DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

8
Edisi Mei 2015 www.ipb.ac.id Pesona Lingkar Kampus diperuntukkan bagi 17 Desa Lingkar Kampus di Sekitar IPB Darmaga melalui Kantor Desa atau Kelurahan. Kel. Balumbang Jaya, Kel. Setu Gede, Kel. Margajaya, Desa Babakan, Cikarawang, Cihideung Udik, Cihideung Ilir, Benteng, Cibanteng, Petir, Ciherang, Neglasari, Sinarsari, Sukawening, Purwasari, Sukadamai dan Dramaga. Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati, Redaktur Pelaksana: Siti Zulaedah Editor : Nunung Munawaroh, Reporter Rio Fatahilah, Siti Zulaedah, Dedeh H, M.Awaluddin Layout : Bambang Andriyanto, Fotografer: Cecep AW Sirkulasi: M. Awaluddin Alamat Redaksi: Sekretariat Bidang Humas, Gd. Rektorat Lt. 1 Kampus IPB Darmaga. Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] BinaCintaLingkuangan-IPB Tumbuhkan Kepedulian Mahasiswa Terhadap Masyarakat DaengSiapTularkan IlmuBeternakAyampadaWarga MerawatAyam AgarTerhindardariTetelo Suginda, HonoreryangMampuKuliahkan PutrinyakeIPB Mulyadi,PengelolaAirCiapus: KuliahkanDuaAnakdiIPB IPBCiptakanKebunBibitDesa 1.600MahasiswaIPB IkutiKKN-Pdi261Desa Prof.DrMadeAstawan: TempeMampuHentikan ReaksiPembentukanRadikalBebas Prof.Dr Dodi Nandika GuruBesarIPB: DiBalikGanasnyaRayap, DiaSahabatManusia Puluhan Mahasiswa UBC Canada Belajar di Desa Lingkar Kampus IPB

Transcript of DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

Page 1: DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

Edisi Mei 2015

www.ipb.ac.idPesona Lingkar Kampus

diperuntukkan bagi 17 Desa Lingkar Kampus di Sekitar IPB Darmaga melalui Kantor Desa atau Kelurahan.

Kel. Balumbang Jaya, Kel. Setu Gede, Kel. Margajaya, Desa Babakan, Cikarawang, Cihideung Udik, Cihideung Ilir, Benteng, Cibanteng, Petir, Ciherang,

Neglasari, Sinarsari, Sukawening, Purwasari, Sukadamai dan Dramaga.

Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti

Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati, Redaktur Pelaksana: Siti Zulaedah

Editor : Nunung Munawaroh, Reporter Rio Fatahilah, Siti Zulaedah, Dedeh H, M.Awaluddin

Layout : Bambang Andriyanto, Fotografer: Cecep AW Sirkulasi: M. Awaluddin

Alamat Redaksi: Sekretariat Bidang Humas, Gd. Rektorat Lt. 1 Kampus IPB Darmaga.

Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Bina�Cinta�Lingkuangan�-�IPB�Tumbuhkan Kepedulian Mahasiswa Terhadap Masyarakat

Daeng�Siap�Tularkan�Ilmu�Beternak�Ayam�pada�Warga

Merawat�Ayam�Agar�Terhindar�dari�Tetelo

Suginda,�Honorer�yang�Mampu�Kuliahkan�

Putrinya�ke�IPB

Mulyadi,�Pengelola�Air�Ciapus:�Kuliahkan�Dua�Anak�di�IPB

IPB�Ciptakan�Kebun�Bibit�Desa

1.600�Mahasiswa�IPB�Ikuti�KKN-P�di�261�Desa

Prof.Dr�Made�Astawan:�Tempe�Mampu�Hentikan�

Reaksi�Pembentukan�Radikal�Bebas

Prof.Dr Dodi NandikaGuru�Besar�IPB:�

Di�Balik�Ganasnya�Rayap,�Dia�Sahabat�Manusia

Puluhan Mahasiswa UBC Canada Belajar di Desa Lingkar Kampus IPB

Page 2: DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

2

n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r ( I P B ) k e m b a l i Imenyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan program Bina Cinta Lingkungan (BCL) yang

dilakukan di 17 desa dan kelurahan lingkar kampus. Para relawan merupakan mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB yang berjumlah sekitar 3.500 orang, dan dilepas langsung oleh Rektor IPB, Prof.Dr Herry Suhardiyanto di lapangan Gymnasium Kampus IPB Dramaga Bogor, Minggu (19/4).

Kegiatan BCL ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa kepada lingkungan pedesaan dan kehidupan masyarakat di dalamnya, memupuk kepedulian, empati, dan kemampuan mahasiswa berinteraksi dengan kehidupan masyarakat, dan mengajak masyarakat desa untuk tanggap dan aktif dalam menangani masalah lingkungan di sekitarnya.

Pelaksanaan BCL dilakukan sebanyak dua kali, yakni 19 April dan 26 April 2015. Kegiatan para relawan BCL di tengah masyarakat diantaranya membersihkan fasilitas umum di setiap desa dan Kelurahan lingkar kampus. Dalam pelaksanaannya para mahasiswa TPB dipandu oleh dosen pembimbing, Senior Residence (SR) Asrama TPB, serta peserta IPB Goes To Field (IGTF).

Ketua pelaksana BCL 2015, Dr. I Wayan Astika dalam laporannya menyampaikan bahwa BCL diwajibkan kepada mahasiswa TPB, mengingat pentingnya esensi dan tingginya antusiasme mahasiswa IPB pada kegiatan sosial seperti ini. “Dengan kegiatan ini, semoga mahasiswa dapat

belajar untuk dapat mendekatkan diri dengan masyarakat, belajar mendengar dan berempati kepada masyarakat,” ujarnya. Rektor menyampaikan peran penting mahasiswa sebagai penerus bangsa. “Untuk i tu sangat pent ing menumbuhkan rasa cinta dan peduli pada lingkungan sekitar. Kegiatan semacam ini akan memberikan pengalaman yang nantinya dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk berkiprah setelah lulus nanti. Para relawan BCL diharapkan menjadi pribadi yang cinta lingkungan, karena peka terhadap keadaan sekitar menjadi kunci keberhasilan di masyarakat,” harap Rektor.

Sebanyak 17 desa dan kelurahan lingkar kampus tersebut adalah Kelurahan Balumbang Jaya, Situ Gede, dan Margajaya di Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Selanjutnya Desa Babakan, Cikarawang, Dramaga, Ciherang, Sinarsari, N e g l a s a r i , P e t i r , Purwasari, Sukawening, d a n S u ka d a m a i d i Kecamatan Dramaga K a b u p a t e n B o g o r. Empat desa lainnya adalah Desa Cihideung Ilir, Cihideung Udik, Benteng dan Cibanteng di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. (RF)

TOPIK UTAMA

Edisi Mei / 2015

Bina�Cinta�Lingkuangan�-�IPB�Tumbuhkan Kepedulian Mahasiswa Terhadap Masyarakat

Page 3: DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

3

eluang bisnis di bidang ternak sebagai bisnis Psampingan sekarang ini memang masih terbuka lebar. Kebutuhan masyarakat akan makanan

hewani beserta turunannya juga masih sangat tinggi dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu jenis hewan ternak yang sampai dengan saat ini masih banyak dibutuhkan oleh masyarakat adalah ayam kampung.

“Menjalankan bisnis sampingan di bidang ternak adalah bisnis yang paling mudah untuk dilakukan siapa saja termasuk para karyawan di sela-sela waktu luang setelah pulang bekerja. Selain mudah untuk dilakukan, bisnis sampingan bidang ternak ini juga merupakan peluang bisnis sampingan di rumah yang bisa dibidik oleh para pelajar, mahasiswa hingga ibu rumah tangga dalam jumlah atau skala tertentu,” kata Abdullatif (45) yang sering dipanggil oleh warga dengan sebutan “Daeng”, peternak ayam kampung di Kelurahan Situ Gede Kampung Nagrak RW.4 Kota Bogor.

Pada awal tahun 2015 ini, Daeng memulai usaha ternak ayam kampung sebanyak 20 ekor, dengan modal awal pembelian ayam dan pembuatan kandang sekitar 1,5 juta rupiah. Kemudian ia menambah lagi bibit ayam kampung pada bulan yang sama sebanyak 200 ekor dengan biaya per ekor untuk pembelian bakalan ayam kampung sekitar 5.500 rupiah. “Sekarang ayam kampung sudah siap dijual, terutama menjelang bulan Ramadhan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ternak ayam kampung menjadi salah satu bisnis yang sangat menarik untuk ditekuni. Pasalnya, membudidayakan ayam kampung dirasa cukup mudah dibandingkan dengan ternak ayam broiler. Terlebih harga ayam kampung cenderung naik, sementara harga ayam broiler sangat fluktuatif.

Daeng berkata, peluang bisnis sampingan beternak ayam kampung ini dikatakan mudah karena ternak ayam hanya membutuhkan perhatian pada saat memberi makan saja, yaitu di pagi dan sore hari. Beternak ayam kampung bisa dilakukan di belakang rumah, tentu saja jumlahnya menyesuaikan dengan berapa luas area pekarangan rumah di belakang yang dimiliki.

Namun bukan tanpa risiko, Daeng mengatakan, risiko yang paling berat adalah kematian yang terjadi secara mendadak, biasanya disebabkan oleh penyakit flu burung. “Alhamdulillah, pakar dari IPB akan melakukan pemberian vaksin dan pembinaan cara beternak ayam kampung yang baik, sehingga dapat terbantu dalam melakukan perencanaan peternakan secara baik,” terangnya.

Daeng berharap dengan membuka usaha ternak ayam kampung ini, minimal bisa membantu anak muda yang masih menganggur untuk bekerja, walaupun baru empat orang anak muda yang bekerja. Namun, dengan target yang akan terus berkembang ke depan, Daeng memiliki keinginan menyebarkan usaha ternak ayam kampung kepada warga sekitar.

“Semua ini juga didukung dengan terbentuknya Posdaya baru yang diberi nama Posdaya Sakura, sehingga kegiatan ini bisa dimasukkan pada sektor ekonomi dalam Posdaya. Bukan hanya ternak ayam saja yang diandalkan, kami juga membudidayakan pembesaran ikan mas, gurame, nila dan lele. Jadi tinggal menghitung waktu saja, Posdaya di Kampung Nagrak RW.4 Kelurahan Situ Gede akan berkembang menjadi Posdaya Andalan,” ucapnya. (Awl)

Daeng�Siap�Tularkan�Ilmu�Beternak�Ayam�pada�Warga

Edisi Mei / 2015

Page 4: DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

4

enyakit Newcastle (Newcastle Disease, ND) atau Ptetelo adalah penyakit pada unggas yang fatal (mematikan). Di Indonesia penyakit ini juga populer

dengan sebutan tetelo, diambil dari nama dalam bahasa Jawa, thèthèlo. Penyebabnya adalah serangan virus NDV atau Newcastle Disease Virus.

Penyakit tetelo biasanya menyerang pada ayam dengan gejala seperti terkena pilek (hidung berair dan tersumbat), mengorok, sayap turun lemas (terkulai), kaki terseret, sampai kepala terkulai atau melipat. Pada unggas muda, serangan ini dapat segera berakhir dengan kematian, sedangkan pada unggas dewasa, kematian biasanya terjadi dua sampai tiga hari setelah gejala pertama kali terlihat.

Terkait adanya pertanyaan masyarakat di desa-desa lingkar kampus yang memiliki ayam kampung supaya ternak terhindar dari penyakit tetelo, Pakar Ilmu Penyakit Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr.drh. Retno D. Soejoedono menyampaikan bahwa sebetulnya ayam kampung yang biasa dipelihara masyarakat, seringkali dibiarkan liar dan biasanya vaksinasi jarang dilakukan. Sehingga ayam cenderung memiliki kekebalan tinggi dan mampu bertahan. Pemeliharaannya bisa dengan cara divaksin, namun bagi ayam kampung yang dibiarkan di-umbar, bisa dimasukkan kandang dulu pada sore hari, setelah itu bisa dilakukan vaksin.

Namun untuk ayam kampung yang telah dibudidayakan (dipelihara di kandang) maka vaksinasi harus rutin dilakukan, selain itu biosecurity dan senitasinya harus dijaga supaya tetap bersih. Biasanya vaksinasi dilakukan setiap empat bulan sekali, harganya pun relatif terjangkau, ungkapnya.

Selain itu peneliti yang menemukan telur yang mengandung immunoglobulin ini menambahkan kebersihan kandang juga relatif mudah dilakukan asal telaten dan tekun.”Membersihkan kandang bisa dengan air sabun bekas cucian baju,” ungkapnya.

Menurutnya, jika sanitasi kurang baik maka ayam akan mudah stress sehingga mudah terserang penyakit. Terkait vaksinasi sendiri, masyarakat peternak yang awam terhadap vaksinasi bisa meminta bantuan dengan mengirimkan surat, bisa langsung ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB.

“Nanti mahasiswa yang akan melakukan IPB Goes To Field (IGTF) dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Insya Allah siap membantu. Selain itu mohon disebutkan jumlah unggas yang akan divaksin sehingga bisa memvaksin sesuai dengan unggas yang ada,” ujarnya. (dh)

Merawat�Ayam�agar�Terhindar�dari�Tetelo

Prof.Dr.drh. Retno D. Soejoedono

Edisi Mei / 2015

Page 5: DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

5

Suginda,�Honorer�yang�Mampu�Kuliahkan�Putrinya�ke�IPB

Suginda, adalah seorang petugas keamanan K a m p u s I n s t i t u t

Pe r ta n i a n B o g o r ( I P B ) Dramaga Bogor. Dengan statusnya sebagai honorer IPB ia berhasil mengantarkan putrinya, Inggit Restu Putri, mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Empat tahuh la lu Inggit d iter ima di Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan Fa ku l ta s E ko n o m i d a n

Manajemen (FEM). Kini ia tengah menyelesaikan skripsinya sebagai tugas akhir di IPB.

Alasan memilih IPB, menurut Suginda karena selain lebih dekat dengan rumah juga karena terkontrol oleh orangtua. “Urusan makan, minum dan tempat tinggal juga lebih mudah,” ujarnya.

Menjadi honorer sejak tahun 2000 di IPB dengan gaji pas-pasan tidak menyurutkan Suginda untuk mengantar anaknya meraih cita-cita. Suginda yakin setiap manusia sudah diberi rezeki masing-masing oleh Allah SWT. “Jadi tidak perlu takut. Dengan penghasilan kecil harus bisa berdiri. Kami tidak berpikir rezeki untuk esok hari, sekarang ya sekarang, besok ya besok. Saya sudah sepakat dengan istri untuk memberikan pendidikan anak lebih tinggi dari orang tuanya. Dengan Inggit diterima di IPB sudah Alhamdulillah. Kami yakin jika niat kita baik, pasti dikabulkan sama Allah SWT,” ujarnya.

Keberhasilan Suginda ini juga karena ada dukungan dari pemerintah dan IPB. Setelah diterima IPB melalui jalur ujian tulis, Inggit mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Dan karena prestasinya yang bagus (IPK rata-rata di atas 3), pihak IPB pun mengembalikan semua biaya yang pernah dikeluarkan.

“IPB punya kebijakan, jika ada putra-putri pegawai IPB yang kuliah di IPB dan berprestasi dengan IPK di atas 3 maka semua biaya yang dulu pernah dikeluarkan akan dikembalikan 100 persen oleh IPB,” tambahnya.

Dari kisahnya ini, Suginda berharap ada Inggit-Inggit

Mu l y a d i , w a r g a D e s a Cikarawang Kecamatan D ra m a ga Ka b u p a t e n

B o g o r a d a l a h s t a f t e n a g a kependidikan bagian pengelolaan air Bidang Fasilitas Air dan Listrik, Biro Umum Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia sangat beruntung karena dua putrinya bisa mengenyam pendidikan di IPB. Adalah Ramah Tika Lestari, putri pertamanya yang kini sedang menja lan i semester tu juh d i Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan Rosa Nur Pranita, putri keduanya yang baru saja diterima sebagai mahasiswa baru IPB di Departemen Fisika Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA).

Sejak awal diterima sebagai pegawai IPB pada tahun 80-an, Mulyadi setia berprofesi sebagai pengelola air. Mulyadi diberi amanah sebagai pengelola air yang menguasai wilayah Kampus IPB Dramaga. Pekerjaannya sehari-hari adalah mengurus air di IPB yang bersumber dari Sungai Ciapus. Kebiasaan warga yang masih membuang sampah ke sungai kadang membuatnya repot karena saluran air ke IPB menjadi mampet.

“Pernah jam dua malam saya masih tugas, terjun ke sungai karena salurannya mampet,” ujar laki-laki yang menjadi honorer IPB selama 20 tahun. Mulyadi diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2006 ini. Setelah diangkat sebagai PNS, tekad Mulyadi untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang perguruan tinggi semakin kuat. Apalagi didukung kemampuan anak-anaknya yang berprestasi. Contoh saja, Rosa yang pernah menjadi Juara Olimpiade se-Kabupaten Bogor pada saat SMP.

“Departemen Fisika adalah keinginannya (Rosa) sendiri. Semua anak saya, saya sekolahkan di sekolah yang dekat dengan rumah karena faktor biaya. Dari SD sampai SMA mereka sekolahnya di sekitar IPB. Keduanya lulusan SMA Kornita yang ada di dalam IPB. Jika di luar kota otomatis biaya menjadi tinggi,” ujar pria yang dikarunia empat anak ini. Menurutnya selain biaya lebih mahal, sekolah yang jauh dari rumah juga membuka peluang risiko yang lain. Contoh kejar-kejaran dengan waktu akibat macet dan tawuran remaja.

Masing-masing anak memiliki rezeki yang sudah ditentukan Allah

SWT. Selain mendapatkan bantuan dari IPB (ketentuannya : pegawai

dengan putra-putri yang kuliah di IPB dengan nilai yang bagus),

Ramah juga mendapatkan beasiswa dari Salemba 46. Kini doanya

untuk Rosa adalah semoga dapat belajar dengan lancar dan apa yang

dicita-citakan tercapai serta sehat walafiat. “Semua kehendak Allah,

mudah-mudahan Allah kasih rezeki, Aamiin,” tandasnya. (zul)

Mulyadi,�Pengelola�Air�Ciapus:�Kuliahkan�Dua�Anak�di�IPB

Edisi Mei / 2015

Page 6: DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

6

ntuk mendapatkan hasil pertanian yang baik, perlu Udidukung oleh ketersediaan input-input produksi pertanian yang unggul, salah satu diantaranya adalah

ketersediaan bibit unggul. Institut Pertanian Bogor (IPB) telah menghasilkan 278 inovasi di berbagai bidang baik pertanian, perikanan, pangan, dan lain-lain. Diantara inovasi yang telah dihasilkan, IPB juga mempunyai berbagai varietas unggul di bidang pertanian, diantaranya adalah pepaya Callina (IPB 9) dan Carissya (IPB 3). Dukungan IPB di bidang pertanian tidak hanya sampai dalam tahap inovasi bibit unggul saja, tetapi IPB juga mempunyai Agribusiness Development Station IPB (ADS-IPB) yang juga

1.600�Mahasiswa�IPB�Ikuti�KKN-P�di�261�Desa

embaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat L(LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar kuliah perdana pembekalan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi

(KKN-P), Sabtu (2/5) di Grha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Dramaga Bogor. KKN-P merupakan bentuk pendidikan yang dilakukan dengan memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus, yang secara langsung bersama masyarakat mengidentifikasi dan menangani masalah pertanian dan lingkungan serta permasalahan lain yang dihadapi di wilayah pedesaan. Dalam laporannya, Ketua Panitia KKN-P IPB 2015, Dr Yayat Hidayat menjelaskan, “Kuliah Kerja Nyata (KKN) IPB telah dilaksanakan sejak tahun 1970-an. Hingga tahun 2002, KKN wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program sarjana IPB. Tahun 2002-2010, KKN dilakukan oleh Fakultas Pertanian (Faperta) yang bertransformasi menjadi Kuliah Kerja Profesi (KKP) IPB. Pada tahun 2010, KKP menjadi terintegrasi antara Faperta, Fakultas Ekologi Manusia (Fema), dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Tahun 2014 KKP kemudian terintegrasi lagi menjadi Faperta, Fema, FEM dan Fakultas Peternakan (Fapet). Tahun 2015 KKP IPB berubah menjadi Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi (KKN-P). KKN-P IPB ke depan merupakan KKN tematik didesain secara terintegrasi antar fakultas dan dilaksanakan di lapang secara team work (interprofesional) antar profesi di lingkungan IPB”. KKN-P IPB 2015 diikuti oleh 1.600 mahasiswa, masing-masing 444 mahasiswa Faperta, 400 mahasiswa Fema, 529 mahasiswa FEM, 219 mahasiswa Fapet, 5 mahasiswa Fakultas Matematika

IPB�Ciptakan�Kebun�Bibit�Desa

bergerak di bidang pengembangan agribisnis. Di samping itu, IPB melalui Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian IPB (Dit. KSKP-IPB) telah mengkaji dan mengadvokasi isu-isu pertanian serta pembuatan model advokasi.

Di tahun 2015 ini, Dit. KSKP IPB bekerjasama dengan Desa Cikeas Udik, Kec. Gunung Putri, Kab. Bogor dan Qiara Institute membuat “Kebun Bibit Desa” dalam rangka model advokasi pemanfaatan lahan pekarangan dan peningkatan akses petani terhadap ketersediaan bibit inovasi IPB. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan menggali potensi pertanian Kabupaten Bogor terutama dalam pemanfaatan lahan pekarangan dengan menggunakan bibit-bibit inovasi IPB. Komoditas yang ada di Kebun Bibit Desa ini diantaranya adalah: pepaya Callina (IPB 9), pepaya Carissya (IPB 3) dan berbagai macam jenis sayuran yang dikembangkan ADS-IPB (caisim, pakcoy, kucai, tomat ceri, terong). Kegiatan yang telah dilaksanakan ini nantinya diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal untuk memanfaatkan lahan pekarangan maupun untuk mewujudkan kebun RW. Dampak lebih lanjut yang diharapkan adalah masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, adanya peningkatan pendapatan akibat optimalisasi sektor pertanian dan pemenuhan kebutuhan bibit warga sekitar guna menunjang pengembangan pertanian yang berkelanjutan.*

dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta 3 mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr Yonny Koesmaryono membuka secara resmi Kuliah Pembekalan KKN-P ini. Ia menyampaikan harapan, KKN-P 2015 ini menjadi awal dari KKN-P yang akan diberlakukan untuk seluruh fakultas di IPB pada tahun berikutnya. Sementara itu, kuliah pembekalan umum disampaikan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB Prof.Dr M.A. Chozin yang mengusung tema “Urgensi Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi (KKN-P) dalam Mendukung Akselerasi Pembangunan Pedesaan”. Sesi berikutnya menghadirkan Dr Ninuk Purnaningsih dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) Fema IPB, dengan materi yang disampaikan “Penyusunan Program Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi (KKN-P)”. Hadir pula Dr Sugeng Santoso, Kepala Sub Direktorat Minat dan Bakat Direktorat Kemahasiswaan IPB yang menyampaikan materi “Etika Mahasiswa di Masyarakat Lokasi Kuliah kerja Nyata Berbasis Profesi (KKN-P)”. Lokasi KKN-P IPB 2015 berada di 22 Kabupaten, 56 Kecamatan, dan 261 Desa. Untuk Provinsi Jawa Barat: Bekasi, Karawang, Purwakarta, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Subang, Indramayu, Cirebon, Kuningan, Sumedang, Majalengka, dan Garut. Kemudian Provinsi Jawa Tengah: Cilacap, Tegal, Brebes, Sukoharjo dan Jepara. Provinsi Banten: Pandeglang dan Lebak. Provinsi Kepulauan Riau: Natuna dan Meranti. (Awl).

Edisi Mei / 2015

Page 7: DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

7

ayap tak ubahnya tamu tak diundang. RDatang tanpa tanda, tanpa suara, langsung menyerang bangunan, tiba-tiba

ambruk. Itu sebuah gambaran betapa dahsyatnya serangan rayap terhadap bangunan. Demikian dikatakan Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr Dodi Nandika, saat menjadi narasumber dalam dialog pakar di RRI Bogor, beberapa waktu lalu. "Kami menduga pada tahun ini, kerugian secara ekonomis akibat serangan rayap pada bangunan rumah di Indonesia sebesar 8,68 triliun rupiah. Sedangkan pada bangunan gedung lainnya sebesar 10 triliun rupiah,” ujar Prof Dodi. Prof Dodi menjelaskan, rayap sering menyusup masuk ke dalam rumah atau bangunan gedung, kemudian merusak berbagai komponen bangunan yang terbuat dari kayu. Bahkan mereka juga sering merusak benda-benda berharga yang ada di dalamnya. Rayap yang hidup di bumi ini ada sekitar 2.000 spesies, tetapi hanya sedikit (kurang dari 100 spesies) yang berperan sebagai hama. Di balik keganasannya, rayap merupakan sahabat manusia. Mereka berperan sebagai pengurai (decomposer) yang merombak dan mendaur ulang sampah organik, tunggak pohon, serasah, dan bahan organik lainnya menjadi partikel-partikel an-organik seperti karbon, nitrogen, sulfur, dan fosfor. Melalui proses tersebut bukan saja sampah organik yang dimusnahkan tetapi juga kandungan hara di dalam tanah diperkaya. Mereka mengembalikan nutrisi yang terkandung dalam organik ke dalam tanah. Mereka bisa disebut sebagai penyubur tanah. (wly)

Edisi Mei / 2015

Prof.Dr Dodi Nandika�Di�Balik�Ganasnya�Rayap,�Dia�Sahabat�Manusia

Citra penganan tempe tidak begitu bagus sebelum ada laporan bahwa ditemukan beberapa keuntungan dari segi gizi dan khasiat medis dalam beberapa penelitian ilmiah. Harga tempe yang relatif murah, rasa yang enak, kandungan gizi yang tinggi, potensi medis yang dimiliki, serta kemampuan untuk diolah menjadi berbagai bahan makanan, telah menjadikan tempe semakin populer. Dilaporkan bahwa kandungan zat penting lain yang terdapat pada tempe adalah zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, vitamin E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas

yang dapat menyebabkan tumor, kanker, penuaan dan kematian sel. Radikal bebas dapat berasal dari makanan sehari-hari yang kita makan atau dari reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Hal ini disampaikan Prof.Dr Made Astawan, Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Forum Tempe Indonesia dalam dialog pakar di RRI Bogor, belum lama ini. Prof Made mengatakan, secara umum kandungan protein, lemak dan karbohidrat tempe tidak terlalu berbeda dengan kedelai. Akan tetapi karena adanya enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah untuk dicerna dibandingkan kedelai. Oleh karena itu tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia). Rumah TempeKonon, rendahnya citra tempe dipicu oleh ungkapan “jangan jadi bangsa tempe”. Bisa jadi karena dulu pengolahan tempe masih tradisional seperti diinjak-injak dengan kaki, tapi kini pengolahan tempe sudah modern dan menggunakan alat-alat produksi yang anti karat dan berbahan stainless steel, para pekerja juga memakai seragam yang serba bersih. Citra modern ini sengaja dimunculkan oleh para peneliti IPB, salah satunya oleh Prof Made Astawan selaku salah satu penggagas Rumah Tempe. Rumah Tempe yang berlokasi di Kota Bogor ini kini menjadi banyak rujukan oleh pengrajin dan pengusaha tempe di seluruh tanah air bahkan manca negara. Sebagai rujukan rumah produksi tempe yang menjamin kualitas produksi, Rumah Tempe juga menyelenggarakan training yang dapat diikuti oleh para pengrajin tempe. Olahan tempe yang dikonsumsi dalam bentuk keripik, botok, sambal goreng, dan lain-lain, disebut sebagai tempe generasi I. Khasiat tempe yang sangat besar, baik dari segi gizi maupun medis, telah mendorong berkembangnya produk tempe generasi II dan generasi III. Tempe generasi II biasanya meliputi tepung tempe, bubur bayi, susu tempe, biskuit, es krim, burger, sosis, berbagai minuman instan, cookies, dan produk lain yang tidak lagi mempunyai bentuk dan rasa khas tempe. Sedangkan produk generasi III berbentuk komponen-komponen aktif yang berguna untuk kesehatan, seperti antioksidan pencegah kanker, senyawa penurun kolesterol darah, isoflavon dan saponin yang mempunyai aktivitas antivirus. Komponen-komponen aktif ini dapat dikapsulkan dan dijual sebagai makanan sehat atau food supplement. Tempe menjadi pangan tren dunia, terutama Jepang dan Australia. 200 juta vegetarian di dunia juga menggemari produk fermentasi kedelai ini. (wly).

Prof.Dr�Made�Astawan:�Tempe�Mampu�Hentikan�

Reaksi�Pembentukan�Radikal�Bebas

Page 8: DOKUMEN PESONA LINGKAR KAMPUS BULAN MEI TAHUN 2015 ...

8 Edisi Mei / 2015

Puluhan Mahasiswa UBC Canada Belajar di Desa Lingkar Kampus IPB

Program Studi I lmu Ekonomi Sekolah Pascasarjana (SPS) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan The University of British Columbia (UBC) Canada mengadakan kegiatan program “Summer Course” tahun 2015. Kegiatan summer course dilaksanakan selama satu bulan, yakni 4-29 Mei 2015. Sebanyak 32 orang mahasiswa UBC Canada diterima oleh Wakil Rektor bidang Riset dan Kerjasama IPB, Prof.Dr Anas Miftah Fauzi, Senin (4/5) di Ruang Sidang Rektor Gedung Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Dramaga Bogor. Dalam sambutannya, Prof Anas Miftah Fauzi mengatakan, kerjasama summer course dengan UBC Canada harus terus ditingkatkan untuk memperkuat kelembagaan, terutama bidang riset dan pendidikan. Harapannya mahasiswa dari UBC Canada dapat tukar menukar ilmu pengetahuan, sehingga kedua belah pihak bisa saling mendapat manfaat.

Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi SPS IPB, Dr Nunung Nuryartono menjelaskan, “Kegiatan ini merupakan tahun kedua dimana mahasiswa UBC Canada datang ke Bogor (IPB) bersama-sama belajar dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama UBC Canada dengan IPB, memberikan pemahaman lebih dari mahasiswa UBC Canada tentang Indonesia, dan harapannya sebaliknya ada mahasiswa Indonesia yang bisa datang dan mau belajar di UBC Canada”. Dosen UBC Canada, Dr. Christopher Bennett mengatakan, mahasiswa UBC Canada yang berjumlah 32 orang akan dibagi lima kelompok. Mereka akan belajar dan berkunjung ke desa-desa binaan IPB di 17 desa lingkar kampus, di sana mereka akan mengunjungi tempat-tempat seperti perikanan, peternakan, pertanian, tanaman obat keluarga, dan produk-produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Kemudian diakhiri dengan kuliah, dimana mahasiswa dari UBC Canada akan presentasi setelah belajar dan melihat desa-desa binaan IPB. (Awl)

Foto bersama di halaman rektorat Kampus IPB Dramaga