Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat...

11

Click here to load reader

Transcript of Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat...

Page 1: Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat Sampai Mencair Dan Bertambahnya Frekuensi Buang Air Besar Dari Biasanya 3 Kali Atau

*

** E-Coli

merupakan bakteri yang pada umumnya hidup di dalam usus besar manusia, kebanyakan dari bakteri E. Coli tidak berbahaya bahkan keberadaannya bisa dibilang menguntungkan.

Perlu diketahui bahwa dalam tinja atau feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

ManfaatBakteri E. Coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain dari E. Coli adalah membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makan. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan vitamin K bisa membantu menghentikannya.

BahayaDalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. Coli sampai masuk ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing [ISK], umumnya terjadi pada perilaku sek yang salah [anal sek] juga resiko tinggi bagi wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar tepatnya ketika membersihkan anus setelah BAB [Buang Air Besar] untuk itu arahkan air juga tangan ke arah belakang saat membersihkan anus jangan ke depan agar tidak mengkontaminasi saluran kencing.

** Diare adalah sindrome penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari.

**Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja). Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi proses encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.

Faktor Umur BalitaSebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.

Page 2: Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat Sampai Mencair Dan Bertambahnya Frekuensi Buang Air Besar Dari Biasanya 3 Kali Atau

*

Faktor Makanan/minuman yang dikonsumsi

Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan ke mulut dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur.

Bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan:

Bakteri : Etamuba coli, salmonella, sigella

Virus : Enterovirus, rota virus.

Parasit : Cacing (Ascaris, Trichuris) Jamur (Candida albikan).

Faktor terhadap Laktosa (Susu kaleng)

Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diarelebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. Dalam ASI mangandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V. Cholerae

pada umur 3 tahun yang disebut diareadalah jika volume tinja lebih dari 200g/24 jam

Patogenesis diare yang disebabkan oleh virus adalah :

Virus masuk melalui makanan & minuman ke tubuhà masuk ke sel epitel usus halusà terjadi infeksià sel-sel epitel yang rusak digantikan oleh enterosit (tapi belum matang sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik)à villi mengalami atrofi & tidak dapat mengabsorbsi cairan & makanan dengan baikà meningkatkan tekanan koloid osmotik ususà hiperperistaltik ususà cairan& makanan yang tidak terserap terdorong keluar. Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh virus diantaranya adalah : diare akut, demam, nyeri perut, dehidrasi (Setiawan, 2007; Hiswani, 2003)

Pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas mekanisme inflamatory, non inflammatory, dan penetrating.

Page 3: Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat Sampai Mencair Dan Bertambahnya Frekuensi Buang Air Besar Dari Biasanya 3 Kali Atau

*

Inflamatory diarrhea

akibat proses invasi dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis umumnya adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin, secara makroskopis ditemukan lendir dan/ atau darah, secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear.

Non inflamatory diarrhea

kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal. Proses diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebab seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.

Penetrating diarrhea

lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare. Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear. Mikroorganisme penyebab biasanya S. thypi, S. parathypi A, B, S. enteritidis, S. cholerasuis, Y. enterocolitidea, dan C. fetus.

(Zein, 2004).

Entamoeba hystolitica

Infeksi terjadi karena tertelannya kista dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja. Kista yang tertelan mengeluarkan trofozoit dalam usus besar dan memasuki submukosa (Chandrasoma dan Taylor, 2006).

Patogenesis dan patologi. Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan. Amebiasis dapat berlangsung tanpa gejala (asimptomatik). Gejala bervariasi, mulai rasa tidak enak di perut hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah disertai tenesmus.

Diagnosis. Selain menilai gejala dan tanda, diagnosis amebiasis yang akurat membutuhkan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk trofozoit dan kista. Metode yang paling disukai adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen dengan trichom stain. Untuk screening cukup menggunakan sediaan basah dengan bahan saline dan diwarnai lugol agar terlihat lebih jelas. Selain tinja, spesimen yang dapt diperiksa berasal dari enema, aspirat, dan biopsi (Hemma, 2006).

Penatalaksanaan. Sering digunakan kombinasi obat untuk meningkatkan hasil pengobatan. Walaupun tanpa keluhan dan gejala klinis, sebaiknya diobati, karena amoeba yang hidup sebagai komensal di dalam lumen usus besar, sewaktu-waktu dapat menjadi patogen.

Trichuris trichiura

Page 4: Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat Sampai Mencair Dan Bertambahnya Frekuensi Buang Air Besar Dari Biasanya 3 Kali Atau

*

Disebut juga cacing cambuk dan menimbulkan penyakit trikuriasis. Patogenesis dan patologi. terutama hidup di sekum. Pada infeksi berat, terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan rektum, kadang terlihat di mukosa rektum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada saat defekasi. Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat perlekatannya dapat terjadi perdarahan. Di samping itu, ternyata cacing ini menghisap darah, sehingga menyebabkan anemia.

Diagnosis. Dibuat dengan menemukan telur di dalam tinja.

Penatalaksanaan. Dengan menggunakan mebendazol, albendazol dan oksantel pamoat, infeksi cacing Trichuris dapat diobati dengan hasil yang cukup baik (Margono, 1998)

C. Patogenesis dan Patofisiologi

Reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas, yang terdapat di kulit dan jaringan lain. Rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis rangsangan, yaitu rangsang nyeri mekanis, suhu, dan kimiawi. Pada umumnya, nyeri cepat diperoleh melalui rangsangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lambat dapat diperoleh dari ketiganya. Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi adalah bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam asetilkolin, dan enzim proteolitik. Selain itu, prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri tetapi tidak secara langsung merangsangnya. Satu zat kimia yang terlihat mengakibatkan rasa nyeri lebih hebat daripada yang lain adalah bradikinin. Intensitas rasa nyeri juga berhubungan erat dengan kecepatan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh pengaruh lain selain panas (diatas 45°C), seperti infeksi bakteri, iskemia jaringan, kontusio jaringan, dan lain sebagainya (Guyton dan Hall, 2007).

Diagnosis alergi susu sapi adalah suatu diagnosis klinis berupa anamnesis yang cermat, mengamati tanda atopi pada pemeriksaan fisis, pemeriksaan imunoglobulin E total dan spesifik susu sapi.

Untuk memastikan alergi susu sapi harus menggunakan provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC yang menjadi gold standard atau baku emas. Namun cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit. Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy Clinic  melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.

Anamnesis atau mengetahui riwayat gejala dilihat dari jangka waktu timbulnya gejala setelah minum susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi. Harus diketahui riwayat pemberian makanan lainnya termasuk diet ibu saat pemberian ASI dan pemberian makanan pendamping lainnya. Harus diketahui juga gejala alergi asma, rinitis alergi, dermatitis atopik, urtikaria, alergi makanan, dan alergi obat pada keluarga (orang tua, saudara, kakek, nenek dari orang tua), dan pasien sendiri.

Gejala klinis pada kulit seperti urtikaria, dermatitis atopik, ras. Saluran napas: batuk berulang terutama pada malam hari, setelah latihan asma, rinitis alergi. Gangguan saluran

Page 5: Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat Sampai Mencair Dan Bertambahnya Frekuensi Buang Air Besar Dari Biasanya 3 Kali Atau

*

cerna, muntah, diare, kolik dan obstipasi. Pemeriksaan fisik yang mungkin didapatkan hádala ada kulit tampak kekeringan kulit, urtikaria, dermatitis atopik allergic shiner’s, Siemen grease, geographic tongue, mukosa hidung pucat, dan wheezing (mengi).

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensidefekasi labih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja(menjadi cair) dengan /tanpa darah dan/atau lendir.

-D ia r e ak u t : d i a r e yan g t e r j ad i s ec a r a men da dak pada bay i dan an ak yang sebelumnya sehat

- Diare kronik : diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih dengankehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure tothrive) selama masa diare tersebutDiare kronik sering juga dibagi-bagi lagi jadi :a.Diare persisten : diare yang disebabkan oleh infeksib.Protracted diare : diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu dengantinja cair dan frekuensi 4 x atau lebih per haric.Diare intraktabel : diare yang timbul berulang kali dalam waktu yangsingkat (misalnya 1 – 3 bulan)d.Prolonged diare : diare yang berlangsung lebih dari 7 harie .Chr om ic non spe c i f i c d i a r r he a : d i a r e yang be r l an gsu ng l eb i h da r i 3 minggu tetapi tidak disertai gangguan pertumbuhan dan tidak ada tanda-tanda infeksi maupun malabssorpsi

**Daya pe r t ahanan t ubuh non imuno log ik

a . F l o r a u s u s Bakteri yang terdapat dalam usus normal (flora usus normal), dapatmencegah pertumbuhan yang berlebihan dari kuman patogen yangsecara potensial dapat menyebabkan penyakit.S e j a k l a h i r u s u s s u d a h d i h u n i o l e h b e r m a c a m -m a c a m mikroorganisme yang merupakan flora usus normal. Penggunaanantibiotika dalam jangka panjang dapat menganggu keseimbanganf lo r a u sus , menyebabkan pe r t umbuhan yang be r l eb ihan da r i kuman-kuman non pa togen yang mungk in j uga t e l ah r e s s t en terhadap antibiotika.Pertumbuhan kuman-kuman patogen dalam usus akan dihambar karena adanya persaingan dengan flora usus normalHal ini terjadi karena adanya kompetisi terhadap substrat yangmempengaruhi pertumbuhan kuman yang optimal (pH menurun,daya oksidasi-reduksi menurun dsb) atau karena terbentuknya zatanti bakteri terhadap kuman patogen yang disebut Colicines

b. S e k r e s i u s u s Mucin (glikoprotein dalam usus) dari kelenjar ludah penting untukmencegah pelekatan kuman-kuman streptokokus, staflokokus danlaktobasilus pada mukosa mulut sehingga pertumbuhan kumante r s ebu t dap a t d ih am ba t dan dengan s end i r i nya mengu ra ng i  jumlah mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung.Mucin serupa terdapat pula dalam mukus yang dikeluarkan oplehs e l e p i t e l u s u s a t a u d i s e k r e s i o l e h u s u s s e c a r a k o m p e t i t i f   mencegah melekatnya dan berkembangbiaknya mikroorganismepada epitel usus. Selain itu mucin juga dapat mencegah penetrasizat-zat toksis seperti alergen, enterotoksin dan lain-lain.c . P e r t a h a n a n l a m b u n g Asam lambung dan pepsin mempunyai peranan penting sebagaipenahan masuknya mikroorganisme,

Page 6: Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat Sampai Mencair Dan Bertambahnya Frekuensi Buang Air Besar Dari Biasanya 3 Kali Atau

*

toksin dan antigen ke dalamususd . G e r a k p e r i s t a l t i k Gerak peristaltik merupakan suatu hal yang sangat penting dalamusaha mencegah perkembangbiakan bakteri dalam usus, dan jugaikut mempercepat pengeluaran bakteri bersama tinja. Hal in terlihatbila karena sesuatu sebab gerak peristaltik terganggu (operasi,p e n y a k i t , k e l a i n a n b a w a a n d a n s e b a g a n y a ) , s e h i n g g a menimbulkan stagnasi isi usus

Diare pada Anak, Bagaimana Menanganinya ?

Diare merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Diperkirakan, anak berumur di bawah lima tahun mengalami 203 episode diare per tahunnya dan empat juta anak meninggal di seluruh dunia akibat diare dan malanutrisi. Kematian akibat diare umumnya disebabkan dehidrasi (kehilangan cairan). Lebih kurang 10% episode diare disertai dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit tubuh secara berlebihan. Bayi dan anak kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar.

Karena itu, penanganan awal sangat penting pada anak dengan diare adalah mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan rehidrasi) baik yang diberikan secara oral (diminumkan) maupun parenteral (melalui infus) telah berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare.

Oralit merupakan cairan rehidrasi oral (CRO) yang mengandung elektrolit (Na, K, CI, HC03) dan glukosa telah terbukti dapat mengganti kehilangan cairan saluran secara efektif dan memberikan dehidrasi. Saat ini telah banyak cairan rehidrasi oral di pasaran dengan berbagai nama.

Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting dalam serangkaian penanganan diare pada anak, terutama dalam hal penentuan derajat dehidrasi. Kita mengenal 3 status dehidrasi pada seorang anak yang mengalami diare, yaitu: (1) tanpa dehidrasi, (2) dehidrasi ringan-sedang, dan (3) dehidrasi berat. Tetapi cairan yang diberikan pun disesuaikan dengan derajat dehidrasi yang ada.

Pada keadaan tanpa dehidrasi, secara klinis anak masih terlihat aktif dan buang air kecil masih berlangsung normal. Pada keadaan ini tidak perlu membatasi pemberian makanan dan minuman termasuk susu formula. ASI diteruskan pemberiannya.

Untuk mencegah dehidrasi dapat diberikan CRO sebanyak 5-10 cc/kg BB setiap buang air besar dengan tinja cair. Pada bayi, oralit dapat diberikan dengan cara berselang-selang dengan cairan yang tidak mengandung kadar Na seperti air putih atau ASI.

Rehidrasi dengan menggunakan clear fliud (air putih, cairan rumah tangga, sari buah, dsb) akan memberikan hasil tidak optimal. Karena, kandungan natriumnya kurang. Sebaiknya, pemberian jus buah dan coal dapat memperbesar keadaan diare, karena mengandung osmolaritas tinggi di

Page 7: Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat Sampai Mencair Dan Bertambahnya Frekuensi Buang Air Besar Dari Biasanya 3 Kali Atau

*

samping kadar Na yang rendah.

Dehidrasi ringan-sedang

Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, anak terlihat gelisah, rewel, sangat haus, dan buang air kecil mulai berkurang. Mata agak cekung, tidak ada air mata, turgor (kekenyalan kulit) menurun, dan mulut kering. Rehidrasi dilaksanakan dengan memberikan CRO sebanyak 75ml/kg BB yang diberikan dalam 3-4 jam.

Apabila telah tercapai rehidrasi dapat segera diberikan makan dan minum, ASI diteruskan, pemberian CRO rumatan (5-10 ml/kg BB) setiap buang air besar cair. Minuman, seperti cola, gingerale, aple juice, dan minuman olah raga sports drink umumnya mengandung kadar Na yang rendah sehingga tidak dapat mengganti kehilangan elektrolit yang telah terjadi.

Makanan tidak perlu dibatasi, karena meneruskan pemberian makanan (early feeding) akan mempercepat penyembuhan. Bila disertai muntah, CRO dapat diberikan secara bertahap; 1 atau 2 sendok teh setiap 1 atau 2 menit dengan peningkatan jumlah sesuai dengan kemajuan daya terima anak. Tindakan ini perlu di bawah pengawasan, sehingga dapat dilaksanakan pada suatu ruang observasi yang dikenal dengan ruang Upaya Rehidrasi Oral atau Ruang Rawat Sehari.

Pada akhir jam ke 3-4, pasien dapat dipulangkan untuk mendapat terapi rumatannya di rumah, atau tetap diobservasi untuk mendapat terapi lebih lanjut bila dehidrasi masih berlangsung. Suatu hal yang paling penting sebelum memulangkan pasien adalah orangtua  harus paham betul dalam menyiapkan dan memberikan CRO dengan benar. Seorang anak tidak boleh hanya diberikan CRO saja selama lebih dari 24 jam. Early feeding harus segera diberikan. Makanan sehari-hari dapat dicapai secara bertahap dalam 24 jam. Memuaskan anak yang menderita diare hanya akan memperpanjang durasi diarenya.

Dehidrasi berat

Pada dehidrasi berat, selain tanda klinis pada dehidrasi ringan-sedang, juga terlihat kesadaran anak menurun, lemas, malas minum, mata sangat cekung, mulut sangat kering, pola napas yang sangat cepat dan dalam, denyut nadi cepat, dan kekenyalan kulit sangat menurun. Pada keadaan ini, anak harus segera dirawat untuk mendapat terapi rehidrasi parenteral (malalui infus).

Pemberian susu formula khusus pada bayi diare hanya pada kasus yang terindikasi. Pemberian susu yang mengandung rendah atau bebas laktosa hanya diberikan kepada anak yang secara klinis jelas memperlihatkan gejala intoleransi laktosa (tidak dapat mencerna laktosa yang terdapat di dalam susu).

Sebagian besar diare pada anak terutama pada bayi disebabkan oleh virus, karena itu antibiotik pada bayi dengan diare hanya diberikan pada kasus tertentu saja. Pemberian obat antidine yang banyak beredar saat ini meskipun dari beberapa laporan memperlihatkan hasil yang baik dalam hal lama dan frekuensi diare. Tetapi, hal ini belum dimasukkan ke dalam rekomendasi penanganan diare pada anak.

Page 8: Diare Adalah Sindrome Penyakit Yang Ditandai Dengan Perubahan Bentuk Dan Konsistensi Tinja Melambat Sampai Mencair Dan Bertambahnya Frekuensi Buang Air Besar Dari Biasanya 3 Kali Atau

*

Secara singkat, pemahaman gejala dehidrasi dan penanganan yang benar merupakan kunci keberhasilan terapi anak dengan diare.