DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARATppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/...Teluk Bayur...

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

LOGISTIK, MULTIMODA DAN KESELAMATAN PERHUBUNGAN

Drs. BUDI SETIYADI, SH, M.Si

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

KONDISI LOGISTIK SAAT INI

3

PERAN TRANSPORTASI MULTIMODA

Merupakan penggerak utama angkutan barang di Indonesia sehingga mampu meningkatkan daya saing produk nasional baik di pasar domestik, pasar regional maupun di pasar global

Dengan transportasi antarmoda/ intermoda pergerakan barang dapat lebih efisien sehingga dapat menjamin ketersedian barang dengan harga yang terjangkau dan stabil serta serta rendahnya disparitas harga antar wilayah di Indonesia

Penghela (driver) dari seluruh kegiatan logistik.

4

KONDISI DAN KENDALA IMPLEMENTASI

SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA

KETERPADUAN JARINGAN PELAYANAN TRANSPORTASI

Keterpaduan Pelayanan

Keterpaduan Sarana & Fasilitas Penunjang

1. Pengembangan jaringan pelayanan saat ini cenderung masih bersifat unimoda, yaitu memberikan pelayanan dari simpul ke simpul sehingga biaya transportasi relatif tinggi.

2. Keterpaduan rute dan trayek dalam rangka mewujudkan single seamless services belum optimal.

3. Jadwal antarmoda belum terpadu.

4. Level of service masing-masing moda tidak setara

1. Desain sarana dengan fasilitas penunjang tidak kompatibel

2. Tata letak fasilitas alih muat pada beberapa simpul transportasi masih belum dapat sepenuhnya mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan alih moda

5

INTEGRASI TOL LAUT DENGAN JARINGAN JALAN & LINTAS PENYEBERANGAN

`

Trayek Utama Tol Laut

No. Kegiatan Target 2019

1 Lintasan Perintis 230

2 Jumlah Kapal 130

Untuk memperkuat konektivitas, Tol Laut perlu diintegrasikan dengan jaringan jalan nasional dan Ferry

penyeberangan sebagai jembatan bergerak (movable bridge). Perpaduan konsep Tol Laut, jaringan

jalan, ferry penyeberangan, akan membentuk jaringan nautical freeway yang menjadi kunci konektivitas

domestik.

6

KETERPADUAN JARINGAN KERETA API MENUJU BANDARA & PELABUHAN

Pengembangan jaringan kereta api menuju ke bandara, pelabuhan untuk meningkatkan efisiensi logistik nasional

Jalur KA Eksisting Tahun 2014

Jalur KA Rencana Tahun 2020-2025

Jalur KA Pertambangan

Jalur Ganda KA

Jalur KA Pelabuhan Tahun 2015-2019

Palembang

Panjang

Tj.Priok

Tj.Emas

Tj.Perak Benoa

Banjarmasin

Makassar

Pekanbaru

Teluk Bayur

Dumai Belawan

Pontianak Samarinda

Bitung

High Speed Train Network in 2030

KA Bandara Kuala Namu

Jalur Kereta Api Bandara

`

Trayek Utama Tol Laut

Pembangunan KA Bandara Soeta

Pembangunan KA Minangkabau

Pemb. KA menuju Pel. Belawan/ Kuala Tanjung

Pembangunan jaringan KA menuju pelabuhan disinkronkan dengan konsep “Tol Laut”

Penyelesaian KA dari St. Pasoso ke JICT

Pemb. KA menuju Pel. Tj. Perak

Pemb. KA menuju Pel. New Makasar Port

Pemb. KA menuju Pel. Bitung

7

PENGEMBANGAN JARINGAN KERETA API MENUJU DRY PORT

Keterpaduan/Integrasi Rencana Induk Transportasi

• UU NO.33/2004 TENTANG JALAN

• UU NO.22/2009 TENTANG LALU LINTAS

DAN ANGKUTAN JALAN

• UU NO.23/2008 PERKERETAAPIAN

• UU NO.17/2009 TENTANG PELAYARAN

• UU NO.1/2009 TENTANG PENERBANGAN

1. TATARAN TRANSPORTASI NASIONAL (TATRANAS)

2. TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH (TATRAWIL)

3. TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK)

BLUE PRINT / RENCANA INDUK TRANSPORTASI:

1. JALAN;

2. PERKERETAAPIAN;

3. PELAYARAN;

4. PENERBANGAN.

UNDANG-UNDANG TRANSPORTASI

TATARAN TRANSPORTASI MODA TRANSPORTASI

KELEMBAGAAN

TERPADU/TER-

INTEGRASI

• RENCANA TATA RUANG WILAYAH

NASIONAL

• RENCANA TATA RUANG PULAU

• RENCANA TATA RUANG PROVINSI

• RENCANA TATA RUANG KABUPATEN /

KOTA

UNDANG-UNDANG KERUANGAN

KETERPADUAN/INTEGRASI RENCANA INDUK TRANSPORTASI

Sinergitas Dalam Penyusunan Rencana Induk

TATANAN TRANS-

PORTASI POTENSI

(DEMAND)

TATARAN TRANS-

PORTASI

KETERPADUAN

MASTER PLAN /

RENCANA INDUK

RTRWN/P/K

SINERGITAS DALAM PENYUSUNAN RENCANA INDUK

Konsep Integrasi Rencana Induk Transportasi Nasional

KEBIJAKAN INTEGRASI

SINERGI

INTEGRASI JARINGAN

(PRASARANA DAN PELAYANAN)

INTEGRASI FUNGSI

INTEGRASI PEMBIAYAAN

INTEGRASI KELEMBAGAAN

INTEGRASI PELAKSANAAN

(OPERASI)

KONSEP INTEGRASI RENCANA INDUK TRANSPORTASI NASIONAL

KONEKTIVITAS TRANSPORTASI DARAT

(LAUT - ASDP)

RENCANA PENGEMBANGAN LLASDP KODE NAMA PROPINSI KODE NAMA PROPINSI

11 NAD 53 NUSA TENGGARA TIMUR

12 SUMATERA UTARA 61 KALIMANTAN BARAT

13 SUMATERA BARAT 62 KALIMANTAN TENGAH

14 RIAU 63 KALIMANTAN SELATAN

15 JAMBI 64 KALIMANTAN TIMUR

16 SUMATERA SELATAN 65 KALIMANTAN UTARA

17 BENGKULU 71 SULAWESI UTARA

18 LAMPUNG 72 SULAWESI TENGAH

19 BANGKA BELITUNG 73 SULAWESI SELATAN

21 KEPULAUAN RIAU 74 SULAWESI TENGGARA

33 JAWA TENGAH 75 GORONTALO

35 JAWA TIMUR 81 MALUKU

36 BANTEN 82 MALUKU UTARA

51 BALI 91 PAPUA

52 NUSA TENGGARA BARAT 92 PAPUA BARAT

KONSEP TOL LAUT

DAN SABUK PENYEBERANGAN

TOL LAUT SABUK SELATAN SABUK TENGAH SABUK SELATAN SABUK PENGHUBUNG

MEDAN

JAKARTA

SURABAYA

MAKASAR

SORONG

PELABUHAN PENYEBERANGAN

MENDUKUNG KONSEP TOL LAUT

TOL LAUT SABUK SELATAN SABUK TENGAH SABUK SELATAN SABUK PENGHUBUNG

KENDAL

KUMAI

PACIRAN

BAHAUR

GARONGKONG

PROFIL PELABUHAN PENYEBERANGAN

KENDAL, PACIRAN, KUMAI, BAHAUR, GARONGKONG

DRAFTUKURAN

KAPAL

PANJANG

DERMAGA

FASILITAS

BONGKAR MUAT

(M) GT (m)

1 KENDAL 3.5 5,000 110 PLENGSENGAN KENDAL-KUMAI

2 PACIRAN 8 5,000 160 PLENGSENGAN PACIRAN-BAWEAN

PACIRAN-GARONGGONG

PACIRAN-BAHAUR

3 KUMAI 5 1,500 115 PLENGSENGAN KENDAL-KUMAI

4 BAHAUR 5 7,000 150 PLENGSENGAN PACIRAN-BAHAUR

5 GARONGGONG 5 8,000 150 PLENGSENGAN BALIKPAPAN-GARONGGONG

PACIRAN-GARONGGONG

PELABUHANNO LINTAS YG DILAYANI


(TERMINAL PENUMPANG)

JAWA BARAT (2 Lokasi)

Terminal Karawang Terminal Bekasi

SULBAR (1 Lokasi)

Terminal Polewari Mandar

SULUT (1 Lokasi)

Terminal Amurang

KALTENG (1 Lokasi)

Terminal Lamandau

SUMBAR (1 Lokasi)

Padang

JAWA TENGAH (5 Lokasi)

Terminal Demak Terminal Brebes Terminal Bobot Sari Terminal Puwokerto Terminal Magelang

RIAU (1 Lokasi)

Terminal Kota Dumai

SUMUT (1 Lokasi)

Terminal Asahan

KEPRI (1 Lokasi)

Terminal Batam

SUMSEL (1 Lokasi)

Terminal Musi Banyuasin

LAMPUNG (1 Lokasi)

Terminal Rajabasa

BANTEN (1 Lokasi)

Terminal Pondok Cabe

Bali (1 Lokasi)

Terminal Gilimanuk

KALBAR (4 Lokasi)

Terminal Singkawang Terminal Barang Entikong Terminal Barang Badau Terminal Aruk

SULSEL (1 Lokasi)

Terminal Daya Makassar

SULTRA (1 Lokasi)

Terminal Kendari

NTT ( 3 Lokasi)

Terminal Motoain Terminal Motomasin Terminal Wini

MALUKU UTARA ( 1 Lokasi)

Terminal Sofifi

PAPUA BARAT ( 1 Lokasi)

Terminal Manokwari

PAPUA (2 Lokasi)

Terminal Jayapura Terminal Skouw

KALTARA (1 Lokasi)

Terminal Tanjung Selor

JAWA TIMUR (7 Lokasi)

Terminal Kediri Terminal Lamongan, Terminal Patria Kota Blitar Terminal Ponorogo Terminal Probolinggo Terminal Jember Terminal Banyuwangi

17

Yogyakarta (1 Lokasi)

Terminal Jombor

LOKASI PEMBANGUNAN

TERMINAL ANGKUTAN JALAN TIPE A

RENCANA 2015-2019

18

LOKASI PEMBANGUNAN

TERMINAL ANGKUTAN JALAN BARU DI KAWASAN PERBATASAN

RENCANA 2015-2019

PAPUA (1 Lokasi)

Terminal Skouw

NTT ( 3 Lokasi)

Terminal Motaain

Terminal Motomasin Terminal Wini

KALBAR (3 Lokasi)

Terminal Barang Entikong Terminal Barang Nanga Badau Terminal Aruk

19

KALTIM

25 Trayek

ACEH 14 Trayek

SUMUT

18 Trayek KEP. RIAU

2 Trayek

SUMBAR

3 Trayek

RIAU

19 Trayek

KALBAR

30 Trayek

KALTARA

3 Trayek

BENGKULU

17 Trayek

SUMSEL

22 Trayek

LAMPUNG

22 Trayek

BANTEN

7 Trayek

JABAR

6 Trayek

JATENG

5 Trayek

JATIM

3 Trayek

JAMBI

18 Trayek

SULBAR

10 Trayek

SULTENG

14 Trayek

GORONTALO

9 Trayek

SULUT

13 Trayek

MALUT

5 Trayek

PAPUA BARAT

25 Trayek

NTB

9 Trayek

NTT

47 Trayek

MALUKU

13 Trayek

PAPUA

39 Trayek

BABEL

11 Trayek

KALTENG

23 Trayek

KALSEL

16 Trayek SULTRA

19 Trayek

SULSEL

8 Trayek

SUBSIDI OPERASIONAL

KEPERINTISAN ANGKUTAN JALAN

RENCANA 2015-2019

LOKASI PEMBANGUNAN BUS RAPID TRANSIT

20

LOKASI PEMBANGUNAN

BUS RAPID TRANSIT

RENCANA 2015-2019


(ASDP)

LOKASI PEMBANGUNAN

DERMAGA PENYEBERANGAN BARU

22

1. Pelabuhan Penyeberangan Raijua – NTT

2. Pelabuhan Penyeberangan Wairiang – NTT

3. Pelabuhan Penyeberangan Karatung – Sulut

4. Pelabuhan Penyeberangan Kawaluso – Sulut

5. Pelabuhan Penyeberangan Bombana – Sultra

6. Pelabuhan Penyeberangan Pure – Sultra

7. Pelabuhan Penyeberangan Moti – Maluku Utara

8. Pelabuhan Penyeberangan Waren – Papua

9. Pelabuhan Penyeberangan Salawati – Papua

Barat

10. Pelabuhan Penyeberangan Wasior – Papua

Barat

11. Pelabuhan Penyeberangan Tambelan – Kepri

12. Pelabuhan Penyeberangan Penagi – Kepri

13. Pelabuhan Penyeberangan Sintete – Kalbar

14. Pelabuhan Penyeberangan Klademak – Papua

Barat

15. Pelabuhan Penyeberangan Binongko – Sultra

16. Pelabuhan Penyeberangan Kaimana – Papua

Barat

17. Pelabuhan Penyeberangan Gunung Tabur –

Kaltim

18. Pelabuhan Penyeberangan Adaut – Maluku

19. Pelabuhan Penyeberangan Jampea – Sulsel

20. Pelabuhan Penyeberangan Pasokan – Suteng

21. Pelabuhan Penyeberangan Moa – Maluku

22. Pelabuhan Penyeberangan Leti – Maluku

23. Pelabuhan Penyeberangan Bakalang – NTT

24. Pelabuhan Penyeberangan Alai – Riau

25. Pelabuhan Penyeberangan Batanta – Papua

Barat

26. Pelabuhan Penyeberangan Sekadau – Kalbar

27. Pelabuhan Penyeberangan Numfor – Papua

28. Pelabuhan Penyeberangan Tj. Medang – Riau

29. Pelabuhan Penyeberangan Saubeba – Papua

30. Pelabuhan Penyeberangan Geser – Maluku

31. Pelabuhan Penyeberangan Pagai Selatan – Sumbar

32. Pelabuhan Penyeberangan Kaledupa – Sultra

33. Pelabuhan Penyeberangan Sikabaluan – Sumbar

34. Pelabuhan Penyeberangan Sei Guntung – Riau

35. Pelabuhan Penyeberangan Boniton – Sulteng

36. Pelabuhan Penyeberangan P. Telo – Sumut

37. Pelabuhan Penyeberangan Teluk Dalam – Sumut

38. Pelabuhan Penyeberangan P. Sermata – Maluku

39. Pelabuhan Penyeberangan Makalehi – Sulut

40. Pelabuhan Penyeberangan – Weda – Malut

41. Pelabuhan Penyeberangan – Kaonda – Papua

42. Pelabuhan Penyeberangan Siladen – Sulut

43. Pelabuhan Penyeberangan Talise – Sulut

44. Pelabuhan Penyeberangan Letung – Kepri

45. Pelabuhan Penyeberangan Meranti Bunting – Riau

46. Pelabuhan Penyeberangan Agats – Papua

47. Pelabuhan Penyeberangan Maritaing – NTT

48. Pelabuhan Penyeberangan Raha – Sultra

49. Pelabuhan Penyeberangan Gangga – Sulut

50. Elabuhan Penyeberangan Tomia – Sultra

51. Pelabuhan Penyeberangan P. Merbau – Riau

52. Pelabuhan Penyeberangan Tarempa – Kepri

53. Pelabuhan Penyeberangan – Kuala Enok – Riau

54. Pelabuhan Penyeberangan P. Padang – Riau

55. Pelabuhan Penyeberangan Kabonga – Sulteng

56. Pelabuhan Penyeberangan Kadajoi – NTT

57. Pelabuhan Penyeberangan P. Pini – Sumut

58. Pelabuhan Penyeberangan Sinjai – Sulsel

59. Pelabuhan Penyeberangan Serasan – Kepri

60. Pelabuhan Penyeberangan Dakal – Riau

61. Pelabuhan Penyeberangan Tanah Bala – Sumut

62. Pelabuhan Penyeberangan Sekotong – NTB

63. Pelabuhan Penyeberangan Ketam Putih – Riau

64. Pelabuhan Penyeberangan P. Bunyu – Kaltara

65. Pelabuhan Penyeberangan Mendanau – Babel

65

1

2

3

4

5 6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

50

32

23 47 21

22

38 18

48

19

15

35

55

43 42

39

40

25

29 27

41

16

46

17

64

62

26

58

44

52

34

45

63

51

24

53

54

28

37

57

36

33

30

31

35

60 49

Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Total

Dermaga Penyeb. Baru 13 0 26 12 14 65

RENCANA 2015-2019

23

Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Total

Dermaga Sungai Baru 14 0 27 13 16 70

Dermaga Danau Baru 0 0 10 6 7 23

LOKASI PEMBANGUNAN

DERMAGA SUNGAI DAN DANAU

RENCANA 2015-2019

SULBAR (2 Lokasi)

Batu Parigi Salulebo

KALTENG (5 Lokasi)

Kasongan Baru Lamunte Katingan Permata Intan Bapuju

SUMBAR (1 Lokasi)

Padang, Bukit Tinggi

JATENG (1 Lokasi)

Pahimbuan

RIAU (5 LOKASI)

Kuala Enok Rokan Siak Kampar Pulau Pisang

SUMSEL (4 Lokasi)

Karang Baru Musi Sungai Lumpur Lebung Itam

KALBAR (4 Lokasi)

Tayan Kapuas Belitang Hulu Nanga Mahap

JABAR (1 Lokasi)

Padaherang

KALTIM (5 Lokasi)

Batu Dinding Tanah Grogot Long Hubung Long Pahangai Bongan

KALTARA (4 Lokasi)

Segah Kelay Tanjung Palas Barat Malinau Selatan

KALSEL (7 Lokasi)

Labuan Amas Utara Paminggir Mataraman Sei Tabuk Aranio Simpang Empat Satui

JAMBI (6 Lokasi)

Kuala Indah Nilam Pari Rambe Batanghari Batang Asai Mendahara

JATIM (1 Lokasi)

Sungai di Jawa Timur

PAPUA (5 Lokasi)

Mamberano Atsewetsy Wapoga Kamora Sawaerma

PAPUA BARAT (5 Lokasi)

Según Maldan Yahadian Uragi Matemani Kais Kasueri

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15 16

17 20

19

20

21 22 23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38 39

A

B

C

D

E

F

G

H

LOKASI PEMBANGUNAN

KAPAL PENYEBERANGAN

Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Total

Pembangunan Kapal Penyeberangan 8 0 14 14 14 50

NO. NAMA LINTAS UKURAN KAPAL

(GT) 2015

A Kupang - Ndao 750

B Saumlaki - Adaut – Letwurung 500

C Tual - Air Nanang 600

D Babang - Saketa 500

E Kapal Motor Sungai untuk Mimika

200

F Lintas Paciran - Lamongan - Bahaur

2000

G Tiga Ras - Simanindo 300

H Pulau Laut Timur - Sebuku 300


(GT)

2017

1 Wonreli – Serwaru – P.Moa 750

2 P.Raas – P. Sapeken 500

3 Tj.Pinang - Tambelan - Sintete 1500

4 Natuna - Sintete 1500

5 Tanjung Pinang - Matak 750

6 Pananaru - Melonguane 600

7 Pamana – Kawah Pante 500

8 Teor – Kesui 500

9 Wunlah – Gorom 500

10 P. Rangsang - P. Tebingtinggi 300

11 Tanjung Pinang – Natuna 750

12 Teluk Dalam – Gunung Sitoli – Pulau-Pulau Batu

750

13 Wahai/P.Seram - P.Obi 500

14 Tanjung Serdang – P. Sebuku 300


(GT)

2018

15 Gebe - Patani – Weda 750

16 Marisa – Wakai – Parigi Montong 600

17 Geser – Kataloka 500

18 Aranda – Babi 500

19 Fak Fak – Kaimana 500

20 Babang - P. Mandioli 500

21 Sanana - Taliabu 500

22 P. Obi – P. Bisa 300

23 Lintas Kep. Mentawai (Siberut, Sikakap, Tua Pejat, Sikabaruan)

500

24 Sorong – Salawati 750

25 Sapudi – Kangean 500

26 Dabo – Lingga 500

27 Lintas Cadangan Perintis KBI (2 Unit) 1000


(GT) 2019

28 Lintas Cadangan Perintis KTI (3 Unit)

1500 , 1000, 750

29 Mengkapan – P.Padang 500

30 Patumbukan – P.Tanah Jampea 750

31 Babang - P. Kasiruta 500

32 Airnanang – Fakfak 750

33 Dongkala - Bambaea 500

34 Inanwatan - Fakfak 500

35 Tarempa – Matak 500

36 P. Telo – Teluk Dalam 500

37 Paciran – Garongkong 5000

38 Waipirit – Kamaru 750

39 Kaimana - Pamako 750

RENCANA 2015-2019


(PERKOTAAN)

26

KONSEP KETERPADUAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

SEMUA YANG MELAUT PASTI

BERLABUH

SEMUA YANG MENGUDARA PASTI

MENDARAT

ASPEK KETERPADUAN

Aspek keterpaduan (integrasi) meliputi :

1. Integrasi Prasarana Perpindahan Moda (termasuk

sistem informasi); 2. Integrasi Pelayanan dan Operasional

a. Kesetaraan kualitas pelayanan; b. Jadwal pelayanan;

3. Integrasi Sistem Pembayaran.

1. Integrasi Prasarana Perpindahan Moda

• Tujuan memfasilitasi alih moda untuk mewujudkan satu perjalanan tanpa hambatan.

ASPEK KETERPADUAN

2. Integrasi Pelayanan a. Kesetaraan kualitas pelayanan;

b. Jadwal pelayanan

Bandara Sultan Hasanuddin – Sulawesi Selatan

Bandara Soekarno-Hatta, DKI Jakarta

Bandara Sam Ratulangi – Manado

KETERPADUAN PELAYANAN ANGKUTAN PEMADU MODA

3. Integrasi Sistem Pembayaran

KESELAMATAN ANGKUTAN LOGISTIK

KONDISI EKSISTING ANGKUTAN LOGISTIK

“Keselamatan Jalan Tanggung Jawab Kita Semua”

FUNGSI DAN TUJUAN

UPPKB


PENCATATAN PENGAWASAN PENINDAKAN

meningkatkan keselamatan pengguna jalan menjaga kondisi infrastruktur jalan

PELAKSANAAN PENANGANAN

ODOL


1. REVIEW REGULASI

2. KOOORDINASI DENGAN :

A.INSTANSI TERKAIT

B.ASOSIASI TERKAIT

C.PEMILIK BARANG

3. KAWASAN INDUSTRI

4. ASKRINDO (Asosiasi Karoseri

Indonesia)

5. KADIN

6. KEPOLISIAN (CEK FISIK)

1. PENGOPERASIAN &

PENDAMPINGAN UPPKB

2. PENGGUNAAN JEMBATAN

TIMBANG PORTABLE

3. E – TILANG

4. KPBU AP PEMELIHARAAN

JALAN

5. PENERAPAN ISO 9001 : 2015

ODOL

PENANGANAN HULU PENANGANAN HILIR

ROADMAP PENANGANAN ODOL



HASIL PELANGGARAN 21 UPPKB

36 “Keselamatan Jalan Tanggung Jawab Kita Semua”

MELANGGAR : 197,608

(65,83%)

TIDAK MELANGGAR :

102,581 (34,17%)

300,189

18.676

57.357 58.939

31.042

-

20.000

40.000

60.000

80.000

>100% 50%-100% 20%-50% 5%-20%

PERSENTASE PELANGGARAN DAYA ANGKUT

RESUME PELANGGARAN : Dokumen : 68,193

(22.72%) Tata Cara Muat : 10,759

(3.58%) Persyaratan Teknis : 3,890

(1.30%) Dimensi : 36,945

(12.31%) Daya Angkut : 166,014

(55.30%)

KENDARAAN MASUK UPPKB

Data Up-Date 19 September2018

37

PELAKSANAAN PENURUNAN MUATAN DI 3 JEMBATAN TIMBANG

ANGKUTAN SEMBAKO BATAS TOLERANSI PELANGGARAN MUATAN S/D 50 % PENILANGAN : ≥ 50 % TILANG DAN PINDAH MUATAN PER 1 AGST: ≥ 100% TILANG DAN PINDAH MUATAN SEMBAKO PER 1 SEPT :

≥ 75 % Diberikan batas toleransi selama 1 Tahun, untuk melakukan penyesuaian persyaratan muatan dan dimensi angkutan barang.

ANGKUTAN SEMEN, PUPUK dan BAJA

BATAS TOLERANSI PELANGGARAN MUATAN S/D 40% PENILANGAN : ≥ 40 % TILANG DAN PINDAH MUATAN PER 1 AGST : ≥ 100% TILANG DAN PINDAH MUATAN ANGKUTAN SEMEN,

PUPUK dan BAJA PER 1 SEPT : ≥ 65 % Diberikan batas toleransi selama 6 bulan untuk melakukan penyesuaian persyaratan muatan dan dimensi angkutan barang.

KETERANGAN Penindakan dilaksanakan secara bertahap : 1. Bulan Agustus = Penindakkan Muatan diatas 100% 2. Bulan Berikutnya untuk muatan berlebih 75 – 100%, dst

3 UPPKB Pilot Project: 1. UPPKB

Balonggandu; 2. UPPKB Losarang; 3. UPPKB Widang

TAHAPAN EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN ODOL

SURAT PENANDA PILOK PADA DISHUB SELURUH

INDONESIA

CONTOH SURAT PERINGATAN

OVERDIMENSI BPTD

CONTOH PEMILOKAN DILAPANGAN

CONTOH TRANSFER MUATAN DI LAPANGAN

Pembahasan Dirjen Hubdat dengan Asosiasi

Pertemuan Menteri Perhubungan dengan Asosiasi Semen dan

Baja Peninjauan dan

sosialisasi Lapangan di UPPKB Balonggandu

Penerapan Transfer Muatan di 3 UPPKB

Sosialisasi dan FGD

PRESS RELEASE 31 Juli 2018

1 Agustus 2018

4 Agustus 2018

6 Agustus 2018

9 Agustus 2018

Juni s.d Juli 2018

Evaluasi Tahap I 16 Agustus 2018

TAHAPAN PELAKSANAAN PENGAWASAN

ODOL

1. Pada awalnya banyak pengemudi yang memprotes karena kegiatan tindakan pemindahan muatan ini terkesan tebang pilih. Sedangkan untuk kegiatan penandaan over dimensi lebih dapat diterima oleh supir.

2. Khusus untuk UPPKB Widang, pelanggar yang menyediakan TKBM sendiri sering diprotes oleh TKBM yang disediakan oleh UPPKB. Sedangkan di UPPKB lainnya tidak terjadi.

3. Untuk beberapa kasus pemilik barang butuh waktu lama untuk memutuskan agar bersedia untuk memindahkan muatannya, berpotensi untuk menimbulkan penumpukan kendaraan melanggar din UPPKB.

KENDALA PELAKSANAAN ODOL DI

LAPANGAN


40

1. Apakah JBI bisa sama dengan JBB ?

2. Apakah kendaraan yang diangkut pemilik barang diperkenankan bila JBI sama

dengan JBB ?

3. Bagaimanakah toleransi terhadap barang yang diangkut tidak overloading namun

overdimensi ?

4. Bagaimanakah bila kondisi overloading terjadi tetapi tidak overdimensi ?

5. Bagaimanakah bila tidak overloading namun overdimensi panjang depan melebihi

kaca ?

6. Bagaimanakah bila tidak overloading namun overdimensi melebihi tinggi (contoh :

angkutan barang membawa unggas, telur, dll) ?

7. Bagaimanakah bila kendaraan terdapat kelebihan lebar ?

TANTANGAN YANG BIASA DIALAMI PELAKU USAHA


PENERAPAN E TILANG


PENANGANAN HULU PENANGANAN HILIR LATAR

BELAKANG

• Kurang efektifnya penilangan atas pelanggaran muatan dan dimensi yang dilakukan secara manual, Adanya potensi praktik pungutan liar (pungli).

TUJUAN

• Sentralisasi Data pelanggaran Nasional

• Membangun budaya perilaku anti korupsi pada aparatur yang bertugas pada pelayanan publik

• Memudahkan Petugas melakukan penindakan

• Memudahkan Pelanggar membayar denda

• Memangkas birokrasi yang ada

• Membangun System pelayanan publik yang mudah di akses masyarakat, lebih cepat, bebas calo dan berbasis TI

PENERAPAN E TILANG



0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Total Perkara diatas 1000 per UPPKB

UPPKB Subah

UPPKB Widodaren

UPPKB Balonggandu

UPPKB Losarang

UPPKB Widang

UPPKB Cekik

UPPKB Kulwaru

0

200

400

600

800

1000

Pasal dibawah 1000 perkara

P. 288 (3)

P. 276

P. 306 0

20

40

60

80

03-2

018

04-2

018

05-2

018

06-2

018

07-2

018

08-2

018

Tota

l

Pasal dibawah 100 perkara

P. 288 (1)

P. 285

P. 287

P. 278

P. 286

P. 279

P. 301

Mencegah dan memerangi odol butuh

kerjasama, komitmen, kesadaran semua

pihak;

Kepentingan bisnis tidak harus mengabaikan

kerugian negara akibat ODOL;

Indonesia sebagai negara berikutnya

yang akan menyelesaikan ODOL.

HARAPAN

1

2

3

43

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

terimakasih “ ”

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARATppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/...Teluk Bayur...

Documents

Transcript of DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARATppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/...Teluk Bayur...