PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

13
57 Penamaan Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Berdasarkan Kajian Toponimi dan Studi Etnolinguistik PENDAHULUAN Kegiatan toponimi pulau mempunyai arti penting dan bernilai strategis secara nasional maupun internasional. Setiap negara anggota PBB harus melaporkan jumlah dan penamaan pulaunya kepada PBB setiap 5 tahun sekali (dalam bentuk National Report), secara nasional PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA BERDASARKAN KAJIAN TOPONIMI DAN STUDI ETNOLINGUISTIK Rahmat Muhidin, Lia Aprilina Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung Pos-el: [email protected] Abstrak Penelitian ini membahas nama-nama pulau di Kabupaten Lingga yang berhubungan dengan sejarah penamaan pulau oleh warga sekitar pulau di Kabupaten Lingga. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan nama-nama pulau di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan kajian toponimi dan etnolinguistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan studi literatur, data sekunder, data survei toponimi pulau, dan pengolahan data sebagai ancangan penelitian penamaan pulau-pulau di Kabupaten Lingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penamaan pulau di Kabupaten Lingga mengacu pada beberapa indikator: (1) karakter dan potensi pulau; (2) dimensi pulau, bentuk pulau, dan posisi realif pulau; (3) jabatan dan nama orang yang bermukim di pulau tersebut; (4) legenda atas pulau yang bersangkutan; (5) penamaan pulau yang mempunyai maksud untuk memperingatkan, kehati-hatian terhadap sesuatu; (6) pulau pucong; (7) penamaan kumpulan atau jajaran pulau dalam satu nama atau pulau bersangkutan; dan (8) pulau serak artinya tersebar. Kata kunci: penamaan, pulau, toponimi Abstract The research discusses names of islands in Lingga District relates to the history naming the island by people around the Lingga District. This research aims to describe names of the islands in Lingga District, Riau Island Province based on toponimy and ethnolinguistics study. The method used in this research was descriptive method and literature study. The data in this research was data secundery, islands toponimy survey data, and data processing as the research design. The result shows that the naming of islands at Lingga District refers to some indicators: (1) character and potention of the island, (2) dimension of the island, (3) title and name of people stay in the island, (4) legend of the island (5) naming of the island aims aim warning, awarness of something, (6) pucong island, (7) naming collection form of the islands into one name, and (8) serak islands or spread islands. Key words: naming, island, toponimy merupakan tanggung jawab bersama semua komponen bangsa (Rais, 2003). Toponimi sering dikenal sebagai ilmu pe- namaan unsur geografis. Kajiannya menghasil- kan daftar resmi nama geografis atau dikenal dengan gazeter. Setiap negara berhak mener- bitkan dan melaporkan gazeter ini kepada

Transcript of PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

Page 1: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

57Penamaan Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Berdasarkan Kajian Toponimi dan Studi Etnolinguistik

PENDAHULUANKegiatan toponimi pulau mempunyai arti

penting dan bernilai strategis secara nasionalmaupun internasional. Setiap negara anggotaPBB harus melaporkan jumlah dan penamaanpulaunya kepada PBB setiap 5 tahun sekali(dalam bentuk National Report), secara nasional

PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGABERDASARKAN KAJIAN TOPONIMI DAN STUDI

ETNOLINGUISTIK

Rahmat Muhidin, Lia AprilinaKantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung

Pos-el: [email protected]

AbstrakPenelitian ini membahas nama-nama pulau di Kabupaten Lingga yang berhubungan dengan sejarahpenamaan pulau oleh warga sekitar pulau di Kabupaten Lingga. Penelitian bertujuan untukmendeskripsikan nama-nama pulau di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau berdasarkankajian toponimi dan etnolinguistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif dan studi literatur, data sekunder, data survei toponimi pulau, dan pengolahan datasebagai ancangan penelitian penamaan pulau-pulau di Kabupaten Lingga. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa penamaan pulau di Kabupaten Lingga mengacu pada beberapa indikator: (1)karakter dan potensi pulau; (2) dimensi pulau, bentuk pulau, dan posisi realif pulau; (3) jabatandan nama orang yang bermukim di pulau tersebut; (4) legenda atas pulau yang bersangkutan; (5)penamaan pulau yang mempunyai maksud untuk memperingatkan, kehati-hatian terhadap sesuatu;(6) pulau pucong; (7) penamaan kumpulan atau jajaran pulau dalam satu nama atau pulaubersangkutan; dan (8) pulau serak artinya tersebar.

Kata kunci: penamaan, pulau, toponimi

AbstractThe research discusses names of islands in Lingga District relates to the history naming the island by peoplearound the Lingga District. This research aims to describe names of the islands in Lingga District, Riau IslandProvince based on toponimy and ethnolinguistics study. The method used in this research was descriptivemethod and literature study. The data in this research was data secundery, islands toponimy survey data, anddata processing as the research design. The result shows that the naming of islands at Lingga District refers tosome indicators: (1) character and potention of the island, (2) dimension of the island, (3) title and name ofpeople stay in the island, (4) legend of the island (5) naming of the island aims aim warning, awarness ofsomething, (6) pucong island, (7) naming collection form of the islands into one name, and (8) serak islands orspread islands.

Key words: naming, island, toponimy

merupakan tanggung jawab bersama semuakomponen bangsa (Rais, 2003).

Toponimi sering dikenal sebagai ilmu pe-namaan unsur geografis. Kajiannya menghasil-kan daftar resmi nama geografis atau dikenaldengan gazeter. Setiap negara berhak mener-bitkan dan melaporkan gazeter ini kepada

Page 2: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

58 , Volume 3, Nomor 1, Juni 20177

dunia internasional; sebagai salah satu buktiinventarisasi kondisi geografis di wilayah ke-daulatannya (Badan Riset Kelautan dan Per-ikanan, 2003).

Buku daftar pulau-pulau Indonesia (ga-zeter) masih dalam kondisi yang perlu disem-purnakan. Dalam kaitannya untuk meng-administrasi wilayah Kedaulatan Negara Ke-satuan Republik Indonesia (NKRI) Indonesiamemiliki kepentingan untuk melaksanakan (1)pembakuan tulisan dan ejaan nama pulau, (2)menerbitkan daftar resmi nama-nama pulau diIndonesia, dan (3) menyusun prosedur pem-berian, perubahan, dan penghapusan namapulau (Badan Riset Kelautan dan Perikanan,2003).

Seiring dengan berlakunya UU No.22Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 21 danPasal 22 hak dan kewajiban daerah dalam pe-ngelolaan sumberdaya wilayah menjadi sangatpenting. Ketegasan batas wilayah pengelolaandan inventarisasi sumberdaya yang terkandungdi dalamnya merupakan salah satu langkahawal yang harus dilakukan oleh daerah sebagaimasukan penting dalam perencanaan penge-lolaan wilayah.

Pemanfaatan laut sebagai salah satu sum-berdaya yang memiliki nilai strategis secaraekonomi., ekologi, dan budaya perlu mendapat-kan perhatian yang merupakan tantangantersendiri bagi daerah yang memiliki batas laut.(Dahuri, 2004). Nilai strategis yang mengacupada aspek ekonomi adalah pembudidayaanikan pada jaring apung di sekitar pulau untukbudi daya ikan kerapu, ikan kakap, jenis ikankarang, ikan pelagis, dan lainnya yang memilikinilai ekonomis yang tinggi di pasar domestikatau manca negara. Nilai strategis secaraekologis adalah sebaran terumbu karang disekitar pulau-pulau di Kabupaten Lingga yangberlimpah memungkinkan tersedianya makan-an organik yang berlimpah untuk ikan-ikanyang hidup di sekitar terumbu karang. Selainitu, juga dapat menjadi penyeimbang habibat

ikan berkembang biak secara alamiah. Nilaibudaya dengan pemanfaatan laut secara stra-tegis adalah terjaganya budaya maritim didaerah kepulauan seperti Kepulauan Lingga.Masyarakat maritim seperti di KepulauanLingga ini tentu memperkaya khasanah kebu-dayaan Indonesia yang heterogen.

Pulau-pulau yang tersebar di perairan lautmerupakan salah satu sumberdaya yang sangatpotensial sebagai lokasi pengembangan in-dustri wisata, perikanan baik laut maupunbudidaya, pemukiman, lokasi penelitian kon-servasi alam, budaya dan lain sebagainya.Pengelolaan data yang baik dengan dukungandata yang lengkap diharapkan akan menghasil-kan ketahanan ekonomi daerah yang mantapdalam menghadapi persaingan regional mau-pun global (Dahuri,2000).

Dalam kaitannya pengelolaan pulau se-bagai sumberdaya wilayah,maka identfikasidan inverntarisasi pulau-pulau dilakukan se-cara sistematik. Titik berat kegiatan yang di-lakukan adalah mengidentifikasi dan meng-inventarisasi pulau-pulau di perairan Indonesiamelalui pendekatan metode pemetaan yangdiintegrasikan dengan metode toponimi (surveipenamaan geografis).

Badan Riset Kelautan dan Perikanan (2003)menyatakan bahwa data dasar penting tentangIndonesia sebagai suatu wilayah negara ke-pulauan yang belum didukung oleh dokumenresmi adalah jumlah pulau. Jumlah pulau Indo-nesia yang dinyatakan dalam angka-angkayang berbeda dari sumber yang berbeda pula.Data jumlah pulau di Indonesia yang berjum-lah 17.504 pulau (Depdagri, 2004) sebagian be-sar masih belum bernama seperti terlihat padaTabel 1.

Memperhatikan perbedaan data pulau diIndonesia di atas dapat mengarah pada suatukemungkinan bahwa permasalahan pendata-an pulau di Indonesia (1) belum dilaksanakansesuai prosedur baku pendataan pulau secaraefektif, (2) belum dilaksanakan secara siste-matis, (3) belum berjalan secara optimal secara

Page 3: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

59Penamaan Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Berdasarkan Kajian Toponimi dan Studi Etnolinguistik

kelembagaan, (4) belum berjalan dengan baikdalam penerapan standar basis data pulau,atau (5) belum membekali sumber daya manu-sia yang dilibarkan dalam pendataan pulaudengan kemampuan yang memadai.

Sejak Perang Dunia II usai, dan PBB diben-tuk, badan ini menaruh perhatian besar tentangusaha standardisasi nama-nama geografis,karena sebenarnya banyak faktor yang ikutcampur dalam komunikasi yang efektif darinama-nama geografis antara lain: banyak tempatyang mempunyai lebih dari satu nama dalamsatu negara yang sama atau di negara lain,banyak nama diaplikasikan pada lebih satuunsur, nama yang dieja dalam berbagai cara,orang-orang dalam satu negara atau satu bahasamemberi nama dari tempat atau negara lain yangberbeda dengan nama lokalnya, perlu percepatanusaha romanisasi nama-nama geografis darisistem tulisan non-Romawi (Rais, 1992).

Indonesia sebagai negara maritim harusmengetahui secara pasti jumlah pulau yangdimiliki dengan informasi nama dan posisi.Informasi ini sangat diperlukan dalam penge-lolaan pulau sebagai sebagai salah satu sumberdaya wilayah. Pendataan pulau dilakukan de-ngan mengkaji secarakomprehensif data pu-lau-pulau berdasarkan data dari berbagai pi-hak yang telah melakukan pendataan pulauselama ini (Badan Riset Kelautan dan Per-ikanan, 2003).

Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan se-bagai lokasi survei toponimi pulau karena me-miliki kuantitas yang besar dengan karak-teristik yang khas; penamaan pulau-pulau didaerah ini dilakukan dalam berbagai bahasalokal dan latar belakang. Beberapa catatansejarah juga telah melatarbelakangi keragamantoponimi pulau di daerah ini.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah(1) apakah nama-nama pulau di KabupatenLingga memiliki karakteristik yang khas, dan(2) apakah yang melatarbelakangi penamaannama pulau-pulau di Kabupaten Lingga de-ngan menggunakan bahasa lokal?

Tujuan dilaksanakan penelitian ini diKabupaten Lingga adalah sebagai berikut.(1) Mendeskripsikan nama-nama pulau yang

terdapat di Kabupaten Lingga dengantetap memperhatikan nama yang memilikikarakteristik yang khas di wilayah ini.

(2) Mendeskripsikan nama-nama pulau itudengan mengaitkannya dengan sejarahlokal dan menjelaskannya pemakaiannama pulau yang bersangkutan mengapamenggunakan bahasa lokal yang dimak-sudkan.

TEORI DAN METODEDalam melaksanakan penelitian ini, peneliti

mengacu pada pendapat pakar toponimi danpakar etnolinguistik. Berkaitan dengan haltersebut, kajian para pakar toponimi dan etno-linguistik disampaikan di bawah ini.

Toponimi merupakan salah satu cabangilmu kebumian yang mengkaji dan mempelajaripermasalahan penamaan unsur geografi baikbuatan alam (pulau, tanjung, selat, gunung,bukit, lembah, danau, sungai, dan sebagainya),maupun buatan manusia (bandara, bendung-an, waduk, jembatan, terowongan, mercusuar,candi, dan sebagainya). Ilmu ini menjadi pen-ting sejak peta bertindak sebagai media ko-munikasi antarbangsa.

Selain mempelajari masalah utama, ilmuini juga mengkaji pembakuan penulisan, ejaanpengucapaan (fonetik). Sejarah penamaanserta korelasi nama dengan kondisi alam atausumber daya dimiliki sebuah unsur geografi(BRKP, 2003). Penamaan dan pembakuan nama-nama unsur geografi telah menjadi perhatianmasyarakat internasional sejak lama. Haltersebut ditunjukkan dengan dibentuknyaUNGEGN (United Nation Groups of Experts onGographical Name), untuk mendukung usahastandarisasi nama geografi pada tingkatnasional ataupun internasional (Kusumah,2007).

Dalam kajian toponimi pulau,hal-hal yangmendasar yang harus dipahami oleh seorang

Page 4: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

60 , Volume 3, Nomor 1, Juni 20177

peneliti adalah definisi pulau. Pulau yangdimaksud mengacu pada definisi UnitedNations Convention on the Law of the Sea(UNCLOS) 1982 Bab VIII Pasal 121 (UnitedNation, 1983) yang menyebutkan bahwa“pulau adalah daerah daratan yang terbentuksecara alami yang dikelilingi oleh air dan adadi permukaan air pada saat air pasang. Jikasuatu daratan ditumbuhi berbagai vegetasiyang pada pasang tinggi tidak tenggelam, iatetap tidak bisa disebut pulau jika daratan yangmenjadi platformnya terendam air dan tidakmuncul di permukaan.

Dalam pandangan etnolinguistik, terdapatketerkaitan antara bahasa dengan pandangandunia penuturnya. Boas menyebutkan bahwapendeskripsian terhadap suatu bahasa hendak-nya didasarkan pada apa yang ada di dalambahasa itu sendiri (di dalamnya berdasarkanbudaya dan pandangan hidup), bukan ber-dasarkan pada tata bahasa lain. Pengertian ter-sebut juga didukung oleh pendapat Troike(2003:1) mengenai etnografi bahwa ethno-graphy is a field of study which concerned pri-marily with the description and analysis of culture,and linguistics is a field concerned, among otherthings, with the description and analysis oflanguage code ‘etnografi merupakan studi la-pangan yang membahas deskripsi dan analisisbudaya pada pokok konsentasinya, dan meng-hubungkannya dengan linguistik sebagai studilapangan. Di sisi lain, penjelasannya disertaideskripsi dan analisis kode bahasa’.

Pendapat lain mengenai etnolinguistik jugadikemukakan oleh Duranti (1997:2) yangmenyatakan bahwa etnolinguistik adalah kaji-an bahasa dan budaya yang merupakansubbidang utama dari antropologi (ethno-linguistics is part of a conscious attempt at consoli-dating and redefining the study of language andculture as one of the major subfield of anthropology‘etnolinguistik adalah bagian dari upaya sadaryang mengkonsolidasikan dan mendefinisikankembali studi bahasa dan budaya sebagai salahsatu subbidang kajian dalam antropologi’).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa etnolinguistics isthe study of speech and language within the contextof anthropology ‘etnolinguistik merupakan studiujaran dan bahasa yang berada dalam konteksantropologi’.

Berdasarkan pengertian di atas dapatdisimpulkan bahwa etnolinguistik merupakanstudi linguistik yang menyelidiki bahasa terkaitdengan budaya suku bangsa di manapunberada. Kajian etnolinguistik tidak terbataspada suku bangsa yang tidak mempunyaitulisan saja, namun yang sudah mempunyaitulisan pun dapat dikaji.

Sedangkan macam atau sifat penelitian iniadalah penelitian lapangan yang digabungkandengan studi pustaka yang relevan dengankajian ini. Adapun yang menjadi sumber datapenelitian ini adalah penduduk yang merupa-kan (1) etnik Melayu Linggayang berdomisilidi seluruh Kabupaten Lingga Provinsi Ke-pulauan Riau (2) memahami budaya dan tatacara adat budaya Lingga dan sekitarnya (3)berusia antara 20—65 tahun, (4) alat wicaralengkap dan tidak cacat pendengaran, (5) danpendidikan maksimal SMA sederajat.

Instrumen Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan instrumen

pengumpul data sebagai penjaring data de-ngan menyebar daftar tanyaan terkait toponimidan etnolinguistik. Daftar tanyaan ini diiringidengan pertanyaan lepas yang berhubungandengan toponimi dan etnolinguistik terutamaberkaitan dengan penamaan pulau dan se-jarahnya. Penjaringan data tersebut disertaiperekaman jika diperlukan.

Objek KajianKajian penelitian ini dalam pelaksana-

annya menggunakan metode deskriptif-kuali-tatif. Penggunaan metode deskriptif-kualitatifbertujuan untuk dapat mendapatkan toponimidan etnolinguistik secara proporsional.Sudaryanto (1993:62) mengungkapkan bahwapenelitian deskriptif dilaksanakan hanya ber-dasarkan fakta yang ada atau fenomena yang

Page 5: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

61Penamaan Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Berdasarkan Kajian Toponimi dan Studi Etnolinguistik

secara empiris hidup di antara para penutur-nya yang dihasilkan atau dicatat berupa perianbahasa yang biasa disebut potret. Perian initidak menyebutkan benar salahnya peng-gunaan bahasa oleh para penuturnya.

Metode dan Teknik Pengumpulan DataPenelitian lapangan dan studi kepustakaan

ini dilakukan pada bulan Agustus—Oktober2015 di Kecamatan Lingga. Peneliti mengum-pulkan data di lapangan dengan cara wawan-cara, pengamatan, perekaman, dan dokumen-tasi. Prosedur pengumpulan data mengacupada pendapat Moleong (2001) berupa obser-vasi lapangan, wawancara, perekaman, doku-mentasi dan studi pustaka. Dalam hal ini, pe-neliti harus mempersiapkan buku catatan, dantape recorder, untuk merekam informasi lisandari penutur bahasa Melayu Kepulauan Lingga.Samarin (1988:168) mengisyaratkan teknikpemancingan untuk mendapatkan data yangbaik dengan dua cara yaitu: (1) pemancinganterjadwal, (2) pemancingan analitis. Peman-cingan terjadwal dilakukan karena kekurang-tahuan atau ketidaktahuan terhadap data yangada atau data baru. Pemancingan analitisdilaksanakan karena data yang diambil meng-acu pada bidang tertentu dan membutuhkaninformasi yang tidak sedikit.

Metode dan teknik analisis data dalammenganalisis penggunaan dan penamaannama pulau di Kabupaten Lingga denganmenggunakan metode deskriptif yang disertaipemilahan data dengan menjabarkan pemakai-an penamaan pulau-pulau di KabupatenLingga seperti apa adanya. Hasil temuan yangdiperoleh di lapangan dikelompokkan ber-dasarkan kategori masing-masing. Dengankata lain, tiap penamaan pulau tersebut di-deskripsikan sesuai ranahnya masing-masing.

Selain itu, analisis pulau ini dilakukandengan menggunakan metode deskriptif danstudi literatur seperti yang pernah dilakukanpenelitian sebelumnya. Dalam mengkaji nama-nama pulau di Kabupaten Lingga dengan tetap

memperhatikan hal-hal berupa penggunaandata sekunder. Penggunaan data sekundermerupakan data pelengkap yang digunakansebagai bahan acuan dalam melaksanakanidentifikasi. Selain itu juga untuk memudahkanproses identifikasi sampai didapat data yangcukup akurat (seperti halnya peta referensi,citra satelit, foto udara serta data pasang surut).

Lebih lanjut, dalam pelaksanaannya, ke-giatan ini didahului dengan desain survei,pelaksanaan survei, dan pengolahan data hasilsurvei. Kegiatan yang disurvei antara lain de-ngan wawancara dengan masyarakat tentangsejarah nama dan posisi relatif pulau, konsul-tasi dengan pejabat setempat, dan pengamatangenesa pulau serta pengambilan posisi pulausebagai data referensi. Bila memungkinkankoordinat titik tengah atau centroid dari pulau,bila pulau cukup besar, posisinya diukurdengan titik yang merupakan ujung-ujungpulau tersebut. Selanjutnya dilakukan peng-olahan data yang diperoleh dan dikumpulkankemudian diolah lagi berdasarkan kategoriyang diharapkan. Jenis data titik koordinatdiolah dengan peta referensi secara spasialuntuk menganalisa pulau dan hasilnya diga-bungkan dengan hasil wawancara.

Berdasarkan kajian studi pustaka, dapatdiperoleh data bahwa pembakuan istilah dannama pulau mengacu pada nama generik. Tiap-tiap unsur geografi di Indonesia terdiri dari duabagian yakni: nama generik yaitu sebutanuntuk unsur tersebut dalam bahasa Indonesiaatau bahasa lokal/etnis serta nama-namaspesifik atau nama diri dari unsur tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembakuan Nama Unsur Geografis PulauDalam pembakuan nama-nama pulau di

Kabupaten Lingga, beberapa hal yang dapatdiperhatikan adalah sebagai berikut:1. Dalam penulisan nama unsur geografi

ditulis terpisah antara nama generik dannama spesifik;

Page 6: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

62 , Volume 3, Nomor 1, Juni 20177

2. Sebagian nama spesifik di Indonesia, khu-susnya nama kota, pemukiman, dan se-bagainya, memuat juga nama generik da-lam nama spesifiknya, seperti nama-namakota memakai gunung, bukit, tanjung,teluk, pulau, dan seterusnya dalam namaspesifiknya. Dalam kasus ini nama spesifiktersebut ditulis dalam satu kata, contoh-nya: Kota Gunungsitoli, Kota Bukittinggi,Kota Tanjungpinang, Kota Tanjungpan-dan, dan sebagainya;

3. Bila suatu nama spesifik ditambah dengansifat di belakangnya atau penunjuk arahmaka ditulis terpisah;

4. Jika nama spesifik yang terdiri dari kataberulang, ditulis sebagai satu kata;

5. Nama spesifik terdiri dari kata benda di-ikuti dengan nama generik,maka ditulissebagai satu kata;

6. Jika nama spesifik terdiri dari empat kataatau lebih, disarankan tidak memakainama yang panjang.

Berdasarkan data yang dikumpulkan ter-kait cerita asal-usul penamaan pulau, padaumumnya, penamaan pulau-pulau itu didasar-kan pada faktor geografis, yaitu berupa pe-namaan yang berkenaan dengan bentuk per-mukaan bumi, tumbuh-tumbuhan, dan pen-duduk. Untuk lebih konkretnya penamaanpulau di Kabupaten Lingga dapat dikelompok-kan pada tujuh kategorial yaitu:1. Sejarah2. Nama tumbuh-tumbuhan3. Bentuk atau posisi pulau4. Penamaan berdasarkan topografis atau

keadaan permukaan bumi5. Gabungan topografis dan sifat manusia6. Suku penduduk, dan7. Fungsi pulau atau profesi penduduknya

Berdasarkan hasil pengamatan dan kajianpustaka, penamaan pulau-pulau di KabupatenLingga sebagian besar dapat dikelompokkanberdasarkan pada kategori sebagai berikut.

Karakter dan Potensi PulauPulau-pulau diberi nama oleh masyarakat

berdasarkan sesuatu yang dapat ditemukandan menjadi ciri khas pulau bersangkutan.Nama-nama pulau yang mengacu padakarakter dan potensi pulau antara lain sebagaiberikut.1. Pulau Airresi: arti Pulau Airresi adalah

pulau yang airnya berasa payau (resi)2. Pulau Bakung Besar dan Pulau Bakung

Kecil: arti Pulau Bakung Besar dan pulauBakung Kecil adalah mengacu pada hal/sesuatu bahwa di pulau ini banyak dijum-pai tumbuhan bakung yang secara liartumbuh hingga saat ini. Tumbuhan initumbuh subur di kedua pulau ini.

3. Pulau Air: penamaan Pulau Air dikarena-kan di pulau ini banyak terdapat air tawar,karenanya pulau tersebut banyak airtawar yang melimpah, sehingga dinamaiPulau Air. Pulau Lipan: penamaan pulauini dengan Pulau Lipan dikarenakan dipulau ini banyak terdapat binatang lipan.

4. Pulau Batu Buntal: Penamaan Pulau BatuBuntal ini dikarenakan di sekitar perairanpulau ini banyak terdapat ikan buntal; tapidi pulau ini ikan buntal sekarang ini mulaiberkurang karena alasan morfologis pulaudan topografi kelautan.

5. Pulau Burung: Penamaan pulau ini de-ngan sebutan Pulau Burung karena di pu-lau ini banyak dijumpai burung secara liaryang hinggap di atas pohon sebagai tem-pat hinggapannya

6. Pulau Mutus: Penamaan pulau ini dengannama Pulau Mutus karena pulau ini putus.Mutus artinya putus. Pulau yang putusatau terpisah dari pulau induknya.

7. Pulau Punai: Penamaan pulau ini denganPulau Punai karena di pulau ini banyakdijumpai burung punai liar yang hinggapdi atas pohon.

8. Pulau Rusukbuaya: Penamaan pulau inidengan nama Pulau Rusukbuaya karena

Page 7: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

63Penamaan Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Berdasarkan Kajian Toponimi dan Studi Etnolinguistik

di pulau ini banyak dijumpai rusuk-rusukbuaya.

9. Pulau Besi: Penamaan pulau ini dengannama Pulau Besi karena di pulau ini ba-nyak dijumpai biji besi. Karena pulau ter-sebut kaya akan biji besi yang melimpah,sehingga pulau ini dinamai pulau besi.

10. Pulau Gelombang: Penamaan pulau ini de-ngan sebutan Pulau Gelombang karena disekitar pulau ini banyak dijumpai gelom-bang besar.

11. Pulau Kalan Besar dan Pulau Kalan Kecil:Penamaan pulau ini dengan sebutan PulauKalan Besar dan Pulau Kalan Kecil karenadi pulau ini banyak dijumpai tempat kalanatau pangkalan kapal hingga saat ini.

12. Pulau Kekek: Penamaan pulau ini dengansebutan pulau Kekek karena di pulau inibanyak ditemukan ikan kekek yang ber-limpah hingga saat ini.

13. Pulau Kelubi: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Kelubi karena di pulau inibanyak ditemukan tumbuhan kelubi yangsecara liar tumbuh subur.

14. Pulau Kukur: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Kukur karena di pulau inibanyak kayu yang dipergunakan untukalat kukur kelapa.

15. Pulau Limau: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Limau karena di pulau inibanyak ditemukan pohon limau yangtumbuh secara liar dan berjumlah cukupbanyak.

16. Pulau Mentigi: Penamaan pulau ini de-ngan sebutan Pulau Mentigi karena dipulau ini banyak ditemukan pohon men-tigi yang tumbuh secara liar. Pohon men-tigi mempunyai kayu yang sangat keras.

17. Pulau Nyamuk: Penamaan pulau ini de-ngan sebutan Pulau Nyamuk karena dipulau ini banyak terdapat nyamuk yangsering mengganggu para nelayan yangsinggah di daerah ini.

18. Pulau Nyeri: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Nyeri karena di pulau inibanyak batu-batu yang membuat kakinyeri bila orang menginjaknya.

19. Pulau Pandan: Penamaan pulau ini de-ngan sebutan Pulau Pandan karena dipulau ini banyak dijumpai tanaman pan-dan.

20. Pulau Petai: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Petai karena di pulau inibanyak dijumpai tanaman petai yanghidup subur dan berbuah lebat.

21. Pulau Planduk Besar dan Kecil: Penamaanpulau ini dengan sebutan Pulau PlandukBesar dan Pulau Planduk Kecil karena dipulau ini banyak dijumpai binatangpelanduk atau kancil.

22. Pulau Kapas Besar dan Pulau Kapas Kecil:Penamaan pulau ini dengan sebutan PulauKapas Besar dan Pulau Kapas Kecil karenapada kedua pulau ini banyak dijumpaitanaman kapas yang tumbuh dengansangat lebat.

23. Pulau Selada: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Selada karena di pulau inibanyak dijumpai tanaman selada.

24. Pulau Siput Besar dan Pulau Siput Kecil:Penamaan pulau ini dengan sebutan PulauSiput Besar dan Pulau Siput Kecil karenapada kedua pulau ini banyak ditemukansiput-siput batu.

25. Pulau Talas: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Talas karena di pulau inibanyak dijumpai tanaman talas yangcukup banyak.

26. Pulau Telur: Penamaan pulau ini dengansebutan pulau telur karena di pulau ini me-rupakan tempat bertelur penyu sehinggadinamakan pulau telur.

27. Pulau Tikus: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Tikus karena di pulau inibanyak dijumpai tikus yang hidup ber-gerombol/berkelompok.

Page 8: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

64 , Volume 3, Nomor 1, Juni 20177

Dimensi Pulau, Bentuk Pulau, dan Posisi RealifPulau

Ukuran pulau menjadi pedoman bagimasyarakat dalam memberikan nama pulau disekitar tempat bermukim dan mencari nafkah.Beberapa pulau dengan penamaan mengacupada dimensi dan bentuk pulau, antara lain.1. Pulau Lalang: Pemberian nama pulau ini

dengan sebutan Pulau Lalang karenaletaknya menghalangi jalan air.

2. Pulau Batu Belobang: Penamaan pulau inidengan sebutan Pulau Batu Belobangkarena pulau batu di tengahnya ada lu-bang yang bisa dilewati sehingga pulau inidisebut Pulau Batu Belobang.

3. Pulau Benaung: Benaung artinya tempatberteduh. Penamaan pulau ini dengan se-butan Pulau Benaung karena seringkaliorang/nelayan yang datang ke pulau iniberteduh/bersembunyi dari angin puyuh/badai yang datang sewaktu-waktu.karenanya merupakan tempat bernaungatau berteduh kapal jika datang badai.

4. Pulau Barat: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Barat karena pulau iniletaknya di bagian barat dari KecamatanSenayang.

5. Pulau Cening: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Ceneng karena pulau initerletak di muka Sungai Cening.

6. Pulau Batugajah: Penamaan Pulau BatuGajah karena batu ini bentuknya sebesargajah yang terletak di ujung pulau ini.

7. Pulau Anakpulau: Penamaan pulau inidengan sebutan Pulau Anakpulau karenapulau ini bentuknya kecil. Anak artinyakecil. Karena bentuknya kecil sehinggapulau ini dinamakan anak pulau.

8. Pulau Buaya: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Buaya karena pulau inibentuknya seperti buaya terletak tergeletaksehingga pulau ini dinamakan PulauBuaya.

9. Pulau Bulat: Penamaan Pulau Bulat di-karenakan pulau ini mempunyai bentukyang bulat. Pulau ini terletak di KecamatanSenayang.

10. Pulau Malang Merah: Penamaan pulau inidengan sebutan Pulau Malang Merahkarena pulau ini berwarna merah biladilihat dari kejauhan. Malang dalam ba-hasa lokal artinya batu. Pulau MalangMerah bila dilihat dari jauh tampak ber-warna merah.

11. Pulau Malang Tai Koyo: Penamaan pulauini dengan sebutan Pulau Malang Tai Koyokarena pulau ini bentuknya sepertikotoran (tahi) anjing. Koyo artinya anjing.

12. Pulau Malang Berhias: Penamaan pulauini dengan sebutan Pulau Batu berhiaskarena karena batu itu tampak indah.Maksudnya adalah batu ini bila dilihat darikejauhan batu ini terlihat seperti gadisyang sedang berhias diri atau bersolek.

13. Pulau Malang Cahaya: Penamaan pulauini dengan sebutan Pulau Malang Cahayakarena pulau batu ini bercahaya padamalam hari bila terkena sinar bulan.

14. Pulau Malang Hitam: penamaan pulau inidengan sebutan Pulau Malang Hitamkarena pulau batu ini berwarna kehitam-an bila terkena sinar bulan.

15. Pulau Malang Tikus: Penamaan pulau inidengan nama Pulau Malang Tikus karenabentuk pulau batu ini yang berwujudseperti tikus.

16. Pulau Panjang: Penamaan pulau ini de-ngan sebutan Pulau Panjang karena pulauini bentuknya pulau yang panjang danberwujud pulau pulau panjang besar danpulau panjang kecil.

17. Pulau Payung: Penamaan Pulau Payungkarena pulau ini berwujud seperti payung.

18. Pulau Lampu: Penamaan pulau ini karenapulau ini yang terletak di gugusan pulauberhala ini terdapat mercusuar sehinggamasyarakat setempat menamakannya pu-lau lampu.

Page 9: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

65Penamaan Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Berdasarkan Kajian Toponimi dan Studi Etnolinguistik

19. Pulau Tengah: Penamaan ini dengan se-butan Pulau Tengah karena pulau ini ter-letak di tengah-tengah di antara PulauLalang dan Pulau Keling.

20. Pulau Terlipat: Penamaan pulau ini de-ngan nama Pulau Terlipat karena pulauini terletak terlipat di antara pulau.

21. Pulau Tenang Besar, Pulau Tenang Te-ngah, dan Pulau Tenang Kecil: Penamaanpulau ini dengan nama Pulau TenangBesar, Pulau Tenang Tengah, dan PulauTenang Kecil dikarenakan di perairan disekitar pulau ini berarus tenang.

Jabatan dan Nama Orang yang Bermukimdi Pulau Tersebut:22. Pulau Mentulat: Mentulat adalah nama

orang yang tinggal di pulau ini.

Legenda atas Pulau yang Bersangkutan23. Pulau Lingga: Penamaan pulau ini dengan

sebutan Pulau Lingga ini berasal dari katalingga yang artinya gigi naga. Menurutcerita rakyat, dahulu ada pelaut dari ne-geri Tiongkok berlayar melewati PulauLingga kemudian mereka berteriak ling-gayang berarti gigi naga. Pulau ini bila dilihatdari bagian barat gunungnya menyerupai2 gigi taring.

24. Pulau Monyet Besar: Penamaan pulau inidengan nama Pulau Monyet Besar inidihubungkan dengan cerita yang berkem-bang di masyarakat, konon kabarnya da-hulu kala di pulau ini dijumpai monyetyang besar.

25. Pulau Matianak: Penamaan pulau inidengan nama Pulau Matianak karena da-hulu kala pernah ada anak kecil di pulauini sehingga pulau ini dinamakan PulauMatianak.

26. Pulau Pahat: Penamaan Pulau Pahat padapulau ini karena di pulau ini terdapat batubekas pahatan Jepang.

27. Pulau Selamat: Penamaan pulau inidengan Pulau Selamat karena dihubung-

kan dengan cerita dahulu kala di pulauini terdapat orang selamat dari petaka.

28. Pulau Tapa: Penamaan pulau ini dengansebutan Pulau Tapa karena di pulau inidahulu kala dijadikan tempat bertapaseseorang untuk mendapatkan kesaktian.

Penamaan kumpulan atau jajaran pulaudalam satu nama atau pulau bersangkutan.29. Pulau Serak berarti tersebar. Pulau yang

terdapat beberapa buah pulau yang letak-nya berserakan.

Penamaan pulau yang mempunyai mak-sud untuk memperingatkan, kehati-hatian ter-hadap sesuatu.30. Pulau Pucong: Penduduk harus hati-hati

karena pulau ini tersebut angker, Pucongartinya pocong atau kain kafan mayat.

Secara keseluruhan pulau-pulau keciltersebar dari utara ke selatan, meskipun demi-kian sebagian besar terkonsentrasi di bagianutara lokasi survei. Di bagian selatan wilayahpenelitian, pulau-pulau kecil tersebar di sebelahbarat dan selatan Pulau Singkep, kecuali adasebagian kecil jauh di sebelah tenggara. Dibagian tengah atau di sekitar Pulau Lingga,pula-pulau kecil tersebar sebagian besar di se-belah timur Pulau Lingga, dan beberapa di se-belah selatannya. Di bagian utara wilayah sur-vei, pulau-pulau kecil tersebar di bagian tengah,barat hingga utara dengan jumlah relatif ba-nyak.

Pulau-pulau yang belum teregistrasi ter-sebar juga dari utara hingga selatan wilayahpenelitian. Di sebelah selatan tersebar relatifberjauhan dengan jumlah yang relatif sedikit,sedangkan di utara tersebar relatif berdekatandengan jumlah yang relatif banyak.

Pulau-pulau di Kecamatan SenayangSurvei yang dilakukan di Kecamatan Se-

nayang mengambil lokasi dari pulau Katang-lingga (0 derajat 30 derajat 18.36 derajat LU;104 derajat 24.41 derajat, 76 BT di utara hingga

Page 10: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

66 , Volume 3, Nomor 1, Juni 20177

Pulau Anakpulau (0 derajat 7.34.72LU, 104derajat 29 drajat 7.26 BT) di selatan. Petapersebaran pulau kecil di Kecamatan Senayangmemperlihatkan bahwa pulau kecil tersebarhampir semua di sebelah utara Pulau Lingga.Kecamatan Senayang jumlah total adalahsebanyak 315 buah pulau, dengan jumlahpulau yang teregistrasi sebanyak 149 buahpulau, dan belum teregistrasi sebanyak 166buah pulau.

Persamaan terjadi antara penemuan la-pangan dengan penamaan Dishidros sebanyak55 buah, penemuan lapangan dengan penama-an gazeter sebanyak 38 buah. PenamaanDishidros dengan penamaan gazeter sebanyak116 buah dan persamaan ketiganya 37 buahpulau.

Perbedaan yang terjadi adalah antara pe-nemuan lapangan dengan penamaan Dis-hidros sebanyak 260 buah, antara penemuanlapangan dengan penemuan gazeter sebanyak277 buah. Antara penamaan Dishidros denganpenamaan gazeter sebanyak 199 buah dantidak terdapatnya persamaan penamaan suatupulau dari ketiganya sebanyak 180 buah pulau.Perbedaan itu berupa penamaan pulau yangbelum teregistrasi, perbedaan pengucapanyang masih terlihat adanya hubungan, dan per-bedaan pengucapan tidak terlihat hubungansama sekali.

Perbedaan penamaan yang masih terlihatadanya hubungan dapat dilihat pada penama-an contohnya pada Pulau Air (0 derajat 8.32,03 LU 104 derajat 26 derajat 36 derajat 06 BT),misalnya, penemuan lapangan masyarakat se-tempat menyebutnya Pulau Air, sedangkan pe-namaan Dishidros adalah Pulau Ayer, danbelum ada data menurut gazeter. Contoh lainadalah Pulau Anakileh (0 derajat O derajat49.57 derajat LS 104 derajat 41 .0.64 BT. Pe-nemuan di lapangan adalah Pulau Anakileh,sedangkan penamaan Dishidros adalah PulauAnakileuh, dan menurut gazeter adalah PulauAnakkileuh.

Perbedaan penamaan yang tidak terlihatadanya hubungan dapat dilihat pada penama-an Pulau Tapa. Menurut penemuan lapanganPulau Tapa, sedangkan menurut penamaanDishidros adalah Pulau Briehdarat, dan PulauBrieh Darat menurut gazeter. Contoh lainadalah penyebutan Pulau Punut. Adapunpenyebutan masyarakat dengan Pulau Punut,sedangkan menurut penyebutan Dishidros dangazeter adalah Pulau Botot.

Persamaan dan perbedaan penamaanpulau berdasarkan survei lapangan bila disan-dingkan dengan data Dishidros dan gazeter diKabupaten Lingga menunjukkan bahwa diKecamatan Lingga Utara jumlah pulau totaladalah 12 buah pulau, dengan jumlah pulauyang teregistrasi sebanyak 8 buah, dan belumteregistrasi sebanyak 4 buah. Persamaan hasilpengamatan yang dilakukan peneliti denganDishidros di Kecamatan Lingga Utara adalahberjumlah 12 pulau. Namun, Dishidros belummenunjukkan 12 pulau tersebut belum teregis-trasi. Sedangkan peneliti menemukan bahwakedua belas pulau tersebut ditemukan 8 pulausudah teregistrasi dan 4 pulau belum teregis-trasi dalam gazeter. Dengan demikian, pe-namaan pulau sebanyak 4 buah yang sudahditemukan di lapangan, sesegera mungkin di-masukkan ke dalam gazeter nasional. Sedang-kan perbedaan antara temuan peneliti denganDishidros yaitu belum semua pulau yang sudahdinamai masuk ke dalam gazeter nasional.Penamaan pulau tersebut pun harus mengacupada kaidah pembuatan toponimi wilayahsecara nasional.

Persamaan terjadi karena antara penemu-an lapangan dengan penamaan Dishidrossebanyak 5 buah, penemuan lapangan denganpenamaan gazeter 2 buah, penamaan Dishidrosdengan penamaan gazeter sebanyak 5 buahdan persamaan ketiganya sebanyak dua buah.Temuan ini berada di Kabupaten Lingga. Halini menunjukkan bahwa antara temuan penelitidi lapangan dengan penamaan gazeter sertatemuan yang dilakukan Dishidros belum

Page 11: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

67Penamaan Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Berdasarkan Kajian Toponimi dan Studi Etnolinguistik

seragam. Penamaan pulau yang terdapat diKecamatan Lingga Utara sampai KecamatanLingga diperlukan pemilahan dan pencatatanoleh lembaga atau instansi terkait secaraberkesinambungan.

Perbedaan terjadi adalah penemuan la-pangan dengan penamaan Dishidros sebanyak7 buah. Antara penemuan lapangan denganpenamaan gazeter sebanyak 10 buah, antarapenamaan Dishidros dengan gazetir sebanyak7 buah dan tidak terdapatnya persamaan pe-namaan suatu pulau dari ketiganya sebanyak4 buah pulau. Survei ini dilaksanakan diKecamatan Lingga Utara dengan mengambillokasi di Pulau Potot di utara sampai PulauSensa di Selatan. Berdasarkan hasil pengamat-an, ternyata penemuan di lapangan denganDishidros dan penamaan menurut gazetercukup signifikan, sehingga diperlukan langkahbersama dalam pendataan dan pencatatanyang disertai kesepahaman penggunaan nama-nama pulau menurut gazeter secara nasional.

Contoh penamaan pulau baru, misalnyaPulau Potot yang belum ada nama sebelumnyabaik dari Dishidros maupun gazeter. Penama-an ini tentu perlu dikoordinasikan antarinstansiatau antarlembaga sehingga penamaan pulauyang terdapat di Dishidros atau gazeter sama.Untuk itu perlu adanya registrasi nama-namapulau yang sudah teregistrasi secara kelem-bagaan sehingga tidak ada tumpang tindihpenamaan pulau secara gazeter, Dishidros danpeneliti pada berbagai lembaga yang berkom-peten terkait pemetaan wilayah/pulau. Con-toh lain pada penyebutan Pulau Mentulat diKecamatan Lingga Utara ini. Penamaan PulauMentulat ini memang mengacu pada namaorang yang pernah tinggal di pulau ini. Hanyasaja, penamaan Pulau Mentulat di KecamatanLingga Utara belum dimasukkan ke dalam datainduk Dishidros dan belum dimasukkan kedalam gazeter nasional.

Penyebutan yang berbeda juga pada pe-namaan Pulau Sensa yang oleh masyarakatsetempat disebut Pulau Sensa, sedangkan pe-

namaan menurut Dishidros dan gazeter adalahPulau Sunsa. Penyebutan Pulau Sensa inimerupakan penyebutan masyarakat setempatiterhadap pulau yang mereka kenal. Untuk itu,penamaan gazeter dan Dishidros yang me-nyebut Pulau Sensa dengan sebutan PulauSunsa perlu disesuaikan dengan duduk ber-sama membahas perbedaan fonologis terhadappenamaan pulau di tiap wilayah yang dinamaimasyarakat atau gazeter dan Dishodros. Demi-kian pula dengan penyebutan pulau lainadalah Pulaubarok. Penyebutan pulau olehmasyarakat setempat adalah Pulaubarok,sedangkan penamaan Dishidros dan gazeteradalah Pulau Barok. Untuk penamaan pulau-barok merupakan sebutan yang diberikanmasyarakat terhadap pulau ini, sedangkanDishidros dan gazeter menyebutnya denganPulau Barok. Ini berarti perbedaan Dishidrosdan gazeter hanya pada cara mengeja dan pe-nulisan saja, sedangkan berdasarkan penyebut-an masyarakat Pulaubarok menyebutnya padutanpa terpisah secara ortografis.

Perbedaan yang lain adalah dengan pe-nyebutan Pulau Huratik. Penyebutan masya-rakat pulau ini adalah Pulau Huratik. Sedang-kan menurut penamaan Dishidros dan gazeteradalah Pulau Merati. Penyebutan masyarakatterhadap pulau ini adalah Pulau Huratik tentumemiliki sejarah yang perlu ditelusuri danacuan penamaan terhadap pulau yang di-namainya. Sedangkan acuan Dishidros dangazeter menyebut pulau ini adalah PulauMerati. Perbedaan ini tentu menjadi hal yangperlu dicermati. Penamaan Pulau Huratikperlu dijelaskan lebih lanjut bersamaan denganpenamaan Pulau Merati. Ini menjadi renunganbersama terkait penamaan pulau secaranasional.

Perbedaan penyebutan juga tidak hanya diKecamatan Senayang, Kecamatan LinggaUtara, dan di Kecamatan Lingga juga terdapatperbedaan yang berhubungan dengan pe-nemuan pulau baru dan perbedaan pengucap-an yang masih terlihat adanya hubungan yang

Page 12: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

68 , Volume 3, Nomor 1, Juni 20177

kasat mata. Berdasarkan data hasil pengamat-an di Kecamatan Senayang terdapat 315 pulaudengan rincian 149 pulau teregistrasi dan 166belum teregistrasi di Dishidros atau gazetir.Pulau yang terdapat di pulau dan KecamatanKecamatan Lingga Utara adalah 12 yangteregistrasi 8 pulau dan yang belum teregistrasi4 pulau, Kecamatan Lingga 53 pulau denganrincian 37 pulau yang teregistrasi dan 16 pulauyang belum teregistrasi, Kecamatan Singkepbarat terdapat 52 pulau pembagian 44 pulauyang sudah teregistrasi dan 8 pulau yang belumteregistrasi, serta Kecamatan Singkep terdapat23 pulau yang dapat dirincikan 9 pulau sudahteregistrasi dan 14 pulau belum teregistrasiDishidros dan gazeter nasional.

Perbedaan penamaan pulau baru misalnyaPulau Burung yang belum ada nama sebelum-nya baik di Dishidros maupun gazeter. Dalamkasus ini, Dishidros telah mensurvei pulautersebut tetapi belum diberikan nama, sedang-kan gazeter pulau tersebut belum ada. Selainitu penyebutan Pulau Kojong belum ada. Per-bedaan penamaan yang masih terlihat padapenyebutan Pulau Cening. Masyarakat setem-pat menyebutnya dengan Pulau Ceneng, danmenurut gazetir dengan penyebutan PulauCeneng. Pulau lain contohnya adalah PulauBaturesoh, penemuan di lapangan dengan pe-nyebutan Baturesoh, sedangkan penamaanDishidros adalah Batumaresoh, sedangkan me-nurut gazeter adalah Batumerasoh.

Perbedaan terjadi pada penemuan pulaubaru dan perbedaan penyebutan. Baik yangmasih terlihat hubungan maupun tidak ber-hubungan. Penamaan Pulau Ibul misalnya,yang sebelumnya belum ada nama baik di PetaLaut maupun gazeter. Perbedaan penamaanyang masih terlihat adalah penamaan pulauBendahara. Penemuan masyarakat sekitarmenyebutnya Pulau Bendahara, Dishidros dangazeter menyebutnya Pulau Bandahara. Con-toh lain adalah penyebutan Pulau Pelang.Masyarakat setempat dengan menyebut Pulau

Pelang, sedangkan Dishidros dan gazetermenyebutnya Pulau Pilang.

Perbedaan penamaan yang tidak terlihatadalah dengan penyebutan Pulau Bintun. Me-nurut temuan di lapangan disebut Pulau Bin-tun, sedangkan menurut Dishidros adalah Pu-lau Penganaknoja, dan belum ada menurut ga-zeter. Pulau lain yang dapat menjadi contohadalah sebutan Pulau Selambang. Sebutan dilapangan juga dengan Pulau Selambang. Na-mun penyebutan menurut Dishidros adalahPulau Bunta dan menurut gazeter adalah de-ngan sebutan Pulau Buntal.

Perbedaan pengucapan juga terdapat diKecamatan Singkep. Penyebutan ini masihterlihat adanya hubungan untuk semua pulauyang berbeda. Perbedaan penamaan pulaubaru,misalnya Pulau Layak dan Pulau Teluryang belum ada nama sebelumnya padaDishidros dan penyebutan pada gazeter. Per-bedaan yang lain pada penyebutan PulauSayak. Masyarakat setempat menyebutnya PulauSayak, sedangkan menurut Dishidros dangazeter menyebutnya dengan Pulau Saya.

PENUTUP

SimpulanBerdasarkan hasil kajian yang telah dilak-

sanakan didapat bahwa di Kabupaten Linggaterdapat 455 pulau dengan 223 pulau tidakterdaftar namanya dalam dalam daftar pulauDepdagri (Departemen Dalam Negeri) dan 232pulau yang mempunyai nama. Dari 244 namapulau bernama dari Peta Laut Dishidros TNIAL dapat diperbaharui dan disurvei. Pulau-pulau yang tidak memiliki nama pada petatersebut berhasil diberi nama sebanyak 211buah nama pulau. Keragaman bahasa dapatmemperkaya nama-nama pulau. Tidak sedikitsatu pulau memiliki nama lebih dari satu.Survei ini merupakan langkah konfirmasi danteknik memperoleh informasi berkaitan namapulau di suatu wilayah. Penamaan pulau padadasarnya merujuk pada hal-hal berikut: 1)

Page 13: PENAMAAN PULAU-PULAU DI KABUPATEN LINGGA …

69Penamaan Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Berdasarkan Kajian Toponimi dan Studi Etnolinguistik

karakter dan potensi pulau, 2) dimensi pulau,bentuk pulau, dan posisi relatif pulau, 3) jabat-an dan nama orang yang pernah bermukim dipulau tersebut, 4) legenda atas pulau bersang-kutan, 5) penamaan kumpulan atau jajaranpulau dalam satu nama atas pulau bersang-kutan, dan 6) penamaan pulau yang mempu-nyai maksud untuk memperingatkan agarhati-hati.

Daftar Pustaka(DEPDAGRI). 2002. Daftar Pulau-Pulau

Bernama dan Tidak Bernama Di Indo-nesia. Jakarta. Dinas Hidro OseanografiTNI AL.1982.Daftar Pulau-Pulau diIndonesia. Jakarta.

Anonim. 2007. Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 27 Tahun 2007 TentangPengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-PulauKecil.

Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP).2003. Buku Panduan Survei ToponimiPulau-Pulau di Indonesia. Jakarta.

Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP),2003, Buku Panduan Survei Toponimi Pulau-Pulau di Indonesia, Jakarta.

Dahuri, R. 2000. Kebijakan dan ProgramNasional Mengembangkan Potensi Pulau-Pulau Kecil Sebagai Pusat

Dahuri,R. 2000. Kebijakan dan ProgramNasional Mengembangkan Potensi Pulau-pulau Kecil sebagai Pusat Riset dan Indus-tri yang berkelanjutan dengan BerbabisMasyarakat. Jakarta: Makalah LokakaryaPendekatan Penataan Ruang dalammenunjang Pengembangan WilayahPesisir, Pantai, dan Pulau-pulau Kecil.

Dahuri,R., J. Rais, dan Ginting. 2004. Penge-lolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir danLautan secara terpadu. Jakarta: PT.PradnyaParamitha.

Departemen Dalam Negeri (DEPDAGRI), 2004,Daftar Pulau-Pulau Bernama dan TidakBernama di Indonesia, Jakarta.

Dinas Hidro Oseanografi TNI—AL 1982 DaftarPulau-pulau di Indonesia.Jakarta.

Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthro-pology. Cambridge: Cambridge UniversityPress

Julius. 2009. Identifikasi Pulau-Pulau di Kabu-paten Lingga Provinsi Kepulauan RiauBerdasarkan Kaidah Toponimi. Pusat RisetWilayah Laut dan Sumberdaya Non-hayati-BRKP-DKP. E-Jurnal Ilmu danTeknologi Kelautan Tropis, Vol. 1., No. 2.Desember 2009.

Kusumah G., dan E.Widjarnako.2007. Iden-tifikasi Teluk dan Tanjung di Teluk BungusBerdasarkan Kaidah Toponimi Maritim.Jurnal Segara, 3 (2):105—111).

Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi PenelitianKualitatif. Penerbit PT Remaja RosdakaryaOffset: Bandung.

Rais, J. 2003"Arti Penting Toponimi Pulau”,Makalah Simposium Kadaster Laut.Jakarta. 14 Desember 2003.

Rais,J. 2003. Arti Penting ToponimiPulau”Makalah Simposium Kadaster,Jakarta: 14 Desember 2003.

Rais,J.1992.Country Report–Indonesia, 6thMeeting of The UNGEGN for Asia South–East and Pacific South–West Division,Wellington.

Saville-Troike, M.(2003).The ethnography ofcommunication: An introduction (3rd)Oxford: Blackwell Publishing.

Sea 1982. UN Publication No. E.83.V.5. NewYork, N

Spradley James. P. 1980. The EthnographicInterview. New York: Random House.

Sudaryanto. (1993). Metode dan Teknik AnalisisBahasa. Yogyakarta: Duta wacana Uni-versity Press.

United Nations. 1983. The Law of the Sea–UNConvention on the Law of the

Willam, J. Samarin. 1988. Ilmu Bahasa Lapang-an (diterjemahkan oleh J.S. Badudu).Yogyakarta: Kanisius.