Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

37
“Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu.” UNIVERSITAS PALANGKA RAYA PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN 2013 Oleh : SRI WIDODIANTO NIM.ACD 213 002 FILSAFAT ILMU

description

Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu

Transcript of Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Page 1: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

“Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu.”

UNIVERSITAS PALANGKA RAYAPROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGITAHUN 2013

Oleh :

SRI WIDODIANTO

NIM.ACD 213 002

FILSAFAT ILMU

Page 2: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

1. Latar Belakang

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Namun, tidak semua yang dihasilkan dari berfikir adalah filsafat. Sehingga diperlukan ilmu dan kreativitas untuk mencapai sebuah filsafat.

2

Page 3: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Pembahasan

Apa yang dimaksud dengan Filsafat Ilmu?

Apa yang dimaksud dengan Kreativitas?

Bagaimana peranan kreativitas dalam evolusi Ilmu?

Bagaiamana tinjauan epistimologis dari ilmu sosial dibandingkan dengan ilmu eksakata?

Memahami tentang definisi Filsafat Ilmu?

Mengerti tentang Kreativitas?

Mengetahui bagaimana peranan kreativitas dalam evolusi Ilmu?

Mengetahui Bagaiamana tinjauan epistimologis dari ilmu sosial dibandingkan dengan ilmu eksakata?

3

Page 4: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

1. Pengertian dan perkembangan filsafat ilmu.

1. Robert AckermannFilsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah

tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam

kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu

demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya.

2. Menurut (Surajiyo, filsafat Ilmu dan perkembangannya ; 2010) filsafat ilmu adalah

penyelidikan tentang ciri-cir pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya

Page 5: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Filsafat Ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu :

1. Obyjek apa yang ditelaah? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyjek tersebut?bagaimana hubungan obyjek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berfikir, merasa dan mengindra) yang membuahkan pengetahuan.

2. Bagaimana prosedur yang harus dituruti dalam penyelidikan?

3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu digunakan?

5

Page 6: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Mata ajaran ilmu dan filsafat

Level Discipline Subject - Matter

2 Philosophy of science Analysis of the procedures and logic of scientific explanation

1 Science Explanation of facts

0 - Facts

Page 7: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

2. Ilmu (science)

Beberapa pengertian ilmuMenurut M. IZUDDIN TAUFIQ Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.

Ilmu dapat bermakna ganda :1. Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk

menyebutan segenap pengetahuan ilmiah yang diapandang sebagai satu kebulatan.

2. Ilmu menunjuk kepada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari suatu pokok tertentu (antropologi, sosiologi, biologi, geografi).

Page 8: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Ilmu sering juga disebut dengan pengetahuan ilmiah, kegiatan berfikir ilmiah ini melingkupi suatu rantai berfikir dengan logika berfikir deduktif dan induktif.

Logika berfikir deduktif dipakai untuk merumuskan hipotesis.

Logika adalah berfikir menyusun silogisme-silogisme dengan tujuan mendapat kesimpulan yang tepat dengan menghilangkan setiap kontradiksi.

Page 9: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Skema proses induktif dan deduktif Ilmu (science)

Induksi (Khusus ke-umum)

Deduksi (umum ke-khusus)

Ramalan dan penjelasan

Hukum dan teori

Fakta didapat dari observasi

Page 10: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Model Penemuan Ilmiah Herschel

Relevant Aspect

Model Penemuan Ilmiah Herscchel (losee 1980, p. 116)

HypothesisInduktif Schema

Law of nature

HypothesisInduction

Theoris

Relevant Aspect

Page 11: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

2. Kreativitas

A. Konsep dasar dan fungsiKreativitas merupakan kemampuan seseorang berfikir dan bertingkah laku. Seseorang yang memiliki kreativitas atau kemampuan berfikir divergensi yang tinggi tidak banyak kesulitan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. kreativitas adalah sebagai suatu proses yang digunakan seseorang untuk mengekspresikan sifat dasarnya melalui suatu bentuk atau medium sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa puas bagi dirinya, menghasilkan suatu produk yang mengkomunikasikan sesuatu tentang diri orang tersebut kepada orang lain. 

Page 12: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

1. Gowan (1981), menyoroti proses kreativitas dari fungsi otak manusia. Kreativitas baru bisa terjadi jika ada interaksi dari masing-masing fungsi tersebut.

2. T. Teyler (1977) dalam clark (1983) menyebutkan bahwa pembentukan otak terjadi dari interaksi antara pola (blue print) genetik dan pengaruh lingkungan.

Page 13: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Bagan model integrtif (clar, ‘83)

Kondisi berfikir, rasional,

terukurkan = berfikir

Kondisi kesadaran

yang diperoleh dari ketaksadarn

= Intuisi

Kondisi perasaan, dampak

emosional yang menuntut

kesadaran diri – aktualisasi diri =

perasaan

Kondisi cipta talen – produk baru –

diperoleh dari orang

lain.Tuntunan = keterampil

anTinggi =

pengindraan

Kreatifitas

Kreativitas dalam abad ke-20 didasarkan atas fungsi dasar berfikir, merasa, penginderaan cipta, talen, dan intuisi

Page 14: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Beberapa pengertian kreativitas ditinjau dari fungsi rasa

1. Kreativitas terdiri dari empat fungsi dasar yang interaktif, yaitu:1. berpikir rasional,2. perkembangan emosional,3. perkembangan bakat khusus, dan4. tingkat tinggi kesadaran yang menghasilkan imajinasi, fantasi, pendobrakan pada kondisi ambang kesadaran atau ketaksadaran.

Page 15: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

1. Khrisnamurti (1964) – “creativenes has its root in the initiative which comes into being only when there is deep discontent…. One must be wholly discontened not complainingly, but with joy, with love”

2. Taylor (1959) – interested most in scientific creatific creative ability, he discusses five levels of creativity : expressive, productive, inventive, innovative, and emergenative. He views the steps in the process as mental labor, incubation, ilumination, and delibrate effort.

Page 16: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Beberapa pengertian kreativitas ditinjau dari fungsi keterampilan

1. Siminov (1970) – sees the product the artist has created as “a model of the artist’s attitude toward a phenomenon.” he creates the model with the aim of getting to know, checking and specifying his atitudes.

2. Rhodes (1963) – “the birth of an idea and its embodiment in form recognizable by sameone or society as valuable”.

Page 17: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Beberapa pengertian kreativitas ditinjau dari fungsi pengalaman belajar

1. Bahwa daya kreatif tumbuh dari dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang.

2. Bahwa untuk itu diperlukan suatu suasana yang kondusif yang menggambarkan kemungkinan tumbuhnya daya tersebut.

3. Bahwa kreativitas memiliki dimensi intuitif yang sangat berpengaruh terhadap timbulnya proses kreatif serta melibatkan fungsi rasio, rasa, dan keterampilan.

4. Bahwa kreativitas memiliki prospektif proses dan produk serta tahap, tingkat dan urutan tertentu.

Page 18: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

B. Tahap dalam Proses Kreatif

Graham Wallas tahun 1926 dalam bukunya “The Art of Thought” (Piirto, 1992) menjelaskan tentang tahap-tahap dalam proses kreativitas berlangsung sebagai berikut :

1. Tahap I ; Persiapan (preparation)seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang lain, dan sebagainya.

2. Tahap II ; Inkubasi (incubation)kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi adalah tahap di mana individu seakan – akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra – sadar.

Page 19: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

3.Tahap III ; Iluminasi (Ilumination)Tahap ilumunasi adalah tahap timbulnya “insight” atau “Aha – Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gangguan baru, beserta proses – proses psikologi yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.

4. Tahap IV ; Verifikasi (Verification) Tahap verifikasi atau evaluasi adalah tahap di mana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis). Perbaikan dan perwujudan hasil dan tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap terakhir dalam proses ini. Diseminasi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas terjadi setelah perbaikan dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung.

Page 20: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

C. Proses Kreatif

Teori belahan Otak kiri dan otak kanan Guilford melihat pada perbedaan proses berpikir:

a. Kecerdasan (Intelegensi) cenderung berpikir Konvergen: yaitu proses berpikir memusat dengan penekanan pada pencapaian jawaban tunggal yang paling tepat. (Otak Kiri).

b. Kreativitas cenderung berpikir Divergen, yaitu: prosesberpikir menyebar dengan penekanan pada segi kesesuaian. (Otak Kanan).

Page 21: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Dalam menjelaskan proses berfikir, Arthur koestler dalam bulkunya the art of creativity mengajukan teori berfikir bisosiotif sebagai cara merlukiskan proses kreativitas. Cara berfikir bisosiotif adalah jenis berfikir kreatif divergen dan imaginative yang dibedakan dari berfikir konvergen, logis, analistis, sebagaimana tugas dan fungsi masing-masing belahan otak kanan dan kiri.

Page 22: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

D. Tingkat Kreativitas

Proses kreativitas dengan 4 tahap sebagaimana dilukiskan graham Wallas di atas menurut gowan dan Treffinger memiliki tiga tinggkatan yakni:

1. Tingkat 1: Tinggkat KrativitasDitandai dengan ciri-ciri timbulnya pemikiran divergen dan baru secara intuitif atau pikiran baru yang berkembangkan dalam masyarakat.

2. Tingkat 2: Tingkat PsikodeletikTingkat psikodeletik atau perluasan pikiran dan perasaan (expansion of mind and emotion) ditandai dengan pengembangan kesadaran untuk menjakau pandangan diluar pandangan atau kebiasaan sendiri, penerimaan dan penghormatan atas ide dan respon berbeda sebagai sesuatu yang original.

Page 23: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

3. Tingkat 3: Tingkat iluminatifPada tingkat ini telah ada perkembangan produk (product development) ciri utama dari product developmentini adalah teresapinya empat tahap.gkat Iluminatif

Page 24: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

F. Urutan, Produk & Landasan Perkembangan Kreativitas

Perkembangan kreativitas dapat di ibaratkan  lingkaran eskalarasi yang memiliki ciri yang terdiri lima aspek yakni:

1. Succession (urutan)Jejang perkembangan terjadi secara teratur dan hirarkis yakni jenjang perkembangan yang terjadi menurut urutan istilah ini menunjukan bahwa jenjang yang satu mendahului jenjang berikutnya.

2. Discontinuity (diskontinuitas)Perkembangan terjadi sejajar urutan.

3.Emergensi (kemenonjolan)Pada setiap jenjang muncul kerakterlistrik yang menonjol yang tidak nampak pada jenjang sebelumnya.

Page 25: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

4. Differentiation (diferensiasi)Istilah ini menunjukan pada pengertiaan ‘spesifikasi‘atau fokus pada sesuatu seperti cahaya yang difokuskan pada optik atau benda tertentu.

5.Integration (intergrasi)Istilah ini menunjukan pada sistem seluruh jenjang.

Page 26: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

F. product development yang menghasilkan penemuan ilmu.

Product development adalah suatu realisasi dari dorongan untuk berkembang dan tumbuh ( the drive to develop and togrow ) sehingga menjadikan kemampuan tersebut suatu kenyataan atau ( realization ) dalam memasuki pengalaman yang menggunakan kemampuan berpikir, merasa, dan berbuat sesuatu bersama orang lain ( sharing with others ) untuk meraih cita-cita tertentu. Product development :

a. Ilmu dan Teknologi, b. Gejolak Alam, c. Gejolak makhluk hidup,d. Biologi, 

Page 27: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Focus perhatian manusia dalam perkembangannya selalu terbagi tiga, yaitu :“aku terhadap diriku sendiri “

Aku dengan orang paling signifikan bagiku” atau oleh buber dalam hubungan “ aku – kamu “ ( ich – du ).

“aku dengan dunia “ yang biasa disebut oleh buber “ aku _ dia “ ( ich – es “ ) adalah suatu hubungan yang ditandai oleh hubungan yang bersifat perkara, atau menurut Sartre bersifat menguasai dan memiliki.

Page 28: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa tingkah laku kreatif bukan tingkah laku yang random, tak bertujuan atau tak terkontrol. Kreatifitas, meskipun memperlihatkan unsur divergen dalam perwujudannya, pada hakikatnya merupakan suatu keseimbangan. Setiap penemuan yang mengandung unsur divergensi menuntut suatu keseimbangan kembali dalam penanjakannya, sebab ia tumbuh dari suatu konvergensi, ia merupakan suatu mit – saint atau je suis avec…, “ aku bersama.. orang yang signifikan bagi diriku

Page 29: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

3. Peranan kreativitas dalam evolusi ilmu.

Antara istilah “ evolusi “ dan “ revolusi “ terdapat lebih banyak persamaan dari pada perbedaan, dalam arti bahwa kedua istilah itu menunjuk kepada suatu perubahan dan perkembangan. Perbedaannya terletak pada hal bahwa revolusi menunjuk kepada perubahan yang lebih dinamis, lebih drastic, dan lebih cepat, namun keduanya ditandai oleh introduksi oleh perangkat konsep baru yang sebelumnya tidak ada, yang tidakSelalu merupakan suatu hasil yang tumbuh dari suatu krisis atau konflik.

Page 30: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Ilmu tidak semata – mata disusun secara logis rasional ataupun hanya bersifat empiris maupun rasionalistis kritis, ataupun dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan manusiawi dengan seluruh aspek pembangunan masyarakat spiritual maupun material maupun dalam kaitan dengan konteks ilmu itu sendiri. Oleh karena itu juga, konsep keilmuan selalu melibatkan berbagai pertimbangan etis yang dilandasi dinamika ilmu itu sendiri dalam pembangunan spiritual dan material kelompok manusia atau bangsa

Page 31: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

4. Tinjauan epistemologis dari ilmu sosial dibandingkan dengan ilmu eksakta.

Kedudukan ilmu kemanusian dalam system ilmu pengetahuan sifatnya sangat khusus, sebab manusia sebagai objek memiliki beraneka menifestasi yang merupakan hasil dari tingkah lakunya dan terjadi dalam posisi khusus dimana manusia itu adalah subjek dan objek yang tentu saja membawa berbagai masalah.

Page 32: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Piaget ( dalam mouton, UNESCO, 1970 ) membedakan ilmu pengetahuan yang sifatnya nomothetic yang berupaya mengidentifikasikan hukum ( la seeking ) , dalam arti kuntitatif maupun dalam arti informasi dari fakta umum yang menggambarkan relasi structural atau dapat diekspresikan melalui bahasa yang logis seperti ilmu – ilmu sosiologi, ekonomi, etnologi, lingustik, demografis, dan psikologis. Pada pihak lain ada ilmu pengetahuan yang bersifat histories ( diakronik ), dan filosofis.

Page 33: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

• Analisa ciri esensial ilmu pengetahuan sosial menunjukkan bahwa metodologi maupun klasifikasinya terjadi pada tingkat tinggi abstrak. Perolehan abjektifitas ilmiah dalam ilmu-ilmu sosial dengan desentrasi subjek hubungan dengan objek “ terganggu “ oleh permasalahan manusia sebagai objek maupun objek.

Page 34: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Kini ilmu – ilmu sosial dalam mempelajari gejala sosial dan pertumbuhan masyarakat sangat berkembang dan memiliki instrument yang canggih dalam penelitian perkembangannya. Meskipun demikian, perkembangan manusia itu sendiri dalam kaitannya dengan tingkah lakunya yang teramati secara langsung (observable behaviour) dengan berbagai aspek kehidupan yang semakin kompleks, juga menjadikan paradigma dalam ilmu sosial ini masih berkembang terus.

Page 35: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

Kesimpulan

Dari pemaparan materi disimpulkan bahwa :1. Filsafat adalah ilmu yang berusaha

mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio.

2. Kreativitas adalah suatu kondisi ,sikap,atau keadaan yang sangat khusus sifat nya dan hampir tak mungkin dirumus kan secara tuntas.

Page 36: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

3. peranan kreativitas dalam evolusi Ilmu selalu beriringan.4.tinjauan epistimologis dari ilmu sosial dibandingkan dengan

ilmu eksakata adalah :Kini ilmu – ilmu sosial dalam mempelajari gejala

sosial dan pertumbuhan masyarakat sangat berkembang dan memiliki instrument yang canggih dalam penelitian perkembangannya. Meskipun demikian, perkembangan manusia itu sendiri dalam kaitannya dengan tingkah lakunya yang teramati secara langsung (observable behaviour) dengan berbagai aspek kehidupan yang semakin kompleks, juga menjadikan paradigma dalam ilmu sosial ini masih berkembang terus.

Page 37: Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT