Dokumen KTSP Revisi
description
Transcript of Dokumen KTSP Revisi
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DINAS PENDIDIKAN SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG
Alamat: Banta-Bantaeng Kelurahan Pallantikang Kec. Maros Baru Kab. Maros Tlp3881250
PENETAPAN DAN PENGESAHANNOMOR : /421.3/SMP.26/X/2014
Setelah memperhatikan pertimbangan dari komitesekolah, maka dengan ini Kurikulum SMPN 26 Pallantiang Kab. Maros, disahkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2014/2015, pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan ditinjau ulang yang akhirnya akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan KTSP untuk tahun berikutnya.
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG
Ditetapkan di : M a r o s Pada tanggal : 31 Oktober 2014
Oleh :
Komite Sekolah, Kepala Sekolah,
M. Husain Ali, S. PdI Dg. Liong Muhammad Akib, S. Pd. K e t u a NIP 19631231 198803 1 155
Mengetahui,Pengawas Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan Maros
H. Nurdin, S. Pd, M. Pd Ashar Paduppa, S. SosNIP 19600928 198403 1 006 Pangkat : Pembina Utama Muda
NIP : 19560811 198212 1 002
KATA PENGANTAR
Kurikulum ini dimaksudkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan,
dan peserta didik. Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah mengembangkan kurikulum
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Satandar Isi (SI) dan berpedoman
kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Satuan Pendidikan SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Maros telah melakukan uji coba
kurikulum 2004 secara menyeluruh dan mampu secara mandiri mengembangkan
kurikulumnya berdasarkan SKL, SI dan Panduan Umum.
SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Maros menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada para guru SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Maros, tim penyusun
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Komite Sekolah, dan Dinas Pendidikan
Kabupaten Maros. Berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari mereka, Dokumen Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ini dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.
Maros, 31 Oktober 2014
Kepala Sekolah,
Muhammad Akib, S. Pd. NIP 19631231 198803 1 155
ii
DAFTAR ISI
Pengesahan
Kata Pengantar
i
ii
Daftar Isi 0
I. PENDAHULUAN 1
A. Rasional 1
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 2
C. Tujuan 5
II. KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 6
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan 6
B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 6
1. Mata Pelajaran 7
2. Muatan Lokal 9
3. Kegiatan Pengembangan Diri 9
4. Pengaturan Beban Belajar 11
5. Ketuntasan Belajar 12
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 13
7. Kalender Pendidikan 13
III. LAMPIRAN 18
1. Silabus
2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
iii
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Sekolah Menengah Pertama Negeri 26 Satu Atap
Pallantikang
BAB IPendahuluan
A. Rasional
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Memasuki tahun kedelapan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada tahun pertama di SMPN 26 Satap Pallantikanag pada tahun pelajaran 2014/2015 ternyata belum sepenuhnya mencapai standar pelaksanaan KTSP sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 23 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peratutran Menteri Pendidikan Nasional RI No 24 Tahun 2006 tantang Pelaksanaan PP no. 23 Tahun 2006(diperbaaiki melalui Permendiknas no. 6 taahun 2008) sebagai dasar pelaksanaan KTSP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 19 tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 41 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
1
Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua berupa Model KTSP.
Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan kurikulumnya berdasarkan SKL, SI dan Panduan Umum. Untuk itu Panduan Umum diterbitkan lebih dahulu agar memungkinkan satuan pendidikan tersebut, dan juga sekolah/madrasah lain yang mempunyai kemampuan, untuk mengembangkan kurikulum mulai tahun ajaran 2006/2007.
B. Dasar HukumDasar Hukum Pengembangan Kurikulum ini adalah:
1. Undang-Undang No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan3. Peraturan pememrintah No. 74 Tahun 2008 Tentang guru4. Peraturan pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan5. Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atyas Peraturan
Pememrintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
6. Peraturan Pememrintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
7. Hasil Pelatihan Pengembangan Keprofesian Kepala Sekolah/Madrasah serta Pengawas Sekolah/Madrasah Tahun 2014 tanggal 06 s/d 10 Oktober 2014
C. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
2
Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah/madrasah.
Sekolah/madrasah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan
perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu misalnya
menyangkut: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) globalisasi yang
memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta
tempat, (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral
manusia, (5) berubahnya pola oikir masyarakat dan orang tua ke arah yang lebih positif
terhadap pendidikan. (6) era AFTA.
Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh sekolah/madrasah, sehingga
visi sekolah/madrasah sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain
merupakan citra moral yang menggambarkan profil sekolah/madrasah yang
diinginkan di masa datang. Namun demikian, visi sekolah/madrasah harus tetap
dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi juga harus memperhatikan dan
mempertimbangkan (1) potensi yang dimiliki sekolah/madrasah, (2) harapan
masyarakat yang dilayani sekolah/madrasah.
Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders) hendaknya diajak
bermusayawarah, sehingga visi sekolah/madrasah mewakili aspirasi berbagai
kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan,
siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk
mewujudkannya. Adapun Misi dan Misi Sekolah SMPN 26 Satu Atap Pallantikang
adalah :
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG
3
A. V I S I
“CERDAS, BERIMAN, DAN BERTAQWA”
I n d i k a t o r
1. Meningkatnya proses pembelajaran
2. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia pendidik dan tenaga
kependidikan.
3. Meningkatnya pengembangan kurikulum
4. Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan
5. Terwujudnya peningkatan mutu lulusan dalam bidang akademik maupun non
akademik
6. Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peningkatan
mutu kelembagaan.
7. Terjalinnya program penggalangan pembiayaan sekolah.
8. Unggul dalam prestasi akademik, non akademik dalam imtaq.
B. M I S I
1. Melaksanakan pengembangan kurikulum :
a. Melaksanakan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
b. Melaksankan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua mata
pelajaran.
c. Melaksanakan pengembangan silabus.
d. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
e. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.
2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan secara optimal.
a. Melaksanakan pengembangan metode pembelajaran.
b. Melaksanakan pengembangan strategi pembelajaran
c. Melaksanakan pengembangan strategi penilaian.
d. Melaksanakan pengembangan bahan ajar/sumber pembelajaran
4
e. Melaksanakan Pengembangan Perangkat/ Model-Model Pembelajaran
f. Melaksanakan program evaluasi pembelajaran
3. Mengembangkan profesionalisme guru dan pegawai
a. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan
b. Melaksanakan peningkatan kompetensi guru
c. Melaksanakan peningkatan kompetensi TU dan tenaga kependidikan lainnya
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada guru, TU dan tenaga kependidikan
lainnya.
4. Melaksanakan Rencana Induk Pengembangan Fasilitas Pendidikan
a. Mengadakan media pembelajaran
b. Mengadakan sarana prasarana pendidikan.
c. Menata lingkungan belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif.
5. Melaksanakan Pengembangan/Peningkatan Standar Ketuntasan dan
Kelulusan.
6. Melaksanakan Pengembangan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah.
a. Mengadakan kelengkapan administrasi sekolah melalui sistem administrasi
sekolah terpadu.
b. Melaksanakan MBS.
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
d. Melaksanakan supervisi klinis.
e. Melaksanakan akses website sekolah.
f. Menyusun RPS/RKS.
g. Menyusun EDS
7. Melaksanakan Program Penggalangan dana untuk pembiayaan sekolah .
a. Melaksanakan Usaha Peningkatan Penghasilan Sekolah
b. Pendayagunaan Potensi Peserta didik dan potensi sekolah (Lingkungan
sekitar sekolah)
5
c. Melaksanakan Program Subsidi Silang.
8. Menata lingkungan sekolah denga baik.
9. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan keagamaan dengan baik.
10. Menumbuhkan minat baca, bakat , kreatifitas ,dan produktifitas siswa.
a. Menyiapkan siswa melalui kegiatan pengembangan bidang akademis, non
akademis dan imtaq.
b. Mengikuti kegiatan lomba akademis dan non akademis, serta kegiatan
keagamaan .
C. T U J U A N
1. Sekolah Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2. Mengembangkan RPP untuk kelas VII, VIII, dan IX semua mata pelajaran.
3. Prestasi dibidang ekstrakurikuler pada tingkat propinsi Sumatera Barat
minimal pada 2 jenis kegiatan ekstrakurikuler
4. Sekolah Mencapai Standar Isi (Kurikulum) pada tahun 2008.
5. Memanfaatkan TIK dalam proses belajar mengajar, penilaian, dan sistem
administrasi Melaksanakan pendekatan belajar tuntas.
6. Melaksanakan pembelajaran inovatif.
7. Memiliki siswa yang kreatif dan inovatif.
8. Memiliki siswa yang bermoral, berkarakter,ber tatakrama, serta sopan santun.
9. Sekolah memiliki/mencapai standart sarana/prasarana/fasilitas yang kondusif
pada tahun 2015.
10. Terbentuknya ikatan alumni yang aktif.
11. Sekolah memiliki/mencapai standart pencapaian ketuntasan
kompetensi/prestasi/ lulusan.
12. Sekolah memiliki/mencapai standart pembiayaan sekolah.
13. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) secara konsisten.
14. Memiliki Pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, berdaya guna
6
dan berhasil guna demi kemajuan pendidikan secara keseluruhan.
BAB III
KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
7
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping
itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum.
1. Mata pelajaran
Struktur Kurikulum SMP/MTs
Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX.
Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri seperti tertera pada Tabel 1.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik.
8
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu”
dan “IPS Terpadu”.
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum
empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-37 minggu.
2. Struktur dan Muatan Kurikulum SMPN 26 Satu Atap Pallantikang
SMPN 26 Satu Atap Pallantikang sebagai sebuah lembaga penyelenggara kegiatan
pembelajaran pada tahun pembelajaran 2014/ 2015 melaksanakan dua jenis kurikulum,
yaitu kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Bagi tingkat kelas VII dan VIII diberlakukan
Kurkulum 2013 dan bagi kelas IX diberlakukan kurikulum 2006. Daftar mata pelajaran dan
alokasi jam tatap muka perminggu disesuiakan dengan ketentuan yang ada.
Adapun Struktur Program Mata Pelajaran SMPN 26 Satu Atap Pallantikang
adalah :
Muatan Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII
Komponen Kelas dan Alokasi WaktuVII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya(Trermasuk Muatan Lokal) 3 3
9
3. Pendidikan Jasmani, Olah raga, dan Kesehatan (Termasuk Muatan Lokal)
3 3
4. Prakarya (Termasuk Muatan Lokal)2 2
Jumlah 38 38
Tabel 1
Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan kstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka(Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas
mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan,
dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan
oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh
pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
Muatan Kurikulum 2006 Untuk Kelas IX
KomponenKelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Bahasa Inggris 4
5. Matematika 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
8. Seni Budaya 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2
10
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi 2B. Muatan Lokal
Baca Tulis Al-Qur’an
PPLH
Bahasa Daerah(Tulis Lontara’)
22-
C. Pengembangan Diri 2*
Jumlah 34
Tabel 2
3. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada
mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya,
seperti bahasa Inggris di SD, dan TIK di SMP. Muatan lokal merupakan mata
pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah
dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau
dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
Khusus daerah Maros Muatan lokal yang dikembangkan adalah Baca Tulis
Al-Qur’an, PPLH dan Bahasa Daerah(Tulis Lontara’) Serta Tadarus Alquran,
mengingat bahwa hal ini adalah merupakan anjuran dari pemerintah daerah
(no.233/KPTS/420/VII/2011) diharuskan tidak ada lagi dijumpai anak-anak didik kita
yang buta dengan Aksara Al-qur’an dan begitu pula di Pallantikang khususnya
pemerintah diharapkan memiberikan bantuan berupa fasilitas pendukung sehingga
muatan lokal menjadi pilihan yang lebih efekti untuk mencapai tujuan yang
diinginkan oleh pemerintah dan masyarakat.
11
4. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan
ekstrakurikuler, seperti tadarrusan Alquran, kepramukaan, kepemimpinan,
kelompok seni-budaya, kelompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja.
Pada sekolah menengah kejuruan, pengembangan diri terutama ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Pada satuan pendidikan khusus, pengembangan diri lebih menekankan pada
peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus
peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran.
12
TINDAK LANJUT
Gr. MP
WK
Gr. BKKS
PERENCANAAN
Gr. MP WK
Gr. BK
KS
Gr. MP
WK
Gr. BK
KS
PENILAIAN
PELAKSANAAN
Gr. MP
WK Gr. BK
ALUR KERJA PENGEMBANGAN DIRI
SISWASISWA
KOMITE & ORTU
LINGKUNGAN
13
BAB IV
Pengaturan Beban Belajar
A. Sistem Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengolahan program pendidikan
yang berlaku di satuan pendidikan. Pengaturan beban belajar di SMPN 26 Satu Atap
Pallantikang dengan sistem paket yang didasarkan pada struktur dan muatan kurikulum
dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Beban belajar tetap adalah 38 jam pelajaran per minggu untuk kurikulum 2013 dan
36 jam pelajaran untuk kurikulum 2006
Alokasi waktu 40 menit untuk setiap mata pelajaran
Kelas
Satu jam pembelajaran
tatap muka (menit)
Jumlah jam-pel/
minggu
Hari Efektif per tahun
Jumlah jam per tahun (@ 60
menit)
VII, VIII 40 38 180 6840
IX 40 36 180 6480
B. Beban Belajar
Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri (KM) yang merupakan bagian
dari kegiatan tatap muka. PT dan KM dialokasikan waktu 50 % dari waktu jam
kegiatan tatap muka. PT dibuat oleh guru dan waktu penyelesaiannya juga
ditentukan oleh guru. PT bisa berupa pemberian soal, penyelesaian proyek dan
sebagainya. Sedangkan KM dibuat oleh guru dan waktu penyelesaian ditentukan
oleh siswa dengan persetujuan guru. KM diberikan dalam bentuk pengayaan bagi
siswa baik soal-soal, analis materi dan sebagainya.
14
C. Beban Belajar Tambahan
Pelaksanaan tambahan jam belajar pada MTs. Annida Al Islamy dilaksanakan
karena dua hal, yaitu;
o akibat peralihan kurikulum bagi siswa kelas VII yang naik tingkat kekelas VIII,
dimana semasa kelas VII melaksanakan kurikulum 2006 sementara dikelas
VIII melaksanakan kurikulum 2013 sehingga terdapat materi yang seharusnya
dipelajaran pada kelas VII namun baru diberikan pada kelas VIII. Kegiatan
beban belajar tambahan dilksanakan diluar kegiatan jam pembelajaran
reguler, yaitu sore hari setelah jam siswa pulang. Kegiatan beban belajar
tambahan ini diusulkan oleh guru mata pelajaran dan ditetapkan oleh Kepala
Sekolah.
o Perluasan dan penajaman kajian materi pada mata pelajaran Ilmu
Pengatahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan bahasa Indoensia bagi
siswa kelas IXyang mengakibatkan penambahan beban jam belajar.
Pertimbangan yang memugkinkan untuk tujuan dimaksud adalah;
a. Tersedianya sumber tenaga pengajar
b. Alokasi penambahan beban jam pelajaran ssesuai dengan ketentuan yang
berlaku
c. Disetujui oleh orang tua siswa
Pengaturan Ketuntasan Belajar, Kenaikan kelas, Uji Kompetensi dan Kelulusan
1. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, satuan pendidikandapat menetapkan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung,
dan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan
pembelajaran.
SMPN 26 Satu Atap Pallantikang secara bertahap dan berkelanjutan selalu
mengusahakan peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai
ketuntasan ideal.
15
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh
karena itu, KKM mata pelajaran pun berbeda. Berdasarkan analisis tiap indikator dan
kompetensi dasar, maka ditetapkan KKM sebagai berikut:
a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SMP baik kategori standar maupun mandiri.
Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP
dan MTs kategori mandiri,
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap
penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam
Standar Isi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SMP 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur untuk SMP yang menggunakan sistem SKS mengikuti aturan
16
sebagai berikut: Satu SKS pada SMP terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan
kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal. Ketuntasan Belajar SMPN 26 Satu Atap Pallantikang adalah
Sebagai beriukut :
KKM MATA PELAJARAN SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANGTAHUN PELAJARAN 2014/ 2015
Kurikulum 2006 MATA PELAJARAN
IXA. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 70
2. Pendidikan Kewarganegaraan 65
3. Bahasa Indonesia 70
4. Bahasa Inggris 75
5. Matematika 60
6. Ilmu Pengetahuan Alam 60
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 70
8. Seni Budaya 60
9. Pendidikan Jasmani, Orkes 75B. Muatan Lokal 65
C. Pengembangan Diri - Tabel 3
17
Kurikulum 2013
MATA PELAJARANNILAI
SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAN
KELOMPOK A
Pendidikan agama dan Budi pekerti B 3,00 3,00
Pendd. Kewarganegaraan B 2,90 2,90
Bahasa Indonesia B 2,85 2,85
Matematika B 2,70 2,70
Ilmu Pengetahuan Alam B 2,85 2,85
Ilmu Pengetahuan Sosial B 2,80 2,80
Bahasa Inggris B 2,70 2,70
KELOMPOK B
Seni Budaya B 3,00 3,00
Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan B 3,20 3,20
Prakarya B 3,00 3,00
Tabel 4
18
Pedoman pengkonversian penilaian kuantitatif ke penilaia kulitatatif, rujukan yang
dipakai adalah tabel berikut;
SKALA
0 - 100
SKALA
1 - 4PREDIKAT
NILAI PENGETAHUAN
DAN KETERAMPILAN
NILAI SIKAP
86 - 100 4,00 A 4,00SB
81 - 85 3,66 A- 3,66
76 - 80 3,33 B+ 3,33
B71 - 75 3,00 B 3,00
66 - 70 2,66 B- 2,66
61 - 65 2,33 C+ 2,33
C56 - 60 2,00 C 2,00
51 - 55 1,66 C- 1,66
46 - 50 1,33 D+ 1,33K
0 - 45 1,00 D 1,00
Tabel 5
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran hingga KKM ideal 100 % dapat tercapai
maka upaya yang dilakukan sekolah antara lain :
1. Mendorong guru mandiri dalam menyusun perencanaan mengajar dan bahan
ajar
2. Melengkapi pustaka sekolah dengan buku referensi
3. Melengkapi pustaka sekolah dengan buku paket
4. Melengkapi dan menambah sarana dan prasarana sekolah seperti, labor
bahasa, labor komputer, labor IPA, ruang multimedia, workshop seni dan
keterampilan
5. “Upgrade” pengetahuan guru melalui MGMP, penataran, lokakarya, seminar,
diklat, pendidikan lanjutan
6. Pemanfatan TIK dalam pembelajaran
19
7. Penggunaan PAIKEM dalam pembelajaran
8. Mendorong guru melaksanakan pembuatan PTK
9. Perbaikan manajemen sekolah
10. Penyempurnaan program penilaian secara terus menerus
11. Pengambilan keputusan berbasis data
2. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kriteria Naik Kelas
Kurikulum 2006 ( Kelas IX )
Syarat Kehadiran
a. Absen maksimal 10% dari hari belajar atau
b. Tidak ada absen berturut-turut 10 hari belajar
Syarat Nilai Rapor
a. Nilai di rapor yang dibawah KKM maksimal 4 buah untuk 2 semester dan pada
semester genap maksimal 3 buah dibawah KKM bagi peserta didik kelas IX
b. Tidak ada nilai di rapor yang kosong baik semester ganjil maupun genap
c. Nilai Rapor adalah Nilai Semester
Syarat Tingkah Laku, harus masuk ketegori baik
Kurikulum 2013 ( Kelas VII dan Kelas VIII )
Nilai Sikap minimal Baik ( B )
Syarat Kehadiran
a. Absen maksimal 10% dari hari belajar atau
b. Tidak ada absen berturut-turut 10 hari belajar
Syarat Nilai Rapor
a. Nilai di rapor yang dibawah KKM maksimal 3 buah untuk 2 semester dan pada
semester genap maksimal 2 buah dibawah
b. Tidak ada nilai di rapor yang kosong baik semester ganjil maupun genap
20
c. Nilai Rapor adalah Nilai Semester
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan
kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; dan
d. Lulus Ujian Nasional
21
BAB V
Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
rta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Setiap permulaan tahun pelajaran, sekolah/madrasah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran
yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah
mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan pese
Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut:
- permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran
telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya.
- minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif
belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
- waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
- waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang
22
terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota,
dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
- waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
- libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
- sekolah/madrasah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
- bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan
waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
- Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.
23