Doc 3
-
Upload
anggi-prasetyo -
Category
Documents
-
view
1.842 -
download
10
Transcript of Doc 3
i
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC ) TYPE ZEN
SEBAGAI KONTROL SIMULASI PENYIRAM TANAMAN
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama : Agus Sugiyo
NIM : 5314000020
Program Studi : S1 - Pend. Teknik Elektro
Jurusan : Teknik Elektro
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ii
ABSTRAK
Agus Sugiyo, 2006. “Programmable Logic Controller (PLC) Type Zen Sebagai Kontrol Simulasi Penyiram Tanaman Otomatis”. Skripsi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk Merencanakan dan membuat alat penyiram tanaman dengan kontrol PLC type ZEN yang diaplikasikan dalam bentuk simulasi.Sistem kontrol ZEN terrdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan peralatan-peralatan elektronik yang mampu menangani kestabilan, akurasi dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses produksi. Alat–alat kontrol ini diantaranya alat kontrol berbasis mikrokontroler, saklar–saklar otomatis, dan programmable logic control (PLC). PLC (Programmable Logic Control) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor yang terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan.
Penyiram tanaman otomatis dengan kontrol PLC type ZEN ini, bekerja setiap hari sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dari hasil pengukuran IC LM35 yang merupakan sensor suhu dijabarkan bahwa ketika simulasi pemanas dinyalakan (menunjukkan tanah kering) dihasilkan data yang merupakan tegangan output IC LM35 (sensor suhu) akan berbanding lurus dengan kenaikan suhu (simulasi tanah kering). Ketika suhu telah mencapai batas maksimum (500C), maka pompa akan menyala menyalurkan air untuk menyiram tanaman. Batas maaksimum (500C) terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam bentuk tegangan dimana 10mV adalah 10C, sehingga menjadi 0,5 V untuk dituliskan dalam program tangga ZEN.
Ketika alat ini bekerja maka timer harian secara otomatis juga akan bekerja. Apabila terjadi hujan maka detektor hujan akan akan memberikan perintah untuk menghentikan penyemprotan tanaman.
Dengan melihat hasil keseluruhan dari pembuatan alat simulasi ini, maka dapat diberikan saran sebagai berikut Dalam pemakaian sistem kendali khususnya PLC, sistem harus benar-benar terisolasi dari rangkaian interface luar. Dengan adanya alat simulasi ini, dapat memberikan gambaran mengenai salah satu aplikasi ZEN. Dan menyarankan agar para pembaca (petani) dapat mengaplikasikan alat penyiram tanaman ini, sehingga dapat meningkatkan hasil paanen dan menghemat biaya produksi Pada pembuatan penyiram otomatis yang sesungguhnya, harus diperhitungkan kembali faktor luas lahan dan jenis tanaman.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC )
TYPE ZEN SEBAGAI KONTROL SIMULASI PENYIRAM TANAMAN”,
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang yang diselenggarakan pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 9 Maret 2006
Ketua
Panitia
Sekretaris
Drs.Djoko Adi W i dodo, M.T NIP.131570064
Drs. Said Sunardiyo, M.T. NIP. 131961219
Pembimbing I Penguji I
Drs. Rafael Sri W i yardi, M.T. NIP. 130800170
Drs. M. Harlanu, M.Pd. NIP. 131931823
Pembimbing II Penguji II
Drs. Henry Ananta, M.Pd. NIP. 131571562
Drs. Rafael Sri W i yardi, M.T NIP. 130800170
Penguji III
Drs. Henry Ananta, M.Pd. NIP. 131571562
Dekan
Prof. Dr. SoesantoNIP. 130 875 753
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
• Kerjakanlah sesuatu yang ada terlebih dahulu sebelum yang lebih baik
datang.
• Kunci sukses adalah ketelatenan dan sabar.
Persembahan :
Tuhan YME, Bapak dan Ibuku (Chamim dan Suseni), Adik-adiku (Dwi dan Emi),
seluruh keluargaku, YangtiQu (omelan penyemangatnya), teman-teman kost LA,
teman-teman PTE ’00, Sri Handono (ide temanya), dunia pendidikan, nusa dan
bangsa, dan pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Keberhasilan Skripsi ini tidak lepas dari semua pihak yang banyak
memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diterima dengan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Rafael Sri Wiyardi, MT, Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya
skripsi ini.
2. Drs. Henry Ananta, M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro.
4. Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik.
5. Drs. R. Kartono, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Elektro.
6. Bapak Ibu Dosen TE UNNES yang telah memberikan ilmu pengetahuan.
7. Teman-teman PTE Agkatan 2000 dan teman-teman kost LA yang telah
memberikan dukungannya.
8. Orang Tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan baik moril
maupun materil kepada penulis.
9. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vi
Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan mahasiswa Universitas Negeri Semarang pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya dalam memperluas pengetahuan akan ilmu dan teknologi.
Semarang, Februari 2006
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Permasalahan ..........................................................................................2
1. Identifikasi Masalah ...........................................................................2
2. Pembatasan Masalah ..........................................................................2
3. Perumusan Masalah ...........................................................................3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................3
D. Manfaat Penelitiaan ................................................................................3
E. Sistematika Skripssi ................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Programmable Logic Control (PLC) .....................................................6
1. Unit Pengolahan Pusat (CPU- Central Prosessing Unit)...................7
2. Memori ...............................................................................................7
3. Pemrograman PLC .............................................................................8
viii
Halaman
4. Catu daya............................................................................................9
5. Masukan-masukan PLC .....................................................................9
6. Keluaran-keluaran PLC....................................................................10
7. Pengaturan atau Antarmuka Keluaran ..............................................10
B. ZEN ......................................................................................................10
Area Memori........................................................................................13
C. Sensor Suhu Dan Detektor Hujan ........................................................23
D. Motor ...................................................................................................24
Prinsip Kerja Motor .............................................................................25
E. Kerangka Berpikir.................................................................................27
BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT
A. Pembuatan Perangkat Lunak ...............................................................28
Langkah pembuatan program dengan Zen Support Software..............30
B. Pembuatan Perangkat Keras ................................................................34
C. Pengujian Alat......................................................................................36
D. Analisis Data........................................................................................36
BAB IV PENGUKURAN, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN ALAT
A. Pengukuran Alat ...................................................................................37
B. Pembahasan Hasil Pengukuran.............................................................39
C. Keterbatasan Alat .................................................................................39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan...............................................................................................40
B. Saran .....................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Zen Programmable Relay ....................................................11
Gambar 2. Perangkat Lunak Zen ...........................................................13
Gambar 3. Tombol Tekan Pada Zen ......................................................15
Gambar 4. Contoh Tampilan LCD ........................................................18
Gambar 5. Layar Pengaturan Bit Penampilan pada LCD ......................19
Gambar 6. Aturan Penulisan Diagram Tangga dengan ZEN .................20
Gambar 7. Contoh penggunaan pewaktu ...............................................21
Gambar 8. Pengaturan pewaktu dan penentuan tipe ..............................21
Gambar 9. Ilustrasi eksekusi program tangga ZEN ..............................22
Gambar 10. Ilustrasi penggunaan status ON/OFF pada ZEN..................23
Gambar 11. Simbol LM35 .......................................................................23
Gambar 12. Bagian-bagian motor ............................................................26
Gambar 13. Diagram alir..........................................................................28
Gambar 14. Diagram Ladder ...................................................................29
Gambar 15. Tampilan pilihan awal ZEN .................................................30
Gambar 16. Tampilan Property Setting ...................................................31
Gambar 17. Jendela Pembuatan diagram ................................................32
Gambar 18. Tampilan apabila sukses.......................................................32
Gambar 19. Diagram Blok Rangkain.......................................................33
Gambar 20. Rangkain catu daya ..............................................................33
Gambar 22. Rangkain Simulasi................................................................34
x
Halaman
Gambar 22. Alat Simulasi ........................................................................35
Gambar 23. Grafik Pengukuran IC LM35 ...............................................38
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Alokasi bit-bit I/O .......................................................................13
Tabel 2. Tipe bit dan fungsi tambahan......................................................16
Tabel 3. Alokasi bit-bit waktu...................................................................17
Tabel 4. Alokasi Bit Penampil ..................................................................19
Tabel 5. Percobaan 1 Pengukuran IC LM35. ............................................37
Tabel 6. Pengujian Sensor Hujan ..............................................................38
Tabel 7. Pengukuran Catu Daya................................................................38
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rangkaian Keseluruhan ...........................................................42
Lampiran 2.Tabel Pengukuran IC LM35 ....................................................43
Lampiran 3 Panduan Singkat Penggunaan Zen Support Software ............47
Lampiran 4 Product Configurations............................................................69
Lampiran 5 Specifications...........................................................................72
Lampiran 6 Data Sheet IC LM35................................................................83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil tanaman merupakan salah satu sumber bahan makanan pokok
yang dibutuhkan manusia maupun hewan, sehingga manusia perlu
membudidayakan tanaman tersebut. Pembudidayaan tanaman sebagai salah
satu sumber bahan makanan pokok harus ditingkatkan produktifitasnya. Salah
satu cara untuk meningkatkan produktifitas tanaman yaitu dengan cara
menyuplay air agar cukup dan teratur. Pada pertanian yang lahannya sempit
kebutuhan air sangat diperlukan, karena tanaman memperoleh makanan dari
air yang disiramkan setiap harinya. Air ini diperoleh biasanya dengan cara
membuat sumur di sekitar lahan. Untuk menaikkan air dari dasar sumur
diperlukan pompa air, kemampuan pompa air tersebut disesuaikan dengan
kedalaman sumur dan luas lahan pertanian.
Dalam pertanian air sangat diperlukan, tanpa air yang cukup
tanaman akan mati. Karena tanaman menyerap sari-sari makanan yang
terkandung di dalam air dan tanah. Berdasarkan fenomena tersebut kebutuhan
tanaman terhadap air harus selalu dikontrol secara baik dan teratur. Untuk
mengontrol kebutuhan air tersebut diperlukan alat penyiram tanaman yang
efektif dan efisien. Dengan adanya alat tersebut diharapkan kebutuhan
tanaman terhadap air dapat terkontrol dan terpenuhi. Selain itu, petani juga
2
dapat menghemat biaya operasional pertaniannya dan mereka dapat
melakukan kegiatan lain di luar bidang pertanian.
Bedasarkan fenomena tersebut peneliti mempunyai ide untuk
membuat alat penyiram tanaman secara otomatis. Alat tersebut peka terhadap
cuaca, baik itu saat hujan maupun saat kemarau. Alat ini menggunakan
kontrol Programmable Logic Controller (PLC) type Zen yang sangat mudah
didapat dipasaran dan cara pemrogramannya relatif mudah dipahami, yang
peneliti tuangkan dalam skripsi dengan judul “Programmable Logic
Controller (PLC) Type Zen Sebagai Kontrol Simulasi Penyiram
Tanaman Otomatis”.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Bagaimana membuat alat penyiram tanaman yang peka terhadap
cuaca hujan maupun kekeringan. Pembuatannya meliputi sensor suhu,
detektor hujan dan program ZEN.
2. Pembatasan Masalah
Karena terbatasnya sarana dan prasaran dalam pembuatan alat
penguji ini, maka yang dikaji dan dibahas lebih mendalam adalah :
1. Perancangan dan pembuatan sensor suhu, detektor hujan dan program
ZEN.
2. Pompa air yang dipakai adalah AQUILA tipe P1800.
3. PLC yang dipakai adalah tipe ZEN 10C1DR-D-V1.
3
3. Perumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
maka yang peneliti ingin kaji adalah sebagai berikut ;
a. Bagaimana membuat sebuah perangkat penyiram tanaman
yang dapat membantu para petani dalam menyuplai air ?
b. Bagaimana menentukan batas maksimun suhu alat simulasi
penyiram tanaman ?
c. Bagaimana membuat sensor hujan yang dapat membaca
lingkungan (peka) ?
C. Tujuan Penelitian
Merencanakan dan membuat alat penyiram tanaman yang
diaplikasikan dalam bentuk simulasi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat alat ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengurangi faktor kelalaian dari manusia, sehingga
kebutuhan air pada tananam tidak terganggu.
2. Memanfaatkan teknologi dalam dunia pertanian.
E. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi, yang
memudahkan jalan pemikiran dalam memahami keseluruhan isi skripsi.
Sistematika skripsi dalam penelitian ini adalah :
4
A. Bagian Pendahuluan Skripsi
Bagian ini berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar,
daftar tabel dan abstraksi.
B. Bagian Isi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang alasan pemilihan judul,
permasalahan, pembatasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan kajian teori tentang PLC, ZEN,
komponen dan kelengkapan yang berhubungan dengan
perencanaan dan pembuatan alat penyiram tanam.
BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
ALAT
Perencanaan dan pembuatan alat, baik yang berupa
perangkat lunak seperti pembuatan program dengan Zen
suport sofwere, membuat blok diagram rangkaian dan
skema rangkaian. Juga membahas tentang pembuatan
bagian elektronik, mekanik, pembuatan PCB, dan
perakitan komponen.
5
BABIV PENGUKURAN, PEMBAHASAN DAN
KETERBATASAN ALAT
Data pengukuran dan pengujian alat dianalisis apakah
sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan serta
menentukan spesifikasi alat setelah jadi.
BAB V PENUTUP
Berisi simpulan dan saran dari BAB IV.
BAB II LANDASAN
TEORI
a. Programmable Logic Controller (PLC)
Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan
peralatan-peralatan elektronika yang mampu menangani kestabilan,
akurasi dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses
produksi. PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an.
Sebuah PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat
yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang ada
pada sistem kontrol proses konvensional (Putra, Agfianto .E, 2004: 1).
PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor), kemudian
melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, berupa
menghidupkan atau mematikan keluaran. Program yang digunakan adalah
ladder diagram yang kemudian harus dijalankan oleh PLC. Dengan kata
lain PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen
keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya
pada proses pengepakan, perakitan otomatis dan lain-lain. Hampir semua
aplikasi memerlukan kontrol listrik membutuhkan PLC. Alasan utama
perancangan PLC adalah untuk mengilangkan beban ongkos perawatan
dan penggantian sistem kontrol mesin berbasis relai.
6
7
komponen-komponen PLC
PLC sesungguhnya merupakan sistetm mikrokontroler khusus
untuk industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang
diadaptasi untuk keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen
dasar sebuah PLC:
1. Unit Pemgolahan Pusat (CPU – Central Processing Unit)
CPU merupakan otak dari sebuah kontroler PLC. CPU itu sendiri
biasanya merupakan sebuah mikrokontroler. Pada awalnya merupakan
mikrokontroler 8-bit seperti 8051, namun saat ini bisa merupakan
mikrokontroler 16-bit dan 32-bit. CPU ini juga menangani komunikasi
dengan piranti eksternal, interkonektivitas antar bagian-bagian inter PLC,
eksekusi program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati
masukan dan memberikan sinyal keluaran. Kontrol PLC memiliki suatu
kompleks yang digunakan untuk memeriksa memori agar dapat dipastikan
memori tidak rusak, hal ini dilakukan untuk keamanan.
2. Memori
Memori sistem digunakan oleh PLC untuk sistem kontrol proses.
Selain berfunsi untuk menyimpan sistem opersi, juga digunakan untuk
menyimpan program yang harus dijalankan, dalam bentuk biner, hasil
terjemahan ladder diagram yang dibuat oleh pengguna atau pemrogram.
Isi dari memori itu dapat berubah atau dikosongkan. Pemrograman PLC,
biasanya dilakukan melalui kanal serial komputer yang bersangkutan.
8
Memori pengguna dibagi menjadi beberapa blok yang memiliki
fungsi khusus. Beberapa bagian memori digunakan untuk menyimpan
status masukan dan keluaran. Status yang sesungguhnya dari masukan
maupun keluaran disimpan sebagai logika atau bilangan ‘0’ dan ‘1’ (dalam
lokasi bit memori tertentu). Masing-masing masukan atau keluaran
berkaitan dengan sebuah bit dalam memori. Sedangkan bagian lain dari
memori digunakan untuk menyimpan isi variabel-variabel yang digunakan
dalam program yang dituliskan. Misalnya, nilai pewaktu atau nilai
pencacah bisa disimpan dalam bagian memori ini.
3. Pemrograman PLC
Kontrol PLC dapat diprogram melalui komputer, bisa juga
diprogram dengan program manual. Untuk keperluan ini dibutuhkan
perangkat lunak, dan bergantung pada produk PLC-nya. Dalam hal ini
penulis memakai PLC dari OMRON seri ZEN Programmable Relay. Saat
ini fasilitas transmisi PLC dengan komputer sangat penting sekali artinya
dalam pemrograman ulang PLC dalam dunia industri. Sekali sistem ini
diperbaiki, program yang benar dan sesuai harus disimpan ke dalam PLC
lagi. Selain itu diperlukan pemeriksaan program PLC, apakah selama
disimpan tidak terjadi perubahan atau sebaliknya, apakah program sudah
berjalan dengan benar atau tidak. Hal ini membantu untuk menghindari
situasi berbahaya dalam ruang produksi.
Hampir semua produk perangkat lunak untuk memrogram PLC
memberikan kebebasan berbagai macam pilihan seperti: memaksa suatu
9
saklar (masukan atau keluaran) bernilai 1 atau 0, melakukan pengawasan
program secara real-time termasuk pembuatan dokumentasi diagram
tangga yang bersangkutan. Pemrogram dapat memberikan nama pada
piranti masukan maupun keluaran, komentar-komentar pada blok diagram
dan lain sebagainya. Dengan pemberian komentar maupun dokumentasi
pada program, maka akan mudah nantinya dilakukan pembenahan
program dan pemahaman terhadap kerja program diagram tangga tersebut.
4. Catu Daya PLC
Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu daya
ke seluruh bagian PLC (termasuk CPU, memori dan lain-lain).
Kebanyakan PLC bekerja pada tegangan 24 VDC atau 220 VAC.
Pengguna harus menyediakan catu daya terpisah untuk masukan dan
keluaran PLC. Dengan cara ini maka lingkungan industri dimana PLC
digunakan tidak merusak PLC-nya itu sendiri karena memilki catu daya
terpisah antara PLC dengan jalur-jalur masukan dan keluaran.
5. Masukan-masukan PLC
Kecerdasan sebuah sistem terotomatisasi sangat bergantung pada
kemampuan sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai macam jenis
sensor dan piranti-piranti masukan lainya. Untuk mendeteksi proses atau
kondisi suatu keadaan yang sedang terjadi, misalnya, jumlah barang,
ketinggian permukaan air, tekanan uadara dan sebagainya, maka
dibutuhkan sensor yang tepat untuk masing-masing keadaan. Dengan kata
lain sinyal-sinyal masukan tersebut dapat berupa logik (ON atau OFF)
10
maupun analog. Salah satu sinyal analog yang sering dijumpai adalah
sinyal arus 4 hingga 20 mA (mV) yang diperoleh dari bermacam-macam
sensor.
Lebih canggih lagi, peralatan lain dapat dijadikan masukan untuk
PLC, seperti citra dari kamera,robot dan lain-lain.
6. Keluaran-keluaran PLC
Sistem terotomatisasi tidaklah akan lengkap jika tidak ada fasilitas
untuk menghubungkan dengan alat-alat eksternal. Beberapa alat atau
piranti yang banyak digunakan adalah motor, selenoid, relai, lampu
indikator, speaker dan lain-lainnya. Keluaran digital bertingkah seperti
sebuah saklar, menghubungkan dan memutuskan. Keluaran analog
digunakan untuk menghasilkan sinyal analog (untuk mengendalikan
motor).
7. Pengaturan atau Antarmuka Keluaran
Keluaran juga membutuhkan antarmuka yang sama yang
digunakan untuk memberikan perlindungan antara CPU dengan peralatan
eksternal, hal ini penulis menggunakan relay.
o b. Zen
ZEN Programmable Relay merupakan produk PLC lain dari
OMRON, sebagaimana ditunjukan pada gambar 1.
merupakan kontroler kecil yang menyediakan 10 saluran
input/output (I/O) yang dapat diprogram (terdiri dari 6
masukan dan 4 keluaran). Alat ini jauh lebih murah
dibandingkan seri CPM1 maupun CPM2
11
Gambar 1.ZEN Programmable Relay(Putra, Agfianto .E. 2004)
Dalam kesempatan ini penulis menggunakan ZEN type LCD, yang
dilengkapi dengan LCD dan tombol-tombol operasi.Zen Programmable
Relay berukuran kecil dan ringan, untuk tipe 10 I/O ukurannya 90 x 70 x
56 mm dan dapat dipasang dimana saja.
Fitur-fitur ZEN
1. Mudah diprogram, perangkat ZEN ini lebih mudah pengoperasianya
dibanding type CPM1.Terdapat 4 macam jenis keluaran yang dapat
diatur dengan mudah, meliputi : operasi normal, operasi SET, operasi
RESET dan operasi TOGGLE atau ALTERNATE.
2. Antisipasi kerusakan catu daya, ZEN memiliki bit-bit penyimpan dan
penyimpan pewaktu untuk antisipasi kerusakan catu daya. Bit-bit ini
akan menyimpan sebelum terjadi kerusakan.
3. Pewaktu yang komplek yang mudah diatur, terdapat 16 pewaktu yang
mendukung 4 macam operasi yaitu
• Tundaan ON.
• Tundaan OFF.
• Pulsa tunggal.
• Pulsa kedip (ON-OFF bergantian)
12
Serta 3 jangkauan pengaturan pewaktu yaitu:
• 0,01 hingga 99,99 detik
• 1 detik hingga 99 menit 59 detik
• 1 menit hingga 99 jam 59 menit
4. Pencacah naik/turun dan komparator, selain memiliki pewaktu, ZEN
jugadi lengkapi dengan 16 pencacah atau conter yang bisa diprogrm
naik maupun turun.
5. Operasi pewaktu bergantung musim dan hari, Unit CPU dalam ZEN
juga memiliki fungsi kalender dan jam yang terdiri dari 16 pewaktu
mingguan dan 16 pewaktu kalender. Pengontrolan musiman
dimungkinkan dengan kombinasi pewaktu mingguan dan kalender
tersebut. Cocok untuk pengontrolan penyemprotan taman atau kebun.
6. Masukan analog langsung. Unit CPU dengan catu daya DC memilki 2
masukan analog langsung (tegangan 0 hingga 10 volt) dan 4
komparator analog.
7. Pembuatan diagram tangga menggunakan perangkat lunak, selain bisa
diprogram secara langsung, juga dapat diprogrm dengan perangkat
lunak ZEN Suport Software, sebagaimana contoh tampilannya
ditunjukan pada Gambar 2.
13
Gambar 2Perangkat lunak ZEN
(Putra, Agfianto .E. 2004)
ZEN Suport Software dapat digunakan untuk mensimulasikan ZEN
dan memonitor program tangga secara langsung, sehingga dapat
langsung diamati cara kerja program tangga yang terkait.
Area Memori
a. Bit-bit I/O, Work dan Penyimpan Internal (Internal
Holding).
Bit-bit keluaran/masukan atau I/O, kerja (Work) dan penyimpan
internal (Internal Holding) berikut dengan keterangan atau penjelasan
fungsi-fungsingya ditunjuk pada tabel 1.
Tabel 1. alokasi bit-bit I/O, ekspansi, kerja dan penyimpan internal
Nama TipeAlamat
bitJumlah
bitFungsi
Programtangga
Bit masukan
I
0 – 5 6
UnitCPUdengan10 I/O
Menyatakan statusON/OFF piranti masukan yang
terhubung dengan terminal masukan CPU
MasukanNO/NC
0 – B 12
UnitCPUdengan20 I/O
14
Lanjutan table 1
Bitmasukan
unit ekspansi
I/OX 0 – B 12
Menyatakan ON/OFF pirantimasukan yang terhubung dengan terminal masukan unit ekspansi
Saklar tekan
B 0 – 7 8
Akan ON jika tombol-tombol operasional ditekan selamaRUN. Hanya dapat digunakan untuk CPU tipe LCD
Bit komparator
analogA 0 – 3 4
Keluaran dari hasilperbandingan masukan analog. Hanya dapat digunakan dengan model catu daya 24 VDC
MasukanNO/NC
Bit komparator P 0 – F 16
Bandingkannilai saat ini pewaktu (T), penyimpanpewaktu (#) dan pencacah (C)dan keluarkan hasilnya
MasukanNO/NC
Bit keluaran
Q
0 – 3 4
UnitCPUdengan10 I/O
Mengeluarkanstatus ON/OFF dari bit keluaran ke piranti keluaran yang terhubung dengan unit CPU
0 – F 8
UnitCPUdengan20 I/O
Bitkeluaran
unit ekspansi
I/O
Y 0 – B 12
Mengeluarkan statusON/OFF dari bit keluaran ke piranti keluaran yang terhubung dengan unit ekspansi
Bit kerja M 0 – F 16
Hanya dapat digunakan dalam program, tidak dapatdigunakan sebagai keluaran
Bitpenyimpan (Holding
Bit)H 0 – F 16
Sama seperti bit kerja hanyasaja bit penyimpan ini akan menjaga status ON/OFF walaupun catu daya dimatikan
Sumber:( Putra, Agfianto .E. 2004: 41 )
Keterangan: NO (Normally Open)
NC (Normally Close)
Untuk saklar tekan (pushbutton atau simbol B) mengikuti aturan yang
ditunjukan pada Gambar 3.
15
Gambar 3. Tombol tekan pada ZEN (Putra, Agfianto .E. 2004)
Tombol operasional (seperti DEL, ALT dan seterusnya) dapat
digunakan untuk operasional ZEN, tidak peduli apakah tombol-tombol
yang bersangkutan digunakan sebagai tombol tekan (B) atau tidak, dengan
kata lain, saat suatu tombol operasional, misalnya DEL ditekan (untuk
opersional penghapusan) maka tombol tekan B6 juga ON.
Bit-bit keluaran tersebut mencakup bit-bit keluaran terminal ZEN
(Q), bit-bit keluaran terminal ekspansi ZEN (Y), bit-bit kerja (M) dan bit-
bit tahan (H), penggambarannya pada diagram tangga baik pada perangkat
lunak ZEN Support Software maupun tampilan LCD sebagai berikut.
Alamat Bit
Kondisi eksekusi
Tipe bit
Fungsi tambahan ([, S, R dan A)
Tipe bit diisi dengan Q, H, Y atau M sedangkan fungsi tambahan [,
S, R dan A diterangkan dalam tabel 2 berikut.
16
Tabel 2. tipe bit dan fungsi tambahan(agfianto E.P:43).
[ NORMAL
Meng-ON atau OFF-kankeluaran mengikuti status ON atau OFF kondisi eksekusi sebelumnya, selama kondisi eksekusi ON, maka keluaranya juga ON
I0 [Q0
S SETMembuat keluaran akan ONterus setelah kondisi eksekusi ON
I1 SQ0
R RESET
Membuat keluaran akanOFF terus (asumsi keluaran sebelumnya ON) setelah kondisi eksekusi ON sekali
I2 RQ0
A ALTERNATEBergantian ON dan OFFselama kondisi eksekusi ON
I3 AQ0
Sumber: (Putra, Agfianto .E. 2004:43)
b. Pewaktu dan Pencacah
Pada ZEN Programmable Relay terdapat 2 macam pewaktu, yaitu
pewaktu (timer) dan pewaktu tahan (Holding Timer) dengan perbedaan
sebagai berikut:
• Pewaktu : nilai pewaktu saat ini akan di-reset saat pewaktu diubah
dari mode RUN ke mode STOP atau catu daya ZEN dimatikan.
Terdapat 4 macam operasional pewaktu jenis ini, yaitu: tundaan ON
(X), tundaan OFF(%), pulsa tunggal (O) dan kedipan (F).
• Pewaktu tahan : nilai pewaktu saat ini akan disimpan walaupun
terjadi pengubahan mode RUN menjadi STOP atau catu daya
dimatikan. Pewaktu akan dilanjutkan kembali jika masukan pemicu
ON, selain itu status ON pada bit pewaktu tahan ini akan disimpan jika
17
waktu yang dikehendaki sudah selesai. Bit peaktu tahan ini hanya bisa
beroperasi dengan fungsi tundaan ON saja.
• Pencacah : terdapat 16 pencacah yang dapat digunakan dalam
mode naik (increment) maupun turun (decrement). Nilai saat ini dari
pencacah akan dismpan jika mode ZEN diubah atau catu daya
dimatikan. Bit pencacah akan ON jika nilai cacah sudah melampaui
yang ditentukan (nilai saat ini e” nilai yang ditentukan). Nilai
pencacah kembali ke 0 dan bit pewaktu akan OFF jika direset,
sebagaimana bit-bit pewaktu, pewaktu tahan dan pencacah berikut
dengan penjelasan atau keterangan singkat ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. alokasi bit-bit waktu, pewaktu tahan, dan pencacah.
Nama TypeAlamat
BitJumlah
BitFungsi
ProgramTangga
Pewaktu T 0 – F 16
Dapat diubah fungsinyaantara operasi tundaan ON, tundaan OFF, satu pulsa(one shoot)dan pulwsa kedip(ON-OFF)
Kondisi
NO/NC
Pewaktu
tahan# 0 – 7 8
Mampu menyimpan
nilai pewaktuan dan
status ON walaupun
catu daya dimatikan
atau mode diubah dari
RUN menjadi STOP
Pencacah C 0 – F 16
Pencacah yang dapat
dinaikan maupun
diturunkan pencacahnya
18
Lanjutan table 3
Pewaktu
mingguan@ 0 – F 16
Dapat menghidupkan
(ON) atau mematikan
(OFF) selama beberapa
hari atau periode waktu
yang ditentukan
Pewaktu
kalender* 0 – F 16
Dapat menghidupkan
(ON) atau mematikan
(OFF) selama periode
tanggal yang ditentukan
Sumber: (Putra, Agfianto .E. 2004: 45)
c. Bit-bit Penampilan.
Suatu pesan yang dibuat oleh pengguna, jam, nilai pewaktu atau
pencacah saat ini atau nilai kenversi analog dapat ditampilkan pada layar
LCD, jika digunakan fungsi tampilan (D) dan jika sigunakan lebih dari
satu, maka satu layar dapat menampilkan beberapa data atau pesan
sekaligus. Contoh tampilan pada LCD ditunjukkan pada gambar 4,
sedangkan alokasi bitnya ditunjukkan pada Tabel 4.
Contoh operasi 1 Contoh operasi 2
memonitor status operasi sistem menampilkan jam dan tanggal
Gambar 4. Contoh tampilan LCD
19
Gambar 5.Layar pengaturan bit penampilan pada LCD
(Putra, Agfianto .E. 2004)
Tabel 4. Alokasi bit penampilan
Tipe fungsi
penampilan
atau lampu
latar
(backlight)
L0 – Matikan lampu latar, fungsi tampilan tidak otomatis
(manual)
L1 – hidupkan lampu latar, fungsi tampilan tidak otomatis
(manual)
L2 – matikan lampu latar, fungsi tampilan otomatis
L3 – hidupkan lampu latar, fungsi otomatis
Menampilkan
posisi awal
X (digit): 00 hingga 11, Y(baris): 0 hingga 3X00 X11
Y00
Y03
Tampilan
objek
CHR untuk tampilan string, maksimum 12 (simbol dan
alpanumerik)
DAT untuk tampilan bulan/ tanggal (5 digit: 99/99)
DAT1 untuk tampilan tanggal/bulan (5 digit: 99/99)
CLK untuk tampilan jam/menit (5 digit: 99:99)
I4,I5 atau IA,IB untuk tampilan konversi analog (4 digit:99.9)T0-TF untuk tampilan nilai pewaktu saat ini (5 digit: 99.99)
#0-#7 untuk tampilan nilai peaktu tahan saat ini (5 digit: 9.99)
C0-CF untuk tampilan nilai pencacah saat ini (4 digit: 999)
monitoringA – monitoring diperbolehkanD – monitoring tidak diperbolehkan
Sumber: (Putra, Agfianto .E. 2004:48)
20
ZEN digunakan untuk memprogram rangkaian relay, rangkaian
pencacah dan rangkaian pewaktu mingguan yang sederhana.
Persamaannya dengan PLC Sysmac adalah sama-sama menggunakan
diagram atau program tangga, sedangkan perbedaan utama antara PLC
Sysmac (CPM1A/ CPM2A) dan ZEN adalah:
1. Program tangga dalam ZEN ditulis dengan maksimum 3 masukan atau
3 kondisi eksekusi dan 1 keluaran hingga maksimum 96 garis,
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6.Aturan penulisan diagram tangga dengan ZEN
(Putra, Agfianto .E. 2004)
2. Instruksi
Bahasa pemrograman Sysmac mengandung beberapa instruksi dasar
seperti LD, AND, OR, OUT, pewaktu dan pencacah. Selain itu ZEN
juga memiliki pewaktu mingguan, pewaktu kalender dan penampil.
21
3. Parameter pewaktu, pencacah dan lainnya diatur dengan masukan
ZEN atau melalui perangkat lunak ZEN (ZEN Suport Software) dan
hasilnya dapat digunakan untuk mengatur keluaran, perhatikan contoh
diagram tangga yang ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7.Contoh penggunaan pewaktu
(Putra, Agfianto .E. 2004)
Pada keluaran T0, bisa diatur pewaktu berapa yang digunakan, dengan
jendela pengaturan sebagaimana ditunjukan pada gambar 7. sedangkan
pada kondisi eksekusi T0 (pada masukan) dapat diatur jenis atau type
pewaktunya, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8.Pengaturan pewaktu dan penentuan type/jenis pewaktu
(Putra, Agfianto .E. 2004)
4. Program tangga tangga antara PLC dan ZEN dikerjakan secara
berbeda. ZEN mengerjakan seluruh program tangga (hingga
22
maksimum 96 garis) dari garis pertama hingga akhir dalam 1 siklus
yang bersamaan. Masing- masing garis dikerjakan dari kiri ke kanan.
Ditunjukan pada Gambar 9.
Gambar 9.Ilustrasi eksekusi program tangga dalam ZEN
(Putra, Agfianto .E. 2004)
- waktu mulai dari awal proses dari bus bar hingga kembali ke bus bar
lagi (untuk menjalankan seluruh program tangga) dinamakan waktu
siklus.
- Status ON/OFF yang dihasilkan oleh kontak keluaran tidak dapat
digunakan sebagai status kontak masukan dalam siklus yang sama,
tetapi bisa digunakan dalam dalam siklus selanjutnya, perhatikan
contoh yang ditunjukan pada gambar 10. saat I0 menjadi ON, maka
M0 di garis 1 masih dalam kondisi OFF sehingga efeknya Q0 akan
ON untuk siklus berikutnya, demikian juga saat I0 menjadi OFF.
LM 35
23
Gambar 10.Ilustrasi penggunaan status ON/OFF pada ZEN
(Putra, Agfianto .E. 2004)
c. Sensor Suhu dan Detektor Hujan
Untuk mengetahui perubahan temperatur yang terjadi di sekitar,
dibutuhkan suatu alat yang disebut sensor. Sensor ini haruslah dapat
diterjemahkan temperaturnya menjadi suatu besaran listrik baik berupa
tegangan ataupun arus listrik. Sensor suhu yang digunakan berupa IC
LM35.
+Vs
(4V – 30V)
Output0 mV + 10,0 mV/0C
Gambar 11. Simbol LM 35
IC LM 35 merupakan tranduser temperatur yang dikemas dalam
bentuk rangkaian terintegrasi dengan tegangan keluaran berbanding linear
terhadap perubahan temperatur. Bentuk fisik terlihat pada Lampiran XX
seperti transistor mempunyai tiga kaki yaitu : kaki anoda, katoda dan kaki
kontrol.
24
Isinya berupa zener yang peka (sensitive) pada temperatur.
Keuntungan dari IC LM 35 adalah mempunyai sensor temperatur yang
linier kalibrasinya langsung dalam Celcius, sehingga tidak diperlukan
tegangan konstan yang besar dari keluar skala Celcius. Penyemat tidak
memerlukan beberapa kalibrasi luar untuk mencapai ketelitian ± ¼ oC
pada temperatur diatas jangkauan. Perangkat hanya memerlukan arus
60µA dari catu daya pada jangkauan 4 volt s/d 30 volt, sehingga perangkat
ini mempunyai pemanasan diri sangat rendah dibawah 0,1 oC pada
keadaan udara. LM 35 mempunyai jangkauan temperatur yang memadai
yaitu antara -55 oC sampai +150 oC dan tegangan keluarnya telah stabil
tanpa harus diset dahulu sebesar 10 mV/ oC. IC LM 35 mempunyai
impedansi keluaran yang rendah, keluaran linear, dan harga kalibrasi yang
padu untuk untuk membuat antarmuka atau rangkaian kontrol khusus
menjadi mudah. IC LM 35 dapat digunakan dengan catu daya tunggal atau
dengan catu daya positif dan negatif.
d. Motor
Motor adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik
menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak tersebut
berupa putaran daripada rotor.
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya masuk yang
berupa mekanik (gerak) dan keluarannya berupa daya listrik, sedangkan
25
motor sebaliknya, yaitu mengubah daya masuk yang berupa daya listrik
menjadi daya mekanik.
Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila
memiliki:
1. kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet;
2. kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor-
konduktor yang terletak pada alur-alur jangkar; dan
3. celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam
medan magnet.
Pada mesin listrik, kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu
merupakan stator atau bagian yang tidak berputar, dan kumparan jangkar
merupakan rotor atau bagian yang berputar. Bila kumparan jangkar
berputar dalam medan magnet, akan dibangkitkan GGL yang berubah-
ubah arah setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-
balik.
Prinsip Kerja Motor
Motor merupakan suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga
listrik menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak, dimana tenaga gerak
tersebut berupa putaran dari rotor. Fungsi motor ini berdasarkan gejala
bahwa suatu medan magnet mengeluarkan gaya pada penghantar yang
berarus. Prinsip kerjanya adalah gaya Lorenz yaitu apabila suatu
penghantar yang dialiri arus searah yang diletakkan antara dua buah kutub
26
magnet, maka pada penghantar tersebut akan bekerja suatu gaya gerak
mekanik, yang besarnya adalah:
F = B . I . L Newton
dengan :
F = gaya gerak mekanik (Newton)
B = induksi medan magnet (Tesla)
I = nilai arus searah yang mengalir dalam penghantar (Ampere)
L = panjang penghantar yang berada dalam medan magnet (meter)
(Yon Rijono : 167)
bagian –bagian motor terlihat pada Gambar 12
Gambar 12. bagian-bagian motor
Kontruksi dari motor terbagi atas :
1. Stator atau bagian yang diam terdiri dari:
a. Rumah Stator (Gandar) sebagai tempat jalan mengalirnya medan
magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet, dan melindungi
bagian-bagian mesin lainnya, sehingga dibuat dari bahan
feromagnetik.
27
b. Kutub-kutub merupakan penghasil medan magnet, terdiri dari inti
kutub dan sepatu kutub, serta lilitan medan.
2. Rotor atau bagian yang bergerak, terdiri dari:
a. Jangkar
b. Lilitan jangkar
c. Komutator
d. Sikat-sikat
e. Kerangka Berpikir
Penyiram tanaman otomatis dengan kontrol tipe ZEN ini, bekerja
setiap hari sesuai dengan waktu yang ditentukan. Ketika alat ini bekerja
maka timer harian secara otomatis juga akan bekerja. Apabila terjadi hujan
maka detektor hujan akan akan memberikan perintah untuk menghentikan
penyemprotan tanaman.
Sebaliknya bila terjadi panas berlebih yang mengakibatkan suhu
dalam tanah meningkat serta kandungan air dalam tanah juga berkurang,
maka perubahan itu akan diubah menjadi tegangan yang variabel sesuai
dengan perubahan suhu oleh IC LM35. Perubahan suhu oleh IC LM35
tersebut akan dibaca oleh zen, kemudian zen akan memproses berdasarkan
perintah yang diberikan pada saat pembuatan diagram ladder. Dalam hal
ini, peneliti meberikan perintah menyalakan pompa apabila terjadi
masukkan tegangan diatas 5 volt. Alat tersebut akan bekerja begitu
seterusnya sesuai dengan perintah yang diberikan.
BAB III
PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT
A. Pembuatan Perangkat Lunak
1. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam pengetikan skripsi maupun
pembuatan program tangga (diagram ladder) adalah sebagai berikut:
• Pentium III 600 MHz
• RAM 128 MB
• Hardisk 20 GB
• Windows XP
• Microsoft XP2. Pembuatan program tangga (diagram ladder) dengan zen support softaere
a. Diagram alir
Untuk memudahkan pembuatan program terlebih dahulu dibuat diagram
alir. Diagram alirnya sebagai terlihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Diagram alir
28
29
b. Program Ladder
Yang terpenting dari alat ini adalah pembuatan program yang merupakan
kontrol dari penyiram tanaman. Pembuatan program bisa menggunakan
Zen Support Software ataupun di perangkat ZENnya. Dalam hal ini
penulis menggunakan Zen Support Software dengan alasan mudah untuk
diedit. Program yang akan dibuat adalah sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 14.
Gambar 14. Diagram Ladder
Keterangan:
@0 : merupakan perintah usntuk memberikan instruksi pewaktu harian
dalam hal ini penulis memberikan perintah dari hari senin sampai
dengan hari sabtu akan ON pada jam 08.00 dan akan OFF pada jam
10.00.
30
A0 : merupakan perintah untuk membaca masukan berupa analog
komparator. Disini berfungsi untuk membaca keluaran dari IC
LM35, karena keluaranya merupakan tegangan yang variabel
tergantung suhu disekitarnya. Dan penulis memberikan masukan
tegangan 0.5 yang sesuai dengan suhu 50 0C, maka ketika suhu
diatas 50 0C atau 0,5V pompa akan menyala atau ON.
Q0 : merupakan keluaran yang dihubungkan dengan pompa air.
I0 : merupakan masukan yang digunakan untuk membaca detektor
hujan.
M0, M1 : merupakan fungsi untuk memberikan perintah agar kerjanya
berurutan.
Langkah pembuatan program dengan Zen Support Software
Pada bagian ini akan dijelaskan cara memulai dan mengakhiri program zen
support software:
1. Pada Windows 98/Me/NT, untuk memulai program zen support
software dengan cara pilih Start, kemudian Program, Omron, Zen
Support, kemudian akan muncul Gambar 15. Pilih Create a New
Program kemudian klik OK;
Gambar 15. tampilan pilihan awal ZEN
(Putra, Agfianto .E. 2004)
31
Catatan: Pilih Load Program From Files, jika diinginkan membuka
program ladder yang sudah pernah dibuat.
2. Jendela dialog Property Settings ditampilkan. Pilih model Zen yang
akan digunakan beserta konfigurasinya (yaitu apakah unit ekspansi I/O
dihubungkan atau tidak), kemudian isi nama projek (Project name)
dan komentar (Comment) jika perlu dan klik OK;sepeti terlihat pada
Gambar 16.
Gambar 16. Tampilan Property Setting
(Putra, Agfianto .E. 2004)
3. Selanjutnya muncul jendela seperti Gambar 17 dan siap untuk
digunakan.
32
Gambar 17. Jendela pembuatan diagram atau program tangga
(Putra, Agfianto .E. 2004)
4. Membuat program tangga seperti pada Gambar 15 sampai selesai.
5. Pilih menu ZEN kemudian Program Check untuk memeriksa
program. Gambar 18 akan ditampilkan jika tidak dijumpai adanya
kesalahan.
Gambar 18. Tampilan apabila sukses
(Putra, Agfianto .E. 2004)
6. Memilih menu Zen, Go Online, Transfer, Transfer To Zen. Untuk
mengirim program yang telah dibuat ke perangkat ZEN.
33
c. Membuat blok diagram rangkaian
Untuk mendesain alat ini yang pertama kali dilakukan adalah
mempelajari masing-masing alat yang telah ada, kemudian merancang
blok diagram. Seperti Gambar 19.
Gambar 19. Diagram Blok Rangkaian
3. Skema rangkaian
1. Catu Daya
Peralatan elektronik bagaimanapun aplikasinya tidak akan pernah
meninggalkan pencatu daya. Sebagaimana ditunjukan oleh Gambar 20.
31
31
24 VDC
34
220 Volt AC T31 5 15
6 215
4 80
0D4
- + 4BRIDGE
LM 7824VCC
+ 24 VDC
TRANSFORMER CT
1000uF/50 1000uF/50
0
Gambar 20. Rangkian catu daya
2. Rangkaian simulasi
Rangkain ini memuat rangkaian keseluruhan dari alat ini,
gambarnya adalah sebagaimana ditunjukan pada Gambar 21.
Elektroda Hujan
LS5
53
41
0 2220 Volt AC T4 D4
1 5
2 - + 44 8 BRIDGE
U1 RELAY SPDT
3 2VIN VOUT
1
IN ZEN OUT
TRANSFORMER 1000uF/50 ADJ
LM350/TO
COM COM
LS4I0 Q0
M
Pompa Air
53
412
RELAY SPDT
I1 COM
I2 Q1
I3 COM
I4 Q3
I5 COM
I6 Q2
Gambar 21. Rangkaian Simulasi
B. Pembuatan Perangkat Keras
1. Pembuatan rangkaian.
Alat dan bahan::
• Transformator 500mA/12V 1 buah
• Transformator 1A CT
• Dioda IN4001 4 buah
• Kapasitor 1000µf/25V 1 buah
• Kapasitor 1000µf/50V 2 buah
• Relay 12V/2A 2 buah
• IC LM35 1buah
• Jack mono dan stereo 1 buah
• Papan PCB berlubang
• Motor AQUILA type P1800 (pompa aquarium)
• Solder 30W dan timah
• Mur baut 10 mm
• Multimeter (AVOmeter) Maxcom
Langkah kerja :
• Menyiapkan alat dan bahan
• Merangkai komponen yang dibutuhkan sesuai dengan rangkaian
pada Gambar 21.
2. Pembuatan alat simulasi.
Setelah rangkaian selesai selanjutnya membuat mekaniknya yang
merupakan bagian simulasi dari alat ini, rancangan simulasinya
ditunjukkan pada Gambar 23.
Kontrol
Elektroda Hujan PenyiramT
LM 35Sensor Suhu
Penampung Air
Pipa
Gambar 22. Alat simulasi
C. Pengujian Alat
Dalam pengujian alat ini ada 2 tahap pengujian, yaitu :
1. Mengukur tegangan keluaran pada IC LM35 maupun tegangan
kerja pada rangkaian :
a. Mengukur masukan dan keluaran IC LM35.
b. Rangkaian catu daya diukur tegangan masukan dan tegangan
keluarannya.
2. mengamati unjuk kerja alat simulasi penyiram tanaman yang
dihubungkan ZEN.
a. Menghubungkan semua alat ke jala-jala listrik PLN.
b. Menghubungkan rangkaian simulasi penyiram tanaman dengan
ZEN yang sudah di program terlebih dahulu.
D. Analisis Data
Salah satu unsur penting dalam suatu penelitian adalah analisis data.
Karena dengan analisis data nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan. Dalam menganalisis data diperlukan suatu cara
atau metode yang dipakai untuk menganalisis data yang diperoleh. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
BAB IV
PENGUKURAN, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN ALAT
A. Pengukuran Alat
Data yang diambil dari pengukuran sensor suhu (IC LM35) dapat
dilihat pada Table 5 dan Lampiran 2.
Tabel 5. Percobaan 1 Pengukuran IC LM35
Waktu
(detik)
Vin
(V)
Vout
(V)
Suhu (0C)
keterangan pompaPerhitungan
(oC)
Pengukuran
(oC)
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450
480
510
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
0,300
0,395
0,395
0,430
0,451
0,461
0,468
0,472
0,472
0,477
0,480
0,487
0,493
0,507
0,355
0,337
0,328
0,304
30
39
39
43
45
46
47
47
47
47
48
49
49
50
35
33
33
30
29
40
40
43
45
47
47
48
47
47
48
50
50
51
35
33
32
31
Basah
Kering
Basah
OFF
ON
OFF
Jumlah 757 763
38
39
SU
HU
30
90
12
0
15
0
18
0
21
0
24
0
27
0
30
0
33
0
36
0
39
0
42
0
45
0
48
0
51
0
54
0
Dari Tabel 6 dapat dibuat grafik seperti ditunjukan pada Gambar 23.
PENGUKURAN IC LM35
60
4530
150
WAKTU
PENGUKURAN PERHITUNGAN
Gambar 23. Grafik Pengukuran IC LM35
Percobaan 2, 3,4, dan 5 selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Data yang diambil dari pengukuran sensor hujan ditujukkan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Pengujian Sensor hujan
hujan Tidak hujan pompa
V - OFF- V ON
Keterangan :V : ya- : tidak
Pengukuraan tegangan pada catu daya ditujukaan pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengukuran Catu Daya
Catu daya Tegangan masuk Tegangan keluar
ZEN 30 V 24,1V
SIMULASI 17 V 15 V
40
B. Pembahasan Hasil Pengukuran
Dari hasil pengukuran IC LM35 yang merupakan sensor suhu
dijabarkan bahwa ketika simulasi pemanas dinyalakan (menunjukkan
tanah kering) dihasilkan data yang merupakan tegangan output IC LM35
(sensor suhu) akan berbanding lurus dengan kenaikaan suhu (simulasi
tanah kering).
Ketika suhu telah mencapai batas maksimum (500C) atau lebih
yang ditunjukkan pada Tabel 5, maka pompa akan menyala menyalurkan
air untuk menyiram tanaman. Batas maksimum (500C) terlebih dahulu
diterjemahkan ke dalam bentuk tegangan dimana 10mV adalah 10C,
sehingga menjadi 0,5 V untuk dituliskan dalam program tangga ZEN.
Dari Tabel 6 dapat diketahui ketika pompa menyala (menyiram)
dan tiba-tiba terjadi hujan yang ditangkap oleh sensor hujan maka pompa
akan berhenti.
C. Keterbatasan Alat
Data yang diperoleh pada Tabel 5 dan Lampiran 2 dapat ditarik
kelemahan alat penyiram tanaman dengan kontrol ZEN yaitu alat tersebut
(khususnya sensor suhu) tidak dapat membaca kadar air dalam tanah dan
sensor hujan tidak bisa membaca intensitas hujan. Sehingga ketika hujan baik
hujan deras maupun tidak asalkan ada air yang mengenai detektor hujan akan
memberikan perintah untuk berhenti
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari uraian pembahasan pada Bab IV dapat diambil simpulan
bahwa peneliti dapat merencanakan dan membuat alat penyiram tanaman
dengan kontrol ZEN yang diaplikasikaan dalam bentuk simulasi.
Ketika suhu telah mencapai batas maksimum (500C) atau lebih
yang ditunjukkan pada Tabel 6, maka pompa akan menyala menyalurkan
air untuk menyiram tanaman. Batas maksimum (500C) terlebih dahulu
diterjemahkan ke dalam bentuk tegangan dimana 10mV adalah 10C,
sehingga menjadi 0,5 V untuk dituliskan dalam program tangga ZEN, dan
bila terjadi hujan maka pompa akan berhenti
B. Saran
Dari simpulan diperoleh peneliti menyarankan agar para pembaca
(petani) dapat mengaplikasikan alat peenyiram tanaman ini, sehingga
dapat meningkatkan hasil panen dan menghemat biaya produksi.
41
42
31
31
24 VDC
220 Volt AC T31 5 15
6 215
4 80
0D4
- + 4BRIDGE
LM 7824VCC
+ 24 VDC
TRANSFORMER CT
1000uF/50 1000uF/50
0
Elektroda Hujan
LS5
53
41
0 2220 Volt AC T4 D4
1 5
2 - + 44 8 BRIDGE
U1 RELAY SPDT
3 VIN VOUT
2
1
IN ZEN OUT
TRANSFORMER 1000uF/50 ADJ
LM350/TO
COM COM
LS4I0 Q0
M
Pompa Air
53
412
RELAY SPDT
I1 COM
I2 Q1
I3 COM
I4 Q3
I5 COM
I6 Q2
RANGKAIAN KESELURUHAN
Lampiran 2
Tabel 1. Percobaan 2 Pengukuran IC LM35
Waktu
(detik)
Vin
(V)
Vout
(V)
Suhu (0C)
keterangan pompaPerhitungan
(oC)
Pengukuran
(oC)
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450
480
510
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
0,300
0,395
0,395
0,430
0,451
0,461
0,468
0,472
0,472
0,477
0,480
0,487
0,493
0,507
0,355
0,337
0,328
0,304
29
39
40
43
45
46
47
48
47
47
50
50
50
49
35
33
33
30
29
41
40
43
45
47
47
48
47
47
49
50
51
49
35
33
32
31
Basah
Kering
Basah
OFF
ON
OFF
Jumlah 761 764
Tabel 2. Percobaan 3 Pengukuran IC LM35
Waktu
(detik)
Vin
(V)
Vout
(V)
Suhu (0C)
keterangan pompaPerhitungan
(oC)
Pengukuran
(oC)
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450
480
510
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
0,300
0,395
0,395
0,430
0,451
0,461
0,468
0,472
0,472
0,477
0,480
0,487
0,493
0,507
0,355
0,337
0,328
0,304
31
39
39
43
45
46
47
47
49
49
50
50
49
50
35
33
33
30
32
40
40
43
45
47
47
48
50
51
51
50
50
51
35
33
32
31
Basah
Kering
Basah
OFF
ON
OFF
Jumlah 765 776
Tabel 3. Percobaan 4 Pengukuran IC LM35
Waktu
(detik)
Vin
(V)
Vout
(V)
Suhu (0C)
keterangan pompaPerhitungan
(oC)
Pengukuran
(oC)
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450
480
510
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
0,300
0,395
0,395
0,430
0,451
0,461
0,468
0,472
0,472
0,477
0,480
0,487
0,493
0,507
0,355
0,337
0,328
0,304
35
39
39
43
45
46
47
47
47
47
48
49
49
50
35
33
33
30
33
40
40
43
45
47
47
48
47
47
48
50
50
51
35
33
32
31
Basah
Kering
Basah
OFF
ON
OFF
Jumlah 762 767
Tabel 4. Percobaan 5 Pengukuran IC LM35
Waktu
(detik)
Vin
(V)
Vout
(V)
Suhu (0C)
keterangan pompaPerhitungan
(oC)
Pengukuran
(oC)
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450
480
510
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
0,300
0,395
0,395
0,430
0,451
0,461
0,468
0,472
0,472
0,477
0,480
0,487
0,493
0,507
0,355
0,337
0,328
0,304
30
39
39
43
49
49
49
50
51
53
50
49
49
45
35
33
33
30
29
40
40
43
49
50
51
51
52
52
49
50
50
45
35
33
32
31
Basah
Kering
Basah
OFF
ON
OFF
Jumlah 776 782