Diusulkan oleh : Agung Purnomo (11306141026/2011) Anis Ulfah … · 1.Merupakan wirausaha baru...
Transcript of Diusulkan oleh : Agung Purnomo (11306141026/2011) Anis Ulfah … · 1.Merupakan wirausaha baru...
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
KOMETRI ( KOKO MOTIF PERCA GEOMETRI )
BIDANG KEGIATAN :
PKM-K
Diusulkan oleh :
Agung Purnomo (11306141026/2011)
Anis Ulfah Mustaqim (11305144032/2011)
Mita Rahayu (10514131013/2010)
Dwi Sugianti (10304241006/2010)
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2012
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Pembuatan Koko Motif Perca Geometri ................. 9
Gambar 2. Contoh Desain Koko Motif Perca Geometri 1 ................... 15
Gambar 3. Contoh Desain Koko Motif Perca Geometri 2 ................... 15
iv
A. JUDUL
KOMETRI ( KOKO MOTIF PERCA GEOMETRI)
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan muslim di dunia mengalami pelonjakan yang cukup
signifikan. Pew Forum on Religion and Public Life pernah memproyeksikan
bahwa tingkat pertumbuhan penduduk muslim dunia adalah 1,5 persen per
tahun. Jika dihitung dari 6 Milyar penduduk dunia, maka mendapatkan angka
yang cukup besar, yaitu pertambahan penduduk Islam di dunia sekitar
96.000.000 pertahun.
Dengan adanya pertumbuhan yang cukup besar, maka akan terjadi suatu
budaya Islam yang tersebar di masyarakat baik secara sengaja atau pun tidak
sengaja. Beberapa tahun ini, di Indonesia tren akan pemakaian baju muslim
masih hangat di masyarakat. Hal tersebut tidak terlepas juga bagi kaum pria.
Pemakaian baju muslim bagi pria lebih familiar dengan kata baju “koko”.
Pada awalnya, baju koko tidak berasal dari budaya Islam melainkan dari
budaya Tionghoa, tetapi karena bajunya yang simple dan menutup tubuh dan
terkesan rapi, baju koko menjadi ciri khas baru dalam dunia desain pakaian
Islam di Indonesia.
Dengan kepopuleran dari baju koko sendiri, baik di kalangan bawah
sampai ke kalangan atas, serta didukung oleh peningkatan jumlah muslim
dunia menjadi suatu dampak positif dalam bisnis baju koko. Menilik dahulu
dari industri garmen dan tekstil, menurut Direktur Pendidikan International
Garment Training Center, Kurnia Saputra, mengatakan, “Total nilai
sumbangan ekspor garmen mencapai Rp10,4 miliar dengan menyerap sekitar
3 juta tenaga kerja,” Dengan prestasi tersebut, menjadi titik positif bahwa
bersinarnya industri garmen Indonesia di mata internasional sudah tentu
menjadi tolak ukur di dalam negeri sendiri. Hal tersebut dibuktikan oleh
bisnis penjualan koko sendiri, menurut harian Bank BJB, omset penjualan
seorang pedagang pakaian koko di Pasar Tanah Abang bisa mencapai 30 Juta
perbulan.
1
v
Hal ini semakin cerah ketika pakaian koko tidak hanya dipakai saat hari
raya Islam atau pun Tionghoa tetapi sudah menjadi wajar jika dikenakan di
lingkungan public seperti tempat kerja atau pun kampus. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya mahasiswa putra yang berlalu lalang menggunakan koko
saat kegiatan perkuliahan, terutama setiap hari Jumat. Dan adanya hari-hari
raya Islam menambah peluang untuk ketertarikan muslim terhadap produk-
produk koko baru.
Sebagai salah satu tonggak pendidikan di Indonesia, Yogyakarta juga
memegang peranan penting dalam kebudayaan. Sehingga tak canggung
muncul kreasi-kreasi baru dalam dunia desain yang berbau etnik dan unik di
Yogyakarta. Salah satu contohnya adalah penggunaan kain batik dalam segala
bidang, sehingga menjadi tren baru yang data mengalahkan jenis kain lainnya.
Hal tersebut karena pandangan masyarakat terhadap batik bukan lagi “kuno”
tetapi batik adalah “unik”. Hal ini juga yang akan bisa terjadi pada baju koko,
yang semula hanya ekslusif bagi kaum muslim dan Tionghoa untuk beribadah,
tetapi mulai menjadi pakaian yang wajib dimiliki setiap orang karena menjadi
pakaian yang multifungsi.
Dalam industri baju koko sendiri, memang sudah banyak di Yogyakarta.
Tetapi memang desain yang ditawarkan masih terkesan monoton dan sering
terjadi produksi massal sehingga banyak sekali satu jenis koko yang dipakai
banyak orang dalam satu tempat. Sehingga menimbulkan suasana yang
kurang nyaman. Dengan alasan peluang usaha yang cukup besar inilah, kami
akan mengembangkan suatu desain baru dari baju koko dari kain perca (sisa
jahitan) untuk menjadi motif baru pada baju koko. Hal ini akan mendukung
perkembangan pemakaian baju koko di masyarakat karena tak jarang orang
sungkan memakai baju koko karena banyak baju yang “kembar”.
Selain itu, tidak hanya berhenti pada baju koko bermotif kain perca biasa
yang terkesan dengan bahan baku murah. Baju koko ini juga akan diwarnai
dengan nilai-nilai matematis karena bentuk-bentuk kain perca akan
disesuaikan dengan bentuk geometris yang cenderung sederhana, mudah
dibuat dan mudah dikenal baik dari usia muda atau pun usia lanjut. Hal
2
vi
tersebut didukung karena, bentuk-bentuk lingkaran, kotak, segitiga, oval, dan
contoh lainnya sudah diperkenalkan sejak taman kanak-kanak.
Dalam upaya mengembangkan produk wirausaha “Koko Motif Perca
Geometri” pada variasi perkembangan mode koko, motif perca geometri
sebenarnya mempunyai peluang yang tinggi. Diantaranya limbah pabrik
konveksi tersebut dapat didaur ulang secara maksimal dalam industri kreatif,
sebagai alternatif pembuatan koko muslim. Upaya semacam ini sama sekali
belum pernah dilakukan. Sebagai evaluasi dalam bidang industri kreatif,
selama ini hanya bahan umum yang digunakan. Sebagai contoh umumnya
koko bermotif bordir atau justru tak bermotif.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peluang usaha yang akan dicapai adalah:
1.Merupakan wirausaha baru dalam bidang industri kreatif
2.Memanfaatkan kain perca yang merupakan limbah konveksi sebagai sebuah
aksesories yang menambah nilai jual koko
D. TUJUAN
Adapun tujuan dari program kegiatan ini adalah:
1. Terciptanya wirausaha baru dibidang industri kreatif
2. Koko dengan motif perca berbentuk geometris menjadi alternatif di bidang
industri kreatif
3. Membuat varian mode koko sehingga menjadi penunjang tren pemakain
koko di masyarakat setiap harinya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Adapun luaran yang diharapkan dari program ini adalah:
1. Dihasilkannya produk koko dengan kreasi motif perca berbetuk geometri.
2. Terbentuknya unit bisnis dalam bidang processing, marketing, dan
distributing
3
vii
3. Menciptakan wirausahawan dari kalangan mahasiswa sebagai upaya
penanggulangan pengangguran terdidik.
F. KEGUNAAN
a. Potensi di Bidang Ekonomi
Program Wirausaha “Koko Motif Perca Geometri” ini nantinya dapat
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, dimana :
1.Menjadi peluang mahasiswa untuk membuka wirausaha dan
mengembangkannya
2. Menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar tempat produksi
b. Potensi di Bidang Industri Kreatif
Program Wirausaha “Koko Motif Perca Geometri” ini dapat digunakan
sebagai alternatif baru yang mampu:
1.Memberi inovasi kreasi baru terhadap motif koko dibidang industri
kreatif.
2.Mengurangi jumlah pengangguran yang nantinya mampu menambah
pendapatan daerah, khususnya daerah Yogyakarta
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Analisis Pasar
Dalam gambaran umum rencana usaha ini akan dilakukan analisa
dengan mempertimbangkan kekuatan usaha yang dimiliki (strength),
kelemahan (weakness), kesempatan yang bisa didapat (opportunities), dan
ancaman yang mungkin terjadi (treath). Semua analisis tersebut sering
disebut analisis SWOT. Dengan melakukan analisis terhadap hal-hal
tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses. Berikut adalah
beberapa hal dari masing-masing aspek diatas :
a) Strength (kekuatan)
Pemanfaatan kain perca menjadi asesoris koko merupakan salah
satu inovasi baru. Mengingat koko saat ini telah menjadi kebutuhan
terutama bagi umat muslim dan belum adanya usaha yang bergerak
4
viii
dalam produksi motif koko yang memanfaatkan kain perca maka
peluang bisnis ini sangat menguntungkan bila dilihat dari peluang
pemasaran. Selain mengembangkan peluang usaha dengan pemanfaatan
perca sebagai motif koko, juga dapat manambah inovasi pada tren
memakai pakaian sopan dan berkarakter.
Selain itu, pemanfaatan perca sebagai motif koko diharapkan
mampu meningkatkan ekonomi masyarakat terutama masyarakat
Yogyakarta dan dapat menjadi salah satu produk khas Yogyakarta.
b) Weakness (Kelemahan)
Karena sekarang ini sedang gempar dengan busana muslim,
sehingga banyak industri- industri pakaian muslim yang memproduksi
koko. Serta masih banyak orang-orang yang mencoba mengembangkan
dengan membuat industri kecil yang memproduksi berbagai macam
koko yang dapat menarik bagi pembeli. Sehingga dalam
mengembangkan produksi koko unik dengan memanfaatkan kain perca
banyak persaingan yang ketat terutama dikota Yogyakarta.
c) Opportunity (Peluang)
Dengan era moderanisasi ini dimana sekarang sedang model
dengan koko sehingga dengan produksi aneka koko bermotif kain perca
ini :
1. Dengan produksi koko ini yang memanfaatkan bahan-bahan yang
berasal dari kain perca sehingga bahan yang kurang bermanfaat
menjadi bermanfaat.
2. Prospek kelanjutan usaha yang sangat besar, mengingat koko
menjadi tren yang multifungsi di masyarakat.
3. Proses distribusi yang mudah karena mayoritas orang beragama
islam dan banyak yang memakai baju muslim.
d) Treatment (ancaman)
1). Banyak jenis usaha koko yang sama sebagai pesaing.
2). Persaingan dalam pemasaran yang semakin kompleks.
Dari analisis SWOT di atas, menunjukkan bahwa produk “Koko Motif
5
ix
Perca Geometris” memiliki prospek yang tinggi sebagai unit usaha.
Perhitungan pengembalian modal (Break Event) yaitu untuk
mengetahui pada volume berapa (penjualan/produksi) agar biaya total
sama dengan penghasilan total sehingga tidak mengalami kerugian.
Rumus yang digunakan adalah perhitungan Break Event Point
berdasarkan unit sebagai berikut;
BEP (Q) =
2. Perhitungan Ekonomi
Pemanfaatan perca ini merupakan inovasi baru yang
menguntungkan produsen dan konsumen. Koko Motif Perca Geometri ini
akan di produksi dengan perhitungan ekonomi secara kasarnya sebagai
berikut:
a. Biaya Sekali Produksi
Tabel 1. Biaya Produksi
No Jenis Pengeluaran Jumlah Satuan Biaya Produksi 1 Mesin Jahit 1 Buah Rp 1.800.000,00
2 Mesin Obras 1 Buah Rp 1.000.000,00 3 Alat Tulis 2 Paket Rp 100.000,00
4 Jarum 1 Paket Rp 10.000,00
5 Kertas 5 Buah Rp 75.000,00
6 Alat Pemotong 2 Buah Rp 20.000,00
7 Sewa Tempat 1 Bulan Rp 300.000,00
Jumlah Rp 3.305.000,00
Biaya Variabel 1 Koko Tak Berenda 20 Buah Rp 600.000,00
2 Benang 1 Paket Rp 15.000,00
3 Perca 5 Kg Rp 25.000,00
4 Kemasan 10 Buah Rp 20.000,00
Jumlah Rp 360.000,00
BEP = Break Event Point P = Harga Jual Produk
FC = Jumlah Total Biaya Operasional VC = Biaya Produksi
FC
P - VC
6
x
b. Biaya Pendapatan dan Keuntungan
Produksi pertama Koko Motif Perca Geometri ini akan
dihasilkan 20 Koko Motif Perca Geometri dengan harga Rp 60.000,00
tiap satu potong koko, sehingga pendapatan dan keuntungan yaitu:
1) Pendapatan = Rp 1.200.000,00
2) Keuntungan = Rp 840.000,00
Banyaknya produksi per bulan sebanyak 3 kali produksi. Maka,
keuntungan per bulan Rp 840.000,00 x 3 = Rp 2.520.000,00
3. Analisis B/C Rasio
Produksi Koko Motif Perca Geometri selama satu bulan
menghasilkan 60 buah produk. Adapun perhitungan B/C Rasio sebagai
berikut :
(dengan syarat jika B/C Rasio > 1 = untung, dan B/C Rasio < 1 = rugi )
a) BEP ( Berdasarkan Unit )
b) Atau dapat dikatakan bahwa setiap penjualan produk
Produksi Koko Motif Perca Geometri sebanyak 55 buah koko akan
menjadi titik impas. Sehingga penjualan diatas 50 buah koko produk akan
memberikan keuntungan sejumlah selisih penjualan BEP Unit.
c) Paybeck Periode
Dilihat dari jumlah total biaya produksi Koko Bermotif Kain Perca
Geonetri dapat diketahui bahwa dengan penjualan sejumlah 60 koko per
bulan, dengan harga Rp 60.000,00 /koko. Maka skala pengembalian modal
akan terjadi dalam jangka waktu 3.8 bulan.
7
xi
H. METODE PELAKSANAAN
Dalam program ini akan dilakukan pra eksperimen untuk menentukan
motif koko yang sesuai dengan keinginan masyarakat agar produk kami bisa
diterima di masyarakat luas. Analisis dilakukan untuk memperkirakan proses
selanjutnya apakah usaha ini akan berjalan dengan lancar atau akan merugi.
Hal-hal yang perlu dianalisis sebagai berikut: SDM, permodalan, kesediaan
bahan, dan konsumen.
Pada kenyataannya kelompok dari PKM Kewirausahan ini tiap
orangnya tidak memiliki kemampuan di atas. Namun, dalam kelompok saling
melengkapi sehingga tertutuplah kekurangan dalam hal SDM. Dari segi
finansial belum memiliki modal yang cukup untuk membeli alat dan bahan,
namun hal ini dapat diatasi dengan pembiayaan dari Dikti. Kemudian pada
tahap pemasaran, dapat dilakukan dengan mudah dikarenakan kota
Yogyakarta adalah daerah yang sebagian besar penduduknya adalah
mahasiswa muslim, sehingga pemasaran akan lebih cepat terdistribusi dan
populer sebagai model koko baru.
1. Waktu dan Tempat Produksi
Tempat : Manggisan Jambidan Banguntapan Bantul DIY
Waktu : 4 bulan
2. Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan 1) Mesin Jahit 1) Koko Tak Berenda 2) Mesin Obras 2) Benang 3) Alat Tulis 3) Asesoris (pita) 4) Jarum
5) Kertas 6) Alat Pemotong
3. Proses pembuatan
Pembuatan Koko Bermotif Kain Perca Geonetris mengunakan 15 kg
perca untuk 60 buah KOKO. Adapun skema pembuatan Koko Motif Perca
Geometri adalah sebagai berikut :
8
xii
Gambar.1. Bagan Pembuatan Koko Motif Perca Geometri
4. Proses Pemasaran
Proses pemasaran hasil produk ini terdapat beberapa elemen yang
harus dipenuhi dalam manajemen pemasaran,di antaranya :
a) Produk
Dalam program ini produk yang dihasilkan berupa Koko
Bermotif Kain Perca Geometri sebagai pilihan motif koko baru.
Sehingga Produk ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal
busana muslimah. Harga untuk setiap buah koko adalah Rp 60.000,00.
Dengan harga yang cukup terjangkau, produk ini dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
Analisis situasi / kajian pendahuluan
Mempersiapkan alat dan bahan baku
Menjahit motif pada KOKO
Pengemasan dan pelabelan
Memilih Perca
Membuat motif dari perca
Uji Ketertarikan konsumen
Revisi
Pemasaran
9
xiii
b) Lokasi
Pemasaran produk ini berlokasi di tempat-tempat yang sekiranya
sering dikunjungi masyarakat, seperti pasar, took pakaian muslim,
muslim fair dan secara personal.
c) Promosi
Dalam memperkenalkan produk ini kepada khalayak umum akan
dilakukan promosi ke berbagai tempat yang biasa menjual koko seperti:
toko (mini market), Pasar dan juga kepada mahasiswa. Selain itu
promosi juga akan dilakukan melalui media internet, misalnya
website,web, blog, dan juga jejaring sosial seperti facebook dan twitter.
5. Keberlanjutan
Koko Motif Perca Geometri mudah dibuat karena harga yang relatif
murah. Selain itu, produksi Koko Motif Perca Geometri merupakan salah satu
usaha untuk memanfaatkan kain perca seoptimal mungkin karena banyak kain
perca yang kurang dimanfaatkan. Koko merupakan trend. Hal ini juga
didukung oleh indeks positif dari industri garmen dan tekstil di Indonesia.
Oleh karena itu, permintaan pasar terhadap Koko Motif Perca Geometri akan
terus meningkat sehingga keberlanjutan usaha ini akan terus terjaga.
I. JADWAL KEGIATAN
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No Nama Kegiatan
Bulan Tahun Berjalan 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perencanaan kegiatan 2 Observasi 3 Desain Produk 4 Proses Produksi 5 Evaluasi Program
6 Penyempurnaan Program
7 Penyusunan Laporan
10
xiv
J. RANCANGAN BIAYA
Tabel 3. Biaya kegiatan
NO KEGIATAN KETERANGAN HARGA (Rp) 1 Bahan habis pakai
a) Koko Tak Berenda 100 Buah Rp 3.000 .000,00
b) Benang 12 gulung Rp 180.000,00
c) Assesoris 8 paket Rp 200.000,00
d) Kemasan 240 buah Rp 240.000,00
e) Perca 60 kg Rp 300 .000,00
Total I Rp 3.920 .000,00 2 Peralatan penunjang
PKM
a) Mesin Jahit 1 buah Rp 1.800.000,00
b) Mesin Obras 1 buah Rp 1.000.000,00
c) Jarum 1 pak Rp 10.000,00
d) Alat Tulis 2 paket Rp 100.000,00
e) Alat Pemotong 2 buah Rp 20.000,00 Total II Rp 2.930.000,00
4 Lain-lain a) Sewa tempat 4 bulan Rp 1.200.000,00 b) Proposal 4 buah Rp 200.000,00 c) Distribusi - Rp 100.000,00 d) Advertising - Rp 300.000,00 Total III Rp 1.800.000,00
Total I +Total II +Total III Rp 8.650.000,00
11
xv
12
xvi
13
xvii
14
xviii
Desain Koko
Gambar.2. Contoh Desain Koko Motif Perca Geometri 1
Gambar.3. Contoh Desain Koko Motif Perca Geometri 2
Bahan dari perca
Bahan dari perca
vii
3. Desain Koko
15