DIARE

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 / seribu penduduk setahunnya.Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kesakitan di RS dapat ditekan menjadi < dari 3 %. Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat dari pada gasteroentritis, karena istilah yang disebut terakhir ini memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan.Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi BAB sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur > 1 bulan dan anak, bila frekuensi sudah > 3 kali. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan penanggulangan penyakit GEA (gastroenteritis akut). 2. Tujuan Khusus

description

DIARE

Transcript of DIARE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di

indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 / seribu penduduk

setahunnya.Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kesakitan di RS dapat

ditekan menjadi < dari 3 %.

Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat dari pada gasteroentritis, karena istilah yang

disebut terakhir ini memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi

dan walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan.Hippocrates

mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.Neonatus

dinyatakan diare bila frekuensi BAB sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur > 1

bulan dan anak, bila frekuensi sudah > 3 kali.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan

penanggulangan penyakit GEA (gastroenteritis akut).

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang perawatan GEA (gastroenteritis

akut).

b. Untuk membandingkan antara teori yang di dapat dari bangku kuliah dengan praktek di

Rumah Sakit.

C. Manfaat

1. Manfaat Bagi Masyarakat.

Mengingatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dan

usaha penanggulangan sehingga diharapkan gangguan / komplikasi dapat di cegah secara dini.

2. Manfaat Bagi Institusi Prodi Kebidanan Binawan.

Merupakan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Gastroenteritis berasal dari kata gaster à lambung dan entera à usus Gastroenteritis adalah

radang dari lambung dan usus dimana didapatkan gejala diare dengan atau tanpa muntah.

Gastroenteritis adalah pengeluaran tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari 4x / hari, dapat

atau tidak disertai perubahan warna, darah dan lendir.

2.2 Etiologi

Etiologi diare dapt di bagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Infeksi.

a. Infeksi Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama

diare pada anak. Inflasi enternal ini meliputi :

Infeksi bakteri : Vigrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter, Yersnia, Aeromonas

dan sebagainya.

Infeksi virus : Enterovirus, (Virus echo, Coxsackie, Poliamyelitis) Adenovirus, Rotavirus,

Astrovirus, dan lain-lain

b. Infeksi Parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti

Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida (intoleransi lactosa, maltosa dansukrosa)

monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa) pada bayi dan anak-anak yang

terpenting dan tersering yakni intoleransi laktrosa.

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap

makanan.

4. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat

menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

Patogenesis Diare Akut

1. Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati

rintangan asam lambung.

2. Jasad renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus.

3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin

4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis Diare Kronis.

Lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit,

malabsorbsi malnutrisi, dan lain-lain

Patofisiologis diare akut maupun kronis akan terjadi

1. Kehilangan air dan elektrolit, yang mengakibatkan terjadinya ganguan keseimbangan

asam basa.

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan.

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah.

2.3 Gejala / Tanda-tanda.

1. Mula-mula cengeng dan gelisah

2. Suhu tubuh biasanya naik

3. Anoreksia

4. Timbul diare yaitu tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah

5. Timbul muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.

6. Sekitar anus dapat menjadi lecet karena seringnya defekasi dan tinja yang asam, dan

timbullah keadaan yang disebut dengan dehidrasi dengan tanda-tanda :

a. Mata cekung

b. Turgor kulit jelek

c. BB menurun

d. Kencing sedikit

e. Selaput lendir bibir, mulut dan kulit kering

f. Timbul demam

Pemeriksaan laboraturium.

1. Pemeriksaan tinja.

a. Makroskopis dan Mikroskopis

b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinetest.

c. Bila perlu dilakukan pembikan dan uji resitensi

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah

3. Pemiriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faat ginjal

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan posfor dalam

serum.

5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik

Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam

komplikasi seperti :

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).

Renjatan hipovolemik

Hipokalsemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi)

Hipoglikemia

Intoleransi laktosa sekunder

Kejang

Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami

kelaparan.

2.4 Pengobatan

Dasar pengobatan diare ialah :

Pemberian cairan

Dietetik (pemberian makanan)

Obat-obatan

Education = Pendidikan kesehatan untuk ibu-ibu tentang anak-anak yang sehat atau

makanan untuk anak diare.

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau

tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain

(gula, air tajin, tepung , dan lain-lain).

Penatalaksanaan

1. Atasi Dehidrasi

a. Oralit

b. Pada dehidrasi ringan diberikan oralit atau pengganti oralit sesering mungkin. Contoh

pengganti oralit :

c. ~ Air teh + 1 sendok gula + seujung sendok garam

d. ~ Air tajin + gula + garam.

e. Kalau anak masih muntah diberikan oralit sedikit-dikit tapi sering kalau tidak bisa di

kirim ke RS.

Pemberian Makanan Semula

Kembali makanan semula secara bertahap, setelah dehidrasi hilang.

Misal : SGM diencerkan 1/3 takaran semula, biasanya makan nasi tim di ganti bubur dahulu.

Keperluan cairan

o Dehidrasi ringan : 150 cc / kg BB / hari

o Dehidrasi sedang : 200 cc / kg BB / hari

o Dehidrasi berat : infus RL, nacl, D10 %.

→ untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun, BB 3 – 10 kg.

1 jam I : 4 ml / kg BB / jam = 10 tts / kg BB / mnt

(jika set infus 1 ml = 15 tts)

7 jam berikutnya : 12 ml / kg BB / jam = 3 tts / kg BB / mnt

(jika set infus 1 ml = 15 tts)

16 jam kemudian : 125 ml / kg BB, oralit per oral.

→ untuk anak umur 2-5 tahun, dengan BB 10 – 15 kg

1 jam I : 30 ml / kg BB / jam = 3 tts / kg BB / mnt.

(makro).

16 jam kemudian : 125 ml / kg BB oralit per oral

→ untuk anak ≥ 5 tahun, dengan BB 15 – 25 kg.

1 jam I : 20 ml / kg BB / jam = 5 tts / kg BB / mnt

(makro)

7 jam berikutnya : 10 ml / kg BB / jam = 2-3 tts / kg BB / mnt

(makro).

16 jam kemudian : 125 ml / kg BB, oralit peroral.

Terapi

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang

mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidarat lain (gula, air, tajin, dan lain-lain).

a. Obat-obatan Anti Sekresi

o Asetosal dosis 25 mg / hari dengan dosis minimal 30 mg.

o Klorpromazin dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari

b. Obat Spasmolitik

Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, tidak boleh di gunakan

c. Obat Antibiotik

Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas.Bila penyebab

yang jelas.Bila penyebabnya kolera dibeirkan tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga

diberikan bila terdapat penyakit penyerta, spt : OMA, faringitis, bronkitis atau

bronkopneumonia.

BAB IIIASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK

DENGAN KASUS GASTRO ENTERITIS TERHADAP AN.HARSAYA PUTRA

DI RS BUDI ASIH RUANGAN LANTAI 6 TIMUR RUANGAN 612 TAHUN 2014

I. DATA IDENTITAS

Nama : Harsaya PutraTanggal Lahir : 2 januari 2013Umur : 1 tahunNama Ayah/ibu : Untung Sugiarto / Halimatul sa’diahPen. Ayah/ibu : S1 ekonomi / D3 akutansiPekerjaan Ayah/ibu : Wiraswasta / ibu rumah tanggaAlamat : GG ROO3 rukun no 2 RT/RW 03/05 bukit duri tebetNo.telp : Kultur :

II. KELUHAN UTAMA

BAB cair sejak 1 hari frekuensi > 10x ,ampas (-),lender (-), darah (-), mual (+) sejak tadi pagi

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

1. Prenatal : Normal2. Natal : Normal3. Pos Natal : Normal

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU

1. Penyakit waktu kecil : Laringo malaise2. Pernah dirawat di rumah sakit : Pernah3. Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada4. Tindakan/operasi yang pernah dialami : Tidak ada5. Alergi : Tidak ada6. Kecelakaan : Tidak ada7. Imunisasi : Lengkap

V. RIWAYAT KELUARGATidak ada riwayat GEA (gastroenteritis akut).

VI. GENOGRAM

KELUARGA IBU KELUARGA BAPAK

*NOTE :

: LAKI-LAKI

: PEREMPUAN

J : JANTUNG

S : STRUK

H : GEAD

VII. RIWAYAT SOSIAL1. Yang Mengasuh : Orang tua2. Hubungan dengan anggota keluarga : Baik3. Hubungan dengan teman sebaya : Baik4. Lingkungan rumah : Bersih

J

H

S

VIII. KEBUTUHAN DASAR1. Makanan yang disukai :

Selera : Baik Alat makanan yang digunakan : NGT Pola makan/jam : Teratur

2. Pola tidur : Kebiasaan sebelum tidur : (perlu makanan,dibacakan cerita,benda yang dibawa

tidur,dll) : Tidak ada Tidur siang : cukup

3. Mandi : 2 x 1 (di lap)4. Aktivitas bermain : -5. Eliminasi : gangguan eliminasi feses

IX. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI1. Diagnose medis : GEA (gastroenteritis akut)2. Tindakan operasi : Tidak ada3. Status nutrisi : Gangguan pola nutrisi4. Status cairan : Gangguan volume cairan5. Obat-obatan :

Inj.mikisin 2x30mg Dialac 3x1/3 sach Candistin 3x0,5cc Zink pro syr 1x5 ml Ambroxol 2mg 3x1 CTM 0,3mg 3x1 Sabutamol 0,2mg 3x1

6. Aktifitas : Normal7. Tindakan yang sudah dilakukan : memberikan terapi8. Hasil laboratorium :

Hb : 11,0 g/d Eritrosit : 4,1 /ul Leukosit : 13.500 /ul Tr : 216.000 /ul Ht : 37 % MCV : 89 fl MCH : 26,9 Ps MCHC : 30,1 %

9. XRAY : Tidak ada10. Lain-lain : -

X. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : kurang baik Tinggi badan : 100 cm Berat badan : 3,9 kg Lingkar lengan : 14 cm Lingkar dada : 50 cm Telinga : Simetris Mata : Normal Mulut : Normal Kulit : turgor kurang bagus Tengkuk : Normal Hidung : Normal Paru-paru : Normal Dada : Normal Perut : Normal Jantung : Normal Punggung : Normal Genetalia : Normal Ekstremitas : Normal

XI. TANDA-TANDA VITAL suhu : 36 ⁰c nadi : 120 x/menit Pernafasan : 30 x/menit

XII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN1. Kemandirian dan bergaul : -2. Motorik halus :

Makan sendiri dengan tangan ( belum bisa ) Minum dari cangkir ( belum bisa ) Reflek memegang tangan ketika jari-jarinya menyentuh sesuatu ( bisa ) Gerakan menghisap jempol ( bisa ) Mambalik-balikan mainan dengan kedua tangan ( bisa ) Dapat memegang benda-benda kecil (bisa )

3. Kogitif dan bahasa : -

4. Motorik kasar : Mengangkat kepala ( bisa ) Berguling-guling ( tidak bisa ) Menahan kepala tetap tegak ( belum bisa )

5. Informasi lainnya : -

XIII. RINGKASAN RIWAYAT KESEHATANRiwayat penyakit laringo malaise

XIV. MASALAHGEA (gastroenteritis akut)

XV. KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat :

IVFD UN 1B- 5 cc/kg BB /jam (18 cc/1 jam- 27 jam/kolf) IVFD kaen 3B-5cc/kg BB/jam (18 cc/1 jam- 27 jam/kolf) Aminofusin paed 75 cc/jam Aminofusin paed 90 cc/24 jam (ivac) Prenan 6 x 75cc Inj.mikisin 2x30mg Dialac 3x1/3 sach Candistin 3x0,5cc Zink pro syr 1x5 ml Ambroxol 2mg 3x1 CTM 0,3mg 3x1 Sabutamol 0,2mg 3x1 Inhalasi: Nacl 5cc

Bisolvon 2 tts Berotec 3 tts

ASUHAN PADA ANAK

NAMA MAHASISWA : WINNY OKLISYA AMRI

NIM : 051211046

TEMPAT PRAKTEK : LANTAI 6 TIMUR RSUD.BUDI ASIH

TANGGAL : 13 JANUARI 2014

I. MASALAH KESEHATAN SAAT INIBAB cair 2 hari frekuensi > 10 x/hari cair (+) ampas (+) lender (+) kuning bau asam , darah (-)

II. PATOFISIOLOGI,PROGNOSIS PENYAKIT,PEMENUHAN KEBUTUHAN

o Kehilangan air dan elektrolit, yang mengakibatkan terjadinya ganguan

keseimbangan asam basa.o Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan.o Hipoglikemiao Gangguan sirkulasi darah.

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN HASIL

Hasil LAB 12 januari 2014

Hasil Satuan Nilai normalHematologi

Hematologi rutin 2Leukosit (WBC) 13,5 Juta/ul 6-17Eritrosit (RBC) 4,1 Ribu/ul 3,6-5,2

Hemoglobin (HGB) 11,0 g/dl 10,7-13,1Hematokrit (HCT) 37 % 35-42Trombosit (PLT) 216 Ribu/ul 217-497

MCV 89,0 Fl 74-102MCH 26,9 Pg 23-31

MCHC 30,1 g/dl 28-32RDW 12,4 % < 14

Kimia klinikMetabolisme karbohidrat

Hasil Satuan Nilai NormalGlukosa darah sewaktu 82 Mg/dl 33-111

EliktrolitEliktrolit serumNatrium (Na) 157* mmoL/L 135-155

Kalium (k) 4,6* mmoL/L 3,6-5,5Klorida (CL) 129* mmoL/L 98-109

IV. DIAGNOSA

Anak umur 1 tahun dengan GEA(gastroenteritis akut)

V. MASALAH KEBIDANAN1. Dehidrasi

DEHIDRASI GEJALATanpa dehidrasi/ dehidrasi ringan

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat / sedang

Dehidrasi sedang Terdapat 2 / lebih tanda-tanda seperti : gelisah,rewel,mudah marah,mata cekung,haus,turgor kulit menurun

Dehidrasi berat Terdapat 2/ lebih tanda-tanda seperti : lethargi / tidak sadar, mata cekung,tidak bisa / malas minum,turgor kulit menurun

2. Rentanan hipovolemik3. Hipokalemia4. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan

vili mukosa usus halus5. Kejang6. Malnutrisi energy protein

VI. TINDAKAN

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat :

IVFD UN 1B- 5 cc/kg BB /jam (18 cc/1 jam- 27 jam/kolf) IVFD kaen 3B-5cc/kg BB/jam (18 cc/1 jam- 27 jam/kolf) Aminofusin paed 75 cc/jam

Aminofusin paed 90 cc/24 jam (ivac) Prenan 6 x 75cc Inj.mikisin 2x30mg Dialac 3x1/3 sach Candistin 3x0,5cc Zink pro syr 1x5 ml Ambroxol 2mg 3x1 CTM 0,3mg 3x1 Salbutamol 0,2mg 3x1 Inhalasi: Nacl 5cc

Bisolvon 2 tts Berotec 3 tts

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 13 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair lebih dari 10 x sejak 2 hari yang lalu

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 120 x/m

~ RR = 37 x/m

~ Temp = 36,5⁰C

~ BB = 3,6 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan belum

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- IVFD kaen 3B – 5cc / kg BB /jam (18cc / 1 jam – 27 j/kolf)

2. Berikan obat :

- zink TAB 1 x 20mg

- zink pro syr ( 5 ml )

- prenan : 6 x 60 cc

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

Tanggal 14 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair 4 kali hari ini

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 120 x/m

~ RR = 36 x/m

~ Temp = 36⁰C

~ BB = 4 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan belum

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- IVFD kaen 3B – 5cc / kg BB /jam (18cc / 1 jam – 27 j/kolf)

2. Berikan obat :

- zink pro syr ( 5 ml )

- prenan : 6 x 60 cc

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

Tanggal 15 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair 4 kali ,muntah 1 kali hari ini

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 110 x/m

~ RR = 36 x/m

~ Temp = 36,5⁰C

~ BB = 4 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan belum

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- IVFD kaen 3B – 5cc / kg BB /jam (18cc / 1 jam – 27 j/kolf) (ivac)

2. Berikan obat :

- zink pro syr ( 5 ml )

- candistin 3 x 0,5 cc

- injeksi mikasin 2 x 30 mg

- dialac 3 x 1/3 bks

- prenan : 6 x 60 cc

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

Tanggal 16 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair 4 kali hari ini

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 120 x/m

~ RR = 36 x/m

~ Temp = 36⁰C

~ BB = 4 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan belum

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- IVFD kaen 3B – 5cc / kg BB /jam (18cc / 1 jam – 27 j/kolf) (ivac)

- aminofusin paed 75 cc / jam

2. Berikan obat :

- zink pro syr ( 5 ml ) - prenan : 6 x 60 cc

- candistin 3 x 0,5 cc

- injeksi mikasin 2 x 30 mg

- dialac 3 x 1/3 bks

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

Tanggal 17 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair 3 kali hari ini

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 120 x/m

~ RR = 36 x/m

~ Temp = 36⁰C

~ BB = 4,1 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan belum

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- aminofusin paed 75 cc / jam

2. Berikan obat :

- zink pro syr ( 5 ml ) - ambroxol 2 mg 3 x 1

- candistin 3 x 0,5 cc - CTM 0,3 mg 3 x 1

- injeksi mikasin 2 x 30 mg -salbutamol 0,2 mg 3 x 1

- dialac 3 x 1/3 bks - prenan : 6 x 60 cc

-inhalasi : nacl 5 cc

Bisolvon 2 tetes

Berotec 3 tetes

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

Tanggal 18 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair 3 kali hari ini

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 110 x/m

~ RR = 60 x/m

~ Temp = 36⁰C

~ BB = 3,9 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan belum

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- aminofusin paed 90 cc / 24 jam (4cc / jam) (ivac)

2. Berikan obat :

- zink pro syr ( 5 ml ) - ambroxol 2 mg 3 x 1

- candistin 3 x 0,5 cc - CTM 0,3 mg 3 x 1

- injeksi mikasin 2 x 30 mg -salbutamol 0,2 mg 3 x 1

- dialac 3 x 1/3 bks - prenan : 6 x 60 cc

-inhalasi : nacl 5 cc

Bisolvon 2 tetes

Berotec 3 tetes

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

Tanggal 19 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair 3 kali hari ini

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 96 x/m

~ RR = 48 x/m

~ Temp = 36,9⁰C

~ BB = 3,9 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan belum

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- aminofusin paed 90 cc / 24 jam (4cc / jam) (ivac)

2. Berikan obat :

- zink pro syr ( 5 ml ) - ambroxol 2 mg 3 x 1

- candistin 3 x 0,5 cc - CTM 0,3 mg 3 x 1

- injeksi mikasin 2 x 30 mg -salbutamol 0,2 mg 3 x 1

- dialac 3 x 1/3 bks - prenan : 6 x 60 cc

-inhalasi : nacl 5 cc

Bisolvon 2 tetes

Berotec 3 tetes

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

Tanggal 20 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair 2 kali hari ini

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 110 x/m

~ RR = 30 x/m

~ Temp = 36,6⁰C

~ BB = 3,85 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- aminofusin paed 90 cc / 24 jam (4cc / jam) (ivac)

2. Berikan obat :

- zink pro syr ( 5 ml ) - ambroxol 2 mg 3 x 1

- candistin 3 x 0,5 cc - CTM 0,3 mg 3 x 1

- injeksi mikasin 2 x 30 mg -salbutamol 0,2 mg 3 x 1

- dialac 3 x 1/3 bks - prenan : 6 x 60 cc

-inhalasi : nacl 5 cc

Bisolvon 2 tetes

Berotec 3 tetes

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

Tanggal 21 januari 2014

S : Ibu mengatakan anaknya BAB cair 2 kali ampas padat hari ini

O : ~ Keadaan umum anak lemah

~ Kelopak mata cekung

~ Turgor kulit kurang

~ N = 120 x/m

~ RR = 30 x/m

~ Temp = 36,6⁰C

~ BB = 3,9 kg

A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan

teratasi

P : 1. Berikan terapi cairan:

- aminofusin paed 90 cc / 24 jam (4cc / jam) (ivac)

2. Berikan obat :

- zink pro syr ( 5 ml ) - ambroxol 2 mg 3 x 1

- candistin 3 x 0,5 cc - CTM 0,3 mg 3 x 1

- injeksi mikasin 2 x 30 mg -salbutamol 0,2 mg 3 x 1

- dialac 3 x 1/3 bks - prenan : 6 x 60 cc

-inhalasi : nacl 5 cc

Bisolvon 2 tetes

Berotec 3 tetes

3. Pemenuhan Istirahat

- Kurangi aktifitas

- Tidur

4. hari ini pukul 15.00 WIB anak pulang

BAB IV

PEMBAHASAN

Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen. Frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borboringus), anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmosik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus dapat terjadi pada setiap defekasi.

Gastroenteroitis dapat eksploratif atau bertahap dalam sifat dan awitan. Gejala yang berkaitan langsung dalam diare diantaranya adalah dehidrasi dan kelemahan. Feses berair adalah karateristik dari penyakit usus halus dan adanya mucus dan pus dalam feses menunjukkan adanya ebteritis inflamasi atau colitis.Setelah melakukan asuhan kebidanan pada anak ‘’Harsaya Putra’’ di RSUD BUDHI ASIH maka dapat dinyatakan anak ‘’Harsaya Putra’’ usia 1 tahun menderita GEA.Setelah dilakukan observasi Tanda-Tanda Vital pada anak ‘’Harsaya Putra’’pada tanggal 12 januari 2014.Tekanan darah sebesar :Nadi : 120x/menit,Suhu : 37c,Pernapasan: 24x/menit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium pertama pada tanggal 12 januari 2014 menunjukan An. Harsaya Putra usia 1 tahun dengan diagnosa GEA.Disarankan An. Harsaya Putra untuk tirah baring,menjaga pola dan jenis makanan dan banyak minum air putih,minum obat sesuai anjuran dokter :

- zink pro syr ( 5 ml ) - ambroxol 2 mg 3 x 1

- candistin 3 x 0,5 cc - CTM 0,3 mg 3 x 1

- injeksi mikasin 2 x 30 mg -salbutamol 0,2 mg 3 x 1

- dialac 3 x 1/3 bks - prenan : 6 x 60 cc

-inhalasi : nacl 5 cc

Bisolvon 2 tetes

Berotec 3 tetes

Pemberian terapi serta pemberian KIE yang jelas diharapkan bisa dimengerti oleh keluarga pasien dan bisa melaksanakan semua yang telah di dianjurkan sehingga masalah dapat teratasi.

Pada An.Harsaya Putra telah dilakukan analisa data maka tidak ada kesenjangan dengan teori dan praktik.Dengan demikian penulis memberikan asuhan kebidanan dengan memperhatikan gejala dan keluhan yang terjadi sehingga diharapkan tidak terjadi maslah lain yang bias merugikan pasien.

Adapun mekanisme yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis :

DehidrasiHal ini disebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut masuk ke dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa lambung sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang berbentuk cair.

Gangguan giziDisebabkan karena : a.makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah berat

b.walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu encer diberikan terlalu lama

c. makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena hiperperistaltik

Pada saat sakit adapun beberapa cara atau tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah:

a. Pemberian cairan.b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan

penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan .

Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.

c. Obat-obatan.

Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil asuhan kebidanan pada kasus Gastro Entetis pada anak yang penulis laksanakan,

maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1. Penyakit GE sangat mudah penularannya, misalnya melalui makanan, dan minuman yang

terkontaminasi, alat-alat yang dipakai secara langsung maupun melalui binatang perantara dan

juga kurang memenuhi syarat kesehatan.

2. Dengan perawatan yang baik penderita GE dapat diatasi dengan baik.

3. Secara garis besar perawatan pada penyakit GE yang dilakukan di RB dan RS sudah

mendekati kesempurnaan.

B. Saran

Setelah penulis menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis

sampaikan, yaitu saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam usaha peningkatan

mutu pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :

1. Perawatan yang dilakukan dengan baik, cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan.

2. Apabila di derah menemukan kasus dengan gejala lesu, lemah, tidak mau makan, muntah

dan berak cair, hendaknya diperiksa ke petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan.

3. Dalam melakukan perawatan GE hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti serta selalu

menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses penyembuhan.

BAB Vl

PENUTUP

Laporan Asuhan ini adalah untuk mengimplementasikan teori yang diperoleh dari

bangku kuliah, sehubugan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan managemen

kebidanan sekaligus mendokumentasikan dengan tepat.

Dalam hal ini, penulis sepenuhnya menyadari bahwa asuhan kebidanan ini masih jauh

dari sempurna baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis megharapkan kritik yang

sifatnya membangun demi perbaikan dan penambahan pengetahuan di masa yang akan

datang.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan, baik material maupun spiritual sebagai tersusunnya study

kebidanan ini dan semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata, semoga

Asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amien……….

LEMBARAN PENGESAHAN

MAKALAH DENGAN JUDUL

Asuhan Keperawatan pada An.Harsaya Putra dengan penyakit GEA(gastroenteritis akut) di ruang LANTAI 6 TIMUR RSUD.BUDI ASIH januari 2014” ini telah di setujui tanggal 24 bulan januari tahun 2014 sebagai salah satu syarat Praktek Klinik Semester 3”

Jakarta,Januari 2014

Pembimbing l Pembimbing II

CI Ruangan CI Institusi

(UMRONIH,S.Kep) (Hj UMI HABIBAH SKM)

Mengetahui ,

Ka Prodi Kebidanan STIKES Binawan

(Maryuni,AM.Keb.,SKM)