Direktorat Jenderal KelautanPesisir dan Pulau-pulau Kecil...

54
Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Direktorat Jenderal KelautanPesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan 2014

Transcript of Direktorat Jenderal KelautanPesisir dan Pulau-pulau Kecil...

Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil

Direktorat Jenderal KelautanPesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

2014

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat,

Taufik, dan Hidayah-Nya hingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintaha

(LAKIP) Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Tahun 2014 ini dapat diselesaikan.

Laporan Akuntabiltas Kinerja ini disusun dengan tujuan menginformasikan capaian kinerja

Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil selama Tahun 2014. Capaian Kinerja

(Performance Results) 2014 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja

(Performance Plan) Tahun 2014 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi.

Disadari bahwa LAKIP Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Tahun 2014 ini masih

banyak kekurangannya,oleh karena itu saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan. Akhirnya atas perhatian dan bantuan semua pihak terhadap terselenggaranya

program dan kegitan Direktorat Pendayagunaan Pulau Pulau Kecil serta tersusunnya

laporan ini diucapkan terimakasih

Jakarta, 20 Januari 2015

Direktur Pendayagunaan Pulau Pulau Kecil

Ir. Rido Miduk Sugandi Batubara, M. Si

Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar …………………………..…………….…..……………

Daftar Isi …………………………………………………..............……

Daftar Gambar ………………………………………………......……...

Daftar Tabel ………………………………………………………………

Bab I. Pendahuluan …………….………..……………..…………….……………

Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kerja ……………........………..…….

Bab III. Akuntabilitas Kinerja ……………………….…………….………….…….

3.1. Capaian Kinerja Organisasi ………………..…...................

3.2. Realisasi Anggaran ………………………….……………..………

Bab IV. Penutup …………………………………………………….…………..………

4.1. Kesimpulan ………………..…………….…….……..................

4.2. Saran ………………………………….………………………..………

Lampiran ……………………………………………………………..……

Daftar Tabel

Halaman

1. Penetapan Kinerja Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil

2. Capaian Kinerja Pada Perspektif Pemangku Kepentingan

3. Capaian Kinerja Pada Perspektif Mayarakat Kelautan dan Perikanan

Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Tahun 2014

4. Daftar Pulau-Pulau Kecil Termasuk Pulau Kecil Terluar Yang

Dikelola Tahun 2014

5. Lokasi Identifikasi dan Pemetaan Potensi Pulau-Pulau Kecil Tahun

2014

6. Perbandingan target dan capaian kegiatan Identifikasi dan

Pemetaan Potensi Pulau-Pulau Kecil antara tahun 2013 dan 2014

7. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pulau-Pulau Kecil TA. 2014

8. Perbandingan target dan capaian antara fasilitasi sarana dan

prasarana di pulau-pulau kecil Tahun 2012-2014

9. Capaian Jumlah pulau kecil yang terfasilitasi perbaikan lingkungan

dan adaptasi berbasis mitigasi Tahun 2014

10. Capaian Jumlah pulau kecil yang terfasilitasi perbaikan lingkungan

dan adaptasi berbasis mitigasi Tahun 2012-2014

11. Lokasi Fasilitasi Perbaikan Lingkungan dan Adaptasi berbasis

Mitigasi di pulau-pulau Kecil Tahun 2014

12. Capaian Jumlah Pulau Kecil yang Terfasilitasi Investasinya Tahun

2014

13. Capaian Jumlah Pulau kecil yang Terfasilitasi Investasinya Tahun

2010-2014

14. Daftar Pulau kecil yang Terfasilitasi Investasinya Tahun 2014

15. Capaian Kebijakan di Bidang PPK Sesuai Kebutuhan Tahun 2014

16. Capaian Pulau-Pulau Kecil Yang Dikelola Bekerjasama Dengan

Pihak Lain TA. 2014

17. Daftar Pulau-Pulau Kecil Yang Dikelola Bekerjasama dengan Pihak

lain TA. 2014

18. Capaian Indikator Kinerja Tersedianya SDM Dit. PPPK yang

Kompeten dan Profesional

19. Capaian Kinerja Tersedianya Informasi Dit. PPPK Yang Valid,

Handal, Dan Mudah Diakses

20 Capaian Kinerja Terwujudnya Good Governance and Clean

Government Dit. PPK

21 Capaian Kinerja Kegiatan Terkelolanya Anggaran Dit. PPPK Secara

Optimal

22 Realisasi Anggaran Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil

Tahun 2014

Bab I. Pendahuluan

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari

Sabang sampai Merauke. Pulau-pulau kecil tersebut tersebar dan terisolir dengan kondisi

sarana dan prasarana yang kurang memadai. Berdasarkan hasil toponimi dan verifikasi

oleh Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi, Indonesia memiliki kurang lebih 13.466

pulau, yang sebagian besar merupakan pulau-pulau kecil dan 92 diantaranya adalah

pulau-pulau kecil terluar.

Pulau-pulau kecil memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat didayagunakan untuk

mengakselerasi pertumbuhan ekonomi karena memiliki sumberdaya hayati tinggi, dan

jasa lingkungan. Pengelolaan pulau-pulau kecil tersebut menuntut suatu koordinasi lintas

sektor, terutama dari para pemangku kepentingan (stakeholders) yang meliputi

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, dan Lembaga

Swadaya Masyarakat secara horisontal (antar sektor) dan keterpaduan secara vertikal

(dalam satu sektor).

Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan selama ini telah membawa

hasil yang cukup menggembirakan. Namun demikian, perubahan tatanan global serta

nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan pembangunan kelautan dan

perikanan nasional secara nyata. Untuk mewujudkan hal tersebut, telah diterbitkan

Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional yang salah satu misinya menyatakan : Mewujudkan Indonesia menjadi

Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan

nasional.

Oleh karena itu, sesuai dengan fungsi pembangunan kelautan dan perikanan dibidang

sumber daya alam dan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan

dan Perikanan (KKP) diarahkan untuk mengoptimalkan segenap potensi yang ada dalam

rangka mewujudkan pembangunan nasional dengan Visi : Indonesia Penghasil

Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015, dan Misi : Mensejahterakan

Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Terdapat 4 sasaran strategis untuk

mewujudkan visi dan misi adalah sebagai berikut : memperkuat kelembagaan dan SDM

secara terintegrasi, mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan,

meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, dan memperluas akses

pasar domestik dan internasional.

Mengacu pada Renstra yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan,

maka Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil sebagai salah satu unit

teknis yang membidangi kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil harus mendukung

terhadap pencapaian sasaran strategis yang telah di tetapkan KKP. Salah satunya adalah

mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.

Guna mewujudkan hal tersebut maka dijabarkan sasaran strategis dalam bentuk butir-

butir untuk mencapai tujuan yaitu : Konservasi kawasan dan jenis biota perairan yang

dilindungi dikelola secara berkelanjutan, dan pulau-pulau kecil dikembangkan menjadi

pulau bernilai ekonomi tinggi. Kedua butir tujuan tersebut diharapkan dapat mendukung

dalam pencapaian yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sebagai unit teknis eselon II pada Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau

Kecil, Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau kecil melakukan berbagai kegiatan yang

mendukung pencapaian visi dan misi KKP. Berdasarkan Renstra yang telah ditetapkan

dalam Peraturan Menteri Nomor 6 tahun 2010 tentang Renstra Menteri Kelautan dan

Perikanan, maka sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-

2014 yang sesuai dengan tupoksi Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau kecil adalah

Pulau-pulau kecil dikembangkan menjadi pulau bernilai ekonomi tinggi,

berdasarkan tujuan yang akan dicapai yaitu Mengelola Sumber Daya Kelautan dan

Perikanan secara Berkelanjutan.

Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil merupakan unit teknis dari Direktorat

Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Kementeriaan Kelautan dan Perikanan,

yang memiliki tugas dan fungsi terkait dengan pengelolaan pulau-pulau kecil. Berdasarkan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Pendayagunaan Pulau-

pulau Kecil mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,

standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan bimbingan teknis, serta evaluasi di

bidang pendayagunaan pulau-pulau kecil, serta mempunyai fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pendayagunaan pulau-pulau kecil;

2. Penyiapan perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang

pendayagunaan pulau-pulau kecil;

3. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pendayagunaan pulau-pulau kecil;

4. Pelaksanaan evaluasi di bidang pendayagunaan pulau-pulau kecil;

5. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Selama tahun 2014, yang merupakan sisa tahun sebelum berakhirnya masa RPJMN 2010-

2014, Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil melakukan evaluasi target dengan

menyesuaikan reviu Renstra Ditjen KP3K Tahun 2010-2014 yang menggunakan

pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Dari target tersebut, Direktorat Pendayagunaan

Pulau-pulau Kecil telah berhasil melaksanakan misi yang diemban dalam rangka

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan rujukan hasil penilaian

kinerja dengan menggunakan metode BSC, capaian kinerja Direktorat Pendayagunaan

Pulau-pulau Kecil tahun 2014 adalah :

1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

Capaian kinerja pada perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

pada Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Tahun 2014 sesuai dengan

Sasaran Strategis DJKP3K untuk Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan

dan Perikanan dengan capaian 92,57%.

2. Perspektif Masyarakat (Costumer Perspective)

Capaian kinerja pada Perspektif Masyarakat (Costumer Perspective) pada Direktorat

Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil berasal dari Sasaran Strategis untuk

Meningkatnya Pengelolaan SDKP yang Berkelanjutan dengan capaian 150%.

3. Perspektif Internal (Internal Process Perspective)

Capaian kinerja pada Perspektif Internal (Internal Process Perspective) pada

Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Tahun 2014 berasal dari 2 (dua)

Sasaran Strategis yaitu;

a. Tersedianya Kebijakan di Bidang PPK Sesuai Kebutuhan dengan capaian

100%, dan

b. Terkelolanya Wilayah Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Yang Terpadu dan

Berkelanjutan dengan capaian 133,33%.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning & Growth Perspective)

Capaian kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning &

Growth Perspective) pada Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Tahun 2014

berasal dari 4 (empat) Sasaran Strategis yaitu :

a. Tersedianya SDM Dit. PPPK yang Kompeten dan Profesional,

b. Tersedianya Informasi Dit. PPPK Yang Valid, Handal, Dan Mudah Diakses,

c. Terwujudnya Good Governance & Clean Government Dit. PPPK,

d. Terkelolanya Anggaran Dit. PPPK secara optimal.

Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Berdasarkan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah ditetapkan visi dan

misinya sebagai berikut: Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan “Visi pembangunan

kelautan dan perikanan adalah pembangunan kelautan dan perikanan yang Berdaya saing

dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.” dan Misi Kementerian Kelautan dan

Perikanan “Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,

Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Memelihara

Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan”

Pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia hendaknya diarahkan untuk

mewujudkan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang bersih, indah, produktif dan

bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan masa kini dan bagi generasi

mendatang. Untuk itu diperlukan upaya dan kemampuan dalam pemahaman karakteristik

ekosistem pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, kesadaran dalam pemeliharaan, serta

pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara bijaksana dan berkelanjutan

(sustainable development). Mencermati peluang, tantangan dan potensi yang dimiliki

kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut, serta mengacu pada Visi dan Misi

Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka dirumuskan Visi Direktorat Jenderal Kelautan,

Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yaitu: “Pengelolaan kelautan, pesisir dan pulau-pulau

kecil secara optimum dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat.”

Berdasarkan visi dan misi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

tersebut diatas, Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil mempunyai Visi:

“Menjadikan Pulau Kecil Bernilai Ekonomi Tinggi”, maka untuk mencapai visi

tersebut, disusun misi Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil, yaitu tujuan

pendayagunaan Pulau-pulau kecil adalah dalam rangka “Mendayagunakan potensi

pulau-pulau kecil secara terintegrasi dan Berkelanjutan”.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut dalam rangka pelaksanaan Program Pengelolaan

Sumber Daya Laut, pesisir dan Pulau-pulau Kecil melalui kegiatan Pendayagunaan Pulau-

pulau kecil, maka disusun Penetapan Kinerja (TAPJA) Direktorat Pendayagunaan Pulau-

pulau Kecil. TAPJA Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Tahun 2014

dikelompokan ke dalam 4 (empat) perspektif Balanced Scorecard (BSC), yakni:

a) Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective);

b) Perspektif Masyarakat (Costumer Perspective)

c) Perspektif Internal (Internal Process Perspective); dan

d) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective)

Tabel 1. Penetapan Kinerja Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1 Meningkatnya

kesejahteraan masyarakat

KP

1 Pertumbuhan PDB Perikanan

(%)

7

CUSTOMER PERSPECTIVE

2 Meningkatnya Pengelolaan

SDKP yang Berkelanjutan

2 Jumlah Pulau-Pulau Kecil

Termasuk Pulau Kecil Terluar

Yang Dikelola (Pulau)

20

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

3 Tersedianya Kebijakan di

Bidang PPK Sesuai

Kebutuhan

3 Jumlah Kebijakan Publik

Bidang PPK

4

4 Jumlah Draft Peraturan

Perundang-undangan Bidang

PPK

1

4 Terkelolanya Wilayah Laut,

Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil Yang Terpadu dan

Berkelanjutan

5 Jumlah Pulau-Pulau Kecil Yang

Dikelola Bekerjasama Dengan

Pihak Lain (Pulau)

9

LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE

5 Tersedianya SDM Dit. PPPK

yang Kompeten dan

Profesional

6 Indeks Kesenjangan

Kompetensi Eselon III dan IV

di Dit. PPPK (%)

50

6 Tersedianya Informasi Dit.

PPPK Yang Valid, Handal,

Dan Mudah Diakses

7 Service Level Agreement Dit.

PPPK (%)

75

7 Terwujudnya Good

Governance & Clean

Government Dit. PPPK

8 Jumlah Rekomendasi Aparat

Pengawas Internal Dan

Eksternal Pemerintah (APIEP)

yang ditindaklanjuti dibanding

Total

rekomendasi di Dit. PPPK (%)

100

9 Tingkat Kualitas Akuntabilitas

Kinerja Dit. PPPK

Nilai AKIP

A

10 Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit.

PPPK

7,75

11 Nilai Penerapan RB Dit. PPPK 80

8 Terkelolanya Anggaran Dit.

PPPK secara optimal

12 Persentase Penyerapan DIPA

Dit. PPPK (%)

˃ 95

Bab III. Akuntabilitas Kinerja

Pelaksanaan suatu kinerja akan nilai baik atau buruk jika dilakukan pengukuran terhadap

kinerja yang telah dikerjakan. Pengukuran kinerja dilakukan bertujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dari kinerja yang telah dilakukan terhadap perencanaan yang telah

ditetapkan.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

3.3.1. Capaian Kinerja Pada Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder

Perspective)

Capaian kinerja pada Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

pada Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil merupakan capaian dari Sasaran

Strategis untuk Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan.

Indikator kinerja yang digunakan adalah Pertumbuhan PDB Perikanan (%), dengan target

7%.

Realisasi capaian kinerja pada Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder

Perspective) pada Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil terkait dengan Program

Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil secara keseluruhan dalam

lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Tabel 2. Capaian Kinerja Pada Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

Meningkatnya

Kesejahteraan

Masyarakat KP

Pertumbuhan PDB

Perikanan (%)

7% 6,48%

92,57%

3.3.2. Capaian Kinerja Pada Perspektif Masyarakat Kelautan dan Perikanan

(Customer Perspective)

Capaian kinerja pada Pada Perspektif Mayarakat Kelautan dan Perikanan

(Customer Perspective) pada Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil merupakan

capaian dari Sasaran Strategis untuk Meningkatnya Pengelolaan SDKP Yang

Berkelanjutan. Indikator kinerja yang digunakan adalah Jumlah Pulau-Pulau Kecil

Termasuk Pulau Kecil Terluar Yang Dikelola (Pulau).

Kriteria dikelola adalah pulau-pulau kecil yang telah dilakukan salah satu atau lebih dari

hal berikut:

diidentifikasi dan dipetakan potensinya,

terfasilitasi penyediaan infrastruktur,

terfasilitasi perbaikan lingkungan dan adaptasi berbasis mitigasi. dan

difasilitasi pengelolaan pulau-pulau kecil melalui investasi oleh pihak swasta.

Teknik menghitung jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola

dilakukan dengan :

Menginventarisir data pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar yang

dipetakan potensinya.

Menginventarisir data pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar yang

terfasilitasi penyediaan infrastruktur,

Menginventarisir data pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar yang

terfasilitasi perbaikan lingkungan dan adaptasi berbasis mitigasi,

Menginventarisir data pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar yang

difasilitasi kegiatan investasi, dan

Menginventarisir pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar yang telah

dilakukan salah satu atau lebih dari hal berikut: diidentifikasi & dipetakan

potensinya, terfasilitasi penyediaan infrastruktur, terfasilitasi perbaikan lingkungan

dan adaptasi berbasis mitigasi.

Tabel 3. Capaian Kinerja Pada Perspektif Mayarakat Kelautan dan Perikanan

Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Tahun 2014

Sasaran Strategis Uraian IKU Target Realisasi % Evaluasi

CUSTOMER PERSPECTIVE

Meningkatnya

Pengelolaan SDKP

yang Berkelanjutan

Jumlah

Pulau-Pulau Kecil

Termasuk Pulau Kecil

Terluar Yang Dikelola

(Pulau)

20 30 150 Sasaran

tercapai

Tabel 4. Daftar Pulau-Pulau Kecil Termasuk Pulau Kecil Terluar Yang Dikelola

Tahun 2014

No Nama Pulau Kabupaten/Kota Provinsi

1 Tuangku Aceh Singkil Aceh

2 Weh Kota Sabang Aceh

3 Siumat Simeulue Aceh

4 Teupah Simeulue Aceh

5 Subi Kecil Natuna Kepulauan Riau

6 Tenggel Bintan Kepulauan Riau

7 Airtawar Indragiri Hilir Riau

8 Delta Sugihan Banyuasin Sumatera Selatan

9 Seliuk Belitung Bangka Belitung

10 Pisang Pesisir Barat Lampung

11 Sadulang Kecil Sumenep Jawa Timur

12 Maya Kayong Utara Kalimantan Barat

13 Serudung Kotabaru Kalimantan Selatan

14 Giligede Lombok Barat Nusa Tenggara Barat

15 Medang Sumbawa Nusa Tenggara Barat

16 Ujung Betok Lombok Timur Nusa Tenggara Barat

17 Seraya Besar Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur

18 Libukang Jeneponto Sulawesi Selatan

19 Cambacambang Pangkep Sulawesi Selatan

20 Kanalo Sinjai Sulawesi Selatan

21 Tanakeke Takalar Sulawesi Selatan

22 Labia Mamuju Sulawesi Barat

23 Marputi Donggala Sulawesi Tengah

24 Bakalan Besar Banggai Kep. Sulawesi Tengah

25 Labengki Kecil Konawe Utara Sulawesi Tenggara

26 Matutuang Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

27 Letti Maluku Barat Daya Maluku

28 Tayando Kota Tual Maluku

29 Obi Halmahera Selatan Maluku Utara

30 Abidon Raja Ampat Papua Barat

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung Capaian Indikator Kinerja Jumlah Pulau-

pulau Kecil Termasuk Pulau Kecil Terluar Yang Dikelola antara lain :

1) Identifikasi potensi dan pemetaan pulau-pulau kecil

Kebutuhan data tentang potensi suatu pulau atau kawasan kepulauan secara

menyeluruh dan komprehensif merupakan hal penting bagi para pemangku kepentingan

(stakeholders) untuk mengambil keputusan dalam pengembangan potensi pulau-pulau

kecil tersebut. Identifikasi dan pemetaan potensi pulau-pulau kecil merupakan solusi

untuk memenuhi kebutuhan data dan peta potensi pulau-pulau kecil secara akurat.

Kegiatan Identifikasi Potensi dan pemetaan pulau-pulau kecil merupakan salah satu

program strategis KKP yang dinilai langsung oleh Unit Kerja Presiden Untuk Percepatan

dan Pengawasan Pembangunan (UKP4) sesuai Inpres No. 1 Tahun 2010 dan Inpres No.

14 Tahun 2011. Selain itu kegiatan ini juga sesuai dengan amanat UU No. 27 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Pasal 15, bahwa

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengelola data dan informasi mengenai

wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain itu kegiatan pendataan juga diamanahkan

dalam Pepres No. 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional pada Pasal 6,

yaitu kewajiban untuk melakukan pengumpulan, pemeliharaan dan pemutakhiran data

spatial.

Tujuan Identifikasi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil adalah

untuk menyediakan data dan informasi mengenai potensi sumberdaya di pulau kecil yang

dilengkapi dengan peta, agar tercapai sasaran berupa data dan informasi potensi sumber

daya pulau-pulau kecil yang aktual dan sistematis.

Pada tahun 2014, telah ditetapkan sebanyak 33 pulau yang masuk dalam target

IKU. Pulau tersebut tersebar di 20 Kabupaten/Kota dan 14 Provinsi. Guna mencapai target

tersebut, maka kegiatan ini dilakukan oleh pusat dan dilakukan oleh daerah melalui

kegiatan dekon. Jumlah pulau yang dilakukan pemetaan sebnayak 19 pulau sedangkan

jumlahpulau yang dilakukan pemetaan melalui kegiatan dekon sebanyak 14 pulau.

Tabel 5. Lokasi Identifikasi dan Pemetaan Potensi Pulau-Pulau Kecil Tahun

2014

No NamaPulau Kabupaten/Kota Provinsi Keterangan

1 Seliuk Belitung Bangka Belitung Pusat

2 Karas Kota Batam Kepulauan Riau Pusat

3 Giliyang Sumenep JawaTimur Pusat

4 Talango Tengah Sumenep JawaTimur Pusat

5 Talango Air Sumenep JawaTimur Pusat

6 Maitara Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara Pusat

7 Mare Kota TidoreKepulauan Maluku Utara Pusat

8 Nusalaut Maluku Tengah Maluku Pusat

9 Molana Maluku Tengah Maluku Pusat

10 Siumat Simeuleu Aceh Pusat

11 Sabangko Pangkajene Kepulauan Sulawesi Selatan Pusat

12 Sagara Pangkajene Kepulauan Sulawesi Selatan Pusat

13 Salemo Pangkajene Kepulauan Sulawesi Selatan Pusat

14 Burungloe Sinjai Sulawesi Selatan Pusat

15 Liangliang Sinjai Sulawesi Selatan Pusat

16 Panjang Batam Sulawesi Tenggara Pusat

17 Lantangpeo Takalar Sulawesi Selatan Pusat

18 Rewataya Takalar Sulawesi Selatan Pusat

19 Labotallua Takalar Sulawesi Selatan Pusat

20 Giligenting Sumenep JawaTimur Dekon

21 Teupah Simeulue Aceh Dekon

22 Bawa Nias Barat Sumatera Utara Dekon

23 Karoniki Kep. Mentawai Sumatera Barat Dekon

24 Woto Halmahera Timur Malut Dekon

25 Serudung Kota Baru Kalimantan Selatan Dekon

26 Ketapang Belitung Timur Bangka Belitung Dekon

27 MenjanganBesar Jepara Jawa Tengah Dekon

28 Menjangankecil Jepara Jawa Tengah Dekon

29 Romang MTB Maluku Dekon

30 Ambo Mamuju Sulawesi Barat Dekon

31 Kayuadi Selayar Sulawesi Selatan Dekon

32 Talaga Buton Sulawesi Tenggara Dekon

33 Duyung Lingga Kep. Riau Dekon

Persentase capaian target dan realisasi kinerja tahun 2014 mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan tahun 2013. Dimana pada tahun 2013 realisasi kinerja melebihi

target sebesar 3%, sedangkan pada tahun 2014 realisasi kinerja melebihi target mencapai

50%.

Tabel 6. Perbandingan target dan capaian kegiatan Identifikasi dan Pemetaan

Potensi Pulau-Pulau Kecil antara tahun 2013 dan 2014

No Tahun Target TAPJA

(Pulau)

Realisasi Kinerja

(Pulau)

Persentase

(%)

1 2013 60 62 103

2 2014 20 30 150

Keberhasilan pencapaian realisasi kinerja sangat didukung oleh beberapa faktor antara

lain: kinerja organisasi yang berjalan sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan,

pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan (cuaca, gelombang

dll), dan koordinasi serta kerjasama dengan pemerintah daerah melalui berbagai kegiatan

seperti dekonsentrasi.

2) Fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana pulau-pulau kecil

Salah satu permasalahan yang sering ditemukan dalam pengembangan pulau-

pulau kecil adalah keterbatasan sarana dan prasarana dasar. Untuk mendukung upaya

pengembangan pulau-pulau kecil perlu dilakukan pembangunan prasarana dan sarana

dasar. Selain itu, pembangunan prasarana dan sarana bertujuan untuk meningkatkan

aksesibilitas, memperlancar aliran investasi dan produksi, dan menciptakan keterkaitan

ekonomi antar pulau.

Kegiatan fasilitasi bantuan sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil merupakan

upaya pemerintah dalam mewujudkan masyarakat pulau-pulau kecil yang mandiri, yang

tidak mengalami ketertinggalan dalam hal pembangunan dibandingkan dengan pulau

utamanya, sehingga diharapkan di dalam pemanfaatannya dapat dijaga dan dikelola

dengan sebaik-baiknya.

Penentuan lokasi dan jenis bantuan sarana dan prasarana yang akan diberikan

sangat tergantung pada kebutuhan masyarakat dan didukung oleh komitmen Pemerintah

Daerah. Pemberian bantuan sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil dapat dilakukan

secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dalam

mengelola bantuan yang sudah diberikan serta menyesuaikan rencana strategis yang

sudah disusun oleh Pemerintah Daerah.

Bantuan sarana dan prasarana pulau-pulau kecil memerlukan adanya penguatan

pengelolaan. Kegiatan penguatan pengelolaan bantuan sarana dan prasarana bertujuan

melakukan pembinaan kepada kelompok masyarakat penerima bantuan dengan

memberikan kegiatan penunjang yang dapat mengembangkan pemanfaatan bantuan

tersebut secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi

masyarakat di pulau-pulau kecil

Untuk Tahun 2014, Pembangunan Sapras di 67 PPK/PPKT, meliputi:

1. Alat desalinasi siap minum kapasitas 9000l/hr (40 PPK)

2. Sarpras Penunjang Usaha Perikanan di PPK (Pengadaan Perahu Katinting + mesin

katinting 6,5 HP sebanyak 252 unit di 10 lokasi & pengadaan motor tempel DC 15 HP

sebanyak 5 unit) di Prov. Maluku, Kota Tual (P. Dullah, P. Duroa, P. Ut, P. Fair, P.

Tayando, P. Taam, P. Kur, P. Kaimear, P. Mangur, P. Fadol)

3. Pembangunan KJA Minawisata di 17 PPK

4. Kerjasama dengan LSM (DFW) utk pendampingan selama 6 bulan di 6 Kabupaten

(Pangkep, Manggarai, Kota Makassar, Raja Ampat, Anambas, Lombok Timur)

5. Pendampingan PPKT dalam rangka pembangunan PLTS kerjasama antara Ditjen KP3K

dan Ditjen EBTKE, ESDM di 25 PPKT

Tabel 7. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pulau-Pulau Kecil TA. 2014

No Kegiatan Lokasi Keterangan

Pengembangan

Sarana dan

Prasarana Air

Bersih di Pulau-

Pulau Kecil Barat

1 P. Tuangku, Kab. Aceh

Singkil, Prop. Nangroe

Aceh Darussalam

Pengadaan unit

desalinasi air laut

(sistem RO)

sebanyak 20 unit di

20 lokasi

2 P. Weh, Kota Sabang,

Prop. Nangroe Aceh

Darussalam

3 P. Siumat, Kab. Simeuleu,

Prop. Nangroe Aceh

Darussalam

4 P. Teupah, Kab. Simeuleu,

Prop. Nangroe Aceh

Darussalam

5 P. Subi Kecil, Kab. Natuna,

Prop. Kepulauan Riau

6 P. Keramut, Kab.

Kepulauan Anambas, Prop.

Kepulauan Riau

7 P. Tenggel, Kab. Bintan,

Prop. Kepulauan Riau

8 P. Parit, Kab. Karimun,

Prop. Kepulauan Riau

9 P. Airtawar, Kab. Indragiri,

Prop. Hilir Riau

10 P. Sipora Kep. Mentawai,

Prop. Sumatera Barat

11 P. Delta Sugihan, Kab.

Banyuasin, Prop. Sumatera

Selatan

12 P. Seliuk, Kab. Bangka,

Prop. Belitung Belitung

13 P. Pisang Pesisir Barat,

Prop. Lampung

14 P. Sadulang Kecil, Kab.

Sumenep, Prop.

JawaTimur

15 Desa Cireundeu, Kab.

Lebak, Prop. Banten

16 P. Maya, Kab. Kayong

Utara, Prop. Kalimantan

Barat

17 P. Serudung, Kab. Kota

Baru, Prop. Kalimantan

Selatan

18 P. Giligede, Kab. Lombok

Barat, Prop. Nusa

Tenggara Barat

19 P. Medang, Kab.

Sumbawa, Prop. Nusa

Tenggara Barat

20 P. Ujung, Kab. Betok

Lombok Timur, Prop. Nusa

Tenggara Barat

Pengembangan

Sarana dan

Prasarana Air

Bersih di Pulau-

Pulau Kecil Timur

1 P. Seraya Besar, Kab.

Manggarai Barat, Prop.

Nusa Tenggara Timur

Pengadaan unit

desalinasi air laut

(sistem RO)

sebanyak 20 unit di

20 lokasi

2 P. Semau, Kab. Kupang,

Prop. Nusa Tenggara

Timur

3 P. Libukang, Kab.

Jeneponto, Prop. Sulawesi

Selatan

4 P. Cambangcambang, Kab.

Pangkep, Prop. Sulawesi

Selatan

5 P. Kanalo, Kab. Sinjai,

Prop. Sulawesi Selatan

6 P. Tanakeke, Kab. Takalar,

Prop. Sulawesi Selatan

7 P. Labia, Kab. Mamuju,

Prop. Sulawesi Barat

8 P. Marputi, Kab. Donggala,

Prop. Sulawesi Tengah

9 P. Bakalan Besar, Kab.

Banggai Kep. , Prop.

Sulawesi Tengah

10 P. Labengki Kecil, Kab.

Konawe Utara, Prop.

Sulawesi Tenggara

11 P. Kadatua, Kab. Buton,

Prop. Sulawesi Tenggara

12 P. Balu Muna, Prop.

Sulawesi Tenggara

13 P. Matutuang, Kab. Kep.

Sangihe, Prop. Sulawesi

Utara

14 P. Letti, Kab. Maluku,

Prop. Maluku Barat Daya

15 P. Tayando, Kota Tual,

Prop. Maluku

16 P. Larat, Kab. Maluku

Tenggara Barat, Prop.

Maluku

17 P. Tuakara, Kab.

Halmahera Barat, Prop.

Maluku Utara

18 P. Obi Halmahera Selatan,

Prop. Maluku Utara

19 P. Abidon, Kab. Raja

Ampat, Prop. Papua Barat

20

P. Raam Kota Sorong,

Prop. Papua Barat

Sarana dan

Prasarana

Penunjang Usaha

Perikanan di

Pulau-pulau Kecil

1 P. Dullah, Kota Tual, Prop.

Maluku

Pengadaan Perahu

Katinting + mesin

katinting 6,5 HP

sebanyak 252 unit

di 10 lokasi &

pengadaan motor

tempel DC 15 HP

sebanyak 5 unit

2 P. Duroa, Kota Tual, Prop.

Maluku

3 P. Ut, Kota Tual, Prop.

Maluku

4 P. Fair, Kota Tual, Prop.

Maluku

5 P. Tayando, Kota Tual,

Prop. Maluku

6 P. Taam, Kota Tual, Prop.

Maluku

7 P. Kur, Kota Tual, Prop.

Maluku

8 P. Kaimear, Kota Tual,

Prop. Maluku

9 P. Mangur, Kota Tual,

Prop. Maluku

10 P. Fadol, Kota Tual, Prop.

Maluku

Sarana dan

Prasarana

Penunjang Usaha

Perikanan

Mendukung

Minawisata

1 P. Weh Kota Sabang

Nangroe Aceh Darussalam

Pengadaan KJA

Minawisata

sebanyak 17 unit di

17 lokasi dengan

spesifikasi 6 lubang

+ rumah apung

2 P. Cingkuak Pesisir Selatan

Sumatera Barat

3 P. Alor Alor Nusa Tenggara

Timur

4 Gili Ree Nusa Tenggara

Barat Lombok Timur

5 P. Panikiang Barru

Sulawesi Selatan

6 P. Cambangcambang

Pangkep Sulawesi Selatan

7 P. Ulusuo Kolaka Utara

Sulawesi Tenggara

8 P. Batang Lomang

Halmahera Selatan Maluku

Utara

9 P. Panjang Serang Banten

10 P. Tobea Muna Sulawesi

Tenggara

11 P. Anso Kota Pariaman

Sumatera Barat

12 P. Kadelupa Sinjai

Sulawesi Selatan

13 P. Hoga Wakatobi Sulawesi

Tenggara

14 P. Rejekan Pacitan Jawa

Timur

15 P. Peling Banggai

Kepulauan Sulawesi

Tengah

16 P. Temudong Sumbawa

Nusa Tenggara Barat

17 P. Wamar Kepulauan Aru

Maluku

Terkait dengan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil yang

sudah dilakukan pada Tahun 2014, yaitu;

1. Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau-pulau Kecil di 40

(empat puluh) lokasi yang dikelola oleh kelompok masyarakat pulau telah

dikembangkan Pola Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau-pulau

Kecil yang direncanakan oleh Kelompok Pengelola karena keberlanjutan sarana dan

prasarana air bersih tersebut tergantung pada kemandirian kelompok. Dengan

ditetapkannya target hasl produksi setiap hari sebanyak 100 galon sesuai dengan

kapasitas alat, kelompok dan masyarakat di lokasi kegiatan umunya sepakat untuk

menetapkan iuran berkisar 3.000,- - 5000,- rupiah per galon yag akan digunakan

untuk operasionalisasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih.

2. Sarana dan Prasarana Penunjang Usaha Perikanan di Pulau-pulau Kecil diberikan

untuk meningkat produktifitas melalui pengembangan usaha ekonomi produktif

masyarakat di pulau-pulau kecil.

3. kegiatan Pengembangan Minawisata di Pulau-pulau Kecil di 17 (tujuh belas) lokasi

yang dikelola oleh kelompok masyarakat pulau dan mendapatkan dukungan dari

Pemerintah Daerah. Pengembangan Minawisata sebagai bagian integral dari

pembangunan kelautan yang perlu dipacu menjadi berbagai kegiatan ekonomi yang

ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu

berdasarkan strategi pembangunan kelautan yang berkelanjutan, pengelolaan

pulau-pulau kecil seyogyanya menempatkan Minawisata yang berbasis ekosistem

dan melibatkan masyarakat sebagai pelaksana kebijakan strategis pembangunan.

Tabel 8. Perbandingan target dan capaian antara fasilitasi sarana dan

prasarana di pulau-pulau kecil Tahun 2012-2014

No Tahun Target (Pulau) Realisasi (Pulau) Persentase (%)

1 2012 30 102 340,00

2 2013 30 97 323,23

3 2014 30 67 223,33

Pencapaian target kinerja melalui kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana di pulau-pulau

kecil sejak tahun 2012 sampai dengan 2014 selalu melebihi target meskipun kelebihan

target setiap tahun tidak sama. Hal ini disebabkan berbagai hal, di antaranya adalah

perbedaan nilai anggaran untuk setiap tahunnya. Namun demikian dalam mewujudkan

pembangunan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan guna mencapai kesejahteraan

masyarakat, setiap kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana di plau-pulau kecil selalu

didukung oleh kegiatan-kegiatan penunjang.

Beberapa kegiatan mendukung pembangunan sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil

pada tahun 2014, meliputi:

a. Pembinaan Pengelolaan Bantuan Sarana dan Prasarana di Pulau-pulau

Kecil bertujuan untuk meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengelola

bantuan sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil. Penyelenggaraan kegiatan

Pembinaan Pengelolaan Bantuan Sarana dan Prasarana di Pulau-pulau Kecil

dilaksanakan di 4 (empat) lokasi dengan system klaster. Dimana satu klaster dapat

mencakup beberapa lokasi bantuan sarana prasarana tersebut sehingga dalam satu

kali pelaksanaan kegiatan ini dapat mewakili kabupaten penerima bantuan sarana

prasarana pulau-pulau kecil yang terdapat dalam propinsi tersebut dan kesiapan

dari Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten tersebut.

Lokasi penyelenggaraan kegiatan ini adalah di Propinsi Kepulau Riau yang

dilaksanakan di Kabupaten Bintan, Propinsi Sulawesi Utara yang dilaksanakan di

Kota Manado, Propinsi Nusa Tenggara Timur yang dilaksanakan di Manggarai Barat

dan Propinsi Sumatera Barat yang dilaksanakan di Kota Padang. Dengan adanya

sistem klaster dalam melaksanakan kegiatan ini diharapkan mampu mencapai

tujuan dengan lebih efektif dan efisien tanpa mengurangi hasil yang ingin dicapai.

Pembinaan ini meliputi aspek teknis bantuan sarana dan prasarana di pulau-pulau

kecil, manajemen dan kelembagaan untuk memberi arah dan orientasi yang jelas

bagi pengembangan kelompok masyarakat dalam pemanfaatan aset yang dimiliki

secara bersama-sama. Melalui kegiatan ini diharapkan akan tumbuh rasa memiliki,

kerjasama kelompok dan orientasi bersama masyarakat tentang sistim dan

manajemen aset sehingga dapat memberikan manfaat bagi upaya kemandirian

masyarakat.

b. Fasilitasi Pembangunan Sarana dan Prasarana di Pulau-pulau Kecil

bertujuan memfasilitasi koordinasi dan kerjasama dengan Kementerian dan

Lembaga, Pemerintah Daerah, Instansi lainnya, serta pihak-pihak yang dianggap

berkepentingan dalam capaian pulau kecil yang terfasilitasi penyediaan

infrastrukturnya, termasuk pulau-pulau kecil terluar demi terwujudnya

pengembangan konektivitas antar pulau, terutama Pulau-Pulau Kecil Terluar yang

bertujuan untuk membuka daerah yang terisolir, mengembangkan potensi

sumberdaya alam, memeratakan kesejahteraan rakyat dan menjaga kedaulatan

negara.

c. Pendampingan Efektifitas Sarana dan Prasarana di Pulau-pulau Kecil

Berbasis Masyarakat (PRAKARSA)

Dalam mengefektiftaskan sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil yang dikelola

berbasiskan masyarakat dibutuhkan proses pendampingan yang penuh waktu

dilapangan dan masa waktu tertentu, dalam mengawal trasformasi pengetahuan,

manajemen pengelolaan serta rencana pengembangan untuk keberlanjutan dan

kemanfaatan sarana dan prasarana yang diberikan.

Pendampingan ini meliputi aspek teknis, manajemen dan kelembagaan untuk

memberi arah dan orientasi yang jelas bagi pengembangan kelompok masyarakat

dalam pemanfaatan aset yang dimiliki secara bersama-sama. Dengan

pendampingan ini, diharapkan akan tumbuh rasa memiliki, kerjasama kelompok dan

orientasi bersama masyarakat tentang sistim dan manajemen aset sehingga dapat

memberikan manfaat bagi upaya kemandirian masyarakat.

d. Penguatan Kerjasama Lintas Sektor

Dalam rangka Pengelolaan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(PLTS) di Pulau-Pulau Kecil Terluar yang bertujuan memantapkan perkembangan

pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan PLTS di 25 PPKT berpenduduk melalui kerja

sama dengan kementerian Energi dan Sumber daya Mineral ESDM.

Pembangunan dan pengelolaan PLTS di 25 lokasi kini memasuki fase penting yaitu

transformasi pengelolaan oleh masyarakat. Sebelumnya, fase perencanaan, persiapan

sosial, konstruksi dan pembentukan serta penguatan kapasitas kelembagaan kelompok

pengelola telah dilakukan dalam periode pendampingan oleh tenaga fasilitator. Setelah

PLTS terbangun, pengelolaan akan dilakukan secara mandiri oleh kelompok pengelola.

Dalam periode pendampingan selama kurun waktu Maret-Desember 2014,

beberapa capaian berdasarkan komponen dan indikator pelaksanaan kegiatan berhasil

terakumulasi. Melalui mekanisme pemantauan dashboard, dimana fasilitator melakukan

aktivitas pendampingan, maka pencapaian kegiatan berhasil mencapai angka 70,5%

sebagaimana gambar gambar di samping.

Program pendampingan PLTS telah berhasil membentuk 25 KMP PLTS dengan

jumlah total pengurus mencapai 140 orang. Setelah melalui sosialisasi, diskusi dan

konsultasi warga, disepakati besaran iuran/tarif listrik sebesar Rp. 20.000 -

Rp.100.00/rumah tangga/bulan. Dari iuran/tarif tersebut akan terkumpul dana kelompok

antara Rp. 850.000 - Rp.15.300.000. Pembangunan PLTS di 25 lokasi ini akan mampu

memberikan penerangan kepada 3.404 rumah tangga atau sekitar 3.736 kepala keluarga

atau sekitar 13.838 jiwa. Selain itu, dengan ketersediaan listrik ini juga akan melayani

sekitar 167 fasilitas umum seperti masjid, gereja, sekolah posyandu dan kantor desa

dimana 118 fasilitas tersebut diberikan penerangan gratis dan 49 fasilitas dikenakan

pembayaran iuran seperti halnya rumah tangga. Dari hasil pembayaran iuran/tarif listrik,

kemudian akan teralokasi untuk biaya pemeliharaan, honor pengelola dan sumbangan

kepada pihak desa. Diperkirakan insentif yang akan diterima oleh KMP PLTS berkisar

antara Rp. 795.000 - Rp. 7.966.000/bulan/KMP.

Berdasarkan hasil identifikasi profil usaha masyarakat atau kegiatan ekonomi

produktif, kegiatan usaha masyarakat di pulau-pulau kecil terluar mencapai 11 jenis usaha

antara lain : usaha perikanan tangkap, usaha perikanan budidaya, usaha wisata bahari

berbasis masyarakat, usaha pengolahan hasil perikanan, usaha pengolahan hasil

pertanian dan dukungan kegiatan konservasi.

3) Fasilitasi perbaikan Lingkungan, Mitigasi dan Adaptasi Bencana di pulau-

pulau Kecil

Pada dasarnya pengelolaan pulau kecil bertujuan memanfaatkan potensi pulau

secara berkelanjutan. Pemanfaatan yang berkelanjutan dapat dicapai jika terdapat

keseimbangan antara pemanfaatan untuk kegiatan produktif dengan motif sosial ekonomi

dengan pelestarian lingkungan. Sehingga upaya pengelolaan pulau kecil diharapkan

menjadi sebuah kesepakatan bersama antara seluruh stakeholders yang dapat mengatur,

mengarahkan serta mengendalikan pemanfaatan sumberdaya pulau kecil secara lestari.

Kerusakan ekosistem di pulau-pulau kecil yang berakibat pada menurunnya kualitas

lingkungan merupakan dampak dari pola pemanfaatan sumberdaya yang merusak dan

pola hidup masyarakat yang buruk. Penyebab utama hal ini adalah kemiskinan dan

rendahnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem di

pulau-pulau kecil.

Mengingat bahwa kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di pulau-pulau kecil sangat

tergantung pada sumberdaya kelautan dan perikanan, maka upaya memperbaiki dan

memelihara keberlanjutan fungsi sumberdaya tersebut sangatlah penting. Upaya tersebut

haruslah dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat di bidang kesehatan,

peningkatan pendapatan, dan keterampilan pengelolaan lingkungan.

Untuk mencapai sasaran tersebut, dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan

seperti penyuluhan dan penyadaran masyarakat, bimbingan teknis pengelolaan

ekosistem, pelatihan keterampilan mata pencaharian alternatif, dan pemberian contoh

model rehabilitasi ekosistem di pulau-pulau kecil yang melibatkan masyarakat secara aktif.

Target lokasi faslitasi pengelolaan ekosistem pulau-pulau kecil Tahun 2014 adalah 30

Pulau, dengan pencapaian target melalui kegiatan Pusat dan Dekonsentrasi.

Tabel 9. Capaian Jumlah pulau kecil yang terfasilitasi perbaikan lingkungan

dan adaptasi berbasis mitigasi Tahun 2014

Sasaran

Strategis Uraian IKK Target Realisasi % Evaluasi

CUSTOMER PERSPECTIVE

Meningkatnya

Pengelolaan SDKP

yang Berkelanjutan

Jumlah pulau kecil

yang terfasilitasi

perbaikan

lingkungan dan

adaptasi berbasis

mitigasi (Pulau)

30 32 106,6

7

Sasaran

tercapai

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap capaian kinerja untuk indikator kinerja kegiatan

“Jumlah pulau kecil yang terfasilitasi perbaikan lingkungan dan adaptasi berbasis

mitigasi”, Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil telah berhasil mencapai target,

dimana realisasi capaian sebesar 106,67 %.

Tabel 10. Capaian Jumlah pulau kecil yang terfasilitasi perbaikan lingkungan

dan adaptasi berbasis mitigasi Tahun 2012-2014

Sasaran Strategis Uraian IKK Capaian

2012 2013 2014

CUSTOMER PERSPECTIVE

Meningkatnya Pengelolaan

SDKP yang Berkelanjutan

Jumlah pulau kecil yang

terfasilitasi perbaikan

lingkungan dan

adaptasi berbasis

mitigasi (Pulau)

30 31 32

Berdasarkan data capaian kinerja untuk indikator kinerja kegiatan “Jumlah pulau kecil

yang terfasilitasi perbaikan lingkungan dan adaptasi berbasis mitigasi” dari tahun 2012-

2014 terjadi peningkatan capaian dari target yang telah ditetapkan.

Kegiatan Direktorat pendayagunaan Pulau-pulau Kecil yang terkait dengan indikator

kinerja pulau-pulau kecil yang terfasilitasi perbaikan lingkungan dan adaptasi berbasis

mitigasi tahun 2014 adalah :

1. Fasilitasi Rehabilitasi dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Pulau-Pulau Kecil

berbasis Masyarakat.

2. Peningkatan Ketahanan Masyarakat Pulau-Pulau Kecil terhadap Bencana dan

Perubahan Iklim

3. Fasilitasi kerjasama kemitraan dalam mendukung pendayagunaan pulau-pulau Kecil

4. Ekspos pulau-pulau Kecil

a. Fasilitasi Rehabilitasi dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Pulau-Pulau

Kecil berbasis Masyarakat

Program Fasilitasi Rehabilitasi dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Pulau-pulau

Kecil Berbasis Masyarakat bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan Pulau-pulau kecil

melalui peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat pulau-pulau kecil akan

pentingnya pengelolaan ekosistem secara berkelanjutan, pengelolaan kesehatan dan

sanitasi lingkungan pulau-pulau kecil, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan

melalui aksi bersih pulau dan perbaikan ekosistem berbasis masyarakat, dan

mengembangkan mata pencaharian alternatif sesuai dengan potensi pulau-pulau kecil.

Untuk menunjang kegiatan dilakukan melalui pemberian bantuan berupa peralatan

kebersihan, pembuatan sarana pengolah sampah, pembuatan dan rehabilitasi sarana

MCK, sarana air bersih, praktek pengolahan sampah organik dan aorganik serta

pengelolaan air bersih.

Untuk memperbaiki kondisi ekosistem yang rusak serta mencegah kerusakan lebih

lanjut maka diperlukan upaya rehabilitasi ekosistem yang disertai penyadaran masyarakat

(public awareness) pemanfaat sumberdaya di pulau-pulau kecil. Kegiatan bimbingan

teknis rehabilitasi ekosistem pulau-pulau kecil yang dilaksanakan melalui penyadaran

masyarakat, bimbingan teknis rehabilitasi ekosistem, dan pembuatan model rehabilitasi

ekosistem, misalnya melalui penanaman mangrove, penanaman vegetasi pantai,

rehabilitasi terumbu karang, dan penanggulangan abrasi pantai. Untuk menunjang

kegiatan dilakukan melalui pemberian bantuan berupa bibit vegetasi pantai, bantuan

sarana kebersihan, bantuan sarana pengolahan, bantuan rumpon dan sarana pengelolaan

lingkungan.

b. Peningkatan Ketahanan Masyarakat Pulau-Pulau Kecil terhadap Bencana

dan Perubahan Iklim

Indonesia merupakan negara kepulauan yang rawan bencana, hal ini disebabkan

oleh kondisi geologis Indonesia yang berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik

Indo-Australia di bagian Selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di

bagian Timur Laut. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas

pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan Lempeng Pasifik di utara

Irian dan Maluku utara. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik

yang komplek dan rentan terkena dampak tumbukan lempeng patahan yang biasa

terdapat di darat maupun di laut. Berkenaan dengan kerentanan tersebut, usaha

peningkatan kapasitas masyarakat di pulau-pulau kecil terhadap bencana dan perubahan

iklim semakin menjadi kebutuhan mendesak dikarenakan sebagian besar pulau-pulau kecil

yang berpenduduk di Indonesia rawan terhadap bencana dan dampak perubahan iklim.

Kondisi ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa kapasitas adaptif dan mitigatif

masyarakat yang ada di pulau-pulau kecil masih relatif rendah, misalnya belum pahamnya

korelasi antara kualitas ekosistem dengan ketahanan terhadap bencana, mengukur

kesiagaan menghadapi bencana, tanggap darurat, serta model mitigasi dan adaptasi

terhadap berbagai jenis bencana yang dapat mengancam masyarakat pulau-pulau kecil,

misalnya tsunami, gelombang pasang, kenaikan paras muka air laut, dan sebagainya.

Program mitigasi bencana di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terdapat dalam

Undang-Undang (UU) No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil dan turunannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 64 Tahun 2010 tentang

Mitigasi Bencana di wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. PP tersebut mengamanatkan

wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya

pelaksanaan mitigasi bencana. Mitigasi bencana dipahami sebagai suatu upaya yang

dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik secara struktur atau fisik melalui

pembangunan fisik alami dan/atau buatan maupun nonstruktur atau nonfisik melalui

peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana di wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil. Kedepan terdapat kecenderungan bahwa sudah menjadi kebutuhan untuk

lebih menitikberatkan pada upaya mitigasi ketimbang respon paska bencana. Untuk itu

diperlukan kegiatan terencana untuk mengembangkan upaya mitigasi bencana dan

mengurangi dampak perubahan iklim yang sesuai dengan wilayah pulau-pulau kecil serta

mengurangi dampak/risiko bencana terhadap masyarakat pulau kecil, sehingga akan

dihasilkan suatu “Masyarakat Pulau Kecil yang Siaga terhadap Bencana dan Perubahan

Iklim”.

Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat tersebut, perlu dilaksanakan bimbingan

mengenai hal tersebut diatas misalnya secara teknis diberi pemahaman tentang

pemeliharaan dan perbaikan ekosistem (mangrove, lamun, dan terumbu karang) dalam

membentengi pulau dari bahaya bencana yang datang, tindakan pengurangan risiko

bencana, self awarness (peningkatan kesadaran dan kesiapan diri sendiri) terhadap

bencana. Dari program bimbingan tersebut diyakini akan dapat mendayagunakan

sumberdaya manusia yang ada di pulau-pulau kecil agar; 1) masyarakat pulau paham dan

secara mandiri melakukan upaya mitigasi terhadap bencana misalnya dengan pembuatan

greenbelt; 2) masyarakat pulau siap dengan pilihan tindakan jika ada bencana yang

datang, misalnya upaya perlindungan dan jalur evakuasi, serta bangunan yang tahan

bencana; 3) diharapkan dengan pemahaman dan kesadaran tersebut berdampak pada

pulihnya kerusakan ekosistem dan terjaganya kelestarian ekosistem disekitarnya sebagai

benteng alami pulau dari bahaya bencana.

Tujuan dari kegiatan Peningkatan Ketahanan Masyarakat Pulau-Pulau Kecil

Terhadap Bencana dan Perubahan Iklim adalah :

1. Menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan pemahaman semua pihak unsur

masyarakat pulau-pulau kecil terhadap mitigasi bencana dan perubahan iklim di

wilayah pulau-pulau kecil.

2. Mendorong peran serta pemerintah daerah, swasta dan masyarakat pulau

kecil dalam mengembangkan upaya mitigasi bencana dan mengurangi dampak

perubahan iklim.

3. Melakukan upaya mitigasi dan adaptasi bencana di wilayah pulau-pulau kecil

dengan penerapan model mitigasi fisik alami dan/atau buatan (seperti: penanaman

greenbelt, pembuatan rambu evakuasi bencana, dll) maupun nonfisik (seperti:

pelatihan dan simulasi mitigasi bencana, pengembangan sistem peringatan dini, dll)

yang diikuti masyarakat pulau-pulau kecil dan stakeholder di lokasi penerima

manfaat.

Kegiatan ini juga dilaksanakan melalui mekasnisme dekonsentrasi yang

dikoordinasikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi.

c. Fasilitasi kerjasama kemitraan dalam mendukung pendayagunaan pulau-

pulau Kecil

Pemerintah membuka ruang partisipasi seluas-luasnya kepada para pihak dalam

pengelolaan pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar sepanjang

pemanfaatannya dilakukan dalam kerangka koridor hukum dan peruntukan kegiatan yang

sesuai dengan kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil. Hal ini dimaksudkan agar

intervensi terhadap pengelolaan pulau-pulau kecil dapat dilakukan secara sinergis,

memicu percepatan serta mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah termasuk

pulau-pulau kecil.

Inisiasi program „Adopsi Pulau‟ merupakan salah satu upaya dari Direktorat Jenderal

Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk memperbaiki konsep dan filosofi

pemberdayaan, meningkatkan efektifitas dan efisiensi, menggalang potensi kekuatan dan

sumberdaya yang masih terpisah-pisah, untuk kemudian mensinergikannya menjadi

kekuatan baru dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pulau-pulau kecil

secara lebih massif, nyata, terencana dengan baik dan terarah.

Sejak Tahun 2012 terjalin 9 (sembilan) kemitraan kerjasama “Adopsi Pulau”

pengelolaan pulau-pulau kecil, termasuk PPKT antara Direktorat Jenderal KP3K-KKP

dengan 8 (delapan) Perguruan Tinggi dan 1 (satu) Lembaga Masyarakat. Melalui program

adopsi pulau ini, pihak perguruan tinggi dan Lembaga Masyarakat sebagai mitra

kerjasama, berkesempatan langsung untuk mendiseminasikan dan mempraktekan ilmu

dan teknologi yang dimilikinya sebagai wujud pengejawantahan tridharma perguruan

tinggi. Masuknya keunggulan teknologi dan kompetensi perguruan tinggi, diharapkan

dapat mengakselerasi pengembangan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan, yang

diharapkan berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pulau-

pulau kecil.

Tahun 2014 terjalin 2 (dua) kerjasama Adopsi Pulau yang mencakup pengelolaan 3

(tiga) pulau, yaitu :

1. Kerjasama Adopsi Pulau antara Direktorat Jenderal KP3K-KKP dengan Universitas

Bengkulu.

Sebagai turunan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan

dengan Universitas Bengkulu nomor: 02/SJ_KKP/KB/II/2014 dan 2509/UN30/HK/2014

tanggal 18 Februari 2014 tentang pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

Perikanan, telah ditandatangani PKS antara Dirjen KP3K dengan Universitas Bengkulu

nomor: 02/KP3K/KKP/PKS/II/2014 dan 2510/UN30/HK/2014 tanggal 18 Februari 2014

tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar di Pulau Enggano dan Pulau Mega, Provinsi

Maluku.

Adapun ruang lingkup kerjasama yang dilaksanakan, antara lain:

a) penataan ruang pulaiu-pulau kecil terluar

b) konservasi kawasan dan jenis ikan

c) mitigasi bencana dan adaptasi terhaap perubahan iklim serta rehabilitasi ekosistem

pulau-pulau kecil terluar

d) pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha

e) pendayagunaan pulau-pulau kecil

f) pengembangan Program Mitra Bahari

2. Kerjasama Adopsi Pulau antara Direktorat Jenderal KP3K-KKP dengan Universitas

Halu Oleo.

Sebagai turunan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan

dengan Universitas Haluoleo nomor: 06/SJ_KKP/KB/III/2014 dan 1652/UN29/LL/2014

tanggal 22 Maret 2014 tentang pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

Perikanan, telah ditandatangani PKS antara Dirjen KP3K dengan Universitas Haluoleo

nomor: 04/KP3K/KKP/PKS/III/2014 dan 1653/UN29/LL/2014 tanggal 22 Maret 2014

tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar di Pulau Lingian, Provinsi Sulawesi Tengah.

Adapun ruang lingkup kerjasama yang dilaksanakan, antara lain:

a) penyusunan master plan pendayagunaan Pulau Lingian

b) Penataan ruang dan zonasi

c) konservasi kawasan dan jenis ikan

d) mitigasi bencana dan adaptasi terhadap perubahan iklim serta rehabilitasi ekosistem

e) pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha

f) pengembangan Program Mitra Bahari

g) pemanfaatan sarana dan prasarana

h) pengabdian masyarakat

d. Ekspos pulau-pulau Kecil

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari keberadaan pulau-pulau kecil yang selama ini

menjadi ciri khasnya sebagai negara kepulauan. Dengan luas area lebih kecil atau sama

dengan 2.000 km2, sebanyak 17.504 pulau kecil membentang luas di nusantara beserta

kesatuan ekosistemnya. Selain secara fisik, pulau-pulau kecil juga memiliki fungsi

strategis di bidang politik, ekonomi, maupun ekologi. Di bidang politik, pulau-pulau kecil

terluar menjadi simbol kedaulatan negara dan memegang fungsi pertahanan keamanan

sekaligus menjadi pintu gerbang keluar masuknya aliran barang dan orang.

Dari sisi ekonomi, wilayah pulau-pulau kecil merupakan kawasan dengan

produktivitas hayati tinggi, pusat kegiatan wisata, memiliki peluang besar untuk

dikembangkan sebagai wilayah bisnis-bisnis potensial yang berbasis pada sumberdaya

(resource based industry). Secara ekologi, ekosistem pesisir dan laut pulau-pulau kecil

berfungsi sebagai pengatur iklim global, siklus hidrologi, penyerap limbah, sumber plasma

nutfah, sumber energi alternatif, dan sistem penunjang kehidupan lainnya.

Mengingat pentingnya arti pulau-pulau kecil bagi keberlanjutan masa depan bangsa,

dan dalam rangka peringatan “The World Oceans Day” yang jatuh pada setiap tanggal 8

Juni serta “The Coral Triangle Day” yang dirayakan setiap tanggal 9 Juni, Direktorat

Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau

Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelar kegiatan Ekspos Pulau-Pulau Kecil

yang dipusatkan di Pulau Tidung Kecil Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. “The World

Oceans Day” dan “The Coral Triangle Day” menjadi momentum bagi peningkatan

kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya mengetahui dan membangun

lingkungan laut dan pulau-pulau kecil kita.

Tujuan dari kegiatan Ekspos Pulau-Pulau Kecil adalah :

a. Memberikan informasi tentang program dan hasil-hasil kegiatan Direktorat

Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil.

b. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian bersama dalam upaya pengelolaan

sumberdaya pulau-pulau kecil yang lestari dan berkelanjutan.

c. Bentuk partisipasi aktif dalam peringatan World Oceans Day dan The Coral Triangle

Day Tahun 2014.

Kegiatan Ekspos Pulau-Pulau Kecil di Pulau Tidung Kecil dibuka oleh Direktur

Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam sambutannya Direktur Pendayagunaan

Pulau-Pulau Kecil menekankan pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan pulau

mengingat potensi besar yang terkandung pada pulau tersebut.

Berdasarkan tema besar yang dipilih, yaitu ”Save Our Small Island”, kegiatan

Ekspos Pulau-Pulau Kecil ini mengusung nilai-nilai penyelamatan terhadap pulau kecil.

Menyelamatkan fungsi lingkungan pulau kecil secara berkelanjutan melalui gerakan

bersih pantai, penanaman mangrove dan transplantasi karang. Di bagian akhir kegiatan

dilakukan Deklarasi Peduli Pulau-Pulau Kecil sebagai wujud peneguhan komitmen seluruh

peserta kegiatan akan pentingnya menjaga kelestarian Pulau-pulau Kecil.

Tabel 11. Lokasi Fasilitasi Perbaikan Lingkungan dan Adaptasi berbasis

Mitigasi di pulau-pulau Kecil Tahun 2014

Komponen kegiatan Lokasi

A. Kegiatan Pusat

1

Fasilitasi Rehabilitasi dan

Peningkatan Kualitas

Lingkungan Pulau-Pulau Kecil

Berbasis Masyarakat

1 P. Bintan Bintan Kepri

2 P. Kerumputan Kota Baru Kalimantan Selatan

3 P. Nangka Bangka Tengah Babel

4 P. Anso Pariaman Sumbar

2

Peningkatan Ketahanan

Masyarakat PPK Terhadap

Bencana dan Perubahan

Iklim

5 P. Weh Sabang Aceh

6 P. Maitara Tidore Kepulauan Maluku Utara

7 P. Sangihe Kep. Sangihe Sulawesi Utara

8 P. Rote Rote Ndao NTT

3

Fasilitasi kerjasama

kemitraan dalam mendukung

Pendayagunaan PPK

9 P. Enggano Bengkulu Utara Bengkulu

10 P. Mega Bengkulu Utara Bengkulu

11 P. Lingian Tolitoli Sulawesi Tengah

4 Ekspose Pulau-pulau Kecil 12 P. Tidung Kecil Kepulauan Seribu DKI Jakarta

B. Kegiatan Dekonsentrasi

1.

Peningkatan Kualitas

Lingkungan Pulau-Pulau Kecil

Berbasis Masyarakat

13 P. Mambule Kapuas Kalteng

14 P. Parang Jepara Jateng

15 P. Battoa Polewalimandar Sulbar

16 P. Lepar Bangka Selatan Babel

17 P. Wangiwangi Wakatobi Sultra

18 P. Sapeken Sumenep Jatim

19 P. Kambuno Sinjai Sulsel

20 P. Angguk Banggai Laut Sulteng

21 Gili Gede Lombok Barat NTB

22 P. Rupat Bengkalis Riau

2.

Peningkatan Ketahanan

Masyarakat PPK terhadap

Bencana dan Perubahan

Iklim

23 P. Bawa Nias Barat Sumut

24 P. Kelang Seram Bagian Barat Maluku

25 P. Duyung Lingga Kepri

26 P. Tuakara Halmahera Barat Malut

27 P. Sukun Sikka NTT

28 P. Waigeo Raja Ampat Papua Barat

29 P. Sabira Kep. Seribu DKI Jakarta

30 P. Topah Simeuleu Aceh

31 P. Nasi Aceh Besar Aceh

32 P. Manado Tua Kota Manado Sulut

4) Fasilitasi Kegiatan investasi di pulau-pulau kecil

Pulau-pulau kecil merupakan salah satu sumberdaya kelautan yang memiliki potensi

yang besar untuk dimanfaatkan. Kawasan ini menyediakan sumberdaya alam yang

produktif, misalnya ekosistem mangrove, terumbu karang dan ekosistem lamun beserta

biota yang hidup di dalamnya yang merupakan sumber bahan makanan, kawasan

pendukung perikanan tangkap dan perikanan budidaya, pariwisata, konservasi dan jasa-

jasa lingkungan lainnya. Selain itu, kawasan pulau-pulau kecil mengandung potensi

pengembangan yang prospektif yang mampu berkontribusi bagi pendapatan daerah dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, potensi kelautan, perikanan

dan pariwisata di kawasan pulau-pulau kecil belum dimanfaatkan secara optimal bagi

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah ini.

Pemanfaatan pulau-pulau kecil hingga saat ini masih banyak menghadapi

permasalahan yang diantaranya permasalahan lingkungan, pencemaran perairan,

permasalahan ekonomi masyarakat, permasalahan SDM, sosial dan budaya yang

berimplikasi kepada aktivitas yang bersifat mengganggu kelestarian sumberdaya. Selain

itu, terbatasnya sarana dan prasarana penunjang merupakan salah satu faktor yang

menghambat pengembangan aktivitas perekonomian di wilayah ini. Permasalahan-

permasalahan tersebut harus dipecahkan secara terpadu, bersifat lintas sektoral dan

menyertakan masyarakat sebagai subyek pembangunan sehingga nantinya akan

dihasilkan pembangunan ekonomi yang berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat, namun tetap berwawasan lingkungan.

Kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya alam hayati yang demikian tinggi di

kawasan pulau-pulau kecil, menjadikan kawasan ini sangat potensial bagi pengembangan

kegiatan ekonomi produktif untuk menghasilkan barang dan jasa melalui mekanisme

investasi, baik dari swasta, Pemerintah Daerah, kelompok masyarakat, maupun

masyarakat adat. Pengembangan kegiatan investasi di pulau-pulau kecil secara nyata

memiliki prospek menjanjikan sebagai sumber perekonomian baru. Oleh sebab itu

berdasarkan rencana strategi pembangunan kelautan pesisir dan pulau-pulau kecil,

pengelolaan pulau-pulau kecil seyogyanya perlu di dorong melalui akselerasi kegiatan

investasi yang berbasis sumberdaya pulau-pulau kecil dan masyarakat secara sinergis

dan berkelanjutan.

Lokasi kegiatan sebagian diarahkan untuk penguatan pada pulau yang lama dan

sebagian pada pulau yang baru yang terdapat indikasi kuat investasi oleh pihak swasta

maupun adanya usulan/permintaan dari Pemerintah Daerah. Untuk tercapainya target

output tersebut, serta meningkatkan kemanfaatan kegiatan, maka diperlukan dukungan,

kerjasama dan kemitraan lintas sektor dan pemerintah daerah serta pemangku

kepentingan terkait. Dengan demikian diharapkan target pelaksanaan investasi di pulau-

pulau kecil dapat tercapai.

Tabel 12. Capaian Jumlah Pulau Kecil yang Terfasilitasi Investasinya Tahun

2014

Sasaran Strategis Uraian IKK Target Realisasi % Evaluasi

CUSTOMER PERSPECTIVE

Meningkatnya

Pengelolaan SDKP

yang Berkelanjutan

Jumlah pulau kecil

yang terfasilitasi

investasinya

5 5 100 Sasaran

tercapai

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap capaian kinerja untuk indikator kinerja jumlah

pulau kecil yang terfasilitasi investasinya, Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil

telah berhasil mencapai target, dimana realisasi capaian sebesar 100 %.

Tabel 13. Capaian Jumlah Pulau kecil yang Terfasilitasi Investasinya Tahun

2010-2014

Sasaran

Strategis Uraian IKK

Capaian

2010 2011 2012 2013 2014

CUSTOMER PERSPECTIVE

Meningkatnya

Pengelolaan SDKP

yang Berkelanjutan

Jumlah pulau kecil yang

terfasilitasi

investasinya.

5 5 5 5 5

Berdasarkan data capaian kinerja untuk indikator kinerja jumlah pulau kecil yang

terfasilitasi investasinya dari tahun 2010-2014 pencapain sesuai dengan target yang telah

ditetapkan. Kegiatan Direktorat pendayagunaan Pulau-pulau Kecil yang terkait dengan

indikator kinerja pulau-pulau kecil yang terfasilitasi investasinya tahun 2014 adalah :

1) Fasilitasi dan Koordinasi Tim Akselerasi Investasi Pulau-pulau Kecil

2) Penyusunan Perpres Mengenai Pengalihan Saham dan Luasan Lahan di PPK dalam

rangka PMA

3) Pengembangan Investasi di Pulau-pulau Kecil

4) Promosi Investasi Pulau-pulau Kecil

5) Publikasi dan Sosialisasi Investasi PPK

a. Fasilitasi dan Koordinasi Tim Akselerasi Investasi Pulau-pulau Kecil

Sesuai dengan UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

pulau Kecil, pemanfaatan pulau-pulau kecil (PPK) dan perairan sekitarnya diprioritaskan

untuk salah satu atau lebih kepentingan berikut: konservasi, pendidikan dan pelatihan,

penelitian dan pengembangan, budidaya laut, pariwisata, usaha perikanan dan kelautan

dan industri perikanan secara lestari, pertanian organik, dan/atau peternakan.

Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan

yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan

Indonesia di masa yang akan datang. Kawasan ini menyediakan sumberdaya alam yang

produktif seperti terumbu karang, padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan

dan kawasan konservasi.

Apabila segenap potensi pulau-pulau kecil ini dapat dikembangkan secara optimal

dan berkelanjutan, maka tidak mustahil keberadaan pulau-pulau kecil akan menjadi

sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi bangsa Indonesia di masa depan. Harus diakui

bahwa selama ini pembangunan dan pengelolaan potensi ekonomi pulau-pulau kecil

belum dilakukan secara optimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas

pembangunan di pulau-pulau kecil adalah dengan melakukan dorongan investasi di

kawasan pulau-pulau kecil. Beberapa daerah telah menyusun rencana zonasi/ rencana

zonasi rinci wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan beberapa kawasan konservasi di

daerah juga telah memiliki zona pemanfaatan. Namun demikian implementasi investasi di

wilayah pulau-pulau kecil masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain

di daratan.

Kegiatan fasilitasi investasi di pulau-pulau kecil yang dibutuhkan untuk

mengakselerasi proses investasi ke pulau-pulau kecil. Untuk mendukung hal tersebut

maka dibutuhkan koordinasi yang kuat dan sinergis lintas sektor terkait melalui Tim

Akselerasi Investasi Pulau-pulau Kecil. Dengan adanya kegiatan ini, pada tahun 2014

telah terjadi investasi di 5 (lima) lokasi.

Tabel 14. Daftar Pulau kecil yang Terfasilitasi Investasinya Tahun 2014

No. Lokasi Nilai Investasi

1. Pulau Nipa, Kota Batam,

Kepulauan Riau

Investasi Senilai Rp. 5,09 Triliun untuk

kegiatan Oil Storage

2. Pulau Gili Nanggu, Kab.

Lombok Barat, NTB

Investasi senilai USD 5,5 Juta untuk Resort

Hotel Bintang 5++

3. Pulau Bawal, Kab. Ketapang,

Kalimantan Barat

Investasi senilai Rp. 147 Milyar untuk

Kebun Kelapa Sawit

4. Pulau Gili Sunut, Kab. Lombok

Timur, NTB

Investasi senilai USD 40 Juta untuk Resort

Hotel Bintang 5

5. Perairan Gugus Pulau Pari,

Kep. Seribu, DKI Jakarta

Investasi senilai Rp. 500 Milyar untuk

Resort

b. Pengembangan Investasi di Pulau-pulau Kecil

Potensi pengembangan investasi di pulau-pulau kecil di Indonesia sesungguhnya

sangat besar. Ribuan pulau-pulau kecil tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan di

berbagai bidang, antara lain perikanan, pariwisata bahari, pertanian, peternakan,

pendidikan, penelitian, dan lain-lain. Namun demikian, implementasi investasi untuk

memanfaatkan segenap potensi sumberdaya yang ada di pulau-pulau kecil tersebut masih

sangat kecil dan jauh dari harapan.Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil

dan kondusif untuk tumbuhnya investasi.

Masih rendahnya implementasi investasi di pulau-pulau kecil disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain aksessibilitas yang rendah, masih terbatasnya infrastruktur

pendukung pengembangan investasi, tata kelola pulau yang tidak baik, dan masih

rendahnya daya tarik investasi di pulau kecil tersebut.

Kegiatan pengembangan investasi di pulau-pulau kecil sebagai upaya-upaya untuk

penguatan daya tarik investasi di pulau-pulau kecil, sehingga mendorong minat calon

investor untuk berinvestasi di pulau-pulau kecil. Kegiatan ini dilaksanakan di 10 lokasi

antara lain : Kab. Pasaman Barat (Sumatera Barat), Kab. Minahasa Tenggara (Sulawesi

Utara), Kab. Bintan (Kepulauan Riau), Kota Tidore (Maluku Utara), Kab. Berau

(Kalimantan Timur), Kab. Raja Ampat (Papua Barat), Kab. Lembata (Nusa Tenggara

Timur), Kab. Belitung (Bangka Belitung), Kep. Seribu, (DKI Jakarta)

c. Promosi Investasi Pulau-pulau Kecil

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia

memiliki ribuan pulau kecil yang tersebar di seluruh nusantara. Keberadaan pulau-pulau

kecil memiliki arti strategis secara ekonomi bagi bangsa Indonesia. Sebab di pulau-pulau

kecil menyimpan berbagai potensi sumberdaya yang sangat besar, mulai dari yang

bersifat ekstraktif maupun non ekstraktif. Apabila segenap potensi pulau-pulau kecil ini

dapat dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan, maka tidak mustahil keberadaan

pulau-pulau kecil akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi bangsa

Indonesia di masa depan.

Kawasan pulau-pulau kecil yang umumnya sangat indah, serta memiliki potensi

sumberdaya kelautan yang sangat baik dapat dijadikan destinasi pariwisata maupun

peluang investasi bagi investor. Harus diakui bahwa selama ini pembangunan dan

pengelolaan potensi ekonomi pulau-pulau kecil belum dilakukan secara optimal. Salah

satu upaya untuk meningkatkan kapasitas pembangunan di pulau-pulau kecil adalah

dengan melakukan dorongan investasi di kawasan pulau-pulau kecil. Kegiatan Promosi

Investasi Pulau-pulau Kecil merupakan faktor penting dalam mendorong minat investor

dalam berinvestasi di pulau-pulau kecil di Indonesia.

Kegiatan promosi investasi pulau-pulau kecil dapat dilakukan melalui kegiatan

pameran, talkshow, siaran pers maupun publikasi di media baik cetak, elektronik

maupun berbasis web. Lokasi kegiatan di Jakarta, Kota Manado (Sulawesi Utara), Kab.

Raja Ampat (Papua Barat), Kota Surabaya (Jawa Timur) dan Kab. Kota Baru (Kalimantan

Selatan)

d. Publikasi dan Sosialisasi Investasi PPK

Publikasi dan sosialisasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk

memberikan pengetahuan mengenai potensi sumberdaya di pulau-pulau kecil bagi para

pelajar/mahasiswa, memberikan panduan bagi pelajar/mahasiswa mengenai pelaksanaan

investasi pulau-pulau kecil secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat, serta

meningkatkan pemanfaatan secara optimal terhadap sumberdaya alam di pulau-pulau

kecil.

Lokasi yang dipilih untuk kegiatan sosialisasi adalah kampus Universitas Halueleo

(Kendari, Sulawesi Tenggara), Universitas Jenderal Soedirman (Purwokerto, Jawa

Tengah), Universitas Padjajaran (Bandung, Jawa Barat) dan Institut Pertanian Bogor

(Jawa Barat). Jumlah peserta sekitar 80 orang.

Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi antara lain :

Pemanfaatan pulau-pulau kecil

Pembinaan dan pengawasan pulau-pulau kecil

Kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil

Kebijakan investasi pulau-pulau kecil

Strategi dan model investasi pulau-pulau kecil

Diharapkan dari hasil kegiatan ini adalah terciptanya ide atau gagasan terhadap

pemanfaatan sumberdaya alam di pulau-pulau kecil, terciptanya peluang usaha investasi

di pulau-pulau kecil serta tertatanya mekanisme investasi di pulau-pulau kecil.

3.3.3. Capaian Kinerja Pada Perspektif Internal (Internal Process Perspective)

Capaian kinerja pada Pada Persektif Internal (Internal Process Perspective) Direktorat

Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil berasal dari dua capaian Sasaran Strategis sebagai

berikut :

1) Tersedianya Kebijakan di Bidang PPK Sesuai Kebutuhan

Indikator kinerja yang digunakan adalah :

Jumlah Kebijakan Publik Bidang PPK

Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan di Bidang PPK

Tabel 15. Capaian Kebijakan di Bidang PPK Sesuai Kebutuhan Tahun 2014

Sasaran

Strategis Uraian IKU Target Realisasi Persentase Evaluasi

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

Tersedianya

Kebijakan di

Bidang PPK

Sesuai

Kebutuhan

Jumlah

Kebijakan

Publik

Bidang PPK

4 4 100 Target

Tercapai

Jumlah Draft

Peraturan

Perundang-

undangan di

Bidang PPK

1 1 100 Target

Tercapai

Kebijakan Publik Bidang PPK yang dihasilkan selama tahun 2014 antara lain :

a. Review Peraturan Dirjen KP3K Nomor: 9/PER-DJKP3K/2013 tentang Pedoman

Teknis Pemetaan Potensi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil

b. Peraturan Dirjen KP3K Nomor: 10/PER-DJKP3K/2014 tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Sarana Prasarana Di Pulau-Pulau Kecil

c. Peraturan Dirjen KP3K Nomor: …. /PER-DJKP3K/2014 tentang Pedoman Teknis

Adopsi Pulau

d. Draft Rancangan Peraturan Presiden Nomor: …. Tahun 2014 tentang Pengalihan

Saham dan Luasan Lahan Dalam Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Pemanfaatan

Perairan di Sekitarnya Dalam Rangka Penanaman Modal Asing

e. Draft peraturan perundang-undangan bidang PPK, yakni Revisi Perpres Nomor 78

Tahun 2005 mengenai Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT).

2) Terkelolanya Wilayah Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Yang Terpadu

dan Berkelanjutan

Indikator Kinerja yang digunakan adalah Jumlah Pulau-pulau Kecil Yang Dikelola

Melalui Kerjasama. Penguatan pengelolaan pulau-pulau kecil di Indonesia merupakan

prioritas pembangunan saat ini. Selain peran pemerintah, penguatan pengelolaan tersebut

dapat dilakukan oleh pihak swasta, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan

peran serta masyarakat.Pemerintah membuka ruang partisipasi seluas-luasnya kepada

para pihak dalam pengelolaan pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar

sepanjang pemanfaatannya dilakukan dalam kerangka koridor hukum dan peruntukan

kegiatan yang sesuai dengan kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil. Hal ini

dimaksudkan agar intervensi terhadap pengeloalan pulau-pulau kecil dapat dilakukan

secara sinergis, memicu percepatan serta mengurasi disparitas pembangunan antar

wilayah termasuk pulau-pulau kecil.

Salah satu instrumen pengelolaan pulau-pulau kecil adalah melalui mekanisme

Adopsi Pulau. Adopsi Pulau adalah suatu mekanisme pengelolaan pulau-pulau kecil yang

dilakukan melalui pelibatan para pemangku kepentingan guna mendukung pengelolaan

pulau-pulau kecil secara berkelanjutan.Adopsi Pulau tidak memberikan hak pengelolaan

pulau kepada pihak lain secara ekslusif, tetapi menitikberatkan kepada pelaksanaan

kegiatan bersama para pihak untuk mengatasi isu dan permasalahan pada suatu pulau

tertentu.

Melalui Adopsi Pulau, kegiataan pengelolaan pulau-pulau kecil dapat lebih bervariasi

karena melibatkan partisipasi publik dengan dukungan alokasi sumberdaya yang lebih

besar. Dengan menitiberatkan pada aspek kemitraan, Adopsi Pulau perlu didukung

dengan aturan main dan kerangka kerjasama yang dapat menarik minat sekaligus

memberi nilai manfaat bagi pelaku. Nilai manfaat tersebut tidak semata-mata terkalkulasi

secara finansial dan ekonomi, tetapi lebih luas dari pada itu yaitu nilai sosial dan

lingkungan.

Keikutsertaan dan partisipasi publik terutama private sector dan BUMN dalam

Adopsi Pulau, dapat dimaknai sebagai bagian dari proses bisnis perusahaan sehingga

merupakan sesuatu yang dapat dipahami secara rasional. Sebagai instrumen pengelolaan

pulau-pulau kecil, Adopsi Pulau kemudian menjadi salah satu pilar penting dalam upaya

mengelola pulau menuju kemandirian.

Adopsi Pulau diprioritaskan pada Pulau-Pulau Kecil Terluar dengan pertimbangan

bahwa PPKT memiliki nilai strategis terkait kedaulatan NKRI serta upaya percepatan

pembangunan PPKT yang umumnya tertinggal. Selain itu Undang-Undang memberika

mandat untuk pengelolaan PPKT melalui Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan PPKT dan melalui UU No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-pulau Kecil beserta produk turunannya, yaitu Peraturan Pemerintah No.62

Tahun 2010 tentang Pemanfaatan PPKT.

Adopsi Pulau dilaunching pada tahun 2011 yang ditandai dengan penandatangan

Kesepakatan Bersama antara KKP dengan Kementerian BUMN dan Kesepakatan Bersama

antara KKP dengan BP Migas (sekarang SKK Migas). Kesepakatan bersama ini dijadikan

dasar kerjasama untuk menggalang pastisipasi dari BUMN dan perusahaan Migas melalui

pemanfaatan dana PKBL dan CSR untuk pembangunan PPKT.

Tabel 16. Capaian Pulau-Pulau Kecil Yang Dikelola Bekerjasama Dengan Pihak

Lain TA. 2014

Sasaran

Strategis Uraian IKU Target Realisasi Persentase Evaluasi

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

Terkelolanya

Wilayah Laut,

Pesisir dan

Pulau-Pulau

Kecil Yang

Terpadu dan

Berkelanjutan

Jumlah Pulau-

Pulau Kecil

Yang Dikelola

Bekerjasama

Dengan Pihak

Lain

9 12 133,33 Target

Tercapai

Tabel 17. Daftar Pulau-Pulau Kecil Yang Dikelola Bekerjasama dengan Pihak

lain TA. 2014

No Nama Pulau Kab./Kota, Provinsi Kerjasama

1 Pulau Sebatik Kab. Nunukan,

Kalimantan Utara

DJKP3K dengan UNHAS

2 Pulau

Nusakambangan

Kab. Cilacap, Jawa

Tengah

DJKP3K dengan IPB

3 Pulau Subi Kecil Kab. Natuna, Kepri DJKP3K dengan IPB

4 Pulau Larat Kab. Maluku Tenggara

Barat (MTB), Maluku

DJKP3K dengan UI

5 Pulau Alor Kab. Alor, NTT DJKP3K dengan UGM

6 Pulau Batu Kecil Kab. Lampung Barat,

Lampung

DJKP3K dengan Yayasan

Kalpatma dan Kodam II Sriwijaya

7 Pulau Maratua Kab. Berau, Kaltim DJKP3K dengan ITS

8 Pulau Poteran Kab. Sumenep, Jawa

Timur

DJKP3K dengan ITS

9 Pulau Karimun Kecil Kab. Karimun,

Kepulauan Riau

DJKP3K dengan UNDIP

10 Pulau Mega Kab. Bengkulu Utara,

Bengkulu

DJKP3K dengan Universitas

Bengkulu (UNIB)

11 Pulau Enggano Kab. Bengkulu Utara,

Bengkulu

DJKP3K dengan Universitas

Bengkulu (UNIB)

12 Pulau Lingian Kab. Tolitoli, Sulawesi

Tengah

DJKP3K dengan Universitas Halu

Oleo

Sejak Tahun 2012 terjalin 9 (sembilan) kemitraan kerjasama pengelolaan pulau-

pulau kecil, termasuk PPKT antara Direktorat Jenderal KP3K-KKP dengan 8 (delapan)

Perguruan Tinggi dan 1 (satu) Lembaga Masyarakat. Melalui program adopsi pulau ini,

pihak perguruan tinggi dan Lembaga Masyarakat sebagai mitra kerjasama,

berkesempatan langsung untuk mendiseminasikan dan mempraktekan ilmu dan teknologi

yang dimilikinya sebagai wujud pengejawantahan tridharma perguruan tinggi. Masuknya

keunggulan teknologi dan kompetensi perguruan tinggi, diharapkan dapat mengakselerasi

pengembangan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan, yang diharapkan berdampak pada

peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pulau-pulau kecil. Perkembangan

program Adopsi Pulau dalam Lampiran 2.

3.3.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learn And Growth

Perspektive)

Capaian kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learn And

Growth Perspektive) Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil berasal dari empat

sasaran strategis yaitu :

Tersedianya SDM Dit. PPPK yang Kompeten dan Profesional

Tersedianya Informasi Dit. PPPK Yang Valid, Handal, Dan Mudah Diakses

Terwujudnya Good Governance & Clean Government Dit. PPPK

Terkelolanya Anggaran Dit. PPPK secara optimal

Penjelasan tentang capaian masing-masing sasaran strategis adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya SDM Dit. PPPK yang Kompeten dan Profesional

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur sasaran Tersedianya SDM Dit.

PPPK yang Kompeten dan Profesional yaitu Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III

dan IV di DJKP3K.

Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Tersedianya SDM Dit. PPPK yang

Kompeten dan Profesional

Sasaran Strategis Uraian IKU Target Realisasi Persentase

Learn And Growth Perspektive

Tersedianya SDM Dit.

PPPK yang Kompeten

dan Profesional

Indeks Kesenjangan

Kompetensi Eselon III

dan IV di Dit. PPK (%)

50% - -

2. Tersedianya Informasi Dit. PPK Yang Valid, Handal, Dan Mudah Diakses

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur sasaran Tersedianya Informasi

Dit. PPK Yang Valid, Handal, Dan Mudah Diakses yaitu Service Level Agreement DJKP3K.

Tabel 19. Capaian Kinerja Tersedianya Informasi Dit. PPPK Yang Valid, Handal,

Dan Mudah Diakses

Sasaran Strategis Uraian IKU Target Realisasi Persentase

Learn And Growth Perspektive

Tersedianya Informasi Dit.

PPK Yang Valid, Handal,

Dan Mudah Diakses

Service Level

Agreement

DJKP3K

75% 93,13

124,17%

3. Terwujudnya Good Governance & Clean Government Dit. PPK

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur sasaran Terwujudnya Good

Governance & Clean Government Dit. PPPK, terdiri atas empat indikator dengan capaian

kinerja sebagai berikut :

1) Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal Dan Eksternal Pemerintah (APIEP)

2) Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja DJKP3K

3) Nilai Inisiatif Anti Korupsi DJKP3K

4) Nilai Penerapan RB DJKP3K

Tabel 20. Capaian Kinerja Terwujudnya Good Governance and Clean

Government Dit. PPK

Sasaran Strategis Uraian IKU Target Realisasi Persentase

Learn And Growth Perspektive

Terwujudnya Good

Governance & Clean

Government DJKP3K

Jumlah Rekomendasi

Aparat Pengawas

Internal Dan Eksternal

Pemerintah (APIEP)

100 61

61%

Tingkat Kualitas

Akuntabilitas Kinerja

DJKP3K

Nilai

AKIP A

A (80,57)

100%

Nilai Inisiatif Anti

Korupsi DJKP3K

7,75 7,9

101,94%

Nilai Penerapan RB

DJKP3K

80 75,95

94,94%

4. Terkelolanya Anggaran Dit. PPPK Secara Optimal

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur sasaran Terkelolanya Anggaran

Dit. PPPK Secara Optimal yaitu Persentase Penyerapan DIPA Dit. PPPK (%). Berdasarkan

pagu anggaran yang terdapat dalam DIPA tahun anggaran 2014, Direktorat

Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil memiliki nilai sebesar Rp. 169.850.000.000,- Adanya

kebijakan penghematan anggaran, pagu anggaran menjadi Rp. 133.350.000.000 Dan

pada akhir tahun anggaran 2014 jumlah pagu yang terserap sebesar : Rp.

132.717.779.269 (99,53%) dengan sisa dana yang tidak terserap sebesar Rp.

632.220.731 (0,47 %).

Tabel 21. Capaian Kinerja Kegiatan Terkelolanya Anggaran Dit. PPPK Secara

Optimal

Sasaran

Strategis Uraian IKU Target Realisasi Persentase Evaluasi

LEARN & GROWTH PERSPEKTIVE

Terkelolanya

Anggaran Dit. PPPK

secara optimal

Persentase

Penyerapan

DIPA Dit. PPPK

95 99,53 104,77 Target

Tercapai

3.2. Realisasi Anggaran

Tabel 22. Realisasi Anggaran Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil

Tahun 2014

No Indikator Kinerja Realisasi Anggaran

Pagu Realisasi Persentase

1 Identifikasi potensi dan

pemetaan pulau-pulau

kecil

3.307.340.000 3.305.954.400 99,96

2 Fasilitasi penyediaan

sarana dan prasarana

pulau-pulau kecil

116.737.944.000 116.258.373.202 99,59

3 Fasilitasi perbaikan

Lingkungan, Mitigasi

dan Adaptasi Bencana

di pulau-pulau Kecil

3.260.960.000 3.258.127.800 99,91

4 Fasilitasi Kegiatan

investasi di pulau-pulau

kecil

2.943.902.000 2.939.110.699 99,84

5 NSPK 473.000.000 439.361.700 92,89

6 Layanan Perkantoran 6.626.854.000 6.516.851.468 98,34

T O T A L 98,42

Bab IV. Penutup

3.4. Kesimpulan

Secara umum, Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil telah melakukan

berbagai kegiatan yang mendukung terhadap pencapaian sasaran yang ditetapkan.

Hal ini dapat dibuktikan dengan pencapaian rata-rata indikator sasaran diatas 100

%.

3.5. Saran

Berkenaan dengan capaian kinerja Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil

tahun 2014, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain

1. Perlu didefinisikan pengertian pulau kecil termasuk pulau kecil yang dikelola, agar

kegiatan yang dilakukan di pulau-pulau kecil dapat memberikan manfaat dan

output yang lebih luas.

2. Agar bantuan sarana dan prasarana yang diberikan kepada masyarakat pulau-pulau

kecil dapat memberikan manfaat bagi kemandirian masyarakat,perlu dilakukan

kegiatan pembinaan dan pendampingan pengelolaan bantuan sarana dan prasarana

secara berkesinambungan.

Lampiran 1. Peta Strategis Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil

S

TA

KE

HO

LD

ER

PE

RS

PE

CT

IVE

CU

ST

OM

ER

PE

RS

PE

CT

IVE

INT

ER

NA

L P

RO

CE

SS

PE

RS

PE

CT

IVE

LE

AR

N &

GR

OW

TH

PE

RS

PE

CT

IVE

HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL

SS5. Tersedianya

SDM DIT. PPPK

yang kompeten

dan profesional

SS6. Tersedianya

informasi Dit.

PPPK yang valid,

handal dan

mudah diakses

SS7. Terwujudnya

good governance &

clean government

di Dit. PPPK

FINANCIAL CAPITAL

SS8. Terkelolanya

anggaran DIT. PPPK

secara optimal

SS1. Meningkatnya

Kesejahteraan

Masyarakat KP

SS3.

Tersedianya

Kebijakan di

bidang PPK

Sesuai

Kebutuhan

PELAKSANAAN KEBIJAKANPERUMUSAN

KEBIJAKAN

MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN

PETA STRATEGI DIREKTORAT PENDAYAGUNAAN PULAU-PULAU KECIL

SS4. Terkelolanya

wilayah laut, pesisir

dan pulau-pulau

kecil secara

terpadu dan

berkelanjutan

SS2.

Meningkatnya

Pengelolaan

SDKP yang

berkelanjutan

Lampiran 2. Perjanjian Kinerja

Lampiran 3. Memo Laporan Capaian Pulau-pulau Kecil Tahun 2014

Lampiran 4. Hasil identifikasi kegiatan ekonomi produktif di 25 lokasi

pendampingan PLTS

No Pulau Desa Penduduk

(Jiwa) Pemanfaat

(KK) KWP

Daya/ Rumah

Potensi Ekonomi Produktif

Bentuk Intervensi Kegiatan

1 Alor Langkuru 425 106 30 450 Watt

Pengembangan Budidaya Rumput Laut

Modal Usaha Budidaya Rumput Laut

Pengembangan Budidaya Rumput Laut

Pengolahan Pasca Panen Rumput Laut

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Pemasangan Rumpon

Peningkatan hasil peternakan

Modal usaha ternak unggas

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

2 Maratua Teluk Harapan 1078 206 50 450 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengembangan usaha wisata bahari/rumah makan terapung,

Modal Usaha Rumah Makan Terapung/ Minawisata

Pengembangan ekowisata selam

Bantuan Alat Selam

3 Kerdau Kerdau 283 73 50 400 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

4 Simuk Silina Baru 544 213 50 50 KwP

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

5 Enggano Banjar Sari 825 386 50 50 KwP

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengembangan ekowisata selam

Bantuan Alat Selam

Pengembangan usaha wisata bahari

Minawisata

Pengolahan Hasil Pertanian

Modal usaha pengolahan Pisang

6 Sebatik Bukit Harapan 683 121 50 450 Watt Pengolahan hasil pertanian

Bantuan alat dan Modal usaha pengolahan Pisang

7 Lingian Ogotua 328 81 30 500 Watt

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengembangan usaha wisata bahari

Minawisata/ Restoran Terapung

Budidaya Rumput Laut Bantuan Modal Usaha Budidaya Rumput Laut

Potensi Ekowisata Konservasi Penyu

Pengembangan Zonasi Kawasan Konservasi Penyu

13 Bras Mapia 73 26 30 220 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengolahan hasil pertanian (Kopra)

Modal usaha pengolahan kopra

14 Bepondi Masyai 519 99 50 450 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengolahan hasil pertanian

Modal usaha pengolahan kopra

Pengolahan hasil pertanian

Bantuan alat parut untuk minyak kelapa

15 Liki Liki Armo 203 46 30 400 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

16 Kolepon Kalilam 622 132 50 260 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

17 Selaru Lingat 2076 569 100 250 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengembangan Budidaya Rumput Laut

Bantuan Modal Usaha Budidaya Rumput Laut

Pengolahan hasil pertanian

Modal usaha pengolahan kopra

Pengolahan hasil pertanian

Bantuan alat parut untuk minyak kelapa

8 Kawaluso Kawaluso 638 197 50 450 Watt

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengolahan hasil perkebunan (Pala, Kopra, Pisang)

Modal usaha pengolahan Pala, Kopra dan Pisang

9 Matutuang Matutuang 494 97 30 300 Watt Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

10 Kemboleng Kawio 132 34 30 450 Watt Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

11 Kakorotan Kakorotan 756 109 50 260 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

12 Bangka Lihunu 127 35 50 500 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengembangan Budidaya Rumput Laut

Bantuan Modal Usaha Budidaya Rumput Laut

Pengembangan ekowisata selam dan Mangrove

Bantuan Alat Selam

Pengembangan budidaya Udang Windu

Bantuan modal usaha dan bibit

18 Larat Lambesar

Barat 791 182 50 260 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengembangan Budidaya Rumput Laut

Bantuan Modal Usaha Budidaya Rumput Laut

Pengolahan hasil pertanian

Modal usaha pengolahan kopra

Pengolahan hasil pertanian

Bantuan alat parut untuk minyak kelapa

19 Penambulai Warabal 361 79 30 260 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengolahan Hasil Perikanan

Bantuan Modal Usaha Pengolahan Pascapanen Kepiting Bakau

Potensi Ekowisata Pengembangan Zonasi Kawasan Wisata

Pengembangan Zonasi Kawasan Konservasi Laut

Pengembangan Zonasi Kawasan Konservasi Laut

20 Wetar Tomliapat 414 105 50 450 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Kopra dan Pengolahan Kelapa

Modal usaha pengolahan kopra

21 Liran Ustutun 776 173 50 450 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

22 Luang Luang Barat 1015 150 30 450 Watt Rumput Laut Bantuan Modal Usaha Budidaya Rumput Laut

23 Meatimarang Luang Barat 74 17 30 450 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

24 Marsela Nura 405 111 50 450 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengolahan hasil pertanian

Modal usaha pengolahan kopra

Pengolahan hasil pertanian

Modal usaha pengolahan Nata de Coco

25 Marsela Lawawang 196 57 30 450 Watt

Peningkatan hasil tangkap perikanan

Bantuan Kapal dan Alat Tangkap

Pengolahan Hasil Perikanan

Coolbox, Freezer, Pabrik Es atau cold storage

Pengolahan Hasil Perikanan

Abon Ikan (pengolahan hasil perikanan)

Lampiran 5. Perkembangan Program Adopsi Pulau

No Lokasi Perkembangan Kegiatan

2012 2013 2014

Pulau

Sebatik,

Kab.

Nunukan,

Kalimatan

Utara

UNHAS

melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata

(KKN) Angkatan 1

pada 5 kecamatan

di Pulau Sebatik.

Pengabdian

Masyarakat oleh

Dosen UNHAS

bersamaan

dengan Kuliah

Kerja Nyata

Angakatan 1.

UNHAS

melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata

(KKN) Angkatan 2

bekerjasama

dengan Badan

Narkotika Nasional

(BNN).

UNHAS

melaksanakan

Dukungan Teknis

tentang

Penyusunan

Master plan untuk

Pemkab Nunukan

UNHAS

melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata

(KKN) Angkatan 3

bekerjasama

Ditjen Dikti

Kemendikbud.

DIt. PMPPU

melaksanakan

Kegiatan

Peningkatan

Kapasitas IPTEK

melalui

Regenerasi

Nelayan meliputi

Teknologi

penangkapan ikan

Dit. PPK

Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Angkatan III melibatkan

50 Mahasiswa,

merupakan KKN

Internasional

bekerjasama Malaysia

dan dukungan Direktorat

Jenderal Pendidikan

Tinggi, Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan.

Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Angkatan IV melibatkan

20 Mahasiswa UNHAS

dan 20 orang residen

rehabilitasi narkoba. KKN

ini merupakan kerjasama

UNHAS dengan Badan

Narkotika Nasional

(BNN), dengan tujuan

untuk sosialisasi dan

kampanye pengurangan

penggunaan Narkoba,

pendampingan residen

rehabilitasi narkoba

untuk bersosialisasi ke

masyarakat.

Pelaksanaan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Pulau

Sebatik dilakukan melalui

penyadaran masyarakat,

bimbingan teknis dan

program-program

pemberdayaan

masyarakat lainnya.

DIt. PMPPU

melaksanakan Bimbingan

Teknis berupa

Implementasi Tehnologi

Tepat Guna dan

Regenerasi Nelayan

Kuliah Kerja Nyata

(KKN) melibatkan 30

Mahasiswa UNHAS,

mulai 20 Juli 2014

selama 1 bulan.

Kerjasama Antara

KKP Dengan

Kementerian ESDM

Untuk pembangunan

PLTS Di Pulau

Sebatik kapasitas 45

kwp di Kec. Sebatik

Tengah, Desa Teluk

Harapan

melaksanakan

Bimbingan Teknis

(Bimtek)

Pengelolaan

Ekosistem Pulau-

pulau Kecil yang

diikuti oleh 50

peserta

Dit PPK

memberikan

Bantuan Sarana

Pengembangan

Usaha Perikanan

berupa Mesin

Tempel 25 PK

sebanyak 22 unit

dan Cool Box 100

liter sebanyak 22

unit.

Pulau Subi

Kecil Kab.

Natuna dan

Pulau Nusa

kambangan

Kab.

Cilacap,

Jawa

Tengah

IPB melaksanakan

program Kuliah

Kerja Profesi

(KKP) dan Praktek

Kerja Lapangan

(PKL) di

Kecamatan

Kampung Laut

Nusa Kambangan

Cilacap

DIt. PPK

Melaksanakan

Bimbingan Teknis

Peningkatan

Ketahanan

Masyarakat PPK

terhadap Bencana

dan Perubahan

Iklim di Pulau

Nusakambangan,

kab. CIlacap.

DIt. TRLP3K

melaksanakan

Fasilitasi

Penyusunan

Rencana Zonasi

Rinci Kawasan

Segara Anakan,

Kabupaten

Cilacap.

IPB melaksanakan

Kuliah Kerja Profesi

(KKP) oleh 40 mahasiswa

FEMA IPB.

Dit. PPK melaksanakan

penanaman bibit

mangrove dan WC di

lokasi Tracking mangrove

di Kawasan Segara

Anakan.

Dit. PPK melaksanakan

dukungan program

fasilitasi dan akselerasi

investasi pulau-pulau

kecil di Kabupaten

Cilacap.

Dit. PPK memberikan

Pembinaan dan

penguatan kegiatan

bantuan sarana

prasarana berupa

pembuatan gazebo dan

penerangan di lokasi

tracking mangrove di

Kawasan Segara Anakan

Dit. Pendayagunaan

Pulau-Pulau Kecil

KKP memberikan

bantuan sarana air

bersaih berupa

Desalinasi Air laut.

KKP dan FIKP IPB

survei kondisi

lingkungan, potensi

sumberdaya dan

kehidupan sosial

ekonomi masyarakat,

penilaian kelayakan

teknis lokasi

penempatan stasiun

observasi pulau-

pulau kecil (SO-P2K)

dan pembelajaran

praktek-praktek

terbaik pengelolaan

sumberdaya pesisir

dan pulau-pulau kecil

berbasis masyarakat.

IPB melaksanakan

Kuliah Kerja Profesi (

KKP) oleh 30

mahasiswa FEMA IPB

di Pulau

Nusakambangan.

KKP oleh 30

Dit. PPK

memberikan

bantuan sarana

prasrana

pengembangan

Minawisata Pulau-

pulau Kecil berupa

Tracking

Mangrove, ukuran

2 m x 350 m di

Nusa Kambangan,

Kab. Cilacap.

Dit. PPK

melaksankan

Fasilitasi

Perencanaan

Bisnis Plan

Minawisata

Kawasan Segara

Anakan,

Kabupaten

Cilacap.

DIt. PPK

memberikan

bantuan Sarana

Pengembangan

Usaha Perikanan

berupa Mesin

Tempel 25 pk,

sebanyak 9 unit di

Kampung Laut.

DIt. PPK

melaksanakan

Bimbingan Teknis

Peningkatan

Kualitas

Lingkungan, dan

penanaman

mangrove di

pantai yang

terancam abrasi di

Pulau Subi Kecil.

Dit. PPK

memberikan

bantuan Sarana

Pengembangan

Usaha Perikanan

berupa Pabrik Es

Mini kapasitas 1

ton/hari sebanyak

mahasiswa FEMA IPB

di Pulau Subi Kecil. (

Juli-Agustus 2014)

Kerjasama Antara KKP

Dengan Kementerian

ESDM Untuk

pembangunan PLTS

Di Pulau Subi Kecil.

1 unit di Pulau

Subi.

Pulau

Maratua,

Kabupaten

Berau,

Kaltim dan

Pulau

Poteran,

Kabupaten

Sumenep,

JawaTimur

ITS Melakukan

Kerjasama

Dengan

Hochschule

Wismar University

Of Applied

Sciences (Wismar

University)

Jerman Dalam

Rencana

Pengembangan

Sister Island

Project Yang

Mencakup

Pengembangan

Ekonomi, Energi

Dan Lingkungan

Pulau Kecil Secara

Berkelanjutan Di

Kab. Sumenep

Jatim Dan Kab.

Berau Kaltim.

ITS Melakukan

Kerjasama

Dengan Pemkab

Berau Kaltim

Dalam

Pengembangan

Ekonomi, Energi

Dan Lingkungan

Pulau Kecil Secara

Berkelanjutan Di

Kab. Berau Kaltim.

ITS Bekerjasama

Dengan Wismar

University Telah

Melakukan Survey

Dan Identifikasi

Ke Pulau Poteran

Dan Sekitarnya

Dalam Rangka

Pemetaan Potensi

Dan Kebutuhan.

Dit. PPK

Memberikan

Bantuan Mesin

Pembuat Es

ITS Dan Wismar

University Telah

Melakukan Survey Dan

Identifikasi Ke Pulau

Poteran Dan Sekitarnya

Dalam Rangka Pemetaan

Potensi Dan Kebutuhan.

ITS - Wismar University -

Pemkab Berau

Melakukan Survey Dan

Identifikasi Ke Pulau

Derawan Dan Pulau

Maratua Dalam Rangka

Pemetaan Potensi Dan

Kebutuhan.

Penandatanganan

Bantuan Hibah Riset Dari

Wismar University

Jerman Untuk

Mendukung Program

SIDI ITS

Penyusunan Proposal

Riset Dengan USAID

Untuk Pengembangan

Energi Terbarukan

Melalui Program Clean

Energy Development

Kerjasama Antara

KKP Dengan

Kementerian ESDM

Untuk pembangunan

PLTS Di Pulau

Maratua.

Riset/Studi Lapangan

Di Pulau Maratua

Yang Melibatkan 5

Mahasiswa ITS Dan

2 Mahasiswa

Wismar University,

Dengan Tema

Desain Homestay,

Enegi Surya, Air

Bersih Dan Konsep

Wisata Bahari. Riset

Melibatkan Mitra

Industri Lokal,

Jerman dan Pemda

Berau.

Riset di Pulau

Poteran untuk

pengembangan

industri Herbal

Extract untuk nutrisi

anti oksidan dan

obat dan budidaya

tanaman kelor. Topik

bahasan: konsep fair

trade, studi lanjutan

kandungan kelor,

dan transportasi.

KKP bekerjasama

dengan SIKIB

membangun rumah

pintar di 4 PPKT,

salah satunya Pulau

Maratua.

Kapasitas 1

Ton/Hari Di Pulau

Maratua,

Kabupaten Berau

Dit PPK

Melaksanakan

Bimbingan Teknis

Pengolahan Hasil

Perikanan Dan

Pemberian

Bantuan

Penunjang Di

Pulau Poteran

Pada Kerjasama

Dengan LTMI

Surabaya.

Pulau Batu

Kecil

Kabupaten

Lampung

Barat,

Lampung

Penyusunan rencana aksi

dan sedang dilakukan

identifikasi ke Pulau Batu

Kecil oleh Loka PSPSL

Serang untuk

mengidentifikasi kondisi

terkini dan sebagai

bahan perumusan

rencana pengembangan

pulau.

Pulau

Karimun

Kecil,

Kabupaten

Karimun,

Kepulauan

Riau

Tahap penyusunan

rencana kerja

Pulau Alor,

Kab. Alor,

NTT

Pemberian beasiswa

pascasarjana UGM

kepada 25 Pegawai

Negeri Sipil dari berbagai

kedinasan di Kabupaten

Alor.

UGM menggalang

kemitraan dengan

berbagai pihak untuk

akselerasi pembangunan

di Pulau Alor, antara lain;

Damas, BOPTN,

Lembaga Pengelola Dana

Pendidikan (LPDP),

industri, pemerintah

melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata

Pengabdian dan

Pemberdayaan

Masyarakat di Desa

Alila, Kec. Alor Barat.

Kerjasama Antara

KKP Dengan

Kementerian ESDM

Untuk pembangunan

PLTS Di Pulau Alor.

KKP bekerjasama

dengan SIKIB

membangun rumah

pintar di 4 PPKT,

daerah dan mitra

potensial lainnya.

Pemberdayaan

masyarakat melalui

Kuliah Kerja Nyata (KKN)

– Pembelajaran

Pemberdayaan

Masyarakat (PPM)

melibatkan 60

mahasiswa UGM

berbagai disipilin ilmu

Pelaksanaan kegiatan

bersama saat Upacara

Bendera 17 Agustus

2013 di Kalabahi, Alor

salah satunya Pulau

Alor.

Pulau Larat,

Kab. Maluku

Tenggara

Barat,

Maluku

UI dan Dit. PPK

melaksanaan Bimtek

Peningkatan Ketahanan

Masyarakat PPK terhadap

Bencana dan Perubahan

Iklim

Tim Dosen UI melakukan

bimbingan teknis

pengolahan hasil

perikanan melalui

program dari Direktorat

Riset dan Pengabdian

Masyarakat (DRPM)

Pelatihan pembuatan

produk rumput laut dan

ikan dan Manajemen

Usaha bagi UKM dengan

fokus Pemasaran dan

Keuangan

DIt. Pendayagunaan

Pulau-Pulau Kecil

KKP memberikan

bantuan Sarana Air

Bersih berupa

Desalinasi air laut.

Kerjasama Antara

KKP Dengan

Kementerian ESDM

Untuk pembangunan

PLTS Di Pulau larat.

Pulau

Enggano

dan Pulau

Mega, Kab.

Bengkulu

Utara,

Bengkulu

Kerjasama Antara KKP

Dengan Kementerian

ESDM Untuk

pembangunan PLTS

Di Pulau Enggano.