Diet Sehat Dan Sakit

37
Diet Keadaan Sehat dan Sakit Nikmah Utami Dewi, SKM., MSc Februari 2014 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

Transcript of Diet Sehat Dan Sakit

  • Diet Keadaan Sehat dan Sakit

    Nikmah Utami Dewi, SKM., MSc Februari 2014

    Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Outline

    Diet Keadaan Sehat

    Diet Keadaan Sakit

    Standar Makanan Umum Rumah Sakit

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Diet Keadaan Sehat

    Penentuan kebutuhan gizi seseorang

    dalam keadaan sehat dilakukan

    berdasarkan umur, gender, aktivitas fisik

    serta kondisi khusus

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Menentukan Kebutuhan Gizi dalam Keadaan Sehat

    A. Tentukan Kebutuhan Energi - Kebutuhan Energi ditentukan oleh Basal Metabolic Rate

    (BMR) dan aktivitas fisik - Specific Dynamic Action of Food (SDA) dapat diabaikan Cara menentukan AMB

    Rumus Harris Benedict (1919) Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5xTB)- (6,8 xU) Perempuan= 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB)-(4,7 x U)

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Cara Menentukan Kebutuhan Gizi

    Kebutuhan Energi dengan aktivitas fisik Kalikan nilai AMB dengan kelipatan yang sesuai dengan

    aktivitas

    Aktivitas Gender

    Laki-laki Perempuan

    Sangat ringan 1,3 1,3

    Ringan 1,65 1,55

    Sedang 1,76 1,70

    Berat 2,1 2,00

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Cara Menentukan Kebutuhan Gizi

    Perlu diperhatikan!!

    Kebutuhan energi untuk AMB dihitung berdasarkan BB normal/ ideal

    IMT normal???

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Cara Menentukan Kebutuhan Gizi

    B. Tentukan Kebutuhan Protein Lemak dan Karbohidrat

    (Menurut WHO dalam Almatsier 2008)

    Protein : 10-15%

    Lemak : 10-25%

    Karbohidrat : 60-75%

    C. Terjemahkan kebutuhan diatas (kkal) ke dalam gram

    1 gram protein = 4 kkal

    1 gram lemak = 9 kkal

    1 gram karbohidrat = 4 kkal

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Cara Menentukan Kebutuhan Gizi

    D. Kebutuhan Vitamin dan Mineral dapat diambil dari AKG.

    E. Susun Menu dengan menggunakan bantuan daftar bahan penukar, DKBM dan berbagai daftar yang dibutuhkan

    F. Periksa kembali apakah menu yang disusun telah memenuhi kebutuhan karbohidrat, lemak dan protein harian

  • Penggunaan Berbagai Daftar

    1. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

    Suatu daftar yang memuat susunan kandungan zat-zat gizi berbagai jenis

    bahan makanan atau makanan.

    Untuk menghitung jumlah zat gizi bahan makanan dapat dirumuskan:

    KGij = (Bij /100) x Gij x (BDDj /100) (1)

    KGij = kandungan zat gizi i makanan dari bahan makanan j dengan berat

    B gram

    Bij = Berat bahan makanan j (gram)

    Gij = Kandungan zat gizi i dalam 100 gram BDD bahan makanan j

    BDDj = Persen bahan makanan j yang dapat dimakan (% BDD)

    Contoh:

    Hitung kandungan energi dan vitamin C dari sebuah pisang ambon ukuran

    besar yang beratnya 300 gram, bila diketahui kandungan energi dan

    vitamin C pisang ambon dalam 100 gram BDD adalah 99 Kal dan 3 mg.

    Persen BDD dari pisang ambon = 75 %.

  • 2. Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ)

    Untuk menghitung kandungan zat gizi makanan jajanan dapat

    dirumuskan :

    Bj

    KGij = --------- x Gij (2)

    Bjd

    KGij = kandungan zat gizi i makanan jajanan j dengan berat Bj (gram)

    Bj = berat makanan jajanan j yang akan dianalisis (gram)

    Bjd = berat makanan jajanan j yang tercantum dalam DKGJ (gram)

    Gij = Kandungan zat gizi i makanan jajanan j pada tabel DKGJ

    Contoh :

    Seseorang mengkonsumsi kue kelepon sebanyak 6 buah dengan berat

    keseluruhannya 75 gram (12,5 gram per buah). Jumlah protein dan lemak

    yang dikonsumsi dari kue kelepon tersebut adalah:

    KG protein kelepon = 75/50 x 0,6 = 0,9 gram (Tabel 10 No. 38 kolom 5)

    KG lemak kelepon = 75/50 x 2,7 = 4,1 gram (Tabel 10 No. 38 kolom 6)

  • 3. Daftar Konversi Berat Mentah Masak

    Untuk menaksir berat bahan makanan mentah dari makanan olahan (masak)

    atau sebaliknya dapat digunakan rumus :

    BMJ

    FJ = ------------- (3)

    BOj

    BMj = Fj x BOj (4) -- menaksir bahan makanan mentah dari berat masak

    BOj = BMj / Fj (5) -- menaksir berat makanan olahan (masak) dari berat bahan makanan mentah

    Keterangan :

    Fj = faktor konversi berat mentah masak bahan makanan j

    BMj = berat bahan makanan j dalam bentuk mentah

    BOj = berat bahan makanan j dalam bentuk olahan (masak)

    Contoh : Tempe kedele oseng-oseng dengan berat 40 gram, faktor konversi

    berat mentah masak atau F = 1,1. (Tabel 11 No. 223), dimana pada DKBM dan DKGJ tidak tersedia tempe kedele oseng-oseng.

  • Untuk mengetahui kandungan zat gizinya, maka harus diubah menjadi tempe

    mentah terlebih dahulu. Berat tempe mentah kedele yaitu 40 x 1,1 = 4,4 gram

    Selanjutnya untuk menghitung zat gizi digunakan rumus 1 dan Tabel 9

    Golongan II No. 74.

    Contoh lain :

    Hitung kadar protein dari 150 gram daging sapi yang dimasak dengan cara

    rebus !

    Jawab:

    Berat daging = (1,8 x 150) = 270 gram (Tabel 11, No. 66)

    Kadar protein daging = (1,8 x 150/100) x 18,8 x (100/100)

    = 50,8 gram (Tabel 9, Golongan III No. 15).

    4. Daftar Konversi Penyerapan Minyak (DKPM)

    DKPM memuat angka-angka yang menunjukkan persentase minyak yang

    terserap dalam bahan pangan mentah jika pangan tersebut diolah dengan

    menggunakan minyak goreng.

  • Secara umum rumus perhitungannya :

    Mj = ( BKj) / (BMj) x 100 (6)

    BKj = (Mj) x (BMj) / 100 (7)

    Keterangan :

    BKj = berat minyak yang diserap bahan makanan j (gram)

    Mj = faktor konversi penyerapan minyak pada makanan j (persen)

    BMj = berat bahan makanan j dalam bentuk mentah BDD (gram)

    Contoh :

    Dalam penyusunan menu rendah kalori, seseorang yang akan memasak

    Kentang goreng harus menghitung energi dari kentang dan minyak goreng

    Yang akan digunakan. Apabila kentang yang akan digoreng 150 gram (BDD)

    Maka energi yang akan diperoleh dari kentang goreng adalah:

    Minyak yang diserap = (19,9 x 150 / 100) = 29,85 gr (Tabel 12 No. 1)

  • Selanjutnya dengan menggunakan rumus (1), maka dapat dihitung jumlah

    Energi dari kentang goreng, yaitu:

    KG energi kentang goreng = KG energi kentang + KG minyak

    (lihat Tabel 19 Golongan I No. 42 dan Tabel 9 Golongan IX No. 7)

    = (150/100) x 83 x 100/100) + (29,85/100 x 870 x 100/100)

    = 124,5 + 259,7 = 384 Kalori.

    Jadi energi kentang goreng merupakan penjumlahan dari energi kentang

    Energi minyak goreng, yaitu sebesar 384 Kalori.

    5. Daftar Ukuran Rumah Tangga (DURT)

    Adalah satuan jumlah makanan yang dinyatakan berupa peralatan dan

    ukuran yang lazim digunakan di rumah tangga sehari-hari, seperti piring,

    gelas, sendok, mangkok, potong, buah, ikat dsb.

    DURT ini digunakan untuk menaksir jumlah bahan makanan ke dalam gram

    dan volume dalam liter. Mis. 1 sdm gula pasir = 10 gr 1 sdm terigu = 5 gr;

    1 sdm minyak goreng=10 gr; 1 gls nasi = 140 gr = 70 gr beras; dsb.

  • 6. Daftar Bahan Makanan Penukar

    Adalah daftar dari bahan makanan dengan kandungan zat gizi yang relatif

    Sama antara URT dan ukuran berat pada berbagai golongan bahan makanan,

    Sehingga masing-masing bahan makanan tersebut dapat dipertukarkan.

    Contoh. Golongan Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

    Umumnya digunakan sebagai lauk pauk. Satu satuan penukar mengandung

    95 Kalori, 10 gram protein dan 6 gram lemak.

    Bahan makanan Berat (g) URT

    Daging sapi 50 1 ptg sdg

    Daging babi 25 1 ptg kcl

    Daging ayam 50 1 ptg sdg

    Hati sapi 50 1 ptg sdg

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Diet dalam Keadaan Sakit

    Tergantung pada faktor-faktor yang berpengaruh dalam keadaan sehat

    Jenis dan ringannya penyakit

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Energi

    Berubah dalam keadaan sakit Dapat dilakukan dengan cara:

    A. Menghitung kebutuhan energi

    menurut kg berat badan

    B. Menurut persen kenaikan

    kebutuhan di atas Angka

    Metabolisme Basal

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    A. Menghitung kebutuhan energi menurut kg berat badan

    Tabel kebutuhan energi/kg BB rata-rata/orang dewasa

    (Dikembangkan dari AKG yang dianjurkan bagi pasien tanpa stres)

    Kategori

    dan umur

    (tahun)

    Berat Badan

    (kg)

    Tinggi Badan

    (cm)

    Energi Total

    (kkal)

    Energi/kg

    BB (kkal)

    Laki-laki

    20-45 62 165 2800 45

    46-59 62 165 2500 40

    60 62 165 2200 35

    Perempuan

    20-45 54 156 2200 40

    46-59 54 156 2100 39

    60 54 154 1850 34

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Contoh Kasus A

    Seorang pasien berumur 40 tahun sedang berobat jalan,

    memiliki tinggi badan 160 dan berat badan 54 dengan

    penyakit gastroenteritis. Berat badannya normal. Maka

    kebutuhan energinya adalah.?

    Jawab:

    54 x 45 kkal/kg BB=2430 kkal

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    B. Persen kenaikan kebutuhan di atas AMB

    Dengan mengalikan AMB dengan faktor aktivitas dan faktor trauma/stres.

    Rumus:

    Kebutuhan energi =

    AMB x faktor aktivitas x faktor trauma/stres

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Tabel Faktor aktivitas dan faktor trauma atau stres untuk menetapkan

    kebutuhan orang sakit

    No Aktivitas Faktor No Jenis trauma/stress Faktor

    1 Istirahat di tempat

    tidur

    1,2 1 Tidak ada stress, pasien dalam keadaan gizi

    baik

    1,3

    2 Tidak terikat di tempat

    tidur

    1,3 2 Stres ringan: peradangan saluran cerna,

    kanker, bedah elektif, trauma kerangka

    moderat.

    1,4

    3 Stres sedang: sepsis, bedah tulang, luka

    bakar, trauma kerangka mayor.

    1,5

    4 Stres berat: trauma multipel, sepsis, dan

    bedah multisistem.

    1,6

    5 Stres sangat berat: luka kepala berat,

    sindroma penyakit pernafasan akut, luka

    bakar, dan sepsis.

    1,7

    6 Luka bakar sangat berat 2,1

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Contoh Kasus B

    Laki-laki berumur 40 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan

    berat badan 50 kg dirawat dengan demam karena hepatitis

    (ringan) sehingga harus istirahat di tempat tidur. Perhitungan

    kebutuhan energinya adalah.?

    Jawab: Berat Badan ideal?

    (165-100) -10% (-10%)= 52.65 kg 53 kg Faktor aktivitas = 1,2

    Faktor stress = 1,4 (stress ringan)

    Kebutuhan AMB= 1 kkal x 53 kg x 24 jam = 1272 kkal rumus cara cepat Kebutuhan energi total: 1,2 x 1,4 x 1272= 2136 kkal

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Protein

    Normal: 10-15% energi total atau 0,8-1,0 g/kg BB

    Protein minimal mempertahankan keseimbangan nitrogen : 0,4-0,5 g/kg

    BB

    Demam, sepsis, operasi, trauma dan luka dapat meningkatkan katabolisme

    protein

    Sebagian besar pasien yang dirawat butuh 1,0 -1,5 g protein/kg BB

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Lemak

    Normal: 10-25% energi total Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit tergantung sakit (lemak

    sedang atau lemak rendah) Lemak sedang: 15-20% energi total Lemak rendah 10% energi total Modifikasi lemak: Lemak jenuh

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Karbohidrat

    Normal: 60-75% energi total Kebutuhan karbohidrat dalam keadaan sakit

    Karbohidrat yang dianjurkan Misal DM & konstipasi serat tinggi 30-50 g/hari Diare serat rendah

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Mineral dan Vitamin

    Diambil dari AKG Pertimbangkan sifat penyakit,

    simpanan dalam tubuh,

    kehilangan lewat urin,

    interaksi dengan obat-obatan

    Dalam keadaan tertentu butuh suplemen.

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Cairan Orang sehat 1800 -2500 ml/7-10 gelas Penyembuhan jaringan membutuhkan hidrasi jaringan

    yang cukup

    Tambahan cairan u/ mengganti kehilangan cairan karena keringat yang berlebihan, muntah, diare.

    Bila asupan lewat makanan dan minuman tidak mencukupi perlu cairan parental disertai elektron.

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Standar Makanan Umum RS

    Makanan Biasa Makanan Lunak Makanan Saring Makanan Cair

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    A. Makanan Biasa (MB)

    Tujuan Diet Makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan

    mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

    Susunan makanan mengacu pada pola gizi seimbang dan AKG orang dewasa sehat.

    Indikasi pemberian: Diberikan pada pasien yang tidak memerlukan makanan khusus (diet)

    Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    B. Makanan Lunak (ML) Tujuan diet: memberikan makanan dalam

    bentuk lunak, mudah ditelan, dicerna sesuai

    kebutuhan gizi dan keadaan penyakit

    Indikasi pemberian: Diberikan pada pasien sesudah operasi

    tertentu

    Pasien dengan penyakit infeksi, kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi

    Pasien kesulitan mengunyah dan menelan Perpindahan dari makanan saring ke

    makanan biasa

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    C. Makanan Saring (MS) Tujuan diet: Makanan dalam bentuk semipadat

    sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien

    jangka pendek. Proses adaptasi thd bentuk

    makanan lebih padat

    Lebih halus dari makanan lunak Indikasi pemberian: Setelah operasi tertentu Infeksi akut (infeksi saluran cerna) Pasien dengan kesulitan mengunyah dan

    menelan

    Perpindahan makanan cair kental ke makanan lunak

    Untuk jangka waktu pendek (1-3 hari)

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    D. Makanan Cair (MC)

    Makanan konsistensi cair hingga kental Diberikan pada pasien yang mengalami

    gangguan mengunyah, mencerna, menelan

    dan mencerna makanan

    Menurunnya kesadaran, suhu tinggi, mual, muntah , perdarahan saluran cerna, pra dan

    pasca bedah

    Dapat diberikan oral dan parenteral Menurut konsistensi makanan: makanan cair

    jernih, Makanan cair penuh, makanan cair

    kental

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Makanan Cair Jernih (MCJ)

    Pasien sebelum dan sesudah operasi Keadaan mual dan muntah Makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna Nilai gizi rendah hanya sumber karbohidrat Diberikan hanya selama 1-2 hari Porsi kecil dan diberikan sering

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Makanan Cair Penuh (MCP)

    Pasien memiliki masalah mengunyah, menelan, mencerna makanan padat

    Diberikan melalui oral, pipa, enteral Kandungan serat minimal, tidak tembus

    pandang

    Meringankan kerja saluran cerna Berdasarkan masalah pasien: Formula

    bebas laktosa, formula dengan asam

    lemak sedang, formula tanpa susu

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

    Makanan Cair Kental (MCK)

    Kental atau semipadat pada suhu kamar Diberikan pada pasien yang tidak mampu

    mengunyah dan menelan

    Mencegah aspirasi (masuk ke dalam napas) Dapat mempertahankan keseimbangan

    tubuh

    Sup krim jagung, jus sayuran, jus pepaya

  • Bahan Baca

    Almatsier, Sunita. 2008. Penuntun Diet. Gramedia: Jakarta

    Pedoman Menuju Giiz Seimbang (Menentukan Kebutuhan Gizi Keadaan Sehat dan Sakit)

    Standar Makanan Umum RS

  • Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako