perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK KUNYIT (Curcuma longa L.)
DAN EKSTRAK PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP
KADAR LDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Galih Ratna A.
G.0008012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma longa
L.) dan Ekstrak Pare (Momordica charantia L.) terhadap Kadar LDL
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Galih Ratna A., NIM : G.0008012,Tahun: 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari Sabtu, Tanggal 3 Desember Tahun 2011
Pembimbing Utama
Nama : Yul Mariyah, Dra., Apt., M.Si. NIP : 19510329 198303 2 001 …………………...... Pembimbing Pendamping
Nama : Lilik Wijayanti, dr., M.Kes. NIP : 19690305 199802 2 001 .……………………. Penguji Utama
Nama : Kisrini, Dra., Apt., M.Si. NIP : 19550804 198303 2 001 ……………………… Anggota Penguji
Nama : H. Andy Yok, drg., M.Kes. NIP : 19521120 198601 1 001 ……………………… Surakarta, Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS Muthmainah,dr.,M.Kes Prof.Dr.Zainal Arifin Adnan,dr.,SpPD-KR-FINASIM NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Galih Ratna A.
NIM. G.0008012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Galih Ratna A., G.0008012, 2011. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan Ekstrak Pare (Momordica charantia L.) terhadap Kadar LDL Tikus Putih (Rattus norvegicus). Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak pare (Momordica charantia L.) terhadap kadar LDL tikus putih (Rattus norvegicus). Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre and post test controlled group design. Subjek penelitian yang digunakan adalah 25 ekor tikus putih jantan, berumur kurang lebih 3 bulan dengan berat kurang lebih 200 gram. Subjek dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. Sebelum perlakuan dilakukan pengambilan darah dari pleksus retroorbitalis tikus untuk pengukuran kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pretest. Seluruh kelompok perlakuan diinduksi dengan pakan hiperkolesterolemia 2,5 ml/200 gram BB/hari. Kemudian kelompok kontrol positif diberi simvastatin 0,5 mg/200 gram BB/hari, kelompok perlakuan 1 diberi ekstrak kunyit 80 mg/200 gram BB/hari, kelompok perlakuan 2 diberi ekstrak pare 100 mg/200 gram BB/hari, sedangkan kelompok perlakuan 3 diberi kombinasi ekstrak kunyit 40 mg/200 gram BB/hari dan ekstrak pare 50 mg/200 gram BB/hari. Pada hari ke-15 perlakuan, dilakukan pengambilan sampel darah untuk pengukuran kadar LDL postest. Kemudian data dianalisis menggunakan uji One way ANOVA. Hasil Penelitian: Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji One way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang nyata antara kelima kelompok perlakuan (p = 0,007). Post Hoc Test menunjukkan kelompok perlakuan 3 berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif (p = 0,001) dan memiliki efektivitas yang sama dengan kelompok kontrol positif dalam menurunkan kadar LDL. Simpulan Penelitian: Kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare memiliki pengaruh terhadap kadar LDL tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci: ekstrak kunyit, ekstrak pare, kadar LDL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT Galih Ratna A., G.0008012, 2011. Combinaton Effect of Turmeric (Curcuma longa L.) Extract and Bitter Melon (Momordica charantia L.) Extract to the Serum LDL Level in White Rats (Rattus norvegicus). Objective: The purpose of this research is finding out whether the combination of turmeric (Curcuma longa L.) extract and bitter melon (Momordica charantia L.) extract has an effect to the serum LDL level in white rats (Rattus norvegicus). Methods: This research is a laboratoric experiment using experimental randomized pre and post test controlled group design. Subjects of this research are 25 male white rats, 3 weeks of age and 200 grams of body weight. Subjects were divided into five groups. Before treatment, blood samples were collected from the retroorbitalis plexus of white rats for the measurement of pretest Low Density Lipoprotein (LDL) level. All groups were induced by 2,5 ml/200 gram body weight/day of high fat diet. Furthermore the positive control group received 0,5 mg/200 gram body weight/day of simvastatin, the first group received 80 mg/200 gram body weight/day of turmeric extract, the second group received 100 mg/200 gram body weight/day of bitter melon extract and the third group received combination of 40 mg/200 gram body weight/day of turmeric extract and 50 mg/200 gram body weight/day of bitter melon extract. On the fifteenth day of treatment, blood samples were collected for the measurement of postest LDL level. Data was then analyzed by using One way ANOVA. Results: The statistical analysis by using One way ANOVA shows a significant difference in serum LDL level among the five groups of treatment (p = 0,007). Post Hoc Test shows that the third group has a significant difference with negative control group (p = 0,001) and has the same effectivity as the positive control group to decrease the serum LDL level. Conclusion: The combination of turmeric (Curcuma longa L.) extract and bitter melon (Momordica charantia L.) extract has an effect to the serum LDL level in white rats (Rattus norvegicus). Key words: turmeric extract, bitter melon extract, LDL level
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan Ekstrak Pare (Momordica charantia L.) terhadap Kadar LDL Tikus Putih (Rattus norvegicus)”. Penyusunan skripsi ini digunakan dalam rangka memenuhi salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR-FINASIM, selaku Dekan FK
UNS Surakarta. 2. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Yul Mariyah, Dra., Apt., M.Si., selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis. 4. Lilik Wijayanti, dr., M.Kes., selaku Pembimbing Pendamping, yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis. 5. Kisrini, Dra., Apt., M.Si., selaku Penguji Utama yang telah memberikan
kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 6. H. Andy Yok, drg., M.Kes., selaku Penguji Pendamping yang telah
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 7. Staf Farmasi RSUD DR. Moewardi yang telah banyak membantu penyusunan
skripsi ini. 8. Kedua orang tuaku tercinta (Harsono dan Suprihatin) atas doa, semangat dan
cinta kasih yang telah engkau berikan. Kedua adikku tersayang (Isnain Nurqolis dan Fifi Nurul’Aini) serta seluruh keluarga besarku atas doa dan dukungan kalian.
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Surakarta,
Galih Ratna A.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
1. Kunyit ........................................................................................... 5
2. Pare ............................................................................................... 8
3. Interaksi Obat ............................................................................... 11
4. Ekstraksi ....................................................................................... 12
5. Kolesterol ..................................................................................... 13
6. Simvastatin ................................................................................... 16
7. Hormon Tiroid dan Antitiroid ...................................................... 18
B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 20
C. Hipotesis ............................................................................................ 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 22
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 22
B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 22
C. Subjek Penelitian ............................................................................ 22
D. Teknik Sampling ............................................................................. 22
E. Penentuan Besar Sampel ................................................................. 23
F. Identifikasi Variabel Penelitian ...................................................... 23
G. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 24
H. Rancangan Penelitian ...................................................................... 28
I. Alat dan Bahan ............................................................................... 29
J. Cara Kerja ....................................................................................... 30
K. Teknik Analisis Statistik ................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 34
A. Data Hasil Penelitian ...................................................................... 34
B. Analisis Data ................................................................................... 36
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 40
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 47
A. Simpulan ......................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komponen yang Terkandung dalam 100 gram Rimpang Kunyit ....... 7
Tabel 2. Komponen yang Terkandung dalam 100 gram Buah Pare ...........…... 10
Tabel 3. Kadar LDL Tikus Putih Sebelum dan Setelah Perlakuan ................... 34
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk ........................................... 36
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Varians ....................................................... 38
Tabel 6. Hasil Uji Anova ............................................................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kadar LDL Tikus Putih
Lampiran 2. Uji Normalitas Distribusi
Lampiran 3. Uji Homogenitas dan Uji One way ANOVA
Lampiran 4. Uji Post Hoc Test
Lampiran 5. Volume Maksimal Larutan Sediaan Uji yang Dapat Diberikan pada
Hewan Uji
Lampiran 6. Konversi Dosis untuk Manusia dan Berbagai Jenis Hewan
Lampiran 7. Prosedur Pembuatan Ekstrak Kunyit
Lampiran 8. Prosedur Pembuatan Ekstrak Pare
Lampiran 9. Foto – Foto Penelitian
Lampiran 10. Ethical Clearance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke sampai saat ini masih
merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia (Rosamond dkk, 2008).
Permasalahan tersebut juga ditemukan di negara berkembang termasuk
Indonesia. Hal ini terbukti melalui hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2001 yang menyebutkan bahwa telah terjadi perubahan penyebab
kematian di Indonesia yaitu dari penyakit infeksi menjadi penyakit sirkulasi
(jantung dan pembuluh darah otak) (Djaja dkk, 2003).
PJK dan stroke sebenarnya merupakan manifestasi dari aterosklerosis
yang berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol darah terutama fraksi
Low Density Lipoprotein (LDL). Kadar LDL yang tinggi dalam darah bila
teroksidasi akan menyebabkan lesi pada tunika intima yang disebut plak
ateromatosa atau fibrofatty plaques. Lesi tersebut dapat menyumbat lumen
pembuluh, memperlemah tunika media di bawahnya dan mungkin
mengalami penyulit serius (Schoen dan Cotran, 2007).
Lini pertama untuk mengatasi penyakit tersebut dilakukan dengan
perubahan gaya hidup, yaitu memelihara berat badan ideal, olahraga,
membatasi asupan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh
sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Terapi dengan obat-obatan
diberikan jika pasien memiliki risiko tinggi atau tidak menunjukkan respons
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pada terapi non farmakologis (Singh dkk, 2010). Obat tradisional dapat juga
dijadikan alternatif terapi untuk menurunkan kadar kolesterol darah.
Dibandingkan obat-obat modern, obat tradisional memiliki beberapa
kelebihan, antara lain murah, mudah didapat, efek sampingnya relatif rendah,
dan lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif (Katno
dan Pramono, 2004).
Salah satu tanaman obat yang banyak diteliti saat ini adalah kunyit.
Selain berfungsi sebagai bumbu dapur dan pewarna alami makanan, kunyit
juga telah terbukti memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Bagian
terpenting dalam pemanfaatan kunyit sebagai obat adalah rimpangnya
(Winarto dan Tim Lentera, 2003). Rimpang kunyit mengandung zat aktif
kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri dari tiga komponen,
yaitu kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin. Dari ketiga
senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen dengan
persentase terbesar (Aggarwal dkk, 2005).
Pengambilan kurkumin dari kunyit dilakukan dengan proses ekstraksi.
Senyawa aktif kurkumin mudah terlarut melalui ekstraksi, terutama dengan
pelarut etanol (Dai dan Mumper, 2010). Kurkumin dapat menurunkan kadar
trigliserid, kolesterol total, LDL, dan Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
pada tikus hiperkolesterolemia (Asai dan Miyazawa, 2001; Kim dan Kim,
2010; Majithiya dkk, 2004). Hal tersebut dapat dijelaskan karena kurkumin
meningkatkan kadar hepatik kolesterol 7α-hidroksilase sehingga proses
katabolisme kolesterol meningkat (Kim dan Kim, 2010). Selain itu, Feng dkk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
(2010) dalam penelitiannya membuktikan bahwa kurkumin dapat
menghambat penyerapan kolesterol dalam usus.
Meskipun memiliki efek penurunan kolesterol yang signifikan,
kurkumin dapat menimbulkan efek samping pada saluran pencernaan berupa
mual atau diare (Monson dan Schoenstadt, 2010). Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk mengkombinasikan ekstrak kunyit dengan ekstrak tumbuhan
lain yang selain memiliki efek hipokolesterolemia juga dapat melindungi
mukosa gastrointestinal.
Ekstrak etanol pare terbukti memiliki fungsi perlindungan terhadap
mukosa lambung dan duodenum pada tikus yang diinduksi aspirin maupun
stres (Rao dkk, 2011). Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak pare juga
dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserid, dan kolesterol LDL pada
tikus putih yang diberi pakan hiperkolesterolemia (Adimunca dan
Nainggolan, 2009). Hal itu dapat dijelaskan karena pare mengandung
golongan senyawa aktif yang memiliki efek hipokolesterolemia seperti
momordisin dan saponin (Kumar dkk, 2010). Jus pare juga terbukti dapat
menurunkan sekresi apolipoprotein-B (apo-B) yang diperlukan dalam sintesis
LDL dari hepar (Nerurkar dkk, 2005).
Berdasarkan fakta-fakta di atas, peneliti ingin membuktikan apakah
kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare mempunyai pengaruh terhadap
kadar LDL dengan mengujinya pada tikus putih yang diberi pakan
hiperkolesterolemia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Rumusan Masalah
Apakah kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak pare
(Momordica charantia L.) memiliki pengaruh terhadap kadar LDL tikus
putih (Rattus norvegicus)?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak
kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak pare (Momordica charantia L.)
terhadap kadar LDL pada tikus putih (Rattus norvegicus).
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai pengaruh kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dan
ekstrak pare (Momordica charantia L.) terhadap kadar LDL tikus putih
(Rattus norvegicus).
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman penelitian lebih
lanjut tentang pengaruh kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare untuk
menurunkan kadar LDL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kunyit
a. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa L.
(Winarto dan Tim Lentera, 2003).
b. Morfologi
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40 - 100 cm.
Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, berwarna hijau
kekuningan dengan pangkal batang membentuk rimpang. Daun
tumbuhan ini berbentuk bulat memanjang hingga 10 - 40 cm, lebar 8 -
12,5 cm, dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Bunga
majemuk berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10 -
15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata.
Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah
jingga kekuning-kuningan (Aggarwal dkk, 2005).
c. Penyebaran
Kunyit merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Pusat
penyebarannya di Semenanjung Melayu, Pulau Sumatra, Pulau Jawa,
dan menyebar hingga Australia. Kunyit juga menyebar cepat dari Asia
Tenggara ke wilayah lain, seperti Cina, Kepulauan Salomon, Haiti,
India, Pakistan, Taiwan, dan Jamaika. Penyebaran tanaman ini merata
di seluruh wilayah Indonesia (Winarto dan Tim Lentera, 2003).
d. Kandungan
Rimpang kunyit mengandung dua jenis zat aktif, yaitu minyak
atsiri dan kurkuminoid. Minyak atsiri terdiri dari ar-turmeron, α dan ß-
turmeron, turmerol, α-atlanton, ar-curcumen, zingiberen, ß-kariofilen,
dan 1,8 sineol (Sasikumar, 2005), sedangkan kurkuminoid terdiri dari
kurkumin (77 %), demetoksikurkumin (17 %), bisdemetoksikurkumin
(6 %) (Anand dkk, 2007). Kurkumin merupakan kandungan aktif
terpenting di antara zat-zat tersebut (Wilson dkk, 2006).
Kurkumin merupakan polifenol berwarna kuning jingga yang
dihasilkan oleh tanaman dari famili Zingiberaceae. Kurkumin tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam etanol. Kurkumin atau disebut juga
diferuloymethane akan dimetabolisme menjadi kurkumin glukoronid
dan kurkumin sulfat jika diberikan per oral (Anand dkk, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Berikut ini adalah tabel zat-zat yang terkandung dalam 100
gram rimpang kunyit menurut Winarto dan Tim Lentera (2003).
Tabel 1. Komponen yang Terkandung dalam 100 gram Rimpang
Kunyit
No Komponen Jumlah
1 Kalori 1480 kal
2 Protein 7,8 g
3 Karbohidrat 64,9 g
4 Serat 6,7 g
5 Lemak total 9,9 g
6 Air 11,4 g
7 Abu 6,0 g
8 Vitamin B 5 mg
9 Vitamin C 26 mg
10 Kalsium 0,182 g
11 Fosfor 0,268 g
12 Besi 41 g
e. Khasiat dan Kegunaan
Kunyit (Curcuma longa L.) dikenal memiliki banyak kegunaan,
antara lain sebagai bumbu dan pewarna alami makanan serta
pengobatan untuk berbagai macam penyakit. Kunyit digunakan sebagai
obat tradisional untuk mengatasi gangguan menstruasi, kelainan
empedu, anoreksia, batuk, kelainan pada hati, rematik, dan sinusitis.
Selain itu, kunyit juga dapat dioleskan pada luka untuk mengurangi
nyeri dan peradangan (Winarto dan Tim Lentera, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Kurkumin yang terdapat dalam kunyit sudah banyak diteliti dan
dipakai untuk pengobatan berbagai macam penyakit, antara lain sebagai
antioksidan, obat kardiovaskuler, hematologi, antiinflamasi,
antimikroba, dan antineoplastik (Aggarwal dkk, 2005). Minyak atsiri
juga bermanfaat karena memiliki aktivitas antiartritis dan antibakteri
(Funk dkk, 2010; Naz dkk, 2010).
2. Pare
a. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Curcubitales
Suku : Curcubitaeae
Genus : Momordica
Spesies : Momordica charantia L.
(Subahar dan Tim Lentera, 2004)
b. Morfologi
Pare merupakan jenis tanaman merambat dengan menggunakan
sulur yang panjang. Tanaman ini memiliki bau langu yang khas.
Akarnya berupa akar tunggang, struktur batangnya tidak berkayu. Daun
pare berbentuk bulat telur, berbulu, dan berlekuk. Susunan tulang
daunnya menjari. Bunga pare tumbuh dari ketiak daun dan berwarna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kuning menyala. Kelopak bunga berbentuk lonceng dan berusuk
banyak. Buahnya berbentuk bulat memanjang dengan permukaan
berbintil-bintil dan berasa pahit. Daging buahnya tebal dan di dalamnya
terdapat biji yang banyak. Biji pare berbentuk bulat pipih dan
permukaannya tidak rata (Subahar dan Tim Lentera, 2004).
c. Varietas
Pare yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat dibedakan
menjadi tiga jenis berikut
1) Pare putih
Jenis pare putih disebut dengan sebutan pare gajih atau pare
mentega. Pare jenis ini berwarna putih kekuningan dan berbentuk
bulat. Permukaannya berbintil-bintil besar yang arahnya sepanjang
buah. Rasa buah pare putih ini tidak terlalu pahit seperti pare hijau.
2) Pare hijau
Pare hijau berbentuk lonjong, kecil, dan berwarna hijau
dengan bintil-bintil agak halus. Pare hijau ini mudah sekali
perawatannya, tanpa lanjaran pare ini dapat tumbuh dengan baik.
3) Pare ular
Pare ular dikenal dengan nama pare belut dan pare alas atau
pare leuweung. Permukaan kulitnya berwarna hijau keputihan,
menyerupai kulit ular. Panjang pare belut antara 30 - 110 cm dan
berdiameter 4 - 8 cm (Rukmana, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
d. Penyebaran
Pare merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis,
termasuk di wilayah Amazon, Afrika, dan Karibia. Pare juga dapat
ditemukan di Nepal, Sri Lanka, Cina, dan di beberapa negara Asia
Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari
Asia tropis terutama Myanmar dan India bagian barat (Subahar dan Tim
Lentera, 2004).
e. Kandungan
Buah pare mengandung glikosida, saponin, flavonoid, polifenol,
alkaloid, triterpenoid, momordin, momordisin, cucurbitacin, charantin
(Kumar dkk, 2010). Kandungan gizi 100 gram buah pare disajikan
dalam tabel berikut (Subahar dan Tim Lentera, 2004).
Tabel 2. Komponen yang Terkandung dalam 100 gram Buah Pare
No Komponen Jumlah
1 Kalori 29 kal
2 Air 91,2 g
3 Protein 1,1 g
4 Lemak 0,3 g
5 Karbohidrat 6,6 g
6 Serat 1,6 g
7 Kalsium 45 mg
8 Fosfor 64 mg
9 Besi 1,4 mg
10 Vitamin B1 0,08 mg
11 Vitamin C 52 mg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
f. Khasiat dan Kegunaan
Tanaman pare (Momordica charantia L.) telah banyak
digunakan sebagai tanaman obat. Secara tradisional buah pare
digunakan untuk mengatasi demam, malaria, bisul, abses, sembelit, dan
menambah nafsu makan. Selain itu, pare juga memiliki khasiat
antiinflamasi, antibakteri, hipoglikemia, hipokolesterolemia (Kumar
dkk, 2010).
3. Interaksi Obat
Salah satu faktor yang mempengaruhi respons tubuh terhadap
pengobatan adalah interaksi obat. Obat dapat berinteraksi dengan
makanan, zat kimia yang masuk dari lingkungan, atau dengan obat lain.
Interaksi antarobat dapat berakibat menguntungkan atau merugikan
(Setiawati, 2007). Mekanisme interaksi obat di dalam tubuh dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Interaksi farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi jika salah satu obat
mempengaruhi absorbsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat
kedua, sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun.
b. Interaksi farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang
bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang
sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik atau antagonistik,
tanpa terjadi perubahan kadar obat dalam plasma (Setiawati, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4. Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan sari pekat tumbuh–tumbuhan atau hewan
yang diperoleh dengan cara memisahkan zat aktif dari komponen inaktif
atau lemah, menggunakan menstruum yang cocok, diuapkan semua atau
hampir semua pelarutnya, dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk
standarnya (Crowley, 2006).
Pemilihan menstruum berdasarkan pada daya larut zat aktif, zat
tidak aktif, zat yang tidak diinginkan, dan juga tipe preparat farmasi yang
diperlukan. Campuran hidroalkohol merupakan menstruum yang serba
guna dan paling luas pemakaiannya karena memungkinkan bahan tersebut
membentuk campuran pelarut yang paling sesuai untuk mengekstraksi
bahan aktif dari suatu bahan. Keuntungan lain dari pemakaian
hidroalkohol ini adalah mencegah terjadinya kontaminasi mikroba (Ansel,
1989). Hidroalkohol yang paling umum digunakan adalah campuran etanol
dengan air. Dengan etanol (volume 70 %) sangat sering dihasilkan suatu
bahan aktif yang optimal, seperti golongan polifenol (Dai dan Mumper,
2010).
Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat
dari bahan mentah obat, daya penyesuaian dengan tiap macam metode
ekstraksi, dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna.
Metode ekstraksi ada beberapa macam di antaranya maserasi
(perendaman), perkolasi, dan soxhletasi. Metode dasar dari ekstraksi
adalah maserasi. Maserasi adalah proses pengekstrakan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menggunakan pelarut dan pengadukan pada suhu kamar. Maserasi
merupakan proses di mana obat yang sudah halus direndam dalam
menstruum sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat–zat
yang mudah larut akan terlarut (Ansel, 1989). Perkolasi adalah proses
pengekstrakan dengan cara mengalirkan pelarut melalui serbuk simplisia
dan menampung ekstrak terus-menerus sampai terpisah dari ampasnya
sehingga tidak perlu disaring lagi seperti pada maserasi. Soxhletasi adalah
ekstraksi berkesinambungan dengan menggunakan pelarut yang panas
sehingga tidak cocok untuk bahan aktif yang tidak tahan panas (Raaman,
2006).
5. Kolesterol
a. Sintesis dan Penyerapan
Kolesterol dalam tubuh berasal dari makanan (eksogen) dan
sintesis endogen (Brown, 2006). Sintesis kolesterol dapat dilakukan
oleh semua sel berinti. Proses sintesis tersebut dibagi menjadi beberapa
tahap. Pertama asetil-koA membentuk HMG KoA dan mevalonat.
HMG KoA dikonversi menjadi mevalonat yang dikatalis oleh enzim
HMG KoA reduktase. Pada tahap berikutnya, mevalonat membentuk
unit isoprenoid yang aktif. Enam unit isoprenoid membentuk skualen.
Selanjutnya skualen dikonversi menjadi lanosterol. Akhirnya, lanosterol
dikonversi menjadi kolesterol (Mayes, 2003).
Ester kolesterol di dalam makanan dihidrolisis menjadi
kolesterol, yang kemudian bercampur dengan kolesterol yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
teresterifikasi dari makanan dan kolesterol empedu, serta unsur lipid
lain. Senyawa tersebut diserap dan bercampur dengan kolesterol yang
disintesis di usus lalu disatukan dalam kilomikron. Ketika kilomikron
bereaksi dengan lipoprotein lipase, hanya sekitar 5% ester kolesterol
yang hilang. Sisanya diambil oleh hati dan dihidrolisis menjadi
kolesterol (Mayes, 2003).
b. Metabolisme
Kolesterol tidak larut dalam plasma, sehingga kolesterol
memerlukan protein sebagai mekanisme transpor dalam serum. Ikatan
antara kolesterol dan protein tersebut menghasilkan empat kelas utama
lipoprotein, yaitu kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL),
Low Density Lipoprotein (LDL), dan High Density Lipoprotein (HDL).
Kadar relatif lipid dan protein berbeda-beda pada setiap kelas tersebut.
LDL memiliki kadar kolesterol paling tinggi, sedangkan VLDL paling
tinggi kadar trigliseridanya. Kadar protein tertinggi terdapat dalam
HDL (Brown, 2006).
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati diangkut dalam
sirkulasi oleh VLDL. Sebagian besar kolesterol di dalam VLDL
tertahan pada saat trigliserida dihidrolisis oleh lipoprotein lipase lalu
berubah menjadi Intermediate Density Lipoprotein (IDL). IDL akan
diambil oleh hati atau dikonversi menjadi LDL yang selanjutnya akan
diambil oleh reseptor LDL di hati dan jaringan ekstrahepatik (Mayes,
2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
HDL yang dibentuk di hepar memiliki fungsi penting dalam
metabolisme kolesterol. HDL dapat mengambil kolesterol yang tidak
teresterifikasi dari sel dan lipoprotein lain karena HDL memiliki
potensial kolesterol rendah. Selanjutnya, kolesterol dibawa ke hepar
untuk diekskresikan ke empedu (Mayes, 2003).
c. Ekskresi
Sekitar 1 gram kolesterol dieliminasi dalam tubuh setiap hari.
Kurang lebih separuhnya diekskresikan ke dalam feses setelah
dikonversi menjadi asam empedu. Reaksi 7α-hidroksilasi pada
kolesterol merupakan tahap pertama yang wajib pada biosintesis asam
empedu, dan reaksi ini membatasi laju pada lintasan tersebut. Defisiensi
vitamin C akan mengganggu pembentukan asam empedu pada tahap
7α-hidroksilasi, dan menyebabkan akumulasi kolesterol serta
aterosklerosis pada marmut yang menderita skorbut (Mayes, 2003).
d. Mekanisme Kombinasi Ekstrak Kunyit dan Ekstrak Pare dalam
Menurunkan Kadar LDL
Kurkumin dapat menghambat penyerapan kolesterol di enterosit
dengan menghambat ekspresi NPC1L1, transporter kolesterol di
membran sel (Feng dkk, 2010). Sintesis kolesterol dapat dikurangi oleh
kurkumin melalui penghambatan enzim HMG KoA reduktase (Jang
dkk, 2008). Kurkumin juga dapat meningkatkan LDL reseptor (LDL-R)
di hepar sehingga pengambilan dan eliminasi LDL dari darah
meningkat (Dou dkk, 2008). Selain itu, kurkumin dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kadar hepatik kolesterol 7α-hidroksilase, yaitu enzim yang menginisiasi
konversi kolesterol menjadi asam empedu. Konversi kolesterol menjadi
asam empedu bersifat ireversibel dan merupakan proses akhir dari
katabolisme kolesterol (Kim dan Kim, 2010).
Pare mengandung momordisin yang terbukti dapat menurunkan
absorbsi kolesterol dalam usus dengan meningkatkan ekspresi gen
penghambat NPC1L1 (Wang dkk, 2009). Penurunan absorbsi kolesterol
juga disebabkan oleh kemampuan pare mengikat asam empedu dan
kolesterol dari makanan sehingga membentuk micelle yang tidak dapat
diserap oleh usus (Senanayake dkk, 2004). Mekanisme lain yang
berperan dalam penurunan kolesterol adalah kemampuan pare
menurunkan sekresi apo-B yang diperlukan dalam proses sintesis dan
sekresi VLDL dan LDL dari hepar (Nerurkar dkk, 2005).
6. Simvastatin
Simvastatin merupakan hipolipidemik yang berasal dari golongan
statin. Obat ini terutama efektif untuk menurunkan kolesterol. Golongan
statin merupakan kompetitor kuat 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A
(HMG KoA reduktase) yaitu suatu enzim yang mengatur biosintesis
kolesterol (Suyatna, 2007).
a. Farmakodinamik.
Secara In vitro simvastatin akan dihidrolisis menjadi metabolit
aktif. Mekanisme kerja dari metabolit aktif tersebut dengan cara
menghambat kerja 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(HMG KoA reduktase), di mana enzim ini mengkatalisis perubahan
HMG KoA menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal
dari sintesis kolesterol. Obat golongan statin jelas menginduksi suatu
peningkatan reseptor Low Density Lipoprotein (LDL) dengan afinitas
tinggi. Efek tersebut meningkatkan katabolisme LDL oleh hati,
sehingga mengurangi simpanan LDL plasma. Obat ini mengalami
pemekatan yang besar lintas pertama oleh hati, sehingga efek utamanya
terjadi di hati (Malloy dan Kane, 1997).
b. Farmakokinetik
Simvastatin adalah prodrug dalam bentuk lakton dan harus
dihidrolisis lebih dahulu menjadi bentuk asam β-hidroksi. Statin
diabsorpsi sekitar 40 - 75 % dan mengalami metabolisme lintas pertama
di hati. Waktu paruh rata-rata obat statin, termasuk simvastatin, adalah
1 - 3 jam. Obat ini sebagian besar diikat oleh protein plasma. Sebagian
besar diekskresi oleh hati ke dalam cairan empedu dan sebagian kecil
lewat ginjal (Suyatna, 2007).
c. Efek Samping dan Interaksi
Umumnya statin ditoleransi baik oleh pasien. Efek samping
statin yang jarang terjadi, tetapi berbahaya adalah miopati dan
rabdomiolisis. Insiden miopati dapat meningkat jika diberikan bersama
obat-obat tertentu seperti fibrat dan asam nikotinat (Suyatna, 2007).
Efek samping lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini
antara lain disfungsi saraf kranial tertentu, tremor, pusing, vertigo,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
hilang ingatan, parestesia, neuropati perifer dan kelumpuhan saraf
perifer. Reaksi hipersensitif juga dapat terjadi seperti anafilaksis,
angiodema, trombositopenia, leukopenia dan anemia hemolitik (Malloy
dan Kane, 1997).
d. Posologi
Pemberian obat golongan statin sebaiknya dimulai dengan dosis
kecil lalu ditingkatkan hingga dosis lebih tinggi sampai didapatkan efek
yang diinginkan. Dosis simvastatin dapat dimulai dari 5 mg/hari hingga
80 mg/hari. Obat golongan statin merupakan terapi utama untuk
penderita hiperkolesterolemia, yang juga menderita penyakit koroner
atau ada faktor-faktor risiko lain. Obat ini dikontraindikasikan pada
wanita hamil karena mempunyai efek teratogenik pada hewan (Suyatna,
2007).
7. Hormon Tiroid dan Antitiroid
Hormon tiroid merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar
tiroid. Sintesis hormon tiroid dimulai dengan proses pengambilan yodida
oleh kelenjar tiroid. Selanjutnya yodida dioksidasi menjadi bentuk aktif
diperantarai enzim tiroid peroksidase. Reaksi ini menghasilkan residu
berupa monoyodotirosil dan diyodotirosil yang kemudian dioksidasi
menjadi triyodotironin dan tiroksin. Proses berikutnya adalah resorpsi,
proteolisis koloid, dan sekresi hormon tiroid. Tiroksin yang beredar akan
dikonversi menjadi triyodotironin di jaringan perifer agar dapat digunakan
(Suherman dan Elysabeth, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Selain fungsi utamanya sebagai hormon pertumbuhan, hormon
tiroid juga dapat merangsang metabolisme kolesterol menjadi asam
empedu. Hormon ini juga dapat meningkatkan pengikatan LDL di sel-sel
hati sehingga hiperkolesterolemia merupakan keadaan karakteristik pada
hipotiroidisme (Suherman dan Elysabeth, 2007).
Salah satu obat yang digunakan untuk menghambat sintesis
hormon tiroid adalah propil tiourasil (PTU). PTU termasuk antitiroid
golongan tioniamida. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat
enzim peroksidase sehingga ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
PTU juga menghambat deyonisasi tiroksin menjadi triyodotironin di
jaringan perifer (Suherman dan Elysabeth, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
B. Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Menghambat
Ekskresi kolesterol ↑
Pengambilan kolesterol ↑
LDL ↓
apo B ↓
VLDL ↓
Sintesis kolesterol ↓
Kilomikron ↓
Absorbsi ↓
1.Mengikat kolesterol & asam empedu dalam usus 2. Menghambat transporter kolesterol 3. Menghambat enzim HMG KoA reduktase 4. Menghambat sekresi apo-B
Momordisin
Buah Pare
1. Menghambat transporter kolesterol 2. Menghambat enzim HMG KoA reduktase 3. Meningkatkan reseptor LDL 4. Meningkatkan enzim kolesterol 7α-hidroksilase
Kurkumin
Kunyit Pakan hiperkolesterolemia
Transporter kolesterol
Kilomikron ↑
Absorbsi
Sintesis, pengambilan, dan ekskresi kolesterol
di hepar
LDL ↑
apo B ↑ + trigliserida
VLDL ↑
PTU
Resistensi hormon tiroid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
C. Hipotesis
Kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak pare
(Momordica charantia L.) memiliki pengaruh terhadap kadar LDL tikus
putih (Rattus norvegicus).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan
rancangan penelitian pre and post test controlled group design.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah tikus putih jantan, galur
Wistar sebanyak 25 ekor, berumur kurang lebih 3 bulan dengan berat antara
kurang lebih 200 gram dalam kondisi sehat, aktif, serta tidak cacat. Subjek
diperoleh dari Laboratorium Histologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Teknik Sampling
Dengan teknik simple random sampling, hewan uji dibagi menjadi 5
kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok kontrol negatif
2. Kelompok kontrol positif
3. Kelompok perlakuan 1
4. Kelompok perlakuan 2
5. Kelompok perlakuan 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
E. Penentuan Besar Sampel
Penetapan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
Federer (Arkeman dan David, 2006)
(n-1) x (t-1) ≥ 15
Keterangan : n = besar sampel tiap kelompok
t = banyaknya kelompok
(n-1) x (t-1) ≥ 15
(n-1) x (5-1) ≥ 15
(n-1) x 4 ≥ 15
(n-1) ≥ 3,75
n ≥ 4,75
Jadi, dalam setiap kelompok harus terdapat minimal 5 sampel. Peneliti
memilih menggunakan 5 sampel pada tiap kelompok sehingga jumlah seluruh
subjek penelitian sebanyak 25 ekor.
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : ekstrak kunyit, ekstrak pare, kombinasi ekstrak
kunyit dan ekstrak pare.
2. Variabel terikat : kadar kolesterol LDL darah.
3. Variabel pengganggu
a. dapat dikendalikan : jenis kelamin, umur, makanan, minuman,
hormon tiroid.
b. tidak dapat dikendalikan : penyakit hati, penyakit pankreas, mutasi
reseptor LDL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
G. Definisi Operasional Variabel
1. Ekstrak Kunyit
Ekstrak kunyit adalah ekstrak yang dibuat dari rimpang kunyit
dengan teknik perkolasi menggunakan etanol 70 %. Ekstraksi dilakukan di
LPPT III Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Ekstrak kunyit yang digunakan yaitu dosis 400 mg/kg BB/hari
(Majithiya dkk, 2004). Jika dikonversi untuk pemberian pada tikus seberat
kurang lebih 200 gram, diperoleh dosis 80 mg/200 gram BB/hari.
Pemberian ekstrak kunyit dilakukan pada kelompok perlakuan 1 dengan
menggunakan sonde lambung pada hari ke-8 sampai hari ke-21. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.
2. Ekstrak Pare
Ekstrak pare adalah ekstrak yang dibuat dari pare dengan teknik
maserasi menggunakan etanol 70 %. Ekstraksi dilakukan di LPPT III
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Ekstrak pare yang digunakan yaitu dosis 500 mg/kg BB/hari
(Adimunca dan Nainggolan, 2009). Jika dikonversi untuk pemberian pada
tikus seberat kurang lebih 200 gram, diperoleh dosis 100 mg/200 gram
BB/hari. Pemberian ekstrak pare dilakukan pada kelompok perlakuan 2
dengan menggunakan sonde lambung pada hari ke-8 sampai hari ke-21.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Kombinasi Ekstrak Kunyit dan Ekstrak Pare
Kombinasi yang digunakan adalah ekstrak kunyit dan ekstrak pare
dengan dosis setengah kali dosis yang digunakan pada kelompok
perlakuan 1 dan 2. Jadi kombinasi terdiri dari ekstrak kunyit dengan dosis
40 mg/200 gram BB/hari dan ekstrak pare dosis 50 mg/200 gram BB/hari.
Pemberian kombinasi ini dilakukan pada kelompok perlakuan 3 dengan
menggunakan sonde lambung pada hari ke-8 sampai hari ke-21. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.
4. Kadar LDL
Kadar LDL adalah kadar yang ditentukan dengan mengukur serum
darah tikus putih menggunakan alat spektrofotometer. Pengukuran
dilakukan pada semua kelompok sebanyak 2 kali, yaitu pada hari ke-8 (pre
test) dan hari ke-22 (post test). Pengukuran kadar LDL dilakukan di
Laboratorium Rahanu Surakarta. Skala pengukuran variabel ini adalah
rasio.
5. Simvastatin
Simvastatin yang dipakai adalah obat dalam bentuk tablet yang
sudah dihaluskan. Dosis yang diberikan pada manusia adalah 5-80 mg/hari
dengan anjuran dosis awal 30 mg/hari (Ratnawati dan Widowati, 2011).
Dosis pada manusia tersebut kemudian dikonversi untuk tikus seberat 200
gram dengan faktor konversi 0,018 (Suhardjono, 1995).
0,018 x 30 mg = 0,54 mg ≈ 0,5 mg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jadi dosis simvastatin yang diberikan 0,5 mg/200 gram BB/hari.
Pemberian dilakukan pada kelompok kontrol positif pada hari ke-8 sampai
hari ke-21.
6. Pakan Hiperkolesterolemia
Komposisi pakan hiperkolesterolemia yang dipakai adalah (Phyto
Medica, 1993):
a. Kuning telur itik : 50 ml
b. Minyak babi : 100 ml
c. Minyak kelapa : 10 ml
d. Serbuk kolesterol : 1 gram
Pembuatan pakan hiperkolesterolemia dilakukan dengan cara
mencampur kuning telur itik, minyak babi, minyak kelapa dan serbuk
kolesterol sehingga didapatkan suatu campuran berbentuk cair. Pakan
hiperkolesterolemia diberikan pada semua kelompok menggunakan sonde
lambung dua kali sehari masing-masing 2,5 ml/200 gram BB. Kristal
kolesterol diperoleh dari Laboratorium Biokimia Universitas Sebelas
Maret. Pemberian pakan hiperkolesterolemia dilakukan menggunakan
sonde pada semua kelompok mulai hari ke-8 sampai hari ke-21.
7. Hormon Tiroid
Hormon tiroid, terutama triiodotironin (T3) dapat meningkatkan
jumlah reseptor kolesterol LDL di hepar, dengan demikian, hormon ini
dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Ganong, 2003). Hal ini
diatasi dengan pemberian minuman tikus putih berupa larutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
propiltiourasil (PTU) 0,1 % ad libitum. Pemberian PTU ini mempengaruhi
sintesis hormon tiroid terutama T3, sehingga pengaruh terhadap kadar LDL
yang terjadi bukan disebabkan oleh aktivitas tiroid, melainkan disebabkan
oleh ekstrak kunyit dan ekstrak pare.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
H. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah pre test and post test controlled
group design.
Analisis data dengan uji statistik
Pengukuran kadar kolesterol LDL (post test) pada hari ke-22
Uji normalitas untuk menentukan jenis uji statistik yang sesuai
Kontrol (+)
Pakan hiper-kolesterolemia pada hari ke-8 sampai ke-21
Kontrol (-)
Pakan hiper-kolesterolemia& simvastatin pada hari ke-8 sampai ke-21
Perlakuan 1
Pakan hiper-kolesterolemia
& ekstrak kunyit 80
mg/200 gram BB pada hari ke-8 sampai
ke-21
Perlakuan 2
Pakan hiper-kolesterolemia & ekstrak pare
100 mg/200 gram BB pada
hari ke-8 sampai ke-21
Perlakuan 3
Pakan hiper-kolesterolemia ekstrak kunyit
40 mg/200 gram BB & ekstrak pare 50 mg /200
gram BB pada hari ke-8
sampai ke-21
Pengukuran kadar kolesterol LDL (pre test) pada hari ke-8
Diadaptasikan selama 7 hari dan diberi pakan standar serta akuades ad libitum
Tikus Putih 25 ekor
Kelompok I (n=5)
Kelompok II (n=5)
Kelompok III (n=5)
Kelompok IV (n=5)
Kelompok V (n=5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
I. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan :
a. Kandang beserta kelengkapan pemberian makan
b. Sonde lambung
c. Tabung mikro kapiler
d. Gelas ukur
e. Alat dan tabung sentrifugasi
f. Rak tabung reaksi
g. Pipet berskala
h. Spektrofotometer
i. Almari pengering
j. Mesin penyerbuk
k. Alat perkolator
l. Vacuum rotary evaporator
2. Bahan-bahan yang digunakan :
a. Kunyit
b. Pare
c. Etanol 70 %
d. Akuades
e. Natrium Carboxymethyl Cellulose (CMC Na) 0,25 %
f. Propiltiourasil
g. Pakan standar pellet BR-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
h. Pakan hiperkolesterolemia (kuning telur itik, minyak babi, minyak
kelapa dan serbuk kolesterol).
i. Reagen pemeriksaan kolesterol LDL
J. Cara Kerja
1. Pembuatan ekstrak kunyit dan ekstrak pare
Rimpang kunyit sebanyak 1 kg dicuci, diiris ketebalan ± 3 mm,
dikeringkan dalam almari pengering suhu 45º C selama 48 jam, kemudian
diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dengan saringan diameter lubang
saringan 1 mm. Serbuk rimpang kunyit dimasukkan ke dalam alat
perkolator, ditambah pelarut etanol 70 %, diamkan 24 jam. Kemudian
dialirkan tetes demi tetes, ditambah etanol 70 % sampai filtrat yang
menetes jernih. Filtrat diuapkan dengan vacuum rotary evaporator
pemanas water bath suhu 70º C sehingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak
kental tersebut dituang dalam cawan porselin, dipanaskan dengan water
bath suhu 70º C sambil terus diaduk hingga diperoleh ekstrak kunyit.
Buah pare dibelah, dibuang isinya kemudian diiris dengan
ketebalan ± 3 mm, dikeringkan dalam almari pengering suhu 45º C selama
48 jam, kemudian diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dengan
saringan diameter lubang saringan 1 mm. Serbuk buah pare ditambah
pelarut etanol 70 %, diaduk selama 30 menit, diamkan 24 jam lalu
disaring. Cara tersebut diulang tiga kali. Filtrat diuapkan dengan vacuum
rotary evaporator pemanas water bath suhu 70º C sehingga menjadi
ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut dituang dalam cawan porselin,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dipanaskan dengan water bath sambil terus diaduk hingga diperoleh
ekstrak pare.
2. Penentuan besar sampel dan adaptasi
Sebanyak 25 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 5 kelompok
dan diadaptasikan selama 1 minggu di laboratorium. Selama adaptasi,
sampel diberikan pakan pelet standar.
3. Pengukuran kadar kolesterol LDL pre test
Pengambilan darah dilakukan melalui vena orbitalis mata dengan
tabung mikrokapiler sebanyak 1 ml setiap ekor, lalu dilakukan pengukuran
kadar kolesterol LDL. Hasil ini merupakan kadar kolesterol LDL sebelum
perlakuan (pre test).
4. Perlakuan
a. Kelompok kontrol negatif : tikus diberi larutan PTU 0,1 % ad libitum
dan pakan hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari selama 2 minggu.
b. Kelompok kontrol positif : tikus diberi larutan PTU 0,1 % ad libitum,
pakan hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari, dan simvastatin 0,5 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2
minggu. Dosis dibuat sebanyak 160 ml sehingga dibutuhkan
simvastatin sebanyak 0,5 x 160/1 = 80 mg. Kemudian 4 tablet
simvastatin 20 mg dilarutkan dalam 160 ml air.
c. Kelompok perlakuan 1: tikus diberi larutan PTU 0,1 % ad libitum,
pakan hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
sehari, dan ekstrak kunyit 80 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2
minggu. Dosis dibuat sebanyak 150 ml sehingga dibutuhkan ekstrak
kunyit sebanyak 80 x 150/1 = 12000 mg. Kemudian ekstrak kunyit
dilarutkan dalam 150 ml air dan suspending agent Natrium
Carboxymethyl Cellulose (CMC Na) 0,25 %.
d. Kelompok perlakuan 2: tikus diberi larutan PTU 0,1 % ad libitum,
pakan hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari, dan ekstrak pare 100 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2
minggu. Dosis dibuat sebanyak 150 ml sehingga dibutuhkan ekstrak
pare sebanyak 100 x 150/1 = 15000 mg. Kemudian ekstrak pare
dilarutkan dalam 150 ml air dan suspending agent Natrium
Carboxymethyl Cellulose (CMC Na) 0,25 %.
e. Kelompok perlakuan 3: tikus diberi larutan PTU 0,1 % ad libitum,
pakan hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari, ekstrak kunyit 40 mg/1 ml/200 gram BB/hari dan ekstrak pare
50 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu. Ekstrak kunyit dibuat
sebanyak 150 ml sehingga dibutuhkan ekstrak kunyit sebanyak 40 x
150/1 = 6000 mg. Kemudian ekstrak kunyit dilarutkan dalam 150 ml air
dan suspending agent Natrium Carboxymethyl Cellulose (CMC Na)
0,25 %. Ekstrak pare dibuat sebanyak 150 ml sehingga dibutuhkan
ekstrak pare sebanyak 50 x 150/1 = 7500 mg. Kemudian ekstrak pare
dilarutkan dalam 150 ml air dan suspending agent Natrium
Carboxymethyl Cellulose (CMC Na) 0,25 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
5. Pengukuran kadar kolesterol LDL post test dilakukan pada hari ke-22.
6. Analisis hasil pengukuran kolesterol LDL pre test dan post test secara
statistik.
K. Teknik Analisis Statistik
Data kolesterol LDL dianalisis normalitas distribusinya menggunakan
Saphiro Wilk test, kemudian dilakukan uji komparatif One Way ANOVA
dengan derajat kepercayaan α = 0,05. Dilanjutkan dengan Post Hoc Test jika
terdapat perbedaan bermakna. Uji Anova merupakan uji parametrik di mana
dalam penggunaannya diterapkan syarat-syarat tertentu. Syarat dilakukannya
uji Anova adalah distribusi data harus normal dan varians data harus sama.
Jika tidak memenuhi syarat, maka diupayakan untuk melakukan transformasi
data supaya distribusi menjadi normal dan varians menjadi sama. Bila
transformasi data tidak berhasil, digunakan pengujian alternatif berupa uji
nonparametrik Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan Post Hoc Test (Uji
Mann Whitney) (Dahlan, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
Setelah dilakukan percobaan mengenai pengaruh kombinasi ekstrak
kunyit dan ekstrak pare terhadap kadar LDL tikus putih, didapatkan data
kadar LDL sebelum dan setelah perlakuan yang disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Kadar LDL Tikus Putih Sebelum dan Setelah Perlakuan
Kelompok Mean Kadar LDL (mg/dL) ± SD
Sebelum
perlakuan
Setelah
perlakuan
Perubahan
K (-) 21,32 ± 11,50 70,64 ± 22,82 49,32 ± 30,08
K (+) 18,92 ± 7,89 37,92 ± 4,67 19,00 ± 9,99
P1 22,00 ± 6,42 33,12 ± 10,31 11,12 ± 13,24
P2 19,52 ± 7,22 32,68 ± 20,55 13,16 ± 16,76
P3 22,44 ± 14,03 23,76 ± 8,92 1,32 ± 16,92
(Data Primer, 2011)
Keterangan:
K (-) : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum dan pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari
selama 2 minggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
K(+) : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum, pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari,
dan simvastatin 0,5 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu.
P1 : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum, pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari,
dan ekstrak kunyit 80 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu.
P2 : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum, pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari,
dan ekstrak pare 100 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu.
P3 : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum, pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari,
ekstrak kunyit 40 mg/1 ml/200 gram BB/hari dan ekstrak pare 50
mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu.
Tabel 3 menunjukkan bahwa semua kelompok mengalami
peningkatan kadar LDL setelah diberi perlakuan. Rerata peningkatan kadar
LDL paling tinggi terdapat pada kelompok kontrol negatif sebesar 49,32
mg/dL. Rerata peningkatan kadar LDL kelompok kontrol positif sebesar
19,00 mg/dL, kelompok pelakuan 1 sebesar 11,12 mg/dL, dan kelompok
perlakuan 2 sebesar 13,16 mg/dL. Rerata peningkatan kadar LDL paling
rendah didapatkan pada kelompok perlakuan 3 sebesar 1,32 mg/dL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Analisis Data
Data yang digunakan untuk mengetahui efek penurunan kadar LDL
adalah selisih kadar LDL tikus putih setelah perlakuan dikurangi sebelum
perlakuan. Data tersebut kemudian diuji menggunakan uji Anova. Syarat
dilakukannya uji Anova adalah distribusi data harus normal dan varians data
harus sama (Dahlan, 2009).
Normalitas distribusi data diuji menggunakan Shapiro-Wilk test. Uji
Shapiro-Wilk digunakan untuk jumlah sampel kurang atau sama dengan 50.
Data dinyatakan terdistribusi normal bila nilai signifikansi (p) lebih besar dari
0,05. Sebaliknya, bila nilai p lebih kecil dari 0,05 maka data tidak
terdistribusi secara normal. Hasil uji Shapiro-Wilk dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk
Kelompok Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Selisih K (-) .835 5 .151
K (+) .864 5 .241
P1 .865 5 .248
P2 .899 5 .406
P3 .943 5 .691
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Keterangan:
K(-) : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum dan pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari
selama 2 minggu
K(+) : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum, pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari,
dan simvastatin 0,5 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu.
P1 : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum, pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari,
dan ekstrak kunyit 80 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu.
P2 : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum, pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari,
dan ekstrak pare 100 mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu.
P3 : diberi perlakuan larutan PTU 0,1 % ad libitum, pakan
hiperkolesterolemia sebanyak 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari,
ekstrak kunyit 40 mg/1 ml/200 gram BB/hari dan ekstrak pare 50
mg/1 ml/200 gram BB/hari selama 2 minggu.
Hasil uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai p > 0,05 untuk kelima
kelompok sehingga secara keseluruhan data yang digunakan memenuhi syarat
distribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Selanjutnya dilakukan uji Levene digunakan untuk mengetahui
varians data. Jika varians data p > 0,05 maka data tersebut mempunyai
varians data yang sama. Hasil uji Levene disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Varians
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.845 4 20 .061
Pengujian homogenitas varians menghasilkan signifikansi sebesar
0,061 (p > 0,05) yang artinya data memenuhi asumsi varians data sama.
Setelah kedua syarat terpenuhi, maka uji Anova dapat dilakukan. Hasil uji
Anova dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Anova Sum of Squares Df Mean Squares F Sig.
Between
Groups
6639.258 4 1659.814 4.750 .007
Within
Groups
6988.116 20 349.406
Total 13627.374 24
Hasil uji Anova menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,007 (p <
0,05) yang artinya terdapat perbedaan efek penurunan LDL secara bermakna
di antara kelima kelompok. Uji Anova yang signifikan perlu dilanjutkan
dengan Post Hoc Test berupa uji Least Significant Difference (LSD) untuk
mengetahui kelompok mana saja yang memiliki perbedaan bermakna dalam
penurunan kadar LDL tikus putih. Pasangan kelompok yang diuji dikatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
ada perbedaan penurunan LDL yang nyata bila nilai p lebih kecil dari 0,05.
Sebaliknya, dikatakan tidak ada perbedaan penurunan LDL yang nyata bila
nilai p lebih besar dari 0,05. Hasil uji disajikan dalam tabel pada lampiran 4.
Pada tabel uji LSD terlihat kadar LDL kelompok kontrol positif,
kelompok perlakuan 1, kelompok perlakuan 2, dan kelompok perlakuan 3
berbeda secara nyata dengan kadar LDL kelompok kontrol negatif (p < 0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kunyit, ekstrak pare,
kombinasi ekstrak kunyit dan pare, maupun simvastatin mempunyai efek
penurunan kadar LDL pada tikus putih. Selain itu, kadar LDL antara
kelompok perlakuan 1, kelompok perlakuan 2, maupun kelompok perlakuan
3 tidak berbeda secara nyata satu sama lain (p > 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare sama-sama mempunyai
efek penurunan kadar LDL seperti ekstrak kunyit maupun ekstrak pare yang
diberikan terpisah. Selanjutnya dapat dilihat bahwa kadar LDL kelompok
kontrol positif tidak berbeda secara nyata (p > 0,05) dengan kelompok
perlakuan 1, kelompok perlakuan 2, maupun kelompok perlakuan 3. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak kunyit, pare, maupun kombinasi memiliki
efektivitas yang sama dengan simvastatin pada kelompok kontrol positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan
pendekatan pre test and post test group design yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare terhadap kadar Low Density
Lipoprotein (LDL) tikus putih. Data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar LDL tikus putih yang dilakukan pada hari
ke-8 (pre test) dan hari ke-22 (post test). Analisis statistik dari data yang diperoleh
menunjukkan hasil yang mendukung hipotesis peneliti bahwa kombinasi ekstrak
kunyit dan ekstrak pare memiliki pengaruh terhadap kadar LDL tikus putih.
Berdasarkan uji One-way Anova didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar
0,007 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan nilai LDL yang nyata di antara
kelima kelompok perlakuan yang diteliti. Uji Anova dilanjutkan dengan Post Hoc
Test berupa uji LSD untuk mengetahui kelompok mana saja yang memiliki
perbedaan bermakna terhadap kadar LDL tikus putih. Hasil uji LSD menunjukkan
perbedaan kadar LDL yang nyata antara kelompok kontrol positif, kelompok
perlakuan 1, 2, dan 3 dengan kelompok kontrol negatif. Perbedaan tersebut
menunjukkan bahwa pemberian simvastatin, ekstrak kunyit dosis 80 mg/200 gram
BB/hari, ekstrak pare dosis 100 mg/200 gram BB/hari, maupun kombinasi ekstrak
kunyit dosis 40 mg/200 gram BB/hari dan ekstrak pare dosis 50 mg/200 gram
BB/hari pada masing-masing kelompok mampu menurunkan tingginya kadar
LDL akibat induksi pakan hiperkolesterolemia. Peningkatan kadar LDL akibat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
induksi pakan hiperkolesterolemia dapat dilihat dari rerata perubahan kadar LDL
kelompok kontrol negatif.
Pakan hiperkolesterolemia yang digunakan berupa campuran kuning telur,
minyak kelapa, minyak babi, dan kristal kolesterol. Kuning telur mengandung
asam palmitat dan asam stearat sedangkan minyak babi banyak mengandung asam
mirstat, laurat, palmitat (Buettner dkk, 2006). Minyak kelapa memiliki asam
lemak jenuh sekitar 92 % mulai dari C6 (kaproat) sampai C18 (stearat) dengan
kandungan utama berupa asam laurat sebanyak 50 % (Gervajio, 2005). Pemberian
pakan hiperkolesterolemia yang banyak mengandung asam lemak jenuh tersebut
dapat meningkatkan aktivitas acyl coA:cholesterol acyltransferase (ACAT)
(Kusunoki dkk, 2001). ACAT merupakan enzim yang berfungsi sebagai katalis
esterifikasi kolesterol dalam hepar. Selanjutnya kolesterol ester yang terbentuk
akan menjadi bahan dalam pembuatan LDL sehingga kadar LDL akan meningkat
(Chang dkk, 2006).
Hasil post hoc test kelompok kontrol positif menunjukkan hasil yang
signifikan terhadap kontrol negatif dengan nilai p sebesar 0,018. Hal ini sesuai
dengan teori yang ada bahwa simvastatin dapat menurunkan kadar LDL melalui
penghambatan 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG KoA
reduktase), di mana enzim ini mengkatalisis perubahan HMG KoA menjadi asam
mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesis kolesterol. Obat golongan
statin juga menginduksi peningkatan reseptor LDL dengan afinitas tinggi. Efek
tersebut meningkatkan katabolisme LDL oleh hati, sehingga dapat mengurangi
kadar LDL plasma (Malloy dan Kane, 1997).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Rimpang kunyit mengandung zat aktif kurkuminoid yang terdiri dari
kurkumin (77 %), demetoksikurkumin (17 %), bidemetoksikurkumin (6 %)
(Anand dkk, 2007). Pemberian ekstrak kunyit dosis 80 mg/200 gram BB pada
kelompok perlakuan 1 dapat menurunkan kadar LDL secara signifikan
dibandingkan kontrol negatif yaitu dengan nilai p sebesar 0,004. Hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kurkumin dengan dosis
tersebut dapat menurunkan kadar LDL pada tikus hiperkolesterolemia (Majithiya
dkk, 2004). Kurkumin dalam ekstrak kunyit memiliki berbagai mekanisme untuk
menurunkan kadar LDL. Kurkumin dapat menghambat penyerapan kolesterol di
usus dengan menghambat transporter kolesterol di membran sel enterosit (Feng
dkk, 2010). Sintesis kolesterol endogen dikurangi melalui penghambatan enzim
HMG KoA reduktase (Jang dkk, 2008). Kurkumin yang terdapat dalam kunyit
juga dapat meningkatkan reseptor LDL di hepar sehingga pengambilan dan
eliminasi LDL dari darah meningkat (Dou dkk, 2008). Selain itu, kurkumin dapat
meningkatkan kadar hepatik kolesterol 7α-hidroksilase, yaitu enzim yang
menginisiasi konversi kolesterol menjadi asam empedu. Konversi kolesterol
menjadi asam empedu bersifat ireversibel dan merupakan proses akhir dari
katabolisme kolesterol (Kim dan Kim, 2010).
Ekstrak pare berefek signifikan (p = 0,006) menurunkan kadar LDL
kelompok perlakuan 2 dibandingkan kontrol negatif. Hasil tersebut sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol pare dapat
menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL (Adimunca dan
Nainggolan, 2009). Momordisin yang terkandung dalam pare dapat menurunkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
absorbsi kolesterol dalam usus dengan meningkatkan ekspresi gen penghambat
transporter kolesterol di usus (Wang dkk, 2009). Ekstrak pare juga mampu
mengikat asam empedu dan kolesterol dari makanan kemudian membentuk
micelle yang tidak dapat diserap oleh usus (Senanayake dkk, 2004). Mekanisme
lain yang berperan dalam penurunan kolesterol adalah kemampuan pare
menurunkan sekresi apo-B yang diperlukan dalam proses sintesis dan sekresi
VLDL dan LDL dari hepar (Nerurkar dkk, 2011).
Hasil post hoc test menunjukkan perbedaan LDL yang tidak bermakna
antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan 1 dan 2, ditunjukkan
dengan nilai p yang lebih besar dari 0,05 yaitu berturut-turut 0,513 dan 0,627. Hal
ini menunjukkan bahwa ekstrak kunyit dosis 80 mg/200 gram BB maupun ekstrak
pare dosis 100 mg/200 gram BB yang diberikan tunggal memiliki efek
hipokolesterolemia yang sama dengan simvastatin. Hasil tersebut sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa ekstrak kunyit dosis 80 mg/200
gram BB maupun ekstrak pare dosis 100 mg/200 gram BB merupakan dosis
optimal pada tikus putih (Majithiya dkk, 2004; Adimunca dan Nainggolan, 2009).
Kelompok perlakuan 3 memiliki efek signifikan terhadap kadar LDL tikus
putih dibandingkan kontrol negatif (p = 0,001). Hasil ini menunjukkan bahwa
kombinasi ekstrak kunyit dosis 40 mg/200 gram BB dan ekstrak pare dosis 50
mg/200 gram BB mampu menurunkan kadar LDL tikus putih. Dosis yang
digunakan dalam kombinasi ini hanya separuh dari dosis yang dipakai pada
kelompok perlakuan 1 maupun 2, tetapi dapat menurunkan kadar LDL. Pengaruh
tersebut dapat dijelaskan melalui penelitian sebelumnya yang menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
bahwa ekstrak kunyit dosis 40 mg/200 gram BB maupun ekstrak pare dosis dosis
50 mg/200 gram BB sudah mampu menurunkan kadar LDL (Majithiya dkk, 2004;
Adimunca dan Nainggolan, 2009). Selain itu, penurunan kadar LDL diduga
terjadi karena adanya interaksi yang menguntungkan antara kedua kombinasi
ekstrak tersebut.
Mekanisme interaksi obat dalam tubuh secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua yaitu interaksi farmakokinetik dan interaksi farmakodinamik.
Interaksi farmakokinetik terjadi jika salah satu obat mempengaruhi absorbsi,
distribusi, metabolisme atau ekskresi obat kedua, sehingga kadar plasma obat
kedua meningkat atau menurun (Setiawati, 2007). Kurkumin yang terkandung
dalam kunyit merupakan zat yang memiliki tingkat absorbsi rendah dalam saluran
pencernaan (Aggarwal dkk, 2005). Peningkatan efek dari kombinasi ekstrak
kunyit dan pare melebihi efek ekstrak kunyit yang diberikan tunggal mungkin
menunjukkan adanya peningkatan absorbsi atau bioavailabilitas yang dipengaruhi
oleh ekstrak pare. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang
bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama
sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik atau antagonistik, tanpa terjadi
perubahan kadar obat dalam plasma (Setiawati, 2007). Penurunan kadar LDL
yang terjadi pada kelompok perlakuan 3 lebih baik daripada pemberian tunggal.
Hal tersebut kemungkinan terjadi karena zat aktif dalam kunyit maupun pare
memiliki tempat kerja yang sama yaitu pada saluran pencernaan dan hepar
sehingga terjadi efek aditif atau sinergis. Penurunan kadar LDL pada kelompok
perlakuan 3 diharapkan juga diikuti oleh penurunan efek samping iritasi mukosa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
gastrointestinal yang diakibatkan oleh ekstrak kunyit. Hal ini dimungkinkan
dengan adanya fungsi perlindungan mukosa gastrointestinal yang dimiliki oleh
ekstrak pare (Rao dkk, 2011). Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk melihat pengaruh kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare terhadap
mukosa gastrointestinal tikus putih.
Hasil post hoc test menunjukkan perbedaan LDL yang tidak bermakna
antara kelompok perlakuan 3 dengan kelompok kontrol positif (p = 0,150). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak kunyit dosis 40 mg/200 gram BB
dan ekstrak pare dosis dosis 50 mg/200 gram BB memiliki efek
hipokolesterolemia yang sama dengan simvastatin. Rerata peningkatan kadar LDL
kelompok perlakuan 3 sebesar 1,32 mg/dL. Nilai tersebut lebih rendah jika
dibandingkan peningkatan kontrol positif sebesar 19,00 mg/dL. Hal ini mungkin
diakibatkan oleh mekanisme penurunan LDL yang diperoleh dari kombinasi
ekstrak kunyit dan pare lebih bervariasi daripada simvastatin. Mekanisme
simvastatin dalam menurunkan kadar LDL terutama melalui penghambatan
sintesis kolesterol endogen yaitu dengan menghambat enzim HMG KoA
reduktase (Malloy dan Kane, 1997). Kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare
diduga memiliki cara kerja yang hampir sama dengan simvastatin yaitu melalui
penghambatan HMG KoA reduktase oleh ekstrak kunyit dan penurunan sekresi
apo-B oleh ekstrak pare (Jang dkk, 2008; Nerurkar dkk, 2011). Selain itu,
kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare juga diduga dapat menghambat
penyerapan kolesterol eksogen melalui mekanisme pengikatan kolesterol dalam
usus oleh ekstrak pare dan mekanisme penghambatan transporter kolesterol oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
ekstrak kunyit maupun ekstrak pare (Feng dkk, 2010; Senanayake dkk, 2004;
Wang dkk, 2009). Penurunan kadar LDL yang terjadi kemungkinan juga
dipengaruhi oleh kemampuan ekstrak kunyit dalam meningkatkan enzim 7α-
hidroksilase dan reseptor LDL dan di hepar sehingga pengambilan dan eliminasi
LDL dari darah meningkat (Dou dkk, 2008; Kim dan Kim, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak pare
(Momordica charantia L.) memiliki pengaruh terhadap kadar LDL tikus putih
(Rattus norvegicus).
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap struktur histologis
lambung sehingga dapat dilihat pengaruh kombinasi ekstrak kunyit dan pare
terhadap berbagai gambaran histologis lambung tikus putih.