Dita Julianingsih Baylisascariasis
-
Upload
dita-julia-ningsih -
Category
Documents
-
view
228 -
download
6
description
Transcript of Dita Julianingsih Baylisascariasis
Oleh
Dita Julianingsih
135130100111021
B-2013
RESUME BAYLISASCARIASIS
Baylisascariasis disebabkan oleh nematoda saluran pencernaan (family Ascaridisae)
dalam genus Baylisascaris. Tiga spesies paling pathogen adalah Bayliscaris procyonis, B. melis
dan B. columnaris. Larva dari ketiga spesies ini dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada
hospes intermediet/parenteniknya; mereka bermigrasi secara luas dan melanjutkan
perkembangan dalam tubuh hospesnya. Rakun (Procyon lotor) pada umumnya merupakan
hospes definitif untuk cacing B. procyonis. Spesies lain yang diketahui dapat menjadi hospes
definitif adalah anjing (dapat menjadi hospes intermediet) dan kinkajous. Lebih dari 130 spesies
mamalia dan marsupial diketahui bertindak sebagai hospes intermediet dan paratenik dari B.
procyonis.
Siklus Hidup dan Transmisi
Pada hospes definitifnya, B. procyonis bersarang di intestine dan melepaskan telur yang
tidak berembrio ke dalam feses. Organisme ini memproduksi telur dalam jumlah yang sangat
besar. Masing-masing cacing diperkirakan menghasilkan 179.000 telur perhari dan rakun rata-
rata dapat membawa 43-52 cacing dewasa. Dampak cacing ini lebih hebat jika diderita oleh anak
rakun dari pada rakun dewasa. Perkembangan telur B. procyonis ke tahap infektif melibatkan
larva stadium 2 yang berada di lingkungan yang membutuhkan waktu sekitar 11-14 hari dalam
kondisi yang optimal. Tetapi, pada kasus tertentu terkadang waktu yang dibutuhkan lebih lama
yaitu sekitar 2 sampai 4 minggu.
Hospes intermediet menjadi terinfeksi dengan mengingesti telur berembrio di lingkungan.
Burung kecil dan mamalia biasanya terinfeksi ketika mencari makanan seperti biji-bijian yang
tidak teringesti atau makanan lainnya yang terletak dimana rakun defekasi. Telur B. procyonis
juga melekat dengan mudah pada rambut hewan dan fomite lainnya. Di dalam usus halus hospes
intermediet, telur menetas dan penetrasi pada dinding usus halus dan terbawa pada aliran
pembuluh darah melewati liver dan paru-paru dimana mereka dengan tidak sengaja didistribusi
melalui darah ke beberapa organ. Larva B. procyonis bermigrasi luas ke dalam jaringan saat
melanjutkan pertumbuhan. Larva ini dapat menyebabkan kerusakan yang luas. Dapat berupa
kerusakan mekanik saat migrasi dan reaksi inflamasi yang mereka timbulkan. Larva di mata
dapat menyebabkan kerusakan retina dan struktur lainnya. Larva cacing ini dilaporkan dapat
bertahan di dalam jaringan selama bertahun-tahun.
Hospes definitif juga dapat terinfeksi dengan mengingesti telur di lingkungan; atau
dengan memakan hospes intermediet. Cara itu umumnya terjadi pada rakun dewasa. Anak rakun
biasanya terinfeksi dari telur berembrio di lingkungan. Saat hospes definitive mengingesti telur
berembrio, tahap selanjutnya larva menetas di intestine dan berkembang menjadi dewasa.
Periode prepaten lebih pendek ketika larva diingesti (32-38 hari pada rakun) dibandingkan jika
telur yang diingesti (50-76 hari pada rakun).
Patogenesis
Kerentanan terhadap Baylisascaris larva migrans bervariasi antara kelompok hewan dan
spesies. Berdasarkan jumlah kasus dan spesies terpengaruh, kelompok hewan rentan terhadap
parasit NLM adalah tikus, kelinci, primata, dan burung. Misalnya, pada tahun 2007 dilaporkan
infeksi Baylisascaris procyonis pada kakatua Maluku (Cacatua moluccensis). Betina dewasa
kakatua Maluku dievaluasi selama 10 hari untuk riwayat ataksia progresif dan kelemahan.
Burung itu telah terpapar selama 3 hari dalam kandang yang sebelumnya merupakan kandang
rakun remaja. Hasil tes diagnostik tidak meyakinkan dan meskipun perawatan yang dilakukan
intensif, burung meninggal 7 hari setelah gejala awal. Pemeriksaan histopatologi
mengungkapkan adanya larva nematoda di otak tengah yang konsisten dengan spesies
Baylisascaris dan granuloma multifokal dalam ventrikel kiri jantung.
Perubahan Patologi
Larva menetas dalam usus halus dan bermigrasi melalui sirkulasi portal pertama dan
kemudian sirkulasi sistemik ke beberapa sistem organ, termasuk hati, paru-paru, jantung, mata,
dan otak. Migrasi larva terjadi dengan cepat, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian mencit,
yang terdeteksi larva di mata, otak, dan jaringan somatik dalam waktu 3 hari. Pada primata
manusiawi, mereka diamati di mata sejak 7 hari setelah infeksi. Selain menyebabkan kerusakan
traumatis dan nekrosis, larva memicu reaksi inflamasi didominasi eosinofilik yang kuat. Migrasi
larva terhenti ketika sistem kekebalan tubuh menyusul larva dan mengenkapsulasi mereka dalam
granuloma eosinofilik.
Gejala Klinis
B. procyonis pada rakun dan anjing (hospes definitif)
Rakun yang terinfeksi B. procyonis biasanya tanpa gejala. Tetapi, infeksi yang parah pada
hewan muda dapat menyebabkan obstruksi usus. Infeksi usus pada anjing umumnya ditemukan
pada saat pemeriksaan tinja rutin dan tidak menyebabkan tanda-tanda klinis yang signifikan.
B. procyonis pada hospes intemediet
Tanda-tanda nonspesifik seperti lesu, depresi, dan rambut kasar atau bulu rontok dapat
dilihat pada beberapa hewan. Penyakit saraf telah dilaporkan terjadi pada sebagian besar kasus
yang didiagnosis, dengan beragam gejala seperti berputar-putar, menggelinding, tortikolis,
ataksia, gemetar, kelemahan progresif, kelumpuhan, hypertonia, kekakuan otot, kejang atau
disfagia. Burung mungkin akan mengalami kesulitan bertengger atau tidak dapat terbang. Cacat
visual termasuk kebutaan dapat pula terjadi pada beberapa kasus. Di beberapa hewan, tanda-
tanda klinis berkembang secara akut dan berlangsung dengan cepat. Satu anjing, misalnya,
menjadi kejang telentang setelah 48 jam timbulnya ataksia. Kasus lain mungkin akan
membahayakan dan akan semakin memburuk. Beberapa burung memiliki gejala klinis yang
berlangsung selama beberapa minggu. Jika larva tersebut menjadi tidak berkapsul, gejala klinis
terkadang stabil.
Kontrol dan Pencegahan
Pada hospes intermediet, risiko infeksi dapat dikurangi dengan cara menghindari kontak
dengan rakun dan hospes definitif lain serta kotorannya. Rakun harus dicegah agah tidak
memasuki rumah dan peternakan. Umpan anthelmintik telah diterapkan pada rakun liar dan
sepertinya tampak menjanjikan. Pencegahan infeksi sulit dilakukan sepenuhnya pada binatang
peliharaan yang diperkenankan berada di luar ruangan karena telur bisa bertahan untuk waktu
yang lama di lingkungan. Pada anjing, pencegahan untuk heartworm/nematoda setiap bulan
dilaksanakan untuk mengurangi risiko infeksi usus oleh B. procyonis. Di daerah yang berisiko
tinggi, anjing yang tidak pada pencegahan ini harus mendapat pemeriksaan tinja secara teratur.
Pengobatan
Hospes definitif dapat diobati dengan pemberian obat anthelmintik; anthelmintik yang
paling umum digunakan pada anjing dan kucing adalah yang efektif terhadap B. procyonis pada
rakun. Piperazine, pirantel, ivermectin, moxidectin, albendazole, fenbendazole dan flubendazole
telah digunakan dalam berbagai penelitian. Salah satu penelitian melaporkan bahwa tablet
pencegahan yang diberikan setiap bulan untuk penanganan cacing hati dan cacing usus
mengandung oxime milbemycin yang mampu mengobati infeksi paten pada anjing, meskipun
begitu satu pengobatan tidak akan selalu cukup untuk menghilangkan semua cacing pada tubuh
hospes.
Daftar Pustaka
Albrecht, Helmut M.D and Michael Martin M.D. 2013. Baylisascaris procyonis.
http://www.antimicrobe.org/b43.asp#t9 Diakses pada 29 Mei 2015 pkl. 13:00 wib.
Institute for International Cooperation in Animal Biologics. 2013. Baylisascariasis. Faculty of
Veterinary Medicine, IOWA State University.
Pinero, José., Jacob Lorenzo-Morales., Carmen Martín-Navarro., Atteneri López-Arencibia.,
María Reyes-Batlle and Basilio Valladares. 2012. Zoonosis Caused by Baylisascaris
Procyonis. ISBN: 978-953-51-0479-7. InTech, Available from:
http://www.intechopen.com/books/zoonosis/zoonosis-caused-by-baylisascaris-procyonis
Diakses pada 29 Mei 2015 pkl. 13:00 wib.
Penilaian keaktifan anggota kelompok
Semua berkontribusi dengan baik dan seimbang dengan poin masing-masing 25% karena kami
beranggotakan 4 orang.