perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI USIA 0-2 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DEDY TRI WIJAYA G 0009052 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI

BCG PADA BAYI USIA 0-2 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DEDY TRI WIJAYA

G 0009052

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi

Usia 0-2 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar

Dedy Tri Wijaya, NIM : G0009052, Tahun : 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada hari Rabu, Tanggal 12 September 2012

Pembimbing Utama Nama : Endang Sri Hardjanti, dr., PfarK.,M.Or. NIP : 19471007 197611 2 001 ( ................................. )

Pembimbing Pendamping Nama : H. Rifai Hartanto, dr., M.Kes NIP : 19530621 198601 1 001 ( ................................ )

Penguji Utama Nama : Sumardiyono, SKM, M.Kes NIP : 19650706 198803 1 002 ( ................................ )

Anggota Penguji Nama : Selfi Handayani, dr., M.Kes NIP : 19670214 199702 2 001 ( ................................ )

Surakarta,.........................................

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, ...........................

Dedy Tri Wijaya NIM. G0009052

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengtahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi Usia 0-2 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat diatasi atas pertolongan Allah SWT, serta melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan,dr.,Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku ketua tim skripsi beserta tim skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Endang Sri Hardjanti, dr., PFark., M.Or, selaku Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.

4. H. Rifai Hartanto, dr., M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat.

5. Sumardiyono, SKM, M.Kes, selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

6. Selfi Handayani, dr., M.Kes, selaku Anggota Penguji yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

7. Kepala Puskesmas Kebakkramat I yang telah memberikan ijin penelitian di Puskesmas Kebakkramat I

8. Ibu yang telah memberikan kasih sayang dan berjuang untukku. 9. Bapak, kakak serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan moral,

material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini. 10. Teman-teman Seperjuangan, Bagus Dwi Prasetyo, Bagus Boedi, dan Gagat Ragil

yang selalu memotivasi penulis dengan tawa dan semangat mereka. 11. Ibu-ibu Balita yang datang mengimunisasikan anaknya dan telah bersedia menjadi

subyek penelitian serta bantuannya untuk mengisi kuesioner dalam penelitian ini. 12. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

Surakarta, 27 Agustus 2012

Dedy Tri Wijaya

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Dedy Tri Wijaya, G0009052, 2012. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi Usia 0-2 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar belakang: Peran ibu sangat penting dalam pemberian imunisasi BCG kepada bayinya secara tepat, karena imunisasi BCG mempunyai manfaat untuk mencegah dan memutus mata rantai penyakit TBC. Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang kuat dengan pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian imunisasi BCG.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-September 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar. Sampel sebanyak 45 ibu yang dipilih secara purposive quota sampling. Variabel yang diteliti meliputi tingkat pendidikan sebagai variabel bebas, sedang pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian imunisasi BCG sebagai variabel terikat. Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel tersebut dan telah di lakukan uji validitas dan reliabilitas. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan model kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS 17 for windows.

Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang tinggi mempunyai hubungan yang bermakna dengan peningkatan pengetahuan (Kolmogorov-Smirnov Z = 1,375 ; p = 0,046) akan tetapi tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan sikap ibu tentang pemberian imunisasi BCG (Kolmogorov-Smirnov Z = 1,167 ; p = 0,131).

Kesimpulan Penelitian: Terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang pemberian imunisasi BCG serta tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap ibu tentang pemberian imunisasi BCG.

Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Imunisasi BCG

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Dedy Tri Wijaya, G0009052, 2012. Correlation between Degree of Education by Knowledge and Attitudes Mom About Giving BCG Immunization in baby Age 0-2 Months in the Work Area of Health Center Kebakkramat I, Karanganyar. Mini Thesis. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta

Background: Mother's role is very important in BCG immunization to their babies, because it BCG immunization has benefits to prevent and break the chain of TB disease. This research aims to prove that the degree of education has a strong correlation with the knowledge and attitude of mothers in BCG immunization.

Methods: This study was observational analytic conduct by cross-sectional approach. The study was conducted in July-September 2012 health centers in the working area Kebakkramat I, Karanganyar. Sample of 45 mothers were selected by purposive quota sampling. The variables studied include degree of educational as independent variables, the knowledge and attitudes of mothers about BCG immunization as the dependent variables. This research tool used questionnaires to measure all these variables and have done test validity and reliability. Data were analyzed using Kolmogorov-Smirnov models using SPSS 17 for windows. Results: This study shows that the degree of education has a significant association with increased knowledge (Kolmogorov-Smirnov Z = 1,375 ; p = 0,046) however, the level of education does not have a significant association with maternal attitudes about BCG immunization (Kolmogorov-Smirnov Z = 1.167 ; p = 0.131). Conclusion: There is a significant correlation between the degree of education with knowledge of BCG immunization and there is no significant relationship between the level of maternal education and attitudes about BCG immunization.

Keywords: Degree of education, Knowledge, Attitute, BCG immunization

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

basil mycobacterium tuberculosis yang menyerang saluran pernapasan bagian

bawah. Tuberkulosis paru menyerang sepertiga dari 1,9 miliar penduduk dunia

dewasa ini. Setiap tahun terdapat 8 juta kasus baru penderita tuberkulosis paru,

dan angka kematian tuberkulosis paru 3 juta orang setiap tahunnya, 1% dari

penduduk dunia akan terinfeksi tuberkulosis paru. Satu orang memiliki potensi

menularkan 10 hingga 15 orang dalam 1 tahun (Alsagaff dan Mukty, 2008).

Total insiden tuberkulosis selama 10 tahun dari tahun 1990–1999, diperkirakan

88,2 juta menderita tuberkulosis. Menurut World Health Organization (WHO)

pada tahun 1999, jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia adalah 583.000 orang

per tahun dan menyebabkan kematian sekitar 140.000 orang per tahun seperti

dirilis oleh Kartasasmita dan Basir (2008). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, tuberkulosis menduduki rangking ketiga

(9,4 % dari total kematian) setelah penyakit sistem sirkulasi dan sistem

pernapasan (Depkes RI, 2004).

Tuberkulosis perinatal merupakan kasus yang jarang, tetapi dengan

angka kematian yang tinggi. Tuberkulosis perinatal terjadi pada masa perinatal,

penyebarannya dapat terjadi, baik pada saat masih dalam kandungan (in utero),

persalinan maupun pascapersalinan. Menurut WHO pada tahun 2003, TB

merupakan masalah kesehatan yang serius dengan ± 8,8 juta jiwa kasus terjadi

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

di semua usia. Kasus yang meningkat ini berdampak pada peningkatan

prevalensi TB pada wanita termasuk ibu hamil. Apabila TB pada ibu hamil

tidak dikenali dan ditangani dengan tatalaksana yang tepat maka kasus TB

perinatal diperkirakan akan meningkat. Gejala, tanda dan manifestasi klinis TB

perinatal sulit diketahui, tetapi bila didiagnosis lebih dini, maka komplikasi TB

perinatal yang lebih berat dapat dicegah (Nataprawira, 2010).

Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1956 di Indonesia

mulai dikenalkan dengan imunisasi cacar. Tahun berikutnya imunisasi tidak

berkembang secara menggembirakan, perkembangannya baru dirasakan pada

tahun 1973 dengan dilakukannya imunisasi BCG untuk menanggulangi dan

untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit tuberkulosis yang dilakukan

pada bayi usia kurang dari 2 bulan. Di Indonesia, pemerintah mencanangkan

Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang diwajibkan bagi bayi umur

kurang dari 1 tahun. Imunisasi BCG merupakan salah satu imunisasi yang ada

di dalam program pemerintah tersebut. Dalam program ini pemerintah

mempunyai tujuan untuk memberikan perlindungan menyeluruh terhadap

penyakit-penyakit berbahaya yang sering terjadi pada tahun-tahun awal

kehidupan seorang anak. Sebagai gambaran terlihat di negara berkembang

termasuk Indonesia, 0,5 % dari bayi yang dilahirkan menderita lumpuh sebagai

akibat poliomyelitis, 1 % meninggal karena menderita tetanus neonatorum, 2 %

meninggal karena menderita batuk rejan dan 3 % meninggal karena menderita

campak. Termasuk kematian karena tuberculosis, maka paling tidak 5 juta

kematian pada anak pertahunnya dapat terjadi.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Sepuluh bayi akan meninggal tiap menitnya dan sepuluh lagi akan

menderita cacat. Ironisnya penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi; untuk penyakit inipun telah tersedia dan telah terbukti

bermanfaat dalam memberikan perlindungan. Bila pemberian imunisasi dapat

diberikan dengan benar pada masa bayi dan anak, semua kejadian ini tidak

perlu terjadi (Lubis, 2004).

Peran ibu sangatlah penting dalam pemberian imunisasi terhadap

anaknya. Bila dilihat dari tingkat pendidikan ibu, sangat berpengaruh terhadap

status imunisasi anak; dalam studi kasus tahun 2005 menunjukkan bahwa

semakin tinggi pendidikan maka semakin banyak ilmu dan informasi yang

ditangkap. Daya nalar seseorang, cakrawalanya ditentukan oleh banyak

sedikitnya informasi yang diterima baik secara formal maupun non formal.

Informasi yang diperoleh secara formal diperoleh melalui bangku pendidikan,

yang dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan

semakin luas cakrawala pemahaman suatu informasi tertentu termasuk

bagaimana melindungi anak-anaknya melalui imunisasi, yang selanjutnya akan

berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap yang efektif (Parashar, 2005).

Sementara informasi yang diperoleh secara non formal, diperoleh melalui

media cetak dan media elektronika serta dapat diperoleh melalui interaksi

bermasyarakat di tempat tinggalnya.

Puskesmas Kebakkramat I merupakan Puskesmas dengan sistem

penjaringan pasien tuberkulosis terbaik di Karanganyar. Karena program

penjaringan tersebut berjalan dengan baik, jumlah pasien tuberkulosis yang

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

terjaring juga sangat banyak. Pada program tersebut, dalam tiga bulan terakhir

terdapat 43 orang yang terjaring. Orang-orang yang terjaring tersebut

melakukan tes pemeriksaan dahak untuk dewasa di laboratorium Puskesmas

Kebakkramat I dan untuk anak-anak dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi untuk

dilakukan tes mantoux. Dari 43 orang yang terjaring tersebut didapatkan

beberapa hasil positif dengan rincian 4 pasien dewasa, 2 pasien anak-anak.

Pelayanan pemberian imunisasi di Puskesmas Kebakkramat I

sebernarnya sudah cukup baik, namun dengan dihapuskannya program

imunisasi sampai tingkat posyandu tersebut dirasa sangat mengurangi

efektifitas, sehingga petugas kesehatan perlu bekerja lebih aktif lagi agar

masyarakat mengetahui informasi yang berakitan dengan imunisasi.

Dari latar belakang masalah tersebut di atas maka peneliti ingin

mengetahui lebih dalam lagi “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi Usia

0-2 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar”.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu

tentang pemberian imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan?

2. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap ibu tentang

pemberian imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan?

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan

antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan serta sikap ibu tentang

pemberian imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi BCG pada bayi usia 0-2

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar.

b. Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan

sikap ibu tentang pemberian imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan

di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi

ilmu pengetahuan tentang imunisasi BCG.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Ibu

1) Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi tambahan

informasi terhadap ibu mengenai pentingnya imunisasi BCG

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2) Dapat memberikan gambaran akan pentingnya pendidikan untuk

penerapan imunisasi BCG

b. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat merupakan tambahan

informasi bagi petugas kesehatan mengenai pemberian imunisasi BCG

bagi bayi usia 0 - 2 bulan

c. Bagi pendidikan

Diharapkan hasil ini menjadi tambahan kepustakaan untuk

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang sudah ada sehingga

dapat dimanfaatkan oleh peserta didik berikutnya dalam proses

pendidikan di profesi kesehatan.

d. Bagi peneliti

Sebagai tambahan konsep dan referensi baru tentang hubungan

antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dan sikap ibu tentang

imunisasi.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tuberkulosis ( TBC )

a. Definisi

Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel. Tuberkel adalah tonjolan

kecil dan keras terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok

mengelilingi bakteri TBC dalam paru. Infeksi dapat menyebar dari

paru ke ginjal, tulang belakang dan otak; infeksi ini disebut TB luar

paru. TB luar paru ditemukan pada orang yang sudah terinfeksi TB

tetapi belum di obati.

Gejala–gejala penderita TBC di antaranya batuk–batuk, sakit

dada, nafas pendek, hilang nafsu makan, berat badan turun, demam,

kedinginan dan kelelahan. Kelompok yang rentang terhadap TBC

biasanya anak–anak dan orang yang lemah sistem kekebalan

tubuhnya. Transmisi bakteri tuberkulosis biasanya melalui inhalasi,

misalnya penularan dengan dahak penderita dan lewat kulit. Diagnosis

TBC di antaranya tes tuberkulin di kulit, identifikasi bakteria di

sputum (dahak), dan rontgen paru–paru. Tujuan pengobatan bagi

penderita TBC ditujukan pada penyembuhan, mencegah kematian,

mencegah relapse (kambuh lagi), dan mencegah penyebaran penyakit.

Pada tahun 2005 dikatakan bahwa lebih dari sepertiga penduduk

dunia terinfeksi bakteri TBC. Organisasi kesehatan dunia (WHO)

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

merekomendasikan semua negara, khususnya di Afrika dan Asia,

mengadopsi program bernama “ Directly Observed Treatment, Short –

course (DOTS)”. DOTS menganjurkan orang sehat memonitor pasien,

meyakinkan pasien mengikuti proses pengobatan secara lengkap. Di

Indonesia program ini dinamakan Pengawas Menelan Obat (PMO).

Pengobatan TBC perlu jangka waktu lama dan penting dipahami

bahwa semua obat TBC harus dipakai untuk jangka waktu sesuai

perintah dokter.

b. Klasifikasi Penyakit TBC

Untuk menentukan klasifikasi penyakit TBC, ada tiga hal yang

perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

1) Organ tubuh yang sakit yaitu paru–paru atau selain paru–paru

(ekstra paru)

2) Hasil pemeriksaan dahak Bakteri Tahan Asam (BTA) yaitu

positif atau negatif. BTA positif adalah bakteri yang tidak rusak

dengan pemberian asam.

3) Tingkat keparahan penyakit, ringan, sedang, atau berat.

TBC diklasifikasikan menjadi TBC paru–paru dan TBC ekstra

paru–paru, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1) TBC paru–paru adalah TBC yang menyerang jaringan paru–

paru. TBC paru–paru dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a) TBC paru–paru BTA positif ( sangat menular ), bila:

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

(1) Pada TBC paru–paru BTA positif penderita telah

melakukan pemeriksaan sekurang–kurangnya 2 dari 3

kali pemeriksaan dahak dan memberikan hasil yang

positif.

(2) Satu kali pemeriksaan dahak yang memberikan hasil

yang positif dan foto rontgen dada yang menunjukkan

TBC aktif.

b) TBC paru–paru BTA negatif

Penderita paru–paru BTA negatif, yaitu apabila pada

pemeriksaan dahak dan foto rontgen menunjukkan TBC

aktif, tetapi hasilnya meragukan karena jumlah kuman

(bakteri) yang ditemukan pada waktu pemeriksaan belum

memenuhi syarat positif.

2) TBC ekstra paru adalah TBC yang menyerang organ tubuh lain

selain paru–paru, misal selaput paru, selaput otak, selaput

jantung, kelenjar getah bening, tulang, persendian kulit, usus,

ginjal, saluran kencing, dan lain–lain.(Siti AD, 2011)

c. Gejala Klinik

Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru

maka gejala lokal ialah gejala respiratorik (gejala lokal sesuai organ

yang terlibat)

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1) Gejala respiratorik

a) batuk lebih dari 2 minggu

b) batuk darah

c) sesak napas

d) nyeri dada

Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak

ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas

lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical check up.

Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien

mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi

karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk

membuang dahak ke luar.

2) Gejala sistemik

a) Demam

b) Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia,

berat badan menurun

3) Gejala tuberkulosis ekstra paru

Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang

terlibat, misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi

pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah

bening; pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala

meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga

pleuranya terdapat cairan. (PDPI,2002)

d. Tuberkulosis pada anak

1) Diagnosis

Penyakit TB pada anak merupakan penyakit sistemik yang

dapat bermanifestasi pada berbagai organ, baik organ paru

maupun ekstra paru. Penyakit TB pada anak terjadi akibat

penularan dari orang dewasa. Penularan dari orang dewasa yang

menderita TB ini, biasanya melalui inhalasi butir sputum

penderita yang mengandung kuman TB, ketika penderita dewasa

batuk, bersin atau berbicara (Heinz, 1993). Diagnosis paling

tepat untuk menentukan penyakit TB adalah dengan

ditemukannya kuman TB dari bahan yang diambil dari

penderita, misalnya sputum, bilas lambung, biopsi, dan lain-lain.

Namun pada anak, hal ini sangat sulit dan jarang dilakukan,

sehingga sebagian besar diagnosis TB anak didasarkan atas

gambaran klinis, foto thoraks dan uji tuberkulin. Klein dan

Isseman (1998) dalam Rosmayudi, (2002), menjelaskan TB

dapat didiagnosis bila ditemukan 2 atau lebih berikut ini :

a) Ada riwayat kontak erat dengan kasus TB baik diketahui

maupun suspek,

b) Gambaran radiologik mengarah ke TB,

c) Tes tuberkulin posistif,

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

d) BTA positif,

e) Batuklebih dari 2 minggu,

f) Kemungkinan respon terhadap pemberian obat anti TB

(berat badan naik 10% setelah pengobatan 2 bulan, gejala

menurun),

g) Reaksi cepat BCG, yaitu timbul kemerahan di lokasi

suntikan dalam 3-7 hari setelah imunisasi, dan

h) Pembesaran kelenjar limfe superfisial yang spesifik.

2) Gejala Umum TB pada anak

a) Asymptomatis

b) Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab

yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah

dengan penanganan gizi yang baik, nafsu makan tidak ada

(anoreksia) dengan gagal tumbuh (failure to thrive).

c) Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan

typhoid, malaria atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

d) Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit,

biasanya multipel, paling sering muncul di daerah leher,

ketiak, dan lipatan paha (inguinal)

e) Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih

dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk),

tanda cairan di dada dan nyeri dada

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

f) Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang

yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan

(massa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam

abdomen

3) Faktor-faktor yang berisiko terjadinya kejadian TB

Menurut Beaglehole (1997), Long (1996), dan Whaley & Wong

(1995), menyatakan bahwa faktor risiko yang dapat

menimbulkan penyakit TB adalah faktor genetik, malnutrisi,

imunisasi, riwayat kontak, dan lingkungan rumah.

2. Konsep Imunisasi

a. Definisi

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja

memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar,

sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun

tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin

masuk ke dalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan

vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu

pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh

antigen yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih

cepat dan banyak walaupun antigen bersifat lebih kuat dari vaksin

yang pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu imunisasi efektif

mencegah penyakit infeksius (IDI, 2008).

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Imunisasi dapat dilakukan pada orang dewasa ataupun anak–anak,

pada anak–anak karena sistem imun yang belum sempurna. Pada usia

60 tahun terjadi penurunan sistem imun nonspesifik seperti produksi

air mata menurun, mekanisme batuk tidak efektif, gangguan

pengaturan suhu, dan perubahan fungsi sel sistem imun, baik seluler

maupun humoral. Dengan demikian usia lanjut lebih rentan terhadap

infeksi, penyakit autoimun, dan keganasan. Namun usia lanjut masih

menunjukkan respon yang baik terhadap polisakarida bakteri,

sehingga pemberian vaksin dapat meningkatkan antibodi dengan

efektif.

Sejarah imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dengan

imunisasi cacar, dengan selang waktu yang cukup jauh, yaitu pada

tahun 1973 mulai dilakukan imunisasi BCG untuk Tuberkulosis,

disusul dengan imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil pada tahun

1974, imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) pada bayi mulai

diadakan pada tahun 1976. Pada tahun 1977 WHO mulai menetapkan

program imunisasi sebagai upaya global dengan Expanded Program

on Immunization (EPI) dan pada tahun 1981 mulai dilakukan

imunisasi Polio, tahun 1982 imunisasi Campak mulai diberikan, dan

pada tahun 1997 imunisasi Hepatitis mulai dilaksanakan

(Muchlastriningsih, 2005).

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Jenis-Jenis Imunisasi

Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak

menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam

(IDI, 2008), yaitu :

1) Imunisasi aktif

Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah

dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon

spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini,

sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan

meresponnya. Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan

campak. Dalam imunisasi aktif, terdapat bebrapa unsur vaksin,

yaitu :

a) Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan

dimatikan, eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau

endotoksin yang terikat pada protein pembawa seperti

polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari ekstrak

komponen-komponen organisme dari suatu antigen.

Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari

organisme yang dijadikan vaksin.

b) Pengawet, stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat

yang digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah

atau menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mikroba. Bahan-bahan yang digunakan seperti air raksa

atau antibiotik yang biasa digunakan.

c) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa

cairan kultur jaringan yang digunakan sebagai media

tumbuh antigen, misalnya antigen telur, protein, serum,

bahan kultur sel.

d) Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi

meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen

terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan

perlawanan juga; semakin tinggi perlawanan maka

semakin tinggi peningkatan antibodi tubuh.

2) Imunisasi pasif

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh

dengan cara pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang

dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari

plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui

placenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk

mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang

terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalan penyuntikan Anti

Tetanus Serum (ATS) pada orang yang mengalami luka

kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi baru

lahir, bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

melalui placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi

terhadap campak.

c. Tujuan imunisasi

Dasar pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi adalah berdasarkan Kepmenkes No. 1611/2005 tentang

pedoman penyelenggaraan imunisasi.

1) Tujuan umum PD3I

Menurunnya angka kesakitan, kecacatan, dan kematian

akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

2) Tujuan khusus

a) Tercapainya target Universal child immunization (UCI)

yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara

merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun

2010.

b) Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal

(inseden di bawah 1 per 1000 kelahiran hidup dalam 1

tahun) ditingkat kabupaten/kota pada tahun 2012.

c) Eradikasi polio pada tahun 2008.

d) Tercapainya reduksi campak ( ReCam) 2008.

e) Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit

Meningitis meningokokus tertentu pada calon jemaah haji.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

f) Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang

melakukan perjalanan berasal dari atau ke negara endemis

demam kuning.

g) Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan

penular rabies.

3) Kontra Indikasi Pemberian Imunisasi

Kontra indikasi dalam pemberian imunisasi ada 3, yaitu :

a) Anafilaksis atau reaksi hipersensitif (reaksi tubuh yang

terlalu sensitif) yang hebat merupakan kontraindikasi

mutlak terhadap vaksin berikutnya. Riwayat kejang

demam dan panas lebih dari 380 C merupakan

kontraindikasi pemberian DPT atau HB1 dan Campak.

b) Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang

menunjukkan tanda-tanda dan gejala AIDS, sedangkan

vaksin yang lain sebaiknya tetap diberikan.

c) Jika orang tua sangat keberatan terhadap pemberian

imunisasi kepada bayi yang sakit, lebih baik jangan

diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika

bayi sudah sehat. (Proverawati A dan Andhini CSD,

2010).

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Imunisasi Basillus Celmette – Guerin (BCG)

a. Fungsi

Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan TBC

(Tuberkulosis). Tuberkulosis di sebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis complex. Pada manusia, TBC terutama menyerang sistem

pernapasan (TB paru), meskipun organ tubuh lainnya juga dapat

terserang (penyebaran atau ektraparu TBC). Mycobacterium

tuberculosis biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang

biasanya terinfeksi jika dirinya menderita sakit paru–paru dan terdapat

bakteria didahaknya. Kondisi lingkungan yang gelap dan lembab juga

mendukung terjadinya penularan. Penularan TBC terhadap seorang

anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang

mengandung bakteri tuberkulosis. Bakteri ini dapat menyerang

berbagai organ di dalam tubuh, seperti paru–paru (paling sering

terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati atau selaput

otak (yang terberat). Infeksi primer terjadi pada saat seseorang

terjangkit bakteri TB untuk yang pertama kalinya. Bakteri ini sangat

kecil ukurannya sehingga dapat melewati sistem pertahanan

mukosilier bronkus dan terus berkembang.

Komplikasi pada penderita TBC, sering terjadi pada penderita

stadium lanjut. Berikut, beberapa komplikasi yang bisa di alami :

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1) Hemoptasis berat (pendarahan pada saluran nafas bawah) yang

dapat mengakibatkan kematian karena syok hipofolemik atau

tersumbatnya jalan nafas.

2) Lobus yang tidak berfungsi akibat retraksi bronkial.

3) Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis

(pembentukan jaringan ikat) pada proses pemulihan atau

retraksi pada paru.

4) Pneumothorax spontan (adanya udara di dalam rongga pleura) :

kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.

5) Penyebaran infeksi ke organ lainnya seperti otak, tulang,

persendian, ginjal, dan sebagainya.

6) Insufisiensi kardiopulmoner. (Proverawati A dan Andhini CSD,

2010).

Menurut Nufareni (2003), imunisasi BCG tidak mencegah infeksi

TBC tetapi mengurangi risiko TB berat seperti meningitis TB atau TB

miliar. Faktor–faktor yang mempengaruhi efektifitas BCG terhadap

TB adalah perbedaan vaksin, lingkungan, faktor genetik, status gizi

dan faktor lain seperti paparan sinar ultraviolet terhadap vaksin.

b. Kemasan

Kemasan dalam bentuk ampul, beku kering, 1 box berisi 10

ampul vaksin. Setiap 1 ampul vaksin dilarutkan dengan 4 ml pelarut

(Proverawati A dan Andhini CSD, 2010).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c. Cara pemberian dan dosis

Vaksin BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus yang telah

dilemahkan. Cara pemberiannya melalui suntikan. Sebelum di

suntikan vaksin BCG harus diencerkan terlebih dahulu. Dosis 0,55 cc

untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak dan orang dewasa. Imunisasi BCG

dilakukan pada bayi usia 0 – 2 bulan, akan tetapi biasanya diberikan

pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat diberikan pada anak dan orang

dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.

Imunisasi BCG disuntikan secara intrakutan di daerah lengan

kanan atas. Disuntikan ke dalam lapisan kulit dengan suntikan pelan–

pelan. Dalam memberikan suntikan intrakutan, agar dilakukan dengan

tepat, harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10mm,

ukuran 26). Kerja sama antara ibu dengan petugas imunisasi sangat

diharapkan, agar pemberian vaksin berjalan dengan tepat (Proverawati

A dan Andhini CSD, 2010).

d. Kontra indikasi dan efek samping

1) Kontra Indikasi

Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada kondisi :

a) Seorang anak menderita penyakit kulit yang berat atau

menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.

b) Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang

sedang menderita TBC.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2) Efek Samping

Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak

seperti pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi BCG tidak

menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan imunisasi,

akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang

berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka

tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh

dengan sendirinya secara spontan. Kadang terjadi pembesaran

kelenjar limfe regional di ketiak atau leher. Pembesaran kelenjar

ini terasa padat, namun tidak menimbulkan demam.

(Proverawati A dan Andhini CSD, 2010).

e. Faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian Imunisasi BCG

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003), kesehatan seseorang

atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku

(behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes).

Faktor perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu :

1) Faktor predisposisi (Predisposing Factor) yang meliputi

pengetahun, sikap, pekerjaan, kepercayaan, keyakinan, nilai-

nilai dan sebagainya yang ada di masyarakat

2) Faktor pendukung (Enabling Factor) yang meliputi lingkungan

fisik (tersedia atau tidak tersedianya fasilitas), untuk menunjang

seseorang bertindak atau berperilaku.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3) Faktor pendorong (Reinforcing Factor) yang meliputi sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

4. Pendidikan

a. Definisi Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih matang pada individu,

kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi

bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya. Untuk

mencapai nilai-nilai hidup merupakan bantuan orang lain yang

mempunyai kelebihan (lebih dewasa lebih tahu dan sebagainya);

dalam mencapai tujuan tersebut seseorang individu, kelompok atau

masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU SISDIKNAS

diakses 12 januari 2012).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Tujuan Pendidikan

Menurut Djumramsjah (2004) tujuan pendidikan itu menciptakan

integritas atau kesempurnaan pribadi. Integritas itu menyangkut

jasmaniah, intelektual, emosional dan etis. Dalam UU No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyatakan

bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta

bertanggungjawab. Oleh karena itu, pendidikan itu sangat luas karena

menyangkut perbaikan sikap dan perilaku anak didik.

c. Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan

Menurut UU No. 20 tahun 2003 sebagai berikut : (Redaksi Fokus

Media, 2003).

1) Formal

a) Pendidikan Dasar: Sekolah Dasar (SD), Madrasah

Ibtidaiyah (MI),

b) Pendidikan Menengah: Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sekolah Menengah Atas

(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

c) Pendidikan Tinggi: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi,

Institut, atau Universitas

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) Non Formal: Termasuk di sini adalah, lembaga kursus, lembaga

penelitian, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, dan

majelis taklim, serta pendidikan yang sejenis.

3) Informal: Pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

d. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi pendidikan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan seseorang

dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern.

1) Faktor intern : Mencakup kecerdasan persepsi, emosi, motivasi

dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari

luar.

2) Faktor ekstern : Meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun

non fisik, seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan

dan sebagainya.

Semakin sempurna atau semakin baik, faktor intern dan ekstern

yang mempunyai perilaku seseorang mengenai suatu hal semakin baik

tingkat pengetahuan orang tersebut. (Notoatmodjo, 2003).

e. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Imunisasi BCG

Pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting untuk

kesehatan anak, karena melalui pola pikir yang rasional, kesehatan

anak dapat ditingkatkan melalui pola yang telah terbakukan, meskipun

masih terdapat kejadian yang kontroversial. Menurut Parashar (2005)

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

bahwa tingkat pendidikan ibu itu sangat berpengaruh terhadap status

imunisasi lengkap anak dan dalam penelitian tersebut menunjukkan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka semakin banyak

ilmu dan informasi yang ditangkap oleh seorang ibu tersebut. Dalam

hal ini tingkat pendidikan yang tinggi dapat berguna sebagai alat

perkembangan yang efektif, sehingga dapat bermanfaat terhadap

pemberian imunisasi secara tepat. Menurut Dini (2007) dengan makin

tingginya tingkat pendidikan ibu akan lebih mudah menerima

informasi, bersikap dan berperilaku sesuai dengan apa yang

dianjurkan. Demikian pula sebaliknya makin rendah tingkat

pendidikan akan lebih sulit menerima dan menyerap informasi yang

didapat. Tingkat pendidikan formal ibu akan mempengaruhi sikap dan

tindakan ibu dalam pemeliharaan anak. Ibu dengan pendidikan rendah

biasanya berpengalaman sedikit dan tidak tahu menahu tentang

pemeliharaan anak yang baik dalam hal ini termasuk juga pemberian

imunisasi BCG. Dengan demikian Ibu yang memiliki tingkat

pendidikan formal yang tinggi lebih mungkin memberikan imunisasi

lengkap dan tepat pada anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak

memiliki pendidikan yang baik. Pada proses ini, ibu yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu mengurangi risiko anak

dengan pertumbuhan yang terhambat karena dicegah dengan

pemberian imunisasi, sebaliknya ibu dengan pendidikan yang rendah

akan berdampak pada terhambatnya pertumbuhan anaknya akibat

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ketidaktahuan makna dari imunisasi. Oleh karenanya, peningkatan

pendidikan dan pengetahuan ibu tentang kesehatan anak perlu

ditingkatkan agar anak terjaga kesehatannya dengan baik. (Abuya BA

et al, 2010)

5. Pengetahuan

a. Definisi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengetahuan berasal dari

kata tahu, yang berarti mengerti sesudah melihat, sedangkan

pengetahuan sendiri didefinisikan segala sesuatu yang diketahui

(KBBI, 2008).

Pengetahuan adalah merupakan hasil "tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni : indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperolah melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,

2003)

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yakni :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2) Paham

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan mater tersebut secara benar.

3) Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang sebenamya.

4) Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5) Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meningkatkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

(Notoatmodjo, 2003)

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara

lain: pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan,

dan informasi ( Mubarak dkk, 2007).

b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Tentang

Pemberian Imunisasi BCG

Menurut Ayubi (2009) dalam jurnalnya, dijelaskan bahwa orang

yang berpendidikan tinggi mengindikasikan, semakin besar orang

tersebut terpapar oleh berbagai informasi, termasuk informasi

kesehatan. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan

ibu yang tinggi akan berkorelasi dengan peningkatan pengetahuan dan

wawasan ibu. Oleh karena itu, pemahaman ibu atau pengetahuan ibu

terhadap imunisasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu

(Ali M, 2002). Semakin tinggi pengetahuan ibu maka proporsi anak

memperoleh imunisasi secara tepat akan semakin besar.

Menurut Manjunath U dan RP Pareek (2003) bahwa pengetahuan

tentang imunisasi yang paling efektif untuk meningkatkan

keberhasilan program imunisasi dapat diperoleh dengan pendekatan

interpersonal (interaksi langsung dengan petugas kesehatan,

penyuluhan door to door, saran dari dokter). Pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa informasi yang diperoleh dari sumber yang

terpercaya dengan cara berinteraksi langsung dapat meningkatkan

kepercayaan seseorang terhadap imunisasi.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

6. Sikap

a. Definisi

Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus

atau obyek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi

yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-

tidak baik dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Menurut Petty dan

Cacioppo, sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, orang lain, obyak atau isu-isu (Petty dan Cacioppo

dalam Azwar, 2005).

b. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain, menurut Alport yang dikutip Notoatmodjo,

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu

obyek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

(Notoatmodjo, 2005)

c. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo, ada 4 tingkatan sikap, yaitu:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.

2) Merespon (responding)

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggungjawab (responsible)

Bertanggungjawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo,

2003).

d. Faktor Pembentuk Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pendidikan,

pengalaman pribadi, kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap

penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga

agama serta faktor emosi dalam diri individu (Azwar, 2008).

e. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Ibu Tentang Pemberian

Imunisasi BCG

Pembentukan sikap seseorang sangat berhubungan dengan

pengalaman seseorang itu sendiri, dari pengalaman itu seseorang

dapat bertindak sesuai dengan apa yang diketahuinya. Peran

pendidikan di sini juga sangat penting, karena semakin tinggi

pendidikan maka semakin banyak pengalaman dan informasi yang

didapat, serta dari segi interaksi dengan orang lain pembentukan sikap

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dapat terbentuk dengan adanya informasi dari orang lain dengan

pengalaman yang didapat. Dengan adanya informasi yang cukup serta

ditunjang pengalaman ibu dalam memberikan imunisasi tehadap

anaknya terdahulu sehingga setiap ibu dapat mengerti tentang manfaat

imunisasi tersebut. Oleh karena itu menurut Gust DA, et al. (2004)

dengan informasi dan pengalaman yang cukup akan memberikan

sikap yang positif terhadap pemberian imunisasi.

Berdasarkan informasi dan pengalaman yang di dapat seseorang

dari bangku pendidikan atau berinteraksi dengan orang lain sangat

berpengaruh terhadap sikap seseorang, yang dimanifestaskan ke dalam

tindakan nyata. Bila ditinjau dari pola asuh ibu, seorang ibu akan

selalu memberikan perawatan kesehatan bagi anaknya, jadi dengan

sikap ibu yang baik maka pola asuh ibu dalam memberikan perawatan

kesehatan pada anaknya akan terpenuhi. (Efendy, 1998)

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting untuk berpikir

nalar dan kritis. Untuk mengetahui ketepatan ibu dalam memberian imunisasi

BCG pada bayinya, tentunya harus ditunjang dengan pengetahuan dan sikap

ibu tentang pemberian imunisasi BCG sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Pada penelitian ini, pengetahuan dan sikap ibu erat sekali dengan tingkat

pendidikan baik secara formal maupun non formal. Dalam hal ini semakin

tinggi tingkat pendidikannya maka akan berpengaruh terhadap pengetahuan

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

seseorang. Dari pengetahuan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam

bersikap maupun bertindak sesuai dengan tingkat pengetahuannya.

Selama ini masih banyak para ibu yang masih menolak memberikan

imunisasi kepada anaknya pada usia 0-2 bulan dengan anggapan anaknya

masih terlalu kecil jadi merasa kasihan bila di-imunisasi BCG. Hal ini

disebabkan karena masih kurangnya pendidikan dan pengetahuan para ibu

dengan bayi usia 0-2 bulan. Oleh karena itu sangat penting bagi ibu untuk

memperoleh pendidikan yang tinggi guna memperoleh pengetahuan yang luas

untuk mendorong ibu agar dapat bersikap dengan memberikan imunisasi

BCG secara tepat untuk kesehatan anaknya.

Berdasarkan hal tersebut maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Keterangan

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian

TINGKAT PENDIDIKAN (IBU)

SIKAP IBU TENTANG

PEMBERIAN IMUNISASI BCG

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah

- Pekerjaan - Umur - Minat - Pengalaman - Kebudayaan

PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN

IMUNISASI BCG

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah

- Kebudayaan - Pengaruh orang lain

yang dianggap penting - Institusi atau lembaga

pendidikan dan agama - Faktor emosi dalam

diri individu

WAWASAN ILMU PENGETAHUAN

PENGALAMAN INFORMASI YANG DIDAPAT

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu

tentang pemberian imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan.

2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap ibu tentang

pemberian imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan hanya

mengamati variabel-variabel yang diteliti, bertujuan untuk menganalisis

hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dan sikap ibu

tentang pemberian imunisasi BCG. Penelitian ini menggunakan pendekatan

potong lintang (cross sectional). Rancangan cross sectional adalah suatu

rancangan penelitian dibidang kedokteran dan kesehatan yang paling sering

digunakan karena secara metodologik paling mudah digunakan dan hanya di

observasi sekali pada saat yang sama (taufiqurrahman, 2004).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I,

Karanganyar.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan selama 9 (sembilan) minggu dimulai pada tanggal 1

Juli sampai 20 September 2012.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini didapatkan dari perkiraan ibu yang

melahirkan pada bulan Mei sampai Juli. Pada bulan tersebut didapatkan

populasi sebanyak 62 orang ibu yang melahirkan pada bulan Mei sampai Juli

tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar.

D. Teknik Sampling

Dengan jumlah populasi atau kelompok subyek penelitian yang besar,

maka tidak memungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti seluruh

populasi yang ada. Untuk itu, diperlukan sampel dan cara pengambilan

sampel yang benar supaya sempel mewakili keseluruhan sifat-sifat populasi

yang akan diteliti.

1. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive quota

sampling, yaitu metode pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau

sifat tertentu yang berkaitan dengan karakter populasi sesuai kriteria

inklusi sampel dengan jumlah sampel yang telah ditetapkan terlebih dahulu

(Taufiqurahman, 2004).

2. Sampel

Sampel yang digunakan peneliti diambil dengan cara purposive quota

sampling dengan jumlah sempel yang ditetapkan terlebih dahulu sebanyak

45 responden yang mengimunisasikan bayinya di Puskesmas Kebakkramat

I, Karanganyar, dengan kriteria sebagai berikut :

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

a) Kriteria Inklusi sampel sebagai berikut :

1) Ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan

2) Usia ibu 20 – 35 tahun

3) Ibu bayi bisa baca tulis

4) Bersedia menjadi responden

5) Hadir pada saat penelitian

b) Kriteria eksklusi sebagai berikut :

1) Bayi sakit

2) Bukan ibu kandungnya yang mengimunisasikan

3) imunisasi yang akan diberikan bukan imunisasi BCG

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Tingkat Pendidikan Ibu

2. Variabel terikat : a. Pengetahuan ibu tentang imunisasi BCG

b. Sikap ibu tentang Imunisasi BCG

3. Variabel perancu :

a) Terkendali : -

b) Tidak terkendali :

1) Umur responden

2) Kurangnya informasi terkait imunisasi BCG

3) Adanya fasilitas kesehatan di dekat tempat tinggal

4) Adanya yang mengingatkan imunisasi BCG

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (Variabel Independen)

Tingkat Pendidikan Ibu

a. Definisi : Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal

responden yang tertinggi.

b. Alat ukur : Kuesioner data umum responden atas kepemilikan

ijasah tertinggi (Pendididkan Dasar terdiri dari responden tamat

SD dan SMP; Pendidikan Menengah adalah responden yang tamat

SMA).

c. Skala pengukuran : Nominal

2. Variabel terikat (Variabel Dependen)

a. Pengetahuan ibu tentang imunisasi BCG

1) Definisi : Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

ibu tentang imunisasi BCG melalui pendidikan formal maupun

non formal.

2) Alat ukur : Kuesioner (jawaban benar skor 1, jawaban salah

skor 0)

3) Skala pengukuran : Ordinal

b. Sikap ibu tentang imunisasi BCG

1) Definisi : respon psikologis ibu dalam bertindak atau bersikap

atas pengetahuan yang di terimanya tentang imunisasi BCG.

2) Alat ukur : kuesioner dengan skor sebagai berikut :

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a) Pertanyaan positif : sangat setuju = skor 5, setuju =

skor 4, ragu = skor 3, tidak setuju = skor 2, sangat tidak

setuju = skor 1

b) Pertanyaan negatif : sangat setuju = skor 1, setuju =

skor 2, ragu = skor 3, tidak setuju = skor 4, sangat tidak

setuju = skor 5

3) Skala pengukuran : Ordinal

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

G. Rancangan Penelitian

Gambar 3.1. Rancangan penelitian

Memenuhi Kriteria Inklusi

Pengambilan Data Primer

ANALISIS STATISTIK

Purposive quota Sampling

Ibu mengembalikan kuesioner

Ibu mengisi inform consent dan formulir biodata

Checking/cleaning kuesioner

Data Entry

Pengolahan Data

Populasi Ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar

Ibu menjawab kuesioner pengetahuan dan sikap tentang imunisasi BCG

Simpulan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket/kuesioner. Angket/kuesioner merupakan daftar

pertanyaan yang diberikan kepada ibu dengan bayi usia 0-2 bulan yang

bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna dengan

tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari

responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang

sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan, selain itu

responden mengetahui informasi tertentu yang diminta (Riduwan, 2003).

Kuesioner pengetahuan dengan menggunakan 2 (dua) pilihan jawaban yaitu

benar dan salah dengan jawaban benar skor 1, jawaban salah skor 0,

sementara untuk kuesioner sikap terdapat dua bentuk soal yaitu soal positif

dengan skor : sangat setuju skor 5, setuju skor 4, ragu skor 3, tidak setuju skor

2, sangat tidak setuju skor 1 dan soal negatif dengan skor : sangat setuju skor

1, setuju skor 2, ragu skor 3, tidak setuju skor 4, sangat tidak setuju skor 5.

I. Validitas dan Reliabilitas

Sebelum digunakan, kuesioner dilakukan pengujian validitas dan

reliabilitas untuk mengetahui layak atau tidaknya digunakan dalam penelitian.

1. Validitas

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes

melakukan fungsi ukurnya atau validitas adalah ukuran yang

menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

yang ingin diukur (Riwidikdo, 2008). Item-item yang mempunyai

korelasi signifikan berarti betul-betul mengukur apa yang seharusnya

diukur dikatagorikan item valid, dan item-item yang mempunyai

korelasi yang tidak signifikan berarti item yang tidak mengukur apa

yang seharusnya terukur dikatagorikan item tidak valid (gugur)

(Widodo, 2009). Uji validasi yang digunakan adalah koefisien

korelasi biserial dan korelasi product moment dari Pearson.

Koefisien korelasi biserial digunakan untuk menguji kuesioner

pengetahuan, karena butir soal kuesioner pengetahuan berbentuk

dikotomi (dis-kontinum) maka validitas dihitung dengan

menggunakan koefisien korelasi biserial dengan rumus sebagai

berikut :

( )( )

÷÷ø

öççè

æ-=

i

i

t

tiibis q

p

S

xxr

Keterangan:

rbis(i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i

dengan skor total

xi : rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir

soal nomor i

xt : rata-rata skor total semua responden

St : Standar Deviasi skor total semua responden

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i

qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i

Keputusan uji, apabila rbis ³ rtabel artinya pertanyaan tersebut

valid, apabila rbis < rtabel artinya pertanyaan tersebut tidak valid.

(Riyanto, 2011)

Sedangkan untuk menguji kuesioner sikap digunakan teknik

korelasi product moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut :

( ) ( )( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN

YXXYNR

S-SS-S

SS-S=

Dengan keterangan :

N : jumlah responden

X : skor pertanyaan

Y : skor total

XY : skor pertanyaan dikali skor total

Suatu item pertanyaan dikatakan valid apabila memiliki nilai

rhitung lebih besar dari rtabel. Dalam penelitian ini diujikan sebanyak 30

responden dan taraf signifikansi 5% sehingga nilai rtabel yang

digunakan adalah sebesar 0,361.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana instrumen menghasilkan

pengukuran yang sama meskipun digunakan pengamatan pada waktu

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

yang berbeda (Taufiqurrahman, 2004). Uji reliabilitas yang digunakan

adalah Kuder-Richardson Approach dan koefisien Cronbach’s Alpha.

Kuder-Richardson Approach (KR-20) digunakan untuk menguji

kuesioner pengetahuan, teknik ini digunakan untuk instrumen yang

bentuknya alternative salah atau benar, maka reliabilitas dihitung

dengan rumus KR-20 sebagai berikut :

úúû

ù

êêë

é-úû

ùêëé

-= å

2t

iiii S

qp1

1kk

r

Keterangan:

iir : koefisien reliabilitas tes

k : cacah butir

piqi : varians skor butir

pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i

qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

St2 : varians skor total

Keputusan uji, apabila nilai KR-20 ³ 0,6 maka pertanyaan

reliabel, apabila nilai KR-20 < 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel.

(Riyanto, 2011)

Sedangkan untuk menguji kuesioner sikap digunkan teknik

koefisien Cronbach’s Alpha dengan rumus sebagai berikut :

÷÷ø

öççè

æ-÷

øö

çèæ

-= å

Vt

Vi1

1nn

r11

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dengan keterangan :

11r : reliabilitas instrumen (koefisien Cronbach’s Alpha)

Vt : varians total atau varians skor total

ΣVi : jumlah keseluruhan varians item

n : jumlah item (yang valid)

Rentang koefisiensi KR20 berkisar antara 0.00 – 1.00,

disimpulkan dari sangat kurang reliabel sampai dengan sangat

reliabel, hasil pengukuran yang termasuk reliabel bila berkisar lebih

dari atau sama dengan 0,6 (Murti,2010).

J. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini terdapat variabel kuesioner pengetahuan dan sikap

ibu tentang imunisasi BCG yang melibatkan sebanyak 30 orang responden

untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Pada hasil uji validitas didapat angka

signifikansi sebesar 0,361 berdasar pada Tabel Harga Kritis dari r dengan N

sejumlah 30 orang responden dan besarnya interval kepercayaan adalah 95%,

sehingga didapat angka signifikansi (rtabel) sejumlah 0,361, yang artinya

apabila angka korelasi (rhitung) lebih besar dari 0,361 maka variabel tersebut

dikatagorikan valid. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas berdasar pada nilai

koefisien Cronbach’s Alpha dan KR-20; secara umum suatu variabel

dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Cronbach’s Alpha dan KR-20 lebih

besar dari 0,6 sedangkan dikatakan tidak reliabel apabila nila koefisiennya di

bawah 0,6. Berikut adalah hasil validitas dan reliabilitas kuesioner

pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi BCG.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Kuesioner Nomor

Soal Uji Validitas Uji Reliabilitas

r hitung r tabel Keterangan r11 Keterangan

Pengetahuan

1 0,419 0,361 Valid

0,809 Reliabel

2 0,488 0,361 Valid 3 0,433 0,361 Valid 4 0,403 0,361 Valid 5 0,490 0,361 Valid 6 0,520 0,361 Valid 7 0,374 0,361 Valid 8 0,464 0,361 Valid 9 0,392 0,361 Valid 10 0,428 0,361 Valid 11 0,511 0,361 Valid 12 0,520 0,361 Valid 13 0,473 0,361 Valid 14 0,488 0,361 Valid 15 0,392 0,361 Valid 16 0,579 0,361 Valid 17 0,432 0,361 Valid 18 0,402 0,361 Valid 19 0,449 0,361 Valid 20 0,442 0,361 Valid

Kuesioner Nomor

Soal

Uji Validitas Uji Reliabilitas

r hitung r tabel Keterangan Cronbach’s

Alpha Keterangan

Sikap

1 0,706 0,361 Valid

0,806 Reliabel

2 0,640 0,361 Valid 3 0,422 0,361 Valid 4 0,525 0,361 Valid 5 0,530 0,361 Valid 6 0,687 0,361 Valid 7 0,487 0,361 Valid 8 0,520 0,361 Valid 9 0,541 0,361 Valid 10 0,474 0,361 Valid 11 0,524 0,361 Valid 12 0,470 0,361 Valid 13 0,465 0,361 Valid 14 0,611 0,361 Valid 15 0,571 0,361 Valid

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Sebagaimana terlihat pada tabel di atas bahwa setelah hasil uji coba

ditabulasi kemudian dilakukan analisis validitas dan reliabilitas terhadap item

dalam kuesioner, hasilnya semua item pertanyaan baik untuk variabel tingkat

pengetahuan yang sebanyak 20 item dan variabel sikap yang sebanyak 15

item semua dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas instrumen

pada item dalam kuesioner menunjukkan hasil bahwa instrumen penelitian ini

reliabel.

K. Cara Kerja

Penelitian ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

1. Peneliti menjelaskan secara garis besar tujuan, manfaat, dan prosedur

penelitian pada responden serta menjelaskan bahwa peneliti akan

menjaga kerahasiaan identitas dan hasil setiap sampel.

2. Responden diminta menandatangani surat persetujuan (informed

consent) sebagai bentuk kesediaan mengikuti penelitian.

3. Responden mengisi biodata

4. Responden mengisi kuesioner

5. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji analisis data yang

sesuai.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

L. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis

penelitian bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0 – 2 bulan

antara lain adalah analisis Chi Square (Chi Kwadrat). Kegunaan alat analisis

statistik Chi Square di antaranya adalah untuk mengidentifikasi hubungan

antarvariabel yang bersifat kualitatif. Variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap merupakan

variabel kualitatif, maka hubungan antar variabel itu dapat diidentifikasi

dengan analisis Chi Square.

Secara prinsip analisis Chi Square merupakan analisis beda

k proporsi, atau membandingkan antara proporsi frekuensi aktual/nyata

dengan proporsi frekuensi harapan (expected). Oleh karena itu, untuk

menghitung analisis Chi Square itu masing-masing variabel dikategorikan

lebih dahulu, kemudian dibuat tabulasi silang antarvariabel. Pada setiap sel

tabulasi silang memuat frekuensi nyata dan dapat dihitung untuk masing-

masing sel frekuensi harapan. Dengan membandingkan frekuensi nyata dan

harapan untuk semua sel itu dapat dihitung nilai Chi Square hitung berikut

probabilitas signifikansinya. Adapun formulasi perhitungan Chi Square itu

adalah sebagai berikut:

χ2 = ( )å -

e

ea

f

ff 2

keterangan:

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

χ2 : nilai kai kwadrat hitung

fa : nilai frekuensi aktual/ nyata.

fe : nilai frekuensi harapan.

Nilai fe dihitung dengan rumus: fe ij = n

xnn kjri

fe ij : nilai frekuensi harapan baris ke i kolom ke j.

nri : jumlah barus ke i.

nkj : jumlah kolom ke j.

Apabila dalam menganalisis data itu didapatkan bahwa Uji Chi

Square tidak memenuhi syarat yang berarti analisis Chi Square ini tidak

efektif untuk digunakan, maka dilakukan analisis alternative yaitu uji beda

dua mean dengan Kolmogorov-Smirnov. Uji beda 2 mean Kolmogorov

Smirnov itu adalah uji beda tingkat pengetahuan dan sikap antar tingkat

pendidikan dasar dan menengah yang masing-masing variabel itu cenderung

berdistribusi tidak normal.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Karakteristik Reponden

Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian

imunisasai BCG pada bayi usia 0 – 2 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Kebakkramat I Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Sebelum

sampai pada pengujian hipotesis penelitian itu, terlebih dahulu dilakukan

penjelasan secara deskriptif variabel-variabel penelitian yang meliputi variabel

karakteristik responden maupun variabel utama yang diteliti yaitu tingkat

pendidikan, pengetahuan, dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi BCG

pada bayi usia 0 – 2 bulan.

Variabel-variabel karakteristik responden meliputi umur, pekerjaan,

informasi imunisasi, sumber informasi, keberadaan fasilitas kesehatan, jenis

fasilitas kesehatan, dan ada tidaknya yang mengingatkan kegiatan imunisasi

BCG itu. Variabel karakteristik yang bersifat kuantitatif seperti umur dijelaskan

parameter pokok yaitu rata-rata dan Standar Deviasi variabel itu, sedangkan

deskripsi atas variabel karakteristik yang bersifat kualitatif dijelaskan frekuensi

masing-masing kategori masing-masing karakteristik sampel penelitian.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1. Usia Responden

Umur responden penelitian berada di antara 20 – 35 tahun dengan rata-rata

sebesar 27,58 tahun dan Standar Deviasi sebesar 4,75. Berdasarkan sebaran

data umur tersebut jika disusun dalam tiga kelompok umur maka distribusi

frekuensi umur responden dapat digambarkan proporsi masing-masing

sebagai berikut:

37,78%

33,33%

28,89%

Klp 20 - 25 Klp 26 - 30 Klp 31 - 35

Gambar 4.1. Proporsi Kelompok Umur Responden (Persen)

Umur responden yang paling dominan adalah berada pada kelompok usia

20 – 25 tahun yaitu mencapai 37,78 persen dari total responden. Kemudian

kelompok usia 26 – 30 tahun dengan proporsi 33,33 persen dan sisanya

adalah responden dengan kelompok usia 31 – 35 tahun dengan proporsi

sebesar 28,89 persen.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Pekerjaan

Pekerjaan responden penelitian sebagian besar adalah Tidak Bekerja/Ibu

Rumah Tangga yaitu mencapai proporsi 60 persen dari total responden.

Jenis pekerjaan yang lain dari responden penelitian adalah Pegawai Swasta

yaitu sebesar 37,8 persen dan sisanya sebesar 2,2 persen adalah petani.

Komposisi jenis pekerjaan responden penelitian dapat digambarkan dalam

grafik sebagai berikut:

60,00%

2,22%

37,78%

TB-IRT Petani Peg.Swasta

Gambar 4.2. Proporsi Jenis Pekerjaan Responden (Persen)

3. Informasi tentang Imunisasi

Sebagian besar responden penelitian sudah pernah mendapatkan informasi

tentang adanya imunisasi BCG untuk bayi 0 – 2 bulan. Bahkan hanya

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sebagian kecil responden yang tidak pernah menerima informasi itu yaitu

hanya sebesar 6,7 persen. Jadi 93,3 persen responden sudah pernah

menerima informasi tentang imunisasi BCG itu. Dari 93,3 persen

responden yang pernah mendapatkan informasi tentang imunisasi BCG itu

sebagian besar mendapatkan informasi dari Petugas Kesehatan yaitu

mencapai proporsi 90,48 persen dan sisanya sebesar 9,52 persen

mendapatkan informasi dari membaca media masa cetak seperti koran atau

majalah serta leaflet atau selebaran. Komposisi pernah atau tidaknya

menerima informasi tentang imunisasi BCG dapat digambarkan sebagai

berikut:

6,67%

93,33%

Tdk Pernah Pernah

Gambar 4.3. Pernah atau Belum Mendapatkan Informasi Imunisasi

(Persen)

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

90,48%

9,52%

Petugas Kes Lainnya

Gambar 4.4. Sumber Informasi Imunisasi bagi Responden (Persen)

4. Fasilitas Kesehatan

Sebagian besar responden penelitian menyatakan bahwa di lingkungan

wilayahnya sudah tersedia fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas) Induk, Puskesmas Pembantu (Pustu), Rumah

Bersalin, Poliklinik dan sebagainya, yaitu mencapai 86,7 persen dari total

responden. Sedangkan responden yang menyatakan bahwa di lingkungan

wilayahnya belum ada fasilitas kesehatan hanya sebesar 13,3 persen.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

13,33%

86,67%

Tdk Ada Ada

Gambar 4.5. Fasilitas Kesehatan di Lingkungan Wilayah Responden

(Persen)

Dari sebesar 86,67 persen responden yang menyatakan sudah ada fasilitas

kesehatan di lingkungan wilayahnya itu sebagian besar menyatakan bahwa

fasilitas kesehatan yang dimiliki lingkungan adalah Bidan Praktek,

kemudian Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Rumah Bersalin dan

Poliklinik. Proporsi masing-masing jenis fasilitas kesehatan di lingkungan

masyarakat responden dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

48,72%

10,26%

15,38%

12,82%

12,82%

Bdn Praktek Pustu Pusind

RB Poliklinik

Gambar 4.6. Jenis Fasilitas Kesehatan di Lingkungan Wilayah Responden

(Persen)

Proporsi Bidan Praktek mendominasi jenis-jenis fasilitas kesehatan yang

ada di lingkungan responden yaitu mencapai 48,72 persen, kemudian

Puskesmas Induk sebesar 15,38 persen, Rumah Bersalin dan Poliklinik

masing-masing memiliki proporsi sama yaitu mencapai 12,82 persen dan

sisanya Puskesmas Pembantu sebesar 10,26 persen.

5. Pemberian Peringatan Adanya Imunisasi

Pelayanan imunisasi BCG oleh petugas kesehatan sudah cukup optimal, hal

itu dapat dilihat dari proporsi adanya pemberian peringatan adanya

imunisasi BCG yang sudah mencapai 62,2 persen. Responden yang

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

menyatakan bahwa tidak ada pemberian peringatan tentang adanya

imunisasi hanya sebesar 37,8 persen. Proporsi responden terhadap sudah

atau belum adanya pemberian peringatan tentang imunisasi BCG dapat

digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

37,78%62,22%

Tdk Ada Ada

Gambar 4.7. Pemberian Peringatan Adanya Imunisasi kepada Responden

(Persen)

B. Deskripsi Variabel Penelitian Utama

Variabel penelitian utama terdiri dari tingkat pendidikan sebagai

variabel independen sementara pengetahuan serta sikap ibu tentang imunisasi

BCG bagi bayi usia 0–2 bulan masing-masing sebagai variabel dependen.

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut tentang hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi BCG bagi bayi

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

usia 0 – 2 bulan itu, lebih dahulu dijelaskan secara deskriptif variabel penelitian

utama itu masing-masing berikut diberikan visualisasi grafik untuk komposisi

masing-masing kategori variabel itu.

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan responden penelitian terdiri dari tingkat pendidikan

tamat Sekolah Dasar (SD), tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan

tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Tingkat pendidikan paling dominan

responden penelitian adalah tingkat pendidikan SMA dengan proporsi 42,2

persen, kemudian tingkat pendidikan SMP dengan proporsi 33,3 persen,

dan sisanya sebesar 24,4 persen adalah responden dengan tingkat

pendidikan SD. Gambaran karakteristik pendidikan responden penelitian

itu dapat digambarkan sebagai berikut:

24,44%

33,33%

42,22%

Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Gambar 4.8. Proporsi Tingkat Pendidikan Responden (Persen)

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tingkat pendidikan responden tersebut juga dapat dikelompokkan menjadi

dua tingkat saja yaitu tingkat pendidikan dasar yang terdiri dari tingkat

pendidikan tamat Sekolah Dasar (SD) dan tamat Sekolah Menengah

Pertama (SMP), serta tingkat pendidikan menengah yaitu tingkat

pendidikan tamat SMA. Berdasarkan pengelompokan itu maka responden

Ibu yang memiliki tingkat pendidikan dasar meliputi 57,7 persen dari

seluruh responden dan ibu yang memiliki tingkat pendidikan menengah

meliputi proporsi sebesar 42,23 persen.

2. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi BCG

Ada 20 item pertanyaan dalam kuesioner untuk mengukur variabel

pengetahuan ibu tentang imunisasi BCG. Nilai total penilaian kuantifikasi

variabel pengetahuan berada antara nilai 9 – 19. Apabila dikelompokkan

menjadi 2 bagian maka proporsi masing-masing variabel ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

24,44%

75,56%

Kurang Cukup

Gambar 4.9. Proporsi Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Imunisasi

BCG (Persen)

Nampak bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden (ibu)

terhadap imunisasi BCG bagi anak usia 0 – 2 bulan sudah cukup yaitu

mencapai 75,56 persen; sedangkan sisanya yaitu sebesar 24,44 persen

merupakan proporsi tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi BCG yang

masih kurang dan perlu ditingkatkan.

3. Sikap Ibu terhadap Imunisasi BCG

Variabel sikap ibu terhadap imunisasi BCG diukur dengan mengajukan 15

item pertanyaan yang harus dijawab masing-masing responden. Setelah

dilakukan penilaian terhadap variabel sikap itu ternyata nilainya berkisar

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

antara 47 – 72. Selanjutnya apabila variabel ini dikategorikan dalam dua

kategori yang berbeda maka proporsi masing-masing bagian dapat

digambarkan dalam grafik berikut:

24,44%

75.56%

Krg Setuju Setuju

Gambar 4.10. Proporsi Sikap Ibu terhadap Imunisasi BCG (Persen)

Nampak bahwa sebagian besar sikap responden (ibu) terhadap imunisasi

BCG bagi anak usia 0 – 2 bulan sudah setuju yaitu mencapai 75,56 persen.

Sedangkan sisanya yaitu sebesar 24,44 persen merupakan proporsi sikap

ibu terhadap imunisasi BCG yang masih kurang setuju sehingga hal itu

perlu ditingkatkan.

C. Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan dan Sikap

Dalam rangka membuktikan dua hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini maka dilakukan analisis hubungan antara variabel tingkat

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pendidikan dengan tingkat pengetahuan dan hubungan antara tingkat

pendidikan dengan sikap ibu tentang pemberian imunisasi BCG bagi bayi usia

0–2 bulan. Dalam penelitian ini karena variabel-variabel yang digunakan

merupakan variabel kualitatif dengan skala ordinal, maka langkah awal

dilakukan analisis statistik Chi Square (Chi Kwadrat).

Analisis Chi Square pada hakikatnya adalah perbandingan antara

frekuensi nyata dengan frekuensi harapan, sehingga untuk melakukan analisis

Chi Square ini disusun tabulasi silang (crosstab) antarvariabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian.

1. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu tentang

Imunisasi BCG.

Tabulasi silang antara variabel tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu

tentang imunisasi BCG adalah sebagai berikut:

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.1. Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu

tentang Imunisasi BCG

Pendidikan Pengetahuan

Total Kurang Cukup

Tamat SD Jml

7 15,6

4 8,9

11 24,4 %

Tamat SMP Jml

3 6,7

12 26,7

15 33,3 %

Tamat SMA Jml

1 2,2

18 40,0

19 42,2 %

Total Jml

11 24,4

34 75,6

45 100,0 %

Sumber: Data Primer, 2012, diolah.

Berdasarkan tabulasi silang di atas dapat dijelaskan bahwa responden ibu

yang berpendidikan tamat SD, sebanyak 15,6 persen memiliki tingkat

pengetahuan terhadap imunisasi BCG kurang dan 8,9 persen memiliki

tingkat pengetahuan cukup. Responden ibu yang berpendidikan tamat SMP

yang memiliki tingkat pengetahuan terhadap imunisasi BCG cukup sebesar

26,7 persen dan sebesar 6,7 persen memiliki tingkat pengetahuan kurang.

Untuk ibu yang memiliki tingkat pendidikan tamat SMA sebesar 40,0

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

persen memiliki tingkat pengatahuan cukup dan sebanyak 24,4 persen

memiliki tingkat pengetahuan masih kurang.

Dengan dasar tabulasi silang itu dapat dihitung nilai Chi Square

hitung dengan nilai probabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Chi Square Hubungan Tingkat Pendidikan

dengan Pengetahuan

Keterangan Value df Asymp. Sig.

Pearson Chi-Square 13,094 2 0,001

Likelihood Ratio 12,785 2 0,002

Linier by linier Association

11,725 1 0,001

N of valid cases 45

Sumber: Data Primer 2012, diolah.

Berdasarkan hasil perhitungan Chi Square di atas didapatkan bahwa

analisis Chi Square itu signifikan pada derajat signifikansi sebesar 5

persen. Hal itu dapat diartikan bahwa antara tingkat pendidikan dan

pengetahuan memiliki hubungan yang kuat meyakinkan (signifikan). Ibu

yang memiliki tingkat pendidikan relatif lebih tinggi cenderung memiliki

tingkat pengetahuan tentang imunisasi BCG yang relatif lebih tinggi.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Ibu tentang Imunisasi

BCG.

Tabulasi silang antara variabel tingkat pendidikan dan sikap ibu tentang

imunisasi BCG bagi bayi usia 0 – 2 bulan dapat dijelaskan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.3. Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dengan Sikap Ibu tentang

Imunisasi BCG

Pendidikan Sikap

Total Krg Setuju Setuju

Tamat SD Jml

6 13,3

5 11,1

11 24,4 %

Tamat SMP Jml

2 4,4

13 28.9

15 33,3 %

Tamat SMA Jml

3 6,7

16 35,6

19 42,2 %

Total Jml

11 24,4

34 75,6

45 100,0 %

Sumber: Data Primer, 2012, diolah.

Berdasarkan tabulasi silang di atas dapat dijelaskan bahwa responden ibu

yang berpendidikan tamat SD, sebanyak 13,3 persen mememiliki sikap

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

terhadap imunisasi BCG kurang setuju dan hanya sebesar 11,1 persen

memiliki sikap relatif setuju. Responden ibu yang berpendidikan tamat

SMP yang memiliki sikap terhadap imunisasi BCG setuju sebesar 28,9

persen dan sebesar 4,4 persen memiliki sikap yang cenderung kurang

setuju. Untuk ibu yang memiliki tingkat pendidikan tamat SMA sebesar

35,6 persen memiliki sikap relatif setuju dan hanya sebesar 6,7 persen

memiliki sikap relatif kurang setuju.

Perbedaan proporsi sikap ibu tentang imunisasi BCG untuk bayi

usia 0 – 2 bulan itu untuk setiap tingkatan pendidikan ibu membawa

konsekuensi perhitungan Chi Square yang cenderung lebih besar. Oleh

karena itu berdasarkan data-data dalam tabulasi silang dapat dihitung nilai

Chi Square hitung dengan nilai probabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Chi Kwadrat Hubungan Tingkat Pendidikan

dengan Sikap

Keterangan Value df Asymp. Sig.

Pearson Chi-Square 7,170 2 0,028

Likelihood Ratio 6,541 2 0,038

Linier by linier Association

4,549 1 0,033

N of valid cases 45

Sumber: Data Primer 2012, diolah.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan hasil perhitungan Chi Square di atas didapatkan bahwa

analisis Chi Square itu signifikan pada derajat signifikansi sebesar 5

persen. Hal itu dapat diartikan bahwa antara tingkat pendidikan dan sikap

ibu tentang pemberian imunisasi BCG memiliki hubungan yang kuat

meyakinkan (signifikan). Ibu yang memiliki tingkat pendidikan relatif lebih

tinggi cenderung memiliki sikap setuju dalam peran serta mendukung

pemberian imunisasi BCG sementara ibu yang memiliki tingkat pendidikan

yang relatif lebih rendah memiliki sikap kurang setuju dalam peran serta

mendukung pemberian imunisasi BCG.

Sehubungan dengan hasil dari analisis Chi Square di atas terdapat 3

sel tabulasi silang antara tingkat pendidikan dan pengetahuan maupun

tingkat pendidikan dan sikap yang nilainya kurang dari 5 atau berarti

mencapai proporsi 50 % dari keseluruhan sel yang dibentuk, maka analisis

Chi Square tersebut tidak dapat digunakan secara efektif. Oleh karena itu

dilakukan uji alternative dengan menggunakan uji beda dua mean dengan

Uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian dengan Kolmogorov Smirnov

itu adalah sebagai berikut :

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.5. Tabel Frekueksi Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan frekuensi tabel di atas dapat dijelaskan bahwa

responden ibu berdasarkan tingkat pengetahuan yang berpendidikan dasar

sebanyak 26 responden, sedangkan yang berpendidikan menengah

sebanyak 19 responden. untuk yang berdasarkan sikap responden ibu yang

berpendidikan dasar sebanyak 26 responden dan yang berpendidikan

menengah sebanyak 19 responden.

Perhitungan beda dua mean tingkat pengetahuan dan sikap ibu

terhadap pemberian imunisasi BCG antar tingkat pendidikan yang berbeda

yaitu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dengan Uji Kolmogorov-

Smirnov dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan

pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi BCG sesuai tabel di atas

menunjukkan bahwa analisis Kolmogorov-Smirnov itu signifikan pada

derajat signifikansi 5 persen dengan nilai Z-Kolmogorov-Smirnov = 1,375;

dan p = 0,046. Hal itu dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan mean

tingkat pengetahuan yang signifikan antar tingkat pendidikan dasar dan

menengah. Selanjutnya hasil itu dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan memiliki hubungan dengan pengetahuan dimana Ibu yang

memiliki tingkat pendidikan relatif lebih tinggi cenderung memiliki tingkat

pengetahuan tentang imunisasi BCG yang relatif lebih tinggi pula.

Pada pengujian variabel sikap Ibu terhadap pemberian imunisasi

BCG didapatkan hasil analisis beda dua mean sikap antara tingkat

pendidikan dasar dan menengah yang tidak signifikan pada derajat

signifikansi 5 persen dengan nilai Z-Kolmogorov-Smirnov = 1,167; dan

p=0,131. Hal itu dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan mean

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

sikap Ibu terhadap pemberian imunisasi BCG yang signifikan antar tingkat

pendidikan dasar dan menengah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap

ibu tentang pemberian imunisasi BCG.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Terdapat perbedaan mean pengetahuan ibu tentang pemberian

imunisasi BCG antar tingkat pendidikan dasar dan menengah berbeda

meyakinkan (signifikan) pada derajat signifikan 5 persen dengan nilai

Z-Kolmogorov-Smirnov = 1,375 dan p = 0,046. Hal itu dapat

diartikan bahwa terdapat perbedaan mean tingkat pengetahuan yang

signifikan antar tingkat pendidikan yang berbeda, sehingga hal itu

dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan

dengan pengetahuan dimana. Hubungan dimaksud dapat dijelaskan

bahwa Ibu yang memiliki tingkat pendidikan relatif lebih tinggi

cenderung memiliki tingkat pengetahuan tentang imunisasi BCG yang

relatif lebih tinggi pula atau sebaliknya.

2. Terdapat perbedaan mean sikap ibu tentang pemberian imunisasi BCG

antar tingkat pendidikan dasar dan menengah didapatkan perbedaan

tidak meyakinkan (tidak signifikan) pada derajat signifikansi 5 persen

dengan nilai Z-Kolmogorov-Smirnov = 1,167; dan p = 0,131. Hal

tersebut di atas dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan mean

sikap ibu terhadap pemberian imunisasi BCG yang signifikan antar

tingkat pendidikan dasar dan menengah. Oleh karena itu dapat

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan sikap ibu tentang pemberian imunisasi BCG.

B. Saran

1. Bagi Institusi Kesehatan

Penyebaran informasi tentang pelayanan kesehatan

terutama tentang imunisasi harus ditingkatkan oleh instansi

terkait. Dengan cara mengadakan penyuluhan kesehatan di tiap-

tiap dusun dan kelurahan secara rutin setiap bulannya, terutama

tentang imunisasi, atau membuat selebaran atau booklet untuk

dibagikan kepada masyarakat.

2. Bagi Profesi Bidan

a. Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pemberi pelayanan

kebidanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan

memberi pelayanan yang baik kepada pengguna pelayanan

kebidanan, khususnya dalam memberikan pendidikan

kesehatan tentang pemberian imunisasi BCG pada ibu bayi.

b. Pendekatan kader imunisasi terhadap masyarakat harus

ditingkatkan. kader imunisasi secara aktif mengajak

masyarakat untuk mengimunisasikan anaknya, sehari

sebelum diadakannya imunisasi masyarakat harus

diingatkan, usahakan agar setiap ibu yang memiliki anak bayi

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

mengetahui kapan dan di mana dilaksanakannya imunisasi

khususnya untuk di Poliklinik Keshatan Desa (PKD).

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat mengakses atau menambah

wawasan tentang pentingnya imunisasi BCG dan manfaatnya

melalui buku-buku, tenaga kesehatan maupun dari pengalaman

orang lain yang dapat meningkatkan atau menambah pengetahuan

tentang manfaat pemberian imunisasi BCG sehingga dapat

mencegah timbulnya penyakit Tuberkulosis yang bisa

mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti memberi saran :

a. Desain penelitian menggunakan penelitian eksperimental

dengan pelaksanaan melalui pendidikan kesehatan

masyarakat.

b. Area cakupannya lebih besar lagi, bukan di Puskesmas

Kebakkramat I melainkan diwilayah yang lebih luas.

c. Mengenai teknik sampling sebaiknya menggunkan teknik

random sampling berdasarkan formula yang telah dibakukan

sehingga sample size terpenuhi dengan baik.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

DAFTAR PUSTAKA

Abuya BA et al (2010). Influence of maternal education on child immunization and stunting in kenya. http:// www.springerlink.com /content/j201m676n1025682/ [ di akses 22 Januari 2012] [abstract]

AC Pelizion et al (2010). Neonatal BCG immunization followed by DNAhsp65 boosters: Highly immunogenic but not protective against tuberculosis – a Paradoxical Effect of the vector? Brazil : Department of Microbiology and Immunology, Biosciences Institute, Sao Paulo State University (UNESP)

Ali M (2002). Pengetahuan sikap dan perilaku Ibu bekerja dan tidak bekerja tentang immunisasi. http:// repository.usu.ac.id /bitstream/ 123456789/22315/4/Chapter%20II.pdf [diakses 23 februari 2012]

Alsagaff H dan Mukty HA(eds) (2008). Dasar- dasar ilmu penyakit paru, cetakan ke-5. Surabaya : Airlangga University Press. Hal: 73-129.

Anggraini D (2011). Pengetahuan dan sikap ibu terhadap penerimaan medis operatif wanita sebagai pilahan kontrasepsi di dusun II desa bangun rejo kecamatan tanjung marowa. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27094/4/Chapter%20II.pdf [di akses 23 Januari 2012 ]

Ayubi D (2009). Kontribusi pengetahuan ibu terhadap status imunisasi anak di

tujuh provinsi di indonesia. Jakarta : FKM UI. http://www. balitbangdasumsel.net/data/download/20100414130019.pdf [di akses 23 Februari 2012]

Azwar, Syaifuddin (2003). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Edisi ke-2. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar S. (2008). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta :

Liberty. Hal : 5, 31.

Beaglehole, R. 1997. Dasar-Dasar Epidemiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Depkes RI (2004). Survei prevalensi tuberkulosis tahun 2004. http://www.tbcindonesia.or.id [diakses 23 januari 2012]

Djumransjah HM (2004). Pengantar filsafat pendidikan. Malang: Bayumedia Publishing.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Effendi N (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, Edisi 2. Jakarta : EGC

Gust DA, Strine TW, Maurice E, et al (2004) Underimmunization among

children: effects of vaccine safety concerns on immunization status. Pediatrics. Page: 114:e16–e229.

Kennedy Allison, MPH,Deborah A. Gust, PhD, MPH, Irene Shui, MPH, Philip

J. Smith, PhD, Glen Nowak, PhD, Larry K. Pickering, MD (2005). Parent Attitudes Toward Immunizations and Healthcare Providers : The Role of Information. American Journal of Preventive medecine volume 29, number 2 : Elsevier Inc. Pages : 105-112.

Hamidi (2004). Metode penelitian kualitatif. Aplikasi praktis pembuatan proposal dan laporan penelitian. Malang : UMM Press. Hal: 68

IDI (2008). Arti definisi/pengertian imunisasi, tujuan, manfaat, cara dan jenis imunisasi pada manusia. [diakses 22 januari 2012]

Irmayanti, Meliono (2007). Pengetahuan. http: //id.wikipedia.org/ wiki/ Pengetahuan. [di akses 29 Juli 2012].

Kartasasmita CB dan Basir D (2008). Epidemiologi. Dalam : Rahajoe N.N,

Supriyanto B. dan Setyanto D.B (eds). Buku ajar respirologi anak edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. Hal : 162-164.

Latipun. (2003). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.

Long, B. C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Bandung : Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjadjaran

Lubis CP (2004). Usaha pelayanan kesehatan anak dalam membina keluarga sejahtera. Library.usu.ac.id/download/fk/anak-chairuddin22.pdf [di akses 27 Januari 2012]

Manjunath U,RP Pareek (2003). Maternal knowledge and perceptions aboutthe routine immunization programme--a study in a semiurban area in Rajasthan. Pilani : Management Group, Medical Center, Birla Institute of Technology and Science (BITS) volume 57. Page : 158-163

Meszaros JR, Asch DA, Baron J, Hershey JC, Kunreuther H, Schwartz-Buzaglo J. (1996). Cognitive processes and the decisions of some parents to forego pertussis vaccination for their children. J Clin Epidemiol;49: Page: 697–703.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Mubarak dkk (2007). Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal : 30.

Muchlastriningsih E (2005). Penyakit-penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi di indonesia. Cermin Dunia Kedokteran No.148. Hal:6.

Murdjati (2003). Faktor keluarga yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia satu tahun/balita. Yogyakarta : UGM Press.

Murti,B (2010). Desain dan Ukuran Sampel dalam Penelitian Kesehatan Edisi

ke-2. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nataprawira HMD (2010). Tuberkulosis perinatal bermanifestasi sebagai tuberkulosis milier dan meningitis. http://repository.unpad.ac.id/bitstream/handle/123456789/742/tuberkulosis_perinatal_bermanifestasi.pdf?sequence=1 [di akses 19 januari 2012]

Notoatmodjo S (2003). Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Hal : 37.

___________ (2005). Promosi kesehatan (teori dan aplikasi). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

____________ (2007). Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Hal : 143- 146.

Nufraeni (2003). Status imunisasi BCG dan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya meningitis tuberkulosa. www.repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/6262/ 1/ D0300572.pdf [di akses 20 Januari 2012 ]

Parashar S (2005). Moving beyond the mother-child dyad: Women's education, child immunization, and the importance of context in rural India.http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0277953605000225 [di akses 29 januari 2012]

PDPI (2002). Tuberkulosis : Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.pdf [di akses 16 Juli 2012]

Proverawati A dan Andhini CSD (2010). Imunisasi dan vaksinasi. Yogyakarta : Nuha Offset.

Rakhmawati, Windy (2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Anak Di Kecamatan Ngamprah Kabupaten

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · Alat penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur semua variabel ... setelah penyakit sistem sirkulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Bandung Barat. http://repository.unpad.ac.id/bitstream/handle/123456789/681/faktor_faktor_kejadian_tuberkulosis_pada-anak.pdf?sequence=1 [di akses 14 Juli 2012]

Redaksi Fokus Media (2003). Undang-undang sistem pendidikan nasional. Bandung : Fokus Media Hal : 11-17

Riduwan (2003). Dasar-dasar statistika. Bandung : Afabeta.

Rosmayudi, O (2002). Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis pada Bayi dan Anak. http:// www.depkes.com. [diakses 16 Juli 2012]

Sarah, Mia (2008). Hubungan tingkat sosial ekonomi dan pola asuh dengan status gizi anak balita di wilayah kerja puskesmas pantai cermin kecamatan tanjung pura kabupaten langkat tahun 2008. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16930/4/Chapter%20II.pdf [di akses 29 januari 2012 ] Hal : 3

Siti AD (2011). Stop! Tuberkulosis. Bogor : Cita Insan Madani. Hal : 8-13

Soekanto (2002). Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.

Taufiqurahman MA (2004). Pengantar metodologi penelitian untuk ilmu kesehatan. Klaten: CSGF. Hal : 1-125

_______________ (2008). Pengantar metodologi penelitian untuk ilmu kesehatan. Safei I, Hastuti S, Saddhono K (eds). Surakarta: UNS Press. Hal : 62-3, 101-2.

UUSISDIKNAS (2003). http:// sekolahmusikindonesia. co.id /research/ uusisdiknas.pdf [diakses 18 januari 2012].

Walgito, bimo (2003). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Whaley & Wong’s (1995). Nursing Care of Infant and Children. Fifth Edition.

USA : CV Mosby Company

Widodo T (2009). Metode penelitian kuantitatif. Surakarta : LPP dan UNS Press.