perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id...

98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA RODA IMPIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X SEMESTER 1 SMA N I PURWANTORO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: RATIH PURWANINGSIH K3308111 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari 2013

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS)

DENGAN MEDIA RODA IMPIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR

KELAS X SEMESTER 1 SMA N I PURWANTORO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh:

RATIH PURWANINGSIH

K3308111

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Februari 2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS)

DENGAN MEDIA RODA IMPIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR

KELAS X SEMESTER 1 SMA N I PURWANTORO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh:

RATIH PURWANINGSIH

K3308111

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Februari 2013

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ratih Purwaningsih

Nim : K330811

Jurusan/Program studi : PMIPA/Pendidikan Kimia

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “STUDI KOMPARASI METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA

RODA IMPIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X SEMESTER 1

SMA N I PURWANTORO TAHUN PELAJARAN 2012/2013” ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Ratih Purwaningsih

K3308111

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I,

Drs.Sugiharto,Apt.,M.S.

NIP. 19490317 197603 1 002

Pembimbing II,

Budi Utami, S.Pd.M.Pd

NIP. 19741015 200501 2 003

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 6 Februari 2013

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Bakti Mulyani, M.Si. .................

NIP. 19590725 198503 2 008

Sekretaris : Dr. Mohammad Masykuri, M.Si. .................

NIP. 19681124 199403 1 001

Anggota I : Drs.Sugiharto,Apt.,M.S. ..................

NIP. 19490317 197603 1 002

Anggota II : Budi Utami, S.Pd., M.Pd. ..................

NIP. 19741015 200501 2 003

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Ratih Purwaningsih. K3308111. STUDI KOMPARASI METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA

RODA IMPIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X SEMESTER 1

SMA N I PURWANTORO TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.

Februari 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) pengaruh penggunaan

metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian terhadap

prestasi belajar siswa materi sistem periodik unsur, 2) pengaruh penggunaan

metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi

belajar siswa materi sistem periodik unsur, 3) pengaruh yang lebih baik antara

penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian

dan metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi

belajar siswa materi sistem periodik unsur.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan

penelitian Randomized Control Group Pretest-Postest Design. Populasi penelitian

adalah siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 1 Purwantoro tahun pelajaran

2012/2013 yang terdiri atas 6 kelas. Sampel terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas XB

sebagai kelas eksperimen I (metode NHT dengan media roda impian), kelas XE

sebagai kelas eksperimen II (metode TPS dengan media roda impian) dan kelas

XF sebagai kelas kontrol (metode ceramah) yang dipilih secara cluster random

sampling. Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif menggunakan

metode tes sedangkan prestasi belajar afektif siswa menggunakan angket. Teknik

analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t-pihak

kanan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) terdapat

pengaruh penggunaan metode NHT dengan media roda impian terhadap prestasi

belajar siswa materi sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan oleh kedua harga

thitung kelas eksperimen I dan kelas kontrol berdasarkan uji t-pihak kanan untuk

nilai kognitif (3,58) dan afektif (3,43) lebih besar dari pada ttabel = 1,67 sehingga

hipotesis nol ditolak, 2) terdapat pengaruh penggunaan metode TPS dengan media

roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem periodik unsur. Hal ini

ditunjukkan oleh kedua harga thitung kelas eksperimen II dan kelas kontrol

berdasarkan uji t-pihak kanan untuk nilai kognitif (1,88) dan afektif (1,77) lebih

besar dari pada ttabel = 1,67 sehingga hipotesis nol ditolak, 3) metode NHT dengan

media roda impian memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode

TPS dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem

periodik unsur. Hal ini ditunjukkan oleh kedua harga thitung kelas eksperimen I dan

kelas eksperimen II berdasarkan uji t-pihak kanan untuk nilai kognitif (2,11) dan

afektif (1,76) lebih besar dari pada ttabel = 1,67 sehingga hipotesis nol ditolak.

Kata kunci : NHT, TPS, roda impian, prestasi belajar, sistem periodik unsur

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Ratih Purwaningsih. A COMPARATIVE STUDY OF COOPERATIVE

LEARNING METHOD USED NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

AND THINK PAIR SHARE (TPS) WITH WHEEL OF FORTUNE MEDIA

ON THE LEARNING ACHIEVEMENT ON THE PERIODIC TABLE OF

THE ELEMENTS GRADE X SMA N 1 PURWANTORO IN THE

ACADEMIC YEAR OF 2012/2013. Thesis, Teacher Training and Education

Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. January 2013.

The objectives of research are to find out (1) the influence of NHT

method with wheel of fortune media on learning achievement on the periodic

table of the elements, (2) the influence of TPS method with wheel of fortune

media on learning achievement on the periodic table of the elements, and (3)

better influence between NHT and TPS method wih wheel of fortune media on

learning achievement on the periodic table of the elements.

This study employed an experimental method with “Randomized Control

Group Pretest-Posttest Design”. The population in this research was the X graders

of SMA N 1 Purwantoro in the academic year of 2012/2013 consisting of 6

classes. The sample consisted of 3 classes: XB science as experiment I class

(NHT with wheel of fortune media), XE science as II experiment class (TPS with

wheel of fortune media) and XF science as control class (lecture method); all

samples were taken using cluster random sampling. Technique of collecting data

used was test method for data on cognitive learning achievement, and

questionnaire was used for collecting data on student affective learning

achievement. The technique of analyzing data used for hypothesis testing was t-

test right side.

Based on the result of research, it could be concluded that (1) there was

an influence the use of NHT method with wheel of fortune to improve the

learning achievement on the periodic table of the elements. It could be seen from

the tobs values in experiment I and control classes based on t-test right side of 3,58

for cognitive value and 3,43 for affective value higher than ttable = 1,67 so that the

null hypothesis was not supported, (2) there was an influence the use of TPS

method with wheel of fortune to improve the learning achievement on the periodic

table of the elements. It could be seen from the tobs values in experiment I and

control classes based on t-test right side of 1,88 for cognitive value and 1,77 for

affective value higher than ttable = 1,67 so that the null hypothesis was not

supported, (3) the use of NHT method with wheel of fortune give better influence

achievement of student than TPS method with wheel of fortune on the learning

achievement on the periodic table of the elements. It could be seen from the tobs

values in experiment I and II classes based t-test right side of 2,11 for cognitive

value and 1,76 for affective value higher than ttable = 1,67, so that the null

hypothesis was not supported.

Keywords: NHT, TPS , wheel of fortune, learning achievement, periodic table of

the elements.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari urusan, kerjakan dengan sungguh – sungguh urusan yang lain”.

(Q.S.Al Insyirah : 6-7)

“Ketahuilah bahwa kemenangan itu akan diperoleh dengan kesabaran dan

kegembiraan itu akan diperoleh setelah bersusah payah, serta setelah kesusahan

pasti akan ada kemudahan”

(Hadist Riwayat Al-Turmidzi)

“Syukuri dan sayangi apa yang kamu miliki sekarang”

(Penulis)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta atas doa dan

dukungannya

Kedua adikku Irma dan Arif tersayang

serta Mas Tulus yang selalu

menyemangatiku

Teman-teman P. Kimia 2008 PMIPA FKIP

UNS

Sahabat-sahabatku yang selalu menemani

Almamaterku

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada

waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, saran, dorongan dan perhatian

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Dalam

kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., Selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D., selaku Ketua Jurusan PMIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Sugiharto, Apt. M.S. , selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian yang luar biasa sehingga

memperlancar penulisan skripsi ini.

5. Ibu Budi Utami, S.Pd. M.Pd. , selaku pembimbing II yang juga telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian yang luar biasa sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Drs.H. Hasyim Koiman, M.Pd., selaku Kepala SMA N 1 Purwantoro

yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Ibu Ayu Kartikasari, S.Pd., selaku guru mata pelajaran kimia SMA N !

Purwantoro yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Siswa-siswi kelas XB, XE, XF SMA N 1 Purwantoro atas bantuan dan

kerjasamanya.

9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan fasilitas dan do’a restu

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Mahasiswa kimia angkatan 2008 PMIPA FKIP UNS terimakasih untuk semua

bantuan, doa dan dukungannya

11. Teman-teman kos Griya Sri Tanjung (Nadin, Rahma, Nila, Lala) terimakasih

atas bantuan, dukungan dan semangatnya.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih

jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Januari 2013

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. v

HALAMAN ABSTRAK...................................................................................... vi

HALAMAN ABSTRACT.................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO........................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... ix

KATA PENGANTAR.......................................................................................... x

DAFTAR ISI......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 9

A. Kajian pustaka .................................................................................. 9

1. Studi Komparasi ......................................................................... 9

2. Belajar ........................................................................................ 9

3. Pembelajaran Kooperatif............................................................ 12

4. Metode Numbered Heads Together (NHT) ............................... 14

5. Metode Think Pair Share (TPS) ................................................ 14

6. Metode Ceramah ........................................................................ 15

7. Prestasi Belajar ........................................................................... 16

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

8. Roda Impian ............................................................................... 18

9. Sistem Periodik Unsur ............................................................... 19

B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 28

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 29

D. Hipotesis .......................................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 34

1. Tempat penelitian ....................................................................... 34

2. Waktu penelitian ........................................................................ 34

B. Metode Penelitian ............................................................................ 35

1. Variabel Penelitian ..................................................................... 36

2. Prosedur penelitian ..................................................................... 36

C. Populasi dan Teknik Pengambilan sampel....................................... 37

1. Populasi ...................................................................................... 37

2. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38

1. Metode Tes ................................................................................. 38

2. Metode Angket ........................................................................... 38

E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 39

1. Instrumen Penilaian Kognitif ..................................................... 39

a. Uji Validitas ........................................................................ 39

b. Uji Reliabilitas ..................................................................... 40

c. Uji Taraf Kesukaran Soal .................................................... 41

d. Uji Daya Pembeda ............................................................... 42

2. Instrumen Penilaian Afektif ....................................................... 43

a. Uji Validitas ........................................................................ 44

b. Uji Reliabilitas .................................................................... 45

F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 46

1. Uji Prasyarat Analis ................................................................... 46

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Uji Keseimbangan ................................................................ 46

b. Uji Normalitas ...................................................................... 46

c. Uji Homogenitas .................................................................. 47

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN ......................................................................... 50

A. Deskripsi Data .................................................................................. 50

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 59

C. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................ 62

D. Pembahasan Analisis Data ............................................................... 67

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................... 77

A. Simpulan .......................................................................................... 77

B. Implikasi .......................................................................................... 77

C. Saran ................................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN ......................................................................................................... 84

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pengelompokan Unsur Triade Dobereiner ......................................... 20

Tabel 2.2 Daftar Oktaf Newland ........................................................................ 20

Tabel 2.3 Penetapan Golongan dan Periode ...................................................... 24

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 35

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kognitif ......................................... 40

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kognitif .......................................... 41

Tabel 3.4 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kognitif.................................. 42

Tabel 3.5 Rangkuman Daya Pembeda Soal ....................................................... 43

Tabel 3.6 Skor Penilaian Afektif ........................................................................ 44

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Afektif ........................................... 45

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Afektif ............................................ 46

Tabel 4.1 Data Rerata Nilai Prestasi Belajar Kognitif dan Afektif Siswa ......... 50

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Kontrol ........................................................ 51

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Kontrol ........................................................ 52

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol ....................................................... 53

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol ....................................................... 54

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II .............................................. 56

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II .............................................. 57

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I, Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol ..................... 58

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I, Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol ..................... 59

Tabel 4.10 Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Materi Sistem Periodik Unsur 60

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Prestasi Belajar Siswa Materi Sistem Periodik

Unsur

61

Tabel 4.12 Hasil Uji t-Matching Nilai Ujian IPA SMP ....................................... 62

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Selisih Nilai Kognitif Kelas

Eksperimen I dan Kelas Kontrol ........................................................ 63

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Selisih Nilai Kognitif Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol ....................................................... 64

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Selisih Nilai Kognitif Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II .............................................. 64

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Nilai Afektif Kelas Eksperimen

I dan Kelas Kontrol ............................................................................ 65

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Nilai Afektif Kelas Eksperimen

II dan Kelas Kontrol ........................................................................... 66

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Nilai Afektif Kelas Eksperimen

I dan Kelas Kontrol ............................................................................ 66

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sistem Periodik Modern .................................................................. 22

Gambar 2.2 Nilai Keelektronegatifan ................................................................. 27

Gambar 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 34

Gambar 4.1 Histogram Selisih Nilai dari Prestasi Kognitif Siswa pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Kontrol ..................................................... 51

Gambar 4.2 Histogram Nilai dari Prestasi afektif Siswa pada Kelas Eksperimen

I dan Kelas Kontrol ......................................................................... 52

Gambar 4.3 Histogram Selisih Nilai dari Prestasi Kognitif Siswa pada Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol .................................................... 54

Gambar 4.4 Histogram Nilai dari Prestasi afektif Siswa pada Kelas Eksperimen

II dan Kelas Kontrol ........................................................................ 55

Gambar 4.5 Histogram Selisih Nilai dari Prestasi Kognitif Siswa pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ........................................... 56

Gambar 4.6 Histogram Nilai dari Prestasi afektif Siswa pada Kelas Eksperimen

I dan Kelas Eksperimen II ............................................................... 57

Gambar 4.7 Histogram Selisih Nilai dari Prestasi Kognitif Siswa pada Kelas

Eksperimen I, Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol .................. 58

Gambar 4.8 Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa pada Kelas Eksperimen I,

Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol .......................................... 59

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus .......................................................................................... 84

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 87

Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal Kognitif ................................................................. 200

Lampiran 4 Instrumen Kognitif ....................................................................... 214

Lampiran 5 Lembar Jawab Try Out Dan Kognitif ........................................... 222

Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Aspek Kognitif ................................... 224

Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Afektif ................................................................... 225

Lampiran 8 Angket Afektif .............................................................................. 230

Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen Aspek Afektif ..................................... 243

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Isi Aspek Kognitif ..................................... 244

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Isi Aspek Afektif ....................................... 246

Lampiran 12 Hasil Wawancara Observasi ......................................................... 248

Lampiran 13 Daftar Kelompok Diskusi ............................................................. 251

Lampiran 14 Perhitungan Jumlah Siswa yang Belum Mencapai Batas Tuntas

Materi Sistem Periodik Unsur Kelas X SMA N 1 Purwantoro

Tahun Pelajaran 2011/2012 .......................................................... 253

Lampiran 15 Uji Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran

Instrumen Aspek Kognitif ............................................................ 256

Lampiran 16 Uji Reliabilitas Instrumen Aspek Afektif ..................................... 261

Lampiran 17 Data Induk Penelitian ................................................................... 266

Lampiran 18 Daftar Nilai Ujian IPA SMP Kelas X SMA N 1 Purwantoro

Tahun Pelajaran 2011/2012 .......................................................... 269

Lampiran 19 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Siswa ..................................... 272

Lampiran 20 Uji Normalitas .............................................................................. 280

Lampiran 21 Uji Homogenitas ........................................................................... 292

Lampiran 22 Uji t-Matching .............................................................................. 296

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Lampiran 23 Uji t-Pihak Kanan ......................................................................... 299

Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 305

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan.

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas,

damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus

selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Kemajuan

bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik.

Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan

martabat manusia Indonesia. Untuk mencapainya, pembaharuan pendidikan di

Indonesia perlu terus dilakukan untuk menciptakan dunia pendidikan yang adaptif

terhadap perubahan jaman (Nurhadi, 2004 : 1).

Dalam perkembangannya, pendidikan di Indonesia telah mengalami

beberapa pergantian kurikulum. Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia

yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984 yang berbasis materi

(Content-Based Curicullum), kurikulum 1994 berbasis pencapaian tujuan

(Objective-Based Curicullum), kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) (Nurhadi, 2004 : 2). Dan yang saat ini digunakan adalah

kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan

kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia agar bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

Dunia pendidikan tidak lepas dari keberadaan sekolah. Sekolah merupakan

suatu lembaga pendidikan yang bersifat formal yang berperan untuk memberikan

pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Dalam kurikulum KTSP,

pengembangan kurikulum diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan

pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Sekolah memiliki “full

authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran

sesuai dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi,

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan standar

kompetensi, dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi,

mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan

berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta

mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa,

2007: 21 ).

Mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang wajib bagi siswa Sekolah

Menengah Atas (SMA). Bagi sebagian besar siswa, mata pelajaran kimia dirasa

sulit sehingga menyebabkan prestasi belajar rendah atau dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM). Dalam mata pelajaran kimia SMA kelas X

terdapat materi pokok sistem periodik unsur yang berisi pemahaman konsep.

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA N 1

Purwantoro yang merupakan salah satu sekolah menengah atas yang terdapat di

kabupaten Wonogiri bahwa pemahaman siswa untuk materi sistem periodik unsur

di SMA N 1 Purwantoro masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari capaian nilai

ulangan harian materi sistem periodik unsur tahun pelajaran 2011/2012, lebih dari

40 % siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

yang ditetapkan yaitu 68 untuk mata pelajaran kimia. Selain itu, nilai rata-rata dua

kelas dari enam kelas juga masih dibawah KKM yaitu 63,82 dan 63,03 (Lampiran

14).

Dari data tersebut dapat diidentifikasi kemungkinan permasalahan yang

menyebabkan prestasi belajar siswa rendah yaitu penggunaan metode ceramah

dalam menyampaikan materi. Menurut Cranton dalam Zaini,dkk (2007 : 92)

menyatakan bahwa merode ceramah identik dengan apa yang dikenal dengan

Instructor-Centered Method yang artinya guru merupakan satu-satunya orang

yang bertanggung jawab terhadap penyampaian materi kepada siswa. Sehingga

dalam metode ceramah pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher centered),

akibatnya siswa menjadi pasif. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari

ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru sebab apa yang diberikan guru

adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan

tergantung pada apa yang dikuasai guru (Sanjaya, 2010 : 148). Selain itu, pada

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

proses pembelajaran di SMA N 1 Purwantoro masih kurang dalam penggunaan

media pembelajaran sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan pembelajaran

sehingga siswa terkadang merasa bosan. Faktor lain yang mungkin dapat

menyebabkan prestasi siswa rendah yaitu pembelajarannya masih bersifat

individual. Akibatnya siswa tidak dapat bertukar pikiran dengan siswa lain dan

hanya terpacu pada pengetahuan yang dimiliki masing-masing.

Karakteristik materi sistem periodik unsur berisi hafalan yang memerlukan

pemahaman konsep pada siswa. Kemampuan siswa dalam memahami materi ini

tentu saja berbeda-beda. Ada siswa yang mudah memahami materi dan ada siswa

yang sulit memahami materi. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya yang dapat

mempermudah siswa dalam memahami materi dengan baik. Yaitu dibutuhkan

metode pembelajaran yang sesuai dan penggunaan media pembelajaran sebagai

penunjang untuk mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk dapat mengoptimalkan prestasi belajar siswa agar mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) maka diperlukan perubahan strategi dalam

pembelajaran yaitu dari yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi

berpusat pada siswa (student centered). Dengan pembelajaran yang berpusat pada

siswa ini, hasil belajar akan lebih bermakna. Siswa juga dapat mengembangkan

potensi dan bakat yang dimiliki dengan lebih maksimal. Tetapi seorang guru juga

harus memperhatikan metode pembelajaran dan media yang sesuai. Kesesuaian

dalam penggunaan metode dan media pembelajaran ini akan membangkitkan

motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas. Metode dan media

pembelajaran yang digunakan juga harus kreatif agar siswa tidak mudah lupa

dengan apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan yaitu

dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif ditandai oleh struktur tugas, tujuan, dan reward

yang kooperatif. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengerjakan tugas

yang sama secara bersama-sama, dan mereka harus mengoordinasikan usahanya

untuk menyelesaikan tugas itu (Arends, 2001 : 5). Pembelajaran kooperatif

merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

memahami konsep materi pelajaran (Slavin, 2008 : 4). Sehingga diharapkan

dalam pembelajaran siswa menjadi aktif dan prestasi belajar siswa akan

meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanel dan Erol

(2008:132) pada jurnalnya yang berjudul Effect of Cooperative Learning on

Instructing Magnetism: Analysis of an Experimental Teaching Sequence,

menyatakan bahwa pembelajaran dengan cooperative learning lebih berhasil dari

pembelajaran konvensional, maka dalam penelitian ini akan digunakan metode

pembelajaran kooperatif yang diharapkan sesuai dengan materi sistem periodik

unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro.

Terdapat dua metode struktural dalam pembelajaran kooperatif, yaitu

metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode Think Pair Share (TPS).

Metode struktural ini dapat dilakukan dengan cepat dan singkat. Kedua metode ini

merupakan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan

sosial, kemampuan akademik dan ketergantungan positif. Kedua metode

pembelajaran ini dapat diaplikasikan pada semua mata pelajaran dalam semua

tingkat usia siswa. Di samping itu NHT dan TPS merupakan metode pembelajaran

kooperatif yang relatif sederhana sehingga tidak memerlukan persiapan khusus

dari guru dibandingkan dengan metode-metode kooperatif lainnya serta mudah

dalam pengelolaan kelas (Kuncoro, 2011 : 7).

Metode Numbered Heads Together (NHT) dipilih untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa karena metode ini melibatkan siswa untuk aktif dan

bertanggung jawab dalam memahami materi pelajaran baik secara kelompok

maupun individual. Selain itu dalam metode NHT siswa dituntut untuk kreatif

dalam berfikir sehingga materi yang diperoleh tidak hanya terbatas dari

penyampaian guru. Metode NHT ini didalamnya juga terdapat diskusi kelompok

yang dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi

sehingga dapat tercipta kerjasama yang baik diantara siswa yang satu dengan yang

lainnya. Metode NHT ini memiliki kelebihan antara lain dapat tercipta suasana

koordinasi dimana siswa akan saling berkomunikasi, saling mendengarkan, saling

berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut akan

memupuk jiwa, sikap dan perilaku yang pada akhirnya mampu membawa dampak

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

positif (Kusumojanto dan Herawati, 2009 : 85). Selain itu metode pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) ini juga memiliki kelemahan antara lain

suasana di kelas menjadi ramai, dan tidak kondusif akibatnya pembelajarannya

kurang efektif. Jadi, guru harus mampu untuk mengendalikan keadaan di kelas

(Kusumojanto dan Herawati, 2009 : 93). Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Lago dan Nawang (2007) yang berjudul Influence of Cooperative Learning

on Chemistry Students’Achievement,Self-efficacy and Attitude menyimpulkan

bahwa metode pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads

Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bidang kimia,

efektifitas diri siswa dalam belajar, dan sikap terhadap kimia dibandingkan

dengan metode ceramah diskusi, maka diharapkan penggunaan metode Numbered

Heads Together (NHT) dalam penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro.

Selain metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), metode

pembelajaran Think Pair Share (TPS) juga diharapkan sesuai dengan materi

sistem periodik unsur dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada

metode TPS ini siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan merespon serta

bekerja sama dengan orang lain yang saling berpasangan sehingga siswa menjadi

aktif untuk mengemukakan ide dan pengetahuannya dengan teman pasangannya.

Adanya kerjasama dalam pasangan inilah menuntut siswa untuk berfikir dalam

memecahkan masalah secara bersama-sama. Menurut Anita Lie (2002: 46)

metode TPS mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelebihannya yaitu melatih

kesiapan siswa dalam menerima materi, dapat meningkatkan partisipasi antar

anggota kelompok, meningkatkan interaksi antar siswa. Sedangkan kelemahannya

yaitu ide yang muncul sedikit karena hanya terdiri dari dua orang. Kerjasama yang

terjadi dengan teman pasangan kurang terkendali sebab dalam satu kelas terdapat

banyak kelompok pasangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

Sunarto, Sumarni, Suci (2008) yang berjudul Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan

Model Pembelajaran Metode Think-Pair-Share Dan Metode Ekspositori

menyatakan bahwa hasil belajar kimia metode Think-Pair-Share lebih baik

daripada pembelajaran metode ekspositori, maka diharapkan penggunaan metode

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Think Pair Share (TPS) dalam penelitian ini dapat memberikan hasil prestasi

belajar siswa yang baik pada materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1

Purwantoro.

Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran agar semua siswa dapat

menerima penyampaian materi dengan baik maka digunakan media pembelajaran

sebagai penunjang dan pelengkap proses pembelajaran agar semua siswa aktif dan

suasana kelas menjadi kondusif. Pada penelitian ini digunakan media roda impian.

Roda impian merupakan permainan berupa suatu roda bernomor yang dimainkan

dengan cara diputar. Dalam roda impian siswa harus memutar roda yang berisi

nomor sesuai jumlah kelompok dan siswa harus menjawab soal sesuai nomor

kelompok masing-masing yang muncul pada saat diputar tadi sehingga siswa

dituntut aktif dan siap untuk menjawab pertanyaan. Penggunaan media roda

impian ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam

pembelajaran sehingga siswa lebih fokus pada materi pelajaran dan suasana kelas

menjadi kondusif. Dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa akan

meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas, akan dilakukan penelitian dengan

judul : “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Heads Together) Dan TPS (Think Pair Share) Dengan Media

Roda Impian Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem

Periodik Unsur Kelas X Semester 1 SMA N 1 Purwantoro Tahun Pelajaran

2012/2013”

B. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode Numbered Heads Together

(NHT) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi

sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun

pelajaran 2012/2013?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode Think Pair Share (TPS)

dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem

periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun pelajaran

2012/2013?

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Apakah penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media

roda impian memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan metode

Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar

siswa materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1

tahun pelajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT)

dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem

periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun pelajaran

2012/2013 berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode Think Pair Share (TPS) dengan

media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem periodik

unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun pelajaran 2012/2013

berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif.

3. Mengetahui pengaruh yang lebih baik antara penggunaan metode Numbered

Heads Together (NHT) dengan media roda impian dan metode Think Pair

Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi

sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun

pelajaran 2012/2013 berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa yang

diperoleh melalui metode pembelajaran kooperatif Numbered Heads

Together (NHT) dan Think Pair Share (TPS).

b. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung

teori-teori yang telah ada yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan saran atau masukan kepada guru dalam memilih metode

pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan

pembelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur sehingga hasil

belajar siswa maksimal.

b. Memberikan cara yang lebih baik dalam meningkatkan hasil dan proses

belajar siswa pada materi sistem periodik unsur.

c. Bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian

sejenis.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Studi Komparasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, studi adalah kajian dan telah

ilmiah (2005 : 774) sedangkan komparasi adalah perbandingan (2005 : 479).

Menurut Poerwadarminta (1976 : 965), studi adalah pelajaran; penggunaan

waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan; penyelidikan. Sudjud

dalam Arikunto (1998 : 247) mengemukakan bahwa penelitian komparasi akan

dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang

benda-benda, prosedur kerja, ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok,

terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja.

Dari pengertian di atas studi komparasi adalah kajian

membandingkan suatu penyelidikan yang memerlukan waktu dan pikiran untuk

memperoleh ilmu pengetahuan sehingga dapat menemukan persamaan dan

perbedaannya.

2. Belajar

Belajar tidak dapat lepas dari kehidupan manusia, bahkan dari

sejak lahir manusia telah mengalami proses belajar. Maka dari itu para ahli

berusaha menjelaskan definisi belajar yang berbeda-beda. Walaupun pada

hakekatnya definisi-definisi tersebut mempunyai pengertian yang sama.

Menurut Subakti (2010) belajar merupakan hasil usaha dari peserta

didik untuk membangun suatu pengetahuan berdasarkan pengalamannya

masing-masing. Menurut Suyono dan Hariyanto (2011 : 107) belajar

merupakan pencarian makna. Oleh sebab itu pembelajaran harus dimulai

dengan isu-isu yang mengakomodasikan siswa untuk secara aktif

mengkonstruk makna. Menurut Sutrisno dalam Suyono dan Hariyanto (2011 :

134) belajar adalah suatu proses aktif menyusun makna melalui setiap interaksi

dengan lingkungan dengan membangun hubungan antara konsepsi yang telah

dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Dari pengertian mengenai belajar di atas, tidak dapat ditentukan

definisi yang paling baik, tetapi antara definisi yang satu dengan yang lain

saling melengkapi. Jadi dapat disimpulkan belajar adalah hasil usaha untuk

membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman masing-masing melalui

suatu proses aktif pencarian makna setiap interaksi dengan lingkungan.

Keberhasilan dalam belajar tergantung kepada bermacam-macam

faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan

menjadi dua golongan, yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor

individual. Yang termasuk faktor individual antara lain faktor

kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Yang termasuk

faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan

cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar,

lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi social (Purwanto,

2002 : 102).

Beberapa teori belajar yang memberikan pandangan khusus

tentang belajar, diantaranya:

a. Teori belajar kognitivisme

Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh

persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan

tujuan-tujuannya. Belajar menurut kognitivisme diartikan sebagai

perubahan persepsi dan pemahaman. Teori ini menekankan kebermaknaan

keseluruhan sesuatu daripada bagian-bagian, maka belajar dipandang

sebagai proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan

informasi, emosi, dan faktor-faktor lain (Aunurrahman, 2011 : 44).

b. Teori Perkembangan Piaget

Menurut Piaget, perkembangan intelektual melalui empat tahap-

tahap berikut :

1) Tahap sensori motor 0,0 – 2, 0 tahun)

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pada tahap sensori motor, anak mengenal lingkungan dengan

kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan

penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pergerakannya.

2) Tahap pra-operasional (2,0 – 7,0)

Pada tahap pra-operasional, anak mengandalkan diri pada

persepsi tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan simbol,

bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar dan

mengolong-golongkan.

3) Tahap operasional konkret (7,0 – 11,0 tahun)

Pada tahap operasi konkret anak dapat mengembangkan pikiran

logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis, walau kadang-kadang

memecahkan masalah secara “trial and error”.

4) Tahap operasional (11,0 – ke atas)

Pada tahap operasi formal anak dapat berfikir abstrak seperti

orang dewasa (Aunurrahman, 2011 : 44-45).

Menurut Piaget belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan

tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi

kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang

ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dibantu oleh pertanyaan dari

guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta

didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari,

mengamati, dan menemukan, memungut berbagai hal dari lingkungan.

Berdasarkan konsep Piaget langkah-langkah pembelajaran meliputi

aktivitas sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembelajaran

2) Memilih materi pelajaran

3) Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif

4) Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut,

misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan

sebagainya

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

5) Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas

dan cara berpikir siswa

6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa (Suyono dan

Hariyanto, 2011 : 88).

c. Teori belajar Gagne

Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang

seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada

teori pengolahan informasi. Menurut Gagne cara berpikir seseorang

tergantung pada: 1) keterampilan apa yang telah dimilikinya, 2)

keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu

tugas (Aunurrahman, 2011 : 46).

Gagne mengemukakan tahapan proses pembelajaran meliputi

delapan fase yang paling sederhana sampai dengan yang paling rumit,

yaitu sebagai berikut: 1) motivasi, 2) pemahaman, 3) pemerolehan, 4)

penyimpanan, 5) pengingatan kembali, 6) generalisasi, 7) perlakuan, dan

8) umpan balik (Suyono dan Hariyanto, 2011 : 88).

3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antar siswa dan

saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan

penghargaan. Keberhasilan pembelajaran kooperatif tergantung dari

keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, dimana keberhasilan

tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar

kelompok.

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas

kooperatif, siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan,

dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu

dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Slavin, 2009 :

4).

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Arends ( 2001 : 5 )

sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.

b. Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan

tinggi.

c. Bilamana mungkin, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan

gender.

d. Sistem rewardnya berorientasi kelompok maupun individu.

Menurut Slavin (2009 : 10), tiga konsep penting dalam semua

metode pembelajaran kelompok yaitu:

a. Penghargaan Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan tim lainnya, jika mereka

berhasil melampaui criteria tertentu yang telah ditetapkan.

b. Tanggung Jawab Individu

Kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua

anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam

membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang

dalam satu tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaiannya yang

dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.

c. Kesempatan Sukses yang Sama

Semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan

kinerja mereka dari sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan

prestasi tinggi, sedang, dan rendah, semuanya sama-sama ditantang untuk

melakukan yang terbaik, dan kontribusi dari semua anggota tim ada

nilainya.

Arends ( 2001 : 6) mengatakan bahwa ada 6 fase atau langkah

utama dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pelajaran dan

membangkitkan motivasi belajar siswa.

b. Presentasi informasi, seringkali dalam bentuk teks daripada ceramah.

c. Siswa diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d. Siswa dibantu oleh guru, bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan

tugas-tugas.

e. Presentasi hasil akhir kelompok atau menguji segala yang sudah dipelajari

siswa.

f. Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.

4. Metode Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together adalah pendekatan yang dikembangkan

oleh Kagan (1998) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam review berbagai

materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman

mereka tentang isi pelajaran itu. Pada saat mengarahkan pertanyaan kepada

seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat langkah berikut ini (Arends,

2001 : 16):

a. Langkah 1- Numbering. Guru membagi siswa menjadi beberapa tim

beranggota tiga sampai lima orang dan memberi nomor sehingga setiap

siswa pada masing-masing tim memiliki nomor 1 sampai 5.

b. Langkah 2- Questioning. Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada

siswa. Pertanyaannya itu bisa sangat spesifik dan dalam bentuk pertanyan.

c. Langkah 3- Heads Together. Siswa menyatukan “kepalanya” untuk

menemukan jawabannya dan memastikan bahwa semua orang tahu

jawabannya.

d. Langkah 4- Answering. Guru memanggil sebuah nomor dan siswa dari

masing-masing kelompok yang memiliki nomor itu mengangkat tangannya

dan memberikan jawabannya ke hadapan seluruh kelas.

5. Metode Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share timbul dari penelitian tentang cooperative

learning dan wait time. Pendekatan yang dideskripsikan di sini, yang awalnya

dikembangkan oleh Lyman (1985) dan rekan-rekannya di University of

Maryland, adalah cara efektif untuk mengubah pola wacana dalam kelas.

Pendekatan ini menantang asumsi bahwa resitasi atau diskusi perlu dilakukan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dalam setting seluruh kelompok, dan memiliki prosedur-prosedur built-in untuk

memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk berpikir, untuk merespon,

dan untuk saling membantu. Sebagai contoh, seorang guru baru saja selesai

membuat presentasi pendek atau siswa sudah selesai membaca sebuah tugas

atau situasi penuh teka-teki yang dideskripsikan guru. Guru sekarang

menginginkan agar siswa menyimak baik-baik apa yang sudah dijelaskannya.

Guru memilih strategi think pair share daripada tanya jawab seluruh kelompok

(Arends, 2001 : 15-16).

Langkah-langkah metode think pair share adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1 – Thinking. Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau isu yang

terkait dengan pelajaran dan meminta siswa-siswanya untuk menggunakan

waktu satu menit untuk memikirkan sendiri tentang jawaban untuk isu

tersebut.

b. Langkah 2 – Pairing. Guru meminta siswa untuk berpasang-pasangan dan

mendiskusikan segala yang sudah mereka pikirkan. Interaksi selama periode

ini dapat berupa saling berbagi jawaban bila pertanyaan yang diajukan atau

berbagi ide bila sebuah isu tertentu diidentifikasi. Biasanya guru

memberikan waktu lebih dari empat atau lima menit untuk berpasangan.

c. Langkah 3 – Sharing. Dalam langkah terakhir ini, guru meminta pasangan-

pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah dibicarakan bersama

pasangannya masing-masing dengan seluruh kelas. Lebih efektif bagi guru

untuk berjalan mengelilingi ruangan, dari satu pasangan ke pasangan lain

sampai seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan hasil

diskusi mereka.

6. Metode Ceramah

Metode yang selama ini sering dan banyak digunakan oleh guru

dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah. Metode ceramah dapat

diartikan sebagai cara penyajian pelajaran melalui penuturan secara lisan atau

penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Penggunaan metode ceramah

sangat tergantung pada kemampuan guru. Menurut Cranton dalam Zaini,dkk

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(2007 : 92) menyatakan bahwa merode ceramah identik dengan apa yang

dikenal dengan Instructor-Centered Method yang artinya guru merupakan satu-

satunya orang yang bertanggung jawab terhadap penyampaian materi kepada

siswa. Sehingga dalam metode ceramah pembelajaran hanya terpusat pada guru

(teacher centered), akibatnya siswa menjadi pasif.

Menurut Sanjaya (2010 : 148), metode ceramah memiliki

kelebihan dan kelemahan. Ada beberapa kelebihan metode ceramah antara lain:

a. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.

b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi

pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya

oleh guru dalam waktu yang singkat.

c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.

d. Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena

sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan

ceramah.

e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih

sederhana.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki metode ceramah, diantaranya:

a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas

pada apa yang dikuasai guru.

b. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur kata yang baik, ceramah

sering dianggap metode yang membosankan.

c. Melalui ceramah guru sangat sulit untuk mengetahui pemahaman materi

oleh seluruh siswa.

7. Prestasi Belajar

Kata ” prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi ”prestasi” yang berarti ”hasil

usaha”. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang utama dalam sejarah

kehidupan manusia karena sepanjang kehidupanya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Kehadiran prestasi

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat

memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang

berada pada bangku sekolah (Arifin, 1990: 2-3).

Penggolongan prestasi belajar menurut Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginnya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor.

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Menurut Bloom

et al, ranah kognitif terdiri dari enam aspek (Aunnuraahman, 2009 : 49),

yaitu :

1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang

telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan tersebut

dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori,

prinsip, atau metode.

2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-

hal yang dipelajari.

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Aspek ini misalnya tampak

dalam kemampuan menggunakan prinsip.

4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik.

5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya

tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja.

6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan

menilai hasil karangan.

b. Ranah afektif

Ranah efektif berkenaan dengan sikap. Ranah efektif terdiri dari lima aspek

(Sudjana, 1991 : 30) yaitu :

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Penerimaan (Receiving/Attending), yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa dalam bentuk

masalah, situasi, gejala, dll.

2) Jawaban atau Responding, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar.

3) Penilaian (Valuing) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulus.

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem

organisasi termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain,

pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinnya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang.

c. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan (Sudjana, 1991 :

31), yaitu :

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dll.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,dan

ketepatan.

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.

8. Roda Impian

Roda impian merupakan permainan berupa suatu roda bernomor

yang dimainkan dengan cara diputar. Selain roda bernomor diperlukan juga

satu set pertanyaan dan satu set kartu jawaban. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

harus relevan dengan materi dan latihan soal ( Lestari, 2007 : 15).

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Bermain roda impian seperti sedang mengikuti acara kuis

berhadiah oleh karena itu saat permainan berlangsung suasana diusahakan

kondusif dan semenarik mungkin. Dalam permainan ini tidak ada bantuan

huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran.

Supaya dapat menjawab dengan benar, diperlukan koordinasi dan kerja sama

kelompok sehingga kontribusi individu sangat menentukan keberhasilan tim.

Penguasaan materi pelajaran dan kreatifitas siswa merupakan modal untuk

bertanding. Adanya suasana yang menarik atau menyenangkan menyebabkan

para siswa bersemangat dan memacu untuk melakukan yang terbaik (Ekawati,

2010 : 22).

9. Sistem Periodik Unsur

a. Pengertian Sistem Periodik Unsur

Sistem periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun

dengan aturan tertentu. Pengelompokan dilakukan dengan membandingkan

sifat-sifat unsur. Dasar pertama yang digunakan untuk mengelompokkan

unsur adalah kemiripan sifat, kemudian kenaikkan massa atom, dan sekarang

berdasarkan kenaikkan nomor atom.

b. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur

1) Pengelompokan atas Logam dan Nonlogam

Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier

yang mengelompokkan unsur ke dalam logam dan non logam. Pada

waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal. Oleh karena

pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur

tersebut kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain,

artinya belum terlihat adanya kemiripan antara unsur yang satu dengan

yang lainnya. Tentu saja pengelompokan ini masih sangat sederhana,

sebab antara sesama logam pun masih terdapat banyak perbedaan.

2) Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner, seorang

professor kimia di Jerman, mengemukakan bahwa massa atom relatif

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

stronsium sangat dekat dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang

mirip dengan stronsium, yaitu kalsium dan barium. Dobereiner juga

menemukan beberapa kelompok unsur lain mempunyai gejala seperti

itu. Oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsur-

unsur dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur

yang disebutnya triade. Namun sayang, Dobereiner tidak berhasil

menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut bermanfaat.

Tabel 2.1. Pengelompokan unsur Triade Dobereiner

Triade Ar Rata-rata Ar Unsur

Pertama dan Ketiga

Kalsium 40

Stronsium 88

Barium 137

3) Hukum Oktaf Newlands

Pada tahun 1864, seorang ahli kimia dari Inggris bernama

A.R.Newwlans mengumumkan penemuannya yang disebut hukum

oktaf. Newlands menyusun unsure berdasarkan kenaikan massa atom

relatifnya. Ternyata unsure yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8,

unsur ke-2 dan ke-9, dan seterusnya) menunjukkan kemiripan sifat.

Daftar unsur yang disusun Newlands berdasarkan hukum oktaf

diberikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Daftar Oktaf Newland

1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O

8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S

15. Cl 16. K 17. Ca 18. Cr 19. Ti 20. Mn 21. Fe

22. Co&Ni 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Hukum oktaf Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-

unsur ringan, kira-kira sampai dengan kalsium (Ar = 40). Jika

diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti

mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan C maupun Si (Purba,

2006 : 53-54).

4) Sistem Periodik Mendeleev

Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel sistem

periodik, maka ia dianggap sebagai penemu tabel sistem periodik yang

sering disebut juga sebagai sistem periodik unsur pendek. Sistem

periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan

kemiripan sifat. Sistem periodik Mendeleev pertama kali diterbitkan

dalam jurnal ilmiah Annalen der Chemie pada tahun 1871 ( Permana,

2009 : 23).

Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai

kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-

lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa

atom relatifnya, disebut periode. Sistem periodik Mendeleev ini

mempunyai kelemahan dan juga keunggulan. Kelemahan sistem ini

adalah penempatan beberapa unsur tidak sesuai dengan kenaikanmassa

atom relatifnya. Selain itu masih banyak unsur yang belum dikenal.

Sedangkan keunggulan sistem periodik Mendeleev adalah bahwa

Mendeleev berani mengosongkan beberapa tempat dengan keyakinan

bahwa masih ada unsur yang belum dikenal ( Utami,dkk, 2009 : 24).

5) Sistem Periodik Modern

Pada tahun 1914, Henry G. Moseley menemukan bahwa urutan

unsur-unsur dalam sistem periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom

unsur. Sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan kenaikan

nomor atom dan kemiripan sifat. Moseley berhasil menemukan

kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang

terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai

dengan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kenaikan nomor atom. Sistem periodik modern bisa dikatakan sebagai

penyempurnaan sistem periodik Mendeleev. Tabel Moseley atau yang

dikenal dengan istilah Tabel Sistem Periodik Modern dapat dilihat pada

gambar 2.1 Sistem Periodik Modern.

Gambar 2.1. Sistem Periodik Modern

Jumlah periode dalam sistem periodik ada 7 dan diberi tanda

dengan angka:

Periode 1 disebut sebagai periode sangat pendek dan berisi 2 unsur.

Periode 2 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur.

Periode 3 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur.

Periode 4 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur.

Periode 5 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur.

Periode 6 disebut sebagai periode sangat panjang dan berisi 32

unsur, pada periode ini terdapat unsur Lantanida yaitu unsur nomor

58 sampai nomor 71.

Periode 7 disebut sebagai periode belum lengkap karena mungkin

akan bertambah lagi jumlah unsur yang menempatinya, sampai saat

ini berisi 24 unsur. Pada periode ini terdapat deretan unsur yang

disebut Aktinida, yaitu unsur bernomor 90 sampai nomor 103.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Nomor golongan = jumlah elektron valensi

Jumlah golongan dalam sistem periodik ada 8 dan ditandai

dengan angka Romawi. Ada dua golongan besar, yaitu golongan A

(golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Golongan B

terletak antara golongan IIA dan golongan IIIA.

Nama-nama golongan pada unsur golongan A

Golongan IA disebut golongan alkali

Golongan IIA disebut golongan alkali tanah

Golongan IIIA disebut golonga boron

Golongan IVA disebut golongan karbon

Golongan VA disebut golongan nitrogen

Golongan VIA disebut golongan oksigen

Golongan VIIA disebut golongan halogen

Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia

Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat

mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur lantanida. Pada periode 7 juga berlaku

hal yang sama dan disebut unsur-unsur aktinida. Kedua seri unsur ini

disebut unsur-unsur transisi dalam. Unsur-unsur lantanida dan aktinida

termasuk golongan IIIB, dimasukkan dalam satu golongan karena

mempunyai sifat yang sangat mirip ( Permana, 2009 : 26).

6) Penetapan Golongan dan Periode

Penetapan golongan dan periode dengan cara menuliskan

konfigurasi elektron, kemudian elektron valensi (jumlah elektron pada

kulit terluar) merupakan nomor golongan. Sedangkan jumlah kulit yang

sudah berisi elektron menunjukkan periode.

Nomor periode = jumlah kulit

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 2.3. Penetapan Golongan dan Periode

7) Sifat-sifat Periodik Unsur

Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai

dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu

periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat-sifat

periodik meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,

keelektronegatifan, titik cair dan titik didih.

a) Jari – jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar.

Kecenderungan jari-jari atom dalam sistem periodik yaitu:

Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari atom semakin

besar.

Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin

kecil.

Besar kecilnya jari-jari atom terutama ditentukan oleh dua faktor,

yaitu jumlah kulit dan muatan inti.

Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom,

semakin besar jari-jarinya.

Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar muatan inti, maka

semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga semakin

kecil jari-jarinya.

Unsur Konfigurasi

elektron

Jumlah

elektron

terluar

Jumlah

kulit

Golongan Periode

4Be 2 2 2 2 IIA 2

7N 2 5 5 2 VA 2

10Ne 2 8 8 2 VIIIA 2

14Si 2 8 4 4 3 IVA 3

17Cl 2 8 7 7 3 VIIA 3

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b) Energi Ionisasi

Suatu atom dapat kehilangan (melepas) elektron, sehingga

menjadi ion positif. Pelepasan elektron memerlukan energi untuk

mengatasi gaya tarik intinya. Besarnya energi yang diperlukan untuk

melepas satu elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas

sehingga terbentuk ion berwujud gas dengan muatan +1 disebut

energi ionisasi.

Keperiodikan energi ionisasi yaitu sebagai berikut:

Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin

kecil.

Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung

bertambah.

Besar-kecilnya energi ionisasi bergantung pada besar gaya

tarik inti terhadap elektron kulit terluar, yaitu elektron yang akan

dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti, semakin besar energi

ionisasi.

Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah

besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin

lemah. Oleh karena itu, energi ionisasi berkurang.

Dalam satu periode, sebagaimana telah dijelaskan ketika

membahas jari-jari atom, gaya tarik inti bertambah. Oleh karena

itu, energi ionisasi juga bertambah (Purba, 2006 : 61).

Ada beberapa perkecualian yang perlu diperhatikan. Golongan

IIA, VA, dan VIIIA ternyata mempunyai energi ionisasi yang sangat

besar, bahkan lebih besar daripada energi ionisasi unsur di sebelah

kanannya, yaitu IIIA dan VIA. Hal ini terjadi karena unsur-unsur

golongan IIA, VA, dan VIIIA mempunyai konfigurasi elektron yang

relatif stabil, sehingga elektron sukar dilepaskan (Utami,dkk, 2009 :

30).

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c) Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah energi yang terlibat (dilepas atau

diserap) ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam

keadaan gas.

Afinitas elektron suatu unsur:

Dalam satu golongan afinitas elektron unsur dari atas ke bawah

makin berkurang. Muatan inti bertambah positif, jari-jari atom

makin besar, dan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap

makin lemah. Akibatnya afinitas elektron berkurang.

Dalam satu periode afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan

cenderung bertambah. Muatan inti bertambah positif sedang

jumlah kulit tetap menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron

yang ditangkap makin kuat. Akibatnya afinitas elektron cenderung

bertambah (Harnanto, 2009 : 31-32).

d) Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan

suatu atom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain.

Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron lebih

kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada hidrogen. Konsep

keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling

(1901 – 1994) pada tahun 1932.

Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke

bawah makin kecil sebab gaya tarik inti makin lemah. Sedangkan

unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan

makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak

mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8

elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada

golongan VIIA (Utami,dkk , 2009 : 30-31).

Unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron

yang besar tentu akan mempunyai keelektronegatifan yang besar

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pula. Sebaliknya unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas

elektron kecil akan mempunyai keelektronegatifan yang kecil. Nilai-

nilai keelektronegatifan unsur-unsur, dapat dilihat pada gambar 2.2

berikut:

Gambar 2.2. Nilai Keelektronegatifan

e) Sifat Logam dan Nonlogam

Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan,

yaitu kecenderungan atom melepas elektron membentuk ion positif.

Jadi,sifat logam akan bergantung pada energi ionisasi. Semakin besar

energi ionisasi, semakin sukar bagi atom untuk melepas elektron,

dan semakin berkurang sifat logamnya. Sebaliknya, sifat non logam

dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom

menarik elektron. Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan

keelektronegatifan, maka sifat logam dan nonlogam dalam sistem

periodik unsur adalah sebagai berikut:

Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang,

sedangkan sifat nonlogam bertambah.

Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah,

sedangkan sifat nonlogam berkurang.

Jadi, unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem

periodik unsur, sedangkan unsur nonlogam terletak pada bagian

kanan-atas. Akan tetapi, yang paling bersifat nonlogam adalah

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

golongan VIIA, bukan golongan VIIIA. Unsur yang terletak pada

bagian tengah, yaitu unsur yang terletak di sekitar daerah perbatasan

antara logam dan nonlogam, mempunyai sifat logam sekaligus sifat

nonlogam. Unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya yaitu boron

dan silikon (Purba, 2006 : 65).

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain adalah

penelitian yang dilakukan oleh Tanel dan Erol (2008:132) pada jurnalnya yang

berjudul Effect of Cooperative Learning on Instructing Magnetism: Analysis of an

Experimental Teaching Sequence, menyatakan bahwa pembelajaran dengan

cooperative learning lebih berhasil dari pembelajaran konvensional. Penelitian

yang dilakukan oleh Lago dan Nawang (2007) yang berjudul Influence of

Cooperative Learning on Chemistry Students’Achievement,Self-efficacy and

Attitude menyimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif dengan metode

Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

bidang kimia, efektifitas diri siswa dalam belajar, dan sikap terhadap kimia

dibandingkan denagn metode ceramah diskusi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Redana (2010 : 90) dalam jurnalnya

yang berjudul “Numbered Heads Together Dalam Pembelajaran Matematika”

menyatakan bahwa metode pembelajaran Numbered Heads Together dapat

meningkatkan kreativitas siswa dan meningkatkan prestasi belajar siswa”.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumojanto dan Herawati (2009 : 83) yang

berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together

(NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Manajemen

Perkantoran Kelas X APK di SMK Ardjuna 01 Malang” memberikan hasil bahwa

metode Numbered Head Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dilihat pada peningkatan aktivitas belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Pietersz

dan Saragih (2010 : 432) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Head Together Terhadap Pencapaian Matematika

Siswa di SMP Negeri 1 Cisarua menyimpulkan bahwa penggunaan metode

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Sunarto, Sumarni, Suci (2008) yang

berjudul Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran Metode Think-

Pair-Share Dan Metode Ekspositori menyatakan bahwa hasil belajar kimia

metode Think-Pair-Share lebih baik daripada pembelajaran metode ekspositori.

Penelitian yang dilakukan oleh Farichah (2009) yang berjudul Pembelajaran

Kimia Model Student Teams Achivement Divisions (STAD) dan Think Pair Share

(TPS) Dengan Memperhatikan Orientasi Kepribadian Dalam Bekerjasama (Studi

Kasus Materi Struktur Atom di SMA N 1 Cepogo Boyolali Kelas X Tahun

Pelajaran 2008/2009) menyatakan bahwa tes prestasi TPS lebih baik daripada

STAD. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Kuncoro (2011) yang berjudul

Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Kooperatif Think Pair Share (TPS) dan

Numbered Heads Together (NHT) Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Gaya

Belajar Siswa (Studi Kasus Pembelajaran IPA Materi Pokok Alat Optik Kelas

VIII Semester II SMP Sultan Agung 1 Tirtomoyo Tahun Pelajaran 2010/2011)

menyimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan metode kooperatif menguunakan

TPS dan NHT terhadap prestasi belajar siswa dimana metode NHT memberikan

prestasi kognitif yang lebih baik daripada TPS.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka dapat disusun kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Prestasi belajar siswa yang masih rendah dapat disebabkan karena

penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran. Di dalam metode ceramah

pembelajarannya berlangsung satu arah yaitu dari guru kepada siswa sehingga

pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher center) dan tidak terdapat

diskusi kelompok dalam pembelajaran yang membuat siswa menjadi pasif, materi

yang diperoleh siswapun terbatas hanya mengandalkan dari apa yang telah

diajarkan oleh guru. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar siswa menjadi rendah.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa digunakan metode

pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) yang dilengkapi

media pembelajaran roda impian. Dalam metode ini bentuk pembelajarannya aktif

tidak terpusat pada guru tetapi terpusat pada siswa (student center), siswa dituntut

untuk mengembangkan potensi dalam berpikir sehingga materi yang diperolehpun

tidak hanya terbatas pada guru.

Penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) menekankan pada

kerjasama dalam diskusi kelompok yang terdiri dari 4-5 orang sehingga siswa

menjadi aktif. Dalam diskusi ini siswa dapat saling berkomunikasi, saling

membantu dalam memecahkan masalah, sehingga terbentuk suasana kerjasama

yang baik antara siswa yang satu dengan lainnya, selain itu siswa dapat

mengembangkan potensinya sendiri dalam berpikir sehingga materi yang

diperoleh tidak terbatas. Dalam metode Numbered Heads Together (NHT) siswa

juga dituntut untuk siap dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru. Media

roda impian digunakan sebagai pelengkap pembelajaran agar semua siswa aktif

dan kreatif, lebih termotivasi sehingga pembelajarannya optimal sehingga

diprediksi metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian

berpengaruh untuk meningkatkan prestasi belajar siswa baik aspek kognitif

maupun afektif.

Pembelajaran yang berlangsung satu arah membuat siswa cenderung

kurang aktif, kekurangaktifan siswa ini ditunjukkan dengan jarangnya pertanyaan

siswa kepada guru mengenai kesulitan materi pelajaran pada waktu proses belajar

mengajar. Hal ini juga membatasi siswa dalam mengemukakan pendapat, siswa

akan cepat merasa jenuh, serta siswa kurang dapat bersosialisasi dengan

temannya. Selain metode Numbered Heads Together (NHT), dalam penelitian ini

juga menggunakan metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian.

Dalam metode ini memberikan kesempatan siswa untuk aktif berfikir dalam

diskusi secara berpasangan, siswa juga dituntut untuk mengembangkan

potensinya dalam berpikir sehingga materi yang diperoleh tidak terbatas,

pembelajaran terpusat pada siswa (student center) dan melatih kesiapan siswa

dalam menjawab soal. Sama halnya pada metode NHT, media roda impian

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran agar siswa aktif dan tidak

merasa cepat jenuh pada waktu proses pembelajaran sehingga diprediksi metode

Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian berpengaruh untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa baik aspek kognitif maupun afektif.

Akan tetapi pada metode NHT kerjasama diantara siswa lebih baik

daripada pada metode TPS sebab pada metode NHT jumlah siswa dalam

kelompok lebih banyak sehingga kerjasama yang terbentuk lebih baik

dibandingkan dengan metode TPS yang hanya terdiri dari dua orang. Dalam

metode NHT ide yang muncul dalam berdiskusi lebih banyak daripada metode

TPS sebab jumlah anggota dalam metode NHT lebih banyak daripada dalam

anggota metode TPS sehingga apabila jumlah anggota lebih banyak maka ide

yang muncul pun lebih banyak. Selain itu, adanya penomoran dalam metode NHT

untuk tiap siswa dalam menjawab soal sehingga tiap individu mempunyai

tanggung jawab untuk mendalami materi dibandingkan dengan metode TPS soal

dijawab secara kelompok. Berdasarkan kerangka uraian di atas diprediksi bahwa

prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dengan media roda impian lebih

tinggi daripada menggunakan metode TPS dengan media roda impian sehingga

penggunaan metode NHT dengan media roda impian memberikan pengaruh yang

baik daripada metode TPS dengan media roda impian terhadap prestasi belajar

siswa baik dari aspek kognitif maupun afektif.

Untuk memperjelas hubungan metode pembelajaran dengan prestasi

belajar siswa ditunjukkan dengan ilustrasi kerangka pemikiran gambar berikut ini:

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Metode Ceramah

Teacher center

Siswa pasif

Tidak terdapat diskusi kelompok sehingga

prestasi belajar siswa rendah

Metode NHT Dengan Media

Roda Impian

Student center

Siswa aktif

Terbentuk kerjasama yang

lebih baik karena saling

berkomunikasi diantara 4-5

orang sehingga masalah

lebih cepat selesai

Ide yang muncul dalam

berdiskusi lebih banyak

karena jumlah anggota

terdiri dari 4-5 orang

sehingga masukan-

masukan yang ada lebih

banyak

Adanya penomoran untuk

tiap siswa dalam menjawab

soal sehingga terdapat

tanggung jawab individu

untuk mendalami materi

dan diprediksi prestasi

belajar siswa lebih tinggi

Metode TPS Dengan Media

Roda Impian

Student center

Siswa aktif

Terbentuk kerjasama yang

baik karena komunikasi

dalam kelompok terdiri dari

2 orang sehingga masalah

cepat selesai

Ide yang muncul dalam

berdiskusi banyak karena

jumlah anggota terdiri dari 2

orang

Tidak ada penomoran untuk

tiap siswa, soal dijawab

secara kelompok sehingga

tidak terdapat tanggung

jawab individu untuk

mendalami materi dan

diprediksi prestasi belajar

siswa tinggi

Prestasi Belajar Tinggi

Metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian

memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode Think Pair

Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT)

dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem

periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun pelajaran

2012/2013 berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif.

2. Terdapat pengaruh penggunaan metode Think Pair Share (TPS) dengan

media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem periodik

unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun pelajaran 2012/2013

berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif.

3. Metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian

memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode Think

Pair Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar

siswa materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester

1 tahun pelajaran 2012/2013.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Purwantoro kelas X semester

1 tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun

tahap-tahap pelaksanaannya disajikan pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Kegiatan

Bulan

Feb-

Maret

2012

April-

Mei

2012

Juni-

juli

2012

Agsts-

Sept

2012

Oktber

-Nov

2012

Desem

ber

2012

Januari

2013

a. Observasi

b. Pengajuan

Judul

Permohonan Ijin

Penyusunan

Proposal

Pengajuan proposal

penelitian

Penyusunan dan uji

instrumen

Seminar proposal

Pengambilan data

Analisis data

Penyusunan laporan

Gambar 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan

perluasan Randomized Control Group Pretest-Postest Design yang rancangan

penelitiannya seperti terlihat pada Tabel 3.1. Rancangan ini menggunakan 3

kelompok subjek, yaitu 1 kelompok sebagai kelas eksperimen I (metode

Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian ) dan 1 kelompok

sebagai kelas eksperimen II (metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda

impian), dan 1 kelompok sebagai kelas kontrol dengan metode ceramah.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen I T1 X1 T2

Eksperimen II T1 X2 T2

Kontrol T1 X3 T2

Keterangan:

X1 : pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan

media roda impian

X2 : pembelajaran dengan metode Think Pair Share (TPS) dengan media

roda impian

X3 : pembelajaran dengan metode ceramah

T1 : pretest

T2 : postest

Berdasarkan desain penelitian yang telah dirancang maka langkah

penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pretest T1 pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan

kelas kontrol untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif sebelum diberi

perlakuan.

2. Memberikan perlakuan X1 pada kelas eksperimen I berupa penggunaan

metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Memberikan perlakuan X2 pada kelas eksperimen II berupa penggunaan

metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian.

4. Memberikan perlakuan X3 pada kelas kontrol berupa penggunaan metode

ceramah.

5. Memberikan postest T2 pada ketiga kelas itu untuk mengukur rata-rata

kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan.

6. Menentukan selisih nilai antara T1 dan T2 pada kelas eksperimen I untuk

mengukur rata-rata selisih nilai pretest dan posttest (Z1).

7. Menentukan selisih nilai antara T1dan T2 pada kelas eksperimen II untuk

mengukur rata-rata selisih nilai pretest dan posttest (Z2).

8. Menentukan selisih nilai antara T1dan T2 pada kelas kontrol untuk mengukur

rata-rata selisih nilai pretest dan posttest (Z3).

9. Menggunakan uji statistik yang sesuai.

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian.

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan

variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya

terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan

media roda impian dan metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda

impian.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas X

SMA N 1 Purwantoro pada materi sistem periodik unsur.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

a. Melakukan observasi pada kelas X SMA N 1 Purwantoro meliputi subyek

penelitian yang akan digunakan dan pembelajaran yang ada.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Melakukan uji coba/tryout soal kognitif.

c. Menentukan tiga kelas untuk dijadikan sampel penelitian secara random.

d. Memberikan pretest pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan

kelas kontrol untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif sebelum

subyek diberi perlakuan.

e. Memberikan perlakuan X1 berupa penggunaan metode pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian pada kelas

eksperimen I, perlakuan X2 berupa penggunaan metode pembelajaran Think

Pair Share (TPS) dengan media roda impian pada kelas eksperimen II, dan

perlakuan X3 yaitu penggunaan metode ceramah.

f. Memberikan posttest pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan

kelas kontrol untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi

perlakuan X1, X2, dan X3.

g. Memberikan angket afektif siswa untuk diisi oleh tiap siswa.

h. Mengolah dan menganalisis data penelitian dengan uji statistik yang sesuai.

i. Menarik kesimpulan.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester

gasal SMA N 1 Purwantoro tahun pelajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 6

kelas.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini

menggunakan cluster random sampling. Dalam teknik ini, sampel merupakan

unit dalam populasi yang mendapat peluang sama untuk menjadi sampel,

bukan siswa secara individual tetapi kelas. Jadi, dapat dikatakan bahwa

pengambilan sampel dilakukan secara random terhadap kelas. Dari 6 kelas X

yang ada di SMA N 1 Purwantoro maka akan dilakukan pengambilan secara

random 3 kelas untuk dijadikan sampel yaitu kelas eksperimen I, kelas

eksperimen II, dan kelas kontrol. Untuk keseimbangan, cara pengambilan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

sampel yaitu dengan melihat nilai Ujian Nasional IPA SMP dari tiap-tiap

siswa. Kemudian dari nilai Ujian Nasional IPA SMP tersebut dicari rata-rata

tiap kelas dan pengambilan sampel dengan melihat rata-rata kelas yang hampir

sama.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Pengumpulan data bermanfaat dalam proses pengujian hipotesis.

Pengumpulan data pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan dengan

memberikan try out kepada siswa kemudian dilakukan pengujian data. Data

yang memenuhi kriteria perangkat tes akan dijadikan sebagai pretest dan

posttest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang

diberikan terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem periodik unsur.

Sumber data pada penelitian ini dilakukan dengan metode tes dan metode

angket.

Teknik pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Metode Tes

Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu yang

dalam penelitian ini untuk mengukur prestasi belajar kognitif pada materi

pokok sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro tahun pelajaran

2012/2013.

b. Metode Angket

Metode angket dalam penelitian ini adalah angket aspek afektif. Angket

tersebut termasuk jenis angket langsung dan tertutup karena responden

mengisi langsung angket tersebut dan jawabannya sudah disediakan

sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia. Metode angket

ini digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar afektif.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

E. Instrumen Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti maka instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen penilaian aspek kognitif dan

aspek afektif.

1. Instrumen Penilaian Kognitif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian aspek kognitif ini berupa tes

objektif tentang materi sistem periodik unsur yang terdiri dari 30 butir soal

dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban

yang salah diberi skor 0. Skala penilaian menggunakan skala 100, dimana

jumlah jawaban benar dibagi 30 kemudian dikalikan 100. Sebelum digunakan

sebagai instrumen penelitian, perangkat tes ini diujicobakan terlebih dahulu

kepada sekelompok siswa yang sudah menerima materi sistem periodik unsur

untuk mengetahui besarnya validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan

daya pembeda.

a. Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi. Validitas

isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat

pengukur hasil belajar, yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat

pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara

representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang

seharusnya diteskan (diujikan) (Sudijono, 2008: 164).

Rumus yang dipakai untuk mengetahui validitas isi secara

keseluruhan adalah formula Gregory (2007: 121-123). Pada formula ini,

diperlukan dua panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator

dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang

relevan masing-masing indikator butir bila dicocokkan dengan butir-

butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut:

( )

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Keterangan:

A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan

menurut panelis II

C : Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan

menurut panelis II

D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat

dilanjutkan.

Pada tahap uji coba instrumen kognitif dilakukan uji validitas isi oleh 2

orang panelis maka diperoleh hasil yang tercantum dalam tabel 3.2, dan

hasil lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 10.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kognitif

Variabel Jumlah

Soal

Content

Validity

Kriteria

Soal-Soal Materi Sistem

Periodik Unsur

35 0,889 valid

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara

konsisten sasaran yang diukur. Untuk mengukur reliabilitas instrument

pada soal yang tidak terlalu banyak, digunakan rumus Kuder-Richarson

(KR-20) sebagai berikut :

2

2

111

t

iit

S

qpS

n

nr

Keterangan :

r11 : koefisien reliabilitas tes

n : banyaknya butir item

1 : bilangan konstan

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

St2

: varian total

pi : proporsi peserta yang menjawab benar butir tes yang

bersangkutan

qi : proporsi peserta yang menjawab salah (qi = 1 - pi )

∑piqi : jumlah dari hasi perkalian pi dan qi (Sudijono, 2008: 252-253).

Kriteria pengujian:

Jika r 11 ≥ 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas

yang tinggi (reliable).

Jika r 11 < 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan belum memiliki

reliabilitas yang tinggi (unreliable) (Sudijono, 2005: 209).

Pada tahap penentuan reliabilitas terhadap soal-soal kognitif diperoleh

hasil tercantum pada tebel 3.3, dan hasil yang lebih rinci dapat dilihat pada

Lampiran 15.

Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kognitif

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Soal-Soal Sistem

Periodik Unsur

35 0,925 Reliabel

c. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran suatu item dimaksudkan untuk mengetahui

apakah soal tersebut tergolong mudah atau sulit. Bilangan yang

menunjukkan sukar dan mudahnya soal disebut indeks kesukaran dengan

diberi simbol P. Besarnya tingkat kesukaran (p) besarnya antara 0,00

sampai 1,00. Semakin tinggi indeks tingkat kesukaran (p) maka semakin

mudah soal tersebut, dan semakin rendah indeks tingkat kesukaran (p)

maka semakin sulit soal tersebut.

dimana :

P : angka indek kesukaran item

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar

Klasifikasi indeks kesukaran :

-Soal dengan P antara 0,00 sampai 0,30 : sukar

-Soal dengan P antara 0,30 sampai 0,70 : sedang

-Soal dengan P antara 0,70 sampai 1,00 : mudah (Arikunto, 2011 :207-

210).

Pada tahap penentuan taraf kesukaran terhadap tes soal-soal

kognitif diperoleh hasil tercantum pada tabel 3.4, dan hasil yang lebih rinci

dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 3.4. Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kognitif

Variabel Jumlah Soal Kriteria

Mudah Sedang Sukar

Soal-Soal Sistem

Periodik Unsur

35 22 11 2

d. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk

membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa yang

belum menguasai materi yang ditanyakan. Angka yang menunjukkan

besarnya daya pembeda disebut indeks daya pembeda (DP). Semakin

tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang

bersangkutan membedakan siswa yang sudah memahami dan belum

memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai

dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal maka semakin

baik soal tersebut. Jika daya pembeda negatif berarti lebih banyak

kelompok siswa yang belum memahami materi menjawab benar soal

tersebut.

Untuk mengetahui daya pembeda tes soal bentuk pilihan ganda digunakan

rumus korelasi poin biserial (rpbis) seperti berikut ini:

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

q

p

SD

xxr

tb

pbis

Keterangan :

rpbis : korelasi poin biserial

Xb : rata-rata skor siswa yang menjawab benar

Xt : rata-rata skor siswa yang menjawab salah

SD : simpangan baku skor total

p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa

q : 1-p

Kriteria daya pembeda:

0,0 – 0,2 : Jelek (J)

0,2 – 0,4 : Cukup (C)

0,4 – 0,7 : Baik (B)

0,7 – 1,0 : Baik Sekali (BS) (Sudijono, 2008: 185).

Pada tahap penentuan daya pembeda terhadap tes soal-soal kognitif

diperoleh hasil tercantum pada tabel 3.5, dan hasil yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 3.5. Rangkuman Daya Pembeda Soal

Jumlah

Soal

Daya Pembeda Soal

Jelek Cukup Baik Baik Sekali

35 4 14 17 0

Dari hasil perhitungan terdapat empat soal dengan daya pembeda

jelek, maka soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian.

2. Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif yang digunakan adalah berupa angket. Jenis

angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus disediakan

alternatif jawaban. Siswa menjawab dengan memilih salah satu alternatif

jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item-item angket berdasarkan

indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel 3.6. Skor Penilaian Afektif

Skor untuk aspek yang dinilai Skor

+ -

SS (selalu/ sangat setuju) 4 1

S (sering/ setuju) 3 2

TS (sangat jarang/ tidak setuju) 2 3

STS (tidak pernah/ sangat tidak setuju) 1 4

Sebelum digunakan untuk mengambil data, angket/ instrumen afektif

tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa pada tingkat kelas di atas

kelas yang akan dijadikan sampel. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas

item angket.

a. Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam penelitian, validitas yang diuji adalah validitas keseluruhan butir

soal dan validitas item. Validitas keseluruhan butir soal digunakan formula

dari Gregory (2007). Pada formula ini, diperlukan dua panelis untuk

memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen,

dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan masing-masing

indikator butir bila dicocokkan dengan butir-butirnya. Formula Gregory

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan

menurut panelis II

C : Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan

menurut panelis II

D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat

dilanjutkan.

Pada tahap uji coba instrumen penilaian afektif dilakukan uji

validitas isi oleh 2 orang panelis maka diperoleh hasil yang tercantum

dalam tabel 3.7, dan hasil lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 11.

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Afektif

Variabel Jumlah Soal Content Validity Kriteria

Angket Afektif 40 0,975 valid

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila

dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat

reliabilitas digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas

yang skornya bukan 1 dan 0, yaitu sebagai berikut:

2

2

11 11

t

i

S

S

n

nr

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas suatu tes

n : jumlah item yang dikeluarkan dalam tes

1 : bilangan konstan

2

iS

: jumlah varian skor dari tiap-tiap item

St2 : varian total

Kriteria pengujian:

Jika r11 ≥ 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas

yang tinggi (reliable).

Jika r11 ≤ 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan belum memiliki

reliabilitas yang tinggi (unreliable) (Sudijono, 2008: 208-209).

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pada tahap penentuan reliabilitas terhadap instrument penilaian

afektif diperoleh hasil tercantum pada tabel 3.8, dan hasil yang lebih rinci

dapat dilihat pada Lampiran 16.

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Afektif

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Angket Afektif 40 0,925 Reliabel

F. Teknis Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Keseimbangan

Uji ini digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal

antara siswa yang diajar dengan metode Numbered Heads Together

(NHT) dengan media roda impian dan metode Think Pair Share (TPS)

dengan media roda impian Dengan cara menguji rata-rata nilai pretest

siswa kedua kelas. Uji yang digunakan adalah uji t dua pihak, dengan

rumus:

t =

21

21

11

)(

nnSp

XX

;

2

)1()1(

21

222

2112

nn

snsnSp

di mana:

X = rata-rata; n = jumlah; 2s = varian

Daerah Kritik = {t│t < -t1-1/2α atau t > t1-1/2α}, dimana t1-1/2α didapat

dari daftar distribusi t dengan DK = (n1 + n2 – 2) (Budiyono, 2009:

151).

b. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi

normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode

Liliefors dengan prosedur:

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal

2) Statistik Uji

L=max│F(Zi)-S(Zi)│

3) α = 0,05

4) Daerah Kritik (DK)

DK= {L│L > L α:n }dengan n adalah ukuran sampel.

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika Lhitung ϵ DK

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0

diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

jika H0 ditolak (Budiyono, 2009: 170).

c. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji

homogenitas ini digunakan uji Bartlett.

Statistik uji yang digunakan:

22 loglog

303,2jj sfRKGf

cX

dengan:

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = ukuran sampel ke-j

fj = nj - 1 = derajat kebebasan untuk sj2; j = 1,2, ..., k;

f = N - k =

k

j

jf1

= derajat kebebasan untuk RKG

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c =

ffk j

11

)1(3

11

RKG = rerata kuadrat galat =

j

j

f

SS

SSj =

2

1

2

2

jj

j

j

j snn

XX

Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas dengan

menggunakan uji Bartlett sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

H0 = σ12 = σ2

2 (variansi populasi homogen)

H1 = tidak semua variansi sama (variasi populasi tidak

homogen)

2) Signifikansi, α = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan:

22 loglog

303,2jj sfRKGf

cX

4) Komputasi

RKG = rerata kuadrat galat =

j

j

f

SS

ffkc

j

11

)1(3

11

5) Daerah Kritis:

DK = {X2│X

2 > X

2(α,k-1)}

6) Kriteria uji

H0 diterima apabila X2 hitung < X

2 tabel, yang berarti sampel

homogen (Budiyono, 2009: 176-177).

2. Uji Hipotesis

Teknik analisis data digunakan “Uji t” pihak kanan

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Dengan kriteria :

Ho : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1 > µ2

Dimana :

Ho : Prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan metode

Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian lebih

rendah atau sama dengan prestasi belajar siswa pada pembelajaran

kimia dengan metode metode Think Pair Share (TPS) dengan media

roda impian.

H1 : Prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan metode

Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian lebih

tinggi dari prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan

metode metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian.

Keterangan :

μ1= nilai rata-rata kelas eksperimen I

μ2= nilai rata-rata kelas eksperimen II

Kriteria : Terima Ho jika thit < ttab

Tolak Ho jika thit > ttab

Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

: nilai rata-rata

n : jumlah sampel

s : deviasi baku (Budiyono, 2009: 151).

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada

materi sistem periodik unsur. Prestasi belajar siswa meliputi aspek kognitif dan aspek

afektif. Data tersebut berupa nilai pretest dan posttest yang diambil dari kelas

eksperimen I (metode pembelajaran NHT dengan roda impian) yaitu kelas X.B,

kelas eksperimen II (metode pembelajaran TPS dengan roda impian) yaitu kelas

X.E dan kelas X.F sebagai kelas kontrol (metode ceramah). Prestasi belajar yang

dimaksud di sini adalah selisih nilai pretest- posttest kognitif dan afektif siswa.

Jumlah siswa yang dilibatkan pada penelitian ini adalah 84 siswa dari 3 kelas X

SMA Negeri 1 Purwantoro tahun pelajaran 2012/ 2013. Deskripsi data rerata nilai

prestasi belajar kognitif dan afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data Rerata Nilai Prestasi Belajar Kognitif dan Afektif Siswa

Aspek Rerata nilai Kelas

Eksperimen I

(metode NHT)

Eksperimen II

(metode TPS)

Kontrol (metode

ceramah)

Kognitif Pretest 39,64 39,75 43,82

Posttest 84,18 79,46 79,07

Selisih nilai 44,54 39,71 35,25

Afektif Nilai afektif 77,21 74,29 71,5

Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan deskripsi data penelitian dari masing-

masing variabel.

1. Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen I (Metode NHT) dan Kelas

Kontrol (Metode Ceramah)

Penilaian prestasi kognitif siswa diperoleh dari nilai tes yang telah

dikerjakan pada materi sistem periodik unsur. Pada kelas eksperimen I yang

menggunakan metode NHT dengan media roda impian diperoleh selisih nilai

tertinggi 66 dan selisih nilai terendah 27 dengan rata-rata selisih nilai 44,54.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Pada siswa kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah diperoleh selisih

nilai tertinggi 50 dan selisih nilai terendahnya 17 dengan rata-rata selisih nilai

35,25. Distribusi frekuensi selisih nilai prestasi kognitif siswa kelas eksperimen

I dengan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.2. Perhitungan distribusi

frekuensinya disajikan dalam Lampiran 19.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada

Kelas Eksperimen I dan Kelas Kontrol

No. Interval Nilai

tengah

Frekuensi

Eksperimen I Kontrol

1 17 –24 20,5 0 5

2 25 – 32 28,5 6 3

3 33 – 40 35,5 11 12

4 41 – 48 43,5 5 5

5 49 – 56 51,5 3 3

6 57 – 64 59,5 2 0

7 65 - 72 68,5 1 0

Jumlah 28 28

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 4.2 dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Histogram Selisih Nilai dari Prestasi Kognitif Siswa pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Kontrol

Nilai afektif siswa dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban angket

afektif. Pada kelas eksperimen I (metode NHT dengan media roda impian),

0

2

4

6

8

10

12

20,5 28,5 35,5 43,5 51,5 59,5 68,5

0

6

11

5

3 2

1

5

3

12

5

3

0 0

Fre

ku

ensi

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen I Kelas Kontrol

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

nilai tertinggi prestasi afektif siswa pada materi pokok sistem periodik unsur

yaitu 90 sedangkan nilai terendahnya 69 dengan rata-rata nilai afektifnya

77,21. Pada kelas kontrol (metode ceramah), nilai tertinggi prestasi afektif

siswa pada materi pokok sistem periodik unsur yaitu 82 sedangkan nilai

terendahnya 62 dengan rata-rata nilai afektifnya 71,5. Distribusi frekuensi nilai

prestasi afektif siswa pada kelas eksperimen I dan kelas kontrol disajikan

dalam Tabel 4.3. Perhitungan distribusi frekuensinya disajikan dalam Lampiran

19.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Kontrol

No. Interval Nilai

tengah

Frekuensi

Eksperimen I Kontrol

1 62 – 66 64 0 6

2 67 – 71 69 8 8

3 72 – 76 74 7 9

4 77 – 81 79 8 4

5 82 – 86 84 1 1

6 87 – 91 89 4 0

7 62 – 66 64 0 6

Jumlah 28 28

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 4.3 dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Histogram Nilai dari Prestasi afektif Siswa pada Kelas Eksperimen I

dan Kelas Kontrol

0

2

4

6

8

10

64 69 74 79 84 89

0

8 7

8

1

4

6

8 9

4

1 0 F

rek

uen

si

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen I Kelas Kontrol

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen II (Metode TPS) dan Kelas

Kontrol (Metode Ceramah)

Penilaian prestasi kognitif siswa diperoleh dari nilai tes yang telah

dikerjakan pada materi sistem periodik unsur. Pada kelas eksperimen II yang

menggunakan metode TPS dengan media roda impian diperoleh selisih nilai

tertinggi 57 dan selisih nilai terendah 20 dengan rata-rata selisih nilai 39,71.

Pada siswa kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah diperoleh selisih

nilai tertinggi 50 dan selisih nilai terendahnya 17 dengan rata-rata selisih nilai

35,25. Distribusi frekuensi selisih nilai prestasi kognitif siswa kelas eksperimen

II dengan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.4 Perhitungan distribusi

frekuensinya disajikan dalam Lampiran 19.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada

Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol

No. Interval Nilai

tengah

Frekuensi

Eksperimen II Kontrol

1 17 – 22 19,5 1 4

2 23 – 28 25,5 1 4

3 29 – 34 31,5 5 4

4 35 – 40 37,5 12 8

5 41 – 46 43,5 2 3

6 47 – 52 49,5 5 5

7 53 – 58 55,5 2 0

Jumlah 28 28

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 4.4 dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 4.3. Histogram Selisih Nilai dari Prestasi Kognitif Siswa pada Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol

Nilai afektif siswa dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban angket

afektif. Pada kelas eksperimen II (metode TPS dengan media roda impian),

nilai tertinggi prestasi afektif siswa pada materi pokok sistem periodik unsur

yaitu 85 sedangkan nilai terendahnya 64 dengan rata-rata nilai afektifnya

74,29. Pada kelas kontrol (metode ceramah), nilai tertinggi prestasi afektif

siswa pada materi pokok sistem periodik unsur yaitu 82 sedangkan nilai

terendahnya 62 dengan rata-rata nilai afektifnya 71,5. Distribusi frekuensi nilai

prestasi afektif siswa pada kelas eksperimen II dan kelas kontrol disajikan

dalam Tabel 4.5. Perhitungan distribusi frekuensinya disajikan dalam Lampiran

19.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol

No. Interval Nilai

tengah

Frekuensi

Eksperimen II Kontrol

1 62 – 65 63,5 1 4

2 66 – 69 67,5 8 8

3 70 – 73 71,5 3 5

4 74 – 77 75,5 7 6

5 78 – 81 79,5 4 4

6 82 – 85 83,5 3 1

7 62 – 65 63,5 1 4

Jumlah 28 28

0

2

4

6

8

10

12

19,5 25,5 31,5 37,5 43,5 49,5 55,5

1 1

5

12

2

5

2 4 4 4

8

3 5

0 Fre

ku

ensi

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen II Kelas Kontrol

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 4.5 dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Histogram Nilai dari Prestasi afektif Siswa pada Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol

3. Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen I (Metode NHT) dan Kelas

Eksperimen II (Metode TPS)

Penilaian prestasi kognitif siswa diperoleh dari nilai tes yang telah

dikerjakan pada materi sistem periodik unsur. Pada kelas eksperimen I yang

menggunakan metode NHT dengan media roda impian diperoleh selisih nilai

tertinggi 66 dan selisih nilai terendah 27 dengan rata-rata selisih nilai 44,54.

Pada siswa kelas eksperimen II yang menggunakan metode TPS dengan media

roda impian yang menggunakan metode ceramah diperoleh selisih nilai

tertinggi 57 dan selisih nilai terendahnya 20 dengan rata-rata selisih nilai 39,71.

Distribusi frekuensi selisih nilai prestasi kognitif siswa kelas eksperimen I

dengan kelas eksperimen II disajikan dalam Tabel 4.2. Perhitungan distribusi

frekuensinya disajikan dalam Lampiran 19.

0

2

4

6

8

63,5 67,5 71,5 75,5 79,5 83,5

1

8

3

7

4 3

4

8

5 6

4

1

Fre

ku

ensi

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen II Kelas Kontrol

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada

Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

No. Interval Nilai

tengah

Frekuensi

Eksperimen I EksperimenII

1 20 – 26 23 0 1

2 27 – 33 30 10 5

3 34 – 40 37 7 13

4 41 – 47 44 5 7

5 48 – 54 51 3 1

6 55 – 61 58 1 1

7 62 – 68 65 2 0

Jumlah 28 28

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 4.6 dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5. Histogram Selisih Nilai dari Prestasi Kognitif Siswa pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

Nilai afektif siswa dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban angket

afektif. Pada kelas eksperimen I (metode NHT dengan media roda impian),

nilai tertinggi prestasi afektif siswa pada materi pokok sistem periodik unsur

yaitu 90 sedangkan nilai terendahnya 69 dengan rata-rata nilai afektifnya

77,21. Pada kelas eksperimen II (TPS dengan media roda impian), nilai

tertinggi prestasi afektif siswa yaitu 85 sedangkan nilai terendahnya 64 dengan

0

5

10

15

23 30 37 44 51 58 65

0

10

7 5

3 1 2 1

5

13

7

1 1 0 Fre

ku

ensi

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

rata-rata nilai afektifnya 74,29. Distribusi frekuensi nilai prestasi afektif siswa

pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II disajikan dalam Tabel 4.7.

Perhitungan distribusi frekuensinya disajikan dalam Lampiran 19.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

No. Interval Nilai

tengah

Frekuensi

Eksperimen I Eksperimen II

1 64 – 68 66 0 5

2 69 – 73 71 8 7

3 74 – 78 76 9 9

4 79 – 83 84 7 6

5 84 – 88 89 1 1

6 89 – 93 91 3 0

7 64 – 68 66 0 5

Jumlah 28 28

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 4.7 dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Histogram Nilai dari Prestasi afektif Siswa pada Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

Untuk lebih dapat membandingkan nilai prestasi kognitif siswa pada

kelas eksperimen I, eksperimen II dan kelas kontrol, maka ketiga data tersebut

dijadikan satu dalam sebuah distribusi frekuensi seperti pada Tabel 4.8.

Perhitungan distribusi frekuensinya disajikan dalam Lampiran 19.

0

2

4

6

8

10

66 71 76 84 89 91

0

8 9

7

1

3

5

7

9

6

1 0 F

rek

uen

si

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I, Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol

No. Interval Nilai

tengah

Frekuensi

Eksperimen I Eksperimen II Kontrol

1 17 – 23 20 0 1 4

2 24 – 30 27 6 4 4

3 31 – 37 34 7 6 10

4 38 – 44 41 7 10 5

5 45 – 51 48 4 5 5

6 52 – 58 55 2 2 0

7 59 – 65 62 1 0 0

8 66 - 72 69 1 0 0

Jumlah 28 28 28

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 4.8 dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7. Histogram Selisih Nilai dari Prestasi Kognitif Siswa pada Kelas

Eksperimen I, Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol

Untuk lebih dapat membandingkan nilai prestasi afektif siswa pada

kelas eksperimen I, eksperimen II dan kelas kontrol, maka ketiga data tersebut

dijadikan satu dalam sebuah distribusi frekuensi seperti pada Tabel 4.9.

Perhitungan distribusi frekuensinya disajikan dalam Lampiran 19.

0

2

4

6

8

10

20 27 34 41 48 55 62 69

0

6 7 7

4

2 1 1 1

4

6

10

5

2

0 0

4 4

10

5 5

0 0 0

Fre

ku

ensi

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II Kelas Kontrol

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Kelas

Eksperimen I, Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol

No. Interval Nilai

Tengah

Frekuensi

Eksperimen I Eksperimen II Kontrol

1 62 – 65 63,5 0 1 4

2 66 – 69 67,5 4 8 8

3 70 – 73 71,5 4 3 5

4 74 – 77 75,5 8 7 6

5 78 – 81 79,5 7 4 4

6 82 – 85 83,5 1 5 1

7 86 – 89 87,5 1 0 0

Jumlah 28 28 28

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 4.9 dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa pada Kelas Eksperimen I,

Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol.

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Pada penelitian ini mengggunakan beberapa uji persyaratan analisis

antara lain: uji normalitas, uji homogenitas dan uji t-matching. Hasinya akan

disampaikan pada uraian berikut:

0

2

4

6

8

63,5 67,5 71,5 75,5 79,5 83,5 87,5 91,5

0

4 4

8 7

1 1

3

1

8

3

7

4 5

0 0

4

8

5 6

4

1 0 0

Fre

ku

ensi

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II Kelas Kontrol

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

1. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas terhadap nilai pretest, posttest, dan selisih

nilai prestasi belajar kognitif serta nilai posttest prestasi belajar afektif ini

menggunakan uji Lilliefors dengan rumus yang telah disebutkan dalam bab

sebelumnya. Taraf signifikansi yang digunakan pada uji normalitas tersebut

yaitu 5%. Uji normalitas nilai kognitif dan afektif siswa tercantum dalam

Lampiran 20. Dapat dilihat rangkuman hasil uji normalitas prestasi belajar

siswa materi pokok sistem periodik unsur pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Materi Sistem Periodik

Unsur

Uji Normalitas

Jumlah

Sampel

Harga L

Kesimpulan Hitung Tabel

I. Aspek Kognitif

a. Pretest

1. Kelas Eksperimen I 28 0,1328 0,1658 Normal

2. Kelas Eksperimen II 28 0,1321 0,1658 Normal

3. Kelas Kontrol 28 0,1513 0,1658 Normal

b. Posttest

1. Kelas Eksperimen I 28 0,0850 0,1658 Normal

2. Kelas Eksperimen II 28 0,1027 0,1658 Normal

3. Kelas Kontrol 28 0,1035 0,1658 Normal

c. Selisih pretest posttest

1. Kelas Eksperimen I 28 0,1105 0,1658 Normal

2. Kelas Eksperimen II 28 0,1502 0,1658 Normal

3. Kelas Kontrol 28 0,0853 0,1658 Normal

II. Aspek Afektif

1. Kelas Eksperimen I 28 0,1145 0,1658 Normal

2. Kelas Eksperimen II 28 0,1371 0,1658 Normal

3. Kelas Kontrol 28 0,0929 0,1658 Normal

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Berdasarkan data hasil uji normalitas dapat diketahui bahwa harga

statistik uji Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel pada taraf signifikansi 5%

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua sampel yang ada berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas dan diketahui tingkat kenormalan

data maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians antara

dua kelompok, yaitu kelas eksperimen I dan II dengan kelas kontrol, dalam

penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlet dengan taraf

signifikansi 5%. Uji homogenitas nilai kognitif dan afektif siswa tercantum

dalam Lampiran 21. Data hasil uji homogenitas ini telah diringkas pada Tabel

4.11.

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Prestasi Belajar Siswa Materi Sistem Periodik

Unsur

Uji homogenitas

Jumlah

Sampel

Harga 2

Kesimpulan Hitung Tabel

I. Aspek Kognitif

a. Pretest 84 5,382649 5,991 Homogen

b. Posttest 84 0,152118 5,991 Homogen

c. Selisih pretest posttest 84 1,815476 5,991 Homogen

II. Aspek Afektif 84 0,412717 5,991 Homogen

Berdasarkan data hasil uji homogenitas di atas menunjukkan bahwa

tiap variabel diperoleh harga statistik uji yang tidak melebihi harga kritik

(2

hitung <

2tabel), sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian

berasal dari populasi yang homogen.

3. Keseimbangan (Uji t-Matching)

Uji t-maching atau uji keseimbangan ini diambil dari nilai pelajaran

kimia materi struktur atom kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas

kontrol. Taraf signifikansi yang dipakai pada uji t-matching ini adalah 5%. Uji

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

t-Matching nilai kimia materi struktur atom tercantum dalam Lampiran 22.

Data hasil uji t-matching ini telah diringkas pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Uji t-Matching Nilai Ujian IPA SMP

Nilai Struktur

Atom

thitung ttabel

E1-E3 E2-E3 E1-E2

Prestasi Belajar

Kognitif

0,53 0,54 0,02 -1,67<thitung<1,67

Keterangan:

E1-E2 : Kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

E1-E3 : Kelas eksperimen I dan kelas kontrol.

E2-E3 : Kelas eksperimen II dan kelas kontrol.

Sampel yang berasal dari populasi seimbang jika -1,67<t hitung<1,67.

Berdasarkan data hasil perhitungan uji t-matching diatas dapat diketahui untuk

kelas eksperimen I dengan kelas eksperimen II didapatkan harga t = 0,02

sedangkan daerah kritiknya t<-1,67 atau t>1,67, ini berarti thitung di luar DK,

sehingga Ho diterima dan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata ujian

IPA SMP kedua kelas sama. Perhitungan untuk kelas eksperimen I dengan

kelas kontrol didapatkan harga t = 0,53 ini berarti thitung di luar DK, sehingga

Ho diterima dan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata ujian IPA SMP

kedua kelas sama. Perhitungan untuk kelas eksperimen II dengan kelas kontrol

didapatkan harga t = 0,54, ini berarti thitung di luar DK, sehingga Ho diterima

dan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata ujian IPA SMP kedua kelas

sama. Ketiga sampel tersebut nilai thitung yang diperoleh dari uji t-matching ini

terletak diantara ttabel. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua

sampel tersebut berasal dari populasi yang seimbang.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah semua prasyarat terpenuhi, maka dilanjutkan dengan pengujian

hipotesis penelitian. Penyajian hipotesis dilakukan dengan uji t-pihak kanan pada

selisih nilai prestasi belajar kognitif dan nilai afektif siswa pada materi sistem

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

periodik unsur. Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji t-pihak kanan ini

yaitu 5%.

1. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif

Uji hipotesis selisih nilai kognitif kelas eksperimen I, kelas

eksperimen II dan kelas kontrol menggunakan uji t-pihak kanan.

a. Uji t-Pihak Kanan Kelas Eksperimen I dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji t-pihak kanan selisih nilai kognitif kelas

eksperimen I dan kelas kontrol pada materi sistem periodik unsur

berdasarkan perhitungan pada Lampiran 23 dapat terangkum pada Tabel

4.13.

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Selisih Nilai Kognitif

Kelas Eksperimen I dan Kelas Kontrol

Kelas Rata-rata Variansi thitung ttabel Kriteria

Eksperimen I 44,89 106,91 3,58 1,67 Ho ditolak

Kontrol 35,3 96,42 3,58 1,67 Ho ditolak

Berdasarkan data hasil perhitungan uji t-pihak kanan diperoleh

thitung = 3,58 yang melampaui ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%, maka

Ho ditolak. Rata-rata selisih nilai kognitif siswa kelas eksperimen I

(menggunakan metode NHT dengan roda impian) lebih tinggi dari pada

kelas kontrol. Dengan demikian terdapat pengaruh metode Numbered Heads

Together (NHT) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa

materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun

pelajaran 2012/2013 berdasarkan aspek kognitif.

b. Uji t-Pihak Kanan Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji t-pihak kanan selisih nilai kognitif kelas

eksperimen II dan kelas kontrol pada materi pokok sistem periodik unsur

berdasarkan perhitungan pada Lampiran 23 dapat terangkum pada Tabel

4.14.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Selisih Nilai Kognitif

Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol

Kelas Rata-rata Variansi thitung ttabel Kriteria

Eksperimen II 39,71 61,62 1,88 1,67 Ho ditolak

Kontrol 35,3 96,42 1,88 1,67 Ho ditolak

Berdasarkan data hasil perhitungan uji t-pihak kanan diperoleh

thitung = 1,88 yang melampaui ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%, maka

Ho ditolak. Rata-rata selisih nilai kognitif siswa kelas eksperimen II

(menggunakan metode TPS dengan roda impian) lebih tinggi dari pada kelas

kontrol. Dengan demikian terdapat pengaruh metode Think Pair Share

(TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi

sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun

pelajaran 2012/2013 berdasarkan aspek kognitif.

c. Uji t-Pihak Kanan Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

Hasil perhitungan uji t-pihak kanan selisih nilai kognitif kelas

eksperimen I dan kelas eksperimen II pada materi pokok sistem periodik

unsur berdasarkan perhitungan pada Lampiran 23 dapat terangkum pada

Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Selisih Nilai Kognitif

Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

Kelas Rata-rata Variansi thitung ttabel Kriteria

Eksperimen I 44,89 106,91 2,11 1,67 Ho ditolak

Eksperimen II 39,71 61,62 2,11 1,67 Ho ditolak

Berdasarkan data hasil perhitungan uji t-pihak kanan diperoleh

thitung = 2,11 yang melampaui ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%,

maka Ho ditolak. Rata-rata selisih nilai kognitif siswa kelas eksperimen I

(menggunakan metode NHT dengan roda impian) lebih tinggi dari pada

kelas eksperimen II (menggunakan metode TPS dengan roda impian).

Dengan demikian metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

roda impian memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode

Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar

siswa materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1

tahun pelajaran 2012/2013.

2. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif

Uji hipotesis nilai afektif kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan

kelas kontrol menggunakan uji t-pihak kanan.

a. Uji t-Pihak Kanan Kelas Eksperimen I dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji t-pihak kanan nilai afektif kelas eksperimen I

dan kelas kontrol pada materi sistem periodik unsur berdasarkan

perhitungan pada Lampiran 23 terangkum pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Nilai Afektif Kelas

Eksperimen I dan Kelas Kontrol

Kelas Rata-rata Variansi thitung ttabel Kriteria

Eksperimen I 77,21 42,84 3,43 1,67 Ho ditolak

Kontrol 71,5 34,70 3,43 1,67 Ho ditolak

Berdasarkan data hasil perhitungan uji t-pihak kanan diperoleh thitung

= 3,43 yang melampaui ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%, maka Ho

ditolak, rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen I (menggunakan

metode NHT dengan roda impian) lebih tinggi dari kelas kontrol. Dengan

demikian terdapat pengaruh metode Numbered Heads Together (NHT)

dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem

periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun pelajaran

2012/2013 berdasarkan aspek afektif.

b. Uji t-Pihak Kanan Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji t-pihak kanan nilai afektif kelas eksperimen II

dan kelas kontrol pada materi sistem periodik unsur berdasarkan

perhitungan pada Lampiran 23 terangkum pada Tabel 4.17.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Nilai Afektif Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol

Kelas Rata-rata Variansi thitung ttabel Kriteria

Eksperimen II 74,29 34,58 1,77 1,67 Ho ditolak

Kontrol 71,5 34,70 1,77 1,67 Ho ditolak

Berdasarkan data hasil perhitungan uji t-pihak kanan diperoleh thitung

= 1,77 yang melampaui ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%, maka Ho

ditolak, rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen II (menggunakan

metode TPS dengan roda impian) lebih tinggi dari kelas kontrol. Dengan

demikian terdapat pengaruh metode Think Pair Share (TPS) dengan media

roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem periodik unsur

kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun pelajaran 2012/2013

berdasarkan aspek afektif.

c. Uji t-Pihak Kanan Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

Hasil perhitungan uji t-pihak kanan nilai afektif kelas eksperimen I

dan kelas eksperimen II pada materi sistem periodik unsur berdasarkan

perhitungan pada Lampiran 23 terangkum pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Uji t-Pihak Kanan Nilai Afektif Kelas

Eksperimen I dan Kelas Kontrol

Kelas Rata-rata Variansi thitung ttabel Kriteria

Eksperimen I 77,21 42,84 1,76 1,67 Ho ditolak

Eksperimen II 74,29 34,58 1,76 1,67 Ho ditolak

Berdasarkan data hasil perhitungan uji t-pihak kanan diperoleh

thitung = 1,76 yang melampaui ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%,

maka Ho ditolak, rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen I

(menggunakan metode NHT dengan roda impian) lebih tinggi dari kelas

eksperimen II (menggunakan metode TPS dengan roda impian). Dengan

demikian metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

impian memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode Think

Pair Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa

materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro semester 1 tahun

pelajaran 2012/2013.

D. Pembahasan Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas antara

penggunaan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) dengan media

roda impian dengan metode ceramah, antara metode pembelajaran Think Pair

Share (TPS) dengan media roda impian dengan metode ceramah serta antara

metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) dengan media roda impian

dan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian

terhadap prestasi belajar materi sistem periodik unsur.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas X.B sebagai kelas

eksperimen I (metode pembelajaran NHT dengan media roda impian) kelas X.E

sebagai kelas eksperimen II (metode pembelajaran TPS dengan media roda

impian), dan kelas X.F sebagai kelas kontrol (metode ceramah). Penentuan kelas

dilakukan dengan Cluster Random Sampling. Kemudian untuk mengetahui

seimbang atau tidaknya kelas X.B, X.E, dan X.F dilakukan dengan uji kesamaan

rata-rata berdasarkan nilai ujian IPA SMP. Dari hasil uji kesamaan rata-rata

menunjukkan bahwa ketiga kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang

sama. Prestasi siswa dilihat dari aspek kognitif dan afektif. Pada aspek kognitif

dilakukan pretest dan postest. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa sedangkan postest untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah

diberi perlakuan. Pada aspek afektif siswa diberikan angket afektif pada siswa.

1. Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen I (Metode NHT) dan Kelas

Kontrol (Metode Ceramah)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen I

yaitu kelas yang diberikan pembelajaran kimia dengan menggunakan metode

pembelajaran NHT dengan media roda impian, serta kelas kontrol dengan

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

menggunakan metode ceramah. Kelas kontrol dalam penelitian ini dipakai sebagai

pembanding dari kelas eksperimen, dengan adanya kelas kontrol dapat diketahui

keefektifan penggunaan metode pembelajaran NHT dengan media roda impian

dengan melihat rata-rata selisih nilai prestasi kognitif dan rata-rata nilai prestasi

afektifnya.

a. Aspek Kognitif

Dari data yang diperoleh pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelas

eksperimen I memiliki rata-rata selisih nilai kognitif yang lebih tinggi dari pada

kelas kontrol. Hal tersebut juga dapat dilihat dari Tabel 4.2 nilai tengah yang

tertinggi pada kelas eksperimen I frekuensinya lebih banyak dari pada kelas

kontrol. Berdasarkan hasil uji t-pihak kanan terdapat perbedaan rerata selisih nilai

prestasi kognitif materi sistem periodik unsur, hasil yang diperoleh dari rata-rata

selisih nilai kognitif pada kelas eksperimen I lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol (thitung>ttabel=3,58>1,67). Dari hasil pengujian tersebut ternyata

thitung>ttabel maka hipotesis Ho ditolak. Dengan ditolaknya Ho maka H1 diterima,

sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode

pembelajaran NHT dengan media roda impian dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa pada materi sistem periodik unsur.

Dalam pembelajaran metode NHT, yang pertama dilakukan peneliti adalah

menjelaskan kepada siswa secara singkat tentang metode yang akan digunakan

yaitu metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian

selanjutnya memberikan garis besar materi sistem periodik unsur kemudian

membentuk kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah dibentuk kelompok peneliti

membagikan nomor untuk tiap siswa dalam satu kelompok untuk dipasang di

punggungnya masing-masing. Kemudian tiap kelompok diberi permasalahan

dengan pemberian soal untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing.

Dalam diskusi ini siswa mengikuti secara antusias terlihat siswa aktif berdiskusi

mengemukakan pendapatnya masing-masing untuk diperoleh kesimpulan dalam

satu kelompok. Setelah selesai berdiskusi, untuk menentukan kelompok yang akan

menjawab soal peneliti memanggil salah satu siswa untuk maju ke depan memutar

roda impian yang berisi nomor kelompok. Setelah itu peneliti menunjuk salah satu

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

nomor sebagai perwakilan salah satu kelompok untuk menjawab soal diskusi dan

bersama-sama didiskusikan dengan semua kelompok dalam kelas. Pada saat

diskusi kelas, siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengungkapkan

pendapat dari kelompoknya masing-masing sehingga dapat diperoleh kesimpulan

yang lebih baik. Dalam kelas NHT setiap siswa harus benar-benar dituntut siap

karena sewaktu-waktu mendapat giliran menjawab soal dari guru. Secara umum

pelaksanaan metode NHT dengan media roda impian ini berlangsung dengan baik,

pembelajaran yang terjadi di kelas lebih menyenangkan, menjadikan siswa aktif,

dan tidak merasa jenuh sehingga siswa lebih termotivasi dalam memahami materi

pelajaran. Pembelajaran ini telah dapat mengaktifkan siswa dalam berlatih

berdiskusi sesama teman sebaya atau pengajar (peneliti). Setidaknya ada 3 siswa

yang mengajukan pertanyaan setiap kali tatap muka, dan siswa antusias dalam

menjawab soal yang diutarakan oleh peneliti. Sedangkan pada metode ceramah,

peneliti menjelaskan materi sistem periodik unsur dari awal sampai dengan akhir

pembelajaran. Dalam pembelajaran ini tidak ada diskusi kelompok, siswa hanya

mendengarkan dan mencatat, serta tidak ada media yang digunakan sehingga

pembelajaran terkesan monoton dan membuat siswa pasif. Selama pembelajaran

berlangsung tidak ada pertanyaan satupun yang terlontar dari siswa, bahkan saat

menjelang akhir pelajaran banyak siswa yang sudah tidak memperhatikan dan

berbicang-bincang dengan temannya. Hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa

dengan metode ceramah cenderung rendah.

b. Aspek Afektif

Dari data yang diperoleh pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelas

eksperimen I memiliki rata-rata selisih nilai afektif yang lebih tinggi dari pada

kelas kontrol. Hal tersebut juga dapat dilihat dari Tabel 4.3 nilai tengah yang

tertinggi pada kelas eksperimen I frekuensinya lebih banyak dari pada kelas

kontrol, selain dari data distribusi frekuensi, keefektifan pembelajaran yang

digunakan dapat juga dilihat dari hasil analisis uji t-pihak kanannya yakni prestasi

belajar siswa untuk aspek afektif pada kelas eksperimen I dengan kelas kontrol

diperoleh (thitung>ttabel=3,43>1,67). Dari hasil pengujian tersebut ternyata

thitung>ttabel maka hipotesis Ho ditolak. Dengan ditolaknya Ho maka H1 diterima,

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode

pembelajaran NHT dengan media roda impian dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa pada materi sistem periodik unsur.

Aspek afektif dalam pembelajaran ini mencakup sikap, minat, nilai,

konsep diri, dan moral dari siswa. Seorang siswa akan sulit untuk mencapai

keberhasilan belajar secara optimal apabila siswa tersebut tidak memiliki minat

untuk belajar. Aspek afektif menjadi penunjang keberhasilan untuk mencapai

hasil pembelajaran pada aspek lainnya yaitu aspek kognitif. Tingginya prestasi

belajar afektif yang menggunakan metode NHT yang dilengkapi dengan media

roda impian dibanding metode ceramah dikarenakan keaktifan siswa dalam

pembelajaran kooperatif metode NHT yang dilengkapi media roda impian. Dalam

pembelajaran siswa lebih aktif berdiskusi dengan kelompok maupun diskusi kelas,

berfikir kritis, tidak takut untuk bertanya jika mereka mengalami kesulitan

terbukti tiap tatap muka pasti ada yang tanya kepada peneliti setidaknya ada 3

siswa. Selain itu didukung dengan media roda impian yang menimbulkan suasana

menyenangkan dalam proses pembelajaran terlihat pada saat pemutaran roda

impian siswa antusias memperhatikan. Hal ini dapat membangkitkan motivasi

siswa dalam belajar dibandingkan pada metode ceramah, karena pada metode

ceramah pembelajaran yang terjadi membosankan dan tidak ada media yang

menarik sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Terlihat

pada saat awal pembelajaran siswa memperhatikan tetapi memasuki pertengahan

pelajaran sampai dengan akhir pelajaran siswa mulai berbicara sendiri dengan

temannya dan ketika diberi pertanyaan oleh peneliti mereka hanya diam hal ini

yang dapat menyebabkan prestasi belajar afektif pada metode ceramah cenderung

rendah.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis “Terdapat pengaruh

penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian

terhadap prestasi belajar siswa materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1

Purwantoro semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 berdasarkan aspek kognitif dan

aspek afektif ” dapat diterima.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen II (Metode TPS) dan Kelas

Kontrol (Metode Ceramah)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen II

yaitu kelas yang diberikan pembelajaran kimia dengan menggunakan metode

pembelajaran TPS dengan media roda impian, serta kelas kontrol dengan

menggunakan metode ceramah. Kelas kontrol dalam penelitian ini dipakai sebagai

pembanding dari kelas eksperimen, dengan adanya kelas kontrol dapat diketahui

keefektifan penggunaan metode pembelajaran TPS dengan media roda impian

dengan melihat rata-rata selisih nilai prestasi kognitif dan rata-rata nilai prestasi

afektifnya.

a. Aspek Kognitif

Dari data yang diperoleh pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelas

eksperimen II memiliki rata-rata selisih nilai kognitif yang lebih tinggi dari pada

kelas kontrol. Hal tersebut juga dapat dilihat dari Tabel 4.4 nilai tengah yang

tertinggi pada kelas eksperimen II frekuensinya lebih banyak dari pada kelas

kontrol. Berdasarkan hasil uji t-pihak kanan terdapat perbedaan rerata selisih nilai

prestasi kognitif materi sistem periodik unsur, hasil yang diperoleh dari rata-rata

selisih nilai kognitif pada kelas eksperimen II lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol (thitung>ttabel=1,88>1,67). Dari hasil pengujian tersebut ternyata

thitung>ttabel maka hipotesis Ho ditolak. Dengan ditolaknya Ho maka H1 diterima,

sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode

pembelajaran TPS dengan media roda impian dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa pada materi sistem periodik unsur.

Secara umum pada pembelajaran metode TPS berlangsung dengan baik.

Pembelajaran pada metode TPS dimulai dengan penjelasan secara singkat tentang

metode yang akan digunakan yaitu metode Think Pair Share (TPS) dengan media

roda impian kemudian peneliti menjelaskan secara garis besar tentang materi

sistem periodik unsur. Setelah itu, peneliti membentuk kelompok yang terdiri dari

2 siswa dan memberikan soal. Siswa mengerjakan soal tersebut secara individual

dahulu sehingga mereka dapat merumuskan pemikiran masing-masing sebelum

berbagi dengan siswa yang lain. Hal ini dapat membantu perkembangan

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

keterampilan berpikir siswa menjadi lebih tinggi. Kemudian peneliti menyuruh

siswa untuk bergabung dengan kelompoknya dan mendiskusikan soal yang

sebelumnya telah mereka kerjakan secara individual. Hal ini memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengemukakan ide untuk menyatukan pendapat

dengan teman pasangannya sehingga didapatkan kesimpulan yang lebih baik.

Kemudian peneliti menunjuk salah satu siswa untuk memutar roda impian yang

berisi nomor kelompok yang akan menjawab soal dan dilanjutkan berdiskusi

dengan semua kelompok dalam kelas. Pada tahap ini siswa saling berbagi

informasi dengan seluruh kelas sehingga tiap siswa dapat mengukur

kemampuannya masing-masing sambil menerima informasi dari teman yang lain.

Pembelajaran ini tidak membuat siswa jenuh atau dapat dikatakan menyenangkan,

masing-masing kelompok juga dapat bekerjasama dengan baik. Hal ini terlihat

dari kemauan siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran baik dalam

berdiskusi sesama teman sekelompok atau dalam diskusi kelas. Sedangkan pada

metode ceramah, pembelajaran berlangsung satu arah karena peneliti hanya

menjelaskan materi sistem periodik unsur dari awal hingga akhir pelajaran

sehingga siswa merasa bosan bahkan ada yang mengantuk pada pertengahan

pelajaran, siswa tidak termotivasi dalam memahami pelajaran karena tidak ada

media menarik yang digunakan. Hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa

dengan metode ceramah cenderung rendah.

b. Aspek Afektif

Dari data yang diperoleh pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelas

eksperimen II memiliki rata-rata selisih nilai afektif yang lebih tinggi dari pada

kelas kontrol. Hal tersebut juga dapat dilihat dari Tabel 4.5 nilai tengah yang

tertinggi pada kelas eksperimen II frekuensinya lebih banyak dari pada kelas

kontrol, selain dari data distribusi frekuensi, keefektifan pembelajaran yang

digunakan dapat juga dilihat dari hasil analisis uji t-pihak kanannya yakni prestasi

belajar siswa untuk aspek afektif pada kelas eksperimen II dengan kelas kontrol

diperoleh (thitung>ttabel=1,77>1,67). Dari hasil pengujian tersebut ternyata

thitung>ttabel maka hipotesis Ho ditolak. Dengan ditolaknya Ho maka H1 diterima,

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode

pembelajaran TPS dengan media roda impian dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa pada materi sistem periodik unsur.

Tingginya prestasi belajar afektif siswa yang menggunakan metode TPS

yang dilengkapi dengan media roda impian dibanding metode ceramah

dikarenakan keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif metode TPS yang

dilengkapi media roda impian. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran siswa lebih

fokus dan aktif pada diskusi kelompok bersama pasangannya maupun diskusi

kelas karena siswa diberi waktu untuk berfikir, berpasangan dan berdiskusi serta

saling membantu satu sama lain. Pada saat perputaran roda impian siswa antusias

memperhatikan tidak terkecuali siswa yang duduk di belakang. Dengan adanya

media roda impian menjadikan suasana pembelajaran aktif dan tidak

membosankan. Hal ini yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar

dibandingkan dengan metode ceramah. Berdasarkan pengamatan peneliti pada

metode ceramah, tampak bahwa siswa merasa malas dan mengantuk dalam

mengikuti proses pembelajaran karena pada metode ceramah pembelajarannya

cenderung menimbulkan kejenuhan pada siswa. Siswa hanya bertindak sebagai

pendengar dan pencatat saja tanpa adanya media yang menarik dalam

pembelajaran. Hal ini yang dapat menyebabkan prestasi belajar afektif pada

metode ceramah cenderung rendah.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis “Terdapat pengaruh

penggunaan metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian terhadap

prestasi belajar siswa materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1 Purwantoro

semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 berdasarkan aspek kognitif dan aspek

afektif ” dapat diterima.

3. Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen I (Metode NHT) dan Kelas

Eksperimen II (Metode TPS)

Pada penelitian ini dilakukan komparasi dua metode pembelajaran

bertujuan untuk membandingkan efektivitas antara penggunaan metode Numbered

Heads Together (NHT) dan Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

terhadap prestasi belajar materi pokok sistem periodik unsur dengan melihat rata-

rata selisih nilai prestasi kognitif dan rata-rata nilai prestasi afektifnya.

a. Aspek Kognitif

Dari data yang diperoleh pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelas

eksperimen I memiliki rata-rata selisih nilai kognitif yang lebih tinggi dari pada

kelas eksperimen II. Hal tersebut juga dapat dilihat dari Tabel 4.8 nilai tengah

yang tertinggi pada kelas eksperimen I frekuensinya lebih banyak dari pada kelas

eksperimen II. Berdasarkan hasil uji t-pihak kanan terdapat perbedaan rerata

selisih nilai prestasi kognitif materi sistem periodik unsur, hasil yang diperoleh

dari rata-rata selisih nilai kognitif pada kelas eksperimen I lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas eksperimen II (thitung>ttabel=2,11>1,67). Dari hasil

pengujian tersebut ternyata thitung>ttabel maka hipotesis Ho ditolak. Dengan

ditolaknya Ho maka H1 diterima, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa prestasi

belajar kognitif siswa pada materi pokok sistem periodik unsur dengan

menggunakan metode NHT dengan media roda impian memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap peningkatan prestasi kognitif siswa dari pada

menggunakan metode TPS dengan media roda impian.

Prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode NHT dengan media roda

impian lebih tinggi dibandingkan dengan metode TPS dengan media roda impian

pada aspek kognitif, hal ini disebabkan karena pembelajaran yang terjadi

menggunakan metode NHT menekankan pada kerjasama dalam diskusi kelompok

yang terdiri dari 4 orang sehingga siswa menjadi aktif. Dalam pembelajaran ini

siswa berusaha menyelesaikan soal yang diberikan guru (peneliti). Meskipun

terdapat sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

dapat dibantu dengan teman sekelompoknya. Hal ini didukung dengan dituntutnya

tanggung jawab bahwa setiap siswa yang mempunyai nomor harus siap untuk

menjawab soal secara individu sehingga dapat terjalin kerjasama antar anggota

kelompok untuk memahami materi sistem periodik unsur. Sedangkan pada

metode TPS dengan media roda impian guru (peneliti) memberikan soal dan

meminta siswa memikirkan jawaban soal tersebut secara individu kemudian

melakukan diskusi dengan teman pasangannya. Dalam diskusi ini siswa berusaha

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

menyelesaikan soal yang diberikan. Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas

pada tahap thinking siswa yang mempunyai kemampuan lebih rendah lebih

banyak hanya membaca materi dan kurang aktif untuk mengkonstruk

pengetahuannya sendiri dan pada tahap pairing masih terdapat pasangan siswa

yang mengalami kesulitan sehingga pada tahap sharing siswa tersebut cenderung

mengandalkan pasangan yang dianggap lebih pintar. Hal ini yang menyebabkan

prestasi belajar pada metode TPS lebih rendah daripada metode NHT.

b. Aspek Afektif

Dari data yang diperoleh pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelas

eksperimen I memiliki rata-rata selisih nilai afektif yang lebih tinggi dari pada

kelas eksperimen II. Hal tersebut juga dapat dilihat dari Tabel 4.7 nilai tengah

yang tertinggi pada kelas eksperimen I frekuensinya lebih banyak dari pada kelas

eksperimen II, selain dari data distribusi frekuensi, keefektifan pembelajaran yang

digunakan dapat juga dilihat dari hasil analisis uji t-pihak kanannya yakni prestasi

belajar siswa untuk aspek afektif pada kelas eksperimen I dengan kelas

eksperimen II diperoleh (thitung>ttabel=1,76>1,67). Dari hasil pengujian tersebut

ternyata thitung>ttabel maka hipotesis Ho ditolak. Dengan ditolaknya Ho maka H1

diterima, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan metode prestasi

belajar afektif siswa pada materi pokok sistem periodik unsur dengan

menggunakan metode NHT dengan media roda impian memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap peningkatan prestasi afektif siswa dari pada

menggunakan metode TPS dengan media roda impian.

Tingginya prestasi belajar afektif siswa yang menggunakan metode NHT

dengan media roda impian dibanding metode TPS dengan media roda impian

disebabkan karena pada metode NHT siswa lebih termotivasi dalam mengikuti

pelajaran sebab siswa belum pernah mendapatkan pembelajaran kooperatif NHT

dengan menggunakan media roda impian, siswa mendapatkan keadaan

pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran sebelumnya yaitu guru biasa

menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran.

Walaupun mereka juga belum pernah mendapatkan pembelajaran dengan metode

TPS tetapi berdasarkan pengamatan peneliti di kelas siswa dengan metode NHT

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

lebih aktif dalam mengikuti pelajaran terlihat setiap siswa antusias dalam

berdiskusi, saling berkomunikasi satu sama lain, saling membantu antar anggota

kelompok dalam memecahkan masalah karena setiap siswa dituntut siap untuk

menjawab soal ketika nomor yang dimiliki dipanggil dan pada saat pemutaran

roda impian untuk menentukan kelompok yang menjawab soal siswa juga antusias

memperhatikan. Antusias dalam pemutaran roda impian ini juga terjadi pada

pembelajaran metode TPS, tetapi pada saat diskusi berlangsung siswa yang

memiliki kemampuan lebih rendah cenderung mengandalkan teman pasangannya

yang dianggap mempunyai kemampuan lebih pintar sehingga sebagian siswa

kurang aktif dan terkadang ada yang berbincang-bincang dengan temannya diluar

topik materi karena dalam metode TPS tidak dituntut tanggung jawab secara

individu untuk menjawab soal. Hal ini yang menyebabkan prestasi belajar afektif

pada metode TPS cenderung lebih rendah daripada metode NHT.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis “Penggunaan metode Numbered

Heads Together (NHT) media roda impian memberikan pengaruh lebih baik

dibandingkan dengan metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian

terhadap prestasi belajar siswa materi sistem periodik unsur kelas X SMA N 1

Purwantoro semester 1 tahun pelajaran 2012/2013” dapat diterima.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT)

dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem

periodik unsur. Hal ini ditunjukkan oleh kedua harga thitung kelas eksperimen I

dan kelas kontrol berdasarkan uji t-pihak kanan untuk nilai kognitif (3,58) dan

afektif (3,43) lebih besar dari pada ttabel = 1,67 sehingga hipotesis nol ditolak.

2. Terdapat pengaruh penggunaan metode Think Pair Share (TPS) dengan media

roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi sistem periodik unsur. Hal

ini ditunjukkan oleh kedua harga thitung kelas eksperimen II dan kelas kontrol

berdasarkan uji t-pihak kanan untuk nilai kognitif (1,88) dan afektif (1,77)

lebih besar dari pada ttabel = 1,67 sehingga hipotesis nol ditolak.

3. Penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda

impian memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode Think

Pair Share (TPS) dengan media roda impian terhadap prestasi belajar siswa materi

sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan oleh kedua harga thitung kelas

eksperimen I dan kelas eksperimen II berdasarkan uji t-pihak kanan untuk nilai

kognitif (2,11) dan afektif (1,76) lebih besar dari pada ttabel = 1,67 sehingga

hipotesis nol ditolak.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat penulis sampaikan

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian

selanjutnya dan dapat digunakan untuk upaya bersama antara guru, siswa serta

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

penyelenggara sekolah agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan

kualitas hasil belajar secara maksimal.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan metode

Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian memberikan

pencapaian prestasi belajar meliputi aspek kognitif dan aspek afektif yang lebih

tinggi dari pada penggunaan metode Think Pair Share (TPS) dengan media

roda impian dan metode ceramah, serta penggunaan metode Think Pair Share

(TPS) dengan media roda impian memberikan pencapaian prestasi belajar yang

lebih tinggi dari pada metode ceramah sehingga untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih optimal maka pertama penggunaan metode Numbered Heads

Together (NHT) dengan media roda impian dapat diterapkan pada kegiatan

belajar mengajar kimia materi sistem periodik unsur selanjutnya yang kedua

penggunaan metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, maka dapat dikemukakan

saran sebagai berikut:

1. Bila terdapat metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode Think Pair

Share (TPS) dalam proses belajar mengajar pada materi sistem periodik unsur

dan ingin meningkatkan prestasi belajar maka guru hendaknya menggunakan

metode Numbered Heads Together (NHT) karena dalam penelitian ini telah

terbukti bahwa penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan

media roda impian lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dari

pada penggunaan metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian.

2. Dalam pembelajaran dikelas diperlukan penggunaan metode dan media yang

tepat dan menarik bagi siswa sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian,

dan motivasi siswa untuk memahami materi yang diajarkan.

3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang penggunaan metode

Numbered Heads Together (NHT) dengan media roda impian dan penggunaan

metode Think Pair Share (TPS) dengan media roda impian pada pembelajaran

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

kimia materi lainnya dengan menggunakan variabel yang lebih banyak

sehingga dapat diketahui sejauh mana efektivitasnya.