Perencanaan Saluran Pasangan, Elevasi Saluran Rencana dan ...
Distribusi Kecepatan di Saluran Terbuka pada Belokan Saluran 120 ...
Transcript of Distribusi Kecepatan di Saluran Terbuka pada Belokan Saluran 120 ...
DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN DI SALURAN TERBUKA PADA
BELOKAN 120o MENGGUNAKAN ACOUSTIC DOPPLER VELOCIMETER
(ADV)
JURNAL TEKNIK PENGAIRAN
KONSENTRASI PERENCANAAN BANGUNAN AIR
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
MARETA ANGGUN WULANDARI
NIM. 125060400111065
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN DI SALURAN TERBUKA
PADA BELOKAN 120o MENGGUNAKAN ACOUSTIC DOPPLER
VELOCIMETER (ADV)
JURNAL TEKNIK PENGAIRAN
KONSENTRASI PERENCANAAN BANGUNAN AIR
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh:
MARETA ANGGUN WULANDARI
NIM. 125060400111065
Jurnal ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing
pada tanggal: 14 Juni 2016
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sumiadi, ST., MT. Ir. Heri Suprijanto, MS.
NIP. 19731001 200003 1 001 NIP. 19590625 198503 1 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pengairan
Ir. Moch. Sholichin, MT., Ph.D.
NIP. 19670602 199802 1 001
DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN DI SALURAN TERBUKA PADA
BELOKAN 120o MENGGUNAKAN ACOUSTIC DOPPLER VELOCIMETER (ADV)
Mareta AnggunWulandari1, Sumiadi
2, Heri Suprijanto
2
1Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
2Dosen Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pada belokan saluran pembagian distribusi kecepatan alirannya tidak merata dan terdapat nilai pada
masing-masing sumbu koordinat kecepatan aliran. Kecepatan radial dan vertikal menyebabkan adanya aliran
sekunder yang bekerja bersama aliran utama menghasilkan aliran helokoidal. Penelitian ini dilakukan
menggunakan alat ukur Acoustic Doppler Velocimeter (ADV) dengan dasar tetap (fix bed), material dinding dan
dasar berupa lapisan semen dengan lebar saluran 0,5 m, dan kemiringan dasar saluran 0,00019. Saluran ini
memiliki dua belokan saluran, yaitu belokan pertama pada daerah hulu dengan radius tengah saluran 0,86 m dan
sudut belokan 65o, dilanjutkan dengan saluran lurus sepanjang 3 m, kemudian terdapat belokan kedua yang
merupakan objek utama penelitian dengan radius 1 m dan sudut belokan 120o. Dari hasil pengukuran
pendahuluan diperoleh debit aliran 20lt/dt dengan sampling rate 25 Hz dan velocity range 100 cm/dt. Dari hasil
pengukuran dan perhitungan, aliran pada belokan saluran adalah jenis hidrolik transisi yang merupakan aliran
turbulen sub-kritis. Saat memasuki awal belokan, distribusi kecepatan masih terpengaruh belokan pertama di
hulu sehingga kecepatan tangensial sisi dalam lebih besar daripada sisi luar, kemudian secara bertahap pada
akhir belokan distribusi kecepatan sisi luar meningkat dan sisi dalam menurun. Kecepatan radial semakin
menunjukkan pola aliran yang semakin jelas dengan bertambahnya sudut belokan dan kekuatannya mencapai
maksimum pada bagian tengah saluran kemudian menurun di akhir belokan. Dari hasil vektor kecepatan,
terdapat sirkulasi aliran yang berupa pusaran utama dan beberapa pusaran minor yang memiliki potensi terhadap
erosi. Fenomena super elevasi yang terjadi pada belokan saluran memiliki nilai yang relatif rendah karena
merupakan aliran sub-kritis. Kecepatan geser dihitung dengan menggunakan metode Clauser. Seluruh profil di
belokan saluran pada daerah inner region memiliki pola dan nilai yang berhimpit dengan perhitungan teoritis
logarithmic law, namun tidak pada daerah outer region.
Kata kunci: distribusi kecepatan, saluran terbuka, ADV, belokan saluran, non uniform
ABSTRACT
The velocity distribution on open-channel bend are irregular and there is value in each axis flow velocity.
The vertical and radial velocity causes the secondary flow and it works with the main flow generating helokoidal
flow. This experiment was carried out using Acoustic Doppler Velocimeter (ADV) on a fixed bed channel with
bed and wall material of a layer of cement with a channel width of 0.5 m and a bed slope of 0.00019. This
channel has two bends, the first bend is in the upstream with a radius of 0.86 m and 65o angle bend. Afterwards
it is followed by a straight channel along the 3 m, then there is a second bend which is the main object this
experiment with a radius of 1 m and the 120o angle bends. The result of initial measurement was obtained flow
rate of 20lt/sec with a sampling rate of 25 Hz and velocity range of 100 cm/sec. From the results of
measurements and calculations, the flow is a type of hydraulic transition and turbulent sub-critical flow. When
entering the beginning of the bend, the velocity distribution is still affected by the first bend in upstream so that
the tangential velocity of inner side is greater than the outer side, then gradually at the end of bend the velocity
distribution of the outer side increases and inner side decreases. Distribution of radial velocity are more
apparent with increasing of the angle bends and it has maximum strength at the center, then decreased at the
end of the bend. From the results of the velocity vector, there are a major circulation and some minor circulation
that has potential of erosion. The phenomenon of super elevation that occurs at the channel bend has a relatively
low value. It is caused by a type of sub-critical flow. Shear velocity is calculated using Clauser. The entire
velocity distribution at inner region has patterns and values that match with logarithmic law, but not on the
outer region.
Keywords: velocity distribution, open-channel bend, ADV, non-uniform
1. PENDAHULUAN
Salah satu masalah hidraulik yang
yang sering dijumpai adalah adanya
belokan pada saluran. Karakteristik
distribusi kecepatan aliran di sekitar
belokan saluran ini berbeda dengan
karakteristik aliran di saluran lurus
uniform. Terlebih jika saluran memiliki
lebih dari satu belokan, maka pola
kecepatan yang terjadi akan semakin
bervariasi. Berbagai macam alat dapat
ditemukan untuk mengukur kecepatan
aliran fluida pada saluran tergantung dari
pendekatan yang berbeda-beda. Salah
satu instrumen ukur untuk mengetahui
profil kecepatan 3D pada aliran fluida
telah dikembangkan oleh produk dari
SonTek, San Diego, USA berupa alat
Acoustic Doppler Velocimeter (ADV).
Pada belokan saluran terdapat aliran
sekunder pada aliran. Aliran sekunder
bersama aliran utama membentuk aliran
spriral (aliran helokoidal) yang menye-
babkan adanya potensi gerusan pada
dinding dan dasar saluran. Tugas akhir ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi
hidrolik aliran dan pola distribusi kece-
patan pada belokan saluran, mengetahui
fenomena dan dampak yang ditimbulkan,
serta membandingkan hasil penelitian
dengan perhitungan teoritis.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Distribusi Kecepatan Aliran
Saluran terbuka dipengaruhi oleh
tekanan atmosfer di permukaan air yang
yang tersebar merata pada semua titik di
sepanjang saluran (Triatmojo,1993:103).
Gambar 1. Pembagian kecepatan pada
saluran persegi
Sumber: Chow (1984:24)
Pada belokan saluran terjadi gaya
yang mengelilingi lengkungan, yaitu gaya
sentrifugal. Pada daerah belokan saluran,
garis alirannya sangat jelas dan tidak
beraturan namun juga meghasilkan arus
jalin-menjalin yang dinamakan arus spiral
(helocoidal) di sepanjang aliran akibat
adanya kecepatan sekunder. Hal ini akan
menghasilkan kemiringan muka air
transversal.
Gambar 2. Kemiringan muka air dan
aliran sekunder
Sumber: Rozovskii (1984:5)
Mencari Jenis Hidrolik Aliran Besarnya ks dari berbagai tipe
kekasaran dasar telah banyak ditetapkan
dari berbagai eksperimen. Tabel 2.1
menunjukkan nilai-nilai ks untuk berbagai
jenis material penyusun saluran:
Tabel 1. Nilai tinggi kekasaran (ks)
Sumber: Raju (1986:24)
Untuk mencari nilai kekasaran yang
tepat, maka nilai n dan ks dapat dicari
dengan menyamakan nilai dari per-
samaan-persamaan Chezy.
Terdapat beberapa persamaan untuk
menentukan aliran merupakan hirolik
licin atau kasar. Menurut Raju (1986:23)
permukaan yang licin secara hidrolis
(hydraulic smooth) diperoleh apabila
≤ 0,25 dan hidraulik kasar (hydraulically
rough) apabila
≥ 6,0 dengan adalah
kekasaran dasar saluran Nikuradse dan
adalah tebal lapisan batas laminer.
Distribusi Kecepatan Aliran
Teoritis Logaritmik Pada aliran dengan hidrolik licin
ketidakteraturan permukaan menjadi sa-
ngat kecil sehingga semua tonjolan teng-
gelam ke dalam sub lapisan laminar dan
kekasaran tidak berpengaruh terhadap
inner wall outer wall
z
h
aliran di atas lapisan sub laminer. Untuk
aliran hidrolik licin diperoleh persamaan
logaritmik (Graf,1998:52):
= 5,75 log
+ Bs
Bila tinggi kekasaran lebih besar dari
nilai kritis maka tonjolan akan memiliki
besaran dan ketajaman sudut yang
memiliki efek yang melebihi sub lapisan
laminar sehingga mengganggu aliran
dalam saluran. Untuk jenis hidrolik kasar
diperoleh (Graf,1998:56):
= 5,75 log
+ Br
Dengan:
= kecepatan di tiap titik tinjau (cm/dt)
= kecepatan geser (cm/dt)
= kekentalan kinematik (m2/dt)
Bs = konstanta integrasi hidrolik halus
Br = konstanta integrasi hidrolik kasar
Super-Elevasi Pada aliran di belokan saluran, gaya
sentrifugal yang mengelilingi lengkungan
menyebabkan suatu fenomena super
elevasi. Super-elevasi adalah peristwa
naiknya muka air di dinding luar belokan
disertai penurunan elevasi pada permu-
kaan air di dinding bagian dalam saluran.
Perbedaan elevasi muka air antara radius
sisi dalam (ri) dan radius luar tikungan
(ro) adalah (Indratmo,1992:8):
∆Z= 1,1 Cn rc2
(
)
Dengan:
rc = radius tengah saluran (m)
Cn = fungsi dari kekasaran Chezy
∆Z = perbedaan tinggi muka air (cm)
ū = kecepatan rerata tangensial (cm/dt)
3. METODE PENELITIAN
Model Saluran dengan Belokan
dan Instrumen Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di
Laboratorium Hidrolika Terapan Jurusan
Teknik Pengairan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Malang. Penelitian
dilakukan pada saluran/flume yang
prismatis dengan penampang persegi
berupa dasar fix bed yang memiliki sudut
belokan θ = 120o
dengan Q = 20 lt/dt
dan kemiringan S = 0,00019 dan B = 0,5
m. Saluran terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut:
Gambar 3. Layout penelitian pada saluran
dengan belokan
Saluran menikung bagian hulu (first
curved channel) dengan θ = 65o
dan
radius tengah belokan, rc = 0,86 m
Saluran lurus (straight channel)
sepanjang 3 m
Saluran menikung utama (second
curved channel) dengan θ = 120o
dan
rc = 1 m
Saluran hilir (downstream channel)
sepanjang 2 m
Instrumen Penelitian:
Alat ukur debit (Rechbox)
Pintu pengatur muka air (tail gate)
Pompa
Alat pengukur tinggi muka air (point
gauge)
Alat Pengukur Kecepatan Aliran
(ADV tipe 10-MHz ADV Probe).
Pada alat ADV terdapat transmitter
yang memancarkan gelombang bunyi
dengan frekuensi tertentu mengenai
sampling volume yang kemudian
dipantulkan kembali dan ditangkap
oleh receiver. Sampling volume meru-
pakan volume di titik ketika alat
mengukur kecepatan. Alat ini meng-
ukur kecepatan aliran suatu volume air
(sampling volume) berukuran kurang
lebih 0,3 cm3
berada 5 cm dari ujung
transmitter. Kecepatan aliran tiga di-
mensi (X,Y,Z) yang diukur oleh ADV
tergantung oleh: Velocity Range,
Signal to Noise Ratio (SNR), dan
koefisien korelasi.
Gambar 4. 10-MHz ADV Probe
Sumber: ADVField/Hydra Operation
Manual (2001:4)
Gambar 5. Titik Pengukuran pada satu
Cross Section
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pengukuran Pendahuluan (Initial
Measurement)
Pengukuran kecepatan menggunakan
ADV dilakukan pada debit konstan 20
lt/dt dimana pemilihan debit ini memper-
timbangkan keadaan aliran dan kualitas
data. Penelitian ini menggunakan
Sampling Rate 25 Hz dan Velocity Range
100 cm/dt dengan SNR>15 dan koefisien
korelasi > 70%. Pengukuran pendahuluan
ini juga dilakukan untuk menentukan
banyaknya data atau durasi waktu pe-
ngambilan data di setiap titiknya ber-
dasarkan nilai kecepatan rerata yang
relatif stabil. Pengambilan data dilakukan
pada section 0o
pada z = 4,4 cm dengan
total pengambilan data sebanyak 15000
data atau pengukuran selama 10 menit.
Hasil pengukuran pendahuluan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6. Fluktuasi kecepatan longitudi-
nal rerata
Dari hasil penelitian pendahuluan
(initial measurement) dapat dilihat pada
pengambilan sebanyak 5000 data atau
selama 3,33 menit nilai fluktuasi
kecepatan sudah relatif stabil. Selain itu,
didapatkan juga parameter hidraulik
aliran untuk penelitian di belokan saluran
dengan sudut 120o
sebagai berikut:
Tabel 2. Parameter hidrolik rerata pada
hulu
Dari data tersebut diperoleh jenis
aliran adalah turbulen-subkritis dengan
Chezy = 53,79 m1/2
/dt dan merupakan
jenis hidrolik transisi dengan nilai ks =
1,24 mm dan n = 0,0127.
Kecepatan Tangensial di Belokan
Saluran (u)
Gambar 7. Distribusi kecepatan tangen-
sial belokan saluran
Pada section 0o terlihat bahwa
kecepatan maksimum masih dominan
terjadi pada sisi bagian dalam belokan
yaitu R80 sebesar 40,7 cm/dt. Ini
menunjukkan bahwa pada daerah hulu
terjadi aliran sekunder akibat belokan
sebelumnya yang sangat mempengaruhi
kecepatan aliran di belokan saluran
utama. Kecepatan rerata pada section ini
adalah 27,77 cm/dt.
Aliran pada section 60o menun-
jukkan bahwa kecepatan pada sisi dalam
belokan masih lebih besar dibandingkan
dengan sisi luar belokan. Kecepatan mak-
simum masih berada pada R80 sebesar
33,70 cm/dt. Pada section ini kecepatan
rerata adalah 23,84 cm/dt dan seluruh
profil aliran dari section 0o menuju
section 60o mengalami perlambatan rata-
rata sebesar 16,86%.
Distribusi kecepatan tangensial pada
section 120o
memiliki nilai yang ber-
himpit. Distribusi kecepatan pada bagian
dalam belokan semakin turun dan pada
luar belokan semakin meningkat pada
section ini. Kecepatan rerata pada section
120o ini adalah 25,40% dan mengalami
percepatan dari section sebelumnya se-
besar 6,1%.
Peristiwa ini terjadi karena pada awal
belokan garis aliran masih memiliki ben-
tuk yang dominan lurus, namun ketika
sudut belokan makin bertambah, gaya
sentrifugal makin berpengaruh dan
menyebabkan aliran mengikuti bentuk
belokan sehingga pada akhir belokan dan
ketika saluran sudah kembali lurus, garis
aliran masih mengarah ke luar belokan
untuk mencapai kestabilan. Hal yang
sama terjadi pada belokan pertama pada
hulu saluran dimana garis aliran setelah
belokan pertama masih mengarah ke sisi
luar/kiri saluran. Karena saluran lurus
setelah belokan pertama masih relatif
pendek, maka serangan aliran pada
dinding bagian kiri diteruskan hingga
mencapai belokan saluran selanjutnya.
Akhirnya, pengaruh dari belokan awal
masih mendominasi aliran di saluran
lurus pada daerah hulu. Proyeksi kece-
patan tangensial pada seluruh belokan
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 8. Proyeksi kecepatan tangensial
pada saluran
Kecepatan Radial (v) di Belokan
Saluran
Gambar 9. Distribusi kecepatan radial
Profil kecepatan radial yang terjadi
pada sudut 0o
memiliki nilai yang rendah
dan masih belum menunjukkan pola yang
jelas sesuai karakteristik aliran radial
pada belokan saluran. Distribusi
kecepatan radial pada sudut 60o mulai
menunjukkan adanya pola aliran yang
jelas pada belokan saluran dimana kece-
patan radial di area dasar saluran adalah
menuju ke belokan saluran, sedangkan
pada bagian dekat permukaan kecepatan
radial mengarah pada luar belokan.
Kecepatan maksimum pada bagian dasar
yang menuju ke dalam belokan saluran
memiliki nilai yang lebih tinggi diban-
dingkan kecepatan di dekat permukaan
yang menuju ke luar belokan saluran.
Distribusi kecepatan pada sudut 120o
memiliki bentuk yang hampir serupa
dengan sudut 60o, namun pada bagian te-
ngah belokan sampai belakang kecepatan
radial semakin berkurang tetapi masih
memiliki nilai yang besar hingga akhir
belokan saluran.
Distribusi Kecepatan Tangensial
Teoritik
Hasil pengukuran distribusi
kecepatan pada setiap profil akan meng-
hasilkan kecepatan geser ( . Kecepatan
geser dan konstanta integrasi (Br) dapat
dihitung dengan metode Clauser dengan
menganggap profil kecepatan arah ta-
ngensial di area inner region masih
mengikuti persamaan logaritmik. Tabel 3. Rekapitulasi nilai dan Br
Berdasarkan Graf (1991:52) rumus
logaritmik adalah valid dengan distribusi
kecepatan pada inner region. Persamaan
yang berlaku untuk daerah inner region
adalah berdasar persamaan logaritmik
dengan rumus berikut ini:
= 5,75 log
+ Br
= (5,75 log
+ Br)
Gambar 10. Perbandingan distribusi kecepatan tangensial logaritmik dan data ADV
Distribusi kecepatan rerata di awal
belokan masih dominan mengikuti
persamaan logaritmik, tidak hanya ber-
laku pada daerah inner region (z/h = 0,2)
saja, namun dapat berlaku pada sebagian
daerah outer region. Seiring dengan ber-
tambahnya sudut belokan distribusi kece-
patan memiliki penyimpangan yang
meningkat. Ini disebabkan karena seiring
bertambahnya belokan saluran, gaya yang
bekerja pada belokan saluran semakin
meningkat sehingga kecepatan sekunder
semakin kuat yang menyebabkan ter-
ganggunya distribusi aliran tangensial
pada outer region dan hal ini menjadikan
distribusi kecepatan aliran tidak mengi-
kuti distribusi aliran pada saluran yang
uniform.
Super-Elevasi
Perhitungan perbedaan elevasi pada
bagian dalam dan luar belokan dan
perbandingannya dengan hasil penguku-
ran selanjutnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4. Hasil perbandingan beda tinggi
muka air
Berdasarkan hasil pengukuran
menggunakan point gauge, beda tinggi
bagian dalam dan luar pada belokan awal
tampang C0 menunjukkan nilai yang
paling besar dibandingkan dengan tam-
pang lainnya dan semakin menurun
seiring bertambahnya sudut belokan. Ni-
lai pengukuran ini memiliki pola yang
berbeda dengan nilai perhitungan beda
tinggi teoritis dimana beda tinggi mi-
nimum berada pada awal belokan, ke-
mudian nilai maksimum berada pada
tampang bagian tengah belokan. Ini dise-
babkan hasil perbedaan tinggi teortis
dipengaruhi oleh perbedaan kecepatan
rerata pada setiap tampangnya, dimana
kecepatan maksimum berada pada tengah
belokan.
Vektor Kecepatan
Untuk menggambarkan dan menge-
tahui pola aliran sekunder pada setiap
section yang terjadi di belokan saluran,
perlu adanya vektor kecepatan yang me-
rupakan resultan antara kecepatan radial
(v) dan komponen kecepatan vertikal (w).
Dari hasil pengukuran, dapat dilihat
vektor kecepatan yang menunjukkan arah
aliran sekunder pada bagian dekat dasar
mengarah ke sisi dalam dan pada dekat
permukaan mengarah kesisi luar belokan.
Aliran sekunder yang terjadi dipengaruhi
oleh bentuk penampang lintang dan rasio
kelengkungan. Aliran sekunder inilah
bersama dengan kecepatan tangensial
membentuk aliran spiral yang menjadi
potensi adanya kerusakan dasar dan
tebing saluran.
Terdapat pusaran utama, dan bebe-
rapa pusaran minor pada vektor kecepa-
tan di belokan. Dari hasil vektor kece-
patan terlihat pada section 60o
memiliki
potensi kerusakan dasar saluran terbesar
berada pada sisi tengah belokan dan pada
section 120o berada pada sisi dalam
belokan. Potensi kerusakan dinding juga
dimiliki oleh daerah di sekitar sisi luar
belokan dari awal sampai akhir belokan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 11 berikut ini:
Gambar 11. Vektor kecepatan
5. KESIMPULAN
1. Aliran pada belokan saluran adalah
jenis hidrolik transisi yang merupakan
aliran turbulen sub-kritis. Distribusi
kecepatan aliran longitudinal pada sa-
luran lurus bagian hulu memiliki nilai
yang berbeda pada satu tampang, serta
kecepatan transversal memiliki nilai
Section 0o
Section 60o
Section 120o
yang cukup besar sehingga tidak se-
suai dengan karakteristk aliran lurus
uniform. Pada awal belokan kecepatan
tangensial pada sisi dalam lebih besar
daripada sisi luar, kemudian secara
bertahap pada akhir belokan distribusi
kecepatan pada sisi luar meningkat se-
hingga dan pada sisi dalam menurun.
Kecepatan radial semakin menun-
jukkan pola aliran yang semakin jelas
dengan bertambahnya sudut belokan.
2. Dari hasil vektor kecepatan terlihat
pada tengah dan akhir belokan memi-
liki potensi kerusakan dasar saluran
terbesar. Potensi kerusakan dinding
juga dimiliki oleh daerah di sekitar sisi
luar belokan dari awal sampai akhir
belokan. Fenomena super elevasi yang
terjadi pada belokan saluran memiliki
nilai yang relatif rendah yang dise-
babkan oleh jenis aliran pada saluran
merupakan aliran sub-kritis.
3. Seluruh profil di belokan saluran pada
daerah inner region memiliki pola
dan nilai yang berhimpit dengan
perhitungan teoritis logarithmic law,
namun pada daerah outer region
distribusi kecepatan menunjukkan ke-
tidaksesuaian dengan logarithmic law.
Hal ini terjadi karena kecepatan ta-
ngensial pada belokan dipengaruhi
oleh hambatan karena adanya sirku-
lasi sekunder di belokan saluran.
DAFTAR PUSTAKA A YSI Environmental Company. 2007.
User Guide HorizonADV. San Diego:
Sontek/YSI
Chow, V. T. 1984. Hidrolika Saluran
Terbuka. Jakarta: Erlangga.
Graf, W. H. 1998. Fluvial Hydraulics.
West Sussex, UK: John Wiley & Son
Ltd.
Raju, K. G. Rangga. 1981. Aliran Melalui
Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga.
Rozovskii, I. L. 1957. Flow of Water in
Bends of Open Channels. Jerussalem:
Israel Progamme of Scientific
Translation.
Soekarno, Indratmo. 1992. Penentuan
Koefisien dan Konstanta Super
Elevasi pada Tikungan Saluran dalam
Pertemuan Ilmiah Tahunan. Senggigi
Triatmojo, B. 2003. Hidraulika II.
Yogyakarta: Beta Offset