dokter keluarga

6
Dalam masalah kesehatan di masyarakat, beberapa konflik yang muncul seperti penentuan keputusan dalam hal menentukan pilihan kemana harus berobat. Seringkali hal ini menjadi suatu kebingungan akibat kurangnya informasi tentang hal tersebut atau tidak diberikannya pilihan (alternatif) pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi. Dalam konsep pelayanan kesehatan dengan model pendekatan dokter keluarga, masalah ini dapat dieliminasi sekecil mungkin. Hal ini dimungkinkan karena seorang dokter keluarga diharapkan mampu menjadi penengah dengan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya dan diharapkan mampu memberikan alternatif terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh seorang penderita atau suatu keluarga yang menghadapi masalah kesehatan. Tujuan mediasi adalah untuk: 1. Menghasilkan suatu rencana (kesepakatan) ke depan yang dapat diterima dan dijalankan oleh pihak yang mengalami konflik. 2. Mempersiapkan pihak yang mengalami konflik untuk menerima konsekuensi dari keputusan yang mereka putuskan. 3. Mengurangi kekhawatiran dan dampak negatif dari penyelesaian yang mereka putuskan. Tahapan Mediasi Tahapan proses mediasi secara garis besar adalah: a. Tahap Pertama: Pertemuan Mengagendakan waktu pertemuan yang tepat. b. Tahap Kedua: Mengumpulkan dan membagi informasi Mendengarkan pendapat dari pihak yang mengalami konflik dan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya pada pihak tersebut. c. Tahap Ketiga: Menyampaikan alternatif pemecahan masalah Menyampaikan beberapa alternatif pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi dengan memberikan informasi yang jelas termasuk segala kemungkinan yang akan dihadapi pada saat alternatif tersebut dipilih. Pemilihan alternatif pemecahan masalah ini diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang mengalami konflik d. Tahap Keempat: Pengambilan Keputusan Pada tahap ini, sudah dibuat sebuah keputusan penyelesaian masalah

Transcript of dokter keluarga

Page 1: dokter keluarga

Dalam masalah kesehatan di masyarakat, beberapa konflik yang muncul seperti penentuan keputusan dalam hal menentukan pilihan kemana harus berobat. Seringkali hal ini menjadi suatu kebingungan akibat kurangnya informasi tentang hal tersebut atau tidak diberikannya pilihan (alternatif) pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi. Dalam konsep pelayanan kesehatan dengan model pendekatan dokter keluarga, masalah ini dapat dieliminasi sekecil mungkin. Hal ini dimungkinkan karena seorang dokter keluarga diharapkan mampu menjadi penengah dengan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya dan diharapkan mampu memberikan alternatif terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh seorang penderita atau suatu keluarga yang menghadapi masalah kesehatan.

Tujuan mediasi adalah untuk: 1. Menghasilkan suatu rencana (kesepakatan) ke depan yang dapat diterima dan dijalankan oleh pihak yang mengalami konflik. 2. Mempersiapkan pihak yang mengalami konflik untuk menerima konsekuensi dari keputusan yang mereka putuskan. 3. Mengurangi kekhawatiran dan dampak negatif dari penyelesaian yang mereka putuskan.

Tahapan MediasiTahapan proses mediasi secara garis besar adalah:a. Tahap Pertama: PertemuanMengagendakan waktu pertemuan yang tepat.b. Tahap Kedua: Mengumpulkan dan membagi informasiMendengarkan pendapat dari pihak yang mengalami konflik dan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya pada pihak tersebut.c. Tahap Ketiga: Menyampaikan alternatif pemecahan masalahMenyampaikan beberapa alternatif pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi dengan memberikan informasi yang jelas termasuk segala kemungkinan yang akan dihadapi pada saat alternatif tersebut dipilih. Pemilihan alternatif pemecahan masalah ini diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang mengalami konflikd. Tahap Keempat: Pengambilan KeputusanPada tahap ini, sudah dibuat sebuah keputusan penyelesaian masalah yang telah dipertimbangkan dengan matang dengan memperhatikan kemampuan yang ada.

Page 2: dokter keluarga

Caren Cornela Pangow

110111056 R.02

TUGAS PAKARKebutuhan masyarakat dari sistem pelayanan kesehatan telah disampaikan di WHO-WONCA Working Paper, “Making Medical Practice and Education More Relevant to People’s Needs: The Contribution of the Family Doctor”, kemudian dari hasil konferensi Ontario, Kanada tahun 1994 dan WHO Eropa pada tahun 1998 membuat “Framework for Development of FP/GP”. Kedokteran keluarga dengan kompetensi intinya dapat membantu sistem kesehatan dalam memenuhi kebutuhan orang untuk 1 : Menyelesaikan masalah kesehatan umum Meningkatkan akses untuk pelayanan dan keadilan Mengintegrasikan prevensi dan pelayanan, fisik dan psikologi, penyakit akut

dan kronis Pelayanan kolaborasi dan koordinasi dengan tim pelayanan kesehatan lebih

efisien dan efektifitas biaya Pelayanan integrasi individu, keluarga dan komunitas

APAKAH KEDOKTERAN KELUARGA SEBAGAI SOLUSI?Kedokteran keluarga sebagai jembatan dan bukan solusi. Pada tahun 1994 Conference Paper di Ontario, Kanada menyatakan “Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, perubahan mendasar harus terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan, dalam profesi kedokteran dan dalam sekolah kedokteran dan institusi pendidikan lainnya. Dokter keluarga harus memiliki peran sentral dalam pencapaian kualitas, efektifitas biaya dan keadilan dalam sistem pelayanan kesehatan.” Dokter keluarga adalah jembatan yang baik antara pelayanan rumah sakit dengan kesehatan masyarakat.1

APA ITU DOKTER KELUARGA?Dokter keluarga adalah dokter yang terutama bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada setiap individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan jika diperlukan. Dokter keluarga merawat individu dalam konteks di keluarga, dan keluarga dalam konteks di masyarakat, tanpa memandang ras, kultur, atau kelas sosial. Dokter keluarga secara klinis berkompeten untuk menyediakan pelayanan yang lebih, dengan mempertimbangkan latar belakang budaya, sosial ekonomi dan psikologis. Sebagai tambahan, dokter keluarga secara personal bertanggung jawab untuk pelayanan yang komprehensif dan kontinyu kepada pasiennya. Dokter keluarga menjalankan profesionalitasnya dengan menyediakan perawatan kepada pasien atau melalui pelayanan yang lain sesuai kebutuhan kesehatan dan sumber yang tersedia.2

Page 3: dokter keluarga

BAGAIMANA KARAKTERISTIK DOKTER KELUARGA?Karakteristik dari disiplin kedokteran keluarga menurut EURACT tahun 2005 adalah sebagai berikut3 : Biasanya kontak pertama dengan sistem pelayan kesehatan yang melayani

akses terbuka dan tidak terbatas untuk pasien, berurusan dengan semua masalah kesehatan terlepas dari umur, jenis kelamin atau karakteristik lain dari orang yang bersangkutan

Membuat efisien penggunaan sumber daya kesehatan dengan pelayanan koordinatif, bekerja sama dengan profesional lainnya dalam layanan primer dan dengan mengelola komunikasi dengan spesialis, berperan memberikan advokasi kepada pasien jika diperlukan.

Melakukan pendekatan person–centred dan berorientasi kepada individu dan keluarganya, dan komunitasnya

Mempunyai proseskonsultasi yang berbeda, dimana dikembangkan hubungan dari waktu ke waktu, melalui komunikasi efektif antara dokter-pasien.

Bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan berkesinambungan yang longitudinal yang sesuai kebutuhan pasien

Dalam pengambilan keputusan berdasarkan prevalensi dan insidensi penyakit dalam komunitas

Mengelola penyakit secara simultan baik akut maupun masalah kesehatan yang kronis pada pasien

Mengelola penyakit yang memberikan gejala undifferentiated pada tahap awal perkembangannya, yang membutuhkan intervensi secepatnya

Promosi kesehatan dan kesejahteraan dengan intervensi yang tepat dan efektif Memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat Siap dengan masalah kesehatan pasien dalam dimensi fisik, psikologis, sosial,

kultural dan eksistensial .

APA KOMPETENSI DOKTER KELUARGA?EURACT membagi dalam 6 kompetensi inti kedokteran keluarga, dengan aspek utama adalah sebagai berikut 3: Primary care management: kemampuan untuk memanajemen kontak pertama

dengan pasien; melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam pelayanan primer dan spesialis; menguasai kondisi kesehatan secara keseluruhan;menguasai perawatan yang sesuai dan penggunaan sumber daya yang efektif; pemberian pelayanan kesehatan yang sesuai kepada pasien dalam system kesehatan; mampu menjadipendamping pasien.

Person-centred care : kemampuan untuk menciptakan hubungan baik dokter-pasien, dan mampu mengembangkan pendekatan patient-centred dalam menghadapi permasalahan kesehatan pasien, mampu mengaplikasikan model konsultasi yang bersifat patient-centred, berkomunikasi dan bertindak dalam

Page 4: dokter keluarga

hubungan dokter-pasien ; dapat memberikan prioritas dalam komunikasi dan hubungan dokter pasien ; menyediakan perawatan kesehatan yang kontinue

Specific problem solving : kemampuan untuk menghubungkan pembuatan keputusan yang spesifik sesuai dengan prevalensi dan insidensi kasus dalam komunitas; membuat efektifdan efisien penggunaan intervensi diagnostik dan terapeutik;dapat mengumpulkan, menginterpretasi dan menyimpulkan informasi dari anamnesis,pemeriksaan fisik dan tambahan kemudian mengaplikasikan dalam rencana medis kepada pasien; menyadari ketidaksesuaian data, investigasi, toleransi dan waktu; dapat memberikan intervensi yang urgen bila dibutuhkan; memanajemen kondisi yang tidak menentu .

Comprehensive approach : untuk memanajemen bermacam keluhan yang bersifat akut maupun kronis pada seorang individu; memberikan pelayanan promotif dan preventif; mampu mengkoordinasikan berbagai elemen perawatan preventif, kuratif, rehabilitative pada pasien

Community orientation:kemampuan untuk merekonsialisasikan kebutuhan kesehatan individu pasien dan masyarakat secara seimbang dengan memanfaatkan sumber daya yang ada

Holistic approach ; kemampuan untuk menggunakan model pendekatan bio-psiko-sosial dalam dimensi kultural dan eksistensial.

PERBEDAAN DOKTER PRAKTEK UMUM DAN DOKTER KELUARGA Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga

 DOKTER PRAKTEK UMUM DOKTER KELUARGA

Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas

Sifat Pelayanan Sesuai KeluhanMenyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan

Cara PelayananKasus per kasus dengan pengamatan sesaat

Kasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat

Jenis PelayananLebih kuratif hanya untuk penyakit tertentu

Lebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama

Page 5: dokter keluarga

Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien

Dokter – pasien – teman sejawat dan konsultan

Awal pelayanan Secara individualSecara individual sebagai bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan

Gambaran pelayanan di layanan primer dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

IMPLIKASI KEDOKTERAN KELUARGA DI INDONESIADalam Undang-Undang No 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, pasal mengenai dokter layanan primer antara lain termaktub dalam pasal7 ayat5, pasal8 ayat 2 dan 3.4

Pasal 7 ayat 5 :Pendidikan Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas:1. program profesi dokter dan profesi dokter gigi; dan2. program dokter layanan primer, dokter spesialis-subspesialis, dan dokter gigi

spesialis-subspesialisPasal 8 ayat 2Dalam hal mempercepat terpenuhinya kebutuhan dokter layanan primer, Fakultas Kedokteran dengan akreditas kategori tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran yang akreditasinya setingkat lebih rendah dalam menjalankan program dokter layanan primer

Pasal 8 ayat 3Program dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelanjutan dari program profesi dokter dan program internsip yang setara dengan program dokter spesialis.Dalam penjelasan pasal 8 ayat 2 disebutkan bahwa :Program dokter layanan primer ditujukan untuk memenuhi kualifikasi sebagai pelaku awal pada layanan kesehatan tingkat pertama, melakukan penapisan rujukan tingkat pertama ke tingkat kedua, dan melakukan kendali mutu serta kendali biaya sesuai dengan standar kompetensi dokter dalam sistem jaminan kesehatan nasional. 

REFERENSI1. Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. 2004. A Primer on Family Medicine Practice.

Singapore International Foundation . Penang Road.2. WONCA. 1991.The Role of General Practitioner/ Family Physician in Health Care

Systems : A statement from WONCA3. EURACT.2005. The European Definition Of General Practice / Family Medicine.

Page 6: dokter keluarga

4. Undang-Undang No 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. www.hukumonline.com

5. Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta6. World Health Report. 2008. Primary Health Care: Now More Than Ever. WHO.