Diplomasi Publik Terhadap Pejalan Kaki Pengguna Gadget
-
Upload
nenden-maryani -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Diplomasi Publik Terhadap Pejalan Kaki Pengguna Gadget
DIPLOMASI PUBLIK TERHADAP PEJALAN KAKI PENGGUNA GADGET
UNTUK MEMBANGUN KESADARAN TERHADAP
KESELAMATAN PEJALAN KAKI
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS)
Praktik Diplomasi
Dosen Pembimbing
Agus Suherman Suryadimulya
Di susun oleh:
Nenden Maryani NPM 108710120011
Wilya Rahmad Ilahi NPM 1087101200
Cristy Desiree NPM 1087101200
Maria Petrisia NPM 1087101200
Rizka Andita Fauziah NPM 1087101200
PROGRAM STUDI SASTRA RUSIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
ABSTRACT
The purpose of this research is
Keywords: Diplomacy,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
“Diplomasi Publik Terhadap Pejalan Kaki Pengguna Gadget Untuk Membangun
Kesadaran Terhadap Keselamatan Pejalan Kaki.”
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah Praktik
Diplomasi di fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Makalah ini membahas
diplomasi publik sebagai solusi untuk membangun kesadaran keselamatan pejalan kaki
pengguna gadget sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan di jalan raya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jatinangor, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 3
1.6 Metode, Pendekatan, dan Teknik Penulisan ....................................................... 6
1.7 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
BAB III ANALISIS PENELITIAN ....................................................................... 9
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian ini akan membahas langkah-langkah diplomasi publik yang dapat
dilakukan untuk membangun kesadaran keselamatan pejalan kaki pengguna gadget
sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan di jalan raya. Masalah ini menarik untuk di
bahas mengingat banyak sekali kasus kecelakaan yang diakibatkan oleh kelalaian pejalan
kaki yang sibuk memainkan gadget pada saat berjalan atau menyebrang di jalan raya. Oleh
karena itu, masalah ini sudah selayaknya dicarikan solusinya.
Jalan raya merupakan tempat yang dilalui berbagai kendaraan baik roda empat,
roda dua tapi juga sepeda, gerobak, bahkan pejalan kaki terkadang termasuk sebagai
pengguna jalan. Mungkin dikota-kota besar memiliki jalur khusus untuk kendaraan non
bermotor tersebut. Namun pada kenyataannya, tidak semua ruas jalan memiliki trotoar
yang berfungsi semestinya. Karena kerap dipakai untuk berdagang, rusak parah, atau
terhalang objek statis. Begitu pula jalur khusus untuk sepeda. Parahnya infrastruktur jalan
memaksa para pejalan kaki untuk berbagi jalan dengan pengendara bermotor. Belum lagi,
jika ada pejalan kaki yang menyeberang jalan tidak pada tempatnya.
Berdasarkan pasal 106 Ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan menyatakan: Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di
jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda. Berdasarkan Pasal 284
UU itu, jika pengemudi tidak mengutamakan keselamatan pejalan kaki atau aturan Pasal
106 Ayat (2) di atas, ia dapat dipidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling
banyak Rp 500 ribu.
“Apabila pengemudi sudah mengutamakan keselamatan pejalan kaki sesuai dengan
Pasal 106 Ayat 2, namun karena kelalaian pejalan kaki menyebabkan terjadinya
kecelakaan, semisal menyeberang di jalan bebas hambatan, maka pengemudi tidak dapat
disalahkan,” urai Rosliana Ginting, SH, Director & Founder Real Driving Centre (RDC).
Berjalan sambil menggunakan telepon selular (ponsel) merupakan hal yang
berbahaya untuk dilakukan. Fokus penglihatan sebagian besar lebih tertuju kepada
perangkat elektronik ketimbang jalanan, sehingga tidak jarang pejalan kaki mengalami
insiden mulai dari yang ringan seperti terantuk sampai yang berat seperti tertabrak
kendaraan.
Melalui kuliah praktik diplomasi kami telah banyak belajar teknik-teknik diplomasi
serta cara mencari solusi dari suatu masalah dengan menggunakan diplomasi. Maka
dengan disusunnya karya ilmiah ini kami berharap sedikitnya dapat menyumbangkan buah
pikiran kami untuk menyumbangkan solusi melalui diplomasi publik untuk permasalahan
yang ada di lingkungan sekitar kami, salah satunya adalah masalah mengenai penggunaan
gadget di jalan raya oleh pejalan kaki yang seringkali menyebabkan kecelakaan.
1.2 Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, dengan tujuan
menghasilkan uraian yang sistematis diperlukan adanya batasan masalah. Pembatasan
masalah yang akan di bahas adalah:
Penelitian ini akan membahas solusi-solusi melalui diplomasi publik untuk
meningkatkan kesadaran pejalan kaki pengguna gadget akan keselamatan di jalan
raya.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu wadah untuk menuangkan ide solutif bagi permasalahan pejalan
kaki pengguna gadget di jalan raya melalui diplomasi publik.
2. Sebagai salah satu tugas akhir mata kuliah praktik diplomasi di Fakultas Ilmu
Budaya, UNPAD.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini untuk memperkaya penelitian dengan tema
diplomasi.
2. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis karya ilmiah.
1.5 Kerangka Pemikiran
1. Keselamatan Pejalan Kaki Pengguna Gadget
Seorang pejalan kaki adalah seseorang yang bepergian dengan berjalan kaki dalam
perjalanannya atau paling tidak pada sebagian dari perjalanannya. Selain bentuk berjalan
kaki yang biasa, seorang pejalan kaki mungkin memakai berbagai modifikasi dan alat
bantu berjalan seperti kursi roda, skuter bermotor, alat bantu jalan, tongkat, skateboard,
dan sepatu roda. Orang tersebut mungkin membawa barang dengan berat berbeda-beda,
dijinjing dengan tangan, atau diletakkan di punggung, di atas kepala, dipikul, atau
didorong/ditarik.Seseorang juga disebut pejalan kaki ketika berlari, jogging, hiking, atau
ketika duduk atau terbaring di jalan.
Lebih dari seperlima orang yang meninggal di jalan di seluruh dunia setiap tahun
bukan pengendara mobil, motor atau bahkan sepeda – mereka adalah pejalan kaki.
Kematian dan cedera pejalan kaki sering bisa dicegah, dan sudah ada intervensi yang
terbukti telah berhasil, tetapi di banyak lokasi keselamatan pejalan kaki masih tidak
mendapatkan perhatian secara layak.
Ketergantungan terhadap gadget berdampak pada kebiasaan masyarakat berjalan
sembari memainkan smartphone di genggaman. Akibatnya, para pengguna gadget tak lagi
menghiraukan jalanan dan sekitarnya sehingga banyak kecelakaan yang terjadi.
2. Konsep Diplomasi Publik (Public Diplomacy)
Konsep diplomasi publik adalah proses komunikasi pemerintah terhadap publik
internasional yang bertujuan untuk memberikan pemahaman ataupun informasi mengenai
sebuah negara, budaya, kepentingan nasional ataupun kebijakan-kebijakan negara tersebut.
Dalam diplomasi publik tidak hanya tertuju pada publik internasional tetapi juga dapat
dituju kepada publik domestik karena didalam proses diplomasinya tidak hanya di luar
negeri tetapi juga di dalam negeri. Maka, dapat dikatakan bahwa diplomasi publik
berfungsi untuk mempromosikan kepentingan nasional melalui pemahaman, informasi
serta mempengaruhi publik di luar negeri karena diplomasi publik merupakan salah satu
instrument dari soft power.
Diplomasi publik mensyaratkan kemampuan komunikasi antar budaya karena
terkait dengan perubahan sikap masyarakat, saling pengertian dalam melihat persoalan-
persoalan politik luar negeri. Di era informasi, pendapat masyarakat dapat secara efektif
mempengaruhi tindakan pemerintah. Dengan demikian, karakteristik dunia seperti ini
membutuhkan manajemen informasi untuk menyatukan masalah-masalah domestik dan
internasional. (Sukawarsini. Djelantik, 2008 : 191)
1.6 Metode, Pendekatan, dan Teknik Penulisan
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalh Deskriptif analisis
dengan pengumpulan Data melalui Studi Pustaka (Library Research) dengan teknik
pengumpulan bahan perpustakaan buku-buku, artikel, media massa, dan media elektronik
serta data-data yang berkaitan dengan masalah penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas tentang Latar Belakang, Batasan Masalah, Tujuan
penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode, Pendekatan,
dan Teknik Penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi pembahasan dan penelitian tentang teori dari para ahli
berkaitan dengan diplomasi publik.
BAB III : ANALISIS
Bab ini berisi analisis dan pembahasan penulis dari data-data yang telah
dikumpulkan.
BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi, kesimpulan dan penjelasan
yang telah tercantum pada bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan
rekomendasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Diplomasi Publik
Para pakar memberi definisi yang berbeda terhadap kata diplomasi. The Oxford
english Dictionary memberi konotasi sebagai berikut: “manajemen hubungan internasional
melalui negosiasi, yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dna
para wakil; bisnis atau seni para diplomat. Menurut The Chamber’s Twentieth Century
Dictionary, diplomasi adalah “the art of negotiation, especially of treaties between states;
political skill.” (seni berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara;
keahlian politik). Di sini, yang pertama menekankan kegiatannya sedangkan yang kedua
meletakkan penekanan pada seni berundingnya.
Sir Earnest Satow dalam bukunya Guide to Diplomatic Practice memberikan
karakterisasi diplomasi yang bagus meskipun tidak jelas dan kurang akurat. Ia mengatakan
diplomasi adalah penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi
antara pemerintah negara-negara berdaulat. Clausewitz, seorang filosof Jerman, dalam
pernyataannya yang terkenal mengatakan bahwa perang merupakan kelanjutan diplomasi
dengan melalui sarana lain.
Diplomasi publik dalam buku public diplomacy karya Mark Leonard mengatakan
bahwa diplomasi publik merupakan sebuah cara untuk membangun hubungan dengan cara
memahami kebutuhan, budaya, dan masyarakat; mengomunikasikan pandangan;
membenarkan mispersepsi yang ada dalam masyarakat internasional; mencari area dimana
pemerintah dapat menemukan kesamaan pandangan (Leonard, 2002:8).
2.2 Pentingnya Keselamatan Pejalan Kaki
Kita semua adalah pejalan kaki. Berjalan kaki adalah moda transportasi dasar dan
umum di semua masyarakat di seluruh dunia. Hampir semua perjalanan berawal dan
berakhir dengan berjalan kaki. Dalam beberapa perjalanan, baik jarak jauh maupun jarak
dekat, berjalan kaki menjadi satu-satunya moda transportasi. Dalam beberapa perjalanan
lainnya, seseorang mungkin berjalan kaki dalam satu atau beberapa bagian dari perjalanan
tersebut, misalnya, berjalan kaki ke dan dari halte bis. Berjalan kaki sudah terbukti
bermanfaat untuk kesehatan dan lingkungan seperti meningkatkan aktifitas fisik yang
dapat membantu mengurangi penyakit yang berhubungan dengan jantung dan obesitas, dan
banyak negara telah mulai mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mendorong
berjalan kaki sebagai sebuah moda transportasi yang penting. Sayangnya, di beberapa
situasi, peningkatan perjalanan dengan berjalan kaki dapat meningkatkan resiko
kecelakaan lalu lintas jalan dan cedera. Akibat pesatnya pertumbuhan jumlah dan
frekuensi penggunaan kendaraan bermotor di seluruh dunia – serta umumnya pengabaian
terhadap kebutuhan pejalan kaki dalam perancangan jalan dan perencanaan tata guna lahan
– pejalan kaki semakin rentan terhadap kecelakaan lalu lintas jalan. Kerentanan pejalan
kaki semakin tinggi di situasi-situasi yang peraturan lalu lintasnya tidak ditegakkan secara
tegas.
Kecelakaan lalu lintas jalan adalah tabrakan atau insiden yang melibatkan
setidaknya satu kendaraan jalan yang sedang bergerak, di jalan umum atau jalan pribadi
(private) yang dapat diakses oleh umum secara sah, yang mengakibatkan setidaknya satu
orang terluka atau terbunuh. Termasuk di dalamnya adalah: tabrakan antar kendaraan
jalan; antara kendaraan jalan dan pejalan kaki; antara kendaraan jalan dan hewan atau
benda tidak bergerak atau yang melibatkan hanya satu kendaraan jalan. Termasuk di
dalamnya adalah tabrakan antara kendaraan jalan dan kendaraan rel.
Pengurangan atau peniadaan resiko-resiko yang dihadapi oleh pejalan kaki
merupakan sebuah tujuan kebijakan yang penting dan dapat dicapai. Kecelakaan pejalan
kaki, seperti halnya kecelakaan lalu lintas jalan lainnya, tidak bisa dianggap sebagai
sesuatu yang tidak bisa dihindari karena sebenarnya kecelakaan bisa diprediksi dan
dicegah. Terdapat hubungan erat antara lingkungan berjalan kaki dan keselamatan pejalan
kaki. Berjalan kaki di lingkungan yang kekurangan infrastruktur untuk pejalan kaki dan
yang mengijinkan penggunaan kendaraan berkecepatan tinggi meningkatkan resiko cedera
pejalan kaki. Resiko sebuah kendaraan bermotor bertabrakan dengan seorang pejalan kaki
meningkat seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang berinteraksi dengan
pejalan kaki. Berbagai tindakan keselamatan pejalan kaki memperbaiki lingkungan
berjalan kaki dan berkontribusi pada pembaruan perkotaan, pertumbuhan ekonomi lokal,
ikatan sosial, peningkatan kualitas udara dan pengurangan efek bahaya dari kebisingan lalu
lintas. Berbagai tindakan tersebut juga bermanfaat untuk pengguna jalan lainnya seperti
pengendara bermotor dan sepeda. Pengimplementasian tindakan-tindakan keselamatan
membutuhkan komitmen dan pengambilan keputusan yang bijak dari pemerintah, industri,
organisasi non-pemerintah (LSM) dan organisasi internasional.
2.3 Pejalan Kaki Pengguna Gadget di Indonesia
Pengguna jalan yang menggunakan handpone/smartphone mereka saat
berkendaraan sangat sering di jumpai di Indonesia. Bahkan ada yang mengganggu karena
kendaraan mereka jadi berjalan sangat lambat dan tentunya membahayakan pengguna
jalan yang lain. Tentu saja perilaku ini adalah perilaku yang salah apalagi sambil
berkendaraan. Namun tak dapat dipungkiri bahwa secara umum penggunaan
handphone/smartphone bagi orang yang sedang berjalan kaki (pejalan kaki) juga
mengganggu. Sering kali pengendara harus hampir bertabrakan dan cepat-cepat
menghindar karena pengguna jalan (pejalan kaki) yang searah atau berlawanan dengan kita
melakukan itu. Perilaku yang memicu adalah si pejalan kaki pengguna smartphone itu
berfokus pada smartphone mereka dan menabrak pengendara, tentunya tanpa sengaja.
Dengan perkembangan penggunaan Smartphone yang meningkat pesat, dari 11,7
Juta dan berkembang menjadi 61, 2 juta di tahun 2014 dan diperkirakan menjadi 103 juta
orang di tahun 2017 maka hal ini logis jika dipikirkan solusinya.
BAB III
ANALISIS
3.1 Kasus Kecelakaan Pejalan Kaki Akibat Penggunaan Gadget
Di Indonesia, berbagai kasus kecelakaan yang terjadi akibat penggunaan gadget
pun sudah tidak asing didengar. Yang paling sering kecelakaan terjadi di jalan raya, pada
saat pengguna mobil dan sepeda motor yang punya kebiasaan untuk menggunakan gadget
pada saat berkendara serta kecelakaan di mana seorang pejalan kaki yang tertabrak KRL di
Jakarta karena pada saat itu dia mendengarkan musik dan sibuk akan gadgetnya.
"Orang-orang berpikir menggunakan gadget selama berjalan tidak akan
membahayakan nyawa mereka. Padahal faktanya jumlah pejalan kaki yang cedera justru
meningkat," ungkap Kate Carr, CEO dari Safe Kids Worldwide, seperti dilansir CBS
News, Sabtu (31/8/2013).
Tingkat cedera pejalan kaki telah meningkat sebesar 25 persen selama 5 tahun
terakhir di kalangan remaja usia 16-19 tahun. Kelompok usia tersebut mewakili sekitar
setengah dari semua kasus kematian pejalan kaki untuk anak-anak dan remaja. Sebuah
laporan dari pemerintah National Highway Traffic Safety Administration menemukan
sekitar 69.000 pejalan kaki terluka setiap tahun, 11.000 di antaranya lebih muda dari 14
tahun. Sekitar 4.400 kasus dari jumlah tersebut termasuk cedera yang fatal.
Menurut Safe Kids Worldwide risiko untuk kelompok usia ini yaitu dalam
perjalanan ke dan dari sekolah. Tim peneliti berkemah di persimpangan dekat 68 sekolah
di 17 negara, di mana mereka mengamati lebih dari 34.000 anak-anak menyeberang jalan.
Mereka menemukan sekitar 1 dari 5 siswa sekolah menengah atas 'teralihkan' oleh
perangkat elektronik ketika menyeberang. Demikian juga sekitar 1 dari 8 siswa sekolah
menengah pertama. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa ada sekitar 39 persen remaja
berjalan sambil mengirim pesan teks atau memakai headphone; 20 persen sambil berbicara
di ponsel; dan 2 persen sambil bermain video game. Remaja wanita juga ditemukan 1,2
kali lebih mungkin untuk teralihkan oleh gadget saat menyeberang jika dibandingkan
dengan remaja pria.
Safe Kids Worldwide kemudian melakukan kampanye untuk mengingatkan para
remaja dan anak-anak untuk tidak menggunakan gadget sambil berjalan atau menyeberang.
Kampanye ini diluncurkan untuk mengenang Christina Morris-Ward, seorang remaja
berusia 15 tahun yang mengenakan headphone dan menelepon saat melintasi jalan dua
blok dari sekolahnya tahun lalu.
Tak hanya dari remaja dan anak-anak itu sendiri, dibutuhkan peran serta orang tua
untuk membantu mengalihkannya. Carr menegaskan bahwa orang tua yang tidak
menggunakan gadget saat sedang berjalan dapat memberikan pesan positif kepada anak-
anak mereka.Teknologi memang sangat hebat dan dibutuhkan, tetapi teknologi tidak selalu
cocok dilakukan bersamaan dengan aktivitas.
Kasus yang masih hangat datang dari negara Tongkok, dimana pada Juni 2015,
wanita muda di Sichuan harus diselamatkan petugas pemadam kebakaran setelah kakinya
terselip di penutup selokan karena dia terlalu sibuk mengutak-atik ponselnya. Selanjutnya
pada Mei 2015, pejalan kaki wanita yang menggunakan ponsel sambil menyeberang jalan
di persimpangan di Zhongshan, Provinsi Guangdong, juga tewas setelah dia tertabrak truk
gandeng.
3.2 Bahaya Penggunaan Gadget Bagi Pejalan Kaki
Bahaya menggunakan gadget saat berjalan bukan pada cara orang
menggunakannya (menelpon, mengirim pesan singkat/short massage service (SMS) dan
termasuk memakai handsfree), melainkan lebih pada topik pembicaraan yang sedang
dibicarakan saat itu. Jadi bahayanya adalah karena otak pejalan kaki dipaksa berpikir hal
penting lainnya saat berjalan di jalan raya, sehingga konsentrasi menjadi terpecah. Hal ini
dikarenakan, otak manusia tidak bisa melakukan multitasking.
Manusia selalu menganggap bisa melakukan beberapa hal di saat yang bersamaan,
nyatanya manusia tidak bisa melakukannya. Pada saat berjalan sambil menggunakan
ponsel, manusia mengalami kebutaan sejenak, yaitu hilangnya beberapa informasi yang
dilihat oleh matanya. Itulah sebabnya, orang tidak sadar melihat orang lain atau mobil di
depannya atau mungkin ada lubang di depannya dan terjadilah kecelakaan.
Dampaknya adalah pengguna smartphone sambil berjalan kaki akan meningkatkan
resiko kecelakaan pejalan kaki, baik itu tertabrak kendaraan, bertabrakan dengan sesama
pejalan kaki, bahkan terperosok ke dalam lubang di jalanan. Hal itu pula akan
meningkatkan tingkat konflik antara pejalan kaki dengan pengendara atau sesama pejalan
kaki, sehingga cedera yang mungkin terjadi akibat bertabrakan pun bertambah. Selain itu,
dampak negatif dari penggunaan gadget dimana saja, bisa berdampak kepada anak kecil
atau remaja. Mereka akan memiliki pengertian bahwa menggunakan smartphone tanpa
“peduli” akan orang lain adalah hal yang wajar. Ini dapat mengurangi keintiman antara
anggota keluarga serta lingkungan sekitar yang akan menciptakan kondisi masyarakat
yang individualisme.
3.3 Diplomasi Publik untuk Mencegah Resiko Kecelakaan Pejalan Kaki Akibat
Penggunaan Gadget
• Pemahaman unsur kesalahan manusia dalam sistem transportasi: Dalam lalu lintas, orang akan membuat kesalahan yang dapat dengan mudah menyebabkan cedera dan kematian. Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan tidak mengabaikan intervensi-intervensi terhadap perilaku pengguna jalan tetapi menekankan bahwa perilaku hanya salah satu dari banyak elemen penting untuk mendorong keselamatan di jalan.• Pemahaman tentang kerentanan dan batas fisik manusia: Orang memiliki toleransi yang terbatas terhadap kekuatan tabrakan sehingga gaya atau benturan yang melebihi batas dapat menyebabkan luka parahatau kematian.• Penggalakan akuntabilitas sistem: Tanggung jawab keselamatan lalu lintas harus dipikul bersama oleh pengguna jalan dan perancang sistem. Pengguna jalan diharapkan menaati peraturan lalu lintas, sementara perancang dan operator jalan bertanggung jawab untuk membuat sebuah Sistem yang Berkeselamatan setinggi mungkin bagi pengguna jalan.• Penggalakan nilai-nilai etis dalam keselamatan jalan: nilai etis yang mendasari Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan adalah bahwa segala jenis luka parah yang disebabkan oleh sistem transportasi jalan tidak dapat diterima. Manusia dapat belajar untuk berperilaku secara lebih berkeselamatan, tapi kesalahan pasti akan tetap terjadi di beberapa situasi. Kesalahan tersebut mungkin mengakibatkan kecelakaan, tetapi kematian dan luka parah seharusnya bisa dihindari.Penggalakan nilai-nilai kemasyarakatan: selain menjamin keselamatan, sistem transportasi jalan juga diharapkan berkontribusi terhadap nilai-nilai kemasyarakatan, khususnya di tiga bidang – pengembangan ekonomi, kesehatan manusia dan lingkungan, dan pilihan individu. Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan memiliki banyak kelebihan sebagai sebuah kerangka keselamatan pejalan kaki:
• Pemeriksaan serangkaian faktor-faktor resiko. Keselamatan pejalan kaki harus diteliti dari sudut pandang sebuah sistem untuk dapat mempertimbangkan berbagai faktor yang meletakkan pejalan kakipada suatu resiko, seperti kecepatan kendaraan, buruknya rancangan jalan, dan tidak tegasnya penegakan hukum dan peraturan lalu lintas. Perencanaan keselamatan pejalan kaki yang efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang faktor-faktor resiko yang mempengaruhi. Meskipun demikian, pemahaman seperti ini sulit dicapai ketika penelitian berfokus hanya pada satu atau dua faktor resiko. Kerangka Sistem yang Berkeselamatan menjauhkan penelitian keselamatan pejalan kaki dari fokus sempit terhadap satu atau dua faktor resiko. Modul 3 menjelaskan pengembangan sumber data di Addis Ababa, Ethiopia, yang sekaligus memberikan gambaran jelas tentang tingkat kecelakaan dan faktor-faktor resiko bagi pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya.• Pengintegrasian intervensi yang komprehensif. Peningkatan keselamatan pejalan kaki membutuhkan perhatian pada rancangan kendaraan, infrastruktur jalan, kontrol lalu lintas seperti batas kecepatan, dan penegakan hukum dan peraturan lalu lintas – yang seluruhnya merupakan fokus dari Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan. Fokus yang sempit terhadap satu aspek kurang efektif dibandingkan dengan sebuah pendekatan yang terintegrasi dan mempertimbangkan semua faktor yang terlibat dalam keselamatan pejalan kaki.• Perpaduan pelajaran-pelajaran yang diperoleh. Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan memberikan dasar bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh negara-negara berpenghasilan tinggi yang merancang jalan dengan hanya mempertimbangkan kendaraan bermotor, tanpa perhatian yang memadai terhadap kebutuhan pejalan kaki. Seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dibutuhkan perbaikan infrastruktur untuk pejalan kaki dan juga kendaraan, tidak bisa hanya berfokus pada perilaku pejalan kaki sebagai faktor utama yang mempengaruhi keselamatan pejalan kaki. Ciri umum dari lingkungan perjalanan pejalan kaki di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah adalah percampuran lalu lintas sehingga pejalan kaki, kendaraan dan sepeda menggunakan jalan yang sama, serta terbatasnya atau tidak adanya fasilitas infrastruktur untuk pejalan kaki. Kemajuan dalam hal memperhatikan pejalan kaki dalam perancangan jalan telah terlihat di Cina dan India (4). Modul 2 dan 4 memberikan contoh tindakan-tindakan perancangan jalan yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki di negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah.• Kerja sama dengan mitra. Keselamatan pejalan kaki merupakan sebuah masalah multi-dimensi yang membutuhkan pemahaman komprehensif. Pemahaman ini diperlukan ketika meneliti faktorfaktor penentu, konsekuensi dan solusi keselamatan pejalan kaki. Pada prakteknya, meskipun beberapa instansi memiliki tanggung jawab atas suatu aspek tertentu dari keselamatan pejalan kaki, dibutuhkan sebuah pendekatan terkoordinasi, yang meliputi kerja sama antara pembuat kebijakan, pengambil keputusan, peneliti, pemimpin politis, masyarakat sipil dan umum. Pendekataan terkoordinasi ini khususnya dibutuhkan di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah. Kerja sama dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah dengan berbagi tanggung jawab atau kegiatandalam sebuah program keselamatan pejalan kaki
Di tahun 2010, Companhia de Engenharia de Trafego (CET), sebuah badan yang bertugas
mengelola transportasi di kota Sao Paulo, Brazil, meluncurkan sebuah program
keselamatan pejalan kaki yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pejalan kaki yang
meninggal sebanyak 50% sebelum akhir tahun 2012. Intervensi-intervensi yang dilakukan
berupa kampanye media dan peningkatan kesadaran, tindakantindakan rekayasa dan
penegakan hukum lalu lintas. Untuk mengoordinasikan pengimplementasian, berbagai
badan dikumpulkan dan masing-masing diberikan tanggung jawab untuk kegiatan-kegiatan
tertentu: Sekretariat Transportasi Kota mengoordinasi pengimplementasian program secara
keseluruhan; CET bertanggung jawab atas tindakan-tindakan rekayasa, pendidikan dan
penegakan hukum; Pemerintah Kota Madya Sao Paulo, melalui Departemen Komunikasi,
bertanggung jawab atas kampanye media; Sekretariat Buruh bertugas sebagai pengawas
penyeberangan pejalan kaki; polisi lalu lintas bertanggung jawab atas penegakan hukum;
dan Sao Paulo Transporte (SPTrans) – perusahaan yang mengelola moda transportasi bus –
bertanggung jawab atas pengawasan dan pelatihan sopir bus