Diksi Dan Istilah

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memang harus diakui, saat ini ada kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, kalimat, serta paragraf. Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik penggunaan diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata sesungguhnya kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya. Salah satu persyaratan yang perlu dalam berbicara atau menulis adalah diksi (pilihan kata). Pilihan kata termasuk dalam ilmu semantik (semansiologi), yaitu ilmu yang mempelajari makna kata. Dalam memilih kata, pembicara/penulis dituntut untuk berhati-hati dengan cara sering melihat kamus itu jika sebuah kata kurang dipahami maksudnya. Dalam memilih kata, ada dua persyaratan yang 1

description

materi kuliah bahasa indonesia

Transcript of Diksi Dan Istilah

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMemang harus diakui, saat ini ada kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, kalimat, serta paragraf.Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik penggunaan diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata sesungguhnya kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.Salah satu persyaratan yang perlu dalam berbicara atau menulis adalah diksi (pilihan kata). Pilihan kata termasuk dalam ilmu semantik (semansiologi), yaitu ilmu yang mempelajari makna kata. Dalam memilih kata, pembicara/penulis dituntut untuk berhati-hati dengan cara sering melihat kamus itu jika sebuah kata kurang dipahami maksudnya. Dalam memilih kata, ada dua persyaratan yang dituntut oleh pembicara/penulis, yaitu ketetapan dan kesesuaian. Ketetapan artinya kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diucapkan. Ungkapan tersebut harus dapat dipahami oleh pendengar/pembaca dengan tepat agar terjadikesesuaian. Kesesuaian artinya tafsiran pendengar/penulis sesuai dengan tafsiran pembicara/penulis.Oleh karena itu dalam makalah ini, kami berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan diksi?2. Bagaimana persyaratan diksi?3. Apa yang dimaksud dengan istilah?4. Apa saja pengelompokan dari makna di dalam bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan1. Mendeskripsikan pengertian diksi.2. Mendeskripsikan tentang syarat-syarat diksi.3. Mendeskripsikan tentang istilah.4. Menjabarkan makna di dalam bahasa indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Diksi (Pilihan kata)Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Sedangkan pengertian dari istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu dan memberikan suatu pengertian. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti diksi yang lebih umum digambarkan dengan kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, dar ipada pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang.Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang,tulis menulis dan tutur sapa.2.2 Fungsi Diksi Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,resmi, tidakresmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar. Menciptakan suasana yang tepat. Mencegah perbedaan penafsiran. Mencegah salah pemahaman. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

2.3 PersyaratanDiksiAda dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :a) Kaidah kelompok kata/ frase, b) Kaidah makna kata, c) Kaidah lingkungan sosial, d) Kaidah karang-mengarang.

A. pilihan kata/diksi yang tepat, seksama, lazim dan benar.1) TepatContohnya : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.2) SeksamaContohnya : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak seksama.3) LazimLazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya.B. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.I. JENIS MAKNABerdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:1. Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku2. Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi(pengulangan), dan komposisi(pemajemukan). Contoh :Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor Adik mengotori lantai itu.Proses reduplikasi pada kata kacang Kacang-kacangan merupakan salah satu sumber protein nabati.Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin Ia bekerja di rumah sakit bersalinBerdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:1. Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.Contoh : Kepala: organ tubuh yang letaknya paling atasBesi: logam yang sangat keras2. Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.Contoh : Ibu kota : pusat pemerintahanIbu jari : jari yang paling besar atau jempolJamban : kamar kecilBerdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :1. Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang konkret.Contoh : meja, baju, membaca, menulis2. Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang konkret.Contoh : baik, indah, sedih, gembira

II. PERUBAHAN MAKNABerdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas. 1. Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.Misalnya:KataDulusekarang

BerlayarMengarungi laut dengan memakai kapal layarMengarungi lautan dengan alat apa saja

Putera-puteriDipakai untuk sebutan anak-anak rajaSebutan untuk semua anak laki-laki dan perempuan

2. Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makana dahuluKataDuluSekarang

SekarangSebutan untuk semua orang cendikiawanGelar untuk orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi

MadrasahSekolahSekolah yang mempelajari ilmu agama Islam

Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas: 1. Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.Contoh: Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.2. Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah. Arti baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti sebelumnya.Contoh: Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya Kata bini sekarang dirasakan kasar

III. PERGESERAN MAKNAPergeseran makna dibedakan atas 2 macam:a. Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.Contoh:- Tasya menyikat giginya sampai bersih- Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itub. Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.Contoh:- Sayur itu rasanya pedas sekali- Kata-katanya sangat pedas didengar.

IV. RELASI MAKNAA.Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.Contoh : Bisa berarti1).Dapat, sanggup 2) racun Buku berarti 1) Kitab 2) antara ruas dengan ruasB.Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.Contoh: Teras(inti) dengan teras(halaman rumah) Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil) Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)C.Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan artiContoh: Bang dengan bank Masa dengan massaD.Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.Contoh: Pintar dengan pandai Bunga dengan kembang

Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :1. Pengaruh bahasa daerahContoh : Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.Kata rindu bersinonim dengan kata kangen2. Perbedaan dialek regionalContoh : Handuk bersinonim tuala , selop bersinonim seliper 3. Pengaruh bahasa asingContoh : kolosal bersinonim besar , aula bersinonim ruangan , realita bersinonim kenyataan .4. Perbedaan dialek sosialContohnya : suami bersinonim laki , istri bersinonim bini , mati bersinonim wafat.5. Perbedaan ragam bahasaContohnya : membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya.6. Perbedaan dialek temporalContohnya : hulubalang bersinonim komandan , kempa bersinonim stempel , peri bersinonim hantu .E.Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.

Contoh: Tua- muda Besar kecil Luas sempitF.Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing berartibanyak dan tanda. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki banyak makna.Contoh: Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya. Kata kaki yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia tetapi dapat juga kaki meja yang menahan meja.

C. Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial KataDiksi harus selalu diperhatikan lingkungan pemakian kata-kata. Dengan membedakan lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat dan mengena. Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan :a) Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolekContoh: Kata- kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat kita bedakan penggunaanya di dalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat tingkat sosialnyab) Daerah/geografi yang mengakibatkan dialekContoh: Kata-kata bis,kereta, dan motor kita bedakan penggunaanya berdasarkan geografinyac) Formal/nonformal yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak bakuContoh: Kata tersangka, terdakwa, dan tertuduh kita bedakan berdasarkan maknanya.d) Umum dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.- Makna Umum( hipernim) adalah makna yang cakupannya luas.Contoh: bunga, bulan, hewan, kendaraan- Makna khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya sempit atau terbatas.Contoh:HipernimHiponim

MelihatMenengok,menatap, melirik,menjenguk,melotot

BungaMelati, Anggrek, Sedap Malam

BulanJanuari,Februari, Maret

HewanAyam, Burung, kambing

D. Pilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pilihan kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap, pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar pembaca.Contoh :1. Terdiri dari, terdiri dalam, terdiri atas2. Ditemani oleh, ditemani dari, ditemani dengan3. Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia memanggil kekasihnya melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan berbelit-belit)4. Tidak semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita, KISS, dan kelompencir.Kata Ilmiah ,Kata Populer, Kata Jargon dan Slang1. Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.2. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.Kata Ilmiah: Kata Popular:Analogi kiasanFrustasi rasa kecewaFinal akhirDiskriminasi perbedaan perlakuanPrediksi ramalanKontradiksi pertentanganFormat ukuranAnarki kekacauanBiodata biografi singkatBibliografi daftar pustaka

1. Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb). Contohnya:, populasi, volume, abses, H2O,dan sebagainya.2. Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa. Contoh Slang : asoy, manatahan dan sesuatu ya .

Pilihan Kata dan Penggunaanya1. Kata dari dan daripadaContoh :- Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)- Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)- Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)2. Kata pada dan kepadaContoh : Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)- Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)3. Kata di dan keContoh : Atik sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)- Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)4. Kata dan dan denganContoh : Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin- Ibu memotong kue dengan pisau5. Kata antar dan antaraContoh : Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)-Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.2. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.3. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.4. Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.5. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.6. Kata makna bersinonim Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.7. Homonim artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama.8. Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna.9. Homograf adalah Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna.

B. KRITIK DAN SARANa. KritikPada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik danbenar dalamkomunikasinyasehari-hari,masyarakatseringterdikteoleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.

b. Saran Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan.Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain akronim),begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi ) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.Sulistroyini, A. 2009. Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

1