DMS1 - CHOP4 - K1.1 - Program Pemberantasan Penyakit Kusta

42
Program Pemberantasan Penyakit Kusta Dept Ilmu Kedokteran Komunitas FK USU

Transcript of DMS1 - CHOP4 - K1.1 - Program Pemberantasan Penyakit Kusta

Slide 1

Program Pemberantasan Penyakit KustaDept Ilmu Kedokteran Komunitas FK USUPendahuluanPenyakit kusta merupakan masalah yang sangat komplek di Indonesia , karena penyakit kusta tidak hanya dari segi medis saja, melainkan sudah masuk dalam tataran masalah sosial, ekonomi, psikologis maupun spiritualMenurut Depkes (2006) penyakit kusta sampai sat ini masih ditakuti di masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya.

KustaPenyakit kusta adalah penyakit menular yg disebabkan oleh kuman Mycobakterium leprae. Bersifat menular tapi sulit menular karena harus terdapat kontak yang erat antara kasus dengan penderita yang telah teridentifikasi. Gejala kusta baru tampak setelah puluhan tahun.Kuman kusta mempunyai masa inkubasi selama 22-55 tahun, akan tetapi dapat juga bertahun-tahun.

Tanda-tanda Kusta (cardinal sign)

Jenis KustaDari sisi medis, Kusta diklasifikasikan berdasarkan banyak faktor, hal tersebut bertujuan untuk mempermudah cara penanganan dari penyakit kulit ini. Namun, pada Program Pemberantasan Penyakit Kusta dibagi menjadi dua, yakni :Kusta Pausibasilar (PB) atau kusta tipe kering Kusta Multibasilar (MB) atau kusta tipe basah.Kusta Pausibasilar (PB)Tanda-tandanya:Bercak putih seperti panu yang mati rasa, artinya bila bercak putih tersebut disentuh dengan kapas, maka kulit tidak merasakan sentuhan tersebut.Permukaan bercak kering dan kasarPermukaan bercak tidak berkeringatBatas (pinggir) bercak terlihat jelas dan sering ada bintil-bintil kecil.Kusta tipe kering ini kurang/tidak menular, namun apabila tidak segera diobati akan menyebabkan cacat.

Umumnya, orang mengira bercak putih seperti tanda-tanda di atas adalah panu biasa, sehingga pemeriksaan pun tidak segera dilakukan sebelum akhirnya orang tersebut telah mengalami Kusta pada level lebih lanjut. Sehingga, pemeriksaan dan pengobatan semenjak dini ke Puskesmas atau pun Rumah Sakit terdekat pun sangat dianjurkan.

Pengobatan kusta tipe PB ini cenderung lebih sebentar daripada tipe basah.

Kusta Multibasilar (MB)Tanda-Tandanya:Bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merata diseluruh kulit badan.Terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak.Pada permukaan bercak, sering ada rasa bila disentuh dengan kapas.Pada permulaan tanda dari tipe kusta basah sering terdapat pada cuping telinga dan muka.

Kusta tipe basah ini dapat menular, maka bagi yang menderita penyakit tipe kusta tipe basah ini harus berobat secara teratur sampai selesai

Untuk Kusta MB ini menular lewat kontak secara langsung dan lama. Penularan terjadi apabila seseorang kontak dengan pasien sangat dekat dan dalam jangka panjang

Penyakit Kusta dan PermasalahannyaPenyakit kusta merupakan suatu penyakit kronis yang dapat menyebabkan cacat. Penyakit ini tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan, melainkan juga masalah ekonomi dan sosial bagi penderitanya, terutama di negara-negara sedang berkembang, seperti Indonesia.Indonesia menempati tiga besar jumlah penderita penyakit kusta di dunia, setelah India dan Brasil. Kondisi yang memprihatinkan itu ikut menurunkan produktivitas masyarakat karena penderita kusta yang cacat jadi beban sosial dan ekonomi keluarganya. Epidemiologi Asal penyakit kusta tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi ada yang berpendapat bahwa penyakit ini berasal dari Asia Tengah kemudian menyebar ke Mesir, Eropa, Afrika dan Amerika. Penyakit kusta dapat menyerang semua orang. Laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan wanita. Perbandingan 2 : 1Beberapa daerah yang menunjukkan insidens yg hampir sama, tetapi ada daerah yang menunjukkan penderita wanita lebih banyak.

Epidemiologi Indonesia masih menjadi penyumbang kasus baru kusta nomor 3 di dunia setelah India dan Brazill Pada tahun 2010, Indonesia melaporkan 17.012 kasus baru dan 1.822 (10,71 persen) di antaranya ditemukan sudah dalam keadaan cacat tingkat 2 (cacat yang tampak).Epidemiologi Penyakit kusta terbanyak ditemukan di India dengan 126.800 kasus kemudian Brasil dengan 34.894 kasus kusta.Di Indonesia kasus kusta terbanyak ditemukan di Jawa Timur sebanyak 4.653 kasus, kemudian Jawa Barat (1.749 kasus) dan Jawa Tengah (1.740 kasus). Pada tahun 2010 ada sekitar 17.012 kasus kusta baru dan wilayah endemi kusta adalah wilayah pedalaman.

Epidemiologi Indonesia telah mencapai target eliminasi kusta pada tahun 2001, dengan jumlah kasus tercatat pada akhir 2006 sebanyak 22,175, angka prevalensi ini telah berhasil diturunkan dari 5.1 pada tahun1991 menjadi 0.98 per 10,000 penduduk pada tahun 2005Epidemiologi:Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun demikian jarang dijumpai pada umur yang sangat muda. Frekuensi terbanyak adalah pada umur 15-29 tahun. Terdapat perbedaan baik dalam hal ras maupun dalam hal geografis.

Ras Cina, Eropa, dan Myanmar lebih rentan terhadap bentuk lepromatosa dibandingkan dengan ras Afrika, India, dan Melanesia.

Beberapa faktor lain yang dapat berperan dalam kejadian dan penyebaran kusta, antara lain iklim (cuaca panas dan lembab), diet, status gizi, status sosial ekonomi dan genetik

Upaya Penanggulangan KustaDeteksi kasusPengobatan kasusJaringan pelayanan KustaTenaga Pelayanan KustaDeteksi kasusSituasi deteksi kasus digambarkan antara lain dengan indikator proporsi kasus dengan cacat tingkat-2 situasi pengobatan digambarkan dengan angka pengobatan lengkap (treatment completion rate). Deteksi kasus umumnya dilakukan secara pasif atau sukarela (72%), sisanya dideteksi melalui pemeriksaan kontak, pemeriksaan di sekolah dan ditemukan melalui survei. Contoh : Rapid Village Survey (RVS) untuk menemukan dan mengobati penderita yang tersembunyi.

Pengobatan kasusPengobatan mengacu pada panduan pengobatan WHO dengan Multi Drug Treatment (MDT) masing-masing untuk MB 12 paket bulanan yang harus diselesaikan dalam 12-18 bulan dan untuk PB 6 paket bulanan yang harus diselesaikan dalam jangka 6-9 bulan. Proporsi kasus yang berhasil menjalani pengobatan secara lengkap menggambarkan kinerja jaringan pelayanan kusta. Jaringan pelayanan KustaDeteksi Kasus Baru dan Pengobatan : Upaya deteksi kasus baru dan pengobatan mengandalkan Jaringan Pelayanan Kesehatan tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri atas RS. Kabupaten/Kota sebagai pusat rujukan dan jaringan Puskesmas/Puskesmas pembantu sebagai pelaksana utama kegiatan deteksi kasus dan pengobatan.. Diluar jaringan ini pengobatan juga dilakukan oleh tenaga kesehatan oleh dokter umum praktek swasta dan dokter spesialis penyakit kulit.

Kasus Rujukan : Kasus-kasus yang memerlukan rujukan tingkat lanjut dan memerlukan pelayanan spesialistik seperti pelayanan dermatologis, opthamologis dan orthopedis di rujuk ke RS Khusus Kusta atau ke RSU tingkat provinsi

Tenaga Pelayanan KustaPada jaringan pelayanan tingkat dasar (puskesmas), tenaga pelayanan kusta mengandalkan tenaga perawat atau tenaga kesehatan yang dilatih secara teknis untuk melakukan pelayanan kusta dengan dokter puskesms sebagai penanggung jawab pelayanan dan program. Pada tingkat kabupaten dan provinsi terdapat tenaga supervisor yang masing-masing bertanggung jawab terhadap pelayanan kusta pada wilayah kabupaten/kota dan provinsi.Upaya-upaya eliminasi kusta:Berdasarkan peta situasi kusta di Indonesia, diperlukan upaya terobosan untuk percepatan (akselerasi) yang dilakukan melalui:kampanye eliminasi kusta atau Leprosy Elimination Campaign (LEC)Special Action Project for the Elimination of Leprosy (SAPEL) di daerah yang sulit dicapai karena kondisi geografisRapid Village Survey (RVS) untuk menemukan dan mengobati penderita yang tersembunyi.

Disamping itu untuk mencapai Eliminasi Kusta di seluruh provinsi pada tahun 2005 dan kabupaten pada tahun 2007/2008, telah dibentuk Aliansi Nasional Eliminasi Kusta (ANEK) sebagai forum kemitraan tingkat Nasional, beranggotakan 13 provinsi yang belum mencapai eliminasi serta 2 provinsi (Jabar dan Jateng) yang mempunyai beban kusta cukup banyak.

Penyakit kusta sering kali didiagnosa sudah terlambat karena telah timbul suatu cacat. Berdasarkan criteria WHO tingkat kecacatan dilihat dari aspek : Mata : apa ada lagopthalmos, mati rasa atau ulkus pada kornea. Tangan : apakah ada lunglai, mati rasa pada telapak, luka akibat mati rasa, pemendekan jari atau kelemahan otot. Kaki : apakah ada kaki lunglai (samper), mati rasa pada telapak, luka akibat mati rasa, pemendekan jari atau kelemahan otot.

Dan dari ketiga aspek tersebut ditentukanlah tingkat kecacatannya yang dikategorikan dalam tingkat kecacatan . 0 kalau mata, tangan dan kaki masih utuhtingkat cacat 1 bila ada cacat pada nata, tangan atau kaki akibat kerusakan saraf tetapi cacat ini tidak kelihatan yaitu mati rasa sajatingkat cacat 2 kalau sudah ada cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat itu kelihatan, borok, luka bakar, jari kiting, lunglai, pemendekan, lagophtalmus, ulkus pada kornea.Sedang gejala seperti madarosis (muka singa), hidung plana tidak masuk komponen kriteria tingkat cacat. Oleh karena itu penderita kusta yang disertai satu cacat atau lebih disamping diberikan pengobatan medik juga perlu suatu upaya rehabilitasi (perawatan diri).

Perawatan diriUntuk mata yang tidak dapat tertutup rapat (lagophalmus). Gunakan kaca mata untuk melindungi dari debu dan angin, Hindari tugas-tugas yang berkaitan dengan debu atau tanah yang kering. Sering-seringlah mencuci/ membasahi dengan air bersih. Waktu istirahat, tutup mata dengan sepotong kain basah dan sering-sering bercermin apakah ada kemerahan atau benda yang masuk Untuk tangan yang mati rasa. Lindungi diri dari benda yang panas, kasar atau tajam dengan memakai alas tangan.. Membagi tugas rumah tangga supaya orang lain kerjakan bagian yang berbahaya, sering berhenti dan memeriksa tangan dengan teliti ada ada luka atau lecet. Kalau ada luka, memar atau lecet kecilpun, lanngung merawatnya dan istirahat. Apabila ada luka, memar atau lecetpun, langsung merawatnya dan istirahatkan bagian tengan tersebut. Untuk jari tangan yang bengkok dan /atau kering: Rendam selama 20 menit setiap hari dalam air dingin, kemudian langsung mengolesi dengan minyak. Beberapa kali setiap hari luruskan jari-jari yang bengkok supaya tidak menjadi kaku.

Untuk kaki yang mati rasa , selalu pakai alas kaki (sandal/sepatu) yang empuk didalam. Jangan berdiri atau berjongkok lama atau berjalan kaki jauh sebab tidak akan merasa memar. Seringkali periksa apaklah ada batu, memar ada luka lecet dan kalau ada luka, lecet atau memar kecilnya, langsung merawatnya dan jangan sekali-kali menginjaknya. Untuk kulit kaki yang tebal dan kering. Rendam selama 20 menit setiap hari dalam dingin kemudian langsung mengoleksi dengan minyak. kalau pun kulit tumit terlalu tebal dan pecah-pecah , gosok dengan hati-hati pakai batu apung / atau yang agak kasar.

Untuk kaki simper: selalu pakai sepatu supaya jari-jari tidak diseret atau terluka. Pakai tali karet anatara lutut dan sepatu guna mengangkat kaki bagian depan waktu berjalan. Jaga supaya tidak menjadi kaku.Luka borok :bila borok itu tidak terinfeksi, jangan berikan obat antibiotic macam apapun. Borok itu akan sembuh sendiri asal kaki tersebut tidak terus diinjak. Pengobatan yang paling tepat ialah bersihkan saja borok itu, kemudian istirahatlah bagian kaki itu. Tantangan Proses desentralisasi menyebabkan terjadinya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab program kesehatan ke tingkat kabupaten/kota.Penetapan kebijakan dan penentuan prioritas program ditentukan pada tingkat kabupaten/kota. Hubungan kabupaten dan provinsi semata dalam konteks penyedianan dukungan teknis.Keberlangsungan program pengendalian kusta sangat tergantung dari kebijakan lokal pada masing-masing kabupaten/kota.

Pengendalain kusta menuntut adanya integrasi intervensi yang bersifat pencegahan dan intrevensi yang bersifat pengobatan dan rehabilitasi. Pengembagan program secara terintergrasi menjadi tantangan tersendiri pada tingkat pusat yang dapat membias menjadi pelaksanaan program secara vertikal sampai pada tingkat pelayanan dasar.

KomitmenPada saat ini terdapat komitmen dari berbagai pihak untuk mendukung keberlangsungan program pengendalian kusta dukungan ini antara lain adalah dari :(1) kelompok kerja kusta yang mewakili berbagai keahlian (2) Perdoski/Perumpulan dokter ahli dermatologi (3) Organisai Kesehatan Sedunia/WHO (4) Netherlands Leprosy Relief.

Terima kasih.PKM

RSU KABUPATEN

pustu

pustu

pustu

RSKUSTA(atau RSU Prov)