perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA...

97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH PASCA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: ERLANGGA PATI KAWA F 0307009 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH PASCA

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH

(Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

ERLANGGA PATI KAWA

F 0307009

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH PASCA

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH

(Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia)

Surakarta, 29 Desember 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing Skripsi

Drs. Hanung Tiatmoko, M.Si.,Ak.

NIP. 19661028 199203 1 001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diterima dan disetujui oleh tim penguji skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 (Strata Satu)

Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2011

Tim Penguji Skripsi

1. Dra. Y. Anni Aryani, M.prof, Acc.,Ph.D., Ak. (.................................)

NIP. 19650918 199203 2 002 Ketua

2. Drs. Hanung Tiatmoko, M.Si.,Ak. (.................................)

NIP. 19661028 199203 1 001 Pembimbing

3. Dra. Falikhatun, M.Si.,Ak. (.................................)

NIP. 19681117 199403 2 002 Anggota

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Seorang ayah yang bernama Setyobudi dan seorang

ibu yang bernama Nanik Iriani. Terima kasih atas

didikan, kasih sayang dan perhatian yang telah

diberikan.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Kita tidak akan sampai kepada fajar, kecuali melalui malam.

(Kahlil Gibran)

Kita hanya hidup sekali, tetapi jika kita menjalaninya dengan benar, sekali berarti cukup. (Joe E. Lewis)

Hidup penuh dengan pilihan, Pilih dan jalani, jangan pernah tengok ke

belakang, karena yang ada nantinya hanyalah penyesalan. (Penulis)

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Swt., Tuhan Sekalian Alam, atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada hentinya dikaruniakan kepada kita semua. Semoga

kita termasuk hambaNya yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah

Ia berikan, dan bersabar ketika menghadapi cobaan. Sholawat dan salam semoga

senantiasa tercurahlimpahkan kepada junjungan kita, Rasul dan Nabi Muhammad

Saw., yang telah menjadi suritauladan umat manusia. Semoga kita termasuk umat

yang selalu menjaga Sunnah-sunnah beliau. Atas rahmat dan ridha Allah Swt.,

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik

Kemakmuran Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Pasca

Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah (Studi pada Pemerintah

Kabupaten/Kota di Indonesia)” dengan baik guna memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat beberapa

hambatan yang dihadapi. Namun dengan dukungan, bantuan, serta bimbingan dari

berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

2. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Pembimbing Skripsi, yang

telah banyak membantu dengan tulus memberikan bimbingan dan arahan

dalam penulisan skripsi ini.

4. Dra. Y. Anni Aryani, M.prof, Acc.,Ph.D., Ak.dan Dra. Falikhatun,

M.Si.,Ak. selaku penguji skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan.

6. Papa dan Mama tercinta atas kasih sayang, motivasi, serta doanya yang

tulus dan ikhlas yang senantiasa diberikan tanpa mengenal henti.

7. Dik Amanda, adikku tersayang, ingatlah bahwa hasil yang sempurna

selalu didapat dari buah perjuangan yang tidak mudah.

8. Sofia Agustina, terima kasih atas semangat dan doanya. Takkan kau

sadari bahwa senyuman lembutmu merupakan suntikan semangat untuk

jalani hari-hariku.

9. Pak Halim, Mas Agnes, Cuwie, Jarmiatun, dan Bimo, terimakasih atas

pengalaman magang kerja yang tak akan saya jumpai di bangku kuliah.

10. KTB (adi, angga, ayu, nani, irla, ndoki, dan rudi), thanks buat

persahabatan yang indah ini, aku bakal kangen touring pake avanza

sewaan lagi bersama kalian.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

11. Temen-temen HMJA, thanks buat pengalaman organisasi yang telah

banyak merubah saya menjadi sosok yang lebih dewasa dalam berpikir,

berkata, dan bertindak. Who is the best? Accounting society!

12. Patrner terbaikku dalam penelitian ini, Hernani Maryulianti, jujur kamu

selalu membuat tidurku tak nyenyak, namun melihat akhir dari perjuangan

kita ini akhirnya aku hanya bisa berucap terimakasih. Makasih ya, darl.

13. Pak Timin dan seluruh staf serta karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta., terimakasih tak henti-hentinya saya ucapkan

atas bantuannya selama ini.

14. Rekan-rekan personil AGEN 007 (Accounting Generation 2007), terima

kasih atas kebersamaan yang selama ini terjalin. Ingat selalu semboyan

kita, “Tahun berapa pun kita lulus, ingat slalu Tahun berapa kita masuk,

We are 2007, The agent of change.”

15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Mohon maaf, karena satu dan lain hal, tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki beberapa kelemahan. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik membangun yang

berguna dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... ii

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................... 8

1. Otonomi Daerah ........................................................... 9

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

a. Pengertian Otonomi Daerah .................................... 9

b Tujuan Otonomi Daerah .......................................... 10

c. Dasar Hukum Otonomi Daerah ............................... 11

2. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) .......... 12

a. Laporan Realisasi Anggaran ................................... 14

b. Neraca ..................................................................... 19

c. Laporan Arus Kas ................................................... 21

d. Catatan Atas Laporan Keuangan ............................ 22

3. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah .......................... 24

a. Rasio Kemandirian .................................................. 26

b. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah ............. 27

c. Rasio Efisiensi ......................................................... 28

d. Rasio Keserasian (aktivitas) .................................... 28

4. Pertumbuhan Ekonomi Daerah .................................... 29

B. Kerangka Pemikiran ............................................................ 32

C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ........... 34

1. Pengaruh Rasio Kemandirian sebagai Alat Ukur

Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 34

2. Pengaruh Rasio Efektivitas PAD sebagai Alat Ukur

Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 35

3. Pengaruh Rasio Efisiensi Anggaran sebagai Alat Ukur

Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 35

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

4. Pengaruh Rasio Keserasian Belanja Operasional

sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi ................................................. 36

5. Pengaruh Rasio Keserasian Belanja Modal sebagai

Alat Ukur Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi ....................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ................................................................. 39

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ............................. 39

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 40

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................. 41

1. Variabel Independen .................................................... 41

2. Variabel Dependen ....................................................... 44

E. Metode Analisis Data .......................................................... 45

1. Statistik Deskriptif ....................................................... 46

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 46

a. Uji Normalitas ......................................................... 46

b. Uji Multikolonieritas ............................................... 47

c. Uji Autokorelasi ...................................................... 47

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................ 48

3. Uji Hipotesis ................................................................ 50

a. Model Regresi ......................................................... 50

b. Uji Koefisien Determinasi ...................................... 50

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

c. Uji Signifikansi Parameter Individual ..................... 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data ...................................................................... 52

1. Seleksi Sampel ............................................................. 52

2. Statistik Deskriptif ....................................................... 54

B. Pengujian Hipotesis.............................................................. 58

1. Pengujian Asumsi Klasik .............................................. 58

a. Uji Normalitas ......................................................... 58

b. Uji Multikolonieritas ............................................... 61

c. Uji Autokorelasi ...................................................... 62

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................ 63

2. Analisis Regresi Berganda ........................................... 64

a. Model Regresi ......................................................... 65

b. Uji Koefisien Determinasi ...................................... 66

c. Uji Signifikansi Parameter Individual ..................... 68

C. Pembahasan ......................................................................... 70

1. Pengaruh Rasio Kemandirian Daerah terhadap

Pertumbuhan Ekonomi ................................................. 70

2. Pengaruh Rasio Efektivitas PAD terhadap

Pertumbuhan Ekonomi ................................................. 71

3. Pengaruh Rasio Efisiensi terhadap Pertumbuhan

Ekonomi ....................................................................... 72

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4. Pengaruh Rasio Keserasian Belanja Operasional

terhadap Pertumbuhan Ekonomi .................................. 73

5. Pengaruh Rasio Keserasian Belanja Modal terhadap

Pertumbuhan Ekonomi ................................................. 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 76

B. Keterbatasan ........................................................................ 77

C. Saran .................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79

LAMPIRAN

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Perbedaan Struktur APBD Berdasarkan Kepmendagri No. 29/2002

dengan Permendagri No. 13/2006 ...................................................... 15

2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 33

4.1 Grafik Histogram .............................................................................. 59

4.2 Grafik Normal Plot ............................................................................ 60

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Keterangan Persamaan Regresi Berganda ......................................... 49

4.1 Proses Pemilihan Daerah Penelitian ................................................. 53

4.2 Statistik Deskriptif Variabel ............................................................... 55

4.3 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 61

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 62

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 63

4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................................. 64

4.7 Hasil Uji Signifikansi-F .................................................................... 66

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 67

4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual ..................................... 69

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 DAFTAR DAERAH PENELITIAN

2 DATA PERTUMBUHAN EKONOMI

3 DATA RASIO EFEKTIVITAS PAD

4 DATA RASIO EFISIENSI ANGGARAN

5 DATA RASIO KESERASIAN BELANJA MODAL

6 DATA RASIO KESERASIAN BELANJA OPERASIONAL

7 DATA RASIO KEMANDIRIAN

8 HASIL OLAH DATA SPSS

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH PASCA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH

(Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia)

Erlangga Pati Kawa

NIM F0307009

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur dengan rasio kemandirian daerah, rasio efektivitas PAD, rasio efisiensi anggaran, rasio keserasian belanja operasional, dan rasio keserasian belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pada pemerintah Kabupaten dan Kota di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan pertumbuhan PDRB berdasarkan persentase.

Terdapat lima hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, yaitu (1) rasio kemandirian daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, (2) rasio efektivitas PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, (3) rasio efisiensi anggaran berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, (4) rasio keserasian belanja operasional berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dan (5) rasio keserasian belanja modal berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ruang lingkup penelitian ini yaitu pemerintah daerah kabupaten dan kota dengan kriteria terpilih. Berdasarkan hasil seleksi diperoleh 68 daerah penelitian. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur dengan rasio keserasian belanja operasional dan rasio keserasian belanja modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah dengan nilai signifikansi di bawah 10%.

Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, kinerja keuangan, rasio kemandirian daerah, rasio efektivitas PAD, rasio efisiensi anggaran, rasio aktivitas.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE OF LOCAL GOVERNMENT ON THE REGIONAL ECONOMIC GROWTH

AFTER IMPLEMENTATION OF REGIONAL AUTONOMY LAW (Case Study on Local Government in Indonesia)

Erlangga Pati Kawa NIM F0307009

This research is empirical research that aims to determine the effect of local government financial performance as measured by the ratio of local independence, the ratio of PAD effectiveness, the ratio of budget efficiency, the ratio of operational expenditure, and the ratio of capital expenditure on economic growth in the government district and city in Indonesia. Economic growth measured by GDP growth by percentage.

There are five hypotheses to be tested in this study, they are: (1) the ratio of local independence affects the economic growth, (2) the ratio of PAD effectiveness affect the economic growth, (3) the ratio of budget efficiency affect the economic growth, (4) the ratio of operational expenditure affect the economic growth, and (5) the ratio of capital expenditure affect the economic growth.

The scope of this research are local government district and city with selected criteria. Based on the results obtained 68 selection of the study area. Testing hypotheses using multiple linear regression with the help of SPSS 16.0 software for Windows. The study provides empirical evidence that the financial performance of local government as measured by the ratio of operational expenditure and the ratio of capital expenditure has positive influence on the financial performance of local governments with significant value below 10%.

Keywords: Economic Growth, Financial Performance, Local Government, the ratio of local independence, the ratio of PAD effectiveness, the ratio of budget efficiency, the ratio of operational expenditure, the ratio of capital expenditure

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis ekonomi yang terjadi pada awal tahun 1996 dan puncaknya

pada tahun 1997 mendorong pemerintah pusat mendelegasikan sebagian

wewenang dalam hal pengelolaan keuangan kepada daerah sehingga

diharapkan daerah dapat membiayai pembangunan dan pelayanan atas dasar

keuangan sendiri (Anzar, 2008). Otonomi daerah merupakan kebijakan yang

diambil oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah dapat mengelola

pemerintahannya sendiri tanpa campur tangan dari pemerintah pusat

(Fitriyanti dan Pratolo, 2009). Otonomi daerah diberlakukan dengan

diterbitkannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 yang kemudian direvisi

melalui UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Dengan

demikian, pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola sumber daya yang

dimilikinya dan melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik sehingga

akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat (Handra

dan Maryati, 2009).

Pengelolaan pemerintahan yang harus dilakukan sendiri oleh

pemerintah daerah menuntut adanya kemandirian daerah dalam menggali

potensi lokal dan meningkatkan kinerja keuangannya. Kemandirian daerah

ini dicerminkan dengan kemampuan daerah menghasilkan penerimaan

pendapatan yang diperoleh daerah tersebut yang berasal dari potensi-potensi

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ekonomi daerah. Potensi-potensi ekonomi daerah ini juga disebut dengan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari pajak, retribusi, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah dapat dialokasikan untuk kegiatan

pelayanan kepada publik yang merupakan salah satu harapan masyarakat

kepada pemerintah di dalam era desentralisasi fiskal ini. Peningkatan

pelayanan publik yang dimaksud salah satunya adalah dengan memberikan

proporsi belanja modal yang lebih besar.

Belanja Modal (BM) merupakan belanja yang dipergunakan untuk

jangka waktu lebih dari satu tahun (atau disebut jangka panjang) untuk

mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, yakni: peralatan, bangunan,

infrastruktur dan harta tetap lainnya dengan cara membeli, yang umumnya

dilakukan dengan proses lelang atau tender yang cukup rumit (Abdullah,

2004).

Belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah juga digunakan

diantaranya untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur di dalam sektor

pendidikan, kesehatan dan transportasi sehingga masyarakat pun turut

menikmati manfaat dari pembangunan daerah. Tersedianya infrastruktur

yang baik diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas di berbagai

sektor tersebut, produktifitas masyarakat pun menjadi semakin tinggi dan

pada akhirnya terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut

(Harianto dan Adi, 2007). Seperti yang dikemukakan juga oleh Lin dan Liu

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(2000) bahwa pemerintah perlu untuk meningkatkan investasi modal guna

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Tetapi otonomi daerah yang saat ini sudah berjalan di tiap kabupaten

dan kota di Indonesia tetap menimbulkan persoalan baru, karena ternyata

potensi fiskal pemerintah daerah yang satu dengan daerah yang lainnya

masih sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh kesiapan fiskal dari masing-

masing daerah yang berbeda-beda dalam pelaksanaan otonomi daerah

(Nordiawan, Iswahyudi, dan Maulidah, 2007). Perbedaan yang terjadi ini

akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang beragam pula. Hal ini

disebabkan karena dengan adanya peningkatan PAD, maka dana yang

dimiliki oleh pemerintah daerah tersebut akan lebih tinggi, sehingga

pemerintah daerah akan berinisiatif untuk lebih menggali potensi-potensi

daerah dan akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Harianto

dan Adi, 2007).

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang

dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu tertentu

(BPS, 2008). Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting

pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, karena pertumbuhan ekonomi

mengindikasikan bahwa suatu daerah tersebut dapat dikatakan maju dan

berkembang. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan

apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi daripada apa yang dicapai

pada masa sebelumnya (Kuncoro, 2004).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kinerja

keuangan pemerintah daerah. Kinerja itu sendiri merupakan pencapaian atas

apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi (Hamzah,

2008). Untuk menganalisa kinerja pemerintah daerah dalam mengelola

keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisa rasio keuangan. Ada

beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang

bersumber dari APBD antara lain rasio kemandirian (otonomi fiskal), rasio

efektivitas PAD, rasio efisiensi, dan rasio keserasian belanja (Widodo, 2001

dalam Halim, 2002).

Hasil dari beberapa penelitian mengenai pengaruh antara pendapatan

asli daerah, belanja modal dan pertumbuhan ekonomi menujukkan hasil

yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Septiana (2007) yang meneliti

pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja modal menujukkan hasil

yang signifikan, namun menurut hasil penelitian Halim (2002) menemukan

bahwa pendapatan asli daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja

modal. Pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi menujukkan

hasil yang signifikan seperti yang diungkapkan oleh Harianto dan Adi

(2007) namun berdasarkan penelitian Fitriyanti dan Pratolo (2007)

menujukkan hasil yang tidak signifikan.

Penelitian mengenai pengaruh pendapatan asli daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi juga memiliki hasil yang beragam, berdasarkan hasil

penelitian Harianto dan Adi (2007) menemukan bahwa pendapatan asli

daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, namun

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

berdasarkan hasil penelitian Fitriyanti dan Pratolo (2009) pendapatan asli

daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian mengenai kinerja keuangan dan pertumbuhan ekonomi

sebelumnya juga pernah dilakukan, dan hasil pengujian secara langsung

antara kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan rasio

kemandirian, dan rasio efisiensi berpengaruh positif secara signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan rasio efektifitas tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Hamzah,

2008). Hal ini menjadikan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kinerja

keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat menarik untuk

dilakukan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hamzah

(2008) dengan perbedaan dalam tiga hal. Perbedaan pertama, peneliti

menggunakan tambahan rasio keserasian belanja modal dan belanja

operasional sebagai variabel independen. Perbedaan kedua, peneliti

menggunakan rentang waktu antara tahun 2006 sampai dengan 2008.

Perbedaan terakhir adalah daerah penelitian yang penulis pilih lebih luas,

bukan hanya kabupaten dan kota di Jawa Timur, namun sejumlah 68

kabupaten/kota yang tersebar di indonesia yang memenuhi kriteria tertentu.

Alasan pemilihan ini dikarenakan untuk lebih menggeneralisasi hasil

temuan, agar diperoleh hasil yang lengkap dan akurat. Serta mengakomodir

keterbatasan-keterbatasan dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Dari keseluruhan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka

penelitian ini mengambil judul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

DAERAH PASCA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG OTONOMI

DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi penelitian ini, maka

dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

Apakah Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Pasca Pelaksanaan

Undang-Undang Otonomi Daerah berpengaruh terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Daerah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk menemukan bukti empiris adanya pengaruh kinerja keuangan

pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan bagi dunia

pendidikan akuntansi sektor publik mengenai studi atas Anggaran

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) khususnya dalam hal

analisis kinerja keuangan pemerintah daerah dan pertumbuhan

ekonomi daerah pasca otonomi daerah.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan referensi

serta bahan masukan bagi penelitian sejenis di masa yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas

permasalahan yang diteliti.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

konkrit/nyata bagi para pengambil kebijakan terutama pihak-pihak

yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat oleh

Pemerintah Daerah seperti SKPD, Pemerintah Kabupaten/Kota,

DPRD, dan masyarakat. Manfaat yang lain bahwa hasil dari

penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi bagi proses

pembelajaran dalam pelaksanaan Undang-undang Otonomi Daerah

di Indonesia.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pengelolaan keuangan daerah sangat besar pengaruhnya terhadap

nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah yang kuat dan

berkuasa serta mampu mengembangkan kebesarannya atau menjadi tidak

berdaya tergantung pada cara mengelola keuangannya. Pengelolaan daerah

yang dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif atau memenuhi value

for money serta partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan keadilan akan

mendorong pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mengurangi jumlah

pengangguran serta menurunkan tingkat kemiskinan. Untuk pengelolaan

daerah tidak hanya dibutuhkan sumber daya manusia, tetapi juga sumber

daya ekonomi berupa keuangan yang dituangkan dalam suatu anggaran

pemerintah daerah.

Anggaran daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah

daerah. Anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya

pengembangan kapabilitas, efisiensi, dan efektifitas pemerintah daerah.

Anggaran daerah seharusnya dipergunakan sebagai alat untuk menentukan

besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan, alat bantu pengambilan

keputusan dan perencanaan pembangunan, alat otoritas pengeluaran di masa

yang akan datang, ukuran standar untuk evaluasi kinerja, serta alat

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

koordinasi bagi semua aktivitas di berbagai unit kerja. Anggaran sebagai

instrumen kebijakan dan menduduki posisi sentral harus memuat kinerja,

baik untuk penilaian secara internal maupun keterkaitan dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hamzah

(2008) dengan pengembangan berupa tambahan rasio keserasian belanja

modal dan belanja operasional sebagai variabel independen pada rentang

waktu antara tahun 2006 sampai dengan 2008. Di samping itu, daerah

penelitian yang penulis pilih lebih luas, bukan hanya kabupaten dan kota di

Jawa Timur, namun sejumlah 68 kabupaten/kota yang tersebar di indonesia

yang memenuhi kriteria tertentu. Alasan pemilihan ini dikarenakan untuk

lebih menggeneralisasi hasil temuan, agar diperoleh hasil yang lengkap dan

akurat, serta mengakomodir keterbatasan-keterbatasan dari penelitian-

penelitian sebelumnya. Penjelasan hal-hal dan variabel yang berkaitan

dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Otonomi Daerah

a. Pengertian Otonomi Daerah

Pengertian otonomi daerah secara umum yaitu hak, wewenang,

dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna

dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam UU No. 22

Tahun 1999 sebagai titik awal pelaksanaan otonomi daerah maka

Pemerintah Pusat menyerahkan sebagian kewenangan kepada

Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengambil

tanggung jawab yang lebih besar dalam pelayanan umum kepada

masyarakat setempat.

Menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary

dalam Saragih (2003), kata autonomy berasal dari bahasa Yunani,

yakni dari kata autonomia, yang artinya adalah independen, bebas,

dan mengarahkan/menentukan nasib sendiri.

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah Pasal 1 ayat 5, disebutkan bahwa:

“Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”

Jadi yang dimaksud otonomi daerah pada pokoknya selalu

melihat otonomi itu sebagai hal, wewenang, dan kewajiban daerah

untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Tujuan Otonomi Daerah

Menurut UU No. 22 Tahun 1999, tujuan otonomi daerah dilihat

dari sudut pandang desentralisasi fiskal adalah untuk mendorong

terselenggaranya pelayanan publik sesuai tuntutan masyarakat

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

daerah, mendorong efisiensi alokatif penggunana dana pemerintah

melalui desentralisasi kewenangan dan pemberdayaan daerah.

Di dalam UU No. 32 Tahun 2004 dijelaskan bahwa otonomi

daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti

daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

pemerintahan di luar urusan pemerintah pusat yang ditetapkan dalam

undang-undang tersebut. Selain itu juga dilaksanakan pula dengan

prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi

nyata adalah suatu prinsip yang menegaskan bahwa urusan

pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan

kewajiban yang pada dasarnya telah ada dan berpotensi untuk

tumbuh, hidup, dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan

daerah. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggung

jawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannnya harus

benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi

yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagai bagian utama dari tujuan

nasional.

c. Dasar Hukum Otonomi Daerah

Beberapa aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

pelaksanaan Otonomi Daerah adalah sebagai berikut:

1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan Daerah,

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2) Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah,

3) Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,

4) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah,

5) Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,

6) Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang

No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan

7) Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

2. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menjelaskan

definisi laporan keuangan sebagai laporan yang terstruktur mengenai

posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu

entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan

informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan

kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para

pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai

alokasi sumber daya.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah

untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya

yang dipercayakan kepadanya, dengan:

a. menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah,

b. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya

ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah,

c. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya ekonomi,

d. menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggarannya,

e. menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai

aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya,

f. menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk

membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan,

g. menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi

kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan

prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk

memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang

berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang

berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai indikasi

apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan

anggaran, dan indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan

sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Untuk memenuhi tujuan umum ini, laporan keuangan menyediakan

informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal asset, kewajiban, ekuitas

dana, pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan, dan arus kas.

Berdasarkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah

serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah

tersebut, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun Laporan

Keuangan pemerintah daerah yang terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber,

alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh

pemerintah pusat/ daerah, yang menggambarkan perbandingan antara

anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan (PP RI No.

24 Tahun 2005)

Pada era reformasi struktur APBD pun mengalami perubahan-

perubahan, yakni struktur APBD yang didasarkan pada Keputusan

Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 kemudian berubah

berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Beberapa

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

perubahan yang signifikan antara susunan laporan APBD

sebagaimana diatur dalam Permendagri 13 Tahun 2006 dengan

Kepmendagri 29 Tahun 2002 dapat dilihat pada gambar 2.1. Komite

Standar Akuntansi Pemerintahan juga mengeluarkan struktur APBD

berdasarkan PP No 24 tahun 2005 mengenai Standar Akuntasi

Pemerintah yang dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Perbedaan Struktur APBD sesuai Kepmendagri No. 29/2002

dengan Permendagri No. 13/2006

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dengan demikian, Laporan Realisasi Anggaran harus menyajikan

informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.

Pengertian dari masing-masing unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pendapatan

a) Pendapatan (basis kas) adalah penerimaan oleh Bendahara

Umum Negara/ Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas

pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang

menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali

oleh pemerintah.

b) Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

c) Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu

entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk

dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d) Unsur Pendapatan Daerah terdiri dari:

(1) Pendapatan Asli Daerah:

(a) Pajak Daerah,

(b) Retribusi Daerah,

(c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan,

(d) Lain-lain PAD yang Sah.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(2) Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan:

(a) Dana Bagi Hasil,

(b) Dana Alokasi Umum, dan

(c) Dana Alokasi Khusus.

(3) Lain-lain Pendapatan yang Sah:

(a) Dana Darurat,

(b) Hibah.

2) Belanja

a) Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran oleh

Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang

mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

b) Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang

diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

c) Unsur Belanja Daerah terdiri dari:

(1) Belanja Operasi:

(a) Belanja Pegawai,

(b) Belanja Barang,

(c) Bunga,

(d) Subsidi,

(e) Hibah,

(f) Bantuan Sosial.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(2) Belanja Modal:

(a) Belanja Tanah,

(b) Belanja Peralatan dan Mesin,

(c) Belanja Gedung dan Bangunan,

(d) Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan,

(e) Belanja Aset Tetap Lainnya,

(f) Belanja Aset Lainnya.

(3) Belanja Tak Terduga.

3) Pembiayaan

a) Pembiayaan (basis kas) adalah setiap penerimaan yang perlu

dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima

kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun

tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau

memanfaatkan surplus anggaran.

b) Unsur Pembiayaan Daerah terdiri dari:

(1) Penerimaan Pembiayaan:

(a) Penggunaan SiLPA,

(b) Pencairan Dana Cadangan,

(c) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,

(d) Penerimaan Pinjaman,

(e) Penerimaan Pembayaran Piutang.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

(2) Pengeluaran Pembiayaan:

(a) Pembentukan Dana Cadangan,

(b) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah,

(c) Pembayaran Pokok Pinjaman,

(d) Pemberian Pinjaman.

b. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan

pada tanggal tertentu, dengan menyajikan informasi mengenai aset,

kewajiban, dan ekuitas dana (PP RI No. 24 Tahun 2005). Pengertian

dari masing-masing unsur Neraca sebagai berikut:

1) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan

jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara

karena alasan sejarah dan budaya.

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset

adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik

langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja

bagi pemerintah.

2) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa

lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber

daya ekonomi pemerintah.

Karakterisitik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah

mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya

mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang

akan datang.

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi

pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa

lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain

karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari

masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau

lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena

perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau

dengan pemberi jasa lainnya.

Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai

konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan

perundang-undangan. Kewajiban dikelompokkan ke dalam

kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah

tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok

kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas)

bulan sejak tanggal pelaporan.

3) Ekuitas Dana

Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas

Dana dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a) Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan

kewajiban jangka pendek,

b) Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah

yang tertanam dalam aset non-lancar selain dana cadangan,

dikurangi dengan kewajiban jangka panjang,

c) Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah

yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya sesuai peraturan perundang-undangan.

c. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan

aktivitas operasional, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan

transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal,

penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah daerah

selama periode tertentu.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari

penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan

sebagai berikut:

1) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke

Bendahara Umum Daerah,

2) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari

Bendahara Umum Daerah.

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau

rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga

mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan

oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan

dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi

Pemerintahan serta ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan

penyajian laporan keuangan secara wajar.

Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal

sebagai berikut:

1) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan,

ekonomi makro, pencapaian target Undang-undang

APBN/Perda APBD,

2) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun

pelaporan,

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan

keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk

diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian

penting lainnya,

4) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar

Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan pada lembar

muka (on the face) laporan keuangan,

5) Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban

yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas

pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan

basis kas, dan

6) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk

penyajian yang wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka

(on the face) laporan keuangan.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Lampiran I-D

menjelaskan bahwa sistematika Catatan atas Laporan Keuangan

terdiri dari Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian

target Undang-Undang APBN/Perda APBD, ikhtisar pencapaian

kinerja keuangan, kebijakan akuntansi, dan penjelasan atas perkiraan

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

Laporan keuangan merupakan salah satu sarana untuk

mewujudkan good governance (Sadjiarto, 2000). Hal ini dikarenakan

melalui laporan keuangan maka unsur akuntabilitas dalam mencapai

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

good governance dapat terpenuhi (Wiratraman, 2009). Pada

perkembangannya, usaha pemerintah dalam mencapai good

governance masih kurang. Hal ini dapat terlihat dari fenomena yang

terjadi pada tahun 2004 dimana terjadi korupsi secara massal dengan

dalih studi banding, proyek penggusuran, dan manipulasi anggaran

(Wiratraman, 2009). Belakangan ini, berkembanglah tuntutan

masyarakat mengenai akuntabilitas yang tidak hanya sekedar dalam

bentuk laporan pertanggungjawaban, namun masyarakat

menginginkan adanya pengukuran kinerja keuangan pemerintah

(Sadjiarto, 2000).

3. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Kinerja sering didefinisikan sebagai prestasi yang dicapai oleh

organisasi dalam periode tertentu, yang merupakan pencapaian atas apa

yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi (Hamzah,

2008). Kinerja diartikan sebagai aktivitas terukur dari suatu entitas

selama periode tertentu sebagai bagian dari ukuran keberhasilan

pekerjaan (Anzar, 2008). Pengukuran kinerja (performance

measurement) adalah proses pengawasan secara terus menerus dan

pelaporan capaian kegiatan, khususnya kemajuan atas tujuan yang

direncanakan (Westin, 1998).

Penilaian kinerja terhadap lembaga atau organisasi tidak hanya

berlaku pada lembaga atau organisasi yang berorientasi profit saja,

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

melainkan juga perlu dilakukan pada lembaga atau organisasi non profit.

Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui sejauh mana pemerintah

menjalankan tugasnya dalam roda pemerintahan dan melaksanakan

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dengan menyampaikan

laporan pertanggungjawaban keuangan.

Tuntutan yang tinggi terhadap kinerja dan akuntabilitas kinerja

pemerintah daerah ini berujung pada kebutuhan pengukuran kinerja

pemerintah daerah. Pengukuran kinerja pemerintah daerah mempunyai

banyak tujuan, tujuan tersebut paling tidak untuk meningkatkan kinerja

dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah daerah. Untuk itu

pemerintah daerah dituntut untuk mampu membangun ukuran kinerja

yang baik. Ukuran yang disusun tidak dapat hanya dengan menggunakan

satu ukuran, oleh karena itu perlu ukuran yang berbeda untuk tujuan

yang berbeda. Hal inilah yang kadang membuat konflik. Ukuran kinerja

mempengaruhi ketergantungan antar unit kerja yang ada dalam satu unit

kerja (Mardiasmo, 2002).

Pengukuran kinerja pemerintah daerah dapat digunakan untuk

memperoleh informasi yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan

keputusan sehingga akan meningkatkan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat. Alat yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk

menganalisa kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan

daerahnya adalah melakukan analisa rasio keuangan terhadap APBD

yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Analisis rasio keuangan APBD

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode

dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui

bagaimana kecenderungan yang terjadi.

Analisis rasio keuangan sebagai salah satu alat analisis telah

banyak digunakan untuk menilai kinerja lembaga atau organisasi yang

bersifat profit oriented, namun masih jarang dilakukan pada lembaga

atau organisasi non-profit oriented khususnya pemerintah daerah. Hal ini

terjadi karena penyajian laporan keuangan pemerintah daerah

mempunyai keterbatasan serta sifat dan cakupan yang berbeda.

Penyusunan APBD selama ini berdasarkan asas keseimbangan atau

incrimental budget dimana masing-masing kelompok pendapatan dan

belanja besarnya dihitung dengan meningkat sejumlah prosentase

tertentu (berdasarkan tingkat inflasi) sehingga menyebabkan adanya

rasio keuangan dalam APBD (Halim, 2002).

Berdasarkan penelitian dari Widodo (2001) dalam Halim (2002),

ada beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan

yang bersumber dari APBD antara lain rasio kemandirian (otonomi

fiskal), rasio efektifitas PAD, rasio efisiensi, dan rasio keserasian

(aktivitas).

a. Rasio Kemandirian

Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukkan

kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang

diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah ini dapat diukur

dengan membandingkan jumlah Pendapatan Asli Daerah terhadap

jumlah Dana Alokasi Umum ditambah jumlah pinjaman (selain

utang PFK (Pada Fihak Ketiga) dan utang pajak PPn/PPh).

Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah

terhadap sumber dana dari luar. Semakin tinggi rasio kemandirian

mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap

pihak luar (terutama pemerintah pusat dan propinsi) semakin rendah

dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga

menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan

daerah.

b. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah

dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil

daerah.

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugasnya dikatakan

efektif apabila rasio yang dicapai sebesar 1 (satu) atau 100%. Namun

demikian semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan

kemampuan daerah yang semakin baik. Guna memperoleh ukuran

yang lebih baik, rasio efektivitas tersebut perlu dibandingkan dengan

rasio efisiensi yang dicapai pemerintah daerah.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c. Rasio Efisiensi

Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan dalam mencapai tujuan, visi dan misi suatu organisasi

(Bastian, 2006). Pengukuran kinerja pemerintah daerah dapat diukur

dengan menilai efisiensi atas pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat. Penilaian efisiensi sangat penting dilakukan karena akan

berdampak pada standar hidup masyarakat.

Semakin kecil rasio efisiensi maka kinerja pemerintah daerah

semakin baik. Untuk itu pemerintah daerah perlu menghitung secara

cermat berapa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan

seluruh pendapatan yang diterimanya sehingga dapat diketahui

apakah kegiatan pemungutan pendapatannya tersebut efisien atau

tidak.

d. Rasio Keserasian (aktivitas)

Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah

memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasional dan

belanja modal secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang

dialokasikan untuk belanja operasional berarti belanja modal yang

digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana ekonomi

masyarakat cenderung semakin kecil. Secara sederhana, rasio

keserasian itu dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Rasio Keserasian Belanja Operasional,

2) Rasio Keserasian Belanja Modal.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Belum ada standar yang pasti mengenai besarnya rasio belanja

operasional maupun modal terhadap APBD yang ideal, karena sangat

dipengaruhi oleh dinamisasi kegiatan pembangunan dan besarnya

kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan

yang ditargetkan.

4. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat diartikan perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan PDRB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk, atau perubahan dalam struktur ekonomi berlaku

atau tidak. Pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat kegiatan ekonomi

yang berlaku dari tahun ke tahun (Sukirno, 2002). Pertumbuhan ekonomi

dapat meliputi penggunaan lebih banyak input dan lebih efisien, yaitu

setiap penambahan satu satuan input dapat menghasilkan output yang

lebih banyak (Irawan dan Suparmoko, 2002).

Menurut pandangan para ekonom klasik maupun ekonom

neoklasik, pada dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang

modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang

digunakan (Sukirno, 2002).

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Menurut Suparmoko (1994), faktor produksi yang mendorong

pertumbuhan ekonomi, yaitu: a) tenaga kerja, b) kapital, dapat terbentuk

melalui berbagai sumber di antaranya tabungan masyarakat, pajak,

pinjaman pemerintah dan inflasi, c) sumber daya alam dan lingkungan,

d) teknologi, dan e) faktor sosial, di antaranya adalah keamanan politik,

adat-isitiadat, agama, dan sistem pemerintahan.

Pertumbuhan ekonomi diukur menggunakan pertumbuhan Produk

Domestik Bruto (PDB) untuk negara dan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) untuk provinsi dan kabupaten atau kota. Pertumbuhan

ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu

wilayah perekonomian dan dalam selang waktu tertentu. Produksi

tersebut diukur dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh

sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang dikenal sebagai

PDB untuk negara dan PDRB untuk provinsi dan kabupaten atau kota

(BPS, 2008).

PDB atau PDRB merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh suatu perekonomian di suatu wilayah dalam satu tahun

yang dinyatakan dalam harga pasar (Suparmoko, 1994). PDRB

merupakan produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh

penduduk dalam suatu daerah tertentu dalam satu wilayah negara dan

dalam jangka waktu satu tahun (Lincolin, 1999).

PDRB berdasarkan pengertian BPS (2008) merupakan jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh suatu daerah tertentu pada seluruh unit

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

usaha, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang

dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB ini dapat didasarkan pada

harga berlaku dan berdasarkan harga konstan. PDRB berdasarkan harga

berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi,

karena menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

berdasarkan harga berlaku pada setiap tahun. PDRB berdasarkan harga

konstan digunakan untuk dapat mengetahui pertumbuhan ekonomi

secara riil dari tahun ke tahun karena menggambarkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada

satu tahun tertentu sebagai dasar, tahun dasar yang digunakan saat ini

adalah tahun 2000.

Cara menghitung PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan

(Sukirno, 2002), yakni sebagai berikut:

a. Pendekatan produksi

PDRB adalah jumlah NTB (Nilai Tambah Bruto) atas barang dan

jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu

daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit

produksi tersebut dikelompokkan menjadi sembilan lapangan usaha,

diantaranya adalah: sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor

industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor

konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan jasa

perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. Pendekatan pendapatan

PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah

dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), yang terdiri dari

pendapatan sewa (Rent), gaji dan upah (Wage), pendapatan bunga

(Interest), dan keuntungan/laba (Profit).

c. Pendekatan pengeluaran

PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari:

pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption), pembentukan

modal tetap domestik bruto (Investment), konsumsi pemerintah

(Government), perubahan stok, dan ekspor neto (Expor minus

Impor).

Secara konsep tiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka

yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang

dan jasa akhir yang dihasilkan harus sama pula dengan jumlah

pendapatan untuk faktor-faktor produksi.

B. Kerangka Pemikiran

Jenis penelitian ini adalah penelitian hipotesis karena bertujuan untuk

menguji hipotesis yang telah disusun. Jenis penelitian ini menjelaskan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

fenomena dalam pengaruh antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh kinerja keuangan pemerintah daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah. Berikut ini merupakan kerangka pemikiran

yang menggambarkan model penelitian dan hubungan antar variabel yang

digunakan dalam penelitian.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Pertumbuhan Ekonomi (y)

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (x)

Rasio Kemandirian

(x1)

Rasio Efektivitas PAD (x2)

Rasio Efisiensi (x3)

Rasio Keserasian Belanja

Operasional (x4)

Rasio Keserasian Belanja Modal (x5)

Pertumbuhan Ekonomi (y)

H1

H2

H3

H4

H5

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Rasio Kemandirian sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukkan

kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang

telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang

diperlukan daerah.

Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah

terhadap sumber dana dari luar. Semakin tinggi rasio kemandirian

mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap pihak

luar (terutama pemerintah pusat dan propinsi) semakin rendah dan

demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan

tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin

tinggi rasio kemandirian daerah maka pembangunan daerah akan

semakin maju, sehingga pertumbuhan ekonomi pun dapat meningkat

(Halim, 2002).

Dari uraian di atas, maka hipotesis pertama pada penelitian ini

adalah:

H1 : rasio kemandirian daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Pengaruh Rasio Efektivitas PAD sebagai Alat Ukur Kinerja

Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah

dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil

daerah (Widodo, 2001 dalam Halim, 2002).

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugasnya dikatakan efektif

apabila rasio yang dicapai sebesar 1 (satu) atau 100%. Namun demikian

semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan daerah

yang semakin baik. Semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah

merealisasikan PAD yang dianggarkan, maka semakin meningkat pula

pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

. Dari uraian di atas, maka hipotesis kedua pada penelitian ini

adalah:

H2 : rasio efektivitas PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi.

3. Pengaruh Rasio Efisiensi Anggaran sebagai Alat Ukur Kinerja

Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan dalam mencapai tujuan, visi dan misi suatu organisasi (Bastian,

2006). Pengukuran kinerja pemerintah daerah dapat diukur dengan

menilai efisiensi atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Penilaian efisiensi sangat penting dilakukan karena akan berdampak

pada standar hidup masyarakat.

Semakin kecil rasio efisiensi maka kinerja pemerintah daerah

semakin baik. Untuk itu pemerintah daerah perlu menghitung secara

cermat berapa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan

seluruh pendapatan yang diterimanya sehingga dapat diketahui apakah

kegiatan pemungutan pendapatannya tersebut efisien atau tidak.

Sehingga dapat dikatakan jika semakin kecil rasio efisensi, berarti

menandakan bahwa pemerintah semakin cermat dalam mengeluarkan

biaya untuk merealisasikan seluruh pendapatan. Semakin tinggi

pendapatan yang berhasil direalisasikan tentunya semakin dapat

memenuhi kebutuhan belanja pembangunan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah.

Dari uraian di atas, maka hipotesis ketiga pada penelitian ini

adalah:

H3 : rasio efisiensi anggaran berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi.

4. Pengaruh Rasio Keserasian Belanja Operasional sebagai Alat Ukur

Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah

memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasional dan belanja

modal secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

untuk belanja operasional berarti belanja modal yang digunakan untuk

menyediakan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung

semakin kecil. Sehingga rasio belanja operasional yang semakin tinggi

akan berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi daerah.

Dari uraian di atas, maka hipotesis keempat pada penelitian ini

adalah:

H4 : rasio keserasian belanja operasional berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

5. Pengaruh Rasio Keserasian Belanja Modal sebagai Alat Ukur

Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Belanja modal dipergunakan untuk membiayai penambahan

infrastruktur dan perbaikan infrastruktur yang ada atau sarana dan

prasarana yang memadai. Pembangunan sarana dan prasarana oleh

pemerintah daerah berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi

(Kuncoro, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Septiana (2007)

melihat sampai sejauh mana kebijakan pemerintah daerah dalam

mengalokasikan DAU yang diterima untuk kepentingan belanja modal

dan bagaimana dampak alokasi belanja ini terhadap peningkatan kualitas

pembangunan manusia.

Berkaitan dengan hal itu, strategi alokasi belanja daerah

memainkan peranan yang tidak kalah penting guna meningkatkan

penerimaan daerah. Dalam upaya untuk meningkatkan kontribusi publik

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

terhadap penerimaan daerah, alokasi belanja modal hendaknya lebih

ditingkatkan. Belanja Modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah

diantaranya pembangunan dan perbaikan sektor pendidikan, kesehatan,

transportasi, sehingga masyarakat juga menikmati manfaat dari

pembangunan daerah.

Dari uraian di atas, maka hipotesis kelima pada penelitian ini

adalah:

H5 : rasio keserasian belanja modal berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis

testing) yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti

mengenai pengaruh kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur

dengan rasio kemandirian, rasio efektivitas PAD, rasio efisiensi anggaran,

rasio keserasian belanja operasional, dan rasio keserasian belanja modal

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Menurut Sekaran (2006), pengujian

hipotesis harus dapat menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami

perbedaan antar kelompok atau independensi dua variable atau lebih.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi adalah total kumpulan elemen atau unsur yang kita harapkan

untuk membuat kesimpulan (Cooper, 2009). Populasi adalah keseluruhan

orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran,

2000). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipalajari lalu ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian

ini adalah Pemerintah Daerah kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2006–

2008. Total populasi adalah 465 kabupaten/kota di bawah 33 propinsi.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Sampel adalah bagian populasi yang akan dipalajari secara detail

(Sekaran, 2006). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara judgement-

sampling, yang berarti sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan (Jogiyanto, 2005). Kriteria tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Sampel adalah laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit

oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dengan pendapat wajar

dengan pengecualian atau wajar tanpa pengecualian,

2. Pada sampel tersebut, tersedia data-data non keuangan seperti PDRB

(Pendapatan Domestik Regional Bruto), dan Pertumbuhan Ekonomi

daerah.

Kriteria di atas digunakan karena tidak semua pemerintah daerah

menyediakan informasi yang dibutuhkan.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut Sekaran (2006), data sekunder adalah data yang diperoleh secara

tidak langsung dari individu-individu, kelompok-kelompok tertentu, dan

juga responden yang telah ditentukan secara spesifik yang memiliki data

secara spesifik. Penelitian ini mengumpulkan data sekunder dari responden,

website, dan pihak-pihak terkait seperti BPK RI dan BPS. Alasan

penggunaan data sekunder dengan pertimbangan bahwa data ini mempunyai

validitas data yang dijamin oleh pihak lain sehingga handal untuk digunakan

dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten/Kota di

Indonesia tahun 2006-2008 serta data non keuangan, seperti PDRB, dan

pertumbuhan ekonomi daerah.

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang kemudian dikumpulkan

sebagai bahan penelitian. Data LKPD yang dikumpulkan oleh peneliti

diperoleh dari Laporan Hasil Pemeriksaan oleh BPK RI. Instrumen

penelitian menggunakan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD), neraca dan laporan realisasi anggaran tahun 2006-2008 dari setiap

pemerintah kabupaten/kota di Indonesia.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa

variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau

orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek yang berbeda

(Sekaran, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel utama, yaitu

variabel independen dan dependen. Adapun definisi dan pengukuran

masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh secara positif maupun

negatif (Sekaran, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri

dari beberapa pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh

pribadi maupun organisasi (Hamzah, 2008). Pengukuran kinerja

(performance measurement) adalah proses pengawasan secara terus

menerus dan pelaporan capaian kegiatan, khususnya kemajuan atas

tujuan yang direncanakan (Westin, 1998). Alat yang dapat digunakan

oleh pemerintah untuk menganalisa kinerja pemerintah daerah dalam

mengelola keuangan daerahnya adalah melakukan analisa rasio

keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

e. Rasio Kemandirian

Rasio kemandirian digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian

pemerintah daerah dalam hal pendanaan aktivitasnya. Rasio ini dapat

diukur dengan membandingkan jumlah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) terhadap jumlah DAU ditambah jumlah pinjaman (selain

utang PFK dan utang pajak PPn/PPh).

f. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah

dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil

daerah.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

g. Rasio Efisiensi

Penghitungan rasio efisiensi didasarkan pada penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Hamzah (2009), yaitu:

d. Rasio Keserasian

1) Rasio Keserasian Belanja Operasional

Rasio ini menggambarkan prioritas pemerintah daerah dalam

mengalokasikan dananya pada belanja operasional.

2) Rasio Keserasian Belanja Modal

Rasio ini menggambarkan prioritas pemerintah daerah dalam

mengalokasikan dananya pada belanja modal.

Belum ada standar yang pasti mengenai besarnya rasio belanja

operasional maupun modal terhadap APBD yang ideal, karena sangat

dipengaruhi oleh dinamisasi kegiatan pembangunan dan besarnya

kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan

yang ditargetkan.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah

pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi merupakan

kenaikan PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau

lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau perubahan dalam

struktur ekonomi berlaku atau tidak. Pertumbuhan ekonomi merupakan

tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun (Sukirno,

2002).

Pertumbuhan ekonomi diukur menggunakan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) untuk provinsi dan kabupaten atau kota. PDRB

ini dapat didasarkan pada harga berlaku dan berdasarkan harga konstan.

PDRB berdasarkan harga berlaku dapat digunakan untuk melihat

pergeseran dan struktur ekonomi, karena menggambarkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga berlaku pada setiap

tahun. PDRB berdasarkan harga konstan digunakan untuk dapat

mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun karena

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar,

tahun dasar yang digunakan saat ini adalah 2000 (BPS, 2008).

Perhitungan pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan rumus sebagai

berikut (Kuncoro, 2004):

PE = (PDRBt – PDRBt-1) / PDRBt-1 x 100%

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Keterangan:

PE = Pertumbuhan Ekonomi

PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t

PDRBt-1 = Produk Domestik Regional Bruto satu tahun sebelum

tahun t

E. Metode Analisis Data

Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara

umum, pendekatan kuantitatif lebih fokus pada tujuan untuk generalisasi,

dengan melakukan pengujian statistik dan steril dari pengaruh subjektif

peneliti (Sekaran, 2006). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda adalah

analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu variabel

dependen.

Dalam analisis regresi selain mengukur seberapa besar hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen, juga menunjukkan

bagaimana hubungan antara variabel independen dengan dependen, sehingga

dapat membedakan variabel independen dengan variabel dependen tersebut

(Ghozali, 2006).

Analisis data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan bantuan

Program SPSS 16.0 for Windows, beberapa langkah yang dilakukan dalam

analisis regresi linier masing-masing akan dijelaskan di bawah ini:

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif terdiri dari penghitungan mean, median, standar

deviasi, maksimum, dan minimum dari masing-masing data sampel

(Ghozali, 2006). Penyajian statistik deskriptif bertujuan agar dapat

dilihat profil dari data penelitian tersebut dengan hubungan yang ada

antar variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model

dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus

terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikolonieritas, dan

heteroskedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi

linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik,

yang terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel

kecil.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-

S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan

diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal.

Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai

signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal

(Ghozali, 2006).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen

(Ghozali, 2006). Uji multikolonieritas ini digunakan karena pada

analisis regresi terdapat asumsi yang mengisyaratkan bahwa variabel

independen harus terbebas dari gejala multikolonieritas atau tidak

terjadi korelasi antar variabel independen. Nilai cutoff yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai

Tolerance lebih dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF yang kurang

dari 10 (Ghozali, 2006).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

data runtut waktu (time series) karena gangguan pada individu atau

kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross

section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi

karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu

atau kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006). Jika ada masalah

autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan,

menjadi tidak layak untuk dipakai (Santoso, 2000).

Dalam pengujian ada tidaknya masalah autokorelasi, peneliti

akan menggunakan uji Run test dengan alat bantu SPSS. Menurut

Ghozali (2006), jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi

autokorelasi baik positif atau negatif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Sebuah model regresi yang baik adalah model regresi yang

mempunyai data yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung

situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, atau besar) (Ghozali,

2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam

model, peneliti akan menggunakan uji Glejser dengan bantuan

program SPSS. Apabila koefisien parameter beta > 0.05 maka tidak

ada masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

Penelitian ini menggunakan model regresi berganda (multiple

regression analysis), karena terdiri dari satu variabel dependen dan

beberapa variabel independen (Sekaran, 2006). Persamaan regresi

dirumuskan sebagai berikut:

PE = α + b1MAND + b2EFEK + b3EFIS + b4RBO + b5RBM + e

Tabel 3.1

Keterangan Persamaan Regresi Berganda

3. Uji Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat

diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat

diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik

t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik (Ghozali, 2006).

Simbol Keterangan PE MAND

Pertumbuhan Ekonomi Rasio Kemandirian

EFEK Rasio Efektivitas EFIS Rasio Efisiensi RBO Rasio Belanja Operasional RBM Rasio Belanja Modal α β1, …, β5

Konstan Koefisien regresi

E Error

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a. Model Regresi

Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi yang

digunakan layak (fit) untuk melakukan pengujian hipotesis dalam

penelitian ini. Pengujian ini dilakukan dengan alat bantu program

SPSS versi 16.0. Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini.

1) H0 tidak ditolak dan HA tidak mampu didukung yaitu apabila ρ

value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05

berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk

digunakan dalam penelitian.

2) H0 ditolak dan HA berhasil didukung yaitu apabila ρ value > 0.05

atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti

model regresi dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan

dalam penelitian.

b. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

Koefisien determinasi ini digunakan karena dapat menjelaskan

kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen.

Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka akan semakin baik

pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen (Ghozali, 2006).

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

c. Uji Signifikasi Parameter Individual

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara individual mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan. Kriteria pengujiannya adalah

seperti berikut ini.

1) H0 tidak ditolak dan HA tidak berhasil didukung yaitu apabila ρ

value < 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05

berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

2) H0 ditolak dan HA berhasil didukung yaitu apabila ρ value > 0.05

atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti

variabel independen secara individual berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam deskripsi data ini akan dijelaskan mengenai populasi data,

jumlah sampel, dan persentase masing-masing sampel yang digunakan dan

analisis deskriptif dari data yang telah diperoleh.

1. Seleksi Sampel

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2006–2008 di Indonesia.

Data Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2006-2008

tersebut diperoleh dari pengajuan data ke kantor BPK RI Pusat di

Jakarta. Hasil dari pengajuan data ini, pihak BPK RI hanya

menyanggupi memberikan LKPD dalam format digital yang ada di

dalam database kantor humas, sehingga data yang kami peroleh sejumlah

206 LKPD auditan BPK.

Total populasi adalah 465 kabupaten/kota di bawah 33 propinsi

(Data BPK RI, 2008). Berdasarkan teknik pengambilan sampel dalam

BAB III, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebanyak 68. Adapun rinciannya dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini:

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.1

Proses Pemilihan Daerah Penelitian

Kriteria Jumlah

Pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia yang telah menerbitkan LKPD tahun 2006 hingga 2008 Data Pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia yang telah menerbitkan LKPD namun tidak dapat diperoleh dari BPK RI (dengan alasan tidak memenuhi kriteria time series) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang telah di audit BPK RI selama tahun 2006-2008 dengan opini disclaimer atau adverse

465

(259)

(138)

Jumlah Kabupaten dan Kota sebagai daerah penelitian 68

Sumber : Hasil Pengolahan Data BPK RI

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pemerintah daerah

kabupaten dan kota di Indonesia yang telah menerbitkan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama tahun 2006 hingga tahun

2008 berjumlah 465 kabupaten dan kota dari 33 propinsi. Selama

periode pengamatan yaitu dari tahun 2006 hingga 2008, data yang dapat

diperoleh untuk diteliti dari BPK RI Pusat hanya sejumlah 206 Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Dari 206 data LKPD yang telah

di audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hanya terdapat 68

kabupaten/kota yang memenuhi kriteria pengambilan sampel oleh

penulis, yaitu LKPD yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian

atau wajar dengan pengecualian selama tiga tahun yaitu 2006-2008.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Oleh karena data yang dianalisis meliputi 68 pemerintah daerah

kabupaten dan kota yang memenuhi kriteria pengambilan daerah

penelitian, yang mencakup periode pengamatan dalam penelitian ini dari

tahun 2006 hingga 2008 (3 periode), maka data analisis dalam penelitian

ini menggunakan pooled data. Pooled data atau data panel adalah

gabungan antara data cross sectional dengan data time series (Jogiyanto,

2005). Dengan demikian observasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah 204 observasi (68 pemerintah kabupaten dan kota

selama 3 periode).

2.Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran umum mengenai data dan

penyebaran data yang digunakan dalam penelitian ini. Penggambaran

data yang dimaksud meliputi nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi

(maximum), nilai terendah (minimum) serta nilai standar deviasi yang

menggambarkan penyebaran data penelitian ini.

Dari hasil pengumpulan data sekunder mengenai inerja keuangan

Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2006-2008, maka statistik deskriptif

yaitu minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi variabel

penelitian adalah sebagai berikut:

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel

N Min Max Mean

Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Pertumbuhan Ekonomi 204 2,02 10,14 5,64 0,1044584 1,492

Rasio Efektifitas 204 0,43 1,98 1,11 0,0195363 0,279

Rasio Efisiensi 204 0,52 1,40 0,95 0,0460680 0,658

Rasio Belanja Operasional 204 0,25 1,11 0,68 0,0083568 0,119

Rasio Belanja Modal 204 0,02 0,55 0,29 0,0079585 0,114

Rasio Kmandirian 204 0,02 3,36 0,17 0,0219295 0,313

Valid N (listwise) 204

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.2, Pertumbuhan Ekonomi dan kota terpilih

pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 memiliki nilai rata-rata

sebesar 5,6427 dengan nilai minimal sebesar 2,02 (Kabupaten Bantul

tahun 2006) dan nilai maximal sebesar 10,14 (Kota Pekanbaru tahun

2006).

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan

pemerintah daerah di Indonesia jika diukur dengan rasio efektifitas

Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki rata-rata sebesar 1,1095.

dengan nilai minimal sebesar 0,43 yang dimiliki oleh Kabupaten Bone

pada tahun 2007 dan nilai maksimum 1,98 yang dimiliki oleh Kabupaten

Pelalawan 2006. Menurut Widodo (2001) dalam Halim (2002),

kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif

apabila memiliki rasio sebesar 1 (satu) atau 100%. Namun demikian

semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan daerah

yang semakin baik.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Dari hasil stastistik diatas secara keseluruhan kinerja pemerintah

kabupaten/kota yang ada di Indonesia telah efektif karena memiliki rasio

rata-rata lebih dari 1 (satu). Hal ini menunjukkan pemerintah

kabupaten/kota telah berhasil mencapai pendapatan asli daerah yang

ditargetkan di dalam anggarannya.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan

pemerintah di Indonesia jika diukur dengan rasio efisiensi memiliki

daerah rata-rata sebesar 0,9511 dengan nilai minimal sebesar 0,52

(Kabupaten Ende 2008) dan nilai maksimal 1,40 (Kabupaten Gorontalo

2008). Nilai rata-rata sebesar 0,9511 berarti bahwa pemerintah daerah di

Indonesia tergolong memiliki kinerja yang kurang baik karena kurang

efisien. Penelitian yang dilakukan Hamzah (2008) mengungkapkan

apabila pemerintah daerah yang memiliki persentase efisiensi sebesar

90-100 maka pemerintah daerah tersebut kuang efisien. Pemerintah

daerah dikatakan efisien jika memiliki persentase sebesar 60%-70%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah di Indonesia

belum membelanjakan dana yang ada sesuai yang dianggarkan serta

masih buruknya pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.

Selain itu dalam pelaksanaan pekerjaan, pemerintah daerah Indonesia

belum dapat mencapai hasil (output) dengan biaya (input) yang terendah

atau dengan biaya minimal diperoleh hasil yang diinginkan.

Rasio keserasian belanja operasional dan rasio keserasian belanja

modal adalah rasio yang saling terkait satu sama lain. Rasio ini

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan alokasi

dananya pada belanja operasional dan belanja modal secara optimal.

Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja

operasional berarti persentase belanja modal yang digunakan untuk

menyediakan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung kecil

(Widodo, 2001 dalam Halim, 2002).

Beradasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan

pemerintah yang diukur melalui rasio keserasian belanja operasional

memiliki nilai rata-rata sebesar 0,6813 dengan nilai minimal sebesar

0,25 (Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2007) dan nilai maksimal

sebesar 1,11 (Kabupaten Ende tahun 2008), sedangkan rasio keserasian

belanja modal memiliki nilai rata-rata sebesar 0,2877 dengan nilai

minimal sebesar 0,02 (Kabupaten Lebak tahun 2006) dan nilai

maksimum sebesar 0,55 (Kabupaten Bangka Selatan tahun 2007). Dari

perhitungan rasio di atas terlihat bahwa sebagian besar dana yang

dimiliki pemerintah daerah masih diprioritaskan untuk belanja

operasional pemerintah sehingga rasio belanja modal pemerintah

terhadap APBD masih kecil.

Pemerintah seharusnya melakukan perbaikan pengalokasian dana

untuk belanja modal selain belanja rutin akan ikut menopang perbaikan

kesejahteraan daerah. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan ekonomi bersifat timbal balik, artinya apabila terdapat

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pertumbuhan ekonomi maka akan mempengaruhi pembangunan

manusianya.

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan pemerintah

daerah di Indonesia jika diukur dengan rasio kemandirian memiliki nilai

rata-rata sebesar 0,1682 dengan nilai minimal sebesar 0,02 (Kabupaten

Kaur tahun 2006) dan nilai maksimal sebesar 3,36 (Kabupaten Bengkalis

tahun 2008). Nilai rata-rata sebesar 0,1682 menandakan bahwa secara

keseluruhan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri

kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat

masih tergolong rendah.

B. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi

dengan signifikan dan representatif jika model regresi tersebut tidak

menyimpang dari asumsi dasar klasik regresi berupa: normalitas,

autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolonieritas. Berikut ini

dipaparkan hasil asumsi klasik atas data yang digunakan dalam

penelitian.

a.Uji Normalitas

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara

data observasi dengan distribusi yang mendekati normal.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 4.1

Grafik Histogram

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows

Dengan melihat tampilan grafik histogram di atas, dapat

disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi

yang normal (berada di tengah).

Namun demikian hanya dengan melihat histogram, hal ini

dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability

plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan

data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 4.2

Grafik Normal Plot

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows

Dengan melihat tampilan grafik normal plot, data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka dapat

dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas

Uji normalitas grafik dapat menyesatkan jika tidak berhati-hati

dalam mengamati, secara visual kelihatan normal, padahal secara

statistik belum tentu normal. Oleh karena itu dilakukan pengujian

statistik dengan cara melakukan uji one sample test Kolmogrov-

Smirnov. Uji ini digunakan untuk menghasilkan angka yang lebih

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan dipakai lolos

normalitas. Suatu persamaan regresi dikatakan lolos normalitas

apabila nilai signifikasi uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari

0,05 (Ghozali, 2006).

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 204

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.42702511

Most Extreme Differences Absolute .080

Positive .080

Negative -.061

Kolmogorov-Smirnov Z 1.142

Asymp. Sig. (2-tailed) .147

a. Test distribution is Normal.

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows

Pada tabel terlihat bahwa besarnya nilai K-S adalah 1,142 dengan

nilai signifikansi 0,147 yang jauh di atas 0,05 yang berarti data

residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik.

Sekali lagi hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya.

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen).

Uji multikolonieritas dapat dilaksanakan menggunakan model

regresi dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance

value diatas 0,10 atau nilai Variance Inflation Factors (VIF)

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dibawah 10 maka tidak terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2006).

Hasil uji multikolonieritas pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Tolerance

Value VIF Keterangan

MAND .947 1.056 tidak terjadi multikolonieritas

EFEK .823 1.216 tidak terjadi multikolonieritas

EFIS RBM RBO

.873

.341

.344

1.145 2.930 2.908

tidak terjadi multikolonieritas tidak terjadi multikolonieritas tidak terjadi multikolonieritas

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows.

Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen

yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak

ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%.

Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga

menunjukkan hal yang sama, yakni tidak ada satu variabel

independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Hasil pengujian

ini mengindikasikan bahwa dalam model regresi yang digunakan

dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolonieritas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara

anggota-anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan

secara series dalam bentuk waktu (untuk time series) atau hubungan

antara tempat yang berdekatan (cross sectional). Uji autokorelasi

menggunakan uji Run Test, dimana bila nilai signifikasnsi lebih dari

0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala autokolerasi

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dan sebaliknya jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi

gejala autokolerasi dalam model regresi yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Unstandardized Residual

Test Valuea -.24913

Cases < Test Value 102

Cases >= Test Value 102

Total Cases 204

Number of Runs 94

Z -1.263

Asymp. Sig. (2-tailed) .206

a. Median

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows Hasil uji autokolerasi dengan Run Test diatas menunjukkan

bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0.206 yang lebih besar dari

5%, sehingga dinyatakan tidak terdapat gejala autokolerasi dalam

model penelitian.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang menggambarkan

seluruh faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama untuk

seluruh pengamatan atas variabel independen. Dalam penelitian ini,

uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas

dalam model regresi adalah metode Glejser, yaitu dengan

meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai

mutlak (absolute) dari nilai residual sehingga dihasilkan probability

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

value. Kriteria pengujiannya adalah jika probability value < 0,05

maka terjadi heteroskedastisitas dan jika probability value > 0,05

maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.087 1.078 -.080 .936

MAND .305 .196 .109 1.553 .122

EFEK .576 .247 .175 2.332 .051

EFIS .494 .573 .063 .862 .390

RBO .624 .858 .085 .728 .468

RBM -1.307 .897 -.169 -1.456 .147

a. Dependent Variable: AbsUt

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows

Tabel di atas menunjukkan bahwa probabilitas (sig) dalam tiap

model regresi yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari

0,05 atau 5% sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian ini.

2.Analisis Regresi Berganda

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris terkait

pengaruh kinerja keuangan pemerintah daerah terhadap pertumbuhan

ekonomi. Untuk tujuan penelitian tersebut, maka dalam melakukan

analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi berganda.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

H1 : rasio kemandirian daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi,

H2 : rasio efektivitas PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,

H3 : rasio efisiensi anggaran berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi,

H4 : rasio keserasian belanja operasional berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi,

H5 : rasio keserasian belanja modal berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Pengujian terhadap hipotesis satu hingga lima di atas dapat

dilakukan dengan persamaan regresi sebagai berikut:

PE = α + b1 MAND + b2 EFEK + b3 EFIS + b4 RBO + b5 RBM + e

Berikut disajikan pengujian dan hasil analisis atas pengujian

menggunakan model regresi berganda.

a. Model Regresi

Uji signifikansi-F dilakukan guna menentukan good of fit test

atau uji kelayakan model regresi untuk digunakan dalam melakukan

analisis hipotesis dalam penelitian. Kriteria yang digunakan dalam

pengujian ini adalah probability value (sig), apabila probability value

dalam hasil pengujian lebih kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan

bahwa model layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi

dalam penelitian karena variabel kinerja keuangan pemerintah daerah

(rasio kemandirian daerah, rasio efektivitas PAD, rasio efisiensi

anggaran, rasio keserasian belanja operasional, dan rasio keserasian

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

belanja modal) secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi, dan sebaliknya jika probability value lebih besar dari 5%,

maka dapat dinyatakan bahwa model tidak layak untuk digunakan

dalam pengujian hipotesis penelitian. Berikut disajikan hasil uji

signifikansi-F dalam penelitian ini.

Tabel 4. 7

Hasil Uji Signifikansi –F

Model Sum of Squares

df Mean

Square F Sig.

1 Regression 38.480 5 7.696 3.686 .003a

Residual 413.389 198 2.088

Total 451.870 203

a. Predictors: (Constant), Rasio Belanja Modal, Rasio Efisiensi, Rasio

Kemandirian, Rasio Efektivitas, Rasio Belanja Operasional

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows

Tabel di atas menunjukkan bahwa probability value dari model

regresi yang digunakan dalam penelitian lebih kecil dari tingkat

signifikansi penelitian 5% sebesar 0,003. Hasil ini mengindikasikan

bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak (fit)

untuk digunakan sebagai model regresi pengujian hipotesis.

b. Uji koefisien determinasi

Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen

dalam model. Untuk model regresi dengan satu variabel independen

koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R square (R2) dan untuk

model regresi dengan menggunakan dua atau lebih variabel

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

independen. Koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai adjusted R

square (adj R2). Penelitian ini menggunakan nilai adj R2.

Nilai adj R2 berkisar antara 0 sampai 1. Apabila adj R2

mendekati 1, ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen

dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Sebaliknya jika

nilai adj R2 mendekati 0, maka variasi dari variabel dependen tidak

dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berikut ini disajikan hasil

uji koefisien regresi untuk kelima model regresi yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 4. 8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .292a .085 .062 1.44493

a. Predictors: (Constant), Rasio Belanja Modal, Rasio Efisiensi, Rasio

Kemandirian, Rasio Efektivitas, Rasio Belanja Operasional

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows

Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R2

sebesar 0,062 yang menunjukkan bahwa 6,2%. Hasil ini

mengindikasikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini

yang terdiri dari rasio kemandirian, rasio efektivitas PAD, rasio

efisiensi anggaran, rasio keserasian belanja operasional, dan rasio

keserasian belanja modal mampu menjelaskan variabilitas variabel

dependen pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2%. Sementara itu,

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

sisanya sebesar 93,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model

penelitian ini.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual

Uji signifikansi-t dimaksudkan untuk pengujian pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian

sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis penelitian ini. Selain untuk

menguji pengaruh tersebut, uji ini juga dapat digunakan untuk

mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing variabel

independen sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria

pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian adalah probability

value (sig)-t, apabila probability value (sig)-t lebih kecil dari 5%,

maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam

penelitian berhasil didukung oleh data penelitian, sebaliknya jika

probability value (sig)-t lebih besar dari 5%, maka dapat dinyatakan

bahwa variabel independen tidak berpengaruh pada variabel

dependen dan hipotesis yang diajukan tidak berhasil didukung oleh

data penelitian. Berikut ini disajikan hasil uji signifikansi-t dalam

penelitian ini.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4. 9

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual

Model Koefisien Std. Error t Sig.

1 (Constant) -.163 1.828 -.089 .929

Rasio Kemandirian .207 .333 .623 .534

Rasio Efektivitas .554 .419 1.321 .188

Rasio Efisiensi .836 .972 .860 .391

Rasio Belanja Operasional 5.324 1.454 3.661 .000***

Rasio Belanja Modal 2.557 1.522 1.681 .094*

a. Dependent Variable : pertumbuhan ekonomi

b. *** : signifikan pada sig. 1%

c. * : signifikan pada sig. 10%

Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows

Hasil pengujian data seperti tersaji di atas mengindikasikan

bahwa variabel independen dalam penelitian yang berupa rasio

keserasian belanja operasional dan rasio keserasian belanja modal

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang terbukti dengan

nilai probabilitas untuk variabel rasio belanja operasional yang lebih

kecil dari tingkat signifikansi 5%, dan variabel rasio belanja modal

yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 10%. Nilai sig. untuk

variabel rasio belanja operasional adalah 0,000 dan untuk variabel

rasio belanja modal adalah 0,094. Selain itu, ternyata variabel rasio

kemandirian, rasio efektivitas, dan rasio efisiensi tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi karena tingkat

signifikansinya lebih dari 10%.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tanda koefisien regresi untuk semua variabel penelitian ini

adalah positif yang masing-masing sebesar 0,207 untuk variabel

rasio kemandirian, 0,554 untuk variabel efektivitas, 0,836 untuk

variabel rasio efisiensi, 5,324 untuk variabel rasio belanja

operasional, dan 2,557 untuk variabel rasio belanja modal. Hasil

tanda koefisien regresi yang diperoleh dalam pengujian data tersebut

mengindikasikan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah

berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi daerah.

C. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan pemerintah daerah

sebagai variabel independen dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel

dependen. Kinerja keuangan pemerintah daerah dalam penelitian ini

dijelaskan dengan lima pengukuran rasio yang terdiri dari rasio kemandirian

daerah, rasio efektivitas PAD, rasio efisiensi anggaran, rasio keserasian

belanja operasional, dan rasio keserasian belanja modal. Hasil pengujian

dalam penelitian ini berhasil membuktikan secara empiris bahwa hipotesis

keempat dan kelima dalam penelitian ini tidak dapat ditolak.

1. Pengaruh Rasio Kemandirian Daerah terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh rasio kemandirian sebagai alat pengukuran kinerja pemerintah

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari Tabel 4.9,

menunjukkan tingkat signifikansi rasio kemandirian berada di atas 5%,

hal ini berarti hipotesis nol tidak berhasil ditolak, atau dengan kata lain

hipotesis pertama tidak mampu didukung, sehingga rasio kemandirian

daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil ini berbanding terbalik dengan hasil dari penelitian Hamzah

(2008) yang menyatakan bahwa rasio kemandirian berpengaruh positif

secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

semakin besar PAD yang diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah,

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan yang sah serta semakin kecil pinjaman dan bantuan pusat,

maka semakin mandiri daerah tersebut. Namun dengan semakin

mandiri daerah tersebut, sebenarnya pertumbuhan ekonomi di daerah

tersebut belum dapat dikatakan dapat mengalami peningkatan, karena

dengan kurangnya campur tangan kebijakan yang dilakukan oleh

pemerintah pusat dan kurangnya kesiapan daerah untuk mandiri justru

membuat pertumbuhan ekonomi daerah semakin terhambat.

2. Pengaruh Rasio Efektivitas PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh rasio efektivitas PAD sebagai alat pengukuran kinerja

pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari Tabel

4.9, menunjukkan tingkat signifikansi rasio kemandirian berada di atas

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

5%, hal ini berarti hipotesis nol tidak berhasil ditoloak, atau dengan

kata lain hipotesis kedua tidak mampu didukung, sehingga rasio

efektivitas PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Hasil ini sejalan dengan hasil dari penelitian Hamzah (2008) yang

menyatakan bahwa rasio efektivitas PAD tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan perbedaan antara

realisasi penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD pada masing-

masing daerah tidak terlalu signifikan atau kurang memenuhi unsur

value for money (ekonomis, efisien, dan efektif). Dengan kurang adanya

perbedaan yang signifikan tersebut, maka kurang mendorong pula

adanya pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

3. Pengaruh Rasio Efisiensi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh rasio efisiensi anggaran sebagai alat pengukuran kinerja

pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari Tabel

4.9, menunjukkan tingkat signifikansi rasio kemandirian yang berada di

atas 5%, hal ini berarti hipotesis nol tidak berhasil ditolak, atau dengan

kata lain hipotesis ketiga tidak mampu didukung, sehingga rasio

efisiensi anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Hasil ini berbeda dengan hasil dari penelitian Hamzah (2008)

yang menyatakan bahwa rasio efisiensi berpengaruh positif secara

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan realisasi

belanja yang dikeluarkan lebih kecil daripada realisasi pendapatan yang

diterima atau dilakukan adanya efisiensi. Dengan adanya efisiensi ini,

alokasi pendapatan pada belanja pembangunan jadi semakin berkurang,

sementara sektor ekonomi sangat membutuhkan infrastruktur daerah

yang memadai, sehingga menghambat adanya pertumbuhan ekonomi.

4. Pengaruh Rasio Keserasian Belanja Operasional terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh rasio keserasian belanja operasional sebagai alat pengukuran

kinerja pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari

Tabel 4.9, menunjukkan tingkat signifikansi rasio keserasian belanja

operasional yang berada di bawah 5%, hal ini berarti hipotesis nol

ditolak, atau dengan kata lain hipotesis keempat berhasil didukung

sehingga rasio keserasian belanja operasional berpengaruh positif

secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil ini memang menunjukkan fenomena yang terjadi di

Indonesia, bahwa jika alokasi pendapatan untuk belanja operasional

tinggi, maka pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga meningkat.

Hal ini terjadi karena salah satu pos utama dari belanja operasional

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

adalah belanja pegawai yang di dalamnya terdapat gaji untuk pegawai

negeri di daerah tersebut. Adapun penjelasannya dapat kita lihat dari

beberapa persamaan berikut ini.

Jika Y di atas adalah pendapatan masyarakat yang didalamnya

terdapat unsur gaji pegawai negeri, maka jika gaji pegawai meningkat

berarti konsumsi rumah tangga pun meningkat (Irawan dan Suparmoko,

2002). Sementara jika dilihat dari rumus perhitungan PDRB berikut ini,

peningkatan konsumsi rumah tangga dapat meningkatkan nilai PDRB

yang merupakan indikator perhitungan peryumbuhan ekonomi suatu

daerah (Sukirno, 2002). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

peningkatan Rasio Belanja Operasional berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah.

5. Pengaruh Rasio Keserasian Belanja Modal terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh rasio keserasian belanja modal sebagai alat pengukuran

kinerja pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari

Tabel 4.9, menunjukkan tingkat signifikansi rasio keserasian belanja

modal yang berada di bawah 10%, hal ini berarti hipotesis nol ditolak,

atau dengan kata lain hipotesis kelima berhasil didukung sehingga rasio

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

keserasian belanja modal berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Hasil ini sejalan dengan hasil dari penelitian Kuncoro (2004)

yang menyatakan bahwa Pembangunan sarana dan prasarana oleh

pemerintah daerah berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Hal

ini menunjukkan bahwa pembangunan sarana dan prasarana di

Indonesia pada tahun penelitian 2006-2008 sudah tepat sasaran,

sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian di daerah tersebut,

yang secara otomatis meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ruang lingkup penelitian ini merupakan pemerintah daerah kabupaten dan

kota dengan kriteria terpilih. Periode waktu yang diteliti adalah dari tahun

2006 hingga 2008. Berdasarkan hasil seleksi diperoleh 68 daerah

penelitian,

2. Hipotesis pertama, kedua dan ketiga tidak berhasil didukung atau dapat

dikatakan bahwa rasio kemandirian daerah, rasio efektivitas PAD, dan

rasio efisiensi anggaran sebagai alat pengukuran kinerja keuangan

pemerintah daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi,

3. Hipotesis keempat berhasil didukung atau dapat dikatakan bahwa rasio

keserasian belanja operasional sebagai alat pengukuran kinerja keuangan

pemerintah daerah berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hasil ini memang menunjukkan fenomena yang

terjadi di Indonesia, bahwa jika alokasi pendapatan untuk belanja

operasional tinggi, maka pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga

meningkat. Hal ini terjadi karena salah satu pos belanja operasional

adalah belanja pegawai yang di dalamnya adalah gaji untuk pegawai

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

negeri di daerah tersebut. Jika gaji pegawai meningkat, konsumsi pun

meningkat, sehingga roda perekonomian di daerah tersebut juga

mengalami peningkatan,

4. Hipotesis kelima berhasil didukung atau dapat dikatakan bahwa rasio

keserasian belanja modal sebagai alat pengukuran kinerja keuangan

pemerintah daerah berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hasil ini sejalan dengan hasil dari penelitian

Kuncoro (2004) yang menyatakan bahwa Pembangunan sarana dan

prasarana oleh pemerintah daerah berpengaruh positif pada pertumbuhan

ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan sarana dan prasarana

di Indonesia pada tahun penelitian 2006-2008 sudah tepat sasaran,

sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian di daerah tersebut,

yang secara otomatis meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

5. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kinerja keuangan

pemerintah daerah secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah.

B. Keterbatasan

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Periode penelitian ini hanya mencakup tiga tahun (2006–2008) sehingga

dimungkinkan kurang untuk melakukan generalisasi atas penelitian ini,

2. Variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah yang diteliti

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

hanyalah kinerja keuangan daerah yang diproksikan dengan lima

perhitungan rasio, yaitu rasio kemandirian daerah, rasio efektivitas PAD,

rasio efisiensi anggaran, rasio keserasian belanja operasional, dan rasio

keserasian belanja modal, sementara masih banyak karakteristik

pemerintah daerah yang lain seperti ekspor, pariwisata, jumlah

perusahaan di sektor industri, serta Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN), sehingga nilai adjusted R-square hanya sebesar 0.062. Hal ini

berarti model regresi dapat menjelaskan variasi pertumbuhan ekonomi

hanya sebesar 6,2% sedangkan sisanya (100% - 6,2% = 93,8%) dijelaskan

oleh sebab-sebab yang lain diluar model.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

peneliti memberikan beberapa saran untuk penelitian berikutnya sebagai

berikut:

1. Memperpanjang periode penelitian sehingga selain dapat menambah

jumlah sampel juga lebih mampu untuk untuk dapat dilakukan

generalisasi atas hasil penelitian tersebut,

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian yang akan datang diharapkan

lebih lengkap dan lebih bervariasi yang diperkirakan berpengaruh

terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KINERJA …eprints.uns.ac.id/7458/1/192261711201109171.pdf · 2013-07-21 · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79