PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

17
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “Brosca” Bros dari Limbah Kain Perca Sebagai Alternatif Bisnis Berorientasi Triple Bottom Line BIDANG KEGIATAN PKM-K Diusulkan oleh 1. LINOHARSIH KHAERUNNISA [ 0905984 / 2009 ] 2. FITRIYAH [ 0900793 / 2009 ] 3. ANNISATUL MUNAWAROH [ 0905831 / 2009 ] 4. TITA THURSINA R [ 0908862 / 2009 ] 5. RINI YULIAWATI [ 1205538 / 2012 ] UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2012

description

ok

Transcript of PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

Page 1: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

“Brosca” Bros dari Limbah Kain Perca Sebagai Alternatif Bisnis Berorientasi Triple Bottom Line

BIDANG KEGIATAN

PKM-K

Diusulkan oleh

1. LINOHARSIH KHAERUNNISA [ 0905984 / 2009 ]

2. FITRIYAH [ 0900793 / 2009 ]

3. ANNISATUL MUNAWAROH [ 0905831 / 2009 ]

4. TITA THURSINA R [ 0908862 / 2009 ]

5. RINI YULIAWATI [ 1205538 / 2012 ]

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2012

Page 2: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

i

Page 3: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

1

A. JUDUL

“Brosca” Bros dari Limbah Kain Perca Sebagai Alternatif Bisnis Berorientasi

Triple Bottom Line

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Kain Perca adalah kain sisa. Ketika seseorang menggunting dan menjahit

baju, sisa-sisa kain yang tidak terpakai itulah yang dinamakan kain perca. Kain

perca selama ini sering dianggap sebagai limbah. Limbah kain perca banyak

dihasilkan oleh penjahit ataupun industri pakaian jadi.

Di wilayah Bandung terdapat lebih dari 300 perusahaan tekstil yang

tersebar di tiga wilayah, yaitu di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota

Cimahi. Untuk wilayah Kota Bandung penyebaran industri tekstil berbeda dengan

penyebaran dengan Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi. Di Kota Bandung,

penyebarannya cenderung tidak terkonsentrasi dalam satu sentra.

Gambar 1. Kain Perca dari sebuah pabrik garmen dan industri pakaian jadi

Harga kain perca yang dihasilkan dari industri pakaian jadi ataupun garmen

rumahan berkisar antara Rp.1,000-Rp.2,000 per Kg. Selama ini limbah kain perca

banyak digunakan untuk pembuatan keset, kain pel, pengisi kasur, dan boneka.

Namun dalam hal pemanfaatan ini dirasa masih minin kreativitas. Oleh karena itu

perlu membuat sebuah produk dari kain perca lebih bernilai sehingga dapat

meningkatkan harga jual produk itu sendiri.

Page 4: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

2

Disisi lain, kami melihat permintaan terhadap aksesoris wanita cukup

tinggi, terutama bros. Bros dapat digunakan oleh wanita yang berkerudung

maupun tidak. Pada kebanyakan mall dan toko aksesoris wanita, bahan plastik

masih lebih banyak digunakan dibanding kain. Maka, kami memutuskan untuk

mengambil ide ini dan mengembangkannya ke dalam usaha kami. Selain masih

langkanya produsen aksesoris jenis ini, kami juga mengidentifikasi adanya faktor

kemudahan yang ditawarkan.

Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari kain perca adalah Brosca

(Bros Perca). Bros ini seperti bros kebanyakan hanya saja dalam pembuatannya

menggunakan bahan sisa yang lebih sederhana dan mudah didapat. Bros ini

mempunyai motif yang unik karena memadukan motif kain yang terbatas

jumlahnya dan tidak terlalu banyak beredar di pasaran dalam bentuk serupa

sehingga terkesan lebih ekslusif. Tentu hal ini merupakan kelebihan Brosca.

Wilayah sasaran produk kami adalah wilayah utara Bandung, yaitu sekitar

jalan Setiabudhi dan Gegerkalong. Disini terdapat beberapa kampus besar yang

letaknya berdekatan seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung (atau disebut juga Enhaii), Universitas Pasundan,

Politeknik Bandung (Polban), dan Insitut Manajem (IM) Telkom. Sasaran utama

produk kami adalah mahasiswi dari kampus tersebut. Sudah dua tahun terakhir ini

ada peningkatan tren fashion di kalangan wanita berjilbab. Bentuk dan macam

kerudung sudah tidak monoton, warnanya juga sudah berbagai macam. Untuk itu,

aksesoris pendukung untuk jilbab juga perlu terus ditingkatkan macam dan

bentuknya. Selain itu sasaranya adalah para santriwati. Di wilayah ini terdapat

Pesantren Daarut Tauhid Bandung asuhan Aa Gym yang selalu ramai dikunjungi

oleh wisatawan muslim baik lokal maupun mancanegara. Hal ini tentunya

menjadi daya tarik tersendiri bagi bisnis ini.

Triple Bottom Line yang dimaksudkan disini adalah orientasi bisnis yang

memadukan tiga unsur yaitu Profit, People, Planet yang dikemukakan oleh John

Elkington (1998). Selain mendapatkan keuntungan (profit), bisnis ini akan

memberdayakan orang/masyarakat (people) melalui wirausaha dan

menyelamatkan bumi (planet) dengan memanfaatkan limbah kain.

Page 5: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

3

C. PERUMUSAN MASALAH

Tinggginya permintaan terhadap pakaian jadi berbanding lurus dengan

tingginya jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah yang tidak dimanfaatkan akan

menimbulkan masalah baru bagi lingkungan. Disisi lain kebutuhan akan aksesoris

wanita semakin meningkat. Tren berkerudung mulai berkembang dan perlu

diimbangi dengan pengembangan aksesoris. Namun tidak tertutup kemungkinan

bagi wanita yang tidak berkerudung juga dapat menggunakan produk kami,

karena pada dasarnya wanita memerlukan aksesoris untuk menunjang penampilan

sehari-hari. Karena bahan utama pembuatan aksesoris masih didominasi oleh

bahan plastik, kami berusaha merancang produk dari bahan kain perca.

Bagaimana pemilihan bentuk dan perpaduan motif sehingga menghasilkan produk

yang unik dan ekslusif. Bahan baku yang murah dan mudah didapat dapat

menekan harga produk sehingga dapat bersaing dengan produk lain yang ada di

pasaran.

D. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan bros perca (Brosca) adalah sebagi berikut.

1. Menghasilkan produk berupa bros dari limbah kain perca bagi mahasiswi di

wilayah Bandung (Jalan Setiabudhi) dan sekitarnya, serta santri dan

pengunjung Pesantren Daarut Tauhid Bandung)

2. Menghasilkan Brosca unik dan ekslusif yang disukai oleh konsumen

3. Melatih kreatifitas mahasiswa dalam melihat peluang usaha, terutama usaha

pembuatan aksesoris dalam hal ini bros dari kain perca.

4. Memberi alternative model bisnis yang berorientasi Triple Bottom Line yaitu

menghasilkan laba (Profit), memberdayakan orang/masyarakat (People), dan

menyelamatkan bumi (Planet) dari pencemaran limbah.

5. Membangun sebuah merek (brand) lokal sehingga menambah prestise dari

produk Brosca dan membuka peluang kerjasama dengan masyarakat yang

memiliki keterampilan sejenis namun kesulitan dalam hal mitra dan

pemasaran guna memenuhi permintaan dalam partai besar.

Page 6: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

4

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari Pembuatan Brosca adalah sebagi berikut.

1. Produk dengan Inovasi baru yang mampu bersaing dengan produk lokal

maupun nonlokal lainnya

2. Produk dikemas dalam plastik berlabel dengan brand (merek) yang terdaftar

F. KEGUNAAN

1. Bagi Mahasiswa

Dengan adanya program ini diharapkan dapat menjadi upaya pengembangan

kreativitas dan inovasi produk aksesoris dari bahan kain khususnya dalam

memenuhi permintaan dan selera masyarakat yang semakin meningkat dan

beragam

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat konsumen yaitu tersedianya aksesoris yang beragam, unik

dan ekskusif yang dapat menunjang penampilan. Sedangkan bagi masyarakat

mitra usaha, dapat membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan

meningkatkan penghasilan melalui kerjasama dan standarisai mutu yang layak

untuk dapat diberi brand ‘brosca’.

3. Bagi Pemerintah

Membantu menyukseskan program pemerintah yaitu pemberdayaan sektor

ekonomi kreatif.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

1. Studi Pasar dan Persaingan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa di wilayah Bandung

terdapat lebih dari 300 perusahaan tekstil yang tersebar di tiga wilayah, yaitu di

Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Di Kabupaten Bandung

industri tekstil terkonsentrasi di tiga wilayah, yaitu wilayah timur (sepanjang Jalan

Page 7: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

5

Cileunyi-Cicalengka-Majalaya), wilayah tengah (sepanjang Jalan Mohammad

Toha–Dayeuhkolot–Majalaya), dan wilayah barat (sekitar Nanjung dan

Padalarang). Di Kota Cimahi, lokasi industri tekstil terkonsentrasi di sekitar

Leuwigajah. Untuk wilayah Kota Bandung penyebaran industri tekstil berbeda

dengan penyebaran dengan Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi. Di Kota

Bandung, penyebarannya cenderung tidak terkonsentrasi dalam satu sentra.

Wilayah sasaran produk kami adalah kota Bandung, yaitu Setiabudhi,

Gegerkalong dan sekitarnya dimana terdapat banyak limbah kain perca yang

dihasilkan oleh penjahit maupun industry garmen rumahan. Di wilayah ini pula

terdapat beberapa kampus besar seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (atau disebut juga Enhaii), Universitas

Pasundan, Politeknik Bandung (Polban), dan Insitut Manajem (IM) Telkom yang

mayoritas mahasiswinya menggunakan kerudung. Selain itu, diwilayah ini juga

terdapat Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang dipimpin oleh

KH.Abdullah Gymnastiar yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan muslim

baik lokal maupun mancanegara Dengan demikian wilayah ini memiliki peluang

pasar yang cukup besar untuk memasarkan produk kami.

Adapun pesaing yang ada saat ini adalah usaha bros yang terbuat dari

plastik, benang wol, kain planel, kain tile dan mutiara sintesis. Kesemua bahan

untuk produk tersebut merupakan hasil produksi utama (bukan memanfaatkan

bahan sisa seperti kain perca) dan proses pengerjaannya pun cukup rumit. Selain

itu selera konsumen juga mulai bergeser dan cenderung memilih bahan serta

model baru. Oleh karena itu kami menawarkan brosca untuk memenuhi

kebutuhan konsumen akan aksesoris dari bahan kain perca.

2. Penjualan dan Pemasaran

Brosca merupakan bros yang terbuat dari limbah kain perca. Produk yang

kami hasilkan akan diberi brand “brosca. Pada tahap awal usaha, penjualan

dilakukan secara langsung. Selanjutnya akan dilakukan pula melalui system

online dan konsinyasi sehinga lebih luas. Konsinyasi dilakukan dengan beberapa

Page 8: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

6

gerai penjual kerudung di sekitar wilayah Daarut Taudid, koperasi yang ada di

lingkungan kampus baik koperasi mahasiswa UPI maupun koperasi pegawai.

Langkah-langkah yang digunakan untuk pengembangan usaha kedepan

diantaranya melalui perencanaan dan pelaksanaan produksi, meliputi penentuan

jenis dan model baru produk yang didasarkan pada preferensi konsumen dan

melakukan perencanaan produksi dari bahan dan tenaga kerja

Selanjutnya yaitu menetukan sstrategi pemasaran yang akan dilakukan.

Hal ini dilakuakn dengan cara membuka dan mengembangkan pasar. Pemasaran

akan dilakukan dengan penggunaan sample produk oleh beberapa orang yang

ditunjuk, khususnya di wilayah Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah produk

mulai dikenal, produk akan dipasarkan ke beberapa fakultas dengan

memanfaatkan anggota kelompok yang berasal dari fakultas yang berbeda-beda.

Brosca memiliki konsep bisnis yang berbeda dengan para kompetitor,

sehingga Brosca dapat menghasilkan sebuah pasar baru walaupun dengan target

konsumen yang sama yang pada akhirnya dapat berujung pada market share yang

besar. Metode ini digunakan dengan menonjolkan citra new product. Juga

ditonjolkan bahwa produk ini adalah hasil kreativitas mahasiswa. Dengan

demikian, calon pembeli akan lebih memperhatikan serta turut serta untuk

membeli.

Selain itu untuk lebih memperkenalkan produk, produk akan diikutkan

dalam acara pameran yang rutin dilaksanakan oleh universitas seperti UPI

Edufair, kegiatan-kegiatan tingkat jurusan/fakultas/universitas sebagai sponsor

untuk menyediakan doorprize berupa produk Brosca.

3. Gambaran Produk

Gambar 2. Berbagai contoh produk Brosca

Page 9: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

7

H. METODE PEAKSANAAN

1. Persiapan dan Perencanaan

Persiapan pelaksanaan program meliputi observasi lapangan. Hal ini

dilakukan guna mengetahui harga mutu dan ketersediaan bahan baku yang

digunakan untuk membuat produk.

Perencanaan produk yang akan dikembangkan adalah bros perca.

Pembuatan Brosca sebenarnya tidak terlalu sulit. Hanya memerlukan

keterampilan menjahit ditambah kreatifitas pembuatnya. Selain memproduksi

sendiri, kami juga akan mengembangkan usaha ini dengan cara bermitra dengan

beberapa kalangan seperti mahasiswa ataupun masyarakat yang memiliki keahlian

untuk membuat bros perca, namun usahanya kurang berkembang. Hal ini

disebabkan oleh beberapa factor diantaranya karena tidak memiliki brand, mitra

usaha, dan hanya bergerak sendiri-sendiri dalam membuat dan memasarkan

produknya. Untuk mengatasi masalah ini, kami mencoba memberdayakan mreka

dalam produksi Brosca. Dengan system ini, pembuatan boleh dimanapun,

siapapun, namun ada standar mutu produk tertentu yang membuatnya layak

mendapat brand Brosca.

Kelebihan lain bisnis model ini adalah hemat biaya seperti biaya iklan,

banyak variasi produk, dan banyak mitra. Tidak perlu takut persaingan karena

pasar Brosca sangat luas, dapat dipakai sehari-hari (dijual dalam bentuk eceran),

juga dapat memenuhi permintaan partai besar (seperti untuk souvenir kegiatan,

pernikahan, dan lain sebagainya). Selain itu, Karakteristik produk yang tahan

lama, tidak mudah rusak memungkinkan distribusi ke seluruh wilayah Indonesia,

juga memanfaatkan mahasiswa yang berasal dari daerah yang berbeda untuk

memasarkan produk. Dengan demikian kita telah membantu memberdayakan

banyak orang.

2. Analisa Hasil Produk

Analisa hasil produk dilakuakn melalui uji sensorik yaitu pengujian yang

dilakukan untuk menguji tingkat kesukaan dan penerimaan konsumen terhadap

produk tersebut.

Page 10: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

8

3. Proses Produksi

Alat dan bahan yang digunakan dalam produksi Brosca adalah sebagai berikut.

a. Kain perca

b. Benang

c. Peniti

Adapun Langkah pembuatan Brosca adalah sebagai berikut.

Gambar 3. Proses Pembuatan Brosca

Penjelasan Proses:

1. Membuat pola diatas kertas

Pola yang dibuat ada dua yaitu untuk kelopak dan untuk bagian tengah bros.

pola kelopak berbentuk bisa berbentuk persegi ataupun lingkaran, sedangkan

untuk kelopak berbentuk lingkaran yang lebih kecil. Pembuatan pola ini

dilakukan menggunakan kertas karton,

2. Menggunting bahan sesuai pola.

Pola dari kertas karton dipindahkan ke atas kain perca kemudian digunting.

Untuk satu bros terdiri dari 6 pola (5 kelopak, 1 bagian tengah). Untuk

menambah variasi produk, bagian tengah dapat diganti menggunakan kancing

baju berbagai model dan ukuran

3. Menjahit dan menyatukan pola kain

Setelah selesai digunting, bahan tersebut kemudian dijahit menggunakan

jarum jahit dan benang. Pola persegi dilipat secara simetris sebanyak dua kali

sehingga membentuk segitiga, kemudian ujungnya dijahit. Setelah sampai

diujung yang berlawanan, benang ditarik sehingga akan terbentuk kelopak

Membuat pola diatas kertas

Menggunting bahan sesuai pola

Menjahit dan menyatukan pola kain

Merapikan & Memasang

peniti

Pelabelan & Pengemasan

d. Jarum

e. Gunting

f. Kertas karton dan pensil untuk membuat pola

Page 11: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

9

bunga. Sedangkan untuk pola lingkaran dilipat ujungnya dan dijahit secara

melingkar kemudian ditarik sehingga membentuk lingkaran yang lebih kecil.

Setelah selesai, kelopak dan bagian tengah digabungkan kembali dengan cara

dijahit sehingga membentuk bunga dengan lima buah kelopak.

4. Merapikan & Memasang peniti

Setelah bros terbentuk, kemudian memasang peniti dengan cara dijahit

kembali. Peniti yang digunakan adalah peniti khusus bros yang terdapat

lubang kecil ditengahnya.

5. Pelabelan & Pengemasan

Setelah seluruh proses selesai, ada pengecekan terlebih dahulu sebelum

produk dikemas. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu produk. Jika produk

sudah lolos standarisasi mutu, barulah diberi label dan dikemas menggunakan

plastik bening, kemudian di-staples.

4. Keberlanjutan

Prospek ke depan program ini adalah dapat diterimanya produk brosca yang

nantinya diharapkan mampu menjadi produk handmade yang berkualitas tinggi,

memiliki bentuk unik dan ekslusif, dan mengembangkan beberapa variasi produk.

selanjutnya dengan adanya dukungan dan penerimaan masyarakat yang tingi,

usaha ini dapat berkembang pesat sehingga sampai pada tahap pembukaan tempat

produksi sendiri yang disebut “Brosca Centre”.

I. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Bulan Ke- I II III IV V

1 Observasi lapangan (bahan baku, alat dan tenaga kerja)

2 Observasi pasar dan target 3 Produksi Brosca 4 Dilakukan inovasi dengan menambah jenis

variasi produk

5 Pendistribusian dan penjualan 6 Pelaporan perkembangan Brosca 7 Pelaporan akhir program Brosca

Page 12: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

10

J. RANCANGAN BIAYA

Biaya Tetap (Fixed Cost) No Rincian Banyaknya Harga Satuan Total Harga

1 Perijinan usaha ke Disperindag 1 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000

2 Gunting Besar 10 buah Rp 36,000 Rp 360,000 3 Gunting Kecil 10 buah Rp 23,000 Rp 230,000 4 Jarum Jahit 5 Lusin Rp 10,000 Rp 50,000 5 Building Web 1 Rp 100,000 Rp 100,000 6 Staples 5 buah Rp 20,000 Rp 100,000

Total Fixed Cost Rp 1,840,000

Biaya Variable No Rincian Banyaknya Harga Satuan Total Harga

1 Kain Perca 20 Kg Rp 2,000 Rp 40,000 2 Peniti 3 Pack Rp 40,000 Rp 120,000 3 Kancing baju 5 Pack Rp 15,000 Rp 75,000 4 Plastik kemasan 2 Pack Rp 30,000 Rp 60,000

Total Variable cost Rp 295,000 Biaya tersebut untuk 5 hari, diasumsikan perhari menghasilkan 30 bros Estimasi

pembuatan dilakukan selama 18 minggu sehingga total biaya variabelnya adalah:

Variable cost (selama 5 hari) x 18 minggu = Rp 5,310,000

Transportasi Bensin 1 liter x 30 hari x 5 bulan @Rp. 4,500,000 Rp 675,000 Angkutan barang Rp 250,000 Total Rp 925,000

Publikasi dan dokumentasi Dokumentasi Rp 150,000 Pelaporan Rp 200,000 Alat Tulis Kantor (ATK) Rp 100,000 Spanduk dan Leaflet Rp 500,000 Biaya iklan Rp 500,000 Biaya operasional website (Rp.150,000 per bulan) Rp 750,000 Biaya Lain-Lain Rp 500,000 Total Rp 2,700,000

Page 13: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

11

Rekapitulasi Anggaran Biaya Tetap Rp 1,840,000 Biaya Variable Rp 5,310,000 Transportasi Rp 925,000 Publikasi dan Dokumentasi Rp 2,700,000 Total Biaya Rp 10,775,000

Analisis Finansial

a. Direncanakan bahwa kapasitas pembuatan adalah 30 unit/hari

b. Kapasitas produksi per bulan

Kuantitas (Q) = 30 x 5 hari kerja x 4 minggu = 600 unit

Biaya per unit:

Biaya Variable = (Rp. 295,000x4/600) =Rp.1,967

Biaya Tetap =Rp. 1,840,000/600 =Rp. 3,067

Total =Rp. 5,034

c. Produk Brosca akan dijual dengan harga Rp. 6,500 per unit dengan Mark up

price sebesar 30%.

Perhitungan Harga Jual = 30% x Rp. 5,034 = 6.544,2 = Rp. 6,500

d. Analisa Break Event Point (BEP)

Misalkan Q adalah jumlah produk yang diproduksi dalam waktu satu tahun

agar mencapai titik impas. Kondisi impas akan diperoleh apabila Total cost

(Total biaya) sama dengan total revenue (Total Pendapatan). Diasumsikan

dasar penentuan total biaya adalah sama dengan total usulan dana yang

diajukan untuk menjalankan usaha. Maka, Perhitungan BEP:

TR= TC

Harga x kuantitas = Total biaya

6500Q = 10,775,000

Q= 10,775,000/6500

Q= 1658 unit

Agar mencapai titik impas, maka kita harus memproduksi 1658 unit produk

selama satu tahun (atau setara 139 unit per bulan)

Page 14: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

12

e. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah

didiskontokan dengan menggunakan social cost of capital sebagai discount

factor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa

yang akan datang yang disikontokan pada saat ini. Usaha bisa dijalankan jika

NPV bernilai positif. Hasil dibawah menunjukkan NVP positif sehingga usaha

ini dapat dijalankan.

Cash inflow pertahun (Rp. 6500 – Rp.5,034)x3600 = Rp.5,277,600

Present Value Cash inflow = Rp.5,277,600 x 3.3522* = Rp.17.691.570

NPV = Rp. 17.691.570- Rp.10.775.000 = Rp. 6,916,570

(*Asumsi diskon factor yang digunakan adalah 15%= 3.3522)

K. DAFTAR PUSTAKA

Elkington, John.1998. Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st

Century Business. Gabriola Island, BC: New Society Publishers.

L. LAMPIRAN

1. Biodata Ketua dan Anggota

Nama Linoharsih Khaerunnisa

Jurusan/Fakultas Akuntansi/FPEB

Tempat, Tanggal Lahir Sumbawa B, 21 Agustus 1991

Jenis Kelamin Perempuan

Hobi Baca Buku, Travelling

Alamat Jln. Gegerkalong Girang No.120

No Telepon/ HP 081906995910

e-mail [email protected]

Ketua,

Linoharsih Khaerunnisa NIM 0905984

Page 15: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

13

Anggota I

Nama Fitriyah

Jurusan/Fakultas Akuntansi/FPEB

Tempat, Tanggal Lahir Tasikmalaya, 01 April 1991

Jenis Kelamin Perempuan

Hobi Travelling

Alamat Jl. Gegerkalong tengah no. 24 Bandung

No Telepon/ HP 085722295433

e-mail [email protected]

Anggota I

F i t r i y a h NIM 0900793

Anggota II

Nama Annisatul Munawaroh

Jurusan/Fakultas Pendidikan Fisika / FPMIPA

Tempat, Tanggal Lahir Garut, 30 Januari 1992

Jenis Kelamin Perempuan

Hobi Mencari hal baru

Alamat Jl. Geger Kalong, Gang Cempaka no 118

No Telepon/ HP 085223763446

e-mail [email protected]

Anggota II

Annisatul Munawaroh NIM 0905831

Page 16: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

14

Anggota III

Nama : Tita Thursina Rubianti

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Kimia / FPMIPA

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 31 Oktober 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Hobi : Membaca dan Menghafalkan Al-Quran

Alamat : Jl. Gegerkalong girang No.120

No Telepon/ HP : 085624141744

e-mail :[email protected]

Anggota III

Tita Thursina R NIM 0908862

Anggota IV

Nama Rini Yuliawati

Jurusan/Fakultas Pendidikan Bahasa Daerah/FPBS

Tempat, Tanggal Lahir Tasikmalaya, 11 September 1993

Jenis Kelamin Perempuan

Hobi Masak, Baca Novel

Alamat Jln. Gegerkalong Girang No.120

No Telepon/ HP 087725765255

e-mail [email protected]

Anggota IV

Rini Yuliawati NIM 1205538

Page 17: PKM K Brosca Bros Dari Limbah Kain Perca

15

2. DOSEN PENDAMPING

Nama lengkap dan gelar : Toni Heryana, S.Pd, MM NIP : 197806272003121001 Tempat tanggal lahir : Bandung, 27 Juni 1978 Program studi : Akuntansi Fakultas : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia Pendidikan : S2 Pengalaman penelitian yang terpenting dalam 5 tahun terakhir :

No Judul Penelitian Sumber Dana Tahun 1. Analisis Kinerja Saham, Obligasi, dan

Reksadana berdasarkan Metode Sharpe pada Perusahaan Asuransi “X”

Mandiri 2011

2. Pengaruh Efektivitas Pengawasan dan Kompetensi Manajer terhadap Kinerja Keuangan PD. BPR Provinsi Jawa Barat

RKAT UPI 2010

3. Pengaruh Pendapatan dan Biaya Bunga terhadap Profitabilitas Bank Jawa Barat dan Banten

Mandiri 2009

4. Aplikasi Pemberian Muatan Etika yang Diintegrasikan dalam Perkuliahan Akuntansi Keuangan dalam Membentuk Persepsi Etika Mahasiswa Akuntansi Program Studi Akuntansi UPI

Hibah Kompetitif UPI

2008

5. Pembentukan Persepsi Peran dan Pengarahan Motivasi Belajar Mahasiswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar: Penerapan Anchored learning dan Discovery learning (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi)

Hibah Kompetitif UPI

2008

6. Pengaruh Nilai Tambah Ekonomis dan Nilai Tambah Pasar terhadap Harga Saham serta Implikasinya pada Jumlah Investasi Sektor Manufaktur di PT. Bursa Efek Jakarta

Mandiri 2007

Pengalaman Menjadi Pendamping PKM : 1 Kali

Pengalaman Terkait Kewirausahaan : -