Diktat Senarai (Ada Tugas)

372
Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN A. Pendahuluan Pencapaian cita-cita nasional harus didukung oleh kemampuan manusia Indonesia yang profesional dan berkualitas moral kebangsaan yang mewujud dalam sikap dan perilaku cinta tanah air dan yakin akan perjuangan menuju cita-cita nasional. Sikap ini dapat menjadi pengarah, penjamin upaya pembangunan agar tetap berada dalam rel yang benar, yakni rel kebangsaan Indonesia. Sikap perilaku warga negara yang cita tanah air dan sadar hak kewajiban, salah satunya diupayakan dalam Pendidikan Kewarganegaraan yang mupakan bagian integral upaya membangun sumber daya manusia. Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai dari pemahaman pengertian, tujuan, landasan dan kompetensi yang diharapkan dari perkuliahan Pendidikan Pancasila. Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami, mendalami dan menghayati Pendidikan Kewarganegaraan. Selanjutnya, setelah mempelajari dan memahami bab ini, diharapkan peserta didik memiliki 4 kemampuan dibawah ini : 1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang pengertian Pendidikan Kewarganegaraan 2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tujuan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang 1

Transcript of Diktat Senarai (Ada Tugas)

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I

PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pendahuluan

Pencapaian cita-cita nasional harus didukung oleh kemampuan manusia

Indonesia yang profesional dan berkualitas moral kebangsaan yang mewujud

dalam sikap dan perilaku cinta tanah air dan yakin akan perjuangan menuju cita-

cita nasional. Sikap ini dapat menjadi pengarah, penjamin upaya pembangunan

agar tetap berada dalam rel yang benar, yakni rel kebangsaan Indonesia. Sikap

perilaku warga negara yang cita tanah air dan sadar hak kewajiban, salah satunya

diupayakan dalam Pendidikan Kewarganegaraan yang mupakan bagian integral

upaya membangun sumber daya manusia.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai dari pemahaman

pengertian, tujuan, landasan dan kompetensi yang diharapkan dari perkuliahan

Pendidikan Pancasila.

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami,

mendalami dan menghayati Pendidikan Kewarganegaraan. Selanjutnya, setelah

mempelajari dan memahami bab ini, diharapkan peserta didik memiliki 4

kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang pengertian Pendidikan

Kewarganegaraan

2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tujuan perkuliahan

Pendidikan Kewarganegaraan

3. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan landasan pendidikan

kewarganegaraan.

4. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan kompetensi dari Pendidikan

Kewarganegaraan

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 4 kemampuan

di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

B. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Tim dosen Kewarganegaraan( :3)mengatakan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan adalah usaha untuk membekali peserta didik dengan

pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

1

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

warganegara dengan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN)

agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Basrie (2002:182) adalah

agar peserta didik memiliki motivasi bahwa pendidikan kewarganegaan yang

diberikan kepada mereka berkaitan erat dengan peranan dan kedudukan serta

kepentingan mereka sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan

sebagai warganegara Indonesia yang terdidik serta bertekad dan bersedia untuk

mewujudkannya.

D. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Landasan filosofis

Rahayu (2007:2) menyebutkan bahwa Pancasila merupakan

kekuatan pemersatu dalam pembangunan karakter bangsa yang salah

satunya adalah semangat kebangsaan.

Membangun semangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan di

segala aspek kehidupan tidaklah mudah. Hal utama yang diperlukan

adalah penyadaran sikap hidup warga negara yang menghargai nilai-nilai

demokrasi, kemanusiaan, keadilan sosial, cinta tanah air, memiliki

kesadaran hukum dan kemampuan bela negara. Penyadaran sikap hidup ini

perlu dipupuk, dibina secara teratur, terencana, teratur dan terarah pada

seluruh lapisan masyarakat agar tumbuh warga negara yang cerdas

menghadapi zamannya.

2. Landasan historis

Rahayu (2007:3) menyebutkan bahwa perjalanan hidup Indonesia

untuk membentuk eksistensi negara dan warganya sangat berliku dan pada

setiap tahapnya membutuhkan kesetiaan dari warga negara. Kesetiaan

tersebut akhirnya membawa Indonesia menjadi negara yang merdeka dan

berdaulat.

Selanjutnya, perjalanan hidup NKRI yang telah merdeka tetap

membutuhkan kesetiaan negara dan warganya terutama pada masa Orde

Reformasi karena penuh dengan tantangan yang semakin maya dengan

fasilitas teknologi informasi sehingga kehidupan semakin transparan. Bela

negara yang dihadapipun selalu dalam bentuk fisik dan non fisik, seperti

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

2

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

lemahnya kepercayaan pada kemampuan diri sendiri, mudah terperangkap

ke arus global, kehilangan jati diri bangsa. Untuk itu diperlukan adanya

penyemaian karakter, jati diri, moralitas bangsa dalam bela negara sesuai

dengan profesi demi terwujudnya intergritas bangsa.

3. Landasan sosiologis

Masyarakat Indonesia memiliki budaya yang beragam dan

multikultur berdasarkan etnis dan bahasa, mengakui da menghargai lintas

budaya.

Arus informasi yang berdampak pada goyahnya jati diri bangsa

memerlukan komitmen kebangsaan untuk mewujudkan cinta tanah air,

kesadaran bela negara, persatuan nasional dalam suasana saling

menghargai keberagaman.

4. Landasan yuridis

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Basrie (2002:180-182)

merupakan proses perubahan dari Pendidikan Kewiraan sebagai berikut:

a. UU No. 2 Tahun 1982 tentang UU Pertahanan Keamanan Negara RI ,

yang disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang UU

Pertahanan Negara.

b. UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Menetapkan bahwa isi kurikulum pada setiap jenis dan jalur

jenjang pendidikan (termasuk pendidikan tinggi), meliputi: Pendidikan

Agama, Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Selanjutnya UU tersebut menegaskan bahwa “Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik

dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara warganegara dengan negara serta Pendidikan

Pendahuluan Bela Negara (PPBN)”. Agar menjadi warganegara yang

dapat diandalkan oleh bangsa dan negara PPBN pada jenjang

pendidikan tinggi diselenggarakan antara lain melalui pendidikan

kewiraan. Dengan demikian disimpulkan bahwa materi pendidikan

kewarganegaraan terdiri atas:

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

3

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

pendidikan kewiraan

materi tentang pengetahuan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan warganegara dengan negara.

c. Keputusan Dirjen DIKTI No. 267/DIKTI/Kep/2000, diadakan

penyempurnaan kurikulum inti matakuliah pengembangan kepribadian

Pendidikan Kewarganegaraan pada perguruan tinggi di Indonesia.

d. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang

Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian

Hasil Belajar Mahasiswa.

e. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 38/DIKTI/Kep/2002

Tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kuliah Pengembangan

Kepribadian di Perguruan Tinggi. Dalam SKEP tersebut dirumuskan

tentang:

1. Kompetensi kelompok MPK Pendidikan kewarganegaraan,

2. Dasar substansi kajian kelompok MPK Pendidikan

Kewarganegaraan meliputi:

Pengantar,

Hak asasi manusia,

Hak dan kewajiban warganegara,

Bela negara,

Demokrasi,

Wawasan nusantara,

Ketahanan nasional,

Politik dan strategi nasional.

f. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang

rambu-rambu pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan

Kepribadian di Perguruan Tinggi. Sub kajian Pendidikan

Kewarganegaraan mencakup :

Filsafat Pancasila

Identitas Nasional

Negara dan Konstitusi

Demokrasi Indonesia

Rule of law dan HAM

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

4

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Hak dan Kewajiban Warganegara serta Negara

Geopolitik Indonesia

Geostrategi Indonesia

E. Kompetensi yang diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan.

Lemhanas (2005:7) menguraikan mengenai kompetensi lulusan Pendidikan

Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

1. Seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggungjawab seseorang

warganegara dalam berhubungan dengan negara dan memecahkan

berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan

menerapkan konsepsi falsafah bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan

nasional.

Sifat cerdas dapat tampak pada kemahiran, ketepatan dan

keberhasilan bertindak. Sifat tanggungjawab terlihat pada kebenaran

tindakan ditilik dari nilai ilmu pengetahuna dan teknologi, etika ataupun

kepatutan ajaran agama dan budaya.

Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan menumbuhkan sikap

mental yang cerdas dan penuh rasa tanggungjawab dari peserta didik

dengan perilaku yang:

a. Beriman dan taqwa kepada Tuhan YME.

b. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin masyarakat, berbangsa dan

bernegara.

c. Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajibannya

sebagai warganegara.

d. Bersifat professional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.

e. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk

kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.

2. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warganegara diharapkan mampu

memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi

oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara berkesinambungan dan

konsisten dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan

dalam pembukaan UUD 1945.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

5

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

F. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

6

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

7

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. ………………………………………………………… 3. …………………………………………………………

4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

8

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya 60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID TES/QIUS

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

9

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan !

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

10

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b. Jelaskan hal apa saja yang melandasi adanya pendidikan

kewarganegaraan!

c. Uraikan landasan historis pendidikan kewarganegaraan yang juga

merupakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam bela negara!

d. Jelaskan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan

kewarganegaraan !

e. Jelaskan kompetensi apa yang diharapkan dari peserta didik setelah

mengikuti perkuliahan pendidikan kewarganegaraan !

3. Objektif 3 Bentuk

Pilihan Ganda

1. Landasan yuridis adanya pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi

tercantum dibawah ini, kecuali:

a. Keputusan Dirjen DIKTI No. 267/DIKTI/Kep/2001

b. Keputusan Dirjen DIKTI No. 38/DIKTI/Kep/2002

c. Keputusan Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006

d. Keputusan Dirjen DIKTI No. 267/DIKTI/Kep/2000

2. Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah :

a. usaha menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran berbangsa

dan bernegara

b. untuk menumbuhkan dan menanamkan kesadaran bagi warganegara

umumnya mahasiswa khususnya tentang kesadaran berbangsa dan

bernegara terutama kewajiban bela negara demi kelangsungan bangsa dan

negara

c. supaya menjadi pemimpin-pemimpin bela negara di masa yang akan

datang

d. supaya para mahasiswa mempunyai keberanian untuk tampil ke depan

dalam membela negara dan bangsa Indonesia

3. Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan menumbuhkan sikap mental

yang cerdas dan penuh rasa tanggungjawab dari peserta didik dengan perilaku

sebagai berikut , kecuali :

a. Beriman dan taqwa kepada Tuhan YME.

b. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

11

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

c. Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai

warganegara.

d. Bersifat professional yang dijiwai oleh kesadaran nasionalisme.

Jawaban singkat

1. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta

didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan

antara warganegara dengan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

(PPBN) adalah isi dari … tentang …

2. Dasar substansi kajian pendidikan kewarganegaraan berdasarkan Kep.DIKTI

No.38/DIKTI/Kep/2002 adalah sebagai berikut …, …, …, …, …, …, …, …

3. Perbedaan dasar substansi kajian pendidikan kewarganegaraan antara

Keputusan DIKTI 2002 dengan 2006 adalah …

4. Pendidikan kewarganegaraan adalah …

Menjodohkan

A B

1. PPBN adalah… a. UU No.2 Tahun 1989

2. Pendidikan kewiraan diatur dalam … b. Landasan filosofis

3. Dasar yuridis pendidikan kewarganegaraan

c. Landasan Historis

4. Pancasila adalah… bagi pendidikan

kewarganegaraan.

d. SK DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006

5. … adalah dasar keinginan untuk melakukan

bela negara.

e. Pendidikan Pendahuluan Bela

Negara

G. Tindak Lanjut

H. Daftar Tilik Penampilan

I. Daftar Pustaka

Basrie,Chaidir dkk. 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian “ Pendidikan Kewarganegaraan”, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kemahasiswaan. Jakarta

Lemhanas. 2005. Pendidikan kewarganegaraan. Gramedia. Jakarta

Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo. Jakarta

Tim Dosen Kewarganegaraan Medan. 2003. Pendidikan kewarganegaraan. ------ Medan

BAB II

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

12

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

FILSAFAT PANCASILA

A. Pendahuluan

Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing.

Pancasila terdiri atas 5 (lima) sila, tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea

IV dan diperuntukkan sebagai dasar negara RI. Sebagai ideologi dan dasar filsafat

negara, Pancasila layak untuk dikaji kembali relevansinya dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Kesepakatan bangsa telah menentapkan bahwa

Pancasila yang terdiri atas lima siala itu merupakan dasar NKRI yang

diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Kesepakatan itu dinyatakan pada

tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI sebagai lembaga pembentuk negara pada saat

itu. Melalui perjalanan panjang negara Indonesia sejak merdeka hingga saat ini,

Pancasila ikut berproses pada kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila hendaknya

diperlakukan secara benar dan wajar dalam konteks kehidupan bernegara

Indonesia.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai dari pemahaman

Pancasila sebagai sistem filsafat dan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami, mendalami

dan menghayati keberadaan Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi

berbangsa dan bernegara. Selanjutnya, setelah mempelajari dan memahami bab

ini, diharapkan peserta didik memiliki 2 kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang Pancasila sebagai

sistem filsafat

2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang Pancasila sebagai

ideologi bangsa dan negara.

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 2 kemampuan

di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

B. Pengertian

1. Pengertian filsafat secara Etimologis :

Bakry (1997:1-2) menyebutkan bahwa kata filsafat diambil dari bahasa

Yunani “Philosophia” yang artinya daya upaya pemikiran manusia untuk mencari

kebenaran atau kebijaksanaan.

2. Pengertian Sistem

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

13

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk

melakukan suatu maksud ( W. J. S Poerwadarminta ).

Sistem adalah sekelompok atau bagian-bagian yang bekerja bersama-sama

pada sebuah hubungan dasar ( Hornby ).

3. Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Hasan (2002:179-185) menguraikan bahwa pancasila sebagai sistem filsafat

dapat diartikan dalam 3 aspek sebagai berikut :

a. Aspek Epistemologis

Epistemologis pada dasarnya adalah upaya mencari kebenaranan dari

sesuatu. Jadi Pancasila sebagai sistem filsafat ditinjau dari aspek epistemologis

adalah pemikiran secara kritik dan sistematik untuk mencari kebenaran dari 5

prinsip kehidupan manusia dengan jalan meninjaunya secara mendalam.

b. Aspek oxiologis

Oxiologis merupakan teori umum tentang nilai-nilai dan norma-norma.

Jadi Pancasila sebagai sistem filsafat ditinjau dari aspek oxiologis adalah suatu

sitem nilai yang merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan

kesadaran nilai bagi seluruh perilaku pribadi atau kelompok. Sadar nilai artinya

menjadikan nilai sebagai suatu tolak ukur dalam setiap perilaku.

c.Aspek Antropologis

Antropologis kefilsafatan membahas tentang manusia. Jadi Pancasila

sebagai sistem filsafat ditinjau dari aspek antropologis adalah pemikiran secara

rasional untuk menyusun sistem pengetahuan tentang kehidupan manusia dalam

kemasyarakatan dan bernegara yang berlandaskan hakekat kodrat manusia.

C. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Kaelan (2003:57-58) menyebutkan bahwa Pancasila yang terdiri atas

bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan

suatu asas sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan

yang sistematis. Uraiannya sebagai berikut :

1. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang bersifat Organis.

Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis pada hakikatnya secara

filosofis bersumber pada hakekat dasar kodrat manusia yang terdiri dari 3 unsur,

yaitu :

a. Susunan kodrat Monodualis

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

14

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

~ manusia pada hakekatnya terdiri atau tersusun jiwa dan raga.

b. Sifat kodrat Monodualis

~ manusia pada hakekatnya adalah bersifat individu dan juga bersifat sosial.

c. Kedudukan kodrat Monodualis

~ manusia pada hakekatnya adalah berkedudukan sebagai pribadi mandiri dan

juga sebagai mahluk Tuhan.

Ketiga unsur tersebut diatas merupakan satu kesatuan yang dikenal dengan

sebutan “Monopluralis”.

Hakekat kodrat menusia yang paling kuat mempengaruhi sifat-sifat dan

keadaan pola hidup manusia adalah sifat kodrat manusia monodualis yang

dijiwai oleh susunan maupun kedudukan kodrat manusia monodualis.

Keseimbangan sifat kodrat manusia monodualis inilah yang dijelmakan

langsung dalam pola hidup manusia bermasyarakat dan bernegara.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat praktis, yaitu :

~ Dapat digunakan langsung sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia dalam

bernegara untuk mencapai masyarakat adil, makmur, sejahtera lahir dan batin.

Filsafat praktis seperti ini disebut ideologi.

2. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai sistem Filsafat

Dari susunan sila-sila Pancasila yang tercantum didalam Pembukaan UUD

1945 kita dapat mengemukakan 3 alternatif bentuk kesatuan antara sila-sila

tersebut tanpa memperhatikan dimana sila-sila dalam Pancasila dituliskan diatas

perisai yang tertera pada leher lambang negara kita “Garuda Pancasila” yaitu :

a. Alternatif Pertama

Tiap-tiap sila punya kedudukan yang sama dan tiap-tiap sila melahirkan nilai-

nilainya sendiri.

b. Alternatif Kedua

Kelima sila itu sederajat dan bersama-sama melahirkan nilai-nilai.

c. Alternatif Ketiga

Ada salah satu sila yang dominan. Dari alternatif ketiga ini didapat kedudukan

kelima sila sebagai berikut :

Sila 1 merupakan sumber, Sila 2 merupakan amal dan Sila 3, sila 4, dan sila

5 merupakan aspek-aspek kebudayaan sebagai pernyataan dari budi.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

15

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Inilah hubungan yang paling logis yang dapat dijabarkan dan inilah pula

yang memberi ciri khusus yang membedakan dengan aliran filsafat yang ada

dimana orientasi mereka berdimensi satu sedangkan filsafat Pancasila berdimensi

dua.

D. Pancasila Sebagai Kesatuan Sistem Filsafat Dalam Makna dan

Hakikatnya.

Makna dan hakekat Pancasila sebagai kesatuan sistem filsafat menurut

Kaelan (2003:62-72) adalah sebagai berikut :

1. Dasar Ontologis

Subyek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia. Manusia

sebagai pendukung pokok Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang

mutlak, terdiri dari :

Susunan kodrat raga dan jiwa (rohani dan jasmani).

Sifat kodrat manusia (makhluk individu dan makhluk social)

Kedudukan kodrat manusia (makhluk pribadi dan makhluk Tuhan)

2. Dasar Epistemologis

Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem

pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila merupakan pedoman atau

dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,

masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup dan serta sebagai dasar bagi

manusia dalam menghadapi masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.

Pancasila menjadi cita-cita atau keyakinan yang menyangkut praksis, karena telah

menjadi landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam

kehidupan. Pancasila telah menjadi ideologi yang punya 3 unsur pokok untuk

menarik loyalitas pendukungnya, yaitu :

Rasionalitas atau penalaran

Penghayatan

Kesusilaan

Sebagai suatu sistem filsafat serta ideologi Pancasila harus memiliki unsur

rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem pengetahuan.

3. Dasar Aksiologis

Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar sehingga

nilai-nilai yang terkandung dalam hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Nilai-

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

16

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

nilai Pancasila termasuk nilai kerohanian (segala sesuatu yang berguna bagi

rohani manusia yang memiliki 4 tingkatan yaitu: nilai kebenaran, nilai kebaikan,

nilai keindahan dan nilai religius berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan

manusia bersumber dari wahyu).Nilai-nilai kerohanian ini juga mengandung nilai-

nilai lain secara lengkap dan harmonis yaitu nilai material ( segala sesuatu yang

berguna bagi jasmani manusia) dan nilai vital ( segala sesuatu yang berguna untuk

aktivitas atau kegiatan manusia).

E. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa Negara RI

1. Pancasila tergolong nilai kerohanian, yaitu :

a) Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bansa

Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat

sistematis.

b) Sila-sila Pancsila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hirarkis dan

sistematis, bukan terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri

melainkan memiliki esensi makna yang utuh.

c) Mengakui adanya nilai material dan nilai vital.

2. Pancasila secara kausalitas, yaitu :

a) Makna nilai-nilai Pancasila adalah universal sehingga dimungkinkan dapat

diterapkan pada negara lain walaupun barangkali namanya bukan

Pancasila.

b) Nilai-nilai Pancasila merupakan das sollen (cita-cita) tentang kebaikan

yang harus diwujudkan menjadi suatu das sein (kenyataan).

c) Nilai-nilai Pancasila adalah bersifat subyektif, yaitu :

Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa

Indonesia sebagai kausa materialis.

Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia

sehingga merupakan jati diri bangsa (diyakini sebagai sumber nilai

kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup

bermasyarakat , berbagnsa dan bernegara).

Nilai-nilai Pancasila mengandung 7 nilai kerohanian (kebenaran,

keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan religius) yang

sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesia.

d) Nilai-nilai Pancasila adalah bersifat obyektif, yaitu :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

17

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan adanya sifat-sifat yang

umum, universal dan abstrak karena merupakan suatu nilai

Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam

kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain baik

dalam adapt kebiasan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam

kehidupan keagamaan.

Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memiliki

kedudukan sebagai Pokok Kaedah Negara yang Fundamental.

Pembukaan UUD 1945 sendiri mengandung 4 pokok pikiran , yaitu :

Negara melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia,

mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan,

Negara hendak mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar

Kemanusiaan yang adil dan beradab.

F. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Pancasila pada hakekatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan

atau pemikiran seseornga atau sekelompok orang sebagaimana ideologi–ideologi

lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai–nilai adat–istiadat, nilai–nilai

kebudayaan serta nilai religius yang tredapat dalam pandangan hidup masyarakat

Indonesia sebelum membentuk negara. Unsur–unsur Pancasila tersebut kemudian

diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara sehingga Pancasila

berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara adalah suatu kumpulan

gagasan–gagasan atau ide–ide yang memberikan arah menyangkut tingkah

laku bangsa dan negara Indonesia untuk mencapai cita–citanya.

G. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Bakry (1997:94-130) menguraikan nilai-nilai yang dikandung oleh Pancasila

sebagai suatu sistem sebagai berikut:

1. Prinsip Dasar

Sebagai suatu sistem, nilai-nilai Pancasila memiliki prinsip dasar yang

menjelma dalam tertib social, tertib masyarakat dan tertib kehidupan bangsa

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

18

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Indonesia. Hal ini berhubungan erat dengan 3 masalah pokok dalam kehidupan

manusia, yaitu bagaimana manusia terhadap Tuhan, manusia lain dan masyarakat.

Dalam Pancasila ada implikasi moral yang mempunyai nilai dan nilai tersebut

dijadikan sebagai dasar dan arah untuk menyeimbangkan antara hak dan

kewajiban asasi manusia.

Bagan :

2. Makna nilai-nilai setiap sila Pancasila

a. KeTuhanan Yang Maha Esa

Mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa,

pencipta alam semesta beserta isinya. Pada hakekatnya sila 1 ini menjadi sumber

pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan mendasari serta

membimbing perwujudan dari ke-4 sila yang lainnya. Hakekat tersebut sesuai

dengan :

1) Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa”.

2) Pasal 29 UUD 1945.

3) TAP MPR No. II/MPR/1978 tentang P-4

Adapun nilai-nilai religius yang terkandung menurut Darmodiharjo

(1991:53) antara lain :

1) Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifat-Nya yang Maha

Sempurna yaitu maha kasih, maha kuasa, maha adil, maha bijaksana dan suci

lainnya.

2) Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu dengan menjalankan semua

perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

19

Nilai-nilai Pancasila Tata tertib socialTertib masyarakat

Tertib kehidupan bangsa

Dalam hubungan manusia dengan Tuhan dengan dirinya sendiri dan dengan manusia lain (masyarakat)

Dasar dan arah untuk keseimbangan hak dan kewajiban asasi manusia

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3) Nilai sila 1 meliputi dan menjiwai 4 sila lainnya.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Terdiri dari 3 pengertian pokok :

1) Kemanusiaan

Berasal dari kata manusia yaitu mahluk yang berbudi, memiliki potensi

pikir, rasa, karsa dan cipta. Karena potensi tersebut maka manusia menduuki

dan memiliki martabat yang tinggi.

Kemanusiaan adalah sifat manusia yang merupakan esensi dan identitas

manusia karena martabat kemanusiaannya.

2) Adil

Suatu keputusan dan tindakan yang didasarkan atas norma-norma yang

objektif tidak subjektif apalagi sewenang-wenang.

3) Beradab

Sikap hidup, keputusan dan tindakan selalu berdasarkan nilai-nilai

budaya terutama norma sosial dan moral.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah sikap dan perbuatan

manusia yang sesuai dengan kodrat hakekat manusia yang berbudi, sadar nilai dan

berbudaya. Hakekat tersebut sesuai dengan :

1) Pembukaan UUD 1945 alenia 1.

2) Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 UUD 1945.

3) TAP MPR No. II / MPR / 1978 tentang P-4.

Adapun nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung menurut Setiadi (2003:163)

sebagai berikut :

1) Pengakuan terhadap adanya martabat manusia.

2) Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.

3) Pengetian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan

keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.

4) Nilai sila 2 diliputi dan dijiwai sila 1 serta meliputi dan menjiwai ke-3 sila

lainnya.

c. Persatuan Indonesia

Terdiri dari 2 pengertian pokok :

1) Persatuan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

20

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Berasal dari kata satu yang berarti utuh tidak terpisah/terpecah belah.

Mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka

ragam menjadi satu kebulatan.

2) Indonesia

Indonesia dalam pengertian geografis dan bangsa. Persatuan Indonesia

menghasilkan nasionalisme.Perwujudan paham kebangsaan yang dijiwai oleh

sila 1 dan 2. Oleh karena itu paham kebangsaan Indonesia tidaklah sempit

tetapi dalam arti menghargai bangsa lain sesuai dengan sifat kehidupan bangsa

itu sendiri.

Persatuan Indonesia mengatasi paham golongan dan suku bangsa.

Nasionalisme Indonesia membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan bangsa yang

padu, tidak terpecah belah oleh apapun. Hakekat tersebut sesuai dengan :

1) Pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.

2) Pasal 1, 32, 35, 36 UUD 1945.

3) TAP MPR No. II / MPR / 1978 tentang P-4.

Persatuan Indonesia mempuyai 4 prinsip yaitu prinsip Bhineka Tunggal

Ika, prinsip Nasionalisme Indonesia, prinsip kebebasan warga Negara dalam

rangka Persatuan Indonesia dan prinsip Wawasan Nusantara.

Adapun nilai-nilai Persatuan Indonesia yang terkandung , menurut

Darmodiharjo (1991:53) adalah sebagai berikut:

1) Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah

Indonesia.

2) Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah

Indonesia.

3) Pengakuan terhadap ke-Bhineka Tunggal Ika-an suku bangsa dan kebudayaan

bangsa yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan Bangsa.

4) Nilai sila 3 dijiwai dan diliputi oleh sila 1 dan 2 serta menjiwai dan meliputi

kedua sila lainnya.

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Terdiri dari 4 pengertian pokok :

1) Kerakyatan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

21

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Berasal dari kata rakyat yaitu sekelompok manusia yang berdiam dalam satu

wilayah tertentu.

2) Hikmat Kebijaksanaan

Suatu sikap yang dilandasi dengan penggunaan pikiran sehat dengan selalu

mempertimbangkan kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa serta kepentingan

rakyat yang dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta

didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani.

3) Permusyawaratan

Suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan atau

memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai keputusan

yang berdasarkan kebulatan pendapat.

4) Perwakilan

Suatu sistem atau tata cara yang mengusahakan turut sertanya rakyat

mengambil bagian dalam kehidupan bernegara.

Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan / Perwakilan

Bahwa rakyat Indonesia dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem

perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah yang

dipimpin dengan pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab baik kepada

Tuhan maupun pada rakyat yang diwakili. Sila ke-4 ini merupakan asas tata

pemerintahan RI yang didasarkan atas kedaulatan rakyat. Hakekat tersebut sesuai

dengan :

1) Pembukaan UUD 1945 alenia 4.

2) Pasal 1, 2, 3, 28 dan 37 UUD 1945.

3) TAP MPR No. II / MPR / 1978 tentang P-4.

Adapun nilai-nilai kerakyatan yang terkandung menurut Setiadi (2003:164)

yaitu :

1) Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat.

2) Pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat.

3) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia

mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

4) Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil

rakyat.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

22

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

5) Nilai sila 4 diliputi dan dijiwai sila 1, 2 dan 3 meliputi dan menjiwai sila 5.

e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Terdiri dari 2 pengertian pokok :

1) Keadilan Sosial

Keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang kehidupan baik

material maupun spiritual.

2) Seluruh Rakyat Indonesia

Orang yang menjadikan rakyat Indonesia baik yang berdiam di wilayah

kekuasaan RI maupun warga negara Indonesia yang berada diluar negeri.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah bahwa setiap

orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam segala bidang juga

mencakup pengertian adil dan makmur. Merupakan tujuan dari 4 sila yang

mendahuluinya, merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara yang

perwujudannya adalah tata masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila.

Adapun nilai-nilai Keadilan Sosial yang terkandung menurut Darmodiharjo

(1991:54) :

1) Perwujudan Keadilan Sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan

meliputi seluruh rakyat Indonesia.

2) Keadilan dalam kehidupan sosial yang meliputi Poleksosbud Hankamnas.

3) Cita-cita masyarakat adil makmur, material dan spiritual yang merata bagi

seluruh Rakyat Indonesia.

4) Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati orang lain.

5) Cita-cita akan kemajuan dan pembangunan.

6) Nilai sila 5 diliputi dan dijiwai oleh sila-sila 1, 2, 3, 4.

Rumusan hubungan kesatuan sila-sila Pancasila menurut Kaelan

(1999:70) sebagai berikut:

1 2, 3, 4, 5

1 2 3, 4, 5

2, 1 3 4, 5

3, 2, 1 4 5

4, 3, 2, 1 5

Penjelasan :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

23

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

= meliputi, mendasari, menjiwai

= diliputi, didasari, dijiwai

Hubungan nilai-nilai Pancasila dengan Proklamasi RI, dengan Pembukaan

UUD 1945, dengan Batang Tubuh UUD 1945 dan dengan manusia Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan landasan atau dasar

serta motivasi segala perbuatannya baik dalam hidup sehari-hari maupun dalam

hidup kenegaraan dimana fakta sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia

memperjuangkan nilai-nilai Pancasila tersebut dengan berbagai macam cara dan

bertahap. Dalam upaya tersebut titik akumulasi sejarah perjuangan bangsa

Indonesia adalah Proklamasi Kemerdekaan RI yang lahir dari dorongan amanat

penderitaan rakyat dan dijiwai oleh Pancasila dalam taraf yang tinggi. Dapat

dikatakan Proklamasi Kemerdekaan RI merupakan wujud atau penjelmaan nilai-

nilai Pancasila.

Bagaimana perwujudan dan perumusan nilai-nilai Pancasila yang menjelma

dalam Proklamasi Kemerdekaan dapat dibaca dengan jelas dalam Pembukaan

UUD 1945. Dimana tercantum rumusan Pancasila secara lengkap juga terkandung

dan tercermin isi nilai-nilai Pancasila. Isi nilai-nilai Pancasila tersebut dapat

dilihat pada tiap-tiap alenia dari pokok-pokok pikiran yang terkandung

didalamnya. Dapat dikatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan uraian

terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan RI.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

24

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

H. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

25

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

26

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. ………………………………………………………… 3. …………………………………………………………

4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

27

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya 60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID tes/quis

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

28

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

a. Apa yang dimaksud dengan Filsafat ?

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

29

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b. Jelaskan pemahaman saudara mengenai Pancasila sebagai suatu sistem

filsafat ?

c. Jelaskan perbedaan nilai-nilai Pancasila secara subyektif dan obyektif !

d. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara

Indonesia ?

e. Kesatuan sila-sila pada Pancasila memiliki susunan yang bersifat organis.

Jelaskan !

3. Objektif 3 Bentuk

Pilihan Ganda

1. Nilai-nilai Pancasila sebagai suatu sistem menjelma dalam kehidupan dibawah

ini, kecuali :

a. Tata tertib sosial

b. Tata tertib masyarakat

c. Tata tertib berbangsa

d. Tata tertib pemerintahan

2. Nilai kemanusiaan yang terkandung pada sila ke dua tercantum dibawah ini,

kecuali:

a. Pengakuan terhadap martabat manusia

b. Pengakuan terhadap hak asasi manusia

c. Perlakuan yang adil terhadap sesame manusia

d. Pengakuan bahwa manusia adalah mahluk yang beradab

3. Nilai persatuan yang terkandung pada sila ke tiga tercantum dibawah ini,

kecuali:

a. Bangsa yang mendiami satu wilayah yang sama

b. Suku bangsa yang mendiami wilayah yang sama

c. Keberagaman

d. Kebersamaan

4. Nilai kerakyatan yang terkandung pada sila ke empat tercantum dibawah ini,

kecuali

a. Kedaulatan negara berada di tangan rakyat

b. Kepemimpinan yang berakal sehat dan bijaksana

c. Pengakuan adanya hak asasi manusia

d. Keberadaan musyawarah untuk mufakat

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

30

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

5. Nilai keadilan yang terkandung pada sila ke lima tercantum dibawah ini,

kecuali:

a. Keseimbangan hak dan kewajiban

b. Keseimbangan kehidupan sosial

c. Material dan spiritual yang merata

d. Derajat dan kedudukan manusia

Jawaban singkat

1. Berdasarkan rumusan hubungan kesatuan sila Pancasila, maka sila ke lima …

oleh sila yang lainnya.

2. Manusia monopluralis adalah manusia yang …

3. Hornby menyebutkan bahwa sistem adalah …

4. Secara etimologis, asal kata filsafat adalah … yang artinya …

5. Manusia monodualis adalah manusia yang …

Menjodohkan

A B

1. Manusia adalah jiwa dan raga a. Dasar Ontologis

2. Manusia adalah individu dan sosial b. Susunan

3. Manusia adalah pribadi dan mahluk Tuhan c. Dasar antropologis

4. Manusia adalah subyek pendukung

Pancasila

d. Kedudukan

5. Manusia adalah sumber filsafat e. sifat

I. Tindak Lanjut

J. Daftar Tilik Penampilan

K. Daftar Pustaka

Bakry,Noor Ms. 1997. Orientasi Filsafat Pancasila. Liberty. Yogyrakarta

Darmodiharjo,Darji.1991.Santiaji Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya

Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila.Paradigma. Yogyakarta

Iqbal Hasan,Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Pendidikan Pancasila.Rajawali Pers.Jakarta

BAB III

IDENTITAS NASIONAL

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

31

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

A. Pendahuluan

Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara

adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih

menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Baik bangsa maupun

negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan

bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas

dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan

identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan

diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai dari pemahaman

pengertian, karakteristik, parameter dan faktor-faktor pendukung kelahiran

identitas nasional serta proses berbangsa dan bernegara.

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami,

mendalami dan menghayati pengertian, karakteristik, parameter dan faktor-faktor

pendukung lahirnya identitas nasional serta proses berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya, setelah mempelajari dan memahami bab ini, diharapkan peserta didik

memiliki 4 kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang pengertian identitas

nasional.

2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan karakteristik identitas

nasional.

3. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan parameter identitas nasional.

4. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan faktor-faktor pendukung

lahirnya identitas nasional.

5. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan proses berbangsa dan

bernegara.

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 5 kemampuan

di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

B. Pengertian Identitas Nasional

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

32

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Tim ICCE UIN (2003:23-24) menguraikan pengertian identitas nasional

sebagai berikut :

Identitas berasal dari bahasa inggris identity (ciri-ciri/tanda-tanda/jati diri

yang melekat pada seseorang/sesuatu yang membedakannya dengan lain).

Identitas secara antropologi berarti sifat khas yang menerangkan dan

sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri,

komunitas sendiri atau negara sendiri.

Identitas nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok-

kelompok yang lebih besar, diikat oleh kesamaan-kesamaan fisik(budaya, agama

dan bahasa) dan non fisik(keinginan,cita-cita dan tujuan).

Identitas bangsa adalah himpunan kelompok-kelompok yang pada

akhirnya melahirkan tindakan kelompok dalam bentuk organisasi atau

pergerakan-pergerakan yang diberi atribut nasional.

C. Karakteristik Identitas Nasional

Tim ICCE UIN (2003:29-31) menyebutkan bahwa identitas nasional

merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan

gabungan dari karakteristik pembentuk identitas yaitu :

1. Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus, ada sejak lahir dan

memiliki kesamaan corak.

2. Agama

3. Kebudayaan adalah patokan nilai-nilai etika dan moral, baik yang tergolong

sebagai ideal atau yang seharusnya maupun yang operasional dan aktual di

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bahasa adalah unsur pendukung identitas nasional. Bahasa adalah sistem

perlambangan yang dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan

digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

D. Parameter Identitas Nasional

Srijanti(2008:42-43) menyebutkan bahwa parameter identitas nasional

adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan

sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Parameter identitas nasional ada 4

yaitu :

1. Pola prilaku.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

33

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Diwujudkan melalui aktivitas masyarakat sehari-hari. Identitas ini

menyangkut adapt istiadat, tata kelakuan dan kebiasaan. Ramah tamah, hormat

kepada orangtua, gotong royong merupakan salah satu identitas nasional yang

bersumber dari adapt-istiadat dan tata kelakuan.

2. Lambang-lambang

Merupakan ciri dari bangsa dan secara simbol menggambarkan tujuan dan

fungsi bangsa. Biasanya dinyatakan dalam undang-undang seperti lambang

negara, lagu kebangsaan, bendera dan bahasa.

3. Alat perlengkapan

Digunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan, teknologi dan peralatan

manusia. Bentuknya adalah bangunan tempat ibadah, peralatan manusia

(pakaian adat, teknologi bercocok tanam) dan teknologi (pesawat terbang,

kapal laut,dll)

4. Tujuan yang ingin dicapai.

Bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan tidak tetap seperti budaya

unggul dan prestasi dalam bidang tertentu.

E. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional.

Kaelan dan A. Zubaidi (2007:49-52) menguraikan bahwa kelahiran

identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri

yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional

tersebut. Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional adalah sebaga

berikut :

1. Faktor objektif, meliputi geografis-ekologis (membentuk wilayah suatu

negara) dan demografis (penduduk).

2. Faktor subyektif, meliputi sejarah, sosial, politik dan kebudayaan yang

dimiliki oleh suatu bangsa.

F. Proses berbangsa dan bernegara Indonesia.

1. Asal-usul Bangsa Indonesia

Rahayu (2007:57-58) mengungkapkan berdasarkan sumber

tertulis yaitu United Nation Convention The Law of The Sea pada pasal 46 dan

data arkeologi serta antropologi, masyarakat Nusantara bukan berasal dari India

maupun Cina Selatan/kira-kira propinsi Yunan tetapi kemungkinan dari wilayah

pulau dan daratan sekelilingnya.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

34

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih lanjut, beliau menyebutkan bahwa berdasarkan perkiraan

tradisional, masyarakat Nusantara berasal dari Cina Selatan dan dikenal sebagai

ras Melayu. Mereka datang bergelombang yaitu gelombang pertama (zaman batu)

diperkirakan pangkal penyebarannya adalah Filipina Selatan kemudian menyebar

ke Pasifik hingga Madagaskar. Gelombang kedua (zaman besi) diperkirakan

pangkal penyebaran sekitar Cina Selatan, Nusantara, Teluk Benggala dan

Samudera Hindia. Kedua gelombang tersebut berbaur dan dikenal dengan ras

Melayu dan pembauran ini disebut Bhineka Tunggal Ika. Pengaruh peradaban

India tersirat pada prasasti yang mengabsahkan kekuasaan raja dan

membudayakan adanya kekuasaan pendeta.

2. Asal-usul Agama dan Budaya Indonesia

Rahayu (2007:58-59) menceritakan bahwa keterpengaruhan peradaban

Hindu terjadi karena masyarakat Nusantara pernah berkunjung ke India dan ketika

kembali mereka membawa budaya Indis, khususnya Hindu. Masyarakat

Nusantara juga dipengaruhi agama Budha dikarenakan adanya kunjungan Buddha

ke Jawa dan Sumatera. Peradaban Islam berkembang melalui perdagangan

rempah-rempah dan berasal dari pantai. Ketika ras Eropa datang untuk mencari

rempah-rempah, mereka juga mengenalkan agama Kristen diwilayah timur

Nusantara.

Ras Melayu yang mendiami Nusantara membentuk kerajaan yang

didalamnya terdapat suku kemudian melahirkan budaya yang dipengaruhi oleh

konstelasi geografis.

Kerajaan yang berada di pedalaman menghasilkan budaya,etika, adat

istiadat, norma yang dipengaruhi oleh usaha pertanian. Kerajaan pantai

dipangaruhi oleh perdagangan.

3. Proses Berbangsa dan Bernegara

Winarno (2007:31) menyebutkan bahwa proses pembentukan negara-

bangsa ada 2 yaitu:

a) Model ortodoks, bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu kemudian

bangsa ini membentuk negara tersendiri.

b) Model mutakhir, berawal dari terbentuknya negara terlebih dahulu kemudian

penduduk negara berasal dari suku bangsa dan ras.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

35

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Proses berbangsa dan bernegara Indonesia terjadi berdasarkan model

ortodoks. Lebih lanjut, Rahayu (2007:63) menguraikan bahwa bangsa Indonesia

dapat bernegara ketika telah memenuhi syarat-syarat berikut ini:

a) Memiliki wilayah

b) Memiliki warga/penduduk

c) Memiliki pemerintahan yang berdaulat dan memiliki undang-undang

d) Memiliki pengakuan dari negara lain.

Proses berbangsa dan bernegara membawa masyarakat Indonesia

menemukan jati dirinya. Rahayu (2007:65-69) menguraikan pembentuk jati diri

bangsa Indonesia adalah suku bangsa, agama, bahasa, budaya nasional, wilayah

Indonesia dan ideologi Pancasila. Unsur-unsur pembentuk jati diri bangsa tersebut

membentuk 3 karakteristik identitas nasional, yaitu :

a) Identitas fundamental adalah Pancasila

b) Identitas instrumental adalah UUD1945, tata perundang-undangan, bahasa

Indonesia, lambang negara (Garuda), bendera merah putih dan lagu

kebangsaan Indonesia Raya.

c) Identitas alamiah adalah ruang hidup bangsa sebagai negara kepulauan yang

pluralis dalam suku, bahasa, agama dan kepercayaan.

G. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

36

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

37

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

38

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. ………………………………………………………… 3. …………………………………………………………

4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

39

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya 60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID TES/QUIS

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

40

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

a. Jelaskan perbedaan antara pengertian identitas nasional dengan identitas

bangsa !

b. Uraikan apa saja yang menjadi karakteristik dari identitas nasional !

c. Apa saja yang dapat dijadikan sebagai parameter identitas nasional,

jelaskan!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

41

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

d. Uraikan faktor-faktor apa saja yang mendukung lahirnya identitas

nasional!

e. Proses berbangsa dan bernegara Indonesia melahirkan jati diri yang

memberikan karakteristik tersendiri bagi identitas nasional. Jelaskan

pernyataan tersebut !

3. Objektif 3 Bentuk

Pilihan Ganda

1. Karakteristik yang dimiliki oleh bangsa yang majemuk tercantum dibawah ini,

kecuali…

a. Suku bangsab. Agamac. Ideologid. Budayae. Bahasa

2. Faktor pendukung subyektif kelahiran identitas nasional adalah sebagai

berikut, kecuali…

a. Demografisb. Sejarahc. Sosiald. Politike. Kebudayaan

Jawaban singkat

1. Sumber tertulis mengenai asal masyarakat nusantara adalah …

2. Masyarakat nusantara berdatangan secara bergelombang yang berbeda zaman

yaitu … berasal dari … dan … berasal dari …

3. Masyarakat nusantara secara geografis pada awalnya terbagi 2 lokasi yaitu …

yang dipengaruhi oleh … dan … yang dipengaruhi oleh … sehingga keduanya

menghasilkan budaya, etika, adat istiadat dan norma yang berbeda.

4. Pembauran kedua gelombang kedatangan masyarakat nusantara disebut …

Menjodohkan

A B

1. Adanya bangsa yang membentuk negara a. Instrumen Jati diri

2. ruang hidup bangsa sebagai negara

kepulauan yang pluralis adalah …

b. mutakhir

3. Adanya negara yang membentuk bangsa c. Instrumen alamiah

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

42

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

4. Suku bangsa, agama, bahasa, budaya

nasional, wilayah Indonesia dan ideologi

adalah …

d. ortodoks

5. Fundamental, instrumental dan alamiah

adalah…

e. Instrumen identitas nasional

F. Tindak Lanjut

G. Daftar Tilik Penampilan

H. Daftar Pustaka

Kaelan & A.Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Paradigma. Yogyakarta

Minto Rahayu. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo. Jakarta

Srijanti, dkk. 2008. Etika Berwarga negara. Salemba Empat.Jakarta

Tim ICCE UIN. 2003. Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Prenada Media. Jakarta

Winarno. 2007. Paradigama Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Jakarta

BAB IV

NEGARA DAN KONSTITUSI

A. Pendahuluan

Keberadaan negara didorong oleh dua hal yaitu manusia sebagai mahluk

sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan manusia sebagai mahluk politik yang

memiliki naluri untuk berkuasa. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

43

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

merdeka yang tidak dapat hidup sendiri sehingga memerlukan adanya wadah yaitu

NKRI. Sebagai negara yang merdeka maka kemerdekaan Indonesia harus diisi

dengan melaksanakan pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan cit-cita

nasional dan mencapai tujuan nasional. Pembangunan nasional diatur oleh

konstitusi sebagai wujud politik dan strategi nasional. Konstitusi merupakan

hukum dasarnya suatu negara. Jadi, tanpa konstitusi maka negara tidak dapat

terbentuk.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai pemahaman tentang

negara, sistem Konstitusi, sistem politik Indonesia dan sistem ketatanegaraan

Indonesia

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami,

mendalami dan menghayati pemahaman negara, sistem konstitusi, sistem politik

dan ketatanegaraan Indonesia. Selanjutnya, setelah mempelajari dan memahami

bab ini, diharapkan peserta didik memiliki 4 kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang pengertian negara,

teori terjadinya negara dan syarat berdirinya atau berakhirnya suatu negara.

2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang pengertian konstitusi

dan konstitusi yang demokratis serta konstitusi NKRI

3. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang sistem politik

Indonesia

4. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang sistem ketatanegaraan

Indonesia

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 5 kemampuan

di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

B. Pemahaman tentang negara

1. Pengertian negara

a. Menurut Lemhanas (2005:8) sebagai berikut:

1) Suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang

bersama- sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya

suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok

atau beberapa kelompok manusia tadi.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

44

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2) Satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang

mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa untuk ketertiban

social. Masyarakat ini berada dalam satu wilayah tertentu yang

membedakannya dari kondisi masyarakat lain di luarnya.

b. Menurut Budiyanto (1998:2) berdasarkan beberapa pendapat ahli yaitu:

1) Organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang mendiami wilayah

tertentu.( George Jellinek).

2) Organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintetis dari kemerdekaan

individual dan kemerdekaan universal. (G.W.F. Hegel)

3) Suatu orgaanisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau

bangsanya sendiri.( Mr. Kranenberg)

4) Alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama

atas nama masyarakat.(Roger F. Soltau)

5) Suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu

pemerintahan yang sama.(Prof.R.Djokosoetomo)

6) Organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana kekuasaan

negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.(Prof.Mr.Soenarko)

2. Teori terjadinya negara

a. Teori yang bersifat teoritis spekulatif, menurut Pasha (2002:14) adalah teori

pertumbuhan negara yang didasarkan pada pendapat-pendapat para ahli yang

masuk akal dari berbagai hasil penelitian.

Tabel 1: Terjadinya negara secara teoritis spekulatif menurut Abdulkarim

(2007:6-7)

Teori Ajaran yang

dikemukakan

Tokoh

Teori Perjanjian

Masyarakat

Terjadinya negara

karena adanya

perjanjian masyarakat.

Semua warga negara

mengikat diri dalam

suatu perjanjian bersama

untuk mendirikan suatu

organisasi yang bisa

melindungi dan

Thomas Hobbes, Jhon

Locke, J.J Rosseau,

Montesqueiu

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

45

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

menjamin kelangsungan

hidup bersama.

Teori kekuasaan Negara terbentuk atas

dasar kekuasaan dan

kekuasaan adalah

ciptaan mereka yang

paling kuat dn berkuasa.

Harold J. Laski, Leon

Duguit, Karl Marx,

Oppenheimer, Kollikies

Teori Hukum Alam Hukum alam bukan

buatan negara,

melainkan atas

kekuasaan alam yang

berlaku setiap waktu

dan tempat serta bersifat

universal dan tidak

berubah.

Plato, Aristoteles,

Agustinus, Thomas

Aquino

Teori Hukum Murni Negara adalah suatu

kesatuan tata hukum

yang bersifat memaksa.

Setiap orang harus taat

dan tunduk kepada

negara sebagai suatu

kesatuan tata hukum.

Hukum identik dengan

negara sedangkan

negara adalah

penjelamaan dari

hukum.

Hans Kelsen

Teori Modern Lebih menitikberatkan

pada fakta atau

kenyataan serta sudut

pandang tertentu

sehingga diperoleh

kesimpulan tentang asal

Kranenburg, logemann

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

46

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

mula, hakukat, serta

bentuk negara.

b. Teori yang bersifat evolusi, menurut Tim ICCE UIN (2003:56) adalah teori

yang menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat tetapi tumbuh

secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Oleh karena itu,

lembaga-lembaga sosial tersebut tidak luput dari pengaruh tempat, waktu dan

tuntutan-tuntutan zaman.

Selanjutnya, Budiyanto (1998:6) dan Abdulkarim (2002:9) berpendapat

bahwa terjadinya negara dimulai dari masyarakat hukum yang paling sederhana

kemudian berevolusi ke tingkat yang lebih maju.

Tabel II: Tahap pertumbuhan (evolusi) masyarakat hukum

Tahap evolusi Ciri-ciri kehidupan

Suku Berawal dari keluarga yang

berkembang menjadi kelompok

masyarakat hukum tertentu (suku).

Terikat dengan adat dan

kebiasaan-kebiasaan yang

disepakati.

Kepala suku berkewajiban

mengatur dan menyelenggarakan

kehidupan bersama.

Kerajaan Berawal dari ekspansi yang

dilakukan oleh kepala suku untuk

menaklukkan dan menguasai suku

lainnya sehingga berubah menjadi

kerajaan.

Transportasi dan komunikasi

kurang lancar sehingga banyak

daerah taklukkan memberontak

Bidang perdagangan diperkuat agar

terkumpul dana yang cukup untuk

membeli senjata.

Dibentuk tentara yang kuat

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

47

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

sehingga raja menjadi berwibawa

terhadap daerah kekuasaannya.

Mulai tumbuh kesadaran akan

kebangsaan dalam bentuk nasional.

Ada pemerintah pusat dan

pemerintah daerah.

Negara Berawal dari ekspansi pemerintah

pusat yang telah berhasil

mengendalikan dan menundukkan

pemerintah daerah sehingga ada

kesatuan kewibawaan dan lahirlah

negara.

Negara Demokrasi Berawal dari reaksi rakyat yang

memberontak terhadap kekuasaan

raja yang memegang pemerintahan

dengan sewenang-wenang.

Disusun peraturan perundang-

undangan untuk membatasi

kekuasaan raja dan melindungi

hak-hak rakyat agar tidak

terlanggar oleh penguasa.

Kedaulatan ada di tangan rakyat.

Raja harus tunduk kepada rakyat

atau yang mewakilinya.

Negara Diktator Berawal dari pemimpin

pemerintahan yang dipilih oleh

rakyat secara demokratis berubah

menjadi pemimpin yang diktator

(berkuasa mutlak).

3. Sifat-Sifat dan Unsur-Unsur negara

a. Sifat-sifat negara

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

48

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Budiardjo seperti yang dikutip oleh Budiyanto (200 :5-6), sifat

negara mencakup 3 hal yaitu :

1) Memaksa

Negara mempunyai kekuatan fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah

polisi, tentara dan alat penjamin hukum lainnya. Dengan tujuan agar peraturan

perundangan yang berlaku ditaati supaya keamanan dan ketertiban negara

tercapai. Bentuk paksaan terlihat dengan adanya UU yang memaksa setiap warga

negara untuk mematuhinya dan apabila melanggar akan dikenakan sanksi.

2) Monopoli

Sifat ini dimiliki negara dalam menetapkan tujuan bersama masyarakat.

3) Mencakup semua

Semua perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua orang tanpa

kecuali.

b. Unsur-unsur negara

Berdasarkan rumusan Konvensi Montevideo(1933) seperti yang dikutip Tim

ICCE UIN (2003:44-47) unsur-unsur berdirinya negara baru adalah sebagai

berikut :

1) Unsur pembentuk (konstituf) adalah syarat mutlak adanya suatu negara ,

terdiri dari :

a) Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa

persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

Budiyanto (200 :19-20) menyatakan bahwa rakyat dapat dibedakan

menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Penduduk dan bukan penduduk

Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili

dalam suatu wilayah negara(menetap).

Bukan penduduk adalah mereka yang berada di dalam suatu wilayah

negara hanya untuk menetap sementara waktu.

2. Warga negara dan bukan warga negara,yaitu:

Warga negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu

(baik berdasarkan perundang-undangan ataupun proses naturalisasi)

merupakan anggota dari suatu negara.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

49

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bukan warga negara adalah mereka yang berada pada suatu negara

tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan,

namun tunduk pada pemerintahan di mana mereka berada.

b) Wilayah yaitu batas-batas territorial yang dimiliki oleh suatu negara.

Batas-batas tersebut ada 3 bagian, yaitu :

1. Daratan berupa perbatasan alam (sungai, danau, lembah,

pengunungan), perbatasan buatan ( pagar tembok, pagar kawat, tiang

tembok, dll) dan perbatasan menurut ilmu pasti(garis lintang dan garis

bujur)

2. Perairan, pada umumnya 12 mil laut diukur dari garis lurus yang

ditarik dari garis pantai.

3. Udara, berada di atas wilayah darat dan wilayah laut suatu negara.

Batas ketinggian udara tidak dapat ditentukan dengan pasti, asalkan

negara yang bersangkutan dapat mempertahankannya.

4. Pemerintah yang berdaulat adalah alat kelengkapan negara yang

bertugas memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan negara.

2) Unsur pernyataan (deklaratif).

Budiyanto (2006:21) menjelaskan bahwa unsur pernyataan bukanlah syarat

mutlak pembentuk suatu negara tapi syarat mutlak untuk dalam tata

hubungan internasional, karena :

a) adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidup baik karena ancaman dari

dalam maupun dari negara lain.

b) ketentuan hukum alam tidak bisa dielakkan bahwa suatu negara tidak

dapat bertahan hidup tanpa bantuan dan kerjasama dengan bangsa lain.

Lebih lanjut. Budiyanto (1998: ) menerangkan bahwa pengakuan oleh negara-

negara lain ada 2 macam, yaitu:

a) pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan adanya

suatu negara , yang dapat mengadakan hubungan dengan negara yang

mengakuinya dalam batas-batas tertentu. Pengakuan ini ada 2 jenis yaitu :

1) De facto bersifat sementara, artinya pengakuan yang diberikan oleh

suatu negara tanpa melihat bertahan tidaknya negara tersebut di masa

depan. Kalau ternyata negara baru tersebut hancur maka negara itu

akan menarik kembalinya pengakuannya.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

50

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2) De facto tetap, yaitu pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara

hanya bisa menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan

perdagangan. Sedangkan hubungan untuk tingkat duta belum dapat

dilaksanakan.

b) Pengakuan de jure adalah pengakuan berdasarkan hukum bahwa telah

berdiri suatu negara dengan segala akibatnya dimana negara-negara yang

mengakuinya tidak terbatas. Pengakuan ini ada 2 jenis yaitu :

1) De jure bersifat tetap, yaitu pengakuan dari negara lain berlaku untuk

selama-lamanya setelah melihat adanya jaminan bahwa pemerintahan

negara baru tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang cukup lama.

2) De jure bersifat penuh, yaitu terjadi hubungan antara negara yang

mengakui dan diakui meliputi hubungan dagang, ekonomi dan

diplomatik. Negara yang mengakui berhak menempati konsulat atau

membuka kedutaan.

B. Pemahaman tentang bangsa

1. Pengertian Bangsa

Pengertian bangsa menurut Basrie (2002:183) dapat dilihat dari dua sisi,

yaitu :

a) Sisi antropologis yaitu pengelompokan manusia yang keterikatannya

dikarenakan adanya kesamaan-kesamaan fisik, bahasa dan keyakinan.

Menurut Budiyanto (200 :20), teori yang mendukung pengertian di atas adalah

Teori Hans Kohn yaitu bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia sejarah

yang merupakan golongan yang beraneka ragam dan memiliki faktor-aktor

obyektif yang membedakan dengan bangsa lain. Faktor-faktor tersebut adalah

persamaan keturunan, wilayah bahasa, adat-istiadat, kesamaan politik, perasaan

dan agama.

b) Sisi politis, yaitu pengelompokan manusia yang keterikatannya dikarenakan

adanya kesamaan nasib dan tujuan.

Menurut Budiyanto (200 :20), teori yang mendukung, yaitu :

1) Teori Ernest Renan yaitu bangsa terbentuk karena adanya keinginan

untuk hidup bersatu dengan perasaan setia kawan yang agung.

2) Teori Otto Bauer yaitu sekelompok manusia yang mempunyai

persamaan karakter yang tumbuh karena persamaan nasib.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

51

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3) Teori F.Ratzel yaitu bangsa terbentuk karena adanya rasa kesatuan antara

manusia dengan tempat tinggalnya.

4) Teori Jolobsen dan Lipman yaitu bangsa terbentuk karena kesatuan

budaya dan kesatuan politik.

2. Pengertian bangsa Indonesia adalah

Lemhanas (2005:8) menyatakan bahwa Bangsa Indonesia adalah

sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan sama dan menyatakan dirinya

sebagai suatu bangsa serta berproses didalam suatu wilayah di Nusantara/

Indonesia.

C. Pemahaman tentang Konstitusi

1. Pengertian

Winarno (2007:67) menyebutkan bahwa konstitusi berasal dari bahasa

prancis Constituer (membentuk). Konstitusi dimaksudkan untuk membentuk suatu

negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Konstitusi dapat diartikan

melalui 2 cara, yaitu :

a) Konstitusi dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.

b) Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu undang-undang

dasar.

Lebih lanjut, Winarno (2007:67-68) berusaha menjelaskan pengertian konstitusi

berdasarkan pendapat para ahli, antara lain:

a) Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Pengertian politik sosiologis, konstitusi mencerminkan kehidupan politik

di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.

2) Pengertian yuridis, Kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang

dijadikan kesatuan kaidah hukum.

3) Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang

tinggi dan berlaku dalam suatu negara.

b) Prayudi Atmosudirdjo, merumuskan konstitusi sebagai berikut :

1) Hasil produk sejarah dan proses perjuangan bangsa yang bersangkutan.

2) Rumusan dari filsafat, cita-cita, kehendak dan perjuangan bangsa

Indonesia.

3) Cermin dari jiwa, pikiran, mentalitas dan kebudayaan suatu bangsa.

2. Kedudukan Konstitusi

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

52

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Winarno (2007:68) menyebutkan bahwa konstitusi menempati

kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara

karena 2 hal yaitu :

a) Konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat

dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu.

b) Konstitusi merupakan ide-ide dasar yang digariskan oleh para pendiri negara

serta memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam

mengemudikan suatu negara yang mereka pimpin.

Lebih lanjut, Winarno (2007:69) menyebutkan bahwa konstitusi

memiliki kedudukan sebagai berikut :

a) Sebagai hukum dasar, berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang

mendasar dalam kehidupan suatu negara. Konstitusi merupakan dasar adanya

dan sumber kekuasaan bagi setiap lembaga negara.

b) Sebagai hukum tertinggi, dimana aturan-aturan yang lain yang dibuat oleh

pembentuk undang-undang harus sesua dan tidak bertentangan dengan

undang-undang dasar.

3. Tujuan Konstitusi

Sovernin Lohman seperti yang dikutip oleh Tim ICCE UIN (2003:91-

92) menyebutkan bahwa konstitusi harus memuat unsur-unsur sebagai berikut:

a) Sebagai perwujudan perjanjian masyarakat yang merupakan keputusan dari

kesepakatan masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan yang akan

mengatur mereka

b) Sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan warga negara

sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat

pemerintahannya

c) Sebagai kerangka bangunan pemerintahan.

Lebih lanjut, Tim ICCE UIN (2003:92) menyebutkan bahwa secara ringkas tujuan

dibentuknya konstitusi adalah sebagai berikut :

a) Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik.

b) Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri.

c) Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam

menjalankan kekuasaannya.

4. Fungsi Konstitusi

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

53

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Jimly Asshiddiqie seperti yang dikutip oleh Winarno (2007:70-71)

menyebutkan bahwa konstitusi memiliki fungsi sebagai berikut :

a) Penentu/pembatas kekuasaan negara

b) Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara

c) Pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan warga negara

d) Pemberi/sumber legitimasi(pensah-an) terhadap kekuasaan negara/pun

kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara

e) Penyalur/pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli

f) Simbolik, sebagai pemersatu, rujukan identitas dan keagungan kebangsaan

serta puncak dari upacara.

g) Sarana pengenali masyarakat dalam bidang politik dan bidang sosial ekonomi

h) Sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat

5. Konstitusi Indonesia

Konstitusi yang demokratis menurut Tim ICCE UIN (2003:95) harus

memenuhi prinsip-prinsip dasar demokrasi sebagai berikut:

a) Menempatkan warganegara sebagai sumber utama kedaulatan

b) Mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas

c) Pembatasan pemerintahan

d) Pembatasan dan pembagian kekuasaan negara yang meliputi :

1) Pemisahan wewenang kekuasaan berdasarkan trias politica

2) Kontrol dan kesimbangan lembaga-lembaga pemerintahan

3) Proses hukum

4) Adanya pemilihan umum sebagai mekanisme peralihan kekuasaan

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka selanjutnya tanggal 18

Agustus 1945 Indonesia memberlakukan sebuah konstitusi yang demokratis yaitu

UUD 1945 yang menurut Kaelan dan A. Zubaidi (2007: 88-91) tercermin dalam 7

kunci pokok sistem pemerintahan Indonesia sebagai berikut :

a) Indonesia ialah sebagai negara yang berdasarkan atas hukum

Negara Indonesia berdasarkan atas hukum memiliki 2 arti :

1). Negara hukum formal ( sempit )

a. Melindungi seluruh bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

54

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b. Berperan sebagai penjaga malam menjaga jangan sampai terjadi

pelanggaran dan menindak para pelanggar hukum.

2. Negara hukum material ( luas )

Ciri – ciri negara hukum material :

a. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara.

b. Diakuinya HAM dan dituangkan kedalam konstitusi dan UU.

c. Adanya dasar hukum bagi kekuasaan pemerintah.

d. Adanya peradialn yang bebas dan merdeka

e. Pasal 27

f. Adanya kewajiban pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum

dan memcerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan pengertian negara hukum tersebut diatas, yang dimaksud oleh

kunci pokok ke 1 adalah negara hukum material. Dalam pengertian negara

hukum material maka negara Indonesia yang berdasarkan atas hukum tidak

berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini mengandung arti khusus bahwa

negara termasuk didalamnya pemerintahan dan lembaga-lembaga negara

lainnya dalam melaksanakan tindakan-tindakan apapun, harus dilandasi oleh

peraturan hukum atau harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

b) Sistem Konstitusional

Pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi tidak bersifat absolut

(kekuasaan yang tidak terbatas ). Sistem Konstitusional adalah suatu sistem

dimana semua tindakan dan langkah-langkah negara dan pemerintah harus

diatur oleh peraturan hukum. Lembaga atau badan-badan yang mengatur

kehidupan bernegara pun harus diatur oleh peraturan hukum baik dalam hal

wewenang, tugas, hak dan kewajibannya. Sistem ini memberikan penegasan

bahwa cara pengendalian pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan

konstitusi yang dengan sendirinya juga untuk ketentuan-ketentuan hukum lain

yang merupakan produk konstitusional seperti GBHN dan Undang-Undang.

Dengan demikian sistem ini memperkuat dan mempertegas lagi sistem negara

hukum. Dengan landasan kedua sistem tersebut diciptakan mekanisme

hubungan dan hukum antar lembaga negara untuk menjamin terlaksananya

sistem itu sendiri dan memperlancar pelaksanaan pencapaian cita-cita

Nasional.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

55

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

c) Kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

UUD1945 Pasal 1 ayat 2.

Artinya terjadi suatu reformasi kekuasaan tertinggi dalam negara secara

kelembagaan negara meskipun intinya tetap rakyat yang memiliki kekuasaan.

Dengan adanya perubahan tersebut maka MPR tidak lagi bertugas untuk

memilih Presiden/Wakil Presiden. Oleh karena itu sekarang Presiden bersifat

“Neben” bukan “Untergeordnet”, karena Presiden dipilih langsung oleh

rakyat, UUD 1945 hasil Amandemen 2002 pada Pasal 6A ayat (1).

d) Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang tertinggi di

samping MPR dan DPR.

Artinya Presiden merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi di

samping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat UUD

1945 Pasal 6A ayat (1). Jadi menurut UUD 1945 yang telah di amandemen ke-

2, Presiden tidak lagi merupakan mandataris MPR , melainkan dipilih

langsung oleh rakyat.

e) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR

Seperti yang dijelaskan dalam UUD 1945 bahwa disamping Presiden

adalah DPR. Presiden harus mendapat persetujuan DPR untuk membentuk

Undang-Undang dan untuk menetapkan APBN. Oleh karena itu Presiden

harus bekerjasama dengan DPR tetapi tidak bertanggung jawab kepada DPR

yang artinya kedudukan Presiden tidak bergantung pada Dewan. Dalam hal

ini Presiden tidak dapat membubarkan DPR dan DPR tidak dapat menjatuhkan

Presiden. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa walaupun

pemusatan kekuasaan ada pada Presiden namun tidak terlepas dari

pengawasan DPR.

f) Menteri negara ialah pembantu Presiden. Menteri negara tidak

bertanggung jawab kepada DPR

Dalam Penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa Presiden mengangkat

dan memberhentikan menteri-menteri negara. Menteri-menteri negara tidak

bertanggung jawab kepada DPR dan kedudukannya tidak tergantung DPR

melainkan Presiden, menteri-menteri negara adalah pembantu Presiden.

Sebagai pemimpin departemen, menteri-menteri tersebut tahu seluk

beluk hal-hal yang mengenai lingkungan pekerjaannya yang karenanya

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

56

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

menteri punya pengaruh besar terhadap Presiden dalam menentukan politik

negara sehubungan dengan departemennya. Sistem ini dikenal dengan nama

sistem kabinet presidensial.

g) Kekuasaan Kepala Negara tidak tak Terbatas

Dalam Penjelasan UUD 1945 dikatakan walupun Presiden tidak

bertanggung jawab kepada DPR bukan berarti ia diktator melainkan

kekuasaannya tidak tak terbatas.

1)MPR dimana Presiden dapat di impeachment oleh MPR.

Uraian ini adalah keadaan sebelum UUD 1945 mengalami amandemen

untuk yang kedua kalinya. Namun, setelah mengalami amandemen yang

ke-2 meskipun Presiden bukan lagi mandataris MPR melainkan sejajar

dengan MPR dan DPR, tetapi jikalau Presiden melanggar Undang-Undang

maupun Undang-Undang Dasar, maka MPR dapat melakukan

impeachment (proses pengajuan dakwaan oleh lembaga legislatif terhadap

pejabat pemerintah termasuk Presiden).

Selain itu, Presiden tetap tidak dapat membubarkan DPR ataupun MPR

dan tetap harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.

2)DPR dimana Presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.

Hal ini dapat mencegah timbulnya kekuasaan yang menjurus pada

kekuasaan mutlak.

3)Konstitusi dimana Presiden dalam menjalankan tugas dan kekuasaannya

diatur oleh konstitusi.

4)Menteri dimana menteri selaku pembantu presiden dapat memberikan

masukan – masukan kepada presiden sehubungan dengan bidang tugas dan

lingkungan kerjanya.

Dengan uraian tentang sistem Pemerintahan tersebut maka kerangka

mekanisme penyelenggaraan Pemerintahan dan mekanisme hubungan

kelembagaan antara MPR, Presiden dan DPR terlihat jelas.

6. Konstitusi sebagai wujud dari Politik dan Strategi Nasional Indonesia.

Proklamasi Indonesia adalah pintu gerbang menuju kemerdekaan

Indonesia. Kemerdekaan ini harus diisi dalam rangka mewujudkan cita-cita dan

tujuan nasional yang tertuang dalam UUD 1945 dan pelaksanaannya menurut

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

57

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Minto Rahayu (2007:82) adalah melalui Pembangunan Nasional yang diatur oleh

UUD 1945 sebagai wujud politik dan strategi Nasional Indonesia.

Lemhanas (2005:139) menjelaskan bahwa Politik nasional adalah asas,

haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan serta penggunaan

secara menyeluruh kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Minto

Rahayu (2007:84-85) menjelaskan bahwa politik nasional terdiri dari 3 tingkatan

yaitu :

1. Tingkat penentu kebijakan puncak

a) Meliputi kebijakan tertinggi yang lingkupnya menyeluruh secara nasional

yang mencakup :

1) penentuan UUD

2) Pengarisan masalah makro politik bangsa dan negara untuk

merumuskan idaman nasional

Kebijakan tingkat puncak dilakukan oleh MPR yang hasilnya berupa

GBHN dan Tap MPR

b) Berdasarkan pasal 10 s/d 15 UUD 1945 tingkat penentu kebijakan puncak

termasuk pula wewenang Presiden sebagai kepala negara.

Bentuknya adalah dekrit, peraturan dan piagam kepala negara.

2. Tingkat penentuan kebijakan umum

Bentuknya antara lain :

a) UU yang dibuat oleh Presiden dengan persetujuan DPR

b) Peraturan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan UU yang wewenang

penerbitannya ada pada Presiden

c) Keputusan atau instruksi Presiden yang berisi kebijakan – kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan yang wewenang pengeluarannya ada

ditangan Presiden.

d) Maklumat Presiden yang dikeluarkan dalam keadaan – keadaan tertentu.

3. Tingkat penentuan kebijakan khusus

Kebijakan khusus merupakan penggarisan suatu bidang utama

pemerintahan sebagai penjabaran terhadap kebijakan umum guna merumuskan

strategi, administrasi, system dan prosedur dalam bidang utama tersebut.

Kebijakan khusus kewenangan pengeluarannya ada ditangan menteri yang

bersangkutan. Berupa : Keputusan menteri atau instruksi menteri dan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

58

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

peraturan menteri. Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan Surat

edaran menteri.

4. Tingkat penentuan kebijakan teknis

Kebijakan khusus merupakan penggarisan suatu sector dalam bidang

utama pemerintahan dalam bentuk prosedur dan teknik untuk

mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.

Wewenang pengeluarannya terletak pada pimpinan eselon pertama

Departemen pemerintahan dan pimpinan lembaga non departemen .

Bentuknya : Peraturan, keputusan atau instruksi pimpinan lembaga non

departemen atau direktur jenderal dalam masing – masing sektor.

5. Kekuasaan membuat aturan didaerah

a) Penentuan kebijakan mengenai pelaksanaan pemerintahan pusat di daerah

yang wewenang terletak pada :

1) Gubernur ( Dati I ). Bentuknya : keputusan atau instruksi gubernur

untuk propinsi

2) Bupati / walikota ( Dati II ). Bentuknya : : keputusan atau instruksi

bupati untuk kabupaten atau kotamadya

b) Penentuan kebijakan pemerintah daerah ( otonom )yang wewenang

pengeluarannya terletak pada Kepala daerah dengan persetujuan DPRD .

Bentuknya :

1) Kebijakan daerah berupa Perda tingkat I atau II

2) Keputusan atau instruksi kepala daerah tingkat I atau I

Kemudian, Lemhanas (2005:140) juga menjelaskan bahwa strategi nasional

adalah cara melaksanakan politik nasional dalam rangka mencapai sasaran dan

tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

Lebih lanjut, Lemhanas (2005:140-142) menerangkan bahwa yang

menjadi dasar pemikiran polstranas adalah sistem manajemen nasional yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem manajemen nasional merupakan

dasar kerangka acuan dalam menyusun politik dan strategi nasional yang

didalamnya berisi :dasar negara, cita – cita nasional, konsep strategis bangsa

Indonesia.

7. Sistem Politik Ketatanegaraan RI

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

59

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Rahman (2007:6) menjelaskan pengertian sistem politik secara etimologis

adalah suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian yang berkaitan

dengan urusan negara. Sistem politik memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

3) Kumpulan elemen/unsur

4) Saling terkait

5) Urusan negara

6) Bekerjasama

7) Tujuan bersama

Selanjutnya Rahman (2007:9) melengkapi bahwa pengertian dari sistem

politik Indonesia adalah sistem politik yang dianut oleh Indonesia yang

berdasarkan nilai budaya Indonesia yang bersifat turun-temurun dan juga bisa

diadopsi dari nilai budaya asing yang positif bagi pembangunan sistem politik

Indonesia.

a. Lingkungan Sistem Politik Indonesia

1. Lingkungan Internal

Gabriel Almond seperti yang dikutip oleh Rahman (2007:21-31)

lingkungan internal sistem politik meliputi :

1) Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang tergabung dalam aspek tri

gatra (Kondisi geografis, sumber kekayaan alam dan keadaan

penduduk)

2) Lingkungan sosial, meliputi :

Lingkungan politik, yaitu lingkungan yang merupakan wadah bagi

seluruh rakyat untuk ambil peran dalam partisipasi politik baik

dalam lembaga suprastruktur maupun lembaga infrastruktur

Lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan yang merupakan

wadah bagi masyarakat dalam upaya pengembangan peradaban,

pengetahuan dan sosial kehidupan masyarakat suatu negara.

Lingkungan hankam, yaitu lingkungan yang selalu diaharapkan

oleh bangsa dan negara berada pada posisi aman, damai dan tenang

dari ancaman.

Lingkungan hukum, yaitu lingkungan yang berisi ketaatan,

kesetaraan dan keadilan serta adanya kepastian hukum bagi hak

dan kewajiban setiap warganeara tanpa ada diskriminasi.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

60

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Lingkungan ekonomi domestic, terdiri dari sumber daya migas,

sumber daya non migas, sumber daya pajak.

2. Lingkungan Eksternal

Gabriel Almond seperti yang dikutip oleh Rahman (2007:21-31)

lingkungan eksternal sistem politik adalah timbul karena adanya

hubungan diplomatik dengan semua negara atau kelompok negara,

meliputi :

a. Sistem politik internasional, yaitu kumpulan elemen-elemen dunia yang

satu sama lain saling terkait dalam politik internasional yang antara

lain adalah NATO, PBB, SEATO,NAFTA.

b. Sistem ekologi internasional, yaitu keseluruhan susbsistem lingkungan

yang ada baik lingkungan suatu negara maupun ligkungan bebas yang

menjadi milik bersama bagi seluruh bangsa dan negara dunia.

c. Sistem sosial internasional, yaitu kumpulan elemen/unsur kebudayaan,

struktur sosial, ekonomi dan demografi internasional yang bekerjasama

untuk mencapai tujuan bersama ( terwujudnya sistem sosial

internasional yang damai, aman, tentram bagi kehidupan manusia.

b. Struktur Sistem Politik Ketatanegaraan Indonesia

Penjelasan :

Sistem pemerintahan RI menganut sistem demokrasi dimana dalam sistem ini

menurut Kaelan (1999:182) dapat ditemukan 2 struktur sistem politik sebagai

komponen pendukung tegaknya demokrasi, yaitu :

1. Supra Struktur Politik

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

61

UUD 1945

BPK MPRDPD DPR

PRESIDEN

WAPRESKEKUASAAN KEHAKIMAN

MK MA KY

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan konsep Montesquieu yang dikenal dengan nama TRIAS

POLITIKA, SSP terdiri dari :

a. Lembaga Legislatif yatiu DPR

b. Lembaga eksekutif yaitu Presiden

c. Lembaga yudikatif yaitu MA

Namun , lebih lanjut Kaelan (1999:184) menjelaskan bahwa sistem

pemerintahan dan kelembagaan negara di Indonesia tidak menganut politik

TRIAS POLITIKA secara tegas karena Indonesia menggunakan distribution

of power. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut :

1. Kekuasaan eksekutif didelegasikan kepada presiden

2. Kekuasaan legeslatif didelegasikan kepada presiden dengan persetujuan

DPR dan DPD.

3. Kekuasaan yudikatif didelegasikan kepada MA dan lain- lain badan

kehakiman yang berdudukan merdeka artinya bebas dari pengaruh

kekuasaan pemerintah.

4. Kekuasaan inspektif ( pengawasan) dipegang oleh BPK dan DPR.

Namun fungsi negara tersebut dapat dipertanggunghawabkan secara

konstitusional, demokrasi dan berdasarkan hukum–hukum atau UU.

2. Infra Struktur Politik

Terdiri dari :

1. Partai politik, yaitu suatu kelompok yang berkecimpung dalam bidang

politik dan memiliki pengaruh besar terhadap jalannya sistem politik

dalam suatu negara. Contoh : PPP,PDI, Golkar ,dll.

2. Golongan ( tidak berdasarkan pemilu ), yaitu suatu kelompok yang

tidak termasuk dalam pemilu namun memiliki pengaruh terhadap

proses pelaksanaan sistem politik dalam negara. Contoh : Koperasi

petani, serikat buruh, dll.

3. Golongan penekan, yaitu suatu golongan yang “memaksa “ kelompok

lain utnuk melaksanakan program yang dianggap oleh golongan

penekan sebagai yang terbaik. Disamping itu juga sebagai golongan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

62

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

yang memberikan masukkan mengenai hal–hal yang baik, meluruskan

hal–hal yang kurang benar menjadi benar dalam proses pelaksanaan

sistem politik negara. Contoh : IWAPI, LSM, KOSGORO, LBH,

Green Peace, KNPI, MUI, PGI, Bodronoyo, dll.

4. Alat komunikasi politik yaitu suatu sarana yang digunakan oleh

kelompok yang berkecimpung dalam bidang politik untuk memperoleh

masukan–masukan dari masyarakat umum mengenai sesuatu hal yang

berkaitan dengan proses sistem politik. Biasanay kelompok yang

menggunakan sarana ini adalah Partai politik dan Golongan

penenakan.

5. Tokoh–tokoh politik, yaitu orang–orang yang berkecimpung dibidang

politik dan banyak memberikan masukan, kritik dan saran sesuai

dengan latar belakang bidangnya masing-masing dalam proses

pelaksaaan sistem politik yang berjalan dalam suatu negara. Contoh :

Amien Rais, Gus Dur, Andi Malaranggeng, Wimnar Witoelar, dll.

Mekanisme kerja antara SSP dengan ISP

Dalam sistem demokrasi mekanisme interaksi antara SSP dengan ISP

terlihat dalam proses penentuan kebijaksaan umum atau menetapkan

keputusan politik. Prosesnya adalah sebagai berikut :

ISP memberikan masukan berupa saran dan kritik mengernai kebijakan

atau keputusan politik lalu kebijaksaan atau keputusan politik yang merupakan

masukan dari ISP tersebut kemudin dijabarkan oleh SSP dan dilaksanakan

dalam proses kehidupan pemerintahan. Jika pelaksanaannya baik dan benar

diteruskan jika tidak maka oleh ISP dibawa kembali kepada SSP sebagai

masukan dengan proses mekanisme seperti yang sebelumnya dan demikian

juga untuk seterusnya.

3. Fungsi Suprastruktur Politik dan Infrastruktur Politik

Rahman (2007:66-67) dalam bukunya Sistem Politik Indonesia

menguraikan fungsi dari SSP dan ISP sebagai berikut :

a. Fungsi Suprastruktur Politik

Membuat undang-undang

Melaksanakan undang-undang

Mengadili pelaksanaan undang-undang

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

63

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b. Fungsi Infrastruktur Politik

Pendidikan politik , yaitu untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat

agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya.

Medianya antara lain surat kabar, tv, radio dan perguruan tinggi.

Artikulasi kepentingan, yaitu menyampaikan aspirasi rakyat yang

disampaikan oleh lembaga seperti LSM dan Ormas

Agregasi kepentingan, yaitu memadukan aspirasi rakyat yang disampaikan

oleh lembaga seperti LSM dan Ormas. Fungsi ini dilakukan oleh Parpol.

Rekruitmen politik, yaitu melakukan pemilihan pemimpin atau calon

pemimpin bagi masyarakat.

Komunikasi Politik, yaitu menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam

masyarakat.

E. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

64

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

65

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:3. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.4. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. …………………………………………………………

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

66

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3. ………………………………………………………… 4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

67

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID tes/quis

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

68

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

69

Indonesia lahir dan ada secara nyata sejak tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, pada 1947 sekitar bulan Juni diterima oleh Mesir dan Lebanon, Juli diterima oleh Suriah dan Irak, September diterima oleh Afghanistan, November diterima oleh Arab Saudi. Selanjutnya, pada Mei 1948 diterima oleh Uni Soviet dan 1949 diterima oleh Belanda. Terakhir, Indonesia diterima Oleh PBB pada 28 September 1950.

Indonesia yang disebut-sebut, sebelum proklamasi masih berupa wacana dan cita-cita yang sedang diperjuangkan. Dengan demikian, yang dijajah sebenarnya bukanlah Indonesia, tetapi unsur-unsur yang kemudian bergabung membentuk Indonesia sebagai bangsa dan negara baru yang merdeka, berdaulat dan memiliki pemerintahan sendiri yang diatur dalam ketatanegaraan RI.

Ketatanegaraan suatu negara dapat dilihat dari hukum dasar atau konstitusi yang digunakan untuk mengatur negara. Bentuknya ada 2 yaitu hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis.

Dalam sistem ketatanegaraan RI, hukum dasar tertulis adalah UUD 1945 dan konvensi adalah sebutan untuk hukum dasar tidak tertulisnya. Konstitusi di Indonesia adalah yang lebih luas dari undang-undang, tetapi lebih sempit dari hukum tatanegara.

Selain dapat memperlihatkan ketatanegaraan suatu negara, konstitusi dapat juga memperlihatkan sistem politik negara yang merupakan seperangkat mekanisme yang mempunyai fungsi dan peranan dalam struktur politik. Fungsi dan peranan ini memiliki hubungan yang erat satu sama lainnya sehingga mewujudkan suatu proses yang langgeng.

Sistem politik mengupas banyak tentang berbagai permasalahan, baik proses pemerintahan, partai politik, golongan, pemilihan umum, komunikasi politik, sosialisasi politik, rekruitmen politik maupun pendidikan politik.

Dengan demikian, suatu konstitusi yang berlaku di sebuah negara adalah sumber kekuasaan pemerintah.

Sumber : Srijanti dkk, “Etika Berwarga Negara “, 2008, Salemba Empat, Jakarta dan Budiyanto, “Pendidikan Kewarganegaraan”, 2007, Erlangga, Jakarta serta Aim Abdulkarim, “ Pendidikan Kewarganegaraan”, 2006,Grafindo Media Pratama, Bandung.( dengan pengubahan)

 

BANGGA MENJADI INDONESIA

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pertanyaan:

a. Apa yang dimaksud dengan hukum dasar yang tercantum pada paragraf

ke-3 !!!

b. Jelaskan secara lengkap makna kata “konvensi” yang tercantum pada

paragraf ke-4 !!!

c. Jelaskan secara lengkap tentang struktur politik yang tercantum pada

paragraf ke-5 !!!

d. Jelaskan secara lengkap makna kata “memiliki hubungan yang erat satu

sama lain ………“ yang tercantum pada paragraf ke-5 !!!

e. Jelaskan fungsi dari struktur politik yang tercantum pada paragraf ke-5 !!!

f. Jelaskan secara lengkap makna kata “lebih luas ………” yang tercantum

pada paragraf ke-4 !!!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

70

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

g. Buktikan penyataan pada paragraf ke-7 bahwa konstitusi Indonesia adalah

sumber kekuasaan pemerintah NKRI !!!

h. Jelaskan secara lengkap makna kata “ diterima oleh …” yang tercantum

pada paragraf ke-1 berdasarkan unsur keberadaan sebuah negara !!!

i. Jelaskan apa saja unsur-unsur pembentuk negara Indonesia sesuai dengan

kalimat pada paragraf ke-2 !!!

j. Jelaskan perbedaan antara kedua hukum dasar yang tercantum pada

paragraph ke-3!!!

3. Objektif 3 Bentuk

Pilihan Ganda

1. Sifat negara tercantum dibawah ini, kecuali :

a. Memaksa

b. Mencakup semua

c. Monopoli

d. Memberi sanksi

2. Mereka yang berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak menjadi

anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintahan di mana

mereka berada.

a. Warga negara

b. Bukan warga negara

c. Penduduk

d. Bukan penduduk

3. Negara dimulai dari masyarakat hukum yang paling sederhana kemudian

berevolusi ke tingkat yang lebih maju.

a. Teori modern

b. Teori evolusi

c. Teori perjanjian masyarakat

d. Teori spekulatif

4. Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia sejarah yang merupakan

golongan yang beraneka ragam dan memiliki faktor-aktor obyektif yang

membedakan dengan bangsa lain.

a. Teori George Jellinek

b. Teori Kranenberg

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

71

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

c. Teori Hans Khon

d. Teori Soenarko

5. Teori berikut ini adalah teori bangsa dari sisi politis, kecuali :

a. Teori Otto Bauer

b. Teori Hegel

c. Teori Jolobsen & Lipman

d. Teori Ernest Renan

6. Berikut ini adalah fungsi dari infrastruktur politik, kecuali :

a. Rekruitmen politik

b. Pendidikan politik

c. Agregasi politik

d. Komunikasi politik

7. Bagian dari infrastruktur politik adalah sebagai berikut, kecuali :

a. SCTV

b. Koperasi Buruh

c. Kompas

d. Karang taruna

Jawaban singkat

1. … yaitu menyampaikan aspirasi rakyat yang disampaikan oleh lembaga

seperti LSM dan Ormas

2. … yaitu memadukan aspirasi rakyat yang disampaikan oleh lembaga seperti

LSM dan Ormas.

3. ... yaitu suatu golongan yang “memaksa “ kelompok lain untuk

melaksanakan program yang dianggap sebagai yang terbaik.

4. Sistem pemerintahan dan kelembagaan negara di Indonesia tidak menganut

politik … secara tegas karena Indonesia menggunakan …

5. Kekuasaan kepala negara dibatasi oleh …, …, … dan …

6. UUD 1945 Pasal 1 ayat 2 menyatakan …

Menjodohkan

A B

1. Pengelompokkan manusia yang

keterikatannya dikarenakan adanya kesamaan

politik, perasaan dan agama.

a. De fakto tetap

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

72

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2. Pengakuan yang diberikan oleh negara yang

menimbulkan hubungan ekonomi

b. Bangsa secara antropologis

3. Negara adalah penjelmaan hukum c. De jure tetap

4. Pengelompokkan manusia yang

keterikatannya dikarenakan adanya kesamaan

fisik, bahasa dan keyakinan.

d. Teori hukum alam

5. Pengakuan atas berdirinya suatu negara yang

berlaku untuk selamanya.

e. Bangsa secara politis

6. Negara adalah penjelmaan kekuasaan yang

berlaku setiap waktu.

f. Teori hukum murni

F. Tindak Lanjut

G. Daftar Tilik Penampilan

H. Daftar Pustaka

Budiyanto. 1998. Dasar-Dasar Tata Negara Untuk SMU Kelas 3. Erlangga. Jakarta

Basrie,Chaidir, dkk. 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian “ Pendidikan Kewarganegaraan”, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kemahasiswaan. Jakarta

Lemhanas. 2005. Pendidikan kewarganegaraan. Gramedia. Jakarta

Kaelan. 1999. Pendidikan Pancasila.Paradigma. Yogyakarta

Pasha,Mustafa Kamal. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan.Citra Karsa Mandiri. Yogyakarta

Rahman,A.2007. Ilmu Politik.

Tim ICCE UIN. 2003. Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Prenada Media. Jakarta

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Jakarta

BAB V

DEMOKRASI INDONESIA

A. Pendahuluan

Demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk

semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh para

pendukungnya yang berpengaruh. Hampir semua negara di dunia meyakini

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

73

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

demokrasi sebagai tolok ukur tak terbantahkan dari keabsahan politik. Keyakinan

bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintah menjadi basis

bagi tegak kokohnya sistem politik demokrasi. Hampir semua negara mengakui

bahwa sistem pemerintahannya adalah demokrasi. Tidak ada negara yang ingin

dikatakan sebagai negara yang tidak demokratis atau negara otoriter.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai pemahaman tentang

Konsep dan prinsip demokrasi, Demokrasi dan Pendidikan demokrasi,

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami,

mendalami dan menghayati konsep demokrasi, prinsip demokrasi dan

implementasinya. Selanjutnya, setelah mempelajari dan memahami bab ini,

diharapkan peserta didik memiliki 3 kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang konsep demokrasi dan

prinsip demokrasi

2. Mahasiswa diarah untuk dapat menjelaskan tentang demokrasi dan pendidikan

demokrasi

3. Mahasiswa diarah untuk dapat menjelaskan tentang pelaksanaan demokrasi di

Indonesia

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 3 kemampuan

di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

B. Konsep Demokrasi dan Implementasinya

1. Sejarah Demokrasi

Budiyanto (1993:39-40) menuliskan bahwan demokrasi sebagai sistem

pemerintah, dalam bentuk klasik sudah digunakan sejak zaman Yunani Kuno

(abad V SM). Pada masa itu, Yunani dengan negara kotanya (polis) telah

mempraktekkan pemerintahan dengan partisipasi langsung rakyat dalam

membicarakan persoalan pemerintah (demokrasi langsung).

Pada zaman Romawi sampai dengan abad pertengahan (abad XV)

pelaksanaannya sistem demokrasi mengalami kemunduran karena banyak

berkembang praktek-praktek tirani, oligarki dan diktator. Namun, semenjak

dengan pertimbangan-pertimbangan ini.

a. Rakyat tidak senang adanya praktek-pratek yang sewenang-wenang dari

penguasa.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

74

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b. Rakyat menuntut persamaan hak dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan

budaya.

c. Pemahaman yang lebih tentang konsep-konsep atau teori-teori demokrasi yang

mengarah pada prinsip-prinsip hak-hak asasi manusia.

Perkembangan demokrasi selanjutnya semakin dibutuhkan sebagai sistem

pemerintahan oleh negara-negara di seluruh dunia.

Menurut Hans Kelsen, pada dasarnya demokrasi itu adalah pemerintahan

oleh rakyat dan untuk rakyat. Jadi, dalam perkembangan demokrasi dewasa ini

dapat kita peroleh gambaran sebagai berikut:

a. Yang melaksanakan kekuasaan negara demokrasi adalah wakil-wakil rakyat

yang terpilih, di mana rakyat yakin bahwa segala kehendak dan

kepentingannya akan diperhatikan oleh wakil rakyat dalam melaksanakan

kekuasaan negara.

b. Cara melaksanakan kekuasaan negara demokrasi ialah senantiasa mengingat

kehendak dan keinginan rakyat.

c. Kekuasaan negara demokrasi yang boleh dilaksanakan mungkin untuk

memperoleh hasil yang diinginkan oleh rakyat asal saja tidak menyimpang

dari dasar-dasar pokok demokrasi.

2. Pengertian, ide dasar dan hakekat demokrasi

Basrie (2002:190-191) menyebutkan bahwa demokrasi berasal dari bahasa

Yunani yang terdiri dari kata demos dan kratein. Hal ini berarti bahwa kekuasaan

tinggi berada ditangan rakyat. Lebih lanjut, dikatakan bahwa yang menjadi Ide

dasar demokrasi adalah sebagai berikut :

a. Kedaulatan berada ditangan rakyat

b. Ada perwakilan dan pertanggunggjawaban dalam pemerintahan.

c. Ada persaingan bebas dan jujur dalam pemilihan dan perwakilan dan

pemerintahan.

d. Memenuhi syarat untuk berpartisipasi secara bebas sebagai pemilih dalam

pemilu.

e. Mayoritas yang mengatur adalah rakyat untuk kepentingan bersama.

Sedangkan yang menjadi hakekat demokrasi adalah pertisipasi rakyat dalam

penyelenggaraan kenegaraan.

3. Perwujudan sistem demokrasi di berbagai negara

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

75

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Rahayu (2007:124-126) menyebutkan bahwa perwujudan sistem

demokrasi di setiap negara berbeda. Perwujudan tersebut dibagi dalam 6

kelompok sebagai berikut:

a. Demokrasi Rakyat

1) Demokrasi langsung dengan cara mengikutsertakan secara langsung

rakyat dalam proses pengambilan keputusan untuk menjalankan

pemerintahan.

2) Demokrasi perwakilan, rakyat mewakili hak demokrasinya kepada wakil

rakyat yang diplih melalui pemilihan umum.

3) Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari

rakyat, rakyat memilih wakilnya tetapi diawasi oleh rakyat melalui

referendum. Referendum ada 3 cara :

a) Referendum wajib, bertujuan meminta persetujuan rakyat terhadap

hal yang dianggap sangat penting dan mendasar. Contoh : Perubahan

UUD

b) Referendum tidak wajib, jika rancangan UU diumumkan untuk

mendapatkan usulan rakyat.

c) Referendum konsultatif, meminta persetujuan ahli dalam

menghadapi masalah.

4) Demokrasi sederhana, terdapat di desa-desa . Referendum dilakukan

melalui pemungutan suara langsung dengan mengumpulkan rakyat di

suatu tempat tertentu. Referendum ini hanya dapat dilakukan pada

penduduk dengan jumlah kecil. Contoh: referendum di Swiss dan di

Rusia.

b. Demokrasi Barat

1) Demokrasi liberal yang berdasarkan kebebasan individu. Dianut oleh

negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat.

2) Demokrasi kapitalis yang berdasarkan kemenangan dengan dipengaruhi

oleh uang untuk menguasai opini publik. Dianut oleh kaum komunis.

c. Demokrasi Timur

Demokrasi yang menganggap manusia sebagai alat yang dapat dibentuk

menjadi manusia sempurna alat penguasa dengan jalan paksaan. Penguasa

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

76

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

yang berhak membenahi keadaan yang salah. Hanya terdapat satu partai.

Dianut oleh Rusia.

d. Demokrasi Semu

1) Demokrasi terpimpin (demokrasi terdidik), karena ada anggapan bahwa

antara penguasa dan rakyat terdapat jurang.

2) Demokrasi tengah, memiliki semboyan satunya penguasa dengan rakyat

dimana kalau penguasa berkata maka rakyat harus ikut. Dianut oleh Italia

(fasisme) dan Jerman (Nazisme).

e. Demokrasi Pancasila

Demokrasi khas Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yaitu

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan permusyawaratan

rakyat/perwakilan.

Sistem pelaksanaannya ada 2 yaitu :

1) Demokrasi parlementer , bercirikan DPR lebih kuat dari pemerintah,

menteri bertanggungjawab kepada DPR, program kebijaksanaan cabinet

disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen, kedudukan kepala

negara sebagai simbol.

2) Demokrasi presidensiil ( pemisahan kekuasaan), bercirikan negara

dikepalai oleh presiden, kekuasaan eksekutif dijalankan berdasarkan

kedaulatan yang dipilih daridan oleh rakyat melalui badan perwakilan,

menteri bertanggungjawab langsung kepada presiden, presiden dan DPR

memiliki kedudukan yang sama sebagai lembaga negara dan tidak dapat

saling membubarkan.

4. Ciri-ciri sistem demokrasi yaitu :

Basrie (2003: ) menguraikan ciri-ciri demokrasi sebagai berikut :

Bilamana sistem politik, secara berkala memungkinkan penggantian

pemerintahan, maka harus ada seperangkat keyakinan yang mengesankan

kehadiran peranta-pratana tertentu seperti DPR, sejumlah parpol, angkatan

bersenjata, pers, peradilan, dsb. Bilamana tidak ada ketentuan-ketentuan yang

disepakati bersama mengenai pranata-pranata yang dibenarkan kegiatan sistem

politik suatu negara, dapat dengan mudah menimbulkan anarki.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

77

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Harus mempunyai sejumlah anggota masyarakat yang menempati kedudukan

dalam pemerintahan untuk masa jabatan tertentu seperti presiden, menteri,

gubernur, dsb.

Harus mempunyai sejumlah anggota masyarakat yang diakui sebagai tokoh-

tokoh yang sah, berusaha berjuang untuk dapat menempati kedudukan dalam

pemerintahan, agar mereka berada dalam keadaan yang memungkinkan

mereka melaksanakan sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Tanpa

kehadiran pemimpin-pemimpin tandingan, kekuasaan pemerintahan

cenderung bertambah besar dan pengaruh rakyat cenderung menurun.

Dalam sistem demokrasi terdapat pemilihan lain yang biasanya dilakukan

secara berkala untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu atau

memiliki anggota-anggota masyarakat yang diharapkan mewakili rakyat

dalam pejabat-pejabat yang bersangkutan.

Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemerintah dan

oleh anggota masyarakat lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan

pendapat baik secara lisan dalam pertemuan-pertemuan dan media elektronika

maupun secara tertulis melalui media massa cetak.

Adanya golongan-golongan penduduk yang tidak ikut serta dalam pemilu.

5. Pendidikan Demokrasi

Pendidikan demokrasi menurut Winarno (2007:111) adalah sosialisasi

nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warganegara

sehingga menghasilkan warganegara yang mendukung sistem politik yang

demokratis.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan demokrasi adalah

mempersiapkan warga masyarakat agar berperilaku dan bertindak demokratis

melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan pengetahuan, kesadaran

dan nilai-nilai demokrasi yang meliputi 3 hal, yaitu ;

a. Kesadaran bawah demokrasi adalah pola kehidupan yang paling menjamin

hak-hak warga masyarakat.

b. Demokrasi adalah proses belajar yang lama dan tidak sekedar meniru dari

masyarakat lain.

c. Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan menrtansformasikan

nilai-nilai demokrasi pada masyarakat.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

78

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan demokrasi menurut Rahayu (2007:134) dapat dilaksanakan

dengan cara berikut ini :

a. Pendidikan formal, diselenggarakan di sekolah dengan metode tatap muka,

diskusi, presentasi, studi kasus yang memberikan fambaran kepada peserta

didik agar memiliki kemampuan bela negara

b. Pendidikan informal, diselenggarakan melalui pergaulan di rumah dan

masyarakat sebagai bentuk aplikasi berdemokrasi

c. Pendidikan nonformal, diselenggarakan secara makro melalui interaksi di luar

sekolah sebagai pembentukan jiwa demokrasi.

Lebih lanjut, Rahayu (2007:135) menuliskan mengenai visi dan misi dari

pendidikan demokrasi sebagai berikut :

a. Visi pendidikan demokrasi adalah wahana bahan, ilmu mendidik dan sosial

kultural untuk membangun cita-cita, nilai, konsep, prinsip, sikap hidup dan

ketrampilan demokrasi dalam diri warga negara mellaui pengalaman hidup

dan berkehidupan demokrasi dalam berbagai konteks.

b. Misi pendidikan demokrasi adalah :

Manifestasi warga negara untuk mendapatkan berbagai akses dan

menggunakan secara cerdas berbagai sumber informasi tentang demokrasi

Menfasilitas warga negara untuk melakukan kajian konseptual dan

operasional secara cermat dan bertanggung jawab dalam melakukan

pengambilan keputusan pada kehidupan sehari-hari serta beragumentasi

atas keputusannya.

Menfasilitasi warga negara untuk memperoleh dan memanfaatkan

kesempatan berpartisipasi yang bertanggung jawab.

6. Demokrasi di dalam Negara Kesatuan RI

Pasha (2002:96-108) menguraikan pelaksanaan demokrasi

di Indonesia ke dalam 6 masa yang oleh Budiyanto (1993:40-41)

dispesifikasikan ke dalam tabel berikut ini :

Landasan

hukum

Masa

berlaku

Nama

demkorasi

Pengertian Ciri-ciri umum

UUD

1945

18

agustus

Liberal

atau

Demokrasi

yang

Kekuasaan

legeslatif lebih kuat

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

79

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

1945 s.d

17

Desember

1949

parlementer menganut

sistem

pemerintahan

parlementer

(lembaga

yang

memegang

kekuasaan

menentukan

terbentuknya

dewan

menteri

adalah berada

di tangan

parlemen

atau DPR

daripada kekuasaan

eksekutif .

Menteri-menteri

harus

mempertanggungjawabka

n semua tindakannya

pada DPR.

Program-program

kebijakan kabinet harus

disesuaikan dengan

tujuan politik sebagian

besar anggota parlemen.

Kedudukan kepala

negara hanya sebagai

lambang yang tidak dapat

diganggu gugat.

Konstitusi

RIS

UUDS

1950

18

Agustus

1949 s.d

17

agustus

1950

17

agustus

1950 s.d

5 juli

1959

Liberal

atau

parlementer

Demokrasi

yang

menganut

sistem

pemerintahan

parlementer

(lembaga

yang

memegang

kekuasaan

menentukan

terbentuknya

dewan

menteri

adalah berada

di tangan

parlemen

Kekuasaan

legeslatif lebih kuat

daripada kekuasaan

eksekutif .

Menteri-menteri

harus

mempertanggungjawabka

n semua tindakannya

pada DPR.

Program-program

kebijakan kabinet harus

disesuaikan dengan

tujuan politik sebagian

besar anggota parlemen.

Kedudukan kepala

negara hanya sebagai

lambang yang tidak dapat

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

80

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

atau DPR diganggu gugat.

UUD 1945 5 juli

1959 s.d

11 Maret

1966

Demokrasi

terpimpin

Demokrasi

karya, poltik,

sosail dan

ekonomi untuk

melaksanakan

pembangunan

masyarakat adil

dan makmur

yang

berdasarkan

Pancasila.

Adanya

dominasi dari presiden

Terbatasnya

peranan partai politik

Berkembangnya

pengaruh komunis

Meluasnya

peranan ABRI sebagai

unsur sosial politik

UUD 1945 11 Maret

1945 s.d

21 Mei

1998

Demokrasi

Pancasila

Demokrasi

yang dijiwai,

disemangati,

diwarnai dan

didasari oleh

falsafah

Pancasila.

Tetap

mendasarkan diri pada

konstitusi.

Tetap

memperlihatkan diri

dan memiliki sifat dari

rakyat, oleh rakyat dan

untuk rakyat.

Wajib

bertanggungjawab

sepenuhnya kepada

Tuhan ,

bertanggungjawab

kepada kemanusiaan

dan bertanggungjawab

kepada persatuan

Indonesia.

UUD 1945

+

amandemen`

21 Mei

1998 s.d

sekarang

Demokrasi

Pancasila

Reformasi

Demokrasi

yang dijiwai,

disemangati,

diwarnai dan

Tetap

mendasarkan diri pada

konstitusi.

Tetap

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

81

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

didasari oleh

falsafah

Pancasila yang

telah

direformasi

memperlihatkan diri

dan memiliki sifat dari

rakyat, oleh rakyat dan

untuk rakyat.

Wajib

bertanggungjawab

sepenuhnya kepada

Tuhan ,bertanggungja

wab kepada

kemanusiaan dan

bertanggungjawab

kepada persatuan

Indonesia.

E. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

82

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

83

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:5. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.6. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. …………………………………………………………

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

84

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3. ………………………………………………………… 4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

85

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID tes/quis

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

86

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

a. Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?

b. Jelaskan apa yang menjadi ide dasar dan hakekat demokrasi?

c. Uraikan ciri-ciri dari sistem demokrasi !

d. Uraikan perbedaan pelaksanaan demokrasi yang pernah berlaku NKRI !

3. Objektif 3 Bentuk

Pilihan Ganda

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

87

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

1. Demokrasi yang mengikutsertakan secara langsung rakyat dalam proses

pengambilan keputusan untuk menjalankan pemerintahan adalah …

a. Demokrasi perwakilan

b. Demokrasi langsung

c. Demokrasi rakyat

d. Demokrasi sederhana

2. Meminta persetujuan rakyat terhadap hal yang dianggap penting dan mendasar

adalah …

a. Referendum konsultatif

b. Referendum wajib

c. Referendum tidak wajib

d. Referendum

3. Demokrasi terpimpin dan demokrasi tengah termasuk kedalam jenis …

a. Demokrasi timur

b. Demokrasi semu

c. Demokrasi liberal

d. Demokrasi kapitalis

4. Demokrasi yang didasarkan pada kebebasan individu adalah …

a. Demokrasi timur

b. Demokrasi semu

c. Demokrasi liberal

d. Demokrasi kapitalis

5. Demokrasi yang didasarkan pada kemenangan yang dipengaruhi oleh materi

untuk menguasai opini publik …

a. Demokrasi timur

b. Demokrasi semu

c. Demokrasi liberal

d. Demokrasi kapitalis

Jawaban singkat

1. Demokrasi berasal dari kata … dan … yang artinya …

2. Demokrasi menurut Hans Kelsen adalah …

3. Demokrasi liberal adalah …

4. Demokrasi timur adalah …

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

88

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

5. Demokrasi Pancasila adalah …

Menjodohkan

A B

a. Hak yang diwakilkan melalui pemilu a. Demokrasi sederhana

b. Demokrasi yang terjadi di desa b. Demokrasi timur

c. Penguasa berhak penuh untuk membenahi

keadaan yang salah.

c. Demokrasi parlementer

d. DPR lebih kuat dari pemerintah d. Demokrasi presidensiil

e. Demokrasi yang tercermin dalam konstitusi

NKRI

e. Demokrasi Perwakilan

F. Tindak Lanjut

G. Daftar Tilik Penampilan

H. Daftar Pustaka

Budiyanto. 1998. Dasar-Dasar Tata Negara Untuk SMU Kelas 3. Erlangga. Jakarta

Basrie,Chaidir, dkk. 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian “ Pendidikan Kewarganegaraan”, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kemahasiswaan. Jakarta

Pasha,Mustafa Kamal. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan.Citra Karsa Mandiri. Yogyakarta

Rahayu,Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo. Jakarta

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Jakarta

BAB VI

HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW

A. Pendahuluan

Rule of Law atau Rechsstaat (negara hukum) adalah konsep yang

bersumber dari pengalaman demokrasi konstitusional di Eropa pada abad ke-19

dan ke-20. Ciri negara hukum adalah adanya supremasi hukum, jaminan hak asasi

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

89

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

manusia dan legalitas hukum. Dengan demikian, negara hukum sangat berkaitan

dengan hak asasi manusia yang oleh karenanya negara hukum bertanggung jawab

atas perlindungan dan penegakan hak asasi para warganya.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai pemahaman tentang

HAM menurut aturan hukum yang berlaku , peradilan HAM menurut aturan

hukum yang berlaku dan Rule Of Law.

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami,

mendalami dan menghayati serta mampu menjelaskan tentang Hak Asasi Manusia

dan aturan hukum yang berlaku. Selanjutnya, setelah mempelajari dan memahami

bab ini, diharapkan peserta didik memiliki 3 kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang Hak Asasi Manusia

2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang peradilan HAM

menurut aturan hukum yang berlaku

3. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang Rule of Law

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 3

kemampuan di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

B. Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

a. Tim ICCE UIN (2003:200) mengartikan Hak Asasi Manusia sebagai hak

yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental

sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan

dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau.

b. Berdasarkan UU No.39/1999, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak

yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan

YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung

tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang

demi kepentingan serta perlindungan berkat dan martabat manusia.

c. Franz Magnis-Suseno seperti yang dikutip oleh Bambang Suteng, dkk

(2007:74-76) membedakan HAM ke dalam empat macam, yaitu:

1) Hak asasi negatif atau liberal, yaitu hak asasi yang pada dasarnya

menuntut agar kemandirian setiap orang atas dirinya sendiri dihormati

oleh orang lain.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

90

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Contohnya : hak atas hidup, hak atas keutuhan jasmani, hak atas

kebebasan bergerak, hak atas kebebasan memilij jodoh, hak

perlindungan atas hak milik, hak untuk mengurus rumah tangga

sendiri, hak kebebasan beragama, hak kebebasan untuk mengikuti

suara hati, hak untuk tidak ditahan secara sewenang-wenang, hak

kebebasan untuk berkumpul dan berserikat, hak kebebasan berpikir,

dsb.

2) Hak asasi aktif atau demokratis, yaitu hak asasi yang menyatakan

bahwa setiap orang memiliki hak turut-serta menentukan arah

perkembangan masyarakat tempat ia hidup.

Contohnya : hak memilih wakil rakyat dalam pemerintahan, hak

mengontrol pemerintahan, hak menyatakan pendapat, hak kebebasan

pers dan hak membentuk perkumpulan politik.

3) Hak asasi positif, yaitu hak asasi yang pada dasarnya menuntut

prestasi-prestasi tertentu dari negara.

Contohnya: hak atas perlindungan keamanan, hak atas perlindungan

hukum, hak memperoleh perlakuan yang sama di depan umum. Hak

atas kewarganegaraan, hak untuk memperoleh keadilan di muka

umum, hak agar negara memproses pelanggaran terhadap hak yang

dimiliki seseorang.

4) Hak asasi sosial, yaitu hak asasi yang pada dasarnya merupakan hak

warga negara untuk memperoleh keadilan di bidang ekonomi dan

budaya.

Contohnya : hak atas jaminan sosial, hak atas pekerjaan, hak atas

tempat dan jenis pekerjaan, hak atas upah yang wajar, hak atas

perlindungan terhadap pengangguran, hak untuk membentuk serikat

pekerja yang bebas, hak atas pendidikan, hak untuk ikut serta dalam

kehidupan budaya masyarakat.

2. Hak Asasi, Kewajiban Dasar Manusia Serta Pembatasan dan Larangan

Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

a. Hak asasi yang dimiliki oleh seorang manusia meliputi :

1) Hak untuk hidup (Pasal 28 A)

2) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan ( Pasal 28 B)

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

91

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3) Hak mengembangkan diri (Pasal 28 C dan Pasl 28 I (3))

4) Hak memperoleh keadilan (Pasal 28 D (1),Pasal 28 H (2),Pasal 28 I (1)

dan (2))

5) Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 28 D (2),(4), Pasal 28 E,F)

6) Hak atas rasa aman (Pasal 28 G (1),(2))

7) Hak atas kesejahteraan (Pasal 28 H (1),(3) dan (4))

8) Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 28 D (3))

9) Hak anak, yaitu :

a) Hak mendapat perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat

dan negara

b) Hak untuk diakui dan dilindungi sejak dalam kandungan

c) Hak untuk mendapat nama dan status kewarganegaraan

d) Hak untuk mendapat pendidikan dan pengajaran, khusus anak

cacat berhak mendapat bantuan biaya

e) Hak untuk beribadah sesuai agamanya, berpikir dan berekspresi

sesuai dengan kemampuannya dibawah bimbingan orang tua/wali

f) Hak untuk mengetahui asal usulnya

g) Hak untuk dapat diangkat anak berdasarkan putusan pengadilan

h) Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum

i) Hak untuk tidak dipisahkan dengan orang tuanya dengan paksaan

j) Hak untuk istirahat, bergaul, berkreasi sesuai dengan minat dan

bakatnya

k) Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan jaminan sosial

l) Hak untuk tidak dilibatkan dalam peperangan, sengketa, kerusuhan

dan peristiwa lainnya yang berunsur kekerasan

m) Hak untuk mendapat perlindungan dari kegiatan ekspolitasi

ekonomi dan pekerjaan yang membahayakan dirinya

n) Hak untuk mendapat perlindungan dari kegiatan eksploitasi seks,

penculikan, perdagangan anak dan narkoba

o) Hak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan dan

penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi

p) Hak untuk tidak dijatuhi hukuman mati dan hukuman seumur

hidup

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

92

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

q) Hak untuk tidak dirampas kebebasannya. Pidana penjara adalah

ultimum remedium

r) Hak untuk memperoleh bantuan hukum, membela diri dan

mendapat keadilan di depan pengadilan

10) Hak wanita, yaitu :

a) Hak untuk dipilih dalam sistem ketatanegaraan RI

b) Hak untuk menikah dengan warga asing tanpa kehilangan

kewarganegaraan Indonesia

c) Hak untuk mendapat pendidikan dan pengajaran disegala bidang

d) Hak untuk dipilih dan memilih dalam pekerjaan sesuai dengan

peraturan yang berlaku

e) Hak untuk mendapat perlindungan khusus dalam pelaksanaan

profesinya

f) Hak khusus yang melekat karena fungsi reproduksinya, dijamin

dan dilindungi oleh hukum

g) Hak untuk melakukan perbuatan hukum sendiri (wanita dewasa)

kecuali ditentukan lain oleh hukum agamanya

h) Selama berstatus istri memiliki hak dan kewajiban yang sama

dengan suami dan setelah bercerai memiliki hak dan kewajiban

yang sama dengan suami dalam hal urusan anak-anak

i) Setelah bercerai, istri memiliki hak yang sama atas harta bersama

tanpa mengurangi hak anak

b. Kewajiban dasar yang melekat pada diri manusia meliputi :

1) Setiap orang yang ada di wilayah RI wajib patuh pada peraturan,

hukum tidak tertulis dan hukum internasional tentang HAM

2) Setiap WNI wajib ikut bela negara

3) Wajib menghormati hak asasi manusia secara timbal balik, moral, etika

dan tatatertib kehidupan berbangsa dan bernegara

4) Wajib tunduk kepada pembatasan kebebasan yang telah ditetapkan

berdasarkan peraturan yang berlaku

c. Kewajiban dan tanggungjawab pemerintah terhadap Hak asasi

Manusia adalah :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

93

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

1) Berkewajiban dan bertanggungjawab menghormati HAM sesuai

dengan peraturan yang berlaku, meliputi : ipoleksosbudhankam dan

bidang lainnya

2) Melindungi HAM sesuai dengan peraturan yang berlaku, meliputi :

ipoleksosbudhankam dan bidang lainnya

3) menegakkan HAM sesuai dengan peraturan yang berlaku, meliputi :

ipoleksosbudhankam dan bidang lainnya

4) memajukan HAM sesuai dengan peraturan yang berlaku, meliputi :

ipoleksosbudhankam dan bidang lainnya

d. Pembatasan dan larangan terhadap HAM meliputi:

1) Pembatasan

Hak dan kebebasan yang diatur dalam UU ini hanya dapat dibatasi

oleh dan berdasarkan UU, semata-mata untuk menjamin pengakuan

dan penghormatan terhadap HAM serta kebebasan dasar orang lain,

kesusilaan, ketertiban dan kepentingan umum

2) Larangan

Tidak satupun ketentuannya boleh diartikan bahwa pemerintah, partai,

golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi, merusak atau

menghapuskan HAM atau kebebasan dasar yang diatur dalam UU ini.

3. Sejarah Munculnya Hak Asasi Manusia di Pentas Hubungan Internasional

dan Nasional

a. Sejarah munculnya HAM di Pentas Hubungan Internasional.

1) Latar Belakang munculnya HAM.

Chaidir Basrie, dkk (2002:184) menguraikan sejarah tersebut sebagai

berikut :

Sebelum berakhirnya Perang Dunia I (1917), dilontarkan semboyan

baru yaitu hak rakyat menentukan nasib sendiri

Setelah usainya Perang Dunia II kedudukan pribadi manusia

memperoleh pengakuan yang lebih luas dan kokoh dalam hubungan

internasional tercantum dalam piagam PBB. Dalam piagam PBB

tersebut memuat tiga gagasan utama, yaitu :

Hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri

Hak asasi manusia

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

94

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Perdamaian dunia

Pada tahun 1948 telah diproklamirkan Deklarasi Universal tentang

hak asasi manusia ( Universal Declaration of Human Right) yang di

dalamnya memuat 4 gagasan yaitu :

Hak- hak pribadi

Hak-hak yang dimiliki oleh individu dalam hubungan dengan

kelompok sosial di mana ia ikut serta

Hak kebebasan sipil dan hak pilih

Hak-hak berkenaan dengan hak-hak ekonomi politik

2) Perkembangan Konsep Hukum Internasional Tentang HAM

Budiyanto (1998:56-57) menyebutkan bahwa konsep hukum

internasional tentang HAM dimulai sekitar tahun 1215 dengan

dikeluarkannya Magna Charta di Inggris disusul dengan Habeas Corpus

Act ( 1679) dan Bill Of Rights (1689) di Britania Raya, Declaration of

Independece (1776) di Amerika, Declaration des Droits de L’homme et

Du Citoyen (1789) di Prancis, Right of Determination (1918), Atlantic

Charter (1941).

Perhatian dunia internasional terhadap HAM tampak meningkat

setelah PD II(1939-1945) akibat adanya korban dalam peristiwa penistaan

terhadap nilai kemanusiaan. Kedudukan pribadi manusia memperoleh

pengakuan yang lebih luas dan kokoh dalam hubungan internasional

tercantum dalam piagam PBB. Chaidir Basrie,dkk (2002:184)

menyebutkan bahwa dalam piagam PBB tersebut memuat tiga gagasan

utama, yaitu :

Hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri

Hak asasi manusia

Perdamaian dunia

Akhirnya, konsep hukum internasional tentang HAM ditegaskan pada

tahun 1948 dalam Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of

Human Right) yang menjadi dasar hukum internasional bagi persoalan

HAM yang memuat 4 gagasan utama yaitu:

Hak- hak pribadi

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

95

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Hak-hak yang dimiliki oleh individu dalam hubungan dengan

kelompok sosial di mana ia ikut serta

Hak kebebasan sipil dan hak pilih

Hak-hak berkenaan dengan hak-hak ekonomi politik

Selanjutnya diperkuat dengan dikeluarkannya Covenants on Human

Rights (1966) oleh PBB. Budiyanto (1998) menyebutkan bahwa isi

Covenants tersebut antara lain :

The International on Civil and Political Right ( memuat hak-hak

sipil dan hak-hak politik (persamaan pria dan wanita))

Optional Protocol ( adanya kemungkinan seorang warganegara

yang mengadukan pelanggaran hak asasi kepada The Human

Rights Committee PBB setelah melalui upaya pengadilan di

negaranya

The International Covenant on Economic, Social and Cultural

Rihgts (berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi

ekonomi, sosial dan budaya

Silvana (2006:36) menambahkan bahwa persoalan HAM dunia

diselesaikan dengan dibentuknya peradilan internasional yang hendak

mengadili kejahatan perang. Lembaga bernama Internasional Criminal

Court mulai bekerja tahun 2002, mengadili kejahatan perang, pembersihan

etnik(genosida) dan kejahatan kemanusiaan.

Proses peradilan HAM Internasional dimulai dengan dibentuknya

Komisi PBB untuk HAM ( The United Nations Comission on Human

Right) yang awalnya terdiri dari 18 negara kemudian sekarang 43 negara

dan Indonesia menjadi anggota komisi ini pada tahun 1991.

b. Sejarah munculnya HAM di Pentas Nasional

1) Latar belakang munculnya HAM

Bambang Suteng, dkk (2007:84) menceritakan sejarah tersebut

sebagai berikut :

Sebetulnya HAM sudah sejak lama dikenal di Indonesia yaitu sejak

abad ke 15. Hal ini dibuktikan dengan beberapa temuan antara lain:

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

96

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

HAM telah ditulis dalam kitab-kitab adat Bugis Kuno

(Lontara) yang antara lain ditulis tentang hak hidup dan hak

kebebasan.

Di Minangkabau, sejak dulu telah dikenal hak untuk protes

terhadap kebijakan yang tidak adil yang dikeluarkan oleh raja

(hak untuk melakukan pembangkangan/ Rights to Dissent-

ps.19 UDHR) dan hak untuk meninggalkan tempat tinggal (hak

untuk bebas bergerak/ Rights to Freedom of Movement-ps.13

UDHR).

Di Jawa telah dikenal hak untuk tinggal di wilayah lain sebagai

protes kepada pejabat dan hak untuk protes kepada penguasa.

Meskipun HAM sudah dikenal sejak dulu, pemikiran modern

tentang HAM di Indonesia muncul pada abad ke 19 dimana Raden

Ajeng Kartini adalah orang pertama yang menuliskan pemikiran

modern tentang HAM dalam surat-suratnya.

Pemikiran modern tentang HAM mulai berkembang dalam Sidang

BPUPKI, dimana Mohammad Hatta, Mohammad Yamin dan

Sukirman adalah tokoh yang paling gigih membela agar HAM

diatur dalam UUD 1945.

2) Perkembangan Konsep Hukum Nasional Tentang HAM

Bambang Suteng,dkk (2007:84-85) menguraikan bahwa

perkembangan konsep hukum Nasional tentang HAM diawali pada

Sidang BPUPKI dimana meskipun sedikit, konsep tentang HAM diatur

dalam UUD 1945.

Selanjutnya, konsep tentang HAM mengalami perkembangan yang

lebih luas dan diatur secara menyeluruh dalam Konstitusi RIS dan

UUD 1950. Namun kedua konstitusi ini hanya berlaku sebentar saja

dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang

memberlakukan kembali UUD 1945.

Pelaksanaan HAM berdasarkan UUD 1945 jauh dari memuaskan.

Hal ini terjadi karena HAM dianggap sebagai pemikiran barat (paham

liberal) yang bertentangan dengan budaya timur dan Pancasila. Setelah

memasuki masa reformasi, konsep HAM kembali berkembang pesat.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

97

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Hal ini terbukti dengan lahirnya konsep baru tentang HAM di

Indonesia, antara lain:

UUD 1945 hasil amandemen

TAP MPR No.XVII/MPR/1998 tentang HAM

UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM

UU N0. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Ratifikasi (pengesahan perjanjian-perjanjian oleh DPR)

undang-undang , yaitu :

Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi dan

Budaya (ICESCR) menjadi UU No.11 Tahun 2005

Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik

(ICCPR) menjadi UU No. 12 Tahun 2005

Beberapa perundang-undangan di atas merupakan pintu pembuka

bagi tahap perkembangan konsep HAM selanjutnya yaitu penataan

aturan secara konsisten. Pada tahap ini ditandai dengan 3 hal berikut

yaitu :

perkembangan konsep HAM yang ditandai dengan mulai

tumbuh kesadaran penghormatan dan penegakan HAM baik

oleh aparat pemerintah maupun masyarakat.

Konsep HAM berkembang menjadi suatu kebutuhan dasar

manusia yang perlu diperjuangkan, dihormati dan dilindungi

oleh setiap manusia.

Penataan aturan tentang HAM harus memenuhi 2 syarat yaitu :

Demokrasi dan supremasi (kekuasaan tertinggi ada pada)

hukum

HAM sebagai tatanan sosial yaitu pengakuan masyarakat

terhadap pentingnya nilai-nilai HAM dalam tatanan

sosial, politik, ekonomi yang hidup.

4. Beberapa Produk Hukum Nasional yang penting mengenai Hak Asasi

Manusia

Pengaturan HAM dalam ketatanegaraan RI terdapat dalam peraturan

perundang-undangan yang dijadikan acuan normatif dalam pemajuan dan

perlindungan HAM. Pengaturan HAM tersebut adalah sebagai berikut :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

98

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengaturan dalam UUD 1945

1) Pasal 26 tentang siapa yang dimaksud dengan warganegara.

Warganegara adalah Orang – orang bangsa Indonesia asli dan orang –

orang bangsa lain ( misal : peranakan belanda, peranakan tionghoa,

peranakan arab ) yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui

Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada NKRI yang

disahkan dengan UU sebagai warganegara.

2) Pasal 27(1) tentang kesamaan kedudukan dalam hukum dan

pemerintahan.

3) Pasal 27 (2) tentang hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan.

4) Pasal 28 tentang kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

5) Pasal 29 tentang kemerdekaan memeluk agama

6) Pasal 30 tentang hak dan kewajiban bela negara

7) Pasal 31 tentang hak mendapatkan pengajaran

8) Pasal 32 tentang kebudayaan nasional Indonesia

9) Pasal 33 dan 34 tentang kesejahteraan sosial.

b. Pengaturan HAM dalam TAP MPR

Tertuang dalam TAP MPR No.XVII/1989 tentang Pandangan dan Sikap

Bangsa Indonesia Terhadap HAM dan Piagam HAM Nasional

c. Pengaturan HAM dalam UU

1) UU No. 5/1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

2) UU No. 5/1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan,

Perlakuan atau Penghukuman Yang Kejam, Tidak Manusiawi dan

Merendahkan Martabat

3) UU No. 8/1998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat

4) UU No. 11/1998 tentang Amandemen terhadap UU No.25/1997

tentang Hubungan Perburuhan

5) UU No. 19/1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 105 tentang

Penghapusan Pekerja secara Paksa

6) UU No. 20/1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 138 tentang

Usia Minimum Bagi Pekerja

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

99

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

7) UU No. 21/1999 Tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 11 tentang

Diskriminasi dalam Pekerjaan

8) UU No. 26/1999 tentang Pencabutan UU No. 11/1963 tentang Tindak

Pidana Subversi

9) UU No.29/1999 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala

bentuk Diskriminasi

10)UU No.39/1999 tentang Hak Asasi Manusia

11)UU No. 40/1999 tentang Pers

12)UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM

d. Pengaturan HAM dalam Peraturan Pemerintah dan Keputusan

Presiden

1) Perpu No.1/1999 tentang Pengadilan HAM

2) Keppres No. 181/1998 tentang Pendirian Komisi Nasional

Penghapusan Kekerasan Terhadap Wanita

3) Keppres No. 129/1998 tentang Rencana Aksi Nasional HAM tahun

1998-2003, yang memuat rencana ratifikasi berbagai instrumen HAM

PBB serta tindak lanjutnya

4) Keppres No. 31/2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya dan

Pengadilan Negeri Makassar

5) Keppres No.5/2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc

pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang diubah dengan Keppres

No.96/2001

6) Keppres No. 181/1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan

terhadap Perempuan

5. Mengenal Lembaga Perlindungan HAM

Berdasarkan UU No. 39/1999 tentang HAM, Pemerintah wajib

bertanggungjawab melindungi HAM. Dalam rangka mewujudkan kewajiban

tersebut, pemerintah mendirikan Lembaga perlindungan HAM di Indonesia

sebagai berikut :

a. Komisi Nasional HAM

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

100

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bambang Suteng,dkk(2007:88) dan Sri Tutik Cahyaningsih (2007:72-74)

menguraikan secara singkat tentang Komnas HAM sebagai berikut :

1) Berdiri berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993.

Keberadaan lembaga ini diperkuat dengan lahirnya UU No.39 Tahun

1999 tentang HAM yang pengaturannya tertuang pada Pasal 75 s.d

Pasal 99.

2) Lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara

lainnya. Berkedudukan di ibukota tetapi dapat memiliki perwakilan

(lembaga bawahan) di daerah. Lembaga bawahan ini secara berkala

memberikan laporan pertanggungjawaban kepada pusat. Lembaga

bawahan memiliki otonomi untuk menyusun dan melaksanakan

program Komnas HAM.

3) Tujuan pembentukan adalah :

a) Mengembangkan kondisi yang baik bagi pelaksanaan hak asasi

manusai sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB serta

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

b) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia dan

mengembangkan pribadi manusia seutuhnya serta menumbuhkan

kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

4) Fungsi Komisi Nasional HAM adalah :

a) Pelaksana kajian tentang HAM

b) Pelaksana penelitian tentang HAM

c) Pelaksana penyuluhan tentang HAM

d) Media perantara tentang HAM

Keempat fungsi tersebut kemudian dijabarkan menjadi 22 tugas dan

kewenangan yang diatur dalam Pasal 89 UU No. 39 Tahun 1999.

5) Keanggotan Komisi Nasional HAM , terdiri dari :

Ketua, wakil ketua dan 33 orang anggota.

1 kali masa jabatan, lamanya menjabat 5 tahun

Dipilih oleh DPR atas usulan dari Komisi Nasional HAM dan

diresmikan Presiden

Keanggotaan yang berjumlah 35 orang tersebut berasal dari tokoh

masyarakat yang profesional, berdedikasi dan beintegritas tinggi,

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

101

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

mengahati cita-ita negara hukum dan negara kesejahteraan yang

berintikan keadilan, menghormati hak asasi manusia dan kewajiban

dasar manusia.

b. Komda HAM

Sri Tutik Cahyaningsih (2007:74) menyebutkan bahwa lembaga

perlindungan hak asasi manusia juga terdapat di daerah yang dikenal

dengan sebutan Komda HAM ( Komisi Daerah HAM). Beliau

menguraikan keberadaan komisi tersebut sebagai berikut:

1) Bukan lembaga bawahan Komnas HAM

2) Dapat membangun kerjasama dengan Komnas HAM

3) Berkedudukan di provinsi. Dapat membuka perwakilan di kabupaten

atau kotamadya.

4) Keanggotaannya dicalonkan oleh sebuah komite independent,

diputuskan oleh DPR dan diangkat oleh Gubernur.

5) Berwenang untuk mendorong kemajuan dan perlindungan hak asasi

manusia di seluruh daerah (provinsi) yang bersangkutan

c. Komisi Perlindungan Anak Nasional

Sri Tutik Cahyaningsih (2007:74,76) menceritakan tentang keberadaan

lembaga perlindungan khusus anak-anak Indonesia sebagai berikut:

1) Keberadaan komisi ini diatur dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak. Dimana pendirian komisi ini didasarkan pada

Keppres No. 77 Tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak

Indonesia.

2) Komisi bersifat Independen dan berkedudukan di ibukota.

3) Tujuan pembentukan adalah untuk meningkatkan efektivitas

penyelenggaraan perlindungan anak-anak Indonesia.

4) Keanggotaannya berjumlah 9 orang yang berasal dari :

Unsur Pemerintah

Tokoh agama

Tokoh masyarakat

Organisasi sosial

Organisasi kemasyarakatan

Organisasi profesi

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

102

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Lembaga swadaya masyarakat

Dunia usaha

Kelompok peduli perlindungan anak

5) Tugas pokoknya sebagai berikut :

Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-

undnagan yang berkaitan dengan perlindungan anak kepada

berbagai pihak (orangtua, pemerintah, masyarakat,dunia usaha dan

kelompok profesi serta pemuka masyarakat)

Melakukan pengumpulan data dan informasi, menerima pengaduan

masyarakat tentang berbagai kasus pelanggaran hak-hak anak

Melakukan pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap

penyelenggaraan perlindungan anak oleh berbagai pihak

(perseorangan , pemerintah atau masyarakat)

d. Polisi Republik Indonesia (Polri)

Sri Tutik Cahyaningsih (2007:76-77) menyebutkan bahwa Polri (Polisi

Republik Indonesia) adalah aparat sipil yang bertugas memberikan

perlindungan atas jiwa, harta benda dan hak-hak asasi warga negara atau

masyarakat Indonesia. Dalam melakukan tugasnya Polri berhak

melakukan tindakan preventif (pencegahan) dan represif (penanggulangan

atau penindakan). Menyangkut tindakan represif, Polri berstatus sebagai

penyidik. Tugas dan wewenang Polri sebagai penyidik diatur didalam

KUHAP Pasal 4 dan Pasal 7.

e. Kejaksaan Republik Indonesia

Sri Tutik Cahyaningsih (2007:77) menyebutkan bahwa kejaksaan

berperan sebagai penuntut dari suatu perkara, termasuk perkara

pelanggaran HAM. Tuntutan jaksa didasarkan pada Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) yang dibuat oleh Polri sebagai penyidik. Jaksa

berwenang melakukan banding ke pengadilan tinggi jika putusan hakim

dirasa kurang memuaskan.

f. Pengadilan HAM

Sri Tutik Cahyaningsih (2007:77-78) menjelaskan bahwa peradilan

adalah badan pelaksana kekuasaan kehakiman negara yang berfungsi

sebagai penegak hukum dan peraturan perundang-undangan. Peradilan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

103

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

bertugas menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap

perkara yang diajukan kepadanya. Khusus masalah pelanggaran HAM

dapat diselesaikan di Peradilan HAM.

Selanjutnya, Bambang Suteng,dkk (2007:89-90) dan Sri Tutik

Cahyaningsih (2007:77-78) menceritakan tentang keberadaan Pengadilan

HAM sebagai berikut:

1) Keberadaan pengadilan ini diatur oleh UU NO. 26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan HAM yang diundangkan pada tanggal 23 Nopember 2000

dalam Lembaran Negara No.208 Tahun 2000.

2) Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus uang berada dalam

lingkup Peradilan Umum.

3) Berkedudukan di ibukota dan daerah kabupaten atau kota.

Jika berada di ibukota maka daerah hukumnya meliputi setiap

daerah hukum Pengadilan Negeri yang ada.

Jika berada di daerah kabupaten atau kota maka daerah hukumnya

meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan.

4) Pengadilan HAM adalah pengadilan yang khusus mengadili

pelanggaran HAM berat. Pasal 7 UU No.39 Tahun 1999 menyebutkan

bahwa pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida dan

kejahatan terhadap kemanusiaan

a. Kejahatan genosida (Pasal 8 UU No.30 Tahun 1999)

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan

maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau

sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama

dengan cara :

Membunuh anggota kelompok

Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat

terhadap anggota-anggota kelompok

Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan

mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau

sebagiannya.

Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujun mencegah

kelahiran di dalam kelompok

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

104

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu

ke kelompok lain.

b. Kejahatan terhadap kemanusiaan (Pasal 9 UU No.30 Tahun 1999)

Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah perbuatan yang dilakukan

sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang

diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung

terhadap penduduk sipil, berupa :

Pembunuhan

Pemusnahan

Perbudakan

Pengusiran atau pemidahan penduduk secara paksa

Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain

secara sewenang-wenang yang melanggar ketentuan pokok

hukum internasional

Penyiksaan

Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau

perkumpuan yang didasari persamaan pahakm politil, ras,

kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan

lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang

dilarang menurut hukum internasional

Penghilangan orang secara paksa

Kejahatan apartheid (pembedaan ras)

Kekerasan seksual, seperti :

Pemerkosaan

Perbudakan seksual

Pelacuran secara paksa

Pemaksaan kehamilan

Pemandulan atau sterilisasi secara paksa , dll.

5) Hakim pengadilan HAM berjumlah 5 orang terdiri dari 2 orang hakim

pada pengadilan HAM dan 3 orang hakim ad hoc (khusus ditunjuk

untuk menyelesaikan masalah pelanggaran HAM)

6) Tugas dan wewenang dari pengadilan HAM adalah sebagai berikut:

Berwenang memeriksa dan menuntut pelanggaran HAM berat

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

105

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran

HAM berat yang dilakukan di luar batas territorial wilayah negara

RI oleh WNI

Tidak berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran

HAM berat yang dilakukan oleh orang berusia di bawah 18 tahun.

g. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM)

Sri Tutik Cahyaningsih (2007:78) menuliskan bahwa Lembaga

Bantuan Hukum (LBH) adalah lembaga sosial yang memberikan

pendampingan hukum bagi warga negara yang terdakwa dalam suatu

perkara. Lembaga ini bersifat independen dan juga memberikan bantuan

dan pelayanan hukum kepada masyarakat. Lembaga ini dikelola secara

mandiri oleh aktivis yang punya kepedulian tinggi untuk penegakkan

hukum.

Selanjutnya, beliau menuliskan juga tentang Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) yang berfungsi melindungi dan melayani pengaduan

yang menyangkut pelanggaran HAM. Tugasnya adalah memberikan

pendampingan dan investigasi (hanya sebatas pengumpulan fakta) setiap

perkara yang dianggap melanggar HAM. Fakta-fakta yang diperoleh

kemudian diserahkan ke kepolisian untuk diproses lebih lanjut.

Contoh LSM: 1) Kalyana Mitra yang menangani korban HIV/AIDS

2) WALHI yang peduli terhadap lingkungan

3) Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan

Korban Tindak Kekerasan)

4) Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat)

h. Biro konsultasi hukum pada perguruan tinggi

Perguruan tinggi mempunyai fakultas hukum yang berkewajiban

melaksanakan tri darmanya antara lain dengan membentuk biro konsultasi dan

bantuan hukum.

6. Peran Serta Masyarakat , Upaya dan Tantangan Dalam Penegakan HAM

di Indonesia serta Bentuk-Bentuk Pelanggaran HAM di Indonesia.

a. Peran Serta Masyakarat Dalam Penegakan HAM

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

106

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bambang Suteng, dkk (2007:95-97) menyebutkan bahwa maju mundurnya

penegakan HAM sangat tergantung pada tingkat peran serta masyarakat.

Semakin masyarakat aktif berpartisipasi maka kondisi penegakan akan

semakin baik dan demikian sebaliknya. Peran serta masyarakat dalam

penegakan HAM di Indonesia dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1) Peran Serta Individual

a) Adalah kesediaan untuk melibatkan diri secara sukarela dalam

proses penegakan HAM.

b) Sangat diperlukan karena penegakan HAM tidak bisa berjalan jika

hanya mengandalkan pemerintah.

c) Partisipasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk pilihan

tindakan, antara lain:

Berperilaku sesuai nilai-nilai HAM di mana pun kita berada

yaitu menghargai dan solider kepada sesama siapapun mereka.

Berusaha memahami berbagai instrumen HAM, dan pada saat

yang tepat serta dengan cara yang tepat berusaha membagikan

pemahaman tersebut kepada kerabat dan warga di sekitar

lingkungan kita.

Mengamati dan mendiskusikan berbagai perkembangan

kebiakan HAM dan peristiwa pelanggaran HAM, terutama

yang terjadi di lingkungan sekitar kita.

Melibatkan diri dalam kelompok minat yang bertujuan untuk

melakukan studi,penyadaran, kampanye, konsultasi dan

advokasi HAM.

Turut serta membangun opini publik melalui media massa

mengenai wacana dan kasus HAM ( menulis surat pembaca,

menulis opini, membuat berita, mengikuti pooling, membuat

spanduk dan stiker, dll).

Bersedia menyatakan solidaritas dalam bentuk tindakan nyata

untuk membantu korban penggaran HAM, terutama yang

berada di lingkungan sekitar kita.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

107

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2) Peran Serta Organisasional

a) Adalah kesediaan untuk melibatkan diri secara aktif dalam

organisasi-organisasi sukarela yang bergerak dalam upaya

penegakan HAM.

b) Umumnya disebut sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

c) Keberadaannya sangat diperlukan untuk mencukupi upaya-upaya

peran serta individual.

d) Bergerak di berbagai bidang menyangkut penegakan HAM,

seperti: 1) Kalyana Mitra yang menangani korban HIV/AIDS

2) WALHI yang peduli terhadap lingkungan

3) Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak

Kekerasan)

4) Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat)

b. Upaya Penegakan HAM

Bambang Suteng,dkk (2007:85-87) menguraikan tentang upaya penegakan

HAM sebagai berikut:

1) adalah berbagai tindakan yang dilakukan untuk membuat HAM

semakin diakui dan dihormati oleh pemerintah dan masyarakat.

2) Dasar pemikirannya sebagai berikut:

Kenyataan sejarah di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa

HAM seringkali dilecehkan, diingkari bahkan secara sistematis

dilanggar oleh penguasa dan berbagai pihka yang merasa berkuasa.

HAM merupakan ukuran tertinggi bagi keberhasilan pembangunan

suatu bangsa. Semakin suatu bangsa menghormati HAM

masyarakatnya pun akan semakin merasakan keadilan dan

kesejahteraan.

Kondisi HAM suatu negara merupakan salah satu ukuran penting

yang menentukan kehormatan negara tersebut di mata masyarakat

internasional. Negara yang tidak mengindahkan HAM akan

dikucilkan dan akan menerima sanksi yang dapat merugikan

kepentingan nasionalnya.

3) Ada 2 macam upaya pendekatan, yaitu :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

108

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pencegahan, bentuk upayanya sebagai berikut:

Penciptaan perundang-undangan HAM yang semakin lengkap.

Penciptaan lembaa-lembaga pemantau dan pengawas

pelaksanaan HAM. Bisa bersifat independen (Komnas HAM)

dan bersifat inisiatif masyarakat (LSM yang bergerak di bidang

pemantauan HAM)

Penciptaan perundang-undangan dan pembentukan lembaga

peradilan HAM

Pelaksanaan pendidikan HAM kepada masyarakat melalui

keluarga, sekolah dan masyarakat.

Penindakan, bentuk upayanya sebagai berikut:

Pelayanan, konsultasim pendapingan dan advokasi bagi

masyarakat yang menghadapi kasus HAM.

Penerimaan pengaduan korban pelanggaran HAM.

Investigasi yaitu pencarian data, informasi dan fakta ang

berkaitan dengan peristiwa dalam masyarakat yang patut

diduga merupakan pelanggaran HAM.

Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi

(perantara), konsiliasi (pemufakatan) dan penilaian ahli. (Tugas

Komnas HAM)

Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui proses

peradilan di pengadilan HAM.

c. Tantangan Dalam Penegakan HAM

Bambang Suteng,dkk (2007:92-93) menyebutkan bahwa tantangan dalam

penegakan HAM dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1) Tantangan utama, terdiri dari :

Belum tercipta pemerintahan yang memiliki komitmen kuat

terhadap upaya penegakan HAM dan mampu mekasnakan

kebijakan HAM secara efektif seperti yang diamanatkan oleh

konstitusi.

Masih lemahnya kekuatan masyarakat yang mempu menekan

pemerintah secara demokratis, sehingga pemerintah bersedia

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

109

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

bersikap lebih peduli dan serius dalam menjalankan agenda

penegakan HAM.

2) Tantangan di masa mendatang, terdiri dari :

Ada sebagaian warga masyarakat dan aparat pemerintah yang masi

berpandangan bahwa HAM merupakan produk budaya barat yang

individualistik dan tidak sesuai dengan budaya timur.

Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada aparat

pemerintah dan lembaga-lembaga penegak hukum.

Perhatian masyarakat dan media massa lebih terarah pada

persoalan korupsi, terorisme dan pemulihan ekonomi daripada

kasus pelanggaran HAM

Budaya kekerasan seringkali masih menjadi pilihan berbagai

kelompok masyarakat dalam menyelesaikan persoalan yang ada di

antara mereka.

Desentralisasi yang tidak diikuti dengan menguatnya

profesionalitas birokrasi dan kontrol masyarakat di daerah

potensial memunculkan berbagai pelanggaran HAM pada tingkat

lokal.

Masih ada pihak-pihak yang berusaha menghidupkan kekerasan

dan diskriminasi sistematis terhadap kaum perempuan ataupun

kelompok masyarakat yang dianggap minoritas.

Berbagai ketidakadilan masa lampau telah menyebabkan luka batin

dan dendam antarkelompok masyarakat tanpa terjadi rekonsiliasi

sejati.

Terjadinya komersialisasi media massa yang berkaibat pada

semakin minimnya keterlibatan media massa dalam pemuatan

laporan investigative mengenai HAM dan pembentukan opini

untuk mempromosikan HAM.

d. Bentuk-Bentuk Pelanggaran HAM di Indonesia

Sri Tutik Cahyaningsi (2007:80-82) mengelompokkan bentuk pelanggaran

HAM ke dalam 4 kelompok, yaitu:

1) Pelanggaran HAM yang dilakukan negara, contohnya :

a) Menangkap seseorang yang mengkritik kebijakan presiden.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

110

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b) Membredel atau mencabut surat izin usaha sebuah surat kabar yang

memuat berita tentang dugaan korupsi yang dilakukan pejabat

negara

c) Melarang warga negara untuk beraktivitas politik seperti

membentuk partai politik.

d) Membubarkan sebuah demonstrasi damai dengan cara kekerasan

seperti menembak dengan peluru tajam.

e) Membiarkan terjadinya tindak kejahatan di dalam masyarakat.

f) Mengeluarkan kebiakan yang diskriminatif, misalnya kebijakan

ketenagakerjaan yang lebih menguntungkan pihak pengusaha

daripada tenaga kerja.

g) Melakukan penggusuran rumah rakyat secara paksa tanpa

peringatan terlebih dahulu.

2) Pelanggaran HAM yang dilakukan masyarakat, contohnya:

a) Menutup secara paksa sekolah-sekolah yang dikelola sebuah etnis

tertentu.

b) Membakar atau menghancurkan rumah ibadat sebuah agama

tertentu.

c) Membuat kerusuhan anti etnis tertentu.

d) Mengusir kelompok agama atau etnis tertentu secara paksa.

e) Menyerang kelompok partai politik lain yang sedang berkampanye.

f) Melakukan tindakan main hakim sendiri, misalnya membunuh

seorang pencuri yang tertangkap.

g) Melakukan pelecehan seksual terhadap kaum wanita.

h) Menipu para pemudik untuk kemudian dijadikan pekerja seksual.

i) Membiarkan terjadinya sebuah pelanggaran HAM.

3) Pelanggaran HAM yang terjadi dalam rumah tangga, contohnya:

a) Memaksakan kehendak dengan cara memukul istri, suami atau

anak.

b) Mengintimidasi istri, suami atau anak yang dapat menyebabkan

gangguan psikis.

c) Memaksa istri, suami atau anak untuk menjual diri agar

mendapatkan uang.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

111

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

d) Menelantarakan keluarga, misalnya tidak memberi makan atau

nafkah.

e) Membiarkan istri,suami atau anak sakit tanpa ada upaya mencari

kesembuhan.

f) Memaksa anak untuk mengambil bidang tertentu yang tidak

diminatinya.

4) Pelanggaran HAM yang terjadi terhadap anak-anak, contohnya:

a) Memperjualbelikan anak-anak.

b) Memperjakan anak-anak, misalnya memaksa anak-anak untuk

mengamen, berjualan koran atau menjadi buruh.

c) Melarang anak-anak untuk bersekolah.

d) Melarang anak-anak untuk bermain bersama teman-temannya.

e) Memaksa anak-anak untuk menjadi pekerja seks.

B. Rule of Law

1. Pengertian

Winarno (2007:120) menuliskan bahwa Rule of Law adalah istilah yang

diberikan oleh para ahli hukum beraliran Anglo Saxon untuk menyebut negara

hukum. Lebih lanjut, Winarno (2007:117) menyebutkan bahwa negara hukum

adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaannya di dasarkan atas hukum. Di

dalamnya, pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya dalam melaksanakan apapun

harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

2. Prinsip-prinsip Rule of Law

Kaelan dan A. Zubaidi (2007:97) menyebutkan prinsip-prinsip Rule of

Law sebagai berikut :

a. Supremasi aturan-aturan hukum yaitu tidak ada kekuasaan sewenang-wenang

dalam arti seseorang hanya boleh dihukum apabila memang melanggar

hukum.

b. Kedudukan yang sama di muka hukum. Hal ini berlaku baik bagi masyarakat

biasa maupun pejabat negara.

c. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-Undang serta keputusan-

keputusan pengadilan.

3. Bentuk Rule of Law berdasarkan UUD 1945

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

112

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

a. Negara hukum formal

1. Melindungi seluruh bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia.

2. Berperan sebagai penjaga malam menjaga jangan sampai terjadi

pelanggaran dan menindak para pelanggar hukum.

b. Negara hukum material

Ciri – ciri negara hukum material :

1. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara.

2. Diakuinya HAM dan dituangkan kedalam konstitusi dan UU.

3. Adanya dasar hukum bagi kekuasaan pemerintah.

4. Adanya peradialn yang bebas dan merdeka

5. Pasal 27

6. Adanya kewajiban pemerintah untuk memajukan kesejahteraan

E. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

113

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

114

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. …………………………………………………………

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

115

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3. ………………………………………………………… 4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

116

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID tes/quis

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

117

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

118

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

Nenek Marsinah Ingin Tahu Pembunuh Cucunya 

119

Ny.Puirah, nenek almarhumah Marsinah, pejuang buruh yang tewas dianiaya tahun 1993 silam, ingin mengetahui siapa pembunuh cucunya, dan apa salah cucunya itu hingga tewas terbunuh. “ Saya merawat dia dari umur dua tahun sampai luus SMA. Dia pergi cari kerja ke Surabaya, pulang-pulang sudah jadi mayat. Saya ingin tahu siapa yang tega membunuh cucuku,” kata wanita renta itu dalam bahasa Jawa Timuran dengan lafal sudah kurang jelas. “Saya tak tahu apa sebabnya dia dibunuh, lalu siapa pelakunya,” lanjut Puirah, yang sudah jauh kehilangan daya pendengaran itu. Ia mengatakan, mendengar cucunya membantu kawan-kawan kerjanya di pabrik untuk mendapat kenaikan gaji.”Dia bela kawan-kawannya sampai ketemu gubernur sehingga gaji bisa naik,” kata Puirah berulangkali menyebut-nyebut kata “pabrik”, merujuk pada tempat kegiatan cucunya setelah pergi mencari kerja ke Surabaya. Marsinah tewas setelah aktif dalam memperjuangkan tuntutan rekan-rekan kerjanya di pabrik PT CPS, Porong, Sidoarjo,Jawa Timur. Jenazahnya ditemukan 9 Mei 1993 di Hutan Wilangan, Nganjuk, sekitar 200 km dari tempatnya bekerja. Kisah tewasnya gadis dari Desa Nglundo berawal dari aksi 18 buruh CPS. Hari itu 3 Mei 1993, mereka mencegah teman-temannya bekerja. Keesokan harinya, para buruh mogok total. Mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp. 1.700 per hari menjadi Rp. 2.250 sesuai dengan Keputusan Menaker No.50/92 tentang UMR. Tunjangan tetap Rp. 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen. Pada 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut untuk rasa, dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dtuduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap. Empat hari kemudian, 9 Mei,mayatnya ditemukan di pinggiran hutan jati Wilangan. Jasadnya ditemukan dengan tanda-tanda penyiksaan berat. Hasil penyidikan polisi ketika itu menyebutkan, seorang pekerja di bagian kontrol CPS menjemput Marsinah dengan motornya di dekat rumah kos Marsinah. Dia dibawa ke pabrik, lalu dibawa lagi dengan mobil Suzuki Carry putih ke rumah Yudi. Di pengadilan, Yudi divonis 17 tahun penjara, sedangkan sejumlah stafnya yang lain itu dihukum berkisar empat hingga 12 tahun, namun mereka naik banding ke Pengadilan Tinggi dan Yudi dinyatakan bebas. Dalam proses selanjutnya, kasasi di Mahkamah Agung, mereka dinyatakan bebas murni. Setelah kematiannya, Marsinah menerima anugerah HAM “Yap Thiam Hien” (Februari 1993) dan gelar “Pahlawan Pekerja Indonesia” dalam rapat kerja nasional II Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Selain itu juga penetapan tanggal penemuan jenazahnya di pos jaga hutan jati Wilangan, Nganjuk, 9 Mei 1993 sebagai Hari Solidaritas Buruh.

Sumber: www.Gatra.com, 31 Agustus 2004 (dengan pengubahan) dikutip oleh Sri Tutik Cahyaningsih dalam Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII, 2007, Esis, Jakarta. 

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

Komnas HAM Akan Panggil Korban Kerusuhan Mei

120

Mulai Senin pekan depan, Tim penyelidik Kasus Kerusuhan Mei 1998 dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan memanggil sejumlah korban dan anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas pengumpulan bukti dan saksi kasus yang diduga kuat mengandung unsur pelanggaran HAM.Wakil Ketua Komnas HAM dan Ketua Tim Penyelidik Kasus Mei 1998 Salahudin Wahid mengungkap hal ini di kantornya, di Jakarta, Rabu (5/2).

“Mulai Senin depan, secara marathon kami akakn mewawancarai korban kerusuhan dan pada tanggal 20 Februari akan bertemu dengan anggota TGPF seperti Marzuki Usman, Panda Nababan, Hermawan Sulistyo, Romo Sandyawan dan Rosita Noor,” ungkapnya. Dari pertemuan tersebut, Komnas HAM berharap bisa mendapat sejumah data yang belum dipublikasikan TGPF.Dalam pertemuan tim penyidik Komnas HAM yang berlangsung dari pukul 13.30 sampai pukul 15.30 itu, hadir antara lain Hasto Atmojo Suroyo, Ester Jusuf Purba, Romo Sandyawan dan Orin Rahman.

Tanggal 4-5 November 2002, Rapat Pleno Komnas HAM menugaskan Salahuddin membentuk tim pengkajian dokumen-dokumen TGPF yang hasilnya dilaporkan kembali kepada rapat pleno Komnas HAM bulan Desember lalu. Anggota tim pengjaian ini antara lain MM Billah, Chandra Setiawan dan Hasto Atmojo Suroyo. Dalam laporan disebutkan adanya dugaan pelanggaran HAM berat dalam kasus Kerusuhan Mei 1998. Rapat pleno kemudian memutuskan untuk membentuk tim penyelidik yang diketuai oleh Salahuddin. Tim ini bertujuan mengumpulkan bukti dan saksi lebih banyak sebagai dasar pembentuk tim Ad Hoc seperti diamanatkan UU No.26 tahun 2006 tentang Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc.Sumber: Kompas, 6 Februari 2003 dikutip oleh Tim Grasindo dalam Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas I, 2005, Grasindo, Jakarta.

 Pertanyaan:a. Berdasarkan kedua kasus di atas, apa pendapat saudara mengenai

mengapa hak asasi manusia layak diperjuangkan ?

b. Apa saja bentuk hak asasi manusia secara umum dan berdasarkan UU

No.39/1999? Jelaskan !

c. Hak asasi manusia perlu dilindungi. Berdasarkan UU No.39/1999 , apa

saja lembaga yang dapat memberikan perlindungan hak asasi manusia?

Jelaskan.

d. Kapankah suatu perbuatan dikatakan melanggar hak asasi manusia?

e. Apa saja bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dalam

kedua kasus di atas dan menurut aturan hukum yang berlaku? 

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

f. Siapa saja yang tergolong dapat melakukan pelanggaran hak asasi manusia ?

g. Bagaimanakah penyelesaian terhadap pelanggaraan hak asasi manusia yang

terjadi dalam kedua kasus di atas dan menurut aturan hukum yang berlaku?

3. Objektif 3 Bentuk

Pilihan Ganda

1. Hak asasi yang yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak turut-serta

menentukan arah perkembangan masyarakat tempat ia hidup adalah …

a. Hak asasi liberal

b. Hak asasi demokratis

c. Hak asasi positif

d. Hak asasi sosial

2. Deklarasi Universal HAM disah-kan pada tahun …

a. 1948

b. 1941

c. 1984

d. 1918

3. Fungsi Komisi Nasional HAM adalah sebagai berikut, kecuali…

a. Pelaksana kajian tentang HAM

b. Pelaksana penyuluhan tentang HAM

c. Pelaksana penelitian tentang HAM

d. Pelaksana penyelesaian tentang HAM

4. Pengaturan tentang Hak Asasi Manusia di Indonesia diatur dalam …

a. UU N0. 39 Tahun 2000

b. UU No. 39 Tahun 1999

c. UU No.26 Tahun 2000

d. UU No. 26 Tahun 1999

Jawaban singkat

1. Negara yang penyelenggaraan kekuasaan didasarkan atas hukum disebut …

2. UU No.39 Tahun 1999 Pasal 7 menyebutkan bahwa pelanggaran HAM berat

ada 2 yaitu … adalah… dan … adalah …

3. Polri dalam rangka menegakkan HAM dapat melakukan 2 hal yaitu …

adalah… dan … adalah…

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

121

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Menjodohkan

A B

1. Komisi Perlindungan Anak Nasional diatur

dalam…

a. Kemanusiaan

2. Kekerasan seksual tergolong kejahatan … b. UU No. 39 Tahun 1999

3. Komisi Nasional HAM diatur dalam … c. genosida

4. Pemusnahan seluruh/sebagai kelompok

SARA tergolong kejahatan…

d. UU No. 23 Tahun 2002

F. Tindak Lanjut

G. Daftar Tilik Penampilan

H. Daftar Pustaka

Budiyanto. 1998. Dasar-Dasar Tata Negara Untuk SMU Kelas 3. Erlangga. Jakarta

Bambang Suteng dkk. 2007.Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta

Chaidir Basrie dkk. 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian “ Pendidikan Kewarganegaraan”, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kemahasiswaan. Jakarta

Kaelan & A.Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Paradigma. Yogyakarta

Silvana. 2006. Bahan Ajar Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya (tidak dipublikasikan)

Sri Tutik Cahyaningsih. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VII. Esis. Jakarta

Tim ICCE UIN. 2003. Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Prenada Media. Jakarta

UU RI No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

UU RI No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Jakarta

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

122

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

BAB VII

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A. Pendahuluan

Negara adalah sesuatu yang absatrak dimana yang tampak adalah unsur-

unsur negara yang salah satunya adalah rakyat. Rakyat yang tiggal diwilah negara

menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah bagian dari

penduduk suatu negara yang memiliki hubungan dengan negaranya. Kedudukan

warga negara adalah menciptakan hubungan berupa peranan, hak, kewajiban yang

sifatnya timbal balik. Pemahaman yang baik mengenai hubungan antara warga

negara dengan negara sangat penting untuk mengembangkan hubungan yang

harmonis, konstruktif, produktif dan demokratis. Pada akhirnya hubungan yang

baik antara warga negara dengan negara dapat mendukung kelangsungan hidup

bernegara.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai pemahaman tentang

warganegara menurut hukum kewarganegaraan RI yaitu (1)asas penentuan status

kewarganegaraan dan (2) keimigrasian ; Hak dan kewajiban warga negara

menurut hukum kewarganegaraan RI

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami,

mendalami dan menghayati serta mampu menjelaskan tentang warga negara ,

kewarganegaraan serta hak dan kewajiban warga negara.. Selanjutnya, setelah

mempelajari dan memahami bab ini, diharapkan peserta didik memiliki 3

kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang :

a. Asas penentuan status kewarganegaraan dan masalah kewarganegaraan

secara umum

b. Hukum Kewarganegaraan RI

c. Keimigrasian RI

2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang hak dan kewajiban

warganegara

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 3

kemampuan di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

123

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

B. Pemahaman tentang warganegara menurut UU No.12 Tahun 2006

Tentang Kewarganegaraan RI.

1. Pengertian

a. Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan

warga negara, yang mengakibatkan adanya kewajiban negara untuk

melindungi orang tersebut.

b. Hukum kewarganegaraan adalah aturan-aturan yang mengatur

hubungan antara warga negara dengan negara yang antara lain tertuang

dalam :

1) UUD 1945 yaitu pasal 26, 27 dan 28

2) UU No. 2/1982 tentang Pokok – pokok pertahanan dan keamanan

negara (Bab III) tentang hak dan kewajiban warganegara dalam

pembelaan negara yaitu pasal 18, 19,20

3) UU No.12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

4) UU No.9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian Republik Indonesia.

2. Asas-asas untuk menentukan kewarganegaraan

a. Umum

Budiyanto (1998:170) menyatakan bahwa asas kewarganegaraan

adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam

golongan warga negara dari suatu negara. Selanjutnya, Tim ICCE UIN

(2003:75) menguraikan asas-asas kewarganegaraan sebagai berikut:

1) asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran, yaitu :

a) Asas Ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan

seseorang menurut daerah atau negara tempat dimana ia dilahirkan.

Asas ini antara lain dianut oleh negara Inggris, Mesir,

Amerika,Perancis, Indonesia.

b) Asas Ius sanguinis adalah asas yang menentukan

kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau

keturunan dari orang yang bersangkutan. Asas ini antara lain dianut

oleh negara RRC, Amerika, Inggris, Perancis, Indonesia, Jepang.

Problem status kewarganegaraan yang dapat timbul dari segi

kelahiran menurut Budiyanto (200 :19-20), yaitu:

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

124

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

a. Apatride adalah seorang penduduk yang sama sekali tidak

mempunyai kewarganegaraan.

Contoh : Seseorang keturunan bangsa A (ius soli) lahir di negara

B (ius sanguinis), maka orang ini tidak memiliki kewarganegaraan

bangsa manapun.

b. Bipatride adalah seorang penduduk yang mempunyai dua macam

kewarganegaraan sekaligus.

Contoh: Seseorang keturunan bangsa B (ius sanguinis) lahir di

negara A (ius soli), maka orang tersebut memiliki dua

kewarganegaraan.

2) asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan

a) Asas kesatuan hukum didasarkan pada paradigma (kerangka

berpikir) bahwa suami istri ataupun ikatan keluarga merupakan inti

masyarakat yang mencerminkan kesatuan yang bulat dan harus

tunduk pada hukum yang sama. Dengan demikian memastikan

adanya kewarganegaraan yang sama.

b) Asas persamaan derajat adalah asas yang menentukan bahwa

perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan

masing-masing pihak. Asas ini untuk menghindari adanya

penyelundupan hukum, misalnya : seseorang berkewarganegaraan

asing ingin mendapatkan status kewarganegaraan suatu negara

dengan cara (pura-pura) menikah dengan perempuan di negara

tersebut dan setelah status kewarganegaraan diperoleh maka si istri

diceraikan.

b. Khusus

UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan tidak mengenal

kewarganegaraan ganda (bipatride) dan tanpa kewarganegaraan (apatride).

Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak-anak merupakan

suatu pengecualian. Oleh karena itu asas-asas kewarganegaraan yang

dipergunakan adalah sebagai berikut :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

125

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

1) Umum

a) asas ius sanguinis, asas yang menentukan kewarganegaraan

seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara

tempat kelahiran.

b) Asas ius soli secara terbatas, asas yang menentukan

kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat kelahiran, yang

diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam undang-undang kewarganegaraan.

c) Asas kewarganegaraan tunggal, asas yang menentukan satu

kewarganegaraan bagi setiap orang.

d) Asas kewarganegaraan ganda terbatas, asas yang menentukan

kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam undang-undang kewarganegaraan.

2) Khusus

a) asas kepentingan nasional

asas yang mengutamakan kepentingan nasional, yang bertekad

mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang

memiliki cita-cita dan tujuan sendiri.

b) asas perlindungan maksimum

asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan

perlindungan penuh terhadap setiap WNI dalam keadaan apapun

baik di dalam maupun di luar negeri.

c) asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan

asas yang menentukan bahwa setiap WNI mendapat perlakuan

yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.

d) asas kebenaran substantif

asas yang menentukan bahwa prosedur pewarganegaraan seseorang

tidak hanya bersifat administratif tetapi juga perlu disertai

substansi (isi pokok) dan syarat-syarat permohonan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

126

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

e) asas nondiskriminatif

asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal yang

berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama dan

golongan, jenis kelamin dan gender.

f) asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM

asas yang dalam segala hal berhubungan dengan warga negara

harus menjamin, melindungi dan memuliakan HAM pada

umumnya dan hak warga negara pada khususnya.

g) asas keterbukaan

asas yang menentukan bahwa segala hal yang berhubungan dengan

warga negara harus dilakukan secara terbuka.

h) asas publisitas

asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau

kehilangan kewarganegaraan RI diumumkan dalam Berita Negara

RI agar masyarakat mengetahuinya.

3. Unsur-Unsur Penentuan Status Kewarganegaraan

Ali (----:604) mengartikan bahwa unsur adalah bahan asal atau bagian

yang penting dalam sesuatu hal. Selanjutnya, Tim ICCE UIN (2003:76-77)

menguraikan unsur-unsur yang harus ada ketika menentukan status

kewarganegaraan seseorang sebagai berikut:

a. Unsur darah keturunan ( ius sanguinis).

Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan

kewarganegaraan seseorang.

b. Unsur daerah tempat kelahiran (ius soli).

Daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan

orang tersebut. Unsur ini tidak berlaku bagi anggota-anggota korps

diplomatic dan anggota tentara asing yang masih dalam ikatan dinas.

c. Unsur naturalisasi (pewarganegaraan).

Bentuk naturalisasi (pewarganegaraan) ada 2 macam,yaitu :

a. Pewarganegaraan biasa, yaitu

Pewarganegaraan yang diajukan oleh seorang warga negara asing

atau warga negara Indonesia yang telah kehilangan

kewarganegaraannya dan berkeinginan mendapatkan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

127

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

kewarganegaraan Indonesia dimana terlebih dahulu harus

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU No.12/2006.

Bentuk pewarganegaraan ini menurut Budiyanto

(1998:170) menimbulkan adanya hak opsi yaitu hak untuk

memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari

suatu negara.

b. Pewarganegaraan istimewa, yaitu

Pewarganegaraan yang diberikan oleh pemerintah kepada seorang

warga negara asing atas persetujuan DPR dengan alasan

kepentingan negara atau yang bersangkutan telah berjasa kepada

negara RI. Warga negara asing tersebut hanya diharuskan

mengucapkan sumpah atau janji setia.

Bentuk pewarganegaraan ini menurut Budiyanto

(1998:170) menimbulkan adanya hak repudiasi yaitu hak untuk

menolak diwarganegarakan oleh suatu negara

Berdasarkan uraian di atas, UU No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

RI menguraikan bahwa kewarganegaraan RI dapat diperoleh melalui :

Kelahiran

Pengangkatan yaitu pengangkatan anak dibawah usia 5 tahun otomatis

mengikuti kewarganegaraan orang tua angkatnya.

Akibat perkawinan

Permohonan pewarganegaraan (naturalisasi biasa)

Ikut ayah dan ibu

Pemberian kewarganegaraan (naturalisasi istimewa)

4. Akibat pewarganegaraan

Aim Abdulkarim (2007:126) mengatakan bahwa berdasarkan UU No.12

Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI, pewarganegaraan dapat

memberikan akibat hukum bagi setiap orang yang menjadi warganegara,

yaitu :

a. Seorang perempuan asing kawin dengan seorang warganegara

Indonesia. Pada umumnya, kewarganegaraan RI yang diperoleh

seorang suami dengan sendirinya berlaku terhadap istrinya.

Sebaliknya, jika seorang suami kehilangan kewarganegaraan RI,

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

128

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

dengan sendirinya istrinya pun kehilangan kewarganegaraan itu.(Pasal

19 (1))

b. Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin, yang memiliki

hubungan keluarga dengan ayahnya sebelum ayahnya memperoleh

kewarganegaraan RI, turut memperoleh kewarganegaraan RI. (Pasal

21)

c. Kewarganegaraan RI yang diperoleh seorang Ibu berlaku juga terhadap

anak-anaknya yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan

ayahnya, jika anak itu belum berumur 18 tahun atau belum menikah.

(Pasal 21)

5. Proses pengajuan pewarganegaraan khususnya di Indonesia diatur

dalam peraturan sebagai berikut :

a. UU No. 3/1946 tentang Warganegara, Penduduk Negara (aturan ini

diperbarharui pada tahun 1985)

b. UU No. 62/1985 tentang Kewarganegaraan RI (aturan ini diperbaharui

kembali pada tahun 1976) jo. Keppres No.13/1980.

c. UU No. 3/1976 tentang Perubahan Pasal 18 UU No. 62/1958 tentang

kewarganegaraan RI (diperbaharui lagi pada tahun 2006)

d. UU No. 12/2006 tentang Kewarganegaraan RI

Bagan 2: Proses Pewarganegaraan berdasarkan UU No.12/2006

3 4

4

8 7

5 7

6

2

1

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

129

PRESIDEN

SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN RI

PENGADILAN NEGERI/PERWAKILAN RI DI

LUAR NEGERI

SUMPAH

MELENGKAPI PERSYARATAN

MENTERI KEHAKIMAN

MENELITI KELENGKAPAN PERSYARATAN

SECARAYURIDIS DAN MENERUSKAN PERMOHONAN

PEWARGANEGARAAN KEPADA PRESIDEN

PEMOHON

KANTOR IMIGRASI

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Keterangan :

1. Pemohon mengajukan permohonan dengan terlebih dahulu melengkapi

persyaratan sebagai berikut : (Pasal 9)

a. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin

b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah

negara RI paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10

tahun tidak berturut-turut.

c. Sehat jasmani dan rohani

d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan

UUD 1945

e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih

f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI, tidak menjadi

berkewarganegaraan ganda

g. Mempunyai pekerjaan dan atau berpenghasilan tetap

h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara

2. Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara

tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup kepada

Presiden melalui Menteri kehakiman. (Pasal 10)

3. Menteri meneruskan permohonan tersebut disertai dengan pertimbangan

kepada Presiden dalam waktu paling lambat 3 bulan terhitung sejak

permohonan diajukan (Pasal 11).Hal ini dilakukan setelah sebelumnya

persyaratan yang diperlukan diteliti lebih dahulu oleh pengadilan negeri atau

perwakilan diplomatik RI.

4. (Poin 4 dan 5) Apabila permohonan dikabulkan maka Presiden akan

mengeluarkan SK Presiden RI. SK Presiden tersebut diserahkan salinannya

kepada menteri kehakiman dan pengadilan negeri/ perwakilan diplomatik RI.

SK Presiden ditetapkan paling lambat 3 bulan sejak SK tersebut diterima oleh

menteri kemudian paling lambat 14 hari setelah ditetapkan harus sdh diterima

pemohon (Pasal 13).

5. Paling lambat 3 bulan terhitung sejak SK diterima maka pejabat memanggil

pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. Namun

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

130

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

apabila setelah dipanggil secara tertulis tetapi tidak hadir/ tidak mengucapkan

sumpah maka SK Presiden tersebut batal demi hukum (Pasal 14).

6. Setelah sumpah dilakukan maka pejabat membuatkan berita acara pelaksanaan

sumpah atau janji setia dan menyampaikan berita acara tersebut kepada

menteri kehakiman (Pasal 15).

7. Paling lambat 14 hari setelah mengucapkan sumpah/janji setia maka pemohon

wajib menyerahkan dokumen keimigrasian atas namanya ke kantor imigrasi

(Pasal 17).

6. Penyebab hilangnya kewarganegaraan

Berdasarkan Bab IV UU No.12/2006 tentang Kewarganegaraan RI,

kewarganegaraan seseorang dapat hilang karena sebab-sebab berikut:

a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri

b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,

sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;

c. Dinyatakan kehilangan kewarganegaraan karena sudah berumur 18

tahun, bertempat tinggal di luar negeri serta dengan dinyatakan bukan

WNI tidak menyebabkan kehilangan kewarganegaraan;

d. Masuk dinas militer tanpa izin Presiden;

e. Dengan sukarela masuk dinas negara lain dan menjabat, dimana

jabatan tersebut jika didasarkan pada UU RI hanya bisa dijabat oleh

WNI;

f. Secara sukarela mengangkat sumpah/menyatakan janji setia kepada

negara asing atau bagian dari negara asing

g. Tidak diwajibkan tetapi ikut serta dalam pemilihan yang berkaitan

dengan ketatanegaraan negara asing;

h. Punya paspor/tanda pengenal lainnya yang berasal dari negara asing;

i. Tinggal di luar wilayah negara RI selama 5 tahun berturut-turut,

padahal tidak dalam rangka dinas negara dan tanpa alasan yang sah

dengan sengaja tidak menyatakan keinginan untuk tetap menjadi WNI

sebelum 5 tahun.;

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

131

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

j. Wanita WNI menikah dengan pria WNA ( jika hukum negara suami

menetapkan kewarganegaraan istri mengikuti suami. Demikian pula

sebaliknya.

B. Pemahaman hak dan kewajiban warga negara

1. Pengertian Hak dan Kewajiban

a. Pengertian hak

Tim dosen kewarganegaraan (2003:17-18) menguraikan mengenai

pengertian hak sebagai berikut :

Kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau untuk menuntut sesuatu

Kekuasaan untuk berbuat karena telah ditentukan oleh UU dan

peraturan lainnya

Hak adalah sesuatu yang kita miliki dan ada karena kita telah

melaksanakan kewajiban dengan baik

b. Pengertian kewajiban

Tim dosen kewarganegaraan (2003:17-18) menguraikan mengenai

pengertian kewajiban sebagai berikut :

Sesuatu yang wajib dilaksanakan/ keharusan

Tugas yang harus dilakukan

2. Hak dan kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945

a. Hak warga negara berdasarkan UUD 1945, yaitu :

Pasal 27(1) yaitu hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan

pemerintahan dan … .

Pasal 27 (2) yaitu hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan.

Pasal 28 yaitu hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

Pasal 29 yaitu hak kemerdekaan memeluk agama

Pasal 30 yaitu hak untuk membela negara

Pasal 31 yaitu hak mendapatkan pengajaran

Pasal 32 yaitu hak untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia

Pasal 33 dan 34 yaitu hak untuk mendapat kesejahteraan sosial.

b. Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945, yaitu:

Pasal 27(1) kewajiban untuk menjunjung tinggi hukum dan

pemerintahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

132

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pasal 30 yaitu kewajiban untuk membela negara.

Berkaitan dengan pasal 27(1) dan Pasal 30 tersebut menurut Aim

Abdulkarim (2007:130) yang menjadi kewajiban warga negara adalah

sebagai berikut :

Menjunjung tinggi dan menaati perundang-undangan yang berlaku

Membayar pajak, bea dan cukai yang dibebankan negara kepadanya.

Membela negara dari segala bentuk ancaman, baik yang datang dari

dalam maupun dari luar negeri

Menyukseskan pemilu, baik sebagai peserta atau petugas

penyelenggara

Mendahulukan kepentingan negara/umum daripada kepentingan

pribadi

Melaksanakan tugas dan kewajiban yang dibebankan bangsa dan

negara

Kewajiban menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban

nasional

3. Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah berdasarkan UUD 1945

a. Hak Negara/Pemerintah berdasarkan UUD 1945,yaitu :

1. Menciptakan peraturan dan UU yang dapat mewujudkan ketertiban

dan keamanan bagi keseluruhan rakyat (Pasal 1(1)

2. Melakukan monopoli terhadap sumber daya yang menguasai hajat

hidup orang banyak (Pasal 33)

3. Memaksa setiap warganegara untuk taat pada hukum yang berlaku

(Pasal 1(3))

b. Kewajiban Negara/Pemerintah berdasarkan UUD 1945, yaitu :

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (P-4)

2. Memajukan Kesejahteraan umum (P-4)

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa (P-4)

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan

keadilan sosial (P-4)

5. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama dan

kepercayaannya (Pasal 29)

6. Wajib membiayai pendidikan khususnya pendidikan dasar (Pasal 31(2)

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

133

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

7. Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem endidikan nasional

(Pasal 31(3)

8. Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari

anggaran belanja negara dan belanja daerah (Pasal 31(4))

9. Memajukan Ipteks dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia (Pasal 31(5))

10. Memajukan kebudayaan manusia di tengah peradaaban dunia dengan

menjamin kebebasan masyarakat dan memelihara serta

mengembangkan nilai-nilai budayanya (Pasal 32(1))

11. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan

nasional (Pasal 32(1))

12. Menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan

menguasai hajat hidup orang banyak. (Pasal 33(2))

13. Menugasai bumi, air dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat

(Pasal 33(3))

14. Memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar (Pasal 34(1))

15. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai

dengan martabat kemanusiaan (Pasal 34(2))

16. Bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan

fasilitas pelayanan umum yang layak (Pasal 34(3)).

4. Karakteristik warganegara

a. Karakteristik warganegara yang bertanggungjawab

1. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab

2. Bersikap kritis

3. Melakukan diskusi dan dialof

4. Bersikap terbuka

5. Rasional

6. Adil

7. Jujur

b. Karakteristik warganegara yang mandiri

1. Memiliki kemandirian

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

134

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2. Memiliki tanggungjawab pribadi, politik dan ekonomi sebagai warga

negara

3. Menghargai martabat dan kehormatan pribadi

4. Berpartisipasi dalam urusan kemasyarakat dengan pikiran dan sikap

yang santun

5. Mendorong berfungsinya demokrasi konstitusioanl yang sehat.

C. Pemahaman tentang keimigrasian berdasarkan UU No.9 Tahun 1992

tentang Keimigrasian RI.

1. Keimigrasian adalah hal ilhwal lalu lintas orang yang masuk atau ke luar

wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di

wilayah Negara Republik Indonesia. (Pasal 1(1)).

2. Aturan Umum Masuk dan Keluar

a. Aturan Masuk berupa Izin Masuk dan Izin Masuk Kembali

(1) Izin Masuk adalah izin yang diterakan pada visa atau Surat

Perjalanan orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia yang

diberikan oleh Pejabat Imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi

(Pasal 1(8))

(2) Izin Masuk Kembali adalah izin yang diterakan pada Surat

Perjalanan orang asing yang mempunyai izin tinggal di Indonesia

untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia (Pasal 1(9)).

(3) Sebab-Sebab Izin Masuk tidak diberikan (Pasal 8)

(a) Tidak memiliki Surat Perjalanan yang sah

(b) Tidak memiliki Visa kecuali yang tidak diwajibkan memiliki

Visa

(c) Penderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang

membahayakan kesehatan umum

(d) Tidak memiliki Izin Masuk Kembali atau tidak memiliki Izin

untuk masuk ke negara lain

(e) Ternyata telah memberikan keterangan palsu dalam

memperoleh Surat Perjalanan dan atau Visa

Pengaturan Izin Masuk dan Izin Masuk Kembali berdasarkan

PP No.32 Tahun 1994 , sebagai berikut :

a) Izin dapat diperoleh dari :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

135

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

(1) Izin Masuk , diberikan/ditolak oleh Pejabat Imigrasi yang

bertugas di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (Pasal 19(1)).

(2) Izin Masuk Kembali,

(a) Diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah

kerjanya meliputi domisili orang asing yang bersangkutan

(Pasal 20(2)).

(b) Diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi apabila orang asing

tersebut tidak memungkinkan untuk mengajukkan

permintaan Izin Masuk Kembali di tempat dia berdomisili

(Pasal 20(3)).

b) Izin Masuk diberikan sesuai dengan jenis visa yang dimiliki oleh

orang asing yang bersangkutan (Pasal 19(2)), dengan kondisi

sebagai berikut:

1) Pemegang Visa Diplomatik atau Visa Dinas, paling lambat 60

(enam puluh) hari sejak diberlakukan Izin Masuk, wajib

mengurus Izin Tinggal Diplomatik atau Izin Tinggal Dinas

(Pasal 22(1)) yang jangka waktunya ditetapkan oleh Kepmen

Luar Negeri (Pasal 36)

2) Pemegang Visa Diplomatik atau Visa Dinas dalam rangka

kunjungan singkat tidak perlu mengurus Izin Tinggalnya (Pasal

22(2))

3) Pemegang Visa Tinggal Terbatas, paling lambat 7 (tujuh) hari

sejak diberlakukan Izin Masuk, wajib mengajukan permintaan

Izin Tinggal Terbatas (Pasal 24)

4) Pemegang Visa Singgah dan Visa Kunjungan jika telah

mendapat Izin Masuk berarti telah mendapat Izin Singgah atau

Izin Kunjungan (Pasal 23)

c) Izin Masuk diberikan kepada pemegang Izin Masuk Kembali

selama izin tersebut masih berlaku (Pasal 20(1)).

b. Aturan Keluar berupa Tanda bertolak

Tanda Bertolak adalah tanda tertentu yang diterakan oleh Pejabat

Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi dalam Surat Perjalanan

setiap orang yang akan meninggalkan wilayah Indonesia (Pasal 1(10))

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

136

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3. Surat Perjalanan adalah dokumen resmi (dokumen negara) yang

dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat

identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar

negara(Pasal 1(3)).

Jenis Surat Perjalanan ada 2 yaitu : (Pasal 29(1))

a) Paspor, terdiri dari :

(1) Paspor Biasa, diberikan kepada WNI yang akan melakukan

perjalanan ke luar wilayah Indonesia dan WNI yang bertempat

tinggal di luar negeri (Pasal 30(1)(2)).

(2) Paspor Diplomatik, diberikan kepada WNI yang akan melakukan

perjalanan ke luar wilayah Indonesia dalam rangka penempatan

atau perjalanan untuk tugas yang bersifat diplomatik (Pasal 31).

(3) Paspor Dinas, diberikan kepada WNI yang akan melakukan

perjalanan ke luar wilayah Indonesia dalam rangka penempatan

atau perjalanan dinas yang bukan bersifat diplomatik (Pasal 32(1)).

(4) Paspor Haji, diberikan kepada WNI yang akan melakukan

perjalanan ke luar wilayah Indonesia dalam rangka menunaikan

ibadah haji (Pasal 33).

(5) Paspor untuk Orang Asing, diberikan kepada orang asing yang

pada saat diberlakukannya UU No.9 Tahun 1992 akan melakukan

perjalanan ke luar wilayah Indonesia tetapi :

telah memiliki Izin Tinggal Tetap di wilayah Indonesia

tidak punya Surat Perjalanan

dalam waktu yang dianggap layak tidak dapat memperoleh Surat

Perjalanan dari negaranya atau negara lain (Pasal 34(1)).

Paspor ini tidak berlaku apabila orang asing tersebut telah

mendapat surat perjalanan dari negara lain (Pasal 34(2)).

b) Surat Perjalanan Laksana Paspor, terdiri dari :

(1) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk WNI, diberikan

sebagai pengganti Paspor Biasa yang tidak dapat diberikan pada

saat WNI mengalami pemulangan dari negara lain (Pasal 30(3)).

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

137

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

(2) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing, hanya

berlaku untuk satu kali perjalanan dan diberikan untuk orang

asing dalam kondisi sebagai berikut :

Tidak memiliki surat perjalanan yang sah dan atas kehendak

sendiri ke luar dari wilayah Indonesia sepanjang orang asing

tersebut tidak terkena pencegahan

Tidak memiliki surat perjalanan yang sah dan dikenakan

tindakan deportasi (pengusiran)

Tidak memiliki surat perjalanan yang sah dan bermaksud

kembali ke Indonesia untuk memperoleh kewarganegaraan

Indonesia kembali, diberi izin untuk masuk ke wilayah

Indonesia (Pasal 35 (1)(2)).

(3) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk dinas, diberikan

sebagai pengganti Paspor Dinas yang tidak dapat diberikan pada

saat WNI melaksanakan misi pemerintah yang tidak bersifat

diplomatik dan dalam waktu yang singkat (Pasal 32(2)).

4. Visa (Republik Indonesia) adalah izin tertulis yang diberikan oleh

pejabat yang berwenang pada Perwakilan RI atau tempat lainnya yang

ditetapkan oleh Pemerintah RI yang memuat persetujuan bagi orang asing

untuk masuk dan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia (Pasal 1(7)).

Pengaturan visa berdasarkan PP RI No. 32 Tahun 1994 Tentang

Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian adalah sebagai berikut:

a) Permintaan visa diajukan kepada Kepala Perwakilan RI di Luar

negeri atau pejabat di tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah RI

(Pasal 5)

b) Bentuk visa meliputi : (Pasal 2)

(1) Cap dinas

(2) Lembaran yang dilekatkan atau dilampirkan pada paspor

(3) Kartu biasa

(4) Kartu elektronik

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

138

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

c) Jenis visa meliputi :

(1) Visa Diplomatik yaitu

(a) Diberikan bagi mereka yang tugasnya bersifat diplomatik

(Pasal 1(2a))

(b) Diberikan berdasarkan permintaan dengan disertai nota

diplomatik (Pasal 3)

(c) Diberikan kepada pemegang paspor diplomatik (Pasal 8)

(d) Diberikan tanpa dikenai biaya (Pasal 15(3))

(2) Visa Dinas yaitu

(a) Diberikan bagi mereka yang melaksanakan tugas resmi dari

Pemerintah Asing yang bersangkutan atau diutus oleh

Organisasi Internasional, tetapi tugas tersebut tidak bersifat

diplomatik (Pasal 1(2b))

(b) Diberikan berdasarkan permintaan dengan disertai nota

diplomatik (Pasal 3)

(c) Diberikan kepada pemegang paspor diplomatik (Pasal 8)

(d) Diberikan tanpa dikenai biaya (Pasal 15(3))

(3) Visa Singgah yaitu

(a) Diberikan bagi mereka yang bemaksud singgah di wilayah

Negara RI untuk meneruskan perjalanan ke negara lain atau

kembali ke negara asal (Pasal 1(2c))

(b) Diberikan berdasarkan permintaan yang dikenai biaya (Pasal

15(1)) dan dengan melampirkan : (Pasal 14(2))

Paspor

Tiket untuk keberangkatan dan tiket untuk kembali atau

tiket untuk melanjutkan perjalanan ke negara tujuan

Pas photo

Keterangan jaminan tersedianya biaya hidup selama berada

di wilayah Negara RI.

(c) Jangka waktu singgah paling lama 14 (empat belas ) hari

terhitung sejak izin masuk diberikan (Pasal 11)

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

139

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

(4) Visa kunjungan yaitu

(a) Diberikan bagi mereka yang bermaksud melakukan kunjungan

dalam rangka tugas pemerintahan, pariwisata, kegiatan sosial

budaya dan usaha (Pasal 1(2d))

(b) Diberikan berdasarkan permintaan yang dikenai biaya (Pasal

15(1)) dan dengan melampirkan : (Pasal 14(2))

Paspor

Tiket untuk keberangkatan dan tiket untuk kembali atau

tiket untuk melanjutkan perjalanan ke negara tujuan

Pas photo

Keterangan jaminan tersedianya biaya hidup selama berada

di wilayah Negara RI.

(c) Jangka waktu kunjungan paling lama 60 (enam puluh) hari

terhitung sejak izin masuk diberikan (Pasal 12(1)).

(5) Visa Tinggal Terbatas yaitu

(a) Diberikan bagi mereka yang bermaksud untuk :

Menanamkan modal

Bekerja

Melaksanakan tugas sebagai rohaniwan/ti

Mengikuti pendidikan dan latihan atau melakukan

penelitian ilmiah

Menggabungkan diri dengan suami dan atau orang tua bagi

isteri dan atau anak sah dari seorang WNI

Menggabungkan diri dengan suami dan atau orang tua bagi

isteri dan atau anak sah di bawah umur dari Orang Asing

Repatriasi (pemulangan ke tanah kelahiran)

(b) Diberikan berdasarkan permintaan yang dikenai biaya (Pasal

15(1)) dan dengan melampirkan : (Pasal 14(2))

Paspor

Tiket untuk keberangkatan dan tiket untuk kembali atau

tiket untuk melanjutkan perjalanan ke negara tujuan

Pas photo

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

140

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Keterangan jaminan tersedianya biaya hidup selama berada

di wilayah Negara RI.

(c) Jangka waktu kunjungan paling lama 1 (satu) tahun terhitung

sejak izin masuk diberikan (Pasal 13).

d) Pengecualian kewajiban memiliki Visa (Pasal 7(1))

(1) Orang asing warga negara dari negara yang berdasarkan Keppres

tidak diwajibkan memiliki Visa

(2) Orang Asing yang tidak memiliki Izin Masuk Kembali

(3) Kapten atau nahkoda dan awak yang bertugas pada alat angkut

yang berlabuh di pelabuhan atau mendarat di Bandar udara di

wilayah Indonesia

(4) Penumpang transit di pelabuhan atau bandar udara di wilayah

Indonesia sepanjang tidak keluar dari tempat transit yang berada di

daerah Tempat Pemeriksaan Imigrasi.

e) Sebab-Sebab Visa disetujui atau ditolak

(1) Permintaan Visa disetujui, jika (Pasal 16(1)):

(a) Telah memenuhi persyaratan pengajuan untuk meminta visa

dan telah membayar seluruh biaya yang ditetapkan

(b) Tidak termasuk orang asing yang memerlukan Visa diplomatik

atau Visa Dinas.

(2) Permintaan Visa ditolak, jika (Pasal 16(2)):

(a) Tidak memenuhi syarat pengajuan untuk meminta visa

termasuk dengan biayanya

(b) Termasuk orang asing yang memerlukan Visa Diplomatik atau

Visa Dinas

(c) Berasal dari negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik

dengan Pemerintah Indonesia kecuali ditentukan lain

berdasarkan Kepmen Menteri Kehakiman.

5. Izin Keimigrasian adalah izin yang wajib dimiliki oleh setiap orang

asing yang berada di wilayah Indonesia (Pasal 24(1)).

Pengaturan Izin keimigrasian berdasarkan PP RI No.9 Tahun 1994

adalah sebagai berikut :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

141

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

a) Jenis Izin Keimigrasian meliputi :

(1) Izin Singgah, yaitu

(a) Diberikan kepada orang asing yang memerlukan singgah di

wilayah Negara RI untuk meneruskan kembali perjalanan

ke negara lain atau kembali ke negara asal (Pasal 28)

(b) Diberikan kepada orang asing yang memerlukan singgah di

wilayah Negara RI karena keadaan darurat di luar

kemampuannya (mis: kerusakan pada alat angkutnya atau

keadaan cuaca yang sangat buruk) sehingga tidak

memungkinkan untuk segera meninggalkan wilayah

Indonesia(Pasal 29)

(c) Jangka waktu singgah paling lama 14 (empat belas) hari

terhitung sejak diberikannya Izin Masuk di wilayah

Indonesia (Pasal 34)

(d) Diperoleh bersamaan dengan didapatnya Izin Masuk bagi

pemegang Visa Singgah (Pasal 23)

(2) Izin Kunjungan, yaitu

(a) Diberikan kepada orang asing dalam rangka kunjungan

untuk tugas pemerintahan, pariwisata, kegiatan sosial

budaya, usaha

(b) Jangka waktu kunjungan paling lama 60 (enam puluh) hari

terhitung sejak diberikannya Izin Masuk di wilayah

Indonesia (Pasal 35(1)) dan dapat diperpanjang 5 (lima)

kali berturut-turut (setiap perpanjangan hanya 30 hari)

(Pasal 35(2)) kecuali Izin Kunjungan Wisata tidak dapat

diperpanjang(Pasal 35(3)).

(c) Diperoleh bersamaan dengan didapatnya Izin Masuk bagi

pemegang Visa Kunjungan (Pasal 23).

(d) Dapat dialih statuskan ke Izin Tinggal Terbatas dengan

syarat sebagai berikut : (Pasal 48)

atas dasar permintaan orang asing tersebut dan

sponsornya

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

142

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

telah tinggal di wilayah Indonesia selama 4 (empat) bulan

berturut-turut terhitung sejak Izin Masuk diperoleh.

(3) Izin Tinggal Terbatas, yaitu :

(a) Diberikan kepada orang asing yang berstatus sebagai

berikut :

Pemegang Visa Tinggal Terbatas (Pasal 31)

Anak di bawah 18 (delapan belas) tahun, belum menikah

dari ibu WNI dan ayahnya tidak atau belum memiliki Izin

Keimigrasian (Pasal 45(2))

Bekerja sebagai nahkoda, anak buah kapal atau tenaga

ahli di kapal atau alat apung yang langsung bekerja di

perairan nusantara atau laut territorial atau instalasi landas

kontinen atau ZEE (Pasal 53(1)).

(b) Jangka waktu tinggal paling lama 1(satu) tahun dan dapat

diperpanjang paling banyak 5 (lima) kali berturut-turut

(setiap perpanjangan 1(satu) tahun) (Pasal 37)

(c) Dapat dialih statuskan ke Izin Tinggal Tetap (kecuali orang

asing dengan status dalam Pasal 53(1)) dengan syarat

sebagai berikut: (Pasal 49)

Permintaan orang asing tersebut

Telah tinggal di wilayah Indonesia selama 5(lima) tahun

berturut-turut terhitung sejak Izin Tinggal Terbatas

diperoleh.

(4) Izin Tinggal Tetap, yaitu:

(a) Diberikan kepada orang asing dengan status sebagai berikut

:

Telah memiliki Izin Keimigrasian pada saat PP RI No. 32

Tahun 1994 diberlakukan.

Telah memiliki Izin Tinggal Terbatas yang telah

memenuhi persyaratan untuk dapat dialih statuskan.

(b) Jangka waktu tinggal paling lama 5(lima) tahun dan dapat

diperpanjang 5(lima) tahun sekali selama yang

bersangkutan menetap di wilayah Indonesia.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

143

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b) Sebab-Sebab gugurnya Izin Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal

Tetap (Pasal 51)

(1) Melepaskan hak izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap

yang dimilikinya atas kemauan sendiri

(2) Berada di luar wilayah Indonesia terus-menerus dan

telah melebihi batas waktu Izin Masuk Kembali ke wilayah

Indonesia

(3) Terkena tindakan keimigrasian berdasarkan Pasal 42

(1) dan (2 a,b)UU No.9 Tahun 1992 sebagai berikut:

(a) Diberlakukan bagi orang asing yang berada di wilayah

Indonesia yang bertindak :

melakukan kegiatan berbahaya

patut diduga akan berbahaya bagi keamanan dan

ketertiban umum

tidak menghormati atau mentaati peraturan perundang-

undangan yang berlaku

(b) Bentuk tindakan yang diberlakukan :

Pembatasan, perubahan atau pembatan izin keberadaan

Larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat

tertentu di wilayah Indonesia

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

144

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

D. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

145

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

146

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. ………………………………………………………… 3. …………………………………………………………

4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

147

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya 60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID tes/quis

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

148

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

149

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3. Objektif 3 Bentuk

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

STATUS KEWARGANEGARAAN PEREMPUAN DALAM PERKAWINAN CAMPUR  

150

Pada awalnya, YR yang seorang perempuan warga negara Indonesia (WNI) menikah dengan laki-laki warga negara Amerika Serikat memiliki keluarga yang sempurna. YR dan suaminya mempunyai pekerjaan yang bagus di Jakarta dan mereka dikarunia dua anak laki-laki yang sehat.

Sayangnya, YR harus kehilangan kebahagiaan itu dalam sekejap akibat krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997. Kantor suaminya ditutup dan sejak saat itu sang suami tidak hanya kehilangan pekerjaan, tetapi juga sponsorship untuk tinggal di Indonesia, demikian pula dengan anak-anak mereka.

Untuk bisa tetap tinggal bersama keluarganya, YR mengandalkan penghasilannya sebagai guru di sekolah internasional untuk mensponsori anak dan suaminya tinggal di Indonesia. Setiap dua bulan YR harus mengongkosi suami dan dua anaknya untuk memperpanjang visa ke luar negeri sehingga tabungan mereka habis dan YR tidak sanggup membiayai izin tinggal mereka. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk meminta bantuan Konsulat Amerika Serikat (Konjen AS) di Surabaya memberikan tiket pesawat pulang ke negara suaminya.Sayangnya, Konjen AS hanya memberikan tiket pesawat bagi suami dan anak-anak tetapi tidak untuk YR dengan alasan YR bukan warga negara AS.

Tentu saja YR kecewa karena ia menikah secara sah dan mendaftarkan pernikahannya di Kedutaan Besar AS di Indonesia, akan tetapi haknya sebagai ibu dan istri bagi warga negara AS tersebut diabaikan. Sejak saat itu ia terpisahkan dari suami dan anaknya. (Penuturan YR kepada Nuning Hallet, 21 November 2005 seperti dikutip oleh Sulistyowati Irianto dalam Perempuan dan Hukum, 2006, Buku Obor, Jakarta) Pertanyaan :

a. Siapakah YR menurut Pasal 26(1) UUD 1945 ? Jelaskan!

b. Bagaimanakah status kewarganegaraan suami dan anak-anak YR, jika

dikaitkan dengan asas kewarganegaraan secara umum. Apakah mengalami

masalah kewarganegaraan.

c. Bagaimanakah status kewarganegaraan suami dan anak-anak YR, jika

dikaitkan dengan asas kewarganegaraan berdasarkan UU N0.12 Tahun 2006.

Apakah mengalami masalah kewarganegaraan?.

d. Berkaitan dengan status suami yang masih WNA, dokumen resmi apa saja

yang harus dimiliki oleh seorang WNA untuk dapat masuk ke wilayah

Indonesia. Jelaskan!

e. YR ketika ingin ke negara suami harus punya dokumen resmi demikian

sebaliknya suami selama berada di wilayah Indonesia juga harus punya

dokumen resmi. Uraikan spesifikasi dokumen resmi yang harus dimiliki

keduanya! 

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pilihan Ganda

1. Asas yang menentukan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat

orang tersebut dilahirkan adalah …

a. Asas ius sanguinis

b. Asas ius soli terbatas

c. Asas ius sanguinis terbatas

d. Asas ius soli

2. Hak untuk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara disebut

a. Hak opsi

b. Hak repudiasi

c. Hak naturalisasi

d. Hak pewarganegaraan

3. Asas yang menentukan bahwa perkawinan tidak menyebabkan perubahan

status kewarganegaraan masing-masing pihak adalah …

a. Asas persamaan derajat

b. Asas kesatuan hukum

c. Asas kebenaran substantif

d. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM

4. Dokumen negara yang dikeluarkan pejabat yang berwenang dari suatu negara

yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan

antar negara disebut …

a. Paspor

b. Surat perjalanan

c. Visa

d. Surat perjalanan laksana paspor

5. Pengaturan tentang kewarganegaraan RI yang mengakibatkan seorang anak

dapat menggunakan nama ibunya dibelakang namanya sendiri diatur dalam …

a. UU No. 3 Tahun 1976

b. UU No. 3 Tahun 1946

c. UU No. 12 Tahun 2006

d. UU No. 62 Tahun 1985

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

151

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

6. Pengaturan tentang kewarganegaraan RI yang mengakibatkan seseorang

bermasalah atas kewarganegaraannya diatur dalam …

a. UU No. 3 Tahun 1976

b. UU No. 3 Tahun 1946

c. UU No. 12 Tahun 2006

d. UU No. 62 Tahun 1985

7. Pengaturan tentang keimigrasian RI diatur dalam …

a. UU No. 32 Tahun 1994

b. UU No. 9 Tahun 1992

c. PP No. 32 Tahun 1994

d. PP No. 9 Tahun 1992

8. Pengaturan tentang visa diatur dalam…

a. UU No. 32 Tahun 1992

b. UU No. 9 Tahun 1994

c. PP No. 32 Tahun 1994

d. PP No. 9 Tahun 1992

Jawaban singkat

1. Problem status kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ada 2 yaitu … adalah

… dan … adalah …

2. Orang asing yang telah memiliki izin tinggal tetap di Indonesia dan akan

melakukan perjalanan ke luar wilayah Indonesia harus memiliki dokumen

berupa …

3. … diberikan sebagai pengganti paspor ketika WNI mengalami pemulangan

dari negara lain.

4. Visa adalah … dengan bentuknya sebagai berikut …, …, … dan …

5. ... adalah izin masuk dan melakukan perjalanan bagi warga negara asing yang

ingin menggabungkan diri dengan suami dan/ orang tua bagi istri dan/atau

anak sah dari seorang WNI atau orang asing.

6. Penumpang yang transit di pelabuhan atau bandar udara di wilayah Indonesia

sepanjang tidak keluar dari tempat transit yang berada di daerah Tempat

Pemeriksaan Imigrasi harus memiliki … sebagai tanda pengenal tetapi tidak

memerlukan … untuk transit.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

152

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

7. Warga negara yang akan dipulangkan ke negara asalnya membutuhkan …

selama berada di negara asing.

Menjodohkan

A B

1. … adalah pemulangan warga negara ke

negara asalnya.

a. Izin singgah

2. … jangka waktu ± 60 hari terhitung sejak

izin masuk diberikan

b. Visa singgah

3. … adalah pengusiran warga negara kembali

ke negara asalnya.

c. Repatriasi

4. … jangka waktu ± 14 hari terhitung sejak

izin masuk diberikan

d. Izin kunjungan

5. … jangka waktu ± 60 hari terhitung sejak

izin masuk diberikan dan dapat diperpanjang

5 kali berturut

e. Deportasi

6. … jangka waktu ± 14 hari terhitung sejak

izin masuk diberikan dan tidak dapat

diperpanjang

f. Visa kunjungan

E. Tindak Lanjut

F. Daftar Tilik Penampilan

G. Daftar Pustaka

Aim Abdulkarim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMU Kelas X. Grafindo. Bandung.

Budiyanto. 1998. Dasar-Dasar Tata Negara Untuk SMU Kelas 3. Erlangga. Jakarta

Tim ICCE UIN. 2003. Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Prenada Media. Jakarta

Undang-Undang Dasar 1945

UU RI No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian

PP RI No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian

UU RI NO. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

BAB VIII

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

153

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

GEOPOLITIK INDONESIA

A. Pendahuluan

Banyak kasus yang terjadi akhir-akhir ini yang mengancam persatuan dan

kesatuan bangsa. Kasus persengketaan dengan negara tetangga seperti bagaimana

Pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari wilayah NKRI, perselisihan Indonesia

dengan Malaysia terkait sengketa Pulau Ambalat. Sengketa ini menimbulkan

ketegangan diplomatik, ketegangan militer dan partisipasi masyarakat dalam

bentuk demonstrasi. Kasus dari dalam negeri seperti kasus Aceh dan Papua yang

saat ini belum selesai secara tuntas serta potensi perpecahan di dalam NKRI masih

terjadi. Untuk itu diperlukan adanya peningkatan pemahaman dan implementasi

tentang negara dan kedaulatannya. Dalam menegakkan kedaulatan negara harus

mengerahkan semua potensi dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya dan

pertahanan. Upaya desentralisasi, pemerataan ekonomi, pemberlakuan hukum

adat dan partisipasi warga negara dalam pertahan merupakan upaya

mempertahankan negara dan kedaulatannya.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai pemahaman tentang

konsep wawasan nasional, wawasan nusantara, kewilayahan, tata ruang dan

lingkungan hidup NKRI dan otonomi daerah

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami,

mendalami dan menghayati serta mampu menjelaskan tentang wilayah sebagai

ruang hidup (wawasan nusantara) dan otonomi daerah. Selanjutnya, setelah

mempelajari dan memahami bab ini, diharapkan peserta didik memiliki 3

kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang Wawasan Nasional

2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang:

3. Pengertian, hakekat dan unsur-unsur Wawasan Nusantara

4. Asas-asas, arah pandang, fungsi, kedudukan, peranan dan dimensi Wawasan

Nusantara

5. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang kewilayahan, tata

ruang dan lingkungan hidup NKRI

6. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang Otonomi Daerah

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

154

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 3

kemampuan di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

B. Wilayah sebagai ruang hidup bangsa

1. Pengertian

Wilayah adalah ruang hidup/lingkungan hidup bangsa. Disisi lain, populasi

rakyat yang berkembang pesat sering berbenturan dengan luas geografi yang

sifatnya tetap. Dalam hal ini, Rahayu (2007:178) menyebutkan bahwa pemerintah

dan rakyat memerlukan suatu konsep untuk menanggulangi benturan tersebut

berupa wawasan nasional.

Wawasan nasional menurut Lemhanas (2005:55) adalah suatu cara pandang

bangsa yang telah menegara dengan diri dan lingkungannya dalam eksistentsinya

yang serba terhubung serta pembangunannya di dalam bernegara ditengah –

tengah lingkungannya baik nasional, regional maupun global.

2. Proses terbentuknya wawasan nasional

Perjalanan sejarah bangsa Indonesia dalam mengembangkan wawasan

nasional pernah mengalami proses pengembangan yang tidak didasarkan pada

budaya bangsa dalam wujud pengembangan doktrinnya. Pada masa kejayaannya,

kerajaan majapahit mampu menguasai seluruh wilayah nusantara. Dalam

penguasaan itu telah terkandung cita-cita yang luhur untuk mewujudkan kesatuan

wilayah dan persatuan kesatuan sebagai bangsa.

Setelah proses perjuangan yang panjang, pada tanggal 17 agustus 1945

Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Selanjutnya, Indonesia sejak tahun

1945-1957 masih memberlakukan hukum laut sisa penjajahan Belanda dimana

tiap pulau dibatasi dengan lebar laut 3 mil dari pantai. Sejak adanya Deklarasi

Juanda, wilayah Indonesia telah disatukan segenap plau-pulau dengan lautan

wilayahnya sebagai satu kesatuan hukum. .

3. Negara Berdasarkan Geografi

Keberadaan geografi/wilayah merupakan unsur penting bagi suatu negara.

Rahayu (2007:179) menyebutkan bahwa geografi dapat dijadikan alat kekuasaan

dalam mencapai tujuan negara. Beberapa teori kekuasaan yang berhubungan

dengan aspek geografi dan tata hidup masyarakat menurut Lemhanas (2005:56-

58) adalah sebagai berikut :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

155

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

a. Paham machiavelli ( abad XVII)

Dalam bukunya “ The Prince “ terdapat 3 langkah untuk membentuk

kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh yaitu :

Dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan segala cara dihalalkan.

Untuk menjaga kekuatan rezim politik adu domba adalah sah.

Dalam dunia politik yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.

Buku ini baru boleh beredar dikalangan elit politik dan tokoh – tokoh

politik setelah dia wafat.

b. Paham Napoleon Bonaparte ( abad XVIII )

Napoleon Bonaparte memiliki prinsip bahwa “ kekuatan politik harus

didampingi dengan kekuatan logistik dan ekonomi nasional yang didukung oleh

sosial budaya berupa iptek suatu bangsa demi membentuk kekuatan hankam

dalam menduduki dan menjajah negara – negara” . Napoleon Bonaparte adalah

penganut paham Machiavelli dan dapat mewujudkan paham tersebut dengan

sempurna sehingga dirinya diasingkan ke Pulau Elba.

c. Paham Jendral Calusewitz ( abad XVIII )

Dalam bukunya yang berjudul “ VOM KRIEGE “ ( Tentara Perang ),

beliau menyatakan :

Perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Perang adalah sah – sah saja

dalam mencapai tujuan nasionla suatu bangsa.

Ada peranan unsur–unsur subyektif & psikologis dalam tatanan dinamika

kehidupan politik suatu negara sehingga kemantapan suatu sistem politik

hanya dapat dicapai jia berakar pada kebudayaan politik bangsa yang

bersangkutan.

d. Paham Feuerbach dan Hegel

Feuerbach dan Hegel menganut paham materialisme yang kemudian

menghasilkan dua paham besar yaitu kapitalisme dan komunisme.Paham ini

berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa

besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas.

e. Paham Lenin

Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Lenin menyatakan bahwa

perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasaan. Paham

Leninisme/komunisme menyatakan bahwa perang atau pertumpahan darah atau

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

156

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

revolusi di seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seruh

bangsa di dunia.

f. Paham Lucian W.Pey dan Sidney

Paham ini menyatakan bahwa kemantapan suatu sistem politik dapat dicapai

apabila sistem tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yang

bersangkutan.

B. Wawasan Nusantara

1. Pengertian

Tap MPR 1993 dan 1998 tentang GBHN

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia

mengenai diri dan lingkungannya denan mengutamakan persatuan dan

kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan

nasional.

Prof. Dr. Wan Usman

Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai

negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.

Lemhanas 1999

Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia,artinya :

“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan

lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan

mengutamakan persamaan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah

dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”

Modul Acuan Proses Pembelajaran MPK tahun 2002

1. Penjabaran tujuan nasional yang selalu diselaraskan dengan kondisi,

posisi dan potensi geografis serta kebhinekaan budaya bangsa dan

negara dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan

2. Pedoman pola tindak dan pola pikir dalam melaksanakan

pembangunan nasional

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara

Kaelan (2007: 125-135) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi

wawasan nusantara adalah sebagai berikut :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

157

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

a. Wilayah ( Geografi)

1) Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)

Kata archipelago dan archipelagic berasal dari bahasa Italia

archipelagos yang terdiri dari archie ( terpenting/terutama) dan pelagos

(laut/wilayah/wilayah lautan). Archipelago adalah lautan terpenting.

Kemudian, akibat penyerapan bahasa barat, archipelago diartikan

kepulauan/kumpulan pulau.

Kata archipelago pertama kali digunakan oleh Jhon Crawford

pada tahun 1820 dalam bukunya The Indian History of Indian

Archipelago. Kata Indian Archipelagos diterjemahkan kedalam bahasa

Belanda Indische Archipel yang diartikan sebagai wilayah kepulauan

Andaman sampai Marshanai. Dalam buku ini dapat ditemukan asas dan

wawasan kepulauan mengandung pengertian bahwa pulau-pulau selalu

dalam kesatuan utuh sementara lautan antara pulau-pulau berfungsi

sebagai penghubung.

2) Kepulauan Indonesia

Oost Indishe Archipelago adalah wilayah jajahan belanda yang kemudian

menjadi wilayah NKRI. Sebutan “Indonesia” diciptakan oleh J.R Logan

dalam bukunya Journalof Indian Archipelago and East Asia. Pada awal

abad ke-20 nama Indonesia digunakan oleh organisasi Perhimpunan

Indonesia (PI) dan melalui peristiwa Sumpah Pemuda 1928 kata Indonesia

digunakan untuk menggantikan sebutan Nederlandsch Oost Indie. Tanggal

17 Agustus 1945, Indonesia resmi digunakan sebagai nama negara dan

bangsa Indonesia sampai sekarang.

3) Konsepsi tentang wilayah lautan

Konsepsi pemilikan dan penggunaan wilayah laut berdasarkan hukum laut

internasional adalah sebagai berikut :

a) Res Nullius, bahwa laut tidak ada yang memilikinya.

b) Res Cimmunis, bahwa laut adalah milik masyarakat dunia karena itu

tidak dapat memiliki oleh masing-masing negara

c) Mare Liberium, wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa

d) Mare Clausum, hanya laut sepanjang pantai yang dapat dikuasai oleh

negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

158

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

e) Archipelago State Principles, bahwa asas negara kepulauan menjadi

dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.

Berdasarkan Konvensi PBB, secara garis besar Indonesia adalah negara

kepulauan yang memiliki laut territorial, perairan pedalaman, ZEE dan

landas kontinen.

4) Karakteristik Wilayah Indonesia

a) Kepulauan Indonesia terletak di antara 2 benua (Asia dan Australia)

dan 2 samudera ( Pasifik dan Indonesia).

b) Jumlah pulaunya 17.508 pulau besar dan kecil. Jumlah pulau yang

sudah memiliki nama 6.044 buah.

c) Batas astronominya adalah

Utara : ± 6° 08’ Lintang Utara

Selatan : ± 11° 15’ Lintang Selatan

Barat : ± 94° 45’ Bujur Barat

Timur : ± 141° 05’ Bujur Timur

d) Jarak Utara-Selatan ± 1.888 kilometer sedangkan jarak barat-timur ±

5.110 kilometer.

e) Luas keseluruhan adalah 5.193.250 km2 yang terdiri dari :

Daratan seluas 2.027.087 km2

Perairan seluas 1.273.166.163 km2.

b. Geopolitik dan Geostrategi

1) Geopolitik

a) Pengertian

Hayati dan Ahmad Yani (2007:161-162) menyebutkan bahwa

geopolitik adalah pemanfaatan ilmu dari geografi untuk maksud politik

praktis. Geopolitik meneliti unsur-unsur untuk memperoleh data yang

akan memberikan suatu konsep strategis nasional sebagai suatu

realisasi dari kebijaksanaan suaut bangsa. Lebih lanjut, Hayati dan

Ahmad Yani menjelaskan bahwa unsur-unsur yang diperlukan dalam

aspek geopolitik suatu negara adalah sebagai berikut :

Lingkungan alam (bentuk pantai, iklim, cuaca, tanah, sungai dan

terowongan)

Transportasi dan komunikasi

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

159

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Sumber-sumber ekonomi baik yang sudah dikerjakan maupun yang

potensial serta teknologi milik negara di mana sumber-sumber itu

hendak dikerjakan

Penduduk perseberangan, sifat dan cirinya

Lembaga –lembaga politik dan alat politiknya

Menyangkut ruang (lokasi, ikatan dan batas-batas mereka

dipengaruhi oleh ciri-ciri dari dalam serta hubungan keluar dari

lembaga politik)

b) Beberapa teori tentang geopolitik adalah sebagai berikut:

Pandangan ajaran Sir Halford Mackinder

Dengan menggunakan konsep kekuatan mencetuskan “Wawasan

Benua” yaitu konsep kekuatan darat.

Inti ajarannya : Barangsiapa dapat menguasai “ Daerah jantung

“( Eropa dan Asia ) akan dapat menguasai pulau dunia ( Eropa,

Asia dan Afrika ).

Pandangan ajaran Sir W. Raleigh dan A. Thyer M

Keduanya mengajukan tentang wawasan bahari yaitu tentang

kelautan di lautan.

Inti ajarannya : Barangsiapa menguasai lautan akan menguasai

perdagangan. Menguasai perdagangan berarti menguasai kekayaan

dunia.

Pandangan ajaran W. Mitchel, A. Saversky, Giulio dan J. Fuller.

Keermpatnya mengajukan tentang kekuatan udara dan melahirkan

wawasan dirgantara yaitu konsep kekuatan di udara.

Inti ajarannya : kekuatan udara mempunyai daya tangkis terhadap

ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan

pengahancuran di kandang lawan.

Pandangan ajaran J. Spykman

Mengemukakan teori daerah batas yaitu teori wawasan kombinasi

yang menggabungkan kekuatan darat, laut dan udara.

Pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu

negara.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

160

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Sehubungan dengan teori – teori geopolitik diatas muncul beberapa

wawasan kekuatan yaitu :

a. Wawasan benua ( konsep–konsep kekuatan darat dengan tokohnya

Mackinder & Haushoffer)

b. Wawasan bahari ( konsep–konsep kekuatan laut dengan tokohnya

W. Raleigh & A.Thayer.M)

c. Wawasan dirgantara ( konsep–konsep kekuatan udara dengan

tokohnya Mitchell & Guilio Douchet )

d. Wawasan kombinasi ( konsep–konsep kekuatan laut, udara &darat

dengan tokohnya J.Spykman )

c) Geopolitik Indonesia

Geopolitik Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh :

1) Paham kekuasaan

Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.

2) Geopolitik

Ada 2 paham yang digunakan :

Paham kekuasaan dan kekuatan

Didasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan damai

serta disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi

Indonesia yang dihadapkan pada segenap fenomena sosial dan

kehidupan yang timbul.

Paham tentang negara.

Memakai paham negara kepulauan dimana laut sebagai

penghubung sehingga negara menjadi satu kesatuan yang utuh

sebagai tanah air dan negara kesatuan.

2) Geostrategi

a) Pengertian

Kaelan (2007:131) menjelaskan bahwa geostrategi (politik dalam

pelaksanaan) yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang

ditetapkan sesuai dengan keinginan politik.

Lebih lanjut beliau menerangkan bahwa strategi pada hakikatnya

merupakan suatu seni yang implementasinya didasari oleh intuisi,

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

161

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

perasaan dan hasil pengalaman. Strategi adalah ilmu yang langkah-

langkahnya selalu berkaitan dengan data dn fakta yang ada.

b) Geostrategi Indonesia

Geostrategi Indonesia menurut Kaelan (2007:132) didasarkan pada

kenyataan bahwa Indonesia terletak pada posisi silang. Posisi silang

Indonesia dapat dirinci sebagai berikut :

1) Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan 2

samudera.

2) Demografi: penduduk Indonesia terletak di antara peduduk jarang di

selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC, Jepang)

3) Ideologi : ideologi Indonesia terletak di antara liberasime di selatan

(Australia da Selandia Baru) dan komunisme di utara (RRC,

Vietnam, Korea Utara)

4) Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di

selatan dan demokrasi rakyat (diktator proletar) di utara.

5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi kapitalis di

selatan dan sosialis di utara

6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat

indibidualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.

7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya barat di selatan

dan budaya timur di utara

8) Hankam : Geopolitik dan geostrategi hankam Indonesia terletak di

antara wawasan kekuatan maritim di selatan dan wawasan kekuatan

kontinenetal di utara.

c. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya

1) Sejak 17/8/1945 sampai dengan 13/12/1957

Supriatnoko (2008:186) menyebutkan bahwa ketentuan tentang

wilayah negara RI tidak termuat dan tidak ditentukan dengan pasti dalam

UUD 1945, kecuali pernyataan “ segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia”. Lebih lanjut, beliau menguraikan bahwa

wilayah negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas

Hindia Belanda berdasarkan STB 1939-WO 442 tentang Territoriale Zee

en Maritieme Kringen Ordonnantie. Berdasarkan STB 1939-WO 442

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

162

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

tentang Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonnantie, tata cara

pengukuran laut wilayah Indonesia adalah lebar laut wilayah adalah 3 mil

dari garis pantai ketika surut. Setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh

3 mil disekelilingnya. Kaelan (2007:132) menambahkan bahwa pulau-

pulau di Indonesia saling terpisah oleh selat dan periaran sehingga

sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan perairan

bebas. Hal ini tidak sesuai dan tidak menjamin keselamatan dan keamanan

NKRI.

Gambar 1 : Peta Wilayah Kedaulatan RI berdasarkan TZMKO

1939 No.442

Sumber : http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/ppkn/9-WASANTARA.pdf

2) Sejak 13/12/1957 sampai dengan 17/2/1969

Supriatnoko (2008:186-187) menguraikan bahwa berdasarkan Deklarasi

Juanda tanggal 13 Desember 1957, tata cara pengukuran laut teritorial

Indonesia diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau terluar yang saling

dihubungkan. Deklarasi Juanda dibentuk berdasarkan asas negara

kepulauan (Archipelagic State Principle). Dasar hukum penggunaan asas

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

163

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

kepulauan adalah ketentuan Yurisprudensi Mahkamah Internasional pada

tahun 1951. Isi Deklarasi Juanda adalah sebagai berikut :

a. Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara kepulauan

memiliki sifat dan corak tersendiri.

b. Bahwa menurut sejarah sejak dulu kala kepulauan Indonesia

merupakan satu kesatuan.

c. Bahwa batas laut territorial yang termaktub dalam Ordonansi 1939

memecah keutuhan territorial Indonesia karena membagi wilayah

daratan Indonesia ke dalam bagian-bagian terpisah dengan teritorialnya

sendiri-sendiri.

Tujuan dikeluarkannya Deklarasi Juanda adalah :

a. Perwujudan bentuk wilayah NKRI yang utuh dan bulat

b. Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan

asas negara kepulauan (Archipelagic State Principle)

c. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin

keselamatan dan keamanan NKRI.

Gambar 2: Peta Wilayah Kedaulatan RI berdasarkan Deklarasi Juanda 1957

Sumber : http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/ppkn/9-WASANTARA.pdf

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

164

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3) Sejak 17/2/1969 sampai dengan sekarang

a. Berdasarkan Deklarasi Landas Kontinen (17/02/1969)

Pada tahun 1969 negara Indonesia mengeluarkan Deklarasi tentang

Landas Kontinen Indonesia. Kaelan (2007:134-135) menyebutkan

bahwa Deklarasi Landas Kontinen adalah upaya mengesahkan

Wawasan Nusantara dan mewujudkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945.

Asas pokok dalam Deklarasi Landas Kontinen sebagai berikut :

1. Segala simber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen

Indonesia adalah milik eksklusif negara RI.

2. Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal-soal garis batas

landas kontinen dengan negara-negara tetangga melalui

perundingan .

3. Jika tidak ada garis batas maka landas kontinen adalah suatu garis

yang di tarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia

dengan wilayah terluar negara tetangga.

4. Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan

diatas landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.

Selanjutnya, Winarno (2007:149) menyebutkan bahwa inti dari

Deklarasi Landas Kontinen sebagai berikut :

1. Kekayaan alam di landas kontinen adalah milik negara

bersangkutan

2. Batas landas kontinen yang terletak di antara dua negara adalah

garis tengahnya.

Lebih lanjut, beliau menyebutkan bahwa Deklarasi Landas Kontinen

diperkuat dengan dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1973 tentang

Landas Kontinen Indonesia. UU No.1 Tahun 1973 menyebutkan

pengertian Landasan Kontinen adalah dasar laut dan tanah dibawahnya

diluar perairan wilayah RI sampai kedalaman 200 meter atau lebih,

dimana masih mungkin diselenggarakan eksplorasi dan eksploitasi

kekayaan alam.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

165

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Gambar 3 : Landas kontinen

Permukaan Laut

Dataran

G Kontinen 200 meterar Lereng

I Kontinen

s Kaki

P Kontinen Dasar Laut

a Dalam

ngka continental continental continental deep ocean

l shelf slope rise floor

Sumber : Budiyanto (199 : 84)

Persetujuan batas landas kontinen dengan negara tetangga telah

menguatkan kedaulatan wilaya laut Indonesia seluas ± 800.000 mil²

(±2.072.000 km²) serta hak penguasaan penuh atas kekayaan alam (hak

eksklusif) di landas kontinen Indonesia . Berikut ini beberapa

perjanjian yang telah ditandatangani oleh Indonesia dan beberapa

negara tetangga dalam bentuk batas laut territorial seperti yang dikutip

oleh Budiyanto (199 : ) , yaitu:

1. Perjanjian RI-Malaysia tentang penetapan Garis Landas

Kontinen kedua negara (di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan)

yang ditandatangani pada tanggal 27 Oktober 1969 dan mulai

berlaku tanggal 7 November 1969

2. Perjanjian RI-Thailand tentang Landas Kontinen Selat

Malaka bagian utara dan Laut Andaman, ditandatangani pada

tanggal 17 Desember 1969 dan mulai berlaku tanggal 7 April 1972

3. Persetujuan RI-Malaysia –Thailand tentang Landas

Kontinen bagian utara tanggal 21 Desember 1971 dan mulai

berlaku tanggal 16 Juli 1973

4. Persetujuan RI-Australia tentang penetapan batas dasar

laut tertentu (di Laut Arafuru, di depan pantai selatan Pulau Irian

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

166

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

dan di depan pantai utara Irian) tanggal 18 Mei 1971 dan mulai

berlaku tanggal 19 November 1973

5. Persetujuan RI-Australia tentang penetapan batas-batas

laut tertentu di daerah laut Timor dan Laut Arafuru sebagai

tambahan pada persetujuan tanggal 18 Mei 1971 dan mulai berlaku

tanggal 9 Oktober 1972

6. Persetujuan RI-India tentang penetapan garis batas

kontinen antara kedua negara (batas antara Sumatera dan Nikobar)

ditandatangani dan mulai berlaku tanggal 8 Agustus 1974

b. Berdasarkan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pengaturan Zona Ekonomi Eksklusif mulai diberlakukan di

Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980 diperkuat dengan UU No.5

Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif. Kaelan (2007:135)

menjelaskan bahwa batas ZEE adalah selebar 12 mil yang dihitung

dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Latar belakang diumumkannya

ZEE oleh pemerintah adalah sebagai berikut:

1. Persediaan ikan yang semakin terbatas

2. Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia

3. ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional

Isi dari pengumuman Zona Ekonomi Ekskslusif sebagai berikut :

1. Lebar Zona Eksklusif Indonesia 200 mil diukur dari garis pangkal

laut wilayah Indonesia

2. Hak berdaulat untuk menguasai kekayaan sumber alam di ZEEI

3. Lautan di ZEEI tetap merupakan lautan bebas untuk pelayaran

Internasional.

c. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB

Setelah melalui perjuangan panjang dan rumit di forum

internasional, akhirnya hasil dalam konferensi PBB tentang Hukum

Laut III di New York pada tanggal 30 April 1982 diterima oleh United

Nations Convention in the Law of Sea ( UNCLOS). Konvensi ini pada

tanggal 10 Desember 1982 ditandatangani oleh 117 negara termasuk

salah satunya adalah Indonesia. Konvensi ini mengakui tentang

Archipelago State Principle ( asas negara kepulauan) dan Exclusive

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

167

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Economic Zone (Zona Ekonomi Eksklusif). Budiyanto (199 :22)

mengutip isi dari konvensi tersebut adalah batas-batas laut sebagai

berikut :

1. Batas laut teritorial

Setiap negara mempunyai kedaulatan atas laut territorial yang

jaraknya sampai 12 mil laut, diukur dari garis lurus yang ditarik

dari pantai.

2. Batas zona bersebelahan

Sejauh 12 mil laut di luar batas laut teritorial atau 24 mil dari

pantai adalah batas zona bersebelahan. Di dalam wilayah ini negara

pantai dapat mengambil tindakan dan menghukum pihak-pihak

yang melanggar undang-undang bea cukai, fiscal, imigrasi dan

ketertiban negara.

3. Batas Zona ekonomi eksklusif (ZEE)

ZEE adalah wilayah laut dari suatu negara pantai yang batasnya

200 mil laut diukur dari pantai. Di dalam wilayah ini, negara pantai

yang bersangkutan berhak menggali kekayaan alam lautan serta

melakukan kegiatan ekonomi tertentu. Negara lain bebas berlayar

atau terbang di atas wilayah itu, serta bebas pula memasang kabel

dan pipa di bawah lautan itu. Negara pantai yang bersangkutan

berhak menangkap nelayan asing yang kedapatan menangkap ikan

dalam ZEE-nya.

4. Batas Landas Benua

Landas benua adalah wilayah laut suatu negara yang lebih dari 200

mil laut. Dalam wilayah ini negara pantai boleh mengadakan

eksplorasi dan eksploitasi dengan kewajiban membagi keuntungan

dengan masyarakat internasional.

5. Batas Landas Kontinen

Berdasarkan Konvensi Hukum Laut III 1982 Pasal 76 ayat 1

menyebutkan bahwa Landas Kontinen adalah kewenangan suatu

negara pantai atas kekayaan alam yang terkandung di dasar laut

dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan yang

terletak di luar laut Teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

168

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

daratannya hingga pinggiran luar tepian kontinen (continental

margin), atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal

dari mana lebar Laut Teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar

tepian kontinen tidak mencapai jarak tersebut.

Selanjutnya negara pantai memiliki kesempatan untuk menetapkan

batasan luar Landas Kontinen lebih lebar dari 200 mil laut diukur

dari garis pangkal dengan ketentuan berikut:

a. Lebar maksimum tidak boleh lebih dari 350 mil laut diukur dari

garis pangkal

b. Tidak melebihi 100 mil laut diukur dari garis kedalaman 2500

m

c. Tidak melebihi lebar 60 mil laut dari kaki lereng kontinen

d. Garis terluar dengan titik-titik ketebalan batu endapan adalah

paling sedikit 1% dari jarak terdekat antara titik-titik terluar

dan kaki lereng kontinen

Ketentuan tersebut di atas mengisyaratkan bahwa dalam penetapan

batas Landas Kontinen, Indonesia memiliki kepentingan

menyangkut :

a. Batas landas kontinen dengan negara tetangga yang berhadapan

atau berdamping yang dilakukan dengan persetujuan atas dasar

hukum internasional

b. Batas landas kontinen hingga 200 mil dari garis pangkal

c. Kemungkinan dapat diajukannya batas landas kontinen di luar

200 hingga maksimal 350 mil laut dari garis pangkal atau 100

mil laut dari garis kedalaman 2500 m.

Penambahan wilayah Landas Kontinen ini tidak berlaku secara

otomatis, akan tetapi perlu diajukan secara resmi oleh Pemerintah

Indonesia kepada Commission on the Limits of the Continental

Shelf – PBB. Pengajuan harus dilakukan dengan menyertakan peta-

peta yang didukung argumentasi berdasarkan riset ilmiah tentang

geodesi, geofisika dan geologi untuk menentukan batas luar

paparan benua (Outer limit of the Continental Shelf)

Indonesia.Terdapat 3 (tiga) kawasan di lepas pantai laut dalam

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

169

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

yang berpotensi untuk diajukan oleh Indonesia sebagai Indonesian

Outer Limit of the Continental Shelf (IOCS), 2 (dua) di antaranya

berada di Samudera Hindia dan satu di Lautan Pasifik. Berdasarkan

UNCLOS, batas jatuh tempo pengajuan tersebut adalah bulan Mei

tahun 2009.

Gambar 4: Landas Kontinen Negara pantai(200 mil dr garis pangkal) pada bagian pantai yang garis/batas luarnya berada pada garis tegak lurus yang

sama dgn garis/batas luar & ZEE-nya (Konvensi hukum laut PBB 1982)

Sumber :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

Ruang udara di atas wilayah daratan & lautteritorial yang merupakanbagian wilayah negarapantai

Ruang udara di atas ZEE & laut lepas yang tidak merupakan bagian wilayah negara manapun (ruang udara bebas)

Zone Ekonomi EksklusifDaratan & tanahdibwhnya yang Laut Lepas merupakan bagian wilayah negara

Dasar laut & tanah di bawahnya di bawah laut teritorial sebagai bagian dari Dasar samudera dalam wilayah negara pantai Landas Kontinen

170

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Gambar 5: Garis pangkal suatu negara & pulau di tengah-tengah samudera luas dengan laut teritorial, ZEE & landas kontinennya (Konvensi hukum

laut PBB 1982)

Sumber :

d. Berdasarkan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia

Pada tahun 1996, pemerintah mengeluarkan UU No. 6 Tahun 1996

tentang Perairan Indonesia yang meliputi antara lain tentang :

1. Asas archipelago ( asas kepulauan) Pasal 1 ayat 3

Kepulauan adalah suatu gugusan pulau termasuk bagian pulau dan

perairan di antara pulau-pulau tersebut, dan lain-lain wujud alamiah

yang hubungannya satu sama lain semikian eratnya sehingga pulau-

pulau. Perairan dan wujud alamiah lainnya itu merupakan satu

kesatuan geografis, ekonomi, pertahanan keamanan dan politik yang

kahiki, atau yang secara histories dianggap sebagai demikian.

2. Batas laut perairan Indonesia

Garis pangkal ( Pasal 5)

Garis pangkal lurus kepulauan adalah garis –garis lurus yang

menghubungkan titik terluar pada garis air rendah pulau-pulau

dan karang-karang terluar dari kepulauan Indonesia.

Garis pangkal biasa adalah garis air rendah sepanjang pantai.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

Ruang udara di atas wilayah daratan & lautteritorial yang merupakanbagian wilayah negarapantai Ruang udara di atas ZEE Ruang udara & laut lepas yang tidak di atas daratan merupakan bagian wilayah & laut teritorial negara manapun dari pulau x (ruang udara bebas) Zone ZEE pulau x Ekonomi EksklusifDaratan & tanahdibwhnya yang merupakan bagian wilayah negara

Dasar laut & Landas Kontinen tanah di bawahnya negara A di bawah laut teritorial sebagai bagian dari Landas kontinen Landas wilayah negara pantai pulau x kontinen pulau x

171

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Garis pangkal lurus adalah garis lurus menghubungkan titik-

titik terluar pada garis pantai yang menjorok jauh dan

menikung ke daratan atau deretan pulau yang terdapat di dekat

sepanjang pantai.

Laut wilayah (Pasal 2)

Laut wilayah adalah segala perairan di sekitar, di antara dan

yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk daratan Negara

RI, dengan tidak memperhitungkan luas atau lebarnya merupakan

bagian integral dari wilayah daratan Negara RI sehingga

merupakan bagian dari perairan Indonesia yang berada di bawah

kedaulatan Negara RI.

Zona tambahan

Sejauh 12 mil laut di luar batas laut teritorial atau 24 mil dari

pantai adalah batas zona bersebelahan. Di dalam wilayah ini negara

pantai dapat mengambil tindakan dan menghukum pihak-pihak

yang melanggar undang-undang bea cukai, fiskal, imigrasi dan

ketertiban negara.

Zona Ekonomi Eksklusif

ZEE adalah wilayah laut dari suatu negara pantai yang

batasnya 200 mil laut diukur dari pantai. Di dalam wilayah ini,

negara pantai yang bersangkutan berhak menggali kekayaan alam

lautan serta melakukan kegiatan ekonomi tertentu. Negara lain

bebas berlayar atau terbang di atas wilayah itu, serta bebas pula

memasang kabel dan pipa di bawah lautan itu. Negara pantai yang

bersangkutan berhak menangkap nelayan asing yang kedapatan

menangkap ikan dalam ZEE-nya.

Laut Bebas

Batas Landas benua adalah wilayah laut suatu negara yang

lebih dari 200 mil laut. Dalam wilayah ini negara pantai boleh

mengadakan eksplorasi dan eksploitasi dengan kewajiban membagi

keuntungan dengan masyarakat internasional.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

172

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3. Samudera ( Lautan)

Landasan kontinen (Continental Shelf)

Landas kontinen adalah dasar laut dangkal yang merupakan

bagian yang membentang dan bersambungan dengan pantai.

Ciri-ciri :

a. Landas kontinen disebut juga paparan benua/landas benua

(dasar laut yang berbatasan dengan benua/bagian dari benua

yang terendam air laut ).

b. Paparan benua kedalamannya 0-180 m dan lebarnya antara 0-

1200 km terhitung dari garis pantai.

c. Paparan benua merupakan daerah yang relatif datar dengan

kemiringan lereng berkisar 0°-2,2°.

Lereng Kontinen kaki konsumen (Continental Slope)

Lereng kontinen kaki konsumen adalah kaki yang relatif curam

sepanjang tepi luar dari bagian yang dangkal.

Ciri-ciri :

a. Lereng kontinen kaki konsumen disebut lereng benua (bidang

miring yang terletak antara paparan benua dengan zona laut

dalam).

b. Kemiringannya antara 1°-35° mulai dari tepi dangkalan benua

kea rah laut lepas.

c. Kedalamannya antara 200-1800 m .

d. Terbentuk sebagai hasil dari sedimentasi dan sesar ( bedah

besar).

Dasar laut dalam (Abyssal Floor/Oceanic Plain)

Dasar laut dalam adalah dasar samudera yang datar dengan

kedalaman airnya melebihi 6000 kaki atau 1800 m dan merupakan

wilayah terluas dari permukaan bumi yaitu ± 59,5% dari muka

bumi (2/3 bagian dari dasar laut).

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

173

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Gambar 6 : Peta Wilayah NKRI

Sumber : http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/ppkn/9-WASANTARA.pdf

3. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara

Winarno (2007:162-163) menguraikan unsur –unsur dasar wawasan

nusantara yang terdiri dari 3 unsur dasar, yaitu wadah(contour), isi(content) dan

tata laku(conduct) sebagai berikut :

Wadah(contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh

wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan aneka

ragam budaya. Setelah menegara dalam negara RI, bangsa Indonesia memiliki

organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan

dalam wujud suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan

bermasyarakat adalah berbagai lembaga dalam wujud infrastruktur politik.

Intinya adalah wadah terdiri dari : wilayah, tata inti organisasi dan tata

kelengkapan organisasi

Isi(content)

Merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta

tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

174

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional

seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan

dan kesatuan dalam ke-bhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut

2 esensial,yaitu :

b. realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapian

cita-cita dan tujuan nasional

c. persatuan dan kesatuan dalam ke-bhinekaan yang meliputi semua aspek

kehidupan nasional

Intinya adalah isi tertuang dalam 6 asas kehidupan nasional,yaitu:

kepentingan yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama

dan kesetiaan terhadap kesepatan dan ikrar bersama.

Tata laku(conduct)

Merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri dari tata laku

batiniah dan lahiriah. Kedua tata laku ini mencerminkan identitas jati diri atu

kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan

yang memiliki rasa bangsa dan cinta kepada bangsa dan tanah air sehingga

menumbuhkan nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan

nasional.

Gambar 7 : Unsur-unsur wawasan nasional

H

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

175

WAWASAN

NUSANTARA

WADAH

ISI

TATA

LAKU

BENTUK/WUJUD

TATA INTI ORGANISASI

TATA KELENGKAPANN

CITA-CITA

SIFAT/CIRI-CIRI

TATA KERJA

TATA LAKU BATINIAH

TATA LAKU LAHIRIAH

Nusantara Posisi silang Manunggal dan utuh menyeluruh

Bentuk dan kedaulatan Kekuasaan pemerintah Sistem pemerintahan

Aparatur negara Kesadaran politik Masyarakat Media pers

Pembukaan UUD 1945 ( Alinea ke 2)

Utuh-menyeluruh Manunggal

Pedoman Mawas diri Olah budi

Landasan falsafah Sikap mental bangsa

Tata perencanaan Tata pelaksanaan Tata pengawasan dan

pengendalian

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

4. Asas-Asas Wawasan Nusantara

Kepentingan yang sama ( mencapai kesejahteraan atau kemakmuran dan

rasa aman yang lebih baik dari keadaan sebelumnya

Keadilan ( menikmati kemakmuran sesuai dengan andil, jerih payah, usaha

dan kegiatan baik orang perorang, golongan, kelompok maupun daerah

Kejujuran ( berani berfikir, berkata dan bertindak serta berbuat sesuai

realita, aturan dan ketentuan yang berlaku, biarpun pahit dirasakan dan

kurang enak didengar akan tetapi demi kebenaran dan kemajuan bangsa

dan negara maka harus dilakukan.

Solidaritas ( rasa setiakawan, mau memberi dan berbagi dengan pihak lain

tanpa meninggalkan dan tetap menghargai diri dan karakter budaya

masing-masing

Kerjasama ( perlu koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas

kesetaraan sehingga tercapai kerja kelompok, baik besar atau kecil demi

terciptanya senergi yang lebih.

Kesetiaan terhadap kesepakatan dan ikrar bersama ( dirintis sejak BU dan

menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam

kebhinekkaan).

5. Arah Pandang, Fungsi dan Kedudukan Wawasan Nusantara

Arah pandang, terbagi 2 yaitu :

Ke dalam, menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan segenap

aspek kehidupan nasional baik alamiah maupun sosial

Ke luar, menjamin kepentingan nasional dalam dunia serba berubah,

ikut melaksnakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu

kerjasama dan saling hormat menghormati.

Fungsinya adalah sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-

rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan

perbuatan baik bagi penyelenggaraan negara ditingkat pusat dan daerah

maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

176

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kedudukan, dapat ditinjau melalui hirarki paradigma nasional, yaitu

Pancasila ( falsafah/ideologi negara) Landasan idiil

UUD 1945 ( Konstitusi negara) Landasan Konstitusional

Wawasan Nusantara ( Visi bangsa/negara) Landasan Visional

Ketahanan Nasional ( Konsepsi bangsa/negara) Landasan Konsepsional

Garis-Garis Besar Haluan Negara ( Kebijakan

dasar bangsa/negara)

Landasan Operasional

6. Peranan Wawasan Nusantara

Untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan (serasi dan selaras)

Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab atas pemanfaatan lingkungan

Untuk menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional

Untuk merentang hubungan internasional dalam upaya ikut menegakkan

ketertiban dunia

7. Dimensi wawasan nusantara dalam pembangunan nasional

Wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional untuk mencapai

tujuan nasional dapat dicerminkan dalam tingkah laku sebagai berikut :

Kesatuan wilayah

Membutuhkan konsepsi tentang bagaimana membina, mengamankan

kebulatan/ keutuhan wilayah nasional Indonesia.

Kesatuan bangsa

Bangsa Indonesia terbentuk karena kesetiakawanan dan perasaan serta

pengorbanan yang besar sehingga dibutuhkan upaya – upaya untuk

menubuhkan rasa persatuan & kesatuan, kebanggaan nasional yang sehat,

cinta tanah air dan kesetiaan serta kerelaan membela tanah air dan bangsa.

Kesatuan psikologis.

Faktor utama integrasi nasional adalah adanya rasa senasip

sepenaggungan, sebangsa & setanah, kesetiakawanan sosial & nasional.

Faktor – faktor tersebut harus mampu mengalahkan perbedaan suku

bangsa,agam, jarak antara satu daerah dengan daerah lainya.

Kesatuan ideologi

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

177

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Melaksanakan satu sistem politik diseluruh Nusantara yaitu Demokrasi

Pancasila.

Kesatuan hukum nasional

Berlakunya hukum nasional di seluruh wilayah Indonesia. Tidak ada

undang – undang yang hanya untuk satu daerah tertentu saja.

Satu politik luar negeri

Yaitu bebas dan aktif yang diabdikan kepada kepentingan nasional yang

bersifat langgeng/abadi.

Kesatuan kekayaaan nasional

Kekayaan alam Indonesia adalah modal & milik bersama seluruh bangsa

Indonesia & dimanfaatkan untuk seluruh bangsa.

Kesatuan perkembangan ekonomi

Bahwa tingkat perekonomian disemua daerah harus serasi & seimbang.

Setiap daerah dikembangkan sehingga ada saling ketergantungan antara

daerah dalam rangka kesatuan ekonomi nasional.

Satu sistem ekonomi nasional

Sistem perekonomian Indonesia adalah demokrasi ekonomi seperti yang

tercantum dalam UUD 1945.

Kesatuan masyarajat Indonesia

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang harus terus

diperhatikan kelangsungan hidupnya & dikembangkan taraf

kehidupannya.

Kesatuan budaya bangsa

Budaya bangsa Indonesia adalah satu walaupun ada kemajemukan dalam

budaya daerah.

Kesatuan ancaman

Bangsa Indonesia memandang sama semua bagian wilayah nusantara.

Ancaman terhadap satu wilayah merupakan ancaman bagi seluruh

wilayah nusantara dan dihadapi oleh seluruh hankam negara RI.

Kesatuan bela negara

Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalalm

rangka pembelaan negara dan bangsa.

C. Otonomi Daerah.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

178

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

1. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Otonomi Daerah.

Wawasan nusantara menghendaki persatuan bangsa dan keutuhan wilayah

nasional, semangat kesatuan dalam berbagai aspek kehidupan. Diharapkan tidak

ada negara kekuasaan yang menguasai segala aspek kehisupan bermasyarakat

termasuk menguasai hak dan kewenangan yang ada di daerah-daerah Indonesia.

Winarno (2007:166) menyebutkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan

NKRI menganut asas desentralisasi, bukan sentralisasi. Negara Kasatuan dengan

sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan memberikan

kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan kekuasaan.

Kekuasaan terbagi atas pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Daerah memiliki

hak otonomi untuk menyelenggarakan kekuasaan. Desentralisasi inilah yang

menghasilkan otonomi daerah di Indonesia.

2. Otonomi Daerah di Indonesia.

a. Pengertian

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 pengertian Otonomi daerah adalah

hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur atau mengurus

daerah atau rumah tangganya sendiri sesuai dengan aspirasi masyarakat setermpat

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya, UU No. 32 Tahun 2004 menyebutkan pengertian daerah

otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah

tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setermpat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem

NKRI. Daerah otonom ada 4 bagian yaitu :

1. Provinsi

2. Kabupaten

3. Kota

4. Desa

b. Asas Penyelenggaraan

Berdasarkan UU no. 32 Tahun 2004 Otonomi daerah di Indonesia

menggunakan 3 asas sebagai berikut :

1. Asas desentralisasi adalah asas yang menyatakan adanya penyerahan

wewenang pemerintahan oleh permerintah pusat kepada pemerintah daerah

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

179

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan di daerah dalam sistem

NKRI

2. Asas tugas pembantuan adalah asas yang menyatakan adanya penugasan dari

pemerintah kepada daerah dan/atau desa dan dari pemerintah provinsi kepada

kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada

desa untuk melaksanakan tugas tertentu

3. Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan adanya pelimpahan

wewenang pemerintahan (berkaitan dengan administrasi) oleh pemerintah

pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah atau kepada

instansi vertikal di wilayah tertentu

c. Prinsip penyelenggaraan

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Otonomi daerah di Indonesia

menggunakan 3 prinsip sebagai berikut :

1. Otonomi nyata adalah keleluasan daerah untuk menyelenggarakan

kewenangan di bidang tertentu yang secara nyata ada diperlukan serta tumbuh,

hidup dan berkembang di daerah

2. Otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan

pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan,

kecuali kewenangan pada bidang-bidang tertentu yang masih ditangani dan

terpusat oleh pemerintah pusat

3. Otonomi bertanggungjawab adalah perwujudan pertanggungjawaban sebagai

konsekuensi pemberiah hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud

tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mencapai tujuan

pemberian otonomi

d. Syarat Pembentukan

ADMINSTRATIF FISIK TEKNISA. PROVINSI A. PROVINSI (Faktor Dasar)1. Aspirasi rakyat2. Keputusan DPRD

Kab/Kota & persetujuan Bupati/Walikota yang menjadi cakupan Provinsi

3. Keputusan DPRD Provinsi Induk

4. Rekomandasi Gubernur5. Rekomendasi Mendagri

1. Paling sedikit 5 Kabupaten/Kota

2. Lokasi Calon ibukota3. Sarana dan prasarana

pemerintahan

1. Kemampuan ekonomi

2. Potensi daerah3. Sosial budaya4. Sosial politik5. Kependudukan6. Luas daerah7. Pertahanan8. Keamanan9. Kemampuan B. KABUPATEN B. KABUPATEN

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

180

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

keuangan10. Tingkat

kesejahteraan masyarakat

11. Rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan daerah

1. Aspirasi masyarakat2. Keputusan DPRD

Kab/Kota3. Persetujuan

Bupati/Walikota4. Keputusan DPRD Provinsi

Induk5. Rekomandasi Gubernur6. Rekomendasi Mendagri

1. Paling sedikit 5 Kecamatan

2. Lokasi Calon ibukota3. Sarana dan prasarana

pemerintahan

C. KOTA1. Paling

sedikit 4 Kecamatan2. Lokasi

Calon ibukota3. Sarana

dan prasarana pemerintahan

e. Kewenangan Pusat dan Kewenangan Daerah.

Menurut UU No. 32 Tahun 2004, Pasal 10 Ayat (3) pemerintah pusat

memiliki 6 (enam) kewenangan yaitu:

1. Politik luar negeri:

2. Pertahanan:

3. Keamanan:

4. Peradilan:

5. Moneter dan Fiskal Nasional:

6. Agama.

Sedangkan kewenangan daerah otonom sangat luas sebagai akibat

pemerintah pusat menyerahkan sebagian wewenangnya kepada daerah. Daerah

memiliki 2 (dua) kewenangan yaitu :

1. Kewenangan Politik, kewenangan untuk memilih kepala daerah sendiri.

Selama ini pemerintah pusat ikut campur dalam masalah pemilihan kepala

daerah. Setelah otonomi daerah era reformasi, rakyat melalui DPRD memiliki

kewenangan untuk memilih kepala daerah langsung melalui Pemilihan Kepala

Daerah (Pilkada).

2. Kewenangan Administrasi, yaitu terdiri dari:

Pengelolahan karyawan dan organisasi yang menyangkut keuangan dari

pemerintah pusat.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

181

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pelayanan publik berupa pelayanan kesehatan, pendidikan, pertanian,

pekerjaan umum, perhubungan, ketenagakerjaan, masalah sosial,

pengembangan koperasi dan lingkungan hidup.

Membuat Peraturan Daerah (Perda).

Mengusahakan sumber dana melalui pembukaan dan promosi wisata argo

dan religi, pengembangan budaya dan kesenian asli dan pengelolahan

sumber daya alam.

f. Bentuk dan Susunan Pemerintah Daerah.

Di daerah otonom di bentuk pemerintah daerah. Pemerintah daerah adalah

penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan

DPRD menurut asas desentralisasi. Pemerintah daerah terdiri dari kepala daerah

beserta perangkat daerah.

Winarno(2007:168) menjelaskan bahwa setiap daerah dipimpin oleh

kepala daerah sebagai kepala eksekutif yang dibantu oleh wakil kepala daerah.

Kepala daerah provinsi adalah gubernur. Kepala daerah Kabupaten adalah bupati

dan kepala daerah kora adalah walikota. Perangkat daerah adalah Sekretaris

Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah lainnya sesuai dengan

kebutuhan daerah.

Badan legislatif di daerah adalah DPRD dan DPD (Dewan Perwakilan

Daerah) yang dipilih langung oleh rakyat. Wewenang dari DPRD adalah

1. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur/bupati/walikota.

2. Menetapkan APBD bersama gubernur/bupati/walikota.

3. Mengawasi pelaksanaan Perda, keputusan gubernur/bupati/walikota, kebijakan

daerah dan kerjasama internasional di daerah.

4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah pusat atas

rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah.

5. Menampung dan menindaklanjuti asprasi daerah dan mayarakat (Rahayu,

2007:219).

Bentuk dan susunan pemerintah daerah merupakan perangkat

penyelenggaraan pemerintah di daerah dalam rangka pembangunan daerah.

Keberhasilan pembangunan daerah tergantung pada tergantung dari desentralisasi

yang salah satu keuntungannya daerah dapat mengambil keputusan dengan cepat,

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

182

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

prioritas pembangunan dan kualitas pelaynan akan lebih mencerminkan

kebutuhan nyata masyarakat di daerah.

Pada akhirnya otonomi daerah tidak bertentangan dengan wawasan

nusantara. Otonomi dan desentralisasi adalah cara atau strategi yang dipilih agar

penyelenggaraan NKRI dapat menciptakan pembangunan yang berkeadilan dan

merata di seluruh Indonesia.

3. Otonomi Khusus

a. Pengertian

Otonomi khusus adalah otonomi yang diberikan kepada daerah yang memiliki

karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki susunan struktur politik asli

2. Memiliki susunan struktur ekonomi asli

3. Memiliki susunan struktur sosial budaya asli

Berdasarkan Pasal 18 b UUD 1945, Pemerintah Indonesia mengakui adanya

daerah-daerah istimewa yang mendapat otonomi khusus. Lebih jelasnya, isi Pasal

18 b UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang

bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.

2. Negara mengakui kesatuan–kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan prinsip NKRI, yang diatur dalam undang-undang.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan daerah istimewa adalah daerah yang memiliki

susunan asli baik struktur politiknya, struktur ekonominya maupun struktur sosial

budayanya.

b. Daftar Daerah Otonomi Khusus

1. Aceh Nanggroe Darusalam

a. Dasar hukum pembentukan sebagai berikut:

UUD 1945 Pasal 18B

UU No.11/2006 Tentang Pemerintahan Aceh

b. Karakteristik kekhususan sebagai berikut:

Memiliki pandangan hidup yang melahirkan budaya Islam yang kuat.

Memiliki karakter khas sejarah perjuangan yang punya ketahanan &

daya juang tinggi.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

183

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagai daerah modal bagi perjuangan merebut & mempertahankan

kemerdekaan NKRI.

2. Daerah Khusus Ibukota Jakarta

a. Dasar hukum pembentukan sebagai berikut :

UUD 1945 Pasal 18 B

UU No.29/1997 Tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Karakteristik kekhususan sebagai berikut:

Berkedudukan sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Memiliki fungsi dan peran yang penting dalam mendukung

penyelenggaraan pemerintahan NKRI berdasarkan UUD 1945

Memiliki karakteristik permasalahan yang kompleks dan berbeda

dengan provinsi lain (urbanisasi, keamanan, transportasi, lingkungan,

pengelolaan kawasan khusus).

3. Daerah Istimewa Yogyakarta

a. Dasar hukum pembentukan sebagai berikut :

UUD 1945 Pasal 18B

UU No.3/1950 Tentang Daerah Istimewa Yogyakarta

b. Karakteristik kekhususan sebagai berikut:

Sejak jaman penjajahan sudah menjadi daerah swapraja (daerah

kerajaan yang memiliki dan mengatur pemerintahannya sendiri)

Pengambil kebijakan-kebijakan yang tepat pada saat terjadi revolusi,

seperti :Maklumat Kesultanan Yogyakarta yang menyatakan bahwa

Kesultanan Yogyakarta adalah daerah istimewa dari NKRI

Peran dan pengorbanan Sri Sultan serta dukungan penuh masyarakat

sangat berarti dalam perjuangan kemerdekaan.

4. Papua

a. Dasar hukum pembentukan sebagai berikut:

UUD 1945 Pasal 18B

UU No.21/2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua

b. Karakteristik kekhususan sebagai berikut:

Ras Negroid rumpun melanesia dan memiliki budaya yang unik ( 254

suku dan bahasa)

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

184

Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Memiliki topografi yang bervariasi dan unik (spt : ada wilayah yang

berada di bawah permukaan laut, ada wilayah yang berada beberapa

meter di atas permukaan air laut, pegunungan yang senantiasa ditutupi

salju).

Memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah

Menjadi bagian dari NKRI melalui kesepakatan New York dan Pepera.

Papua berbatasan langsung dengan wilayah negara Papua New Guinea.

Kondisi sosial penduduk Papua masih terbatas dimana sekitar 75 %

penduduk tidak memperoleh pendidikan yang layak, gizi yang rendah

serta pelayanan kesehatan yang terbatas.

4. Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia

1. Kaitan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan otonomi daerah

Ridwan(2008:66) menuliskan bahwa sejak diberlakukannya undang-undang

otonomi daerah maka daerah diberikan keleluasaan untuk mengelola dan

memanfaatkan sumber daya alam yang dimilikinya. Dengan demikian,

pengelolaan lingkungan harus sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang

luas, nyata dan bertanggungjawab.

2. Pengertian

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup Indonesia adalah wilayah yang

menempati posisi silang antara dua benua & dua samudera dengan iklim tropis &

cuaca serta musim yang memberikan kondisi alam & kedudukan dengan peranan

strategis yang tinggi nilai sebagai tempat rakyat & bangsa Indonesia

menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernergara dengan

segala aspeknya.

3. Lingkungan Hidup Indonesia sebagai Ekosistem

a. Ekosistem

UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dikatakan

bahwa ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap

unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Soemartono(2004:9) mengatakan bahwa ekosistem adalah suatu daerah

tertentu dimana di dalamnya tinggal suatu komposisi organisme hidup yang

diantara keduanya terjalin suatu interaksi yang harmonis dan stabil, terutama

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

185

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

dalam jalinan bentuk-bentuk sumber energi kehidupan. Lebih lanjut, menurut

beliau ekosistem ada 2 bentuk yaitu :

1. ekosistem alamiah dimana terdapat heterogenitas yang tinggi dari organisme

hidup sehingga mampu mempertahankan proses kehidupan di dalamnya

dengan sendirinya.

2. Ekosistem buatan dimana kurangnya heterogenitas sehingga labil dan untuk

membuat ekosistem tersebut tetap stabil diperlukan bantuan energi dari luar

yang juga harus diusahakan oleh manusia.

Syamsuri (2007:148-157) menambahkan bahwa ekosistem terdiri dari 2

komponen sebagai berikut :

1. Komponen biotik, terdiri dari: udara, air, mineral, cahaya, suhu, keasaman,

kadar garam, topografi & faktor pembatas/toleransi makhluk hidup.

2. Komponen abiotik, terdiri dari : Produsen, konsumen & pengurai

b. Lingkungan hidup sebagai ekosistem

Lingkungan yang terdiri dari subsistem yang memiliki aspek sosial, budaya,

ekonomi dan geografi dengan corak ragam yang berbeda dan mengakibatkan daya

dukung dan daya tampung lingkungan yang berlainan.

c. Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai ekosistem

1. Pengertian

Berdasarkan Pasal 1(2) UU No.23/1997 pengelolaan lingkungan hidup

adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi

kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan

dan pengendalian lingkungan.

2. Dasar

Pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada keadaan daya dukung dan

daya tampung lingkungan hidup serta meningkatkan keselarasan, keserasian dan

keseimbangan subsistem.

3. Peranan dan kedudukan manusia

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup pada Pasal 5 (3) dikatakan bahwa manusia memiliki hak untuk berperan

sebagai pengelola lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Selanjutnya, Pasal 7 UU No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan

Lingkungan hidup menyatakan bahwa manusia(masyarakat) memiliki kesempatan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

186

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan

hidup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan manusia dalam

lingkungan hidup adalah sebagai pengelola lingkungan hidup. Bentuk peranan

tersebut menurut Pasal 7(2) adalah sebagai berikut :

a. meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;

b. menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;

c. menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan

sosial;

d. memberikan saran pendapat;

e. menyampaikan infomasi dan/atau menyampaikan laporan.

Lebih lanjut, Penjelasan Pasal 5 (2) UU No.23 Tahun 1997 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa kedudukan manusia dalam lingkungan

hidup adalah sebagai anggota masyarakat yang mencerminkan manusia sebagai

individu dan makhluk sosial.

4. Dampak

Pengelolaan Lingkungan hidup yang dilakukan oleh manusia dapat

memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap lingkungan hidup.

Dampak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dampak positif, sebagai berikut :

a. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara merata

b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap

c. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi yang akan

menumbuhkembangkan kemampuan dunia usaha nasional

d. Memperluas dan memeratakan kesempaan kerja dan kesempatan berusaha

e. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional

2. Dampak negatif, terbagi 2 sebagai berikut :

a. PENCEMARAN LINGKUNGAN, yaitu masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lainnya ke dalam

lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak

dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

187

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Macam-Macam Pencemaran lingkungan :

1. Pencemaran udara, penyebabnya adalah asap buangan dari karbon

dioksida, gas belerang, gas klorofluorokarbon, kabon monoksida

dan asap rokok.

2. Pencemaran air, berasal dari limbah pertanian, limbah rumah

tangga, limbah industri, limbah industri dan penangkapan ikan

dengan racun.

3. Pencemaran tanah, berasal dari sampah organik (spt:dedaunan,

jaringan hewan, kertas dan kulit) dan anorganik (spt: besi,

alumunium, kaca dan plastik) yang merupakan limbah rumah

tangga, limbah pasar, limbah industri, limbah pertanian dan limbah

peternakan.

4. Pencemaran suara, berupa kebisingan akibat bunyi di atas 50

desibel (spt: mesin industri, mobil, sepeda motor, kereta api dan

pesawat terbang)

b. Pengrusakan Lingkungan, yaitu tindakan yang menimbulkan perubahan

langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang

mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang

pembangunan berkelanjutan.

5. Penataan Ruang Wilayah Indonesia

a. Kaitan Penataan Ruang dengan Otonomi daerah

Ridwan (2007:156) mengatakan bahwa ketersediaan ruang wilayah

Indonesia terbatas maka pemanfaataannya harus diatur dengan baik agar tidak

terjadi pemborosan manfaat ruang dan penurunan kualitas ruang. Oleh karena itu,

diperlukan penataan ruang untuk mengatur pemanfaatan ruang berdasarkan

besaran kegiatan, jenis kegiatan, fungsi lokasi, kualitas ruang dan estetika

lingkungan. Terkait dengan otonomi daerah, penjelasan UU No.26 Tahun 2007

mengatakan bahwa penataan ruang harus sejalan dengan kebijakan otonomi

daerah. Lebih lanjut, Ridwan (2007:158) memperkuat pernyataan tersebut bahwa

pengunaan kebijakan otonomi daerah merupakan salah satu peluang yang dapat

mendekatkan penerapan tata ruang pada permasalahan lokal, keterlibatan publik

secara nyata dan membangun komitmen masyarakat madani pada masalah-

masalah tata ruang.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

188

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b. Pengertian

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang , yang

dimaksud dengan ruang wilayah NKRI adalah negara kepulauan bercirikan

nusantara yang terdiri dari ruang darat, laut, udara dan ruang di dalam bumi.

Sedangkan yang dimaksud dengan penataan ruang adalah sistem proses

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

c. Tujuan

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebut

bahwa tujuan penataan ruang wilayah adalah sebagai berikut :

1. Memperkukuh Ketahanan Nasional yang berdasarkan pada Wawasan

Nusantara.

2. Menciptakan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.

d. Asas

Berdasarkan Pasal 2 UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

disebut bahwa asas penataan ruang adalah sebagai berikut :

1. Keterpaduan

2. Keserasian, keselaran dan kesimbangan

3. Keberlanjutan

4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan

5. Keterbukaan

6. Kebersamaan dan kemitraaan

7. Perlingungan kepentingan umum

8. Kepastian hukum dan keadilan

9. Akuntabilitas

e. Dasar

Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebut

bahwa dasar penataan ruang adalah sebagai berikut :

1. Keadaan daya dukung lingkungan

2. Keadaan daya tampung lingkungan

3. Meningkatkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan subsistem.

f. Penataan Ruang Daerah Perbatasan

Rahayu (2007:222) mengartikan Daerah Perbatasan Negara adalah daerah

yang minim sarana dan prasara serta sulit dijangkau baik secara ekonomi maupun

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

189

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

geografi, rawan boundary (seakan-akan terjadi pergeseran batas negara) dan

rawan frontier (batas pengaruh asing). Selanjutnya, Abubakar (2007: )

menyebutkan bahwa Daerah Perbatasan Negara memiliki karakteristik sebagai

berikut :

• Terpisah dari habitat maindland (pulau induk) sehingga bersifat insuler

(picik)

• Memiliki persediaan air tawar yang terbatas, termasuk air tanah atau air

permukaan

• Rentan terhadap gangguan eksternal, baik alami maupun akibat kegiatan

manusia

• Memiliki spesies epidemik (selalu terdapat pada tempat tertentu) yang

memiliki fungsi ekologi yang tinggi

• Tidak memiliki hinterland (daerah pedalaman)

Rahayu(2007:223) menambahkan bahwa kebijakan penataan ruang daerah

perbatasan negara berpedoman pada wawasan nusantara dengan tujuan menjaga

dan mengamankan wilayah perbatasan negara dari upaya eksploitasi sumber daya

alam yang berlebihan, baik oleh masyarakat maupun yang didorong oleh

kepentingan negara tetangga.

Lebih lanjut, Rahayu (2007:225-226) menyebutkan bahwa dengan

memperhatikan keragaman kondisi wilayah perbatasan maka penataan ruang

daerah perbatasan seringkali mengalami kendala sebagai berikut :

• Sumber daya manusia yang masih rendah dalam jumlah dan kualitas

kesejahteraan

• Prasarana dengan pelayanan yang sangat terbatas

• Terjadinya konflik dan tumpang tindih pemanfaatan ruang baik antar

kawasan budidaya dengan kawasan lindung maupun antar kawasan

budidaya

• Penegasan status daerah perbatasan yang belum jelas.

• Kurang mendapatkan prioritas pengembangan dibanding daerah lain

• Terbatasnya kelembagaan dan aparat yang ditugaskan di perbatasan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

190

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Gambar 8: Daftar pulau-pulau perbatasan beserta negara yang berbatasan,

permasalahannya dan kegiatan yang dilaksanakan

No Nama Pulau,

Lokasi dan Luas (km2)

Negara yang Berbatasan

Permasalahan Kegiatan yang Dilaksanakan

1 Rondo, Kota

Sabang, Provinsi

NAD (0,456)

India Rawan penangkapan ikan liar Rawan abarasi, gempa bumi

dan tsunami Rawan penyeludupan senjata

Peningkatan patroli dan disinggahi oleh TNI

Pembangunan pos lintas batas

Pembangunan dermaga untuk kapal patroli atau perambuan

Pemeliharaan titik rawan based point (batas dasar)

2 Berhala, Kabupaten

Deli Serdang, Provinsi Sumatera

Utara (2,5)

Malaysia Tempat penyelundupan Rawan perompak

Pemeliharaan titik rawan based point (batas dasar)

Pembangunan dermaga untuk kapal patroli

Peningkatan bentuk dan ukuran dari titik dasar ke titik dasar tersebut

3 Nipa, Kota Batam, Provinsi

Kepri (10)

Singapura Batas maritim RI-Singapura belum selesai

Mengalami kerusakan akibat penambangan pasir

Perubahan garis batas dengan RI-Singapura

Perubahan garis pantai akibat pengambilan pasir

Pembangunan dermaga untuk kapal patroli

Pembangunan pos pengamatan TNI dan POLRI

Peingkatan bentuk dan ukuran dari titik dasar ke titik dasar tersebut

4 Sekatung, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepri (22,2)

Vietnam Tempat persinggahan nelayan asing

Kurang diperhatikan pemerintah pusat dan daerah

Rawan penyelundupan dan illegal entry (jalur masuk tidak resmi)

Sulit didarati dari arah laut Rawan abrasi, gempa bumi

dan tsunami

Pulau batu dan bervegetasi (tanaman liar)

Peningkatan patroli dan singgah oleh TNI

Inventarisasi dan monotoring pulau-pulau kecil

5 Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur (414,16)

Malaysia Perbedaan garis batas antara RI-Malaysia

Rawan penyelundupan Rawan pengaruh Ipoleksosbud

dari Malaysia Mengrove rusak, air keruh dan

berlumpur akibat sedimentasi

Pembangunan dermaga Peningkatan bentuk dan

ukuran dari titik dasar ke titik dasar tersebut

Pembangunan pos lintas batas dan pos TNI/POLRI

Patroli dan singgah oleh TNI AL

Pemeliharaan titik tugu batas, titik referensi based point

6 Marore, Kabupaten Sangihe Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (3,12)

Filipina Rawan penyelundupan dan illegal entry

Rawan pengaruh Ipoleksosbud Filipina

Kurang diperhatikan pemerintah pusat dan daerah

Rawan gempa bumi, abrasi dan tsunami

Pembinaan PPBM dan sikap patriotisme cinta NKRI

Kuncungan periodik pemerintah pusat dan daerah

Pengukuran ulang based point dan pemeriharaan titik referensi based point

7 Miangas, Filipina Rawan pengaruh Ipoleksosbud Terdapat pos border area

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

191

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

No Nama

Pulau, Lokasi dan Luas (km2)

Negara yang Berbatasan

Permasalahan Kegiatan yang Dilaksanakan

Kabupaten Sangihe Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (39,95)

Filipina Belum ada persetujuan

bilateral tentang batas maritim antara RI-Filipina

Pulau dimaksukkan ke dalam konstitusi Filipina (treaty of Paris 1898)

Rawan gempa bumi, abrasi dan tsunami

Rawan penyelundupan narkiba, senjata dan illegal entry

(areal perbatasan) Terdapat satgas TNI AL dan

Bea Cukai Peningkatan bentuk dan

ukuran dari titik dasar Mobile market (pasar

keliling) TNI Kunjungan periodik

pemerintah pusat dan daerah

8 Fani, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua (9)

Palau Rawan terhadap subversif, intervensi, penyelundupan dan perompakan

Rawan okupasi negara lain/musuh

Rawan gemap bumi, abrasi dan tsunami

Kurang perhatian pemerintah pusat dan daerah

Pemliharaan titik referensi based point

Peningkatan bentuk dan ukuran dari titik dasar

Pembangunan dermaga Pembanuan dermaa, fasilitas

komunikasi/informasi

9 Fanildo, Kabupaten Biak, Numfor,Provinsi Papua (0,1)

Palau Terpencil Rawan okupasi (pendudukan)

negara lain/musuh Rawan abrasi, gempabumi dan

tsunami Kurang perhatian pemerintah

pusat dan daerah Tempat persinggahan nelayan

asing

Patroli dan singgah oleh TNI Pemeriharaan titik referensi

based point Pembangunan dermaga,

fasilitas komunikasi/informasi

10 Asutubun, Kabupaten Malrabar, Provinsi Maluku (3,6)

Australia Terbatasnya transportasi reguler

Taraf hidup masyarakat rendah Rawan subversif dan

intervensi Rawan gempa bumi, abarasi

dan tsunami

Patroli dan singgah oleh TNI Pembangunan dermaga,

fasilitas komunikasi/informasi

Survei based point

11 Wetar,Kabupaten Malrabar,Provinsi Maluku(2,016)

Timor leste Belum ditetapkan titik dasar untuk batas wilayah RI-Timor Leste

Belum ditetapkan perubahan jalur ALKI-IIIB

Rawan penyelundupan narkoba, senjata dan illegal entry

Rawan okupasi negara lain/musuh

Belumada pangkalan TNI AL

Relokasi pengungsi Timor Leste

Peningkatan patroli dan singgah oleh TNI

Pembangunan pos lintas batas

12 Batek, Kabupaten TTU, Provinsi NTT (0,1)

Timor Leste Rawan penyelundupan dan illegal entry

Rawan gempa bumi, abrasi dan tsunami

Kurang perhatian pemerintah pusat dan daerah

Patroli dan singgah oleh TNI Penguruan ulang based point Pemeliharaan titik referensi

based point

Sumber : Abubakar (

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

192

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

6. Kaitan antara otonomi daerah, penataan ruang dan lingkungan hidup

Ridwan(2008:66) menuliskan bahwa sejak diberlakukannya undang-

undang otonomi daerah maka daerah diberikan keleluasaan untuk mengelola dan

memanfaatkan sumber daya alam yang dimilikinya. Selain itu, undang-undang

otonomi daerah memberikan wewenang kepada pemerintah yang meliputi tatanan

ruang sebagai upaya sadar mengatur hubungan antara berbagai kegiatan guna

mencapai keserasian dan keseimbangan dalam melaksanakan pembangunan.

Dengan demikian, pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang harus

sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.

Disamping itu pengelolaan lingkungan hidup terkait erat dengan penataan ruang.

Kaitan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rencana detail tata ruang wilayah dapat digunakan sebagai landasan yuridis

dalam perlindungan lingkungan hidup.

b. Tata ruang wilayah adalah salah satu instrumen hukum lingkungan, karena :

1. Tata ruang dapat digunakan untuk mengarahkan kegiatan atau usaha

tertentu (menempati wilayah sesuai dengan peruntukkannya)

2. Lokalisasi tata ruang memudahkan pemantauan dan pengendalian terhadap

dampak dari kegiatan yang dilaksanakan (kegiatan industri ataupun

perbuatan manusia).

c. Konsep tata ruang yang baik akan mampu mengarahkan kegiatan dan/atau

usaha tertentu dalam suatu wilayah, sehingga dapat mengurangi berbagai

pengaruh dampak lingkungan baik yang diakibatkan oleh kegiatan industri

maupun oleh perbuatan manusia.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

193

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

D. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

194

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

195

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. ………………………………………………………… 3. …………………………………………………………

4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

196

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya 60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID tes/quis

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

197

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

198

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pertanyaaan :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

Geopolitik Indonesia

199

Geografi merupakan unsur penting bagi keberadaan suatu negara, maka geografi menjadi alat kekuasaan dalam mencapai tujuan negara. Selain itu, keadaan geografi suatu negara sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara. Dengan demikian, untuk mempertahankan kehidupan dan keberadaannya serta untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya maka negara perlu memiliki pemahaman ilmu geopolitik.

Hal yang paling utama mempengaruhi keadaan suatu negara adalah kawasan yang berada di sekitar negara itu sendiri. Oleh karena itu, geopolitik dibutuhkan oleh setiap negara di dunia untuk memperkuat posisinya terutama terhadap negara lain. Geopolitik dapat mempertegas penempatan diri pada posisi yang sejajar di antara negara-negara raksasa.

Demikian halnya dengan Indonesia sebagai suatu negeri yang unik, terletak di sebelah tenggara benua Asia dan membentang sepanjang 3,5 juta mil. Indonesia memiliki sekitar 13.662 pulau sehingga terlihat seperti pecahan-pecahan yang berserakan dan sulit untuk dapat dipersatukan. Indonesia berada diantara dua benua, yaitu Asia dan Australia. Indonesia juga berada diantara dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Kondisi geografis yang sedemikian rupa memerlukan pengaturan dan penanganan dengan menggunakan konsep geopolitik. Konsep geopolitik yang diterapkan oleh Indonesia adalah untuk mempertahankan wilayah NKRI dengan kekuatan berdasarkan wawasan kombinasi. Konsep geopolitik Indonesia adalah Wawasan Nusantara. Dikutip dari Makalah “ Geopolitik Indonesia”, (tanpa pengarang dan dengan pengubahan)

 

a. Buktikan bahwa geografi adalah alat kekuasaan untuk mencapai tujuan

negara !

b. Berdasarkan tulisan berjudul “ Geopolitik Indonesia”, apa pendapat

saudara mengenai pengertian geopolitik ?

c. Buktikan bahwa konsep geopolitik Indonesia berdasarkan kekuatan

wawasan kombinasi!

d. Buktikan bahwa wujud geopolitik Indonesia adalah Wawasan Nusantara!

e. Apa saja persoalan dapat ditimbulkan dari penerapan konsep Wawasan

Nusantara?

f. Tulisan berjudul “Geopolitik Indonesia” menggambarkan bahwa wilayah

kedaulatan NKRI memiliki lingkungan hidup dan ruang wilayah yang

berbeda dengan negara lain. Jelaskan!

g. Buatlah daftar pulau perbatasan wilayah kedaulatan NKRI. Lengkap

dengan lokasi dan luasnya, negara yang berbatasan dengan pulau tersebut

beserta permasalahan dan pemecahannya.

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pertanyaan :

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

Babak Baru Sengketa Negeri SerumpunSelasa, 08 Maret 2005 | 21:09 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta

Yanto Musthofa/Yophiandi-Tempo 

200

Sekali lagi, Indonesia terlibat cekcok terbuka perebutan wilayah dengan Malaysia. Malaysia mengklaim wilayah di sebelah timur Kalimantan Timur berdasarkan peta yang dibuatnya pada 1979. "Peta ini merupakan upaya mencaplok wilayah orang," ujar Arif, yang sehari-hari menjabat sebagai Direktur Perjanjian Luar Negeri Departemen Luar Negeri RI. Arif mengatakan, peta itu diprotes bukan hanya oleh Indonesia, tapi juga Singapura, Filipina, Cina, Thailand, dan Vietnam. Inggris pun melayangkan protes atas nama Brunei Darussalam, saat negeri mungil di belahan utara Pulau Kalimantan itu belum merdeka. "Legitimasi peta ini dipertanyakan banyak orang sampai sekarang," katanya. Hasyim Djalal, mantan diplomat berpendapat, posisi Indonesia jelas lebih kuat daripada Malaysia. Dalam hukum internasional,Indonesia mempunyai hak-hak berdaulat atas dasar laut di luar wilayahnya sampai sejauh 200 mil dari garis dasar. "Atau kalau masih memungkinkan, garis itu bisa ditarik hingga ada kelanjutan alamiah wilayah darat, sampai dasar samudra (ocean cruft). Garis dasar adalah garis lurus yang menghubungkan titik-titik terluar.Kalau kita tarik dari garis lurus itu, Ambalat masuk di dalamnya dan bahkan lebih jauh ke luar lagi. Sikap itu sudah dicantumkan Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960, yang kemudian diakui dalam Konvensi Hukum Laut 1982.” Djalal menegaskan. Bangsa Indonesia berhasil memperjuangkan konsep hukum negara kepulauan (archipelagic state) hingga diakui secara internasional. Pengakuan itu terabadikan dengan pemuatan ketentuan mengenai asas dan rezim hukum negara kepulauan dalam Bab IV Konvensi PBB tentang Hukum Laut atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) yang ditetapkan dalam Konferensi Ketiga PBB tentang Hukum Laut di Montego Bay, Jamaica, pada 10 Desember 1982. Indonesia meratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan UNCLOS. Konsep hukum negara kepulauan sudah dianut Indonesia sejak pengesahan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960 diperbarui dengan UU Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia. Djalal menambahkan bahwa masalah yang dihadapi Indonesia saat ini terkait dengan kasus Sipadan dan Ligitan dimana saat bertengkar dengan Malaysia dalam kasus Sipadan dan Ligitan, kita tidak meminta Mahkamah Internasional memutuskan garis perbatasan laut sekaligus.”Kita tidak pernah merundingkannya," kata Djalal. Pascapeta itu, menurut Arif, Indonesia terus melakukan konsesi dan Malaysia tidak pernah mengajukan protes. Nah, dalam kelaziman hukum internasional, menurut Arif, karena Malaysia tidak memprotes, itu berarti pengakuan terhadap sikap Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 4 Tahun 1960. Malaysia, kata Arif, baru mulai mengajukan nota protes pada 2004 setelah menang dalam kasus Pulau Sipadan-Ligitan. Arif menandaskan, hakim ICJ menegaskan, kedaulatan atas dua pulau tak berpenghuni dan batas landas kontinen adalah dua hal yang sangat berbeda. Hakim ICJ berpendapat, masalah delimitasi (garis batas) landas kontinen harus dipandang dengan sudut pandang berbeda, yaitu Konvensi Hukum Laut 1982. Sampai kini, garis landas kontinen yang diakui dunia adalah garis yang ditetapkan Indonesia dalam UU Nomor 1960. Dalam Konvensi Hukum Laut, landas kontinen atau continental shelf adalah area miring di bawah laut yang mengelilingi suatu kontinen pada kedalaman 200 meter. Pada ujung lereng area itu, lereng kontinen menukik ke bawah secara tajam hingga dasar laut.narasi/2005/03/08/nrs,2005030802,id.html+sengketa+budaya+indonesia+dengan+malaysia&hl=en&ct=clnk&cd=4 (dengan perubahan)

a. Berdasarkan tulisan berjudul “Babak Baru Sengketa Negeri Serumpun”, apa

pendapat saudara mengenai pengertian negara kepulauan (archipelago state) ?

b. Bagaimana pengaturan batas wilayah kedaulatan Indonesia berdasarkan

Konvensi PBB tentang Hukum laut (UNCLOS)?

c. Buktikan bahwa Indonesia telah menerapkan konsep hukum negara kepulauan

sejak tahun 1960!

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

BERNAFAS DALAM LUMPUR, RIWAYAT SIDOARJO KINI

201

Sumur Banjar Panji-1 adalah sumur eksplorasi migas yang dioperatori oleh PT. Lapindo Brantas Inc. Sumur ini merupakan salah satu dari 49 sumur yang ada di Blok Brantas. Sumur ini terletak pada 112,71° BT dan 7,52° LS di desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Wilayah kerja Pertambangan Blok Brantas terbentang sepanjang ± 11 km dengan lebar ± 5 km.

Tanggal 29 Mei 2006, semburan Lumpur bercampur air dan gas pertama kalinya terjadi. Semburan Lumpur panas dari perut bumi itu diperkirakan mencapai 25.000 m3 per harinya. Sementara luas area yang terkena dampak, diperkirakan mencapai 60-70 hektar, meliputi desa Siring, desa Jatirejo dan desa Renokenongo. Hingga hari ke-48, volume Lumpur telah mencapai lebih dari 5.000.000 m3 dan membenamkan sekitar 200 hektar lahan (ant. Pemukiman penduduk, pertanian, perkebunan, dll).

Berdasarkan investigasi Walhi Jatim, sehari setelah terjadi, ikan-ikan di saluran irigasi terapung dan mati, gas warna putih yang keluar bersama lumpur mengandung gas (H2S, NH3,Nitrit, Nitrat, Pb, C6H5OH), tiga sumur disekitarnya tercemar oleh Hg dan C6H5OH berdasarkan adanya bau, warnanya yang kekuning-kuningan dan mengkilat. Sejak Lumpur meluap, penduduk di sekitar daerah semburan mengeluhkan sesak nafas, mual-mual, mencret, muntah, kepala pusing, hipertensi, dermatitis dan bronchitis. Tercatat 451 warga sudah dilarikan ke RS Bhayangkara.

Lumpur yang merendam rel kereta api di desa Jatirejo dan desa Siring sehingga melengkung, merendam pipa gas milik pertamina hingga putus dan meledak, mengamblaskan tanah sehingga tanggul di sekitarnya dan kali porong jebol, mengakibatkan tertutupnya jalur tol Porong-Gempol dan pipa PDAM yang pecah adalah beberapa fasilitas (infrastruktur) kota yang amblas dan perlu di relokasi oleh pemerintah.

Awalnya, untuk menampung luapan Lumpur dibangun kolam penampungan yang mengorbankan 54 hektar lahan pertanian. Selanjutnya, untuk mengurangi luberan Lumpur menjalar ke jalanan, sebanyak 1 juta m3 lumpur sudah dibuang ke Kali Porong dan selanjutnya dibuang ke Selat Madura melalui Kali Porong tersebut. Besarnya volume pembuangan ke Selat Madura 200.000m3 per hari. Dikutip oleh Ali Azhar Akbar dalam Konspirasi di Balik Lumpur Lapindo (dengan pengubahan). 2007. GalangPers. Jakarta

Pertanyaan :a.  Apa saja yang menjadi bagian dari lingkungan hidup wilayah NKRI?

b. Tulisan berjudul “Bernafas Dalam Lumpur, Riwayat Sidoarjo Kini”

memberikan gambaran adanya dampak negatif pengelolaan bagi lingkungan

hidup dan penataan ruang wilayah NKRI. Uraikan dampak negatif tersebut!• Apa saja yang menjadi bagian dari lingkungan hidup wilayah NKRI?

• Tulisan berjudul “Bernafas Dalam Lumpur, Riwayat Sidoarjo Kini” memberikan gambaran adanya dampak negatif pengelolaan bagi lingkungan hidup dan penataan ruang wilayah NKRI. Uraikan dampak negatif tersebut!

• Berdasarkan tulisan berjudul “ Kondisi Pulau Nipah Memprihatinkan”, apa pendapat saudara mengenai pengertian dan karakteristik daerah perbatasan?

• Tulisan berjudul “Kondisi Pulau Nipah Memprihatinkan”, memberikan gambaran adanya dampak negatif pengerukan pasir bagi lingkungan hidup dan penataan ruang wilayah NKRI! Uraikan dampak negatif tersebut!

• Berdasarkan aturan penataan ruang, apa yang menjadi kendala penataan ruang daerah perbatasan sehingga terjadi kasus pulau Nipah?

• Buatlah daftar pulau perbatasan wilayah kedaulatan NKRI. Lengkap dengan lokasi dan luasnya, negara yang berbatasan dengan pulau tersebut beserta permasalahan dan pemecahannya.

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pertanyaan :

a. Berdasarkan tulisan berjudul “ Kondisi Pulau Nipah Memprihatinkan”, apa

pendapat saudara mengenai pengertian dan karakteristik daerah perbatasan?

b. Tulisan berjudul “Kondisi Pulau Nipah Memprihatinkan”, memberikan

gambaran adanya dampak negatif pengerukan pasir bagi lingkungan hidup dan

penataan ruang wilayah NKRI! Uraikan dampak negatif tersebut!

c. Berdasarkan aturan penataan ruang, apa yang menjadi kendala penataan ruang

daerah perbatasan sehingga terjadi kasus pulau Nipah?

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

KONDISI PULAU NIPAH MEMPRIHATIKAN 

202

NKRI memiliki tak kurang dari 12 pulau perbatasan dengan karakteristik tersendiri yang salah satunya adalah Pulau Nipah. Sebagai daerah perbatasan, Pulau Nipah berbatasan dengan Singapura. Saat ini, kondisi Pulau Nipah sangat memprihatinkan dan hampir tenggelam, akibat pengerukan pasir laut secara terus-menerus disekitar Selat Malaka. Bila dibiarkan akan mengancam keberadaan pulau-pulau lain di sekitarnya, akibat abrasi. Hal itu dikatakan Nani Hendiarti, peneliti laut sekaligus ketua ekspedisi Pulau Nipah, di Jakarta, Jumat (10/12). Menurutnya, beberapa pulau kecil termasuk Pulau Nipah tenggelam bila air pasang. “Bila air laut pasang Pulau Nipah tidak terlihat lagi. Kecuali hanya lahan aklamasi yang tampak, dan luasnya 1.819 hektare. Tetapi bila air surut , maka luas Nipah menjadi 7.357 ha.” Kata Nani. Semua itu, lanjut Nani, akibat pengerukan pasir di sekitar Pulau Karimun Jawa. Bila terus dibiarkan, maka perbatasan laut antara Indonesia dan Singapura akan terganggu. Batas laut Indonesia semakin mengecil sedangkan Singapura dengan reklamasi pantainya meluas. “ Tentu saja tidak hanya Pulau Nipah yang tenggelam bila air pasang, melainkan juga pulau-pulau kecil lainnya di sekitar Selat Malaka.” Reklamasi kawasan Selat Malaka sudah dilaksanakan oleh Departemen Kimpraswil (sekarang Departemen PU). Butuh waktu dua tahun untuk reklamasi tetapi rehabilitasinya membutuhkan waktu lama. Pemerintah telah mengeluarkan izin larangan pengerukan pasir laut untuk diekspor karena kondisi lingkungan makin parah.

Menurut Nani, kondisi Pulau Nipah saat ini cukup menyedihkan. Di sekitar pantai telah terjadi abrasi, karena banyaknya sedimen laut yang cukup tebal. Komposisi pasir laut hanya 50 % sisanya lempung dan lanau merupakan material halus. “ Bila dikeruk maka hanya mendapatkan 50 %, sisanya material halus. Tetapi dari 50% kandungan pasir itu sekitar 16%-20%-nya mengandung kuarsa,” kata Nani yang juga peneliti di Pusat Pengkajian Penerapan Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT. Sebab itu, katanya, penambang pasir untung besar mendapatkan pasir sekaligus kuarsa bahan pembuat kaca. Sisanya lempung dan lanau tetap saja ditimbun di sekitar P.Nipah, sehingga air di sana sangat keruh dan oksigen menurun. Produksi ikan pun menurun karena makin menipisnya unsur hara. Sumber: Media Indonesia 14/12/04 seperti dikutip oleh Mustafa Abubakar dalam Menata Pulau-Pulau Kecil Perbatasan.2006.Kompas. Jakarta 

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pertanyaan :

a. Dari tulisan berjudul “Mencari Bentuk Otonomi Daerah”, apa pendapat

saudara mengenai pengertian otonomi daerah. Apa bedanya dengan daerah

otonom?

b. Apa yang menjadi dasar hukum diberikannya otonomi daerah kepada daerah?

c. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada asas otonomi dan tugas

pembantuan. Jelaskan!

d. Dari tulisan berjudul “ Mencari Bentuk Otonomi Daerah”, disebutkan bahwa

otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi. Jelaskan!

e. Dari tulisan berjudul “ Mencari Bentuk Otonomi Daerah”, ternyata untuk

membentuk suatu daerah otonomi tidak mudah. Jelaskan pernyataan tersebut!

f. UU No. 32/2004 tentang otonomi daerah menimbulkan kewenangan yang

berbeda antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Apa saja

perbedaan kewenangan tersebut!

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

203

Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home

Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diminat dan dikaji, karena semenjak para pendiri negara menyusun format negara, isu menyangkut pemerintahan lokal telah diakomodasikan dalam Pasal 18 UUD 1945 beserta penjelasannya.

Meskipun negara RI menganut prinsip negara kesatuan dengan pusat kekuasaan berada pada pemerintah pusat, namun karena heterogenitas yang dimiliki bangsan Indonesia baik kondisi sosial, ekonomi, budaya maupun keragaman tingkat pendidikan masyarakat, maka desentralisasi dari pemerintah pusat dialirkan kepada daerah yang berotonom.

Dalam undang-undang pemerintahan daerah yang baru, yakni UU No. 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah, definisi kewenangan menjadi jelas mana yang menjadi kewenangan pusat dan mana yang menjadi kewenangan daerah. Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

UU No. 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, nyata dan bertanggungjawab. Selanjutnya, dalam Pasal 2(1) dikemukakan bahwa NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai pemerintahan daerah. Pembentukan daerah harus memenuhi tiga syarat yaitu administratif,teknis dan fisik kewilayahan. Dikutip dari R.J.Kaloh,” Mencari Bentuk Otonomi Daerah”, Rineka Cipta,Jakarta,2007.

MENCARI BENTUK OTONOMI DAERAH

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pertanyaan :

a. Dari tulisan berjudul “Otonomi Khusus Papua, Masalah & Prospek”, apa

pendapat saudara mengenai pengertian otonomi khusus?

b. Apa yang menjadi dasar hukum diberikannya otonomi khusus kepada sebuah

daerah?

c. Buatlah daftar daerah yang mendapatkan otonomi khusus. Lengkap dengan

aturan hukumnya, latar belakang pemberian, masalah penerapan dan

pemecahannya.

3. Objektif 3 Bentuk

Pilihan Ganda

1. The Prince adalah buku yang menceritakan tentang faham…

a. Calusewitz

b. Napoleon Bonaparte

c. Machiavelli

d. Lenin

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

204

Istilah Otonomi Khusus terdiri dari dua kata yaitu kata "otonomi" dan "khusus." Istilah "otonomi" dalam Otonomi Khusus haruslah diartikan sebagai kebebasan bagi rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri atau rumah tangganya sendiri. Istilah "khusus" hendaknya diartikan sebagai perlakuan berbeda yang diberikan kepada Papua karena kekhususan-kekhususan yang dimilikinya, kekhususan tersebut mencakup hal-hal seperti tingkat sosial ekonomi masyarakat, budaya dan sejarah politik. Dalam pengertian praktisnya kekhususan otonomi Papua berarti bahwa ada hal-hal mendasar yang hanya berlaku di Papua dan tidak berlaku di daerah lain di Indonesia, dan ada hal-hal yang berlaku di daerah lain di Indonesia yang tidak diterapkan di Papua.Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 lahir dalam konteks dinamika sosial-politik dan keamanan NKRI (Sebagai jalan keluar untuk menciptakan Win-Win Situation antara rakyat Papua yang ingin merdeka dan melepaskan diri dari Negara Kesatuan RI (NKRI) dan Pemerintah RI yang tetap kokoh-teguh mempertahankan integritas dan kedaulatan atas NKRI) serta lahir dalam konteks penegakan hukum, HAM dan demokrasi.http://209.85.175.104/search?q=cache:siHb3D_cVqwJ:www.infopapua.com/modules.php%3Fop%3Dmodload%26name%3DNews%26file%3Darticle%26sid%3D1047+makalah+otonomi+khusus+papua&hl=en&ct=clnk&cd=3

Otonomi Khusus Papua , Masalah dan Prospek

Selasa, 09 September 2003 - 04:34 AM

Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | HomeHome | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2. Suatu sistem politik dapat dicapai apabila sistem tersebut berakar pada

kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan adalah faham kekuasaan

menurut …

a. Hegel

b. Feuerbach

c. Machiavelli

d. Lucian W. Pey

3. Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara

kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam adalah pengertian

wawasan nusantara berdasarkan …

a. Lemhanas 1999

b. Tap MPR 1993

c. Tap MPR 1998

d. Wan Usman

4. Barangsiapa dapat menguasai daerah jantung akan dapat menguasai pulau

dunia adalah pendapat …

a. Sir Halford Mackinder

b. J. Spykman

c. W. Raleigh

d. J. Fuller

5. Barangsiapa menguasai lautan akan menguasai perdagangan adalah pendapat

a. Sir Halford Mackinder

b. J. Spykman

c. W. Raleigh

d. J. Fuller

6. Kekuatan udara punya daya tangkis terhadap ancaman dan dapat

melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran di kadang lawan adalah

pendapat …

a. Sir Halford Mackinder

b. J. Spykman

c. W. Raleigh

d. J. Fuller

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

205

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

7. Teori yang menggabungkan kekuatan darat, laut dan udara adalah teori …

a. Sir Halford Mackinder

b. J. Spykman

c. W. Raleigh

d. J. Fuller

8. Penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem NKRI adalah

pengertian dari …

a. Dekonsentrasi

b. Desentralisasi

c. Tugas pembantuan

d. Otonomi daerah

9. Penyerahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur sebagai wakil

pemerintah atau instansi vertikal di wilayah tertentu adalah pengertian dari …

a. Dekonsentrasi

b. Desentralisasi

c. Tugas pembantuan

d. Otonomi daerah

10. Penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah

provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah

kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu adalah

pengertian dari …

a. Dekonsentrasi

b. Desentralisasi

c. Tugas pembantuan

d. Otonomi daerah

11. Kekuasaan atau wewenang untuk mengatur dan/mengurus daerah/rumah

tangganya sendiri sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah pengertian dari …

a. Dekonsetrasi

b. Desentralisasi

c. Tugas pembantuan

d. Otonomi

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

206

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Jawaban singkat

1. … adalah hukum laut yang menyatakan laut tidak ada yang memiliki.

2. … adalah hukum laut yang menyatakan laut milik masyarakat dunia karena itu

tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.

3. … adalah hukum laut yang menyatakan wilayah laut adalah bebas untuk

semua bangsa.

4. … adalah hukum laut yang menyatakan hanya laut sepanjang pantai yang

dapat dikuasai oleh negara sejauh dapat dikuasai dari darat.

5. … adalah hukum laut yang menyatakan penggunaan asas negara kepulauan.

6. ... mengatur tentang territoriale zee en maritieme kringen ordonnantie yang

menyatakan lebar laut wilayah Indonesia adalah …

7. ... adalah aturan yang dibuat berdasarkan archipelagic state principle yang

menentukan lebar laut wilayah Indonesia adalah …

Menjodohkan

A B

1. … adalah laut/wilayah/wilayah lautan yang terpenting. a. Wawasan kombinasi

2. … konsep kekuatan darat b. UUD 1945 Pasal 18 b

3. … konsep kekuatan udara c. Wawasan benua

4. … konsep kekuatan laut d. UU No. 32 / 2004

5. … konsep kekuatan darat, laut dan udara e. Wawasan bahari

6. Pembetukan otonomi daerah diatur dalam … f. archipelagos

7. Pembentukan Daerah Istimewa diatur dalam … g. UU No. 21/2001

8. Pembentukan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam diatur

dalam …

h. Wawasan dirgantara

9. Pembentukan Propinsi DKI Jakarta diatur dalam … i. UU No. 29/1997

10. Pembentukan Propinsi DI Yogyakarta diatur dalam … j. UU No. 11/2006

11. Pembentukan Propinsi Papua diatur dalam … k. UU No. 3/1950

E. Tindak Lanjut

F. Daftar Tilik Penampilan

G. Daftar Pustaka

Budiyanto. 1998. Dasar-Dasar Tata Negara Untuk SMU Kelas 3. Erlangga. Jakarta

Gatot Harmanto. 2007. Pelajaran Geografi SMA Kelas X.Yrama Widya. Bandung

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

207

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Hanif Nurcholis. 2007. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah.Grasindo. Jakarta

Kaelan & A.Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Paradigma. Yogyakarta

Lemhanas. 2005. Pendidikan kewarganegaraan. Gramedia. Jakarta

Martin Jimung. 2005. Politik Lokal dan Pemerintahan Daerah dalam Perspektif Otonomi Daerah. Pustaka Nusatama. Yogyakarta

Syamsul Hadi dkk. 2007. Disintegrasi Pasca Orde Baru. Yayasan Obor. Jakarta

Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo. Jakarta

UU N0. 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen

UU No. 5 Tahun 1983 tentang ZEE

UU No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi PBB Tentang Hukum Laut

UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

UU No. 6 Tahun 1999 tentang Perairan Indonesia

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Jakarta

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

208

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

BAB IX

GEOSTRATEGI INDONESIA

A. Pendahuluan

Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensi dan mewujudkan

cita-citanya perlu memiliki pemahaman mengeni geopolitik dan geostrategi.

Geopolitik bangsa Indonesia diterjemahkan dalam konsep Wawasan Nusantara

sedangkan geostrategi bangsa Indonesia dirumuskan dalam konsepsi Ketahanan

Nasional. Sesuai dengan bagan paradigma ketatanegaraan Negara Republik

Indonesia maka Ketahanan Nasional merupakan salah satu konsepsi politik dari

Negara Republik Indonesia. Ketahanan Nasional dapat dikatakan sebagai konsep

geostrateginya bangsa Indonesia. Dengan kata lain, geostrategi bangsa Indonesia

diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional.

Pembelajaran dan pemahaman pada bab ini dimulai dari pemahaman

konsepsi Ketahanan Nasional, Pemahaman Bela negara dan pemahaman

Indonesia dan perdamaian dunia.

Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah mengerti, memahami,

mendalami, menghayati dan mampu menjelaskan pentingnya konsepsi Ketahanan

Nasional, bela negara melalui pendidikan pendahuluan bela negara serta Indonesia

dan perdamaian dunia .Selanjutnya, setelah mempelajari dan memahami bab ini,

diharapkan peserta didik memiliki 3 kemampuan dibawah ini :

1. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang Konsepsi Ketahanan

Nasional

2. Mahasiswa diarahkan untuk dapat menjelaskan tentang PPBN

3. Mahasiswa diarahkan untuk menjelaskan tentang Indonesia dan perdamaian

dunia

Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 3

kemampuan di atas dimana penilaian tertinggi adalah A.

B. Pengertian Geostrategi.

Kaelan (2007:143) mengartikan geostrategi sebagai metode atau aturan-

aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang

memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan

keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan lebih baik, lebih aman

dan bermartabat.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

209

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bagi bangsa Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk

mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD

1945, melalui proses pembangunan nasional. Tujuan ini merupakan pegangan

bahkan doktrin pembangunan yang disebut ketahanan nasional.

Geostrategi Indonesia sangat terkait erat dengan hakikat terbentuknya dari

berbagai macam etnis, suku, ras, golongan, agama bahkan letak teritorial yang

terpisahkan oleh pulau dan lautan.

B.Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi.

Rahayu (2007:230) menyerbutkan bahwa geostrategi bangsa Indonesia

adalah ketahanan nasional yang juga merupakan landasan misional, yaitu untuk

mewujudkan integrasi NKRI yang berdimensi astagatra, yaitu meliputi aspek

trigatra (kondisi dan posisi geografi, sumber kekayaan alam dan kependudukan)

dan aspek pancagatra (ideologi, politik,ekonomi, sosial budaya dan petahanan

keamanan).

1. Latar Belakang Ketahanan Nasional.

Rahayu (2007:230) menuliskan bahwa posisi dan kondisi geografis,

potensi sumber kekayaan alam (SKA) serta besarnya jumlah penduduk yang

dimiliki, Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh

negara-negara besar atau adikuasa. Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa hal ini

secara langsung dan tidak langsung dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

aspek kehidupan dan dapat mempengaruhi, membahayakan kelangsungan hidup

dan eksistensi NKRI.

Selanjutnya, menurut beliau kemampuan Bangsa Indonesia

mempertahankan negaranya untuk tetap berdiri, merupakan bukti bahwa kita

memiliki keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional

dalam mengatasi setiap bentuk Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan

(AGHT) dari manapun. Dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi

pada masa yang akan datang kita harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan

yang perlu dibina secara berkelanjutan.

2. Pokok-pokok Pikiran Ketahanan Nasional.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

210

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Rahayu (2007:232-233) menyebutkan bahwa pokok-pokok pikiran dari

ketahanan nasional adalah sebagai berikut :

a. manusia berbudaya yaitu manusia yang senantiasa:

1) Berhubungan dengan Allah disebut Agama.

2) Berhubungan dengan cita-cita disebut Ideologi.

3) Berhubungan dengan kekuatan/kekuasaan disebut politik.

4) Berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan disebut ekonomi.

5) Berhubungan dengan manusia disebut sosial.

6) Berhubungan dengan rasa keindahan disebut seni budaya.

7) Berhubungan dengan pemanfaatan alam disebut iptek.

8) Berhubungan dengan rasa aman disebut hankam.

Perangkat tersebut di atas bersumber dari bentuk hubungan manusia

dengan alam yang menggunakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya yaitu kesejahteraan dan keamanan. Ketahahan nasional merupakan

konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan

keamanan dalam kehidupan nasional

b. Ketahanan nasional dalam Pancasila.

Falsafah dan ideologi yang menjadi pokok pikiran ketahanan nasional.

Hal ini tampak pada makna falsafah dalam pembukaan UUD 1945. Alinea I

bermakna kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan

bertentangan dengan HAM. Alinea II bermakna adanya masa depan yang

harus dicapai. Alinea III bermakna bila negara ingin mencapai cita-citanya

maka kehidupan harus mendapat ridho Tuhan yang merupakan dorongan

spiritual. Alinea IV menegaskan cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa

Indonesia melalui wadah NKRI

3. Pengertian Ketahanan Nasional.

Istilah ketahanan nasional merupakan gagasan Bung Karno yang

diucapkan tahun 1958 di Kotaraja (kini Banda Aceh) setelah menerima defile.

Bangsa menjadi besar dan kuat harus memiliki tiga ketahanan yaitu nomor satu

ketahanan militer, nomor dua ketahanan ekonomi dan nomor tiga ketahanan jiwa.

Mengkaji ketahanan nasional harus di lihat dari dua sisi yaitu, kondisi sebagai

masukan atau modal dan konsepsi sebagai keluaran sekaligus kondisi atau

konsepsi yang akan datang.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

211

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Ketahanan nasional Indonesia menurut Rahayu (2007:233-234) adalah

kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan

nasional yang terintegrasi.

Ketahanan Nasional adalah ketangguhan dan keuletan yang mengandung

kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan

mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang akan

datang dari dalam maupun dari luar negari untuk menjamin identitas integritas,

kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan

nasional.

4. Konsep Ketahanan Nasional

Konsep ketahanan nasional Indonesia menurut Rahayu (2007:234)

merupakan sarana untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang

mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan

kesejahteraan dan keamanan.

Gambar 8 : Skema Konsep Ketahanan Nasional

Sumber: Winarno (2007:173)

5.Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia.

Hakikat ketahanan nasional menurut Rahayu (2007:234) adalah keuletan

dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan bangsa mengembangkan

kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara

dalam mencapai tujuan nasional. Selain itu, hakikat Tannas Indonesia adalah

pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara selaras,

serasi dan seimbang dalam seluruh aspek kehidupan nasional

6. Istilah dalam Ketahanan Nasional

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

212

Kemampuan MengembangkanKekuatan nasional

AncamanTantanganHambatanGangguan

Unsur TrigatraPancagatra

IntegritasIdentitasKelangsunganTujuan bangsa dan

Langsung/tidak

Dalam/luar

Kondisi Ulet& TangguhDinamis

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam ketahanan nasional dikenal adanya beberapa istilah yang menurut

Lemhanas ( 2005: 60-61) adalah sebagai berikut :

a. Ketangguhan yaitu kekuatan yang membuat seseorang mmapu bertahan, kuat

menderita dan kuat memikul beban

b. Keuletan yaitu kemmapan untuk terus menerus berusaha mencapai cita-cita

c. Identitas yaitu ciri khas suatu negara yang meliputi wilayah, penduduk,

sejarah, falsafah, tujuan nasional dan peran dalam dunia internasional.

d. Intergritas yaitu kesatuan dan kekuatan yang menyeluruh didalam kehidupan

nasional suatu bangsa.

e. Ancaman yaitu hal dan usaha yang bertujuan mengubah dan merobak

kebijaksaaan yang dilakukan secara konsepsional, kebodohan, kemiskinan dan

keterbelakangan.

f. Tantangan yaitu hal dan usaha yang bertujuan menggugah kemampuan.

g. Hambatan yaitu hal dan usaha yang tidak bermoral dari luar dan bertujuan

melebahkan dan menghalangi secara tidak konsepsional, kebodohan,

kemiskinan dan keterbelakangan.

h. Gangguan yaitu hal dan usaha yang tidak bermoral dari luar dan bertujuan

melemahkan dan menghalangi secara tidak konsepsional (narkotika,ideologi

asing dan budaya asing).

7. Asas Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional memiliki beberapa asas yang menurut Lemhanas

(2005: 60-61) adalah sebagai berikut :

a. Asas kesejahteraan dan keamanan, merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar.

b. Asas kekeluargaan, yaitu mengakui perbedaan dimana perbedaan tersebut

harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak

berkembang jadi konflik.

c. Asas mawas kedalam dan mawas keluar, yaitu :

1) Mawas kedalam yaitu menumbuhkan hakekat, sifat dan kondisi kehidupan

nasional berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk

meningkatkan kualitas, derajat, kemandirian bangsa yang ulet dan

tangguh.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

213

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2) Mawas keluar yaitu mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak

lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan aanya interaksi

dan ketergantungan dengan dunia internasional

8. Sumber-sumber Ancaman, Tantangan, Halangan dan Gangguan(ATHG)

Sikap Bentuk Penanggulangan dan Pencegahan

Materialistik, kekerasan

dan primordial

Komunisme,

liberalisme, fasisme,

militerisme,

pragmatisme dan

SARA

Kenal jati diri, bina kerukunan,

tingkatkan disiplin nasional,

tingkatkan sikap patriotisme dan

setiakawan sosial dan tingkatkan

budaya P4.

Feodalistik, otoriter,

eksploitatif,

diskriminatif dan

anarkis

Separatisme,

absolutisme,

diktator, sentralisme

dan sentrisme

Susunan pranata sosial atas dasar

kebersamaan, ciptakan masyarakat

demokratis, selenggarakan OTODA,

ciptakan legalisasi nasional, tingkatkan

koordinasi kegiatan pemerintah dalam

pembangunan sosial

Kemiskinan,

kesenjangan sosial,

keterbelakangan,

pencemaran lingkungan

hidup dan dekadensi

moral

Pendewaan materi,

salah pilih teknologi,

persepsi atas

pengembangan

teknologi,

kemampuan

manajerial, egoisme

dan sadarling serta

pengaruh dari luar

negeri

Tingkatkan SDM, tumbuhkan etos

kerja yang dijiwai Pancasila,

menghayati pembangunan yang

berwawasan lingkungan, tingkatkan

pengertian wanas serta dalami dan

budayakan P4 serta kepentingan

pembangunan dalam upaya

pengamalan Pancasila.

Sumber : Dedi Karsono (1999 :142-143)

9.Unsur-unsur Ketahanan Nasional.

a. Gatra dalam Ketahanan Nasional.

Unsur, elemen atau faktor yang mempengaruhi kekuatan atau ketahanan

nasional suatu negara terdiri dari beberapa aspek. Unsur-unsur kekuatan atau

ketahanan nasional model Indonesia yang diistilahkan sebagai gatra dalam

ketahanan nasional dikembangkan dan dirumuskan oleh Lemhanas dikenal

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

214

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

dengan Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra. Selanjutnya,

Winarno(2007:177-182 ) menguraikan astagatra sebagai berikut :

1. Trigatra

a) Gatra Penduduk

Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional

negara yang bersangkutan. Faktor yang berkaitan dengan penduduk negara

meliputi dua hal:

1) Aspek kualitas menyangkut tingkat pendidikan, keterampilan, etos

kerja dan kepribadian.

2) Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,

persebaran, perataan dan perimbangan penduduk di setiap wilayah

negara.

b) Gatra Wilayah.

Hal yang terkait dengan negara dalam menentukan ketahanan nasional

adalah :

1) Bentuk wilayah negara dapat berupa pantai, negara kepulauan atau

negara kontinental.

2) Luas wilayah negara, ada negara yang dengan wilayah luas ada negara

dengan wilayah yang sempit (kecil).

3) Posisi geografis, astronomis dan geologis negara.

4) Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yang habitable dan ada

wilayah yang unhabitable.

Pada masa sekarang ini wilayah perlu mendapat pertimbangan karena

adanya kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi wilayah

negara yang tidak mendukung ketahanan nasional bisa menjadi unsur

kekuatan nasional.

c) Gatra Sumber Daya Alam.

Dewasa ini kemampuan untuk melakukan kontrol atas sumber daya alam

menjadi penting bagi ketahanan nasional dan kemajuan suatu negara. Hal

yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam dalam ketahanan nasional

adalah:

1) Potensi sumber daya alam yang bersangkutan mencakup sumber daya

hewani, nabati dan tambang.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

215

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2) Kemampuan mengekspolorasi sumber daya alam.

3) Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan

dan lingkungan hidup.

4) Kontrol atas sumber daya alam.

2. Panca gatra

a) Gatra Bidang Ideologi.

Ideologi mendukung ketahanan nasional suatu bangsa karena memiliki dua

fungsi pokok, yaitu :

1) Sebagai tujuan atau sita-cita dari kelompok masyarakat yang

bersangkutan artinya nilai-nila yang terkandung dalam ideologi itu

menjadi cita-cita yang hendak dituju.

2) Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, artinya

masyarakat yang banyak dan beragam itu.

Bagi bangsa Indonesia Pancasila ditetapkan sebagai ideologi nasional

melalui kesepakatan. Kesepakatan atas Pancasila menjadikan segenap

elemen bangsa bersedia bersatu di bawah negara Indonesia.

b) Gatra Bidang Politik.

Politik penyelenggaraan bernegara sangat memmpengaruhi kekuatan

nasional suatu negara. Penyelenggaraan bernegara dapat dilihat dari aspek:

1) Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau non

demokrasi.

2) Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensil atau

parlemen.

3) Bentuk pemerintahan yang dipilih republik atau kerajaan.

4) Susunan negara yang dibentuk apakah negara kesatuan atau negara

serikat.

c) Gatra Bidang Ekonomi.

1) Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan

nasional negara yang bersangkutan.

2) Kemajuan di bidang ekonomi akan menjadikan negara tersebut tumbuh

sebagai kekuatan dunia.

3) Setiap negara memiliki sistem ekonomi yang dapat juga dikembangkan

dari ideologinya.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

216

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

d) Gatra Bidang Sosial Budaya.

Pengembangan integrasi nasional menjadi penting untuk memperkuat

ketahanan nasional dengan dua strategi kebijakan yaitu:

1) Assimilationist policy, dengan cara penghapusan sifat-sifat kultural

utama dari komunitas kecil yang berbeda menjadi macam kebudayaan

yang berbeda.

2) Bhinneka Tunggal Ika Policy,penciptaan kesetiaan nasional tanpa

menghapuskan budaya lokal.

Kesalahan dalam menerapkan strategi ini dapat menimbulkan perpecahan

bangsa.

e) Gatra Bidang Pertahanan Keamanan.

1) Pertahanan keamanan negara merupakan unsur pokok utama dalam

menghadapai ancaman militer negara lain.

2) Unsur utama pertahanan keamanan ada di tangan militer. Pertahanan

keamanan ini meupakan salah satu fungsi dari pemerintahan negara.

3) Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pembelaan negara

dengan cara yang berbeda sesuai dengan sistem politik pertahanan

yang di anut oleh negara.

4) Politik pertahanan negara sesuai dengan filosofis bangsa, kepentingan

bangsa dan konteks zamannya

10. Pengaruh Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

a. Pengaruh Gatra Ideologi.

Kaelan (2007:166-167) menguraikan bahwa bangsa Indonesia

merupakan bangsa dengan memiliki tingkat keberagaman yang tinggi.

Keberagaman ini menimbulkan dua hal yaitu, menimbulkan potensi

perpecahan jikalau unsur-unsur bangsa tidak memiliki kebersamaan seperti

yang terkandung dalam Pancasila. Yang kedua keberagaman tersebut

dapat merupakan khasanah budaya bangsa yang dapat dikembangkan serta

menguntungkan dalam pelbagai kepentingan, serta dapat memperkokoh

kesatuan dan persatuan bangsa. Latar belakang keadaaan tersebut di atas,

di tambah pula dengan keadaan wilayah yang gugusan pulau dan

kepulauan besar maupun kecil, maka diperlukan secara mutlak sarana

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

217

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

penangkal ideologi untuk mempersatukan persepsi, mempersatukan

bangsa yaitu Pancasila .

b. Pengaruh Gatra Politik.

Ketahanan nasional dalam bidang politik menyangkut beberapa unsur

yang menurut Kaelan (2007:175-176) adalah sebagai berikut :

1) Menempatkan secara proporsional kedaulatan rakyat di dalam

kehidupan negara.

2) Memfungsikan lembaga-lembaga negara sesuai dengan ketentuan

konstitusi.

3) Menegakkan keadilan sosial dan keadilan hukum.

4) Menciptakan situasi yang kondusif.

5) Meningkatkan budaya politik dalam arti luas sehingga kekuatan sosial

politik sebagai pilar demokrasi dapat melaksanakan hak dan

kewajibannya.

6) Memberikan kesempatan yang optimal kepada saluran-saluran politik

untuk memperjuangkan aspirasinya dengan proposional.

7) Melaksanakan pemilihan umum secara demokratis.

8) Melaksanakan sosial kontrol terhadap jalannya pemerintahan negara.

9) Menegakkan hukum dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban

masyarakat.

10) Mengupayakan pertahanan keamanan.

11) Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Ke sebelas unsur ini penting untuk direalisasikan untuk terwujudnya

ketahanan nasional dalam bidang politik. Terwujudnya ketahanan nasional

pada era reformasi seluruh lapisan kekuatan sosial politik harus memiliki

kesadaran untuk pentingnya bernegara demi kesejahteraan rakyat

c. Pengaruh Gatra Ekonomi.

Sistem ekonomi Indonesia berdasarkan Pasal 33 UUD 1945. Sistem ini

menekankan pada perekonomian tidak hanya dijalankan oleh pemerintah

namun juga masyarakat dalam bentuk usaha swasta dan pemerintah dalam

bentuk BUMN demi kesejahteraan rakyat secara bersama.

Ketahanan ekonomi diwujudkan dengan kondisi kehidupan ekonomi

yang bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

218

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

dinamis, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing

tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang secara adil dan merata.

Pada era reformasi ini, menurut Kaelan (2007:183-184) ekonomi

Indonesia menghadapi wacana baru sebagai berikut :

1) Dampak pengembangkan otonomi daerah sering terjadi kendala

dilematis antara asas kebersamaan dengan kebebasan daerah untuk

mengelolah sumber daya alam. Negara harus dapat memakmurkan

rakyat setempat dengan pemanfaatan sumber daya alam yang berada di

daerah masing-masing.

2) Perekonomian Indonesia senantiasa terbuka terhadap sistem

perekonomian dunia. Tingkat integrasi ekonomi nasional dengan

ekonomi global sangat penting, karena ini merupakan ukuran dari

kemampuan ekonomi nasional untuk secara adaptif mengikuti irama

dan dinamika pasar internasional .

d. Pengaruh Gatra Sosial Budaya.

Ketahanan dalam bidang sosial budaya diwujudkan dalam kehidupan

sosila budaya yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan

sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dn taqwa

kepa Tuhan, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera

dalam kehidupan yang serasi, selaras dan simbang serta mampu

menangkal budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

Kaelan (2007:192-194) menguraikan bahwa kondisi bangsa Indonesia

pada era reformasi dewasa ini kondisi budaya kita sangat memprihatinkan.

Kita bersyukur dapat mengenyam kebebasan melalui masa reformasi

Namun kenyataannya melalui kebebasan ini justru berkembang menuju

perpecahan bangsa, berbagai tragedi penderitaan bangsa dan konflik

horizontal. Misalnya tragedi konflik Ambon, Poso, Sampit yang

menyebabkan penderitaan rakyat. Bukti ini menunjukkan bahwa kita tidak

memperhatikan ketahanan dalam bidang sosial budaya. Saatnya kalangan

intelektual tidak hanya mengembangkan ketahanan nasional untuk

kekuasaan, ideologi atau sekelompok penguasa bahkan untuk kebebasan

itu sendiri tapi untuk kesejahteraan dan kebersamaan elemen bangsa

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

219

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

untuk hidup aman,tentram dan damai yang berdasarkan ketuhanan dan

kemanusiaan.

e. Pengaruh Gatra Pertahanan Keamanan.

Kaelan (2007:194-2003) menyebutkan bahwa pertahanan keamanan

Indonesia adalah kemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia dalam

mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup

bangsa dan NKRI. Penyelenggaraan pertahanan keamanan secara nasional

merupakan salah satu fungsi pemerintahan dan NKRI dengan TNI dan

Polri sebagai intinya.

Lebih lanjut, beliau menguraikan bahwa ketahanan nasional dalam

bidang pertahanan keamanan Indonesia tercermin dari daya tangkal bangsa

yang dilandasi oleh bela negara seluruh rakyat. Kondisi ini mengandung

kemampuan bangsa dalam memelihara stabilitas pertahanan keamanan

negara, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta

mempertahanakan kedaulatan bangsa dan negara dan menangkal segala

bentuk ancaman. Pertahanan keamanan nasional memiliki aspek penting

dalam mewujudkan cita-cita nasional terutama kearah terwujudnya

masyarakat berkeadilan dan kemakmuran. Kondisi ini penting untuk

bangsa Indonesia yang sedang melakukan reformasi diberbagai bidang dan

kondisi bangsa yang sedang mengalami krisis multidimensi.

11. Pembelaan Negara.

a. Pengertian Bela Negara

Winarno (2007:183) mengartikan bela negara sebagai sikap dan prilaku

warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan

negara.

b. Landasan Hukum Bela Negara

Membela negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari setiap warga

negara Indonesia. Hal ini tercantum pada:

1) Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945, Setiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam upaya pembelaan negara.

2) Pasal 30 UUD 1945, Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta

dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

220

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3) Pada UU No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara Pasal 9 Ayat 1

disebutkan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

4) Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

5) Undang-undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nsional Indonesia.

c. Bentuk Bela Negara

Bentuk bela negara menurut UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara ada 2 (dua) yaitu bela negara fisik dan bela negara non fisik dengan

uraiannya sebagai berikut :

1) Secara fisik dengan cara menggunakan senjata menghadapi serangan atau

agresi musuh atau luar.

2) Secara non fisik adalah segala upaya untuk mempertahankan NKRI

dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,

menanamkan kecintaan pada tanah air dan berperan aktif dalam

memajukan bangsa dan negaranya

d. Tujuan Bela Negara

Cahyaningsih (2007:13) menyebutkan bahwa tujuan bela negara adalah

sebagai berikut:

1) Meniadakan setiap ancaman yang membahayakan kemerdekaan dan

kedaulatan negara.

2) Meniadakan setiap ancaman yang membahayakan kesatuan dan persatuan

bangsa

3) Meniadakan setiap ancaman yang membahayakan keutuhan wilayah, nilai-

nilai Pancasila dan UUD 1945.

e. Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara.

Mengenai peran warga negara dalam bela negara disebutkan dalam Pasal 9

UU No. 3 Tahun 2002 yaitu:

1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara

yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara

2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimanan

dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan melalui:

pendidikan kewarganegaraan;

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

221

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

pelatihan dasar militer secara wajib;

pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara

sukarela atau secara wajib; dan

pengabdian sesuai dengan profesi.

3) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar

kemiliteran secara wajib dan pengabdian sesuai profesi diatur dengan

undang-undang.

Lebih lanjut, UU No.3 Tahun 2004 tentang Pertahanan Keamanan

menguraikan keikutsertaan warga negara dalam 2 (dua) bentuk sebagai

berikut:

1. Bela Negara secara fisik menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara menjadi anggota Tentara

Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran. Pelatihan Dasar

Kemiliteran diselenggarakan melalui Program Rakyat Terlatih (Ratih)

berdasarkan amanat UU No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok

Pertahanan dan Keamanan Negara. Ratih terdiri dari resimen mahasiswa

(menwa), perlawanan rakyat (wanra), pertahanan sipil (hansip), mitra

bibansa, organisasi kemasyarakatan pemuda yang telah mengikuti

pendidikan dasar militer. Fungsi dari Ratih adalah menjaga ketertiban

umum, perlindungan masyarakat, keamanan rakyat (dilakukan pada saat

damai, bencana alam), perlawanan rakyat (dilakukan dalam keadaan

darurat perang.Biasanya Ratih merupakan unsur bantuan bagi pasukan

TNI reguler dalam perang).

2. Bela Negara secara non fisik menurut UU No. 3 Tahun 2002, keterlibatan

warga negra dalam bela negara dengan berbagai bentuk, sepanjang masa

dalam segala situasi misalnya dengan cara meningkatkan kesadaran

berbangsa dan bernegara termasuk menghargai demokrasi, menanamkan

kecintaan pada tanah air, aktif memajukan bangsa dengan karya,

meningkatkan kepatuhan kepada hukum dan pembekalan mental

menangkal budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma

Indonesia.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

222

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Sampai saat ini belum ada UU yang mengatur mengenai pendidikan

kewarganegaraan, pelatihan dasar militer secara wajid dan pengabdian sesuai

dengan profesi.

d. Identifikasi Ancaman Terhadap Bangsa dan Negara.

Ancaman menurut Winarno (2007:186) adalah sebagai setiap usaha dan

kegiatan, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dinilai

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan

segenap bangsa. Konsep ancaman ini senantiasa berkembang yang perlu

keikutsertaan warga dalam bela negara. Istilah ancaman digunakan dalam UU

No. 3 Tahun 2002.

Ancaman terhadap kedaulatan negara menurut Winarno (2007:187)

semula bersifat konvensional (fisik) berkembang menjadi multi dimensional

(fisik dan non fisik) dari dalam negeri dan luar negeri yang bersumber baik

dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupan

permasalahan keamanan yang terkait dengan kejahatan internasional, yaitu

teroris, imigran gelap, pencurian kekayaan alam, bajak laut dan perusakan

lingkungan Ancaman dapat dibedakan menjadi ancaman militer dan non

militer.

1. Ancaman Militer .

Ancaman militer seperti yang ditulis oleh Winarno(2007: 187-188) adalah

ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang

dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan

wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Selanjutnya, beliau

menguraikan bentuk-bentuk dari ancaman militer sebagai berikut :

a) Agresi berupa penggunaan kekuatan besenjata oleh negara lain terhadap

kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa

dalam bentuk dan cara-cara:

Invasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap

wilayah NKRI.

Bombardemen berupa penggunaan senjata yang dilakukan oleh

angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah NKRI.

Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh

angkatan bersenjata negara lain.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

223

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan

dart, laut dan udara TNI.

Unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah

NKRI berdasarkan perjanjian yang tindakan atau keberadaannya

bertentangan dengan ketentuan dalam perjanjian.

Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya

oleh negara lain untuk melakukan agresi terhadap NKRI.

Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain

untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah NKRI atau melakukan

tindakan seperti tersebut di atas.

b) Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik yang

menggunakan kapal maupun pesawat nonkomersil.

c) Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan

rahasia militer.

d) Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional

yang membahayakan keselamatan bangsa.

e) Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme dalam negeri

atau terorisme luar negeri yang berskala tinggi yang membahayakan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa.

f) Pemberontakan bersenjata.

g) Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata

dengan kelompok bersenjata lainnya

2. Ancaman Nonmiliter.

Ancaman nonmiliter seperti yang ditulis oleh Winarno (2007:188) diluar

wewenang instasi pertahanan penanggulangannya koordinasinya dilakukan

oeh pimpinan instasi sesuai dengan bidangnya. Selanjutnya, beliau menyebut

bentuk-bentuk ancaman nonmiliter sebagai berikut :

a. Upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa melalui disinformasi

b. Propaganda

c. Peredaran narkotika dan obat-obat terlarang

d. Peredaran film-film porno

e. Peredaran berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi

bangsa Indonesia terutama generasi muda

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

224

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Selanjutnya, menurut buku putih yang disusun oleh Departemen

Pertahanan 2003 seperti yang dikutip oleh Winarno (2007:188-189), ancaman

yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa depan adalah:

a. Terorisme internasional.

b. Gerakan separatis yang memisahkan diri dari NKRI.

c. Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras, agama serta

ideologi di luar Pancasila.

d. Konflik komunal, bersumber pada masalah sosial ekonomi namun dapat

berkembang menjadi konflik antar suku, agama, maupun ras atau

keturunan dalam skala luas.

e. Kejahatan lintas negara.

f. Kegiatan imigrasi gelap.

g. Gangguan keamanan laut Indonesia.

h. Gangguan keamanan udara Indonesia.

i. Perusakan lingkungan.

j. Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa

C. Indonesia dan Perdamaian Dunia.

1. Posisi Negara Indonesia dalam Era Global.

Pada ketahanan nasional, kita tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh

global serta perkembangan kehidupan internasional. Globalisasi mempengaruhi

kelangsungan hidup bangsa dan negara. Globalisasi adalah proses sosial yang

muncul sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi tekonologi serta perkembangan

komunikasi dan informasi. Globalisasi menurut Winarno(2007:190-191) memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a. Terkait erat dengan kemajuan teknologi, arus informasi, dan komunikasi

yang lintas batas negara.

b. Tidak dapat dipisahkan dari adanya akumulasi kapital, tingginya arus

investasi, keuangan, dan perdagangan global.

c. Terkait dengan semakin tingginya intensitas perpindahan manusia, barang,

jasa dan pertukaran budaya lintas batas negara.

d. Ditandai dengan semakin meningkatnya tingkat keterkaitan dan

ketergantungan tidak hanya antar bangsa atau negara tetapi juga antar

masyarakat

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

225

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kondisi negara dan bangsa dalam dunia global dewasa ini menurut

Winarno(2007:191) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 9 : Kondisi Bangsa dan Negara dalam Dunia Global

Globalisasi akan menimbulkan ancaman dan tantangan yang bisa berdampak

positif dan negatif sesuai dengan potensi negara. Globalisasi bangsa-bangsa di

dunia memberikan respon atau tanggapan sebagai berikut:

a. Sebagian bangsa meyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai

jalan keluar untuk perbaikan nasib umat manusia.

b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap

sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang

bersifat transnasional di bidang politik, ekonomi dan budaya.

c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebuah sebuah keniscayaan

akibat perkembangan teknologi informasi dan transportasi tetapi tetap

kritis terhadap akibat negatif globalisasi.

Dampak negatif globalisasi bagi bangsa Indonesia menguatnya nilai-nilai

mateialisme pada masyarakat Indonesia, nilai-nilai solidaritas sosial,

kekeluargaan, keramahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah ada dianggap

sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia makin pudar. Untuk

itu adanya program Pengembangan Nilai Budaya dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. Tujuaannya untuk memperkuat

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

226

Indentitas Lokal,Etno Nasionalisme

Lingkungan Hidup

Nilai Global

Populasi, Migrasi Blok Kekuatan

Nation State

Ekonomi Global

Lembaga Transnasional

Hukum Internasional

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya nasional. Kegiatan

pokok yang ditempuh menurut Winarno (2007:192-193) adalah:

a. Aktualisasi nilai-nilai moral dan agama.

b. Revitalisasi dan reaktualisasi budaya lokal yang bernilai luhur termasuk

didalamnya pengembangan budaya maritim.

c. Transformasi budaya melalui adopsi dan adaptasi nila-nilai baru yang positif

untuk memperkaya budaya bangsa

2. Partisipasi Indonesia Bagi Perdamaian Dunia.

Peran serta Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian merupakan amanat

Pembukaan UUD1945, yaitu dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial. Keikutsertaan

Indonesia dalam upaya perdamaian dunia menurut Winarno (2007:194-195)

antara lain adalah:

a. Indonesia menjadi anggota pasukan perdamaian PBB sejak tahun 1957 dengan

nama Kontingen Garuda atau Konga. Konga diterjunkan pada tanggal 8

Januari 1957 sampai dengan Konga XIII A terakhir diterjunkan di Libanon

sebagai bagian dari UNIFIL (Pasukan Perdamaian PPB di Libanon) pada

tanggal September 2006.

b. Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu

keanggotaan pertama 1973-1974, kenggotaan kedua 1995-1996 dan

keanggotaan ketiga 2007-2008. Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan

merupakan wujud dari upaya di bidang diplomasi untuk melaksanakan amanat

Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang memandatkan Indonesia untuk turut

serta secara aktif dalam upaya menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kebebasan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

227

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

E. Latihan-Latihan

1. Lembar Kerja (Job Sheet)

Formulir No. 1Ringkasan Pemahaman Materi

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan pemahaman Saudara mengenai materi yang dibahas hari ini!

Catatan:1. Kumpulkan formulir ini kepada dosen sehari setelah perkuliahan.2. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

228

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 2Lembar Jawaban Tugas

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:3. Kumpulkan formulir ini kepada dosen pada perkuliahan yang akan

datang.4. Formulir ini wajib diisi. Jika tidak dikumpulkan maka saudara dianggap

tidak hadir pada perkuliahan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

229

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Formulir No. 3Hasil Diskusi Kelompok

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..Kelompok :……………………………………………………………..Ketua :……………………………………………………………..Anggota :1. …………………………………………………………. 2. ………………………………………………………… 3. …………………………………………………………

4. ………………………………………………………… 5. ………………………………………………………… 6. …………………………………………………………

Tuliskan hasil diskusi kelompok saudara pada formulir ini!

Formulir No. 4Lembar Penilaian Kelompok

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

230

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bab: ………………......Topik: …………………………………………………..

Ketua Kelompok :……………………………………………………………..

Isilah kotak yang ada dalam table di bawah ini dengan tanda √ sesuai dengan penilaian anda tentang partisipasi anggota lain dan anda sendiri dalam proses kegiatan kelompok serta dalam menyelesaikan tugas. 0 tidak datang dan tidak menyelesaikan tugas 40 tidak datang, tetapi berusaha menyelesaikan tugasnya 50 hadir, tapi tidak berpartisipasi dan tidak menyelesaikan tugasnya 60 hadir, berpartisipasi dan menyelesaikan tugas sekedarnya 70 hadir, berpartsipasi aktif dan kooperatif, tapi menyelesaikan tugas

sekedarnya. 80 hadir, berpartisipasi aktif dan kooperatif serta menyelesaikan tugas

dengan baik. 90 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap.100 hadir, kooperatif, berpartisipasi aktif, mengerjakan tugasnya dengan

sangat baik dengan persiapan yang mantap serta mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok.

Nama Anggota Kelompok

0 40 50 60 70 80 90 100 Keterangan

Catatan:Tidak ada nilai yang sama untuk lebih dari 3 orang(Pengisian formulir ini rahasia&langsung serahkan kepada dosen)

Formulir No. 5Lembar Jawaban MID TES/QUIS

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

231

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Nama :……………………………………………………………..NIM/Kelas :……………………………………………………………..Program Studi :……………………………………………………………..

Tuliskan soal dan jawaban Saudara pada kolom dibawah ini!

Catatan:1. Jawablah dengan berurutan. 2. Dilarang menggunakan TIP-EX dan CORETAN MAKSIMAL 5 KALI.3. Tidak ada perbaikan.

2. Essay Terbatas

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

232

Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home | Home

BELA NEGARA BUKAN ANGKAT SENJATA

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pertanyaan:

a. Dari tulisan berjudul “Bela Negara bukan angkat senjata”, apa yang dapat saudara pahami mengenai pengertian geostrategi dan ketahanan nasional?

b. Apa yang menjadi konsep Ketahanan Nasional Indonesia?

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

233

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia.

Dirjen Potensi Pertahanan Dephan , Brigjen Ibnu Hajar, menegaskan bahwa upaya bela negara bukan berarti harus mengangkat senjata,namun sebenarnya merupakan wujud cinta tanah air dengan terus menumbuhkan wawasan kebangsaan, terutama melalui pendidikan kewarganegaraan. “ Melalui pendidikan kewarganegaraan, diharapkan warga negara memilki sikap dan perilaku bela negara yang dilandasi rasa kebangsaan dan cinta tanah air”, ungkapnya pada acara Sosialisasi Program Bela Negara untuk Civitas Akademika Perguruan Tinggi serta Pegawai Struktural dan Fungsional, di Aula Universitas Singaperbangsa Karawang, Rabu(7/7).

Pembelaan negara adalah usaha dari warga negara untuk mewujudkan Ketahanan Nasional yang merupakan konsep dari geostrategi Indonesia. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu aspek astagatra yang kondisinya sangat mempengaruhi usaha mewujudkan Ketahanan Nasional Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pada kesempatan itu, Ibnu Hajar mengemukakan bahwa ancaman terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara telah mengalami perkembangan selama ini, yakni dari ancaman konvensional(fisik)menjadi ancaman multidimensional(nonfisik).Kondisi itulah yang menyebabkan permasalahan-permasalahan pertahanan menjadi sangat kompleks. “Sehingga, solusinya tidak hanya bertumpu pada departemen yang menangani pertahanan saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh instansi, baik pemerintahan maupun nonpemerintah”’ kata Ibnu.

Adanya kondisi itu, maka bekal pendidikan kewarganegaraan memilki arti strategis, yang mencakup pembangunan sikap moral, watak bangsa serta pendidikan politik kebangsaan. Hal ini dipertegas dengan UU Pertahanan Negara Pasal 2(a), bahwa keikutsertaan warga negara dalam bela negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan. Selain itu, dalam pendidikan nasional melalui UU No.20/2003 tentang Sisdiknas, pemerintah menerapkan pendidikan kewarganegaraan, pendidikan agama dan Pancasila, sebagai kurikulum wajib mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Ibnu mengakui, hak dan kewajiban harus seiring sejalan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hak-hak yang telah diberikan oleh negara misalnya, harus disertai pemahaman dan kesadaran terhadap kewajiban yang dilakukan oleh warga negara. Begitu pun hak yang diatur negara,harus juga memberikan ruang kesadaran bagi warga negara untuk menunaikan kewajibannya. Sumber : Pikiran Rakyat, Jumat 9 Juli 2004(dengan pengubahan) dikutip oleh Sri Tutik Cahyaningsih dalam Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas IX, 2007, Esis, Jakarta.

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kata “ … aspek astagatra…”?

d. Dari tulisan berjudul “Bela Negara bukan angkat senjata”, apa yang dapat saudara pahami mengenai pengertian bela negara ?

e. Apa yang menjadi tujuan dari bela negara?

f. Dari tulisan berjudul “Bela Negara bukan angkat senjata”, jelaskan apa saja bentuk bela negara?

g. Apa yang menjadi landasan hukum bagi warga negara agar dapat ikutserta dalam upaya bela negara ?

h. Apa saja ancaman konvensional dan multidimensional yang dimaksud oleh ketiga tulisan di atas?

3. Objektif 3 Bentuk

Pilihan Ganda

1. Kekuatan yang membuat seseorang mampu bertahan, kuat menderita dan kuat

memikul beban adalah pengertian …

a. Ketangguhan

b. Keuletan

c. Identitas

d. Integritas

2. Kemampuan untuk terus-menerus berusaha mencapai cita-cita adalah

pengertian …

a. Ketangguhan

b. Keuletan

c. Identitas

d. Integritas

3. Ciri khas suatu negara yang meliputi wilayah, penduduk, sejarah, falsafah,

tujuan nasional dan peran dalam dunia internasional adalah pengertian …

a. Ketangguhan

b. Keuletan

c. Identitas

d. Integritas

4. Kesatuan dan kekuatan yang menyeluruh di dalam kehidupan nasional suatu

bangsa adalah pengertian …

a. Ketangguhan

b. Keuletan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

234

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

c. Identitas

d. Intergritas

5. Hal dan usaha yang bertujuan mengubah dan merombak kebijaksanaan yang

dilakukan secara konsepsional seperti kebodohan, kemiskinan dan

keterbelakangan adalah pengertian …

a. Ancaman

b. Tantangan

c. Hambatan

d. Gangguan

6. Hal dan usaha yang tidak bermoral dari luar dan bertujuan melemahkan dan

menghalangi secara tidak konsepsional seperti kebodohan, kemiskinan dan

keterbelakangan adalah pengertian …

a. Ancaman

b. Tantangan

c. Hambatan

d. Gangguan

7. Hal dan usaha yang tidak bermoral dari luar dan bertujuan melemahkan dan

menghalangi secara tidak konsepsional seperti narkotika, ideologi asing dan

budaya asing adalah pengertian …

a. Ancaman

b. Tantangan

c. Hambatan

d. Gangguan

8. Hal dan usaha yang bertujuan menggugah kemampuan adalah pengertian …

a. Ancaman

b. Tantangan

c. Hambatan

d. Gangguan

Jawaban singkat

1. Pancagatra meliputi …

2. Trigatra meliputi …

3. Geostratregi adalah …

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

235

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

4. Ketahanan Nasional adalah …

5. Bela negara adalah …

6. Bentuk Bela negara adalah … yaitu… dan … yaitu…

Menjodohkan

A B

1. Trigatra dan Pancagatra adalah … a. Assimilationist policy

2. Trigatra disebut … b. Bhinneka Tunggal Ika Policy

3. Pancagatra disebut … c. Itangible

4. Cara penghapusan sifat-sifat cultural utama

dari komunitas kecil yang berbeda menjadi

semacam kebudayaan berbeda disebut …

d. Tangible

5. Penciptaan kesetiaan nasional tanpa

menghapuskan budaya lokal

e. Astagatra

F. Tindak Lanjut

G. Daftar Tilik Penampilan

H. Daftar Pustaka

Cahyaningsih, Sri Tutik. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VII. Esis. Jakarta

Karsono, Dedi. 1999. Pendidikan Kewiraan. Grasindo. Jakarta

Kaelan & A.Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Paradigma. Yogyakarta

Lemhanas. 2005. Pendidikan kewarganegaraan. Gramedia. Jakarta

Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo. Jakarta

Undang-Undang Dasar 1945

UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Aim Abdulkarim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMU Kelas X. Grafindo. Bandung.

Budiyanto. 1998. Dasar-Dasar Tata Negara Untuk SMU Kelas 3. Erlangga. Jakarta

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

236

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

-----------. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XII. Erlangga. Jakarta

Bambang Suteng dkk. 2007.Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta

CST Kansil dan Christine Kansil. ---- . Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Pradnya Pratama

Chaidir Basrie dkk. 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian “ Pendidikan Kewarganegaraan”, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kemahasiswaan. Jakarta

Dedi Karsono. 1999. Pendidikan Kewiraan. Grasindo. Jakarta

Ermaya Suradinata. 2005. Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka Keutuhan NKRI. Suara Bebas. Jakarta

Gatot Harmanto. 2007. Pelajaran Geografi SMA Kelas X.Yrama Widya. Bandung

Hadi Setia Tunggal. 2004. Undang-Undang Sumber Daya Air. Harvarindo. Jakarta

Hanif Nurcholis. 2007. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah.Grasindo. Jakarta

I Wayan Parthiana. 2005. Landas Kontinen Dalam Hukum Laut Internasional. Mandar Maju.Bandung

Joko Subagyo. 2005. Hukum Laut Indonesia.Rineka Cipta.Jakarta

Fransisca Ully Marshinta. 2004. Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan. Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya (tidak dipublikasikan)

Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila.Paradigma. Yogyakarta

Kaelan & A.Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Paradigma. Yogyakarta

Lemhanas. 2005. Pendidikan kewarganegaraan. Gramedia. Jakarta

Leo Agustino. 2007. Perihal Ilmu Politik. Graha Ilmu. Yogyakarta

Mustafa Kamal Pasha. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan.Citra Karsa Mandiri. Yogyakarta

Martin Jimung. 2005. Politik Lokal dan Pemerintahan Daerah dalam Perspektif Otonomi Daerah. Pustaka Nusatama. Yogyakarta

Minto Rahayu. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo. Jakarta

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

237

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Nur Rif’ah Masykur. 2001. Peluang dan Tantangan Otonomi Daerah. PT.Permata Artistika Kreasi.Jakarta

Noor Ms Bakry. 1997. Orientasi Filsafat Pancasila. Liberty. Yogyrakarta

N.H.T Siahaan & Subiharta. 2007. Hukum Kewarganegaraan dan HAM. Pancuran Alam. Jakarta

SK Dirjen Dikti No.43/DIKTI/KEP/2006 Tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok MPK di Perguruan Tinggi

Silvana. 2006. Bahan Ajar Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya (tidak dipublikasikan)

Syamsul Hadi dkk. 2007. Disintegrasi Pasca Orde Baru. Yayasan Obor. Jakarta

Sri Tutik Cahyaningsih. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VII. Esis. Jakarta

Saptono. 2007. Pendidikan Kewarganegaran SMP Kelas IX. Phibeta. Jakarta

Tim ICCE UIN. 2003. Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Prenada Media. Jakarta

Tim Dosen Kewarganegaraan Medan. 2003. Pendidikan kewarganegaraan. ------ Medan

Tom Garrison. 2004. Essential of Oceanography. Thomson Learning-Brooks/Cole. USA

Tim Grasindo. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas 1. Grasindo. Jakarta.

Undang-Undang Dasar 1945

UU N0. 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen

UU No. 5 Tahun 1983 tentang ZEE

UU No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi PBB Tentang Hukum Laut

UU RI No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian

PP RI No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian

UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

UU No. 6 Tahun 1999 tentang Perairan Indonesia

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

238

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

UU RI No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

UU RI No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

UU No. 18 Tahun 2005 tentang perubahan atas PP No.32 Tahun 1994

UU RI NO. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Jakarta

MATERI AJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

239

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh : Fransisca Ully Marshinta, S.Sos.,M.Hum

Program Studi : Pendidikan Kewarganegaraan

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAPALEMBANG

2009-2010

Halaman Pengesahan :

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

240

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

JURUSAN : UP. MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :Fransisca Ully Marshinta,S.Sos,M.Hum

NIP. 132259127

Palembang, November 2009

Mengetahui, Pembantu Diretur I, Ketua Jurusan UP.MPK,

H. Firdaus, S.T.,M.T Dra. Lindawati NIP 131861783 NIP 131884555

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME karena dengan rahmatNya tim penulis

dapat menyelesaikan buku materi ajar PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

sebagai bahan bacaan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada mata

kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Tim Penulis telah berusaha

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

241

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

untuk menyelesaikan buku materi ajar PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

ini, namun penulisan buku ini jauh dari sempurna, maka tim penulis

mengharapkan adanya saran dan kritik demi perbaikan buku materi ajar

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ini. Akhir kata, tim penulis

mengucapkan terima kasih.

Palembang, November 2009

Penulis

PRAKATA

Latar belakang Penulisan Buku Ajar

Kewarganegaraan adalah mata kuliah yang membahas tentang bagaiman sikap

seorang warga negara sehingga dapat menjadi seorang individu yang mampu

berpartisipasi dalam upaya menghentikan budaya kekerasan, menyelesaikan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

242

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

konflik dalam masyarakat secara damai berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan

nilai-nilai universal, memiliki wawasan berbangsa dan bernegara serta

nasionalisme yang tinggi, memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai hak

asasi manusia, demokrasi, memiliki pemahaman internasional beserta

tantangannya, dan mempunyai pemahaman tentang civil society. Pendidikan

Kewarganegaraan sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

merupakan mata ajaran wajib bagi peserta didik di semua jalur dan jenjang

pendidikan formal. Selain itu, Pendidikan kewarganegaraan sebagai civil society

juga seyogyanya diberikan kepada warga negara Indonesia.

Tujuan Umum Pembelajaran

Agar peserta didik memiliki motivasi bahwa pendidikan kewarganegaraan yang

diberikan kepada mereka berkaitan erat dengan peranan dan kedudukan serta

kepentingan mereka sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan

sebagai warganegara Indonesia yang terdidik serta bertekad dan bersedia untuk

mewujudkannya. Pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan membentuk peserta

didik menjadi warga masyarakat, warga bangsa dan warga negara yang dapat

diandalkan oleh pribadinya, keluarganya, lingkungannya, masyarakatnya,

bangsanya dan negaranya dalam mencapai cita-cita bersama.

Kriteria Pembaca

Buku ini dapat dipakai oleh mahasiswa, dosen dan penyelenggara pendidikan

lainnya baik kedinasan maupun kemasyarakatan. Pembaca diharapkan sebelum

mempelajari buku ajar ini telah memiliki pengetahuan tentang Pendidikan

Kewarganegaraan yang sebelumnya telah dipelajari pada sekolah tingkat dasar,

sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas.

Isi Buku Secara Keseluruhan

Buku ini terdiri dari 9 bab, meliputi Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan,

Filsafat Pancasila, Identitas Nasional, Politik dan Strategi, Demokrasi, Hak Asasi

Manusia dan Rule of Law, Hak dan Kewajiban Warganegara, Geopolitik

Indonesia dan Geostrategi Indonesia.

Bab 1 membahas tentang pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, tujuan

perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan, sejarah Pendidikan Kewarganegaraan

serta kompetensi dari Pendidikan Kewarganegaraan.

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

243

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Bab 2 membahas tentang Pancasila sebagai sistem filsafat dan Pancasila sebagai

ideologi bangsa dan negara. Negara tanpa ideologi kebangsaan akan lemah karena

kesatuan dan persatuan tidak memiliki fondasi semangat kebangsaan yang kuat.

Karena itu, kedudukan Pancasila sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara terutama dalam peranannya sebagai pemersatu serta medium

komunikasi antarsuku dan agama di dalam negara Indonesia. Ideologi bangsa

bukan hanya sangat perlu dipelajari oleh generasi muda, tetapi justru bersifat

sangat fundamental terutama dalam rangka membangun impian satu negara

kesatuan Indonesia yang makmur, aman dan dmokratis di masa yang akan datang.

Bab 3, membahas tentang identitas nasional sebagai suatu nilai bersama yang

diperlukan untuk mengaktualisasikan diri sebagai bangsa dalam forum, sistem dan

tatanan internasional di luarnya.

Bab 4, membahas tentang negara sebagai institusi yang sangat penting untuk

mengatur tata kehidupan nasional, pemerintahan dan pengaturan sosial politik

maupun ekonomi dan pembangunan. Eksistensi negara mutlak sangat diperlukan

karena ketiadaan negara berarti ketidakteraturan, bahkan masyarakat bisa

mengarah pada kondisi yang kacau. Dalam bab ini juga membahas tentang

konstitusi yang berisi kaidah pembatasan dan pembagian kekuasaan, sistem

Politik Indonesia serta sistem ketatanegaraan Indonesia. Kesemua bahasan

tersebut dirangkum dengan judul Politik dan Strategi.

Bab 5, membahas tentang demokrasi yang terus berkembang dan berubah sesuai

dinamika kehidupan bermasyarakat yang melaksanakannya. Bab ini menguraikan

beberapa hal tentang demokrasi yaitu konsep dan prinsip demokrasi, demokrasi

dan pendidikan demokrasi serta pelaksanaan demokrasi di Indonesia

Bab 6, membahas tentang hak asasi manusia yang bersifat universal tanpa

melihat latar belakang ras, suku maupun agama. Hak ini diperoleh sejak

kelahirannya sehingga dengan hak tersebut setiap individu dapat hidup layak

sebagai insan manusia. Hak ini tidak dapat diganggu oleh orang lain dan tidak

dapat dicabut oleh siapapun. Hak ini melekat secara otomatis pada manusia

sebagai individu.

Bab 7, membahas tentang hak dan kewajiban warga negara yang mesti

diwujudkan oleh suatu pemerintahan yang demokratis. Hak warga negara adalah

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

244

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

hak yang diperoleh dari negara sedangkan kewajiban warga negara ditetapkan

oleh UUD 1945.

Bab 8, membahas tentang geopolitik Indonesia. Pada topik ini dibahas tentang

posisi Indonesia dalam kancah internasional yang meliputi konsep wawasan

nasional, Wawasan nusantara, kewilayahan Indonesia , tata ruang dan lingkungan

hidup Indonesia serta otonomi daerah

Bab 9, membahas tentang isu ketahanan nasional yang berdimensi luas karena

meliputi seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Sebagai bangsa

dalam kerangka ketahanan nasional membutuhkan strategi bertahan sekaligus

strategi meningkatkan posisi bangsa pada jajaran yang lebih baik di antara

bangsa-bangsa lain. Posisi geografis dan segenap potensi sumber daya nasional

dapat dikerahkan dalam strategi yang tepat untuk mempertahankan eksistensi

kebangsaan Indonesia. Pada topik ini diuraikan mengenai konsep ketahanan

nasional, Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dan Sistem Pertahanan

dan Keamanan Negara serta Indonesia dan perdamaian dunia

Kegunaan Buku Ajar

Buku ini dapat digunakan sebagai buku ajar mahasiswa dalam mengikuti kuliah di

dalam kelas dan bisa juga digunakan sebagai bahan untuk belajar secara mandiri

di luar kelas karena buku ini dilengkapi dengan latihan dan petunjuk

penggunaannya.

Petunjuk penggunaan

Buku ini disusun berdasarkan metode pembelajaran aktif, maka setiap mahasiswa

diharapkan membaca bab sebelum perkuliahan dimulai dan menulis

pemahamannya pada formulir yang telah disediakan. Dosen membimbing

mahasiswa dengan memberikan pengayaan materi, membimbing diskusi

kelompok. Setelah perkuliahan berakhir maka mahasiswa dapat diberikan tugas

tambahan seperti menjawab pertanyaan dengan berbagai model pertanyaan pada

formulir yang telah disediakan, membuat makalah ataupun membuat kliping.

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

245

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Halaman Pengesahan.............................................................................................. i

Kata Pengantar........................................................................................................ ii

Prakata..................................................................................................................... iii

Daftar Isi................................................................................................................. iii

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN............... 1 A. Pendahuluan................................................................................... 1 B. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan...................................... 1 C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan............................................ 2 D. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan....................................... 2 1. Landasan Filosofis..................................................................... 2 2. Landasan Historis...................................................................... 2 3. Landasan Sosiologis.................................................................. 3 4. Landasan Yuridis....................................................................... 3 E. Kompetensi Yang Diharapkan Dari Pendidikan Kewarganegaraan........................................................................... 5 F. Latihan-Latihan............................................................................. 6 G. Tindak Lanjut................................................................................. 12 H. Daftar Tilik Penampilan................................................................. 12

I. Daftar Pustaka................................................................................. 12

BAB II FILASAFAT PANCASILA................................................................ 13 A. Pendahuluan.................................................................................... 13 B. Pengertian........................................................................................ 13 1. Pengertian Filsafat Secara Etimologis........................................ 13 2. Pengertian Sistem........................................................................ 14 3. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat............................. 14 C. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Sistem................. 14 1. Susunan Kesatuan Nilai-Nilai Pancasila Yang Bersifat Organis........................................................................................ 14 2. Kesatuan Sila-sila Sebagai Sistem Filsafat................................. 15 D. Pancasila Sebagai Kesatuan Sistem Filsafat Dalam Makna dan Hakikatnya............................................................................... 16 1. Dasar Ontologis.......................................................................... 16 2. Dasar Epistemologis................................................................... 16 3. Dasar Aksiologis......................................................................... 16 E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa Negara RI......................................................................................... 17 1. Pancasila Tergolong Nilai Kerohanian....................................... 17 2. Pancasila Sebagai Kausalitas...................................................... 17 F. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.............. 18 G. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Suatu Sistem ................................... 18 1. Prinsip Dasar............................................................................... 18 2. Makna Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila..................................... 19 H. Latihan-Latihan............................................................................... 25 I. Tindak Lanjut.................................................................................. 31 J. Daftar Tilik Penampilan.................................................................. 31

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

246

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

K. Daftar Pustaka................................................................................. 31

BAB III IDENTITAS NASIONAL.................................................................. 32 A. Pendahuluan.................................................................................... 32 B. Pengertian........................................................................................ 33 C. Karakteristik Identitas Nasional...................................................... 33 D. Parameter Identitas Nasional.......................................................... 34 E. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional................. 34 F. Proses Berbangsa dan Bernegara Indonesia.................................... 34 1. Asal-Usul Bangsa Indonesia....................................................... 34 2. Asal-Usul Agama dan Budaya Indonesia................................... 35 3. Proses Berbangsa dan Bernegara................................................ 35 G. Latihan-Latihan............................................................................... 37 H. Tindak Lanjut.................................................................................. 43 I. Daftar Tilik Penampilan.................................................................. 43 J. Daftar Pustaka................................................................................. 43

BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI ........................................................ 44 A. Pendahuluan................................................................................... 44 B. Pemahaman Tentang Negara.......................................................... 45 1. Pengertian Negara...................................................................... 45 2. Teori Terjadinya Negara............................................................ 45 3. Sifat-Sifat dan Unsur-Unsur Negara.......................................... 49 C. Pemahaman Tentang Bangsa......................................................... 51 1. Pengertian Tentang Bangsa........................................................ 51 2. Pengertian Bangsa Indonesia..................................................... 52 D. Pemahaman Tentang Konstitusi..................................................... 52 1. Pengertian Konstitusi................................................................. 52 2. Kedudukan Konstitusi................................................................ 53 3. Tujuan Konstitusi....................................................................... 53 4. Fungsi Konstitusi....................................................................... 54 5. Konstitusi Indonesia................................................................... 54 6. Konstitusi Sebagai Wujud dari Politik dan Strategi Nasional Indonesia................................................................................... 58 7. Sistem Politik Ketatanegaraan RI.............................................. 60 E. Latihan-Latihan............................................................................. 65 F. Tindak Lanjut................................................................................. 73 G. Daftar Tilik Penampilan................................................................. 73 H. Daftar Pustaka................................................................................ 73

BAB V DEMOKRASI.................................................................................... 74 A. Pendahuluan.................................................................................. 74 B. Konsep Demokrasi dan Implementasinya..................................... 74 1. Sejarah Demokrasi.................................................................... 74 2. Pengertian, Ide Dasar dan Hakekat Demokrasi........................ 75 3. Perwujudan Sistem Demokrasi Di Berbagai Negara................ 76 4. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi...................................................... 77 5. Pendidikan Demokrasi.............................................................. 78 6. Demokrasi Di Dalam Negara Kesatuan RI............................... 79 C. Latihan-Latihan............................................................................ 83

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

247

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

D. Tindak Lanjut............................................................................... 89 E. Daftar Tilik Penampilan............................................................... 89 F. Daftar Pustaka............................................................................... 89

BAB VI HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW............................. 90 A. Pendahuluan................................................................................. 90 B. Pemahaman Tentang Hak Asasi Manusia.................................... 90 1. Pengertian Hak Asasi Manusia................................................. 90 2. Hak Asasi, Kewajiban Dasar Manusia Serta Pembatasan dan Larangan Menurut UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia................................................................... 92 3. Sejarah Munculnya Hak Asasi Manusia di Pentas Hubungan Internasional dan Nasional...................................... 94 4. Beberapa Produk Hukum Nasional Yang Penting Mengenai Hak Asasi Manusia.................................................. 98 5. Mengenal Lembaga Perlindungan HAM.................................. 101 6. Peran Serta Masyarakat, Upaya dan Tantangan Dalam Penegakan HAM di Indonesia.................................................. 107 C. Rule Of Law.................................................................................. 112 1. Pengertian Rule Of Law............................................................ 112 2. Prinsip-Prinsip Rule Of Law..................................................... 113 3. Bentuk-Bentuk Rule Of Law Berdasarkan UUD 1945............ 113 D. Latihan-Latihan............................................................................. 114 E. Tindak Lanjut................................................................................ 122 F. Daftar Tilik Penampilan............................................................... 122 G. Daftar Pustaka............................................................................... 122

BAB VIII HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA ............................. 123 A. Pendahuluan................................................................................ 123 B. Pemahaman Tentang Warganegara Menurut UU No.12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI................................. 124 1. Pengertian............................................................................... 124 2. Asas-Asas Untuk Menentukan Kewarganegaraan................. 124 3. Unsur-Unsur Penentuan Status Kewarganegaraan................. 127 4. Akibat Pewarganegaraan........................................................ 128 5. Proses Pengajuan Pewarganegaraan Khususnya di Indonesia ............................................................................... 129 6. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan................................. 131 C. Pemahaman Hak dan Kewajiban Warganegara.......................... 132 1. Pengertian Hak dan Kewajiban .............................................. 132 2. Hak dan Kewajiban Warganegara Berdasarkan UUD 1945......................................................................................... 132 3. Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah Berdasarkan UUD 1945............................................................................... 133 4. Karakteristik Warganegara..................................................... 134 C. Pemahaman Tentang Keimigrasian Berdasarkan UU No.9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian RI......................................... 135 1. Keimigrasian........................................................................... 135 2. Aturan Umum Masuk dan Keluar........................................... 135

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

248

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

3. Surat Perjalanan...................................................................... 137 4. Visa......................................................................................... 138 5. Izin Keimigrasian.................................................................... 141 D. Latihan-Latihan........................................................................... 145 E. Tindak Lanjut.............................................................................. 153 F. Daftar Tilik Penampilan.............................................................. 153 G. Daftar Pustaka............................................................................. 153

BAB VIII GEOPOLITIK INDONESIA.......................................................... 154 A. Pendahuluan................................................................................ 154 B. Wilayah Sebagai Ruang Hidup Bangsa...................................... 155 1. Pengertian............................................................................... 155 2. Proses Terbentuknya Wawasan Nasional............................... 155 3. Negara Berdasarkan Geografi................................................. 155 B. Wawasan Nusantara.................................................................... 157 1. Pengertian............................................................................... 157 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara................................................................................ 157 3. Unur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara................................. 174 4. Asas-Asas Wawasan Nusantara.............................................. 176 5. Arah Pandang, Fungsi dan Kedudukan Wawasan Nusantara................................................................................ 176 6. Peranan Wawasan Nusantara.................................................. 177 7. Dimensi Wawasan Nusantara Dalam Pembangunan Nasional.................................................................................. 177 C. Otonomi Daerah.......................................................................... 179 1. Kaitan Wawasan Nusantara Dengan Otonomi Daerah .......... 179 2. Otonomi Daerah di Indonesia................................................. 179 3. Otonomi Khusus..................................................................... 183 4. Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia............................. 185 5. Penataan Ruang Wilayah Indonesia........................................ 188 6. Kaitan Otonomi Daerah, Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup....................................................................................... 193 D. Latihan-Latihan........................................................................... 194 E. Tindak Lanjut ............................................................................. 207 F. Daftar Tilik Penampilan.............................................................. 207 G.Daftar Pustaka.............................................................................. 207

BAB IX GEOSTRATEGI INDONESIA....................................................... 209 A. Pendahuluan................................................................................. 209 B. Pengertian Geostrategi................................................................. 209 C. Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi.................................... 210 1. Latar Belakang Ketahanan Nasional...................................... 210 2. Pokok-Pokok Pikiran Ketahanan Nasional............................ 211 3. Pengertian Ketahanan Nasional............................................. 211 4. Konsep Ketahanan Nasional Indonesia................................. 212 5. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia................................. 212 6. Istilah dalam Ketahanan Nasional......................................... 213 7. Asas Ketahanan Nasional...................................................... 213 8. Sumber Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan..... 214

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

249

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

9. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional......................................... 214 10. Pengaruh Ketahanan Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara...................................................... 217 11. Pembelaan Negara................................................................. 220 D. Indonesia dan Perdamaian Dunia................................................. 225 1. Posisi Negara Indonesia Dalam Era Global............................. 225 2. Partisipasi Indonesia Bagi Perdamaian Dunia......................... 227 E. Latihan-Latihan............................................................................ 228 F. Tindak Lanjut................................................................................ 236 G. Daftar Tilik Penampilan............................................................... 236 H. Daftar Pustaka.............................................................................. 236

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 237

Halaman Pengesahan :

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

250

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

JURUSAN : UP. MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :Fransisca Ully Marshinta,S.Sos,M.Hum

NIP. 132259127

Palembang, November 2009

Mengetahui, Pembantu Diretur I, Ketua Jurusan UP.MPK,

H. Firdaus, S.T.,M.T Dra. Lindawati NIP 131861783 NIP 131884555

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

251

Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang

252