Diktat Musculosceletal

195
BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN BAB I ANATOMI UMUM Istilah ANATOMI berasal sari kata Yunani purba ANATOME yang berarti melihat, mengangkat ke permukaan dengan cara mengiris dan menguraikan, yaitu melakukan dissection dengan menggunakan alat scalpel, pincet dan gunting. Jadi ilmu Anatomi mempelajari struktur tubuh manusia lapis demi lapis dengan cara menguraikan dan memotong bagian- bagiannya. Ilmu Anatomi dibagi menjadi : 1. Anatomi descriptiva = Anatomi systematica, yang mempelajari morfologi dan lokalisasi setiap organ, baik menurut fungsi maupun menurut regio. 2. Anatomi topografica, mempelajari suatu letak organ terhadap organ lainnya. 3. Embryologi, mempelajari perubahan-perubahan perkembangan dan pertumbuhan sel-sel mulai dari saat pembuahan sampai menjadi manusia. 4. Anatomi comparativa, membandingkan struktur tubuh manusia dengan hewan. 5. Anthropologi ragawi, membandingkan struktur tubuh antar manusia (etnis) Nomenciatur yang digunakan berbahasa latin, yang untuk pertama kali disepakati pada tahun 1895 di Basel, disebut Nomina Anatomica Baseli. Pada tahun 1935 disepakati Nomina Anatomica Jenai dan pada tahun 1980 diterbitkan Nomina Anatomica baru, yang merupakan “ A Revision by the International Anatomical Nomenclatur Committee apporoved by the Elevent International Congress of Anatomists in Mexico, 1980. Sebagai dasar untuk menentukan tempat dan arah dipakai SIKAP ANATOMI, yaitu suatu Sikap yang berdiri tegak, kepala tegak, mata memandang lurus ke depan, kedua lengan tergantung bebas ke bawah dan berada disamping tubuh dengan telapak tangan membuka ke arah depan, dan kedua tungkai berdiri lurus serta sejajar dengan kedua kaki sejajar ke depan. 1

description

Anatomi Sistem Otot dan Rangka

Transcript of Diktat Musculosceletal

Page 1: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IANATOMI UMUM

Istilah ANATOMI berasal sari kata Yunani purba ANATOME yang berarti melihat, mengangkat ke permukaan dengan cara mengiris dan menguraikan, yaitu melakukan dissection dengan menggunakan alat scalpel, pincet dan gunting.Jadi ilmu Anatomi mempelajari struktur tubuh manusia lapis demi lapis dengan cara menguraikan dan memotong bagian-bagiannya.Ilmu Anatomi dibagi menjadi :

1. Anatomi descriptiva = Anatomi systematica, yang mempelajari morfologi dan lokalisasi setiap organ, baik menurut fungsi maupun menurut regio.

2. Anatomi topografica, mempelajari suatu letak organ terhadap organ lainnya.

3. Embryologi, mempelajari perubahan-perubahan perkembangan dan pertumbuhan sel-sel mulai dari saat pembuahan sampai menjadi manusia.

4. Anatomi comparativa, membandingkan struktur tubuh manusia dengan hewan.

5. Anthropologi ragawi, membandingkan struktur tubuh antar manusia (etnis)

Nomenciatur yang digunakan berbahasa latin, yang untuk pertama kali disepakati pada tahun 1895 di Basel, disebut Nomina Anatomica Baseli. Pada tahun 1935 disepakati Nomina Anatomica Jenai dan pada tahun 1980 diterbitkan Nomina Anatomica baru, yang merupakan “ A Revision by the International Anatomical Nomenclatur Committee apporoved by the Elevent International Congress of Anatomists in Mexico, 1980.Sebagai dasar untuk menentukan tempat dan arah dipakai SIKAP ANATOMI, yaitu suatu Sikap yang berdiri tegak, kepala tegak, mata memandang lurus ke depan, kedua lengan tergantung bebas ke bawah dan berada disamping tubuh dengan telapak tangan membuka ke arah depan, dan kedua tungkai berdiri lurus serta sejajar dengan kedua kaki sejajar ke depan.

TERMINOLOGIAda beberapa kata Latin yang penting dan sering dipakai :

A. Kata sifat yang menyatakan bidang :1. Medianus, bidang yang membagi tubuh menjadi 2 bagian kiri kanan yang

simetris.2. Paramedianus, bidang yang berada disamping dan sejajar dengan

bid.medianus.3. Sagitalis, setiap bidang yang sejajar dengan bidang medianus4. Frontalis, bidang yang tegak lurus pada bidang sagitalis, sejajar dengan

permukaan perut.5. Transversalis, bidang yang melintang tegak lurus pada arah memanjang

tubuh.

1

Page 2: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

B. Kata sifat yang menyatakan arah :1. Medialis = lebih dekat pada garis tengah badan.2. Lateralis = lebih jauh dari garis tengah badan3. Ventralis = searah dengan vebter. Istilah ini sama dengan Anterior = searah

dengan anticus.4. Dorsalis = serarah dengan dorsum. Istilah ini sama dengan Posterior =

searah dengan posticus.5. Cranialis = searah dengan cranium.6. Caudalis = searah dengan cauda7. Longitudinalis = kearah ukuran panjang8. Proximalis = lebih dekat ke pangkal9. Distalis = lebih dekat ke ujung10.Volaris = searah telapak tangan11.Plantaris = searah telapak kaki12.Ulnaris = kearah ulna13.Radialis = kearah radius14.Rostralis = kearah moncong

C. Kata benda yang menyatakan bangunan menonjol :1. Processus = nama umum untuk tonjolan2. Spina = tonjolan yang tajam3. Tuber = benjolan bulat4. Tuberculum = benjolan bulat yang kecil5. Crista = tepi yang bergerigi6. Pecten = bagian pinggir yang menonjol7. Condylus = tonjolan bulat di ujung tulang8. Epicondylus = benjolan pada condylus9. Cornu = tanduk10.Linea = garis

D. Kata benda yang menyatakan bangunan melengkung :1. Fossa = nama umum2. Fossula = fossa yang kecil3. Fovea = lekuk yang agak rata4. Foveola = fovea yang kecil5. Sulcus = alur6. Incisura = takik

E. Kata benda yang menyatakan lubang, saluran, ruangan :1. Foramen = lubang2. Fissura = celah3. Apertura = pintu4. Canalis = saluran5. Ductus = pembuluh

2

Page 3: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

6. Meatus = liang7. Cavum = rongga8. Cellula = ruang kecil berisi udara

Pembagian regio adalah sebagai berikut :1. Regiones capitis2. Regiones facialis3. Regiones cervicales4. Regiones pectoralis5. Regiones abdominales6. Regiones dorsales7. Regiones perinaelis8. Regiones membri superioris9. Regiones membri inferioris

3

Page 4: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IIOSTEOLOGI

A. OSTEOLOGI UMUM

Tubuh manusia tersusun oleh seperangkat tulang yang saling berhubungan membentuk persendian, dan dinamakan SkeletonAdapun fungsi tulang :

1. Menegakkan dan memberi bentuk pada tubuh2. Melindungi organ, seperti enchepalon, cor3. Sebagai alat gerak pasif4. Memproduksi sel darah5. Tempat penyimpanan mineral, mis Ca, P.

KLASIFIKASI TULANGA. Morfologi :

1. Os longum, yaitu tulang yang pada kedua ujungnya membentuk persendian mis. humerus

2. Os breve, yaitu tulang yang mengadakan persendian pada lebih dari dua permukaannya, mis. Ossa carpalis, ossa tarsalis

3. Os planum, berbentuk pipih, mis. scapula4. Os pneumaticum, yaitu tulang berongga yang berisi udara, mis. os

ethmoidale5. Os sesamoidea, yaitu tulang yang terdapat di dalam tendo, mis: patella6. Os irregulare, yaitu tulang-tulang yang tidak bisa dikelompokkan pada no. 1

sd 5

B. Histologi :1. Osseum2. Cartilago

C. Ontologi :1. Osteogenesis desmalis2. Osteogenesis chondralis

D. Lokalisasi :1. Skeleton appendiculare2. Skeleton axiale

STRUKTUR TULANGSecara makroskop terdiri dari (1) substantia compacta dan (2) substantia

spongiosa. Pada os longum substantia compacta berada di bagian tengah dan

4

Page 5: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

makin ke ujung tulang menjadi semakin tipis. Pada ujung tulang terdapat substantia spongiosa, yang pada pertumbuhan memanjang tulang membentuk cavitis medullaris. Lapisan superficialis tulang disebut periosteum dan lapisan profunda disebut endosteum. Bagian tengah os longum disebut corpus, ujung tulang berbentuk konveks atau konkaf, membesar, membentuk persendian dengan tulang lainnya.

Dari aspek pertumbuhan, bagian tengah tulang disebut diaphysis, ujung tulang disebut epiphysis dibentuk oleh cartilago, dan bagian diantara keduanya disebut metaphysis, tempat peartumbuhan memanjang dari tulang (peralihan antara cartilago menjadi osseum).

B. OSTEOLOGI KHUSUS

Menurut lokalisasi Skeleton dibagi menjadi :1. Skeleton appendiculare,

1.1. Extremitas superior1.2. Extremitas inferior

2. Skeleton axiale, terdiri dari : 2.1. Columna vertebralis2.2. Costa2.3. Sternum2.4. Cranium

1.1. SKELETON APPENDICULARE EXTREMITAS SUPERIOR = OSSA MEMBRI SUPERIORIS

1.1.1. CINGULUM MEMBRI SUPERIORIS (CINGULUM PECTORALE)

SCAPULABerbentuk segitiga, tepi sebelah medial disebut margo vertebralis, sejajar

dengan columna vertebralis, tepi yang menghadap cranial disebut margo superior dan tepi lateral disebut margo axillaris. Ketiga tepi tersebut membentuk angulus medialis (=angulus superior) antara margo superior dan margo vertebralis, angulus inferior dibentuk oleh margo medialis dan margo lateralis, dan angulus lateralis (=angulus axillaris) dibentuk oleh margo lateralis dan margo superior.

Pada angulus lateralis terdapat cavitas glenoidalis, suatu lekuk tempat persendiaan dengan caput humeri. Antara cavitas glenoidalis dengan bagian lain dari scapula terdapat bagian yang agak mengecil, disebut collum scapulae.

Pada facies dorsalis terdapat penonjolan yang besar dan memanjang arah miring dari caudomedial ke craniolateral, disebut spina scapulae. Di bagian medial dari spina scapulae terdapat trigonum spinae scapulae. Ujung lateral spina scapulae membentuk acromion, suatu tonjolan besar ke arah lateral. Fossa di sebelah cranial spina scapulae disebut fossa supraspinata, dan yang berada di sebelah caudalnya disebut fossa infraspinata.

5

Page 6: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Disebelah medial dari cavitas glenoidalis terdapat sebuah taju mengarah ke ventral, berbentuk seperti paruh gagak, disebut processus coracoideus. Di sebelah medial dari processus coracoideus terdapat incisura scapulae, berupa suatu takik.

Facies ventralis scapulae, berhadapan dengan costae, merupakan suatu lekukan yang besar, disebut fossa subscapularis.

Di bagian cranial dan cavitas glenoidalis tedapat tonjolan-tonjolan kecil, disebut tuberositas supra glenoidalis, di bagian caudalnya cavitas terdapat tuberositas infra glenoidalis.

Pada acromion terdapat facies articularis acromii.

CLAVICULABerbentuk seperti huruf S, bagian medial melengkung lebih besar dan

menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke posterior. Ujung medial disebut extremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum, dan ujung lateral disebut extremitas acromialis, membentuk persendian dengan acromion.

Facies superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus subclavius, tempat melekat m.subclavius, dan di sebelah lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat lig.coracoclavicularis.

Pada facies medial clavicula terdapt foramen nutriculum, yang dilalui oleh pembuluh darah.

1.1.2.PARS LIBERA MEMBRI SUPERIORIS

HUMERUSMorfologi adalah os longum. Ujung proximal membentuk caput humeri,

suatu tonjolan bentuk bulat yang serasi dengan cavitas glenoidalis, yang mengarah ke dorso-medial. Caput terpisah dari corpus humeri oleh collum anatomicum. Disebelah caudal dari collum anatomicum terdapat tuberculum majus yang mengarah ke lateral dan tonjolan tuberculum minus yang berada di sebelah medial. Diantara kedua tuberculum tadi terdapat sulcus intertubercularis. Ke arah distal tuberculum majus melanjutkan diri menjadi crista tuberculi majoris, dan tuberculum minus membentuk crista tuberculi minoris. Di sebelah distal dari tuberculum majus et minus terdapat collum chirurgicum.

Pada copus humeri, di bagian lateral terdapat tuberositas deltoidea, dan di bagian dorsal terdapat sulcus spilaris (= sulcus nervi radialis) dengan arah dari craniomedial menuju ke caudolateral.

Ujung distal corpus humeri melebar, disebut epicondylus medialis dan epicondylus lateralis humeri. Di bagian dorsal dari epicondylus medialis terdapat sulcus nervi ulnaris. Di bagian medial ujung distal humeri terdapat trochlea humeri, yang membentuk persendian dengan ulna, dan bagian lateral terdapat capitulum humeri, yang membentuk persendian dengan radius. Di sebelah proximal dari trochlea humerio terdapat fossa coronoidea, yang sesuai dengan processus

6

Page 7: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

coronoideus ulnae, dan fossa radialis yang sesuai dengan capitulum radii. Di bagian dorsal terdapat fossa olecranii, yang ditempati oleh olecranon.

RADIUSUjung proximal radius membentuk caput radii (=capitulum radii), berbentuk

roda, letak melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis (=fossa articularis) yang serasi dengan capitulum radii. Caput radii dikelilingi oleh facies articularis, yang disebut circumferentia articularis dan berhubungan dengan incisura radialis ulnae. Caput radii terpisah dari corpus radii oleh collum radii. Di sebelah caudal collum pada sisi medial terdapat tuberositas radii.

Corpus radii di bagian tengah agak cepat membentuk margo interossea (=crista interossea), margo anterior (=margo volaris), dan margo posterior.

Ujung distal radius melebar ke arah lateral membentuk processus styloideus radii, di bagian medial membentuk incisura ulnaris, dan pada facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati oleh tendo. Permukaan ujung distal radius membentuk facies articularis carpi.

ULNAUjung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang

sebaliknya terdapat pada radius. Pada ujung proximal ulna terdapat incisura trochlearis (= incisura semiulnaris), menghadap ke arah ventral, membentuk persendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal disebut olecranon. Di sebelah caudal incisura trochlearis terdapat processus coronoideus, dan di sebelah caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan m.brachialis. di bagian lateral dan incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang berhadapan dengan caput radii. Di sebelah caudal incisura radialis terdapat crista musculi supinatoris.

Corpus ulnae membentuk facies anterior, facies posterior, facies medialis, margo interosseus, margo anterior dan margo posterior.

Ujung distal ulna disebut caput ulnae (= capitulum ulnae ). Caput ulnae berbentuk circumferentia articularis, dan di bagian dorsal terdapat processus styloideus serta sulcus m.extensoris carpi ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan dengan cartilago triangularis dan dengan radius.

OSSA CARPI (CARPALIA)Terdiri dari 8 buah tulang dan terletak dalam 2 baris.

Baris I (deretan proximal) : os scaphoideum (=os naviculare), os lunatum, os triquentrum dan os pisiforme.Baris II (deretan distal) : os trapezium (= os multangulum majus), os trapezoideum (= os multangulum minus), Os capitulum dan os hamatum.

Os scaphoideum membentuk tuberculum ossis scaphoidei. Os trapezium membentuk tuberculum ossis trapezii. Os hamatum membentuk hamalus ossis hamati. Tonjolan-tonjolan ini bersama-sama dengan os pisiforme membentuk eminentiae carpi yang membatasi sulcus carpi. Sulcus carpi ditutupi oleh ligamentum carpi transcersum dan membentuk canalis carpi.

7

Page 8: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

OSSA METACARPI (METACARPALIA) Terdiri dari 5 buah os longum. Setiap os metacarpale mempunyai basis metacarpalis, corpus metacarpalis dan caput metacarpalis.

OSSA DIGITORUM (PHALANGES)Setiap jari mempunyai 3 ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai 2 ruas, yaitu phalanx proximalis, phalanx media dan phalanx distalis. Setiap phalanx mempunyai basis phalangis, corpus phalangis dan caput phalangis.

1.2. EXTREMITAS INFERIOR = OSSA MEMBRI INFERIORIS

1.2.1. CINGULUM MEMBRI INFERIORIS (CINGULUM PELVICULUM)

OS COXAE (PELVICUM)Terdiri dari tiga buah tulang, yaitu os ilium, os ischium dan os pubis. Ketiga

tulang tersebut bertemu pada acetabulum pada usia kira-kira 16 tahun.Os coxae sinister dari os coxae dexter bertemu di bagian anterior pada linea

mediana, membentuk symphysis pubis, di bagian dorsal membentuk persendian dengan os sacrum. Os coxae dexter, os coxae sinister, os sacrum dan os coccygeus membentuk cavum pelvicum.

Os coxae mempunyai dua facies, yakno facies medialis atau facies pelvina dan facies lateralis atau facies externa. Facies lateralis dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut : (1) pars glutealis (aspect posterolateral), (2) pars adductoris (aspect anterior) dan (3) pars acetabulum. Pada facies lateralis ini terdapat sebuah lekukan yang dalam, berbentuk cangkir, disebut acetabulum, berada di cranialis foramen obturatorium. Tepi acetabulum tajam, disebut limbus acetabuli, kecuali di bagian caudal membentuk incisura acetabuli. Lantai acetabulum membentuk fossa acetabuli, ditempati oleh ligamentum teres femoris. Antara lantai acetabulum dan tepi acetabulum terdapat suatu cartilago, berbentuk telapak kuda, disebut facies lunata dan mengadakan persendian dengan caput femoris membentuk articulatio coxae.

Facies medialis dibagi apertura pelvis superior menjadi major, berada di bagian cranial, dan pelvis minor yang berda di bagian caudal. Apertura pelvis superior dibentuk oleh : promontorium, margo anterior ala ossis sacri, linea iliopectinea, crista pubica dan tepi cranial symphysis ossis pubis. Kedua buah os coxae membentuk dinding anterior dan dinding lateral cavum pelvicum.

Foramen obturatorium, berbentuk oval, memisahkan os pubis yang terletak di bagian anterosuperior dari os ischium yang berada di bagian posteroinferior. Foramen ini ditutupi oleh membrana obturatoria, kecuali di bagian cranial pada sulcus obturatorius yang dilalui oleh nervus obturatorius dan vasa obturatoria. Pada membrana obturatoria ini melekat m.obturator internus dan m.obturator externus.

8

Page 9: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

OS PUBIS (PUBIS)Terdiri dari corpus, ramus superior dan ramus inferior. Corpus ossis pubis

berbentuk pipih, dilapisi oleh cartilago hyaline, bersatu yang kiri dan kanan, membentuk symphysis osseum pubis. Crista pubica adalah suatu peningian yang kasar, berada di sepanjang tepi antero-posterior corpus ossis pubis dan berakhir sebagai suatu tonjolan kecil yang dinamakan tuberculum pubicum, tempat melekatnya ligamentum inguinale. Letak dari crista pubica kira-kira 3 cm di lateral linea mediana dan padanya melekat m.rectus femoris, conjoint tendon dan vagina musculi recti.

Facies interna corpus ossis pubis licin, membentuk dinding anterior cavitas pelvis. Permukaan anterior corpus ossis pubis kasar dan merupakan tempat perlekatan dari m.adductor longus. Facies pelvina corpus ossis pubis mempunyai permukaan yang halus, menghadap ke arah cranial, ditempati oleh vesica urinaria. Facies femoralis corpus ossis pubis menghadap ke arah caudal, permukaannya kasar.

Pada posisi Anatomi, tuberculum pubicum dan spina iliaca anterior superior terletak pada bidang frontal yang sama. Demikian pula crista pubica, os coccygeus, pertengahan acetabulum, caput femoris dan ujung trochanter major terletak pada bidang horizontal yang sama.

Ramus superior ossis pubis berbentuk segitiga, meluas dari bagian superior corpus ossis pubis menuju ke eminentia iliopectinae (= eminentia iliopubica), yang merupakan suatu peninggian pada perbatasan antara ramus superior ossis pubis dengan os ilium. Ramus superior mempunyai tiga permukaan, yaitu (1) facies pelvina, (2) facies pectinea, dan (3) facies obturatoria. Facies pelvina halus, berbentuk segitiga, turut membentuk dinding cavitas pelvis. Facies pectinea berbentuk segitiga, tempat melekat m.pectinea, dan dipisahkan dari facies pelvina oleh linea pectinea, meluas dari tuberculum pubicum sampai pada eminentia iliopectinea. Facies obturatoria menghadap ke arah caudo-dorsal, turut membentuk sulcus obturatorius. Ujung lateral ramus superior membentuk 1/5 bagian dari acetabulum.

Ramus inferior ossis pubis pendek, meluas dari corpus ossis pubis menuju ke arah dorso-caudo-lateral, dan bertemu dengan ramus inferior ossis ischii; turut membentuk foramen obturatorium.

OS ILII (ILIUM)Tepi superior os ilii melengkung dan disebut crista iliaca, ke arah interior

berakhir sebagai spina iliaca anterior superior, dan ke arah superior berakhir spina iliaca posterior superior. Crista iliaca membentuk labium externum dan labium internum. Di antaranya terdapat linea intermedia. Kira-kira 5 cm di sebelah dorsal dari spina iliaca anterior superior labium externum membentuk tuberculum iliacum. Di bagian anterior crista iliaca melekat m.obliquus internus abdominis, m.obliquus externus abdominis dan m.transversus abdominis. Pada bagian posterior crista iliaca terdapat perlekatan dari m.quadratus lumborum dan m.erector spinae. Di antara spina iliaca anterior superior dan acetabulum terdapat suatu penonjolan

9

Page 10: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

yang bulat, disebut spina iliaca anterior inferior, tempat perlekatan dari ligamentum iliofemorale dan m.rectus femoris.

Pada facies lateralis, di sebelah cranial dari acetabulum os ilii membentuk facies glutea (=dorsum ilii), di bagian anterior berbentuk konveks dan di bagian posterior berbentuk konkaf. Pada permukaan ini terdapat linea glutea posterior, letak vertikal dan berada di sebelah anterior spina iliaca posterior superior. Garis ini memisahkan perlekatan m.gluteus maximus daripada m.gluteus medius. Di sebelah anterior dari linea glutea posterior terdapat linea glutea anterior, yang mulai dari incisura ischiadica major melengkung ke cranial dan berakhir pada crista iliaca dekat pada acetabulum/ di antara linea glutea dan linea glutea posterior terdapat perlekatan dari m.glutea medius.

Garis yang ketiga adalah linea glutea inferior, yang melengkung kira-kira 2,5 cm di cranialis dari acetabulum. M.gluteus minimus melekat di antara linea glutea anterior dan linea glutea inferior. Sebuah tonjolan yang terletak di sebelah cranial dan incisura ischiadic major, di sebelah caudal dari spina iliaca posterior superior, disebut spina iliaca posterior inferior.

Facies medialis dibagi oleh linea arcuata menjadi dua bagian. Bagian yang berada di sebelah superior linea arcuata membentuk fossa iliaca, tempat melekat m.iliacus, dan bagian yang berada di sebelah inferior linea arcuata mempunyai permukaan yang licin, disebut corpus ossis ilii dan bersatu dengan facies medialis corpus ossis pubis dan ossis ischii.Di sebelah cranialis dari incisura ischiadica major terdapat facies auricularis, berbentuk huruf “C” dengan kakinya yang membuka ke arah posterior, membentuk articulatio sacroiliaca dengan os sacrum.Bagian yang terletak di antara facies auricularis dan crista iliaca disebut tuberositas iliaca, mempunyai permukaan yang kasar dan merupakan tempat melekat ligamentum sacroiliacum.

OS ISCHII (ISCHIUM)Terdiri atas bagian, yakni (1) corpus, (2) tuber ischiadicum dan (3) ramus

ossis ischii. Corpus ossis ischii berbentuk segitiga, yang turut membentuk tepi foramen obturatorium, acetabulum dan incisura ischiadica major, mempunyai tiga permukaan yakni (1) facies medialis (= facies pelvina), (2) facies lateralis (= facies acetabularis) dan (3) facies posterior (= facies glutealis). Facies glutealis terletak di antara tepi acetabulum dan incisura major, ke arah cranialis bersatu dengan corpus ossis ilii dan ke arah caudal melanjutkan diri menjadi tuber ischiadicum. Ramus ossis ischii terdiri dari ramus superior dan ramus inferior ossis ischii, yang mengelilingi foramen obturatorium. Ramus inferior ossis ischii bersatu dengan ramus inferior ossis pubis.

Tuber ischiadicum adalah bagian yang berada di antara ramus superior dan ramus inferior ossis ischii. Ada literature yang tidak membagi ramus ossis ischii menjadi ramus superior et inferior dan tuber ischiadicum adalah bagian yang terletak di antara corpus ossis ischii dan ramus ossis ischii. Tuber ischiadicum berbentuk oval, mempunyai tepi medial dan tepi lateral, berfungsi menempung berat badan ketika seseorang duduk dan tempat melekat m.hamstring.

10

Page 11: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

CAVITAS PELVISDibentuk oleh pelvis minor, di sebelah cranial dibatasi oleh apertura pelvis

superior dan di sebelah caudal dibatasi oleh apertura pelvis inferior. Apertura pelvis superior (= inlet atau brim) dibentuk oleh promontorium di sebelah posterior, linea arcuata di lateral dan crista pubica di bagian anterior.

Caldwell dan Moloy membuat klasifikasi pelvis wanita atas dasar bentuk apertura pelvis superior, menjadi (1) tipe gynecoid, (2) android, (3) anthropoid dan (4) platypelloid.

Besar kecilnya cavitas pelvis ditemukan oleh ukuran-ukuran apertura pelvis superior, seperti ukuran anterior-posterior (= diameter conjugata) dan diameter transversa.

Apertura pelvis inferior dibentuk oleh ujung oscoccygeus, tuber ischiadicum dan arcus pubis di bagian anterior. Arcus pubis dibentuk oleh ramus inferior ossis pubis sinister dan dexter.

Sumbu cavitas pelvis berbentuk arcus yang melengkung, mengikuti dinding anterior yang pendek dan dinding posterior yang panjang.

Dibandingkan dengan pelvis pria, maka pelvis wanita :- lebih ringan- jarak antara spina iliaca anterior superior lebih panjang- tempat melekat otot kurang jelas- apertura pelvis superior lebih besar dan bulat- arcus pubis lebih besar (sudut tumpul)- foramen obturatorium berbentuk seperti segitiga, dan lebih kecil- acetabulum lebih kecil, dan mengarah ke anterior

1.2.2. PARS LIBERA MEMBRI INFERIORIS

FEMUR (OS FEMORIS)Merupakan tulang yang paling panjang dan paling berat dalam tubuh

manusia. Panjangnya kira-kira 1/4 sampai 1/3 dari panjang tubuh. Pada posisi berdiri, femur meneruskan gaya berat badan dan pelvis menuju ke os tibia.

Terdiri dari corpus, ujung proximal dan ujung distal. Pada ujung proximal terdapat caput ossis femoris, collum ossis femoris, trochanter major dan trochanter minor. Pada ujung distal terdapat condylus medialis dan condylus lateralis. Pada posisi Anatomi kedua ujung condylus medialis dan condylus lateralis terletak pada bidang horizontal yang sama.

Caput ossis femoris berbentuk 2/3 bagian dari sebuah bulatan (bola), letak mengarah ke cranio-medio-anterior. Pada ujung caput femoris, di bagian caudo-posterior dan titik sentral, terdapat fovea capitis, yang menjadi tempet perlekatan dari ligamentum teres femoris.

11

Page 12: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Collum femoris terletak di antara caput dan corpus ossis femoris, ukuran panjang 5 cm, membentuk sudut sebesar 125 derajat. Pada bayi dan anak-anak sudut tersebut lebih besar dan pada wanita lebih kecil.

Trochanter major adalah sebuah tonjolan ke arah lateral yang terdapat pada perbatasan collum dan corpus ossis femoris. Pada facies anteriornya melekat m.gluteus minimus. Pada permukaan lateral melekat m.gluteus medius. Pada sisi medial dari trochanter major terdapat fossa trochanterica, tempat melekat m.obturator externusTrochanter major berada 10 cm di sebelah caudal dari crista iliaca, dan dapat dipalpasi pada sisi lateral tungkai. Pada posisi berdiri trochanter major berada pada bidang horizontal yang sama dengan tuberculum pubicum, caput femoris dan ujung os coccygeus.

Trochanter minor merupakan suatu tonjolan berbentuk bundar (konus), terletak mengarah ke medial dan berada di bagian postero-medial perbatasan collum dengan corpus ossis femoris. Di antara trochanter minor dan trochanter major, pada permukaan posterior terdapat crista intertrochanterica, tempat melekat m.quadratus femoris.

Corpus ossis femoris melengkung ke ventral, membentuk sudut sebesar 10 derajat dengan garis vertical yang ditarik melalui caput femoris, garis tersebut merupakan axis longitudinalis dari articulatio coxae. Axis longitudinalis dari corpus ossis femoris dengan axis longitudianlis dari collum ossis femoris membentuk sudut inklinasi, yang bervariasi menurut usia dan sex. Apabila sudut inklinasi mengecil maka kondisi ini dinamakan coxa valga.

Bentuk corpus ossis femoris di bagian proximal bulat dan makin ke distal menjadi agak pipih dalam arah anterior-posterior. Pada facies dorsalis terdapat linea aspera, yang terdiri atas labium laterale dan labium mediale. Ke arah superior labium laterale membentuk tuberositas glutea dan labium medial menjadi linea pectinea sampai pada trochanter minor. Ke arah inferior labium laterale berakhir pada epicondylus lateralis dari labium mediale mencapai epicondylus medialis femoris. Di antara kedua ujung distal labium laterale dan labium mediale terdapat planum popliteum. Pada linea aspera melekat mm.adductores, m.vastus medialis, m.vastus lateralis dan caput breve m.biceps femoris.

Ujung distal corpus ossis femoris membentuk dua buah tonjolan yang melengkung, disebut condylus medialis dan condylus lateralis. Daerah di antara kedua condylus itu, di bagian posterior dan caudal disebut fossa intercondyloidea. Di bagian ventral, kedua condylus tersebut membentuk facies patellaris, yang dibagi oleh sebuah alur menjadi dua bagian yang tidak sama besar, pars lateralis lebih besar dan kurang menonjol dibandingkan dengan pars medialis. Pars lateralis mengadakan persendian dengan facies articularis lateralis patellae. Facies medialis lebih kecil dan lebih menonjol ke distal, mengadakan persendian dengan facies articularis patellae.

Bagian distal condylus lateralis secara relatif lebih besar dan terjal, sedangkan condylus medialis lebih kecil dan melengkung. Facies medial dari condylus medialis femoris konveks dan kasar, dan bagian yang paling menonjol disebut epicondylus medialis,

12

Page 13: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Bagian yang paling menonjol pada facies lateralis condylus lateralis femoris disebut epicondylus lateralis femoris, bentuknya lebih kecil daripada yang medial.

PATELLA Adalah sebuah os sesamoidea, ukuran kira-kira 5 cm, berbentuk segitiga,

berada di dalam tendo (bertumbuh di dalam tendo) m.quadriceps femoris. Dalam keadaan otot relaksasi, maka patella dapat digerakkan ke samping, sedikit ke cranial dan ke caudal.

Mempunyai facies anterior dari facies articularis; facies articularis lateralis bentuknya lebih besar daripada facies articularis medialis.

Margo superior atau basis patellae berada di bagian proximal dan apex patellae berada di bagian distal. Margo medialis dan margo lateralis bertemu membentuk apex patellae.

TIBIASebuah os longum, mempunyai corpus, ujung proximal dan ujung distal,

berada di sisi medial dan anterior dari crus. Pada posisi berdiri, tibia meneruskan gaya berat badan menuju ke pedis.

Ujung proximal lebar, mengadakan persendian dengan os femur membentuk articulatio genu, membentuk condylus medialis dan condylus lateralis tibiae, facies proximalis membentuk facies articularis superior, bentuk besar, oval, permukaan licin.

Facies articularis ini dibagi menjadi dua bagian, dari anterior ke posterior, oleh fossa intercondyloidea anterior, eminentia intercondyloidea dan fossa intercondyloidea posterior. Fossa intercondyloidea anterior mempunyai bentuk yang lebih besar daripada fossa intercondyloidea posterior. Tepi eminentia intercondyloidea membentuk tuberculum intercondylare mediale dan tuberculum intercondylare laterale. Eminentia epicondylaris bervariasi dalam bentuk dan sering juga absen.

Facies articularis dari condylus medialis berbentuk oval, sedangkan facies articularis condylus lateralis hampir bundar. Condylus lateralis lebih menonjol daripada condylus medialis. Pada facies inferior dari permukaan dorsalnya terdapat facies articularis, berbentuk lingkaran, dinamakan facies articularis fibularis, mengadakan persendian dengan capitulum fibulae. Di sebelah inferior dari condylus tibiae terdapat tonjolan ke arah anterior, disebut tuberositas tibiae. Di bagian distalnya melekat ligamentum patellae.

Corpus tibiae mempunyai tiga buah permukaan, yaitu (1) facies medialis, (2) facies lateralis dan (3) facies posterior. Mempunyai tiga buah tepi, yaitu (1) margo anterior, (2) margo medialis dan (3) margo interosseus.Fossa medialis datar, agak konveks, ditutupi langsung kulit dan dapat dipalpasi secara keseluruhan. Facies lateralis konkaf, ditempati oleh banyak otot. Bagian distalnya menjadi konveks, berputar ke arah ventral, melanjutkan diri menjadi bagian ventral ujung distal tibia. Facies posterior berada di antara margo medialis dan margo interosseus. Pada sepertiga bagian proximal terdapat linea poplitea, suatu garis yang oblique dari facies articularis menuju ke margo medialis.

13

Page 14: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Margo anterior disebut crista anterior, sangat menonjol, di bagian proximal mulai dari tepi lateral tuberositas tibiae, dan di bagian distal menjadi tepi anterior dari malleolus medialis. Margo medialis, mulai dari bagian dorsal condylus medialis sampai ke bagian posterior malleolus medialis. Margo interosseus mempunyai bentuk yang lebih tegas daripada margo medialis, tempat melekat membrana interossea. Di bagian proximal mulai pada condylus lateralis sampai di apex incisura fibularis tibiae membentuk bifurcatio.

Ujung distal tibia membentuk malleolus medialis. Malleolus medialis mempunyai facies superior, anterior, posterior, medial, lateral dan inferior. Pada facies posterior terdapat sulcus malleolaris, dilalui oleh tendo m.tibialis posterior dan m.flexor digitorum longus. Pada permukaan lateral terdapat incisura fibularis yang membentuk persendian dengan ujung distal fibula.Facies articularis inferior pada ujung distal tibia membentuk persendian dengan facies anterior corpus tali.

FIBULATerletak di bagian lateral crus, sejajar dengan tibia, hampir sepanjang

dengan tibia. Di bagian proximal membentuk persendian dengan tibia dan di bagian distal dengan os talus. Bagian intermedia difiksasi oleh membrana interossea pada tibia, membentuk suatu syndesmosis. Fibula tidak menampung gaya berat badan, dan karena bagian medial ditutupi oleh otot-otot, maka hanya ujung-ujungnya saja yang dapat dipalpasi. Fibula terdiri dari corpus, ujung proximalis dan ujung distal.

Ujung proximalis disebut capitulum fibulae, membentuk persendian dengan ujung proximal bagian posterior tibia, disebut articulatio tibiofibularis proximalis, dapat dipalpasi di caudalis condylus lateralis tibiae, di bagian posteriornya.

Capitulum fibulae terletak setinggi dengan tuberositas tibiae. Pada bagian medial di ujung capitulum fibulae terdapat facies articularis, yang membentuk persendian dengan condylus laterlis tibiae. Permukaan persendian ini menghadap ke arah ventro-cranio-medial. Facies lateralis capitulum fibulaea kasar, tempat melekat m.biceps femoris dan ligamentum collaterale. Dari facies latero-posterior terdapat tonjolan yang menjulang ke cranial, disebut apex capitis fibulae (=processus styloideus).

Corpus fibulae pada 3/4 bagian proximal mempunyai tiga margo atau crista, yaitu (1) margo anterior, (2) margo interosseus, (3) margo posterior. Corpus fibulae mempunyai tiga facies, sebagai berikut : (1) facies lateralis, (2) facies medialis dan (3) facies posterior.

Margo anterior lebih menonjol daripada margo lainnya, dan dimulai dari apex capitis fibulae, tempat melekat septum intermusculare. Margo posterior meluas mulai dari apex capitis fibulae menuju ke caudo-medial mencapai permukaan posterior malleolus lateralis.

Facies lateralis berada di antara margo anterior dan margo posterior, tempat melekat m.peroneus longus dan m.peroneus brevis. Facies medialis berada di antara margo anterior dan margo interosseus tempat perlekatan m.extensor digitorum longus, m.extensor hallucis longus dan m.peroneus tertius.

14

Page 15: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Facies posterior berada di antara margo posterior dan margo interosseus, tempat melekat m.soleus, m.flexor hallucis longus dan m.tibialis posterior.

Malleolus lateralis mempunyai permukaan medialis yang berbentuk segitiga, halus dan mengadakan persendian dengan os tatus. Malleolus lateralis lebih menonjol daripada malleolus medialis, terletak lebih ke posterior, dan kira-kira 1 cm lebih ke distal. Pada facies medialis terdapat facies articularis malleoli, yang mengadakan persendian dengan os talus, dan bagian superiornya membentuk articulus dengan tibia. Pada permukaan medialis, disebelah posterior facies articularis terdapat fossa malleoli lateralis. Pada facies posterior terdapat sulcus malleolaris (= sulcus tendinis mm. Peronaeorum)

OSSA TARSI (TARSALIA)Terdiri dari tujuh buah tulang, yakni talus, calcaneus, os naviculare, os

cuneiforme mediale, os cuneiforme intermedium, os cuneiforma lateralis dan os coboideum.

TALUSBagian posteriornya besar, disebut corpus tali, bagian anterior kecil yang

disebut caput tali dan di antaranya terdapat collum tali. Caput tali mengarah ke medialis.

Facies superior corpus talli membentuk facies articularis, berbentuk konveks ke arah anterior-posterior, dan konkaf pada sisi-sisinya. Facies articularis tersebut kecil di bagian posterior dan besar di bagian anterior, membentuk persendian dengan ujung distalis tibia. Facies superior berlanjut ke sisi medial dan mengadakan persendian dengan malleolus medialis, ke arah lateral membentuk articulus dengan malleolus lateralis. Facies articularis tersebut disebut trochlea tali. Pada facies posterior corpus terdapat tonjolan yang disebut processus posterior tali, yang dipisahkan oleh sulcus m.flexoris hallucis longi menjadi dua bagian, yaitu tuberculum mediale dan tuberculum lateralis tali.

Caput tali ke arah anterior membentuk facies articularis navicularis, yang membentuk articulus dengan os naviculare. Berdekatan dengan facies articularis tersebut pada facies inferior caput tali terdapat facies articularis calcanea anterior dan facies articularis calcanea media, yang mengadakan persendian dengan calcaneus. Pada facies inferior, di antara facies articularis calcanea posterior dan facies articularis anterior et media terdapat sulcus tali.

CALCANEUSAdalah tulang yang terbesar dari semua ossa tarsi. Bagian posterior-inferior

disebut tuber calcanei, yang membentuk tumit. Permukaan posterior kasar, tempat melekat tendo calcaneus.

Facies inferior membentuk processus medialis dan processus lateralis yang bertumpu pada lantai. Facies anterior mengadakan persendian dengan os cuboideum melalui facies articularis cuboidei. Pada facies medialis terdapat sebuah tonjolan yang disebut sustentaculum tali. Pada facies superior sustentaculum tali terdapat facies articularis talaris media, yang mengadakan

15

Page 16: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

persendian dengan facies articularis calcanea media tali yang terdapat pada facies inferior caput tali. Pada faacies inferior sustentaculum tali terdapat sulcus m.flexor hallucis longi.

Pada facies superior calcaneus, di bagian pertengahan, terdapat facies articularis talaris posterior, yang besar, oval, konveks, mempunyai axis panjang yang mengarah ke antero lateral, membentuk persendian dengan facies articularis calcanea posterior, di antara facies articularis posterior dengan facies articularis media terdapat sulcus calcanei. Sulcus tali dan sulcus calcanei bersama-sama membentuk sinus tarsi. Di sebelah anterior dari facies articularis media terdapat facies articularis talaris anterior, yang mengadakan persendian dengan facies articularis calcanea anterior tali.

Pada facies lateralis, di bagian anterior calcaneus, terdapat processus trochlearis, yang memisahkan tendo m.peroneus longus daripada tendo m.peroneus brevis.

OS NAVICULARETerletak di sebelah anterior caput tali. Permukaan posteriornya membentuk

facies articularis yang konkaf, mengadakan articulus dengan caput tali ; permukaan anteriornya membentuk facies articularis yang konveks dan mengadakan persendian dengan os cuneiforme I – II – III. Facies lateralis agak sempit dan membentuk facies articularis uyntuk bertemu dengan os cuboideum.

Pada sisi medial terdapat tuberositas ossis navicularis, yang dapat dipalpasi 3 cm di sebelah caudo-anterior dari malleolus medialis.

OS CUBOIDEUMTerletak pada sisi lateral pedis, mengadakan persendian di bagian dorsal

dengan calcaneus, di bagian medial dengan os cuneiforme lateralis, dan di bagian anterior dengan os metatarsale IV dan V.

Pada facies inferior terdapat tuberositas ossis cuboidei, dan di sebelah anterior terdapat sulcus tendinis m.peronaeai longi. Pada permukaan inferior tersebut melekat m.flexor hallucis brevis.

OSSA CUNEIFORMIATerdiri dari : (1) os cuneiforme mediale <I>, (2) os cuneiforme

intermedium <II> dan (3) os cuneiforme laterale <III>. Ossa cuneiforme di bagian posterior membentuk articulus dengan os naviculare dan os cuboidem, dan di bagian anterior membentuk articulus dengan os metatarsale I,II dan III.

Os cuneiforme I (mediale) lebih besar daripada kedua ossa cuneiforme lainnya, dan os cuneiforme II (intermedia) adalah yang terkecil. Os cuneiforme III (laterale) membentuk persendian dengan os cuboideum. Pada os cuneiforme mediale melekat tendo m.peronaeus dengan os cuboideum. Pada os cuneiforme mediale melekat tendo m.peronaeus longus dan m.tibialis anterior. Tendo m.tibialis possterior melekat pada ketiga ossa cuneiformia, os cuboideum dan ossa metatarsalia II, III, IV dan V.

16

Page 17: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

OSSA METATARSI (METATARSALIA)Ada lima buah ossa metatarsi, masing-masing mempunyai caput

metatarsale, caput metatarsale dan basis metatarsalis. Basis ossa metatarsalis I, II dan III mengadakan persendian dengan ossa cuneiformia. Basis ossis metatarsi IV dan V membentuk persendian dengan os cuboideum. Caput ossis metatarsalis I, II, III dan IV mengadakan araticulus dengan basis ossis phalangis proximalis.

Os metatarsale I mempunyai bentuk yang lebih besar dan lebih kokoh daripada ossa metatarsi lainnya. Di bagian inferior caput ossis metatarsalis I terdapat dua buah ossa sesamoidea, yang berada di dalam tendo m.flexor hallucis brevis.

Basis ossis metatarsalis V membentuk tuberositas ossis metatarsalis V, yang menonjol ke arah lateral.

OSSA DIGITORUM (PHALANGES)Setiap os phalanx mempunyai basis phalangis, corpus phalangis dan caput

phalangis. Jari pertama hanya mempunyai dua buah ossa phalanges, sedangkan jari-jari lainnya mempunyai tiga buah ossa phalanges. Os phalanx jari I lebih besar dari semua ossa phalanges yang ada. Basis ossis phalanges mengadakan persendian dengan caput ossis metatarsalis.

2. SKELETON AXIALE2.1. Columna vertebralis2.2. Costa2.3. Sternum2.4. Cranium

2.1.COLUMNA VERTEBRALISTerdiri atas :2.1.1. Vertebra cevicales 7 ruas2.1.2. Vertebra thoracales 12 ruas2.1.3. Vertebra lumbales 5 ruas2.1.4. Vertebra sacrales 5 ruas, membentuk os sacrum2.1.5. Vertebra coccygeales 4 ruas, membentuk os coccygeus

MORFOLOGI VERTEBRAPada umumnya terdiri atas corpus, arcus, processus spinosus dan

processus transversus. Di tengah setiap vertebra terdapat lubang yang disebut foramen vertebrale, yang berada di antara corpus dan arcus vertebrae.

Di bagian cranial dan caudal dari arcus vertebrae terdapat incisura vertebralis superior dan incisura vertebralis inferior. Incisura superior dengan

17

Page 18: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

incisura inferior dari vertebra di sebelah cranialnya membentuk lubang yang dinamakan foramen intervertebrale, dilalui oleh nervus spinalis.

Foramen vertebralia dari ruas-ruas tulang belakang bersama-sama membentuk suatu saluran, disebut canalis vertebralis yang berisikan medulla spinalis.

Arcus vertebrae di bagian kiri dan kanan mempunyai taju yang menuju ke superior dan inferior untuk berhubungan dengan vertebra di cranialisnya dan vertebra yang berada di caudalisnya. Taju tersebut disebut processus articularais superior dan processus articularis inferior. Setiap processus articularis mempunyai facies articularis untuk membentuk persendian dengan processus articularis dari vertebra di cranial dan di caudalisnya.

Diantara satu corpus vertebrae dengan corpus vertebrae lainnya terdapat discus intervertebralis.

2.1.1. VERTEBRA CERVICALISMempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1. corpus vertebrae kecil, pendek dan berbentuk segiempat,2. foramen vertebrale berbentuk segitiga dan besar,3. processus transversus terletak di sebelah vebtral processus articularis4. pada processus transversus terdapat foramen costotransversarium,

dilalui oleh arteri dan vena vertebralis,5. processus transversus mempunyai dua tonjolan, yaitu tuberculum

anterius dan tuberculum posterius yang dipisahkan oleh sulcus spinalis, dilalui oleh nervus spinalis

6. processus spinosus pendek dan bercabang dua.Vertebra cervicalis I mengalami modifikasi, disebut ATLAS, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a) tidak mempunyai corpus vertebrae,b) hanya mempunyai arcus anterior dan arcus posterior atlantis,c) arcus anterior di bagian tengah membentuk tonjolan ke ventral disebut

tuberculum anterius, dan arcus posterior membentuk tonjolan ke posterior di bagian tengah, disebut tuberculum posterius atlantis,

d) facies articularis suoerior, yang membentuk persendian dengan condyly occipitalis, merupakan suatu lekukan dan disebut fovea articularis superior.

e) pada facies internus arcus anterior di bagian medial terdapat fovea dentis, yang membentuk articulus dengan dens epistrophei,

f) arcus anterior dihubungkan dengan arcus posterior oleh massa lateralis yang agak menonjol ke dalam foramen vertebrale.

g) di bagian dorsal massa lateralis terdapat sulcus arteriae vertebralis, yang ditempati oleh arteria vertebralis.

Vertebra cervicalis II mengalami modifikasi, disebut EPISTROPHEUS = AXISCorpus vertebrae membentuk taju yang menonjol ke cranial, disebut Dens

epistrophei, yang merupakan modifikasi dari corpus vertebrae cervicalis I (Atlas). Di bagian anterior dan dens epistrophei terdapat facies articularis anterior dentis,

18

Page 19: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

dan pada facies posterior terdapat facies articularis posterior dentis, tempat persendian dengan atlas.

Di sebelah kanan dan kiri dari dens epistrophei terdapat facies articularis superior, dan didorsalisnya terdapat sulcus spinalis II.

Verteb+ra cervicalis VI mempunyai tuberculum anterius processus transversi yang agak besar, disebut tuberculum caroticum (Chassaignac).

Vertebra cervicalis VII mempunyai processus spinosus yang jauh lebih panjang dari vertebra cervicalis lainnya sehingga dapat dilihat dan dipalpasi dari luar. Sehubungan dengan itu vertebra ini disebut vertebra prominens. Tuberculum posterius lebih panjang daripada yang lainnya. Foramen costotransversarium hanya dilalui oleh vena vertebralis. Acapkali pada tepi caudal corpus vertebrae terdapat fovea costalis untuk costa I.

Bagian dari processus transversus yang terletak di sebelah anterior foramen costotransversarium dapat dipersamakan dengan costa. Kadang-kadang bagian ini memanjang, disebut processus costarius, bahkan dapat terjadi bagian itu diganti oleh costa, yang betul-betul dapat bergerak terhadap vertebra, costa semacam ini dinamakan costa cervicalis.

2.1.2. VERTEBRA THORACALISMempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1. corpus verterbra berukuran sedang, berbentuk jantung kartu, bagian

anterior lebih rendah daripada bagian posterior,2. foramen vertebrale bulat,3. processus spinosus panjang dan runcing,4. pada processus transversus dan pada corpus vertebrae terdapat fovea

costalis, tempat perhubungan dengan costa.Pada corpus vertebra terdapat dua buah fovea costalis, yaitu sebuah di

bagian superior dan sebuah di bagian inferior, oleh karena setiap costa melekat antara dua buah corpus vertebrae. Vertebrae Th.X –XII hanya mempunyai sepasang fovea costalis.

2.1.3. VERTEBRA LUMBALISMempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1. corpus besar, berbentuk sebagai ginjal melintang, bagian dorsal lebih

rendah daripada bagian anterior,2. processus spinosus besar dan pendek,3. pada tepi dorsal processus articularis terdapat tonjolan yang tumpul,

disebut processus mamillaris,4. processus transversus arahnya melintang,5. pada pangkal processus mamillaris di sebelah caudolateral terdapat

processus accessories.

2.1.4. VERTEBRA SACRALISTerdiri atas 5 ruas tulang yang saling melekat menjadi satu mmbentuk os

Sacrum. Os sacrum berbentuk segitiga, dasarnya berada di sebelah cranial,

19

Page 20: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

disebut basis ossis sacri, dan puncaknya berada di bagian caudal, disebut apex ossis sacri. Dataran ventral melengkung membentuk facies pelvina, dataran dorsal disebut facies dorsalis. Facies pelvina agak halus. Sisa-sisa batas antara ruas-ruas nampak sebagai garis-garis melintang, disebut linea transversus. Di sebelah lateral dari linea transversa terdapat foramina intervertebralia yang membentuk foramina sacralia anteriora. Bagian dari os sacrum yang terletak di lateral dari foramina sacralia disebut pars lateralis.

Facies dorsalis terbentuk dari perlekatan antara arcus-arcus vertebrae sacrales dengan taju-tajunya. Di garis median terlihat crista saacralis media yang terjadi dari perlekatan antara processus spinosis. Seperti pada facies pelvina, di sini terdapat juga lubang-lubang yang disebut foramina sacralia posteriora yang menuju ke canalis sacralis ( yaitu saluran yang tersusun oleh foramina vertebralis sacrales). Di sebelah medial dari foramina itu terdapat crista sacralis articularis yang sesuai dengan processus articularis, di sebelah lateral dari lubang-lubang itu terdapat crista sacralis lateralis yang sesuai dengan processus transversus.

Processus articularis superior vertebra sacralis I masih berhubungan dengan vertebra lumbalis V.

Canalis sacralis di bagian arcus posterior vertebrae sacralis V di tengah-tengah tidak menutup. Lubang itu disebut hiatus sacralis. Bagian yang melekat menonjol membentuk cornu sacralis.

Pars lateralis, dibagian superior besar dan makin ke caudal makin mengecil. Pada dataran lateralis terdapat permukaan persendian yang berbentuk sebagai telinga, disebut facies auricularis, yang mengadakan persendian dengan os coxae. Di sebelah dorsal facies auricularis pars lateralis datarannya tidak rata akan tetapi berbenjol-benjol untuk perlekatan ligamenta, tonjolan-tonjolan tersebut disebut tuberositas sacralis.

2.1.5. OS COCCYGEUSTerdiri atas 4 ruas ( 3 – 6 ) yang melekat menjadi satu tulang. Vertebra

coccygeus I masih mempunyai sisa-sisa processus transversus, membentuk comu coccygeus.

COLUMNA VERTEBRALISRuas-ruas tulang belakang tersusun menjadi columna vertebralis. Bentuk

columna vertebralis tidak lurus. Di beberapa tempat membentuk lengkungan,yaitu :1. Lordosis cervicalis, melengkung ke anterior di daerah cervical.2. Kyphosis thoracalis, melengkung ke dorsal di aerah thoracal.3. Lordosis lumbalis, melengkung ke anterior di daerah lumbal.4. Kyphosis sacralis, melengkung ke dorsal di daerah sacral. Bayi yang baru lahir hanya mempunyai kyphose thoracalis, setelah usia 3 –

4 bulan saat bayi mulai mengangkat kepala mala terbentuk lordosis cervicalis. Umur 8 – 9 bulan saat bayi mulai belajar duduk dan brdiri maka terbentuk lordosis lumbalis. Kyphose thoracalis yang dibawa lahir disebut curvatura primer lordosis lumbalis yang terbentuk kemudian disebut curvatura secunder. Lengkungan-

20

Page 21: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

lengkungan tersebut terbentuk oleh gaya berat badan yang harus dipikul oleh columna vertebralis.

Bilamana columna vertebralis dilihat dari arah ventral, sebenarnya tidak lurus betul, kadang-kadang berbelok sedikit ke kanan atau ke kiri, keadaan ini disebut scoliose (apabila sangat jelas berarti suatu keadaan patologis).

Foramina vertebralia merupakan saluran dari regio cervicalis sampai di regio sacralis, disebut canalis vertebralis, yang ke arah cranial berhubungan dengan cavum cranii dan ke arah caudal berakhir pada hiatus sacralis. Canalis ini ditempati oleh medulla spinalis. Nervus spinalis berjalan melalui foramina intervertebralis.

Antara vertebra lumbalis I dan basis ossis sacri terdapat promontorium, yaitu discus intervertebralis yang menonjol ke anterior.

Pada vertebra cervicalis I dan II foramen intervertebralenya terletak di sebelah dorsal processus articularis, sedangkan pada vertebra lainnya terletak di bagian anterior processus articularis.

2.2. COSTAAda 12 pasang costa, yang berdasarkan perlekatannya pada sternum,

dapat dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut :1. Costa vera, melekat langsung pada sternum, yaitu costa I – VII.2. Costa spuria, melekat pada costa di cranialisnya, yaitu costa VIII – X.3. Costa fluctuantes, melayang-layang, tidak melekat di bagian anterior,

yaitu costa XI – XII.

MORFOLOGI COSTASetiap costa terdiri dari capitulum, collum dan corpus. Capitulum costae

mempunyai facies articularis untuk berhubungan dengan corpus vertebrae. Pada permukaan persendian di bagian tengah terdapat crista capituli costae. Antara collum dan corpus costae terdapat suatu tonjolan yang disebut tuberculum costae, pada tuberculum tersebut terdapat facies articularis tuberculi costae yang membentuk persendian dengan processus transversus thoracalis.

Di sebelah lateral tuberculum costae, costa membelok ke medial dan membentuk sudut, yang disebut angulus costae.

Pada margo inferior costae di bagian medial terdapat sulcus costae, oleh arteri dan nervus.

Costa terdiri dari substantia compacta yang tipis dan substantia spongiosa yang tebal. Costa berhubungan dengan sternum dengan perantaraan cartilago, disebut pars cartilaginios, dan bagian costa lainnya dinamakan pars osseum.

Costa IMempunyai facies yang menghadap ke superior. Di bagian tengah terdapat

sulcus subclavius, dilalui oleh arteria subclavia, dan di sebelah medialnya lagi terdapat tuberculum scaleni (Lisfranci), tempat perlekatan m.scaleneus anterior.

21

Page 22: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Costa II Mempunyai tuberositas II, tempat melekat scaleneus posterior.

Costa XI – XIIMempumnyai bentuk yang amat sederhana. Collum, angulus, tuberculum

dan sulcus costae tidak begitu jelas.

2.3. STERNUM Mempunyai bentuk seperti keris, terdiri dari manubrium sterni, corpus sterni,

dan pada ujung corpus sterni terdapat processus xiphoideus sterni (= processus ensiformis sterni) yang berbentuk tajam dan runcing. Ketiga bagian tersebut dihubungan satu sama lain oleh cartilago.

Tepi cranial manibrium sterni, di bagian tengah membentuk incisura jugularis. Di sebelah lateral incisura sterni terdapat incisura clavicularis, tempat persendian dengan clavicula. Di sebelah caudal dari incisura clavicularis terdapat incisura costalis I, tempat persendian dengan costa I.

Antara manubrium dan corpus sterni terbentuk angulus sterni (dapat dipalpasi).

Pada tepi lateral corpus sterni terdapat incisura costalis, tempat articulus dengan costa II – VII. Costa II melekat pada perbatasan copus dan manubrium sterni, dipakai sebagai patokan untuk menghitung costa.

Processus xiphoideus amat tipis dan bentuknya tidak tetap.Vertebrae thoracales, costaae dan sternum dinamakan ossa thoracica,

membentuk dinding cavitas thoracis. Lobang di bagian cranial disebur apertura thoracis superior, dibatasi oleh corpus vertebrae thoracalis I, costa I dan incisura jugularis sterni. Lobang dari cavitas thoracis di bagian caudal, disebut apertura thoracis inferior, dibentuk oleh Processus xiphoideus, tepi medialis pars cartilaginis costae VII – X, ujung costa XI dan XII, dan corpus vertebrae thoracalis XII.Tepi caudal pars cartilaginis costa VII – X membentuk arcus costalis. Arcus costalis sinister dan arcus costalis dexter membentuk angulus infrasternalis.

2.4. CRANIUM

PendahuluanCranium (Gr) terdiri atas serangkaian tulang-tulang yang saling

berhubungan, sebagian besar membentuk Synarthrosis dan hanya sebuah tulang, yakni mandibula yang membentuk persendian dengan os temporale, berbentuk Diarthrosis (= articulatio temporomandibularis).

Tulang-tulang yang membentuk cranium ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Menurut klasifikasinya adalah os planum, os pneumaticum dan os irregular. Os planum terdiri atas lapisan tabula externa, tabula interna dan diantaranya terdapat diploe (lapisan spongiosa). Tabula externa bersifat elastis, tabula interna lebih tipis dan mudah retak. Suatu benturan pada cranium dapat menyebabkan tabula interna retak tanpa adanya retakan pada tabula externa.

Lapisan superficialis membentuk pericranium, lapisan profunda yang menghadap meninx disebut endocranium.

22

Page 23: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ada ahli yang berpendapat bahwa Mandibula tidak termasuk dalam cranium, jadi suatu tulang tersendiri, tetapi sebagian besar ahli memasukkannya dalam cranium.

Cranium dibagi menjadi 2 bagian, sebagai berikut :2.4.1. NEUROCRANIUM2.4.2. VISCEROCRANIUM (= SPLANCHNOCRANIUM)

Neurocranium membentuk cavitas cranii, yang ditempati oleh encephalon, dan dibagi menjadi bagian yang membentuk basis cranii dan calvaria cranii.Tulang-tulang yang membentuk neurocranium adalah os frontale, os ethmoidale, os sphenoidale, os nasale, os lacrimale, os temporale dan os parietale. Dua tulang yang tersebut terakhir ini berpasangan.Masih ada tulang-tulang lainnya yang berada di bagian profunda, yaitu sebuah os vomer, sepasang os palatinum, sepasang os concha nasalis inferior.Pada viscerocranium terdapat rongga-rongga yang ditempati oleh organum visuale, organum vestibulocochleare, organum olfactus, organus gustatus. Juga terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai pintu masuk (dan keluar) untuk makanan dan udara respirasi. Selain itu terdapat dentes pada maxilla dan mandibula, yang berperan dalam mastikasi.

Yang dimaksud dengan Bidang Franfurt adalah suatu bidang yang ditarik melalui margo inferior orbita dan margo superior porus acusticus externus.

NORMA VERTIKALISDari arah vertikalis (superior) cranium berbentuk oval dengan bagian

posterior yang lebih besar. Dibentuk oleh empat buah tulang, yaitu os frontale di bagian anterior, sepasang os parietale yang berada di bagian postero-lateral di sebelah kiri dan kanan linea mediana, dan sebuah os occipitale yang terletak di bagian posterior. Di antara keempat buah tulang tersebut terdapat sutura (merupakan salah satu bentuk synarthorosis), yakni sutura coronaria (L, mahkota) yang menghubungkan os frontale dengan os parietale, sugura sagitalis ( L, anak panah = arrow ) yang menghubungkan os parietale sinister dengan os parietale dexter, dan sutura lambdoidea (Gr, huruf L) yang menghubungkan os parietale dengan os occipitale.

Pertemuan antara sutura coronaria dengan sutura sagitalis membentuk bregma, yang pada masa bayi masih terbuka dan dinamakan fontanel anterior, menutup pada usia dua tahun. Pertemuan antara sutura sagitalis dengan kedua sutura lambdoidea disebur lambda, yang pada masa kehidupan foetal masih terbuka membentuk fontanel posterior, dan segera menutup sebelum bayi lahir.

Bagian tertinggi dari cranium disebut vertex yang terletak pada sutura sagitalis, beberapa sentimeter di sebelah posterior dari bregma.

Di sebelah anterior dari lambda di lateral dari sutura sagitalis, terdapat foramen parietale, yaitu lubang kecil dilalui oleh vena emisaria.

23

Page 24: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

NORMA POSTERIORBagian ini dibentuk oleh sebagian dari os parietale, os occipitale dan pars

mastoidea ossis temporalis. Pada norma posterior terdapat lambda, yang dapat diraba sebagai sebuah cekungan. Ujung inferior dari sutura lambdoidea bertemu dengan sutura parietomastoidea dan sutura occipitomastoidea, membentuk Asterion. Dekat pada sutura occipitamastoidea seringkali terdapat foramen mastoideum, suatu lubang yang dilalui oleh vena emisaria.

Protuberantia occipitalis externa adalah sebuah penonjolan yang terdapat di bagian tengah pada pertengahan jarak antara lambda dan foramen occipitale magnum. Penonjolan ini terletak sedikit di bagian caudal dari bagian yang paling mencuat dari os occipitale sehingga tidak dapat dilihat dari norma vertikalis. Bagian tengah (pusat) dari protuberantia occipitalis externe disebut Inion.

Ke arah lateral dari protuberantia occipitalis externa terdapat dua buah peninggian ke arah kanan dan kiri yang dinamakan linea nuchae superior. Linea ini dipakai sebagai patokan untuk menentukan batas cranial dari collum. Kira-kira 1 sentimeter di cranalis dari linea nuchae superior terdapat linea nuchae suprema (tidak selamanya ada).

NORMA ANTERIOR (NORMA FACIALIS)Bagian anterior dari cranium membentuk dahi (= forehead), orbita, tonjolan

pipi, hidung, rahang atas dan rahang bawah.

DAHI (= FOREHEAD)Dibentuk oleh os frontale. Ke arah caudal, disebelah kiri dan kanan linea

mediana, os frontale membentuk persendian dengan os nasale. Pertemuan antara os frontale dengan kedua os nasale pada linea mediana disebut Nasion. Daerah yang berada di cranalis dari nasion, di antara kedua arcus superficillaris disebut Glabella.

Sampai usia anak kira-kira enam tahun, di antara os frontale sinistra dan os frontale dextra terdapat sutura metopica, yang dapat saja menetap sampai usia dewasa.

ORBITAYang dimaksud dengan orbita adalah suatu rongga (cavum orbitae) yang

ditempati oleh bulbus oculi. Orbita mempunyai margo superior, lateral, inferior dan medial.

Margo superior orbitae (= margo supraorbitalis) dibentuk oleh os frontalis. Pada bagian medial terdapat incisura supra orbitalis, kadang-kadang membentuk foramen supraorbitalis, dilalui oleh nervus supraorbitalis dan vasa supraorbitalis. Ke arah lateral margo supraorbialis berakhir pada processus zygomaticus ossis frontalis.

Dari margo superior ke arah posterior os frontale membentuk pars orbitalis yang membentuk sebagian besar atap dari orbita.

Margo lateralis orbitae dibentuk oleh os zygomaticum (= pars orbitalis ossis zygomatici) dan os frontale (=pars zygomaticus ossis frontalis). Margo inferior

24

Page 25: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

orbitae dibentuk oleh os zygomaticum dan os maxilla. Margo medialis orbitae dibentuk oleh os maxilla, os lacrimale dan os frontale, dan berbentuk tumpul ( tidak tajam seperti margo lainnya). Di sebelah caudalis dari margo ini, pada os maxilla terdapat foramen infraorbitale, dilalui oleh nervus infra orbitalis dan vasa infraorbitalis.

TONJOLAN PIPI (= PROMINENCE OF CHEEK)Dibentuk oleh os zygomaticum. Os zygomaticum bertumpu pada maxilla,

membentuk facies lateralis wajah, dinding lateral orbita dan facies temporalis yang turut membentuk fossa temporalis.

Processus frontalis ossis zygomatici membentuk persendian dengan processus zygomaticus ossis frontalis. Tonjolan lainnya, yang dinamakan processus temporalis ossis zygomatici membentuk persendian dengan processus zygomaticus ossis temporalis.

Pada sisi lateral dari os zygomaticum terdapat foramen zygomaticofaciale, dilalui oleh nervus zygomaticofacialis.

HIDUNG (= BONY EXTERNAL NOSE)Di bentuk oleh os nasale dan maxilla, membatasi apertura piriformis. Bagian

hidung yang dapat digerakkan ( ala nasi dan apex nasi ) di bentuk oleh cartiago yang difiksasi oleh jaringan ikat kepada apertura pisiformis.

Os nasale membentuk persendian dengan os frontale di bagian cranial dan di bagian caudal dofiksasi pada cartilago nasalis.

RAHANG ATAS (= UPPER JAW)Dibentuk oleh dua buah tulang maxilla. Pertumbuhan maxilla menentukan

panjang wajah (ukuran vertical), yang berlangsung antara usia anak 6 – 12 tahun.Setiap os maxilla terdiri atas :1. Corpus, yang mengandung sinus maxillaries.2. Processus zygomaticus, ke arah lateral membentuk persendian

denganos zygomaticum.3. Processus frontalis, tonjolan ke cranialis, membentuk persendian

dengan os frontale. 4. Processus palatinus, terletak horizontal dan bertemu dengan pihak

sebelah membentuk sebagian besar palatum durum.5. Processus alveolaris, yang ditempati oleh dentes.

CORPUS MAXILLAEBerbentuk pyramid, terdiri atas :1. facies natalis (=basis), membentuk dinding lateral cavitas nasi2. facies infratemporalis, membentuk dinding anterior fossa infratemporale 3. facies anterior, ditutupi oleh otot-otot mimik.

25

Page 26: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

RAHANG BAWAH (= LOWER JAW)Dibentuk oleh mandibula, bersama-sama dengan dentes yang berada pada

pars alveolaris mandibulae.

NORMA LATERALISDibentuk oleh sebagian dari os temporale. Di bagian ini terdapat fossa

temporalis dan fossa infratemporalis. Bagian-bagian dari os temporale yang membentuk norma lateralis adalah :

1. PARS SQUAMOSA, mengadakan persendian dengan margo inferior os parietale, membentuk sutura squamosa. Ke arah anterior mengadakan persendian dengan ala magna ossis sphenoidalis. Pars squamosa membentuk processus zygomaticus (= zygoma), menonjol ke anterior mengadakan persendian dengan os zygomaticum, membentuk arcus zygomaticus, yang dapat dipalpasi in vivo. Margo superior dari arcus zygomaticus berada setinggi margo inferior hemispherium cerebri; di tempat ini melekat fascia temporalis. Pada margo inferior dan facies medialis arcus zygomaticus terdapat origo dari m.masseter. Margo inferior dan facies medialis arcus zygomaticus di bagian sebelah dorsal dari tuberculum articulare terletak caput mediale, yang mengadakan persendian dengan fossa mandibularis membentuk articulatio temporamandibularis. Di sebelah dorsal caput mandibulae terletak meatus acusticus externus, panjang 3 – 4 cm dan mencapai dorsal membentuk tuberculum articulare, tempat melekat ligamentum laterale. Di membrana tympani, sepertiga bagian lateralnya dibentuk oleh cartilago sehingga tidak diketemukan pada preparat kering. Atap dan dinding posterior dari meatus acusticus externus dibentuk oleh pars squamosa ossis temporalis, dan bagian lainnya dibentuk oleh pars tympanica ossis temporalis. Ujung medial darimeatus acusticus externus terpisah ari cavitas tympanica oleh membrana tympani. Cavum tympani adalah sebuah lubang yang terdapat di dalam os temporale. Di sebelah cranio-dorsal meatus acusticus externus terdapat suatu cekungan berbentuk segitiga, disebut foveola suprameatica. Kira-kira 1 cm di sebelah medial dari foveola suprameatica terdapat antrum mastoideum, yaitu salah satu rongga yang terdapat di dalam os temporale.

2. PARS TYMPANICA, membentuk lantai dan dinding anterior meatus acusticus externus.

3. PARS STYLOIDEUS, membentuk processus styloideus, suatu tonjolan tulang yang memanjang, runcing, kadang-kadang berukuran 8 cm, yang merupakan penonjolan ke arah caudo-lateral. Antara processus styloideus dan os hyoideum terdapat ligamentum stylohyoideum. Pada processus styloideus terdapat origo dari m.styloideus, m.styloglossus dan m.stylopharyngeus, dan juga tempat perlekatan dari ligamentum stylomandibulare. Di sebelah lateral dari processus styloideus terdapat glandula parotis.

4. PARS MASTOIDEA, merupakan bagian posterior dari os temporale, bersatu dengan pars squamosa. Pada usia dewasa pars mastoidea mengandung rongga-rongga kecil berisi udara, membentuk cellulae mastoidea dan mengadakan hubungan dengan telinga bagian tengah (middle ear) melalui antrum mastoideum. Pada pars mastoidea ini terdapat processus mastoideus, sebuah penonjolan agak

26

Page 27: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

bulat, yang pada waktu lahir belum terbentuk dan berkembang mengikuti pertumbuhan anak. Posisi kedua processus mastoideus berada pada satu garis lurus dengan foramen occipitale magnum. Pada processus mastoideus melekat otot, antara lain m.sternocleidoimastoideus. Antara pars mastoidea dengan pars tympanica (tympanica plate) terdapat fissura tympanomastoidea, yang dilalui oleh ramus auricularis nervi vagi.

5. PARS PETROSA, berada di bagian profunda.

FOSSA TEMPORALISLinea temporalis, tempat melekatnya fascia temporalis, mulai di bagian

anterior pada processus zygomaticus ossis frontalis, melengkung ke dorsal, berada pada os frontale dan os parietale. Jaraknya dari sutura sagitalis cukup bervariasi. Ujung posterior linea ini menjadi kurang jelas dan berakhir pada crista supramastoidea ossis temporalis. Sering diketemukan dua buah linea temporalis, yaitu linea temporalis superior dan linea temporalis inferior. Pada linea temporalis inferior melekat m.temporalis.

Fossa temporalis adalah suatu cekungan yang dibatasi di sebelah cranial oleh linea temporalis dan di bagian caudal zygomaticus. Fossa ini dibentuk oleh os parietale, os frontale, ala magna ossis sphenoidalis dan pars squamosa ossis temporalis. Tempat di mana keempat tulang tersebut bertemu dinamakan Pterion. Posisi pterion adalah setinggi dengan ramus anterior arteria meningea media, yang terdapat di bagian interna cranium, dan juga berada setinggi dengan pangkal sulcus lateralis cerebri. Lokalisasi dari bagian tengah (sentrum) pterion adalah kira-kira 4 cm di cranialis dari midpoint arcus zygomaticus.

FOSSA INFRATEMPORALISAdalah suatu fossa yang tidak beraturan, terletak di sebelah posterior

maxilla, di sebelah caudal fossa temportalis. Atapnya dibentuk oleh facies infratemporalis ala magna ossis sphenoialis. Dinding medial dibentuk oleh lamina lateralis pterygoidei ossis sphenoidalis, dan dinding lateral dibentuk oleh ramus mandibulae bersama processus coronoideus mandibulae.Di dalam fossa infratemporalis terdapat :

- bagian caudal m.temporalis - m.pterygoideus lateralis et medialis - arteris maxillaries dan percabangannya - plexus venosus pterygoidei- nervus maxillaries- nervus mandibularis- chorda tympaniFossa infratemporalis mempunyai hubungan dengan orbita melalui fissura

orbitalis inferior. Fissura orbitalis inferior ke arah dorsal berhubumgan dengan fissura pterygomaxillaris, suatu celah yang dibentuk oleh lamina lateralis pterygoidei ossis temporalis dengan maxilla.

Fossa infratemporalis juga mempunyai hubungan dengan fossa pterygopalatina melalui fissura pterygomaxillaris, dan melalui fissura ini berjalan

27

Page 28: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

arteria maxillaries. Pemberian nama fossa pterygopalatina adalah dengan alasan : fossa tersebut terletak di antara kedua lamina pterygoidei ossis sphenoidalis dan os palatinum. Fossa ini berlokasi di sebelah caudal dari apex orbita. Di dalam fossa pterygopalatina terdapat nervus maxillaris, arteria maxillaris dan ganglion pterygopalatinum.

Dengan cavitas nasi, fossa pterygopalatina dihubungkan melalui foramen sphenopalatinum.

NORMA BASALISTanpa mandibula, norma basalis (= norma basilaris) dibentuk oleh

processus palatinus ossis maxilae, os palatinum, os vomer, os sphenoidale (processus pterygoideus, ala major, corpus), facies inferior os temporale (pars squamosa, pars petrosa) dan facies inferior os occipitale.OS OCCIPITALE terdiri dari empat bagian dan mengelilingi foramen occipitale magnum. Foramen ini terletak pada pertengahan jarak antar processus mastoideus, dilalui oleh medulla spinalis yang segera berubah menjadi medulla oblongata, meninx, ramus spinalis N.accessories, ramus meningealis nervus spimalis C 1 – 3 dam arteria vertebralis. Pada margo anterior dan margo posterior foramen occipitale magnum terdapat perlekatan dari membrana atlantio-occipitalis. Titik tengah dari margo inferior foramen occipitale magnum disebut Basion.Bagian-bagian dari os occipitale adalah :

2.5. SQUAMA OCCIPITALIS2.6. PARS LATERALIS2.7. PARS BASILARIS

Bagian tersebut menyatu pada usia 6 tahun.

SQUAMA OCCIPITALISMembentuk basis cranii dan bagian posterior cranium, dan batasnya adalah

protuberantia occipitalis externa bersama-sama dengan linea nuchae superior. Dari protuberantia occipitalis externa ke arah foramen occipitale magnum terdapat suatu peninggian, yang dinamakan crista occipitalis externa, tempat melekat ligamentum nuchae. Kira-kira dari pertengahan crista terdapat linea nuchae inferior yang menuju ke arah lateral.

Pada linea nuchae superior melekat galea aponeurotica dan beberapa otot, seperti m.trapezius, m.sternocleidomastoideus.

PARS LATERALISMembentuk condylus occipitalis, dua buah tonjolan besar yang berada pada

sisi-sisi foramen occipitale magnum. Condylus ini membentuk persendian dengan atlas dan sekaligus meneruskan berat cranium ke columna vertebralis. Posisi condylus occipitalis adalah setinggi dengan palatum durum. Di sebelah dorsal dari condylus occipitalis terdapat fossa condyloidea, yang mengandung canalis condyloideus dan dilalui oleh vena emmisaria. Di sebelah cranial dari condylus occipitalis terdapat canalis hypoglossi, dilalui oleh Nervus hypoglossus.

28

Page 29: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pars lateralis juga membentuk processus jugularis, yang meluas ke arah lateral menuju os temporale, membentuk dinding posterior foramen jugulare. Foramen jugulare dilalui oleh vena jugularis interne, sinus petrosus inferior, Nervus glossopharyngeus, Nervus vagus dan Nervus accessories.

PARS BASILARIS (=BASIS-OCCIPUT)Membentuk persendian dengan os sphenoidale, persendian ini menutup

pda pria usia 13 – 18 tahun dan pada wanita di usia 12 – 16 tahun.Di sebelah ventral foramen occipitale magnum terdapat tuberculum pharyngeum, tempat melekat m.constrictor pharyngeus dan raphe pharyngeum. Tuberculum ini dipakai sebagai patokan untuk menentukan batas antara pharynx di bagian ventral dan vertebra cervicalis beserta otot-otot di bagian dorsal.

Pada sisi pars basilaris terdapat foramen lacerum yang tertutup oleh cartilago, kecuali di bagian cranial dilalui oleh arteria carotis interna.

MORFOLOGI TULANG-TULANG CRANIUM

OS FRONTALETerdiri dari dua bagian, yakni squama frontalis yang membentuk dahi dan

pars orbitalis atau pars horizontal yang membentuk atap orbita dan cavitas nasi.Facies externa squama frontalis berbentuk konveks dan pada linea mediana

masih terdapat sisa dari sutura metopica, yaitu sutura yang dibentuk oleh squama frontalis sinistra dan squama frontalis dextra, yang menghilang pada usia 8 tahun, namun dapat juga menetap seumur hidup.

Pada squama frontalis terdapat :1. Tuber frontale (= eminentia frontale), terletak di sebelah kiri dan kanan

linea mediana kira-kira 3 cm di sebelah cranial dari margo supraorbitalis 2. Arcus superciliaris, suatu penonjolan yang berada di sebelah caudal

tuber frontale dan dipisahkan oleh suatu cekungan dari tuber frontale, arcus superciliaris sinister dan dexter bertemu pada linea mediana, membentuk Glabella. Pada pria bentuk arcus superciliaris lebih besar daripada wanita, dan turut ditentukan oleh ukuran sinus frontale

3. Margo supraorbitalis adalah tepi caudal dari squama frontalis yang membentuk batas dari orbita, terletak di sebelah caudal dari arcus superciliaris dan berbentuk arcus; bagian lateral dari margo supraorbitalis tajam dan agak menonjol, berfungsi melindungi bulbus oculi, sedangkan bagian medial dari margo supraorbitalis berbentuk bulat dan pada perbatasan atau bagian medial dan sepertiga intermedia incisura supraorbitalis atau foramen orbitale, dilalui oleh nervus dan vasa supraorbitalis. Ke arah lateral margo supraorbitalis berakhir pada processus zygomaticus ossis temporalis. Processus zygomaticus ini membentuk persendian dengan os zygomaticum. Dari processus zygomaticus ossis frontalis terdapat linea temporale (linea temporalis superior et inferior) yang melanjutkan diri dengan linea yang sama pada os parietale

29

Page 30: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

4. pars nasalis yang berada di antara kedua margo supraorbitalis, menonjol ke arah inferior, membentuk incisura nasalis yang mengadakan persendian dengan os nasale, processus frontalis maxillae dan os lacrimale. Pertengahan dari sutura frontonasalis disebut Nasion. Dari bagian tengah incisura nasalis terdapat spina nasalis yang menonjol ke arah inferior, turut membentuk septum nasi dengan mengadakan persendian dengan os nasale dan lamina perpendicularis ossis ethomoidalis.

Facies interna squama frontalis berbentuk konkaf dan pada linea mediana terdapat sulcus sagitalis yang berakhir pada crista frontalis. Sulcus sagitalis ditempati oleh sinus sagitalis superior. Pada tepi sulcus sagitalis dan pada crista frontalis melekat falx cerebri. Pada ujung caudal crista frontalis terdapat foramen caecum yang dilalui oleh sebuah vena dari cavitas nasi yang menuju dan bermuara ke dalam sinus sagitalis superior.

Pars orbitalis (=pars horizontalis) membentuk lamina orbitalis yang membentuk orbita dan dipisahkan satu sama lain oleh incisura ethmoidalis. Facies inferiornya konkaf dan licin, di bagian lateral membentuk fossa glandulae lacrimalis, ditempati oleh glandula lacrimalis, dan di bagian medial membentuk fovea trochlearis spina trochlearis. Facies superior atau facies infracranialis dari pars orbitalis berbentuk konveks dan tidak rata (cekungan-cekungan), ditempati oleh lobus frontalis cerebri dan vasa meningealis.

Incisura ethmoidalis memisahkan kedua pars orbitalis satu sama lain, dan ditempati oleh lamina cribriformis ossis ethmoidalis. Tepi incisura ethmoidalis bersatu dengan facies Incisura ethmoidalis memisahkan kedua pars orbitalis satu sama lain, dan ditempati oleh superior ossis ethmoidalis membentuk (melengkapi) cellulae ethmoidales.

Di sebelah anterior dari incisura ethmoidalis terdapat sinus frontalis, yang berada di dalam os frontale. Melalui ductus frontonasalis sinus frontalis dihubungkan dengan cavitas nasi, dan bermuara ke dalam meatus nasi medius (infudibulum).Antara os frontale dan os parietale terbentuk sutura coronalis.

OS PARIETALETulang pipih (os planum) berbentuk segiempat, bertemu dengan pihak yang

sebelah membentuk sutura sagitalis . Sutura sagitalis membentuk sudut tegak lurus dengan sutura coronalis. Mempunyai empat buah tepi, masing-masing adalah (1) margo sagitalis (di cranial), (2) margo frontalis (di anterior), (3) margo occipitalis (di posterior) dan (4) margo squamos (di caudal). Membentuk empat buah sudut, yaitu (1) angulus frontalis, (2) angulus occipitalis, (3) angulus mastoideus dan (4) angulus sphenoidalis.

Facies externa (facies lateralis) konveks, permukaan licin, di bagian tengah membentuk eminentia parietalis (pusat penulangan). Pada facies lateralis terdapat juga linea temporalis superior, tempat melekat fascia temporalis, dan linea temporalis inferior, tempat melekat m.temporalis. di sebelah cranial dari linea temporalis superior melekat galea aponeurotica. Dekat pada margo sagitalisa

30

Page 31: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

terdapat foramen parietale, dilalui oleh sebuah vena yang menuju ke sinus sagitalis superior. Adakalanya foramen parietale tidak terbentuk, dan kalau ada maka ukurannya bervariasi.

Facies interna (= facies cerebralis) konkaf sesuai dengan bentuk lobus parietalis cerebri yang dilindunginya, dan membentuk sulcus arteriosus ( dilalui oleh arteria meningea media) serta sulcus sagitalis (dilalui oleh sinus sagitalis superior). Pada tepi sulcus sagitalis melekat falx cerebri. Di sebelah kiri dan kanan sulcus sagitalis terdapat foveolae granulares (Pacchioni), berupa cekungan-cekungan kecil yang ditempati oleh granulatio arachnoidales.

Os parietale membentuk sutura lambdoidea dengan os occipitale, dan tempat pertemuan sutura sagitalis dengan kedua sutura lambdoidea membentuk lambda.

Yang dimaksud dengan Bregma adalah pertemuan sutura sagialis dengan sutura coronalis. Daerah tersebut pada anak-anak sampai usia 1,5 – 2 tahun tetap terbukan (ditutupi oleh jaringan ikat), disebut Fonticulus anterior (=Fontanelia anterior).

OS OCCIPATALEBerada di bagian postero-caudal dan bertumpu pada atlas membentuk

articulatio atlanto-occipitalis. Dataran facies cerebralis berbentuk konkaf, permukaan facies superficialis berbentuk konveks. Bagian-bagian dari os occipitale membatasi suatu lobang yang oval, dinamakan foramen occipitale magnum. Pada tepi foramen ini melekat membrana atlanto-occipitalis anterior et posterior. Bagian anterior tepi foramen occiptale magnum dibentuk oleh tepi medial condylus occipitalis.

Pada facies externa squama occipitalis terdapat protuberantia occipitalis externa, linea nuchae superior, linea nuchae inferior. Daerah squama occipitalis yang berada di sebelah superior linea nuchae superior disebut planum occipitale, ditempati oleh m.occipitalis, dan daerah yang berada di sebelah inferior linea nuchae superior disebut planum nuchae.

Pada facies interna (=facies cerebralis) terdapat eminentia cruciformis yang memisahkan empat buah lekukan. Dua buah lekukan (=fossae) berada di bagian superior yang berbentuk segitiga dan ditempati oleh lobus occipitalis cerebri; dua buah lekukan lainnya berada di sebelah inferior berbentuk segiempat adalah tempat lokasi dari hemispherium cerebelli. Tempat pertemuan dari keempat fossa tersebut tadi disebut protuberantia occipitalis interna.

Bagian dari eminentia cruciformis yang berada di sebelah inferior protuberantia occipitalis interna disebut crista occipitalis interna, yang membentuk bifurcatio dekat pada foramen occipitale magnum; pada crista ioni melekat falx cerebelli.

Ke arah superior dari protuberantia occipitalis interne terdapat sulcus sagittalis, biasanya di sebelah kanan, yang merupakan tempat dari bagian posterior sinus sagittalis superior. Pada tepi sulcus ini melekat falx cerebri. Dari protuberantia occipitalis interna ke arah lateral terdapat sulcus transversus (= sulcus sinus transversi), ditempati oleh sinus transversus, pada tepi sulcus ini

31

Page 32: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

melekat tentorium cerebelli. Biasanya sulcus transversus dexter lebih besar dari yang sinister, dan merupakan lanjutan dari sulcus sagitalis superior.

Pars lateralis ossis occipitalis terletak pada sisi lateral foramen occipitale magnum, dan pada facies inferiornya terbentuk condylus occipitalis. Condylus tersebut berbentuk oval, bagian anterior (ujung anterior) bersatu dengan pars basilaris ossis occipitalis dan bagian posterior (ujung posterior) letak saling menjauhi sampai mencapai bagian tengah foramen occipitale magnum. Permukaan persendian berbentuk konveks, menghadap ke arah latero-caudal. Pada tepi condylis occipitalis melekat capsula articularis atlanto-occipitalis. Pada basis condylus occipitalis terdapat canalis hypoglossi, dilalui oleh Nervus hypoglossus. Di sebelah posterior dari condylus occipitalis terletak fossa condylaris, pada fossa ini terdapat canalis condylaris (dilaui oleh vena emissaria).

Di sebelah lateral dari bagian posterior condylus occipitalis terdapat suatu daerah berbentuk segiempat, disebut processus jugularis, yang ke arah anterior membentuk incisura jugularis, dan merupakan bagian posterior dari foramen jugulare. Ke arah lateral processus jugularis membentuk suatu daerah segiempat atau segitiga, yantg mengadakan persendian dengan facies jugularis ossis temporalis.

Facies superior (-facies cerebralis) dari pars lateralis ossis occipitalis membentuk tuberculum jugulare, suatu penonjolan yang berbentuk oval yang menutupi canalis hypoglossi. Pada permukaan tuberculum ini terdapat suatu sulcus yang dilalui oleh Nervus glossopharyngeus, Nervus vagus dan Nervus accessories.

Pada permukaan superior processus jugularis terdapat sebuah sulcus yang berjalan ke arah medial dan anterior, melanjutkan diri pada incisura jugularis. Pada tepi medial sulcus ini terdapat lubang dari canalis condylaris.

Pars basilaris ossis occipitalis terletak di bagian anterior foramen occipitalis magnum, bersatu dengan corpus ossis sphenoidalis. Sampai usia 25 tahun di antara kedua ujung tulang itu terdapat jaringan cartilago, dan selanjutnya membentuk synostosis. Pada facies inferior pars basilaris terdapat tuberculum pharyngeum, yang terletak 1 cm di sebelah anterior foramen occipitale magnum, tempat melekat raphe pharyngeum. Facies superior (facies cerebralis) berbentuk suatu lekukan yang cukup luas, ditempati oleh medulla oblongata.

Dekat tepi foramen occipitale magnum terdapat perlekatan dari membrana tectoria.

Pada tepi lateral pars basilaris, pada facies cerebralis, terdapat sulcus petrosus inferior. Os occipitale mengadakan hubungan dengan tulang-tulang disekitarnya, sebagai berikut :

1. di sebelah superior dengan os parietale, membentuk fonticulus posterior (=fonticulus occipitalis) ;

2. di bagian inferior dengan corpus ossis spheinoidalis ;3. di sebelah lateral dengan pertemuan antara angulus mastoisdeus ossis

parietalis dengan pars mastoidea ossis temporalis.

32

Page 33: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

OS TEMPORALE Istilah Temporale berasal dari Tumpus (bahasa latin) yang berarti waktu,

dan digunakan dengan alasan rambut uban dimulai tampak di daerah tersebut.Os temporale terdiri dari lima bagian, sebagai berikut : (1) pars squamosa, (2) pars tympanica, (3) pars styloideus, (4) pars mastoidea dan (5) pars petrosa.

PARS SQUAMOSA tipis, membentuk bagian anterior dan superior dari os temporale. Facies externus halus dan konveks, membentuk sebagian dari fossa temporalis, dan merupakan tempat perlekatan m.temporalis. Tempat perlekatan m.temporalis dibatasi oleh linea temporalis. Di bagian inferior pars squamosa terdapat processus zygomaticus yang menonjol ke arah anterior. Tepi superior dari processus zygomaticus berbetuk panjang, tipis dan tajam, menjadi tempat perlekatan fascia temporalis, sedangkan tepi inferior pendek, tebal dan melengkung, tempat melekat dari m.masseter. permukaan lateral dari processus zygomaticus berbentuk konveks dan terletak subcutaneus (dapat dipalpasi), permukaan medial konkaf dan tempat melekat dari m.masseter. ujung anterior mengadakan articulus dengan os zygomaticum membentuk arcus zygomaticus.

Tepi superior dari ujung posterior processus zygomaticus ke arah posterior membentuk radix posterior, yang terletak di cranialis dan meatus acusticus externus, dan melanjutkan diri pada linea temporalis. Radix anterior dari processus zygomaticus ke arah anterior melanjutkan diri dengan tepi inferior processus zygomaticus, membentuk tuberculum articulare, suatu tonjolan yang besar, bundar, kuat dan mengarah ke medial. Tuberculum articulare membentuk tepi anterior dari fossa mandibularis. Di antara dinding posterior meatus acusticus externus dan radix posterior dari processus zygomaticus terdapat suatu daerah segitiga yang disebut spina supra meatum (= fossa mastoidea = foveola suprameatica).

Fossa mandibularis di bagian anterior dibentuk oleh tuberculum articulare, mempunyai permukaan yang halus, dilapisi oleh cartilago, dan mengadakan persendian dengan processus condyloideus mandibulae, membentuk articulatio temporomandibularis. Bagian posterior dari fossa mandibularis yang dibentuk oleh pars tympanica ossis temporalis bersifat non articularis.

Facies superior (= facies cerebralis) dari pars squamosa mempunyai lekukan-lekukan yang sesuai dengan bentuk lobus temporalis cerebri dan vasa meningea media. Tepi superior dari squama tipis, menutupi tepi os parietale, membentuk sutura squamosa.

PARS TYMPANICA adalah tulang berbentuk melengkung, terletak di bagian inferior yang squamosa dan di sebelah anterior processus mastoideus. Permukaan posterior konkaf, membentuk dinding anterior, lantai dan sebagian dari dinding posterior pars osseum meatus acusticus externus. Permukaan anteroinferior dari pars tympanica berbentuk segiempat, sedikit konkaf, membentuk bagian posterior fossa mandibularis. Permukaan lateral bebas dan kasar, tempat melekat dari pars cartilaginis meatus acusticus externus.

Pada pars tympanica terdapat meatus acusticus externus, suatu saluran yang mengarah sedikit ke anterior, dinding anterior, lantai dan bagian inferior dinding posterior dibentuk oleh pars tympanica, sedangkan dinding atap dan

33

Page 34: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

bagian superior dinding posterior dibentuk oleh pars squamosa. Pada ujung medialis (inner end) dari meatus acusticus externus terdapat membrana tympanica.

PARS MASTOIDEA adalah bagian posterior dari os temporale dan bersatu dengan os squamosa. Permukaan externus kasar, tempat melekat m.occipitalis. dekat pada tepi posterior terdapat foramen mastoideum, dilalui oleh sebuah vena yang menuju ke sinus transversus (= sinus sigmoideus) dan sebuah cabang-cabang kecil dari arteria occipitalis yang menuju ke dura mater. Foramen mastoideum bervariasi menurut lokalisasi dan ukurannya, seringkali juga tidak ada.

Processus mastoideus adalah suatu tonjolan agak bulat atau berbentuk konus (bervariasi dalam bentuk dan ukuran), tempat melekat m.stemocleidomastoideus, m.splenius capitis dan m.longisimus capitis. Pada facies medialis dan processus mastoideus terdapat incisura mastoidea (= fossa digistrica), tempat melekat m.digastricus, dan di sebelah medialnya terdapat sulcus occipitalis, dilalui oleh arteria occipitalis. Pada facies medialis (= facies cerbralis) terdapat sulcus sigmoideus, ditempati oleh sinus sigmoideus ( kelanjutan dari sinus transversus). Antara sulcus sigmoideus dengan cellulae mastoidei terdapat lembaran tulang yang sangat tipis, bahkan bisa tidak sempurna.

Tepi superior pars mastoidea agak lebar dan bergerigi, membentuk persendian dengan angulus mastoideus ossis parietalis.

Tepi posterior pars mastoidea juga bergerigi dan membentuk persendian dengan tepi inferior os occipitele.

Ke arah anterior pars mastoidea bersatu dengan pars squamosa, turut membentuk meatus acusticus externus dan cavitas tympanica.

Processus mastoideus dibentuk oleh rongga-rongga kecil berisi udara yang diberi nama cellulae mastoidei. Salah satu rongganya yang besar disebut antrum tympanicum, terletak di bagian antero-lateral.

PARS PETROSA (=PYRAMIS) berbentuk pyramid, terletak di antara os sphenoidale dan os occipitale, berada pada basis carnii. Mempunyai apex, basis, 3 permukaan dan 2 buah tepi, di dalamnya berisi organ pendengaran dan equilibrium (= organum vestibulocochlearis).

Basis bersatu dengan facies interna pars squamosa dan pars mastoidea. Apex dari pars petrosa (= apex pyramidis) mempunyai permukaan yang kasar dan tidak datar, terletak di antara tepi posterior ala magna ossis sphenoidalis dan pars basalis ossis occipitalis dan os sphenoidale. Pada daerah ini terdapat orificium internum (anterior) canalis caroticus, dan membentuk bagian pastero-lateral foramen lacerum.

Facies anterior pyramidis merupakan dinding posterior dari fossa cranii media, melanjutkan diri pada facies interna pars squamosa dan membentuk sutura petrosquamosa. Pada permukaan ini terdapat :

1. Eminentia arcuata, suatu penonjolan yang terletak di bagian tengah, merupakan indikasi untuk menentukan letak dari canalis semicircularis superior ;

2. Di sebelah antero-lateral dari eminetia arcuata terdapat suatu cekungan yang menjadi indikasi posisi cavitas tympani, disebut tegmen tympani ;

34

Page 35: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

3. Sulcus nervi petrosi majori yang menuju ke hiatus canalis facialis, dilalui oleh nervus petrosus superficialis major ;

4. Sulcus nervi petrosi minoris, berada di sebelah lateral hiatus canalis facialis, dilalui oleh n.petrosis superficialis minor ;

5. Ujung terminal canalis caroticus, terletak dekat pada apex pyramidis, kadang-kadang dinding canalis carticus di sini dangat tipis ;

6. Impressio trigemini, suatu cekungan yang berada pada apex pyramidis, ditempati oleh gengion semilunare Gasseri.

Facies posterior pyramidis membentuk pars anterior fossa cranii posterior. Dekat pada pertengahannya terdapat meatus acusticus internus, yang melanjutkan menjadi porus acusticus internus. Meatus internus ini bulat dan mempunyai tepi yang rata. Di sebelah lateral meatus acusticus internus terdapat fossa subarcuata.

Facies inferior mempunyai permukaan yang kasar dan tidak beraturan, turut membentuk sebagian dari norma basalis cranii. Pada facies ini terdapt foramen coraticum externum, dilalui oleh arteria carotis interna. Di sebelah posterior foramen coraticum externum terletak fossa jugularis, yang ditempeti oleh bulbus superior vena jugularis interna.

Di antara processus styloideus dan processus mastoideus terdapat foramen stylomastoideum, yang merupakan ujung terminal dari canalis facialis, dilalui oleh cabang perifer Nervus facialis.

Pada margo superior terdapat sulcus petrosus superior, ditempati oleh sinus petrosus superior, dan menjadi tempat perlekatan dari tentorium cerbelli. Pada ujung medial sulcus tersebut terletak Nervus trigemionus.

Pada bagian medial margo posterior pyramidis terdapat sebuah sulcus yang dilalui oleh sinus petrosus inferior, berkaitan dengan sulcus yang sama pada pars basilaris ossis occipitalis.

Pada bagian lateral margo posterior pyramidis terdapat fossa jugularis, yang bersama-sama dengan incisura jugularis ossis occipitalis membentuk foramen jugulare; banyak kali foramen ini terbagi dua.

Margo anterior bersatu dengan pars squamosa membentuk sutura petrosquamosa, juga bersatu dengan os sphenoidale.

OS SPHENOIDALETurut membentuk basis cranii, terletak di sebelah anterior os temporale dan

basis ossis temporalis. Terdiri dari (1) sebuah corpus di bagian medial, (2) dua buah ala major dan (3) dua buah ala minor yang berada di bagian lateral, memberi bentuk seperti kupu-kupu (4) dua buah processus pterygoideus yang berada pada facies inferior.

CORPUS SPHENOIDALE berbentuk kubus, mengandung dua buah ruangan yang berisi udara, disebut sinus sphenoidalis, dipisahkan satu sama lain oleh sebuah septum yang tipis. Facies superior atau facies infracranial dari corpus membentuk spina ethmoidale ke arah rostral, yang mengadakan persendian dengan lamina cribrosa ossis ethmoidalis; di sebelah dorsalnya terdapat suatu dataran dengan permukaan yang licin, disebut jugum sphenoidale, agak meninggi di bagian medial dan melekuk pada kedua sisinya. Daerah ini di bagian posterior

35

Page 36: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

dibatasi oleh margo anterior dari sulcus chiasmatis. Pada sulcus ini terletak chiasma opticum, dan sulcus ini di sebelah lateral berakhir pada foramen opticum, dilalui oleh Nervus opticus dan arteria ophthalmica. Di sebelah posterior dari sulcus chiasmatis terdapat tuberculum sellae dan lebih ke posterior lagi terdapat suatu cekungan yang dalam, disebut sella tursica, ditempati oleh hypophyse, oleh karena itu cekungan ini disebut juga fossa hypophycialis. Fossa ini ditutupi (membentuk atap) oleh dura meter yang membentuk diaphragma sellae. Di sebelah anterior dari sellal tursica terdapat dua buah tonjolan, dinamakan processus clinoideus medius, tidak selamanya ada. Batas dorsal dari sella tursica adalah sebuah dataran, disebut dorsum sellae, membentuk dua tonjolan ke arah superior, disebut processus clinoideus posterior,. Yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berveriasi. Pada processus clinoideus posterior melekat tentorium cerbelli. Facies dorsalis dorsum sellae membentuk suatu cekungan yang dangkal, disebut clivus, selanjutnya bersatu dengan pars basilaris ossis occipitalis. Pada kedua sisi dorsum sellae terdapat sebuah cekungan yang dilalui oleh Nervus abducens, di sebelah inferiornya terdapat processus petrosus yang membentuk persendian dengan apex pyramidis ossis temporalis, membentuk dinding medial foramen lacerum.

Facies lateralis dari corpus bersatu dengan ala major dan lamina medialis (processus pterygoidea). Pada tempat perlekatan dengan ala major ini terdapat sulcus caroticus. Di bagian posterior dari sulcus tadi, tepi lateralnya pada tempat pertemuan corpus dengan ala major membentuk suatu penonjolan yang dinamakan lingual sphenoidalis.

Facies posterior dari corpus bersatu dengan pars basilaris corpus occipitalis. Facies anterior dari corpus membentuk dinding posterior cavitas nasi, dan pad alinea mediana membentuk crista sphenoidalis, yang mengadakan persendian dengan lamina perpendicularis ossis ethmoidalis, membentuk septum nasi. Pada kedua sisi dari crista ini terdapat muara dari sinus sphenoidalis.

Sinus sphenoidalis bervariasi dalam bentuk dan ukurannya, jarang simetris, bisa meluas sampai mendekati foramen occipitale magnum. Sebagian dari sinus ini ditutupi oleh concha sphenoidalis, yang berupa suatu tulang yang tipis dan melengkung. Sisi lateral dari facies anterior sinus sphenoidalis membentuk persendian dengan lamina orbitalis ossis ethmoidalis. Tepi inferior membentuk persendian dengan processus orbitalis ossis palatini; tepi superior mengadakan persendian dengan lamina orbitalis ossis frontalis.

Facies inferior dari corpus turut membentuk sebagian dari dinding cavitas nasi, dan pada linea mediana membentuk tonjolan berbentuk segitiga, disebut rostrum sphenoidale, menyatu dengan crista sphenoidalis pada permukaan anterior dan masuk ke dalam celah yang dibentuk oleh alae vomeris. Di sebelah lateral dan rostrum terdapat suatu penonjolan yang disebut processus vaginalis, mengarah ke medial dan berasal dari basis lamina medialis pterygoidei.

ALA MAGNA (= ALA MAJOR) adalah tonjolan ke arah lateral dari corpus sphenoidalis. Bagian posterior dari tonjolan ini berbentuk segitiga, terletak pada sudut yang dibentuk oleh pars squamosa dan pars petrosa ossis temporalis, dan membentuk spina angularis (= spina ossis sphenoidalis) pada ujung inferiornya.

36

Page 37: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Facies cerebralis atau facies superior turut membentuk cranii media, ditempati oleh lobus temporalis cerebri. Di bagian antero-medial terdapt foramen rotundum, berbentuk bulat, dilalui oleh nervus maxillaries, di sebelah postero-lateralnya terdapat foramen ovale, dilalui oleh nervus mandibularis. Di sebelah posterior dari foramen ovale, pada angulus posterior dekat pada spina angulus terdapat foramen spinosum, dilewati oleh vasa meningea media.

Facies lateralis (= facies temporalis) berbentuk konveks, dibagi oleh crista infratemporalis yang letaknya transversal menjadi dua bagian, yaitu pars superior (= pars temporalis yang menjadi tempat perlekatan m.temporalis dan pars inferior (= pars infratemporalis) yang bentuknya lebih kecil, turut membentuk fossa infratemporalis.

Pada crista infratemporalis dan pada pars inferior melekat m.pterygoideus lateralis. Pada pars infratemporalis terdapat foramen ovale dan foramen spinosum, dan di sebelah posteriornya terdapat spina ossis sphenoidalis (= spina angularis). Pada facies medialis spina sphenoidalis terdapat chorda tympani. Pada spina ossis sphenoidalis melekat ligamentum sphenomandibulare dan m.tensor veli palatini.

Facies orbitalis membentuk pars posterior dinding lateral orbita. Tepi superiornya, bergerigi, melekat pada facies orbitalis ossis frontalis. Tapi inferiornya bulat, membentuk bagian pastero-lateral fissura orbitalis inferior. Tepi medialnya, tajam , membentuk bagian dari fissura orbitalis superior, dan membentuk sebuah tonjolan kecil yang menjadi tempat perlekatan m,rectus lateralis oculi.Tepi lateral facies orbitalis bergerigi dan membentuk persendian dengan os zygomaticum.

Di sebelah inferior dari pars medialis fissura orbitalis superior terletak dinding posterior fossa pterygopalatina.

Bagian posterior dari tepi ala magna yang berada dekat pada corpus membentuk dinding anferior foramen lacerum, dan pada bagian ini terdapat lobang dari canalis pterygoideus. Sisi lateral dari ala major membentuk synchondrosis dengan pars petrosa ossis temporalis, dan di bagian inferiornya terdapt sulcus tubae auditivae, ditempati oleh pars cartilaginis tubae auditivae.

Margo squamosa melekat pada pars squamosa ossis temporalis. Margo parietalis melekat pada os parietale (angulus sphenoidale) Margo frontalis bersatu dengan os frontale, tepi ini melanjutkan diri kemedial dan membentuk bagian inferior fissura orbitalis superior, Margo zygomaticus melekat pada os zygomaticum.

ALA PARVA (=ALA MINOR) adalah dua buah lembaran tipis yang berbentuk segitiga, berasal dari bagian antero-superior dari corpus, mengarah ke lateral dan berakhir dengan ujung yang lancip. Facies superiornya datar, ditempati oleh sebagian dari lobus frontalis cerebri. Facies interior membentuk pars posterior dinding superior (atap) orbita dan pars superior fissura orbitalis superior.Margo anterior bergerigi, bersatu dengan os frontale. Margo posterior halus dan bundar, letaknya sesuai dengan fissura lateralis cerebri, dan ujung medialnya membentuk processus clinoideus anterior yang menjadi tempat melekatnya tentorium cerebelli.

37

Page 38: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ala minor melekat pada corpus melalui radix superior dan radix inferior dan diantaranya terbentuk canalis opticus, dilalui oleh Nervus opticus dan arteria ophthalmica.

PROCESSUS PTERYGOIDEUS adalah tonjolan ke lateral, berada dibagian inferior pasa tempat pertemuan corpus dengan ala major ossis sphenodalis. Terdiri atas lamina lateralius dan lamina medialis, bagian superiornya bersatu disebelah anterior, pada tempat pertemuan ini terdapat sulcus pterygopalatinus. Dibagian inferior lamina lateralius terpisah dari lamina medialis oleh fissura pterigoideus. Tepinya kasar dan membentuk persendian dengan processus pyramidalis ossis palatini. Kedua lamina itu ke arah posterior letak saling menjauhi satu sama lain (divergen) dan membatasi fossa pterygoidea, berbentuk huruf V. Pada fossa pterygoidea terdapat m. pterygoideus medialis dan m.tensor veli palatini. Disebelah superior dari fossa pterygoidea terdapat suatu cekungan berbentuk oval, disebut fossa scaphoidea, tempat melekat m.tensor veli palatini. Facies anterior dan processus pterygoideus luas, membentuk dinding posterior fossa pterygopalatina.

Lamina lateralis processus pterygoidei bentuknya luas, tipis dan melengkung ;facies lateralisnya membentuk sebagian dari dinding medial fossa infratemporalis dan menjadi tempat perlekatan m.pterygoideus lateralis. Facies medial dari lamina lateralis dinding lateral fossa pterygoideus, tempat melekat m.ptertgoideus medialis.

Lamina medialis processus pterygoideus mempunyai bentuk yang lebih ramping, tetapi lebih panjang daripada lamina lateralis. Ujung inferior melengkung ke lateral, membentuk hamulus pterygoideus. Facies lateral membentuk dinding medial fossa pterygoidea. Facies medial membentuk batas lateral danchoanea.Ke arah superior lamina medialis meluas sampai pada permukaan inferior corpus sphenoidalis, membentuk processus vaginalis, yang di bagian anterior bersatu dengan processus sphenoidalis ossis palatini dan di bagian posterior bersatu dengan ala vomeris.

Di antara tepi posterior processus vaginalis dan sisi medial fossa scaphoidea terdapat tuberculum pterygoideum, di sebelah superiornya terdapat canalis pterygoideus, yang di bagian posterior berhubungan dengan foramen lacerum dan di bagian tengan anterior dengan fossa pterygopalatina. Pada facies inferior processus vaginalis terdapat sebuah sulcus yang dibentuk bersama-sama dengan processus sphenoidalis ossis palatini, dilalui oleh ramus pharyngealis arteria maxillaries dan nervus pharyngealis yang dipercabangkan oleh nervus pterygopalatina.

Di sepanjang tepi posterior lamina medialis melekat aponeurasis pharyngealis, daripada sepertiga bagian inferiornya terdapat origa dan m.constictor pharyngealis superior. Tepi anterior lamina medialis bersatu dengan tepi posterior pars perpendicularis ossis palatini.

CONCHAE SPHENOIDALES adalah dua buah lembaran tipis, melengkung, terletak di bagian anterior corpus sphenoidalis. Pada dinding anterior terdapat

38

Page 39: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

lubang keluar dari sinus sphenoidalis yang menuju ke recessus sphenoidalis di dalam cavitas nasi.

OS ETHMOIDALETulang yang ringan dan mempunyai rongga-rongga kecil, terletak di bagian

anterior dari basis cranii, berada di antara kedua belah orbita, membentuk sebagian besar dinding superior cavitas nasi. Terdiri dari empat bagian ; (1) lamina cribrosa atau lamina horizontalis, membentuk sebagian dari basis cranii, (2) lamina perpendiculare, turut membentuk septum nasi, (3) dua buah labryinthus (= lateral mass).

LAMINA CRIBROSA bersatu dengan incisura ethmoidalis ossis frontalis membentuk dinding superior (atap) cavitas nasi. Ke arah superior membentuk crista galli, suatu tonjolan berupa lembaran berbentuk segitiga, terletak pada linea mediana. Pada tepi posterior crista galli melekat falx cerebri, sedangkan tepi anteriornya pendek, tebal dan membentuk persendian dengan os frontale, turut membentuk foramen caaecum. Pada sisi lateral crista galli terdapat lamina cribrosa, ditempati oleh bulbus olfactorius, ditembusi oleh Nervus olfactorius.

LAMINA PERPENDICULARIS berbentuk lembaran yang turut membentuk septum nasi. Tepi anterior bersatu dengan os frontale dan os nasale. Margo posterior bersatu dengan crista sphenoidalis ( di bagian superior) dan dengan vomer (di bagian inferior). Tepi inferior lebih tebal daripada tepi posterior dan menjadi tempat melekat pars cartilaginis septum nasi.

LABRYNTHUS ETHMOIDALIS terdiri dari sejumalh cellulae ethmoidales, yaitu rongga-rongga kecil dengan dinding yang sangat tipis, dibagi oleh dua lembaran yang etrletak vertikal menjadi tiga gugusan, yaitu gugusan anterior, medial dan posterior. Lembaran (lamina) lateral turut membentuk orbita, dan lembaran medial turut membentuk cavitas nasi.Di bagian lateral dari facies superior terdapat canalis ethmoidalis anterior et posterior, yang dibentuk bersama-sama dengan os frontale; canalis ini bermuara ke dalam cavum orbita melalui foramen ethmoidale anterior et posterior.Pada facies posterior terdapat rongga-rongga yang lebih besar dan tidak beraturan (irregular cellular cavities).

Facies lateralis tipis dan halus, disebut lamina orbitalis (= lamina papyracea), yang menututpi cellulae ethmoidales di bagian posterior dan medial, dan membentuk sebagian besar dinding medial orbita.

Membentuk persendian dengan lamina orbitalis ossis frontalis, maxilla, processus orbitalis ossis palatini, os lacrimale dan os sphenoiddale. Di sebelah anterior dari lamina orbitalis terdapat rongga-rongga kecil berisi udara, ditutupi oleh os lacrimale dan processus frontalis maxillae. Dari bagian ini ke arah inferior dan posterior terdapat suatu lembaran yang melengkung, disebut processus uncinatus, menuju labrynthus, membentuk sebagian dari dinding nedial sinus maxillaries, bersatu dengan processus ethmoidalis dari concha nasalis inferior.

Permukaan medial dari labrynthus membentuk sebagian dari dinding lateral cavitas nasi. Berbentuk tipis dan kasar, berisikan saluran-saluran yang dilalui oleh cabang-cabang Nervus olfactorius ujung inferiornya berakhir bebas pada concha

39

Page 40: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

nasalis media. Bagian posterior dari facies medialis labrynthus dibagi oleh suatu fissura yang sempit yang letaknya anterior-posterior, disebut meatus nasi superior, yang memisahkan concha nasalis superior dari concha nasalis media. Concha nasalis media meluas sepanjang permukaan medial dari labrynthus dan empunyai tepi yang bebas dan tebal. Concha nasalis superior mempunyai bentuk yang lebih kecil daaripada concha nasalis media.

Meatus nasi superior adalah sebuah celah yang berada di bagian superior, ditutupi oleh concha nasalis superior, dan cellulae ethnoidalis pars superior mempunyai hubungan dengan celah ini.

Meatus nasi medius adalah juga celah yang sempit, yang meluas ke arah superior dan ditutupi oleh concha nasalis media. Dinding lateral concha nasalis media mengandung infundibulum, suatu saluran yang melengkung, memisahkan processus uncinatus di bagian inferior dengan bulla ethnoidalis di bagian superior. Aantara ainafundibulum dengan concha nasalis media terdapat hiatus semilunaris. Ostium sinus maxillaries terdapat di bagian dasar pada pars medialis infundibulum. Ostium sinus frontalis dan cellulae ethmoidalis anterior berada pada ujung anterior infundibulum atau berada di bagian antero-superior meatus nasi medius.

CONCHA NASALIS INFERIORMerupakan sebuah tulang tersendiri, terletak horizontal di sepanjang

dinding lateral cavitas nasi, dibentuk oleh tulang-tulang yang berongga (spongiosa), melengkung. Mempunyai dua buah permukaan, dua buah tepi dan dua buah extremitas (ujung-ujung).

Facies medialis berbentuk konveks, mempunyai beberapa lubang-lubang kecil yang dilalui oleh pembuluh darah.

Facies lateralis konkaf, membentuk sebagian dari meatus nasi inferior.Margo superior tipis, irreguler, bersatu dengan dinding lateral cavitas nasi.

Dibagi menjadi 3 bagia, sebagai berikut : pars anterior, pars medialis danpars posterior.

VOMERTerletak pada dinding mediana, tetapi tepi anteriornya banyak kali bergeser

ke arah satu sisi. Membentuk bagian posterior dan inferior septum nasi. Mempunyai dua buah permukaan dan empat buah tepi. Pada permukaannya terdapat alur-alur yang dilalui oleh pembuluh-pembuluh darah, membentuk sulcus nasopalatinus yang ditempati oleh nervus nasopalatinus dan vasa nasopalatina.

Margo superior tebal, membentuk suatu sulcus yang dalam, yang bersatu dengan rostrum sphemoidalis, ke arah lateral membentuk ala vomeris yang berdatu dengan processus vaginalis dari lamina pterygoidea medialis dan dengan processus sphenoidalis ossis palatini.

Margo inferior mengadakan persendian dengan maxilla dan os pa;atinum.Margo anterior adalah yang terpanjang, bagian superior bersatu dengan

lamina perpendicularis ossis ethmoidalis dan bagian inferior bersatu dengan tepi inferior pars cartilaginis septum nasi.

40

Page 41: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Margo posterior bebas, konkaf dan memisahkan choanae menjadi di bagian sinister dan dexter.

OS LACRIMALESebuah tulanag yang cukup kecil, berada di bagian anterior dinding medial

orbita. Mempunyai dua buah facies dan empat buah tepi.Facies lateralis atau facies orbitalis dibagi oleh crista lacrimalis posterior,

suatu tonjolan vertikal, menjadi dua bagian. Bagian anterior adalah sulcus lacrimalis yang membentuk fossa lacrimalis (= fossa sacci lacrimalis) bersama-sama dengan processus frontalis maxillae. Di bagian superior terdapat saccus lacrimalis dan bagian inferior ditempati oleh ductus nasolacrimalis. Bagian posterior turut membentuk dinding medial orbita.

MAXILLAMembentuk atap cavitas oris, lantai dan dinding lateral cavitas nasi dan

lateral orbita. Di dalam maxilla terdapat sinus maxillaries. Turut membentuk fossa infratemporalis dan fossa pterygopalatina. Terdiri atas : (1) corpus maxillae, (2) processus zygomaticus, (3) processus frontalis, (4) processus laveolaris dan (5) processus palatinus.

CORPUS MAXILLAE berbentuk pyramid, mengandung sinus maxillaries (= antrum of Highmore). Mempunyai facies anterior, posterior (infratemporalis), superior (orbitalis) dan medialis (nasalis).

Pada pars inferior facies anterior (facialis) terdapat sederetan tonjolan, disebut juga alveolaria, yang sesuai dengan posisi radix dentes. Di sebelah superior gigi incisivus terdapat fossa incisive. Di sebelah lateral fossa incisiva terdapat fossa canina, yang bentuknya lebih besar dan lebih dalam. Di sebelah superior dari fossacanina terdapat foramen infraorbitale, dilalui oleh nervus infraorbitalis dan vasa infraorbitalis.Di sebelah medial facies anterior membentuk incisura nasalis, dan pada linea mediana membentuk spina nasalis anterior.

Facies infratemporalis dipisahkan dari facies anterior oleh processus zygomaticus bersama dengan tonjolan ke arah superior dari ujung radix gigi molar I, yang disebut crista zygomaticoalveolaris. Pada pars inferior facies infratemporalis terdapat tuber maxillare, yang tampak menonjol setelah gigi molar III tumnuh.

Facies orbitalis membentuk sebagian besar dari lantai orbita, di sebelah medial membentuk incisura lacrimalis, di sebelah posterior dari incisura ini terdapat persendian dengan os lacrimale, lamina orbitalis (lamina papyracea) ossis ethmoidalis dan processus orbitalis ossis palatini. Di sebelah posterior membentuk tepi yang bundar yang merupakan tepi anterior dari fissura orbitalis inferior. Dekat di bagian tengah pada pars posterior facies orbitalis terdapat sulcus infraorbitalis, dilalui oleh nervus infraorbitalis dan vasa infraorbitalis. Sulcus infraorbitalis melanjutkan diri menjadi canalis infraorbitalis dan berrakhir pada foramen infraorbitale, yang terletak di sebelah caudal margo inferior orbita.

41

Page 42: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pada facies nasalis terdapat hiatus maxillaries, suatu lubangg yang menuju ke sinus maxillaries. Pada tepi superior dari hiatus maxillaries terdapat rongga kecil yang berisi udara, ditutupi oleh os ethmoidale dan os lacrimale. Di sebelah inferior hiatus terdapat cekungan yang turut membentuk meatus nasi inferior, dan di sebelah posteriornya lagi bersatu dengan pars perpendicularis ossis palatini. Di seblah rostral dari hiatus maxillaries terdapat sulcus nasolacrimalis, dan selanjutnya membentuk canalis nasolacrimalis bersama-sama dengan os lacrimale dan concha nasalis inferior. Canalis nasolacrimalis dilalui oleh ductus nasolacrimalis dan bermuara ke dalam meatus nasi inferior.

SINUS MAXILLARIS (= antrum, of Highmore) adalah sebuah rongga yang terbentuk pyramid terdapat di dalam corpus maxillae. Dindingnya tipis dan berkaitan dengan facies nasalis, orbitalis, anterior dan infratemporalis dari corpus maxillae. Sinus maxillaries bermuara ke dalam meatus nasi medius.

PROCESSUS ZYGOMATICUS berbentuk segitiga, terletak pada pertemuan facies anterior, infratemporalis dan orbitalis. Membentuk persendian dengan os zygomaticum dan turut membentuk permukaan anterior wajah dan fossa infratemporalis.

PROCESSUS FRONTALIS berupa suatu lembaran yang kuat, turut membentuk batas lateral cavitas nasi. Permukaan lateral halus dan menjadi tempat perlekatan beberapa otot mimik. Facies medialis menjadi dinding lateral. Tepi superior processus frontalis bersatu dengan os frontale, tepi anterior membentuk persendian deangan os nasale, tepi posterior bersatu dengan os lacrimale membentuk fossa lacrimalis.

PROCESSUS ALVEOLARIS mempunyai lubang-lubang yang dalam, yang ditempati oleh radix dentis. Kedudukan processus alveolaris membentuk arcus alveolaris.

PROCESSUS PALATINUS terletak horizontal, meluas ke arah mesial dari facies nasalis maxillae. Membentuk lantai cavitas nasi dan sekaligus atap dari cavitas oris. Facies inferior konkaf, kasar, tidak rata, dan membentuk dengan pihak yang sebelah tiga per empat bagian anterior palatum durum. Pada bagian ini terdapat beberapa lubang kecil yang dilalui oleh pembuluh darah, dan terdapat cekungan-cekungan kecil yang ditempati oleh glandula palatina.Di bagian posterior foramen palatinum major, dilalui oleh vasa palatina major dan nervus palatina major, di sebelah posteriornya terdapat canalis palatinus minor. Pada linea mediana di bagian anterior, pada tempat pertemuan maxilla sinistra dan dextra, terdapat foramen incisivum, tepatnya di posterior gigi incisivus.OS PALATINUM

Berbentuk huruf L, terdiri dari lamina perpendicularis dari lamina horizontalis. Lamina horizontalis bertemu dengan pihak sebelah membentuk seperempat bagian posterior palatinum durum. Pada pertemuan kedua lamina tersebut terbentuk processus pyramidalis, yang menonjol ke dorso-lateral, memisahkan maxilla daripada processus pterygoideus ossis sphenoidalis.Dari lmina perpendicularis terdapat processus, orbitalis dan processus sphenoidalis yang turut membentuk foramen sphenopalatinum.

42

Page 43: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

MANDIBULAMerupakan tulang yang terbesar dan paling kuat dari wajah. Terdiri dari

sebuah corpus dan dua buah ramus. Pertemuan antara corpus dan ramus mandibulae membentuk angulus mandibulae. Bagian yang paling menonjol ke lateral dari angulus disebut Gonion. Sudut angulus mandibulae berkisar antara 110 – 140 derajat, rata-rata 125 derajat.

CORPUS MANDIBULAE berbentuk huruf U, membentuk facies interna dan facies externa, margo superior (pars alveolaris) dan margo inferior (= basis mandibulae). Pada facies externa, di linea mediana terdapat symphysis menti, yakni pertemuan antara corpus mandibulae bagian kiri dan kanan. Ke arah inferior membentuk tonjolan berbentuk segitiga, disebut protuberantia mentalis, dan di sebuah kiri kananya membentuk tuberculum mentale (sebagai basis dari protuberantia mentalis).Ke arah lateral, seringkali di sebelah caudal dan gigi premolar II terdapat foramen mentale, dilalui oleh nervus mentalis dan vasa mentalis.Dari tuberculum mentale terdapat linea oblique yang menuju ke arah dorso-cranial sampai pada tepi anterior ramus anterior mandibulae.Pars superior corpus disebut pars alveolaris membentuk kantong (rongga) yang dinamakan alveolus, ditempati oleh dentis.

Margo inferio mandibulae dinamakan basis mandibulae. Suatu cekungan dengan permukaan yang kasar terdapat di bagian posterior dari basis mandibulae, dekat pada symphsis menti, disebut fossa digastrica.

Pada facies interna terdapat spina mentalis, berada di dorsalis dari symphisis. Di sini melekat m.genioglossus. dari fossa digastrica terdapat linea mylohlyoidea, suatu garis yang berjalan oblique, ke arah dorso-cranial mencapai suatu titik yang berada di sebelah posterior gigi molar III. Pada linea ini terdapat perlekatan m.mylohyoideus. di sebelah caudal dari linea mylohyoidea terdapat fovea submandibularis, sebagian ditempati oleh glandula submandibularis. Di sebelah anterior, di cranialis dari linea mylohyoidea terrdapat fovea sublingualis, ditempati oleh glandula sublingualis. Ujung anterior dari sulcus mylohyoideus mencapai corpus mandibulae di sebelah inferior dari ujung posterior linea mylohyoidea.

RAMUS MANDIBULAE mempunyai facies lateralis dan medialis, margo anterior, margo superior dan margo posterior.Facies lateralis datar, ditempati oleh m.massester. pada facies medialis terdapat foramen mandibulare, yang selanjutnya membentuk canalis mandibularis, berjalan ke arah caudoanterior. Dilalui oleh nervus alveolaris inferior dan vasa alveolaris inferior. Pada tepi medial foramen mandibulae terdapat linguak mandibulae, tempat melekat ligamentum sphenomandibulare. Canalis mandibularis berjalan ke anterior menuju ke linea mediana, membentuk suatu saluran yang bermuara pada foramen mentale, yang terdapat pada facies lateral corpus mandibulae.

Tepi anterior ramus mandibulae membentuk incisura mandibulae. Di sebelah anterior membentuk processus coronoideus, tempat melekat m.temporalis. tonjolan yang berada di bagian posterior membentuk processus condylaris, yang terdiri dari caput mandibulae dan collum mandibulae. Caput

43

Page 44: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

mandibulae dilapisi oleh fibrocartilago yang bersama-sama dengan os temporale membentuk articulatio temporomandibularis. Tepi anterior dari ramus mandibulae dapat dipalpasi dari dalam cavum oris.

CAVITAS CRANIIDibentuk oleh cranii dan facies superior basis cranii. Ditempati oleh

encephalon, bersama dengan meninx, dan nervi craniales dan pembuluh-pembuluh darah. Rongga pada basis cranii dibagi menjadi Fossa cranii anterior, Fossa cranii media dan Fossa cranii posterior.

FOSSA CRANII ANTERIOR ditempati oleh lobus frontalis cerebri dan lantainya dibentuk oleh os ethmoidale, os frontale dan os sphenoidale. Pada pantai fossa cranii anterior terdapat crista galli dan lamina cribrosa; lamina cribrosa ditempati oleh bulbus olfactus dan dilalui oleh fila olfactoria, yang berasal dari mucosa cavitas nasi. Os ethmoidale mengadakan persendian dengan jugum sphenoidale, yaitu bagian dari corpus sphenoidalis yang membentuk atap dari sinus sphenoidalis.

Ke arah lateral, sebagian besar dari fossa cranii anterior dibentuk oleh lamina orbitalis ossis frontalis, berbentuk konveks dan terdapat ce4kungan-cekungan, ditempati oleh gyrus dan sulcus cerebri. Bagian ini membentuk atap orbita dan cellulae ethmoidalis. Lamina orbitalis ini bersatu dengan ala minor ossis sphenoidalis. Ala minor membentuk margo posterior yang tajam, disebut sphenoidal ridge, yang memisahkan fossa cranii anterior dari fossa cranii media. Tonjolan ini masuk ke dalam sulcus lateralis cerebri. Sphenoidal ridge di bagian medial berakhir pada processus clinoideus anterior, menjadi tempat perlekatan dari tentorium cerebelli.Fossa cranii anterior terletak lebih tinggi daripada fossa cranii lainnya.

FOSSA CRANII MEDIA mempunyai lantai seperti kupu-kupu dengan bagian tengah yang sempit dan di bagian lateral yang lebar. Bagian medial dari fossa cranii media dibentuk oleh sphenoidale, di sebelah anterior dibatasi oleh limbus sphenoidalis. Limbus sphenoidalis membentuk tepi anterior dari sulcus chiasmatis, yang selanjutnya menjadi canalis opticus. Di sebelah dorsal sulcus chiasmatis terdapat sella tursica. Batas anterior sella tursica dibentuk oleh tuberculum sellae, yang membentuk tepi posterior dari sulcus chiasmatis. Batas dorsal sella tursica adalah dorsum sellae, yang membentuk dua buah tonjolan ke cranial, disebut processus clinoideus posterior, tempat melekat tentorium cerebelli. Pada sella tursica terdapat fossa hypophyse, menjadi atap dari sinus sphenoidalis, dan ditempati oleh hypophyse. Pada sisi lateral corpus sphenoidalis terdapat sulcus caroticus, yang dimulai pada foramen lacerum, berjalan ke cranial-ventral – cranial kembali, di sebelah medial processus clinoideus medius. Sulcus caroticus dilalui oleh arteria carotis interna.

Bagian lateral dari fossa cranii media dibentuk oleh ala major ossis sphenoidalis bersama-sama dengan pars squamosa dan pars petrosa ossis temporalis. Ditempati oleh lobus temporalis cerebri. Di sebelah anterior dibatasi oleh tepi posterior dari ala minor ossis sphenoidalis dan di sebelah dorsal dibatasi

44

Page 45: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

oleh margo superior pars petrosa ossis temporalis. Pada bagian ini terdapat fissura orbitalis superior, foramen rotundum, foramen ovale dan foramen spinosum.

FOSSA CRANII POSTERIOR letaknya paling rendah dan ditempati oleh cerebellum, pons dan medulla oblongata, dibentuk oleh os sphenoidale, os temporale, os parietale dan os occipitale. Pada lantainya terdapat foramen occipitale magnum dan canalis nervi hypoglossi. Pada dinding fossa cranii posterior terdapat protuverantia occipitalis interna, sulcus sagitalis, sulcus transversus dan sulcus sigmoideus.

45

Page 46: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IIIEMBRYOLOGY MANUSIA

Perkembangan manusia dimulai dari adanya suatu pembuahan yaitu proses pertemuan dua sel khusus antara sel benih pria (spermatozoon) dengan sel benih wanita (ovum). Kedua sel tersebut bergabung menjadi satu membentuk organisme baru disebut zygote.

Pada embryo manusia, sel benih sederhana ( primordial germ cells = PGC) terbentuk pada dinding yolk sac pada akhir minggu ketiga. Sel-sel ini selanjutnya akan bermigrasi dari asalnya menuju ke arah kelenjar kelamin (gonade) yang sedang berkembang. Setelah PGC sampai pada gonade wanita (ovarium) akan berdiferensiasi menjadi oogonia. Apabila PGC tadi bermigrasi ke gonade pria (testis) akan berkembang menjadi spermatogonia.

Proses pembentukan sel benih (sel gamet) disebut gametogenesis, terdiri dari dua jenis:

1. Proses pembentukan sel benih pria disebut SPERMATOGENESIS2. Proses pembentukan sel benih wanita disebut OOGENESIS.

A. SPERMATOGENESIS Diferensiasi PGC pada pria dimulai pada saat pubertas. Pada waktu lahir,

PGC ini dapat dijumpai di dalam testis yaitu di dalam saluran-saluran yang disebut tubulus seminiferous. Beberapa saat sebelum masa dewasa, PGC berkembang menjadi spermatogonia. Selanjutnya spermatogonia berdiferensiasi menjadi spermatocyte primer, kemudian menjadi spermatocyte secunder, dan selanjutnya menjadi spermatid. Spermatid akan mengalami beberapa perubahan yang akhirnya akan menjadi spermatozoon. Proses perubahan dari spermatid menjadi spermatozoon disebut spermiogenesis, terdiri dari 4 tahap yaitu:

1. Mula-mula terjadi pembentukan acrosome yang meliputi lebih dari separuh permukaan inti.

2. Terjadi pemekatan inti3. Terjadi pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor.4. Terjadi penyusutan sitoplasma dan terbentuk spermatozoon yang

matang.Pada manusia, perkembangan dari spermatogonia menjadi spermatozoa

yang matang memerlukan waktu kurang lebih 61 hari.

B. OOGENESISSetelah PGC tiba di ovarium akan berdiferensiasi menjadi oogonia. Proses

selanjutnya, oogonia akan berkembang dan memperbanyak diri menjadi oocyte primer yang berukuran lebih besar dari sel induknya. Dari satu oocyte primer akan membelah diri menjadi dua oocyte secunder, akan tetapi hanya satu yang

46

Page 47: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

berkembang secara sempurna, sedangkan yang satunya tidak sempurna perkembangannya. Selanjutnya setiap oocyte secunder baik yang berkembang sempurna maupun yang tidak, masing-masing akan membelah diri menjadi dua. Oocyte secunder yang berkembang sempurna akan membentuk oocyte yang matang yang disebut ovum, sedangkan yang lainnya akan menyusut. Pembelahan sel yang terjadi pada oocyte primer disebut pembelahan meiosis pertama, dimana belahan anak sel mengandung 2n DNA dan 23 pasang kromosome. Pembelahan sel yang terjadi pada oocyte secunder disebut meiosis kedua, dimana belahan selnya menghasilkan 1n DNA dan 23 buah kromosome. Dalam perkembangannya, jumlah oogonia akan bertambah dengan cepat sehingga menjelang bulan kelima keseluruhan diperkirakan mencapai 6 juta oogonia. Kemudian oogonia berdegenerasi sehingga banyak yang mati (atretic). Menjelang bulan ketujuh, sebagian besar oogonia telah berdegenerasi, kecuali yang terletak pada bagian permukaan ovarium. Selanjutnya oocyt primer dikelilingi selapis sel gepeng yang disebut sel folliculer, membentuk follicle primer.

Pada waktu lahir, oocyte primer berjumlah kira-kira 700.000 - 2 juta. Selama masa kanak-kanak sebagian besar mengalami atretik, sehinga menjelang puber, jumlahnya kira-kira tinggal 40.000. Selanjutnya sel-sel follikuler yang berbentuk gepeng berubah menjadi sel-sel kuboid membentuk follicle secunder. Pada mulanya sel-sel follikuler berhubungan erat dengan oocyte, kemudian terpisah oleh adanya suatu zat mukopolisacharida yang dihasilkan oleh sel-sel follikuler dan mengendap pada permukaan oocyte. Endapan ini makin lama makin tebal membentuk lapisan yang disebut zona pellucida. Selanjutnya sel-sel follikuler berproliferasi membentuk lapisan celluler yang tebal di sekeliling oocyte. Selanjunya pada lapisan celluler terbentuk rongga-rongga kecil ( rongga follicle) yang berisi cairan. Rongga-rongga ini makin lama makin besar, kemudian menyatu membentuk suatu rongga besar yang disebut antrum folliculi. Mulanya antrum folliculi berbentuk seperti bulan sabit yang makin lama makin besar mendesak sel-sel folliculer ke pinggir. Sel-sel folliculer di sekitar oocyte tetap utuh membentuk cummulus oophorus. Follicel secunder berkembang terus dan semakin besar akhirnya membentuk follicel matang disebut follicle de Graaf. Follicle de Graaf dikelilingi oleh dua lapis jarinan ikat yaitu lapisan dalam disebut theca interna, yang banyak mengandung pembuluh darah, dan lapisan luar yang disebut theca externa yang akan menyatu dengan stroma ovarium.

C. OVULASI DAN SIKLUS MENSTRUASIPada masa akil balik, wanita mulai mengalami siklus bulanan secara teratur,

yang dikenal sebagai siklus menstruasi yang diatur oleh kelenjar hypophyse. Kelenjar hypophyse akan mengeluarkan hormon gonadotropin yang terdiri dari FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang mengatur dan meransang perubahan berkala dalam ovarium. Pada awal siklus menstruasi, sejumlah follicle primer mulai tumbuh oleh pengaruh hormon FSH. Dari sejumlah follicle yang tumbuh tersebut hanya satu yang dapat mencapai perkembangan

47

Page 48: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

maksimal pada setiap siklus. Sel-sel theca interna pada follicle yang matang (follicle de Graaf) akan menghasilkan hormon estrogen yang akan meransang pengeluaran hormon LH. Hormon LH ini diperlukan untuk meransang pelepasan ovum.

Pada hari menjelang ovulasi, follicle de Graaf bertambah besar dengan cepat sampai mencapai ukuran kira-kira 15 mm. Pada permukaan ovarium terdapat penonjolan lokal dan pada puncak penonjolan ini nampak suatu titik tanpa pembuluh darah, daerah ini disebut stigma. Sebagai akibat kelemahan titik tersebut, cairan follicle merembes keluar bersama-sama dengan ovum dengan sel-sel cummulus oophorus. Pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Pada saat ovulasi terjadi, ovum akan terlepas keluar dari ovarium yang dikelilingi oleh lapisan zona pellucida dan lapisan corona radiata. Ovulasi terjadi sekali dalam satu siklus, kira-kira 14 + hari sebelum permulaan menstruasi berikutnya. Walaupun waktu antara ovulasi dan menstruasi berikutnya tetap, tetapi waktu antara ovulasi dan menstruasi sebelumnya sangat bervariasi sehingga siklus haid setiap wanita bervariasi antara 26 - 32 hari. Setelah terjadi ovulasi, sel-sel follicle yang tertinggal akan diisi oleh darah. Dengan pengaruh hormon LH, sel-sel ini akan menghasilkan zat warna kekuning-kuningan sehingga sisa sel-sel follicle tadi berubah menjadi sel-sel lutea, sehingga follicle berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum akan mengahasilkan hormon progesteron.

Apabila terjadi fertilisasi, corpus luteum akan tetap dipertahankan oleh adanya hormon gonadotropin yang dikeluarkan oleh trophoblast, dan membentuk corpus luteum gravidarum. Apabila tidak terjadi fertilisasi, corpus luteum tidak bisa brtahan lama dan akan mencapai puncak perkembangannya sampai hari ke 9 setelah ovulasi, dan selanjutnya akan mengecil menjadi corpus albicans.

D. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA ENDOMETRIUMDinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu:1. Endometrium, yang berada

pada lapisan paling dalam 2. Myometrium, merupakan lapisan otot yang terletak di bagian tengah, dan 3. Perimetrium, merupakan lapisan peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar.

Dengan pengaruh hormon progesteron yang dihasilkan oleh corpus luteum, kelenjar pada endometrium akan bertumbuh berkelok-kelok menghasilkan banyak sekret yang berupa cairan. Pembuluh darah juga berkelok-kelok, lapisan endometrium semakin menebal dan akhirnya lapisan endometrium terbagi dalam tiga lapisan yang berbeda yaitu: 1. Lapisan paling luar (dekat dengan myometrium) disebut stratum basale.. 2. Lapisan tengah yang agak longar disebut stratum spongiosa. 3. Lapisan paling dalam merupakan lapisan yang paling padat disebut stratum compacta.

Apabila tidak terjadi fertilisasi, corpus luteum menjadi corpus albicans, produksi hormon progesteron menurun, mucosa endometrium tidak dapat dipertahankan lagi,. Akibat terjadinya kontriksi pembuluh darah arteri, darah keluar bersama-sama dengan lapisan endometrium (stratum spongiosa dan stratum compacta) akan terlepas berupa potongan-potongan kecil jaringan ikat dan

48

Page 49: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

kelenjar sebagai darah menstruasi. Sifat utama darah menstruasi adalah tidak dapat membeku disebabkan adanya enzym proteolytic yang merusak zat-zat pembeku yang ada di dalam darah. Jumlah darah yang hilang pada waktu menstruasi rata-rata 50 - 60 ml dam waktu 2 - 7 hari. Setelah selesai perdarahan, terjadi kembali pertumbuhan endometrium dalam tiga fase, yaitu fase menstruasi, proliferasi, dan fase sekresi.

E. FERTILISASIFertilisasi (pembuahan ) adalah proses penyatuan antara spermatozoon

dengan ovum, terjadi di dalam daerah ampulla tuba uterina. Pada saat terjadinya ovulasi, oocyte (ovum) akan keluar meninggalkan ovarium, kemudian masuk ke dalam tuba uterina. Ovum pada saat itu dilapisi oleh lapisan zona pellucida dan corona radiata.

Seorang pria dewasa, pada saat ejaculatio dapat mengeluarkan cairan ejaculat 2-3 ml yang mengandung kira-kira 100-200 juta spermatozoa. Dari sejumlah tersebut yang diletakkan di dalam vagina, tidak seluruhnya mendapat kesempatan untuk membuahi, sebab sebagian besar akan mati dalam perjalanan. Yang dapat sampai ke daerah pembuahan (ampulla) kira-kira hanya 300 - 500 ekor saja, dan dari sejumlah tersebut hanya satu yang mempunyai kesempatan untuk dapat membuahi satu ovum. Proses terjadinya fertilisasi terjadi dalam beberapa tahap yaitu: Tahap pertama: Penembusan corona radiata.

Spermatozoon yang telah bertemu dengan ovum akan menembus corona radiata. Penghancuran corona radiata dilakukan oleh enzym-enzym yang diproduksi oleh mucosa tuba uterina dan dari spermatozoa sendiri.Tahap kedua: Penembusan zona pellucida

Selaput pelindung kedua dari oocyte adalah zona pellucida. Dengan pengaruh enzym yang dilepaskan oleh acrosome, spermatozoon dapat menembus zona pellucida. Sekali spermatozoon menyentuh zona pellucida, ia akan melekat dengan kuat sekali dan menembusnya dengan sangat cepat. Setelah spermatozoon yang pertama dapat menembus zona pellucida dan segera masuk ke dalam ovum, zona pellucida akan segera mempertebal diri dengan sehingga tidak bisa lagi di masuki/ditembus oleh spermatozan lainnya. Sangat jarang terjadi adanya dua spermatozoa dapat membuahi sekaligus pada satu oocyte.Tahap ketiga: Penyatuan sel spermatozoon-ovum

Setelah meliwati zona pellucida spermatozoon akan menyentuh membran sel oocyte, kemudian kedua membran plasmanya bersatu. Segera setelah spermatozoon masuk ke dalam oocyte, cytoplasma akan menyusut dan terlihat ruang perivitellinum antara oocyte dengan zona pellucida. Setelah itu spermatozoon bergerak maju hinga mendekati pronucleus wanita. Kemudian spermatozoon akan melepaskan ekornya dan intinya membengkak membentuk pronucleus pria. Secara morphologis pronucleus pria dan pronucleus wanita tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Selanjutnya kedua pronuclei tersebut menyatu membentuk satu sel baru yang disebut zygote. Sementara itu

49

Page 50: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

timbullah sulcus yang dalam pada permukaan sel yang berangsur-angsur membagi cytoplasma menjadi dua bagian, untuk selanjutnya akan terjadi pembelahan sel. Penentuan jenis kelamin ditentukan oleh jenis spermatozoon yang membuahi oocyte. Apabila spermatozoon yang mengandung chromosom X yang membuahi maka akan terbentuk embryo wanita (XX), sedangkan apabila yang membuahi mengandung chromosome Y, maka akan terbentuk embryo pria (XY).

F. PEMBELAHAN SEL Setelah terjadi pembuahan, zygote yang terbentuk akan membelah diri

menjadi dua, empat, delapan, enambelas sel. Dalam waktu kira-kira 30 jam akan tercapai tingkat dua sel, tingkat empat sel akan tercapai dalam 40 - 50 jam. Seterusnya pembelahan berjalan terus menjadi 8 sel, 12 sel seterusnya sampai pada tingkat yang disebut morula. Zygote yang sementara mengalami pembelahan sel berjalan menuju ke dalam uterus, dan pada waktu tiba di uterus sudah dalam tingkat morula. Perkembangan selanjutnya pada tingkat morula, akan terbentuk ruangan-ruangan kecil yang berisi cairan. Ruangan-ruangan tersebut makin lama makin besar kemudian membentuk satu rongga yang disebut blastocele. Sel-sel pada saat ini akan menyusun diri, kemudian terbentuk kelompok sel di salah satu sisi membentuk inner cells mass (massa sel dalam), yang selanjutnya akan berkembang menjadi embryoblast. Di sekeliling massa sel dalam terbentuk lapisan sel yang dikenal sebagai outer cells mass ( massa sel luar) yang akan berkembang menjadi trophoblast, dan selanjutnya trophoblast akan berkembang menjadi placenta. Pada stadium ini zona pellucida segera mengilang dan dikenal sebagai stadium blastocyte. Selanjutnya blastocyte akan bersarang di dalam endometrium pada umur kira-kira 5,5 - 6 hari sesudah ovulasi. Peristiwa bersarangnya blastocyte ke dalam endometrium disebut implantasi (nidasi) . Pada saat implantasi kadang terjadi sedikit perdarahan berupa bercak yang sehingga seorang ibu menyangka darah menstruasi, sehingga tidak jarang mengacaukan perhitungan umur kehamilan. Pada perkembangan hari ke6, sebagian besar blastocyte sudah tertanam ke dalam stroma endometrium. Pada kutub dimana terdapat embryoblast disebut kutub embryonal, dan kutub lainnya disebut kutub abembryonal.

G. PEMBENTUKAN PLACENTAMenjelang permulaan minggu ketiga, trophoblast berkembang menjadi dua

lapisan, lapisan sebelah dalam membentuk massa padat yang mempunyai inti tunggal dikenal sebagai cytotrophoblast. Lapisan sebelah luar, mempunyai banyak inti, tidak mempunyai batasan-batasan sel yang tegas, disebut sebagai syncytiotrphoblast atau syncytium. Selanjutnya trophoblast berkembang terus dan terbentuk tonjolan-tonjola yang terdiri dari inti cytotrophoblast yang diliputi oleh selapis syncytium, tonjolan ini disebut villi primer (jonjot primer). Selanjutnya sel-sel mesoderm menembus inti villi primer dan tumbuh ke arah desidua. Susunan yang baru terbentuk ini dikenal sebagai villi secunder. Menjelang akhir minggu

50

Page 51: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

ketiga, sel-sel mesoderm di dalam inti villi secunder mulai berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah kecil, sehingga akhirnya terbentuk susunan kapiler villi. Pada saat ini dikenal sebagai villi tertier. Pembuluh darah di dalam villi tertier membentuk hubungan dengan kapiler yang berkembang di dalam mesoderm chorion plate dan di dalam conecting stalk. Selanjutnya susunan pembuluh darah ini mengadakan hubungan dengan susunan peredaran darah di dalam embryo, sehingga terjadi hubungan antara villi tertier dengan embryo. Oleh karena itu, apabila jantung mulai berkontraksi dalam minggu keempat, susunan villi telah siap mengedarkan darah ke dalam embryo yang membawa zat makanan dan oxygen yang diperlukan. Sementara itu, cytotrphoblast di dalam villi menembus secara progressif ke dalam syncytium di sekitarnya sehingga mencapai endometrium maternal. Di sini mereka mengadakan hubungan dengan perluasan yang sama dari villi di sekitarnya.

Menjelang permulaan bulan kedua, trophoblast ditandai oleh sejumlah besar villi-villi secunder dan tertier yang berbentuk seperti jari-jari. Villi-villi ini berakar pada mesoderm chorion plate, yang pada awalnya meliputi seluruh permukaan chorion. Dengan berlanjutnya kehamilan, villi-villi pada kutub embryonal terus tumbuh dan meluas, membentuk chorion frondosum. Villi pada kutub abembryonal mengalami degenerasi disebut chorion laeve. Perbedaan pertumbuhan villi pada kutub embryonal dan abembryonal diikuti pula perbedaan pertumbuhan decidua. Desidua pada kutub embryonal akan menjadi decidua basalis, desidua yang meliputi kutub abembryonal disebut decidua capsularis, sedangkan decidua di bagian lain disebut decidua parietalis. Dengan bertambah besarnya cavum chorion, decidua capsularis akan berdegenerasi sehingga chorion laeve akan bersentuhan langsung dengan decidua parietalis kemudian menyatu. Cavum uteri akhirnya tertutup. Chorion frondosum bersama-sama dengan decidua basalis membentuk placenta. Fungsi Placenta ialah: 1. Tempat pertukaran hasil metabolisme gas oxigen dan CO2 antara peredaran darah ibu dan janin. 2. Menghasilkn hormon.

H. PERKEMBANGAN EMBRYO

PEMBENTUKAN DISCUS GERMINALIS BILAMINERPada minggu kedua, embryoblast akan berdiferensiasi menjadi dua lapisan

sel yang berbentuk cakram , sehingga disebut discus germinalis bilaminer, yang terdiri dari: 1. Lapisan sel berbentuk kuboid yang terletak di sebelah dalam disebut lapisan germinalio entoderm. 2. Lapisan sel berbentuk kolumner di sebelah luar disebut lapisan germinalis ectoderm.

Mula-mula sel-sel dari ectoderm berhubungan erat dengan cytotrophoblast, tetapi pada perkembangan selanjutnya terbentuk celah-celah kecil diantara kedua lapisan tersebut. Selanjutnya celah-celah tersebut bergabung membentuk satu rongga yang disebut rongga amnion. Sel-sel yang membatasi rongga amnion yang berbatasan dengan trophobalst disebut amnioblast.

51

Page 52: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pada perkembangan hari ke 9, blastocyte terbenam semakin dalam, trophoblast berkembang dengan pesat khususnya pada kutub embryonal. Pada derah Syncytium terbentuk banyak vacuola kecil yang kemudian bersatu membentuk rongga yang besar. Pada kutub abembryonal, sel-sel gepeng yang dari permukaan dalam cytotrophoblast melepaskan diri membentuk suatu membaran tipis yang dikenal sebagai membrana Heuser. Membrana ini melanjutkan diri ke daerah entoderm dan bersama-sama membentuk dinding dari blastocele yang saat ini disebut yolk sac primitivum (cavum exocoeloma).

Pada hari ke 11 dan ke 12, blastocyte telah terbenam secara keseluruhan di dalam stroma endometrium. Differensiasi trophoblast tidak terbatas pada bagian syncytium saja, tetapi juga pada cytotrphoblast. Pada permukaan dalam cytotrophoblast, sel-sel melepaskan diri dan membentuk jaringan mesoderm extra embryonal. Jaringan ini mengisi rongga yang meluas antara trophoblast di sebelah luar dengan amnion dan yolk sac primitivum di sebelah dalam. Di dalam mesoderm extra embryonal terbentuk rongga yang disebut coeloma extra embryonal. Selanjutnya coeloma extra embryonal akan meluas membentuk rongga besar melapisi hampir seluruh permukaan dalam cytotrphoblast membentuk cavum chorion, akibatnya yolk sac primitivum bersama cavum amnion melepaskan diri dari cytotrophoblast kecuali pada daerah yang akan menjadi penghubung yang disebut connecting stalk yang kemudian akan menjadi umbilicus. Yolk sac primitivum berkembang menjadi yolk sac definitivum. Mesoderm extra embryonal akan menjadi chorion plate.

PEMBENTUKAN DISCUS GERMINALIS TRILAMINERPada perkembangan minggu ketiga, kejadian yang paling khas ialah

terbentuknya primitive streak, yang merupakan suatu garis sederhana pada permukaan ectoderm. Ujung anterior primitive streak disebut nodus primitivum. Sel-sel pada primitive streak ini berbentuk bulat, berbeda dengan sel-sel ectoderm di sekitarnya. Diperkirakan bahwa sel-sel dari lapisan ectoderm berpindah ke arah primitive streak yang kemudian berubah bentuk dan mengadakan invaginasi ke dalam alur primitive streak. Selanjutnya sel-sel tadi menyebar ke arah lateral diantara lapisan ectoderm dan entoderm membentuk lapisan ketiga di bagian tengah dan disebut sebagai lapisan germinalis mesoderm (mesoderm intra embryonal). Sel-sel ini berkembang terus sampai berhubungan dengan mesoderm extra embryonal. Perkembangan selanjutnya, nodus primitivum akan menjadi lubang sederhana disebut blastophorus. Sel-sel yang mengadakan invaginasi di daerah blastophorus terus bergerak ke depan sampai pada prochordal plate (ujung anterior ectoderm dan entoderm). Sel-sel ini membentuk batang yang menyerupai tabung disebut processus notochord.

Menjelang perkembangan hari ke 17, lapisan mesoderm dan processus notochord memisahkan lapisan ectoderm dan entoderm kecuali pada bagian cranial pada prochordal plate dan pada bagian caudal pada cloacal plate. Menjelang hari ke 18, dasar processus notochord bersatu dengan entoderm di bawahnya. Lama kelamaan processus notochord mnghilang dan tinggal saluran kecil disebut canalis neuroentericus yang menghubungkan antara yolk sac

52

Page 53: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

dengan rongga amnion. Selanjutnya processus notochord berproliferasi dan membentuk tali yang padat disebut chorda dorsalis.

Dari ketiga lapisan germinalis tadi akan terbentuk jaringan-jaringan dan organ-organ embryo.Dari ectoderm akan terbentuk:

central nervus system pheriferal nervus system epitel mucosa dari teinga, hidung, mata. epidermis kelenjar mammae, hypophyse, kel-kel. subcutaneus email gigi

Dari Entoderm akan terbentuk epitel yang membatasi tr. Digestivus, tr. Respiratorius. parenchym dari tonsil, gld. Thyroidea, gld. Para thyroidea,

thymus, hepar, pancreas. epitel yang membatasi vesica urinaria dan urethra. primordial grem cell (PGC) : ovum dan spermatozoa. epitel yang membatasi cav. Tympani, tuba eustachii.

Dari mesoderm akan terbentuk: jaringan ikat, kartilago, tulang, otot. jantung, pembuluh darah, pembuluh lymphe, lymphonodus. ren, gonade dan saluran-salurannya. selaput serosa seperti: pericardium, pleura, peritoneum. lien cortex adrenalis

Selain dari ketiga lapisan germinal tersebut diatas, ditemukan pula beberapa organ yang berkembang dari lapisan khusus yaitu disebut mesectoderm. Dari mesectoderm terbentuk : ganglion, nervus sensoris, melanoblast,cartilago branchialis,mesenchyme dari kepala.

I. OSTEOGENESISProses pembentukan dan perkembangan tulang disebut osteogenesis.

Dikenal ada dua jenis osteogenesis yaitu osteogenesis desmalis dan osteogenesis chondralis.Osteogenesis desmalis, yaitu pembentukan tulang yang langsung dari jaringan mesenchym menjadi tulang. Penulangan secara desmalis ditemukan pada tulang-tulang pipih, misalnya calvaria cranii (os parietale, sebagian os frontale, sebagian os occipitale, sebagian os temporale), os scapula. Di dalam jaringan mesenchym dimana akan akan terjadi penulangan, muncullah pusat-pusat penulangan ( inti penulangan primer) sebagai tempat permulaan terjadinya penulangan. Pada proses penulangan ini sel-sel mesenchym berproliferasi dan berangsur-angsur mengubah bentuk yang kemudian disebut osteoblast (sel pembentuk tulang). Osteoblast-osteoblat ini mula-mula letaknya tidak beraturan, kemudian menyusun diri dalam sebuah deretan dan mengeluarkan zat collagen yang dapat

53

Page 54: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

menyebabkan jaringan yang terbentuk nampak seperti membran yang dikenal sebagai osteoid. Oleh karena itu penulangan ini dikenal pula sebagai osteogenesis membranosa. Selanjutnya osteoid tadi akan menjadi matriks tulang yang mengalami perkapuran. Matrix tulang yang telah mengalami perkapuran selalu terpisah dari osteoblast-osteobalst oleh lapisan osteoid yang tipis. Akan tetapi beberapa osteoblast tertanam di dalam matrix tulang itu sendiri dan membentuk osteocyt (sel-sel tulang).

Beberapa waktu kemudian terbentuklah sejumlah tonjolan-tonjolan tulang yang disebut spicula. Selanjutnya spicula-spicula bertumbuh sehingga ujung-ujungnya membesar dan membentuk trabecula yang menyebar dari inti penulangan primer menuju ke segala arah bagian perifer. Tulang-tulang yang terbentuk akan dikelilingi oleh mesenchym padat yang disebut periosteum. Pada permukaan dalam dari periosteum, sel-sel mesenchym berdiferensiasi menjadi osteoblast yang meletakkan lempeng-lempeng tulang yang sejajar dengan inti penulangan primer. Lempeng-lempeng tulang ini dikenal sebagai substantia compacta. Tulang-tulang membranosa seperti ini ditemukan pada tulang-tulang cranium. Di bagian tengah akan terjadi penyerapan tulang yang dilakukan oleh osteoclast (sel perusak tulang). Dengan adanya perusakan tulang ini terbentuklah bagian yang berlubang-lubang yang disebut substantia spongiosa. Dengan cara ini terbentuklah substantia compacta di bagian luar yang disebut tabula externa dan di bagian dalam disebut tabula interna, serta substantia spongiosa di bagian tengah disebut diploe.

1. OSTEOGENESIS CHONDRALISPenulangan secara chondralis ditemukan pada tulang-tulang panjang

misalnya humerus, femur dll. Mula-mula terbentuk suatu model tulang rawan hyalin yang dikelilingi oleh lapisan mesenchym padat yang mengandung pembuluh darah. Mesenchym ini mula-mula membentuk lapisan luar yang disebut perichondrium. Perichondrium kemdian akan menjadi periosteum. Perkembangan selanjutnya akan menyusup suatu tunas pembuluh darah ke dalam pusat model. Selanjutnya terjadi reaksi dari sel-sel cartilago di sekitar tempat masuknya pembuluh darah tadi, sehingga mengalami perubahan-perubahan dan terbentuk empat daerah yaitu.1. Zona Proliferasi : yaitu daerah dimana sel-sel cartilago memperlihatkan

mitosis yang banyak.2. Zona hypertrophy: yaitu daerah dimana sel-sel mengalami pembesaran.3. Zona necrose : yaitu daerah dimana sel-sel mengalami kematian dan

intercelluler matrix terisi dengan garam-garam calcium.4. Zona vasculer: yaitu daerah tempat pembuluh darah menyusup masuk ke

dalam rongga-rongga yang terbentuk akibat adanya sel-sel necrose.Bersamaan dengan pembuluh darah tadi ikut pula menyusup sel-sel

mesenchym khusus yang disebut osteoclast yang akan memecahkan matrix tulang, sehingga terbentuk rongga-rongga kecil. Rongga-rongga kecil tadi kemudian akan bersatu membentuk rongga yang lebih besar. Selain itu sel-sel osteoblast akan menyusun diri sepanjang dinding rongga besar yang baru

54

Page 55: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

terbentuk tadi dan akan mengalami perkapuran. Proses ini dikenal sebagai penulangan Enchonrdalis,yang menghasilkan taju-taju tulang rawan yang terbungkus dengan tulang (taju-taju campuran). Segera setelah pembentukannya, sejumlah tonjolan-tonjolan yang letaknya di tengah dihancurkan oleh osteoclast. Dengan demikian hanya tonjolan-tonjolan yang letaknya di samping yang masih utuh memperkuat dinding tulang. Sebagai akibat penyerapan ini terbentuklah rongga sumsum yang luas pada bagian tengah. Dari pusat penulangan primer di bagian diaphysis, penulangan enchondralis berangsur-angsur meluas ke arah ujung-ujung model tulang rawan (epiphysis).

Pada waktu lahir, diaphysis biasanya telah menjadi tulang secara keseluruhan, namun kedua bagian epiphysis tetap sebagai tulang rawan (belum mengalami penulangan). Akan tetapi segera setelah lahir, pusat-pusat penlangan mulai timbul pada bagian epiphysis secara enchondralis. Penulangan di sini sama dengan pada diaphysis. Untuk sementara waktu masih terdapat lempeng rawan antara diaphysis dan epiphysis, lempeng ini dikenal sebagai lempeng epiphyse (epiphyseal plate). Epiphyseal plate ini memegang perana pada pertumbuhan panjang dari tulang. Setelah tulang mencapai panjang maximal, epipyseal plate tadi akan menghilang dan epiphysis akan bersatu dengan diaphysis. Pada tulang panjang, epiphyseal plate ditemukan pada ke dua ujung tulang, sedangkan pada tulang-tulang yang lebih kecil misalnya ossa phalnges, hanya terdapat pada satu ujung saja. Pada tulang yang bentuknya irreguler seperti os vertebrae terdapat satu atau lebih pusat penulangan primer, dan biasanya nampak pula beberapa pusat penulangan secunder. Pusat-pusat penulangan secunder pada tulang-tulang extremitas berkembang pada waktu yang berbeda-beda setelah kelahiran. Pengetahuan mengenai timbulnya pusat-pusat penulangan ini berguna bagi ahli-ahli radiology untuk menentukan apakah seseorang anak telah mencapai usia pertumbuhan yang sesuai.

2. OSTEOGENESIS CHONDROMETAPLASTICAOsteogenesis pada mandibula, berbeda dengan osteogenesis tulang-tulang

yang lainnya. Mula-mula terbentuk lebih dahulu suatu model tulang rawan seperti pada osteogenesis chondralis. Kemudian mensenchyme di sebelah luar dari model tadi akan mengalami penulangan secara desmalis sehingga terbentuk tulang selapis demiselapis. Akhirnya model tulang rawan tadi dikelilingi oleh jaringan tulang yang baru terbentuk dan mendesak tulang rawan yang ada. Makin lama tulang rawan makin terdesak dan akhirnya menghlang. Kadang-kadang masih ada tersisa yang dikenal sebagai cartilago Meckeli. Penulangan ini dikenal sebagai osteogenesis chondro metaplastica.

3. ONTOGENI CRANIUMCranium dapat dibagi dalam dua bagian:

1. Neurocranium, yaitu tulang-tulang yang melingdungi otak.2. Viscero cranium atau Splanchno cranium yaitu tulang-tulang yang membentuk

kerangka wajah.

55

Page 56: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Bagian dari neurocranium yang mengelilingi otak yang berbentuk sebagai kubah terdiri dari tulang-tulang pipih, disebut calvaria cranii. Bagian lain yang merupakan bagian cartilaginosa yang membentuk dasar tengkorak disebut basis cranii. Pada waktu bayi lahir, tulang-tulang calvaria cranii dipisahkan satu dengan lainnya oleh jaringan ikat tipis yang disebut sutura. Pada tempat di mana lebih dari dua tulang bertemu, sutura akan melebar dan dikenal sebagai fontanella (ubun-ubun). Di sebelah depan terdapat fontanella major yang dibentuk oleh pertemuan antara os parietale kiri kanan, dengan os frontale kiri kanan dengan os parietale kiri kanan. Di bagian belakang terdapat fontanella minor yang dibentuk oleh pertemuan antara os parietale dengan os occipitale. Di bagian lateral terdapat fontanella lateral dan fontanella postero lateral. Degan adanya sutura dan fontanella ini akan dapat memungkinkan tulang-tulang cranium saling merapat bahkan meliputi satu dengan lainnya sehingga cranium dapat sedikit mengecil pada waktu bayi dilahirkan. Beberapa sutura dan fontanella tetap berbentuk selaput untuk waktu yang agak lama setelah bayi lahir. Dikenal beberapa sutura antara lain: sutura sagittalis, sutura coronaria, sutura lambdoidea, sutura metopica.

NEUROCRANIUMPada pembentukan tulang-tulang basis cranii, chorda dorsalis memainkan

peranan yang penting. Mula-mula terbentuk tulang-tulang rawan dari mesenchym di sekitar chorda dorsalis yang merupakan suatu lempeng yang dikenal sebagai cartilago para chordalis atau basal plate (lempeng basalis). Lempeng ini meluas dari daerah sella turcica hingga ke somit-somit occipitalis yang membentuk 4 buah sclerotom. Sclerotom yang paling cranial mengilang, tetapi 3 yang lainnya menetap membentuk tulang rawan yang tidak bersegmen, kemudian bersatu dengan lempeng basalis. Oleh karena itu dasar os occipitale terbentuk dari cartilago para chordalis dan sclerotom occipitalis. Di sebelah rostral lempeng basalis ditemukan cartilago hypophyse dan trbeculae cranii. Cartilago-cartilago ini segera menyatu dan membentuk corpus ossis sphenoidalis dan corpus ossis ethmoidalis. Dengan demikian terbentuklah lempeng tulang rawan yang memanjang di garis tengah. Di samping kiri dan kanan dari lempeng ini terdapat mesenchym-mesenchym yang mengalami condensasi (pemekatan). Yang paling rostral disebut ala orbitalis atau ala sphenoidalis akan membentuk ala parva ossis sphenoidalis. Di sebelah caudal dari ala orbitalis terdapat ala temporalis, akan membentuk ala magna ossis sphenoidalis. Di sbelah caudalnya lagi, di samping dari cartilago para chordalis terdapat capsula periotic, akan membentuk pars petrosa dan pars mastoidea ossis temporalis. Dengan demikian pembentukan basis cranii dimulai pembentukan cartilago, kemudian dirubah menjadi tulang melalui osteogenesis chondralis.

VISCERO CRANIUMViscero cranium terutama dibentuk oleh arcus pharyngeus I, yang disebut

juga arcus mandibularis. Arcus mandibularis terdiri dari dua bagian. Bagian dorsal disebut processus maxillaris yang akan membentuk premaxilla, maxilla, os zygomaticum dan sebagian os temporale. Bagian ventral disebut processus

56

Page 57: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

mandibularis (cartilago meckeli). Ujung dorsal processus mandibularis bersama-sama dengan ujung dorsal arcus pharyngeus II (cartilago Reichert) kelak akan membentuk incus, malleus dan stapes. Penulangan dari ke tiga tulang tersebut dimulai pada bulan keempat, sehingga merupakan tulang yang pertama menjadi tulang secara sempurna. Pada mulanya wajah bentuknya kecil dibanding dengan neurocranium. Hal ini disebabkan karena belum terbentuknya sinus-sinus paranasalis. Dengan tumbuhnya gigi-geligi, serta berkembangnya sinus paranasalis, wajah akan memperoleh ciri-cirinya seperti pada orang dewasa.

4. COLUMNA VERTEBTRALISKira-kira pada minggu keempat, sel-sel sclerotom bermigrasi ke arah medial mengelilingi medulla spinalis dan chorda dorsalis, sehingga membentuk suatu batang mesenchym yang bersegmen sesuai dengan segmen sclerotomnya. Diantara segmen-segmen tadi terdapat arteri inter segmentalis. Dalam perkembangan selanjutnya, setiap segmen sclerotom mengalami condensasi dan menyatu dengan bagian atas sclerotom di bawahnya, dan bersama-sama dengan jaringan inter segmentalis membentuk corpus vertebrae precartilaginosa. Sel-sel yang berasal dari bagian atas segmen sclerotom mengisi ruang antar corpus precartilaginosa dan ikut mengambil bagian dalam pembentukan discus intervertebralis. Sementara chorda dorsalis menghilang pada corpus vertebrae, sisanya akan menetap dan membesar pada daerah discus intervertebralis. Di sini sisa chorda dorsalis akan mengalami degenerasi mucoid dan membentuk nucleus pulposus. Selanjutnya nucleus pulposus akan dikelilingi oleh serabut-serabut melingkar yang disebut annulus fibrosus. Ke dua struktur ini membentuk discus intervertebralis.

5. SKELETON APPENDICULAREPada permulaan minggu kelima, mulai nampak tunas anggota (limb buds)

yang mula-mula berbentuk seperti lengkungan busur panah. Pada perkembangan selanjutnya akan berbentuk seperti dayung. Limb bud untuk extremitas superior berkembang lebih cepat dibanding dengan extremitas inferior. Pada mulanya lim bud terdiri dari mesenchym di bagian tengah yang berasal dari mesoderm somatis, dan di bagian luar ditutupi oleh lapisan ectoderm. Pada bagian ujung (apex) limb bud, ectoderm mengalami penebalan membentuk Apical ectodermal ridge (AER). AER ini sangat penting yang memegang peranan dalam perkembangan extremitas. Dari beberapa penelitian telah dilaporkan bahwa apabila AER dihilangkan pada tahap awal perkembangan, maka extremitas tidak berkembang secara sempurna. Pada embryo usia 6 minggu, lim bud semakin memanjang dan terjadi suatu penyempitan dibagian tengah sehingga terbetuk bagian proximal dan bagian distal. Bagian distal limb bud menjadi gepeng yang disebut hand plate untuk extermitas superior dan foot plate untuk extremitas inferior. Selanjutnya pada hand/foot plate terbentuk lekukan-lekukan yang menyebar yang memberikan bayangan akan terbentuknya jari-jari. Selanjutnya limb bud semakin panjang, kemudian terjadi penyempitan yang kedua yaitu pada

57

Page 58: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

bagian proximal sehingga unsur-unsur utama extremitas dapat dikenal yaitu, brachium, ante brachium dan manus.

Sementara bentuk luarnya mulai terwujud, mesenchym di dalamnya mengalami condensasi dan sel-selnya menjadi bulat membentuk chondrobalast. Menjelang perkembangan minggu ke 6, sudah dapat dikenal adanya model tulang rawan hyalin yang pertama, sebagai bayangan bakal menjadi tulang-tulang extremitas. Selanjutnya model tulang rawan tadi akan mengalami penulangan secara chondralis.

6. KELAINAN-KELAINAN BAWAANPada perkembanan tulang, dapat ditemukan berbagai kelainan atara lain

achondroplasia, yaitu suatu kelainan umum perkembangan tulang yang terjadi karena adanya gangguan penulangan enchondralis pada epiphyseal plate pada tulang-tulang panjang, sehingga tulang-tulang tidak bertambah panjang. Akibatnya orangnya menjadi kerdil. Pada perkembangan cranium dapat dikenal kelainan pertumbuhan:1. Encephalocele, yaitu terjadinya penonjolan ke luar dari jaringan otak yang

disebabkan karena tulang-tulang cranium tidak tertutup secara sempurna.2. Scaphocephali, yaitu bentuk kepala yang memanjang, ini disebabkan karena

sutura sagittalis menutup lebih awal.3. Acrocephali, yaitu bentuk kepala yang tinggi, ini disebabkan karena sutura

coronaria menutup lebih awal.4. Plagiocephali, yaitu bentuk kepala tidak symetris, ini disebabkan karena

sutura coronaria dan sutura lambdoidea yang sepihak menutup lebih awal.5. Microcephali, yaitu bentuk kepala kecil, ini disebabkan karena otak tidak

mengalami pertumbuhan secara sempurna sehingga cranium juga tidak berkembang.

Pada perkembangan columna vertebralis dapat terjadi kelainan-kelainan berupa gangguan akibat tidak tertutupnya arcus vertebralis, kelainan disebut spina bifida. Kelainan ini dapat disertai timbulnya kelainan-kelainan medulla spinali misalnya menonjolnya medulla spinalis ke luar yang dapat berupa myelocele atau meningocele.

Pada perkembangan extremitas dapat ditemukan berbagai kelainan a.l:1. Amelia, yaitu keadaan dimana tidak terbentuk salah satu atau ke dua

extremitas (tidak ada tangan dan/atau kaki.2. Micromelia, yaitu keadaan dimana semua unsur extremitas ada tetapi

ukurannya pendek/kecil.3. Meromelia, yaitu keadaan dimana tangan(manus) dan atau kaki (pedis)

melekat langsung pada badan, tidak terbentuk brachium, antebrachium atau femur dan cruris.

4. Syndactylia, yaitu jari-jari saling berlengketan5. Polydactylia, yaitu jumlah jari-jari lebih dari 5 pada setiap manus atau pedis.6. Ectrodactylia, yaitu jumlah jari-jari yang kurang dari 5 pada setiap manus atau

pedis.7. Brachydactylia, yaitu semua ukuran jari-jari menjadi pendek

58

Page 59: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IVM Y O L O G I

A. MYOLOGI UMUM

Istilah Myologi berasal dari kata latin Mus yang berarti seekor tikus kecil, yang mempunyai caput, venter dan cauda.Ada tiga tipe musculus, yaitu (1) otot skelet atau otot volunter, terdapat pada extremitas, dinding badan, (2) otot polos atau otot visceral (= otot involunter), terdapat pada dinding gaster, intestinum, dinding arteri, dan (3) otot jantung, terdapat pada cor. Secara fungsional otot skelet berada di bawah pengaruh kehendak, dapat dikendalikan ; otot polos dan otot jantung bekerja secara otonom.

STRUKTUR OTOT

Secara mikroskopis otot skelet kelihatan bercorak, disebut otot bercorak atau otot seran lintang. Otot skelet terdiri dari sejumlah myofibril, yang merupakan sel otot berbentuk memanjang dengan beberapa nuclei. Protoplasma sel otot disebut sarcoplasma, dan sarcoplasma dibungkus oleh sarcolemma.

Ujung-ujung otot mengadakan perlekatan pada tulang, fascia dan sesama otot lainnya (otot mimik). Ujung otot yang melekat pada tulang terdiri atas jaringan ikat padat, berbentuk bulat, dinamakan tendo, atau berbentuk lembaran, disebut aponeurose.Perlekatan otot di abgian proximal disebut origo (= punctum fixum) dan perlekatan di bagian distal disebut insertio (= punctum mobile). Bagian otot yang berada di bagian kedua ujungnya disebut venter, dan ujung-ujung otot dinamakan caput dan cauda.

Myofibril mempunyai sifat kontraktil, vascular, tahan terhadap infeksi, tidak tahan terhadap tekanan dan gesekan. Sebaliknya tendo tidak kontraktil, non vascular, tahan terhadap tekanan dan gesekan.

Pada tempat-tempat di mana tendo bergesekan dengan tulang, maka tendo dilindungi oleh bursa mucosa dan synovial sheath.Bursa mucosa berbentuk kantong, berisi sedikit cairan, berfungsi sebagai bantal untuk tendo ; diklasifikasikan menjadi bursa mucosa subtendinosa, articularis dan subcutanea.Bursa mucosa subtendinosa melindungi tendo terhadap gesekan pada tulang, cartilago, ligamentum atau tendo lainnya ( banyak terdapat pada extremitas ).Bursa mucosa articularis merupakan bagian dari suatu cavum articulare, aeperti yang terdapat di antara dens epistrophei dan ligamentum atlantis, juga terdapat pada articulatio metacarpophalangealis.Bursa mucosa subcutanea terdapat pada (a) bagian konveks dari suatu articulus di mana keadaan fleksi bagian tersebut dapat bebas bergerak, misalnya di dorsalis olecranon (= bursa olecranon), di ventralis articulatio genu (= bursa

59

Page 60: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

prepatellaris), dan (b) di atas tonjolan tulang dan ligamentum, misalnya pada acromion, ligamentum patellae, tuberositas tibiae dan insertio tendo calcanea.Synovial sheath adalah suatu kantong berbentuk tubulus <tabung> yang membungkus tendo, terdiri dari dua buah tubulus, satu berada di sebelah profunda dan yang lain disebelah superficialis. Tabung yang superficialis (= tabung parietalis) terpisah oleh suatu celah dari tabung profunda (= tabung viscelaris) yang melekat langsung pada tendo. Celah synovialis ,e,beri peluang kepada tendo untuk bergerak dengan bebas. Peralihan tabung parietalis menjadi tabung visceralis disebut mesotendon, yang dilalui oleh pembuluh darah.Synovial sheath hanya terdapat pada tendo yang mengalami gesekan atau tekanan pada dua permukaan atau lebih, misalnya pada manus dan pedis. Celah synovialis berisi cairan synovial, yang serupa dengan cairan yang terdapat dalam bursa mucosa.

FASCIA adalah lembaran jaringan ikat yang membungkus dan berada di sebelah profunda kulit. Terdiri dari fascia superficialis dan fascia profunda.

Fascia superficialis (= fascia subcutanea, tela subcutanea) terletak di sebelah profunda cutis, terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan superficialis, disebut panniculus adiposus, yang mengandung timbunan lemak. Panniculus adiposus bisa menebal sampai beberapa sentimeter, tetapi bisa juga tidak ada lemak sama sekali. Lapisan profunda tipis, tidak mengandung lemak, banyak mengandung jaringan elastik. Kedua lapisan tersebut melekat satu sama lain, tetapi di bagian inferior dinding cavum abdominis dapat dipisahkan. Diu antara kedua lapisan tersebut terdapat arteri, vena, nervus, ductus lynphaticus, glandula mammae, sebagian otot mimik, platysma myoides. Di daerah dorsum manus fascia superficialis mudah dipisahkan (diangkat) dari fascia profunda.

Fascia profunda membungkus otot dan struktur-struktur yang terkait, selain itu fascia profunda membentuk septum intermusculare yang memisahkan kelompok-kelompok otot, seperti kelompok otot extensor dan otot flexor pada extremitas suyperior.Salah satu fungsi fascia adalah membantu kelancaran circulasi darah.

Arsitektur otot atau letak myofibril bisa berbentuk : (1) paralel, (2) oblique atau pennatus dan (3) radial (= fan, kipas). Secara fungsional myofibril yang terletak oblique mempunyai kekuatan (mengangkat) yang lebih besar daripada yang berbentuk paralel.

ad.1. Myofibril yang paralel, terletak paralel dengan axis memanjang dari otot, dari origo sampai insertio, misalnya m.sternocleidomastoideus, mm.rhomboidei, m.rectus abdominis, n.gluteus maximus, m.sartorius. Pada kelompok ini termasuk otot yang berbentuk fusiformis, seperti m,biceps brachii, m.semitendinosus. m.flexor carpi radialis.

ad.2 Myofibril berbentuk pennatus <oblique>, seperti bulu ayam, dibagi menjadi (a) unipennatus, origonya sempit atau berbentuk garis, misalnya m.extensor digitorum longus, m.peroneus tertius, (b) bipennatus, mempunyai origo pada tempat (facies) yang luas, misalnya m.peroneus longus, m.flexor hallucis longus, dan (c) multipennatus, mempunyai sekat-sekat dari origo sampai insertio, misalnya m.deltoideus, m.subscapularis.

60

Page 61: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

ad.3. Myofibril berbentuk radial (segitiga, kipas), berorigo pada tempat yang lebar dan insertio pada tempat yang sempit (apex), misalnya m.pectoralis minor, m.adductor longus, m.temporalis, m.gluteus medius.

KONTRAKSI OTOTUnit struktural otot adalah myofibril. Unit fungsional otot adalah suatu motor

unit, yang terdiri dari sebuah sel saraf motoris pada cornu anterior medulla spinalis dan semua myofibril (100 atau lebih) yang dipersarafi oleh serabut-serabut saraf motoris dari sel saraf tersebut. Stimulus dari satu sel saraf motoris akan mengaktifkan semua myofibril yang dipersarafinya. Gerakan dapat terjadi apabila sejumlah motot unit diaktifkan. Kontraksi (gesekan) otot ditentukan oleh jumlah myofibril yang diaktifkan.Apabila dua buah otot mempunyai ukuran yang sama (penampang anatomi, penampang transversal melalui otot), maka otot dengan myofibril yang lebih banyak mempunyai kekuatan yanglebih besar (penampamg fisiologi, penampang melalui myofibril). Contoh m.rectus femoris mempunyai penampang anatomi yang sama dengan penampang fisiologi. Atas dasar ketentuan tersebut maka otot dengan myofibril berbentuk oblique mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada otot dengan myofibril yang paralel.

Ada 3 bentuk konstraksi otot : (1) konsektrik, myofibril menjadi lebih pendek sampai 1/3 – 1/2 dari panjang semula dan diameter otot menjadi lebih besar, misalnya kontraksi m.biceps brachii, (2) eksentrik, myofibril menjadi bertambah panjang dan (3) statis, myofibril tidak berubah dalam ukuran, misalnya lengan menahan suatu benda yang berat atau mendorong suatu benda yang besar dan berat.

Otot yang berkontraksi menimbulkan perubahan-perubahan elektris, struktur, kimiawi dan temperatur (proses metabolisme otot).

Kontraksi “ all or one “ adalah kontraksi maximal dari myofibril terhadap suatu stimulus motoris, artinya walaupun stimulus datambah myofibril tidak bisa berkontraksi lagi.

Suatu gerakan yang dikehendaki dapat dihasilkan oleh kontraksi beberapa otot dan sebaliknya suatu otot dapat berperan pada beberapa gereakan.

Untuk menghasilkan suatu gerakan yang diinginkan, maka ada otot yang berperan sebagai : (1) prime mover, yang menjadi penggerak utama untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan, misalnya flexi jari-jari tangan; gaya berat dapt juga menjadi primemmover, yaitu manakala seseorang mengangkat suatu benda dan meletakkannya di meja, (2) antagonis, peranan otot yang berlawanan dengan prime mover, misalnya m.triceps brachii yang berperan sebagai antagonis terhadap gerakan flexi dari articulatio cubiti, sedangkan m.triceps brachii sendiri adalah prime mover untuk gerakan extensi articulatio cubiti; gaya gravitasi dapat juga berperan sebagai antagonis, yaitu ketika dilakukan gerakan flexi apada articulatio cubiti dari Posisi Anatomi ; pada peran antagonis myofibril dapat menjadi bertambah panjang atau berada pada keadaan relaks dan berfungsi mengontrol dan menghasilkan gerakan (gerakan menjadi lebih tepat), (3) fiksator,

61

Page 62: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

menfiksasi persendian lainnya agar supaya hanya gerakan yang diinginkan yang terjadi, terutama memfiksasi persendian yang berada di bagian proximal, maka articulatio humeri tidak mengalami perubahan posisi, (4) synergis, adalah bagian dari fiksator, misalnya otot prime mover melewati dua atau tiga persendian dan gerakan yang dikehendaki adalah pada persendian yang distal, mka persendian di bagian proximal difiksasi, contohnya fleksii jari-jari tangan yang tidak disertai fleksi pergelangan tangan.

VASCULARISASI

Suplai darah diperoleh dari pembuluh darah yang masuk ke dalam otot, bisa melalui suatu tempat pada ujung otot (m.gastrocnemius), pada bagian tengah otot (m.biceps brachii) ataupun di beberapa tempat. Membentuk anatomase untuk mensuplai semua myofibril.

INNERVASI

Saraf yang menuju ke otot adalah suatu mixed nerve, terdiri dari 3/5 bagian serabut notoris (efferent) dan 2/5 bagian serabut sensibel (afferent). Serabut efferent menuju end-plates dan serabut afferent berasal dari suatu receptor (antara lain : free nerve endings).

NOMENCLATUR

Pemberian nama pada suatu otot ditentukan oleh :1. Bentuk (shape), misalnya m.trapezius, m.rhomboideus, m.quadratus

femoris.2. General form, misalnya m.palmaris longus, m.serratus, m.gracilis,

m.latissimus dorsi, m.vastus.3. Jumlah caput atau venter, mis. m.biceps, m.triceps, m.quadriceps,

m.digastricus.4. Struktur, mis. m.semitendinosus, m.semimembranosus5. Lokalisasi, mis. m.temporalis, m.supraspinatus, m.tibialis anterior.6. Tempat perlekatan, mis. m.stylo-hyoideus, m. brachio-radialis.7. Fungsi (action), mis. m.flexor dan extensor carpi ulnaris.8. Arah myofibril, mis. m.rectus abdominis, m.obliquus abdominis9. Kombinasi, mis. m.obliquus externus abdominis, m.rectus femoris.

62

Page 63: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

B. MYOLOGI KHUSUS

1. Otot-otot yang berada pada Extremitas superior.Terdiri atas otot-otot yang membentuk :1.1. Gelang Bahu1.2. Brachium1.3. Antebrachium1.4. Manus

Ad.1.1. Otot-otot yang membentuk Gelang Bahu dibagi ke dalam tiga kategori, sebagai berikut :

(a) menghubungkan extermitas superior dengan skeleton axiale,(b) menghubungkan humerus dengan skeleton axiale,(c) menghubungkan humerus dengan scapula.

Otot-otot yang ternasuk Kategori (a) :

a.1. M.trapeziusMempunyai tempat perlektan yang panjang pada columna vertebralis. Otot

ini pada satu pihak berbentuk segitiga dan bersama-sama dengan otot pada pihak sebelah berbentuk trapezium.Terletak di bagian superficial pada collum, bahu dan punggung.Terdiri atas tiga bagian :

(1) Pars superior (= pars descendens )(2) Pars medialis (= pars transversa )(3) Pars inferior (= pars ascendens )

Pars superior mengadakan origo pada 1/3 bagian medial linea nuchea superior, protuberantia occipitalis externa, secara indirect ( dengan perantaraan ligamentum nuchae) melekat pada vertebra cervicalis I – VI dan secara direct melekat pada processus spinosus vertebra cervicalis VII.Pars medialis dan pars inferior mengadakan perlekatan pada processus spinosus vertebra thoracalis I – XII.Insertio pars superior berada pada facies dorsalis bagian lateral clavicula dengan arah serabutnya dari craniomedial menuju ke caudolateral; pars transversa melekat pada acromion dan pars ascendens berjalan ke arah craniolateral, mengadakan perlekatan pada spina scapulae.

a.2. M.rhombeideus majorOtot ini berbentuk rhomboid (segiempat) dan tipis, ditutupi oleh m.trapezius,

berada di sebelah superficialis dari m.serratus posterior superior. Berasal dari (origo) processus spinosus vertebra thoracalis II –V, arah myofibril caudolateral menuju ke margo vertebralis scapulae (insertio) di sebelah caudalis dari spina scapulae sampai pada angulus inferior scapulae.

63

Page 64: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

a.3. M.rhomboideus minorMyofibril otot ini berjalan sejajar, berada di cranalis m.rhomboideus major,

mengadakan origo pada caudalis ligamentum nuchae, processus spinosus vertebra cervicalis VII dan vertebra thoracalis I, berinsertio pada spina scapulae.

a.4. M.levator scapulaeBerorigo pada processus transversus vertebrae cervicalis I – IV,

mengafalan insersi pada angulus superior scapulae. Di sebelah cranialis ditutupi oleh m.sternocleidonastoideus, di sebelah caudal ditutupi oleh m.trapezius.

a.5. M.serratus anterior Berbentuk lembaran yang luas, menghubungkan margo vertebralis

scapulae dengan costae, berada pada bagian laterocranial dinding thorax. Mengadakan origo pada facies externus costa I – VIII di sebelah lateral origo m.pectoralis minor, myofibrilnya berjalan ke dorsal pada dinding thorax, berada di antara costa dan facies costalis scapulae, mengadalan insertio pada margo medialis scapulae.

Serabut0serabut otot bagian cranial arahnya hampir horizontal dan berinsertio pada angulus scapulae, srabut otot bagian intermedia berbentuk kipas dan mengadakan insertio pada margo vertebralis scapulae, dan serabut otot pars caudalis mengadakan insertio pada angulus inferior scapulae.

a.6. M.pectoralis minorBerada di sebelah profunda dari m.pectoralis major, pada facies ventralis

dinding thorax. Mengadakan origo pada facies superficialis costa III – V, arah serabut otot ke craniolatertal, dan mengadakan insertio pada processus coracoideus scapulae.

a.7. M.subclaviusOtot ini kecil, terletak di bagian profunda m.pectoralis major pars

clavicularis, mengadakan origo pada costa I (pada batas pars cartilaginis dan pars osseum), serabut otot berjalan ke arah laterocranial, berinsertio pada permukaan inferior sepertiga bagian medial clavicula.

M.subclavius dan m.pectoralis minor dibungkus oleh fascia clavipectoralis; bagian dari fascia ini yang berda di antara kedua otot tersebut dinamakn membrana costa-coracoidea.

Fascia clavipectoralis melekat pada margo inferior claviculae dan pada processus coracoideus, ditembusi oleh vena cephalica.

Otot-otot yaang termasuk Kategori (b)

b.1. M.pectoralis majorBerbentuk kipas, berada pada facies anterior dinding thorax dan axilla,

Berorigo pada (a) pars medialis claviculae, bagian otot ini disebut pars clavicularis atau caput clavicularis, (b) facies anterior sternum dan costa II – VII, bagian ini

64

Page 65: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

disebut pars sternocostalis, bertenu dengan pihak sebelah pada linea mediana, dan (c) pars abdominalis yang melekat pada aponeurosis m.obliquus externus abdominis.Insertio otot inimelekat pada crista tuberculis majoris humeri dengan perantaraan suatu tendo yang serabut-serabutnya bersilangan membentuk huruf “U”. Serabut dari pars clavicularis membentuk kaki depan huruf U tersebut ( berada di bagian caudal ) dan serabut-serabut dari pars sternocostalis dan pars abdominalis membentuk kaki posterior dari huruf U yang dimaksud ( berada di abgian cranial ).

b.2. M.latissimus dorsiBerbentuk kipas, berada pda regio lumbalis dan di bagian caudalis regio

thoracalis dorsalis. Ujung distal otot ini membentuk batas posterior fossa axillaris. Origo otot ini berada pada pars dorsalis crista iliaca, processus spinosus vertebra lumbalis I – V dan vertebra VII – XII ( nelalui fascia lumbodorsalis ), arah myofibril ke craniolateral menuju ( insertio ) crista tuberculi minoris humeri. Bagian cranialis otot ini berada di sebelah profunda m.trapezius pars ascendens.

Tendo m.latissimus dorsi berjalan melingkar di bagian medial humerus, berada di antara dinding thorax dan humerus. Serabut otot di bagian cranial arahnya horizontal, yang intermedia arahnya oblique dan bagian caudal arahnya hampir vertikal.

Otot-otot yang termasuk Kategori (c) terletak di sebelah cranial, caudal, ventral dan dorsasl articulatio humeri, berperan pada gerakan articulatio humeri dan mempertahankan stabilitas articulus tersebut.

c.1. M.deltoideusBerbentuk segitiga ( delta ), besar, tebak, terletak di sebelah superficial

articulatio humeri. Terdiri dari : (1) pars anterior (= pars clavicularis), melekat pada pars lateralis claviculae, (2) pars lateralis (=pars acromialis), melekat pada acromion, dan (3) pars dorsalis (= pars scapularis), melekat pada margo inferior spina scapulae. Ujung distal ketiga bagian otot ini bersatu dan mengdakan insertio pada tuberositas deltoidea humeri.

M.deltoideus bersama-sama dengan caput humeri dan acromion membentuk kontur bahu.

c.2. M.supra spinatusBerasal dari 2/3 bagisn medial fossa suprspinatan berjalan ke lateral di

sebelah caudal acromion, di sebelah profunda m.deltoideus dan m.trapezius, menyilang articulatio humeri di bagian cranial, dan mengadakan indertio pada tuberculum majus humeri.

Di antara m.supraspinatus dan m.deltoideus terdapat suatu bursa mucosa.

c.3. M.infraspinatusBerorigo pada 2/3 bagian medial fossa infraspinatus, myofibril di bagian

cranial berjalan horizontal, sedangkan myofibril di bagian caudal berjalan oblique

65

Page 66: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

menuju ke lateral, menyilang facies dorsalis articulatio humeri, mengadakn insertio pada tuberculum amjus di bagian dorsal, yakni di antara insertio m.supraspinatus dan m.teres minor.

Sebagian besar m.infraspinatus terletak di sebelah superficial pada facies dorsalis bahu, dan insertionya ditutupi oleh m.deltoideus.

M. infraspinatus dan m. teres minor terletak saling berdekatan satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sama sehingga banyak kali dianggap sebagai satu otot.

c.4. M.teres minorTerletak di sebelah cranialis m. teres major. Mengadakan origo pada facies

dorsalis margo axillaris scapulae, berjalan sejajar dengan myofibril m. teres major menuju ke lateral, berada di sebelah dorsal articulatio humeri. Berinsertio pada facies dorsalis tuberculum majus humeri.

c.5. M.teres majorBerorigo pada facies dorsalis angulus inferior scapulae berada di sebelah

caudalis m. teres minor, berjalan ke craniolateral di sebelah ventral caput longum m. tricipitis, melingkari facies medialis humerus menuju ke ventral dan mengadakan insertio pada crista tuberculi minoris humeri.

c.6. M.subscapularisSecara morfologis adalah suatu otot multipennatus yang sangat kuat dan

terletak di dalam fossa subscapularis. Berasal dari dua pertiga bagian medial fossa subscapularis, berjalan ke lateral menyilang di sebelah ventral articulatio humeri, mengadakan insertio pada tuberculum minus humeri.

Di antara bagian lateral m. subscapularis dan capsula articularis humeri terdapat suatu bursa mucosa, yang mempunyai hubungan dengan cavum articulare articulatio humeri.

Otot ini membentuk bagian cranialis fossa axillaris.

c.7. M.coracobrachialisBarada pada bagian craniomedial brachium. Membentuk origo pada

processus coracoideus scapulae bersama-sama dengan m. biceps brachii caput breve, berjalan turun di sebelah dorsal pertengahan m. biceps brachii, mengadakan insertio pada sisi medial pertengahan humerus.

FOSSA AXILLARISFossa axillaris adalah suatu rongga yang berada di antara sisi medial

brachium dan sisi lateral dinding thorax. Berbentuk piramid, mempunyai basis, apex, dan 4 buah dinding. Bagian apex melanjutkan diri sampai mencapai trigonum colli posterius, berada di antara clavicula di sebelah ventral, costa I di sebelah medial dan margo superior scapulae di sebelah posterior.

Dinding anterior dibentuk oleh m. pectoralis major, m. pectoralis minor, m. subclavius dan fascia clavipectorale.

66

Page 67: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Dinding posterior dibentuk oleh m. subscapularis, m. latissimus dorsi, dan m. teres major.

Dinding medial dibentuk oleh costa II - VI bersama-sama dengan m. serratus anterior.

Dinding lateral dibentuk oleh caput longum m. biceps brachii yang terletak di dalam sulcus intertubercularis.

Basis fossa axillaris dibentuk oleh fascia axillaris dan kulit.Di dalam fossa axillaris terdapat pars caudalis plexus brachialis bersama-

sama dengan percabangannya, vasa axillaris, lymphonodi axillaris dan jaringan lemak.

ad. 1. 2. OTOT-OTOT BRACHIUMBerperan pada articulatio humeri dan articulatio cubiti.

1. M.triceps brachiiMengadakan origo pada 3 tempat dengan perantaraan 3 buah caput. Caput

logam melekat pada tuberositas infraglenoidalis, caput laterale melekat pada facies posterior corpus humeri di sebelah cranialis sulcus spiralis, dan caput mediale mengadakan perlekatan pada facies posterior corpus humeri di sebelah caudal sulcus spiralis. Caput mediale ditutupi oleh aponeurose dari caput longum dan caput laterale.Caput laterale berada di sebelah caudal dari insertio m.teres minor.

Insertio m. triceps brachii berada pada bagian posterior facies cranialis olecranon.

2. M.biceps brachiiTerletak pada bagian anterior brachium, mengadakan perlekatan ( origo ) di

scapula melalui dua buah caput, sebagai berikut :(a) caput breve pada processus coracoideus dan (b) caput longum pada tuberositas supraglenoidalis. Tendo dari caput longum berada di dalam capsula articulare, dibungkus oleh synovial sheath, melintasi caput humeri di sebelah cranialis dan berjalan di dalam sulcus intertubercularis. Di bagian tengah humerus caput breve dan caput longum bersatu, melanjutkan perjalanannya ke caudal membentuk suatu tendo yang melintasi articulatio cubiti, mengadakan insertio pada tuberositas radii dan pada aponeurose bicipitalis ( = lacertus fibrosus ). Lacertus fibrosus mengadakan perlekatan pada fascia yang membungkus otot-otot flexor di bagian medial dari fossa cubiti.

3. M.brachialisMembentuk origo pada facies anterior seperdua ujung distal humerus,

melintasi facies ventralis articulatio cubiti, sebagian besar ditutupi oleh m. biceps brachii, mengadakan insertio pada facies anterior processus coronoideus ulnae dan pada tuberositas ulnae.

Septum intermusculare laterale et mediale dibentuk oleh penebalan fascia profunda brachii, yang melekat pada margo lateralis dan margo medialis humeri,

67

Page 68: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

dan juga pada epicondylus humeri ; memisahkan m.triceps brachii di bagian dorsal dan m.brachialis di bagian anterior.

4. M.coracobrachialis - lihat c.7.

Ad.1.3. OTOT-OTOT ANTEBRACHIUM Berperan pada aticulatio cubiti, articulatio radiocarpalis, articulatio

intercarpalis, articulatio carpomentacarpalis, articulatio metacarpophalangealis dan articulatio interphalangealis.

1. M.brachioradialisTerletak di bagian superficial, menyilang permukaan lateroanterior

articulatio cubiti. Mengadakan origo pada margo lateralis ujung distal humerus dan pada septum intermusculare laterale.

Otot ini membentuk sisi lateral fossa cubiti.Pada pertengahan antebrachium myofibril berakhir dan diganti dengan

tendo yang panjang, mengadakan insertio pada sisi lateral ujung distal radius di bagian proximal processus styloideus radii. Pada tempat ini tendo tersebut disilangi di sebelah superficialis oleh tendo m.abductor pollicis longus dan m.extensor pollicis brevis, yang datangnya dari arah dorsalis.

2. M.pronator teresOtot ini relatif pendek, melekat di bagian proximal dengan perantaraan dua

buah caput, yaitu (a) caput humerale, besar, melekat pada epicondylus medialis humeri dan pada septum intermusculare mediale dan (b) caput ulnare yang melekat pada processus coronoideus ulnae. Otot ini menyilang articulatio cubiti di bagian ventral. Serabut otot dari caput humerale terletak di sebelah superficial., berjalan ke laterocaudal, dan terletak dekat di sebelah cranialis m.flexor carpi radialis. Mengadakan insertio pada facies lateralis pertengahan radius, ditutupi oleh m.brachioradialis.

3. M.flexor carpi radialisTerletak di sebelah medial dari m.pronator teres pada facies ventralis

antebrachium. Berorigo pada epicondylus medialis humeri di sebelah distal dari origo m.pranator teres. Otot ini berjalan ke distal, pada pertengahaan antebrachium dilanjutkan oleh suatu tendo yang semakin ke arah distal semakin mengecil berupa tali, terletak di sebelah lateral linea mediana antebrachii, selanjutnya berjalan di sebelah profunda ligamentum carpi transversum (= retinaculum flexoren ), berada di ventralis os multangulum majus, dan mengadakan insertio pada basis ossis metacarpalis II dan III.

4. M.plamaris longusBerada di sebelah medial m.flexor carpi radialis, mengadakan origo pada

epicondylus medialis humeri, berjalan lurus ke distal pada facies volaris antebrachium dan pada pertengahan antebrachium serabut-serabut otot ini

68

Page 69: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

dilanjutkan oleh tendo, yang selanjutnya berjalan pada permukaan ventral wrist joint, berada di sebelah superficialis ligamentum carpi transversum, mengadakan insersio pada aponeurosis palmaris. Pada daerah pergelangan tangan tendo otot ini terletak di sebelah medial dari tendo m.flexor carpi radialis, berjalan searah dengan tendo m. flexor digitorum sublimis yang menuju ke jari III. Banyak variasi yang terjadi pada otot ini dan seringkali absen.

5. M.flexor carpi ulnaris Terletak paling medial dan membentuk sisi medial dan membentuk sisi

medialis antebrachium, membentuk origo melalui caput humerale dan caput ulnare, yang dihubungkan satu sama lain oleh suatu arcus tendinosus. Caput humerale melekat pada epicondylus medialis humeri dan caput ulnare mengadakan perlekatan pada sisi medial olecranon dan pada 2/3 bagian cranialis margo posterior ulna, membentuk suatu tendo yang panjang dan berinsertio pada os pisiforme.

6. M.flexor digitorum sublimis (= m.flexor digitorum superficialis )Mengadakan origo dengan tiga buah caput, yaitu caput humerale, caput

ulnare dan caput radiale. Caput humerale melekat pada epicondylus medialis humeri dan liogamentum collaterale ulnare. Caput ulnare melekat pada sisi medial processus coronoideus ulnae, dan caput radiale melekat pada linea obliqua radii ( berada diantara perlekatan m.flexor pollicis longus dan m.supinator ). Caput ulnare dihubungkan oleh suatu arcus tendinosus dengan caput radiale, yang dilalui di sebelah profundanya oleh nervus medianus dan a.ulnaris. Pada bagian 1/3 bagian distal antebrachium myofibril diganti dengan tendo, yang selanjutnya berjalan di sebelah profunda ligamentum carpi transversum, di bagian distal antebrachium tendo otot ini terletak di sebelah superficial, berada diantara tendo m. palmaris longus dan tendo m.flexor carpi ulnaris. Selanjutnya tendo m.flexor digitorum sublimis terbagi menjadi 4 buah tendo, berjalan di dalam canalis carpi, dan disini tendo untuk jari III dan IV terletak di sebelah superficialis tendo yang menuju ke jari II dan V. Ujung distal setiap tendo terbagi menjadi dua bagian dan mengadakan insertio pada kedua sisi phalanx medialis ; di antara kedua ujung tendo tersebut berjalan tendo m.flexor digitorum profundus.

Otot-otot lapisan profunda pada bagian ventral antebrachium terdiri dari :

1. M.flexor digitorum prondus Membentuk origo pada facies medialis et ventralis dari ulna dan pada

membrana interossea. Pada pertengahan antebrachium serabut-serabut otot diganti oleh tendo, dan segera terbagi menjadi 4 tendo yang lebih kecil, letak berdampingan satu sama lain di sebelahprofunda ligamentum carpi transversum. Masing-masing tendo berjalan menuju ke jari II – V, melewati di bagian profunda insertio m.flexor digitorum sublimis, dan mengadakan insertio pada facies palmaris phalanx distalis.

69

Page 70: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

2. M.flexor pollicis longus Terletak paling lateral pada antebrachium dan pada pergelangan tangan,

mempunyai origo pada facies anterior radius, disebelah lateral dari origo m.flexor digitorum sublimis, dan pada membrana interossea. Seringkali ada seberkas serabut yang mengadakan perlekatan pada processus coronoideus ulnae atau padsa epicondylus humeri. Pada pertengahan antebrachium serabut otot diganti oleh tendo yang panjang, berjalan di sebelah profunda ligamentum carpi transversum, berada di sebelah lateral dari tendo pertama m. flexor digitorum profundus, selanjutnya berjalan di antara m.oppones pollicis dan m.adductor pollicis, mengadakan insertio pada facies palmaris basis phalanx distalis jari I.

3. M.pronator quadratusBerbentuk segiempat, berada pada facies anterior ujung distal

antebrachium. Berasal dari (origo) facies anterior ¼ bagian distal ulna berjalan menyilang menuju ke facies anterior ¼ bagian distal radius.

FOSSA CUBITIBerbentuk segitiga, berada pada permukaan articulatio cubiti. Sisi lateral

dibentuk oleh m.brachioradialis, tepi medial dibentuk oleh m. pronator teres. Apoex dari fossa ini berada di sebelah distal pada pertemuan m.brachioradialis dengan m.pronator teres, basisnya berada di bagian proximal, dibentuk oleh suatu garis lurus yang menghubungkan kedua epicondylus humeri. Lantai dari fossa ini dibentuk oleh m.brachialis, atapnya dibentuk oleh fascia profunda brachii yang diperkuat oleh lacertus fibrosus. Didalam fossa cubiti terdapat arteria brachialis dan nervus medianus.

Otot-otot yang terdapat pada bagian posterior Antebrachium terdiri dari gugusan superfical dan gugusan profunda.

Otot Gugusan Superficialis terdiri dari :

1. M.extensor carpi radialis longusTerletak di bagian lateroposterior antebrachium, sebagian ditutupi oleh m.

brachioradialis. Sebagian dari pars proximalis otot ini terletak di sebelah anterior antebrachium, origonya berada di tiga tempat, yaitu (a) pada facies anterior 1/3 bagian distal margo lateralis humeri, (b) pada septum intermusculare laterale dan (c) pada epicondylus lateralis humeri. Berjalan ke distal menyilang bagian latero-anterior articulatio cubiti. Di sebelah distal articulatio cubiti otot ini berada di sebelah medial m.brachioradialis. Peralihan serabut otot menjadi tendo terjadi setinggi tendo m.brachioradialis. Tendo otot ini berjalan ke distal di sisi lateral radius, berada di sebelah medial tendo m.brachioradialis. Di bagian distal antebrachium m.extensor carpi radialis longus berjalan di sebelah profunda m. abductor pollicis longus dan m.extensor pollicis brevis, lewat di sebelah profunda ligamentum carpi dorsale, berada di sebelah dorsal processus styloideus radii,

70

Page 71: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

mengadakan insertio pada facies dorsalis basis ossis metacarpalis II pada sisi radialis atau sisi ulnarisnya.

2. M.extensor carpi radialis brevisBerasal dari epicondylus lateralis humeri di sebelah distal dari origo

m.extensor carpi radialis longus. Bagian proximal otot ini ditutupi oleh m.extensor carpi radialis longus, dan berada di sebelah medialisnya. Di daerah pergelangan tangan tendo m.extensor carpi radialis berjalan bersama-sama dengan tendo m. extensor carpi radialis longus, dan kedua-duanya disilangi di sebelah superficialis oleh abductor pollicis longus dan m. extensor pollicis brevis. Berjalan di sebelah profunda ligamentum carpi dorsale, lalu mengadakan insertio pada facies dorsalis basis ossis metacarpalis III pada sisi radialisnya.

3. M.extensor digitorum communisTerletak di sebelah lateral linea mediana antebrachii. Membentuk origo

pada epicondylus lateral humeri, berjalan lurus ke distal, berada di sebelah medial m.extensor carpi radialis brevis. Di sebelah proximal pergelangan tangan serabut otot diganti dengan tendo, yang selanjutnya terbagi menjadi 4 buah tendo yang lebih kecil, berjalan di sebelah profunda ligamentum carpi dorsale, lalu berjalan di sebelah dorsal articulatio metacarpophalangea, kemudian di sebelah dorsal phalanx proximalis, dan mengadakan insertio di bagian dorsal basis phalanx medialis dan basis phalanx distalis.

4. M.extensor digiti minimiBerada di sebelah medial m.extensor digitorum communis dan serimg

bergabung dengan otot ini. Merupakan otot extensor untuk jari V. Berasal dari epicondylus lateralis humeri, setinggi pergelangan tangan serabut otot diganti oleh tendo, yang mengadakan insertio pada phalanx proximalis jari V.

5. M.anconeusOtot ini kecil, berbentuk segitiga, berjalan diagonal menyilang bagian dorsal

articulatio cubiti. Berasal dari facies posterior epicondylus humeri, menuju ke sisi lateral olecranon dan pars posterior ujung proximal ulna.

6. M.extensor carpi ulnarisBerada pada lapisan superficial permukaan dorsalis antebrachium,

dipisahkan dari gugusan otot-otot flexor oleh tepi posterior ulna. Membentuk origo pada epicondylus lateralis humeri dan pada sisi posterior pertengahan ulna, terletak di sebelah medial dari m.extensor digiti minimi dan berjalan ke distal pada permukaan dorsal antebrachium.

Berjalan di sebelah profunda ligamentum carpi dorsale, mengadakan insertio pada facies medialis basis ossis metacarpalis V.

71

Page 72: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Otot- otot gugusan Profunda terdiri dari :

1. M.supinator Mempunyai origo di tiga tempat, yaitu (a) pada epicondylus lateralis humeri,

(b) ligamentum collaterale radiale dan (c) crista m.supinatoris ulnae. Tempat perlekatan ini membentuk suati garis diagonal, dari sini serabut-serabut otot berjalan ke lateral untuk berinsertio pada facies lateralis 1/3 bagian proximal radius setinggi tuberositas radii.

2. M.abductor pollicis longusMengadakan origo di tiga tempat, sebagai berikut : (a) sisi lateral facies

posterior ulna di sebelah distal origo m.supinator, (b) membrana interossea dan (c) permukaan posterior 1/3 bagian intermedia radius.

Di bagian proximal antebrachium otot ini ditutupi oleh m.extensor digitorum communis, berjalan turun ke lateral dan di bagian distal antebrachium otot ini terletak di bagian superficial, menyilang m.extensor carpi radialis longus et brevis, m.brachioradialis dan processus styloideus radii, mengadakan insertio pada sisi radialis basis ossis metacarpalis I.

Tendo otot ini terletak paling radialis pada facies anterior pergelangan tangan.

3. M.extensor pollicis brevisTerletak di sebelah distal dan medial dari m.abductor pollicis longus.

Mempunyai origo pada facies dorsalis radius dan membrana interossea di sebelah distal dari origo m.abductor pollicis longus, berjalan sejajar dengan m.abductor pollicis longus menuju ke distal dan menyilang tendo m.extensor carpi radialis longus et brevis. Berada di sebelah ventral processus styloideus radii, dan mengadakan insertio pada facies dorsalis basis phalanx proximalis jari I.

Bersama-sama dengan tendo m.abductor pollicis longus membentuk batas lateral dari Tabatiere.

4. M.extensor pollicis longusBerasal dari sisi lateral facies posterior 1/3 bagian medial ulna dan

membrana interossea. Tendonya menyilang bagian lateral facies posterior pergelangan tangan, mengadakan insertio pada facies dorsalis basis phalanx distalis jari I. Pada extensi jari I tendo ini tampak jelas membentuk batas medial dari Tabatiere ( Anatomical snuff box ).

5. M.extensor indicis propriusTerletak paling medial dari kelompok otot dorsal antebrachium.

Mengadakan origo pada facies posterior ulna dan membrana interossea antebrachii, yaitu di sebelah distal perlekatan m.extensor pollicis longus. Berjalan melewati ligamentum carpi dorsale bersama-sama dengan tendo m.extensor digitorum communis.

72

Page 73: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Setinggi caput ossis metacarpalis II tendo m.extensor indicis proprius bergabung dengan tendo m.extensor digitorum communis, menuju ke jari II pada sisi medialnya.

ad. 1. 4. OTOT-OTOT MANUS Diklasifikasikan menjadi otot-otot yang membentuk :(a) Thenar(b) Hypothenar(c) Gugusan profundus

(a) THENAR Dibentuk oleh :

1. M.abductor pollicis brevis Terletak di bagian lateral, superficial, dan mengadakan origo pada facies

ventralis ligamentum carpi transversum, tuberositas ossis navicularis dan pada tendo m.abductor pollicis longus.

Berjalan hampir paralel dengan os metacarpale I, mengadakan insertio pada sisi lateral basis phalanx proximal jari I.

2. M.opponens pollicisTerletak di sebelah profunda m.abductor pollicis brevis, mengadakan origo

pada ligamentum carpi transversum (= flexor retinaculum ) dan pada os mutangulum majus, mengadakan insertio pada sisi lateral os metacarpale I.

3. M.flexor pollicis brevisMempunyai caput superficialis, yang mengadakan origo pada ligamentum

carpi transversum, dan caput profundus yang mengadakan origo pada ossa multangula dan os capitatum, membentuk insertio pada sisi lateral basis phalanx proximal jari I, di sini terdapat os sesamoideum. Ada yang berpendapat bahwa caput profundum adalah identik dengan m.interosseus volaris I.

4. M. adductor pollicis Mempunyai dua buah caput, yaitu (a) caput transversum dan (b) caput

obliquum. Caput transversum berasal dari permukaan palmaris ossis metacarpalis III, dan caput obliquum berasal dari basis ossis metacarpalis II dan III dan dari os capitatum. Kedua tendo tersebut bersatu dan mengadakan insertio pada sisi medial basis phalanx proximalis jari I. Pada tendo otot ini terdapat os sesamoideum yang terletak setinggi caput ossis metacarpalis I.

73

Page 74: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

(b) HYPOTHENAR Dibentuk oleh :

1. M.palmaris brevisTerletak di bagian superficial, di sebelah profunda kulit. Mengadakan origo

pada aponeurosis palmaris dan insertio pada kulit di bagian medialis manus ( sisi ulnaris ).

2. M.abductor digiti quinti (V)Nama lain dari otot ini adalah m.abductor digiti minimi. Terletak di bagian

superficial, berorigo pada os pisiforme dan tendo m.flexor carpi ulnare. Berada paling medial pada manus, dan berinsersi pada sisi ulnaris basis phalanx proximalis jari V.

3. M.flexor digiti quinti (V) brevis (= m.flexor digiti minimi)Sebagian besar terletak di bagian superficial dan selebihnya berada di

sebelah profunda sisi lateral m.abductor digiti quinti (V). Membentuk origo pada hamulus ossis hamati dan ligamentum carpi transversum, mengadakan insersi bersama-sam dengan m.abductor digiti quinti (V).

4. M.opponens digiti quinti (V)Sebagian besar terletak di sebelah profunda dari m.abductor digiti quinti dan

m.flexor digiti minimi, sisanya terletak di bagian superficial. Berasal dari hamulus ossis hamati dan ligamentum carpi transversum, menuju ke margo medialis ossis metacarpalis V.

(c) GUGUSAN PROFUNDUS Terdiri dari :

1. Mm.lumbricalesAda empat buah otot, yang masing-masing berasal dari tendo m.flexor

digitorum profundus. M.lumbricalis I dan II melekat pada sisi lateral dari tendo yang menuju ke jari II dan III, sedangkan m.lumbricalis III mengadakan perlekatan pada sisi medial tendo yg menuju ke jari III dan sisi lateral tendo yang menuju ke jari IV; m. lumbricalis IV melekat pada sisi medial tendo jari IV dan sisi lateral tendo ke jari V.Tendo dari setiap m.lumbricalis II sampai IV, mengadakan insersi pada tendo m.extensor digitorumcommunis.

1. Mm.interosseiTerdiri dari :

(1) Mm.interossei volares

Ada 4 buah otot yang berasal dari sisi medialis os metecarpale I dan II; otot III dan IV masing-masing berasal dari sisi lateralis os metecarpale III dan IV.

74

Page 75: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

M.interosseus I dan II mengadakan insertio pada sisi medialis phalanx proximalis jari I dan II.

M.interosseus III dan IV membentuk insertio pada sisi lateral phalanx proximalis jari III dan IV.

(2) Mm. Interossei dorsales Berjumlah 4 buah yang mengadakan perlekatan dengan perantaraan dua buah caput pada ossa metercapalia yang berdampingan, disebelah dorsalis dari perlekatan mm.interossei palmaris.

M.interossei dorsalis I adalah yang paling besar, mengadakan perlekatan pada sisi medial os metacarpale I dan sisi lateral os metecarpale II, dan membentuk insertio pada sisi lateral phalanx proximalis jari II.

M.interossei dorsalis II berorigo pada sisi medial os metacarpale II dan sisi lateral os metacarpale III, mengadakan insertio pada sisi lateral phalanx proximalis jari III.

M.interossei dorsalis II mengadakan perlekatan pada sisi medial os metacarpale III dan pada sisi lateral os metacarpale IV, mengadakan insertio pada sisi medial phalanx proximalis jari III.

M.interossei dorsalis IV mengadakan perlekatan pada sisi medial os metacarpale IV dan pada sisi lateral os metacarpale V, membentuk insertio pada sisi ulnaris phalanx proximalis jari IV.

APONEUROSE PALMARISAdalah jaringan ikat yang kuat, yang mengadakan perlekatan di bagian

proximal pada ligamentum carpi transversum dan menjadi tempat insertio dari m.palmaris longus. Berada di sebelah profunda dari kulit. Ke arah distal terbagi menjadi 4 bagian yang menuju ke jari II, III, IV dan V, mengadakan perlekatan pada sisi-sisi phalanx proximalis.Pada pangkal jari-jari, keempat bagian tersebut tadi dihubungkan satu sama lain oleh serabut-serabut transversal, disebut fasciculi transversi. Pada daerah manus aponeurosis palmaris melanjutkan diri ke arah lateral dan medial pada facies yang menutupi otot-otot thenar dan hypothenar. Dari sini aponeurosis palmaris terdapat dua buah septa dari jaringan ikat yang meluas ke arah profundus. Septum ini di bagian lateral melekat pada os metacarpale I, di sebelah medial dari otot-otot thenar; septum bagian medial melekat pada os metacarpale V di sebelah lateral dari otot-otot hypothenar. Kedua septa ini memisahkan otot-otot thenar, hypothenar dan intermedia. Di sebelah profundus dari aponeurosis palmaris terdapat arcus volaris superficialis, tendo otot-otot flexor jari-jari, nevus medianus dan ramus superficialis nervi ulnaris.

LIGAMENTUM CARPI TRANSVERSUM (= RETINACULUM FLEXORUM)Merupakan penebalan dari fascia profunda, ukuran lebar 2,5 cm, ukuran

panjang 2 cm, mengadakan perlekatan di bagian lateral tuberculum ossis multanguli najoris dan tuberculum ossis navicularis, dan di bagian medial mengadakan perlekatan pada hamulus ossis hamati dan pada os pisiforme.

75

Page 76: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Di antara ligamentum carpi transversum dan ossa carpalia terbentuk canalis carpi, yang dilalui oleh tendo m.flexor carpi radialis, tendo m.flexor pollicis longus, tendo m.flexor digitorum sublimis dan tendo m.flexor digitorum profundus serta nervus medianus.

Ligamentum carpi transversum mempertahankan otot-otot flexor tangan dan jari-jari agar supaya tetap pada tempatnya bilamana dilakukan gerakan fleksi tangan ataupun jari-jari.

LIGAMENTUM CARPI DORSALE (= RETINACULUM EXTENSOREN )Berbentuk oblique dan mengadakan perlekatan di sebelah medial pada

ujung distal ulna, ossa carpalia bagian medial dan pada ligamentum medialis dari wrist joint, dan perlekatannya di bagian lateralis adalah pada tepi anterior radius. Di sebelah profunda dari ligamentum carpi dorsale terbentuk 6 buah saluran yang dilalui oleh tendo-tendo dari otot-otot extensor yang menuju ke manus.

SYNOVIAL SHEATS = MEMBRANA SYNOVIALIS = VAGINA TENDINEUMTerdiri dari :

(1) Membrana synovialis anteriorBerada di sebelah profundus ligamentum carpi transversum, meluas ke

proximalis sampai mencapai pergelangan tangan. Terbagi menjadi 3 bagian sebagai berikut :

a) Membungkus tendo m.flexor digitorum sublimis et profundus, membentuk vagina tendineum mm.flexorum digitorum communium atau bursa ulnaris ;

b) Membungkus tendo m.flexor pollicis longus, membentuk vagina tendinis m.flexoris pollicis longi atau bursa radialis ;

c) Membungkus tendo m.flexor carpi radialis, membentuk vagina tendinis m.flexor carpi radialis.

Bursa ulnaris meluas ke arah proximal sampai kira-kira 2,5 cm di sebelah proximal dari

ligamentum carpi transversum. Ke arah distalis meluas sampai pertengahan manus, kecuali bagian medialnya yang bersatu dengan vagina tendineum digitalis jari V.Bursa ulnaris membungkus tendo-tendo di bagian medial dengan baik, sedangkan di bagian lateral mengadakan hubungan dengan bursa radialis dan berada di sebelah profundus nervus medianus.

Bursa radialis meluas sampai setinggi tempat perlekatan tendo m.flexor pollicis longus pada phalanx distalis.

Vagina tendinis m.flexor carpi radialis meluas mulai dari bagian proximal ligamentum carpi transversum (2,5 cm di proximalis ligamentum carpi transversum) sampai pada tempat insertionya. Mempunyai hubungan dengan bursa radialis.

Tendo m.flexor digitorum sublimis et profundus, yang menuju ke jari II, III, IV dibungkus oleh suatu synovial sheath, yang di bagian proximal berada setinggi

76

Page 77: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

articulatio metacarpophalangea dan di bagian distal meluas sampai pada tempat insertio m.flexor digitorum profundus di phalanx distalis ; synovial sheath tersebut tadi membentuk vaginae tendinum digitales

(2) Membrana synovialis posterior Dimulai kira-kira 1 cm di sebelah proximal dari ligamentum caarpi dorsale dan mencapai basis ossis metacarpalis.Terbentuk 6 buah saluran atau vagina tendeneum yang membungkus tendo-tendo, sebagai berikut :

1. vagina tendinum mm.abductoris pollicis lomgi et brevis, berada di sebelah lateral dari processus styloides radii ;

2. vagina tendinum mm.extensorum carpi radialium yang membungkus tendo m.extensor carpi radialis longus et brevis, berada di sebelah dorsal radius;

3. vagina tendinis m.extensoris pollicis longi yang terletak di sebelah medial dari tuberculum dorsalis radii (dari Lister);

4. vagina tendinum mm.extensorum digitorum communis et extensor pollicis longus ;

5. vagina tendinis m.extensoris digiti V. terletak di antara radius dan ulna ;6. vagina tendinis m.extensoris carpi ulnaris, berada di sebelah dorsal

capitulum ulnae.

SPATIUM FASCIALIS pada MANUSAda 2 buah celah fascialis, yaitu sebuah di sebelah medial dan sebuah di

sebelah lateral. Celah-celah ini terletak di sebelah profunda tendo m.flexor digitorum profumdus dan mm.lumbricales.

Antara satu celah dengan yang lainnya terdapat suatu jaringan ikat tipis yang pada satu ujungnya melekat pada os metacarpale III dan ujung yang lain melekat pada aponeurosis palmaris, berada di sebelah anterior dari m.adductor pollicis dan mengandung tendo m.flexor pollicis longus.

Celah bagian medial dipisahkan dari otot-otot hypothenar oleh septum fascialis yang melekat pada os metacarpale V, berada di anterior dari mm.interossei dan mengandung tendo m.flexor digitorum sublimis et profundus untuk jari III – IV – V bersama-sama dengan mm.lumbricales bersangkutan.

Ke arah proximal celah-celah tersebut tadi meluas sampai pada tepi distalis ligamentum carpi transversum dan ke arah distalis meluas sampai setinggi lipatan jari-jari (= distal palmar crease).

2. Otot-otot yang berada pada Extremitas inferiorOtot-otot regio femoris dibungkus oleh fasscia profunda yang disebut fascia

lata. Fascia lata secara relatif tebal di bagian anterior, lateral dan posterior, sedangkan di bagian medial tipis dan nenutupi otot-otot adductores. Bagian yang paling lateral membentuk Ttactus iliotobialis Maissiati, tempat perlekatan m.tensor fasciae latae dan sebagian besar m.gluteus maximus.

Tractus iliotibialis di bagian cranial melekat pada os sacrum, di cranioposterior melekat pada os coccygeus, di abgian lateral melekat pada crista

77

Page 78: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

iliaca, di bagian anterior melekat pada ligamentum inguinale dan di bagian medial pada ramus ischiopubiscus pada tuber ischiadicum. Fascia profunda dari tractus ini melanjutkan diri pada septum intermusculare laterale, yang mengadakan perlekatan pada linea aspera femoris.

Di bagian inferior tractus tersebut melekat pada patella dan pada condylud lateralis tibiae. Pada sisi-sisi patella fascia lata menebal dan melanjutkan diri pada retinaculum patellae. Pada retinaculum patellae terdapat sebagian dari insertio m.vastus lateralis dan m.vastus mesialis, selanjutnya retinaculum melekat pada kedua acondyli tibiae.

Pada fascia lata yang menutupi trigonum femorale terdapat suatu cekungan, disebut fossa ovalis; pada fossa ovalis ini terdapat suatu lubang yang disebut saphenous opening dengan tepi lateral yang tajam, dinamakan margo falciformis. Lubang tersebut berdiameter 2 cm, pusatnya terletak 3 cm di sebelah caudolateral tuberculum pubicus, ditutupi oleh fascia cribriformis, ditenbusi oleh vena saphena magna, arteria dan pembuluh lymphe.

Otot-otot Extremitas inferior terdiri dari otot-otot yang berada pada :1) Regio Glutea2) Regio Femoris3) Regio cruralis4) Regio Pedis

Ad. 1. Otot-otot Regio Glutes

1.1 M.gluteus maximusTerletak paling superficial, bentuk rhomboid, sangat besar dan tebal. Berasal dari spina iliaca posterior superior, ujung os coccygeus, ligamentum sacrotuberosum, os ilium di sebelah dorsal dari linea glutea posterior dan pada fascia lumbodorsalis. Berjalan ke caudo-lateral, serabut-serabut otot bagian superior mengadakan insertio pada tractus iliotibialis, dan serabut-serabut otot bagian inferior (1/3 bagian) mengadakan insertio pada tuberositas glutea femoris, yaitu di antara linea aspera dan trochanter major. Tepi posterior m.gluteus maximus menutupi tuber ischiadicum dan pangkal otot hamstring pada posisi extensi articulatio coxae; pada posisi duduk maka tepi caudalis otot ini bergeser ke lateral sehingga tuber ischiadicum tidak terlindung sama sekali di tempat ini terdapat suatu bursa mucoa.

1.2 M.gluteus mediusDi bagian cranialis melekat pada os ilium di antara linea glutea anterior dan linea posterior. Di bagian caudalis melekat (insertio) pada facies lateralis trochanter major. Bagian posterior otot ini ditutupi oleh m.gluteus maximus dan bagian anterior ditutupi oleh m.tensor fasciae latae.

78

Page 79: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

1.3 M.gluteus minimusMembentuk origo pada os ilium di antara linea glutea anterior dan linea glutea inferior. Di sebelah caudal melekat (insertio) pada facies anterior trochanter major. Seluruh otot berada di sebelah profunda m.gluteus medius. Capsula articularis coxae ditutupi oleh m.gluteus minimus.

1.4 M.tensor faciae lataeMelekat pada crista iliaca di sebelah posterior dari spina iliaca anterior

superior dan mengadakan insertio pada tractus iliotibialis. Otot ini membentuk penonjolan di sebelah caudo-lateral crista iliaca.

1.5 M.piriformisMelekat pada facies anterior pertangahan os sacrum, meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum majus, mangadakan insertio pada tepi cranialis trochanter major. Di dalam pelvis otot ini berada di sebelah posterior dari plexus sacralis. Foramen ischiadicum majus dibentuk oleh incisura ischiadicum major denagan ligamentum sacrospinosum.

1.6 M.obturatur internusBerbentuk segitiga, terletak pada dinding lateral pelvis, megadakam perlekatan (origo) pada tepi foramen obturatorium dan facies profundus membrana obturatoris. Meninggalkan pelvis dengan melewati foramen ischiadicum minus, lalu menyilang di sebelah dorsal articulatio coxae (foramen ischiadicum minus dibentuk oleh incisure ischiadicum minor, ligamentum sacrospinosus dan ligamentum sactuberosum). Membentuk insertio pada bagian anterior ujung cranialis trochanter major.

1.7 Mm.gemelliTerdiri atas M.gemellus superior, yang berorigo pada spina ischiadica, dan M.gemellus inferior, yang berorigo pada tuber ischiadicum. Kedua-duanya membentuk insertio pada trochanter major, bersama-sama dengan dengan insertio m.obturator internus. M.gemellus superior dan m.gemellus inferior mengapit m.obturator internus.

1.8 M.quadratus femorisBerbentuk segiempat dan datar, berasal dari tepi lateral tuber ischiadicum, berjalan ke lateral menuju ke femur untuk mengadakan insertio pada crista intertrochanterica. Otot ini berada di sebelah posterior dari tendo m.obturator externus dan ditutupi oleh m.gluteus maximus.

79

Page 80: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ad.2. Otot-otot regio Femorisa) Otot-otot di bagian Anterior dan Medial

Regio femoris bagian Anterior dibagi oleh m.sartorius menjadi dua bagian, yaitu (1) bagian cranial-medial yang berbentuk segitiga, disebut trigonum femorale, berisikan otot-otot yang mempunyai peranan pada articulatio coxae dan (2) bagian caudo-lateral yang mengandung m.quadriceps femoris dengan peranan utama pada articulatio genu.

Pada daerah sepertiga bagian medial terdapat canalis adductorius Hunteri (= canalis subsartorius), ditutupi oleh m.sartorius.

Trigonum femorale adalah suatu cekungan berbentuk segitiga, dibatasi di sebelah proximal ( basis ) oleh ligamnetum inguinale, di sebelah lateral dibatasi oleh margo medialis m.sartorius dan batas medial dibentuk oleh tepi medial m.adductor longus.

Apex dari trigonum ini berada pada tempat pertemuan m.sartorius dan m.adductor longus, yaitu setinggi batas sepertiga bagian proximal dan bagian medial regio femoris.

Atapnya dibentuk oleh fascia lata dan fascia cribriformis. Lantainya dibentuk dari caudal ke cranial oleh m.adductor longus, m.pectineus dan m. iliopsoas.

Di dalam trigonum femorale terdapat femoral sheath yang membeungkus vasa femoralis dan canalis femoralis, nervus femoralis ( berada di lateral dan di luar femoral sheath ) dan lymphonodus inguinalis profundus. Canalis femoralis berisi jaringan ikat longgar dan beberapa buah lymphonodus.

1. M.sartorius Merupakan otot yang terpanjang pada tubuh manusia. Mengadakan origo pada spina iliaca anterior superior bersama-sama dengan tempat perlekatan ligamentum inguinale, berjalan oblique dari cranio-ventral menuju caudo-lateral, mengadakan insertio pada facies medialis bagian caudal tuberositas tibiae. Terletak superficial, membentuk batas lateral trigonum femorale dan turut membentuk canalis adductoris. Menyilang condylus medialis tibiae, ligamentum collaterale tibiale, tendo m. gracilis dan tendo m.semitendinosus.

M.sartorius, m.gracilis dan m.semitendinosus mengadakan insertio pada tempat yang sama, mempunyai fungsi yang sama, tetapi mendapatkan innervasi yang berbeda, dan letak dari serabut-serabur otot tersebut pada daerah yang berbeda.

M.sartorius berada pada bagian anterior dan tendonya berada di sebelah superficial dari tendo m.graci;is; m.gracilis berada pada daerah medial dan tendonya terletak di superficialis tendo m.semitendinosus; dan m.semitendinosus berada pada bagian dorsalis regio femoris.2. M. psoas major

Turut membentuk dinding dorsal cavus abdominis, mengadakan origo pada sisi corpus vertebrae lumbales dan pada facies anterior dari processus transversus

80

Page 81: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

vertebrae lumbales. Berjalan turun ke arah ventral menyikang collum femoris di sebelah medial dan mengadakan insertio pada trochanter minor.

3. M.iliacusBerasal dari fossa iliaca, berjalan paralel dan berada di sebelah lateral dari m.psoas major, turun di sebelah antero-medial collum femoris, mengadakan insertio pada trochanter minor.

M.iliacus dan m.psoas major sering dinamalan m.illiopsoas.

4. M.psoas minorOtot yang kecil, sering absen, berada pada permukaan anterior m.psoas major, berjalam turun dari corpus vertebrae thoracalis XII dan vertebra lumbalis I, dengan perantaraan tendo yang panjang mengadakan insertio pada linea arcuata dan eminentia iliopectines.

5. M.pectineusBerasal dari ramus superior ossis pubis dan pecten ossis pubis, berjalan ke caudo-dorsal di sebelah medialis articulatio coxae, mengadakan inserio pada linea pectinea femoris.

Otot ini membentuk lantai trigoneum femorale di bagian medial

6. M.obturator externusTerletak di sebelah profunda dari m.pectineus, melekat pada tepi foramen obturatorium dan pada membrana obturatoris, berjalan di sebelah caudal articulatio coxae, lalu memutar pada bagian dorsal collum femoris dan mengadakan insertio pada fossa trochanterica.

7. M.gracillisOtot yang panjang, terletak superficial di bagian medialis regio femoris. Mengadakan origo pada ramus inferior ossis pubis dan ramus inferior ossis ischii, berjalan turun vertikal menyilang facies medialis articulus genus, mengadakan insertio bersama-sama dengan m.sartorius.

8. M.adductor longusLetak superficial, berasal darai ramus superior pubis, berjalan turun ke

lateral dan megadakan insertio pada labium mediale linea aspera.

9. M.adductor brevis Berada di sebelah dorsal m.adductor longus dan m.pectineus, berbentuk

segitiga dan tebal, mengadakan origo pada ramus inferior ossis pubis. Berjalan ke

81

Page 82: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

lateral, hampir horizontal, mengadakan insersi pada labium mediale linea aspera femoris.

10. M.adductor magnusLebih besar daripada kedua mm.adductores lainnya, terletak di sebelah dorsal m.adductor brevis et longus. Mengadakan origo pada ramus inferior ossis pubis, ramus inferior ossis ischii dan tuber ischiadicum. Serabut otot di bagian cranial arahnya hampir horizontal dan serabut-serabut otot lainnya hampir vertikal. Membentuk insertio pada labium mediale linea aspera femoris dan pada epicondylus medialis femoris. Di antara kedua tempat insersi ini terbentuk hiatus tendineus (= hiatus adductorius).

Otot ini ditutupi di sebelah posterior oleh otot hamstring dan tepi caudalis m.gluteus maximus.

11. M.quadriceps femoris Terdiri atas empat buah otot, yaitu (a) m.rectus femoris, (b) m.vastus lateralis. (c) m.vastus medialis dan (d) m.vastus intermedius.

(a) M.rectus femorisTerletak di bagian superficial pada facies ventralis regio femoris, berada di

antara m.vastus lateralis. Membentuk origo pada spina iliaca anterior inferior (caput rectum) dan pada os ilium di cranalis acetebulum (caput obliquum). Mengadakan insertio pada tuberositas tibiae dengan perantaraan ligamentum patallae. Di dalam ligamentum patellae terdapat os patella (os sesamoideum).(b) M.vastus lateralis

Mengadakan pendekatan pada facies ventro-lateral trochanter major dan labium lateral lineae asperea femoris

(c) M.vastus MedialisMengadakan perlekatan pada labium mediale lineae asperea femoris

(d) M.vastus IntermediusMembentuk origo pada facies ventro-lateral corpus femoria.

Ketiga otot yang disebut terakhir tapi mengadakan perlekatan pada facies profundus m.rectus femoris, tepi crenialis os patella dan pada sisi patella, bersama-sama dengan tendo m.rectus femoris mengadakan insertio pada tuberositas tibiae dengan dengan perantara ligamentum patellae.

M.vestus medialis dan m.vastus lateralis membentuk retinaculum yang mengadakan perlekatan pada condylus medialis dan condylus lateralis tibiea.

82

Page 83: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

b) Otot-otot di bagian PosteriorOtot-otot di bagian posterior regio femoris disebut musculus hamstring

dengan ciri-ciri : 1) berorigo pada tuber ischiadicum, 2) berinsersi pada tibia dan fibula dan 3) dipersafari oleh nervus tibealis.

Otot-otot hamstring hanya membungkus femur dan tidak melekat kepadanya. Berperan pada extensi articulation coxae dan fleksi articulus genus, keduagerakan tersebut tidak dapat dilakukan sepenuhnya secara bersamaan.

Yang termasuk otot-otot hamstring adalah : (1) m.biceps femoris caput logum, (2) m.semitendinosus,(3) m.semimembranosus dan (4) m.adductor magnus. M.adductor magnus memenuhi kriteria tersebut diatas mengingat bahwa insertionya berada pada tibia dengan perantara ligamentum collaterale tibiale.

M.biceps femoris caput breve berorigo pada labium laterale lineae asperae femoris dan di persarafi oleh nervus peronaeus sehingga tidak termasuk dalam kelompok otot-otot hamstring.

1. M.biceps femorisMempunyai dua buah caput, yaitu caput longum dan caput breve. Caput longum berorigo pada pars medialis tuber ischiadicum bersama-sama dengan m.semitendinisus. Caput breve mengadakan origo pada laboum lateral lineae asperae femoris, di sebelah distal dari insersi m.glueus, di sebelah medial dari origo m.vastus lateralis.

Serabut otot dari capur breve bergabung dengan serabut otot dari caput longum ( pada permukaan profundanya ) dan bersama-sama membentuk suatu tendo yang membetasi dinding latero-cranial fossa poplitea, mengadakan insertio pada capitulum fibulae.

Caput longum menutupi nervus ischiadicus dan melindunginya terhadap tepi caudalis m.gluteus maximus.

2. M.semitendinosusMembentuk origo bersama-sana dengan caput longum m.biceps fe,oris pada pars medialis tuber ischiadicum, berjalan turun di sebelah medial dan berada di sebelah superficial m.membranosus, berakhir dengan suatu tendo yang panjang dan mengadakan insertio pada facies medialis ujung proximal tibia di sebelah dorsal perlekatan m.sartorius dan m.gracilis.

Perlekatan ketiga buah otot tersebut tadi membentuk pes anserinus.

3. M.semimembranosusMengadakan perlekatan pada pars lateralis tuber ischiadicum, berjalan turun pada sisi medial regio posterior femoris. Mula-mula ditutupi oleh caput longum m.biceps femoris dan makin ke caudalis ditutupi oleh m.semitendinosus. Membentuk insertio pada facies posterior condylus medialis tibiae.

83

Page 84: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

4. M.popliteusBerbentuk segitiga, melekat di sebelah cranial facies lateralis condylus lateralis femoris, dan di sebelah caudalis melekat pada facies posterior tibia di sebelah superior linea poplitea. Tendo otot ini di bagian cranial berjalam menembusi capsula articularis genu, menyilang di bagian posterior menicus lateralis dan melekat pada meniscus ini, lalu keluar dari capsula articularis di sebelah cranialis dari articulatio tibiofibularis.

FOSSA POPLITEABerbentuk belah ketupat, berada pada bagian posterior articulatio genu.

Batas di sebelah cranio-lateral dibentuk oleh m.biceps femoris, batas cranio-medial dibentuk oleh m.semimembranosus dan m.semitendinosus, batas caudo-medial dibentuk oleh caput medial m.gastrocnemius dan batas caudo-lateral ditentukan oleh caput laterale m.gastrocnemius.

Lantai fosssa dibentuk oleh planum popliteum femoris, facies posterior capsula articularis genu dan facies posterior m.popliteus.

Di dalam fossa poplitea terdapat jaringan lemak, vasa poplitea, nervus tibialis dan nervus peroneus communis.

Ad.3. Otot-otot regio CruralisFascia lata berlanjut menjadi fascia cruris, di sekitar lutut melekat pada

jaringan subcutaneus tibia dan capitilum fibulae. Fascia cruris melekat erat pada periosteum dan jaringan subcutaneus pada permukaan medialis tibia dan pada malleolus medialis dan malleolus lateralis.

Di bagian proximal fascia ini membungkus otot-otot. Ke bagian posterior melanjutkan diri mrnjadi fascia poplitea.

Pada sisi lateral membentuk septum intermusculaare anterius yang menuju ke tepi anterior fibula dan septum intermusculare posterior yang menuju ke margo posterior fibula ( di antara kedua septa tersebut terdapat mm.peronei ), di sebelah posterior dari septum intermusculare posterior terdapat otot-otot cruralis posterior, di sebelah anterior dan medial dari septum intermusculare anterius terdapat otot-otot cruralis anterior.

Pada bagian posterior crus terdapat septum tranversum profundus yang memisahkan otot-otot superficialis daripada otot-otot profunda.

Otot-otot cruralis dibagi menjadi tiga kelompok, sebagi berikut :(a) Posterior(b) Anteror(c) Lateral

(a) Otot-otot kelompok Posterior terdiri dari Gugusan Superficialis dan Gugusan Profundus.

84

Page 85: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

GUGUSAN SUPERFICIALIS1. M.gastrocnemius

Mempunyai dua buah caput yang datar, yaitu caput lateralis dan caput mediale. Caput laterale berorigo pada epicondylus lateralis femoris di sebelah cranialis dari origo m.popliteus; di dalam tendo ini sering ditemukan os sesamoideum. Caput mediale berorigo pada planum popliteum di cranialis condylus medialis femoris, ditutupi oleh m.semimembranosus.

Kedua venter dari otot ini pada pertengahan crus berakhir pada suatu aponeurosis, yang selanjutnya bergabung dengan aponeurosis dari m.soleus dan tendo m.plantaris membentuk tendo calcaneus (= Tendo Achillis ), megadakan insertio pada facies posterior calcaneus. Di antara tendo calcaneus dengan os calcaneus terdapat suatu bursa mucosa.

2. M.plantarisBerorigo planum popliteum di cranialis origo caput laterale

m.gastrocnemius, mempunyai tendo yang panjang, berjalan turun di antara m.gastrocnemius dan m.soleus, berada di sebelah medial tendo Achillis dan bergabung dengan tendo ini.

Otot ini seringkali absen dan kalau ada banyak variasinya.

3. M.soleusMelekat pada capitulum fibulae, 1/3 bagian proximal fibulae, linea soleus (=

linea oblique tibiae = linea poplitea tibiae ) dan tepi medial tibia di caudalis linea oblique. Otot ini tidak menyilang articulus genus. Origonya berbentuk huruf “U” ( tapal kuda ) dan dilalui di sebelah ventralnya oleh vasa tibialis posterior dan nervus tibialis. M.soleus berada di sebelah ventral m.gastrocnemius, tepi medial dan tepi lateralnya terletak superficial. Tendo m.soleus bergabung dengan aponeurosis m.gastrocnemius membentuk tendo calcaneus, mengadakan insertio pada facies posterior os calcaneus.

GUGUSAN PROFUNDUS1. M.flexor digitorum longus

Melekat pada facies posterior tibia di sebelah caudal dari origo m.soleus dan di sebelah medial dari perlekatan m.tibialis posterior. Tendo otot ini berjalan di sebelah posterior tendo m>tibialis posterior, lalu membelok di sebelah dorsal malleolus medialis dan melanjutkan diri ke ventral di sebelah profunda retinaculum flexorum, berada di caudalis dari tendo m.tibialis posterior, berada pada sisi medial sustentaculum tali. Memasuki daerah planta pedis tendo m.flexor digitorum longus berjalan di sebelah profunda m.abductor hallucis, selanjutnya terbagi menjadi empat buah tendo dan mengadakan insertio pada phalanx distalis jari II – III – IV – V.

85

Page 86: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

2. M.flexor hallucis longusMengadakan perlekatan pada facies posterior fibula di sebelah distal dari

perlekatan m.soleus. tendonya berjalan pada facies posterior talus, di sebelah ventral tendo calcaneus, masuk ke daerah pedis dan berada pada facies profundus retinaculum flexorum, lalu berjalan ke ventral di sebelah caudalis sustentaculum tali. Tendo otot ini berada di sebelah profundus tendo m.flexor digitorum longus dan di sebelah superficialis dari m.flexor hallucis brevis, megadakan insertio pada basis phalanx dastalis jari I.

3. M.tibialis posteriorBerasal dari bagian lateral facies posterior tibia di sebelah caudalis dari

linea soleus, membrana interossea cruris dan facies medialis fibulae. Membentu tendo yang panjang, berada di sebelah dorsal malleolus medialis, lalu membelok di caudalis malleolus medialis menuju ke ventral, menyilang facies medialis ligamentum deltoideus dan ligamentum calcaneonaviculare, mengadakan insertio pada tuberositas ossis navicularis dan pada facies plantaris os coboideum, os cuneiforme I – II – III dan os metatarsale II – III – IV.

(b) Otot-otot kelompok Anterior

1. M.tibialis anteriorMempunyai origo pada facies lateralis condylus lateralis tibiae, facies

lateralis 2/3 bagian proximal tibia, pada membrana interossea cruris dan fascia profunda cruris. Pada 1/3 bagian distal crus serabut-serabut otot berganti dengan tendo, yang berjalan pada bagian ventral ujung distal tibia, mengadakan insertio pada sisi medial os cuneiforme I dan pada basis ossis metatarsalis I. Di bagian distal crus tendo m.tibialis anterior terletak paling medial.

2. M.extensor digitorum longusBerbentuk unipennetus, terletak pada facies anterior cruris bersam-sama

dengan m.tibialis anterior. Pada sepertiga bagian cranial crus kedua otot tersebut berada berdampingan satu sama lain, m.extensor digitorum longus terletak di sebelah lateral dari m.tibialis anterior. Origo berada pada capitulum fibulae dan crista anterior fibulae ( 3/4 bagian proximal fibulae ), condylus lateralis tibiae, septum intermusculare anterius, membrana interossea cruris dan pada fascia cruris. Berjalan turun, di ujung distal crus tendo otot ini terletak di sebelah lateral dari tendo m.extensor hallucis longus, selanjutnya membentuk empat buah ujung tendo terbagi menjadi tiga bagian, bagian yang medial berinsertio pada basisi phalanx medialis jari II – III – IV – V dan dua bagian lainnya melekat pada phalanx distalis jari II – III – IV – V. 3. M.peronaesus tertius

Suatu otot yang kecil, sangat berveriasi dalam ukuran dan sering absen. Merupakan bagian dari m.extensor digitorum longus, mengadakan origo pada crista anterior fibulae di sebelah distal dari origo m.extensor digitorum longus dan

86

Page 87: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

terletak di sebelah lateral dari otot tersenut. Tendo otot ini menyilang sisi lateral bagian anterior pergelangan kaki dan berjalan ke arah ventrolateral, mengadakan insertio pada facies dorsalis basis metatarsalis V.

4. M.extensor hallucis longusPada seperdua bagian proximal crus otot ini ditutupi oleh m.tibialis anterior

dan m.extensor digitorum longus. Membentuk origo pada bagian tengah fibula, yaitu pada crista anterior fibulae di sebelah medial dari origo m.extensor digitorum longus, dan pada membrana interossea cruris. Di bagian distal crus serabut-serabut otot dan tendo m.extensor hallucis longus berjalan di antara m.tibialis anterior dan tendo m.extensor digitorum longus. Selanjutnya berjalan ke ventral pada dorsum pedis dan membentuk insertio pada basis phalanx distalis jari I (ibu jari kaki = hallux)

(c) Otot-otot kelompok Lateral

1. M.peronaesus longusBerbentuk bipennatus, terletak paling superficial pada bagian lateral crus,

mengadakan origo pada aspectus lateralis dari 2/3 bagian cranial fibula, capitulum fibulae dan pada condylus lateralis tibiae. Mempunyai tendo yang panjang, terletak di sebelah superficial tendo m.peronaesus brevis ketika berada di sebelah dorsal malleolus lateralis, lalu menyilang sisi lateral os calcaneus ( di caudalis processus trochleris calcanei ) dan os cuboideum, masuk ke daerah planta pedis. Berada di sebelah anterior tuberositas ossis cuboidei (pada sulcus tendinis m.peronaei longi) dan mengadakan insertio pada sisi lateral os cuneiforme I dan basis ossis metatarsalis I berdekatan dengan insersi tendo m.tibialis anterior. Pada planta pedis tendo m.peronaeus longus ditutupi ( berada di sebelah profundus) oleh ligamentum plantare longum, m.adductor hallucis, tendo m.flexor hallucis longus dan tendo m.flexor hallucis brevis. Pada tempat di mana tendo otot ini menyilang os cuboideum terdapat os sesamoideum. 2. M.peronaesus brevis

Terletak di sebelah profunda m.peronaeus longus dan agak ke anterior. Berasal dari facies lateralis 2/3 bagian distal fibula, serabut-serabut otot dilanjutkan oleh tendo yang panjang, yang berjalan turun dan berada di sebelah dorsal malleolus lateralis, lalu menuju ke anterior berada di sepanjang sisi lateral os calcaneus, yaitu di sebelah cranialis processus trochlearis calcanei, dan setelah menyilang os cuboideum tendo otot ini mengadakan insertio pada sisi lateral basis ossis metatarsalis V.

RETINACULUM dan SYNOVIAL SHEATHFascia profunda cruris di daerah pergelangan kaki menebal membentuk

retinaculum yantg mempertahankan posisi tendo-tendo pada tempatnya ketika berjalan menyilang ankle joint.

87

Page 88: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

RETINACULUM FLEXOREM (= LIGAMENTUM LACINIATUM)Berbentuk pita yang lebar, meluas dari malleolus medialis menuju ke sisi

medial os calcaneus. Retinaculum tersebut menututpi tendo m.tibialis posterior, m.flexor digitorum longus dan m.flexor hallucis longus, dan juga vasa tibialis posterior serta nervus tibialis.

Celah-celah tulang bersama-sama dengan retinaculum tersebut membentuk canalis yang dilalui oleh tendo-tendo tersebut tadi. Setiap tendo dibungkus oleh synovial sheath yang terpisah satu sama lain, yaitu vagina tendinis m.tibialis posterior, vagina tendinis m.flexor digitorum longi dan vagina tendinis m.flexor hallucis longi.

RETINACULUM EXTENSORUMTerdiri atas retinaculum extensorum superior (= ligamentum transversum

cruris) dan retinaculum extensor inferior (=ligamentum cruriatum cruris).Ligamentum transversum cruris menyilang tendo-tendo extensor dan

melekat pada pars distalis tibia dan fibula.Ligamentum cruciatum terletak pada dorsum pedis, berbentuk huruf “Y” dan

tampaknya lebih tegas daripada retiniculum extensorum superior. Pangkal dari ligamentum cruriatum cruris melekat pada sisi lateral facies superior calcaneus, ujungnya membuka ke arah medial, bagian superior melekat pada malleolus medialis dan ujung caudalnya berjalan mengelilingi sisi medial pedis, mengadakan perlekatan pada fascia yang membungkus m.abductor hallucis pada planta pedis. Pars superior ligamentum cruriatum cruris (upper limb) menutupi tendo-tendo m.extensor digitorum longus dan m.peronaes tertius, vasa tibialis anterior dan nervus peronaeus profundus. Ke arah medialis membungkus tendo m.extensor hallucis longus dan tendo m.tibialis anterior.Pars caudalis ligamentum cruciatum cruris menyilang semua tendo dan pembuluh-pembuluh darah pada dorsum pedis.

Synovial sheath yang membungkus tendo m.tibialis anaterior (= vagina tendinis m.tibialis anterior) meluas mulai dari sebelah cranialis ligamentum tranvsersum cruris sampai di antara kedua bagian ligamentum cruciatum cruris. Synovial sheath yang membungkus tendo m.extensor hallucis longus disebut vagina tendinis m.extensoris hallucis longi; yang membungkus tendo m.extensor digitorum longus disebut vagina tendinum m.extensor digitorum longi, mulai pada daerah di antara logamentum cruris dan ligamentum cruciatum cruris sampai di bagian distal ligamentum cruciatum cruris, dan synovial sheath yang membungkus m.extensor hallucis longus meluas sampai sejauh phalanx distalis jari I.

Retinaculum mm.peronaeorum terdiri atas dua bagian, yaitu retinaculun mm.peronaeorum superius yang mengadakn perlekatan pada tepi posterior malleolus lateralis dan pada facies lateralis calcaneus; retinaculum ini memfiksir tendo m.peronaeus brevis et longus pada posisinya di bagian dorsal malleolus lateralis. Yang kedua adalah retinaculum mm.peronaeorum inferius yang memfiksir tendo-tendo m.peroneus brevis et longus tetap pada tempatnya facies lateralis calcaneus; retinaculum ini melekat di bagian caudal pada os calcaneus, berjalan ke arah cranio-ventral dan melanjutkan diri pada ligamentum cruciatum cruris.

88

Page 89: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Synovial sheath yang membungkus tendo m.peronaeus brevis et longus membentuk vagina tendinum mm.peronaeorum communis, yang terletak mulai kira-kira 2 cm di sebelah cranial retinaculun mm.peronaeorum superius sampai setinggi os cuboideum.

ad.4. Otot-otot pada Pedis

disebut juga otot intrinsic pedis. Hampir semua otot intrinsic pada pedis berada pada planta pedis, hanya satu otot yang terletak pada dorsum pedis, yaitu m.extensor digitorum brevis. Otot-otot intrinsic bersama-sama dengan tendo otot-otot extrinsic yang berada pada planta pedis memegang peranan penting dalam mempertahankan arcus pedis dan mengontro; gerakan jari I.

(a) Otot di bagian dorsal ( dorsum pedis )

M.extensor digitorum brevisVenter otot ini terletak pada sisi lateral dorsum pedis, mengadakan origo

pada facies superior os calcaneus pada facies profundus ligamentum crucaitum cruris.

Membentuk empat buah tendo yang menuju ke jari I – II – III – IV. Tendo yang menuju ke jari I melekat pada phalanx proximalis, disebut m.extensor hallucis brevis. Ketiga tendo lainnya mengadakan insertio pada tendo m.extensor digitorum longus.

(b) Otot-otot bagian plantarPada sisi lateral :

1. M.abductor hallucisTerletak di bagian superficial, berorigo pada ligamentum laciniatum dan

berinsersi pada sisi medial basis phalanx proximal jari I. Pada tendo otot ini terdapat os sesamoideum.

2. M.flexor hallucis brevisBerasal dari os cuboideum, di sebelah dorsal sulcus tendinis m.peronei

longi, lalu terbagi menjadi dua bagian dan masing-masing melekat pada sisi medial dan lateral basis phalanx proximalis jari I.

Pada setiap tendo terdapat os sesamoideum setinggi articulatio metatarsophalangealis.

3. M.adductor hallucisBerada di sebelah lateral m.flexor hallucis brevis. Mempunyai (a) caput

obliquum dan (b) caput transversum.Caput obliquum berorigo pada tendo m.peronaeus longus ketika berada di

dalam sulcus tendinis m.peronaei longi dan [ada facies plantaris basis metatarsalis II – III – IV.

89

Page 90: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Caput transversum berasal dari ligamentum capsulare articularis metatarsophalangea jari II – III – IV – V.

Kedua caput tersebut bersatu dan membentuk insertio pada sisi lateral phalanx proximalis jari I.

Pada sisi lateral :1. M.abductor digiti quiti ( V, minimi)

Berada di sebelah lateral m.flexor digitorum brevis, mengadakan origo pada tuber calcanei, berjalan ke ventral, megadakan insertio pada basis phalanx proximalis jari V < banyak kali berinsertio pada basis ossis metatarsalis V.

2. M.flexor digiti minimi brevisBerasal dari facies plantaris pars medialis basis ossis metatarsalis V dan dari tendo m.peronaeu longus, dan mengadakan insertio pada sisi laterala basis phalanx proximalis jari V.

3. M.opponens digiti quintiBerorigo pada ligamentum plantare longum, insertio pada ujung distal os metetarsale V

Otot-otot pada bagain tengah pedis :1. M.flexor digitorum brevis

Berorigo pada processus medialis tuber calcanei dan pada aponeurosis plantaris. Membentuk empat buah tendo dan masing-masing menuju ke jari II – III – IV – V. ujung setiap tendo bercabang dua, dilalui oleh tendo m.flexor digitorum longus. Mempunyai insertio pada phalanx medialis jari II – III – IV – V.

2. M.quadratus plantaeAda yang menyebutnya m.flexor digitorum accessorius. Melekat pada

calcaneus dengan dua buah caput, masing-masing berada pada sisi ligamentum plantare longum.

Caput mediale melekat pada facies medialis calcaneus dan caput laterale melekat pada processus lateralis tuber calcanei. Mengadakan insertio pada tendo m.flexor digitorum longus.

3. Mm.lumbricalesBerasal dari (origo) tendo m.flexor digitorum longus. Mempunyai empat buah tendo, berjalan ke dorsal pada sisi medial jari II – III – IV – V, mengadakan insertio pada tendo m.extensor digitorum longus. M.lumbricalis yang menuju ke jari II berasal dari tenso m.flexor digitorum longus jari II ( dari sisi medialnya ), sedangkan m.lumbricalis lainnya berasal dari kedua tendo m.flexor digitorum longus yang mengapitnya.

90

Page 91: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

4. Mm.interosseiTerdiri atas 3 buah mm.interossei plantares, yang masing-masing terletak di

antara ossa metatarsalia II – III, III – IV dan IV – V, dan 4 buah mm.interossei dorsales yang masing-masing berada di antara ossa metatarsalis I – II, II – III, III – IV dan IV – V.

Setiap m.interosseus plantaris di bagian proximal melekat pada sisi medial ossis metatarsalis dan di bagian distal melekat pada sisi medial basis phalanx proximalis jari-jari bersangkutan dan pada tendo m.extensor digitorum longus.

M.interosseus dorsalis di bagian proximal melekat pada caput ossis metatarsalis yang berdekatan, di bagian distal melekat pada sisi basis phalanx proximalis dan pada tendo m.extensor digitorum longus yang menuju ke jari II, III dan IV.M.interosseus dorsalis jari I dan II mengadakan perlekatan pada sisi medial dan lateral phalanx proximalis jari II. M.interosseus dorsalis III dan IV melekat pada sisi lateral jari III dan IV.

Otot-otot planta pedis dapat diklasifikasikan menjadi empat lapisan :1. Lapisan superficial dibentuk oleh m.abductor hallucis, m.flexor digitorum

brevis dan abductor digiti minimi.2. Lapisan kedua dibentuk oleh tendo m.flexor digitorum longus, m.flexor

hallucis longus, mm.lumbricales dan m.quadratus plantae.3. Lapisan ketiga dibentuk oleh m.flexor hallucis brevis, m.adductor hallucis

dan m.flexor digiti minimi brevis.4. Lapisan keempat terdiri dari mm.interossei, tendo m.fibialis posterior dan

tendo m.peronaeus longus.

APONEUROSIS PLANTARIS

Merupakan lembaran fascia yang kuat, menutupi otot-otot pada planta pedis. Terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sebuah pars sentralis yang kuat dan dua buah pars veriveri yang tipis. Berada pada facies superficialis otot-otot di sebelah nedial dan lateral planta pedis. Di sebelah dorsal melekat pada tuber calcanei, ke arah anterior pars sentralis terbagi menjadi dua bagian yang menuju ke jari I.

3. Otot-otot pada TRUNCUS

Diklasifikasikan menjadi 6 kelompok :I. Otot-otot profundus Columna Vertebralis ( Deep muscles of the Back )II. Otot-otot suboccipitalisIII. Otot-otot thoraxIV. Otot-otot abdomenV. Otot-otot pelvisVI. Otot-otot perineum

91

Page 92: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ad.I. Otot-otot profundus columna vertebralis ( m.erectortrunci )Disebut juga otot-otot intrinsic, terdiri dari otot-otot yang sangat kompleks,

mulai dari pelvis sampai craniun, dan berfungsi sebagai otot-otot extensor columna vertebralis.Terbagi menjadi :

a) Gugusan superficialis terdiri dari n.splenius capitis, m.splenius cervicis, m.sacrospinalis (m.erector spinae dibentuk oleh m.iliocostalis, m.longisimus, m.spinalis); kelompok otot ini disebut m.transverso-costalis.

b) Gugusan profundus, yang meluas ke cranial dan medial, disebut m.transverso-spinalis.

a) M.tranverso-costalis

1. M.splenius capitisBerasal dari bagian caudal ligamentum nuchae, processus spinosus

vertebrae cervicalis VII sampai dengan vertebra thoracalis IV.Serabut otot berjalan ke arah cranial dan lateral, mengadakan insertio pada

os occipitale di caudalis 1/3 bagian lateral linea nuchae superior pada processus mastoideus.

2. M.splenius cercivisBerasal dari processus spinosus vertebrae thoracales III – VI, mengadakan

insertio pada tuberculum posterius processus transversus vertebrae cervicales I – III.

3. M.sacrospinalisPada regio thoracalis dan cervicalis otot ini terletak dalam saluran di

sebelah kiri dan kanan columna vertebralis.Di daerah lumbal dan thoracal ditutupi oleh fascia lumbodorsalis, di daerah

cervical ditutupi oleh fascia nuchae. Di daerah sacral otot ini kecil dan lancip, di daerah lumbal lebih besar dan agak tebal, berjalan ke cranial sampai di ujung cranialis regio lumbalis terbagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut : yang lateral disebut m.iliocostalis, yang intermedia disebut m.longissimus dan yang medial disebut m.spinalis.

M.sacrospinalis mengadakan origo dengan perantaraan suatu tendo yang besar dan tebal, melekat pada crista sacralis media, pocessus spinosus vertebra lumbalis V sampai dengan thoracalis XI, ligamentum supra spinalis , labium internum crista iliaca dan crista sacralis lateralis. Insertio berada di beberapa tempat, yaitu :

1) m.iliocostalis, terbagi menjadi m.iliocostalis lumborum, melekat pada angulus costae VII – XII, m.iliocostalis thocis melekat pada angulus costae I – VI dan pada bagian dorsal processus transversus vertebrae cervicalis VII,

92

Page 93: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

m.iliocostalis cervicis melekat pada tuberculum posterior processus transversus vertebrae cervicalis IV – VI ;

2) m.longissimus, teridiri dari m.longissimus thoracis melekat pada ujung processus transversus vertebrae thoracalis I – III dan pada angulus costae III – XII, m.longissimus cervicis melekat pada tuberculum posterior processus transversus vertebrae cervicalis II – VI, m.longissimus capitis melekat pada margo posterior processus mastoideus ;

3) m.spinalis, terdiri dari m.spinalis thoracis melekat pada processus spinosus vertebrae thoracalis I – IV ( atau I – VIII ), m.spinalis cervicis melekat pada processus spinosus epistrophei – vertebrae cervicalis III – IV, m.spinalis capitis melekat di antara linea-linea nuchae superior dan inferior (bersama-sama dengan m.semispinalis capitis)

M.transverso-spinalis terdiri dari :1. M.semispinalis2. M.multifidus3. Mm.rotatores4. Mm.interspinales5. Mm.intertransversales

1. M.semispinalisTerdiri dari m.semispinalis thoracis, membentuk origo pada processus

transversus vertebrae thoracalis VI – X, mengadakan insertio pada processus spinosus vertebrae thoracalis I – IV dan vertebrae cervicalis VI – VII.Otot ini berbentuk tipis.

M.semispinalis cervicis berorigo pada processus transversus vertebrae thoracalis I – VI dan mengadakan insertio pada processus spinosus vertebrae cervicalis II – V.Otot ini lebih besar daripada m.semispinalis thoracis.

M.semispinalis capitis ditutupi oleh m.splenius, di medialis m.longissimus cervicis et capitis, berasal dfari ujung processus transversus vertebrae cervicalis VII – Thoracalis VII, mengadakan insertio di antara linea nuchae superior dan linea nuchae inferior ossis occipitalis.

Serabut-serabut otot di bagian medial biasanya terpisah dan disebut m.spinalis capitis. 2. M.multifidus

Berada di sebelah kiri dan kanan processus spinosus, mulai dari os sacrum sampai di epistropheus. Origo berada di regio sacralis pada facies dorsalis ossis sacri, facies medialis spina iliaca posterior superior dan dari ligamnetum sacroiliacum posterius, di regio lubalis melekat pada processus mammillaris dari semua vertebra lumbalis, di regio thoracalis melekat pada processus transversus semua vertebra thoracalis, di regio cervicalis melekat pada processus articularis vertebra cervicalis IV – VII.

93

Page 94: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Serabut-serabut otot ini berjalan naik dan oblique menyilang dua sampai empat vertebra menuju ke linea mediana, mengadakan insertio pada processus spinosus vertebrae lumbalis V sampai di epistropheus.

3. Mm.rotatoresTerdiri dari sejumlah otot-otot kecil, letak paling profunda di dalam saluran yang terbentuk di antara processus spinosus dan processus transversus, ditutupi oleh m.multifidus. Berada di sepanjang columna vertebralis mulai dari os scrum sampai di epistropheus.

Mempunyai origo pada processus transversus suatu vertebra dan mengadakan insertio pada bagian caudalis processus spinosus vertebra di cranialisnya.

4. Mm.interspinalesOtot-otot kecil, berpasangan, terletak di antara processus spinosus vertebra satu dengan lainnya ( yang dicaudalisnya). Berada di regio cervicalis, thoracalis dan lumbalis.

5. Mm.intertransversales (= mm.intertransversarii )Sejumlah otot-otot kecil yang terletak di antara processus transversus.

Di regio cervicalis otot ini menjadi pars anterior danpars posterior, masing-masing melekat pada tuberculum anterius dan posterius.

Di regio lumbalis juga terbagi dua, sedangkan pada regio thoracalis tetap sebagi satu otot.

FASCIA LUMBODORSALIS

Terdiri dari lamina superficialis dan lamina profunda. Lamina superficialis melekat pada processus spinosus, di sebelah caudal mlekat pada crista iliaca, crista sacralis media dan ligamentum sacroiliaca, ke cranial melanjutkan diri menjadi fascia nuchae.Lamina profunda melekat pada processus transversus vertebra lumbalis, berada di antara costa XII dan crista iliaca, ke arah lateral menjadi aponeurosis lumbalis.

Di sebelah lateral m.sacrospinalis lamina superficialis dan lamina profunda bersatu menjadi satu lembaran.

ad.II. OTOT-OTOT SUBOCCIPITALIS1. M.rectus capitis posterior majorBerasal dari processus spinosus epistrophei dan mengadakan insertio pada

pars lateralis linea nuchae inferior, arah myofibril ke cranio-lateral. Fungsi : extensi kepala san rotasi kepala ke arah yang sama.

94

Page 95: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

2. M.rectus capitis posterior minorBerasal dari tuberculum posterior atlantis, mengadakan insertio pada pars

medialis linea nuchae inferior. Fungsi : extensi kepala.

3. M.obliquus capitis inferiorBerorigo pada processus spinosus epistrophei dan insertio pada processus

transversus atlantis. Arah serabut otot adalah ke cranio-lateral. Fungsi otot ini memutar atlas sehingga menghadapkan wajah ke arah sisi yang sama.

4. M.obliquus capitis superior Berasal dari permukaan superior transversus atlantis dengan serabut-

serabut myofibril mengarah ke cranio-medial, mengadakan insertio pada daerah di antara linea nuchae superior dan linea nuchae inferior, di sebelah lateral m.semispinalis capitis. Fungsi : extensi kepalaInnervasi diperoleh dari ramus dorsalis n.suboccipitalis (n.spinalis C. 1)

Trigonum suboccipitalis dibatasi di bagian medial oleh m,rectus capitis posterior major, batas di bagia caudo-lateral dibentuk oleh m.obliquus capitis inferior, dan batas cranio-lateral dibentuk oleh m.obliquus capitis superior. Trigonum tersebut berisi plexus venosus vertebralis, arteria vertebralis dan nervus suboccipitalis.

Ad.III. OTOT-OTOT DINDING THORAXLapisan otot pada dinding thorax dapat dibagi dalam 3 lapisan, lapisan

superficial, intermedia dan profunda.Lapisan superficial dibentuk oleh otot-otot yang selain melekat dan

berfungsi melindungi dinding thorax juga berperan pada extremotas superior, dan merupakan bagian dari dinding ventral abdomen. Otot-otot yang dimaksud adalah m.pectoralis major et minor, m.rectus abdominis, m.obniquus externus abdominis, m.serratus anterior, m.latissimus dorsi, m.trapezius. m.rhomboideus major et minor, m.levator scapulae dan m.serratus posterior.

Lapisan intermedia terdiri dari dua lapisan otot, yaitu m.intercostalis externus dan m.intercostalis internus.

Lapisan paling dalam (= internus) dibentuk oleh m.subcostalis dan m.transversus thoracis.

1. M.intercostalis externusBerjumlah 11 pasang yang meluas dari tuberculum costae di sebelah dorsal sampai pada pars cartilaginis costae di sebelah ventral, yaitu pada membrana intercostalis anterior ( membrana ini meluas sampai pada sternus ). Otot ini berorigo pada tepi caudal costa dan mengadakan insertio pada tepi cranial costa di sebelah caudalnya. Arah dari serabut otot tadi di bagian dorsal adalah mirirng ke caudo-lateral, dan di bagian ventral arahnya caudo-medial.

95

Page 96: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

2. M.intercostalis internusAda 11 pasang yang dimulai di sebelah ventral pada sternus dan pars cartilaginis costae, meluas ke dorsal sampai angulus costae dan selanjutnya dengan perantaraan membrana intercostalis posterior mencapai columna vertebralis. Origo otot ini berada pada permukaan internus dari tepi caudal dari suatu costa dan mengadakan insertio pada tepi cranial costa di sebelah caudalnya. Arah serabut otot ini miring dan tegak lurus pada m.intercostalis externus.

3. M.subcostalisMerupakan gabungan antara serabut otot dan jaringan ikat (aponeurose) yang pada umumnya hanya terdapat di bagian caudal dinding thorax. Origonya berada pada permukaan internus dekat collum costae dan mengadakan insersi pada permukaan internus 2 atau 3 costa di sebelah caudalnya.

4. M.transversus thoracisTerdiri dari serabut otot dan jaringan ikaat yang terdapat pada permukaan dinding thorax. Origo otot ini berada dalam 1/3 bagian caudal sternum, facies internus processus xiphoideus, pars cartilaginis costa IV – VII. Insersi berada pada facies internus tepi cauda costa II – VI; serabut otot di bagian caudal arahnya horizontal, serabut otot di bagian tengah arahnya oblique dan serabut otot yang paling cranial arahnya hampir vertikal. Otot ini berfungsi menarik bagian ventral costa ke arah caudal sehingga volume cavum thoracis menjadi berkurang. M.transversus thoracis dapat dianggap lanjutan ke arah cranialis dari m.transversus abdominis.

5. M.serratus posterior superiorSuatu otot yang tipis dan berbentuk segiempat, berada di bagian cranial dan posterior thorax. Origo dengan perantaraan satu aponeurose yang tipis dan lebar pada pars inferior ligamentum nuchae, processus spinosus vertebra cevicalis VII serta vertebra thoracalis 1 – 3 dan dari ligamentum supraspinale. Mengadakan insertio dengan membentuk empat buah tendo pada tepi cranialis costa II. III. IV dan V dekat pada angulus costae.

6. M.serratus posterior inferiorBerada di antara regio thoracalis dan regio lumbalis. Membentuk origo pada processus spinosus vertebra thoracalis XI – XII, vertebra lumbalis 1 –3 dan dari ligamentum supraspinale, berjalan ke arah cranio-lateral, membentuk empat buah otot yang mengadakan insertio pada tepi caudalis costa IX – XII, dekat pada angulus costae.

7. M.levator costarum

96

Page 97: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

ad. IV.A. OTOT-OTOT DINDING VENTRAL ABDOMEN

Dibagi mnjadi 2 kelompok, yaitu (a) antero-lateral dan (b) posterior.Kelompok antero-lateral terdiri dari : (1) m.obliquus externus abdominis, (2) M.obliquus internus abdominis, (3) m.transversus abdominis, (4) m.rectus abdominis dan (5) m.pyramidalis.

Fascia superficialis abdominis (= tela subcutanea) pada dinding anterior abdomen tipis dan mudah digerakkan, ke arah cranialis melanjutkan diri menjadi fascia superficialis thoracis, ke caudalis melanjutkan menjadi fascia pada regio femoris dan genetalia externa, ke arah lateral menjadi lebih kuat dan membentuk fascia lumbodorsalis. Di sebelah caudal dari umbilicus fascia superficialis abdominis terbagi menjadi dua lapisan yakni (a) lamina superficialis (= fasscia Camperi ) dan (b) lamina profunda (= fasscia Scarpai ).

Fascia Camperi mengandung fat, yang menebal beberapa sentimeter pada individu yang gemuk, melanjutkan diri melewati ligamentum inguinale. Pada pria, fascia tersebut melanjutkan diri pada penis dan scrotum, kehilangan jaringan lemak, dan menyatu dengan fascia scarpai, turut membentuk tunica dartos. Pada wanita, fascia tersebut masih mengandung jaringan lemak dan melanjutkan diri ke dalam labia majora. Baik pada pria maupun wanita, fascia tersebut melanjutkan diri ke dorsal menjadi fascia superficialis perinei dan fascia femoris pars medialis.

Fascia scarpai merupakan suatu lembaran tanpa jaringan lemak, ke arah medial melekat pada linea alba. Ke arah cranialis dan lateral identitas fascia tersebut semakin menghilang, dan ke arah inferior berjalan melewati ligamentum inguinale menjadi fascia lata, membentuk fascia cribriformis yang menutupi fossa ovalis, melanjutkan diri pada penis dan scrotum, membentuk fascia collesi daerah perineum. Fascia ini turut membentuk tunica dartos bersama-sama dengan fascia camperi, dan pada linea mediana menebal membentuk ligamentum fundiforme penis.

Fascia profunda abdominis (=fascia innominata = fascia gallaudeti) Mudah diindentifikasi di bagian lateral dari dinding anterior abdomen,

menutupi m.obliquus externus abdominis, melanjutkan menjadi fascia yang menutupi m.latissimus dorsi dan m.pectoralis major. Ke arah caudal melekat pada ligamentum inguinale, melanjutkan menjadi fascia lata regio femoris, dan membentuk ligamentum suspensorium penis, yang memfiksasi dorsum penis pada simphisis pubis dan pada ligamentum arcuatum pubicum.

1. M.obliquus externus abdominisBerada di bagian lateral dan ventral abdomen, lebih besar terhadap otot-otot dinding abdomen lainnya, dan terletak paling superficial. Berbentuk lebar, tipis, hampir segiempat, mempunyai aponeurose yang lebar membentuk dinding ventral abdomen. Mempunyai origo pada facies externus dan tepi caudal costa V – XII ( berbentuk jari-jari), arah serabut otot ke caudo dorsal. Berinsersi pada linea alba dan pada labium externum cristae ilicae. Origo otot ini bertemu dengan origo dari m.serratus anterior, membentuk suatu garis bergerigi.

97

Page 98: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

M.obliquus externus abdominis membentuk suatu lembaran aponeurose, yang sangat kuat, dengan arah ke caudo medial, berada di sebelah superficial m.rectus abdominis, dan turut membentuk vagina musculi recti. Serabut-serabut dari kedua belah pihak bertemu pada garis tengah membentuk linea alba, yang mengadakan perlekatan mulai dari processus xiphoideus sampai pada symphysis ossium pubis.

Pars cranialis aponeurosis merupakan tempat origo dari m.pectoralis major pars caudalis.

Di sebelah cranial ligamentum inguinale, aponeurose tadi membentuk anulus inguinalis subcutaneus (= anulus inguinalis medialis ).

Ligamentum inguinale pouparti adalah penebalan tepi caudal dari aponeurose m.obliquus externus abdominis, yang mengadakan perlekatan pada spina iliaca anterior superior dan pada pihak lain melekat pada tuberculum pubicum. Pada ligamentum inguinale melekat pula fasccia lata dan fascia innominata.

Ligamentum lacunare Gimbernati adalah bagian dari ujung medial ligamentum inguinale yang berputar ke inferior funiculus spermaticus (pada pria), melekat pada pecten ossis pubis di sebelah lateral tuberculum pubicum. Berbentuk lembaran segitiga, ukuran panjang 1,25 cm, basisnya berbentuk konkaf menghadap ke lateral dan apex menghadap ke medial (tuberculum pubicum).

Ligamentum inguinale reflexum ( collesi ) berbentuk segitiga, ikuran 2 – 3 cm, meluas dari anulus inguinalis externus sampai di linea alba. Melekat bersam-sama dengan ligamentum lacunare pada pecten ossis pubis, dengan arah serabut ke cranio-medial, berada di sebelah profunda aponeurosis m.obliquus externus abdominis. Ligamentum ini bisa berdiri sendiri dan bisa juga bergabung dengan aponeurosis m.obliquus externus abdominis atau dengan falx inguinalis.

2. M.obliquus internus abdominisTerletak di bagian lateral dan ventral abdomen, berbentuk segiempat, lebih kecil dan lebih tipis daripada m.obliquus externus abdominis, berada di sebelah profunda dari m.obliquus externus abdominis. Brorigo pada seperdua bagian lateral ligamentum inguinalis, lamina profunda fascia lumbodorsalis dan linea intermedia cristae iliacae. Insertio pada linea alba dan pars cartiliginis costae IX – XII. Membentuk aponeurose yang bersatu dengan aponeurosis dari m.obliquus externus abdominis dan m.transversus abdominis, turut membentuk vagina musculi recti, baik lapisan di bagian anterior maupun posterior m.rectus abdominis.

M.cremaster adalah suatu lapisan otot tipis yang membungkus funiculum spermaticus. Berorigo pada bagian pertengahan ligamentum inguinale sebagai

98

Page 99: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

lanjutan dari serabut otot m.obliquus internus abdominis dan mengadakan insertio pada tuberculum dan crista pubica, dan pada lamina anterior vagina m.recti. serabut-serabut otot berjalan turun mencapai testis dan melekat pada tunica vaginalis testis. Berfungsi menarik testis naik ke arah anulus inguinalis subcutaneus.

3. M.transversus abdominisTerletak paling profunda, langsung di bawah m.obliquus internus abdominis.

Membentuk origo dengan perantaraan serabut-serabut otot pada sepertiga bagian lateral ligamentum inguinale, 3/4 bagian anterior labium internum crista iliaca, fascia lumbodorsalis dan facies internus pars cartilaginis costa VII – XII. Insertio dan linea alba. Tepi caudal dari otot ini bebas mulai dari bagian lateral ligamentum inguinale sampai pada tuberculum pubilicum, sedikit di cranialis dari anulus inguinalis abdominalis (anunlus inguinalis internus).

Falx inguinalis ( conjoinet tendon) adalah ujung terminal aponeurosis m.onbliquus internus abdominis yang menyatu dengan aponeurosis m.transversus abdominis. Mengadakan perlekatan pada crista pubica dan pecten ossis pubis, berada di dorsalis anulus inguinalis externus, memperkuat dinding anterior abdomen yang agak lemah di tempat itu.

4. M.rectus abdominisLetak memenjang pada dinding ventral abdomen, berada di sebelah kiri dan

kanan linea alba. Di bagian cranial bentuknya lebih besar, namun lebih tipis di bagian caudal. Berasal dari crista pubica, mengadakan insertio pada pars cartilaginis costa V – VII dan tepi processus xiphoideus.

M.rectus abdominis di silang oleh 3 buah inscriptio tendinae yang terletak transversal, yanr pertama kira-kira setinggi ujung processus xiphoideus, yang kedua setinggi pertengahan jarak umbilicus dan processus xiphoideus, dan yang ketiga setinggi umbilicus.

Vagina musculi recti abdominis merupakan suatu pembungkus untuk m.rectus abdominis, dibentuk oleh aponeurosis m.obliquus externus abdominis, m.obliquus internus abdominis dan m.transversus abdominis. Pada tepi lateral dari m.rectus abdominis vagina m.recti abdominis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu lamina anterior dan lamina posterior. Aponeurosis m.obliquus externus abdominis berada di sebelah superficialis sepanjang m.rectus abdominis. Aponeurosis m.obliquus internus abdominis di sebelah cranial dari umbilicus terbagi menjadi dua lembaran, yaitu yang berada di anterior m.rectus abdominis menyatu dengan aponeurosis m.obliquus externus abdominis, sedangkan yang berada di sebelah posterior m.rectus abdominis menyatu dengan aponeurosis m.transversus abdominis. Aponeurosis m.transversus abdominis di sebelah cranial umbilicus berada di sebelah posterior di sepanjang m.rectus abdominis menyatu dengan aponeurosis Pada jarak pertengahan antara umbilicus dan symphisis publis, lamina posterior vagina m.recti abdominis berakhir pada linea semicircularis Douglasi. Di sebelah caudal linea tersebut ketiga aponeurosis m.abonimis berada di sebelah anterior m.rectus abdominis.

99

Page 100: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

5. M.pyramidalisSebuah otot kecil, berbentuk segitiga, berada di sebelah caudal dinding ventral abdomen, di sebelah ventral m.rectus abdominis, di bungkus oleh vagina m.recti abnominis. Origo pada symphysis ossis pubis dan ligamentum pubicum anterior dan insertio di linea alba pada umbilicus dan symphysis ossium pubis.

Linea alba adalah jaringan ikat yang terletak pada linea mediana, tempat insertio aponeorosis m.obliquus externus abdominis, m. obliquus internus abdominis dan m.transversus abdominis dari kedua belah pihak. Berbentuk suatu tendo yang melekat pada processus xiphoideus dan sympasis ossium pubis. Di bagian cranial bentuknya lebih lebar dari pada di bagian caudal.

Fascia transversalis abdominis berada pada facies internus dari m.transversus abdominis dan menutupi seluruh permukaan internus dinding cavum abdominis.Membentuk suatu penebalan, disebut ligamentum interfoveolare Hesselbachi, berada pada pertengahan ligamentum inguinale, arah ke cranial mengikuti a.epigastica profunda inferior, membagi cekungan di cranialis ligamentum inguinale menjadi fovea inguinalis medialis dan fovea inguinalis lateralis. Fovea inguinalis lateralis sekaligus menjadi anulus inguinalis internus (= anulus inguinalis lateralis ).

Canalis inguinalis adalah sebuah saluran yang terletak di cranial ligamentum inguinale, ukuran panjang 4 cm, paralel dengan ligamentum inguinale, dilalui oleh funiculum spermaticus pada pria dan pada wanita dilalui oleh the round ligament.Pada ujung lateral canalis inguinalis terdapat anulus inguinalis abdominalis (= anulus inguinalis internus ), pada ujung medial terdapat anulus inguinalis medialis (= anulus inguinalis subcutaneus = anulus inguinalis externus ).

Dinding anterior dibentuk oleh cutis, fascia superficialis abdominis, aponeurosis m.obliquus externus abdominis, dan pada 1/3 bagian lateral oleh aponeurosis m.obliquus internus abdominis. Dinding posterior, dari medial ke lateral dibentuk oleh ligamentum inguinale reflexum, falx inguinalis, fascia transversalis abdominis dan peritoneum. Dinding cranial (atap) dibentuk oleh tepi caudal (berbentuk arcus) dari m.obliquus internus abdominis dan m.transversus abdominis.

Anulus inguinalis medialis (= anulus inguinalis externus = anulus inguinalis superficialis) adalah lubang (celah) yang terdapat pada aponeurosis m.obliquus externus abdominis, berada di sebelah cranio-lateral symphisis ossium pubis, berbentuk segitiga yang mengarah ke cranio-lateral. Tepi lateral dari anulus inguinalis medialis disebut crus inferius (= crus laterale), kuat dan dibentuk bersama dengan ligamentum inguinale. Tepi medial tipis dan datar, disebut crus superius (= crus mediale) yang dibentuk oleh aponeurosis m.obliquus externus abdominis. Anulus inguinalis medialis terletak di sebelah ventral dari fovea inguinalis medialis.

100

Page 101: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Anulus inguinalis lateralis (= anulus inguinalis internus = anulus inguinalis abdominalis = anulus inguinalis profundus) adalah lubang yang terdapat pada fovea inguinalis lateralis, terdapat pada ujung lateral canalis inguinalis, berbentuk oval dengan axis panjang terletak vertikal, berada pada pertengahan jarak antara spina iliaca anterior superior dengan symphysis ossium pubis, kira-kira 1,25 cm di cranialis ligamentum inguinale.Tepi superior dibentuk oleh tepi caudal m.transversus abdominis (berbentuk arcus), tepi medial dibentuk oleh ligamentum interfoveolare Hesselbachi yang berisikan vasa episgastrica profunda inferior.

B. OTOT DINDING DORSAL ABDOMENTerdiri atas : (a) m.psoas major, (b) m.psoas minor, (c) m.iliacaus dan (d)

quadratus lumborum. Otot-otot pada ad.a, b dan c dapat dibaca pada halaman 19.

M.quadratus lumborumBerbentuk segiempat, besar di bagian inferior. Berorigo pada liamentum

iliolumbale dan crista iliaca sepanjang 5 cm, berinsertio pada costa XII dan processus transversus vertebra lumbalis 1 – 4.Fascia transversalis abdominis menutupi (facies ventralis) paars lateralis m.quadratus abdominis, m.psoas major et minor dan ke arah medialis melekat pada processus tramsversus vertebra lumbalis.

Fascia lumbodorsalis terdiri dari lamina superficialis dan lamina profunda. Lamina superficialis melekat pada crista iliaca, crista sacralis media dan ligamentum sacroiliacum. Ke arah cranialis menjadi fascia nuchae. Lamina profunda melekat pada processus transversus vertebra lumbalis, costa XII dan crista iliaca, berada di posterior m.quadratus lumborum. Ke arah lateral membentuk aponeurosis lumbalis.

ad.V. OTOT-OTOT PELVISad.VI. OTOT PERINEUM

Catatan : kedua topik tersebut akan dibicarakan pada kuliah Anatomi II

C. ONTOGENI OTOT

Menjelang hari ke 17, sel-sel mesoderm intra embryonale membentuk suatu lembaran yang tipis pada ke dua sisi neural tube. Sebagian sel-sel di bagian tengah menebal, membentuk mesoderm paraxiale. Lebih ke arah lateral, lapisan mesoderm tetap tipis disebut mesoderm laterale. Mesoderm laterale akan berhubungan langsung dengan mesoderm extra embryonale. Mesoderm laterale kemudian akan terbagi dua lembaran, yang akan meliputi amnion disebut mesoderm somatis atau lamina parietalis, dan yang meliputi yolk sac disebut mesoderm splanchnicus atau lamina visceralis. Ke dua lamina ini membatasi suatu rongga yang disebut coeloma intra embryonalis. Diantara mesoderm

101

Page 102: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

paraxiale dan mesoderm laterale akan terbentuk mesoderm intermedia. Menjelang hari ke 21, mesoderm paraxiale di tiap sisi neural tube, membentuk kelompok-kelompok sel epitheloid yang berpasangan yang disebut somit. Pasangan somit I timbul pada bagian leher embryo. Dari sini somit-somit yang baru akan terbentuk secara berurutan dari arah cranial ke caudal. Setiap hari akan terbentuk kira-kira 3 somit, dan akhirnya pada minggu ke 5 terdapat 42-44 pasang somit yang terdiri dari : somit occipitalis : 4 pasang somit cervicalis : 8 pasang Somit thoracalis : 12 pasang Somit lumbalis : 5 pasang Somit sacralis : 5 pasang Somit Coccygealis : 8-10 pasang

Somit occipitalis I dan 5-6 pasang somit coccygealis yang terakhir akan segera menghilang. Selama masa perkembangan ini, umur embryo biasanyanya dinayatakan dalam jumlah somit.

DIFFERENSIASI SOMITMenjelang permulaan minggu ke 4, sel-sel epitheloid yang membentuk

dinding ventral dan medial somit mengalami pertumbuhan yang pesat. Sel-sel ini lambat laun kehilangan bentuk epitheloidnya, berubah menjadi bentuk polymorph dan bermigrasi ke arah chorda dorsalis. Sel-sel ini keseluruhan disebut sclerotom yang membentuk jaringan mesenchym. Salah satu sifat utama dari mesenchym ini ialah mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi dengan berbagai cara yaitu: 1. menjadi fibroblast , yang akan membentuk serabut-serabut reticuler, collagen, elastin, yang terdapat di dalam jaringan penunjang; 2. Menjadi chondroblast untuk membentuk tulang dan tulang rawan. Setelah sel-sel sclerotom bermigrasi ke arah ventro medial, unsur-unsur tersebut akan membentuk columna vertebralis. Bagian dari somit yang tidak bermigrasi yaitu dinding dorsolateral disebut dermatom. Perkembangan selanjutnya, dermatom akan membentuk lapisan sel-sel baru di bagian dalamnya yang disebut myotom. Setelah terbentuk myotom, sifat-sifat epitheloidnya menghilang lalu menyebar di bawah ectoderm di sekitarnya. Di sini sel-sel ini akan membentuk dermis atau jaringan subcutis. Dengan demikian maka setiap somit akan membentuk :

sclerotom untuk pembentukan tulang dan tulang rawan myotom untuk pembentukan otot dermatom untuk pembentukan kulit.

Setiap segmen dan dermatom akan mempunyai komponen persarafan pada segmennya masing-masing.

OTOT CORAK

102

Page 103: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Segera setelah sel-sel myotom terbentuk dari dermatom di sekitarnya, sel-sel ini berubah bentuk menjadi memanjang berbentuk spindel yang disebut myoblast. Dalam perkembangan selanjutnya myoblast-myoblast bersatu membentuk serabut-serabut otot yang panjang berisi banyak inti yang selanjutnya myotom akan meluas ke arah rongga coeloma.

SUSUNAN OTOT BATANG BADANMenjelang akhir minggu ke 5 otot-otot dinding badan dibagi ke dalam dua

bagian yaitu bagian dorsal disebut epimere dan bagian ventral disebut hypomere. Saraf-saraf yang menginnervasi segmen otot, juga dibagai menkadi ramus dorsalis untuk epimere dan ramus ventralis untuk hypomere. Selanjutnya epimere akan membentuk otot-otot extensoren columna vertebralis dan hypomere akan pecah menjadi tiga lapisan yaitu:Pada dinding thorax akan membentuk :

1. M. intercostalis externus2. M. intercostalis internus3. M. transversus thoracis

Pada dinding abdomen akan membentuk:1. M. Obliquus externus abdominis2. M. Obliquus internus abdominis3. M. Transversus abdominisSelain ke tiga lapisan otot tersebut di atas, pada ujung hypomere timbul

jaringan otot memanjang yang pada daerah cervical membentuk otot-otot infrahyoidei, pada daerah thorax membentuk m. sternalis, yang biasanya menghilang, dan pada daerah abdomen membentuk m. rectus abdominis.

Pada daerah cranium, perkembangan myotom-myotom tidak begitu jelas. Pada mulanya dapat ditemukan 4 pasang somit occipitalis, kemudian somit pertama (yang paling cranial) segera menghilang. Ke tiga pasang somit yang lainnya akan bermigrasi ke depan, membentuk otot-otot extrinsic dan intrinsic lingua.

SUSUNAN OTOT-OTOT EXTREMITASPada perkembangan akhir minggu ke 4, pada permukaan ventro-lateral

embryo terbentuk tonjolan yang bakal menjadi extremitas. Tonjolan ini disebut limb bud. Limb bud untuk extremitas superior terdapat pada setinggi antara somit segmen cervicalis 6 dan s segmen thoracalis 2 (C6 - Th. 2), sedangkan untuk extremitas inferior terletak setinggi somit segmen Lumbalis 4 dan segmen Sacralis 3 (L4 - S3). Pembentukan lim bud superior lebih cepat dibanding dengan limb bud inferior. Pembentukan susunan otot extremitas terjadi pada minggu ke 7 yang dimulai oleh adanya condensasi mesenchym dekat pangkal limb bud yang berasal dari mesoderm somatis. Dari sini bermigrasi baik ke bagian ventral maupun ke bagian dorsal. Limb bud. Mesenchym di bagian ventral akan membentuk otot-oto flexoren, dan yang di bagian dorsal akan membentuk otot-otot extesoren.

SUSUNAN OTOT-OTOT PHARYNX

103

Page 104: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ketika embryo berumur kira-kira 7 minggu, sel-sel mesenchym yang terletak pada arcus pharyngealis berdiferensiasi menjadi myoblast-myoblast, yang selanjutnya bermigrasi ke berbagai arah. Sekalipun migrasinya sangat jauh, tetap dapat diikuti asal otot ini yaitu dengan melihat asal saraf yang menginnervasinya. Dengan cara ini dapat ditemukan bahwa otot-otot wajah, otot-otot pharynx dan otot-otot larynx berasal dari arcus pharyngealis.

SUSUNAN OTOT POLOSJaringan otot polos terutama berkembang dari lapisan mesoderm

splanchnicus. Sel-sel mesenchym ini akan membentuk otot yang melapisi tractus digestivus, tractus respiratorius, serta pembuluh darah pada mesenterium. Pembuluh-pembuluh drah yang berkembang pada extremitas, dinding badan dan kepala, memperoleh lapisan otot yang meliputinya dari mesenchym setempat. Ternyata mesenchym yang terdapat di seluruh badan adalah sumber potensial untuk jaringan otot polos, kecuali otot polos pada iris yaitu m. sphincter pupillae dan m. delatator pupillae, diduga berdifernsiasi dari ectoderm optical cap (cawang mata).

KELAINAN BAWAANTidak adanya sebagian atau keseluruhan dari suatu otot adalah hal yang

sering terjadi. Salah satu contoh: tidak adanya m. pectoralis major, atau sebagian tidak ada. Tidak sempurnyanya pembentukan otot diaphragma, sehingga bisa timbul hernia diaphragmatica. Tidak tertutupnya dinding abdomen karena otot-ototnya tidak berkembang dengan sempurna, sehingga bisa timbul omphalocele. Ketegangan m. sternocleidomastoideus disebut torti colli.

104

Page 105: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB VARTHROLOGI

PENDAHULUAN

Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206 buah), yang saling berhubungan membentuk articulus, memungkinkan manusia dapat berdiri dan duduk dengan stabil, dan bergerak dengan leluasa sesuai keinginannya.Manusia adalah makhluk bipedal yang berdiri dan berjalan dengan menggunakan extremitas inferior, dan extremitas superior dipakai untuk memasukkan makanan ke dalam cavus oris.

A. ARTHROLOGI UMUM

Atas dasar struktur dan fungsi articulus dibagi menjadi:I. SYNARTHOSISI. DIARTHOSIS

Ad.I. SYNARTHOSISDiantara kedua ujung tulang yang membentuk articulus terdapat suatu

jaringan. Terdiri dari :1. SYNDESMOSIS, jaringan penghubung adalah jaringan ikat.

a. SUTURA, tepi-tepi tulang yang bertemu diperhubungkan oleh suatu jaringan ikat yang tipis, misalnya sutura pada calvaria cranii.

b. SCHINDYLISIS, suatu tulang yang terjepit di dalam celah pada tulang lainnya, misalnya antara rostrum sphenoidale dan vomer.

c. GOMPHOSIS, suatu tulang yang berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk, alveolus, yang sesuai pada tulang yang lain, misalnya dentes pada maxilla dan mandibula.

d. SYNDESMOSIS ELASTICA, jaringan ikat penghubung terdiri dari serabut-serabut elastis, misalnya ligamentum flavum di antara arcus vertebrae.

e. SYNDESMOSIS FIBROSA, jaringan ikat penghubung terdiri dari serabut-serabut kolagen, misalnya membrana interossea antebrachii, di antara radius dan ulna.

2. SYNCHONDROSIS, jaringan penghubung dan diaphyse sebelum penulangan selesai atau symphysis osseum pubis pada usia dewasa.

3. SYNOSTOSIS, jaringan penghubung ialah tulang, misalnya di antara epiphyse dan diaphise sesudah penulangan atau di antara os ilium, os pubis dan os ischium pada usia dewasa.

105

Page 106: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ad.II. DIARTOSIS

Ujung-ujung tulang yang membentuk articulus bebas, tidak ada jaringan di antaranya. Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Salah satu ujung tulang membentuk caput articulare dan ujung tulang yang lain membentuk cavitas glenoidas.

2. Kedua ujung tulang dibungkus oleh capsula articularis, yang terdiri dari stratum fibrosum di sebelah superficialis dan statum synoviale di sebelah profunda; stratum synoviale menghasilkan synovia (filtrasi plasma darah) yang membuat licin permukaan kedua ujung tulang.

3. Cavum articulare ialah rongga potensil yang terdapat di antara ujung-ujung tulang, dan berisi synovia.

4. Alat-alat khusus yang meliputi :a. labium articulare ;b. discus dan menicus articularis sebagai alat untuk menahan tumbukan,

penyangga dan mengurangi discongruentio di antara ujung-ujung tulang yang bersendi ;

c. bursa mucosa di sekitar sendi atau kadang-kadang berhubungan dengan cavum articulare untuk memudahkan gerakan ;

d. ligamentum, yang sebenarnya adalah bagian dari capsula articularis dan selanjutnya terpisah dari capsula itu.

Berdasarkan kemungkinan gerak Diartrosis dibagi menjadi :A. AMPHIARTHROSIS, kemungkianan gerak sedikit sekali.B. ARTICULATIONES, kemungkinan gerak yang luas.

Luas gerakan pada articulationes ditentukan oleh jumlah axis, sebagai berikut:1. Mono axial

a. GINGLYMUS, sumbu gerak terak lurus pada arah panjang tulang, misalnya artic.interphalangealis, artic.humero-ulnaris, artic.talocruralis.

b. ARTULATIO TROCHOIDEA, sumbu gerak kira-kira sesuai dengan arah panjang tulang, misalnya art.radio-ulnaris, art.atlanto-dentalis.

2. Biaxial, kedua garis berpotongan tegak lurus.a. ARTICULATIO ELLIPSOIDEA, caput articulare berbentuk ellipsoid dalam

arah sumbu panjang dan sumbu pendek, mis.art.radiocarpea.b. ARTULATIO SELLARIS, permukaan sendi berbentuk pelana artinya dalam

arah sumbu yang satu permukaan itu cembung, dalam arah sumbu yang lain cekung (concave-convex), mis. Art.carvo-metacarpea.

3. Multi axial (tri axial), kemungkinan gerak sangat luas. Caput articularea berbentuk bola.a. ARTICULATIO GLOBOIDEA, cavitas glenoidalis mencakup kurang dari

setengah caput articulare, mis. Art.humeri ;

106

Page 107: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

b. ENARTHROSIS, cavitas glenoidalis mencakup lebih dari setengah caput articulare, kemungkinan gerak lebih daripada art.globoidea, mis. Art.coxae.

Pembagian lain :I. SKULL TYPE, tidak dapat bergerak atau persendian yang bersifat sementara.

1. SUTURA2. SYNCHONDROSIS3. SYNOSTOSIS

II. VERTEBRAL TYPE, hanya dapat bergerak sedikit.1. SYMPHYSIS, dibentuk oleh dua buah tulang yang ujung-ujungnya dilapisi

oleh cartilago (hyaline) dan dipersatukan oleh fibrocartilago, di bagian ventral dan dorsal diperkuat oleh ligamentum. Pada persendian ini tidak terdapat cavum articulare, melainkan suatu celah saja. Berada pada linea mediana.Symphysis terdapat diantara :

a. corpus vertebraeb. facies symphyseos ossis pubisc. manubrium sterni dan corpus sterni.

2. SYNDESMOSIS, di antara kedua ujung tulang yang berbentuk persendian terdapat jaringan ikat, misalnya antara arcus vertebrae, antara processus coracoideus dan clavicula, antara radius dan ulna.

III. LIMB TYPE, disebut juga SYNOVIAL JOINT atau ARTICULATIO, mempunyai kemungkinan gerak yang luas. Tipe sendi ini mempunyai empat ciri dasar :

1. kedua ujung tulang terpisah satu sama lain;2. kedua ujung tulang berada di dalam capsula articularis;3. capsula articularis dilapisi oleh membrana synovialis ;4. kedua ujung tulang dilapisi oelh cartilago (hyaline).

Membrana synovialis melekat pada tepi cartilago articularis sehingga cavum articulare dibatasi oleh membrana synovialis dan cartilago articularis.

INNERVASISynovial joint mendapat banyak persarafan, tetapi terbatas pada capsula

articularis, ligamentum dan permukaan superficial membrana synovialis. Permukaan profunda membrana synovialis, cartilago articularis dan discus articularis tidak diperlengkapi dengan serabut-serabut saraf. Di dalam capsula articularis dan ligamentum capsulare terdapat ujung-ujung saraf yang berupa mechanoreceptor, yang berfungsi memberi informasi mengenai statika dan dinamila persendian, yaitu mengenai posisi dan gerakan; serabut-serabut saraf ini bermyelin. Serabut-serabut saraf lainnya yang tidak bermyelin berperan sebagai receptor dan melayani pembuluh-pembuluh darah.

VASCULARISASIPada cartilago articularis tidak diketemukan pembuluh darah. Nutrisi

persendian dilakukan oleh synovia (synovial fluid). Pembuluh-pembuluh arteria utama berada pada sisi flexor dan terlindung terhadap trauma, tetapi sebaliknya

107

Page 108: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

selama gerakan fleksi arteri tersebut dapat terlipat sehingga tersumbat, oleh karena itu terbentuk system collateral di sekitar articulus cubiti, wrist joint, articulatio genu, anke joint (berfungsi sebagai by pass).NOMENCLATUR GERAKAN

Arah dan luas gerakan ditentukan oleh permukaan dari kedua ujung tulang yang membentuk articulus dan kedudukan dari capsula articularis serta ligamentum articulare. Luas gerakan berbeda secara individual. Nomenclatur gerakan didasarkan pada Posisi Anatomi (awal atau akhir dari suatu gerakan), dan gerakan-gerakan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :

FLEXION (flexi) adalah gerakan yang terjadi terhadap axis transversal dan membentuk sudut yang lebih kecil antara kedua tulang bersangkutan.

EXTENSION (Extensi) adalah gerakan yang berlawanan dengan gerakan Flexi, yaitu membentuk sudut yang lebih besar (tulang saling menjauhi satu sama lain).

Terminologi khusus digunakan pada gerakan badan (= truncus), articulatio humeri, ankle joint dan gerakan ibu jari (articulatio metacarpo-phalangea I). Badan yang digerakkan ke arah tungkai dinamakan Flexi badan terhadap tungkai dan gerakan tungkai ke ventral mendekati badan disebut Flexi tungkai terhadap badan. Gerakan sebaliknya ke arah dorsal disebut Extensi. Gerakan truncus ke lateral disebut Latero-fleksi.Flexi pada ankle joint adalah gerakan dorsum pedis ke arah permukaan ventralis cruris (disebut juga Dorso-flexion atau Dorso-flexi; gerakan yang berlawanaan disebut Extension (= Plantar-Flexion).Pada articulatio humeri gerakan fleksi disebut Anteflexi, yaitu gerakan lengan ke arah ventral; gerakan sebaliknya disebut Retroflexi (= Extensi).

ABDUKSI adalah gerakan yang menjauhi sumbu badan; gerakan yang mendekati sumbu badan disebut ADDUKSI.

ROTASI merupakan gerakan yang terjadi terhadap sumbu longitudinal; ada Rotasi Medial dan Rotasi Lateral. Rotasi ke kanan atau ke kiri terdapat pada columna vertabralis.

CIRCUMDUCTION merupakan kombinasi dari gerakan flexi, abduksi, extensi, adduksi dan rotasi, yang menghasilkan suatu bentuk kerucut dengan puncaknya berada pada pusat sendi berangkutan.

PRONASI adalah gerakan rotasi antebrachium ke arah medial. SUPINASI adalah gerakan rotasi antebrachium ke arah lateral.

Kedua gerakan terakhir ini gerakan yang terjadi pada articulatio radio-ulnaris proximalis (radius berputar terhadap ulna).

EVERSION adalah gerakan pronasi pada pedis yang dikombinasi dengan gerakan abduksi.

INVERSION adalah kombinasi gerakan adduksi dengan supinasi pada pedis.

DOWNWARD ROTATION adalah gerakan rotasi ke caudal dari scapula terhadap axis tegak lurus pada permukaan scapula, dalam hal ini acromion

108

Page 109: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

berpindah ke caudal dan medial, angulus inferior bergerak ke medial dan lateral.

UPWARD ROTATION adalah rotasi ke cranial dari scapula. Gerakan Flexi dan Extensi ibu jari terjadi pada articulatio carpo-metacarpalis

pollicis, yaitu pada bidang yang sama dengan gerakan abduksi-adduksi jari-jari lainnya; jadi gerakan Extensi pollicis adalah gerakan ke arah lateral yang sesuai dengan gerakan abduksi jari-jari lainnya, dan gerakan sebaliknya adalah Flexi.

Gerakan Abduksi dan Adduksi pollicis terjadi pada bidang yang sama dengan gerakan Flexi dan Extensi jari-jari lainnya.Abduksi pollicis adalah gerakan yang menjauhi sisi manus, berlangsung pada bidang yang tegak lurus pada vola manus (sama dengan flexi jari-jari lainnya) dan sebaliknya adalah Adduksi (sama dengan extensi jari-jari lainnya).

OPPOSISI adalah gerakan ibu jari yang mencapai ujung jari-jari lainnya, yaitu kombinasi gerakan Abduksi pollicis dan Hyperflexi pollicis.

ASPEK FUNGSIONAL KONTRAKSI OTOTSuatu gerakan dapat dihasilkan oleh kontraksi otot skelet, yang disebut

gerakan Aktif, sedangkan gerakan Pasif dihasilkan oeh pengaruh luar. Luas gerakan aktif dapat ditingkatkan oleh pengaruh dari luar.Efektifitas suatu otot dalam menggerakkan persendian dipengaruhi oleh axis longitudional dari otot itu dan jarak antara titik insertio dengan axis gerakan pada articulatio bersangkutan.Atas dasar letak otot terhadap articulus dapat ditentukan:

a) Otot uni-articularis, yaitu otot yang melewati dan berperan pada satu articulus, misalnya m.brachialis;

b) Otot bi-artichulus, mesalnya m.semitendinosus, yang melewati dua buah persendian dan dapat menggerakkan kedua buah persendian bersangkutan;

c) Otot multi-articularis, misalnya m.flexor digitorum superficialis yang melewati dan berfungsi pada art.cubiti, art.radiocarpius, art.intercarpalis, art.metacarpophalangea dan art.interphalangea.

Suatu otot tidak bisa berkontraksi melampaui batas minimal (menjadi lebih pendek) dan batas maksimalnya (menjasi lebih panjang). Bilamana otot telah mencapai batas kemampuannya berkontraksi, maka gerakan selanjutnya tidak dapat dilakukan lagi, keadaan ini disebut Insufisiensi Aktif, sebagai contoh m.flexor digitorum superficialis tidak mampu menghasilkan gerakan flexi maksimum pada saat yang sama pada persendian tersebut tadi, yaitu art.interphalangea, art.metacarpophalangealis, art.radiocarpicus dan art.cubiti.Otot yang telah mencapai panjang maksimal akan menghalangi gerakan pada persendian yang dilewatinya misalnya kalau articulatio genu berada dalam posisi extensi maka gerakan flexi pada articulatio coxae menjadi sangat terbatas, oleh karena otot hamstring tidak dapat ditarik melampaui batas maksimalnya, keadaan ini dinamakan Insufisiensi Pasif.

109

Page 110: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Stimulus pada suatu myofibril menghasilkan kontraksi yang maksimal dan kontraksi otot terjadi apabila seluruh myofibril mendapatkan stimulus yang cukup. Sekalipun stimulus ditambah namun otot tidak dapat berkontraksi selanjutnya, keadaan ini yang dinamakan “all or none” contraction.

B. ARTHROLOGI KHUSUS

ARTICULUS CINGULU MEMBRI SUPERIORIS

1. ARTICULATIO STERNOCLAVICULARISDibentuk oleh ujung pars sternalis calviculare, manubrium sterni dan ujung

pars cartilaginis costa I. Ujung clavicula terletak menonjol di cranialis menubrium sterni. Cavum articulare dibagi menjadi dua bagian oleh suatu discus articularis, yang di satu pihak melekat pada ujung clavicula di bagian cranialis dan di pihak lain melekat pada ujung costa I. Discus articularis berfungsi untuk membuat kedua permukaan sendi lebih serasi dan juga berfungsi untuk menahan dorongan clavicula ke arah medial.Capsula articularis diperkuat oleh ligamentum sternoclavicularis anterius dan ligamentum sternoclavicularis posterius. Ligamentum lainnya yang juga memperkuat capsula articularis adalah ligamentum interclaviculare, yang melekat pada kedua ujung clavicula, dan ligamentum costoclaviculare (=rhomboid ligament) yang mengikat osta I pada clavicula, dan berada di sebelah lateral capsula articularis.Ligamentum costoclavicularis sangat kuat, merupakan faktor stabilisasi yang kuat bagi articulus bersangkutan. Pada posisi protraksi dan hyperabduksi ligamentum ini menjadi tegang.

Di bagian ventral dari articulatio ini terdapat tendo caput sternalis m.sternocleidomastoideus; di bagian dorsal terdapat tendo m.sternohyoideus dan m.sternothyreoideus.

INNERVASINervi supraclaviculares ( C3 –4 ), dipercabangkan oleh plexus cervicalis.

PERGERAKANTitik tumpu dari gerakan pada articulus ini berada pada ligamentum

costoclaviculare, yang menyebabkan gerakan dari kedua ujung clavicula saling berlawanan. Apabila pars acromialis claviculae diangkat ke atas maka pars sternalis claviculare akan bergerak turun, demikian sebaliknya pula.

a. ROTASI dari clavicula adalah gerakan yang pasif, oleh karena tidak ada otot rotator yang bekerja pada articulus ini. Gerakan ini merupakan hasil dari gerakan rotasi scapula yang diteruskan kepada clavisula oleh ligamentum coracoclaviculare. Pada gerakan anteflexi humerus, dilanjutkan dengan hyperanteflexi dan kemudian extensi, maka terjadi gerakan pada

110

Page 111: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

clavicula sebesar 40 derajat. Pada gerakan rotasi ini ujung clavicula bersama-sama dengan discus articularis berputar pada manabium sterni.

b. ELEVASI dan DEPRESI pars acromialis claviculae merupakan akibat daripada gerakan pars sternalis claviculae ke arah caudal dan cranial, dan gerakan ini terjadi antara ujung clavicula dengan discus articularis; axisnya adalah axis sagitalis.

c. Gerakan ke ventral dan dorsal terjadi pada bidang horizontalis terhadap sumbu vertikal, dan dilakukan oleh ujung clavicula bersama dengan discus articularis terhadap manubrium sterni.

2. ARTICULATIO ACROMIOCLAVICULARISDibentuk oleh facies articularis acromialis claviculae dengan vacies

articularis acromii. Capsula articularis tipis dan kurang berperan dalam memfiksasi clavicula pada scapula. Pada articulus ini terdapat discus articularis. Yang berperan dalam stabilisasi articulus ini adalah ligamentum coracoclaviculare, yang memfiksir clavidula pada prosessus coracoideus, jadi merupakan suatu syndesmosis. Ligamentum ini terdiri atas dua bagian, yaitu (1) ligamentum trapexoideum dan (2) ligamentum conoideum. Ligamentum conoideum berbentuk konus terbalik dengan apexnya melekat pada processus coracoideus dan basisnya melekat pada tuberculum conoideum claviculae. Ligamentum trapezoideum berada di sebelah antero-lateral ligamentum conoideum, dan letaknya hampir horizontal.

INNERVASINervi supraclaviculares laterales yang dipercabangkan oleh plexus

cervicallis (C4).

PERGERAKANGerakan pada articulus ini adalah pasif, oleh karena tidak ada otot yang

melekat pada kedua ujung tulang bersangkutan yang bekerja langsung pada persendian ini.Gerakan pada clavicula merupakan akibat daripada gerakan scapula. Gerakan scapula terhadap dinding thorax dapat dibagi menjadi 3 jenis, sebagai berikut :

a. PROTRAKSI dan RETRAKSIb. ROTASIc. ELEVASI dan DEPRESI

Dapat juga terjadi gerakan kombinasi. Dan semua gerakan-gerakan tersebut diteruskan melalui/oleh ligamentum kepada clavicula.

Gerakan PROTRAKSI scapula dilakukan oleh m.serratus anterior dan m.pectoralis minor.

Gerakan RETRAKSI dilakukan oleh m.trapezius dan mm.rhomboidei. pada gerakan ini acromion bergerak terhadap discus articularis dengan axis vertikal yang berjalan melalui ligamentum conoideum.

Gerakan Abduksi lengan maka scapula berputar (rotasi) terhadap ligamentum conoideum, dan gerakan ini terjadi antara discus articularis dengan

111

Page 112: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

clavicula. Sumbu dari gerakan scapula berjalan melalui ligamentum conoideum dan articulatio acromioclavicularis, sehingga scapula bergerak bagaikan pendulum terhadap clavicula. Rotasi ini dapat berlangsung sebesar 60 derajat, tetapi hanya 20 derajat yang terjadi antara scapula dan clavicula. Ligamentum coracoclaviculare menjadi tegang dan meneruskan gaya rotasi tersebut kepada clavicula. Titik tumpu dari articulus ini adalah ligamentum coracoclaviculare.

ELEVASI dihasilkan oleh kontraki m.trapezius pars descendens, m.levator scapulae dan mm.rhomboidei, dan gerakan DEPRESI dilakukan oleh m.trapezius pars ascendens, m.latissimus dorsi pars lateralis dan gaya gravitasi.Gerakan dari scapula pada dinding thorax meliputi gerakan clavicula pada articulatio acromioclavicularis dan articulatio sternoclavicularis, dan banyak kali disertai gerakan articulatio humeri, namun scapula dapat bergerak tersendiri.Pars lateralis clavicula dapat diangkat (elevasi) sampi 50 derajat (=inklinasi 50 derajat) yang dibatasi oleh ketegangan ligamentum costoclaviculare. Depresi dapat terjadi hanya beberapa derajat saja, yang dihalangi oleh bagian cranialis capsula articularis articulatio sternoclavicularis.

3. ARTICULATIO HUMERITipe articuluc ini adalah Ball and Socket, mempunyai gerakan yang sangat

luas. Dibentuk oleh caput humeri dengan cavitas glenoidalis, dilengkapi dengan labrum glenoidale (suatu fibrocartilago yang berbentuk cincin). Capsula articularis melekat pada tepi labrum glenoidale, dan di pihak humerus pada tepi caput humeri, kecuali di bagian inferior perlekatannya berada 2 – 3 cm di caudalis dari tepi permukaan persendian. Capsula articularis ini longgar sehingga memungkinkan gerakan menjadi luas (tampak jelas pada posisi adduksi humerus). Bagian anterior dari capsula articularis menebal dan membentuk Ligamentum glenohumeral.Caput longum m.biceps brachii berjalan di dalam sulcus intertubercularis, dan menembusi capsula articularis.

Ligamentum corachohumerale, suatu ligamentum extra capsularis, berjalan ke arah lateral dari processus coracoideus dan bercampur dengan bagian cranialis capsula articularis beserta dengan tendo m.suprapinatus, mengadakan perlekatan pada tuberculum majus et minus. Ligamentum ini menghalangi gerakan rotasi lateral dan adduksi.

Pada umumnya kekuatan suatu articulus ditentukan oleh bentuk tulang, ligamenta dan otot-otot; pada articulus humeri terutama tergantung dari otot.

Otot-otot yang berada di sekitar articulatio humeri terdiri dari otot-otot yang bertendo panjang, berperan untuk gerakan, dan yang bertendo pendek dengan fungsi utamanya mempertahankan caput articulare agar tetap berada di dalam cavitas articularisnya. Keadaan ini dibantu oleh arcus coraco-acromialis yang menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis. Arcus coraco-acromialis dibentuk oleh prosessus coracoideus, ligamentum coraco-acromiale dan acromion. Ligamentum coraco-acromiale berbentuk segitiga dengan apexnya melekat pada ujung acromion di sebelah anterior articulatio acromioclavicularis dan basisnya melekat pada tepi lateral processus coracoideus.

112

Page 113: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Di antara acromion dan tendo m.supraspinatus terdapat bursa subacromialis, yang meluas ke caudal dan berada di antara m.deltoideus dan tuberculum majus humeri. Bursa ini bersama-sama dengan arcus coraco-acromialis menghalangi dislokasi humerus ke arah cranialis.

Ada empat buah otot yang tendo-tendonya memperkuat capsula articularis, membentuk Rotator Cuff, terdiri dari (1) m.supraspinatus di sebelah cranial, (2) m.infraspinatus, (3) m.teres minor, kedua otot terakhir ini berada di bagian dorsal, dan (4) m.subscapularis berada di sebelah ventral.

Di bagian caudal capsula articularis tidak diperkuat sama sekali.Pada posisi abduksi humerus maka tendo-tendo dari m.triceps brachii caput

longum dan m.teres major menempel pada capsula articularis di bagian caudal, sehingga memberi stabilitas pada posisi ini.

INNERVASICapsula articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari nervus axillaries,

nervus musculocutaneus dan nervus supraclavicularis, yang ketiga-tiganya mengikuti Hilton’ law (= suatu saraf yang melayani persendian, memberi percabangannya kepada kulit yang menutupi articulus tersebut serta memberi ramus muscularisnya kepada otot-otot yang bekerja pada articulus bersangkutan).

PERGERAKANBanyak kali gerakan pada articulus ini diikuti oleh gerakan scapula pada

dinding thorax serta gerakan clavicula. Ada tiga gerakan dasar, yaitu: (1) Flexi dan Extensi, (2) Abduksi dan Adduksi dan (3) Rotasi. Gerakan circumductio adalah kombinasi dari gerakan-gerakan tersebut tadi.

Facies articularis caput humeri mempunyai luas yang empat kali lebih besar daripada permukaan cavitas glenoidalis. Untuk kepentingan klinik dapat dicatat bahwa epicondylus medialis humeri letaknya searah dengan caput humeri (medio-caudal).

Luas pergerakan pada articuluc ini selain ditentukan oleh ligamentum yang menjadi tegang dan kontraksi otot, dipengaruhi juga oleh facies articularis yang saling bertemu. Bilamana tepi permukaan persendian daripada kedua ujung tulang bersangkutan sudah saling bertemu, maka gerakan selanjutnya tidak dimungkinkan lagi, terkecuali kalau disertai dengan dislokasi.

Melakukan gerakan Abduksi dari Posisi Anatomi hanya dapat dilakukan sampai 90 derajat, gerakan selebihnya dihambat oleh:

1) tertumbuknya tuberculum majus humeri pada acromion )=Arcus coracoacromialis)

2) facies articularis caput humeri tidak mendapatkan ruang gerak lagi pada cavitas glenoidalis.

Bilamana gerakan Abduksi dipaksakan, maka dapat terjadi dislokasi dari humerus.Gerakan hyperabduksi dapat dilakukan kalau disertai dengan gerakan rotasi lateral dari humerus. Menempatkan humerus tegak lurus disamping kepala dapat dicapai melalui gerakan flexi – hyperflexi, tanpa rotasi dari humerus, dan melalui gerakan abduksi – hyperflexi, tetapi disini disertai dengan rotasi dengan rotasi lateral dari

113

Page 114: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

humerus. Sebenarnya gerakan abduksi sampai 120 derajat adalah semata-mata terjadi pada articulatio humeri, dan selanjutnya abduksi 60 derajat berikutnya (mencapai 180 derajat) adalah akibat dari berputarnya scapula.Gerakan abduksi terutama dilakukan oleh m.deltoideus, dibantu oleh m.supraspinatus (kedua-duanya bertindak sebagai prime mover). Bertindak sebagai antagonist adalah m.subcapularis, m.infrapinatus dan m.teres minor, yang mencegah caput humeri tertarik ke cranial dan bahkan mempertahankan posisi facies articularis caput humeri agar tetap berkontak dengan cavitas glenoidalis.

Gerakan Adduksi yang dilakukan dari posisi abduksi kembali kepada posisi Anatomi dipengaruhi oleh gaya gravitasi, relaksasi otot-otot abductor dan kontraksi m.deltoideus pars posterior, m.pectoralis major, m.coracobrachialis, m.teres major, m.latissimus dorsi dan m.triceps brachiio caput longum.

Gerakan flexi terjadi terhadap axis transversalis dan dapat mencapai 180 derajat tanpa kesulitan; otot-otot yang berperan adalah m.deltoideus pars clavicularis, m.pectoralis major pars clavicularis, m.coracobrachialis dan m.biceps brachii.

Gerakan extensi dilakukan oleh m.deltodeus pars posterior, m.teres major, m.latissimus dorsi, m.triceps brachii caput longum dan dibantu oleh m.pectoralis major pars sternocostalis.

Gerakan Rotasi dari humerus dapat dilakukan pada setiap posisi, dilakukan terhadap axis longitudinalis; gerakan ini dihambat oleh capsula articularis yang menjadi tegang dan keadaan permukaan persendian yang saling bertemu (luas permukaan persendian yang semakin berkurang). Terdiri dari Rotasi lateral dan Rotasi Medial. Gerakan Rotasi Lateral dilakukan oleh m.infraspinatus, m.teres minor dan m.deltoideus pars posterior. Gerakan Rotasi Medial dikerjakan oleh m.pectoralis major, m.deltoideus pars anterior, m.subscapularis, m.teres major dan m.latissimus dorsi.

4. ARTICULATIO CUBITIArticulus ini termasuk tipe Ginglymus, yang hanya memberi kemungkinan

gerakan Flexi dan Extensi. Articulus ini dibentuk oleh tiga buah tulang, yaitu (a) ujung distal humerus, (b) ujung proximal radius dan (c) ujung proximal ulna.

Secara structural terbentuk tiga buah articulus, masing-masing (1) articulatio humeroradialis, (2) articulatio humeroulnaris dan (3) articulatio radioulnaris proximalis. Ketiga-tiganya berada dalam satu capsula articularis.Articulatio humeroradialis dibentuk oleh capitulum humeri dengan fovea capituli radii.Articulatio humeroulnaris dibentuk oleh trochlea humeri dengan incisura semilunaris ulnea. Articulatio radioulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii (circumferentia articularis) dengan incisura radialis ulnea.Capsula articularis dari persendian ini bentuknya tipis di bagian anterior dan di bagian posterior, ditutupi oleh m.brachialis dan m.triceps brachii, mengadakan perlekatan di bagian anterior pada humerus di sebelah cranialis dai fossa radialis dan fossa coronoidea, dan di bagian caudal melekat pada ligamentum anulare radii dan pada processus coronoideus. Di bagian dorsal capsula articuralis melekat

114

Page 115: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

pada tepi cranialis olecranon. Di bagian medial dan lateral capsula articularis diperkuat oleh ligamentum collateral ulnare (mediale) dan ligamentum collaterale radiale (laterale).

Ligamentum collaterale ulnare berbentuk segitiga, pars anterior adalah bagian yang paling kuat, melekat dari epicondylus humeri menuju ke tepi medialis processus coronoudeus, sedangkan pars posterior melekat pada processus coronoideus dan pada tepi medialis olecranon; bagian ke tiga atau pars intermedia menghubungi kedua bagian tersebut tadi satu sama lain, terletak agak ke profundus dan menutupi (melindungi) nervus ulnaris.

Ligamentum collaterale radiale berbentuk datar, melekat pada humerus di bagian distalis dari tempat origo otot-otot “common extensor” dan di pihak lain melekat (bergabung) dengan ligamentum anulare radii.

Ligamentum anulare radii melekat pada tepi inicura radialis ulnae, membungkus capitulum radii dan collum radii; ligamentum ini tidak melekat pada radius sehingga memberi kebebasan bagi radius untuk bergerak di dalamnya.

INNERVASIN.musculocutaneus, n.medianus, n.ulanaris dan n.radialis (Hilton’s Law).

PERGERAKANGerakan yang mungkin hanyalah Flexi dan Extensi. Gerakan Flexi dibatasi

oleh tebalnya otot-otot brachium. Gerakan extensi dibatasi oleh tertumbuknya olecranon pada fossa olecranii.

Gerakan Flexi dihasilkan oleh kontraksi m.brachialis, m.biceps brachii dan m.brachioradialis.

Gerakan Extensi dilakukan oleh m.triceps brachii dan m.anconeus.Pada Posisi Anatomi sumbu antebrachium membentuk sudut sebesar 165 derajat pada wanita dengan sumbu longitudinal brachium, sehingga pada wanita kelihatannya antebrachium lebih bengkok ke lateral daripada pria. Sudut ini dinamakan “carrying angle”. Apabila dilakukan gerakan flexi dari posisi Extensi, maka antebrachium bergerak ke cranial dan medial.“Bringing the Hand to the Mouth” berarti terjadi flexi penuh pada articulatio cubiti disertai rotasi medial humerus pada articulatio cubiti dan pronasi pada articulatio radio-ulnaris proximalis.

5. ARTICULATIO RADIO-ULNARISAntara radius dan ulna terbentuk tiga buah articulus, yaitu (a) articulatio

radio-ulnaris proximalis, (b) articulatio radio-ulnaris distalis dan (c) syndesmosis, di bagian tengah (membrana interossea antebrachii).

Articulatio radio-ulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii dengan incisura radialis ulnae. Capitulum radii berada di dalam ligamentum anularea radii (dilingkari) sehingga capitulum radii dapat berputar dengan bebas. Incisura radialis ulnae merupakan ¼ bagian dari sebuah lingkaran dan ligamentum tersebut membentuk ¾ bagian selanjutnya.

115

Page 116: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ligamentum ulnarea radii berbentuk corong yang membesar di bagian proximal dan mengecil di bagian distal, sehingga dengan demikian capitulum radii tidak dapat terlepas daripadanya.Articulatio radio-ulnaris proximalis termasuk di dalam articulatio cubiti dengan alasan

1) Berada di dalam satu cavum articulare yang sama;2) Ligamentum collaterale laterale melekat pada ligamentum

anulare radii;3) Baik pada flexi-extensi maupun pada gerakan pronasi-

supinasi capitulum radii berputar terhadap dan pada capitulum humeri.Antara corpus radii dan corpus ulnae terdapat Chorda obliqua dan Membrana Interossea Antebrachii, membentuk persendian berupa syndesmosis. Chorda obliqua melekat pada tuberositas ulnea, menuju ke arah infero-lateral dan melekat di bagian caudalis tuberositas radii.Membrana interossea antebrachii melekat pada crista interossea radii dan pada crista interossea ulnea, arahnya dari cranio-lateral menuju ke infero-medial. Pada membrana interossea ini terdapat perlekatan dari otot-otot flexor dan extensor lapisan profunda antebrachium.

Articulatio radio-ulnaris distalis (inferior) dibentuk oleh capitulum ulnea dengan circumferentia articularisnya di satu pihak dengan incisura ulnaris radii di pihak lain. Mempunyai capsula articularis yang tipis. Pada articulus ini terdapat sebuah discus articularis yang berbentuk segitiga, memisahkan ujung ulna daripada ossa carpalia. Apex dari discus articularis melekat pada sisi lateral processus styloideus ulnae, dan basisnya melekat pada margo distalis incisura ulnaris radii. Fungsi discus articularis adalah menghindari pemisahan ujung radius daripada ujung ulna. Dibagian ventral dan dorsal discus articularis mengadakan perlekatan pada capsula articularis dari Wrist Joint.

INNERVASINervus medianus (Hilton’ Law)

PERGERAKANGerakan radius terhadap ulna menghasilkan gerakan rotasi dari

antebrachium, yang terjadi pada axis longitudinalis. Pada gerakan rotasi ini radius berputar terhadap ulna dan humerus, gerakan yang dimaksud adalah pronasi dan supinasi. Kedua gerakan ini berada di antara 135 – 180 derajat, dan bervariasi secara individual. Axis dari gerakan ini dinamakan axis pronasi-supinasi, yang letaknya miring (oblique) melalui capitulum radii dan processus syloideus ulnae.Gerakan Pronasi dilakukan oleh m.pronator teres dan m.pronator quadratus. Gerakan Supinasi dilakukan oleh m.biceps brachii dan m.supinator. manus mengikuti gerakan dari radius.

116

Page 117: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

6. ARTICULATIO RADIOCARPALIS (= WRIST JOINT)Articulus ini bertipe Ellipsoidea, dibentuk oleh os naviculare manus, os

lunatum dan os triquetrum yang membentuk permukaan konveks dan di pihak lain adalah ujung distal radius bersama-sama dengan discus articularis yang membentuk permukaan konkaf. Capsula articularis melekat pada ujung distal radius dan ulna, dan di pihak lain melekat pada permukaan anterior dan posterior ossa carpalia deretan proximal. Ligamentum collaterale carpi ulnare meluas dari ujung processus styloideus ulnae sampai pada os pisiforme dam os triquetrum. Ligamentum collaterale carpi radiale melekat pada processus styloideus radii dan pada os naviculare manus.

PERGERAKANGerakan Flexi dan Extensi terjadi pada transversalis. Gerakan Abduksi

(=deviasi radialis) dan Adduksi (=deviasi ulnaris) terjadi terhadap axis antero-posterior. Abduksi ulnaris lebih luas daripada Abduksi radialis oleh karena processus styloideus radii lebih jauh menjulang ke distal daripada processus styloideus ulnae.

Gerakan Extensi pada wrist joint biasanya kurang luas daripada gerakan Flexi (extensi sebesar 60 derajat dan flexi sebesar 80 derajat) dan disertai dengan gerakan ke ventral dari os scaphoideum, os trapezium dan os trapezoideum sehingga tuberculum ossis navicularis lebih mudah dapat dipalpasi.Otot-otot yang berperan pada Extensi adalah m.extensor carpi radialis longus, m.extensor carpi radialis brevis dan m.extensor carvi ulnaris.

Gerakan Abduksi lebih terbatas daripada gerakan Adduksi, oleh karena processus styloideus radii terletak lebih ke arah distal daripada processus styloideus ulnae, sehingga celah yang berada di antara processus styloideus ulnae dan os triquetrum adalah lebih besar daripada celah yang terbentuk di antara processus styloideus radii dengan os naviculare.

Gerakan Abduksi dilakukan oleh m.flexor carpi radialis, m.extensor carpi radialis longus dan m.extensor carpi radialis brevis.

Gerakan Adduksi dilakukan oleh m.flexor carpi ulnaris dan m.extensor carpi ulnaris.

7. ARTICULATIO INTERCARPALISOssa carpalia deretan proximalis membentuk articulus dengan ossa

carpalia deretan distalis membentuk ARTICULATIO MEDIOCARPALIS. Pada articulus ini permukaan persendian yang konveks dibentuk oleh os hamatum dan os capitatum, permukaan yang cekung dibentuk oleh os scaphoideum, os lunatum dan os triquetrum, sementara itu permukaann yang konveks dari bagian distal os scaphoideum membentuk persendian dengan permukaan yang konkaf yang dibentuk oleh os trapexium dan os trapezoideum.

PERGERAKAN

117

Page 118: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Gerakan pada articulatio intercarpalis selalu dikombinasikan dengan gerakan pada Wrist Joint. Gerakan yng dimaksud terjadi antara ossa carpalia deretan distalis dengan ossa carpalia deretan proximalis, yang terjadi pada articulatio mediocarpalis.

Pada posisi flexi jari-jari, maka kemungkinan flexi pada wrist joint menjadi terbatas, yang disebabkan oleh insufficiensi pasif dari otot-otot extensor dari jari-jari.

8. ARTICULATIO CARPOMETACARPALISAda lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama dibentuk oleh

basis ossis metacarpalis dengan os multangulum majus. Basis metacarpalis II membentuk persendian dengan os multangulum majus, os multangulum minus dan os capitatum. Basis metacarpalis III membentuk articulus dengan os capitatum. Basis metacarpalis IV membentuk articulus dengan os capitatum dan os hamatum. Selanjutnya terbentuk persendian antara basis metacarpalis II,III dan IV satu sama lainnya.

Articulatio carpometacarpalis I mempunyai bentuk (tipe) Saddle (=pelana), yang dapat melakukan gerakan flexi-extensi, abduksi-adduksi dan gerakan opposisi-reposisi. Capsula articularis dari articulus ini terpisah daripada articulatio carpometacarplis lainnya.

Gerakan Flexi-Extensi dari ibu jari terjadi pada bidang yang sama dengan gerakan Abduksi-Adduksi jari-jari lainnya. Extensi adalah gerakan jari I ke arah lateral, sedangkan gerakan Flexi adalah sebaliknya. Gerakan Abduksi-Adduksi dari jari I terjadi pada bidang yang sama dengan gerakan flexi-extensi dari jari-jari lainya. Gerakan Abduksi jari I dapat juga disebut Abduksi plamaris dan gerakan Extensi adalah sama dengan gerakan Abduksi radialis.

Gerakan Abduksi dilakukan oleh m.abduktor pollicis longus dan m.abductor pollicis brevis.

Gerakan Adduksi dilakukan oleh m.adduktor pollicis.Gerakan Flexi dan Rotasi Medial dilakukan oleh kontraksi m.flexor

pollicis longus, m.flexor pollicis brevis dan m.opponens pollicis.Yang dimaksud dengan gerakan Opposisi adalah gabungan gerakan flexi,

rotasi medial dan adduksi sehingga ujung jari I dapat berpindah-pindah (bertemu) dengan ujung-ujung jari lainnya.

Articulatio carpometacarpalis II dan III pada dasarnya kurang bergerak, sedangkan articulatio carpometacarpalis V mempunyai kemampuan gerakan flexi yang lebih baik sehingga dapat mempertahankan benda-benda dalam genggaman dengan sempurna.

9. ARTICULATIO METACARPOPHALANGEALISDibentuk oleh basis phalanx I (proximalis) yang mempunyai permukaan

konkaf dengan capitulum metacarpalis yang berbentuk bola.

10. ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS

118

Page 119: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Dibentuk antara caput phalangis pada satu phalanx (proximalis) dengan basis phalangis dari phalanx berikutnya (distalis).

Pergerakan pada articulatio metacarpophalangealis dan articulatio interphalangealis pada keempat jari yang mesial adalah gerakan flexi dan extensi.

Gerakan Flexi jari-jari yang dilakukan secara lambat dan tidak begitu kuat adalah hasil dari kontraksi m.flexor digitorum profundus pada kedua persendian tersebut tadi. Dan apabila gerakan Flexi dilakukan secara cepat dan kuat maka m.flexor digitorum superficialis turut ambil bagian. Pada kontraksi yang kuat m.lumbricalis turut berperan.

Gerakan Extensi jari-jari yang dilakukan dari posisi fleksi dikerjakan oleh m.extensor digitorum communis, m.extensor indicis proprius, m.extensor digiti quinti minimi dan mm.lumbricales.

ARTICULATIO MEMBRI INFERIORIS

1. ARTICULATIO COXAEDibentuk oleh caput femoris dengan acetabulum. Articulus ini termasuk tipe

Ball and Socket. Facies articularis caput femoris berbentuk 2/3 bagian dari suatu bulatan, dan facies articularis dari acetabulum berbentuk tapak kuda (horseshoeshaped). Capsula articularisnya kuat sekali, mengadakan perlekatan pada tepi acetabulum di bagian proximal dan di bagian distal melekat pada linea intertrochanterica dan sepanjang collum femoris, di sebelah proximal dari crista intertrochanterica. Jadi sebagian besar dari collum femoris berada di dalam cavum articulare. Capsula articularis menebal pada beberapa tempat membentuk ligamentum iliofemorale, ligamentum pubofemorale dan ligamentum ischiofemorale.

Ligamentum iliofemorale berbentuk besar, kuat dan menyerupai huruf “Y” terbalik, di bagian cranial melekat pada spina iliaca anterior inferior dan pada tepi acetabulum, di bagian caudal melekat pada linea intertrochanterica (yang memisahkan collum femoris daripada corpus femoris). Pada pria ligamentum ini lebih panjang daripada wanita.

Ligamentum pubofemurale di bagian medial melekat pada pars anterior tepi acetabulum dan pada rumus superior ossis pubis, serabut-serabut berjalan transversal pada permukaan inferior dari capsula articularis, dan selanjutnya melekat pada permukaan inferior collum femoris di cranialis trochanter minor.

Ligamentum ischiofemorale adalah yang paling lemah apabila dibandingkan dengan kedua ligamenta lainnya, melekat pada tepi postero-inferior dari acetabulum, berjalan ke lateral, melingkar ke cranialis dan melanjutkan diri pada zona orbicularis, yang berjalan melingkari collum femoris.

Pada fovea capitis femoris terdapat Ligamentum teres femoris, yang ke arah distal melekat pada ligamentum acetabuli dan di dalamnya berjalan serabut saraf dan pembuluh darah yang menuju ke caput femoris.

INNERVASI

119

Page 120: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Nervus femoralis, nervus ischiadicus dan nervus obturatorius (Hilton’ Law).

PERGERAKANGerakan terjadi terhadap axis transversal, axis antero-posterior dan

axis longitudinal. Terhadap axis transversal terjadi gerakan Flexi. Gerakan Flexi dari Posisi Anatomi dengan articulatio genu dalam posisi extensi hanya dapat dilakukan sampai 60 derajat saja, hal mana disebabkan oleh tension (= ketegangan) dari otot hamstring. Apabila articulatio genu berada dalam posisi flexi maka flexi pada articulatio coxae dapat ditingkatkan sampai 90 derajat. Sebagai penggerak utama adalah m.iliacus dan m.psoas major, dibantu oleh m.rectus femoris, m.tensor fasciae latae, m.sartorius dan m.pectineus.

Gerakan extensi dilakukan oleh otot hamstring dan m.gluteus maximus. Gerakan ini sangat terbatas, hanya kira-kira 15 derajat saja. Gerakan ini dibatasi oleh ketegangan dari ligamentum iliofemorale dan ligamentum pubofemorale.

Gerakan Abduksi adalah gerakan ke arah lateral terhadap axis postero-anterior sebesar 60 derajat. Sebagai abduktor utama adalah m.gluteus medius, dibantu oleh m.tensor fasciae latae, m.gluteus minimus dan m.gluteus maximus. Gerakan ini dibatasi oleh ketegangan otot adductor dan tertumbuknya trochanter major pada acetabulum.

Gerakan Adduksi dilakukan oleh m.petineus, m.adductor longus, m.adductor brevis, m.adductor magnus dan m.gracilis.

Gerakan Rotasi lateral (=exorotasi) terjadi terhadap axis longitudinal, yaitu permukaan bagian ventral berputar ke arah medial, berlangsung sebesar 30 derajat, dibatasi oleh bagian posterior capsula articularis. Otot yang berperan adalah m.gluteus medius dan m.gluteus minimus

Gerakan pelvis terhadap articulatio coxae merupakan gerakan yang terjadi setiap saat, baik pada waktu berdiri maupun pada waktu berjalan. Berdiri pada satu kaki (misalnya kaki kanan) berarti gaya gravitasi berpindah pada kaki yang bertumpu itu (kaki kanan) dan pelvis bagian kiri dihalangi kejatuhannya oleh kontraksi m.gluteus medius dexter. Apabila gluteus medius dexter lumpuh maka pelvis akan turun di sebelah kiri, tetapi hal ini dihindari dengan berdiri miring ke arah kanan, dan orang bersangkutan akan berjalan dengan miring ke arah kanan (pincang).

Articulatio coxae sangat stabil, yang disebabkan oleh karena fossa acetabuli membentuk lekukan yang dalam dan membungkus caput femoris dengan baik; selain itu stabilitas diberikan juga oleh ligamentum yang kuat, yang berada di bagian anterior coxae. Pada articulus ini dapat dilakukan gerakan circumductio.

2. ARTICULATIO GENUSDibentuk oleh ujung distal condylus femoris dengan ujung proximal

condylus tibiae dan dengan facies dorsalis patella. Tipe : Condiloidea.

120

Page 121: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Permukaan persendian dari condylus femoris yang berhadapan dengan tibia berbentuk konveks; bentuk facies articulus pada ujung condylus tibiae datar dan dilengkapi dengan suatu fibrocartilago, yang dinamakan meniscus, yaitu meniscus lateralis dan meniscus medialis. Stabilitas articulus ini tergantung pada ligamentum yang terdapat di situ.

Capsula articularis kuat di bagian dorsal. Di bagian anterior dibentuk oleh tendo m.quadriceps femoris, yang melekat pada tepi cranial patella dan ligamentum patellae yang melekat pada tepi caudal patella dan pada tubberositas tibiae. Pada setiap sisi patella capsula articularis terdiri dari retinaculum patellae mediale at laterate, yang merupakan perluasan dari m.vastus medialis dan m.vastus lateralis. Retinaculum laterale diperkuat oleh serabut-serabut dari tractus iliotibialis. Pada kontraksi m.quadriceps femoris capsula articularis dibagian anterior dan ligamentum patellae menjadi tegang. Ligamentum capsulare pada sisi articulatio genus meluas (melekat) dari condylus femoris sampai di condylus tibiae.

Ligamentum collaterale tibiale (medial) berbentuk datar dan berada pada bagian medial capsula articularis. Di bagian cranialis ligamentum ini melekat pada epicondylus medialis femoris, dan di sebelah caudalis berbentuk lebar, melekat pada condylus medialis tibiae dan pada bagian cranialis corpus tubiae. Serabut-serabut bagian profunda melekat pada tepi luar meniscus medialis.

Ligamentum collaterale fibulare (laterale) terletak terpisah daripada capsula articularis, berbentuk bulat tali dan meluas dari epicondylus lateralis femoris menuju sisi laterale capitulum fibulae. Bagian posterior capsula articularis mengadakan perlekatan pada bagian cranial condylus femoris dan fossa intercondyloidea femoris dan pada bagian proximal tibiae. Suatu perluasan dari capsula articularis, yang dinamakan ligamentum popliteum arcuatum, mengadakan perlekatan pada capitulum fibulae. Bagian sentral dari capsula articularis diperkuat oleh ligamentum popliteum obliquum, yang merupakan perluasan dari tendo m.semimembranosus, dan arahnya cranio-lateral, melekat pada condylus lateralis tibiae. Bagian tepi dari facies posterior capsula articularis tipis dan ditutupi oleh capus medial dan caput lateral m.gastrocnemius.

Ligamentum cruciatum terdiri atas sepasang ligamentum yang sangat kuat, melekat pada tibia dan fibula, berada di dalam capsula articularis, tetapi tetap berada di sebelah superficialis dari membrana synovialis. Ligamentum ini diberikan nama yang sesuai dengan tempat origonya pada tibia. Ligametum cruciatum anterius melekat di sebelah ventral eminentia intercondyloidea tibia, di antara kedua buah meniscus, dan menuju kepada facies medialis condylus lateralis femoris serta mengadakan perlekatan di tempat ini. Ligamentum cruciatum posterior mengadakan perlekatan pada tepi posterior permukaan ujung proximal tibia, berada di antara kedua meniscus, berjalan ke ventral mengadakan perlekatan pada fecies lateralis condylus medialis femoris.

Meniscus medialis dan meniscus lateralis adalah dua buah fibrocartilago yang berbentuk cresentic (sebagian dari lingkaran), mengadakan perlekatan pada fecies cranialis ujung proximal tibia. Pada penampang melintang meniscus berbentuk segitiga. Meniscus medialis bentuknya lebih besar daripada

121

Page 122: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

meniscus lateralis, dengan bagian yang terbuka meliputi (kaki huruf “C”) meniscus lateralis.

INNERVASIBerasal dari tga sumber, yaitu:

1) n.femoralis, melalui ramus muscularis yang menuju ke m.vastus medialis;

2) ramus genicularis yang dipercabangkan oleh n.tibialis dan n.peroneus communis (n.ischiadicus);

3) n.obturatorius yang memberikan cabang-cabang yang mengikuti arteria femoralis menuju ke fossa poplitea.Persarafan ini terikat pada Hilton’s Law.

PERGERAKANGerakan utama pada persendian ini adalah Flexi dan Extensi, yang

terjadi terhadap axis trasversal. Axis ini tidak tetap, melainkan berpindah ke dorsal selama (mengikuti) gerakan Flexi dan keadaan ini disebabkan oleh karena bentuk condylus femoris (bagian postrior yang makin melengkung). Luas gerakan dari Extensi penuh sampai Flexi penuh kira-kira 130 derajat, dibatasi oleh otot-otot di bagian dorsal regio femoris dan regio cruralis yang saling bertemu.

Pada Flexi penuh (maksimal) bagian posterior facies articulus condylus femoris bertemu dengan bagian dorsal facies articulus condylus tibiae.

Pada gerakan Extensi dengan tibia yang difiksasi maka condylus femoris berputar ke ventral (roll forward) sambil berpindah ke dorsal (glide backwards) pada facies articularis tibiae.

Gerakan dari condylus lateralis berakhir sebelum gerakan Extensi selesai, sedangkan gerakan dari conylus medialis masih berlangsung karena facies articularis pada condylus medialis bentuknya lebih panjang daripada yang ada pada condylus lateralis. Dengan demikian maka terjadi gerakan Endorotasi. Pada akhir dari gerakan Extensi ini ligamentum collaterale tibiale dan ligamentum collaterale fibulare serta ligamentum popliteum obiquum menjadi tegang.

Pada full extension ligamentum cruciatum anterius menjasi tegang; pada full Flexion ligamentum cruciatum posterius menjadi tegang.

Selama berlangsungnya gerakan extensi dan flexi patella menggelincir pada area intercondyloidea femoris, dan jarak antara tibia dan patella tetap konstan. Pada full Extension facies patella bagian distal berhadapan (kontak) dengan bagian proximal condylus femoris. Pada gerakan Flexi patella bergerak ke distal terhadap femur; semakin diflexi maka bagian proximal patella berhadapan (kontak) dengan bagian distal facies articularis femoris.

Gerakan Extensi dihasilkan oleh kontraksi m.quadriceps femoris.Gerakan Flexi dilakukan oleh m.semimembranosus,

m.semitendinosus, m.biceps femoris dan m.popliteus. M.gastrocnemus adalah otot flexor yang lemah.

Otot hamstring bekerja juga sebagai extensor bagi articulatio coxae.

122

Page 123: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pada waktu berdiri (extensi) gaya berat badan berada di sebelah ventral articulus genus, ini adalah salah satu factor penyebab extensi pada articulatio genu. Keadaan ini diimbangi oleh capsula articularis dan ligamentum yang terdapat di bagian posterior dari articulus ini. Pada posisi ini peranan otot sangat minim.

M.popliteus berperan pada gerakan exorotasi femur terhadap tibia, yaitu pada awal gerakan.

3. ARTICULATIO TIBIOFIBULARISAntara tibia dan fibula terbetuk articulus pada ujung proximal, ujung distal

dan di sepanjang corpus kedua tulang tersebut. Persendian pada ujung proximal berupa suatu articulatio (diarthrosis) yang memberi kemungkinan gerakan menggelincir. Capsula articularisnya kuat di bagain ventral, melebihi yang di bagain dorsal. Di antara tendo m.popliteus dan capsula articularis terdapat bursa m.popliteus. Persendian ini disebut ARTICULATIO TIBIOFIBULARIS.

Antara corpus tibiae dan corpus fibulae terdapat membran interossea, yang melekat pada crista interossea tibiae dan crista interossea fibulae dengan arahnya ke caudal-lateral, membentuk suatu Syndesmosis. Fungsi membrana interossea selain memfiksir tibia pada fibula juga tempat melekat beberapa otot cruris.

Ujung distal tibia dan fibula membentuk suatu Syndesmosis, dan dihubungi satu sama lain oleh ligamentum interosseum, yang membentuk membrana interossea. Hubungan ini diperkuat di bagian anterior oleh ligamentum malleoli lateralis anterius, dan di bagian posterior terdapat ligamentum malleoli lateralis posterius yang lebih kuat. Nama lain dari kedua ligamenta tersebut adalah ligamentum tibiofibulare anterius dan ligamentum tibiofibularis posterius. Fungsi ligamenta tersebut tadi adalah menghalangi tertariknya fibula ke arah caudal.

4. ARTICULATIO TALOCRURALIS (= ANKLE JOINT)Persendian ini adalah suatu Hinge Joit yang terbentuk oleh os talus di satu

pihak dan facies distalis tibia, facies articularis malleoli lateralis et medialis serta ligamentum tibiofibularis transversus di pihak lain, yang membentuk cavitas articularis. Ligamentum tibiofibularis transversus adalah bagian dari ligamentum malleoli lateralis posterius (= ligamentum tibiofibularis posterior inferior) yang berada di bagian caudal dan profunda.

Permukaan yang menampung berat badan (gaya berat) adalah permukaan cranialis talus, yang diteruskan oleh permukaan inferior dari tibia. Os talus difiksir oleh malleolus medialis dan malleolus lateralis.

Capsula articularis melekat pada tepi facies articularis dari ketiga buah tulang tadi kecuali di bagian anterior dari os talus, yang melekat agak jauh ke anterior pada collum tali. Di bagian dorsal capsula articularis melekat juga pada ligamentum tibiofibularis posterior. Capsula ini tipis di bagian anterior dan posterios, menebal di bagian medial dan lateral membentuk ligamentum mediale (= ligamentum deltoideum) dan ligamentum laterale.

123

Page 124: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ligamentum deltoideum berbentum segitiga dan tebal, melekat pada ujung malleolus medidalis, terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan superficialis dan lapisan profundus. Lapisan superficialis disebut pars tibiocalcaneus (=ligamentum calcaneotiboale), berjalan ke caudo-dorsal dan melekat pada bagian cranialis dari sisi sustenta culum tali. Lapisan profundus atau pars deltoidea mengadakan perlekatan pada facies medialis talus (di luar facies articularis), ada serabut-serabut di bagian anterior yang mencapai (melekat) os nviculare.

Ligamentum laterale terdiri atas tiga bagian, sebagai berikut:1) Ligamentum calcaneofibulare yang berjalan ke arah caudo-

dorsal, mulai dari ujung malleolus lateralis sampai pada sisi calcaneus;2) Ligamentum talofibulare posterius yang melekat pada sisi

medial malleolus lateralis, berjalan ke arah medio-dorsal, dan di pihak lain melekat pada processus lateralis tali;

3) Ligamentum talofibulare anterius yang melekat pada tepi anterior malleolus lateralis dan di lain lihak melekat pada collum tali.

PERGERAKANPada persendian ini terdapat axis transversalis yang melewati corpus

tali, tetapi arahnya miring (oblique), yaitu arah caudo-lateral. Mengangkat dorsum pedis disebut Dorsiflexion (=Extension), menurunkan planta pedis disebut Plantar flexion (=Flexi).

Gerakan dorsoflexi (= 50 derajat) lebih terbatas daripada Plantar flexi (=50 derajat). Otot-otot yang berperan pada Dorsiflexion adalah m.tibialis anterior, m.extensor hallucis longus, m.extensor digitorum longus dan m.peroneus tertius.

Gerakan Plantar flexi dilakukan oleh m.gastrocnemius dan m.soleus, dibantu oleh m.peroneus longus, m.peroneus brevis, m.flexor hallucis longus, m.flexor digitorum longus dan m.tibialis posterior.

5. ARTICULATIO TALOCALCANEAPersendian ini terdiri atas : (a) ARTICULATIO TALONAVICULARIS, yang

dibentuk oleh facis articularis navicularis tali dengan facies proximalis ossis navicularis dan (b) ARTICULATIO TALOCALCANEA ANTERIOR ET MEDIA ET POSTERIOR, yang dibentuk oleh facies articularis calcanea anterior et media et posterior dengan facies articularis anterior et media et posterior calcanei.

Articulatio TALANAVICULARIS bersama dengan articulatio TALOCALCANEA ANTERIOR ET MEDIA berada dalam satu cavum articulare, dan membentuk Articulatio TALOCALCANEONAVICULARE.

Articulatio TALOCALCANEA POSTERIOR (= ARTICULATIO SUBTALARIS) dibentuk oleh facies articularis posterior calcanei yang berbentuk konveks dengan facies articularis calcanea posterior tali yang berbentuk konkaf. Capsula articularis melekat pada tepi facies articularis dari kedua buah tulang bersangkutan.

Gerakan talus terjadi secara bersamaan pada articulatio subtalaris dan pada articulatio talocalcaneonavicularis, gerakan yang dimaksud adalah gerakan Inversion dan Eversion.

124

Page 125: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pada gerakan Inversion pedis berputar terhadap axis longitudinalis sedemikian rupa sehingga bagian medial kaki terangkat ke cranial dan bersamaan dengan itu terjadi juga gerakan Adduksi, sehingga planta pedis menghadap ke arah medialis.

Pada gerakan Eversion tepi lateral pedis bergerak ke arah cranial dan lateral sehingga planta pedis menghadap ke arah lateral.

Gerakan Inversion dapat dianggap sebagai gabungan dari gerakan adduksi dan supinasi pedis, sedangkan gerakan Eversion adalah gabungan dari gerakan abduksi dan pronasi. Inversion maksimal dapat dicapai apabila pedis berada dalam posisi planta flexi, dan Eversion maksimal dapat dilakukan pada posisi pedis yang dorsoflexi. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan Inversion dan eversion adalah :

a. bentukb. ligamentum calcaneofibulare dan ligamentum deltoideum.

Axis pronationis et supinationis melewati os talus dan os naviculare dengan arah yang miring dari caudo-lateral ke cranio-medial.

Otot yang berperan pada gerakan Inversion adalah m.tibialis anterior dan m.tibialis posterior.

Gerakan Eversion dilakukan oleh m.peroneus longus, m.peroneus brevis dan m.peroneus tertius.

Kedua gerakan tadi penting artinya bilamana berjalan pada lantai yang tidak datar (bergelombang).

6. MIDTARSAL JOINTArticulus ini terdiri dari dua bagian, yang pertama dibentuk oleh os

cubeideum dengan os calcaneus, yang kedua dibentuk oleh os talus dengan os naviculare.

Articulatio CALCANEOCUBOIDEA terletak transversal menyilang pedis dan berada pada satu garis dengan Articulatio TALONAVICULARIS. Kedua articulus ini membantu gerakan inversi, eversi, plantar flexi dan dorsoflexi. Pada persendian ini terdapat 4 buah ligamenta, yaitu (a) ligamentum calcaneo naviculare plantare, (b) ligamentum bifurcatum, (c) ligamentum plantare longum dan (d) ligamentum calcaneocuboideum plantare.

7. PERSENDIAN INTERTARSALIS LAINNYA, ARTICULATIO TARSOMETATARSALES dan ARTICULATIO INTERTARSALIS

Persendian antara os naviculare dengan ketiga buah os cuneiforme, persendian antara sesama os cuneiforme, persendian antara os cuniforme intermedia dan os cuneiforme laterate dengan basis ossis metatarsalis II dan III, persendian antara sesama basis ossis metatarsalis II – IV dan persendian antara os cuneiforme laterate dengan os cuboideum, masing-masing persendian tersebut mempunyai cavum articulare tersendiri.

Terdapat sebuah cavum articularis bagi persendian antara os cuboideum dengan basis ossis metatarsalis IV – V dan bagi persendian antara

125

Page 126: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

basis metatarsalis IV – V. Juga terdapat sebuah cavum articularis lainnya bagi persendian antara os cuneiforme mediale dengan basis metatarsalis I.

Semua persendian tersebut tadi mempunyai ligamentum plantaris dan ligamentum dorsalis serta ligamentum interosseus.

Ligamentum plantaris adalah lebih tebal daripada ligamentum dorsalis. Ligamentum interosseum terdapat di antara sesama os cuneiforme, di antara basis ossis metatarsalis satu sama lainnya dan di antara os cuneiforme I – II – III dengan basis ossis metatarsalis. Ligamentum interosseum letaknya lebih dekat ke arah plantaris daripada ke arah dorsalis, dan membantu mempertahankan arcus pedis.

Gerakan yang ada hanya gerakan menggelincir yang sangat terbatas.

8. ARTICULATIO METATARSOPHALANGEALIS dan ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS

Articulatio METATARSOPHALANGEALIS berbentuk ellipsoidea dan berkaitan dengan gerakan plantar flexi dan dorsiflexi.

Articulatio INTERPHALANGEALIS mempunyai bentuk condyloidea.Gerakan dorsiflexi pada Articulatio METATARSOPHALANGEALIS adalah

lebih luas daripada gerakan plantar flexi. Hal yang sebaliknya terjadi pada Articulatio INTERPHALANGEALIS.

M.extensor hallucis longus, m.extensor difitorum longus dan m.extensor digitorum brevis berperan pada Articulatio Metatarsophalangealis yang menghasilkan gerakan Dorsi Flexi.

Gerakan Dorsiflexi di mana jari I kaki difiksasi dan badan seluruhnya bergerak pada Articulatio Metatarsophalangealis adalah sangat penting dalam berjalan.

Gerakan Plantarflexi dilakukan oleh mm.lumbricales dan mm.interossei, dan dibantu oleh m.flexor digitorum longus, m.quadratus plantae (=m.flexor accessories) dan m.flexor digitorum brevis.

Gerakan Abduksi dan Adduksi pada articulatio metatarsophalangealis terjadi pada axis longitudinalis jari II. Pada gerakan Adduksi ibu jari bergerak mendekati jari II, dilakukan oleh m.adduktor hallucis, dan gerakan Abduksi ibu jari dilakukan oleh m.abductor hallucis.

Gerakan Dorsiflexi pada Articulatio INTERPHALANGEALIS jari I dilakukan oleh m.extensor hallucis longus.

Flexi jari I pada articulatio INTERPHALANGEALIS dilakukan oleh m.flexor hallucis longus.

ARTICULATIONES VERTEBRALIS

1. ARTICULATIO INTERVERTEBRALISTerdiri atas dua tipe, yaitu (a) tipe Vertebralis dan (b) the Limb type (=

synovial Joint)

a. Tipe Vertebralis terdiri atas bentuk Symphysis dan Syndesmosis.

126

Page 127: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Bentuk SYMPHISISBerada pada linea mediana, seperti symphysis osseum pubis, antara

manubrium sterni dan corpus sterni. Berada di antara corpus vertebrae, dipisahkan antar corpus vertebrae (difiksasi) oleh Discus intervertebralis, dan juga difiksasi oleh ligamentum longitudinale anterius dan ligamentum longitudinale posterius, berada mulai dari Sacrum sampai di Basi-occiput.

Discus intervertebralis dibentuk oleh anulus fibrosus yang berada di bagian superficial dan nucleus pulposus di bagian profunda (membentuk inti). Berada di sepanjang columna vertebralis, mulai dari (antara) vertebra cervicalis 2 – 3. Bentuknya paling tipis di regio Thorax dan paling tebal pada regio Lumbal. Bagian anterior dari discus intervertebralis adalah tebal di bagian anterior pada regio Cervical dan Lumbal. Struktur berubah mengikuti usia. Secara keseluruhan panjang discus intervertebralis adalah ¼ dari columna vertebralis. Discus intervertebralis berfungsi sebagai shock-absorbing dan memfiksasi corpus vertebrae.

Ligamentum longitudinale anterius melekat pada tepi anterior corpus vertebrae dan discus intervertebralis. Bentuk lebar besar dan kuat.

Ligamentum longitudinal posterius melekat pada tepi dorsal corpus vertebrae, yaitu pada permukaan canalis vertebralis. Bentuk kecil, lemah dan ujung cranial menjadi membrana tectoria.

Syndesmosis VertebralisTerdapat empat buah ligamenta:

a) Ligamentum FLAVUM, terdapat antar lamina vertebralis, membantu gerakan (extensi sesudah flexi), kuat di regio lumbalis.

b) Ligamentum INTERSPINALE, terdapat antar processus spinosus.c) Ligamentum SUPRASPINALE, terdapat antar ujung processus spinosus, di

regio cervicalis menjadi Ligamentum Nuchae.d) Ligamentum INTERTRANSVERSUM, terdapat antar processus

transversum, lemah.

b. SYNOVIAL JOINTDibentuk antar processus articularis. Menghasilkan gerakan flexi, extensi,

lateroflexi dan rotasi. Gerakan yang paling luas berada pada regio cervicalis dan lumbalis.

FUNGSI COLUMNA VERTEBRALIS :1) Transmisi Gaya Berat Badan2) Tempat melekat otot-otot truncus dan extremitas3) Gerakan tubuh

2. JUNCTURA COSTOVERTEBRALISArticulus antara costa dengan vertebra thoracalis terdapat pada dua tempat,

yaitu (1) antara capitulum costae dan corpus vertebrae dan (2) antara tuberculum costae dan processus transversus.

127

Page 128: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

1) ARTICULATIO COSTOVERTEBRALIS merupakan suatu articulus yang dibentuk oleh capitulum costae dengan corpus vertebrae. Pada umumnya setiap capitulum costae membentuk articulus dengan dua buah corpus vertebrae, dan pada articulus ini terdapat discus articulus, kecuali costa I, X, XI dan XII (masing-masing ini hanya dengan sebuah corpus vertebrae).

Pada articulus ini terdapat (a) ligamentum capituli costae radiatum, meluas dari capitulum costae menuju ke corpus vertebrae dan (b) ligamentum capituli costae interarticulare, yang membagi cavum articulare menjadi dua bagian.2) ARTICULATIO COSTOTRANSVERSARIA dibentuk oleh

tuberculum costae dengan processus transversus vertebrae thoracalis. Pada articulus ini terdapat beberapa ligamentum, yaitu:a) Ligamentum tuberculi costae, pendek, tebal dan kuat, berada di

antara ujung processus transversus vertebrae dan tuberculum costae.b) Ligamentum costotransversarium anterius, meluas dari collum costae

menuju ke arah cranial dan lateral, melekat pada processus transversus vertebrae di sebelah cranialisnya.

c) Ligamentum costotransversarium posteriu, lemah, berada di antara collum costae dan basis processus transversus vertebrae, arah serabut adalah cranio-medial.

d) Ligamentum colli costae, pendek, kuat, menghubungkan collum costae dengan processus transversus di sebelah caudalnya.

JUNCTURA COSTOSTERNALISDari ketujuh pasang costae verae hanya costa I yang berhubungan

dengan sternum secara synarthrosis, yaitu Synchondrosis sternocotalis costae I, sedangkan yang lain berhubungan secara diarthrosis pada articulations sternocostales. Articulatio sternocostalis costa II biasanya mempunyai dua buah cavum articularis yang terpisahkan oleh ligamentum interarticulare, yang menghubungkan ujung cartilago costae II dengan synchondrosis sternalis yang terdapat di antara manubrium sterni dan corpus sterni.

Articulationes interchondralis adalah hubungan secara diarthrosis antara tepi costa VI, VII dan VIII dan kadang-kadang costa IX dan X yang bersentuhan. Articulationes ini diperkuat oleh ligamentum interchondrales.

Vertebrae spuriae membentuk articulus dengan sternum secara synchondrosis.

STABILITAS TUBUH

KERJA PENGUNGKIT (= LEVER) PADA ALAT GERAKMempunyai tiga buah komponen, yaitu (1) articulus merupakan Titik

Penyokong, (2) otot sebagai Gaya dan (3) Beban adalah berat bagian yang digerakkan.

a) Titik penyokong terdapat di antara Gaya dan Beban. Gaya dan Beban mempunyai arah yang sama, misalnya artic.atlanto-occipitalis, Gaya adalah

128

Page 129: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

otot-otot tengkuk yang berada di sebelah posterior axis transversalis. Beban adalah berat kepala dengan titik beratnya terdapat di depan sumbu gerak tersebut.

b) Beban dan Gaya terdapat pada sisi yang sama terhadap Titik Penyokong, tetapi arah berlawanan, lengan Gaya lebih panjang daripada lengan beban. Contohnya adalah ketika menginjak lantai, Titik Penyokong adalah ujung pedis, Gaya adalah m.triceps surae yang berinsersi pada tubercalcanei sedangkan beban adalah berat badan yang menekan talus.

c) Beban dan Gaya terdapat pada sisi yang sama terhadap Titik Penyokong dengan arah yang bertentangan. Lengan Gaya lebih pendek daripada lengan Beban. Pengungkit macam ini terdapat banyak pada tubuh, misalnya art.humero-ulnaris, dalam hal ini Gaya adalah m.brachialis dan beban adalah berat antebrachium.

KESEIMBANGAN BADANPada sikap biasa titik berat badan berada di atas axis transversal yang

melalui kedua articulatio coxae. Jadi badan berada dalam Keseimbangan Labil karena titik berat terdapat di atas titik penyokong. Pada sikap ini panggul letaknya sedemikian rupa sehingga spina iliaca anterior superior dan tuberculum pubicum terdapat dalam satu bidang frontal, incisura acetabuli menghadap ke caudal, dan bidang yang melalui adirus pelvis membentuk sudut 60 derajat dengan bidang datar (= inclinatio pelvis = miring pelvis ).

Karena badan berada dalam keseimbangan labil maka keseimbangan itu mudah terganggu, dalam hal ini panggul dapat berputar ke ventral atau ke dorsal, artinya inclinatio pelvis membesar atau mengecil. Karena panggul melekat erat pada os sacrum, maka tiap gerak panggul bertambah miring ke ventral, inclinatio pelvis bertambah besar, maka columna verteblaris juga akan bergerak ke ventral. Dengan majunya columna verteblaris ke ventral maka keseimbangan badan terganggu dan badan akan terjatuh ventral. Untuk menghindari hal tersebut, badan melakukan koreksi dengan menambah pelengkungan lordosis lumbalis, artinya mengecilkan angulus lumbosacralis sehingga titik berat badan dipindahkan kembali ke dorsal. Sebaliknya jika miring panggul mengecil, jadi jika panggul memutar ke dorsal, maka columna vertebralis sebenarnya akan bergerak ke dorsal, tetapi hal itu dicegah oleh karena lordosis lumbalis merata, artinya angulus lumbodorsalis membesar. Jadi tiap pembesaran miring panggul mengakibatkan pengecilan angulus lumbodorsalis dan sebalaiknya tiap pengecilan miring panggul disertai dengan pembesaran angulus lumbodorsalis.

STATIK DAN MEKANIK GELANG PANGGULLengkung-lengkung penerus gaya.Berat badan yang membebani os sacrum dari cranial melalui articulatio

sacroiliaca diteruskan kepada kedua ossa coxae dan pada sikap berdiri beban itu dilanjutkan kepada os femur melalui articulatio coxae. Lengkung gaya ini dinamakan Acus sacrofemoralis. Gaya yang berjalan melalui arcus ini mencoba

129

Page 130: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

untuk mendorong acetabulum dan dinding lateral pelvis ke arah lateral, jadi mencoba untuk merenggangkan kedua ossa coxae. Namun gaya ini dilawan oleh sebuah gaya yang berjalan melalui ramus superior ossis pubis (= Arcus pubis) dan oleh ligamentum pada symphysis osseum pubis.

Pada sikap duduk beban berat badan diteruskan dari os sacrum melalui articulatio sacroiliaca kepada kedua ossa coxae dan selanjutnya kepada kedua tuber ischiadicum. Lengkung gaya ini disebut Arcus sacroischius. Gaya ini pun berhasrat untuk merenggangkan ossa coxae, tetapi medapat perlawanan dari gaya yang berjalan melalui ramus inferior ossis pubis dan ramus inferior ossis ischii, lengkung gaya ini disebut Arcus ishiopubicus.

PERASAT THOMASGerakan pada articulatio coxae dapat disembunyikan oleh gerak panggul.

Misalnya pada appendicitis acuta m.ilipsoas berkontraksi yang menyebabkan antefleksi articulatio coxae dexter, dan jika orang tersebut berbaring maka antefleksi itu menghilang yang disebabkan oleh karena panggulnya berputar ke anterior. Dengan demikian angulus lumbodorsalis mengecil (lordosis lumbalis bertambah melengkung) sehingga di daerah lumbal akan terbentuk suatu celah di antara columna vertebralis dan tempat tidur; tangan dapat dimasukkan di dalam celah tersebut (pada keadaan normal tangan tidak bisa disisipkan di antara pinggang dengan tempat tidur).

GEJALA TRENDELENBURGApabila salah satu extremitas diangkat (misalnya yang dexter) maka pelvis

di bagian tersebut (dexter) berhasrat akan turun oleh karena tidak ada sandarannya, namun hal itu tidak terjadi. Keadaan tersebut diatasi oleh berkontraksinya m.gluteus medius dan m.gluteus minimus pada pihak lain (pihak sinister). Bila pada suatu keadaan ada gangguan pada m.gluteus medius dan m.gluteus minimus (sinister) maka pelvis orang tadi akan turun dan segera diantisipasi oleh gerakan lateroflexi columna vertebralis ke arah yang sakit sehingga extremitas bagian yang sehat (dexter) tampak seolah-olah lebih panjang, dan orang tersebut akan jalan miring ke arah extremitas yang sakit.

ARCUS PEDISPedis tidak merupakan suatu bidang datar, melainkan melengkung

membentuk suatu arcus dengan titik tumpu di bagian dorsal dan anterior. Arcus tersebut mengarah ke arah longitudinal dan transversal, dan disebut Arcus Pedis Longitudinalis dan Arcus Pedis Transversalis. Arcus pedis transversalis berbentuk setengah arcus dan menjadi arcus penuh apabila kedua pedia diletakkan berdampingan. Titik tumpu di bagian dorsal adalah processus medialis tuberis calcanei dan di bagian aterior dibentuk oleh kedua ossa sesamoidea pada capitulum ossis metatarsalis I serta capituli ossium metatarsalium II – V. Dengan demikian pada bekas tapak kaki pada lantai akan tampak bahwa hanya tumit, daerah capituli ossium metatarsalium, jari-jari dan bagian lateral tapak kaki mengenai lantai. Bagian lateral pedis juga mengenai lantai oleh karena lengkung

130

Page 131: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

longitudinalis lateralis letaknya lebih rendah. Bagian medial tapak kaki tidak menyentuh lantai sebab arcus medial letaknya lebih tinggi. Pada Pes Planus sisi medial pedis menyentuh lantai.

Ada tiga factor yan mempengaruhi bentuk arcus pedis, yaitu:1. Ligamentum intersegmentalis,

memfiksir tulang-tulang yang membentuk arcus pedis.2. Ligamentum interpillaris, yang

menghubungkan (memfiksir) ujung-ujung arcus pedis3. Sengkang (strap) yang berada di

bagian inferior dari puncak arcus pedis dan melekat pada bangunan di luar arcus pedis.

Suatu gaya yang menekan arcus pedis akan menghasilkan gaya tangential yang arahnya mendatar pada kedua ujung arcus. Pada gaya tangential yang sama besarnya, maka gaya tangential itu akan lebih besar pada arcus yang rendah daripada yang tinggi. Gaya tangential ini mencoba untuk memperbesar jarak antara kedua ujung arcus, tetapi hal ini dilawan oleh ligamentum intersegmentalis dan ligamentum interpillaris. Ligamentum intersegmentalis dan ligamentum interpillaris yang berada di bagian yan cekung dari arcus (inferior) lebih kuat daripada yang berada di bagian yang cembung (superior).

Arcus Pedis Longitudinalis dibagi menjadi (1) Arcus Pedis Longitudinalis Medialis dan (2) Arcus Pedis Longitudinalis Lateralis.

Arcus Pedis Longitudinalis MedialisDibentuk oleh os calcaneus, os talus, os naviculare, ossa cuneiformia

I – III dan ossa metatarsalia I – III (dan phalanges jari I – III). Bagian yang tertinggi (puncak) dari arcus berada pada batas 1/3 bagian dorsal dan 2/3 bagian anterior arcus, yaitu di antara os calcaneus dan os naviculare. Sebagai ligamentum intersegmentalis ialah ligamentum calcaneonaviculare, ligamentum cuneonaviculare dan ligamentum cuneometatarsalia. Bertindak sebagai ligamentum interpillaris adalah aponeurosis plantaris dan m.abductor hallucis dan m.digitorum brevis. Aponeurosis palmaris adalah suatu fascia yang kuat yang terletak pada permukaan tapak kaki menutupi otot-otot pada planta pedis, terbentang diantara calcaneus dan articulatio metatarsophalangealis. Sengkang pada arcus ini adalah tendo m.tibialis posterior, yang berjalan di sebelah profunda ligamentum calcaneonaviculare pada puncak arcus.

Arcus Pedis Longitudinalis LateralisDibentuk oleh os calcaneus, os cuboideum, dan ossa metatarsalia IV – V

(dan phalanges jari IV – V). puncak arcus dibentuk oleh os cuboideum dan pada tempat ini berjalan tendo m.peroneus longus. Ligamentum intersegmentalis dibentuk oleh ligamentum plantare longum dan ligamentum calcaneocuboideum plantare. Sebagai ligamentum interpillaris ialah aponeurosis plantaris, m.abductor

131

Page 132: Diktat Musculosceletal

BAGIAN ANATOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

digiti quinti dan m.flexor digitorum brevis. Sengkangnya adalah tendo m.peroneus longus yang berjalan di bagian inferior puncak arcus, di caudalis os cuboideum.

Arcus Pedis TransversalisArcus ini hanya dipertahankan oleh ligamentum intersegmrntalis dan

ligamentum interpillaris, sedangkan tidak ada sengkang. Ligamentum intersegmentalis dibentuk oleh ligamentum yang memfiksir os naviculare pedis, os cuboideum, ossa cuneiformia dan basis ossium metatarsalium. Ligamentum interpillaris dibentuk tendo m.tibialis posterior dan m.peroneus longus, dan merupakan faktor yang paling utama untuk mempertahankan arcus pedis transversalis.

SIKAP BADANAda tiga macam Sikap Badan, sebagai berikut:

1. SIKAP BIASA, pada sikap ini miring panggul adalah 60 derajat dan badan berada dalam keseimbangan labil oleh karena titik berat badan terletak di atas sumbu lintang yang melalui kedua articulatio coxae yang merupakan titik penyokong badan. Titik berat badan dan axis lintang itu terletak dalam satu bidang frontal bersama-sama dengan pertengahan sendi kepala, articulatio humeri, articulatio genu dan articulatio talocruralis. Pada sikap ini tidak ada otot yan bekerja karena badan sudah berada dalam keadaan keseimbangan.

2. SIKAP ISTIRAHAT, pada sikap ini panggul diputar kedorsal sebanyak kira-kira 25 derajat sehingga ligamentum iliofemorale menjadi tegang. Titik berat badan terletak di sebelah dorsal sumbu lintang pangkal paha. Garis berat badan berjalan di sebelah dorsal articulatio coxae, disebelah anterior articulatio genu dan memotong pedis pada tempat yang tertinggi dari talus. Pada sikap ini juga tidak ada otot yan berkontraksi oleh karena berat badan digantungkan pada ligamentum iliofemorale, jadi ligamentum ini yang menahan berat badan.

3. SIKAP MILITER, pada sikap ini pelvis diputar ke anterior dan angulus lombosacalis mengecil. Titik berat badan terdapat di sebelah anterior sumbu lintang pangkal paha. Garis berat berjalan di anterior articulatio coxae, articulatio genu dan articulatio talocruralis. Keseimbangan tercapai oleh kontraksi mm.erector trunci, m.gluteus maximus, mm.ischiocrurales, m.gastrocnemius dan m.soleus.

end

132