Diskusi Fluor Albus

11
Diskusi kasus FLUOR ALBUS et causa CANDIDIASIS VAGINA oleh : Sita Aulia Sari G0006158 0

description

kasus

Transcript of Diskusi Fluor Albus

Page 1: Diskusi Fluor Albus

Diskusi kasus

FLUOR ALBUS et causa CANDIDIASIS

VAGINA

oleh :

Sita Aulia Sari

G0006158

KEPANITERAAN KLINIK UPF / LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2011

0

Page 2: Diskusi Fluor Albus

1

Page 3: Diskusi Fluor Albus

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Fluor albus adalah keluarnya cairan/sekret dari vagina yang abnormal.

Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna, bau.

Untuk membedakan sekret vagina yang normal dan abnormal dapat dilihat

bentuk fisik dan material dari cairan itu sendiri. Untuk cairan vagina yang normal

terdiri atas cairan yang berupa mukus yang mengandung selaput lendir vagina

(epitel) tanpa atau dengan sedikit sel leukosit dan bentuk fisiknya berwarna jernih,

bebing, licin, jumlah tidak terlalu banyak dan tidak berbau. Sedangkan untuk

cairan vagina yang abnormal materialnya lebih banyak mengandung leukosit.

Bentuk fisik cairan vagina yang abnormal (fluor albus) kental, berwarna kuning

pucat hingga kehijauan, berbau, jumlah lebih banyak, dapat disertai dengan nyeri,

panas, dan gatal pada vagina.

ETIOLOGI

Etiologi dari fluor albus diantaranya adalah :

1. Wanita dengan gannguan sistem imun/imunodefisiensi

2. Akibat pengaruh hormonal misalkan pada wanita hamil dan menjelang

menstruasi

3. Infeksi pada organon reproduksi baik interna maupun eksterna

4. Benda asing misalkan pada pemakaian IUD

CANDIDIASIS VAGINA

Candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur candida albicans. Jamur ini

merupakan flora normal yang dapat ditemukan di daerah sekitar mulut, vagina dan

perianal. Jamur ini dapat tumbuh dengan cepat dan menyebabkan vaginitis pada

wanita hamil, menggunakan kontrasepsi hormonal, diberi antibiotik spektrum

luas, diabetes, higienisitas buruk, dan yang smengalami imunodeisiensi.

Kelainan ini berupa bercak putih di atas mukosa yang eritematoerosif

mulai dari serviks sampai introitus vagina. Didapatkan fluor alnus yang putih

kekuningan yang disertai dengan semacam butiran tepung, kadang-kadang seperti

susu pecah. Keluhan biasa nya berupa rasa gatal serta dispareuni karena erosif.

2

Page 4: Diskusi Fluor Albus

Bila meluas ke vulva dapat terjadi vulvovaginitis yang sangat gatal, timbul

peradangan dan erosi, dan sering menjadi bertambah buruk oleh garukan dan

infeksi sekunder.

Diagnosis candidiasis vagina ditegakkan dari gejala klinis yang didapatkan

dan dengan biakan vaginal swab.

Terapi pada penyakit candidiasi vaginal ini diantaranya adalah :

1. Terapi topikal, yakni :

Butoconazole 2 % cream 5 gram selama 3 hari

Clotrimazole 1% cream 5 gram selama 7-14 hari

Clotrimazole 100 mg vaginal tablet 1x100mg selama 7 hari atau 2x100mg

selama 3 hari

Clotrimazole 500 mg vaginal tablet single dose

Miconazole 2% cream 5 gram selama 7 hari

Miconazole 200mg supposituria 1x sehari selama 7 hari

Miconazole 1200mg single dose

Tiokonazole 300 mg, salep A single dose

Terconazole 0,4 % cream 5 gram selama 7 hari

Terconazole 0,8 % cream 5 gram selama 3 hari

Terconazole 80 mg vaginal supposituria 1x/hr selama 3 hari

Nystatin vaginal tablet 500.000 iu

2. Terapi oral

Flukonazole (Diflucan) 150 mg single dose

Ketokonazol 2x200mg selama 5 hari atau

itrakonazol 2x200mg dosis tunggal

ILUSTRASI KASUS

3

Page 5: Diskusi Fluor Albus

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. A

Tanggal Lahir/ Umur : 43 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : kentingan surakarta

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

Keputihan

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan sudah 1 minggu ini keluar cairan kental,

kekuningan, menggumpal, tidak berbau dari jalan lahirnya dan teasa

sangat gatal sehingga pasien merasa tidak nyaman.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat diabetes : (+) sejak 3 tahun lalu, kontrol tidak teratur

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat KB : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat penyakit serupa : disangkal

D. Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok : disangkal

Riwayat minum alkohol : disangkal

Kebiasaan memakai celana ketat : disangkal

III.PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum : tampak baik, compos mentis

Berat badan : 45 kg

Tinggi badan : 147 cm

4

Page 6: Diskusi Fluor Albus

B. Tanda vital

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Laju Pernapasan :20 x/menit

Suhu : 36,8 0C

C. Kulit : warna sawo matang, lembab, ujud kelainan

kulit (-)

D. Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

E. Hidung : nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

F. Mulut : bibir pucat (+), sianosis (-), mukosa basah (+)

G. Telinga : sekret (-), mastoid pain (-), tragus pain (-)

H. Tenggorok : uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-),

tonsil T1 – T1

I. Leher : kelenjar getah bening tidak membesar

J. Thorax

Bentuk : normochest

Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra

Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra

Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra

Kiri bawah :SIC V linea medioclavicularis sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)

Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, retraksi (-)

Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri

Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

Batas paru hepar : SIC VI dextra

Batas paru lambung :spatium intercosta VII Sinistra

5

Page 7: Diskusi Fluor Albus

Redup relatif : batas paru hepar

Redup absolut : hepar

Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan RBK (-/-),

RBH (-/-), wheezing (-/-)

K. Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada

Auskultasi : peristaltik (+) normal

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepar teraba 3 cm BACD, lien

tidak teraba, turgor kulit baik

L. Ekstremitas :

Akral dingin Oedema

+ + - -

+ + - -

Sianosis ujung jari Capilary refill time > 2 detik

- -

- -

M. Genital : vulva tampak kemerahan, darah (-), discharge (+)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Darah

Hb : 12,1 g/dL

AE : 4,80 x 106 uL

Hct : 35,6 %

AL : 14,3 x 103 uL

AT : 30 x 103 uL

Golongan darah : B

GDS : 300 mg/dl

PH vagina : 3,7

6

Page 8: Diskusi Fluor Albus

Pada biakan vaginal swab ditemukan pseudohifa dan blastophora

V. DIAGNOSIS

Fluor albus et causa Candidiasis vaginal

VI. TERAPI

R/ Nystatin tab vaginal 500.000 iu No XV

S dd tab 1 omni noct per vaginam

R/ Ketokonazol tab mg 200 No X

S 2 dd tab 1

R/ Glibenklamid tab mg 5 No III

S 1 dd tab 1 a.c

R/ Becefort tab mg 500 No III

S 1 dd tab 1

Pro : Ny A (43 tahun)

VII. PROGNOSIS

Baik

7

Page 9: Diskusi Fluor Albus

DAFTAR PUSTAKA

1. Aghe, dr; Leukorrhea ( Keputihan)

http://asramamedicafkunhas.blogspot.com/2009/05/leukorrhea-

keputihan.html

2. Sarwono Prawirohardjo, Prof, dr, DSOG dan Hanifa Wiknjosastro, Prof, dr,

DSOG; Ilmu Kandungan, YBP-SP, Edisi kedua, FKUI Jakarta; 2005, Hal

271-277

3. Robbins L., M.D; Buku Ajar Patologi II, edisi keempat, cetakan pertama,

Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta; 1995, Hal. 327-377

4. Djuanda Adi, Prof DR> Hamzah Mochtar, Dr. Aisah Siti, DR; Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke tiga, cetakan pertama, FKUI, Jakarta ;

1987 Hal. 103-106, 358-364

8