Diet Pada Diabetes Mellitus Tipe 2

download Diet Pada Diabetes Mellitus Tipe 2

of 6

Transcript of Diet Pada Diabetes Mellitus Tipe 2

DIET PADA DIABETES MELLITUS TIPE 2

PendahuluanDiabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit endokrin yang paling banyak prevalensinya diperkirakan lebih dari 15 juta penduduk AS menderita diabetes tipe 2 ini, dan angka ini sekitar sepertiga dari jumlah yang belum terdiagnosis. Angka tersebut meningkat per tahunnya sebanyak 6%. Perkembangan diabetes tipe 2 dipengaruhi dengan kuat oleh faktor genetik dan faktor lingkungan, termasuk obesitas, penurunan aktivitas fisik, dan rendahnya tingkat ketahanan fisik.Sekitar 80% penderita diabetes tipe 2 mengalami obesitas. Obesitas merupakan satu hal yang menghambat keberhasilan penanganan diabetes, dengan memperburuk resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi serta menjadi faktor resiko penyakit jantung coroner. Telah dibuktikan bahwa penurunan berat badan sebanyak 10% pada pasien diabetes tipe 2 dengan indeks massa tubuh 30-40 kg/m2 menghasilkan penurunan glukosa puasa 2 hingga 4 mmol/l dan penurunan HbA1C sebanyak 1% serta penurunan dosis obat antibiotik dan insulin.Pada diabetes mellitus tipe 2, jumlah sel pankreas relatif cukup tersedia, tetapi sekresi insulin sebagai respon terhadap glukosa menurun, serta terdapatnya resistensi jaringan perifer terhadap kerja insulin.Dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi perubahan konsep mengenai prinsip penanganan diabetes mellitus tipe 2. Pada dasarnya, telah terjadi perubahan dalam tingat kesadaran msyarakat mengenai diabetes sebagai masalah kesehatan masyarakat seperti halnya perubahan dalam perilaku masyarakat terhadap cara mengatasinya. Berkembangnya obat-obat farmakologis dan teknologi monitoring untuk menangani diabetes memungkinkan untuk menurunkan gluosa darah mendekati batas normal secara aman.Misi dari terapi gizi medik pada diabetes mellitus tipe 2 adalah menghindari penyakit dan faktor resiko kardiovaskular (hipertensi, disliidemia, obesitas) pada populasi ini. Sebagian besar dari populasi ini. Mengalami obesitas, dan penurunan berat badan sangat dianjurkan dan tetap menjadi tujuan yang penting. Diet hipokalori dan penurunan berat badan minimal seringkali menghasilkan penurunan glukosa darah yang drastis pada individu yang baru saja menderita DM tipe 2. Saat ini, terapi gizi medik pada diabetes mellitus tipe 2 harus dijelaskan lebih rinci menjadi penurunan kalori sederhana, penurunan asupan lemak, peningkatan aktivitas fisik, serta penurunan hiperlipidemia dan hipertensi. Peningkatan konsumsi serat larut air dapat memperbaiki kontrol glukosa darah individu dengan diabetes mellitus tipe 2.Diet dan olahraga merupakan modalitas utama dalam terapi diabetes dan telah diakui selama berabad-abad. Para diabetolog saat ini menyetujui bahwa asupan lemak pada diet diabetes terlalu bebas dan perlu dikurangi sebagai usaha utuk mencegah komplikasi vaskular jangka panjang. Saat ini, terapi diet dilakukan berdasarkan mekanisme pengaruh komponen makanan terhadap kontrol metabolik pada diabetes, efek dari berbagai jenis karbohidrat pada terapi, dan peran serta, terutama pada diabetes tipe 2.Prinsip Terapi Diet Pada DiabetesDiabetes memiliki gejala yang heterogen, oleh karena itu tidak ada diet tunggal untuk diabetes. Diet untuk diabetes direncanakan bedasarkan usia, status gizi, tingkat keparahan kelainan metaboliknya, tingkat aktivitas fisik, faktor pendidikan, sosial, budaya, dan ekonomi, serta kehadiran masalah-masalah yang berhubungan dengan diabetes, seperti hiperlipidemia, hipertensi, dan penyakit ginjal.Pada sebagian besar pasien dengan diabetes tipe 2 dan disertai dengan obesitas, tujuan utama terapi diet adalah menurunkan berat badan dengan rencana makan hipokalorik, tetapi mencukupi kebutuhan. Penurunan berat badan yang sedikit saja dapat memperbaiki perbagai aspek dari diabetes tipe 2 (misal, kontrol glukosa, sekresi insulin, kerja insulin) dan memperbaiki hipertensi dan hyperlipidemia yang biasanya menyertai pasien diabetes tipe 2. Hanya saja, keberhasilan jangka panjang dalam mempertahankan berat badan yang lebih rendah seringkali terbatas dan sangat bergantung pada motivasi pasien, keberhasilan mengubah perilaku, dan kontak dengan petugas kesehatan.Kontroversi terjadi pada beberapa komposisi diet, termasuk kandungan karbohidrat, sumber karbohidrat (sederhana atau kompleks), potensial glikemik relatif, karbohidrat dan peran serat pada diet. American Diabetes Association mengajurkan peningkatan komposisi karbohidrat diet mencapai 55% hingga 60% dari total kalori. Pada beberapa situasi, konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi memicu peningkatan kada insulin, peningkatan asupan energy, dan penambahan berat badan.Beberapa faktor mempengaruhi respon glikemik terhadap karbohidrat yaitu komponen nutrisi lain (lemak, protein) pada hidangan campur, keadaan fisik makanan (beras tumbuk dibandingkan dengan beras giling, efek dari cara memasak), kandungan anti-nutrien pada kacang-kacangan (fitat, lektin, saponin, tannin, inhibitor enzim), dan kandungan serat pada makanan. Makanan dengan kandungan serat tinggi seperti kaang-kacangan memiliki indeks glikemik yang rendah karena diabsorpsi lambat oleh saluran pencernaan. Serat kental larut air seperti gom dan pectin menurunkan hiperglikemi postprandial secara signifikan dan dapat menurunkan kadar lipid serum.Relevansi klinis kuantitas dan jenis karbohidrat serta kandungan serat pada makanan dalam penelitian observasi jangka panjang menyatakan bahwa asupan makanan rendah serat dan indeks glikemik tinggi berhubungan dengan peningkatan resiko mengalami diabetes hingga lebih dari dua kali lipat.Secara garis besar rekomendasi diet dan aktivitas untuk diabetes tipe 2 bertujuan:1. Memperbaiki obesitas yang dapat memperburuk resistensi insulin, menurunkan efikasi penurunan glukosa, obat antihipertensi, dan hyperlipidemia, serta merupakan resiko independen dari penyakit makrovaskuler.2. Menurunkan resiko kardiovaskuler, dengan membatasi asupan lemak, kolesterol, natriu, dan alcohol.3. Menghindari hipoglikemi pada pasien yang menggunakan sulfonylurea dengan mengoptimalkan waktu dan komposisi makanan.Lemak Pada Diet Untuk DiabetesDengan meningkatnya proporsi karbohidrat pada diet, lemak makanan dapat dikurangi, dan diet rendah lemak dapat dianjurkan mengingat tingginya prevalensi atherosklerosis pada penderita diabetes. Beberapa penelitian epidemiologis menemukan bahwa pasien diabetes memiliki insidensi penyakit arteri koroner dua hingga empat kali lebih banyak, walaupun dengan kadar kolesteror LDL dalam batas normal. Saat ini, pendekatan diet dengan anjuran asipan lemak sebanyak kurang dari 30% kalori total, dengan jumlah lemak jenuh kurang dari 10% kalori dan asupan kolesterol sebanyak 200-300 mg per hari, merupakan langkah penting untuk mengatasi hiperkolesterolemia sebelum menggunakan terapi dengan obat.Asam lemak tak jenuh -3 yang terdapat pada ikan (EPA, DHA) memiliki efek protektif terhadap aterotrombosis. Efek tersebut meliputi efek terhadap prostaglandin, agregasi trombosis, pembentukan nitrit oksida oleh endotel, dan pada pembentukan sitokin, growth factor, dan VLDL. Hal tersebut dapat menjelaskan hubungan antara konsumsi ikan dan penurunan mortalitas penyakit arteri koroner pada penelitian epidemiologis.Untuk pasien dengan kadar trigliserida lebih dari 1000 mg/dL yang disebabkan oleh akumulasi kilomikron, penurunan asupan lemak (