diare

11
DIARE Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk diIndonesia, dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak,terutama usia dibawah 5 tahun. Selain itu diare juga menjadi masalah kesehatan yang palingumum bagi para pelancong dari negara-begara industry yang menguunjungi daerah-daerah berkembang, terutama di daerah tropis. Perkiraan konservatif menempatkan angka kematianglobal dari penyakit diare sekitar dua juta kematian pertahun (1,7 juta- 2,5 juta kematian),merupakan peringkat ketiga diantara semua penyebab kematian penyakit menular di seluruhdunia. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan diIndonesia hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebabkematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%. Dari daftar urutan penyebabkunjungan Puskesmas/ Balai pengobatan, hamper selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebabutama ke puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderitadiare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalahanak dibawah umur 5 tahun (+ 40 juta kematian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalamilebih dari satu kalo kejadian diare. Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh dalam

description

maklah

Transcript of diare

Page 1: diare

DIAREDiare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk

diIndonesia, dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada

anak,terutama usia dibawah 5 tahun. Selain itu diare juga menjadi masalah kesehatan yang

palingumum bagi para pelancong dari negara-begara industry yang menguunjungi daerah-daerah

berkembang, terutama di daerah tropis. Perkiraan konservatif menempatkan angka

kematianglobal dari penyakit diare sekitar dua juta kematian pertahun (1,7 juta-2,5 juta

kematian),merupakan peringkat ketiga diantara semua penyebab kematian penyakit menular di

seluruhdunia. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan

diIndonesia hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian

bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun

penyebabkematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.

Dari daftar urutan penyebabkunjungan Puskesmas/ Balai pengobatan, hamper selalu

termasuk dalam kelompok 3 penyebabutama ke puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar

200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia

diperkirakan ditemukan penderitadiare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunya, sebagian besar

(70-80%) dari penderita ini adalahanak dibawah umur 5 tahun (+ 40 juta kematian). Kelompok

ini setiap tahunnya mengalamilebih dari satu kalo kejadian diare. Sebagian dari penderita (1-2%)

akan jatuh dalam dehidrasidan kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.

Dari pencatatan dan pelaporan yang ada, baru sekitar 1,5-2 juta penderita penyakit diareyang

berobat rawat jalan ke sarana kesehatan pemerintah. Jumlah ini adalah sekitar 10 % dari jumlah

penderita yang datang berobat untuk seluruh penyakit, sedangkan jika ditinjau dari hasilsurvey

rumah tangga(LRKN) 1972 diantara 8 penyakit utama, ternyata persentase penyakit diareyang

berobat sangat tinggi, yaitu 72% dibandingkan 56% untuk rata-rata penderita seluruh penyakit

yang memperoleh pengobatan.

Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus

penyebanyaadalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, akan

tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindroma

malabsorbsi.Diare karena virus umunya bersifat self limting, sehingga aspek terpenting yang

harusdiperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian

Page 2: diare

danmenjamin nutrisi untuk mencegah gavirus merngguan pertumbuhan akibat diare. Rotavirus

merupakan penyebab tertinggi dari kejadian diare akut baik dinegar berkembang maupun negara

maju. Di Indonesi menurut penelitian Soenarto yati dkk pada anak yang dirawat di rumah sakit

karena diare 60% persennya disebabkan oleh Rotavirus. Diare juga erat hubununganya dengan

kejadian kuran gizi. Setiap episode diare dapatmenyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya

anorexia dan berkurangnya kemapuanmenyerap sari makanan, sehingga apabila episodenya

berkepanjangan akan berdampak pada pertumubuhan dan kesehatan anak

Etiologi

1. Infeksi : virus, bakteri, dan parasit.

Golongan virus :

Rotavirus, Adenovirus, Virus Norwalk, Astrovirus,Calicivirus, Coronavirus, Minirotavirus

Golongan bakteri :

Shigella spp., Salmonella spp., Escherecia coli, Vibriocholera, Vibrio parahaemoliticus,

Aeromonas hidrophilia, Bacillus cereus,Campylobacter jejuni, Clostridium difficile, Clostridium

perfringens,Staphylococcus aureus, Yersinia enterocolitica

2. Golongan parasit, protozoa :

Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,Balantidium coli

; cacing perut :

Ascariasis, Trichuris truchiura,Strongiloides stercoralis

; jamur Candida spp

3. Malabsorpsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak terutama trigliseridarantai panjang,

atau protein seperti beta-laktoglobulin.

Makanan : makanan basi, makanan beracun. Diare karena keracunanmakanan terjadi

akibat dua hal yaitu makanan mengandung zat kimiaberacun atau makanan mengandung

mikroorganisme yang mengeluarkantoksin, antara lain

Clostridium perfringens, Staphylococcus

4. Alergi terhadap makanan : terutama disebabkan oleh

Cow’s milk proteinsensitive enteropathy (CMPSE)

dan juga dapat disebabkan oleh makananlainnya.

Page 3: diare

5. Imunodefisiensi. Diare akibat imunodefisiensi ini sering terjadi padapenderita

AIDS.6)Psikologis : rasa takut dan cemas.Dari berbagai macam penyebab diare akut

tersebut diatas, maka yang palingsering menjadi penyebab diare akut apa anak-anak

adalah infeksi virus.Rotavirus dan adenovirus merupakan penyebab tersering diare akut

pada anak dibawah usia 2 tahun.

Patifisiologi

Penyerapan cairan di usus halus

Dalam keadaan normal, usus halusmampu menyerap cairan sebanyak 7-8 liter sehari, sedangkan

usus besar 1-2liter sehari. Penyerapan air oleh usus halus ditentukan oleh perbedaan

antaratekanan osmotik di lumen usus dan didalam sel, terutama yang dipengaruhi oleh

konsentrasi natrium. Penyerapan natrium ke dalam enterosit dapatmelalui tiga cara yaitu

1) berpasangan dengan ion klorida, atau bahan non-elektrolit seperti glukosa, asam amino,

peptida, dll,

2) pertukaran dengan ionhidrogen,

3) pasif melalui ruang intraseluler (tight junction), yang dengan caraini hanya sebagian kecil saja

yang dapat diserap.Setelah masuk ke dalam enterosit , natrium ini akan dikeluarkan melalui

enzimNa-K-ATPase (terdapat di membran basolateral) ke dalam ruang intraselulerdan

selanjutnya diteruskan ke dalam pembuluh darah. Di dalam ileum dankolon, cairan klorida

diserap melalui pertukaran dengan cairan bikarbonat.Sekresi cairan di usus halus. Proses sekresi

merupakan kebalikan dari prosesabsorpsi. Penyerapan pasangan NaCl akan meningkatkan anion

klorida didalam sel kripta dan pada waktu yang bersamaan natrium akan dikeluarkandari sel

kripta dengan bantuan enzim Na-K-ATPase. Sekresi klorida di dalam selkripta dapat pula

ditingkatkan dengan adanya intracellular messenger (berupa cyclic nucleotide, misalnya cAMP,

cGMP, yang dapat menyebabkan peninggianpermeabilitas sel kripta) sehingga klorida dengan

mudah keluar ke lumen usus.Dalam keadaan normal usus besar dapat meningkatkan

kemampuanpenyerapannya sampai 4400 ml sehari, bila terjadi sekresi cairan yangberlebihan dari

usus halus (ileosekal). Bila sekresi cairan melebihi 4400 mlmaka usus besar tidak mampu

menyerap seluruhnya lagi, selebihnya akandikeluarkan bersama tinja dan terjadilah diare. Diare

dapat juga terjadi karenaterbatasnya kemampuan penyerapan usus besar pada keadaan sakit,

misalnyakolitis, atau terdapat penambahan ekskresi cairan pada penyakit usus besar,misalnya

karena virus, disentri basiler, ulkus, tumor, dsb. Dengan demikian,dapat dimengerti bahwa setiap

Page 4: diare

perubahan mekanisme normal absorpsi dansekresi di dalam usus halus maupun usus besar

(kolon), dapat menyebabkandiare, kehilangan cairan, elektrolitm, dan akhirnya dehidrasi.Secara

garis besar diare dapat disebabkan oleh diare sekretorik, diare osmotik,peningkatan motilitas

usus, dan defisiensi imun terutama SIgA. Penjelasanmengenai mekanisme dari hal-hal tersebut

semuanya telah dijelaskan padauraian diatas pada referat ini.

Pemriksaan fisik

Dari hasil pemeriksaan fisik pada penderita diare maka dapat ditemukanbeberapa hal, antara

lain adalah sebagai berikut ini :

1) Dehidrasi. Dehidrasi merupakan hal yang utama sebagai penyebabkesakitan dan

kematian, sehingga perlu dilakukan penilaian pada setiappasien akan tanda, gejala, dan

tingkat keparahan dehidrasinya. Letargi,penurunan kesadaran, ubun-ubun besar yang

mencekung, membranmukosa yang mengering, mata cekung, turgor kulit yang menurun,

danterlambatnya capillary refill

perlu dijadikan suatu hal yang patut dicurigaikearah dehidrasi.

2) Gagal untuk tumbuh dan malnutrisi. Penurunan massa otot dan lemak atauterjadinya edema

periferal dapat dijadiakan petunjuk bahwa terjadimalabsorpsi dari karbohidrat, lemak dan/atau

protein. Organisme terseringyang dapat menyebabkan malabsorpsi lemak dan diare yang

intermitenadalah Giardia sp.

3) Nyeri perut. Nyeri perut yang nonspesifik dan nonfokal disertai dengan kramperut merupakan

hal yang biasa terjadi pada beberapa organisme. Nyeribiasanya tidak bertambah bila dilakukan

palpasi pada perut. Apabila terjadinyeri perut yang fokal maka nyeri akan bertambah dengan

palpasi, bilaterjadi rebound tenderness, maka kita harus curiga terjadinya komplikasiatau curiga

terhadap suatu diagnosis yang noninfeksius.4)Borborygmi. Merupakan tanda peningkatan

aktivitas peristaltik usus yangmenyebabkan auskultasi dan/atau palpasi yang meningkat dari

aktivitas saluran pencernaan.

Eritema perianal. Defekasi yang sering dapat menyebabkan kerusakan padakulit perianal,

terutama pada anak-anak yang kecil. Malabsorpsi karbohidratyang sekunder seringkali

merupakan hasil dari feses yang asam.Malabsoprsi asam empedu sekunder dapat menyebabkan

dermatitisdisekitar perianal yang sangat hebat yang seringkali ditandari sebagai suatuluka bakar.

Page 5: diare

Penatalaksanaan Karena kebanyakan dari diare ini adalah penyakit yang self-limiting, maka dalam

pengelolaannya adalah bersifat suportif. Rehidrasi secara oral (OR) merupakan terapi utama bagi

semua anak-anak yang menderita diare, janganpernah untuk tidak memberikan OR bahkan bila

anak tidak berada di dalamkeadaan dehidrasi, karena pemeliharaan cairan dalam tubuh

merupakan halyang sangat penting. Neonatus dan bayi berada dalam kelompok risiko

tinggiuntuk mengalami komplikasi sekunder seperti dehidrasi berat dan gangguanelektrolit

sehingga memerlukan pengawasan ketat. Jika perlu maka dapatdilakukan rehidrasi cairan secara

intravena bila pemberian cairan secara oraltidak berhasil mengatasi keadaan. Tetapi sebagai

patokan dalam pemberiancairan ini tetap mengacu kepada rencana terapi A, B, atau C. Cairan

yangdiberikan untuk rehidrasi idealnya memiliki osmolaritas yang rendah (210-250mOsm) dan

mengandung natrium sekitar 50-60 mmol/L.Pemberian obat antimotilitas tidak memiliki indikasi

untuk diare. Terapiantimikroba juga dilakukan jika penyebab diarenya adalah non-virus,

karenamengingat bahwa diare ini adalah penyakit yang dapat sembuh dengansendirinya. Berikut

tabel dibawah ini akan memperlihatkan terapi-terapi yangdapat diberikan untuk diare yang non-

virus.

Dosis obat-obat yang digunakan untuk pengobatan diare :

Cefixime : 8 mg/kg/hr p.o. sehari 4 kali selama 7-10 hari.

Ceftiaxone : 50 mg/kg/hr i.v./i.m. dibagi 2-4 dosis selama 7-10 hari (max2 gr/hr).

Cefotaxime : 50 mg/kg/dosis iv/im sehari 3 kali selama 7-10 hari.

Eritromisin : 50 mg/kg/hr po/iv dibagi 4 dosis selama 7-10 hari.

Furazolidone : 5 mg/kg/hr po dibagi 4 dosis selama 7-10 hari.

Iodoquinol : 30-40 mg/kg/hr po dibagi 3 dosis selama 20 hari.

Metronidazol : 30-50 mg/kg/hr po dibagi 3 dosis selama 10 hari.

Paramomycin : 25-30 mg/kg/hr po dibagi 3 dosis selama 7 hari (max 4gram/hari).

Quinocrine : 6 mg/kg/hr po dibagi 3 dosis selama 5 hari.

Sulfamethoxazole dan trimethoprim : 10 mg/kg/hr po sehari 2 kali selama 7-10 hari.

Vancomycin : 40-50 mg/kg/hr po dibagi 4 dosis selama 10-14 hari (max 2gram/hari).

Tetrasiklin : < 8 tahun tidak diketahui dosisnya: 8 tahun 25-50 mg/kg/hr po dibagi 4

dosis selama 7-14 hari.

Page 6: diare

Nitazoxonide : < 1 tahun : tidak diketahui dosisnya: 1-4 tahun : 100 mg (5ml) po sehari 2

kali selama 3 hari dandiberikan bersama dengan makanan.: 4-11 tahun : 200 mg (10 ml)

sehari 2 kali selama 3 hari dandiberikan bersama dengan makanan.: 11 tahun : 500 mg po

dibagi 2 dosis selama 3 hari.

Rifaximin : < 12 tahun tidak diketahui dosisnya: 12 tahun : 100 mg po sehari 3 kali. Jika

diperlukan dapat berkonsultasi dengan dokter bedah karena beberapaorganisme dapat

menyebabkan nyeri abdomen dan tinja yang mengandungdarah segar. Selain itu gejala

yang menyerupai apendisitis, colitis hemoragik,intususepsi atau toksik megakolon dapat

muncul juga pada pasien-pasien diare.

Komplikasi

Demam enterik yang disebabkan oleh S. typhi. Sindroima tersebutmempunyai gejala

seperti malaise, demam, nyeri perut, dan bradikardia.Diare dan rash (rose spots) akan

timbul setelah 1 minggu gejala awaltimbul. Bakteri akan menyebar keseluruh tubuh pada

saat itu danpengobatan untuk mencegah komplikasi sistemik seperti hepatitis,miokarditis,

kolesistitis atau perdarahan saluran cerna diperlukan.

Hemolytic uremic syndrome (HUS) disebabkan oleh kerusakan endothelialvascular oleh

verotoksin yang dihasilkan oleh enterohemoragik E.coli danShigella sp.

Trombositopenia, anemia hemolitik mikroangiopati, dan gagalginjal akut merupakan

tanda-tanda dari HUS. Gejala biasanya timbul setelah1 minggu sejak diare pertama kali

timbul.

Reiter syndrome (RS) dapat menyebabkan komplikasi infeksi akut dari diareini dan hal

tersebut ditandai dengan adanya arthritis, uretritis,konjungtivitis, dan lesi pada

mukokutan. Individu dengan RS biasanya tidakmenampilkan gejala-gejala tersebut secara

keseluruhan saja.

Pasien yang mengalami diare akut dikemudian hari dapat menjadi seorangkarier jika

disebabkan oleh organisme tertentu.

Prognosis

Baik di negara maju maupun di negara berkembang, dengan penanganan diareyang baik maka

prognosis akan sangat baik. Kematian biasanya terjadi akibatdari dehidrasi dan malnutrisi yang

terjadi secara sekunder akibat dari diarenyaitu sendiri. Apabila terjadi dehidrasi yang berat maka

Page 7: diare

perlu dilakukanpemberian cairan secara parenteral. Bila terjadi keadaan malnutrisi

akibatgangguan absorpsi makanan maka pemberian nutrisi secara parenteral punperlu dilakukan

karena bila terjadi gangguan dari absorpsi makanan(malabsorpsi) maka kemungkinan untuk jatuh

kedalam keadaan dehidrasiyang lebih berat lagi akan semakin lebih besar