Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti...

38
1 BANDUNG September 2020 Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh : Tim Kuarter Pusat Survei Geologi

Transcript of Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti...

Page 1: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

1

BANDUNG September 2020

Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh : Tim Kuarter Pusat Survei Geologi

Page 2: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

2

KERANGKA PAPARAN • Pendahuluan • Penyajian Peta Geologi Kuarter • Dasar Pemikiran • Studi Kasus Cekungan Jakarta dan Bandung • Hipotesa

Page 3: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

3

Kontribusi Geologi Untuk Kebutuhan

Manusia

Lingkungan dan

bencana alam

Energi Mineral

Geologi pra kuarter Geologi Kuarter

Page 4: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

4

Undang Undang Negara Republik No.32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan,

Undang Undang Negara Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Mitigasi Bencana

Undang Undang Negara Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Pasal 741 ayat 2:

Subbidang Pemetaan Tematik mempunyai

tugas melakukan penyiapan penyusunan

kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,

kriteria, rencana, program, evaluasi, pelaporan,

serta pelaksanaan pemetaan, penelitian,

penyelidikan, perekayasaan, pemodelan,

pengelolaan basis data dan bimbingan teknis di

bidang pemetaan tematik.

Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2016

Page 5: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

5

Pemetaan Geologi Kuarter, Geomorfologi, dan peta tematik lainnya mulai ada sejak pertengahan 80an hingga saat masa puslitbang geologi (P3G). Pada awal 2000an kebijakan dirubah menjadi penelitian sehingga peta mulai produksi Kembali pada pertengahan 2010an

Page 6: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

6

Page 7: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

7

NO Jenis Peta Jumlah

1 Peta Geologi Sistematik Seluruh Indonesia Skala 1 : 100.000 (Jawa – Madura) / 250.000 (luar Jawa – Madura) 233 Lembar Peta

2 Peta Interpretasi Geologi Inderaan Jauh Skala 1 : 50.000 seluruh Indonesia 3774 Lembar Peta

3 Peta Geologi Inderaan Jauh Skala 1 : 50.000 48 Lembar Peta

4 Peta Geologi Digital Skala 1 : 100.000 (KSP) 34 Provinsi

5 Pemetaan Geologi Skala 1 : 50.000 8 Lembar Peta

6 Pemetaan Geologi Kuarter Skala 1 : 50.000 32 Lembar Peta

7 Pemetaan Geomorfologi Skala 1 : 100.000 34 Lembar Peta

8 Pemetaan Seismotektonik Skala 1 : 100.000 / 250.000 35 Lembar Peta

9 Pemetaan Geologi Metalogeni (Regional) Skala 1 : 5.000.000 1 Lembar Peta

10 Pemetaan Gaya Berat Sistematik Seluruh Indonesia Skala 1 : 100.000 / 250.000 233 Lembar Peta

11 Peta Gaya Berat Skala 1 : 50.000 & 1 : 100.000 6 Lembar Peta

12 Pemetaan Airborne Magnetik dan Radiometri 212 Lembar Peta

Page 8: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

8

DRAFT PETA GEOLOGI KUARTER

PULAU NAMA LEMBAR

Sumatra Lembar Natal (Sumatera Utara), Lembar Bengkulu, Lembar Padang

Jawa Brebes, Pemalang, Segara Anakan, Wates, Parang Tritis, Pekalongan

Sulawesi Tondano, Bitung

Kalimantan Tanah Grogot, Sanga-sanga, Tarakan, Muara Badak, Muara Pasir, Sungai Kelumbu

Page 9: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

9

Perencanaan

• Lokasi

• Waktu

• Biaya

• Personil

Persiapan

• Peta Geologi Regional

• Data-data sekunder

• Peralatan

• FGD Penyiapan Data

Survei dan Akuisisi Data

• Pengeboran Dangkal

• Litologi dan Lingkungan Pengendapan

• Log Bor

Analisis, Interpretasi ,dan Kompilasi Data

• Data Survei

• Analisis Lab (Polen dan C-14

• Analisa Mineral

• Analisis Penampang

Penggambaran dan Review

Peta

• SNI

• Tata Letak

• FGD Substansi

Pencetakan dan Penerbitan

Peta

Publikasi

• Website

• Perpustakaan

• Jurnal

Pemanfaatan

• Bencana Geologi

• Infrastruktur

• Penataan Ruang

• Sumber Daya Alam

• Kehutanan

• Pertanian

• Riset

• Kualitas

• Kuantitas

Evaluasi

• FGD

• Koordinasi dengan instansi pengguna

1. Prioritas pembangunan nasional;

2. Daerah atau kawasan perluasan kota atau pemukiman;

3. Prioritas penanganan kawasan rawan bencana geologi

Pemilihan daerah pemetaan diprioritaskan berdasarkan pertimbangan strategis

Dokumen Metode Uji Laboratorium Pusat

Survei Geologi

Page 10: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

10

Page 11: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

11

KERANGKA PAPARAN • Pendahuluan • Penyajian Peta Geologi Kuarter • Dasar Pemikiran • Studi Kasus Cekungan Jakarta dan Bandung • Hipotesa

Page 12: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

12

Page 13: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

13

PETA GEOLOGI KUARTER LEMBAR

KUBU

PETA GEOLOGI KUARTER RASAUJAYA

A Sumanang, S Bachri (1991)

Page 14: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

14

Harahap, dkk Moechtar, dkk

Page 15: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

15

IPP 2

IPP 1

Page 16: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

16

Page 17: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

17

• kedalaman 2,50-2,60 m.

• Dominasi hutan bakau yang signifikan terutama kehadiran Rhizophora

sp (Rhizophoraceae) yaitu 55% mengindikasikan kemungkinan

lingkungan hutan mangrove/ bakau.

• hadir taxa hutan mangrove/ bakau lainnya seperti Avicennia sp 7%,

Sonneratia alba 1%, Nypha fructicans dan Terminalia 1%.

• Kehadiran foraminifera test lining mengindikasikan adanya pengaruh

lingkungan laut di lokasi pengambilan inti bor.

• 9,70-9,80 m

• Jumlah polen menurun sangat dratis menjadi 26 butir dan jumlah spora

13 butir.

• dominasi tanaman Nypa fructicans (Arecaceae) yaitu kehadirannya

hanya 38%, merupakan tumbuhan salah satu jenis palem (palma) yang

tumbuh di lingkungan hutan mangrove/ bakau bagian belakang atau

daerah pasang-surut di dekat tepi laut.

• Selain itu Rhizophora sp 12%, Sonneratia caseolaris 9%

• Jenis paku-pakuan Acrostichum aureum hadir, biasanya berasosiasi

dengan hutan mangrove/ bakau.

Rhizophora sp (55%) foraminifera test lining

• 4,80-4,90 m

• Jumlah polen (52)dan spora (1), merupakan

jumlah polen dan spora sangat sedikit dan sangat

spekulatif untuk menganalisis kehadiran nya.

• Kehadiran foraminifera test lining mengindikasikan

adanya pengaruh lingkungan laut di lokasi

pengambilan inti bor.

• jumlah polen 99 butir dan spora 15 butir masih

sedikit kehadirannya

• Kehadiran foraminifera test lining

mengindikasikan adanya pengaruh lingkungan

laut di lokasi pengambilan inti bor.

• 6,60-6,70 jumlah polen mengalami kenaikan,

kehadiran polen melimpah.

• Dominasi hutan bakau yang sangat signifikan

terutama kehadiran Rhizophora sp

(Rhizophoraceae) yaitu 92% mengindikasikan

kemungkinan terjadinya perluasan hutan

mangrove/ bakau.

• Avicennia sp dan hadirnya Acrostichum aureum

jenis paku-pakuan yang selalu berasosiasi dengan

hutan mangrove/ bakau.

• Kehadiran foraminifera test lining mengindikasikan

adanya pengaruh lingkungan laut di lokasi

pengambilan inti bor.

Rhizophoraceae

Page 18: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

18

Kedalaman (Meter) Komposisi mineral

2, - 2,2 Kuarsa-Kaolinit-Montmorilonit-Aerinite (laut/ transisi)

2,4 - 2,6 Wattevilleite-Moganite (Rawa)

2,8 – 3 Aragonit-Kalsit-Anortithe-Kuarsa (laut/ transisi)

3,4 – 3,6 Kalsit-Kuarsa-Mica-Albit (laut)

3,8 – 4,3 Kuarsa-Kalsit- Albite-Pyrite-Saponite (laut)

4,8 – 5,0 Kuarsa-Kalsit-Albit-Metahalloysite (laut)

5,8 – 6,0 Kalsit-Kuarsa-Hallloyte-Kaolinite (laut)

6,8 – 7,3 Kuarsa-Kalsit- Kaolinite-Albite-Natron (laut)

Position [°2Theta]

10 20 30 40 50

Counts

0

100

400

11.9

75 [

°];

7.3

8480 [

Å];

Kaolin

ite

19.7

57 [

°];

4.4

8999 [

Å];

Hallo

ysite;

Kaolin

ite

20.8

65 [

°];

4.2

5391 [

Å];

Hallo

ysite;

Kaolin

ite

21.9

37 [

°];

4.0

4855 [

Å];

Quart

z; H

allo

ysite;

Kaolin

ite

26.6

29 [

°];

3.3

4487 [

Å];

Hallo

ysite

27.8

20 [

°];

3.2

0426 [

Å];

Quart

z

29.5

04 [

°];

3.0

2506 [

Å];

Calc

ite

32.9

98 [

°];

2.7

1231 [

Å];

Hallo

ysite

34.8

82 [

°];

2.5

7001 [

Å];

Hallo

ysite;

Kaolin

ite

36.0

42 [

°];

2.4

8996 [

Å];

Calc

ite;

Hallo

ysite;

Kaolin

ite

36.5

22 [

°];

2.4

5829 [

Å];

Hallo

ysite

39.4

66 [

°];

2.2

8143 [

Å];

Calc

ite

42.6

82 [

°];

2.1

1667 [

Å];

Hallo

ysite

43.2

82 [

°];

2.0

8873 [

Å];

Calc

ite;

Hallo

ysite

43.7

51 [

°];

2.0

6740 [

Å];

Hallo

ysite

46.7

13 [

°];

1.9

4297 [

Å];

Hallo

ysite

47.6

49 [

°];

1.9

0699 [

Å];

Calc

ite;

Kaolin

ite

48.5

86 [

°];

1.8

7238 [

Å];

Calc

ite

50.1

57 [

°];

1.8

1734 [

Å];

Hallo

ysite

54.9

36 [

°];

1.6

7002 [

Å];

Hallo

ysite;

Kaolin

ite

56.4

64 [

°];

1.6

2838 [

Å];

Calc

ite;

Hallo

ysite

BO9 (5.80-6.00)

Hasil kurva analisis XRD pada kedalaman 5,8-6m yang memperlihatkan

dominan peak mineral Kalsit-Kuarsa-Hallloyte-Kaolinite

• 7-3,6m terakumulasi mineral dari lingkungan laut dengan dominan

Kalsit dan kaolinit

• 3,4-4,3m masih teridentifikasi mineral mika dan piroksen yang

berasal dari daerah transisi yang dipengaruhi oleh naik turunnya

muka air laut

• kedalaman 2,4-2,6m komposisi mineralnya berupa Wattevillellite-

Moganite yang terbentuk pada lingkungan rawa.

• kedalaman 2,2-2 m komposisi dominan kuarsa dan kaolinit, mineral

ini terbentuk pada daerah transisi yang masih didominasi dari

pengaruh fluvial

Page 19: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

19

KERANGKA PAPARAN • Pendahuluan • Penyajian Peta Geologi Kuarter • Metoda danDasar Pemikiran Penelitian • Studi Kasus Cekungan Jakarta dan Bandung • Hipotesa

Page 20: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

20

KEPUSTAKAAN / DATA

SEKUNDER

ASPEK KEBUMIAN

Makro/ Episodik (pra-Kuarter)

Mikro/ Periodik (Kuarter)

SUMBERDAYA ALAM

KEBENCANAAN GEOLOGI

Fasies Endapan Sistem Perioda

Pengendapan

Hubungan Fasies

Kerangka Fasies

Elemen Bangunan

Tubuh Fasies

Karakter Fasies

Suplai Material

Pola Endapan Darat

Pola Endapan Peralihan

Pola Endapan Laut

Model Fasies

Paleo-geografi

Dinamika Cekungan

LOKAL

GLOBAL

Tektonik Muka Laut dan Biotik

Tektonik Muka Laut, Iklim, dan

Biotik

Siklus/sequen

Pengendapan

(Cyclo-Sequen Stratigra

phy)

AN

AL

ISIS

& S

INT

ES

IS

KARAKTER CEKUNGAN

LAPANGAN DAN DATA SEKUNDER

PERMUKAAN

BAWAH PERMUKAAN

LABORATORIUM Analisis Umur

Analisis Polen (serbuk sari)

Analisis Kimia & Fisika

Analisis Butir

Petrografi

Analisis Mineral Berat

PENGEMBANGAN WILAYAH

INF

OR

MA

SI

GE

OL

OG

I D

INA

MIK

A C

EK

UN

GA

N

KU

AR

TE

R

Metode

Penelitian

Basin Dynamic

Climate

Change

Fluctiation of

Sea Level

Tecto

nic

Control Factors of Basin Dynamic

Changes in sea level, tectonic, climate, eruption and biotic evolution become dynamic control in sedimentation processes (Walker & James, 1992)

Page 21: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

21

SIKLUS MILANKOVITCH (Modifikasi dari Perlmutter & Matthews, 1989)

Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus tersebut memiliki kurang lebih kurun waktu 400.000, 100.000, 40.000, dan 20.000 tahun. Lebih lanjut dijelaskan dalam proses pengendapan silkus tersebut berhubungan dengan perubahan muka laut dan tektonik sebagai proses eksternal dalam starta cekungan (Walker, R.G and James, N.P. (1992)

Page 22: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

22

Summary of the sedimentology, cyclostratigraphy and chemostratigraphy in the Obón section,

with the interpretation of the main sedimentary stages and controlling factors

Jorge Val a, Beatriz Bádenas a , Marcos Aurell a , Idoia Rosales (2017)

Page 23: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

23

KERANGKA PAPARAN • Pendahuluan • Penyajian Peta Geologi Kuarter • Dasar Pemikiran • Studi Kasus Cekungan Jakarta dan Bandung • Hipotesa

Page 24: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

24

Pengambilan Air Tanah

Pembebanan

Tektonik

Page 25: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

25 25

200

100

0

-100

-200

-300

-100

-200

-300

100

200

0

? ?

Teluk

Jakarta

?

Endapan alluvialdan laut (Holosen)

Endapan kipasgunungapiPlistosen

Endapanpiroklastikavolkanik

BOGORDEPOKJAKARTA

UtaraSelatan

Endapan laut dan daratyang tak terpisahkan

Fasies endapan Kuarter cekungan Jakarta yang tak terpisahkan (IDRC, 1996)

Page 26: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

26

Dinas Pertambangan DKI (1997)

Page 27: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

27

Sonneratia caseolaris Sonneratia alba

Page 28: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

28

Karakter akhir kenozoikum ditandai secara umum oleh pergesaran dari posisi eustatik (mengalami perubahan sedikit secara bertahap) dari muka laut yang terkait secara luas dari parameter vatriasi orbital bumi mengikuti siklus milankovitch (Haq et al, 1987, Imbrie et al, 1989, Pillans et al, 1998, Zachos et al, 2001, Siddall et al, 2007) Cyclostratigrpahy is the subdicipline of stratigraphy that deals with the identification, characterization, correlation, and interpretation of cyclic variations in the stratigraphic frameworks (Strasser, A et al, 2007)

Page 29: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

29

1. LINGKUNGAN DARAT A. Bergesernya alur sungai (shifting) dan menyusutnya alur sungai (stacking) disaat kelembapan Optimum - Tektonik (T) B, Puncak berkembangnya alur sungai pada interval tengah yang bagian atas dan bawahnya menyusut, termasuk berkembang dan menyusutnya lingkungan darat - Perubahan Iklim (I) C. Erupsi Gunungapi terkait korelasinya dengan lingkungan darat - Erupsi (E) D. Lingkungan darat ditutupi lingkungan laut yang akhirnya ditutupi kembali lingkungan darat. Peristiwa tersebut identik dengan muka laut maksimum setara dengan kelembapan optimum - (IGS) Kaitannya iklim dengan turun naiknya muka laut E. Lingkungan limpah banjir ditutupi cekungan banjir yang seolah - olah terangkat selanjutnya ditutupi oleh lingkungan rawa, atau perulangan lingkungan rawa dan limpah banjir 2. LINGKUNGAN TRANSISI A. Wilayah tempat berkembangnya tumbuhan bakau yang dipengaruhi pasang surut umumnya sebagai indikasi perumakaan turun atau subsidence atau tidak stabil 3. LINGKUNGAN LAUT A. Genang dan susut laut - Fluktuasi muka laut Global - (GS) B. Lingkungan pasang surut cenderung mengindikasikan dasar cekungan bergerak naik turun atau tidak stabil (T) - Regional C. Muka laut drop, lingkungan laut tiba - tiba beralih menjadi lingkungan darat. Peristiwa ini berarti kecepatan penurunan / pengangkatan > kecepatan naik / turunnya muka laut. (T) D Muka laut naik, lingkungan laut tiba - tiba menutupi lingkungan darat - (T)

Page 30: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

30

106°30’ 106°40’ 106°50’ 107°00’

Pulo Gadung

Bekasi

Pasar Minggu

P. Kapal

Marunda

Tanjungpriuk

Tangerang

Kosambi

Serpong

Cibinong

Depok

Cibubur

Cileungsi

P. Sakit

P. Karang

P. Karang Pasir

P. Karang Tenggelam

P. Karang Pipa

Teluk Jakarta

P. Air Besar

C

B

A

A

F

EC

(Moechtar)

Page 31: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

31

Dam, Suparan (1992)

Page 32: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

32

Dam, Suparan (1992)

Page 33: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

33

The cold condition was occurring before 11820 years BP, slightly older than that, at the position of samples were deeper 1-2 m than the position of the carbon dating sample.

Winantris, dkk 2018

Page 34: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

34

A.2 : Alas Cekungan Naik Turun terlihat dari perulangan lingkungan danau dan alur sungai serta menyusutnya danau secara regional A.3 : Alas Cekungan naik turun berakibat perulangan lingkungan danau dan alur sungai secara regional dengan intensitas rendah yang diperlihatkan olehACD.A.3 dan ACAS.A.3.1

A.3: Kondisi iklim dipengaruhi oleh basah hingga agak basah Menyusutnya lingkungan danau (ACD.A.3.1) Menyusutnya dimensi alur sungai dari ACAS.A.3.1 ke ACAS.A.3.2 pada event agak basah hingga kering

B.2 :Perpindahan ACAS.B.2. dari posisi sebelumnya yaitu ACAS.B.1. cenderung disebabkan oleh perpindahan atau pergeseran akibat dari alas cekungan berubah

B.3: Munculnya lingkungan danau (ACD.B.3.1.) yang ditutupi ACAS.B.3.2, selanjutnya berkembang ACD.B.3.2. cenderung disebabkan oleh turunnya alas cekungan disebelah barat yang menerus ke arah timur. Hal tersebut diindikasikan dari stacking atau pernumpukan ACAS.B.3.2. Kemungkinan masih dipengaruhi tektonik regional yang intensitasnya menurun

C.1: Tidak memperlihatkan berubahnya alas cekungan signifkan. Cenderung stabil C.2.: Meluas dan menyusutnya lingkungan danau (ACD.C.2) dan stacking alur sungai ACAS.C.2 dibarat cenderung dipengaruhi tektonik regional. C.3: Munculnya perulangan lingkungan danau pada sistem fluvial kemungkinan dipengaruhi oleh tektonik yang intensitasnya menurun.

C.2. : Berkembangnya lingkungan danau yang menguat ke arah atasnya cenderung dibawah pengaruh iklim agak basah - basah hingga agak basah C.3.: Dataran fluvial yang diekspresikan dataran banjir yang diikuti oleh menyusutnya alur sungai dan lingkungan danau cenderung dibawah kondisi agak basah menuju kering

Page 35: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

35

Gb.6. Tabel Kaitan perubahan “Base Level”, Iklim dan Intensitas gunungapi daerah Cekungan Bandung.

Keterangan :

Siklus perubahan iklim cekungan Bandung

Siklus ideal Milankovitch

Perluasan dan penyusutan daerah genangan (Danau Bandung), serta perubahan “base level”

ErupsiGunung api

Selatan UtaraBasah

PerubahanBase level

Selatan Utara Kering

Kelembaban

A

B

C

D

E

SIKLUS

FDd

FDd FAs

FDd

FDd FAs

Fr

Intensitas erupsi gunung api.

Arah gaya penyebab berpindahnya wilayah genangan.

Fr

FAs

FGa

FGa

FGaFDd

FDd

FDd

FDd

FDd

FDd

FDd

FDd

FDd

FDd

FAs

FAs

FAs

FAs

FAs

FAs

FKa

FKa

FKa

FDl

Fr

Fr

Fr

FGa

FGa

FGa

FCb

FCb

FCb

3

2

1

3

2

1

3

2

1

2

1

3

2

1

E

D

3

A

B

(m)

Fr

FDd

FDl

FAs

FCb

Fr

FKa

FGa

Fasies endapan danau dangkal (Shallow lake deposits)

Fasies endapan danau dalam (Deep lake deposits)

Fasies endapan sistem alur sungai (Fluvial deposits)

Fasies endapan rawa (Swamp deposits)

Fasies endapan kipas aluvium (Alluvial fan deposits)

Fasies endapan erupsi gunungapi (Volcanic eruption)

Keterangan :

A - E

1 - 3

Batas fasies endapan

Tuf erupsi gunungapi

Batu apung

Gambut (Bt.bara muda)

Kerakal, kerikil, pasiran

Pasir

Lanau

Lempung

Keterangan :

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

110.0

Pameuntasan (674 m dpl)

Bojongsoang (660 m dpl) Cipamokolan

(659 m dpl)

Sukamanah(662 m dpl)

674 m dpl

C

0 0.5 1 2 Km

Sekala

FDd

FDd

A

B

_+

_+

_+

_+

Gb.5. Rangkaian Fasies Pengendapan dan Korelasinya Daerah Cekungan Bandung.

58.000 Yr BP

78.000Yr BP

38.000 Yr BP

18.000 YrBP

Batas intervalperkembangan danau

Interval sikluspengendapan

Susunan intervalsiklus pengendapan

Batas susunan intervalsiklus pengendapan

Fasies endapan cekungan banjir (Flood basin deposits)

Ketinggian daerahsetempat di ataspermukaan laut

Gambar 5. Rangkaian fasies pengendapan dan

korelasinya Daerah Cekungan Bandung

(Moechtar) (Moechtar)

Page 36: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

36

KERANGKA PAPARAN • Pendahuluan • Penyajian Peta Geologi Kuarter • Dasar Pemikiran • Studi Kasus Cekungan Jakarta dan Bandung • Hipotesa

Page 37: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

37

JAKARTA

BANDUNG

• Dengan pendekatan studi daur stratigrafi geologi bawah permukaan, diduga bahwa terdapat indikasi tektonik

di selatan berupa Thrusting dan juga strike slip berarah relatif utara selatan di utara.

• Penurunan di Jakarta bukan hanya karena pengambilan air tanah dan pembebanan, tetapi juga terdapat jg

indikasi tektonik yang mempengaruhinya

• Dengan pendekatan studi daur stratigrafi geologi bawah permukaan, diduga bahwa aspek gerakan sesar

mendatar telah mempengaruhi pengendapan di daerah Cekungan Bandung.

• Perkembangan dari poros lingkungan danau adalah berasal dari arah selatan, sedangkan perluasan

cekungan danau purba sebelumnya adalah ke arah utara yang selanjutnya menyusut akibat menurunnya

intensitas tektonik dan berkurangnya volume air.

Page 38: Disampaikan pada Geoseminar Pusat Survei Geologi Oleh ... · Siklus stratigrafi global mengikuti Milankovitch pertama kali dipopuilerkan oleh Perlmutter dan Matthews (1989). Siklus

38