Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

download Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

of 6

Transcript of Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

  • 7/25/2019 Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

    1/6

    DNA dan Informasi Genetis

    Dahulu kala, para peneliti menyatakan bahwa materi genetik berada di dalam struktur

    yang disebut kromosom dalam inti sel (nukleus). Pada tahun 1927, Griith dan !"ery

    mengungkapkan bahwa bakteri memiliki suatu senyawa mengekspresikan siat# siat yang

    berbeda tetapi belum mengetahui dengan $elas penyebabnya. Penelitian lebih lan$ut oleh !"ery,%a&'eod, dan %&arthy pada tahun 19 menun$ukkan bahwa perbedaan ekspresi siat tersebut

    karena struktur seperti tangga, terdiri dari dua pita yang berlawanan arah, yang akhirnya dikenal

    dengan D*!. Penemuan struktur D*! oleh +ames atson dan -ran&is ri&k pada tahun 19/

    merupakan temuan penting dalam perkembangan genetika di dunia. %odel struktur D*! hasil

    analisis atson dan ri&k mampu men$elaskan bagaimana D*! membawa inormasi genetis

    sebagai &etak biru (blueprint) yang dapat di&opy dan diperbanyak saat sel membelah sehingga

    sel#sel baru $uga mengandung inormasi genetis yang sama. 0nilah mengapa siat dan &iri isik

    seseorang berasal dari pewarisan orang tua dan nantinya akan diturunkan ke anak &u&unya.

    er$adinya pewarisan siat dari kedua orang tua, ayah dan ibu ke anak turunannya adalahakibat ter$adinya peleburan kromosom dari sel sperma dan sel telur. %asing# masing sel kelamin

    memiliki 22 autosom dan satu gonosom yaitu atau 3. Peleburan dua set sel kelamin sekaligus

    menyatukan kromosom pada sel sperma dan sel telur. 4el telur yang telah dibuahi, bakal &alon

    anak atau 5igot, mengandung dua set gen dalam kromosom dengan demikian untuk setiap

    pasangan kromosom yang bersesuaian, kita mewarisi satu kromosom dari ayah dan satu

    kromosom dari ibu. 0ni men$elaskan mengapa ada siat dan karakter tubuh kita yang mirip ayah

    dan di sisi lain ada siat dan karakter tubuh kita yang mirip ibu.

    4epan$ang pita D*! berisi struktur yang terdiri dari gula pentosa (deoksiribosa), gugus

    osat dan basa nitrogen, bersusun membentuk rantai pan$ang dan berpasangan se&ara teratur.4truktur double heli6 D*! berbentuk dua pita berlawanan arah seperti spiral.

    4emua kandungan D*! yang ada pada sel dinamakan genom. Genom manusia terdiri

    dari genom inti sel (nukleus) dan genom mitokondria. Genom mitokondria (ekstranuklear),

    mengandung lebih banyak kromosom, sehingga $ika pada kromosom inti, masing#masing hanya

    terdiri dari 2 &opy, maka kromosom mitokondria tersusun dari ribuan &opy. Penyakit yang

    disebabkan oleh mutasi pada gen di dalam mitokondria biasanya diwariskan dari ibu ke anak

    karena mitokondria seorang manusia adalah hasil pewarisan dari ibu. al ini disebabkan

    mitokondria lebih banyak ditemukan di dalam sel telur daripada sperma. 4etelah ertilisasi

    mitokondria dari spermato5oa $uga akan mati sehingga hanya meninggalkan mitokondria dari seltelur.

    DNA dalam Barang Bukti Forensik

    4eorang pen$ahat tanpa disadari pasti akan meninggalkan sesuatu ($e$ak), sehingga ketika

    polisi dipanggil ke tempat ke$adian serius, tempat ke$adian perkara (8P) segera ditutup dengan

    pita kuning poli&e line untuk men&egah pen&emaran bukti# bukti penting. !hli orensik harus

  • 7/25/2019 Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

    2/6

    bergegas ke tempat ke$adian sebelum bukti penting yang mungkin membantu mengungkap

    ke$adian hilangdirusak. :arang bukti orensik yang ditemukan harus diambil sampelnya untuk

    diperiksa di laboratorium demi mendapatkan data pelengkap dan pendukung. 4alah satu

    pemeriksaan yang penting dan hasilnya bisa didapat dengan &epat adalah tes sidik D*!. es

    sidik D*! dalam kasus Pita D*! terdiri dari gula pentose dan osat *ukleotida yang saling

    berpasangan orensik utamanya dilakukan untuk tu$uan identiikasi korban walaupun sekarang

    tes sidik D*! $uga bisa dilakukan untuk mela&ak pelaku ke$ahatan.

    Pela&akan identitas orensik akan dilakukan dengan men&o&okkan antara D*! korban

    dengan terduga keluarga korban. ampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk

    sampel tes siik D*!, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi

    bagian dalam (bu&&al swab), dan kuku. ;ntuk kasus# kasus orensik, sperma, daging, tulang,

    kulit, air liur atau sampel biologis apa sa$a yang ditemukan di tempat ke$adian perkara (8P)

    dapat di$adikan sampel tes sidik D*!.

    Identifikasi Forensik dengan Tes Sidik DNA

    Pemeriksaan identiikasi orensik merupakan pemeriksaan yang pertama kali dilakukan,

    terutama pada kasus tindak ke$ahatan yang korbannya tidak dikenal walaupun identiikasi $uga

    bisa dilakukan pada kasus non kriminal seperti ke&elakaan, korban ben&ana alam dan perang,

    serta kasus paternitas (menentukan orang tua). 4e&ara biologis, pemeriksaan identiikasi korban

    bisa dilakukan dengan odontologi (gigi#geligi), anthropologi (&iri tubuh), golongan darah serta

    sidik D*!. 4idik D*! merupakan gambaran pola potongan D*! dari setiap indi"idu. 4eperti

    halnya sidik $ari (ingerprint) yang telah lama digunakan oleh detekti dan laboratorium

    kepolisian se$ak tahun 19/leh karena

    itu sidik D*! men$adi suatu metode identiikasi yang sangat akurat.

    anya sekitar / $uta basa D*! yang berbeda antara satu orang dengan orang lain. Paraahli menggunakan daerah yang berbeda ini untuk menghasilkan proil D*! dari seseorang

    indi"idu, menggunakan sampel dari darah, tulang, rambut atau $aringan tubuh yang lain. Pada

    kasus kriminal, biasanya melibatkan sampel dari barang bukti dan tersangka, mengekstrak

    D*!nya, dan menganalisanya untuk melihat suatu daerah khusus pada D*! (marker). Para

    ilmuwan telah menemukan marker di dalam sampel D*! dengan mendesain sepotong ke&il

    D*! (probe) yang masing#masing akan men&ari dan berikatan dengan sekuen D*!

  • 7/25/2019 Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

    3/6

    pasangankomplementernya pada sampel D*!. 4atu seri probe akan berikatan dengan D*!

    sampel dan menghasilkan pola yang berbeda antara satu indi"idu dengan indi"idu yang lain. Para

    ahli orensik membandingkan proil D*! ini untuk menentukan apakah sampel dari tersangka

    &o&ok dengan sampel pada bukti. %arker sendiri biasanya tidak bersiat khusus untuk setiap

    indi"idu, $ika dua sampel D*! mirip pada empat atau lima daerah, sampel tersebut mungkin

    berasal dari indi"idu yang sama. $ika proil sampel tidak sama, berarti seseorang tersebut bukan

    pemilik D*! yang ditemukan pada lokasi kriminalitas. +ika pola yang ditemukan sama,

    tersangka tersebut kemungkinan memiliki D*! pada sampel bukti.

    D*! yang biasa digunakan dalam tes adalah D*! mitokondria dan D*! inti sel. D*!

    yang paling akurat untuk tes adalah D*! inti sel karena inti sel tidak bisa berubah sedangkan

    D*! dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu, yang dapat

    berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. 8asus#kasus kriminal, penggunaan kedua tes

    D*! di atas, bergantung pada barang bukti apa yang ditemukan di empat 8e$adian Perkara

    (8P). 4eperti $ika ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah D*! inti sel yang

    terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut, epitel dalam bibir ada yang

    tertinggal di puntung rokok. ?pitel ini masih menggandung unsur D*! yang dapat dila&ak.

    %isalnya dalam kasus korban ledakan bom, serpihan tubuh para korban yang sulit dikenali

    diambil sekuens genetikanya. :entuk sidik D*! berupa garis#garis yang mirip seperti bar#&ode

    di kemasan makanan atau minuman. %embandingkan kode garis#garis D*!, antara /< sampai

    1

  • 7/25/2019 Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

    4/6

    A-'P adalah salah satu aplikasi analisis D*! asli pada penelitian orensik. Dengan

    perkembangan dan adanya teknik analisis D*! yang lebih baru dan lebih eisien, A-'P tidak

    lagi digunakan karena membutuhkan sampel D*! yang relati banyak. 4elain itu sampel yang

    bisanya diperoleh $uga biasanya sudah terdegradasi oleh aktor lingkungan, seperti kotoran atau

    $amur, tidak dapat digunakan untuk A-'P. A-'P merupakan teknik sidik D*! berdasarkan

    deteksi ragmen D*! dengan pan$ang yang ber"ariasi. !walnya D*! diisolasi dari sampel yang

    kemudian dipotong dengan en5im khusus restri&tion endonu&lease. ?n5im ini memotong D*!

    pada pola sekuen tertentu yang disebut restri&tion endonu&lease re&ognition site (sisi yang

    dikenali oleh en5im restriksi). !da atau tidaknya sisi yang dikenali ini di dalam sampel D*!

    menghasilkan ragmen D*! dengan pan$ang yang ber"ariasi. 4elan$utnya potongan ragmen

    tersebut akan dipisahkan dengan elektrooresis pada gel agarose

  • 7/25/2019 Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

    5/6

    dianalisa urutan untaian 4A ini apakah urutannya sama dengan seseorang yang di$adikan pola

    dari seorang anak. ;rutan tidak hanya satu#satunya karena pemeriksaan dilan$utkan dengan

    melihat nomor kromosom. %isalnya, hasil pemeriksaan seorang anak ditemukan bahwa pada

    kromosom nomor / memiliki urutan kode !G! dengan pengulangan 2 kali. :ila ayah atau

    ibu yang mengaku orang tua kandungnya $uga memiliki pengulangan sama pada nomor

    kromosom yang sama, maka dapat disimpulkan antara 2 orang itu memiliki hubungan keluarga.

    4eseorang dapat dikatakan memiliki hubungan darah $ika memiliki urutan dan pengulangan

    setidaknya pada 1@ 4A yang sama dengan kelurga kandungnya, maka kedua orang yang di&ek

    memiliki ikatan saudara kandung atau hubungan darah yang dekat. +umlah ini &ukup ke&il

    dibandingkan dengan keseluruhan ikatan spiral D*! dalam tubuh kita yang ber$umlah miliaran.

    4ementara itu, -ederal :ureau o 0n"estigation (-:0) menggunakan satu set dari 1/ daerah 4A

    khusus untuk >D04. >D04 merupakan program sotware yang mengoperasikan database dari

    proil D*! lo&al, daerah dan nasional dari tersangka, bukti tindak kriminalitas yang belum

    selesai kasusnya dan orang hilang. 8emungkinan bahwa dua indi"idu mempunyai 1/ lo&i yang

    sama pada proil D*!nya adalah sangat $arang.

    Analisis $itochondrial DNA

    !nalisis D*! mitokondria (mtD*!) dapat digunakan untuk menentukan D*! di sampel

    yang tidak dapat dianalisa dengan menggunakan A-'P atau 4A. +ika D*! pada inti sel

    (nukleus) harus diekstrak dari sampel untuk dianalisis dengan menggunakan A-'P, PA, dan

    4AC maka tes sidik D*! dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak D*! dari organela sel

    yang lain, yaitu mitokondria. ontohnya pada sampel biologis yang sudah berumur tua sehingga

    tidak memiliki materi nukleus, seperti rambut, tulang dan gigi, maka karena sampel tersebut

    tidak dapat dianalisa dengan 4A dan A-'P, sampel tersebut dapat dianalisa dengan

    menggunakan mtD*!. Pada in"estigasi kasus yang sudah sangat lama tidak terselesaikan

    penggunaan mtD*! sangatlah dibutuhkan.

    4emua ibu memiliki D*! mitokondria yang sama dengan anak perempuannya karena

    mitokondria pada masing#masing embrio yang baru berasal dari sel telur ibunya. 4perma ayah

    hanya berkontribusi memberikan D*! inti sel (nukleus). %embandingkan proil mtD*! dari

    seseorang yang tidak teridentiikasi dengan proil seseorang yang kemungkinan adalah ibunya

    merupakan teknik yang penting dalam in"estigasi orang hilang atau temuan kerangka yang sudah

    berusia puluhan tahun.

    D*! mitokondria sangat baik untuk digunakan sebagai alat untuk analisis D*!, karenamempunyai / siat penting, yaitu D*! ini mempunyai &opy number yang tinggi sekitar 1

  • 7/25/2019 Dna Dan Informasi Genetis Forensik Molekular

    6/6

    yang identik. 8arakteristik D*! mitokondria ini dapat digunakan untuk penyelidikan kasus

    orang hilang atau menentukan identitas seseorang dengan membandingkan D*! mitokondria

    korban terhadap D*! mitokondria saudaranya yang segaris keturunan ibu. 8etiga, D*!

    mitokondria mempunyai la$u polimorisme yang tinggi dengan la$u e"olusinya sekitar #1< kali

    lebih &epat dari D*! inti. D#loop merupakan daerah yang mempunyai tingkat polimorisme

    tertinggi dalam D*! mitokondria dimana terdapat dua daerah hiper"ariabel dengan tingkat

    "ariasi terbesar antara indi"idu#indi"idu yang tidak mempunyai hubungan kekerabatan. 8arena

    itu, dalam penentuan identitas seseorang atau studi orensik dapat dilakukan hanya dengan

    menggunakan daerah D#loop D*! mitokondria sa$a.

    Datar Pustaka

    1. :regman, !. 199. 'aboratory 0n"estigation in ell and %ole&ular :iology. +ohn iley

    and 4on. ;4!. P 12. Griiths, %iller, 4u5uki, 'eontin, Gelbart. 199@. !n 0ntrodu&tion o Geneti& !nalysis.

    ;4! . . -reeman and ompany/. 8artika Aatna Pertiwi dan ?"y3ulianti. 24*

    4%P %ateri -orensik. 'aporan Penelitian. -%0P! ;*3

    . 8artika Aatna Pertiwi dan Paramita ahyaningrum. 2