadapi sekaligus mendukung

Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan, DJBC terus meningkatkan

kemampuan organisasi melalui pelaksanaan transformasi organisasi sejalan dengan

Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan.

Strategi Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilakukan melalui 2 (dua)

pendekatan yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro.

� Pendekatan makro dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan Program Reformasi

Birokrasi Kementerian Keuangan (2007 – 2009) yang dilanjutkan dengan Program

Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan (2010

– 2011). Pelaksanaan program ini mengacu kepada Pilar-Pilar Reformasi Birokrasi

yang ditetapkan Kementerian Keuangan yaitu penataan organisasi, penyempurnaan

proses bisnis dan peningkatan disiplin dan manajemen budaya kerja SDM.

BAB IV PENUTUP

70 LAKIP DJBC TAHUN 2011

� Pendekatan mikro strategi reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

dilakukan dengan pelaksanaan transformasi kantor-kantor pelayanan menjadi

Kantor Modern yang mengacu pada Cetak Biru Kantor Modern yang dikembangkan

oleh Tim Percepatan Reformasi DJBC.

Selain itu, DJBC juga telah merumuskan langkah-langkah antisipatif dalam

bentuk program kerja lanjutan yang dirumuskan secara berkelanjutan dari tahun 2012-

2015. Program dan kegiatan tersebut dirumuskan dalam pilar-pilar sebagai berikut:

1. Legal framework dengan program antara lain: penyelesaian petunjuk pelaksanaan

dan petunjuk teknis UU Kepabeanan dan UU Cukai, penyempurnaan penerapan

aturan pemasukan barang larangan dan/atau pembatasan, rencana implementasi

pajak rokok, dan pengelolaan barang milik negara;

2. Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Anggaran dengan program antara lain:

revitalisasi struktur di Kantor Pusat, optimalisasi pengawasan DJBC di laut,

transformasi KPPBC menjadi Kantor Modern, capacity building, pembentukan role

model untuk implementasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan, pengembangan

jabatan fungsional DJBC, dan pemanfaatan anggaran dengan berbasis kinerja;

3. Sarana dan prasarana dengan program antara lain: penyusunan website DJBC

versi bahasa Inggris, peningkatan kualitas perencanaan sarana operasi (kapal

patroli, alat pemindai, senjata api dan anjing pelacak narkotika);

4. Sistem dan prosedur dengan program antara lain: profiling Perusahaan Pengurusan

Jasa Kepabeanan, perluasan pengembangan otomasi sistem pelayanan dan

pengawasan di bidang Kepabeanan dan Cukai, pengembangan rencana strategis

Authorized Economic Operator (AEO), pengembangan Tempat Pemeriksaan Fisik

dalam Tempat Pemeriksaan Sementara untuk meningkatkan kelancaran customs

clearance, dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan di

Kantor Pos dan terhadap Perusahaan Jasa Titipan.

Tahun 2011 juga telah dijadikan pijakan yang menentukan bagi DJBC. Dalam

mengakiri tahun 2011, seluruh jajaran pimpinan DJBC telah berhasil melakukan

instrospeksi dan mulai melakukan penataan yang akan digunakan sebagai blue print

dalam perumusan action plan untuk membawa DJBC menuju ke tahun 2020, yang

dikenal dengan CUSTOMS 2020. Semboyan CUSTOMS 2020 mengandung arti suatu

kondisi DJBC di tahun 2020 dengan segala kekuatan sumber daya organisasi yang

dimiliki telah mencapai suatu tingkatan global dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya

dalam era keamanan dan fasilitasi perdagangan dengan tetap mengoptimalkan

pengamanan hak keuangan negara.

BAB IV PENUTUP

71 LAKIP DJBC TAHUN 2011

Akhirnya dengan disusunnya LAKIP DJBC Tahun Anggaran 2011 ini,

diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada pimpinan dan

seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi DJBC sehingga dapat menjadi

umpan balik guna peningkatan kinerja dan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk

merumuskan kebijaksanaan lebih lanjut pada periode berikutnya.

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia Data

BC-1Tingkat pengamanan hak-hak

keuangan negara yang optimalBC-1.1

Jumlah Penerimaan Bea dan

Cukai115.015,21 131.103,89 113,99%

Milyar Rupiah Milyar Rupiah

BC-2.1

Persentase cukai yang dibayar

tepat waktu dibandingkan dengan

jumlah cukai yang mendapat

penangguhan pembayaran

99% 99,99% 101,00% Dit. Cukai

BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 60% 79,42% 132,37%

Dit. PPKC,

Kanwil DJBC,

KPU Bea dan

Cukai

Dit. PPKC

BC-3.1Indeks kepuasan pengguna

layanan3,8 3,65 96,05% Dirjen BC

Sekretariat

Jenderal

Kemenkeu

Indeks Indeks

Dit. PPKC

PENGUKURAN KINERJA

TAHUN 2011

Lampiran I

Kanwil DJBC,

KPU Bea dan

Cukai

Tingkat kepuasan pelayanan

yang tinggi dari pengguna jasa

kepabeanan dan cukai

Customer Perspective

BC-2

Tingkat kepatuhan yang tinggi

dari pengguna jasa kepabeanan

dan cukai

BC-3

Stakeholder Perspective

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Tahun Anggaran : 2011

Target

APBN-P

2011

Hal. 1 dari 4

Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia DataSasaran Strategis Indikator Kinerja

BC-4.1Persentase kajian/telaahan yang

diselesaikan83,30% 102,08% 122,55%

Tenaga

Pengkaji di

lingkungan

DJBC

BC-4.2

Persentase penyelesaian

perancangan dan legalisasi

peraturan pelaksanaan UU

Kepabeanan dan UU Cukai

75% 138,71% 184,95% Dit. PPKC

BC-4.3

Persentase rumusan kebijakan

kerjasama internasional di bidang

kepabeanan yang sesuai dengan

standar internasional

75% 128,57% 171,43%

Dit.

Kepabeanan

Internasional

BC-5.1Rata-rata persentase realisasi dari

janji layanan unggulan100% 99,92% 99,92%

Dit. Cukai,

KPU BC

Tanjung Priok,

KPPBC Kudus

BC-5.2 Persentase realisasi dari janji

layanan pendukung80% 94,92% 118,65%

KPU BC

Tanjung Priok,

Dit. Teknis,

Dit. Fasilitas,

Dit. IKC

Internal Process Perspective

BC-4

Kajian dan rumusan kebijakan

yang selaras dengan

kepentingan nasional, standar

international, dan proses bisnis

di bidang kepabeanan dan

cukai

BC-5Pelayanan prima di bidang

kepabeanan dan cukai

Hal. 2 dari 4

Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia DataSasaran Strategis Indikator Kinerja

BC-6 Edukasi yang efektif kepada

masyarakat dan pelaku

ekonomiBC-7.1

Tingkat efektivitas edukasi dan

komunikasi70 80,86 115,51% Dit. PPKC

Indeks Indeks

BC-7.1

Persentase hasil penyidikan yang

dinyatakan lengkap oleh

Kejaksaan (P21)

50% 79,34% 158,68%

Dit. P2,

Kanwil DJBC,

KPU Bea dan

Cukai

Dit. P2

BC-7.2Persentase temuan pelanggaran

kepabeanan dan cukai55% 84,40% 153,45%

Dit. P2,

Kanwil DJBC,

KPU Bea dan

Cukai

Dit. P2

BC-8.1Jumlah Laporan Hasil Audit yang

diselesaikan300 569 189,67% Dit. Audit

BC-8.2Persentase hasil audit berupa

tambah bayar80% 94,38% 117,98%

Dit. Audit,

Kanwil DJBC,

KPU Bea dan

Cukai

Dit. Audit

BC-9.1

Persentase pejabat yang telah

memenuhi standar kompetensi

jabatannya

80% 80,41% 100,51%Sekretariat

DJBC

BC-9.2Jumlah pegawai yang diberikan

penghargaan107 107 100,00% PUSKI

Orang Orang

BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100% 107% 107,00%Sekretariat

DJBC

PUSKI,

Kanwil DJBC,

KPU Bea dan

Cukai

BC-8Kegiatan audit kepabeanan dan

cukai yang efektif

Learning & Growth Perspective

BC-7

Kegiatan penindakan dan

penyidikan di bidang

kepabeanan dan cukai yang

efektif dalam rangka

optimalisasi penerimaan dan

perlindungan masyarakat

BC-9

Pengembangan dan pembinaan

SDM yang berintegritas dan

berkompetensi tinggi dalam

mewujudkan Good Governance

Penataan organisasi yang

Hal. 3 dari 4

Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia DataSasaran Strategis Indikator Kinerja

BC-10.2

Persentase

penyelesaian/modernisasi

organisasi

100% 100% 100,00%Sekretariat

DJBC

BC-10.3Persentase UPR yang

menerapkan manajemen risiko60% 94,64% 157,73% Dit. IKC

BC-11.1

Persentase pengembangan sistem

aplikasi yang sesuai dengan

Rencana Kerja Tahunan (RKT)

100% 100% 100,00% Dit. IKC

BC-11.2Persentase downtime sistem

pelayanan1% 0,02% 198,03%

IKU

MinimizeDit. IKC

BC-12Pengelolaan anggaran yang

optimalBC-12.1

Persentase penyerapan DIPA (non

belanja pegawai)80% 80,78% 100,98%

Sekretariat

DJBC,

Seluruh Satuan

Kerja di

lingkungan

DJBC

Sekretariat DJBC

: Rp 2.074.536.058.000

: Rp 1.726.841.144.537 (83,24%)

BC-11

Pembangunan sistem

Teknologi Informasi dan

Komunikasi yang terintegrasi

dan andal

Realisasi Pagu Anggaran Program Tahun 2011

Jumlah Anggaran Program Tahun 2011

BC-10

Penataan organisasi yang

modern selaras dengan proses

bisnis di bidang kepabeanan

dan cukai

Hal. 4 dari 4

Lampiran II

2010 2014

1 100% 100% BC-1.1

Jumlah Penerimaan Bea

dan Cukai

100% 116,12% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV

2010 berdasarkan data Ditjen. Perbendaharaan

adalah Rp95.019,26 Milyar dari target APBN-P 2010

sebesar Rp81.827,29 Milyar.

BC-1.1

Jumlah Penerimaan Bea

dan Cukai

100% 113,99% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan

IV 2011 berdasarkan data Ditjen.

Perbendaharaan adalah Rp131.103,89 Milyar

dari target APBN-P 2011 sebesar Rp115.015,21

Milyar.

2 80% 85% 80% 95,40% 81% 99,92%

pihak eksternal

BC-5.1

Rata-rata persentase

realisasi dari janji

layanan unggulan

DIREKTORAT

JENDERAL BEA DAN

CUKAI

Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai

Rasio realisasi dari janji pelayanan quick win ke Janji layanan unggulan adalah standar prosedur

operasi yang disusun dan diimplementasikan

dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal

dengan limit waktu tertentu berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor

187/KMK/2010 tentang Standar Prosedur

Operasi Layanan Unggulan Kementerian

Keuangan.

Pada tahun 2011 capaian IKU Janji Layanan

Unggulan DJBC diukur dari 6 (enam) jenis

layanan yaitu :

Dit. Cukai - Pelayanan Permohonan Penyediaan

Pita Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA),

KPU Priok - Pelayanan Penyelesaian Barang

Impor untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas,

Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk

Dipakai Jalur Hijau,

KPPBC Kudus - Pelayanan Permohonan

Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C)

Pengajuan Awal Secara Elektronik, Pelayanan

Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil

Tembakau (P3C) Pengajuan Tambahan Secara

Elektronik, Pelayanan Pemesanan Pita Cukai

Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik.

Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian

untuk janji layanan unggulan secara keseluruhan

adalah sebesar 99,92%. Dari data capaian

tersebut jumlah dokumen yang tidak mencapai

target waktu janji layanan adalah 51 dari total

361.320 dokumen (0,01%).

BC-6.1

Persentase Realisasi dari

Janji Pelayanan Quick

Win

Janji Layanan Quick Win yang diukur DJBC pada tahun

2010 yaitu :

di KPU Priok : Pelayanan Jalur Prioritas, Pelayanan

Jalur Hijau, Pelayanan Jalur Merah, Pelayanan Ekspor,

Pelayanan Proses Penyelesaian Keberatan di Bidang

Kepabeanan dan Cukai, dan Pelayanan Restitusi.

di KPPBC SH : Pelayanan Rush Handling, dan

Pelayanan PIBK-PJT.

MATRIKS KINERJA RENSTRA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

TAHUN 2010-2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 1

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

3 Persentase jumlah kasus tindak pidana di bidang 50% 60% 50% 75% 50% 79,34%

1 Persentase Penyelesaian SOP 100% 100% BC1-3.1

Persentase penyelesaian

SOP

100% 233% Untuk tahun 2010 direncanakan akan diselesaikan

SOP sebanyak 150 SOP. Pada tahun 2010 telah

diselesaikan SOP sebanyak 350 SOP.

Sebanyak 301 SOP DJBC ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal BC Nomor KEP-

52/BC/2010 tanggal 22 Juli 2010 tentang Perubahan

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor

KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar

Prosedur Operasi di Lingkungan DJBC.

Sebanyak 49 SOP DJBC ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal nomor KEP-77/BC/2010

tanggal 12 November 2010.

BC1-3.1

Persentase

penyelesaian SOP

100% 107%

S.d. Triwulan IV 2011 telah diterbitkan PDP

sebanyak 121 berkas dan telah P-21 sebanyak

96 berkas.

*) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah

disempurnakan menjadi "Persentase hasil

penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh

Kejaksaan (P21)", di mana formula

penghitungan kinerja diukur melalui jumlah

dokumen yang dinyatakan lengkap oleh

Kejaksanaan (P21), bukan dokumen yang

diserahkan Kejaksaan (P19).

BC-8.3

Persentase tindak

pidana di bidang

kepabeanan dan cukai

yang diserahkan ke

Kejaksaan

Untuk tahun 2011 direncanakan akan

diselesaikan SOP sebanyak 200 SOP dengan

target persentase penyelesaian adalah 100%.

Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak

214 SOP dengan rincian:

Telah ditetapkan 60 SOP berdasarkan KEP-

55/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011 Perubahan

ketiga KEP 90/BC/2010 tentang SOP di

lingkungan DJBC;

Telah ditetapkan 63 SOP tahap 2 Tahun 2011

berdasarkan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-81

tentang Perubahan keempat atas Keputusan

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-

90/BC/2009 tentang Penetapan Standar

Prosedur Operasi di Lingkungan DJBC;

Telah ditetapkan 38 SOP tahap 3 Tahun 2011

(2 SOP merupakan SOP Revisi) berdasarkan KEP

DIRJEN BC Nomor KEP-115/BC/2011 hal

Keputusan DIRJEN BC tentang Perubahan Kelima

Atas Keputusan DIRJEN BC Nomor KEP-

90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Operasi

Prosedur di Lingkungan DJBC;

Pada bulan Desember 2011 telah ditetapkan

sebanyak 53 SOP sebagaimana ditetapkan

dalam KEP DIRJEN BC Nomor KEP-147/BC/2011

tentang Perubahan Keenam atas Keputusan

Dirjen BC Nomor KEP-90/BC/2009 tentang

Penetapan Standar Prosedur di lingkungan DJBC.

kepabeanan dan cukai yang diserahkan ke Kejaksaan

BC-7.1

Persentase hasil

penyidikan yang

dinyatakan lengkap oleh

Kejaksaan (P21)

Target kinerja pelaksanaan penyidikan diperoleh

dengan membandingkan jumlah surat Pemberitahuan

Dimulainya Penyidikan (PDP) yang merupakan bukti

telah dimulainya penyidikan oleh PPNS DJBC dengan

penyerahan berkas perkara ke kejaksaan sebagai

bukti bahwa penyidikan atas perkara telah diserahkan

kepada Jaksa Penuntut Umum (P-19/P-21).

Realisasi penerbitan PDP pada tahun 2010 sebanyak

153 berkas sedangkan jumlah PDP outstanding yang

diterbitkan pada tahun 2009 sebanyak 31 berkas

sehingga total menjadi 184 berkas. Dari 153 berkas

PDP yang diterbitkan pada tahun 2010 yang telah P-

19 sebanyak 9 berkas dan yang telah P-21 sebanyak

98 berkas, sedangkan berkas lainnya masih dalam

proses penyidikan.

Dari 31 berkas PDP outstanding yang diterbitkan pada

tahun 2009 yang telah P-19/P-21 sebanyak 31 berkas

sehingga jumlah total yang telah P-19/P21 pada

tahun 2010 sebanyak 138 berkas.

SES. DITJEN

BEA DAN CUKAI

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 2

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

2 100% 100% BC1-6.1

Persentase Penyelesaian

program pengembangan

SDM

100% 100% BC1-6.1

Persentase

penyelesaian program

pengembangan SDM

100% 212,20% Kegiatan yang dilaksanakan adalah

melaksanakan program pengembangan SDM

DJBC. Dari target pengembangan yang

dilaksanakan 41 program yang ditetapkan, dapat

dicapai 87 program dengan realisasi pencapaian

target sebesar 212%. Hal ini dikarenakan banyak

permintaan pelaksanaan program

pengembangan yang sifatnya perlu dan

mendesak dari unit-unit.

3 100% 100% BC1-3.2

Persentase

penyelesaian/modernisa

si organisasi

100% 100% Pada tahun 2010 direncakan akan dilakukan

modernisasi sebanyak 11 KPPBC Tipe Madya Pabean.

Jumlah kantor yang telah ditetapkan menjadi kantor

modern pada tahun 2010 sebanyak 11 kantor :

1. KPPBC Tipe Madya Pabean Ngurah Rai

2. KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda

3. KPPBC Tipe Madya Pabean Jakarta

4. KPPBC Tipe Madya Pabean Tangerang

5. KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai

6. KPPBC Tipe Madya Pabean Palembang

7. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung

8. KPPBC Tipe Madya Pabean Pontianak

9. KPPBC Tipe Madya Pabean Balikpapan

10. KPPBC Tipe Madya Pabean Makasar

11. KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda.

BC1-3.2

Persentase

penyelesaian/modernis

asi organisasi

100% 100% Pada tahun 2011 ditargetkan untuk

memodernisasi sebanyak 11 (sebelas) kantor.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 telah

dilakukan transformasi 11 KPPBC menjadi kantor

modern yakni:

1. KPPBC TMP Tanjung Balai Karimun

2. KPPBC TMP Jambi

3. KPPBC TMP Entikong

4. KPPBC TMP Medan

5. KPPBC TMP Teluk Nibung

6. KPPBC TMP Pekanbaru

7. KPPBC TMP Teluk Bayur

8. KPPBC TMP Tarakan

9. KPPBC TMP Nunukan

10. KPPBC TMP Banjarmasin

11. KPPBC TMP Samarinda.

4 80% 90% BC1-7.1

Persentase realisasi

pemenuhan sarana dan

prasarana

80% 143% 82% 127,27% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah

disempurnakan menjadi "Persentase

implementasi e-procurement" dalam rangka

pelaksanaan kebijakan penyediaan sarana dan

prasarana tertentu berbasis kinerja dan secara

selektif.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah pengadaan

barang dan jasa melalui e-procurement, dari

target pengadaan 11 frekuensi dapat

direalisasikan sebanyak sebanyak 14 frekuensi

sehingga pencapaian target adalah sebesar

127%. Terjadinya penambahan jumlah paket

pengadaan yang dilakukan secara e-

procurement karena adanya optimalisasi

anggaran dan pengadaan jasa sewa mesin foto

kopi, adapu paket-paket tersebut adalah

sebagai berikut: pengadaan mobil patroli hasil

optimalisasi, pengadaan mobil minibus hasil

optimalisasi, pengadaan mobil operasional

eselon II hasil optimalisasi, dan pengadaan jasa

sewa mesin fotokopi.

Persentase penyelesaian/modernisasi organisasi

Persentase penyelesaian program pengembangan SDM

Persentase realisasi pemenuhan sarana dan prasarana

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 3

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

5 10% 50% 10% - 20% -

6 100% 100% 100% 100% 100% 100%

7 100% 100% 100% 100% 100% 100%

1 Fekuensi pemutakhiran pada Data Base Harga I 12X 12X BC2-5.1

Frekuensi pemutakhiran

pada DBH I

12x 13X Jumlah kegiatan pemutakhiran DBH I yang dilakukan

sebanyak 13 kegiatan.

BC2-3.1

Frekuensi

pemutakhiran pada

Data Base Harga I

12X 12X Pemutakhiran Data Base Nilai Pabean I dapat

dilaksanakan sebanyak 12 (dua belas kali), hal ini

dapat memenuhi target pemutakhiran untuk

tahun 2011 yang ditetapkan sebanyak 12 kali

atau satu kali setiap bulannya. Pemutakhiran

yang dilakukan setiap bulan tersebut merupakan

hasil pengumpulan data mengenai Nilai Pabean

dari berbagai pihak yang berwenang, salah

satunya dari hasil cek harga pasar yang

dilakukan secara rutin oleh Subdit Nilai Pabean.

2 75% 80% 75% 100% 76% 144%

BC1-8.1

Persentase dokumen

perencanaan anggaran

(RKA-KL) satker DJBC

yang disampaikan tepat

waktu

BC1-8.2

Persentase laporan

keuangan satker DJBC

yang disampaikan tepat

waktu

Kegiatan yang dilaksanakan adalah membuat

perincian formulir I-5 RKA dan DIPA untuk

masing-masing unit kerja dan Kantor Pusat

DJBC.

Persentase rumusan peraturan yang menjadi keputusan

di bidang teknis kepabeanan

kondisi sarana dan prasarana kepabeanan yang

memadai

BC1-8.2

Tersedianya laporan

keuangan

DIREKTORAT TEKNIS

KEPABEANAN

Untuk tahun 2011 target yang ditetapkan 9

peraturan dan realisasi yang tercapai adalah

sebanyak 13 peraturan :

a. PMK 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011

tentang Penyelesaian BTD, BDN dan BMN;

b. PMK 122/PMK.04/2011 tanggal 1 Agustus

2011 tentang Perubahan Kedua atas PMK 51

tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean dan

Penetapan Direktur Jenderal;

c. PER-8/BC/2011 Tanggal 25 Februari 2011

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan

BMAD Terhadap Impor Hot Rolled Coil dari RRC

dan Malaysia;

d. P-12/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk

Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk

Tali Kawat baja (Steel Wire Ropes) dengan Pos

Tarif 7312.10.90.00;

e. P-13/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk

Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk

Tali Kawat baja (Steel Wire Ropes) dengan Pos

Persentase pos lintas batas tradisional dengan

BC2-1.1

Persentase rumusan

peraturan di bidang

teknis kepabeanan

yang telah diselesaikan

Kegiatan yang dilaksanakan adalah membuat

perincian formulir 1-5 RKA dan DIPA untuk masing-

masing unit kerja dan KP DJBC. Dari target

penyediaan 143 berkas dokumen dapat disediakan

143 berkas.

Realisasinya tidak dapat disampaikan karena pada

prinsipnya DJBC tidak memiliki Renstra dan Renja

yang terkait langsung dengan kebijakan

pembangunan di wilayah kawasan perbatasan.

Namun demikian, di dalam Renstra DJBC terdapat

indikator "Persentase realisasi pemenuhan Sarana

dan Prasarana" dimana hal tersebut sudah termasuk

dalam alokasi DIPA kantor-kantor bea dan cukai yang

bersangkutan, termasuk kantor-kantor yang ada di

Kawasan Perbatasan.

Jumlah rumusan peraturan yang dibuat di bidang

Teknis Kepabeanan sebanyak 25 peraturan dari

rencana rumusan sebanyaak 25 peraturan.

Persentase tersedianya Dokumen Perencanaan

Anggaran (RKA-KL) dengan Jumlah Satuan Kerja DJBC

Persentase tercapainya penyelesaian Laporan

Keuangan dengan Jumlah Satuan Kerja DJBC

BC2-4.1

Persentase rumusan

peraturan yang menjadi

keputusan di bidang

teknis kepabeanan

BC1-8.1

Tersedianya dokumen

perencanaan anggaran

(RKA-KL)

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 4

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

3 Persentase ketepatan waktu penyelesaian 75% 80% 75% 86,62% 77% 92,44%

penetapan nilai pabean dan klasifikasi barang

4 10% 10% 100% 25% -

1 85% 90% BC3-1.1

Persentase realisasi dari

janji pelayanan yang

tepat waktu

85% 95,43% Dari 1926 keputusan yang diterbitkan pada tahun

2010 sebanyak 1838 keputusan diterbtikan tepat

waktu.

85% 97,09% Realisasi janji pelayanan yang tepat waktu Dit.

Fasilitas pada tahun 2011 diukur melalui 3

indikator yaitu :

- Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan

unggulan pada Dit. Fasilitas Kepabeanan

(capaian 2011 sebesar 98,66%);

- Persentase realisasi dari janji layanan

pendukung (capaian 2011 sebesar 98,19%);

- Persentase realisasi dari janji layanan lainnya

(capaian 2011 sebesar 94,43%).

2 75% 100% BC3-4.1

Persentase penyelesaian

rancangan peraturan di

bidang fasilitas

kepabeanan

75% 100% Dari 4 rancangan peraturan yang ditargetkan untuk

disusun pada tahun 2010 sebanyak 4 rancangan

peraturan yang berhasil diselesaikan yaitu : PMK

tentang BMDTP untuk Tahun Anggaran 2010, RPMK

tentang KB, RPMK tentang GB, PMK tentang Badan

Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR).

BC3-4.1

Persentase

penyelesaian

rancangan peraturan di

bidang fasilitas

kepabeanan

75% 88,89%

Pengukuran kinerja DJBC yang terkait dengan

AEO adalah terbitnya PMK tentang AEO.

Realisasi pada tahun 2010 sudah mencapai

100% sehingga tidak ditargetkan lagi pada

tahun 2011.

Permintaan penetapan nilai pabean dan

klasifikasi barang diajukan oleh pemangku

kepentingan, terutama untuk keperluan

pemberian ijin impor sementara dan untuk

kendaraan bermotor yang diajukan oleh Dit.

Fasilitas Kepabeanan, dapat dipenuhi secara

tepat waktu sebesar 92,44% atau sebanyak 715

(tujuh ratus lima belas) berkas.

Tali Kawat baja (Steel Wire Ropes) dengan Pos

Tarif ex 7312.10.10.00;

f. P-14/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk

Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk

Kawat Seng;

g. P-15/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk

Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk

Kawat Bindrat;BC2-4.2

Ketepatan waktu

penyelesaian

penetapan nilai pabean

dan klasifikasi barang

DIREKTORAT

FASILITAS

KEPABEANAN

Persentase realisasi dari janji pelayanan yang tepat

waktu

Persentase penyelesaian rancangan peraturan di bidang

fasilitas kepabeanan

Persentase penyelesaian PMK tentang Authorized BC2-4.2

Persentase penyelesaian

PMK tentang Authorized

Economic Operator

(AEO) dan dukungan

terkait dengan Sistem

Logistik Nasional

PMK yang terkait dengan AEO dan telah diterbitkan

pada tahun 2010 yaitu PMK Nomor

219/PMK.04/2010 tanggal 9 Desember 2010 tentang

Perlakuan Kepabeanan Terhadap Authorized

Economic Operator (AEO).

Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait

dengan Sistem Logistik Nasional

Jumlah penetapan nilai pabean dan klasifikasi barang

yang tepat waktu sebanyak 952 penetapan dari 1099

permintaan penetapan.

BC2-6.2

Ketepatan waktu

penyelesaian penetapan

nilai pabean dan

klasifikasi barang

Dari 9 rancangan peraturan yang ditargetkan

untuk disusun pada tahun 2011 sebanyak 8

rancangan peraturan yang berhasil diselesaikan

yaitu :

1. Perdirjen Nomor PER-6/BC/2011 tanggal 14

Februari 2011 tentang tata cara pemberian PPN

DTP untuk T.A. 2011

2. Perdirjen BMDTP atas 16 sektor industri

3. RPMK Perubahan KMK-90/KMK.05/2002 jo.

PMK-137/PMK,04/2007

4. RPMK tentang Form A, Form B, dan Form C

5. RPMK Pembebasan BM dan/atau Cukai atas

impor barang kiriman hadiah/hibah untuk

kepentingan penanggulangan bencana alam

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 5

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

3 75% 100% 75% 100% 100% - RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait

sistem pelayanan kepabeanan yang mendukung

Sistem Logistik Nasional (Customs Advance

Trade System) merupakan program tahun 2010

dan telah diselesaikan pada akhir tahun 2010

dalam bentuk 1 RPMK dan 4 Perdirjen.

Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun

2010 sehingga tidak ditargetkan lagi pada

tahun 2011.

Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan BC3-4.2

Persentase penyelesaian

rancangan PMK dan

aturan pelaksanaan

lainnya terkait sistem

pelayanan kepabeanan

yang mendukung sistem

logistik nasional

(Customs Advance Trade

System)

RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem

pelayanan kepabeanan yang mendukung Sistem

Logistik Nasional (Customs Advance Trade System)

merupakan program tahun 2010 dan telah

diselesaikan pada akhir tahun 2010 dalam bentuk 1

RPMK dan 4 Perdirjen, yaitu :

a. PMK Nomor 232/PMK.04/2009 tanggal 28

Desember 2009 tentang KPPT;

b. PDJBC Nomor P-19/BC/2010 tanggal 17 Maret 2010

tentang Tata Laksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor

Melalui KPPT

c. PDJBC Nomor P-21/BC/2010 tanggal 19 Maret 2010

tentang Tata Laksana Penetapan KPPT;

d. PDJBC Nomor P-26/BC/2010 tentang Bentuk,

Warna, Ukuran Segel Dan Tanda Pengaman Bea dan

Cukai, dan Tata Cara Penyegelan;

e. PDJBC Nomor P-30/BC/2010 tanggal 7 Juni 2010

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemasukan dan

Pengeluaran Barang Impor Ke dan Dari TPS di dalam

KPPT.

pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan

kepabeanan yang mendukung sistem logistik

nasional (Customs Advance Trade System )

6. RPMK Pembebasan BM dan/atau Cukai atas

impor barang kiriman hadiah/hibah untuk

keperluan ibadah untuk umum, amal, sosial atau

kebudayaan

7. RPMK Pembebasan BM atas impor barang

untuk keperluan museum, kebun binatang dan

tempat lain semacam ituyang bertujuan untuk

umum, serta barang untuk konservasi alam

8. PMK Nomor 253/PMK.04/2011 tanggal 28

Desember 2011 tentang pengembalian BM yang

telah dibayar atas impor barang dan bahan

untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang

lain dengan tujuan untuk diekspor

9. PMK Nomor 254/PMK.04/2011 tanggal 28

Desember 2011 tentang pembebasan BM yang

telah dibayar atas impor barang dan bahan

untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang

lain dengan tujuan untuk diekspor.

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 6

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

4 70% 100% 70% 100% 100% -

5 10% 100% -

6 100% 100% - Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan

kepabeanan dan cukai di KEK yaitu : RPP tentang

Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di KEK dan

RPMK tentang Tatalaksana Kepabeanan dan

Cukai di KEK telah diselesaikan oleh DJBC dan

telah diserahkan kepada Biro Hukum Kemenkeu

pada tanggal 19 Juli 2010.

Berdasarkan Surat Direktur PPKC kepada BKF

Nomor S-92/BC.8/2011 tanggal 8 Februari 2011

disampaikan bahwa penyusunan PP dan PMK

terkait KEK adalah termasuk materi perundang-

undangan yang penyusunannya dilimpahkan

kepada Badan Kebijakan Fiskal sehingga

tanggungjawab penyelesaian PP dan PMK

tersebut sudah berada di luar kewenangan

DJBC.

Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan

kepabeanan dan cukai di KEK telah diselesaikan

oleh DJBC dan telah diserahkan kepada Biro

Hukum pada tanggal 19 Juli 2010 untuk

dikompilasikan dengan rancangan peraturan

terkait dengan perpajakan di KEK.

Selain itu, berdasarkan Surat Direktur PPKC

kepada BKF Nomor S-92/BC.8/2011 tanggal 8

Februari 2011 disampaikan bahwa penyusunan

PP dan PMK terkait KEK adalah termasuk materi

perundang-undangan yang penyusunannya

dilimpahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal

sehingga tanggungjawab penyelesaian PP dan

PMK tersebut sudah berada di luar kewenangan

DJBC.

Posisi terakhir RPP yang telah dikompilasikan

antara kepabeanan dan perpajakan telah

dilakukan pembahasan di Ditjen Perundang-

undangan dan di Menko Perekonomian, namun

dikembalikan ke Kemenkeu untuk dilakukan

kajian atas pemberian fasilitas fiskal di KEK.

Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun

2010 sehingga tidak ditargetkan lagi pada

tahun 2011.

RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait

KPPT merupakan program tahun 2010 dan telah

diselesaikan pada akhir tahun 2010 dalam

bentuk 1 RPMK dan 4 Perdirjen.

Persentase penyelesaian rancangan PMK terkait Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan

kepabeanan dan cukai di KEK yaitu : RPP tentang

Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di KEK dan RPMK

tentang Tatalaksana Kepabeanan dan Cukai di KEK

telah diselesaikan oleh DJBC dan telah diserahkan

kepada Biro Hukum Kemenkeu pada tanggal 19 Juli

2010 untuk dikompilasikan dengan rancangan

peraturan terkait dengan perpajakan di KEK.

pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan

perundang-undangan dan skema pembiayaan

infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK)

Persentase penyelesaian peraturan terkait BC3-4.3

Persentase penyelesaian

peraturan terkait sistem

pelayanan kepabeanan

dan cukai di Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK)

Dari 2 rancangan peraturan terkait KEK yang

ditargetkan untuk disusun pada tahun 2010,

semuanya dapat diselesaikan yaitu :

- RPP tentang Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di

KEK, dan

- RPMK tentang Tatalaksana Kepabeanan dan Cukai di

KEK.

Pada tahun 2010, penyelesaian hanya sebatas RPP

dan RPMK yang mana masih terus dilakukan

pembahasan dengan instansi-instansi terkait sampai

dengan diterbitkannya PP dan PMK.

Rancangan peraturan tersebut telah diserahkan

kepada Biro Hukum Kemenkeu pada tanggal 19 Juli

2010 untuk dikompilasikan dengan rancangan

peraturan terkait dengan perpajakan di KEK.

sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Persentase penyelesaian rancangan PMK terkait Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun 2010 :

a. PMK Nomor 232/PMK.04/2009 tanggal 28

Desember 2009 tentang KPPT;

b. PDJBC Nomor P-19/BC/2010 tanggal 17 Maret 2010

tentang Tata Laksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor

Melalui KPPT

c. PDJBC Nomor P-21/BC/2010 tanggal 19 Maret 2010

tentang Tata Laksana Penetapan KPPT;

d. PDJBC Nomor P-26/BC/2010 tentang Bentuk,

Warna, Ukuran Segel Dan Tanda Pengaman Bea dan

Cukai, dan Tata Cara Penyegelan;

e. PDJBC Nomor P-30/BC/2010 tanggal 7 Juni 2010

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemasukan dan

Pengeluaran Barang Impor Ke dan Dari TPS di dalam

KPPT.

Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT)

dalam rangka pengembangan Sistem Logistik

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 7

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

7 10% - Berdasarkan PP Nomor 27 Tahun 2009 ttg Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal,

pengembangan sistem elektronik terkait perijinan

penanaman modal dibangun dan dikelola BKPM.

BKPM membangun dan mengelola sistem pelayanan

informasi dan perijinan investasi secara elektronik

(SPIPISE) dan sesuai pasal 22 Peraturan Presiden

Nomor 27 Tahun 2009 diatur kewajiban BKPM dalam

mengelola SPIPISE.

Kewenangan pemberian fasilitas pembebasan Bea

Masuk terkait dengan penanaman modal telah

dilimpahkan kepada Kepala BKPM dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2009.

Porsi dari DJBC dalam hal ini adalah hanya sebatas

berpartisipasi dalam penyusunan RPMK pengganti

KMK-135/KMK-05/2000 yang akan dilaksanakan oleh

BKPM dan PMK tsb telah diterbitkan yaitu PMK-

176/PMK.011/2009.

25% - Sesuai dengan pasal 21 Peraturan Presiden

Nomor 27 Tahun 2009, disebutkan bahwa BKPM

membangun dan mengelola sistem pelayanan

informasi dan perijinan investasi secara

elektronik (SPIPISE) dan sesuai pasal 22

Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 diatur

kewajiban BKPM dalam mengelola SPIPISE.

Kewenangan pemberian fasilitas pembebasan

Bea Masuk terkait dengan penanaman modal

telah dilimpahkan kepada Kepala BKPM

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

176/PMK.011/2009.

100% - Sampai saat ini belum ada daerah yang

ditetapkan oleh Dewan Nasional sebagai KEK

(target sampai dengan akhir tahun 2011 adalah

2 daerah ditetapkan sebagai KEK).

Di samping itu, dengan belum terbitnya PP

terkait fasilitas fiskal di KEK maka penyusunan

PMK-nya pun belum dapat dilaksanakan.

1 Tingkat ketepatan waktu penyediaan pita cukai 22 hari 20 hari BC4-1.1

Tingkat ketepatan waktu

penyediaan pita cukai

22 15,33 Realisasi tahun 2010 yaitu 15,33 hari mengalami

peningkatan jika diandingkan realisasi tahun 2009

yaitu 16,75 hari. Peningkatan tersebut dipengaruhi

oleh penerapan Sistem Aplikasi Cukai (SAC)

Sentralisasi yang semakin mempercepat proses

penyediaan pita cukai, selain itu koordinasi dengan

pengusaha pabrik/importir BKC serta dengan

perusahaan pencetak pita cukai juga berjalan dengan

baik.

BC4-5.1

Presentase ketepatan

waktu penyediaan pita

cukai

22 hari 98,58% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah

disempurnakan menjadi "Presentase ketepatan

waktu penyediaan pita cukai", di mana formula

penghitungan kinerja diukur melalui

perbandingan antara penyediaan pita cukai Hasil

Tembakau di Gudang Pita Cukai Kantor Pusat

DJBC dalam waktu 22 hari sejak Permohonan

Penyediaan Pita Cukai (P3C) oleh Pengusaha

Pabrik atau Importir BKC diterima dibandingkan

dengan jumlah permohonan.

Capaian pada tahun 2011 sebesar 98,58%.

Pencapaian tersebut dipengaruhi oleh

implementasi Sistem Aplikasi Cukai (SAC)

Sentralisasi yang sudah diimplenetasikan di

seluruh kantor cukai sehingga mempercepat

proses penyediaan pita cukai. Selain itu juga

karena adanya koordinasi yang baik antara

pengusaha pabrik/importir BKC, Kantor

Pelayanan Bea dan Cukai, Direktorat Cukai dan

perusahaan pencetak pita cukai.

2 Persentase permohonan pengembalian cukai yang 80% 100% 80% 100% 80% 98,54%

selesai diproses

BC4-6.1

Persentase

permohonan

pengembalian cukai

yang selesai diproses

tepat waktu

DIREKTORAT CUKAI

BC4-8.1

Persentase permohonan

pengembalian cukai

yang selesai diproses

Persentase penyelesaian rancangan PMK untuk

pengembangan sistem elektronik terkait dengan

perijinan investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan

Persentase penyelesaian rancangan PMK untuk

memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT)

dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di

Jawa dan Sumatra)

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 8

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

3 Persentase cukai yang dibayar tepat waktu 98% 99% 98% 99,98% 98% 99,99%

1 50% 60% BC5-2.1

Persentase tindak

pidana di bidang

kepabeanan dan cukai

yang diserahkan ke

Kejaksaan

50% 75% Realisasi penerbitan PDP pada tahun 2010 sebanyak

153 berkas sedangkan jumlah PDP outstanding yang

diterbitkan pada tahun 2009 sebanyak 31 berkas

sehingga total menjadi 184 berkas. Dari 153 berkas

PDP yang diterbitkan pada tahun 2010 yang telah P-

19 sebanyak 9 berkas dan yang telah P-21 sebanyak

98 berkas, sedangkan berkas lainnya masih dalam

proses penyidikan.

Dari 31 berkas PDP outstanding yang diterbitkan pada

tahun 2009 yang telah P-19/P-21 sebanyak 31 berkas

sehingga jumlah total yang telah P-19/P21 pada

tahun 2010 sebanyak 138 berkas.

BC5-1.1

Persentasi hasil

penyidikan yang

dinyatakan lengkap

oleh Kejaksaan (P21)

50% 79,34% S.d. Triwulan IV 2011 telah diterbitkan PDP

sebanyak 121 berkas dan telah P-21 sebanyak

96 berkas.

*) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah

disempurnakan menjadi "Persentase hasil

penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh

Kejaksaan (P21)", di mana formula

penghitungan kinerja diukur melalui jumlah

dokumen yang dinyatakan lengkap oleh

Kejaksanaan (P21), bukan dokumen yang

diserahkan Kejaksaan (P19).

2 10% 9% 10% 5,09% 10% 0,28%

3 70% 80% 70% 135% 70% 220,00%

4 60% 80% 60% 143,39% 65% 100,00% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011

telah disempurnakan menjadi "Persentase

evaluasi pemanfaatan sarana operasi", di mana

kinerja yang diukur adalah kegiatan evaluasi

atas pemanfaatan sarana pengawasan (tidak

hanya Gamma Ray, tetapi juga sarana operasi

lainnya).

Pada tahun 2011 realisasi IKU ini sebesar 100%

dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak 4 kali

evaluasi.

BC5-10.1

Persentase evaluasi

pemanfaatan sarana

operasi

BC4-3.1

Persentase cukai yang

dibayar tepat waktu

dibandingkan dengan

jumlah cukai yang

mendapatkan

penangguhan

pembayaran

Jumlah penundaan pembayaran cukai hasil

tembakau yang jatuh tempo sepanjang tahun

2011 hampir seluruhnya telah dilunasi tepat

pada waktunya yaitu sebesar 99,99%. Pada

tahun 2011 jumlah cukai yang diberikan

penundaan adalah Rp 67.407,96 milyar dan

sebesar Rp 67.405,49 milyar dibayar tepat

waktu.

Indikator kinerja ini memiliki polarisai

"minimize" (semakin kecil semakin baik), artinya

nilai aktual/realisasi/pencapaian indikator

kinerja diharapkan lebih kecil dari target.

BC5-2.1

Persentase pengguna

jasa kepabeanan yang

diblokir kegiatannya

dibandingkan dengan

jumlah perijinan

BC5-8.1

Persentase Penindakan

Barang Larangan dan

Pembatasan

Realisasi IKU ini pada tahun 2011 adalah

sebanyak 44 kali penindakan yang dilakukan dari

target yang ditetapkan sebanyak 20 kali

penindakan.

Realisasi pada tahun 2010 sebesar 135% merupakan

gambaran peningkatan pengawasan dan penindakan

terhadap barang lartas yang diikuti dengan tindakan

penegahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BC5-12.1

Persentase pemanfaatan

sarana pengawasan

Gamma Ray

Realisasi pemanfaatan Gamma Ray diukur

berdasarkan jumlah kontainer yang dapat diperiksa

menggunakan Gamma Ray dalam waktu satu hari.

DJBC pada tahun 2010 memiliki 6 Gamma Ray yang

digunakan di KPU Tanjung Priok (2 unit model portal

dan 1 model mobile), KPPBC Tanjung Emas (1 unit

model mobile), dan KPPBC Tanjung Perak (2 unit

model portal).

Realisasi Tahun 2010 terdapat total 681.388 kontainer

dari 3 Kantor Pelayanan yang telah diperiksa

menggunakan sarana Gamma-Ray Container Scanner.

Jumlah kontainer yang ditargetkan untuk diperiksa

yaitu 6000 kontainer per bulan.

jumlah perijinan

Persentase Penegahan Barang Larangan dan

Pembatasan

Persentase pemanfaatan sarana pengawasan

Gamma Ray

dibandingkan dengan jumlah cukai secara

keseluruhan

Persentase pengguna jasa kepabeanan dan cukai

yang diblokir kegiatannya dibandingkan dengan

BC4-3.1

Persentase cukai yang

dibayar tepat waktu

dibandingkan dengan

jumlah cukai secara

keseluruhan

Pada tahun 2010 jumlah cukai yang diberikan

penundaan adalah Rp 57.134 miliar dan sebesar Rp

57.125 miliar dibayar tepat waktu.

DIREKTORAT

PENINDAKAN

DAN PENYIDIKAN

Persentase tindak pidana di bidang kepabeanan dan

cukai yang diserahkan ke Kejaksaan

BC5-3.1

Persentase pengguna

jasa kepabeanan dan

cukai yang diblokir

kegiatannya

dibandingkan dengan

jumlah perijinan

Indikator kinerja ini memiliki polarisai "minimize"

(semakin kecil semakin baik), artinya nilai

aktual/realisasi/pencapaian indikator kinerja

diharapkan lebih kecil dari target.

BC5-10.1

Persentase penegahan

barang larangan dan

pembatasan

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 9

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

1 Persentase pelaksanaan audit sesuai dengan 90% 95% 90% 100% 90% 100,00%

DROA (Daftar Rencana Obyek Audit)

2 Persentase Hasil Evaluasi Laporan Hasil Audit 85% 90% BC6-10.1

Persentase Hasil Evaluasi

Laporan Hasil Audit

85% 100% Dari 190 LHA yang diterbitkan pada tahun 2010 telah

dilakukan evaluasi terhadap seluruh LHA tersebut.

BC6-1.3

Persentase hasil audit

berupa tambah bayar

85% 94,38% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah

disempurnakan menjadi "Persentase hasil audit

berupa tambah bayar".

Pada tahun 2011, efektivitas pelaksanaan audit

kepabeanan dan cukai selain diukur dari

penyelesaian jumlah LHA juga diukur dari jumlah

hasil audit yang mengakibatkan tambah bayar.

Capaian kinerja IKU ini dihitung dengan

membandingkan antara jumlah pelaksanaan

audit berdasarkan DROA yang dilakukan dengan

jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA

yang mengakibatkan tambah bayar, yaitu

pelaksanaan audit yang mendapatkan adanya

temuan yang berakibat terjadinya tambah bayar

dari auditee berupa tambah bayar BM, BK, Cukai

ataupun sanksi administrasi.

Pada tahun 2011, dari sejumlah 569 pelaksanaan

audit yang dilaksanakan berdasarkan ST DROA di

lingkungan DJBC sejumlah 537 audit

mendapatkan adanya temuan yang berakibat

terjadinya tambah bayar dengan total tagihan

sebanyak Rp 1.173,99 milyar.

1 70% 75% BC7-1.1

Persentase kebijakan

kepabeanan nasional

terhadap hasil

kesepakatan

kepabeanan

internasional

70% 100% Pada tahun 2010 terdapat 1 kesepakatan yang

dihasilkan dari kerjasama kepabeanan internasional

yaitu TRS (Time Release Study) Pilot Border/Port

BIMP EAGA, yang kemudian ditindaklanjuti dengan

kebijakan kepabeanan nasional yaitu dengan

ditetapkannya Kep Dirjen BC Nomor 16/BC/2010

tanggal 3 Maret 2010 tentang Pembentukan Tim TRS

di Pelabuhan Bitung dan Perbatasan Entikong selaku

Pilot Border/Port Kerjasama BIMP EAGA.

BC-7.2.1

Jumlah kajian yang

relevan dengan tugas

dan fungsi DJBC yang

berasal dari informasi

dari forum kerjasama

internasional

72% 240,00%

BC6-1.1

Realisasi audit

dibandingkan dengan

rencana

Pada tahun anggaran 2011, Direktorat Audit

telah menetapkan Daftar Rencana Obyek Audit

(DROA) sebanyak 71 obyek audit dengan

perincian 36 obyek audit pada semester I dan 35

obyek audit pada semester II.

Selama tahun 2011, dari 71 DROA tersebut yang

ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas

sebanyak 71.

BC6-1.1

Realisasi audit

dibandingkan dengan

rencana

Rencana audit adalah rencana audit kepabeanan dan

cukai yang disusun berdasarkan DROA (Daftar

Rencana Obyek Audit).

Realisasi pelaksanaan audit DJBC pada tahun 2010 :

Semester I 100% terhadap DROA Audit Semester I

(340 perusahaan)

Semester II 100% terhadap DROA Audit Semester

II (249 perusahaan).

Persentase kebijakan kepabeanan nasional terhadap

hasil kesepakatan kepabeanan internasional

DIREKTORAT AUDIT

DIREKTORAT

KEPABEANAN

INTERNASIONAL

*) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah

disempurnakan menjadi "Jumlah kajian yang

relevan dengan tugas dan fungsi DJBC yang

berasal dari informasi dari forum kerjasama

internasional" karena indikator sebelumnya

redundan dengan indikator "Persentase

rumusan kebijakan kerjasama internasional di

bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar

internasional".

Kajian yang dihasilkan tersebut adalah

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 10

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

2 75% 80% 75% 75% 77% 128,57%BC7-1.1

Persentase rumusan

kebijakan kerjasama

internasional di bidang

kepabeanan yang

sesuai dengan standar

internasional

Rencana rumusan yang diselesaikan pada tahun

2011 sebanyak 7 (tujuh) rumusan, s.d. bulan

Desember 2011 telah terealisasi sebanyak 9

(sembilan) rumusan sebagai berikut:

1. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat

Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan dan

Korea Customs Service (KCS) tentang Posisi

Indonesia dan Agenda Pertemuan serta Agreed

Minutes dalam the 1st Bilateral Meeting antara

DJBC dan KCS.

2. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Position

Paper dari Direktur Jenderal kepada PTRI

Jenewa dan Kementerian Perdagangan pada

Sidang Negotiating Group on Trade Facilitation

(NGTF) antara:

a. Position Paper DJBC atas Komunikasi China

Terkait Draft Terbaru Post Clearance Audit /

Customs Audit

b. Position Paper DJBC atas Draft Consolidated

Text Negotiating Group on Trade Facilitation

revisi ke-7 (TN/TF/W/165/rev.7).

3. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari

Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan

mengenai Rencana Penandatanganan draft

Protocol 2 tentang Designated of Frontier Post

dan Protocol 7 tentang The ASEAN Customs

Transit System (ACTS).

4. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat

Direktur Jenderal kepada Mr. Arjun Goswami,

Director of Regional Cooperation and Operations

Coordination Division of Southeast Asia

Department of ADB mengenai Survey on Rate of

Errors/Ommisions by Private Sector in BIMP-

EAGA Priority Entry Points.

5. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari

Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan

mengenai Usulan Posisi Nasional atas Rencana

Pemberlakuan Skema Self Certification.

BC-7.3.1

Persentase rumusan

kebijakan kerjasama

internasional di bidang

kepabeanan dan cukai

Pada tahun 2010 direncanakan akan dihasilkan 4

(empat) rumusan naskah perjanjian Internasional di

bidang Kepabeanan dan cukai. Sampai dengan

Triwulan IV 2010 telah dihasilkan 3 rumusan sehingga

capaiannya 75%. Capaian dimaksud diperoleh dari

dihasilkannya :

1. Draft the ASEAN Agreement on Customs 1997

2. Memorandum of Cooperation (MoC) between the

Directorate General of Customs and Excise of the

Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and

the Department of the Chief Minister of the Northern

Territory of Australia on a Customs Pre-Inspection

Facility in Darwin Australia

3. Draft Memorandum of Understanding between

ASEAN and China Customs.

Walaupun target pada tahun 2010 sebesar 75% telah

terpenuhi, akan tetapi dari ke-4 rencana rumusan

naskah perjanjian internasional yang direncanakan

ada satu rencana rumusan naskah perjanjian

internasional yang belum terselesaikan hingga akhir

tahun 2010 yaitu draft aksesi The Revised Kyoto

Convention.

Adapun permasalahan/kendala yang dihadapi dalam

pencapaian kinerja tahun 2010 sehingga tidak

terselesaikannya draft aksesi The Revised Kyoto

Convention yaitu :

a. Dengan mempertimbangkan kewajiban yang akan

timbul bagi DJBC sebagai RKC contracting party,

tahapan persiapan aksesi baru dapat dilakukan

setelah tim kerja melakukan cost benefit analysis;

b. Berdasarkan pengamatan awal dari unit terknis

terkait dinilai bahwa masih terdapat beberapa

ketentuan dalam RKC yang masih belum mampu

dipenuhi oleh DJBC dan stakeholders sesuai batas

waktu yang ditentukan.

Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional

di bidang kepabeanan dan cukai

Kajian yang dihasilkan tersebut adalah

kajian/analisa atas informasi di bidang

kepabeanan yang berasal dari laporan kegiatan

dalam rangka kerja sama internasional

(pertemuan/sidang maupun international

capacity building event), laporan keikutsertaan

DJBC sebagai narasumber, maupun isu yang

berasal dari forum kerja sama internasional yang

perlu disampaikan kepada unit di lingkungan

DJBC dan/atau instansi terkait dalam rangka

mengharmonisasikan kepentingan nasional dan

standar internasional.

Untuk tahun 2011, ditetapkan sebanyak 10

(sepuluh) kajian yang akan dihasilkan oleh

Direktorat Kepabeanan Internasional. Sampai

dengan akhir tahun 2011 ternyata jumlah kajian

yang dihasilkan berjumlah 24 (dua puluh empat)

kajian, jauh melampaui target yang telah

ditetapkan.

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 11

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

1 Jumlah penerimaan bea dan cukai 100% 100% BC8-1.1

Jumlah penerimaan Bea

dan Cukai

100% 116,12% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV

2010 berdasarkan data Ditjen. Perbendaharaan

adalah Rp95.019,26 Milyar dari target APBN-P 2010

sebesar Rp81.827,29 Milyar.

BC8-3.1

Persentase ketepatan

alokasi distribusi target

penerimaan

100% 13,78% *) Indikator jumlah penerimaan bea dan cukai

merupakan indikator untuk program

pengawasan, pelayanan, dan penerimaan di

bidang kepabeanan dan cukai (Unit eselon I

DJBC) dan pada tahun 2011 ditetapkan untuk

tidak diturunkan sebagai indikator kegiatan

perumusan kebijakan dan peningkatan

pengelolaan penerimaan bea dan cukai (Unit

eselon II Dit. PPKC).

Sebagai pengganti dari indikator kinerja tersebut

di Dit. PPKC ditetapkan indikator "Persentase

ketepatan alokasi distribusi target penerimaan".

Tingkat ketepatan pengalokasian target

penerimaan diukur berdasarkan nilai deviasi

yang merupakan selisih antara realisasi

penerimaan BM, BK dan Cukai dengan target

penerimaan BM, BK dan Cukai dari masing-

masing KPU BC dan KWBC dibagi dengan target

penerimaan BM, BK dan Cukai dari masing-

masing KPU BC dan KWBC.

Target pada tahun 2011 sebesar 20% dan

realisasinya adalah 13,78%.

6. Rumusan kebijakan terkait kerja sama

regional di tingkat APEC berbentuk surat dari

Direktur Jenderal kepada Dirjen Asia Pasifik dan

Afrika, Kementerian Luar Negeri RI mengenai

Masukan dan usulan DJBC untuk posisi nasional

atas APEC Self Certification dan FTA terkait

Skema APEC.

7. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari

Direktur Jenderal kepada Direktur Jenderal Kerja

sama Perdagangan Internasional mengenai

Penyampaian kesiapan DJBC dalam

Implementasi Second Protocol to Amend the

Agreement on Trade in Goods of the Framework

Agreement on Comprehensive Economic

Cooperation ASEAN-China.

8. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari

Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan

mengenai Laporan Perkembangan Rencana

Penerapan Skema Self Certification dalam

Kerangka ASEAN Trade In Goods (ATIGA).

9. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari

Direktur Jenderal kepada Direktur Jenderal Kerja

sama Perdagangan Internasional Kementerian

Perdagangan mengenai Pembahasan materi

ROO untuk menghadapi perundingan IE-CEPA

putaran ke - 4.

DIREKTORAT

PENERIMAAN DAN

PERATURAN

KEPABEANAN DAN

CUKAI

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 12

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

2 75% 80% 75% 131% 75% 138,71%

3 55% 60% BC8-10.1

Persentase penyelesaian

tagihan

55% 58,77% Pada tahun 2010 telah diterbitkan tagihan sebanyak

Rp 4.519,76 milyar dan telah dicairkan tagihan

sejumlah Rp 2.656,09 milyar sehingga capaian tahun

2010 sebesar 58,77% melebihi target yang ditetapkan

sebesar 55%.

Tagihan aktif pada tahun 2010 masih

memperhitungkan tagihan dari tahun-tahun

sebelumnya.

BC8-2.1

Persentase

penyelesaian piutang

55% 79,42% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011

telah disempurnakan menjadi "Persentase

penyelesaian piutang". Selain terjadi

penyempurnaan nama indikator, formula

penghitungan IKU ini juga disempurnakan

dimana kinerja penyelesaian piutang diukur

hanya untuk piutang yang usianya < 3 tahun.

Pada tahun 2011 telah diselesaikan piutang

sebanyak Rp 79.380,66 milyar dari jumlah

piutang yang berumur kurang dari 3 tahun

sebanyak Rp 99.944,87 milyar sehingga capaian

tahun 2011 sebesar 79,42%.

4 80% 90% 80% 100% 80% -

1 100% 100% BC9-3.1

Persentase sistem

aplikasi dan infrastruktur

TI yang sesuai dengan

proses bisnis DJBC

100% 100% Pada tahun 2010 telah disepakati untuk

pengembangan aplikasi yang berbasis web yaitu:

1. Re-engineering aplikasi EIS/dashboard

(pengembangan aplikasi yang disesuaikan dengan

kebutuhan manajemen maupun infrastruktur IT di

DJBC);

2. Aplkasi TPS online;

3. Aplikasi Keberatan / Monitoring Tagihan.

Sampai dengan akhir 2010 pencapaian

pengembangan 3 aplikasi tersebut sudah mencapai

100%.

BC9-1.1

Persentase

pengembangan sistem

aplikasi yang sesuai

dengan Rencana Kerja

Tahunan (RKT)

100% 100,00% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011

telah disempurnakan menjadi "Persentase

pengembangan sistem aplikasi yang sesuai

dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)".

Persentase sistem pengembangan aplikasi yang

sesuai dengan RKT adalah perbandingan aplikasi

yang dikembangkan dan sesuai dengan aplikasi

yang direncanakan sesuai Rencana Kerja

Tahunan Direktorat IKC.

Sistem aplikasi DJBC yang selesai dikembangkan

pada tahun 2011 sesuai dengan RKT adalah:

1. Aplikasi Passenger Analyzing Unit (PAU);

2. Aplikasi BC.23;

3. Aplikasi DB Nilai Pabean.

Target pada tahun 2011 direncanakan akan

diselesaikan sebanyak 31 rancangan dan

legalisasi peraturan. Pada tahun 2011 telah

diselesaikan sebanyak 43 peraturan dan

rancangan peraturan (1 PMK, 10 RPMK, 10

PerDirjen, 10 RPDJ, 4 Kepdirjen, 2 Instruksi, dan

6 SE DJBC).

*) Indikator ini tidak lagi diukur pada tahun 2011

karena redundan dengan indikator "Persentase

penyelesaian rancangan dan legalisasi peraturan

pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai".

BC8-1.1

Persentase

penyelesaian

perancangan dan

legalisasi peraturan

pelaksanaan UU

Kepabenanan dan UU

Cukai

Target pada tahun 2010 direncanakan akan

diselesaikan sebanyak 44 rancangan dan legalisasi

peraturan. Pada tahun 2010 telah diselesaikan

sebanyak 58 rancangan dan legalisasi peraturan (1

PP, 25 RPMK, 29 RPDJBC, 1 KEPDJBC, 1 SE, dan 1 INS)

BC8-2.1

Persentase peraturan

pelaksanaan di bidang

kepabeanan dan cukai

yang selaras dengan UU

Kepabeanan dan UU

Cukai.

kepabeanan dan cukai yang selaras dengan UU

Kepabeanan dan UU Cukai.

Persentase penyelesaian rancangan dan legalisasi BC8-6.1

Persentase penyelesaian

rancangan dan legalisasi

peraturan pelaksanaan

UU Kepabeanan dan UU

Cukai

peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai

Persentase penyelesaian tagihan

Persentase peraturan pelaksanaan di bidang

DIREKTORAT

INFORMASI

KEPABEANAN DAN

CUKAI

Persentase sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang

sesuai dengan proses bisnis DJBC

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 13

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

2 Persentase downtime sistem informasi 1% 1% BC9-1.1

Downtime sistem

informasi

1% 0,36% Downtime adalah waktu dimana suatu sistem

informasi tidak bisa berfungsi. Waktu pelayanan yang

dilakukan sistem informasi adalah 24 jam sehari

selama 1 tahun. Downtime sistem informasi adalah

perbandingan antara jumlah downtime sistem

informasi terhadap jumlah waktu pelayanan yang

dilakukan sistem informasi.

Indikator kinerja ini memiliki polarisai "minimize"

(semakin kecil semakin baik), artinya nilai

aktual/realisasi/pencapaian indikator kinerja

diharapkan lebih kecil dari target. S.d. Triwulan IV

2010 realisasi Donwtime Sistem Informasi adalah

0,36%.

Capaian tersebut merupakan akumulasi downtime

selama tahun 2010 pada 6 kantor utama yaitu KPU

Priok, KPU Batam, KPPBC Belawan, KPPBC Soekarno

Hatta, KPPBC Tanjung Emas, dan KPPBC Tanjung

Perak.

BC9-1.2

Persentase downtime

sistem pelayanan

1% 0,02% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011

telah disempurnakan menjadi "Persentase

downtime sistem pelayanan".

Akumulasi Donwtime Sistem Informasi selama

tahun 2011 adalah 0,0197%.

Dari 14 kantor pelayanan besar, selama tahun

2011 downtime sistem informasi hanya terjadi

di KPPBC Tg. Perak dan KPPBC Jakarta :

- Downtime yang terjadi di KPPBC Tg. Perak

(Bulan Maret) diakibatkan padamnya listrik PLN

dan pada saat yang bersamaan UPS tidak dapat

pindah secara otomatis ke genset karena modul

dalam konsisi rusak sehingga terjadi downtime.

Untuk memperbaiki masalah tersebut

dibutuhkan waktu kurang lebih 24 jam sampai

sistem berjalan normal kembali;

- Downtime yang terjadi di KPPBC Jakarta (Bulan

Juli) dikabitkan server hang/ngedump. Untuk

memperbaiki masalah tersebut dibutukan waktu

kurang lebih 1 jam sampai sistem berjalan

normal kembali.

3 Rata-rata persentase penyelesaian pengembangan 70% 75% 70% 100% 70% -

aplikasi sesuai rencana

4 100% 100% 100% 100% 100% - Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun

2010 sehingga tidak ditargetkan lagi pada

tahun 2011.

Penerapan Aplikasi SKP yang terintegrasi dengan

portal INSW pada tahun 2010 telah diterapkan

di 5 kantor utama yaitu :

1. KPPBC TMP Tanjung Perak;

2. KPPBC TMP Tanjung Emas;

3. KPPBC TMP Belawan (15 Juli 2010);

4. KPUBC Tanjung Priok (12 Agustus 2010);

5. KPPBC TMP Soekarno Hatta (23 September

2010).

*) Indikator ini tidak lagi diukur pada tahun 2011

karena redundan dengan indikator "Persentase

pengembangan sistem aplikasi yang sesuai

dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)".

Persentase penerapan aplikasi sistem komputer BC9-8.2

Persentase penerapan

aplikasi sistem komputer

pelayanan (SKP)

kepabeanan yang

terintegrasi dengan

portal INSW

Penerapan Aplikasi SKP yang terintegrasi dengan

portal INSW pada tahun 2010 direncanakan akan

diterapkan di 5 pelabuhan utama. Sehubungan

dengan mandatory NSW Ekspor di 5 kantor utama

tersebut telah ditetapkan Keputusan Direktur

Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-50/BC/2010

tentang Penerapan Secara Penuh (Mandatory) Sistem

National Single Window (NSW) Ekspor tanggal 13 Juli

2010.

Integrasi antara SKP Ekspor dengan portal INSW di 5

(lima) kantor utama sebagai berikut :

1. KPPBC TMP Tanjung Perak;

2. KPPBC TMP Tanjung Emas;

3. KPPBC TMP Belawan (15 Juli 2010);

4. KPUBC Tanjung Priok (12 Agustus 2010);

5. KPPBC TMP Soekarno Hatta (23 September 2010).

pelayanan (SKP) Kepabeanan yang terintegrasi

dengan portal INSW

BC9-8.1

Rata-rata persentase

penyelesaian

pengembangan aplikasi

sesuai rencana

Pada tahun 2010 telah diselesaikan 3 aplikasi dengan

tahapan penyelesaian masing-masing aplikasi 100%

dengan keterangan sebagai berikut :

1. Pengembangan Aplikasi Monitoring sudah

mencapai 100% yaitu dengan telah diterapkan

Aplikasi Monitoring Keberatan dan Monitoring

Piutang di KPU Tg. Priok mulai tanggal 20 Desember

2010 (Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep-

91/BC/2010 tanggal 20 Desember 2010);

2. Pengembangan Aplikasi EIS sudah mencapai 100%

yaitu dengan telah diterapkan Aplikasi EIS di KPU BC

Tg. Priok pada minggu ke-3 bulan Desember 2010

(Nota Dinas Direktur Jenderal Nomor ND-

142/BC/2010 tanggal 22 Desember 2010);

3. Pengembangan Aplikasi TPS online sudah mencapai

100% yaitu dengan telah diterapkan Aplikasi TPS

online di KPU BC Tg. Priok mulai tanggal 23 Desember

2010 (Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep-

92/BC/2010 tanggal 23 Desember).

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 14

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

1 Persentase pegawai DJBC yang terkena sanksi 1% 0,50% 1% 0,79% 1% 1,98%

pelanggaran kode etik/disiplin pegawai

2 Indeks kepuasan pengguna jasa kepabeanan dan 60 65 60 64,48 60 3,65

cukai.

3 Jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC secara 10X 10X 10 10 10X 11X

berkala

4 Persentase rekomendasi audit aparat pengawas 75% 80% 75% 93,35% 75% 95,33%

fungsional yang telah ditindaklanjuti

BC10-1.2

Persentase pegawai

DJBC yang terkena

sanksi pelanggaran

kode etik/disiplin

pegawai

Jumlah pegawai DJBC per 30 Desember 2011

sebanyak 10.434 orang, dan jumlah pegawai

yang terkena hukuman disiplin sebanyak 207

orang terhitung dari Januari s.d. Desember 2011

sehingga capaian IKU adalah sebesar 1,98% atau

tidak mencapai target yang ditetapkan.

Yang menyebabkan tidak tercapainya IKU ini

adalah karena terdapat kurang lebih 300

pegawai Bea dan Cukai yang tidak/belum

menyerahkan LHKPN tepat pada waktunya pada

tahun 2011 sehingga wajib dijatuhi hukuman

disiplin ringan sesuai Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011.

BC-3.1

Indeks kepuasan

pengguna layanan

*) Indikator ini pada tahun 2011 diukur pada

level eselon I DJBC dengan penamaan yang

disempurnakan menjadi "Indeks kepuasan

pengguna layanan".

Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan

yang diberikan oleh DJBC diukur melalui Indeks

Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh

melalui survey yang dilakukan oleh Sekretariat

Jenderal Kementerian Keuangan terhadap

pengguna jasa di tiap unit eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan dengan memakai jasa

konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun

2011 survei dilakukan dengan menggunakan

jasa konsultan dari IPB.

Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada

tahun 2011 sebesar 3,65 dari target yang

ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian

tersebut mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan indeks kepuasan

pengguna layanan yang diperoleh DJBC pada

tahun 2010 sebesar 3,72 (hasil survey IPB).

BC10-7.2

Jumlah kegiatan

evaluasi kinerja DJBC

secara berkala

Pada tahun 2011 telah dilaksanakan sebanyak

11 kali jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC

dalam bentuk rapat bulanan pembahasan

capaian IKU Kemenkeu-One DJBC.

BC10-10.1

Persentase

rekomendasi audit

aparat pengawasan

fungsional yang telah

ditindaklanjuti

Rekomendasi audit aparat pengawasan

fungsional yang telah ditindaklanjuti pada tahun

2011 sebagai berikut :

Temuan Itjen : sebanyak 644 dari 749

rekomendasi telah ditindaklanjuti (85,98%)

Temuan Itjen Belanja Modal : dari 204

rekomendasi keseluruhannya telah

ditindaklanjuti (100%)

Temuan BPK : dari 288 rekomendasi

keseluruhannya telah ditindaklanjuti (100%).

BC10-4.3

Jumlah kegiatan evaluasi

kinerja DJBC secara

berkala

Pada tahun 2010 telah dilaksanakan sebanyak 10 kali

jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC dalam bentuk

rapat bulanan pembahasan capaian IKU Depkeu-One

DJBC Tahun 2010.

BC10-13.1

Persentase rekomendasi

audit aparat

pengawasan fungsional

yang telah

ditindaklanjuti

Rekomendasi audit aparat pengawasan fungsional

yang telah ditindaklanjuti pada tahun 2010 sebagai

berikut :

Itjen Kemenkeu : sebanyak 215 rekomendasi audit

dari 248 rekomendasi telah ditindaklanjuti (86,69%)

BPK : sebanyak 71 rekomendasi audit dari 71

rekomendasi telah ditindaklanjuti (100).

PUSAT KEPATUHAN

INTERNAL

KEPABEANAN DAN

CUKAI

BC10-2.3

Persentase pegawai

DJBC yang terkena

sanksi pelanggaran kode

etik/disiplin pegawai

Pada tahun 2010 terdapat 84 pegawai yang terkena

sanksi pelanggaran kode etik/disiplin pegawai dari

total 10.631 pegawai DJBC.

BC10-1.1

Indeks kepuasan

pelayanan bea dan cukai

Salah satu program kerja dalam pembentukan Kantor

Modern adalah dilakukannya Survey Persepsi

Pengguna Jasa baik sebelum maupun setelah

pembentukan Kantor Modern. Dari hasil survey ini

akan didapatkan Indeks Kepuasan Pelayanan Bea dan

Cukai. Untuk menjaga independensi dan validitas

survey, maka Tim Percepatan Reformasi (TPR) DJBC

bekerja sama dengan Lembaga Konsultan

Manajemen HayGroup dalam penyelenggaraan

Survey tersebut.

Pada tahun 2010 telah dilakukan survey persepsi

pengguna jasa pada 13 (tiga belas) kantor yang

dilakukan oleh HayGroup Consulting yang

menghasilkan Indeks Kepuasan Pelayanan rata-rata

sebesar 64,48.

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 15

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

5 100% 100% 100% 141,67% 100% 212,50%

1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% Jumlah Penerimaan Bea

dan Cukai

100% 117,90% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV

2010 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia adalah

Rp83.379,66 Milyar dari total target yang dibebankan

kepada 16 Kanwil DJBC sesuai dengan APBN-P 2010

sebesar Rp70.718,85 Milyar.

Jumlah Penerimaan Bea

dan Cukai

100% 112,97% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan

IV 2011 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh

Indonesia adalah Rp 115.770,31 Milyar dari total

target yang dibebankan kepada 16 Kanwil DJBC

sesuai dengan APBN-P 2011 sebesar Rp

102.481,19 Milyar.

2 50% 60% Persentase tindak

pidana di bidang

kepabeanan dan cukai

yang diserahkan ke

Kejaksaan

50% 87,22% Pada tahun 2010 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh

indonesia terdapat 116 berkas telah P-19/P-21 dari

133 berkas PDP yang diterbitkan sedangkan berkas

lainnya masih dalam proses penyidikan.

Persentase hasil

penyidikan yang

dinyatakan lengkap

oleh Kejaksaan (P21)

50% 77,14% Pada tahun 2011 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh

indonesia terdapat 81 berkas telah P-21 dari 105

berkas PDP yang diterbitkan sedangkan berkas

lainnya masih dalam proses penyidikan.

3 Realisasi audit dibandingkan dengan rencana 90% 95% Realisasi audit

dibandingkan dengan

rencana

90% 100% Realisasi pelaksanaan audit berdasarkan DROA dari

16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia pada tahun 2010

:

Semester I 100% terhadap DROA Audit Semester I

(262 perusahaan)

Semester II 100% terhadap DROA Audit Semester

II (189 perusahaan).

Persentase realisasi

audit dibandingkan

dengan rencana di

Kanwil DJBC

91% 100,00% Realisasi pelaksanaan audit berdasarkan DROA

dari 16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia pada

tahun 2011 yaitu sebanyak 435 ST Audit

berdasarkan DROA.

BC10-5.1

Persentase kegiatan

internalisasi kepatuhan

internal yang

direalisasikan

Pada tahun 2011 telah dilakukan 17 (tujuh belas)

kali kegiatan internalisasi peraturan di bidang

Kepatuhan Internal dengan capaian sebesar

212,5% dari target 8 kegiatan.

Materi yang disampaikan pada kegiatan

internalisasi yaitu:

a. Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor INS-02/BC/2011 8 Maret 2011 tentang

Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan

Pengguna Jasa dalam Kegiatan Pelayanan

Kepabeanan dan Cukai, atau yang dikenal

dengan “INSTRUKSI NO TIPPING”;

b. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor SE-05/BC/2011 tanggal 6 April 2011

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan

Melekat di Lingkungan DJBC;

c. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor P-55/BC/2010 tanggal 23 Desember

2010 tentang Pemberian Penghargaan Bagi

Pegawai di Lingkungan DJBC;

d. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor P-44/BC/2010 tangal 19 November 2010

tentang Pakta Integritas Pegawai DJBC;

e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor SE-23/BC/2010 tanggal 3 November

2010 tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi

DJBC;

f. Konsep Paper Pengembangan Sistem

Pengendalian Internal di Lingkungan DJBC;

g. Informasi terkait BSC (Balance Scorecard) dan

IKU (Indikator Kinerja Utama); dan

h. Informasi terkait dengan pengaduan

masyarakat.

BC10-6.1

Persentase kegiatan

internalisasi kepatuhan

internal yang

direalisasikan

Pada tahun 2010 telah dilaksanakan sebanyak 17

kegiatan internalisasi dari 12 kegiatan yang

direncanakan dengan rincian sebagai berikut :

1) Sosialisasi P-23 di 4 lokasi yaitu KP DJBC, Surabaya,

Medan dan Makasar;

2) Pembekalan Kantor Madya pada 8 (delapan)

KPPBC;

3) P2KP tentang IKU di Dit. Teknis Kepabeanan dan

Dit. cukai;

4) Workshop cascading Depkeu-Three di 3 KPPBC

yaitu Palembang, Pontianak, dan Manado).

Persentase tindak pidana di bidang kepabeanan dan

cukai yang diproses diserahkan ke Kejaksaan

KANTOR WILAYAH

Persentase kegiatan internalisasi kepatuhan internal

yang direalisasikan

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 16

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% Jumlah Penerimaan Bea

dan Cukai

100% 104,78% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV

2010 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg. Priok dan KPU

Batam) adalah Rp11.639,61 Milyar dari total target

yang dibebankan kepada 2 KPU Bea dan Cukai sesuai

dengan APBN-P 2010 sebesar Rp11.108,44 Milyar.

Jumlah Penerimaan Bea

dan Cukai

100% 122,34% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan

IV 2011 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg. Priok

dan KPU Batam) adalah Rp 15.333,57 Milyar dari

total target yang dibebankan kepada 2 KPU Bea

dan Cukai sesuai dengan APBN-P 2011 sebesar

Rp 12.534,02 Milyar.

2 90% 100% KPUBC1-4.1 Realisasi

dari janji pelayanan Jalur

Prioritas

90% 100% Capaian janji pelayanan jalur prioritas di KPU Priok

selama tahun 2010 sebesar 100% yaitu dari 68.554

jumlah dokumen keseluruhannya dapat dilayani tepat

waktu sesuai janji layanan yang ditetapkan yaitu 20

menit.

KPU01-4.1

Rata-rata persentase

realisasi dari janji

layanan unggulan

95% 99,99% Capaian janji pelayanan jalur prioritas di KPU

Priok selama tahun 2011 sebesar 99,99% yaitu

dari 109.589 jumlah dokumen sebanyak 109.593

dapat dilayani tepat waktu sesuai janji layanan

yang ditetapkan yaitu 20 menit.

KPUBC1-4.2 Realisasi

dari janji pelayanan Jalur

Hijau

Capaian janji pelayanan jalur hijau di KPU Priok

selama tahun 2010 sebesar 100% yaitu dari 206.264

jumlah dokumen keseluruhannya dapat dilayani tepat

waktu sesuai janji layanan yang ditetapkan yaitu 30

menit.

Capaian janji pelayanan jalur hijau di KPU Priok

selama tahun 2011 sebesar 99,99% yaitu dari

242.116 jumlah dokumen sebanyak 242.099

dapat dilayani tepat waktu sesuai janji layanan

yang ditetapkan yaitu 30 menit.

3 Persentase tindak pidana dibidang kepabeanan dan 50% 60% 50% 100% 50% 100,00%

cukai yang diproses diserahkan ke kejaksaan

1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% Jumlah Penerimaan Bea

dan Cukai

100% 117,90% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV

2010 dari 113 KPPBC di seluruh Indonesia adalah

Rp83.379,66 Milyar dari total target yang dibebankan

kepada 113 KPPBC sesuai dengan APBN-P 2010

sebesar Rp70.718,85 Milyar.

Jumlah Penerimaan Bea

dan Cukai

100% 112,97% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan

IV 2011 dari 113 KPPBC di seluruh Indonesia

adalah Rp 15.333,57 Milyar dari total target

yang dibebankan kepada 113 KPPBC sesuai

dengan APBN-P 2011 sebesar Rp 12.534,02

Milyar.

2 Indeks kepuasan pelayanan bea dan cukai 60 65 Indeks kepuasan

pelayanan bea dan cukai

60 64,48 Pada tahun 2010 telah dilakukan survey persepsi

pengguna jasa pada 13 (tiga belas) kantor yang

dilakukan oleh HayGroup Consulting yang

menghasilkan Indeks Kepuasan Pelayanan rata-rata

sebesar 64,48.

Indeks kepuasan

pengguna layanan

61 3,65 Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan

yang diberikan oleh DJBC diukur melalui Indeks

Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh

melalui survey yang dilakukan oleh Sekretariat

Jenderal Kementerian Keuangan terhadap

pengguna jasa di tiap unit eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan dengan memakai jasa

konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun

2011 survei dilakukan dengan menggunakan

jasa konsultan dari IPB.

Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada

tahun 2011 sebesar 3,65 dari target yang

ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian

tersebut mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan indeks kepuasan

pengguna layanan yang diperoleh DJBC pada

tahun 2010 sebesar 3,72 (hasil survey IPB).

3 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan 80% 90% 80% 67,20% 82% 84,40%

dan cukai

Persentase tindak lanjut

temuan pelanggaran

kepabeanan dan cukai

Persentase tindak

pidana di bidang

kepabeanan dan cukai

yang diserahkan ke

Kejaksaan

Pada tahun 2010 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg.

Priok dan KPU Batam) terdapat 19 berkas telah P-

19/P-21 dari 12 berkas PDP yang diterbitkan pada

tahun 2010 dan 7 berkas PDP outstanding dari tahun

2009.

Realisasi dari janji layanan terhadap pelayanan jalur

prioritas dan jalur hijau ke pihak eksternal

KPU

KPPBC

Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan dan

cukai di seluruh Indonesia dari bulan Januari s.d

Desember 2010 sebanyak 3.680 kasus dan yang

menghasilkan temuan sebanyak 2.473 kasus,

sehingga tingkat capaiannya sebesar 67,20%.

Persentase hasil

penyidikan yang

dinyatakan lengkap

oleh Kejaksaan (P21)

Pada tahun 2011 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU

Tg. Priok dan KPU Batam) terdapat 10 berkas

telah P-21 dari 10 berkas PDP yang diterbitkan.

Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan

dan cukai di seluruh Indonesia dari bulan Januari

s.d Desember 2011 sebanyak 3.378 kasus dan

yang menghasilkan temuan sebanyak 2.851

kasus, sehingga tingkat capaiannya sebesar

84,40%.

Persentase temuan

pelanggaran

kepabeanan dan cukai

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 17

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

1 Persentase jumlah kapal patroli yang siap untuk 60% 80% 60% - 65% 85,48%

berlayar dibandingkan dengan jumlah kapal dalam

1 Persentase jumlah pengajuan yang dapat 80% 90% 80% 100% 82% 92,84%

terlayani untuk uji laboratorium

2 Persentase jumlah ketepatan waktu hasil uji 75% 100% 75% 84,80% 80% 92,52%

laboratorium dibandingkan dengan target

penyelesaian

3 100% 100% 100% 100% 100% 100,00%

25% 50% 25% 33,33% 25% 33,33%

Tidak ada data capaian karena pada tahun 2010 untuk

Pangasarop Bea dan Cukai belum ditetapkan Kontrak

Kinerja (Belum ada indikator kinerja yang secara

spesifik mengukur capain kinerja)

PANGSAROP

BPIB

laboratorium penguji yang berhasil dipertahankan

4 Persentase laboratorium penguji yang memiliki

akreditasi ISO 17025

BPIB Jakarta telah memperoleh akreditasi sebagai

laboratorium penguji bertaraf nasional/internasional

pada tahun 2002 dari Komite Akreditasi Nasional

Indonesia (KAN). Berdasarkan hasil re-aassessment

pada tanggal 10 Nopember 2006, KAN memutuskan

untuk memberikan re-akreditasi kepada BPIB Jakarta

sesuai dengan ISO/IEC 17025 : 2005 dengan nomor

akreditasi LP-158-IDN.

Pada tahun 2009 BPIB Jakarta telah melaksanakan

survailent dalam rangka untuk mempertahankan

akreditasi yang telah diperoleh dan penyesuaian

dengan ISO/SEC 17025 : 2005.

Dari 3 unit UPT BPIB di lingkungan DJBC, sampai

dengan tahun 2010 baru 1 BPIB yang memiliki

akreditasi ISO 17025 yaitu BPIB Jakarta.

Persentase realisasi dari

janji pelayanan

pengujian laboratoris

dan identifikasi barang

yang tepat waktu

Capaian indikator ini dapat dilihat dari capaian

indikator "Persentase contoh uji yang

disubkontrakkan ke laboratorium pengujian dan

instansi lain" sebesar 0% yang berarti semua

dokumen permohonan pengujian dapat diselesaikan

tanpa perlu disubkontrakkan ke laboratorium lain.

Selama tahun 2010 jumlah dokumen permohonan

pengujian yang diterima BPIB Jakarta sebanyak 668

dokumen atau 1638 jenis barang. Pengujian dan

identifikasi barang yang dilaksanakan sebanyak 548

dokumen atau 1277 barang. Tidak semua dokumen

permohonan yang diterima dilakukan pengujian

karena dokumen pengujian dari pengguna jasa

internal dapat diselesaikan di lapangan sehingga tidak

memerlukan pengujian lebih lanjut.

kondisi baik

Persentase status akreditasi ISO 17025 sebagai

Capaian tahun 2011 merupakan capaian rata-

rata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC

dengan rincian sebagai berikut :

BPIB Medan : 96,24%

BPIB Jakarta : 95,95%

BPIB Surabaya : 85,37%.

Sampai dengan tahun 2011 baru 1 (satu) BPIB

yang memperoleh akreditasi ISO 17025 yaitu

BPIB Jakarta dan sampai dengan saat ini status

akreditasi tersebut masih berhasil

dipertahankan sejak diperoleh tahun 2006.

Dari 3 unit UPT BPIB di lingkungan DJBC, sampai

dengan tahun 2011 baru 1 BPIB yang memiliki

akreditasi ISO 17025 yaitu BPIB Jakarta.

Capaian pada tahun 2011 merupakan capaian

rata-rata dari 4 (empat) UPT Pangsarop di

lingkungan DJBC dengan rincian sebagai berikut :

Pangsarop TBK : 83,62%

Pangsarop Batam : 98%

Pangsarop Tanjung Priok : 88,89%

Pangsarop Pantoloan : 71,43%.

Persentase jumlah

kapal patroli yang laik

laut dibandingkan

dengan jumlah kapal

patroli yang tersedia

Capaian tahun 2011 merupakan capaian rata-

rata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC

dengan rincian sebagai berikut :

BPIB Medan : 98,65%

BPIB Jakarta : 80%

BPIB Surabaya : 92,84%.

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 18

2010 2014

INDIKATOR BSC

2010

Ket KetTarget

RenstraRealisasi

Target

RenjaINDIKATOR

TARGET UNIT ORGANISASI

PELAKSANA Realisasi

2011

INDIKATOR BSC

5 80% 100% 80% 100% 85% 100,00%

1 Persentase rumusan masukan untuk kerjasama 75% 80% 75% - 76% -

internasional dibidang kepabeanan dan cukai

terhadap isu yang diidentifikasi

Tidak ada data capaian karena pada tahun 2010 untuk

Perwakilan Luar Negeri belum ditetapkan Kontrak

Kinerja (Belum ada indikator kinerja yang secara

spesifik mengukur capain kinerja)

Perwakilan LN

Persentase ketersediaan

Instruksi Kerja Alat (IKA)

Balai Pengujian dan Identifikasi Barang diwajibkan

untuk membuat instruksi kerja untuk setiap alat

laboratorium yang dimiliki agar bisa digunakan sesuai

dengan fungsi alatnya. Instruksi kerja alat

laboratorium BPIB Jakarta tertuang di dalam

dokumen mutu ISO 17025 : 2005.

Persentase jumlah instrumen analisa yang tersedia

dibandingkan dengan target

Persentase

ketersediaan Instruksi

Kerja Alat (IKA)

Capaian tahun 2011 merupakan capaian rata-

rata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC

dengan rincian sebagai berikut :

BPIB Medan : 100%

BPIB Jakarta : 100%

BPIB Surabaya : 100%.

Tidak ada data capaian karena pada tahun 2011

untuk Perwakilan Luar Negeri belum ditetapkan

Kontrak Kinerja (Belum ada indikator kinerja

yang secara spesifik mengukur capain kinerja)

Renstra DJBC s.d. 2011 Page 19

Lampiran III

Diktum 1

Pejabat yang termasuk Persentase jumlah % 100 99,21 1. Seluruh unit wajib mengisi target Bagian Kepegawaian (Target semesteran dan harus 100%, untuk

Penyelenggara Negara yang pejabat yang telah dengan jumlah wajib LHKPN semester II kumulatif target semester I, sesuai

belum melaporkan harta menyampaikan 2. Seluruh unit wajib mengingatkan Pusat Kepatuhan dengan KMK-38)

kekayaannya agar segera LHKPN para pejabat wajib LHKPN yang Internal Kepabeanan Total Wajib Lapor LHKPN (3.793), telah menyampaikan

melaporkannya kepada KPK belum menyampaikan dan Cukai LHKPN (3.761), belum menyampaikan (32)

Persentase pemberian % 100 72,27 Membuat surat peringatan/teguran Bagian Kepegawaian Formula:

sanksi terhadap pejabat kepada pejabat wajib LHKPN yang ∑ Pejabat yang telah diberi sanksi x 100%

yang belum belum menyampaikan LHKPN Pusat Kepatuhan ∑ Pejabat yang belum menyampaikan LHKPN

menyampaikan LHKPN Internal Kepabeanan

dan Cukai Telah dijatuhi hukuman disiplin (185), penundaan (2), proses

konfirmasi data (67)

Diktum 2

Membantu KPK dalam rangka Persentase LHKPN % 100 100 1. Mendata NHK yang diterima unit Bagian Kepegawaian Formula:

penyelenggaraan pelaporan, yang telah 2. Mengumumkan LHKPN yang telah ∑ NHK yang diumumkan x 100

pendaftaran, pengumuman dan diumumkan di mendapatkan NHK pada papan Pusat Kepatuhan ∑ NHK yang diterima unit

pemeriksaan LHKPN di papan internal internal Internal Kepabeanan

lingkungannya dan Cukai

Diktum 3

Membuat penetapan kinerja Persentase pejabat % 100 100 Mendata jumlah pejabat yang telah Pusat Kepatuhan Total kontrak kinerja yang ditandatangani sebanyak

dengan pejabat di bawahnya yang telah menetapkan kontrak kinerja Internal Kepabeanan 10.528 kontrak kinerja.

secara berjenjang, yang menetapkan dan Cukai

bertujuan untuk mewujudkan kontrak kinerja

suatu capaian kinerja tertentu (KK)

dengan sumberdaya tertentu,

melalui penetapan target

kinerja serta indikator kinerja Persentase unit kerja % 100 100 Mendata unit kerja yang Pusat Kepatuhan Jumlah unit yang menyampaikan (LAKIP)yang menggambarkan yang menyampaikan menyampaikan laporan kinerja Internal Kepabeanan sebanyak 148 unit meliputi: 120 KPPBC, BPIB dan PSO

keberhasilan pencapaiannya laporan kinerja (LAKIP) dan Cukai serta 28 unit eselon II di Kantor Pusat dan Kanwil

baik berupa hasil maupun

manfaat

INSTRUKSI UMUM (Diktum 1 s.d 10)

UNIT ESELON I : DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

MATRIK PELAPORAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004

TAHUN 2011

INDIKATOR KINERJA

SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program

REALISASIURAIAN INDIKATOR

PELAKSANA KEGIATAN

(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN

Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 1

INDIKATOR KINERJA

SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program

REALISASIURAIAN INDIKATOR

PELAKSANA KEGIATAN

(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN

Persentase LAKIP % Mendata LAKIP eselon I yang telah Itjen Formula:

eselon I yang telah dievaluasi Itjen LAKIP eselon I yang telah dievaluasi Itjen x 100%

dievaluasi Itjen 12

Data diisi oleh Itjen dan disebutkan unit eselon I yang

dievaluasi

Diktum 4

Meningkatkan kualitas Persentase Penyusunan % 100 100 Mendata : Bagian OTL 1. Formula:

pelayanan kepada publik baik SOP dan Penyempurnaan 1. jumlah SOP yang diusulkan oleh Jumlah SOP Layanan Publik yang ditetapkan oleh unit

dalam bentuk jasa ataupun SOP Layanan Publik yang unit eselon I X 100%

perijinan melalui transparansi Diselesaikan 2. jumlah SOP yang direkomendasikan Jumlah SOP layanan Publik yang Direkomendasikan

dan standardisasi pelayanan oleh setjen oleh setjen

yang meliputi persyaratan- 3. jumlah SOP yang ditetapkan

persyaratan, target waktu 2. SOP Layanan Publik merupakan instruksi yang tertulis

penyelesaian, dan tarif biaya mengenai alur/ tahapan kegiatan, yang dijadikan

yang harus dibayar oleh pedoman organisasi guna menghindari terjadinya variasi

masyarakat untuk mendapatkan atau penyimpangan dalam proses penyelesaian kegiatan

pelayanan tersebut sesuai pelayanan, dalam rangka pemenuhan kebutuhan

peraturan masyarakat (pemberian jasa pelayanan, baik dalam

perundang-undangan, dan bentuk barang publik atau jasa publik), maupun dalam

menghapuskan pungutan liar rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan

Jumlah SOP layanan SOP 21 21 Mendata jumlah SOP layanan Bagian OTL Capaian target konfirmasi dengan Biro Organta

unggulan (akumulasi) Unggulan unggulan (akumulasi)

Persentase SOP % 100 100 Mendata jumlah layanan unggulan Bagian OTL

Layanan Unggulan yang telah ditayangkan di website Formula:

yang telah ditayangkan Kemenkeu Jumlah Layanan Unggulan yang telah ditayangkan x 100%

di website Kemenkeu Jumlah Layanan Unggulan yang ada

Rata-rata persentase % 100 99,92 Mendata norma waktu penyelesaian Pusat Kepatuhan secara rata-rata persentase unit dari Dit. Cukai, KPU

penyelesaian janji layanan unggulan dan realisasinya Internal Kepabeanan Tg.Priok dan KPPBC Madya Kudus, diperoleh angka

waktu layanan unggulan dan Cukai 99,92% sedangkan secara jumlah dokumen terdapat

361.269 dokumen yang diselesaikan tepat waktu dari

total seluruh 361.320 dokumen (99,99%).

Tercapainya indeks (PM) Biro Humas

kepuasan konsumen Setjen

(masy/stakeholder)

Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 2

INDIKATOR KINERJA

SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program

REALISASIURAIAN INDIKATOR

PELAKSANA KEGIATAN

(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN

Persentase tindak lanjut % 80 100 Mendata tindak lanjut pengaduan Pusat Kepatuhan Dari 91 (sembilan puluh satu) pengaduan yang diterima

pengaduan masyarakat masyarakat atas layanan publik Internal Kepabeanan hingga bulan Desember 2011, seluruhnya ditindaklanjuti

atas layanan publik dan Cukai dan sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) pengaduan

berhasil dituntaskan termasuk pengaduan yang diterima

pada tahun 2010.

Persentase Kantor/unit % 100 100 Mendata Kantor/Unit kerja yang Direktorat PPKC Seluruh Kantor/Unit Kerja telah menyediakan fungsi help

kerja yang telah telah menyediakan fungsi help desk/costumer service

menyediakan fungsi desk/customer service Bagian OTL

help desk/customer

service

Diktum 5

Menetapkan program dan Jumlah Program SOP 21 21 Mendata Layanan unggulan yang ada Pusat Kepatuhan Adanya bukti pendukung berupa PMK/KMK yang

wilayah yang menjadi lingkup Layanan sebelumnya dan ditambahkan apabila ada Internal Kepabeanan menetapkan layanan unggulan tersebut

tugas, wewenang dan tanggung Unggulan layanan unggulan yang baru maupun dan Cukai

jawabnya sebagai program dan apabila ada penyempurnaan

wilayah bebas korupsi (disebutkan jumlah kumulatif dan Bagian OTL

jumlah perubahannya)

Jumlah Unit Kerja yang Kantor / 28 39 Mendata jumlah unit kerja yang telah Pusat Kepatuhan Sesuai dengan penetapan Kantor Modern sepanjang

dijadikan wilayah bebas Unit Kerja ditetapkan dalam SK Dirjen/Badan sebagai Internal Kepabeanan tahun 2011.

korupsi Unit/Wilayah Bebas Korupsi (jumlah dan Cukai

kumulatif dari jumlah yang ada

sebelumnya)

Diktum 6

Melaksanakan Keppres 80/2003 Jumlah pejabat yang orang 676 710 Mendata jumlah pejabat yang Bagian Kepegawaian

tentang Pengadaan Barang/Jasa bersertifikat LKPP bersertifikat LKPP pada unit

Pemerintah secara konsisten untuk masing-masing

mencegah berbagai macam

kebocoran dan pemborosan Tercapainya ketaatan % Itjen

penggunaan keuangan negara baik terhadap prosedur

yang berasal dari APBN maupun pengadaan barang

APBD

Persentase penghematan % Pusat LPSE Anggaran belanja yang dimaksud adalah akumulasi

belanja barang dan belanja Setjen anggaran belanja modal dan anggaran belanja barang

modal dengan pelaksanaan

e-procurement

Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 3

INDIKATOR KINERJA

SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program

REALISASIURAIAN INDIKATOR

PELAKSANA KEGIATAN

(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN

Diktum 7

Menerapkan kesederhanaan Menetapkan peraturan Biro Organta Setjen akan menyusun Setjen

baik dalam kedinasan maupun penghematan konsep SE Sekjen mengenai efisiensi dan

dalam kehidupan pribadi serta penyelenggaran penghematan

penghematan pada kegiatan perkantoran

penyelenggaraan kegiatan

yang berdampak langsung

pada keuangan negara

Diktum 8

Memberikan dukungan maksimal Persentase pemenuhan % 100 100 Mendata jumlah permintaan Pusat Kepatuhan Target 100 % meskipun dalam realisasi tidak ada

terhadap upaya-upaya permintaan informasi informasi yang dipenuhi Internal Kepabeanan permintaan informasi tetap dinilai 100% (disebutkan

penindakan korupsi yang yang berkaitan dengan dan Cukai Instansi yang meminta informasi tersebut)

dilakukan oleh Kepolisian tindak pidana korupsi

Negara, Kejaksaan RI dan KPK dari aparat penegak Tidak ada permintaan

dengan cara mempercepat hukum

pemberian informasi yang

berkaitan dengan perkara tindak

pidana korupsi dan mempercepat

pemberian ijin pemeriksaan terhadap

saksi/tersangka

Diktum 9

Melakukan kerjasama dengan Jumlah kerjasama Buah 2 1 Mendata segala bentuk kerjasama Pusat Kepatuhan 1. Segala bentuk kerjasama dengan KPK yang bersifat

KPK untuk melakukan dengan KPK dengan KPK Internal Kepabeanan preventif dapat dicantumkan dalam indikator ini

penelaahan dan pengkajian dan Cukai 2. Data Akumulatif

terhadap sistem-sistem yang

berpotensi menimbulkan tindak Direktorat PPKC Bentuk kerjasama berupa:

pidana korupsi dalam ruang Observasi KPK terhadap sistem pengawasan dan

lingkup tugas, wewenang dan Bagian OTL pelayanan cukai pada DJBC.

tanggung jawab masing-masing

Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 4

INDIKATOR KINERJA

SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program

REALISASIURAIAN INDIKATOR

PELAKSANA KEGIATAN

(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN

Diktum 10

Meningkatkan upaya Jumlah kegiatan terkait Jumlah N/A 76 Kegiatan yang terkait pengawasan Pusat Kepatuhan 1. Segala bentuk kegiatan yang terkait pengawasan dan

pengawasan dan pembinaan pengawasan dan dan pembinaan aparatur termasuk Internal Kepabeanan pembinaan aparatur termasuk penyusunan peraturan

aparatur untuk meniadakan pembinaan aparatur penyusunan peraturan dan Cukai 2. Target: N/A

perilaku koruptif di

lingkungannya Direktorat PPKC a. Internalisasi Kebijakan di bidang kepatuhan internal dan

spot checkkegiatan pelayanan dan pengawasan di 2

Bagian Kepegawaian (dua) KPU dan 14 (empat belas) KPPBC

b. Perumusan Surat Edaran Dirjen BC nomor

SE-05/BC/2011 tentang Waskat

c. Perumusan Instruksi Dirjen BC nomor INS-02/BC/2011

(Instruksi No Tipping)

d. Asistensi rencana implementasi KPPBC Tipe Madya

tahun 2011 sebanyak 11 (sebelas) Kantor

e. Pelaksanaan pemindahan/mutasi pegawai sebanyak 18

(delapan belas) SKEP

f. Perumusan Peraturan Dirjen BC nomor Per-46/BC/2011

tentang Peningkatan Penerapan Kepatuhan Intern

g. Perumusan Keputusan Dirjen BC nomor

Kep-124/BC/2011 tentang Pelaksanaan Pemantauan

Pengelolaan Intern

h. Survey Persepsi Kepatuhan Internal di 28 (dua puluh

delapan) kantor pelayanan.

Persentase penegakan % N/A 2,32 1. Mendata jumlah pegawai yang Pusat Kepatuhan 1. Formula:

disiplin/pemberian dikenakan sanksi Internal Kepabeanan Jumlah pegawai yang dikenakan sanksi x 100

sanksi pada aparatur 2. Mendata total jumlah pegawai unit dan Cukai Total Jumlah pegawai unit yang bersangkutan

yang melanggar yang bersangkutan 2. Target : N/A

Bagian Kepegawaian

Dari 10.434 pegawai yang dikenakan sanksi sebanyak

242 orang.

Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 5

Diktum 11 a. Jumlah K/L/Komisi/BUMN/ Jumlah K/L 1. Pusat LPSE Kementerian Keuangan 1. Satuan indikator merupakan jumlah paket dan

Khusus kepada : Perguruan Tinggi yang melayani penggunaan fasilitas nilai paket yang dilelang secara elektronik

1. Menko Bidang mempergunakan layanan sistem teknologi komunikasi dan informasi serta unit organisasi yang menggunakan

Perekonomian, e-procurement Kementerian serta sistem aplikasi LPSE kepada seistem e-procurement Kementerian Keuangan

Menteri Keuangan, dan Keuangan K/L/Komisi dan atau BUMN serta

Meneg PPN/Kepala Perguruan Tinggi yang mendapatkan 2. Pelaksana Kegiatan Pusat LPSE

Bappenas melakukan kajian b. Capaian kinerja e-procurement Total Paket alokasi anggaran dari APBN

dan uji coba untuk dari komisi/K/L/BUMN/Perguruan Nilai Pagu

pelaksanaan sistem Tinggi yang menjadi pengguna Hasil Lelang 2. (Kegiatan riil akan disampaikan dalam

E-Procurement yang dapat sistem LPSE Kemenkeu manual IKU)

dipergunakan oleh Instansi

Pemerintah

2. Menteri Keuangan a. Jumlah putusan pengadilan Jumlah 1. Melakukan penelitian terhadap hasil Pelaksana Kegiatan : Itjen

melakukan pengawasan pajak yang diteliti oleh tim Putusan penelaahan terhadap keputusan

terhadap pelaksanaan gabungan BPKP, Itjen dan keberatan

ketentuan perpajakan, KPK 2. Melakukan penelitian terhadap keputusan

kepabeanan dan cukai pengadilan pajak terkait banding pajak

penerimaan bukan pajak

dan anggaran untuk 3 Kepabeanan dan Cukai

menghilangkan kebocoran a Tercapainya target penerimaan Rp/Triliun 85,77 131.10 Direktorat PPKC Target satu tahun Rp 85.77T

dalam penerimaan bea cukai Pencapaian satu tahun Rp 131.10T

keuangan negara, serta

mengkaji berbagai peraturan b Adanya unit kepatuhan internal unit 11 11 Bagian OTL Target Kantor Madya tahun 2011 sebanyak 11

perundang-undangan yang dan unit intelijen/penyidikan (sebelas) kantor pada semester I belum tercapai

berkaitan dengan keuangan

negara yang dapat c Meningkatnya kemampuan % 100 100 Pembangunan Customs Inteligent and Direktorat P2 CITAC merupakan operational control room yang

membuka peluang pengawasan internal melalui EDI Targeting Center (CITAC) mengintegrasikan perangkat dan sistem aplikasi

terjadinya praktek korupsi DJBC Direktorat IKC untuk kegiatan analisis intelijen dalam rangka

dan sekaligus menyiapkan targetting secara tepat waktu, akurat dan relevan.

rancangan peraturan Pengintergrasian tersebut meliputi sinkronisasi

perundang-undangan mekanisme kerja

penyempurnaannya

d Diterapkannya Modul Pelaporan unit 100 115 Direktorat PPKC

Online

Direktorat IKC

KETERANGAN

TARGET

MATRIK PELAPORAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004

MATRIK PELAPORAN DIKTUM KHUSUS

Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan perpajakan, kepabeanan, dan cukai, penerimaan bukan pajak dan anggaran untuk menghilangkan

kebocoran dalam penerimaan keuangan negara, serta mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keuangan negara yang

dapat membuka peluang terjadinya praktek korupsi dan sekaligus menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan penyempurnaannya.

DIKTUM

REALISASIURAIAN INDIKATOR SATUAN

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN YANG DILAKSANAKANPELAKSANA KEGIATAN

(UNIT IN CHARGE)

Diktum Khusus_INPRES 5 Thn 2004 Page 1

KETERANGAN

TARGET

DIKTUM

REALISASIURAIAN INDIKATOR SATUAN

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN YANG DILAKSANAKANPELAKSANA KEGIATAN

(UNIT IN CHARGE)

e Terlaksananya kerjasama unit Kegiatan 12 6 Pusat Kepatuhan

penegak hukum internal DJBC, Internal Kepabeanan

Itjen, dan KPK dan Cukai

Direktorat P2

f Tersusunnya peraturan PP N/A 0 Direktorat PPKC

Pelaksanaan peraturan per UU an PMK N/A 13

Per Dirjen BC N/A 22

Diktum Khusus_INPRES 5 Thn 2004 Page 2

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 1

Lampiran IV

INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 09 TAHUN 2011

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Transparansi layanan publik di bidang Kepabeanan

1 Transparansi jenis, biaya dan waktu layanan pada masing masing kantor pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)

Kementerian Keuangan (DJBC)

Pengguna Jasa (Importir, Eksportir, PPJK, Pengusaha Terkait)

Tersedianya informasi yang terbuka yang dapat diakses oleh semua pengguna jasa mengenai jenis, biaya dan waktu layanan kepabeanan

TARGET :

Tersedianya Instruksi yang mewajibkan unit layanan di DJBC untuk mencantumkan jenis, biaya dan waktu layanan

TARGET B06:

Tersedianya Instruksi yang mewajibkan unit layanan di DJBC untuk mencantumkan jenis, biaya dan waktu layanan

100% • Telah diterbitkan Instruksi

Direktur Jenderal Bea dan

Cukai Nomor 02/BC/2011

tentang peningkatanintegritas

pegawai dan kepatuhan

pengguna jasa dalam

kegiatan pelayanan

kepabeanan dan cukai.

TARGET :

Tersedianya

publikasi dalam

bentuk banner dan

bentuk lain seperti

leaflet, website,

screen display, dan

lain-lain

TARGET B06:

• Terlaksananya

Internalisasi Instruksi

02/BC/2011

100%

• Telah dilakukan Internalisasi

pada bulan April s.d. Juni

2011 dengan:

1. ST-24/KIBC/2011 tanggal 8

April 2011 di KPU BC Tipe B

Batam (12-15 April 2011)

2. ST-85/BC/2011 tanggal11

April 2011 di Kanwil DJBC

Banten (14-15 April 2011)

3. ST-91/BC/2011 tanggal 18

April 2011 di :

� Kantor Pusat DJBC (21

April 2011)

� Kanwil DJBC Jakarta (20-

21 April 2011)

� KPU BC Tipe A Tanjung

Priok (3- 4 Mei 2011)

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 2

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

• Tersedianya

publikasi dalam

bentuk banner dan

bentuk lain seperti

100%

� Kanwil DJBC Jatim II (3-6

Mei 2011)

� Kanwil DJBC Jawa Barat

(3-6 Mei 2011)

� Kanwil DJBC Jatim I (8-11

Mei 2011)

� Kanwil DJBC Jateng dan

DIY (10-13 Mei 2011)

� Kanwil DJBC Bali,

NTB,NTT (10-13 Mei

2011)

� Kanwil DJBC Sumut (17-

20 Mei 2011)

� Kanwil DJBC Sumbagsel

(17-20 Mei 2011)

� Kanwil DJBC Riau dan

Sumbar (24-27 Mei 2011)

� Kanwil DJBC Sulawesi

(24-27 Mei 2011)

4. ST-101/BC/2011 tanggal 29

April 2011 di :

� Kanwil DJBC Kaltim (17-

20 Mei 2011)

� Kanwil DJBC Kalbar (29

Mei-1 Juni 2011)

� Kanwil DJBC Khusus

Kepri (29 Mei-1 Juni 2011)

Telah dilakukan spotcheck dan check list di 16 (enam belas) kantor yaitu: 1. KPU Tipe A Tanjung Priok

2. KPU Tipe B Batam

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 3

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

leaflet, website,

screen display, dan

lain-lain pada 80%

kantor DJBC yang

sudah dilakukan

check list

3. KPPBC TMP Balikpapan

4. KPPBC TMP Makasar

5. KPPBC TMP Soekarno

Hatta

6. KPPBC TMP Bandung

7. KPPBC TMP Ngurah Rai

8. KPPBC TMP Tanjung Mas

9. KPPBC TMP Belawan

10. KPPBC TMP Palembang

11. KPPBC TMP Tanjung Perak

12. KPPBC TMC Malang

13. KPPBC TMP Jakarta

14. KPPBC TMP Pontianak

15. KPPBC Tipe A2 Pekanbaru

16. KPPBC Tipe A2 Tanjung

Balai Karimun

Dan ditemukan bahwa tidak semua kantor telah menyediakan publikasi dalam bentuk banner dan atau bentuk lain. Atas temuan tersebut, DJBC dalam hal ini PUSKI, telah mengirimkan surat Konfirmasi Pelaksanaan “Instruksi No Tipping” kepada masing-masing kantor tersebut diatas, dan hasilnya adalah laporan dari masing-masing kantor yang telah melaksanakan publikasi dalam bentuk banner dan atau bentuk lain sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan (sesuai Surat Konfirmasi Pelaksanaan “Instruksi No Tipping”).

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 4

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET B09:

Tersedianya publikasi dalam bentuk banner dan bentuk lain seperti leaflet, website, screen display, dan lain-lain pada 100% kantor DJBC yang sudah dilakukan check list

100% • Sesuai dengan Surat Direktur

Jenderal Bea dan Cukai

Nomor :S-596/BC/2011

tanggal 20 Juni 2011 perihal

Pelaksanaan INS-02/BC/2011

yang terdapat dalam butir 2b

• Sesuai dengan Surat

KaPUSKI BC Nomor :

� S-152/KIBC/2011 tanggal

7 Juli 2011 perihal

Laporan publikasi jenis,

biaya, dan waktu Layanan

� S-158/KIBC/2011 tanggal

25 Juli 2011 perihal

Laporan publikasi jenis,

biaya dan waktu layanan

� S-165/KIBC/2011 tanggal

08 Agustus 2011 perihal

Penyampaian laporan

pelaksanaan sosialisasi

terkait publikasi jenis,

biaya dan waktu layanan

• Selain melaksanakan

publikasi di 16 (enam belas)

kantor DJBC yang dilakukan

check list (seperti yang tertulis

diatas),publikasi juga

dilaksanakan oleh 100 kantor

DJBC lainnya dalam bentuk

banner.

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 5

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET :

Tersosialisasinya

jenis, biaya dan

waktu layanan

kepada seluruh

kantor DJBC para

pengguna jasa

sehingga pengaduan

berkurang

TARGET B06:

Pemberitahuan untuk mengadakan sosialisasi.

100% • Telah diterbitkan Surat Dirjen

Bea dan Cukai Nomor S-

596/BC/2011 tanggal 20 Juni

2011 perihal Pelaksanaan

INS-02/BC/2011 yang

terdapat dalam butir 2c

TARGET B09:

Tersosialisasinya jenis,

biaya dan waktu

layanan kepada 28

kantor KPU/ Kantor

Madya

100% • Sesuai dengan Surat

KaPUSKI BC Nomor :

� S-152/KIBC/2011 tanggal

7 Juli 2011 perihal

Laporan Publikasi Jenis,

Biaya, dan Waktu Layanan

� S-163/KIBC/2011 tanggal

08 Agustus 2011 perihal

Ralat Batas Waktu

Penyampaian Laporan

Pelaksanaan Sosialisasi

Terkait Publikasi Jenis,

Biaya, dan Waktu Layanan

� S-183/KIBC/2011 tanggal

08 September 2011

perihal Laporan Kegiatan

Sosialisasi

• Telah dilakukan sosialisasi

jenis, biaya dan waktu

layanan kepada 28 kantor

KPU/ Kantor Madya antara

lain :

1. KPU Bea dan Cukai Tipe A

Tanjung Priok

2. KPU Bea dan Cukai Tipe B

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 6

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Batam

3. KPPBC Tipe Madya Pabean

Belawan

4. KPPBC Tipe Madya Pabean

Dumai

5. KPPBC Tipe Madya Pabean

Palembang

6. KPPBC Tipe Madya Pabean

Bandar Lampung

7. KPPBC Tipe Madya Pabean

Soekarno-Hatta

8. KPPBC Tipe Madya Pabean

Merak

9. KPPBC Tipe Madya Pabean

Tangerang

10. KPPBC Tipe Madya Pabean

Jakarta

11. KPPBC Tipe Madya Pabean

Marunda

12. KPPBC Tipe Madya Pabean

Bekasi

13. KPPBC Tipe Madya Pabean

Bogor

14. KPPBC Tipe Madya Pabean

Purwakarta

15. KPPBC Tipe Madya Pabean

Bandung

16. KPPBC Tipe Madya Pabean

Tanjung Emas

17. KPPBC Tipe Madya Cukai

Kudus

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 7

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

18. KPPBC Tipe Madya Pabean

Surakarta

19. KPPBC Tipe Madya Pabean

Yogyakarta

20. KPPBC Tipe Madya Pabean

Tanjung Perak

21. KPPBC Tipe Madya Pabean

Pasuruan

22. KPPBC Tipe Madya Pabean

Juanda

23. KPPBC Tipe Madya Cukai

Malang

24. KPPBC Tipe Madya Cukai

Kediri

25. KPPBC Tipe Madya Pabean

Ngurah Rai

26. KPPBC Tipe Madya Pabean

Pontianak

27. KPPBC Tipe Madya Pabean

Balikpapan

28. KPPBC Tipe Madya Pabean

Makassar

TARGET B12:

Tersosialisasinya jenis,

biaya dan waktu

layanan kepada

seluruh kantor DJBC

para pengguna jasa

sehingga pengaduan

berkurang

100% • Sesuai dengan Surat

KaPUSKI BC Nomor :

� S-152/KIBC/2011 tanggal

7 Juli 2011 perihal

Laporan Publikasi Jenis,

Biaya, dan Waktu Layanan

� S-163/KIBC/2011 tanggal

08 Agustus 2011 perihal

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 8

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Ralat Batas Waktu

Penyampaian Laporan

Pelaksanaan Sosialisasi

Terkait Publikasi Jenis,

Biaya, dan Waktu Layanan

� S-183/KIBC/2011 tanggal

08 September 2011

perihal Laporan Kegiatan

Sosialisasi

� S-253/KIBC/2011 tanggal

01 Nopember 2011 perihal

Laporan Kegiatan

Sosialisasi terkait Publikasi

Jenis, Biaya dan Waktu

Layanan

� S-276/KIBC/2011 tanggal

28 Nopember 2011 perihal

Laporan Kegiatan

Sosialisasi terkait Publikasi

Jenis, Biaya dan Waktu

Layanan

• Telah dilakukan sosialisasi

jenis, biaya dan waktu

layanan kepada seluruh

kantor DJBC yaitu :

1. KPPBC Tipe A3 Sabang

2. KPPBC Tipe A3 Banda

Aceh

3. KPPBC Tipe B Meulaboh

4. KPPBC Tipe A3

Lhokseumawe

5. KPPBC Tipe B Kuala

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 9

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Langsa

6. KPPBC Tipe A2 Medan

7. KPPBC Tipe B Pangkalan

Susu

8. KPPBC Tipe B Pematang

Siantar

9. KPPBC Tipe B Sibolga

10. KPPBC Tipe A3 Teluk

Nibung

11. KPPBC Tipe B Kuala

Tanjung

12. KPPBC Tipe A2 Pekanbaru

13. KPPBC Tipe A3 Tembilahan

14. KPPBC Tipe B Selat

Panjang

15. KPPBC Tipe B Bengkalis

16. KPPBC Tipe B Bagan

Siapiapi

17. KPPBC Tipe B Siak Sri

Indrapura

18. KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur

19. KPPBC Tipe A2 Tanjung

Balai Karimun

20. KPPBC Tipe A2 Tanjung

Pinang

21. KPPBC Tipe B Sambu

Belakang Padang

22. KPPBC Tipe B Dabo

Singkep

23. KPPBC Tipe B Tarempa

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 10

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

24. KPPBC Tipe A2 Jambi

25. KPPBC Tipe A3 Bengkulu

26. KPPBC Tipe A3 Pangkal

Pinang

27. KPPBC Tipe B Tanjung

Pandan

28. KPPBC Tipe B Kantor Pos

Pasar Baru

29. KPPBC Tipe A3 Cirebon

30. KPPBC Tipe B Tasikmalaya

31. KPPBC Tipe A3 Cilacap

32. KPPBC Tipe B Pekalongan

33. KPPBC Tipe B Purwokerto

34. KPPBC Tipe B Tegal

35. KPPBC Tipe A2 Gresik

36. KPPBC Tipe B Kalianget

37. KPPBC Tipe B Bojonegoro

38. KPPBC Tipe B Tulung

Agung

39. KPPBC Tipe B Blitar

40. KPPBC Tipe B Madiun

41. KPPBC Tipe B Panarukan

42. KPPBC Tipe B Banyuwangi

43. KPPBC Tipe B Probolinggo

44. KPPBC Tipe B Benoa

45. KPPBC Tipe A3 Mataram

46. KPPBC Tipe B Bima

47. KPPBC Tipe A3 Kupang

48. KPPBC Tipe B Atapupu

49. KPPBC Tipe B Maumere

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 11

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

50. KPPBC Tipe A3 Entikong

51. KPPBC Tipe A3 Sintete

52. KPPBC Tipe B Ketapang

53. KPPBC Tipe B Jagoi

Babang

54. KPPBC Tipe A3 Sampit

55. KPPBC Tipe B Pangkalan

Bun

56. KPPBC Tipe B Pulang Pisau

57. KPPBC Tipe A2 Samarinda

58. KPPBC Tipe A3 Bontang

59. KPPBC Tipe A3 Tarakan

60. KPPBC Tipe A3 Nunukan

61. KPPBC Tipe B Sangata

62. KPPBC Tipe A2

Banjarmasin

63. KPPBC Tipe A3 Kotabaru

64. KPPBC Tipe B Pare-Pare

65. KPPBC Tipe B Malili

66. KPPBC Tipe B Bajoe

67. KPPBC Tipe A3 Kendari

68. KPPBC Tipe B Pantoloan

69. KPPBC Tipe B Poso

70. KPPBC Tipe B Luwuk

71. KPPBC Tipe A3 Bitung

72. KPPBC Tipe B Manado

73. KPPBC Tipe A3 Gorontalo

74. KPPBC Tipe A3 Ambon

75. KPPBC Tipe B Tual

76. KPPBC Tipe A3 Ternate

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 12

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

77. KPPBC Tipe A3 Sorong

78. KPPBC Tipe B Manokwari

79. KPPBC Tipe B Fak-Fak

80. KPPBC Tipe B Kaimana

81. KPPBC Tipe A3 Jayapura

82. KPPBC Tipe A3

Amamapare

83. KPPBC Tipe B Biak

84. KPPBC Tipe B Merauke

85. KPPBC Tipe B Babo

86. Balai Pengujian dan

Identifikasi Barang Tipe A

Jakarta

87. Balai Pengujian dan

Identifikasi Barang Tipe B

Medan

88. Balai Pengujian dan

Identifikasi Barang Tipe B

Surabaya

Kerjasama pihak terkait di pelabuhan untuk tidak memberi dan menerima gratifikasi

2 Pembuatan MoU Anti Korupsi dengan para stakeholders pada masing-masing kantor pelayanan DJBC utama dalam rangka upaya pemberantasan praktik gratifikasi, termasuk Kementerian

Kementerian Keuangan (DJBC)

Kemendag, BPOM, Kemenkes, Bapeten, Kemenhut,Kemenkominfo, Kementan, Kemenperin, POLRI, KemenLH,KemenESD

Tercapainya kesepakatan mengenai usaha-usaha pemberantasan korupsi termasuk praktik gratifikasi di wilayah kerja kantor pelayanan DJBC

TARGET :

MoU antara KPU/KPPBC dan pengguna jasa di 4 (empat) Pelabuhan Laut Utama (Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Mas) dan 2 (dua) Bandar Udara Utama (Soekarno

TARGET B06:

Rapat pembahasan

persiapan pembuatan

MoU bersama dengan

KPU/KPPBC

Pelabuhan Laut Utama

(Tanjung Priok,

Belawan, Tanjung

Perak, Tanjung Mas)

100%

• Sesuai dengan Nota Dinas

KaPUSKI BC Nomor ND-

153/KIBC/2011 tanggal 18

Mei 2011, KaPUSKI BC telah

melaporkan rencana kerja

pelaksanaan Inpres 9 Tahun

2011kepada Direktur Jenderal

Bea dan Cukai.

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 13

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Perdagangan, BPOM, Kementerian Kesehatan, Bapeten, Kementerian Kehutanan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, POLRI, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta asosiasi pengguna jasa

M, Kemenhan, Kemenhub,KemenKP, asosiasi pengguna jasa, KPK

Hatta dan Juanda) dan 2 (dua) Bandar

Udara Utama

(Soekarno Hatta dan

Juanda)

• Pada tanggal 24 Mei 2011

telah diadakan rapat

pembahasan awal bersama

KPU BC Tipe A Tanjung

Priok dan KPPBC TMP

Soekarno Hatta pada hasil

pembahasan terkait dengan

itu telah dilaporkan kepada

Dirjen BC sesuai Nota Dinas

KaPUSKI Nomor ND-

179/KIBC/2011 tanggal 6 Juni

2011.

• Pada tanggal 10 Juni 2011

telah diadakan rapat Staf Inti

Kantor Pusat DJBC yang juga

mengundang pejabat dari

KPU BC Tipe A Tanjung Priok

dan KPPBC TMP Soekarno

Hatta guna penyusunan

langkah-langkah pelaksanaan

MoU anti korupsi sesuai

INPRES Nomor 9 Tahun 2011

dengan menyepakati jadwal

waktu pelaksanaan masing-

masing rencana kerja dari

RAN PPK.

• Telah dibuat konsep surat

Menteri Keuangan kepada 14

Kementerian/lembaga

ditambah asosiasi pengguna

jasa dan KPK yang tersebut

dalam Inpres 9 tahun 2011.

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 14

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Inti surat tersebut adalah

permintaan dukungan atau

peran serta

kementerian/lembaga dalam

penandatanganan MoU.

Konsep surat tersebut telah

dikirimkan kepada Menteri

Keuangan sesuai Nota Dinas

Dirjen BC Nomor ND-

29/BC/2011 tanggal 20 Juni

2011 dan Nota Dinas Nomor

ND-30/BC/2011 tanggal 27

Juni 2011.

• Pada tanggal 28 Juni 2011,

PUSKI bersama dengan

Kepala Kantor KPPBC TMP

Belawan, KPPBC TMP

Tanjung Mas, KPPBC TMP

Tanjung Perak, KPPBC TMP

Soekarno Hatta, KPPBC

TMPJuanda, dan KPU

Tanjung Priok, telah

mengadakan rapat koordinasi

persiapan pelaksanaan

penandatanganan MoU. Pada

rapat tersebut telah diambil

beberapa kesepakatan dan

keputusan terkait dengan

langkah-langkah pelaksanaan

MoU di masing kantor. Atas

pelaksanaan rapat tersebut

telah dilaporkan kepada

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 15

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Dirjen BC dengan Nota Dinas

Nomor ND-206/KIBC/2011

tanggal 30 Juni 2011.

TARGET B09:

Penandatanganan MoU antara KPU/KPPBC dan pengguna jasa di 4 (empat) Pelabuhan Laut Utama (Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Mas) dan 2 (dua) Bandar Udara Utama (Soekarno Hatta dan Juanda)

100% • Sesuai dengan Surat Menteri

Keuangan Nomor : S-

381/MK.04/2011 tanggal 11

Juli 2011 dan Surat KaPUSKI

BC Nomor: S-153/BC/2011

tanggal 11 Juli 2011 perihal

Rencana Aksi

Penandatanganan MoU

Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi

DJBC Tahun 2011.

• Telah dilaksanakan

Penandatanganan MoU

Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi di 4

(empat) Pelabuhan Laut

Utama dan 2 (dua) Bandar

Udara Utama sebagai berikut

:

1. KPU Tanjung Priok dengan

Surat Nomor : S-1150/

KPU.01/2011 tanggal 05

Agustus 2011

2. KPPBC TMP Tanjung Perak

dengan Surat Nomor :S-

6758/WBC.10/

KPP.MP.01/2011 tanggal 04

Agustus 2011

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 16

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

3. KPPBC TMP Tanjung Emas

dengan Surat Nomor : S-

1158/WBC.09/

KPP.MP.01/2011 tanggal 29

Juli 2011

4. KPPBC TMP Belawan

dengan Surat Nomor : S-

1856/WBC.02/KPP.MP.01/2

011 tanggal 15 Juli 2011

5. KPPBC TMP Soekarno

Hatta dengan Surat Nomor

:S-4544/WBC.06/

KPP.MP.01/2011 tanggal 15

Juli 2011

6. KPPBC TMP Juanda

dengan Surat Nomor : S-

3259/WBC.10/KPP.MP.03/2

011 tanggal 29 Juli 2011

TARGET :

Tersosialisasinya MoU Anti Korupsi kepada para Pegawai dan Anggota Asosiasi

TARGET B06:

Persiapan sosialisasi MoU Anti Korupsi kepada para Pegawai dan Anggota Asosiasi

100%

• Telah diadakan rapat

pembahasan draft MoU dan

persiapan sosialisasi,pada

hasil pembahasan terkait

dengan itu telah dilaporkan

kepada Dirjen BC sesuai Nota

Dinas KaPUSKI BC Nomor

ND-153/KIBC/2011 tanggal

18 Mei 2011, ND-29/BC/2011

tanggal 20 Juni 2011 dan ND-

30/BC/2011 tanggal 27 Juni

2011.

• Sesuai dengan surat

KaPUSKI BC Nomor S-

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 17

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

153/BC/2011 tanggal 11 Juli

2011 kepada 4 (empat)

Kepala Kantor Pelabuhan

Laut Utama (Tanjung Priok,

Belawan, Tanjung Perak,

Tanjung Mas) dan 2 (dua)

Bandar Udara Utama

(Soekarno Hatta dan Juanda)

untuk mensosialisasikan MoU

dimaksud.

• Dalam konsep nota

kesepahaman telah

dicantumkan pula agar MoU

tersebut disosialisasikan

kepada para pegawai dan

anggota asosiasi pada

kesempatan pertama.

TARGET B09:

Tersosialisasinya MoU di 2 (dua) KPU/KPPBC

200% • Sesuai dengan Surat Menteri

Keuangan Nomor : S-

381/MK.04/2011 tanggal 11

Juli 2011 dan Surat KaPUSKI

BC Nomor: S-164/KIBC/2011

tanggal 08Agustus 2011

perihal Laporan Kegiatan

Sosialisasi MoU Anti Korupsi.

• Telah dilakukan sosialisasi

MoU Anti Korupsi di 4 (empat)

KPU/KPPBC yaitu:

1. Kantor KPU Tanjung Priok

melalui surat :

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 18

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

� S-1232/KPU.01/2011

tanggal 23 Agustus 2011

sosialisasi kepada Para

Pegawai;

� S-1271/KPU.01/2011

tanggal 15 September

2011 sosialisasi kepada

Anggota Asosiasi.

2. Kantor KPPBC TMP

Tanjung Perak melalui surat

:

� S-7306/WBC.10/

KPP.MP.01/2011 tanggal

23 Agustus 2011

sosialisasi kepada Para

Pegawai;

� S-7919/WBC.10/

KPP.MP.01/2011 tanggal

22 September 2011

sosialisasi kepada

Anggota Asosiasi.

3. Kantor KPPBC TMP Juanda

melalui surat :

� S-603/WBC.10/

KPP.MP.03/2011 tanggal

24 Agustus 2011

sosialisasi kepada Para

Pegawai;

� S-3633/WBC.10/

KPP.MP.03/2011 tanggal

25 Agustus 2011

sosialisasi kepada

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 19

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Anggota Asosiasi.

4. Kantor KPPBC TMP

Soekarno Hatta melalui

surat :

� S-5772/WBC.06/

KPP.MP.01/2011 tanggal

14 September 2011

sosialisasi kepada Para

Pegawai dan Anggota

Asosiasi.

TARGET B12:

Tersosialisasinya MoU di 4 (empat) KPU/KPPBC

100%

• Sesuai dengan Surat Menteri

Keuangan Nomor : S-

381/MK.04/2011 tanggal 11

Juli 2011 dan Surat KaPUSKI

BC Nomor:

� S-164/KIBC/2011 tanggal

08Agustus 2011 perihal

Laporan Kegiatan

Sosialisasi MoU Anti

Korupsi;

� S-254/KIBC/2011 tanggal

01 Nopember 2011 perihal

Laporan Kegiatan

Sosialisasi MoU Anti

Korupsi.

• Telah dilakukan sosialisasi

MoU Anti Korupsi di 2 (dua)

KPU/KPPBC, yaitu:

1. Kantor KPPBC TMP

Tanjung Emas melalui surat

:

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 20

No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

� S-1320/WBC.09/

KPP.MP.01/2011 tanggal

06 September 2011

� S-1360/WBC.09/

KPP.MP.01/2011 tanggal

15 September 2011

2. Kantor KPPBC TMP

Belawan melalui surat

nomor : S-

2805/WBC.02/KPP.MP.01/2

011 tanggal 04 November

2011 sosialisasi kepada

Para Pegawai dan Anggota

Asosiasi.

Secara keseluruhan target

sosialisasi kepada pegawai dan

anggota sosialisasi adalah

sebanyak 6 (enam)

KPU/KPPBC (dua di B09 dan

empat di B12) telah

direalisasikan seluruhnya

sebanyak empat di B09 dan

dua di B12.

1 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

Lampiran V

RENCANA TINDAK DIREKTIF PRESIDEN TAHUN 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Mentransformasikan 11 kantor modern di tahun 2011

DJBC Sekjen Kemenkeu,Kemen PAN, Tim Reformasi Birokrasi

Terlaksananya transformasi KPPBC menjadi kantor modern

Transformasi 11 kantor modern baru pada tahun 2011

TARGET B04:

Terlaksananya koordinasi dan pembahasan awal atas usulan DJBC dengan Sekjen melalui Biro Organta

100% - Sesuai Surat Direktur Jenderal Bea

dan Cukai nomor S-878/BC/2010 tgl

7 September 2010 telah diusulkan

transformasi 11 kantor modern

tahun 2011, yaitu:

a. KPPBC Medan

b. KPPBC Teluk Nibung

c. KPPBC Tanjung Balai Karimun

d. KPPBC Pekanbaru

e. KPPBC Teluk Bayur

f. KPPBC Jambi

g. KPPBC Entikong

h. KPPBC Banjarmasin

i. KPPBC Samarinda

j. KPPBC Tarakan

k. KPPBC Nunukan.

- Telah dilakukan pembahasan

dengan Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan Kementerian

keuangan pada tanggal 26 Januari

2011. Undangan dan Surat Tugas

serta laporan terlampir.

Tanggal Konsinyering dengan Biro

Organta Kemenkeu 11-13 April 2011

2 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET B06:

Terlaksananya persiapan/ asistensi pembentukan kantor modern di 11 kantor yang diusulkan

100% - Laporan asistensi bidang SDM

dalam rangka implementasi KPPBC

Tipe Madya DJBC TA.2011

- Telah dilakukan asistensi bidang

SDM terhadap 11 (sebelas) kantor

yang diusulkan menjadi kantor

modern sesuai dengan Surat Tugas

:

• ST-54/BC/2011 tanggal 11 Maret 2011 di KPPBC Medan dan KPPBC Pekanbaru mulai tanggal 14 s.d. 16 Maret 2011

• ST-62/BC/2011 tanggal 21 Maret 2011 di KPPBC Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Jambi mulai tanggal 23 s.d. Maret 2011

• ST-67/BC/2011 tanggal 25 Maret 2011 di KPPBC Tipe A3 Tarakan, KPPBC Tipe A3 Nunukan dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung mulai tanggal 28 Maret s.d. 01 April 2011

• ST-73/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011 di KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur, KPPBC Tipe A2 Samarinda dan KPPBC Tipe A2 Banjarmasin mulai tanggal 04 s.d. 08 April 2011

• ST-96/BC/2011 tanggal 21 April 2011 di KPPBC Entikong mulai tanggal 25 s.d. 29 April 2011

3 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET B08: Ditetapkannya 2 kantor modern

100% - Sesuai dengan Surat Undangan

Sekretaris Jenderal Kementerian

Keuangan Nomor : Und-

431/SJ/2011 tanggal 29 Juli 2011

perihal Pembahasan Penataan

Organisasi Bersama dengan

Kementerian PAN dan RB

- Sesuai dengan Nota Dinas Tim

Percepatan Reformasi Kebijakan

Pelayanan Kepabeanan dan Cukai

Nomor : ND-38/BC/TPR/2011

tanggal 27 Juni 2011 perihal

Laporan Pelaksanaan Tugas Tim

Percepatan Reformasi

- Sesuai dengan Surat Sekretaris

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Nomor: S-326/BC.1/2011 tanggal 8

Agustus 2011 perihal Persiapan

Peresmian KPPBC Tipe Madya

Pabean Antara lain; KPPBC Tipe A2

Jambi dan KPPBC Tipe A2 Tanjung

Balai Karimun

- Telah ditetapkan Keputusan.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Nomor : KEP-98/BC/2011 tanggal

18 Agustus tentang Penetapan

Tipologi KPPBC Tipe A2 Tanjung

Balai Karimun dan KPPBC Tipe A2

Jambi menjadi KPPBC Tipe Madya

Pabean B

4 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET B10:

Ditetapkannya 3 kantor modern

100% - Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

- Sesuai dengan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor ND-438/BC.1/2011 tanggal 20 Oktober 2011 hal Pemberitahuan Rencana Tindak Jatuh Tempo Oktober 2011, telah ditetapkan lima (5) KPPBC menjadi kantor modern sebagai berikut:

- Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-106/BC/2011 tanggal 15 September 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Entikong Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C

- Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-120/BC/2011 tanggal 18 Oktober 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Medan Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C

- Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-121/BC/2011 tanggal 18 Oktober 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Pekanbaru Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B dan

5 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur Menjadi Tipe Madya Pabean B

TARGET B12:

Ditetapkannya 6 kantor modern

100% - Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

- Sesuai dengan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor ND-529/BC.1/2011 tanggal 9 Desember 2011 hal Pemberitahuan Kembali Rencana Tindak Direktif Presiden Tahun 2011

- Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-131/BC/2011 tanggal 9 November 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Tarakan dan KPPBC Tipe A3 Nunukan Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C

- Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-132/BC/2011 tanggal 9 November 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Banjarmasin dan KPPBC Tipe A2 Samarinda Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B

2 Menyempurnakan dasar hukum Tempat

DJBC Sekjen Kemenkeu Adanya dasar hukum tentang TPB

Terselesaikannya draft perubahan PMK tentang TPB

TARGET B04:

Terlaksananya

pembahasan lanjutan

100% - Telah dilaksanakan Rakertas DJBC

di Kanwil DJBC Jawa Tengah pada

tanggal 18-19 April 2011 yang salah

6 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Penimbunan Berikat (TPB) dan Kemuda-han Impor Tujuan Ekspor (KITE) secara komprehensif dan mensosiali-sasikannya

dan KITE yang komprehensif

(KB dan GB) dan KITE

atas draft RPMK KB,

GB dan KITE (RPMK

Fasilitas KITE

Pengembalian dan

RPMK Fasilitas KITE

Pembebasan)

satu agendanya adalah

pembahasan RPMK Kawasan

Berikat dan KITE

- Telah dilaksanakan rapat sebagai

tindak lanjut dari Rakertas tersebut

di atas pada tanggal 25 dan 27 April

2011 untuk menyempurnakan draft

RPMK Kawasan Berikat dan KITE

hasil Rakertas DJBC

TARGET B06:

Terkirimnya draft final PMK KB dan GB ke Biro Hukum

100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Fasilitas

Kepabeanan Nomor ND-

369/BC.3/2011 tanggal 15 Juni 2011

perihal Penerusan RPMK KB,GB,

dan KITE

- Sesuai Surat Direktur Jenderal

Nomor S-632/BC/2011 tanggal 27

Juni 2011 perihal Penyampaian

Kembali RPMK tantang Kawasan

Berikat, Gudang Berikat, KITE

Pembebasan dan KITE

Pengembalian.

TARGET B08:

- Diterbitkannya PMK KB dan GB

100% - RPMK GB telah disampaikan

kepada Menteri Keuangan dengan

Surat Direktur Jenderal Bea dan

Cukai Nomor : S-899/BC/2011

tanggal 24 Agustus 2011 perihal

Penyampaian RPMK tentang GB

yang telah diberikan paraf

persetujuan, dan telah diterbitkan

PMK Nomor 143/PMK.04/2011

7 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

- Terlaksananya pembahasan lanjutan atas draft RPMK KITE (RPMK Fasilitas KITE Pengembalian dan RPMK Fasilitas KITE Pembebasan)

tanggal 26 Agustus 2011 tentang

Gudang Berikat.

RPMK KB telah disampaikan

kepada Biro Hukum dengan Surat

Direktur PPKC kepada Kepala Biro

Hukum Nomor: S-551/BC.8/2011

tanggal 24 Agustus 2011 perihal

Penyampaian RPMK tentang KB

yang telah diberikan paraf

persetujuan, dan telah diterbitkan

PMK Nomor 147/PMK.04/2011

tanggal 06September 2011 tentang

Kawasan Berikat.

- Telah dilakukan pembahasan RPMK

KITE di BKF dengan Surat

undangan dari Badan Kebijakan

Fiskal Nomor : UND-279/KF.2/2011

tanggal 09 Agustus 2011, berikut

kami sertakan bahan materi Rapat

Pembahasan RPMK KITE,

Presentasi Direktorat Fasilitas dan

draft PMK KITE Pengembalian dan

draft PMK KITE Pembebasan

TARGET B10:

- Terlaksananya

sosialisasi PMK KB

dan GB

100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Fasilitas

Nomor ND-667/BC.3/2011 tanggal

21 Oktober 2011 perihal

Penyampaian Laporan Rencana

Tindak/Program Jatuh Tempo

8 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

- Terkirimnya draft

final PMK KITE

(RPMK Fasilitas

KITE Pengembalian

dan RPMK Fasilitas

KITE Pembebasan)

ke Biro Hukum

Oktober 2011

- Sosialiasi mengenai PMK KB dan

GB dilaksanakan berdasarkan Surat

Tugas Direktur Jenderal Bea dan

Cukai Nomor ST-237/BC/2011

tanggal 28 September

2011dibeberapa tempat, antara lain

• Kantor Pusat DJBC

• Kanwil DJBC Riau dan Sumbar

• Kanwil DJBC Sumatera Utara

• Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT

• Kanwil DJBC Jateng dan DIY

• Kanwil DJBC Jatim I

• KPPBC TMP Bekasi

beserta absensi peserta sosialisasi

dan laporan sosialisasi dari Dir.

Fasilitas kepada Direktur Jenderal

Bea dan Cukai

- Pengiriman draft final PMK KITE

(RPMK Fasilitas KITE

Pengembalian dan RPMK Fasilitas

KITE Pembebasan) ke Biro Hukum

sesuai dengan Surat Direktur

Jenderal Bea dan Cukai Nomor

Surat S-632/BC/2011 tanggal 27

Juni 2011

9 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET B12:

Diterbitkannya PMK

tentang Fasilitas KITE

(PMK Fasilitas KITE

Pengembalian dan

PMK Fasilitas KITE

Pembebasan)

100%

- RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-856/BC.8/2011 tanggal 19Desember 2011 perihal Penyampaian RPMK Pengembalian dan Pembebasan Yang Telah di Paraf dan;

- RPMK telah disampaikan kepada BKF Kemenkeu dengan surat Nomor: S-857/BC.8/2011 tanggal 19Desember 2011 perihal Penyampaian RPMK Pengembalian dan Pembebasan Yang Telah di Paraf;

- Telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan tentang KITE, yaitu:

• Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 253/PMK.04/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentangKITE Pengembalian dan;

• Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 254/PMK.04/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang KITE Pembebasan.

Keterangan : Hard Copy PMK KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan belum diterima karena harus menunggu diundangkannya PMK tersebut di Kementerian Hukum dan HAM.

10 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

3 MenyempurnakanPMK tentangPenetapan Tarif dan Nilai Pabean, serta membuat mekanisme penelitian ulang tarif dan nilai pabean

DJBC (TK) Sekjen Kemenkeu 1. Penyempurnaan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

2. Penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean

3. Penetapan kembali tarif dan nilai pabean dapat dilaksanakan dengan mekanisme selain audit kepabeanan

1. Terselesaikannya PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

2. Terselesaikannya Peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean

3. Tersosialisasikan-nya PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean dan peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean

TARGET B04: Tersusunnya rancangan perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan nomor ND-311/BC.2/2011 tanggal 01 April 2011 perihal penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK 51/PMK.04/2008

- Sesuai Surat Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan nomor S-315/BC/2011 tanggal 06 April 2011 perihal penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK 51/PMK.04/2008

TARGET B06: Terlaksananya pembahasan lebih lanjut di Biro Hukum atas Rancangan Perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan nomor ND-497/BC.2/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal Rancangan Perubahan Kedua PMK 51/PMK.04/2008

- Sesuai Surat Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan nomor S-543/BC/2011 tanggal 7 Juni 2011 perihal Penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 51/PMK.04/2008

TARGET B08: Ditetapkannya PMK tentang perubahan atas PMK Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

100% - Sesuai dengan Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan Nomor : ND-825/BC.2/2011 tanggal 11 Agustus 2011 Draft PMK tentang Perubahan atas PMK Tarif dan Nilai Pabean telah disampaikan kepada Kepala Biro Hukum sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: S-738/BC/2011 tanggal 21 Juli 2011 perihal Penyampaian

11 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008

- Telah ditetapkan PMK Nomor 122/PMK.04/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang perubahan kedua atas peraturan menteri keuangan nomor 51/PMK.04/2008 tentang tata cara penetapan tarif, nilai pabean, dan sanksi administrasi, serta penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai.

TARGET B10: Tersusunnya Peraturan Direktur Jenderal tentang penelitian ulang tarif dan nilai pabean

100% Telah ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-45/BC/2011 tanggal 31 Oktober 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penelitian Ulang Tarif dan/atau Nilai Pabean

TARGET B12: Terlaksananya kegiatan sosialisasi perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean dan Peraturan Direktur Jenderal tentang penelitian ulang tarif dan/atau nilai pabean

100% - Sesuai dengan nota dinas Direktur Teknis KC Nomor: ND-1282/BC.2/2011 tanggal 06 Desember 2011 hal pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: PER-45/BC/2011, bahwa telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi peraturan tersebut dengan Surat Tugas antara lain:

12 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

• ST-175/BC.2/2011 tanggal 08 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Kalbagtim

• ST-183/BC.2/2011 tanggal 14 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Bali, NTB dan NTT

• ST-189/BC.2/2011 tanggal 18 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Jawa Timur I

• ST-313/BC/2011 tanggal 22 Nopember 2011 di KP-DJBC

- Sesuai dengan nota dinas Direktur Teknis KC Nomor: ND-1299/BC.2/2011 tanggal 13 Desember 2011 hal Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: PER-45/BC/2011, kegiatan Sosialisasi dilaksanakan dengan Surat Tugas antara lain:

• ST-131/BC.2/2011 tanggal 22 September 2011 di Kanwil DJBC Makassar

• ST-133/BC.2/2011 tanggal 23 September 2011 di Kanwil DJBC Jatim I

• ST-138/BC.2/2011 tanggal 29 September 2011 di Kanwil DJBC Bali, NTB,dan NTT

• ST-139/BC.2/2011 tanggal 30 September 2011 di Kanwil DJBC

13 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Sumatera Utara

• ST-145/BC.2/2011 tanggal 5 Oktober 2011 di Kanwil DJBC Jateng dan DIY

• ST-173/BC.2/2011 tanggal 4 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Kalbagtim

4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama (Tanjung Priok, Belawan, Makasar, dan Tanjung Perak)

DJBC

(Set

ditjen & IKC)

Sekjen Kemenkeu Efektivitas pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama

Terselesaikannya kajian tentang kebijakan dan implementasi Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama dari sudut pandang kebijakan, implementasi dan pemberian insentif

TARGET B04:

- Tersusunnya kerangka kajian dan metodologi penelitian

- Terkumpulnya record data elektronik pelayanan 24/7 dari 4 pelabuhan utama

- Tersusunnya rancangan kuisioner persepsi stakeholder terhadap layanan 24/7

- Terlaksananya pembahasan bersama dengan KPU Tanjung Priok tentang Desain Kuesioner dan Mekanisme Pelaksanaan Survey

100% - Sesuai Nota Dinas Direktur IKC nomor ND-180/BC.9/2011 tanggal 29 Maret 2011 perihal Permintaan Data

- Rancangan kuisioner untuk pegawai dan pengguna jasa

- Sesuai Undangan Tenaga Pengkaji Bidang PKKO DJBC nomor Und-04/BC.TP.3/2011 tanggal 20 April 2011 perihal Undangan Rapat Tentang Pelaksanaan Survey

14 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET B06: Terlaksananya pengumpulan data survey ke 4 (empat) pelabuhan utama

100% - Sesuai ND-49/BC.TP.3/2011 tanggal 07 Juni 2011 perihal Permintaan Data

- Sesuai S-04/BC.TP.3/2011 tanggal 08 Juni 2011 perihal Penyampaian Kuesioner

- Sesuai ND-51/BC.TP.3/2011 tanggal 21 Juni 2011 perihal Permintaan Upload Kuesioner Survey

- Sesuai SP-03/BC.TP.3/2011 tanggal 28 Juni 2011 perihal Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu.

- Sesuai S-08/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Perak

- Sesuai S-09/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Belawan

- Sesuai S-10/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Makasar

- Terlaksananya pengumpulan data responden pegawai dan data responden pengguna jasa di KPU Tanjung Priok, KPPBC TMP Perak, KPPBC TMP Belawan, KPPBC TMP Makasar

15 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET B08:

- Terselesaikannya Analisis Data survey

- Terselesaikannya penyusunan Draft Kajian

- Terlaksananya Presentasi dan Pembahasan Kajian dengan Perwakilan Kantor Pabean Terkait / Staf Inti

100% - Terselesaikannya analisis data survey dan penyusunan draft kajian dalam Laporan evaluasi efektivitas pelayanan kepabeanan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu

- Telah dilaksanakan presentasi dan pembahasan kajian di KPU Tanjung Priok melalui Surat Nomor : S-16/BC.TP.3/2011 tanggal 11 Agustus dan di Staf Inti melalui Surat undangan Nomor : Und-08/BC.TP.3/2011 tanggal 15 Agustus 2011 dan Und-100/BC.8/2011 tanggal 18 Agustus 2011. Serta mendapat persetujuan dari Dirjen BC melalui ND-75/BC.TP.3/2011 tanggal 22 Agustus 2011

TARGET B10:

- Terlaksananya Public Hearing dengan pengguna jasa dan instansi terkait lainnya (Pelindo, dll)

100% - Berdasarkan Nota Dinas Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi Nomor ND-112/BC.TP.3/2011 tanggal 06 Oktober 2011 hal Penyampaian Berkas Realisasi Rencana Tindak/Program Jatuh Tempo Oktober 2011

- Terlaksananya Public Hearing di KPU BC Tipe A Tanjung Priok pada 16 September 2011 melalui Surat Nomor S-19/BC.TP.3/2011 tanggal 8 September 2011 dan Undangan Nomor UND-34/KPU.01/2011 tanggal 8 September 2011 beserta

16 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

- Terselesaikannya kajian dan telah diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai

daftar hadir peserta public hearing.

- Terlaksananya Public Hearing di KPPBC Tanjung Perak pada 04 Oktober 2011 melalui Surat Nomor S-21/BC.TP.3/2011 tanggal 22 September 2011 dan Undangan Nomor UND-8126 s.d 8130/WBC.10/ KPP.MP.01/2011 tanggal 28 September 2011 beserta daftar hadir public hearing.

- Terselesaikannya kajian dan telah diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan Nota Dinas Nomor ND-75/BC.TP3/2011 tanggal 22 Agustus 2011 hal Laporan Hasil Evaluasi Efektivitas Layanan Kepabeanan 24/7

5 Penerapan sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) yang berbasis web secara nasional

DJBC

(P2 & IKC)

- Aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC dapat lebih efektif dalam melakukan pengawasan

Terlaksananya penerapan sistem informasi dan pengiriman data profil importir dan penumpang (udara) yang berbasis web secara nasional pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC sehingga dapat dimanfaatkan untuk analisa dan profilling

TARGET B04:

Terlaksananya finalisasi program aplikasi dan ujicoba Internal di Direktorat P2.

100% Telah adanya modul program aplikasi dan telah diuji coba di Subdit Intelijen

TARGET B06: Terlaksananya instalasi program pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC.

100% Sesuai ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011 perihal Laporan Pelaksanaan Tugas Asistensi berdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal Nomor : ST-90/BC/2011 tanggal 14 April 2011

TARGET B08: Terlaksananya asistensi Direktorat P2 kepada 2 KPU, 16 KWBC dan 18

100% Telah dilaksanakan asistensi terkait penerapan sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) bersamaan dengan pelaksanaan Instalasi program yang dilaksanakan

17 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

KPPBC. pada tanggal 21 April s.d. 01 Juni 2011, sesuai ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011 perihal Laporan Pelaksanaan Tugas Asistensiberdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal Nomor : ST-90/BC/2011 tanggal 14 April 2011

TARGET B10: Terwujudnya sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) dengan berbasis web, secara Nasional.

100% Sistem Informasi profil importir dan penumpang udara dengan berbasis web secara nasional telah selesai.

Data pendukung: screen shot menu Sistem Informasi Penumpang Udara dan Sistem Informasi Profil Importir

TARGET B12: Termanfaatkannya sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) dengan berbasis web, secara Nasional.

100% Sistem Informasi profil importir dan penumpang udara dengan berbasis web secara nasional telah termanfaatkan oleh Unit Penindakan dan Penyidikan DJBC secara Nasional.

Data pendukung: Data User SIDIA dan PAU serta screen shot dalammenu Aplikasi PAU

6

Penerapan sistem informasi hasil penindakan dan penanganan perkara yang berbasis web

DJBC

(P2 & IKC)

- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki informasi secara terpusat sebagai

Terlaksananya penerapan sistem informasi dan pengiriman data hasil penindakan dan penanganan perkara dari masing-masing

TARGET B04: Terlaksananya internalisasi atas mekanisme laporan penindakan dan penanganan perkara di 4 wilayah

100%

Tersosialisasinya laporan penindakan dan penanganan perkara sesuai peraturan Dirjen BC Nomor 53/BC/2010 berdasarkan Surat Tugas Nomor : ST-15/BC/2011 tanggal 24 Januari 2011

18 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

secara nasional

sarana evaluasi yang lebih efektif dalam pengukuran kinerja unit pengawasan

kantor secara tepat waktu (real time) dan akurat.

TARGET B06: Terlaksananya internalisasi atas mekanisme laporan penindakan dan penanganan perkara di 7 wilayah

100% - Kegiatan internalisasi atas mekanisme pelaporan penindakan dan penanganan perkara bertujuan untuk memperoleh data dan masukan dari unit kerja vertikal DJBC terkait mekanisme pelaporan dalam hal penindakan dan penanganan perkara. Data dan masukan yang diperoleh akan dijadikan sebagai sumber data dalam pengembangan Sistem Informasi Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Si Dia).

- Pelaksanaan internalisasi dilakukan bersaman dengan kegiatan instalasi dan asistensi operasional aplikasi Sistem Informasi Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Si Dia) dan Passenger analis unit (PAU) pada tanggal 21 April sampai dengan 1 Juni 2011 (sesuai Surat Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: ST-90/BC/2011 tanggal 14 April 2011)dengan pertimbangan efesiensi dan efektivitas waktu dan biaya.

- Adapun untuk pembagian wilayah yang rencana awal adalah 7 (tujuh) wilayah, dalam perkembangannya dibagi kembali menjadi 10 wilayah (sesuai dengan jumlah lokasi pelaksanaan kegiatan instalasi dan asistensi operasioanal aplikasi Si Dia dan PAU)

19 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

- Data tambahan Nota Dinas Nomor: ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011

TARGET B08: Terlaksananya pembahasan terkait sumber data dan kebutuhan data bagi KPPBC, di internal Direktorat P2

100% - Pembahasan awal pada internal Direktorat P2 telah dilaksanakan dalam rapat mingguan Selasa pada tanggal 16 Agustus 2011terkait sumber data dan kebutuhan data bagi KPPBC. (Terlampir Notulen Rapat Mingguan)

TARGET B10:

Terlaksananya finalisasi menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time)

100% Finalisasi menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time) telah terlaksana.

Data pendukung: screen shot Finalisasi menu Pelaporan dan Penindakan Penanganan Perkara.

TARGET B12: Terwujudnya sistem informasi hasil penindakan dan penanganan perkara yang berbasis web, secara nasional.

100% Menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time) telah tersedia.

Data pendukung: screen shot aplikasi penindakan dan penanganan perkara yang terintegrasi dalam aplikasi SIDIA

7 Menyempurnakan Peraturan Menteri Keuangan tentang Premi.

DJBC (P2 & PPKC)

Sekjen Kemenkeu, DJA, DJPb.

1. Tercapainya pembagian premi secara layak dan

Diterbitkannya PMK tentang Premi sebagai pengganti PMK No

TARGET B04:

Terlaksananya

konsultasi dengan Biro

Hukum Kemekeu RI

tentang permasalahan

100% Konsultasi dilakukan oleh Kasi BHP dengan Biro Hukum yang menangani masalah peraturan sesuai Surat Tugas Nomor : ST-135/BC.54/2011 tanggal 13 April 2011.

20 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

adil kepada aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

2. Terwujudnya motivasi yang tinggi dari aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk senantiasa bekerja sesuai ketentuan perundang-undangan

3. Tercapainya peningkatan kinerja yang dapat diukur dari pelayanan yang lebih baik dan pengawasan yang lebih efektif.

570/KMK.01/1997 tentang Premi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PMK No. 241/KMK.01/2002.

substansi RPMK

tentang Premi

TARGET B06:

Terlaksananya

inventarisasi kembali

beberapa substansi

yang dipermasalahkan

oleh Direktorat

Jenderal Anggaran

dan Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan serta

pengumpulan

bahan/ketentuan

terkait sebagai

referensi.

100% - Sesuai ND-268/BC.54/2011 tanggal 24 Juni 2011 perihal Laporan pencapaian rencana tindak/ program jatuh tempo juni 2011, ternasuk didalamnya yaitu terlaksananya inventarisasi kembali beberapa substansi yang dipermasalahkan oleh Direktorat Jenderal Anggarandan Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta pengumpulan bahan/ketentuan terkait sebagai referensi terkait dengan perumusan RPMK tentang Pemberian Premi

- Matriks usulan Direktorat Jenderal Anggaran atas Draft RPMK tentang Pemberian Premi

TARGET B08: Terlaksananya pembahasan, pengkajian, dan perumusan kembali Rancangan PMK bersama Direktorat PPKC.

100% Sesuai dengan Nota Dinas Direktur Penindakan dan Penyidikan Nomor : ND-558/BC.5/2011 tanggal 23 Agustus 2011 perihal Perkembangan Penyusunan Draft RPMK tentang Pemberian Premi

TARGET B10: Terlaksananya pembahasan substansi terkait ketentuan dan mekanisme yang

100% - Pembahasan PMK tentang Pemberian Premi telah dilakukan dengan konsinyering antara DJBC, Biro Hukum Kemenkeu, Direktorat Jenderal Anggaran, dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan sesuai

21 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

berlaku di bidang penganggaran dan perbendaharaan, bersama BiroHukum Setjen Kemenkeu, Direktorat Anggaran dan Direktorat Perbendaharaan sehingga sudah tidak ada lagi permasalahan yang bersifat substansial dalam rancangan PMK tersebut.

dengan Surat Tugas Nomor ST-206/BC/2011 tanggal 09 September 2011. Daftar hadir peserta konsinyering terlampir.

- ND-616/BC.5/2011 tanggal 26 September 2011 hal Konsinyering Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Premi

- ST-387/BC.5/2011 tanggal 12 Oktober 2011 dan Nota Dinas Nomor ND-679/BC.5/2011 tanggal 25 Oktober 2011 hal Penyampaian RPMK tentang Pemberian Premi.

TARGET B12: Ditandatanganinya PMK tentang Premi oleh Menteri Keuangan sebagai pengganti PMK No 570/KMK.01/1997 tentang Premi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PMK No. 241/KMK.01/2002.

100%

- RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-854/BC.8/2011 tanggal 19 Desember 2011

- Telah ditetapkandan diundangkan Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 243/PMK.04/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang Pemberian Premi

8 Menyempurnakan dan mensosialisasikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

DJBC (Audit) Setjen Kemenkeu 1. Dilaksanakannya peraturan tentang Audit Kepabeanan dan Cukai

Terselesaikan dan tersosialisasikannya Peraturan Menteri Keuangan tentang Audit Kepabeanan dan Cukai

TARGET B04: Terlaksananya Inventarisasi Masukan dari Aparat Pengawas-an Fungsional (BPK, Itjen)

100% Telah didapatkan masukan dari BPK dan Itjen

22 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai

2. Pelaksanaan Audit Kepabeanan dan Cukai secara lebih efektif, efisien dan berkualitas

3. Memperjelas landasan hukum Audit Kepabeanan dan Cukai dalam hubungannya dengan pihak luar

TARGET B06:

1. Terlaksananya pembahasan internal di Direktorat Audit

2. Diajukannya permintaan Masukan Draft RPMK ke Bidang Audit KPU/Kanwil

3. Terselesaikannya Draft RPMK dari Direktorat Audit

100% - Sesuai ND-120/BC.62/2011 tanggal 25 April 2011 perihal Workshop Bidang Audit

- Sesuai ND-142/BC.62/2011 tanggal 10 Mei 2011 perihal hasil Workshop Audit

- Telah diajukan permintaan masukan Draft RPMK ke Bidang Audit KPU/ Kanwil melalui Surat Nomor: S-217/BC.6/2011 tanggal 21 April 2011

- Terselesaikannya Draft RPMK tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai

TARGET B08: Terlaksananya pembahasan di Dit PPKC dan Staf Inti

100% Telah dilaksanakan Pembahasan di Direktorat PPKC dan Staf Inti dengan Surat Undangan Nomor: UND-98/BC.8/2011 tanggal 4 Agustus 2011, berikut kami sertakan bahan materi pembahasan diantaranya materi perubahan PMK, Outline PMK, dan RPMK Audit (hasil rapat Staf Inti)

TARGET B10: Diajukannya draft PMK ke Menteri Keuangan c.q. Sekjen

100% Telah diajukan draft PMK kepada Menteri Keuangan dengan Surat Nomor S-1084/BC/2011 tanggal 28 Oktober 2011 hal Penyampaian RPMK tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai

23 | P a g e

Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011

No RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT KRITERIA

KEBERHASILAN UKURAN

KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TARGET B12: Diajukan dan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan

100%

- RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-816/BC.8/2011 tanggal 24 Nopember 2011

- Telah ditetapkandan diundangkan Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 200/PMK.04/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 1

Lampiran VI

MONITORING RENCANA TINDAK

PROGRAM REFORMASI LANJUTAN KEPABEANAN DAN CUKAI

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Terselesaikannya Surat Edaran Direktur Jenderal mengenai Tata Nilai dan Budaya Organisasi DJBC dan membuat modul Tatanilai dan Budaya Organisasiserta slogan DJBC

1. Pengumpulan bahan-bahan kajian tentang karakteristik, tata nilai, dan budaya organisasi serta slogan DJBC

Kepala PUSKI KC

September 2010

100 % - Surat Kapuski kepada para Pejabat Eselon II pada KP. DJBC dan para Kepala Kantor DJBC Nomor S-167/KIBC/2010 tgl 1 Oktober 2010 Hal Permohonan Tanggapan dan Masukan atas Konsep SE Dirjen BC tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi DJBC

- S.d. 18 Oktober 2010 telah diterima tanggapan dan masukan dari 18 kantor / unit kerja DJBC terhadap konsep SE DJBC tentang Tata Nilai dan Budaya Kerja

Tanggapan dan masukan tersebut pada waktu ini telah dikompilasi dan akan dibahas lebih lanjut untuk penyempurnaan konsep SE DJBC tersebut

2. Melakukan kajian tentang karakteristik, tata nilai, dan budaya organisasi serta slogan DJBC

Oktober 2010

100 %

3. Menyusun konsep dan rancangan pertama dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan DJBC.

Oktober 2010

100 %

4. Konsultasi konsep dan rancangan pertama dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan kepada instansi terkait/stake holder termasuk permintaan masukan dari pegawai DJBC termasuk dalam bentuk polling

November 2010

100 %

5. Terselesaikannya konsep dan rancangan kedua dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan

November 2010

100 %

6. Pemaparan konsep dan rancangan kedua dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan kepada Menteri Keuangan

November 2010

100 %

7. Menetapkan Surat Edaran Direktur Jenderal mengenai Tata Nilai dan BudayaOrganisasi DJBC dan membuat modul Tatanilai dan Budaya Organisasiserta slogan DJBC

Desember 2010

100 % SE-23/BC/2010 tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 2

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Terselesaikannya modul tatanilai dan budaya organisasi

2. Tersosialisasinya dan terimplementasikan-nya tata nilai dan budaya organisasi DJBC ke seluruh jajaran melalui P2KP maupun usulan penambahan dalam kurikulum Diklat / Retraining

1. Pembentukan Tim Sosialisasi Tata Nilai dan Budaya Organisasi serta slogan DJBC.

Kepala PUSKI KC

Oktober 2010

100 % Pembentukan Tim Pembekalan Sosialisasi sesuaiPRINT-58/KIBC/2010 Tgl. 1 Oktober 2010

2. Penyusunan bahan-bahan dan modul sosialisasi

Desember 2010

100 % Modul Tatanilai dan Budaya Organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah selesai disusun

Penyusunan mulai minggu I November s.d. minggu IV Desember 2010

3. Pelaksanaan sosialisasi tata nilai dan budaya organisasi DJBC serta slogan dan pembuatan komitmen pegawai

Q1 2011 100 % Sosialisasi telah dilaksana-kan pada saat tanggal 5November 2010

4. Internalisasi tata nilai dan budaya organisasi DJBC ke seluruh jajaran melalui P2KP maupun usulan penambahan dalam kurikulum Diklat

Q2 2011 100 % Telah dilakukan Internalisasi pada bulan April s.d. Juni 2011 dengan:

1. ST-24/KIBC/2011 tanggal 8 April 2011 di KPU BC Tipe B Batam (12-15 April 2011)

2. ST-85/BC/2011 tanggal11 April 2011 di Kanwil DJBC Banten (14-15 April 2011)

3. ST-91/BC/2011 tanggal 18 April 2011 di :

- Kantor Pusat DJBC (21 April 2011)

- Kanwil DJBC Jakarta (20-21 April 2011)

- KPU BC Tipe A Tanjung Priok (3- 4 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Jatim II (3-6 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Jawa Barat (3-6 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Jatim I (8-11 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Jateng dan DIY (10-13 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Bali, NTB,NTT (10-13 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Sumut (17-20 Mei

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 3

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

2011) - Kanwil DJBC Sumbagsel (17-20 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Riau dan Sumbar (24-27 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Sulawesi (24-27 Mei 2011)

4. ST-101/BC/2011 tanggal 29 April 2011 di :

- Kanwil DJBC Kaltim (17-20 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Kalbar (29 Mei-1 Juni 2011)

- Kanwil DJBC Khusus Kepri (29 - Mei-1 Juni 2011)

2 1. Internalisasi dan eksternalisasi tatanilai dan budaya organisasi DJBC sebagai bagian dari tatanilai dan budaya organisasi Kemenkeu

2. Integrasi tatanilai dan budayaorganisasi ke dalam elemen-elemen organisasi

1. Penetapan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tatanilai dan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan

Sekjen Kemenkeu

Desember 2010

100 %

2. Menyelaraskan tatanilai dan budaya organisasi DJBC dengan tatanilai dan budaya organisasi Kementerian Keuangan

Kepala PUSKIKC

Q1 2011 (atau setelah Sekjen Kemenkeu telah menetapkan PMK mengenai Tatanilai dan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan)

1. KMK 312/KMK.01/2011 tanggal 12 September 2011 mengenai Nilai Nilai Kementerian Keuangan, yaitu:

• Integritas

• Profesionalisme

• Sinergi

• Pelayanan

• Kesempurnaan

2. Surat Kepala Puski nomor S-265/KIBC/2011 tanggal 15 Nopember 2011 tentang Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan

Sesuai dengan program

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 4

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

3. Melaksanakan internalisasi tata nilai dan budaya organisasi Kementerian Keuangan ke seluruh jajaran DJBC

Kepala PUSKIKC

Q4 2011

Surat Kepala Puski nomor S-265/KIBC/2011 tanggal 15 Nopember 2011 tentang Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan

3 1. Laporan monitoring waskat

2. Laporan kegiatan sosialisasi

3. Ketentuan pemberian penghargaan kepada pegawai

4. Menurunnya jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat

1. Melakukan monitoring dan pengujian serta evaluasi pelaksanaan waskat

Kepala PUSKIKC

November 2010

100 % - Sejak bulan September 2010 s.d. 18 Oktober 2010 telah dilakukan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat pada 14 KPPBC berdasarkan Surat Tugas Dirjen BC Nomor ST-130/BC/2010

- Berdasarkan Surat Tugas tersebut masih 1 KPPBC yang akan dilakukan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat

- Laporan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat beserta usulan tindak lanjut telah disampaikan ke Dirjen BC dengan Nota Dinas nomor ND-394/KIBC/2010 tgl. 23 November 2010

2. Sosialisasi peraturan disiplin PNS berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS

Desember 2010

100 % Telah dilaksanakan pada tanggal 2 s.d. 3 Desember 2010 di KPU BC Tanjung Priok

3. Penyempurnaan ketentuan pemberian penghargaan kepada para pegawai yang berprestasi, berdedikasi, dan/atau berdisiplin tinggi di lingkungan DJBC.

Desember 2010

100 % Telah ditetapkan Perdirjen Nomor P-55/BC/2010 tanggal 23 Desember 2010 tentang Pemberian Penghargaan bagi Pegawai di Lingkungan DJBC

4 1. Terselesaikannya Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai (PDJ) tentang Pakta Integritas

2. Penandatanganan Pakta Integritas oleh

1. Pengumpulan bahan mengenai Pakta Integritas

Kepala PUSKIKC dan Sesditjen

Oktober 2010

100 % Penyusunan konsep Peraturan Dirjen BC tentang Pakta Integritas bagi pegawai DJBC yang meliputi materi pokok : Kewajiban pegawai DJBC untuk membuat / menandatangani Pakta Integritas, substansi/materi pokok Pakta

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 5

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

seluruh pegawai DJBC

3. Laporan penindakan pegawai

4. Menurunnya jumlah pegawai DJBC yang terkena sanksi pelanggaran kode etik/disiplin pegawai

Integritas, format Pakta Integritas, penatausahaan dokumen Pakta Integritas, dan keterkaitan Pakta Integritas dalam mutasi pegawai (Minggu I November 2010)

2. Pembahasan dengan pemangku kepentingan mengenai Pakta Integritas

Oktober 2010

100 % Telah dilakukan pembahasan dengan pemangku kepentingan tanggal 28 Oktober 2010

3. Menyusun Peraturan Direktur Jenderal (PDJ) tentang Pakta Integritas

Kepala PUSKIKC

November 2010

100 % Telah disusun Draft Perdirjen tentang Pakta Integritas, untuk ditetapkan

4. Menetapkan PDJ tentang Pakta Integritas pegawai DJBC

Desember 2010

100 % Telah Ditetapkan Perdirjen P-44/BC/2010 tentang Pakta Integritas

5. Penandatangan Pakta Integritas oleh seluruh pegawai DJBC

Q1 2011 100 % Pegawai pada seluruh unit kerja DJBC (149 unit kerja) telah menandatangani Pakta Integritas

6. Penandatangan Pakta Integritas Auditor DJBC dengan Auditee

Q1 2011 dan berkelanjutan

100 % Telah diberlakukan sejak tanggal 1 Maret 2011 bersamaan dengan berlakunya Per-4/BC/2011

5 1. Terselesaikan dan tersosialisasinya SOP pelaksanaan kerja unit Kepatuhan Internal khususnya terkait dengan pengaduan

1. Menyusun SOP untuk pelaksanaan Peraturan Dirjen nomor P-23/BC/2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan kerja unit Kepatuhan Internal khususnya terkait dengan pengaduan

Sekretaris DJBC

Oktober 2010

100 % SOP telah ditetapkan dengan Surat Edaran Dirjen BC Nomor SE-20/BC/2010 tanggal 18 Oktober 2010.

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 6

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Tersedianya saluran khusus pengaduan untuk menjamin kerahasiaan pelapor

2. Menyediakan saluran khusus dan petugas yang menangani pengaduan untuk menjamin kerahasiaan pelapor

Sekretaris DJBC

November 2010

100 % Telah disediakan :

Meja Pengaduan Berada di Gedung B Lantai I Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai Jalan Ahmad Yani Jakarta

Telp : 0-800-100-3545 (Bebas Pulsa) 021-4890308 ext 767

Faximile : 021-4890966

Email : [email protected]

Surat : Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai Jalan Jenderal A. Yani Jakarta 13250 Kotak Pos 108 Jakarta 10002

3. Sosialisasi SOP Direktur PPKC November 2010

100 % Telah disosialisasikan pada saat Rapat Koordinasi Unit Kerja Kepatuhan Internal tgl 18-19 Nov 2010

4. Evaluasi pelaksanaan SOP Kepala PUSKI Berkelan-jutan

SE-20/BC/2010 mengenai Tata Cara Penerimaan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat

Rata-rata waktu penyelesaian penerimaan pengaduan masyarakat 1 hari kerja. Rata-rata penanganan pengaduan masyarkat 3 hari kerja.

Evaluasi dilaksanakan tiga bulan sekali

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 7

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

6 Persetujuan struktur organisasi DJBC berupa Perubahan Peraturan Presiden (Perpres)

1. Finalisasi kajian akademik usulan penataan organisasi yang meliputi:

a. Program penataan organisasi di Kantor Pusat DJBC, dengan rencana kegiatan:

• Transposisi Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai menjadi Direktorat Kepatuhan Internal;

• Pembentukan Direktorat Transformasi;

• Penataan Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai;

• Penataan Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai (unit yang menangani fungsi peraturan, keberatan dan kehumasan).

Sekretaris DJBC

Desember 2010

100 %

Program penataan organisasi ini untuk sementara ditunda berdasarkan hasil Rapat Pimpinan dengan Menteri Keuangan dan DJBC pada tanggal 28 Oktober 2010. Namun demikian, dari sisi penyiapan telah dilakukan hal-hal sebagai berikut :

Telah disusun draft kajian akademis program penataan organisasi Kantor Pusat DJBC.

b. Program penataan organisasi instansi vertikal DJBC, dengan rencana kegiatan:

• Peningkatan status kantor Madya Soekarno Hatta menjadi KPU

• Pembentukan kantor pengawasan utama (penggabungan kanwil tanjung balai karimun dengan pangkalan sarana operasi) dengan tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan, patroli laut dan pemeliharaan saran dan prasarana patroli (Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC))

• Pemecahan Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat menjadi Kanwil DJBC Maluku dan Kanwil DJBC Papua dan Irian Jaya Barat;

100 %

100 %

100 %

Terkait dengan KPU Soekarno Hatta telah tersusun cetak biru KPU.

Kajian akademik Kantor Pengawasan Utama dari sisi struktur organisasi sudah diselesaikan. Kajian ini akan dilengkapi dengan analisis wilayah operasional dan mekanisme pengawasan di laut dengan PIC Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Dit P2) Kajian Akademik Instansi Vertikal khususnya Kanwil Maluku, Papua dan Papua Barat sudah selesai.

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 8

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

• Pembentukan struktur kantor modern untuk mengakomodasi kantor-kantor tipe A2, A3 dan B;

100 %

Kajian tentang struktur organisasi modern yang mencakup kantor-kantor yang tipenya lebih kecil sudah diselesaikan.

• Pembentukan Struktur baru yang menangani narkotika

Desember 2010

100 % Dit P2 sudah menyusun kajian akademik pembentukan struktur baru yang menangani pengawasan narkotika. Alternatif: 1. Pembentukan struktur setingkat

Eselon IV pada instansi vertikal, dengan konsekuensi transformasi KWBC dan KPPBC menjadi tipe khusus;

2. Penajaman fungsi secara eksplisit terkait pengawasan narkotika dan formalisasi pembentukan Customs Narcotic Team (CNT) untuk level operasional (dengan KMK atau Kep Dirjen).

Berdasarkan rapim Menteri Keuangan dan DJBC tgl 28 Oktober 2010 diminta untuk menunda pembentukan struktur yang menangani narkotika tetapi dengan alternatif penajaman fungsi unit pengawasan di instansi vertikal

2. Penyampaian usulan kepada Menteri Keuangan cq. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan

Sekretaris DJBC

Desember 2010

100 % Usulan dengan Surat Dirjen Nomor S-1286/BC/2010 tgl. 28 Desember 2010

3. Pembahasan dengan Sekjen Kemenkeu

Sekjen Kemenkeu*

Q1-Q2 2011 100 % - 7 (tujuh) KPPBC Tipe A2 yang akan ditetapkan menjadi KPPBC TMP pada tahun 2011 yaitu Medan, Pekanbaru, Tanjung Balai Karimun, Teluk Bayur, Jambi, Samarinda dan Banjarmasin

- KPPBC TMP C, merupakan 4 (empat) KPPBC Tipe A3 yang akan ditetapkan menjadi kantor modern pada tahun 2011 dengan kepala kantor setingkat eselon IIIb yaitu Teluk Nibung, Entikong, Tarakan dan Nunukan

Telah dilakukan konsiyering pembahasan Penataan Organisasi dengan Sekjen Kemenkeu tanggal 11-13 April 2011 dengan Surat Tugas Nomor ST-89/BC.1/2011

4. Pembahasan dengan Menpan dan RB

Menpan dan Q3 2011 100 % Telah dilakukan pembahasan dengan Kemen PAN dan RB

Hasil rapat dengan Biro OTL tanggal 26

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 9

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

RB* dalam rapat tanggal 2 Agustus 2011. Terlampir undangan rapat dari Kemen PAN dan RB (Und/744/D.II.PAN-RB/7/2011, tanggal 29 Juli 2011) dan dari Sekjen Kemenkeu (Und-431/SJ/2011/2011 tanggal 29 Juli 2011)

Januari 2011, Deputi Bidang Kelembagaan Kemenpan dan RB menyatakan bahwa perubahan kinerja Kemenpan dan RB dengan Presiden adalah meminimalkan perubahan struktur organisasi secara signifikan, sehingga apabila Kemenkeu berencana melakukan penataan organisasi yang cukup signifikan dan melakukan penambahan jabatan struktural di luar yang telah disetujui pada periode penataan 2010, agar mengajukan ijin kepada Presiden lebih dahulu.Dengan demikian DJBC diminta untuk menunggu strategic plan dari Kemenkeu. Hal ini telah dilaporkan kepada Dirjen dengan Nota Dinas nomor ND-41/BC.1/2011 tanggal 31 Januari 2011 hal Laporan rapat pembahasan penataan organisasi di Kementerian Keuangan dan

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 10

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

masukan dari Dit. IKC.

5. Persetujuan struktur organisasi (Perubahan Perpres)

Menpan dan RB*

Q4 2011 100 % Terkait Penataan Organisasi Unit vertikal (kantor modern pengganti KPPBC Tipe A2, A3, dan B):

Surat Kemen PAN dan RB no. B/1907/M.PAN-RB/08/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tentang Persetujuan Prinsip Usulan Penataan Organisasi Kementerian Keuangan 2011 (untuk DJBC, terkait struktur organisasi unit vertkal dalam rangka implementasi kantor modern)

Terkait penataan di tingkat pusat:

Penataan organisasi di tingkat pusat terbentur oleh ketentuan sebagaimana dalam peraturan Presiden No.9 tahun 2005 dan diputuskan untuk sementara ditunda berdasarkan hasil Rapim dengan Menkeu dan DJBC pada tanggal 28 Oktober 2010.

Namun demikian, telah dilakukan upaya-upaya revisi Prepres sbb:

• Melalui surat Dirjen BC no S-889/BC/2008 tanggal 17 Oktober 2008 telah disampaikan rancangan perubahan Perpres 9 tahun 2005 kepada Menkeu untuk mendapat arahan lebih lanjut

• Melalui surat Dirjen BC no. S1286/BC/2010 tanggal 28 Desember 2010,

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 11

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

Dirjen BC telah kembali mengingatkan Menkeu tentang perlunya perubahan Perpres No.9 tahun 2005 dalam rangka merealisasikan program penataan organiasi DJBC

• Dalam rapat pembahasan dengan Deputi Bidang Kelembagaan Kemen PAN dan RB tanggal 26 Januari 2011, telah disampaikan juga hambatan penataan oraganisasi DJBC terkait ketentuan Perpres 9 tahun 2005.

7 1. Transformasi kantor Bea dan Cukai menjadi kantor modern sesuai standar compliance yang ditetapkan

2. Terlaksananya program asistensi terhadap kantor-kantor yang sudah ditransformasi menjadi kantor modern yang mengikutsertakan semua unit internal terkait

1. Penetapan 6 kantor modern di tahun 2010 (sisa 6 kantor dari 11kantor yang direncanakan untuk tahun 2010)

a. KPPBC Balikpapan

b. KPPBC Pontianak

c. KPPBC Palembang

d. KPPBC Bandar Lampung

e. KPPBC Makasar

f. KPPBC Marunda

Sekretaris DJBC

Desember 2010

100 % Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 67/BC/2010 dan 68/BC/2010 menetapkan KPPBC Palembang dan Bandar Lampung menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean.

Peresmian kedua kantor dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2010 oleh Dirjen BC bertempat di Palembang.

Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 75/BC/2010 dan 76/BC/2010 menetapkan KPPBC Balikpanan danKPPBC Pontianak menjadi

- Telah diadakan asistensi dan internalisasi dalam rangka pelaksanaan modernisasi KPPBC Madya berdasarkan Surat Tugas Sekrertaris Ditjen Nomor ST-155/BC.1/2010

- Telah dilakukan pembahasan

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 12

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

3. Penetapan tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern

KPPBC Tipe Madya Pabean, telah diresmikan tanggal 11 November di Kanwil Kalimantan Bagian Barat

Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 81/BC/2010 menetapkan KPPBC Makasar menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean, dan diresmikan pada tanggal 9 Desember di Makasar

Berdasarkan 90/BC/2010 menetapkan KPPBC Sunda Kelapa menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda, dan diresmikan pada tanggal 21 Desember di Jakarta

awal dengan pejabat Biro Organta Kemenkeu berdasarkan Surat Tugas Ditjen BC Nomor ST-146/BC/2010 tgl 30 Sept 2010 dalam rangka penetapan tipologi dan transformasi KPPBC pada tahun 2010

2. Menyusun program asistensi terhadap kantor-kantor yang sudah ditransformasi menjadi kantor modern yang mengikutsertakan semua unit internal terkait (KP, Kanwil dan KPPBC ybs)

Sekretaris DJBC

Desember 2010

100 % Telah disusun dan dilakukan asistensi berkaitan persiapan organisasi, sarana dan prasarana, keuangan, dan sumber daya manusia

Program asistensi ini disusun bekerja sama dengan Tim Percepatan Reformasi kepabeanan dan Cukai

3. Kajian akademik tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan

Sekretaris DJBC

Desember 2010

100 % Kajian akademik sudah diselesaikan dan diusulkan untuk difinalisasi dalam rapat staf ini KP DJBC

4. Penetapan tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan

Sekretaris DJBC

Desember 2010

100 % Terdapat dalam Kajian akademik

5. Penyampaian usulan kepada Menteri Keuangan cq. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan

Sekjen Kemenkeu

Q1 2011 100 % Usulan untuk kantor modern tahun 2011 telah disampaikan dengan Surat Dirjen BC kepada Menteri keuangan Nomor S-878/BC/2010 tanggal 07 September 2010

6. Pembahasan dengan Sekjen Kemenkeu

Menpan dan RB

Q2 2011 100 % Telah dilakukan pembahasan dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian keuangan pada tanggal 26

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 13

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

Januari 2011. Undangan dan Surat Tugas terlampir

7. Pembahasan dengan Menpan dan RB

Menpan dan RB

Q3 2011 100% Telah dilakukan pembahasan dengan Kemen PAN dan RB dalam rapat tanggal 2 Agustus 2011. Terlampir undangan rapat dari Kemen PAN dan RB (Und/744/D.II.PAN-RB/7/2011, tanggal 29 Juli 2011) dan dari Sekjen Kemenkeu

(Und-431/SJ/2011/2011 tanggal 29 Juli 2011)

PMK 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC adalah perubahan dari PMK-74/PMK.01/2009.

8. Persetujuan struktur organisasi (Perubahan Perpres)

Sekretaris DJBC

Q4 2011 100 % Surat Kemen PAN dan RB no. B/1907/M.PAN-RB/08/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tentang Persetujuan Prinsip Usulan Penataan Organisasi Kementerian Keuangan 2011

PMK 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang perubahan dari PMK-74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC.

Poin utama pada Masalah No. urut 7 adalah proses “Transformasi Kantor Modern yang mengalami kelambatan”

Terkait masalah tersebut, perlu disampaikan bahwa proses transformasi kantor modern tidak terkendala oleh Perpres no. 9 tahun 2005, dan untuk mentransformasi kantor modern hanya diperlukan perubahan atas PMK tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Unit Vertikal DJBC.

Oleh karena itu, penetapan “Perubahan Perpres” sebagai indikator

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 14

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

keberhasilan dianggapa kurang sesuai dan perlu diubah menjadi “Perubahan PMK:

9. Transformasi 11 kantor modern tahun 2011, yaitu: a. KPPBC Medan

b. KPPBC Teluk Nibung

c. KPPBC Tanjung Balai Karimun

d. KPPBC Pekanbaru

e. KPPBC Teluk Bayur

f. KPPBC Jambi

g. KPPBC Entikong

h. KPPBC Banjarmasin

i. KPPBC Samarinda

j. KPPBC Tarakan

k. KPPBC Nunukan

Sekretaris DJBC

Q4 2011 100 % Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai:

1. No. Kep-98/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Tipe A2 Jambi menjadi KPPBC TMP B

2. No. Kep-106/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Entikong menjadi KPPBC TMP C

3. No. Kep-120/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Medan dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung menjadi KPPBC TMP C

4. No. Kep-121/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Pekanbaru dan KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur menjadi KPPBC TMP B

5. No. Kep-131/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Tarakan dan KPPBC Tipe A3 Nunukan menjadi KPPBC TMP C

6. No. Kep-132BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Samarinda dan KPPBC Tipe A2 Banjarmasin menjadi KPPBC TMP B

10. Transformasi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan di tahun 2012

2012 75 % Kajian tentang struktur organisasi modern yang mencakup kantor-kantor yang tipenya lebih kecil sudah diselesaikan dan telah

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 15

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

(76 kantor) disampaikan kepada Menteri Keuangan melalui surat no. S-852/BC/2011 tanggal 12 Agustus 2011.

8

1. Hasil pengukuran dan penyempurnaan metodologi analisis beban kerja

1. Penetapan hasil pengukuran dan penyempurnaan metodologi analisis beban kerja, diantaranya meliputi sinkronisasi norma waktu unit kerja dan meningkatkan akurasi pengukuran beban kerja terkait bisnis proses yang relatif sama.

Sekretaris DJBC

Desember 2010

100 % Telah diajukan surat ke Sekjen Kemkeu dlm rangka penetapan hasil ABK (Surat Dirjen nomor 1001/BC/2010)

Diadakan pembahasan dengan pejabat Kabuki dari Kantor Wilayah DJBC dengan nara sumber dari biro Organta Kemenkeu dan PT. Toyota Astra dalam rangka petunjuk teknis pelaksanaan ABK berdasarkan Surat Tugas Sekretaris Nomor ST-158/BC.1/2010 dan ST-159/BC.1/2010 tgl 17 Sept 2010

2. Pengusulan jumlah dan formasi SDM sesuai dengan kebutuhan dibawah koordinasi Sekjen Kemenkeu

2. Pengusulan jumlah dan formasi SDM sesuai dengan kebutuhan dibawah koordinasi Sekjen Kemenkeu

Sekretaris DJBC dan Biro SDM Sekjen Kemenkeu

Desember 2010

100 % Telah diajukan surat kepada Biro SDM Sekjen Kemenkeu Nomor S-1499/BC.1/UP.10/2010 tgl 29 Oktober 2010 hal Estimasi kebutuhan pegawai golongan II dari Program Diploma III umum dan SMK, serta Program Diploma I dan III STAN

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 16

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

3. Terlaksananya Program percepatan pelaksanaan assesment

4. Meningkatnya jumlah Pejabat yang memenuhi standar kompetensi jabatan

3. Melanjutkan program percepatan pelaksanaan assesment :

a. 150 orang Pejabat Eselon IV

Sekretaris DJBC dan Biro SDM Sekjen Kemenkeu

Nov2010

100 %

Percepatan penyelenggaraan assessment centertelah dilakukansejak bulan September 2010, sehingga total pejabat yang mengikutiassessment center tahun 2010 berjumlah 630 orang dalam 6 tahap sebagai berikut :

1. S-789/BC.1/UP.6/2010 tanggal 9 Juni 2010 (90 orang)

2. S-956/BC.1/UP.6/2010 tanggal 20 Juni 2010 (90 orang)

3. S-1055/BC.1/UP.6/2010 tanggal 8 Juli 2010 (144 orang)

4. S-1364/BC.1/UP.6/2010 tgl 6 Sept 2010 (144 orang)

5. S-1467/BC.1/UP.6/2010 tanggal 6 Sept 2010 (54 orang)

6. S-1767/BC.1/UP.6/2010 tanggal 4 Nov 2010 (108 orang)

b. 350 orang Pejabat Eselon IV

Q2 2011

100%

Telah diselenggarakan assessment center untuk pejabat Eselon IV dan pejabat fungsional setingkat Eselon IV sebanyak 352 orangdalam 3 tahap, sebagai berikut: 1. S-390/BC.1/UP.6/2011 tanggal

17 Maret 2011 (54 orang, hadir 49 orang)

2. S-527/;BC.1/UP.6/2011 tanggal 07 April 2011 (198 orang, hadir 197 orang)

3. S-703/BC.1/UP.6/2011 tanggal 04 Mei 2011 (106 orang)

c. Pelaksana

(assestment center dibawah koordinasi Biro SDM Sekjen Kemenkeu terkait penjadwalan penyelenggaraannya).

Sekretaris DJBC dan BPPK

Des 2010

Q3-Q4 2011

100 %

Telah dilaksanakan assessment centeruntuk pejabat Eselon V dan pelaksana sebanyak 316 orang dalam 3 tahap sebagai berikut:

1. S-1273/BC.1/UP.6/2011 tanggal 19 Agustus 2011

Sesuai dengan Nota Dinas Sekertaris Direktorat Jenderal Nomor ND-438/BC.1/2011 tanggal 20 Oktober

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 17

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

(diikuti 97 orang)

2. S-1406/BC.1/UP.6/2011 tanggal 13 September 2011 (diikuti 99 orang)

3. S-1731/BC.1/UP.6/2011 tanggal 14 Oktober 2011 (120 orang, jumlah peserta hadir masih dalam proses rekapitulasi

2011.

Terkait dengan hal di atas, akan dipercepat pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan termasuk kurikulumnya yang berbasis kompetensi (diklat teknis, diklat fungsional, diklat manajerial, seminar dan training) dengan DIPA /Anggaran DJBC:

a. DTSS PPNS

Q4 2010

100 %

Telah diselenggarakan DTSS PPNS dalam 2 tahap, yaitu pola 400 jamlat sesuai surat Sekretaris DJBC Nomor S-1519/BC.1/UP.6/2010 hal pemanggilan calon peserta diklat PPNS pola 400 JP (30 orang peserta), dan S-1802/BC.1/UP.6/2010 tanggal 19 Vovember 2010 hal pemanggilan calon peserta diklat PPNS pola 100 JP (30 orang peserta)

b. Diklat manajerial Pejabat Struktural

2011

100% Telah diselenggarakan sesuai

workshop manajerial Kepala Kantor pada 29 November s.d. 3 Desember 2010 sesuai Surat Sekretaris Nomor S-1823/BC.1/UP.6/2010 tanggal 23 November 2010

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 18

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

c. Crash Program DTSD Kepabeanan dan Cukai

Telah diprogramkan untuk tahun

2011 sesuai Surat Kepala Pusdiklat BC Nomor S-610/PP.5/2010 tanggal 6 Oktober 2010 hal Rencana Program Diklat Pusdiklat Bea dan Cukai tahun 2011, direncanakan pada :

1. 31 Jan s.d. 29 April 2011

2. 21 Maret s.d. 25 April 2011

3. 6 Juni s.d. 4 Juli 2011

- Telah dilaksanakan program DTSD Kepabeanan dan Cukai tgl 31 Januari s.d. 29 April 2011 sesuai S-74/BC.1/UP.6/2011 tgl 26 Januari 2011

- Telah dijadwalkan program DTSD Kepabeanan dan Cukai tgl 21 Maret s.d. 17Juni 2011 sesuai S-258/BC.1/UP.6/2011 tgl. 24 Februari 2011

9 1. Dilakukannya evaluasi kantor modern secara periodik dan berjenjang

2. Meningkatnya persepsi pengguna jasa terhadap kinerja Kantor Modern berdasarkan hasil survey independen

1. Pembahasan awal atas Laporan Evaluasi yang telah disusun oleh masing-masing kantor modern dan penyiapan bahan evaluasi

TPR Oktober 2010

100 % ND-81/TPR/2010 Tgl. 25 Okt 2010

2. Pelaksanaan evaluasi Kantor Modern secara bersama-sama (Kantor Modern, Kanwil DJBC, Direktorat terkait, PusKIKC) dan komprehensif

November 2010

100 % Tahap pertama selesai (konsinyering di Gadog)

Tahap ke-2 di Surabaya tgl 22-24 Nov 2010

3. Penyusunan rencana tindak hasil evaluasi Kantor Modern

Desember 2010

100 % Telah disusun evaluasi Kantor Modern

4. Pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor Modern

Berkelan-jutan

Pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor modern (berkelanjutan), sampai dengan tahun 2011 terdapat 42 (empat puluh dua) surat masuk yang akan menjadi bahan analisis untuk dilaksanakan evaluasi lanjutan,

5. Evaluasi pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor modern

Berkelan-jutan

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 19

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

yaitu sebagai berikut :

- KPU Tipe B Batam (S-104/KPU.02/2011 tanggal 14 Januari 2011)

- KPPBC TMP Bandung (S-39/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 Januari 2011)

- KPPBC TMP Tanjung Perak (S-240/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 10 Januari 2011)

- Kanwil DJBC Sumut (S-45/WBC.02/2010 tanggal 27 januari 2011)

- Kanwil DJBC Banten (S-28/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 27 Januari 2011)

- KPPBC TMP Bandung (S-97/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 31 janiari 2011)

- Kanwil DJBC Jateng dan DIY (S-123/WBC.09/BG.01/2011 tanggal 31 januari 2011)

- KPPBC TMP Purwakarta (S-595/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 17 Februari 2011)

- KPPBC TMP Bandung (S-152/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 16 Februari 2011)

- KPPBC TMP Tanjung Perak (S-1196/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 07 Februari 2011)

- Kanwil DJBC Jatim II (SP-62/WBC.11/BG.01/2011 tanggal 28 Februari 2011)

- Kanwil DJBC Jakarta (S-114/WBC.07/2011 tanggal 10 Maret 2011)

- KPPBC TMP Tanjung Perak (S-2153/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 08 Maret 2011)

- KPPBC TMP Bandung (S-263/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 15 Maret 2011)

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 20

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

- KPPBC TMP Purwakarta (S-1171/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 25 Maret 2011)

- KPPBC TMP Bandung (S-409/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 20 April 2011)

- Kanwil Banten (SP-78/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 19 April 2011)

- KPU Tipe B Batam S-649/KPU.02/2011 tanggal 27 April 2011)

- KPPBC TMP Purwakarta (S-1598/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 26 April 2011)

- Kanwil DJBC Sulawesi (SP-139/WBC.15/BG.01/2011 tanggal 26 April 2011)

- Kanwil DJBC Riau dan Sumbar (SP-52/WBC.03/2011 tanggal 11 April 2011)

- Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan (S-160/WBC.05/2011 tanggal 19 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Jateng dan DIY (SP-522/WBC.09/BG.01/2011 tanggal19 April 2011)

- KPPBC TMP Purwakarta (S-1825/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 12 Mei 2011)

- KPPBC TMP Bandung (S-534/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 31 Mei 2011)

- KPPBC TMPTanjung Perak (S-3206/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 08 April 2011)

- KPPBC TMP Tanjung Perak (S-4135/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 31 Mei 2011)

- KPPBC TMP Bandung (S-608/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 10 Juni 2011)

- Kanwil DJBC Jakarta (S-112/WBC.07/BG.01/2011

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 21

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

tanggal 16 Juni 2011)

- KPPBC TMP Purwakarta (S-2222/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 15 Juni 2011)

- Kanwil DJBC Jawa Barat (S-272/WBC.08/BG.01/2011 tanggal 29 April 2011)

- KPPBC TMP Bandung (S-741/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 Juli 2011)

- KPPBC Tipe Madya Pabean Purwakarta S-2620/WBC.08/KPP.MP.01/2011 tanggal 18 Juli 2011

- Kanwil DJBC Jateng dan DIY SP-756/WBC.09/BG.01/2011 tanggal 27 Juli 2011

- KPU Tipe B Batam S-1058/KPU.02/2011 tanggal 18 Juli 2011

- Kanwil DJBC Banten SP-142/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 22 Juli 2011

- Kanwil DJBC Riau dan Sumbar SP-113/WBC.03/BG.01/2011 tanggal 25 Juli 2011

- Kanwil DJBC Jawa Barat S-380/WBC.08/2011 tanggal 22 Juli 2011

- Kanwil DJBC Sulawesi SP-202/WBC.15/BG.01/2011 tanggal 22 Juli 2011

- Kanwil DJBC Jakarta S-338/WBC.07/2011 tanggal 27 Juli 2011

- KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung S-960/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 September 2011

- KPPBC TMP Purwakarta S-3293/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 16 September 2011

- KPPBC TMP Bandung S-1149/WBC.08/KPP.MP.04/2011

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 22

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

tanggal 13 Oktober 2011

10 1. Penyampaian kajian tentang public governance (check and balance) penyusunan kebijakan kebijakan teknis Kepabeanan dan Cukai

2. Adanya penataan kembali fungsi perumusan kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai

1. Kajian fungsi kebijakan sesuai prinsip good governance

2. Melaporkan hasil kajian kepada Menteri Keuangan

3. Keputusan Menteri Keuangan tentang proses perumusan, penilaian dan pelaksanaan

Direktur PPKC Oktober 2010

November 2010

Desember 2010

100 %

100 %

• Telah disusun draft KMK tentang pengalihan perumusan kebijakan perpajakan ke BKF

• Telah disampaikan pada tgl 28 Oktober 2010

• Telah dipresentasikan kepada Menteri Keuangan. Draft KMK tentang Mekanisme Perumusan Kebijakan Perpajakan dan Kebijakan Teknis Perpajakan telah dikirimkan ke Biro Hukum dengan surat nomor S-627/BC.8/2010 tanggal 27 Oktober 2010 .

11 1. Setiap persidangan banding diwakili oleh pegawai yang mempunyai kapasitas

2. Terselesaikannya draft perubahan Peraturan Menteri Keuangan tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan peraturan pelaksanaannya

3. Terselesaikan dan tersosialisasinya Peraturan Direktur Jenderal Bea Cukai tentang Tata Cara Penetapan Nilai Pabean

4. Pendelegasian wewenang penanganan keberatan kepada Kanwil DJBC dan

1. Membentuk Tim Khusus untuk mewakili DJBC di setiap persidangan banding di Pengadilan Pajak

Direktur PPKC September 2010

100 % Telah diterbitkan Nota Dinas nomor ND-55/BC.8.4/2010 tanggal 30 September 2010 tentang Pembagian Tugas .

2. Mengusulkan Training dan Retraining pegawai yang mewakili DJBC dalam proses pengadilan kepada Sekretaris DJBC

Oktober 2010

100 % - Telah ditindaklanjuti dengan Nota Dinas nomor : ND-823/BC.8/2010 tanggal 24 September 2010

- Telah dilaksanakan training sesuai ST-325/BC.8/2010

- Pegawai yang ditunjuk tersebut saat ini sedang menjalani Diklat

PPNS dimaksud.

3. Mengusulkan Perubahan Peraturan Menteri Keuangan tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Peraturan Pelaksanaannya

Oktober 2010

100 % Telah diajukan Draft Perubahan PMK sesuai dengan Surat nomor : S-526/BC/2010 tanggal 3 Juni 2010 dan Draft tersebut telah dilakukan pembahasan dengan Biro Hukum.

4. Melakukan sosialisasi kepada pegawai DJBC dan pengguna jasa

November 2010

100 % PMK tentang Keberatandi Bidang Kepabeanan Nomor 217/PMK.04/2010 tanggal 3 Desember 2010, dan dijadwalkan untuk sosialisasi pada tanggal 31

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 23

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

KPU BC

5. Format surat uraian banding yang telah disempurnakan

6. Menurunnya jumlah pengajuan banding

Januari s.d. 14 Februari 2010

5. Penetapan Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 690/KMK.01/1996 tentang Nilai Pabean

September 2010

100 % Sudah dibuat perubahan dan diterbitkan PMK Nomor 160/PMK.04/2010 tgl 01 Sept 2010.

6. Melakukan perubahan Peraturan Direktur Jenderal BC No. P-01/BC/2003 tentang Tata Cara Penetapan Nilai Pabean

November 2010

100 % Termasuk dalam PMK Nomor 160/PMK.04/2010 tgl 01 Sept 2010

7. Melakukan review (koordinasi) dengan Pengadilan Pajak

November 2010

100 % - Tim kelompok kerja - Seminar pengadilan pajak - Menyampaikan PMK Nomor-160/PMK.04/2010

8. Kebijakan pendelegasian wewenang penanganan keberatan kepada Kanwil DJBC dan KPU BC

September 2010

100 % Sudah dibuat pendelegasian dengan Keputusan Dirjen No. KEP-33/BC/2010 tgl 21 Mei 2010.

9. Mengevaluasi keputusan keberatan Kanwil DJBC dan KPU BC

September 2010

100 % Sudah dilaksanakan

10. Memberikan asistensi kepada petugas penelitian keberatan di KWBC

September 2010

100 % Telah dilaksanakan dengan Surat Perintah No. Print-29/BC/2010 tgl. 8 Juni 2010

11. Menyempurnakan SOP penelitian keberatan

Oktober 2010

100% Telah diterbitkan Surat Edaran Nomor : SE-21/BC/2010 tg 26 Oktober 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan, Penerusan dan Penyelesaian Keberatan di Bidang Kepabeanan

12. Membentuk Tim penyempurnaan format dan isi Surat Uraian Banding

Oktober 2010

100% Telah diterbitkan Nota Dinas nomor : ND-62/BC,84/2010 tanggal 22 Oktober 2010 tentang Penugasan sebagai Tim Penyempurnaan SUB dan Pembuatan SOP Banding .

13. Menerapkan format dan isi Surat Oktober 100% Telah diterbitkan Nota Dinas nomor: ND-911/BC.8/2010

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 24

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

Uraian Banding 2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Format dan Isi Surat Uraian Banding (terlampir)

14. Melakukan penyempurnaan ketentuan tentang pengajuan banding dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 146/PMK.04/2007 tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan peraturan pelaksanaanya

Oktober 2010

100% Telah diajukan Draft Perubahan PMK sesuai dengan Surat nomor : S-526/BC/2010 tanggal 3 Juni 2010 dan Draft tersebut telah dilakukan pembahasan dengan Biro Hukum (terlampir)

12 1. Terselesaikan dan tersosialisasinya Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC kepada seluruh unit kerja dan pegawai di lingkungan DJBC

2. Menurunnya berita negatif yang diberitakan oleh media nasional yang terpercaya.

1. Kajian tentang sistem komunikasi dan publikasi DJBC

Direktur PPKC Oktober 2010

100% Kajian tentang sistem komunikasi dan publikasi DJBC

2. Penyusunan draft penyempurnaan Surat Edaran DJBC tentang komunikasi dan publikasi

November 2010

100% Draft SE DJBC tentang komunikasi &publikasi

3. Penetapan Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC

Desember 2010

100 % Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 38/BC/2010 tanggal 28 Desember 2010

4. Sosialisasi Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC

Q1 2011 100 % Sosialisasi tahap awal dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2011 sesuai surat undangan nomor UND-33/BC.8/2011 tanggal 25 Februari 2011

13 1. Terselesaikan dan tersosialisasinya Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan, termasuk jaminan tunai yang belum menjadi penerimaan negara

2. Semua rekening jaminan tunai mendapatkan ijin dari DJPB

1. Menyusun draft penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan

Direktur PPKC November 2010

100 % Dengan surat nomor S-1128/BC/2010 tanggal 16 Nopember 2010, telah disampaikan Draft/Rancangan PMK Tentang Jaminan

2. Pembahasan dengan Biro Hukum Desember 2010

100 % Draft penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan telah dikirim ke Biro hukum SekjenKemkeu dengan surat Nomor S-1128/BC/2010 tanggal 16 Nopember 2010

3. Penerbitan PMK mengenai jaminan Desember 100 % PMK Nomor 259/PMK.04/2010 tanggal 31 desember 2010 tentang

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 25

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

2010 Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan

4. Menerbitkan Peraturan Dirjen mengenai jaminan

Januari 2011 100 % PerDirjen Nomor P-02/BC/2011 tanggal 31 Januari 2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan

5. Sosialisasi peraturan mengenai jaminan

Februari 2011 100 % Sosialisasi telah dilaksanakan mulai tanggal 27 Januari 2011 sesuai dengan ST-13/BC/2011

14 1. Terselesaikan dan tersosialisasikannya PMK tentang Nilai Pabean dan PDJ tentang Database Nilai Pabean, LPPNP dan Konsultasi

2. Tersusunnya materi instruksi Menteri Keuangan tentang doktrin baru pemeriksaan dan penetapan yang didasarkan pada good governance

3. Terbentuknya unit Quality Assurance dan Eksaminasi pada kantor-kantor berikut :

- KPU Tanjung Priok

- KPPBC Tipe Madya Belawan

- KPPBC Tipe Madya Soekarno Hatta

- KPPBC Tanjung Emas

- KPPBC Tipe Madya

1. Sosialisasi PMK tentang Nilai Pabean

Direktur PPKC Oktober 2010

100 % Telah dilakukan sosialisasi terpusat di Kantor Pusat dengan mengundang perwakilan dari masing-masing kantor yang dimulai tanggal 27 September 2010 sesuai Surat nomor S-1429/BC.1/UP.6/2010 tanggal 23 September 2010 tentang Pemanggilan Peserta Sosialisasi.

2. Penetapan dan Sosialisasi Peraturan Dirjen BC tentang Database Nilai Pabean (DBH)

November 2010

100 % PerDirjen Nomor P-40/BC/2010 tanggal 01 Oktober 2010 dan telah disosialisasikan pada tanggal 27 September 2010 sesuai Surat nomor S-1429/BC.1/UP.6/2010 tanggal 23 September 2010 tentang Pemanggilan Peserta Sosialisasi (surat terlampir)

3. Penyusunan PerDirjen tentang Konsultasi dan LPPNP serta Surat Edaran tentang Eksaminasi dan Quality Assurance

Direktur Teknis Kepabeanan

Oktober 2010

100 % PerDirjen Nomor P-38/BC/2010 tgl 01 Oktober 2010 tentang Mekanisme Konsultasi Nilai Pabean dan P-39/BC/2010 tgl 01 Oktober 2010 tentang LPPNP

4. Pembentukan Unit Quality Assurance

November 2010

100 % SE-22/BC/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kendali Mutu (Quality Assurance) dan Eksaminasi Penelitian Nilai Pabean dan/atau Tarif

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 26

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

Tanjung Perak

4. Menurunnya penetapan nilai pabean yang tidak tepat sasaran

5. Pembentukan Unit Eksaminasi November 2010

100 % SE-22/BC/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kendali Mutu (Quality Assurance) dan Eksaminasi Penelitian Nilai Pabean dan/atau Tarif

6. Menyusun materi instruksi Menteri Keuangan tentang doktrin baru pemeriksaan bahwa dalam hal keragu-raguan maka dipilih alternatif yang meringankan pengguna jasa dengan memperhatikan pengamanan terhadap hak negara yang berkeadilan

Desember 2010

100 % Penyusunan telah selesai dilaksanakan, saat ini draft Instruksi tersebut masih dibahas di level eselon II Kantor Pusat DJBC

15 Terselesaikan dan tersosialisasinya Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Bea Cukai (PDJ) dan format baru tentang Customs Declaration

1. Pengkajian perubahan CD terkait dengan Undang-undang yang terkait

Direktur Teknis Kepabeanan

September 2010

100 % Telah diterbittkan Perdirjen No. P-

41/BC/2010 tentang perubahan

Perdirjen Nomor P-22/BC/2009

tentang Pemberitahuan Pabean

Impor

2. Penyusunan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan cukai tentang penyempurnaan CD berupa perubahan bentuk, isi dan informasi, dan sanksi yang diatur dalam CD

Oktober 2010

100 %

3. Sosialisasi PDJ tentang perubahan Customs Declaration

November 2010

100 % Sosialisasi diadakan di KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta pada tanggal 29 November 2010,

16 Terselesaikan dan tersosialisasikannya perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai, barang dikuasai negara dan barang milik negara

1. Menyusun draft perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai negara, barang dikuasai negara dan barang milik negara bersama dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Direktur Teknis Kepabeanan

Desember 2010

100 % Draft PMK tentang Barang Tidak dikuasai , Barang Dikuasai Negara dan Barang Milik Negara masih dalam tahap penyusunan yang dilakukan Dit. Teknis Kepabeanan bersama Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan sebagaimana terdapat dalam lampiran Laporan Hasil Audit Itjen nomor SR-287/IJ/2010 tgl. 15 Oktober 2010

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 27

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

2. Penetapan perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai, barang dikuasai negara dan barang milik negara

Q1 2011 100 % Telah ditetapkan dengan PMK Nomor 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Penyelesaian terhadap barang yang tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara

3. Sosialisasi Direktur PPKC Q1 2011 100 % Telah dilakukan sosialisasi PMK Nomor 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Penyelesaian terhadap barang yang tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara berdasarkan Nota Dinas dari Direktur Teknis Kepabeanan Nomor ND-394/BC.2/2011 tanggal 20 April 2011 di beberapa tempat pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu :

- Kantor Pusat DJBC (28 April 2011)

- Kanwil DJBC Sumatra Utara (03-05 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur (10-12 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Jateng dan DIY (18-20 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT (24-26 Mei 2011)

- Kanwil DJBC Jatim I (30 Mei-01 Juni 2011)

- Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Papua Barat (07-09 Juni 2011)

17 1. KPPT dapat beroperasi penuh pada awal 2011

1. Operasionalisasi awal ekspor dan impor di KPPT

Direktur Fasilitas Kepabeanan

September 2010

100 % Ekspor pertama tgl 24 Agustus

2010

Impor pertama tgl 30 Agustus

2010

2. Evaluasi kegiatan operasionalisasi ekspor dan

Oktober 2010

100 % Berdasarkan KEP-55/BC/2010 telah ditetapkan 3 perusahaan yang dapat memasukkan barang

-

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 28

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

impor di KPPT impor ke TPS di KPPT Kawasan Industri Jababeka menggunakan BC 1.2, yaitu :

1. PT. Kao Indonesia (IP)

2. PT. Kimberly-Clark Indonesia (IP)

3. PT. Tekpak Indonesia (KB)

Berdasarkan data bulan Agustus s.d. September 2010, kegiatan operasional terdiri dari :

- PT. Mulia Glass (2 dok. ekspor / BC 3.0)

- PT. Toshiba Consumer (1 dok. Ekspor / BC 3.0)

- PT. Kimberly Clark-Indonesia (6 dok. Impor / BC 2.0)

- PT. Tekpak Indonesia (2 dok. Impor / BC 2.3)

Sedang dilakukan persiapan rencana implementasi through B/Ldi KPPT berupa :

• Penyiapan dasar hukum yang menjadi pedoman pelaksanaan mekanisme angkut lanjut dengan dokumen BC 1.1. (inward/outward manifest) untuk pengangkutan barang impor-ekspor ke dan dari KPPT

• Penyiapan sistem otomasi (NSW, SKP PDE manifest dan TPS OL) termasuk instalasi dan pelatihan pegawai

• Pengembangan organisasi dan SDM pada KPPBC Tipe Madya Pabean Bekasi.

3. Sosialisasi KPPT kepada market forces.

November 2010

100 % Sosialisasi telah dilaksanakan di KPPBC Tipe Madya Bekasi pada tanggal 12 Juli 2010. Undangan dan daftar hadir terlampir

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 29

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

4. Sosialisasi KPPT Lanjutan. Desember 2010

100 % Berdasarkan ST-207/BC.3/2010 tanggal 20 Desember 2010 telah dilakukan evaluasi lanjutan KPPT, serta hearingdengan pihak internal DJBC ( KPU Tanjung Priok dan KPPBC Madya Bekasi)serta Stakeholder (CDP -pengelola KPPT dan Shipping Line Company)

5. Operasionalisasi penuh ekspor dan impor di KPPT

Q1 2011 100 % Saat ini KPPT telah beroperasi penuh melayani kegiatan ekspor dan impor (dokumen BC 1.2, BC 2.3, BC 2.0, dan BC 3.0) di bawah pengawasan KPPBC Tipe Madya Pabean Bekasi.

Laporan kegiatan KPPT terlampir.

2. Laporan kepada Menteri Keuangan tentang hasil identifi- kasi hambatan pelaksanaan tugas pelayanan dan rekomenda-si terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan

Penyusunan laporan kepada Menteri Keuangan tentang hasil identifikasi hambatan pelaksanaan tugas pelayanan di pelabuhan dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan

Direktur Teknis Kepabeanan

November 2010

100 % Sudah dilakukan Identifikasi dan telah dilaporkan kepada Menteri Keuangan dengan surat Nomor S- 1157/BC/2010 tanggal 23 November 2010

18 1. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan tentang TPB (KB, GB, TBB, dan TLB) dan KITE

2. Meningkatnya realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu

1. Pengajuan draft PMK tentang KB dan GB

1. Direktur Fasilitas Kepabeanan

2. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan *

September 2010

100 % Telah diajukan dengan S-752/BC/2010 tgl 11 Agustus 2010, draft awal sudah siap dibahas dalam rapat konsinyering

2. Pengajuan draft PMK tentang KITE Oktober 2010

100 % Draft sudah ada

3. Pengajuan draft PMK tentang TLB dan TBB

November 2010

100 % Telah diajukan dengan S-1168/BC/2010 tgl 26 November 2010

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 30

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

4. Penyerahan draft final PMK tentang TPB dan KITE ke Biro Hukum.

Desember 2010

100 % Draft PMK tentang TPB telah disampaikan dengan S-752/BC/2010 tanggal 11 Agustus 2010; draft tentang KITE disampaikan dengan S-765/BC.8/2010 tanggal 30 Desember 2010

5. Finalisasi PMK tentang TPB dan KITE

Q1 2011 100 % - Sesuai Nota Dinas Direktur

Fasilitas Kepabeanan Nomor

ND-369/BC.3/2011 tanggal 15

Juni 2011 perihal Penerusan

RPMK KB,GB, dan KITE

- Sesuai Surat Direktur Jenderal

Nomor S-632/BC/2011 tanggal

27 Juni 2011 perihal

Penyampaian Kembali RPMK

tentang Kawasan Berikat,

Gudang Berikat, KITE

Pembebasan dan KITE

Pengembalian

19 1. Penyempurnaan profiling importir secara periodik dan melibatkan unit vertikal

2. Menurunnya jumlah persentase Pemeriksaan Fisik

3. Tersedianya sarana dan prasarana pemeriksaan fisik oleh TPS untuk menciptakan suasana kondusif bagi pemeriksa barang dalam menjalankan wewenang dan

1. Menyempurnakan profiling importir terkait penjaluran untuk mengurangi beban pemeriksaan fisik

Direktur P2 Oktober 2010

100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor

2. Mewajibkan TPS untuk menyediakan Sarana dan Prasarana yang memadai untuk menciptakan suasana kondusif bagi pemeriksa barang dalam menjalankan wewenang dan tanggung jawabnya

Kepala Kantor Berkelan-jutan

100 % Sesuai surat Nomor S-1157/BC/2010 tanggal 23 Nopember 2010

3. Melakukan evaluasi atas kinerja pemeriksafisik secara periodik

Kepala Kantor Berkelan-jutan

100 % Dilakukan bersamaan dengan evaluasi kantor modern

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 31

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

tanggung jawabnya 4. Melakukan sosialisasi secara

berkala kepada pengguna jasa mengenai hak dan kewajibannya pada saat pemeriksaan fisik

Direktur PPKC Berkelan-jutan

100 % Telah dilakukan sosialisasi secara berkelanjutan mengenai P-07/BC/2010 tentang pemeriksaan fisik barang impor

20 1. Penetapan peraturan tentang mekanisme profiling danscoringterhadap importir

2. Internalisasi penegakan disiplin pegawai terutama pada titik rawan melalui penerapan kode etik

3. Pelayanan dan pengawasan terhadap importir sesuai dengan tingkat kepatuhan

4. Ditindaklanjutinya pelanggaran yang dilakukan oleh importir family

1. Pengarahan kepada para pejabat PFPD, Pemeriksa Fisik dan unit Penindakan dan Penyidikan untuk meningkatkan disiplin

Direktur P2 Oktober 2010

100 % Sudah dilakukan pengarahan kepada PFPD, Pemeriksa Fisik dan Unit Penindakan dan Penyidikan pada tanggal 29 Oktober 2010 di KPU Tanjung Priok berdasarkan Surat Direktur Penindakan Nomor : S-699 /BC.5/2010 tanggal 25 Oktober 2010

2. Penegakan disiplin pejabat yang melanggar kode etik

1. Kepala PUSKIKC

2. Sekretaris DJBC

Desember 2010

100 % Untuk bulan Desember 2010 tidak ada pelanggaran kode etik

Pelaksanaan tusi yang berkelanjutan

3. Penerbitan peraturan tentang mekanisme profilingdan scoring terhadap importir

Direktur P2 Desember 2010

100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor

4. Penegakan Peraturan (Law Enforcement) terhadap importir family

Direktur P2 Berkelan-jutan

100 % - Telah dilakukan enforcement dengan pemblokiran pada akhir Oktober 2010 terhadap 2225 importir.

- Telah dibuat daftar rencana obyek pengawasan secara semesteran dengan focus entitas

- Optimalisasi fungsi pengawasan di Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah terhadap profiling importir dengan mengacu pada INS-06/BC/2010 tgl. 27 Oktober 2010

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 32

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

21 1. Terselesaikan dan tersosialisasikannya Peraturan Direktur Jenderal mengenai standarisasi pola pengawasan

2. Meningkatnya Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai

1. Penyusunan draft Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan,yang membakukan proses intelijen, penindakan dan penyidikan, hubungan kerja antar unit, dokumentasi input, proses dan output serta monitoring kinerja pengawasan, yang meliputi:

• Penerbitan produk Intelijen (NHI/NI) dan tindak lanjutnya,

• Patroli Laut, Pelabuhan,perbatasan darat dan kawasan pabean lainnya

• Operasi Penindakan,

• Penanganan Perkara,

• Penanganan Barang Hasil Penindakan (BHP)

• Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP)

Direktur P2

Oktober 2010

100 % Telah disusundraft Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan

2. Pembahasan dengan Staf Inti Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan

November 2010

100 % Telah dilakukan pembahasandengan Staf Inti Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan

3. Penetapan Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan

Desember 2010

100 % Telah diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 53/BC/2010 tanggal 23 Desember 2010 Tentang Tatalaksana Pengawasan

4. Sosialisasi dan internalisasistandarisasi pola pengawasan agar kegiatan berjalan sistemik dan mencegah adanya KKN

Direktur P2

Q1 2011 100 % Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana Pengawasanmulai tgl 31 Januari 2011 s.d. 23 Februari 2011. Surat tugas dan jadwal terlampir.

Telah dilaksanakan bersama dengan Direktorat PPKC, Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 33

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

Pengawasan, sesuai Surat Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : ST-15/BC/2011 tanggal 24 Januari 2011.

Pelaksanaan Sosialisasi dilakukan pada 5 Lokasi yaitu : KP DJBC (2 kali), Kanwil DJBC Sumut, KPPBC Makassar, KPU BC Batam dan Kanwil DJBC Jatim I.

3. Penyempurnaan pola penilaian profil perusahaan dalam bentuk Instruksi Direktur Jenderal

5. Penetapan Instruksi Direktur Jenderal tentang pola penilaian profil perusahaan

Direktur P2

Oktober –Desember 2010

100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor Telah dilakukan collecting data profil KB dan GB sebanyak 28 dari 51 kantor. Total KB : 1963 Total GB 1214 dan progressnya akan dilaporkan pada awal November 2010 Telah disampaikan konsep Surat Rahasia Direktur Jenderal tentang Profilling pengusaha KB dan GB dengan Nota Dinas rahasia Dir. P2 Nomor NDR-155/BC.5/2010 tgl 8 Desember 2010 Telah diterbitkan surat Direktur P2 nomor S- 877/BC.5/2010 tanggal 3 desember 2010 tentang Pemutakhiran Database KITE

6. Pemuktahiran profiling dalam rangka penetapan penjaluran berdasarkan manajemen risiko, yang meliputi:

• Profil importir,

• Profil penerima fasilitas (KB dan KITE)

• Profil pengusaha Barang Kena

Cukai (BKC)

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 34

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

7. Penyusunan pola penilaian dan pemuktahiran profiling dalam rangka penetapan penjaluran berdasarkan manajemen risiko, yang meliputi:

• Profil eksportir,

• Profil komoditi

Q1 2011 100 % • Proses collecting data masih berlangsung

• Penyusunan profil eksportir menunggu selesainya registrasi eksportir

• Telah disusun Profil eksportir tertentu berdasarkan P-40 dan P-27 tgl 21 Mei 2010

• Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor

4. Meningkatnya kegiatan operasi dan patroli pengawasan secara reguler berdasarkan

8. Peningkatan pengawasan secara reguler berdasarkanmanajemen risiko, meliputi:

• patroli laut dengan skema patroli mandiri atau perbantuan

Direktur P2

Berkelan-jutan

1. Sesuai surat Direktur P2 Telah diminta kepada Kepala Kantor Wilayah DJBC Nangroe Aceh Darussalam, Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, Kantor Wilayah DJBC Riau dan

-Telah dilaksanaan patroli laut di wilayah perairan KWBC Nangroe Aceh Darussalam,

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 35

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

manajemen risiko • patroli pelabuhan, dan perbatasan darat

• pengawasan fasilitas KB dan KITE

• Pengawasan Barang Kena Cukai (BKC) ilegal termasuk pemalsuan pita cukai

Sumatera Barat, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, dan KPU Tipe B Batam untuk melaksanakan patroli laut secara mandiri di wilayah kerjanya masing-masing guna mengantisipasi kemungkinan meningkatnya pelanggaran (penyelundupan) di wilayah Perairan Selat Malaka dan Pesisir Timur Sumatera menjelang datanya perayaan natal tahun 2010 dan tahun baru 2011. Terhadap Kakanwil diminta juga agar memerintahkan kepada Ka KPPBC yang ada dibawah pengawasaannya untuk melaksanakan patroli laut secara mandiri;

2. Dilaksanakan patroli laut yang bersifat perbantuan di wilayah perairan di bawah pengawasan Kantor Wilayah DJBC Riau dan Sumatera Barat, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, Kantor Wilayah DJBC Sumatera Bagian Selatan, Kantor Pelayanan Utama BC Tipe B Batam terhitung mulai tanggal 7 November s.d. 31 Desember 2010

3. Pengawasan perbatasan darat di wilayah kerja KPPBC Tipe A3 Entikong;

4. Pengawasan kegiatan impor di wilayah kerja: a. Kantor Wilayah DJBC

Sumatera Utara b. Kantor Wilayah DJBC Riau

dan Sumatera Barat

5. Pelaksanaan surveillance perusahaan penerima fasilitas KB dan KITE di wlayah kerja:

KWBC Sumatera Utara, KWBC Riau dan Sumatera Barat, KWBC Khusus Kepulaua Riau, dan KPU BC Tipe B Batam dengan bekerja sama KWBC Nangroe Aceh Darussalam dan KWBC Sumatera Utara

-Telah dilaksanakan pengawasan kegiatan impor di wilayah kerja:

1. KPU BC Tipe A Tanjung Priok

2. KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan

3. KPPBC Tipe Madya Pabean Merak

4. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung

5. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas

6. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak

7. KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai

8. KPPBC Tipe Madya Pabean Pontianak

9. KPPBC Tipe B Kuala Langsa

10. KPPBC

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 36

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

i. Kanwil DJBC Jakarta ii. Kanwil DJBC Banten iii. Kanwil DJBC Jawa Barat

6. Pelaksanaan operasi pengawasan MMEA di wilayah kerja Kantor Wilayah DJBC Banten

7. Sampai dengan 20 Oktober 2011, Direktorat Penindakan dan Penyidikan telah melaksanakan pengawasan regular dengan kegiatan patrli, yaitu:

a. 43 kali kegiatan operasi patroli laut

b. 24 kali kegiatan pengawasan bidang kepabeanan

c. 21 kali kegiatan pengawasan di bidang cukai

d. 31 kali kegiatan pengawasan bidang NPP (Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor)

Tipe A3 Teluk Nibung

11. KPPBC Tipe A2 Pekanbaru

12. KPPBC Tipe A2 Jambi

-Telah dilaksanaan kegiatan surveillance dan pengawasan atas kegiatan perusahaan peneriman fasilitas KITE dan KB di wilayah kerja:

1. Kantor Wilayah DJBC Jakarta 1

2. Kantor Wilayah DJBC Banten

3. Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

-Telah dilaksanakan operasi pengawasan BKC di wilayah kerja:

1. Kantor Wilayah DJBC Jakarta

2. Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I

3. Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur II

4. Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara

5. Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 37

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

6. Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB, dan NTT

5. Tersebarnya secara periodik dan tepat waktu spesimen tanda tangan penerbit FTA

9. Pengawasan terhadap penyalahgunaan fasilitas FTA melalui penyebaran secara periodik dan tepat waktu tentang spesimen tanda tangan penerbit dalam rangka pendeteksian pelanggaran (pelarian HS /penyalahgunaan SKA )

Direktur P2 Berkelan-jutan

100 % Penyebaran telah dilakukan melalui program aplikasi pengawasan P2

6. Pemanfaatan Aplikasi Passenger Analisys Unit (PAU) secara optimal

10. Penyempurnaan penerapan aplikasi PassengerAnalisys Unit (PAU) untuk profiling penumpang terkait penyelundupan narkoba

Direktur P2 Desember 2010

100 % Pelaksanaan/penerapan PAU periode 31 Desember 2010, Matriks Pencapaian PAU Periode 31 Deember 2010 terlampir

Telah dilakukan pembahasan dengan Direktorat Imigrasi

7. Tersebarnya profil barang larangan dan pembatasan yang terkait dengan limbah B3, barang Cities dan hasil hutan

11. Penanganan penyelundupan limbah B3, barang Citiesdan hasil hutan melalui penyebaran profil barang

Direktur P2 Desember 2010

Berkelanjutan 100 % Telah dilakukan penyebaran informasi tentang satwa-satwa liar yang dilindungi berdasarkan Surat Rahasia Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SR-16/BC/2010 tanggal 7 September 2010 tentang Pengawasan Mendalam atas Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar Indonesia

22 1. Tersosialisasinya pola pengawasan patroli laut yang terpadu

2. Meningkatkan kegiatan patroli mandiri, gabungan dan terpadu dalam rangka pengawasan

1. Menyusun peta kerawanan pelanggaran di bidang Kepabeanan berdasarkan manajemen risiko

Direktur P2

November 2010

100 % Telah disusun peta kerawanan pelanggaran kepabeanan, yaitu:

a. Wilayah kerja Kanwil DJBC Nangroe Aceh Darussalam meliputi KPPBC Kuala Langsa sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-702/BC.5/2010 tanggal 27

Peta kerawanan pelanggaran di bidang kepabeanan di Selat Malaka dan Pesisir Sumatera Timur, antara lain:

-Perbatasan dengan Malaysia dan Singapore

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 38

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

Selat Malaka dan Pesisir Sumatera Timur

Oktober 2010;

b. Wilayah kerja Kanwil DJBC Sumatera Utara meliputi KPPBC Teluk Nibung sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-703/BC.5/2010 tanggal 27 Oktober 2010;

c. Wilayah kerja Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat meliputi KPPBC Pekanbaru dan KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-704/BC.5/2010 tanggal 27 Oktober 2010;

d. Wilayah kerja Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau meliputi KPPBC Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Tanjung Pinang sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-705/BC.5/2010 tanggal 27 Oktober 2010;

e. Wilayah kerja KPU Tipe B Batam sebagaimana telah disampaikan pada surat Dir. P2 Nomor S-706/BC.5/2010 tanggal 27 Oktober 2010;

-Jarak tempuh yang relative pendek ke daerah pabean (+ 2-3 jam)

-Banyaknya pelabuhan kecil/tangkahan yang digunakan sebagai tempat pembokaran barang secara illegal seperti di Kuala Langsa, Dumai

-Pada KPPBC Kuala Langsa, KPPBC Dumai, KPPBC Teuk Nibung belum tersedia sarana pergudangan yang memadai.

-Pada KPPBC Kuala Langsa, KPPBC Dumai, dan KPPBC Pekanbaru belum tersedia TPS.

-Pada wilayah KPPBC Tanjung Balai Karimun, KPU Batam, KPPBC Tanjung Pinang terdapat banyak pelabuhan illegal yang digunakan untuk angkutan antar pulau sehingga menyulitkan pengawasan, terkait fasilitas FTZ yang ada disana

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 39

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

- Tidak didukung dengan sarana patroli laut yang memadai dan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan yang cukup baik

2. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan patroli gabungan dan terpadu

November 2010

100 % Telah disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-12/BC/2010 tanggal 3 Juni 2010 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Patroli Laut di Perairan Dalam Daerah Pabean

3. Melaksanakan patroli gabungan dan terpadu dengan menggunakan pedoman baru

Desember 2010

Berkelanjutan 100 % Pelaksanaan patroli laut bersama-sama dengan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara di wilayah pengawasan Kantor Wilayah DJBC Nangroe Aceh Darussalam dan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara terhitung mulai tanggal 7 November s.d. 31 Desember 2010

4. Monitoring pelaksanaan patroli gabungan dan terpadu

Berkelan-jutan

100% Pelaksanaan monitoring patroli gabungan dan terpadu akan dilakukan secara berkesinambungan

Sampai dengan 20 Oktober 2011, Direktorat Penindakan dan Penyidikan telah melaksanakan patroli gabungan dan terpadu, yaitu:

1. Kegiatan Operasi Laut terpadu lintas Kanwil pada tanggal 05 April s.d 01 Juni 2011 (Kanwil DJBC Kepri, Kanwil DJBC Riau dan Sumbar, dan KPU DJBC

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 40

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

Batam)

2. Kegiatan patroli/operasi gabungan pengawasan NPP dengan Mabes Polri, Polda Kepri, dan KPU DJBC Batam pada tanggal 13-17 April 2011

3. Kegiatan operasi terkoordinasi Bakorkamla Wilayah Satgas III pada tanggal 13-17 Juni 2011

4. Kegiatan Patkor Kastima ke-17 bersama Kastam Diraja Malaysia yang pada tanggal 18-29 Juli 2011

5. Kegiatan Operasi Gabungan pengawasan NPP dengan BNN, dan US DEA pada tanggal 27 Juli s.d 05 Agustus 2011 di Entikong, Nunukan, dan Atambua.

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 41

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

3. Surat usulan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut

5. Menyampaikan surat usulan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut

Oktober 2010

100 % Telah disusun Surat dari Sekretaris Direktorat Jenderal kepada Kantor Pusat Pertamina terkait kerjasama pengisian BBM di SPBU Laut.

6. Pembahasan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut

Nopember 2010

100 % Telah dilakukan pembahasan dengan PT. Pertamina pada tanggal 10 Nopember 2010 di Kantor Pusatdengan hasil akan mempelajari pemintaan DJBC

7. Penandatanganan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut

Q1 2011 100 % Nota Kesepahaman telah ditandatangani pada tanggal 18 Maret 2011

Nota Kesepahaman Nomor : Pertamina : 005/F00000/2011-S3 DJBC : PRJ-01/BC.5/2011 Tgl. 18 Maret 2011

4. Surat usulan penyelesaian kepada Menteri Keuangan tentang proses perijinan penggunaan senjata yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional

8. Menyampaikan surat usulan penyelesaian kepada Menteri Keuangan tentang proses perijinan penggunaan senjata yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional

Oktober 2010

100 % Telah dibuat Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor S- 1049/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Perijinan Penggunaan Senjata

5. Terselesaikannya Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC)

9. Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC)

Sesditjen Desember 2010

100 % Telah disusun kajian Pembentukan / Penataan Organisasi Pangkalan Patroli Laut (Kantor Pengawasan Laut)

23 1. Teridentifikasinya hambatan terkait penegakan hukum Kepabeanan dan Cukai

2. Laporan kepada Menteri Keuangan tentang hambatan

Penyusunan laporankepada Menteri Keuangan tentang hasil identifikasi hambatan pelaksanaan tugas penegakan hukum dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan

Direktur P2 November 2010

100 % Telah dilakukan identifikasi hambatan pelaksanaan penegakan hukum dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan telah dilaporkan ke Menteri Keuangan dengan surat Nomor S- 1155/BC/2010 tanggal 23 Nopember 2010

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 42

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

penegakan hukum yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional

24 1. Terselesaikan dan tersosialisasikannya Modul penelaahan atas temuan audit untuk menjamin mutu LHA

2. Terselesaikan dan tersosialisasikannya Modul peni- laian mutu LHA

3. Terselesaikan dan tersosialisasikan- nya Modul untuk mereview sertifikasi auditor

1. Evaluasi dan Konsultasi peraturan terkait audit dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Direktur Audit September 2010

100 % Telah dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2010 dan hasilnya dituangkan dalam berita acara pembahasan akhir

2. Pembahasan perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal di Direktorat Audit

Oktober 2010

100 % Draft sudah selesai disusun, saat ini dalam tahap permintaan tanggapan kepada Direktorat lain, Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan, Kepala Kantor Wilayah dan Kepala KPU sesuai ND-668/BC.6/2010 dan S-626/BC.6/2010 tgl 27 Oktober 2010

3. Pembahasan perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal dengan staf inti DJBC

November 2010

100 % Sudah ada pembahasan

4. Finalisasi draft Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal

Desember 2010

100 % Draft Perubahan Perdirjen Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Audit Cukai, P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit dan Pengawasn mutu Audit (draft terlampir)

5. Pengajuan draft Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal

Q1 2011 100 % Telah diajukan dengan Nota Dinas Nomor ND-724/BC.6/2010 tanggal 08 Desember 2010

6. Penetapan Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal

Q1 2011 100 % Telah ditetapkan Perdirjen nomor Per-3/BC/2011 tentang perubahan atas Perdirjen Nomor P-12/BC/2008 ttg Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dan Cukai tgl 31 januari 2011

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 43

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

dan Perdirjen Nomor Per-4/BC/2011 tentang perubahan atas Perdirjen Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Cukai tanggal 31 Januari 2011

7. Pembuatan Modul penelaahan atas temuan audit, Modul penilaian mutu LHA, Modul untuk mereview sertifikasi auditor

Q1 2011 100 % Modul telah dibuat sebagai bahan sosialisasi

8. Penandatangan Pakta Integritas Auditor DJBC dengan Auditee

Q1 2011 dan berkelanjutan

100 % Telah diberlakukan sejak tanggal 1 Maret 2011 bersamaan dengan berlakunya Per-4/BC/2011

9. Sosialisasi Modul penelaahan atas temuan audit, Modul penilaian mutu LHA, Modul untuk mereview sertifikasi auditor

Q2 2011 100 % Telah dilaksanakan sosialisasi antara lain:

- Peraturan Direktur Jenderal Nomor Per-4/BC/2011 tentang Perubahan atas Perdirjen Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Audit Cukai dan

- Peraturan Direktur Jenderal Nomor Per-3/BC/2011 tentang Perubahan atas Perdirjen Nomor P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dab Cukai.

Sosialisasi dilaksanakan tanggal 21 Februari 2011- 02 Maret 2011 dengan Surat Tugas Nomor ST-30/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 di Kantor Pusat DJBC dan 4 (empat) wilayah antara lain:

- Kanwil DJBC Jatim I - Kanwil DJBC Sulawesi - Kanwil DJBC Sumatera Utara - Kanwil DJBC Jawa Barat

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 44

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

25 1. Terselesaikan dan tersosialisasikannya perubahan dan penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan tentang Registrasi Kepabeanan

2. Meningkatnya pemberian keputusan Registrasi Kepabeanan yang tepat waktu

1. Melakukan kajian untuk mendukung perubahan dan penyempurnaan PMK tentang Registrasi Kepabeanan

Direktur IKC Desember 2010

100 % Kajian tentang Registrasi kepabeanan telah selesai disusun

2. Menyusun draft Perubahan PMK tentang Registrasi Kepabeanan

Q1 2011 100 % Draft Perubahan PMK ttg Registrasi Kepabeanan telah selesai disusun

3. Mengajukan draft Perubahan PMK tentang Registrasi Kepabeanan

Q1 2011 100 % Draft Perubahan PMK ttg Registrasi Kepabeanan telah diajukan ke Biro Hukum Kementerian Keuangan sesuai surat nomor S-182/BC/2011 tanggal 25 Februari 2011

4. Sosialisasi kepada pengguna jasa melalui berbagai media terutama website DJBC tentang proses registrasi dan menegaskan bahwa registrasi tidak dipungut biaya dan harus dilakukan sendiri oleh Pengguna Jasa Kepabeanan

Q2 2011 100 % Pelaksanaan sosialisasi PMK ttg Registrasi Kepabeanan kepada pengguna jasa

Terlaksananya sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.04/2011 tentang Registrasi Kepabeanan pada bulan Juni dengan Surat Tugas Nomor: ST-134/BC/2011 tanggal 09 Juni 2011 di beberapa kantor sebagai berikut:

- KPU Tipe B Batam (13 s.d 16 Juni 2011)

- Kanwil DJBC Sumut (14 s.d. 17 Juni 2011)

- Kanwil DJBC Jatim I (19 s.d. 22 Juni 2011)

- Kanwil DJBC Sulawesi (21 s.d. 24 Juni 2011)

- Kantor Pusat

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 45

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

DJBC (27 s.d. 28 Juni dan 30 Juni)

26 1. Tersusunnya kebijakan strategis pengembangan TIK DJBC melalui penetapan IT Direction, IT Blueprint dan IT Plan DJBC

2. Terbentuknya Komite Pengarah TIK DJBC yang terdiri dari Board of Directors DJBC

3. Tersusunnya SOP pengembangan sistem aplikasi berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) yang ideal bagi DJBC

1. Merumuskan penyusunan kebijakan strategis dengan menetapkan IT Direction, IT Blueprint dan IT Plan DJBC

Direktur IKC Desember

2010

100 %

- IT Direction telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal

- IT Blueprint sudah disetujui di rapat pembahasan Staf Inti DJBC, menunggu penetapan dari Direktur Jenderal

- IT Plan sudah diselesaikan dan menunggu masukan dari konsultan untuk revisi

2. Membentuk Komite Pengarah TIK

DJBC dan menetapkan melalui

Peraturan Direktur Jenderal

100 %

- Telah dibentuk dengan Keputusan Dirjen Nomor KEP-88/BC/2010 tgl. 10 Desember 2010 (terlampir)

3. Menerbitkan SOP pengembangan

sistem aplikasi DJBC berdasarkan

System Development Life Cycle

(SDLC)

100 % - Penyelesaian draft awal

Perdirjen tentang SDLC,

finalisasi pembahasan di internal

DIKC

- Telah dibuat SOP Permohonan

Pengembangan Sistem Aplikasi

dan SOP Pengembangan

Sistem Aplikasi.

- Nota Dinas dari Direktur IKC nomor: ND-437/BC.9/2011 tanggal 02 Agustus 2011 perihal SOP Permohonan Pengembangan Sistem Aplikasi dan

SOP Pengembangan Sistem Aplikasi

27 Tersedianya desain Arsitektur TIK yang lebih efisien dan sesuai karakteristik layanan di DJBC

1. Mengembangkan desain arsitektur TIK DJBC yang lebih efisien dan sesuai kebutuhan DJBC

Direktur IKC Desember 2010

100 % - Pengembangan desain arsitektur TIK sesuai IT Plan 2010 (terlampir)

Tersusunnya rencana pengadaan infrastruktur TIK DJBC dalam jangka pendek, menengah dan

2. Melakukan analisis kebutuhan infrastruktur dan menyiapkan rencana pengadaan infrastruktur TIK dalam jangka pendek,

Q2 2011 100 % - Kajian analisis kebutuhan infrastruktur TIK dalam jangka pendek, menengah dan panjang

a. Jangka pendek dan menengah sudah dibuat IT Plan DJBC

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 46

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

panjang menengah dan panjang untuk tahun 2011 dan 2012, dan sudah ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-38/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Penetapan Perencanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi DJBC (IT PLAN DJBC)

b. Jangka panjang sudah dibuat cetak biru dengan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-39/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Penetapan Cetak Biru Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) DJBC

Downtime yang tidak melebihi 1%

3. Melakukan monitoring kinerja infrastruktur TIK secara intensif

100%

- Jadwal rencana pemeliharaan peralatan server beserta sarana penunjangnya dan rencana pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan perangkat jaringan data dan power, UPS, genset, AC, dan Fire Extinguishing di

Kegiatan monitoring kinerja infrastruktur TIK DJBC dilakukan dengan mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 47

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

lingkungan DJBC

dilakukan oleh vendor sebagaimana dalam kontrak pemeliharaan. Monitoring pekerjaan pemeliharaan berdasarkan rencana jadwal pelaksanaan pemeliharaan yang disepakati oleh DJBC dengan vendor terkait terdiri dari:

1. Monitoring Kinerja server dan sarana penunjangnya sesuai jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan dalam rangka pemeliharaan peralatan server merk IBM dan Thin Client merk SUN beserta sarana penunjangnya di lingkungan DJBC tahun 2011.

2. Monitoring Kinerja Jaringan Data dan Power dan sarana penunjangnya sesuai jadwal rencana pelaksanaan

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 48

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

pekerjaan dalam rangka pemeliharaaan perangkat jaringan data dan power, UPS, genset, AC dan Fire Extinguishing di lingkungan DJBC tahun 2011.

Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tersebut diatas oleh vendor dilakukan di masing-masing Kantor Bea dan Cukai dan dibuatkan Berita Acara antara Vendor dengan Kantor Bea Cukai setempat

4. Melakukan optimalisasi database pada sistem komputer pelayanan

Direktur IKC Berkelan-jutan

100 % - Laporan Optimalisasi Database

atas lima (5) kantor yang telah dilakukan optimalisasi

Kantor-kantor yang dilakukan optimalisasi adalah:

KPU Batam, KPPBC TMP. Tanjung Perak, KPPBC TMP Belawan, KPPBC TMP Bekasi, KPPBC TMP Tanjung Emas, dan KPPBC TMP Purwakarta. Optimalisasi dilakukan tiga bulan sekali.

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 49

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

5. Meminta laporan periodik downtime sistem dari kantor-kantor pelayanan

100 % Laporan periodik downtime sistem

dari kantor-kantor pelayanan Downtime sistem adalah berhentinya sistem komputerisasi pelayanan (SKP) sebagai akibat dari terganggunya server dan sarana pendukung TIK lainnya sehingga infrastruktur TIK tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk proses pelayanan kepada masyarakat usaha. Downtime sistem dari 14 kantor pelayanan bea dan cukai pada pertengahan bulan September yaitu:

1. KPU Tanjung Priok = 0%

2. KPU Batam = 0%

3. KPPBC Belawan = 0%

4. KPPBC Soekarno Hatta = 0%

5. KPPBC Tanjung Emas = 0%

6. KPPBC Tanjung Perak = 0%

7. KPPBC Juanda = 0%

8. KPPBC Medan = 0%

9. KPPBC Jakarta

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 50

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8 = 0%

10. KPPBC Bekasi = 0%

11. KPPBC Purwakarta = 0%

12. KPPBC Tangerang = 0%

13. KPPBC Merak = 0%

14. KPPBC Bogor = 0%

28 Terselesaikan dan tersosialisasikannya Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai

1. Melakukan perumusan draft Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang pemberian data dan informasi

Direktur IKC

Desember 2010

100 % Telah disusun draft PMK tentang Pemberian Data dan Informasi

2. Penetapan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai

Desember 2010

50% Telah dilakukan pertemuan antara Dit. PPKC, Dit. IKC, dan Biro Hukum untuk membahas tindak lanjut draft Penetapan PMK tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai

Akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk membahas draft akhir di awal bulan Desember 2011.

29 1. Penetapan aturan yang menjadi dasar hukum pertukaran data antara DJP dan DJBC

2. Adanya sistem dan mekanisme pertukaran data antara DJP-DJBC

3. Adanya sistem dan mekanisme pertukaran data antara DJBC dan instansi

1. DJP, DJBC dan Itjen melakukan pembahasan bersama untuk merumuskan Keputusan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC

Direktur IKC Desember 2010

100 % Sudah ada KMK tentang Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC No. 428/KMK.03/2010 tanggal 2 Nopember 2010

2. DJP dan DJBC masing-masing menetapkan aturan (Peraturan Direktur Jenderal) yang mengatur mekanisme dan sistem (SOP) pertukaran data antara DJP dengan DJBC

Desember 2010

100 % Sudah ada Perdirjen BC tentang Tatacara Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC

Perdirjen BC nomor: PER-25/BC/2011 tentang Tatacara Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC

3. DJP dan DJBC menyepakati SOP dan Sistem Pertukaran

Q1 2011 60 % Pembahasan Sistem dan Mekanisme Pertukaran Data

Perdirjen Pajak tentang Sistem

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 51

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

terkaitlainnya Data yang digunakan dalam pertukaran data antara DJP – DJBC

antara DJP dan DJBC Pertukaran Data antara DJP dan DJBC sudah ditandatangani.

Direncanakan pada awal bulan Desember 2011 akan dilakukan pembahasan mengenai Sistem dan Mekanisme Pertukaran Data antara DJP dan DJBC.

4. DJBC dan instansi terkait lainnya menyepakati Sistem Pertukaran Data

Q2 2011 100 % Sudah ada Nota Kesepahaman tentang Pertukaran Data terkait kegiatan ekspor dan impor antara Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan Kepala BPS

Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dilaksanakan pada tangal 10 Agustus 2011

30 Terselesaikannya draft PP dan PMK tentang Penambahan Barang Kena Cukai

1. Membuat Kajian Rencana Barang Kena Cukai baru yang telah disepakati termasuk di dalamnya Bisnis Proses

Direktur Cukai September 2010

100 % Telah dilakukan pada bulan Agustus s.d. September 2010

2. Melakukan kajian komprehensif termasuk survei studi lapangan

Oktober 2010

100 % Telah dilakukan kajian komprehensif serta kompilasi terhadap beberapa jenis barang yang akan dijadikan obyek perluasan Barang Kena Cukai

Telah dilakukan survey studi lapangan pada tanggal 11 s.d. 22 Oktober 2010

3. Pembahasan dengan Badan Kebijakan Fiskal

Desember 2010

100 % Telah diadakan pembahasan pada tanggal 6 Desember 2010, rapat selanjutnya akan diadakan pada tanggal 13 Desember 2010

4. Public Hearing Q1 2011 - Telah dibentuk Tim kajian kelayakan minuman ringan, berlian dan monosodium

Sesuai dengan surat Direktur PPKC kepada Kepala

Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 52

No Urut pada

Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi

Penanggung Jawab

Target Waktu

Persentase Pencapaian

Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 2 3 4 5 6 7 8

glutamate dengan Keputusan Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Nomor 01/KF.2/2011

- Telah dilakukan rapat pembahasan rencana pelaksanaan Quick Research kajian kelayakan minuman ringan, berlian, dan monosodium glutamate menjadai Barang Kena Cukai antara DJBC dengan BKF

Badan Kebijakan Fiskal dengan nomor S-92/BC.8/2011 pada tanggal 08 Februari 2011 perihal Penyerahan Daftar Inventarisasi Perumusan Kebijakan Perpajakan di Bidang Kepabeanan dan Cukai, kebijakan penambahan/pengurangan jenis Barang Kena Cukai (Pasal 4 ayat (2) UU. No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai) termasuk kewenangan yang diserahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal, maka untuk selanjutnya program ini kewenangannya diserahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal

5. Laporan Kajian Komprehensif ke Menteri Keuangan

Q2 2011

6. Persetujuan Penambahan BKC dari Menteri Keuangan

Dirjen BC Q2 2011

7. Persetujuan Penambahan BKC ke DPR

Menkeu Q3 2011

8. Penyiapan Rancangan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan terkait penambahan BKC baru

Direktur PPKC dan Direktur Cukai

Q3 2011

9. Pembahasan Rancangan PP dan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan dengan Biro Hukum dan instansi terkait

Q3 2011

Keterangan: Warna Kuning pada kolom nomor (1) menunjukan bahwa inisiatif tersebut merupakan program yang dilaporkan ke UKP4