Dokter Keluarga
-
Upload
handoko-xu -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
description
Transcript of Dokter Keluarga
Dokter Keluarga
Batasan dan Ruang Lingkup
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan
keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan
Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer
sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis
di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap,
diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia
serta faktor-faktor lainnya.
(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)
Karakteristik Dokter Keluarga
Lynn P. Carmichael (1973)
Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit
Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan
penyakit
Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)
Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
Pelayanan primer dan lanjut
Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
Memandang pasien dan keluarga
Melayani secara maksimal
IDI (1982)
Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat
Pelayanan menyeluruh dan maksimal
Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
Skala kecil:
Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga
Mewujudkan keluarga sehat sejahtera
Skala besar:
Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi
seluruh rakyat Indonesia
Dokter Keluarga di Indonesia
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak
tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990
melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter
Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi
anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat
pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada
tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama
World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family
Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese
Dokter Keluarga Indonesia.
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan
biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut
mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi
Pengembangan Dokter Keluarga di Indonesia
Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui
berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari
beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan
pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan
anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan
"community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk
mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan
fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru
dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di
masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan
dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa
tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum
menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum
yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga
(IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :
Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,
Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
Paket C: ketrampilan klinik praktis,
Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.
Peranan Dokter Keluarga dalam JPKM
Dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam penatalaksanaan pelayanan
kesehatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan
individu dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya dimana hal
ini tercermin dari tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikannya.
Keberhasilan penatalaksanaan pelayanan kesehatan yang dikenal sebagai JPKM itu, pada
dasarnya dipengaruhi oleh sejauh mana masalah pembangunan kesehatan itu dapat diatasi
dan ditata. Masalah dalam sistem kesehatan nasional pada dasarnya terdiri dari masalah pada
sub sitem pelayanan kesehatan dan masalah pada sub sistem pembiayaan kesehatan.
Termasuk dalam masalah pada sub sistem pelayanan kesehatan adalah; komersialisasi
pelayanan kesehatan, menurunnya etos profesional serta pelanggaran atas norma dan etika
kedokteran. Sedangkan hal-hal yang termasuk dalam masalah pembiayaan kesehatan adalah;
tingginya tingkat inflasi kesehatan, perubahan pola penyakit mengarah ke degeneratif dan
kronis, pola pelayanan yang fragmentatif, pola hubungan dokter-pasien yang melonggar, dan
mekanisme pembiayaan yang masih tunai, perseorangan dan "out of pocket"
Dari konteks ini pelayanan dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam
keberhasilan penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam
penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi
komprehensif dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-
rehabilitatif, pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan
tingkat primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem
pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif
yang juga bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan. Konsep ini meletakkan peran
dokter keluarga yang sangat penting sebagai PPK JPKM yang sadar mutu dan sadar biaya
pelayanan kesehatan. Dalam hubungan itulah pemerintah telah mengeluarkan beberapa
peraturan yang memberi peran penting terhadap pengembangan dokter keluarga yakni
Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 56/Menkes/SK/I/1996 mengatur Dokter Keluarga
dalam pengelolaan JPKM serta Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 916/Menkes
RI/Per/VII/1997 yang mengatur agar praktek dokter umum dan dokter gigi diarahkan ke
dokter keluarga.
(http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=61&Itemid=102)