Diet Gastritis

19
Soal Kasus Seorang pasien wanita dengan usia 45 tahun, TB 156 cm, dan BB 57 kg, MRS dengan keluhan muntah, mual, dan sulit menelan. Pasien juga sering mengeluh nyeri di uluhati, mual, dan kembung terutama sejak 2 bulan terakhir. Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit maag sejak 4 tahun yang lalu dan mempunyai kebiasaan minum jamu yang diracik sendiri (kunyit, kencur) pada saat sebelum keluhan dating hingga sekaran. Pasien merupakan seorang IRT. Diagnosa sementara adalah Gastritis Akut. Hasil recall : Makan pagi Nasi (150 gr), telur asin (1 butir), tahu goreng (50 gr) Selingan Pisang goreng (100 gr), jamu beras kencur (150 ml) Makan siang Nasi (100 gr), ikan mas goreng (50 gr), tempe goreng (50 gr), sayur asem (50 gr) Selingan Martabak telur (100 gr), jamu lempuyang (150 ml) Makan malam

description

Diet Lambung

Transcript of Diet Gastritis

Soal KasusSeorang pasien wanita dengan usia 45 tahun, TB 156 cm, dan BB 57 kg, MRS dengan keluhan muntah, mual, dan sulit menelan. Pasien juga sering mengeluh nyeri di uluhati, mual, dan kembung terutama sejak 2 bulan terakhir. Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit maag sejak 4 tahun yang lalu dan mempunyai kebiasaan minum jamu yang diracik sendiri (kunyit, kencur) pada saat sebelum keluhan dating hingga sekaran. Pasien merupakan seorang IRT. Diagnosa sementara adalah Gastritis Akut.Hasil recall :Makan pagi Nasi (150 gr), telur asin (1 butir), tahu goreng (50 gr)Selingan Pisang goreng (100 gr), jamu beras kencur (150 ml)Makan siang Nasi (100 gr), ikan mas goreng (50 gr), tempe goreng (50 gr), sayur asem (50 gr)Selingan Martabak telur (100 gr), jamu lempuyang (150 ml)Makan malam Nasi (100 gr), soto babat (150 gr), kerupuk udang (20 gr), tempe goreng (50 gr)

Pemeriksaan fisikKesadaran : Compos mentisTekanan darah : 140/180 mmHgSuhu : 36,8o CHasil laboratoriumLeukosit : 10.700/uL (5000-10.000/uL) Pengkajian GiziData terkait giziStandar pembanding/Nilai normalMasalah

Antropometri : BB= 57 kg TB= 156 cmIMT normal=18,5-25BBI= 50,4 kgBB Normal IMT=23,42 (normal)

Biokimia : Leukosit : 10.700/uL Leukosit : 5000- 10.000/uL Perubahan nilai lab ditandai leukosit > 10.000/uL

Fisik/Klinis : Muntah, mual, dan sulit menelan. Mengeluh nyeri di uluhati, mual, dan kembung terutama sejak 2 bulan terakhir Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 140/80 mmHg Suhu : 36,8o C Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu : 36,5oC 37,5oC

Gastritis kronis Disfagia Tekanan darah > 120/80 mmHg

Diet/Riwayat Gizi : Energi : 1857,1 kkal Protein : 58,8 gr Karbohidrat : 201,4 gr Lemak : 92,9 gr Dari hasil recall didapat kalau pasien suka makan makanan yang digoreng Pasien mempunyai kebiasaan minum jamu yang diracik sendiri (kunyit, kencur) Energi : 1896,18 kkal Protein : 71,12 gr Lemak : 31,6 gr Karbohidrat : 331,83 gr

Kelebihan lemak : 293,98% Prilaku makan salah, pemilihan makanan kurang tepat

Riwayat Individu : Pasien mempunyai riwayat penyakit maag sejak 4 tahun yang lalu. Pasien merupakan IRT Aktifitas ringan

Diagnosa GiziNoProblemEtiologi/Akar MasalahTanda/Gejala

1Perubahan nilai lab terkait giziVariasi jenis makanan kurangLeukosit : 10.700/uL

2Gangguan fungsi gastrointestinalKebiasaan mengkonsumsi makanan yang spesifik (jamu)Nyeri di uluhati, mual, dan kembung

3Prilaku makan kurang tepatPengetahuan kurang karena belum pernah mendapat penyuluhan Prilaku makan yang kurang tepat misalnya suka mengkonsumsi gorengan dan jamu.

Intervensi GiziNoDiagnosis GiziIntervensi

1ProblemPerubahan nilai labTujuan : Menurunkan kadar Leukosit

EtiologiVariasi jenis makanan kurang dan proses patologi penyakitCara : Mengurangi mengkonsumsi gorengan, meningkatkan konsumsi buah dan sayur dan meningkatkan variasi makan sesuai dengan gizi seimbang

Sign/SimptomLeukosit : 10.700/uLTarget : Leukosit : 5000- 10.000/uL

2ProblemGangguan fungsi gastrointestinalTujuan : Menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan dan menghilangkan disfagia

EtiologiKebiasaan mengkonsumsi makanan yang spesifik (jamu)Cara : Memberikan makanan dalam bentuk saring dan cairan yang secukupnya, mengurangi kebiasaan minum jamu yang diracik sendiri, menghindari makan makanan yang bersifat asam

Sign/Simptom Nyeri di uluhati, mual, dan kembungTarget : Fungsi fisiologis tubuh menjadi normal kembali (tidak terjadi disfagia) dan mengurangi timbulnya rasa mual dan perut kembung

3ProblemPengetahuan kurang tentang makanan dan zat giziTujuan : Perbaikan pola makan

EtiologiBelum pernah mendapat penyuluhanCara : Pemberian penyuluhan dan edukasi secara intensif

Sign/SimptomPrilaku makan salah Target : Sehingga mengikuti pola makan yang benar

Preskrepsi DietJenis diet : Diet Lambung ITujuan diet : Tujuan Diet Penyakit Lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. Syarat diet:1. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total yang diingatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap5. Cairan cukup terutama bila ada muntah6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan)7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umunya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak8. Makan secara perlahan di ingkungan yang tenang9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48n jam untuk memberi istirahat pada lambung.Bentuk : Makanan SaringJalur pemberian : OralFrekuensi: 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selinganNilai gizi: Energi= 655 + (9,6 x BBI) + (1,85 x TB) (4,7 x Umur)= 655+ (9,6 x 50,4) + (1,85 x 156) (4,7 x 45)= 1215,5 kkalFA= 1,3 (ambulansi)FS= 1,2 (ringan) TEE= BEE x FA x FS= 1215,5 x 1,3 x 1,2 = 1896,18 kkal Protein= 15% x 1896,18 kkal= 284,43 gram / 4= 71,12 gram Lemak= 15% x 1896,18 kkal= 284,43 gram / 9= 31,6 gram Karbohidrat= 70% x 1896,18 kkal= 1327,33 gram / 4= 331,83 gram

Edukasi GiziTujuan : Meningkatkan pemahaman tentang penyakit gastritis serta dietnya dan perubahan prilaku makan pada pasienKonten Materi :Pengertian GastritisGastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain.Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005: 422), gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.Dari defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gastritis.Gastritis berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis dapat hanya superficial atau dapat menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung, dan pada kasus-kasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung sendiri.Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas, distribusi anatomi, dan kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Harus diingat, bahwa walaupun dilakukan pembagian menjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan. Gastritis kronik bukan merupakan kelanjutan gastritis akut.Penyebab GastritisPenyebab yang dapat mengakibatkan gastritis antara lain :1. Infeksi bakteri.Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan perlindungan dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerusObat analgesic anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.3. Penggunaan alkohol secara berlebihan.Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.4. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan perdarahan dan gastritis.5. Stres fisikStres fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta perdarahan pada lambung.6. Kelainan autoimmuneAutoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorpsi vitamin B12). Kekurangan B12 akhirnya dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.7. Crohns disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohns disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala gastritis.8. Radiasi dan kemoterapi.Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar penghasil asam lambung.9. Penyakit bile refluk.Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

Jenis GastritisA. Gastritis AkutTukak beban atau tukak seres merupakan suatu reaksi selintas pada permukaan mukosa lambung oleh akibat iritasi. Pada gastritis ini biasanya ada tukak multiple yang kecil Gastritis akut tedapat 2 bentuk reaksia. Gastritis akut tanpa pendarahanb. Gastritis dengan pendarahan (gastritis hemoragik atau gastritis erosive)B. Gastritis Kronika. Gastritis kronik autoimun terjadi karena terbentuknya atibodi terhadap sel parientalb. Gastritis kronik autoimun dan aklorhidra dapat berubah menjadi karsinoma lambungGejala GastritisGejala penyakit ini bervariasi pada setiap individu. Gejala yang paling umum termasuk : Nyeri perut Mual Muntah Gangguan pencernaan Perut kembung Kehilangan nafsu makan Tinja berwarna hitam Berat badan menurunOrang mungkin juga mengalami rasa seperti panas di perut di malam hari atau saat makan. Gastritis akut dapat menyebabkan mual dan rasa tidak nyaman di perut, sedangkan, gastritis kronis dapat menyebabkan rasa sakit ringan bersama dengan perasaan kenyang, malas makan, atau kehilangan nafsu makan. Dalam kasus yang jarang terjadi, gastritis dapat menyebabkan pendarahan internal di perut, dan akhirnya pasien mungkin mulai muntah darah atau mengeluarkan tinja berwarna hitam. Ada dapat kasus dimana gejala awal seperti sakit tanpa sebab, sampai korban mengalami komplikasi yang lebih parah seperti pendarahan internal. Masalah ini, paling sering, diperhatikan pada orang dewasa.Jenis Diet1. Diet lambung IDiberikan kepada pasien Gastritis Akut, Ulkus peptikum, Pasca pendarahan, dan Tifus abdominalis berat. Bentuk makanan yang diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari diet pasca hematemesis melena atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energy, zat besi, tiamin, dan vitamin C.2. Diet lambung IIDiberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.3. Diet lambung IIIDiberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hamper sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan zat lain.

Monitoring dan EvaluasiParameterTarget/ TujuanCapaian/Hasil MonitoringEvaluasiTindak lanjut

TglTglTgl

Hasil labLeukosit : 10.700/uLLeukosit : 10.400/uLLeukosit : 10.100/uLLeukosit : 10.000/uLKadar leukosit sudah sesuai targetMempertahankan kadar leukosit agar tetap normal dan tetep melakukan konseling gizi

KlinisPemulihan fungsi gastrointestinalMual, muntah, sulit menelan, nyeri di uluhati, dan kembungMual, muntah, dan nyeri di uluhatiMualFungsi gastrointestinal sudah mengalami pemulihan, namun masih perlu ditingkatkanApabila belum mencapai target perlu dilakukan konseling gizi

Pengetahuan kurang tentang makanan dan zat giziMeningkatkan pemahaman tentang diet dan prilaku makanPasien dan keluarga mulai mengerti akan pemahaman tentang diet dan prilaku makan Memberikan pengertian tentang makanan dan pemahaman diet pada pasien dan keluarga ke tahap yang lebih lanjut

LAMPIRAN

Perbandingan Kebutuhan Energi:1. Harris Bennedicta. Energi: 1896,87 kkalb. Protein: 71,12 gramc. Lemak: 31,61 gramd. Karbohidrat: 331,83 gram

2. De Boisa. Energi: 1499,1 kkalb. Protein: 56,22 gramc. Lemak: 41,64 gramd. Karbohidrat: 224,87 gram

3. Food Recalla. Energi : 1857,1 kkalb. Protein : 58,8 gram c. Karbohidrat : 201,4 gramd. Lemak : 92,9 gram