2 Dokumen 1 Ktsp Mts Darussalafi Ok

105
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum pendidikan dasar dan menengahpun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

description

KTSP

Transcript of 2 Dokumen 1 Ktsp Mts Darussalafi Ok

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke

desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa

aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum

pendidikan dasar dan menengahpun menjadi perhatian dan pemikiran-

pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa

kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang

dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang

disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai

dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun

2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar

dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta

berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.

MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan sebagai satuan pendidikan

menengah di lingkungan Kementerian Agama perlu menyusun KTSP

Madrasah Tsanawiyah yang mengacu pada standar nasional pendidikan.

Penyusunan KTSP MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan ini

dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Melalui

KTSP ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di MTs

Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan sesuai dengan karakteristik, potensi,

dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan

seluruh warga madrasah yang terdiri atas unsur madrasah, komite madrasah,

di bawah koordinasi dan supervisi dari Mapenda Kementerian Agama

Kabupaten Bangkalan.

Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan

menjadi kenyataan apabila terlaksana di lapangan dalam proses pembelajaran

yang baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya

berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan

kreativitas anak. Dalam hal ini para pelaksana kurikulumlah (para pendidik)

yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses pembelajaran. Para

pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas dasar

kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah menengah hendaknya

bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas

anak, efektif, demokratis, menantang, dan menyenangkan. Dengan spirit

seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi

penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di MTs Darussalafi Balung

Arosbaya Bangkalan.

Dokumen KTSP MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan ini secara

keseluruhan mencakup :

1. struktur dan muatan kurikulum;

2. beban belajar murid;

3. kalender pendidikan;

4. silabus dan

5. rencana pelaksanaan pembelajaran.

B. Landasan Penyusunan KTSP

1. Landasan Filosofis

Madrasah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-

nilai budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki

nilai-nilai budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup

berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar

filosofis dalam pengembangan kurikulum madrasah. Madrasah sebagai

bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi sosial

dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi

pertimbangan dalam penentuan struktur kurikulum madrasah ini.

2. Landasan Yuridis

a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban

serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara

memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia

dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam

mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ”Pendidikan

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat (2),

“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai

dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan

komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas

pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

tentang Desentralisasi pengelolaan pendidikan.

Pemerintah daerah yang menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan

wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan

pendidikan yang semula sentralistik berubah menjadi desentralistik.

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diberikan kewenangan

untuk mengelola pendidikan, seperti dalam penyusunan dan

pelaksanaan kurikulum di satuan kerja masing-masing.

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Sistem Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB,

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat

dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat,

peserta didik”.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007

tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan

nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan

Standar Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi

atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar

dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.

f. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2008

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan

Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan

Madrasah Aliyah

g. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor:

DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006, tentang

Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa madrasah dapat

meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum

dengan standar yang lebih tinggi.

C. Tujuan Pengembangan KTSP

Penyusunan KTSP ini sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua

potensi yang ada di daerah dan untuk meningkatkan kualitas MTs Darussalafi

Balung Arosbaya Bangkalan, baik dalam bidang akademis maupun

nonakademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek

yang dilandasi imtaq.

D. Prinsip Pengembangan KTSP

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kurikulum ini

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia;

Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan

kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang

memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman

dan taqwa serta akhlak mulia

2. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya;

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta

didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

3. Beragam dan terpadu;

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa

membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial

ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan

wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,

serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan

tepat antarsubstansi.

4. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni;

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu

semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

5. Relevan dengan kebutuhan kehidupan;

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan

keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,

keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan

keniscayaan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan;

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan

secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

7. Belajar sepanjang hayat;

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan

formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan

tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan

manusia seutuhnya.

8. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

(Kepala Madrasah, Guru, Karyawan, Murid ) dan pemangku kepentingan

lain (Komite Madrasah, Orang Tua Murid, Masyarakat, Lembaga-lembaga

lain).

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN MADRASAH

A. Tujuan Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan adalah

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan tersebut berlandaskan pada antara lain:

1. Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 alinea IV

2. Permen No. 22 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan mata

pelajaran dan kompetensi dasar mata pelajaran (Standart Isi)

3. Permen No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan Madrasah

Tsanawiyah dan Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran

4. Permenag No. 2 tahun 2008 tentang penetapan Standar Isi dan Standar

Kompetensi Lulusan dalam Bidang Keagamaan di Satuan Pendidikan

SMP/MTs

5. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2009 tentang Petuntuk Teknis

Pelaksanaan Pengembangan KTSP untuk SMP/MTs

B. Visi Madrasah Tsanawiyah Darussalafi Balung Arosbaya

Bangkalan

” Bertaqwa, Cerdas, Trampil, Disiplin, Sehat, Berwawasan Lingkungan dan

Cinta Tanah Air ”

Indikator:

1. Prestasi dalam bidang Agama

2. Prestasi dalam bidang akademik dan non akademik

3. Prestasi dalam bidang IPTEK dan IMTAQ

4. Bersikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari

5. Berpola hidup sehat jasmani dan rohani

6. Terwujudnya lingkungan yang aman, asri, indah, produktif, dan inovatif

7. Mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

C. Misi Madrasah Tsanawiyah Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

1. Meningkatkan ketaqwaan serta terbentuknya jiwa dan perilaku Islami.

2. Mengembangkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Menyenangkan

dan Islami (PAIKEMI).

3. Meningkatkan mutu pendidikan di bidang akademik dan non akademik.

4. Melestarikan dan mengembangkan olah raga, seni, dan budaya

5. Meningkatkan ketrampilan dalam bidang IPTEK

6. Menanamkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari

7. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, asri, indah, produktif, dan

inovatif

8. Mampu mengembangkan sikap dan kepribadian untuk bangsa dan negara

D. Tujuan Madrasah Tsanawiyah Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

Secara khusus tujuan pendidikan di MTs. Darussalafi Balung Arosbaya

Bangkalan adalah :

1. Meningkatkan prestasi dalam bidang agama dan mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari

2. Membekali siswa mampu membaca dan menulis Al-Qur’an.

3. Membiasakan siswa melakukan sholat berjamaah.

4. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan berbagai pendekatan,

diantaranya CTL, PAIKEMI, dan pembelajaran berbasis masalah (PBM)

serta layanan bimbingan konseling.

5. Mewujudkan peningkatkan prestasi nilai rata-rata mapel UN 0,5 setiap

tahunnya

6. Meraih kejuaraan olimpiade khususnya pada mata pelajaran UN

dalam 10 besar tingkat kabupaten.

7. Melestarikan budaya daerah melalui MULOK bahasa Madura

sesuai dengan konteks atau lingkungannya.

8. Meraih kejuaraan bidang olah raga dan seni tingkat Kelompok

Kerja Madrasah (KKM).

9. Menjadikan siswa mampu mengakses berbagai informasi yang

positif.

10. Membekali siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya.

11. Membudayakan gemar membaca.

12. Membiasakan siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian

lingkungan hidup.

13. Mengembangkan kepribadian sesuai dengan budaya dan karakter

bangsa.

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata

pelajaran sebagai berikut ini:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

4. Kelompok mata pelajaran estetika;

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-

masing seperti yang tertuang dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) pasal 6 ayat (1) dan pasal 7 berikut:

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No Kelompok Mapel

Cakupan Melalui

1. Agama dan

Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia

dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik

menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta

berakhlak mulia. Akhlak

mulia mencakup etika, budi

pekerti, atau moral sebagai

perwujudan dari pendidikan

agama.

Kegiatan keagamaan,

pembelajaran

kewarganegaraan dan

pembinaan kepribadian/

akhlak mulia,

pembelajaran ilmu

pengetahuan dan

teknologi, estetika,

jasmani, olahraga dan

kesehatan, dan

pengembangan diri/

ekstrakurikuler

2. Kewarganega- Kelompok mata pelajaran Kegiatan keagamaan,

No Kelompok Mapel

Cakupan Melalui

raan dan

Kepribadian

kewarganegaraan dan

kepribadian dimaksudkan

untuk peningkatan kesadaran

dan wawasan peserta didik

akan status, hak, dan

kewajibannya dalam

kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara,

serta peningkatan kualitas

dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan

termasuk wawasan

kebangsaan, jiwa dan

patriotisme bela negara,

penghargaan terhadap hak-hak

asasi manusia, kemajemukan

bangsa, pelestarian

lingkungan hidup, kesetaraan

gender, demokrasi, tanggung

jawab sosial, ketaatan pada

hukum, ketaatan membayar

pajak, dan sikap serta perilaku

anti korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

pembinaan

kepribadian/akhlak

mulia, pembelajaran

kewarganegaraan,

bahasa, seni dan

budaya, dan pendidikan

jasmani, dan

pengembangan

diri/ekstrakurikuler

3. Ilmu

Pengetahuan

dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran

ilmu pengetahuan dan

teknologi pada SMP/MTs/

SMPLB dimaksudkan untuk

Kegiatan pembelajaran

bahasa, matematika,

ilmu pengetahuan alam,

ilmu pengetahuan

No Kelompok Mapel

Cakupan Melalui

memperoleh kompetensi dasar

ilmu pengetahuan dan

teknologi serta

membudayakan berpikir

ilmiah secara kritis, kreatif

dan mandiri.

sosial,

keterampilan/kejuruan,

dan/atau teknologi

informasi dan

komunikasi, serta

muatan lokal yang

relevan.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran

estetika dimaksudkan untuk

meningkatkan sensitivitas,

kemampuan mengekspresikan

dan kemampuan

mengapresiasi keindahan dan

harmoni. Kemampuan

mengapresiasi dan

mengekspresikan keindahan

serta harmoni mencakup

apresiasi dan ekspresi, baik

dalam kehidupan individual

sehingga mampu menikmati

dan mensyukuri hidup,

maupun dalam kehidupan

kemasyarakatan sehingga

mampu menciptakan

kebersamaan yang harmonis.

Kegiatan bahasa, seni

dan budaya,

keterampilan, dan

muatan lokal yang

relevan, dan

pengembangan diri/

ekstrakurikuler

5. Jasmani,

Olahraga dan

Kesehatan

Kelompok mata pelajaran

jasmani, olahraga dan

kesehatan pada SMP/MTs/

SMPLB dimaksudkan untuk

Kegiatan pendidikan

jasmani, olahraga,

pendidikan kesehatan,

ilmu pengetahuan alam,

No Kelompok Mapel

Cakupan Melalui

meningkatkan potensi fisik

serta membudayakan

sportivitas dan kesadaran

hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk

kesadaran, sikap, dan prilaku

hidup sehat yang bersifat

individual ataupun yang

bersifat kolektif

kemasyarakatan seperti

keterbebasan dari perilaku

seksual bebas, kecanduan

narkoba, HIV/AIDS, demam

berdarah, muntaber, dan

penyakit lain yang potensial

untuk mewabah.

dan muatan lokal yang

relevan, dan

pengembangan diri/

ekstrakurikuler

Struktur kurikulum yang digunakan di MTs Darussalafi Balung Arosbaya

Bangkalan merujuk pada Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 dan Permenag

No. 2 Tahun 2008 yang didalamnya dijelaskan bahwa struktur kurikulum MTs

meliputi subtansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan

selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas IX.

Tabel 2. Struktur Kurikulum berdasarkan Permen Diknas Nomor 22 tahun

2006 dan Permenag No. 2 Tahun 2008

KomponenKelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IXA. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Qur’an Hadist 2 2 2

b. Aqidah Ahlaq 2 2 2

c. Fiqih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Arab 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 4

6. Matematika 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

9. Seni Budaya 2 2 2

10. Pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan2 2 2

11. Ketrampilan / TIK 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2 2 2

Jumlah 42 42 42

Struktur kurikulum MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan

selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. struktur kurikulum

disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata

pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kurikulum MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan memuat

17 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri seperti tertera

pada Tabel 2.

b. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs.

Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan terdiri atas Qur’an Hadist,

Aqidah Ahlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan mata pelajaran

Bahasa arab

c. Substansi mata pelajaran IPA terdiri dari biologi dan fisika dan IPS

terdiri dari geografi, ekonomi, dan sejarah

d. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah.

e. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi madrasah yang difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru,

atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler maupun dalam bentuk pelayanan konseling.

f. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

g. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah

34 - 38 minggu.

Adapun struktur kurikulum MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

disajikan pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Struktur Kurikulum MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan.

No KomponenKelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX1 Pendidikan Agama Islam      

a Al-Qur`an Hadits 2 2 2b Akidah Akhlak 2 2 2c Fikih 2 2 2d SKI 2 2 2

2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 23 Bahasa Indonesia 4 4 44 Bahasa Arab 4 4 45 Bahasa Inggris 4 4 46 Matematika 4 4 47 IPA      

a Biologi 4 4 4b Fisika 2 2 2

8 IPS      a Sejarah 2 2 2b Ekonomi 2 2 2c Geografi 2 2 2

9 SBK 2 2 210 Penjaskes 2 2 211 TIK 2 2 212 Mulok      

a Bahasa Daerah 2 2 213 Pengembangan diri 2)* 2)* 2)*

JUMLAH 48 48 48Keterangan:

*) : diluar jam pelajaran regular dan ekuivalen dengan 2 jam pelajaran

B. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum SMP/MTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan

dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi

muatan lokal serta pengembangan diri.

1. Mata Pelajaran Wajib

Mata pelajaran wajib yang diselenggarakan di MTs. Darussalafi Balung

Arosbaya Bangkalan terdiri atas mata pelajaran sebagai berikut:

a. Qur’an Hadist

Mata pelajaran Qur'an-Hadis MTs ini merupakan kelanjutan dan

kesinambungan dengan mata pelajaran Qur'an-Hadis pada jenjang MI

dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca Al-Qur'an-

Hadis, pemahaman surat-surat pendek, dan mengaitkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis

adalah:

1. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur'an dan hadis.

2. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an

dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi

kehidupan.

3. Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih salat,

dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan

surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca

Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah

Tsanawiyah meliputi:

1. Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu

tajwid.

2. Menerjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman,

interpretasi ayat, dan hadis dalam memperkaya khazanah

intelektual.

3. Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur

pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

b. Aqidah Akhlaq

Akidah-Akhlaq di MTs adalah salah satu mata pelajaran PAI yang

merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari

oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Secara

substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan

mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan

akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-

hari. Mata pelajaran Akidah-Akhlak bertujuan untuk:

3. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,

dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang

keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;

4. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik

dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari

ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di MTs. meliputi:

1. Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat

Allah, al-asma' al-husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah,

Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada Qadar.

2. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas ber-tauhiid, ikhlaas, ta’at,

khauf, taubat, tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukur, qanaa’ah,

tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif,

produktif, dan pergaulan remaja.

3. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah,

putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah,

fitnah, dan namiimah.

c. Fiqih

Pembelajaran fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat

memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya

untuk diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim

yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).

Pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat:

1. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam

mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia

dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia

dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah.

2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.

Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan

menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang

tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi :

1. Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, salat

fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan

dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan

umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah

kubur.

2. Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli,

qirad, riba, pinjam- meminjam, utang piutang, gadai, dan borg

serta upah.

d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran

yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan

kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam

sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat

Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani

ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di

Indonesia.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam

yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa

kini, dan masa depan.

3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah

secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di

masa lampau.

5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah

dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh

berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,

politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Tsanawiyah

meliputi:

1. Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam

2. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah

3. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah

4. Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin

5. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani

Umaiyah

6. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani

Abbasiyah

7. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al

Ayyubiyah

8. Memahami perkembangan Islam di Indonesia.

e. Bahasa Arab

Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang

diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan

membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa

Arab baik reseptif maupun produktif.

Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab,

baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan

berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca

(qira’ah), dan menulis (kitabah).

2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai

salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya

dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara

bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan

demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas

budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.

Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah

meliputi tema-tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk

paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan

madrasah, kehidupan keluarga, rumah, hobi, profesi, kegiatan

keagamaan, dan lingkungan.

f. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat SMP/ MTs bertujuan untuk :

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta anti-korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi

aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam

perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa

Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif

terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan

jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan

keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,

Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional,

Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan

kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan

internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan

HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga

diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,

Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan

bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi

dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju

masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat

demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,

Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

Pancasila sebagai ideologi terbuka

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar

negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan

internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi

globalisasi.

g. Pendidikan Bahasa Indonesia

Pendidikan Bahasa Indonesia di tingkat SMP/ MTs. bertujuan untuk :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-

aspek sebagai berikut.

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

4. Menulis.

h. Pendidikan Bahasa Inggris

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di tingkat SMP/MTs. bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan

dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris

untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global

3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan

antara bahasa dengan budaya.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:

1. kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam

empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat

literasi functional;

2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional

pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive,

recount, narrative, dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam

penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;

3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan

tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi

sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara

berterima dalam berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi

(mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan

berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi

pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana).

i. Pendidikan Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan

SMP/MTs. meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Bilangan

2. Aljabar

3. Geometri dan Pengukuran

4. Statistika dan Peluang.

j. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,

konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Ruang lingkup mata pelajaran IPA untuk SMP/ MTs. meliputi aspek-

aspek sebagai berikut.

1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

2. Materi dan Sifatnya

3. Energi dan Perubahannya

4. Bumi dan Alam Semesta

k. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional, dan global.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

3. Sistem Sosial dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

l. Pendidikan Seni Budaya

Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya

2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya

3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya

4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam

tingkat lokal, regional, maupun global.

Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya meliputi aspek-aspek

sebagai berikut :

1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam

menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-

mencetak, dan sebagainya

2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,

memainkan alat musik, apresiasi karya musik

3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh

dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

4. Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan

olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik,

seni tari dan seni peran.

Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu

bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta

fasilitas yang tersedia. Setelah madrasah mampu menyelenggarakan

pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi

kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.

m. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola

hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang

terpilih

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang

lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi

nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri

sendiri, orang lain dan lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan

yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik

yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta

memiliki sikap yang positif.

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan untuk tingkat SMP/MTs. adalah sebagai berikut :

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.

eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan

manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola

basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan

beladiri, serta aktivitas lainnya

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh,

komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta

aktivitas lainnya

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan

tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas

lainnya

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobik serta aktivitas lainnya

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air,

keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan

tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih

makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera,

mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam

kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek

tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

n. Pendidikan Ketrampilan / Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami teknologi informasi dan komunikasi

2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

3. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

4. Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan

komunikasi.

Ruang lingkup mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan

informasi

2. Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari

satu perangkat ke perangkat lainnya.

2. Pengembangan Muatan Lokal

a. Rasional Muatan Lokal

Penerapan muatan lokal diharapkan dapat memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar

mereka memiliki wawasan yang luas tentang keadaan lingkungan daerah

dan kebutuhan masyarakatnya sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang

berlaku serta ikut mengambil bagian dalam mendukung kelangsungan

pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Melalui implementasi

muatan lokal yang dikembangkan di satuan pendidikan, diharapkan

peserta didik dapat:

a. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial,

dan budaya daerah;

b. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan

mengenai lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya dan

masyarakat pada umumnya;

c. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan

yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan

nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang

pembangunan nasional;

d. berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah

daerah.

b. Muatan Lokal MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

Dari hasil kajian yang dilakukan oleh tim pengembangan kurikulum

MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan dengan mengacu pada

langkah awal penyusunan muatan lokal, meliputi (1) identifikasi keadaan

dan kebutuhan lingkungan/daerah, (2) identifikasi potensi daya dukung -

internal dan eksternal, (3) identifikasi materi pembelajaran muatan lokal

sesuai dengan kebutuhan dan potensi satuan pendidikan, dan (4)

kerjasama dengan pihak lain maka dipilih muatan lokal wajib Bahasa

daerah (Bahasa Madura) sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai

budaya masyarakat setempat (Madura) dalam wujud komunikasi dan

apresiasi sastra.

c. Standar Kompetensi Lulusan Muatan Lokal Bahasa Madura

Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara, pelaporan,

penyampaian berita radio/TV, dialog interaktif, pidato,

khotbah/ceramah, dan pembacaan berbagai karya sastra berbentuk

dongeng, puisi, drama, novel remaja, syair, kutipan, dan sinopsis novel

dalam ragam krama

Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,

informasi, pengalaman, pendapat, dan komentar dalam kegiatan

wawancara, presentasi laporan, diskusi, protokoler, dan pidato, serta

dalam berbagai karya sastra berbentuk cerita pendek, novel

remaja/Roman, puisi, tembang, dan dramansi dalam ragam krama

Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami berbagai

bentuk wacana tulis, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerita

pendek, drama, novel remaja, antologi puisi, Tembang, dan novel dari

berbagai angkatan

Menulis

Melakukan berbagai kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dalam bentuk buku harian, surat pribadi, pesan

singkat, laporan, surat dinas, petunjuk, rangkuman, teks berita, slogan,

poster, iklan baris, resensi, karangan, karya ilmiah sederhana, pidato,

surat pembaca, dan berbagai karya sastra berbentuk pantun, dongeng,

puisi, drama, puisi, dan cerpen.

3. Kegiatan Pengembangan Diri

a. Pengertian Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan bertujuan mengembangkan

potensi peserta didik secara optimal, yaitu menjadi manusia yang

mampu menata diri dan menjawab berbagai tantangan baik dari dirinya

sendiri maupun dari lingkungannya secara adaptif dan konstruktif baik

dilingkungan keluarga maupun masyarakat. Pengembangan diri di

madrasah bersifat pilihan, dalam arti setiap siswa wajib mengikuti

kegiatan pengembangan diri, tidak termasuk dalam pelayanan

Bimbingan dan Konseling yang merupakan program pengembangan diri

wajib.

b. Tujuan Kegiatan Pengembangan Diri

1. Tujuan Umum

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan

perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi

sekolah/madrasah.

2. Tujuan Khusus

Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik

dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan

kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan,

kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan

karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian

c. Ruang Lingkup Pengembangan Diri

Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak

terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti

oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.

Kegitan tidak terprogram dilaksanakan secara lansung oleh pendidik dan

tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua

peserta didik.

d. Bentuk Kegiatan Pengembangan diri

1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram (seperti dalam tabel

4) dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu

tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,

kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan:

Tabel 4 : Kegiatan pengembangan diri terprogram

Kegiatan Pelaksanaan

layanan dan kegiatan

pendukung konseling

Individual

kegiatan ekstra kurikuler Kepramukaan

Olahraga

Pelatihan Dasar

Kepemimpinan Siswa

Seni dan Sastra

Dan lain-lain

2. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram (seperti pada

tabel 5) dapat dilaksanakan sebagai berikut:

Tabel 5 : Kegiatan pengembangan diri tidak terprogram

Kegiatan Contoh Kegiatan

Rutin, yaitu kegiatan yang

dilakukan terjadwal

Piket kelas

Berdo’a sebelum dan

sesudah kegiatan pembelajaran

Senam bersama

Upacara benderaa

Dan lain-lain

Spontan, adalah kegiatan

tidak terjadwal dalam kejadian

khusus

Memberi dam

menjawab salam

Berterima kasih

Mengunjungi teman/

orang sakit

Membuang sampah

pada tempatnya

Menolong orang

dalam kesusahan

Melerai pertengkaran

Membudayakan antri

Dan lain-lain

Keteladanan, adalah kegiatan

dalam bentuk perilaku sehari-

hari

Penampilan Guru

Mengambil sampah

yang berserakan

Mengucapkan terima

kasih

Meminta maaf jika

bersalah

Menghargai pendapat

orang lain

Memberi kesempatan

kepada orang yang bereda pendapat

Mendahulukan

kesempatan kepada orang tua

Penugasan peserta

didik secara bergilir

Menaati tata tertib

(displin, taat waktu dan peraturan)

Memberi salam ketika

bertemu

Berpakain rapi dan

bersih

Menepati janji

Memberi penghargaan

kepada yang berprestasi

Berprilaku santun

Pengendalian diri

yang baik

Memuji pada orang

yang jujur

Mengakui kebenaran

orang lain

Dan lain-lain

Berdasarkan kondisi obyektif madrasah, pengembangan diri yang dipilih

dan dilaksanakan di MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan adalah

seperti tabel 6 berikut:

Tabel 6: Kegiatan pengembangan diri di MTs. Darussalafi Balung

Arosbaya Bangkalan

Jenis Pengembangan Diri

Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi pelaksanaan

A. Bimbingan Konseling Landasan hidup religius

Landasan perilaku etis Kematangan emosi Kematangan

intelektual Kesadaran tanggung

jawab sosial Kesadaran gender Pengembangan diri Wawasan karier Perilaku

kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis)

Kematangan hubungan dengan teman sebaya

Pembentukan karakter atau kepribadian

Pemberian motivasi

B. Ekstrakurikuler 1. Kepramukaan Demokratis

Disiplin Kerjasama Rasa kebangsaaan Nasionalisme Toleransi

Latihan terprogram (kepemimpinan dan organisasi)

Peduli sosial dan lingkungan

Cinta damai, dan Kerja keras Terampil dan mandiri Mempertahankan

hidup 2. Olah raga a. Sepak bola/

Futsal Mengembangkan

prestasi sepak bola/ futsal Meningkatkan

kemampuan dan ketrampilan siswa dalam permainan sepak bola/futsal sebagai olahraga prestasi

Meningkatkan kesehatan fisik dan mental siswa

Menumbuhkan jiwa sportifitas

Melalui latihan rutin

Melalui perlombaan antar kelas dan antar sekolah/ madrasah

3. Seni dan Sastra a. Hadrah Memberikan ktrampilan

mengunakan alat-alat dan gerakan yang bernuansa islami serta untuk pemantapan iman dan taqwa siswa

Melalui latihan rutin

Melalui perlombaan antar kelas dan antar sekolah/ madrasah

Mengikuti even-even bernuansa agama seperti pondok romadlon

b. Seni baca Al-Qur’an

Memberi ketrampilan pada peserta didik untuk bisa melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan indah.

Melalui latihan rutin

Melalui perlombaan antar kelas dan antar sekolah

Mengikuti even-even bernuansa agama seperti pondok

romadlon 6. Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) Memberi tambahan

kemampuan dalam hal kesehatan

Memupuk rasa kepedulian terhadap sesama

Menanamkan pentingnya kesehatan bagi kehidupan manusia sejak dini

Melalui latihan rutin di sekolah

Melalui latihan tingkat kabupaten

Mengikuti perlombaan tingkat kabupaten

7. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Siswa (PDKS)

Menumbuhkan sikap: Tanggung jawab Keberanian Tekun Sportifitas Disiplin Mandiri Demokratis Cinta damai Cinta tanah air Peduli lingkungan Peduli sosial Keteladanan Sabar Toleransi Kerja keras Pantang menyerah Kerja sama

Melalui latihan rutin

Melalui kegiatan madrasah

C. Pengembangan diri tidak terprogram

1. Rutin

Menumbuhkan kebiasaan siswa untuk selalu memupuk rasa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan

Mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari

Menumbuhkan rasa nasionalisme

Membiasakan hidup sehat dan teratur

dan sesudah kegiatan pembelajaran

sholat dzuhur berjama’ah

2. Spontan Menumbuhkan rasa hormat menghormati, toleransi, dan saling menghargai antar sesama

menjawab salam

makhluk Tuhan Mengembangkan dan

meningkatkan jiwa sosial dan peduli sesama

Mengembangkan dan meningkatkan rasa peduli pada lingkungan

teman/ orang sakit

sampah pada tempatnya

dalam kesusahan

pendapat

3. Keteladanan Mengembangkan nilai-nilai positif dalam diri manusia sebagai teladan terhadap sesama

kelas atau perpustakaan

pendapat orang lain

kesempatan kepada ortu

peserta didik secara bergilir

tertib sekolah

dan bersih

penghargaan kepada yang berprestasi

orang yang jujur

yang fakir

teman yang sakit

barang yang bukan miliknya

antri

e. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri

1. Kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin dilaksanakan pada

waktu pembelajaran efektif dengan mengalokasikan waktu khusus

dalam jadwal pelajaran, dibina oleh guru dan konselor.

2. Kegiatan pengembangan diri yang bersifat spontan dilaksanakan secara

insidental baik diwaktu pembelajaran efektif maupun di luar jam

pembelajaran efektif yang dubina oleh semua guru, wali kelas

maupun konselor.

3. Kegiatan pengembangan diri terpogram dilaksanakan di luar jam

pembelajaran (Kegiatan Ekstrakurikuler) dibina oleh guru, praktisi,

atau alumni yang memiliki kualifikasi baik berdasarkan keputusan

kepala madrasah.

4. Jadwal Kegiatan pengembangan diri seperti tercantum pada tabel 7

berikut:

Tabel 7. Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri

No. JENIS KEGIATAN KELAS HARI WAKTU

1 Bimb. Konseling VII, VIII, IX Senen – Sabtu 07.00-12.30

2 Ekstrakurikuler :a. Kepramukaanb. Sepak bola c. Futsald. Hadrahe. Baca Al-Qur’anf. UKSg. PDKS

VII, VIII, IXVII, VIII, IX VII, VIII, IX VII, VIII, IX VII, VIII, IXVII, VIII, IXVII, VIII, IX

Jum’atSabtuSabtuKamisSenen – SabtuJum’atMenyesuaikan

13.00-16.0015.30-17.0015.30-17.0016.00-17.0007.40-08.2013.00-16.00Menyesuaikan

3 Rutin :1. Piket kelas2. Berdo’a

sebelum dan sesudah pelajaran

3. Senam bersama

4. Upacara bendera

VII, VIII, IXVII, VIII, IX

VII, VIII, IXVII, VIII, IXVII, VIII, IX

Senin-Sabtu Senin-Sabtu

Jum’atSeninInsidental

12.30-12.45integrasi dengan KBM07.00-08.0007.00-07.40Insidental

4 Spontan VII, VIII, IX Senin-Sabtu Insidental

5 Teladan VII, VIII, IX Senin-Sabtu Insidental

4. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (PBKB)

Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa

tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata

pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah/ madrasah. Guru dan

madrasah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam

pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang

sudah ada. Indikator nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ada dua jenis yaitu

(1) indikator sekolah/madrasah dan kelas, dan (2) indikator untuk mata

pelajaran.

Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala

madrasah, guru dan personalia madrasah dalam merencanakan, melaksanakan,

dan mengevaluasi madrasah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya

dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan madrasah

yang diprogramkan dan kegiatan madrasah sehari-hari (rutin). Indikator mata

pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan

dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indikator

pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku

tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan

jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru

memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus

dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan

pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui

berbagai kegiatan dikelas, madrasah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan

melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di

sekolah/madrasah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau

perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke Kalender

Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya

sekolah/madrasah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk

memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan

melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah

air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian

dan kesetiakawanan sosial.

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan

mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui

pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di

sekolah/madrasah, model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika

melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan),

maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang

dimilikinya.

Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan

sebagainya guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang

dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini:

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda –

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan

adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator

tetapi belum konsisten)

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan

berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai

konsisten)

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan

perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

5. Pengaturan Beban Belajar

a. Beban belajar di MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

menggunakan sistem paket dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 8. Beban belajar di MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

KlsSatu jam

pembelajaran tatap muka

Jumlah jam pembelajaran

per minggu

Minggu efektif/ tahun

pelajaran

Waktu pembelajaran/

jam / tahun

VII 40 46 44 2024

VIII 40 46 44 2024

IX 40 46 44 2024

2. Secara operasional alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

maksimal 50% dari waktu tatap muka mata pelajaran yang

bersangkutan. Penugasan terstruktur di antaranya

pekerjaan rumah (PR), penyusunan

program/perencanaan kegiatan, laporan pelaksanaan

kegiatan. Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri

dari tugas-tugas individu atau kelompok yang

disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta

didik.

Tabel 9. Alokasi waktu penugasan terstruktur

Komponen

Alokasi waktu kegiatan/ jam pelajaran/minggu

TMTug. struk maks.

ekuiv:A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islama. Al-Qur’an Hadits 2 1b. Aqidah Akhlaq 2 1c. Fiqih 2 1d. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2 1

2. Bahasa Arab 4 23. Pendidikan Kewarganegaraan 2 14. Bahasa Indonesia 4 25. Bahasa Inggris 4 26. Matematika 4 27. Ilmu Pengetahuan Alam 6 3

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 6 39. Seni Budaya 2 110. Penjas Orkes 2 111. Keterampilan/Tinkom 2 1

B. Muatan Lokal Bahasa Madura 2 1

C. Pengembangan Diri 2 1

c. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktik di sekolah

setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah

setara dengan satu jam tatap muka.

d. Alokasi waktu jam belajar dalam satu pekan, diatur sebagai berikut:

Tabel 10. Jumlah jam belajar selama satu pekan

No HariJumlah Jam

PelajaranKeterangan

1.2.3.4.5.6.

SeninSelasaRabuKamisJumatSabtu

888868

Upacara = 1 jam pelajaran (JP)

Kegiatan Keagamaan/ Baca Qur’an = 1 jam pelajaran

Jumlah 46 pengembangan diri = 18 JP

6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) didasarkan pada beberapa

pertimbangan diantaranya: intake peserta didik, kemampuan daya dukung

(sarana prasarana), dan kompleksitas tiap-tiap mata pelajaran. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

menetapkan ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Penentuan KKM Semester 1 dan 2 Kelas VII, VIII, dan IX

No. Mata PelajaranKKM

VII VIII IX1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadits 78 78 78b. Aqidah Akhlaq 80 80 80c. Fiqih 78 78 78

d. Sejarah Kebudayaan Islam 80 80 802. Bahasa Arab 80 80 803. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 78 78 784. Bahasa dan Sastra Indonesia 80 80 805. Bahasa Inggris 75 75 756. Matematika 75 75 757. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 78 78 788. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 75 75 759. Seni dan Budaya 75 75 7510. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 80 80 8011. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 75 75 75

12.Muatan Lokala. Bahasa Madura 80 80 80

13 Pengembangan Diri B B B

Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery

learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk

peserta didik yang belum maupun sudah mencapai

ketuntasan. Peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan

belajar harus mengikuti program perbaikan (remedial) sampai mencapai

ketuntasan belajar yang dipersyaratkan (pelaksanaan remedial test

maksimal dua kali). Siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dapat

mengikuti program pengayaan (enrichment). Kegiatan perbaikan dan

pengayaan dilaksanakan di luar jam tatap muka (sepulang sekolah) dengan

jadwal diatur mandiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

1. Program Remedial (Perbaikan)

a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum

mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar

dan/atau indikator.

b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam

pembelajaran.

c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran

dan remedial penilaian.

d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes

maupun nontes.

e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.

f. Nilai remedial dapat melampaui KKM.

2. Program Pengayaan

a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah

mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar.

b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam atau di

luar jam pembelajaran.

c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes

atau nontes.

d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai

sebelumnya dapat digunakan.

7. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.

1. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat

sebagai berikut :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua

semester di kelas yang diikuti.

b. Kenaikan kelas dipertimbangkan berdasarkan nilai laporan hasil

belajar semester II.

c. Kriteria kenaikan kelas:

i. siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada

semua indikator, hasil belajar (HB), kompetensi dasar (KD),

dan standar kompetensi (SK) pada hampir semua mapel.

(Boleh tidak tuntas sebanyak tiga mata pelajaran selain

mata pelajaran kelompok agama dan akhlaq mulia, serta

bahasa Indonesia)

ii. memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian,

kelakuan, dan kerajinan serta pada kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia pada semester yang diikuti.

iii. ketidakhadiran tanpa izin maksimal 10% dari jumlah hari

efektif

2. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama bila :

a. Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 3

mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai

pada batas akhir tahun ajaran.

3. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk

semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya

sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun

sebelumnya.

4. Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan

kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil,

bisa dibantu untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.

b. Kriteria Kelulusan

Berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Nomor: 0011/P/BSNP/XII/2011 Tentang Prosedur Operasi Standar Ujian

Nasional SMP/ MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK Tahun

Pelajaran 2011-2012

1. Kelulusan dari satuan pendidikan

Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh

satuan pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru dengan

menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu memiliki

rapor semester 1 sampai 6;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk

seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok

mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;

c. Lulus ujian madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi; dan

d. Lulus Ujian Nasional

2. Kelulusan Ujian Nasional

a. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Madrasah apabila peserta

didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh

satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai Madrasah (NM)

b. Nilai Madrasah sebagaimana dimaksud pada nomor 1 diperoleh

dari gabungan antara nilai Ujian Madrasah dan nilai rata-rata

rapor semester 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk MTs dengan pembobotan

60% untuk nilai Ujian Madrasah dan 40% untuk nilai rata-rata

rapor.

c. Kelulusan peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan Nilai

Akhir (NA).

d. Nilai Akhir (NA) sebagaimana dimaksud pada butir nomor 3

diperoleh dari gabungan Nilai Madrasah dari mata pelajaran

yang diujinasionalkan dengan Nilai UN, dengan pembobotan

40% untuk Nilai Madrasah dari mata pelajaran yang

diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai UN.

e. Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari

semua NA sebagaimana dimaksud pada butir nomor 4 mencapai

paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran minimal 4,0

f. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh

setiap satuan pendidikan melalui rapat dewan guru dengan

memperhatikan nilai akhlak mulia

8. Sistem Penilaian

Penilaian pendidikan di MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

terdiri atas :

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan berkesinambungan untuk

memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil pembelajaran dalam

bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester

dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian tersebut digunakan untuk:

a. Menilai pencapaian kompetensi peserta didik

b. Bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar

c. Memperbaiki proses pembelajaran

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

serta kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan

melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik

b. Ujian, ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif

peserta didik

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi diukur melalui ulangan, penugasan dan atau bentuk lain yang

sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar

kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap

perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan

ekspresi psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata

pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dilakukan melalui:

a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik

b. ulangan dan penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian

standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran yang merupakan

penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan

pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai

pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran terentu

dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan

dalam bentuk ujian nasional.

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator. Dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis

maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya

berupa tugas, proyek atau produk, porto folio dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa,

dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi

informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penilaian :

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan

bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan

dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk

menentukan kompetensi dasar yang telah dicapai dan yang belum serta

untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.

d. Hasil penilaian analisis untuk menentukan tindak lanjut berupa

perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Program remidi bagi peserta

didik yang pencapaian kompetensinya dibawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah

memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi

harus diberikan baik pada proses (ketrampilan proses) misalnya teknik

wawancara maupun hasil melakukan observasi lapangan yang berupa

informasi yang dibutuhkan.

9. Mutasi (Pindah Sekolah)

Ketentuan pindah madrasah berlaku hal-hal sebagai berikut :

a. Pindah keluar

1. Peserta didik diperbolehkan pindah keluar dari Madrasah

Tsanawiyah Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan apabila telah

menempuh pendidikan minimal satu semester dan telah mengikuti

ujian semester pertama.

2. Peserta didik yang pindah keluar diberikan surat pindah untuk

sekolah yang baru dengan dilampiri buku laporan hasil belajar

peserta didik yang bersangkutan.

3. Peserta didik yang pindah keluar harus menyelesaikan seluruh

kewajiban sampai dengan satu semester saat peserta didik tersebut

pindah keluar.

b. Pindah Masuk

1. Peserta didik diperbolehkan pindah masuk dari Madrasah

Tsanawiyah atau sekolah lain.

2. Peserta didik yang pindah masuk harus dibuktikan dengan surat

pindah dari sekolah yang ditinggalkan dengan dilampiri buku

laporan hasil belajar peserta didik yang bersangkutan.

3. Peserta didik yang pindah masuk harus mengikuti peraturan dan

tata tertib yang berlaku di MTs. Darussalafi Balung Arosbaya

Bangkalan.

10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global adalah pendidikan

yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global

dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain

yang bemanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar

mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Pendidikan

berbasis keunggulan lokal dan global dilaksanakan dengan memperhatikan

kecenderungan perkembangan yang terjadi dibidang ilmu pengetahuan,

teknologi, informasi dan komunikasi serta tantangan yang dihadapi para

peserta didik di masa yang akan datang.

Bentuk implementasi pendidikan berbasis pendidikan keunggulan lokal

dan global yang dikembangkan di MTs Darussalafi Balung Arosbaya

Bangkalan adalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran billingual (bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) untuk

beberapa mata pelajaran.

b. Mengimplementasikan pelajaran TIK, khususnya materi internet

dalam proses pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran.

c. Memberikan bimbingan Karya Ilmiyah Remaja pada mata pelajaran

IPA, IPS, Muatan Lokal Bahasa Madura dan Pengembangan Diri

meliputi Hasta karya dan seni batik

Bentuk keunggulan lokal dan global yang dikembangkan di MTs.

Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan antara lain:

a. Keunggulan Lokal

Produk pertanian, dan kuliner

b. Keunggulan Global

Teknologi informasi dan komunikasi (komputer dan internet)

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

A. Alokasi Waktu

1.Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan

pembelajaran pada awal tahun pelajaran.

2.Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk

setiap tahun pelajaran.

3.Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah pembalajaran setiap minggu,

meliputi jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk

muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

4.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda

antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari

libur umum, termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

5.Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya

tertera pada Tabel di bawah ini.

Tabel 12 : Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif belajar

Min 34 minggu dan maks 38 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2. Jeda tengah semester

Maks 2 minggu Satu minggu setiap semester

3. Jeda antar semester

Maks 2 minggu Antara semester I dan II

4. Libur akhir tahun pelajaran

Maks 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur keagamaan

2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

6. Hari libur umum/nasional

Maks 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

7. Hari libur khusus Maks 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

8. Kegiatan khusus sekolah

Maks 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

B. Rencana Kegiatan MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan Tahun

Ajaran 2013/2014

Rincian dan rencana kegiatan MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 13: Rencana kegiatan MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan TP.

2013/2014

No Nama Kegiatan Keterangan

1 Masuk hari pertama Tapel 2013/2014

2 MOS (Masa Orientasi Siswa) 2013/20143 Kegiatan MOP (Masa Orientasi Pramuka) 2013/20145 Pondok Romadlon7 Ulangan Tengah Semester I (Ganjil)8 Pembagian Raport sisipan I 9 Try Out 1 kelas IX10 Try Out 2 kelas IX11 Ulangan Umum Semester 1 (VII, VIII, IX) KKM Rengel12 Remedial kelas VII, VIII, dan IX13 Classmeeting semester ganjil14 Pembagian Raport semester I15 Libur Semester 115 Awal KBM Semester II 2013/2014 16 Try Out 3 kelas IX17 PHBI (Maulid Nabi Muhammad SAW.)

18 Try Out 4 kelas IX19 Try Out 5 kelas IX dan UTS Genap kelas VII dan VIII20 Pembagian raport sisipan UTS Genap21 Try Out 6 kelas IX22 Ujian Praktek kelas IX KKM Rengel

dan Kemendiknas

23 UAM dan UAM-BN kelas IX24 Ujian Akhir Nasional kelas IX25 Ulangan Umum Semester 2(VII dan VIII) KKM Rengel26 Remedial kelas VII dan VIII27 Pelepasan kelas IX28 Pembagian raport semester genap29 Pelatihan dan sosialisasi KTSP tapel 2013/2014

C. Penetapan Kalender Pendidikan

1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir

pada bulan Juni tahun berikutnya.

2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari

raya keagamaan, Bupati, dan atau organisasi penyelenggara pendidikan

dapat menetapkan hari libur khusus.

3. Pemerintah Kabupaten dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-

satuan pendidikan.

4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh

madrasah berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen

Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari

pemerintah/pemerintah daerah.

BAB V

REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Untuk menjaga reliabilitas dan validitas kurikulum yang dipakai perlu adanya

aturan tentang revisi dan atau perubahan, serta pengembangan kurikulum secara

terarah. Adapun aturan-aturan perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Tinjauan (review) Kurikulum

Kurikulum MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan di evaluasi minimal

satu tahun sekali. Sebagai pertimbangan untuk review kurikulum ada beberapa

hal antara lain :

1. Pencapaian standar kompetensi minimal yang dicapai oleh siswa .

2. Kesesuaian SK dan KD dalam kelompok materi Kewarganegaraan

dan Kepribadian dangan kondisi nyata sekolah

3. Tinjauan kurikulum dilaksanakan dengan melibatkan guru bidang

studi, waka kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana prasarana dan

Bimbingan Konseling.

4. Tinjauan kurikulum disahkan oleh Kepala Madrasah

5. Tinjauan/pendampingan kurikulum MTs. Darussalafi Balung

Arosbaya Bangkalan dimuat dalam berita acara. (terlampir)

B. Revisi Kurikulum

Revisi Kurikulum di MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan dilakukan

apabila ada perubahan anatara lain:

1. Standar kompetensi minimal yang harus dimiliki tidak

sesuai atau mengalami peningkatan.

2. Revisi merupakan proses merubah tujuan (kompetensi

bidang studi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar), materi, metode,

dan evaluasi, dari keadaan yang selama ini dilakukan ke arah yang lebih

baik/ lebih sesuai.

3. Revisi pada komponen Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD), Mata Pelajaran baru atau materi penambahan

baru dimuat dalam Bab Standar Kompetensi dengan revisi standar

kompetensi madrasah 1 untuk SK dan kompetensi dasar madrasah 1

untuk KD, jika dilakukan perubahan lagi maka diberikan standar

kompetensi madrasah 2 untuk SK dan kompetensi madrasah 2 untuk

KD. Agar supaya berbagai proses perubahan tersebut dapat diidentifikasi

maka KD yang direvisi harus ditampilkan, sebagaimana terlihat dalam

tabel 15 berikut:

Tabel 15. Contoh perubahan SK – KD Materi Qur’an Hadist :

Kelas

SMS

Kode SK

Standar Kompetensi Madrasah 1

KDKompetensi

Dasar Madrasah 1

VII 1 SK-KDQH

-1

Al-Qur’an1. Menerap-

kan Hukum bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah

Al-Qur’an1. Memaham

i al-Qur'an dan al-Hadis sebagai pedoman hidup

1.1 Menjelas-kan hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah

1.2 Membeda-kan hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah

1.3 Menerap-kan bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar

1.1 Menjelas-kan pengertian dan fungsi al-Qur'an dan al-Hadis

1.2 M

enjelas-kan cara-cara menfungsikan al-Qur'an dan al-Hadis

1.3 Menerap-kan al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam

4. Revisi Kurikulum MTs Darussalafi Balung Arosbaya

Bangkalan pada SK atau KD tersebut juga diikuti dengan revisi pada

lembar silabus. Silabus yang telah direvisi diberikan tanda perubahan

silabus madrasah 1 atau silabus madrasah 2 sesuai dengan urutan

perubahan yang telah dilakukan. Jika silabus belum pernah dilakukan

perubahan maka diberikan tanda dengan silabus madrasah 0.

5. Perubahan yang dilakukan terhadap materi, metode, dan

evaluasi yang tidak merubah SK atau KD dilakukan pada silabus. Silabus

yang telah direvisi diberikan tanda perubahan silabus madrasah 1 atau

silabus madrasah 2 sesuai dengan urutan perubahan yang telah

dilakukan. Jika silabus belum pernah dilakukan perubahan maka diberikan

tanda dengan silabus madrasah 0.

C. Pengembangan Kurikulum

1. Pengembangan kurikulum dilakukan untuk menjaga agar

kurikulum yang digunakan oleh madrasah selalu mengarah kepada

tercapainya visi madrasah, sesuai dengan perkembangan IPTEK dan

harapan stakeholder

Diagram 1. Tahapan pengembangan kurikulum

2. Pengembangan kurikulum dilaksanakan melalui proses

tinjauan kurikulum yang dilakukan oleh manajemen madrasah/sekolah,

guru-guru dan stakeholders

3. Pengembangan kurikulum dilakukan baik secara

menyeluruh maupun secara parsial.

Kompet.Lulu

san tercapa

i?

Desain Kurikulum Madrasah

Kompt. LulusanKompt Kel. MPKompt. MP

Stnd. Komp.Komp. Dasar

Rencana Pembelajarn

Implementai dalam PBM

Pengukuran Ketuntasan

Belajar

Tinjauan Kurikulum

Monitoring dan Evaluasi

internal

4. Pengembangan kurikulum secara menyeluruh dilakukan

jika kompetensi lulusan sudah tercapai atau ada kebijakan baru dari

pemerintah yang berkaitan dengan kurikulum madrasah/sekolah

5. Pengembangan kurikulum secara parsial dilakukan terhadap

kompetensi, materi, metode dan evaluasi

6. Pengembangan terhadap kompetensi dilakukan terhadap

kompetensi mata pelajaran, standar kompetensi, maupun kompetensi

dasar.

7. Pengembangan terhadap kompetensi dilakukan dengan

memperhatikan perubahan beban belajar, pencapaian ketuntasan belajar

mata pelajaran, perkembangan IPTEK, dan perkembangan sumber daya

baru di madrasah/ sekolah.

8. Pengembangan terhadap materi dilakukan dengan

memperhatikan pengembangan kompetensi. Pengembangan materi dimuat

dalam silabus

9. Pengembangan terhadap metode dilakukan dengan

memperhatikan pengembangan materi dan sumber belajar baru yang

tersedia. Pengembangan metode dimuat dalam silabus

10. Pengembangan terhadap evaluasi dilakukan dengan

memperhatikan jenis kompetensi, alat ukur yang tersedia dan sumberdaya

yang tersedia. Pengembangan evaluasi dimuat dalam silabus

D. Kendali Mutu Pelaksanaan Kurikulum

Kendali Mutu Pelaksanaan MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan

Agar mutu MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan tetap terjaga dan

mengalami peningkatan maka dilakukan pengawasan dari komite madrasah

yang intensif dan laporan secara rutin kepada wali murid misalnya laporan

keperibadian, laporan prestasi baik yang termuat didalam raport maupun

prestasi yang di raih dari keahlian atau kecakapan siswa. Adapun untuk

mengimplementasikan maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penambahan materi melalui pelaksanaan kelas fullday

untuk kelas IX yang meliputi materi UN (bahasa inggris, bahasa indonesia,

matematika, dan IPA).

2. Adanya club pembinaan intensif materi olympiade MIPA

dan IPS

3. Pemberian materi pengembangan diri secara berkala

E. Kerjasama/kemitraan (Implikasi KTSP)

Kerjasama dalam pencapaian Visi dan Misi MTs. Darussalafi Balung

Arosbaya Bangkalan dilakukan dengan cara vertikal dan horisontal yakni :

1. Hubungan kekeluargaan dengan wali murid melalui :

- Pertemuan secara rutin untuk membicarakan perkembangan anak

- Melakukan sharing atau curah pendapat secara insendentil

2. Hubungan kekeluargaan dengan komite madrasah

- Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi secara bersama-sama

mulai program pembelajaran awal tahun pelajaran sampai biaya

keuangan operasional dan sarana prasarana.

3. Hubungan Kekeluargaan dengan instansi pemerintah .

- Melakukan evaluasi bersama tentang kekurangan dan kelebihan

lembaga serta pemenuhan kebutuhan baik ATK maupun sarana

gedung.

BAB VI

PENGEMBANGAN SILABUS

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

B. Prinsip Pengembangan Silabus

1. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam

silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan, cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian

materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,

intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

3. Sistematis, komponen-komponen silabus saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten, adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara

kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5. Memadai, cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang

pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual, cakupan indikator, materi pokok,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan

perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,

dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel, keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi

di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh, komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi

(kognitif, afektif, psikomotor).

C. Unit Waktu Silabus

1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang

disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di

tingkat satuan pendidikan.

2. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per

semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang

sekelompok.

3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus

sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk

mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur

kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan penggalan silabus

berdasarkan satuan kompetensi.

D. Pengembang Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau

berkelompok di MTs. Darussalafi atau beberapa madrasah (KKM), kelompok

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru

(PKG), dan Dinas Pendikan.

1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan

mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah

dan lingkungannya.

2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat

melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah

dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran

untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah

tersebut.

3. Di MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan semua guru, dari

kelas VII sampai dengan kelas IX menyusun silabus secara bersama dalam

forum workshop.

4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,

sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah/madrasah-madrasah lain

melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus

yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam

lingkup MGMP/PKG setempat.

5. Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan

di bidang agama setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan

membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di

bidangnya masing-masing.

E. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal

berikut:

a. urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di

Standar Isi (SI);

b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam

mata pelajaran;

c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata

pelajaran.

2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian

kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

a. potensi peserta didik;

b. relevansi dengan karakteristik daerah,

c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan

spritual peserta didik;

d. kebermanfaatan bagi peserta didik;

e. struktur keilmuan;

f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;

dan

h. lokasi waaktu.

3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar

yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta

didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya

dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang

dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran

yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar

memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada

para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses

pembelajaran secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai

kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan

hierarki konsep materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan

pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai

oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata

pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata

kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator

digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

5. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam

bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,

penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan

portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta

didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga

menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian

kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan

apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap

kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang

berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,

kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar

yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan

peserta didik.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.

Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya,

program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di

bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik

yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman

belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika

pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan

maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses)

misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan

observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

6. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat

kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang

dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk

menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang

beragam.

7. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,

narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

dan indikator pencapaian kompetensi.

F. Model Silabus

Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai

dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis

kolom dan jenis uraian. Dalam menyusun format urutan KD, urutan

penempatan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan

seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh

tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus.

BAB VII

PENUTUP

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang

disusun oleh satuan pendidikan / sekolah berdasarkan potesi dan kemampuan

nyata yang ada di sekolah. Keragka dasar KTSP disusun dengan melibatkan

seluruh komponen yang ada disekolah, baik kepala sekolah, komite, konselor dan

guru mata pelajaran dengan mengacu pada visi misi dan tujuan sekolah dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

Sesuai dengan Permen Diknas no. 24 tahun 2006 tentang Implementasi

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, pelaksanaan KTSP di MTs

Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan pada tahun pelajaran 2009/2010 dimulai

dari kelas VII, kelas VIII dan IX sebagai Pedoman.

Dalam pelaksanaan KTSP ditingkat sekolah pada tahun pertama, program

evaluasi dan refleksi dari penerapan KTSP tetap dilaksanakan dengan harapan

dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang telah berjalan

dan yang akan dilaksanakan. Tak lupa masukan dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun tetap kami harapkan guna penyempurnaan kurikulum ini.

Mengingat pentingnya KTSP sebagai pedoman pelaksanaan program pendidikan

di sekolah, bantuan dan dukungan dari semua pihak sangat kami harapkan guna

mencapai tujuan pendidikan dan mengantar peserta didik menjadi generasi muda

yang berkualitas.