Diksi 1

17

Click here to load reader

Transcript of Diksi 1

Page 1: Diksi 1

DIKSI

A. Pendahuluan

Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern

dan mobilitas posisional. Maksudnya, kata memiliki komposisi tertentu, baik

secara fonologis maupun morfologis, dan secara relatif memiliki distribusi yang

bebas, yaitu dapat digunakan sesuai dengan kepentingan. Kata-kata itu dapat

ditata dalam suatu konstruksi yang lebih besar sesuai dengan kaidah-kaidah

sintaksis suatu bahasa.

Konstruksi yang demikian akan terlihat dalam proses komunikasi, akan

tetapi yang sangat penting dari penataan kata-kata itu ialah pengertian (sense)

yang tersirat dari penggunaan kata tersebut. Dengan demikian, setiap orang yang

terlibat dalam komunikasi akan dapat saling memahami dan aktivitas komunikasi

akan berjalan dengan baik dan lancar.

Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa tiap kata mngungkapkan suatu

gagasan atau ide. Artinya, kata merupakan media penyalur gagasan, hal ini

sejalan dengan uraian Keraf yang menyatakan bahwa semakin banyak kata yang

dikuasai seseorang, semakin banya ide atau gagasan yang dikuasai dan yang

sanggup diungkapkannya.

Memang harus diakui, dewasa ini ada kecenderungan orang semakin 

mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara

pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya

penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita

berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam

penggunaan kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang

baik ihwal penggunaan diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan

mungkin vital, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam

berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata maupun kalimat dalam praktik berbahasa

sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau

1

Page 2: Diksi 1

kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca

atau pendengarnya.

Salah satu persyaratan yang perlu dan mendesak dalam berbicara atau

menulis adalah diksi (pilihan kata). Pilihan kata termasuk dalam ilmu semantik

(semansiologi), yaitu ilmu yang mempelajari  makna kata. Dalam memilih kata,

pembicara/penulis dituntut untuk berhati-hati dengan cara sering melihat kamus

itu jika sebuah kata kurang dipahami maksudnya. Dalam memilih kata, ada dua

persyaratan yang dituntut oleh pembicara/penulis, yaitu ketetapan dan kesesuaian.

Ketetapan artinya kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan dengan tepat apa

yang ingin diucapkan. Ungkapan tersebut harus dapat dipahami oleh

pendengar/pembaca dengan tepat. Kesesuaian artinya tafsiran pendengar/penulis

sesuai dengan tafsiran pembicara/penulis.

B. Pengertian Diksi

Diksi ialah pilihan kata. maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk

menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik

dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.1

Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan

gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih

umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara jelas sehingga setiap

kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas

terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada

pemilihan kata dan gaya.

Adapun menurut tokoh Gorys Keraf (2002) mengemukakan poin-poin

penting tentang diksi.

Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata–kata mana yang harus

dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan

1Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,2010), hlm. 28

2

Page 3: Diksi 1

kata–kata yang tepat atau menggunakan ungkapan–ungkapan, dan gaya mana

yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat

nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan

untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang

dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa

sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang

dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan

kata yang dimiliki suatu bahasa.2

Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat

dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga

diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak

bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya,

termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.

Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada

dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan

dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang

sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja

menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat

yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema

penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek

agar sesuai.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepea

apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu

pemilihan kata harus pula sesuai dengan situasi dan tempat  penggunaan kata-kata

itu.

2Ramlan A.Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2007), hlm. 77

3

Page 4: Diksi 1

Menurut Wikipidea, Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada

pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti

"diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasikata - seni berbicara jelas

sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan

ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,

daripada pemilihan kata dan gaya.3

Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada

dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan

dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang

sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja

menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat

yang berbeda.

Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting

sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar

sesuai.

Di dalam karangan ilmiah, kata yang digunakan harus berbentuk formal

dan digunakan secara konsisten (taat asas). Oleh karena itu, pilihan kata dalam

penulisan karangan ilmiah harus baik dan benar, sehingga makna yang diacunya

tepat dan jelas.

Diksi merupakan pemilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh

efek tertentu dalam bahasa lisan dan tulisan. Untuk mendapatkan efek tertentu itu,

seseorang yang akan berbicara atau menulis harus memilih kata yang dapat

mewakili gagasannya dengan tepat. Disamping itu, ia juga memerlukan

kemampuan untuk membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan yang

disampaikan dan menemukan kata yang sesuai dengan konteks pemakaiannya.

Contoh :

3http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi .

4

Page 5: Diksi 1

1. Kata pahit bersinonim dengan kata getir. Ketika ingin menggunakan kedua

kata tersebut kita harus memperhitungkan konteksnya kata pahit dan getir

berterima pada konstruksi pengalaman yang pahit dan pengalaman yang

getir, tetapi tidak berterima pada konstruksi obat itu getir.

2. Kata meneliti, menyelidiki, dan mendiagnosis secara praktis mengacu kepada

aktifitas yang hampir sama, akan tetapi ketiga kata tersebut tidak bisa saling

menggantikan. Maksudnya, masing-masing kata memiliki penggunaan yang

berbeda sesuai dengan nuansa makna yang dikandungnya. Kata meneliti

digunakan untuk menyebut aktifitas yang terencana, sistematis, dan

menggunakan metode ilmiah. Hasil dari aktivitas ini dikomunikasikan dalam

bentuk tertulis yang disebut dengan laporan penelitian.

Kata menyelidiki digunakan untuk menyebut aktifitas yang mengacu

kepada upaya-upaya  mencari bukti-bukti yang mendukung pernyataan seseorang.

Aktivitas ini dilakukan oleh orang-orang yang berwenang menangani kasus

hokum, seperti polisi. Produk dari aktivitas ini dikenal dengan hasil penyelidikan.

Kata mendiagnosis terkait dengan aktivitas para medis-dokter-yang

dilakukan atas dasar keluhan fasiennya. Aktivitas itu dilakukan dalam rangka

menyimpulkan jenis penyakit yang diderita fasien melalui gejala-gejala yang

dirasakan pasiennya atau indikator-indikator lain yang terlihat dari fisik pasien.

Hasil dari aktivitas ini dikenal dengan diagnosis.

C. Syarat-Syarat Pemilihan Kata

1. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.

Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif

adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna

denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang

bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.

5

Page 6: Diksi 1

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai

akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan

pada sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti

untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman.

Contoh lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban,

sedangkan makna denotative adalah kamar yang kecil.4

2. Makna Umum dan Makna Khusus

Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah

kata yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata

umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus,

koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata

khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.5

3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak

Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra.

Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan

kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra.

Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan

gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan

yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada

suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam

menyampikan gagasan penulis.6

4. Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai

makna yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah

mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik

yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.

4Zaenal Arifin, Op.cit., hlm. 28. 5Mahmudah dan Fitriyah ZA, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: FiTK Press, 2007),

hlm. 836Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), hlm. 32

6

Page 7: Diksi 1

5. Kata Ilmiah dan Kata Populer

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan

oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah

seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu

digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa

digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.

Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.

Kata Ilmiah:                            Kata Popular:

Analogi                                   kiasan

Final                                        akhir

Diskriminasi                            perbedaan perlakuan

Prediksi                                   ramalan

Kontradiksi                             pertentangan

Format                                     ukuran

Anarki                                     kekacauan

Biodata                                   biografi singkat

Bibliografi                               daftar pustaka

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-

ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita. Agar menghasilkan

cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.

2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara

tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan

dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa

pembaca.

3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-

kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.

7

Page 8: Diksi 1

Contoh paragraf:

1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana

sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore.

Kamipun pulang tak lama kemudian.

2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai.

Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah

disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang

berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan

kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang

dengan hati senang.

Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam

pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena

enak dibaca dan tidak membosankan.

D. Fungsi Diksi Dalam Kalimat

Diksi dalam kalimat adalah pilihan kata yang tepat untuk ditempatkan

dalam kalimat sesuai makna, kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud

atau gagasan. Makna kata itu secara leksikal banyak yang sama, tetapi

penggunaanya tidak sama. Seperti kata penelitian, penyelidikan. Kata-kata

tersrbut bersinonim (mempunyai arti yang sama), tetapi tidak bisa ditempatkan

dalam kalimat yang sama. Contoh dalam kalimat:

1. Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan penelitian untuk membuat karya

ilmiah sebagai tugas akhir dalam studinya

2. Penyelidikan kasus penggelapan uang negara sudah dimulai

3. Berdasarkan pengamatan saya situasi belajar di kelas A cukup kondusif

4. Berdasarkan hasil penyidikan polisi, ditemukan fakta-fakta yang memperkuat

dia menjadi tersangka

8

Page 9: Diksi 1

Keempat kata dalam kalimat-kalimat itu tidak bisa ditukar. Seandainya

ditukar, tidak akan sesuai sehingga akan membingungkan pendengar atau

pembaca. Dari segi kesopanan, kata mati, meninggal, gugur, mangkat, wafat, dan

pulang ke rahmatullah,dipilih berdasarkan jenis mahluk, tingkat sosial, dan waktu.

Contoh:

1. Kucing saya mati setelah makan ikan busuk

2. Ayahnya meninggal tadi malam

3. Pahlawanku gugur di medan laga

4. Beliau wafat 1425H

Frase biasa dipakai dalam bewara kematian di surat kabar, seperti”…telah

pulang ke rahmatullah kakek Jauhari….”. dari segi makna, kata islam dan muslim

sering salah penggunaanya dalam kalimat. Kita pernah mendengar orang berkata,

“Setelah menjadi Islam dia rajin bersedekah”. Seharusnya, “Setelah masuk Islam

dia rajin bersedekah”. Kalau mau menggunakan kata menjadi maka selanjutnya

harus menggunakan kata muslim. Contoh, “Setelah menjadi muslim dia rajin

bersedekah”. Islam adalah nama agama yang berarti lembaga, sedangkan muslim

adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi dapat dipasangkan dengan

orangnya dan kata masuk tepat dipasangkan dengan lembaganya. Berikut  ini

adalah Fungsi Diksi:

1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak

resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

4. Menciptakan suasana yang tepat.

5. Mencegah perbedaan penafsiran.

6. Mencegah salah pemahaman.

7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.7

E. Kesimpulan

7Ramlan A Gani, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2011)., hlm.111-112

9

Page 10: Diksi 1

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang

tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga

diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak

bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya,

termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.

Dalam memilih kata karena itu merupakan kunci utama pengarang dalam

menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga

merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat di baca ,

serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat

apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.

Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan

kata–kata itu.

Dalam memilih kata, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang

menjadi syarat dari Diksi, yaitu :

1. Ketepatan dalam pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan

benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca.

2. Kesesuaian pemilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi

pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

10

Page 11: Diksi 1

Arifin, Zaenal. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,2010.

Gani, Ramlan A. Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta : FITK Press.2011.

Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: FITK Press, 2007.

http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi.

Mahmudah dan Fitriyah ZA. Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: FiTK Press, 2007

Tasai, Amran. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2010.

11