Diare

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit diare di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu penyakit endemis dan masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di masyarakat oleh karena seringnya terjadi peningkatan kasus-kasus pada saat atau musim-musim tertentu yaitu pada musim kemarau dan pada puncak musim hujan (Sunoto, 1990). 1 Menurut Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), angka kematian karena diare sebesar 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian (Anonim, 2004). 2 Di Propinsi Sulawesi Selatan penyakit diare masih termasuk dalam 10 penyakit terbesar bahkan menduduki urutan pertama dengan angka kesakitan sebesar 58,2%. Dimana penderita yang berumur kurang dari 1 tahun sebanyak 37.937 penderita dan yang meninggal sebanyak 20 orang, penderita yang berumur 1-4 tahun sebanyak 53.282 penderita dan yang meninggal sebanyak 13 orang, sedangkan penderita yang berumur 5 tahun ke atas tercatat 125.407 orang penderita dan yang meninggal sebanyak 47 orang dengan CFR 0,02 % dan IR 26,58 %. 1 1

description

hjsbdfhjb

Transcript of Diare

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar belakang

Penyakit diare di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu penyakit endemis dan masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di masyarakat oleh karena seringnya terjadi peningkatan kasus-kasus pada saat atau musim-musim tertentu yaitu pada musim kemarau dan pada puncak musim hujan (Sunoto, 1990).1 Menurut Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), angka kematian karena diare sebesar 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian (Anonim, 2004).2Di Propinsi Sulawesi Selatan penyakit diare masih termasuk dalam 10 penyakit terbesar bahkan menduduki urutan pertama dengan angka kesakitan sebesar 58,2%. Dimana penderita yang berumur kurang dari 1 tahun sebanyak 37.937 penderita dan yang meninggal sebanyak 20 orang, penderita yang berumur 1-4 tahun sebanyak 53.282 penderita dan yang meninggal sebanyak 13 orang, sedangkan penderita yang berumur 5 tahun ke atas tercatat 125.407 orang penderita dan yang meninggal sebanyak 47 orang dengan CFR 0,02 % dan IR 26,58 %.1Pemerintah Indonesia telah berusaha meningkatkan program pengawasan diare dengan melakukan berbagai upaya penanggulangan, diantaranya dengan rnengembangkan larutan rehidrasi oral sesuai dengan anjuran WHO yang terdiri dari elektrolit, glukosa, yang lebih murah dan efektif untuk mengatasi dehidrasi non kholera (Depkes RI, 1993). Program sarana air minum dan jamban keluarga (samijaga) telah digalakkan sejak tahun 1974, dengan harapan angka kesakitan dan kematian akibat diare akan berkurang. Namun demikian hingga kini penyakit diare masih tetap merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian, khususnya yang terjadi pada bayi dan anak di bawah lima tahun (balita). (Juianto P dan L. Ratna B, tahun 1999).11.2. Permasalahan

1. Penyakit diare di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu penyakit endemis dan masih sering menimbulkan KLB.2. Angka kematian karena diare sebesar 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita.3. Pada tahun 2006 terdapat 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB penyakit diare di wilayahnya dengan jumlah kasus sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian.

4. Di Propinsi Sulawesi Selatan penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit terbesar bahkan menduduki urutan pertama dengan angka kesakitan sebesar 58,2%.

5. Pemerintah telah berupaya meningkatkan program pengawasan diare dengan melakukan berbagai upaya penanggulangan namun penyakit diare masih tetap merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian, khususnya yang terjadi pada bayi dan anak di bawah lima tahun (balita).1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dan cara penyebaran penyakit diare.2. Mengetahui cara pencegahan dan pemberantasan penyakit diare melalui pendekatan lingkungan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi

Diare sebenarnya bukan nama penyakit, tapi merupakan suatu gejala. Bila didefinisikan, diare berarti peningkatan dalam frekwensi gerakan-gerakan usus atau pengurangan dalam bentuk tinja (kelonggaran yang lebih besar dari tinja) serta kehilangan air dan elektrolit secara berlebihan melalui BAB (buang air besar).3,4II.2. Mekanisme Terjadinya Penyakit Diare

a. Terjadi peningkatan sekresi.

Hal ini biasanya disebabkan oleh zat yang merangsang terjadinya peningkatan sekresi, baik dari luar (misalnya toksin kolera) atau dari dalam (pada penyakit inklusi mikrovili kongenital). Pada diare jenis ini terjadi penurunan penyerapan dan peningkatan sekresi air dan transport elektrolit ke dalam usus. Fesesnya akan berupa cairan dengan osmolaritas yang normal (= 2x [Na + K]), dan tidak ditemukan adanya sel lekosit (sel darah putih). Contoh diare jenis ini adalah diare karena penyakit kolera, E. coli toxigenik, karsinoid, neuroblastoma, diare klorida kongenital, Clostridium difficile, dan cryptosporidiosis (AIDS). Diare jenis ini tidak akan berhenti meskipun penderita puasa.

b. Diare Osmotik

Diare jenis ini terjadi karena kita menelan makanan yang sulit diserap, baik karena memang makanan tersebut sulit diserap (magnesium, fosfat, laktulosa, sorbitol) atau karena terjadi gangguan penyerapan di usus (penderita defisiensi laktose yang menelan laktosa). Karbohidrat yang tidak diserap di usus ini akan difermentasi di usus besar, dan kemudian akan terbentuk asam lemak rantai pendek. Meskipun asam lemak rantai pendek ini dapat diserap oleh usus, tetapi jika produksinya berlebihan, akibatnya jumlah yang diserap kalah banyak dibandingkan jumlah yang dihasilkan, sehingga menyebabkan peningkatan osmolaritas di dalam usus. Peningkatan osmolaritas ini akan menarik air dari dalam dinding usus untuk keluar ke rongga usus. Akibatnya, terjadi diare cair yang bersifat asam, dengan osmolaritas yang tinggi (> 2x[Na + K]), tanpa disertai adanya leukosit di feses. Contoh diare jenis ini adalah diare pada penderita defisiensi enzym laktase yang mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa. Ciri diare jenis ini adalah diare akan berhenti jika penderita puasa (menghentikan memakan makanan yang menyebabkan diare tersebut).c. Peningkatan gerak usus

Peningkatan gerak usus yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan waktu transit makanan di usus. Infeksi usus dapat menyebabkan diare jenis ini. Feses yang terbentuk biasanya sedikit cair, lembek, sampai menyerupai bentuk feses normal dengan volume yang tidak terlalu besar. Contoh diare jenis ini adalah diare pada thyrotoksikosis dan sindrom iritasi saluran cerna.

d. Peningkatan gerak usus.

Diare ini terjadi karena terjadi gangguan neuromuskular, dapat disebabkan oleh pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan. Feses yang dihasilkan biasanya sedikit cair, lembek, sampai menyerupai bentuk feses normal. Contoh diare jenis ini adalah pada keadaan pseudo-obstruksi.

e. Penurunan permukaan usus

Penurunan permukaan usus ini akan menyebabkan gangguan pergerakan dan osmolaritas usus. Feses pada diare ini berbentuk cair, dan untuk tata laksananya kadang membutuhkan penambahan nutrisi yang mungkin perlu diberikan secara parenteral. Contoh diare jenis ini adalah diare pada penyakit celiac dan enteritis karena rotavirus.

f. Terjadi invasi patogen mukosa usus

Invasi patogen pada mukosa usus akan menyebabkan reaksi peradangan, penurunan penyerapan di usus, dan peningkatan gerak usus. Feses yang dihasilkan biasanya disertai darah yang dapat dilihat dengan jelas (dengan mata telanjang) atau dengan bantuan mikroskop (terlihat adanya sel darah merah). Contoh diare jenis ini adalah diare yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonela, Shigela, Yersinia, Campylobacter, atau infeksi amuba.3II.3. Cara Menentukan Penyakit Diare

Diare dapat ditentukan dalam istilah-istilah yang absolut atau relatif berdasarkan pada frekwensi buang air besar atau konsistensi (kelonggaran) dari feces-feces. a. Frekuensi buang air besar. Diare absolut mempunyai buang air besar yang lebih banyak daripada normal. Jadi, karena diantara individu-individu yang sehat jumlah maksimum dari buang air besar harian adalah kira-kira tiga kali, diare dapat ditentukan sebagai jumlah apa saja dari buang air besar yang lebih besar dari tiga kali. Diare relatif mempunyai lebih banyak buang air besar daripada biasanya. Jadi, jika seorang individu yang biasanya mempunyai satu kali buang air besar setiap hari mulai mempunyai dua kali buang air besar setiap hari, maka diare hadir - meskipun tidak ada lebih dari tiga kali buang air besar dalam sehari, itulah, tidak ada diare absolut. b. Konsistensi dari feces-feces. Diare absolut adalah lebih sulit untuk ditentukan pada basis dari konsistensi feces karena konsistensi feces dapat dengan sangat berbeda pada individu-individu yang sehat tergantung pada diet-diet mereka. Jadi, individu-individu yang memakan jumlah-jumlah yang besar dari sayur-sayuran akan mempunyai feces-feces yang longgar daripada individu-individu yang memakan sedikit sayur-sayuran. Feces-feces yang adalah cair atau berair adalah selalu abnormal dan dipertimbangkan sebagai diare. Diare relatif adalah lebih mudah untuk ditentukan berdasarkan pada konsistensi dari feces. Jadi, seseorang yang mengembangkan feces-feces yang lebih longgar daripada biasanya mempunyai diare meskipun feces-feces mungkin ada dalam batasan normal dengan respek pada konsistensi.4II.4. Pembagian Diare

Diare umumnya dibagi kedalam dua tipe yaitu akut dan kronis. Diare akut berlangsung dari beberapa hari sampai satu minggu. Diare kronis dapat ditentukan dalam beberapa cara-cara namun hampir selalu berlangsung lebih dari tiga minggu. Adalah penting untuk membedakan antara diare akut dan kronis karena mereka biasanya mempunyai penyebab-penyebab yang berbeda, memerlukan tes-tes diagnostik yang berbeda, dan memerlukan perawatan yang berbeda.a. Penyebab-Penyebab Umum Diare Akut

Penyebab yang paling umum dari diare akut adalah infeksi virus, bakteri, dan parasit. Bakteri juga dapat menyebabkan keracunan makanan. Viral gastroenteritis

Viral gastroenteritis (infeksi virus dari lambung dan usus kecil) adalah penyebab yang paling umum dari diare akut diseluruh dunia. Gejala-gejala dari viral gastroenteritis (mual, muntah, kejang-kejang perut, dan diare) secara khas berlangsung hanya 48-72 jam. Tidak seperti bacterial enterocolitis (infeksi bakteri dari usus kecil dan usus besar), pasien-pasien dengan viral gastroenteritis biasanya tidak mempunyai darah atau nanah dalam feces-feces mereka dan mempunyai sedikit demam jika ada.

Viral gastroenteritis dapat terjadi dalam bentuk sporadis (dalam individu tunggal) atau dalam bentuk epidemik (diantara kelompok-kelompok individu-individu). Diare sporadis kemungkinan disebabkan oleh beberapa virus-virus yang berbeda dan dipercayai disebar oleh kontak orang ke orang. Penyebab yang paling umum dari diare epidemik (yaitu, diatas kapal-kapal pesiar) adalah calciviruses. Calciviruses ditularkan oleh makanan yang tercemar pedagang-pedagang makanan yang sakit atau oleh kontak orang ke orang.

Keracunan makanan

Keracunan makanan adalah penyakit yang singkat yang disebabkan oleh racun-racun yang diproduksi oleh bakteri-bakteri. Racun-racun menyebabkan nyeri perut (kejang-kejang) dan muntah dan juga menyebabkan usus kecil untuk mensekresikan jumlah-jumlah air yang besar yang menjurus pada diare. Gejala-gejala dari keracunan makanan biasanya berlangsung kurang dari 24 jam. Dengan beberapa bakteri-bakteri, racun-racun dihasilkan dalam makanan sebelum ia dimakan, sementara dengan bakteri-bakteri lain, racun-racun dihasilkan dalam usus setelah makanan dimakan. Gejala-gejala biasanya timbul dalam beberapa jam jika keracunan makanan disebabkan oleh racun-racun yang telah terbentuk dalam makanan sebelum ia dimakan. Memakan waktu lebih lama untuk gejala-gejala berkembang jika racun-racun dibentuk dalam usus (karena itu mamakan waktu untuk bakteri-bakteri menghasilkan racun-racun). Oleh karenanya, pada kasus yang akhir, gejala-gejala biasanya timbul setelah 7-15 jam.

Staphylococcus aureus adalah contoh dari bakteri yang menghasilkan racun-racun dalam makanan sebelum ia dimakan. Secara khas, makanan yang tercemar dengan Staphylococcus (seperti salad, daging atau sandwiches dengan mayonnaise) ditinggalkan semalaman pada temperatur ruangan tanpa dimasukan kedalam lemari es. Bakteri Staphylococcal berlipatganda (membiak) dalam makanan dan menghasilkan racun-racun. Clostridium perfringens adalah contoh dari bakteri yang berbiak dalam makanan (biasanya makanan kaleng), dan menghasilkan racun-racun dalam usus kecil setelah makann yang tercemar dimakan.

Diare Wisatawan

Ada banyak strain-strain dari bakteri E. coli. Kebanyakan dari bakteri-bakteri E. coli adalah penduduk yang normal dari usus kecil dan usus besar dan adalah tidak patogenik, yang berarti mereka tidak menyebabkan penyakit dalam usus-usus. Meskipun demikian, E. coli yang tidak patogenik ini dapat menyebabkan penyakit-penyakit jika mereka menyebar keluar dari usus-usus, contohnya, kedalam saluran kencing (dimana mereka menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih dan ginjal) atau kedalam aliran darah (sepsis).

Strain-strain tertentu dari E. coli, bagaimanapun, adalah patogenik (yang berarti mereka dapat menyebabkan penyakit dalam usus kecil dan usus besar). Strain-strain patogenik dari E. coli ini menyebabkan diare dengan menghasilkan racun-racun (disebut enterotoxigenic E. coli atau ETEC) atau dengan menyerang dan membuat radang lapisan dari usus kecil dan usus besar dan menyebabkan enterocolitis (disebut enteropathogenic E. coli atau EPEC). Diare wasatawan biasanya disebabkan oleh starin ETEC dari E. coli yang menghasilkan racun yang menginduksi diare.

Wisatawan-wisatawan yang mengunjungi negara-negara asing dengan iklim-iklim yang panas dan sanitasi yang buruk (Mexico, bagian-bagian dari Afrika, dan seterusnya) dapat memperoleh ETEC dengan memakan makanan-makanan yang tercemar seperti buah-buahan, sayur-sayuran, seafood, daging mentah, air, dan es batu. Racun-racun yang dihasilkan oleh ETEC menyebabkan timbulnya diare yang tiba-tiba, kejang-kejang perut, mual, dan adakalanya muntah. Gejala-gejala ini biasanya terjadi 3-7 hari setelah kedatangan dalam negara asing dan umumnya hilang dalam 3 hari. Adakalanya, bakteri-bakteri atau parasit-parasit lain dapat menyebabkan diare pada wisatawan-wisatawan (contohnya, Shigella, Giardia, Campylobacter). Diare yang disebabkan oleh organisme-organisme lain ini biasanya berlangsung lebih lama dari 3 hari.

Bacterial enterocolitis

Bakteri-bakteri yang menyebabkan penyakit biasanya menyerang usus-usus kecil dan usus besar dan menyebabkan enterocolitis (peradangan dari usus kecil dan usus besar). Enterocolitis bakteri dikarakteristikan oleh tanda-tanda dari peradangan (darah atau nanah dalam feces, demam) dan nyeri perut dan diare. Campylobacter jejuni adalah bakteri yang paling umum yang menyebabkan enterocolitis akut di Amerika. Bakteri-bakteri lain yang menyebabkan enterocolitis termasuk Shigella, Salmonella, dan EPEC. Bakteri-bakteri ini biasanya diperoleh dengan meminum air yang tercemar atau memakan makanan-makanan yang tercemar seperti sayur-sayuran, unggas, dan produk-produk susu.

Enterocolitis yang disebabkan oleh bakteri Clostridium difficile adalah tidak biasa karena ia seringkali disebabkan oleh perawatan antibiotik. Clostridium difficile adalah juga infeksi nosocomial (infeksi yang diperoleh ketika di rumah sakit) yang paling umum untuk menyebabkan diare.

E. coli O157:H7 adalah strain dari E. coli yang menghasilkan racun yang menyebabkan hemorrhagic enterocolitis (enterocolitis dengan perdarahan). Dahulu ada perjangkitan yang terkenal dari hemorrhagic enterocolitis di Amerika yang ditelusuri pada daging sapi yang digiling dalam hamburgers (makanya disebut juga hamburger colitis). Kira-kira 5% dari pasien-pasien yang terinfeksi dengan E. coli O157:H7, terutama anak-anak, dapat mengembangkan hemolytic uremic syndrome (HUS), sindrom yang dapat menjurus pada gagal ginjal. Beberapa bukti-bukti menyarankan bahwa penggunaan yang berkepanjangan dari agen-agen anti-diare atau penggunaan dari antibiotik-antibiotik mungkin meningkatkan kesempatan mengembangkan HUS. Parasit-parasit

Infeksi-infeksi parasit adalah penyebab-penyebab yang tidak umum dari diare di Amerika. Infeksi dengan Giardia lamblia terjadi diantara individu-individu yang mendaki gunung atau berwisata keluar negri dan ditularkan oleh air minum yang tercemar. Indeksi dengan Giardia biasanya tidak dihubungkan dengan peradangan; tidak ada darah atau nanah dalam feces dan sedikit demam. Infeksi dengan amoeba (amoebic dysentery) biasanya terjadi selama perjalanan keluar negri ke negara-negara yang belum maju dan dihubungkan dengan tanda-tanda dari peradangan - darah atau nanah dalam feces dan demam.

Cryptosporidium adalah parasit yang menghasilkan diare yang disebar oleh air yang tercemar karena ia dapat bertaha terhadap khlorinasi (penjerihan dengan khlor). Cyclospora adalah parasit yang menghasilkan diare yang telah dihubungkan dengan raspberries yang tercemar dari Guatemala.

Obat-obat

Diare yang diinduksi obat adalah sangat umum karena banyak obat-obat menyebabkan diare. Petunjuk pada diare yang diinduksi obat adalah bahwa diare mulai segera setelah perawatan dengan obat dimulai. Obat-obat yang paling sering menyebabkan diare adalah antacids dan suplemen-suplemen nutrisi yang mengandung magnesium. Kelompok-kelompok lain dari obat yang menyebabkan diare termasuk obat-obat anti-peradangan nonsteroid atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs NSAIDs, obat-obat kemoterapi, antibiotik-antibiotik, obat-obat untuk mengontrol denyut-denyut jantung yang tidak teratur (antiarrhythmics), dan obat-obat untuk tekanan darah tinggi. Beberapa contoh-contoh dari obat-obat spesifik yang umumnya menyebabkan diare adalah misoprostol (Cytotec), quinidine (Quinaglute, Quinidex), olsalazine (Dipentum), colchicine (Colchicine), metoclopramide (Reglan), dan cisapride (Propulsid, Motilium).

b. Penyebab-Penyebab Umum Diare Kronis

Irritable bowel syndrome (IBS).

Irritable bowel syndrome adalah penyebab fungsional dari diare atau sembelit. Tidak ada peradangan. Ia mungkin disebabkan oleh beberapa persoalan-persoalan berbeda yang mendasarinya, namun dipercayai bahwa penyebab yang paling umum adalah perjalanan lintasan yang cepat dari isi-isi usus melalui usus besar. Penyakit-Penyakit Infeksius. Ada sedikit penyakit-penyakit infeksius yang dapat menyebabkan diare kronis, contohnya, Giardia lamblia . Pasien-pasien dengan AIDS seringkali mempunyai infeksi-infeksi kronis dari usus-usus mereka yang menyebabkan diare. Pertumbuhan Bakteri Yang Terlalu Cepat Dalam Usus Kecil. Karena persoalan-persoalan dari usus kecil, bakteri-bakteri normal usus besar mungkin menyebar dari usus besar dan kedalam usus kecil. Ketika mereka melakukannya, mereka berada dalam posisi untuk mencerna makanan yang usus kecil tidak mempunyai waktu untuk mencernakannya dan menyerapnya. Mekanisme yang menjurus pada perkembangan diare pada pertumbuhan yang terlalu cepat dari bakteri tidak diketahui. Post-infectious. Setelah infeksi-infeksi virus, bakteri atau parasit yang akut, beberapa individu-individu mengembangkan diare kronis. Penyebab dari tipe diare ini adalah tidak jelas, namun beberapa dari individu-individu ini mempunyai pertumbuhan yang terlalu cepat dari bakteri dari usus kecil. Inflammatory bowel disease (IBD). Penyakit Crohn dan ulcerative colitis, penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari usus kecil dan/atau usus besar, umumnya menyebabkan diare kronis. Kanker Usus Besar. Kanker usus besar dapat menyebabkan diare atau sembelit. Jika kanker menghalangi lintasan feces, ia biasanya menyebabkan sembelit. Adakalanya, bagaimanapun, ada sekresi dari air dibelakang rintangan, dan feces cair dari belakang rintangan bocor sekitar kanker dan berakibat pada diare. Kanker, terutama pada bagian distal dari usus besar, dapat menjurus pada feces-feces yang tipis. Kanker di rektum dapat menjurus pada perasaan buang air besar yang tidak sempurna. Sembelit Yang Parah. Dengan menghalangi usus besar, feces yang mengeras dapat menjurus pada persoalan-persoalan yang sama seperti kanker usus besar, seperti didiskusikan sebelumnya. Malabsorbsi Karbohidrat (Gula). Malabsorbsi karbohidrat atau gula adalah ketidakmampuan untuk mencerna dan menyerap (absorb) gula-gula. Malabsorbsi gula-gula yang paling dikenal terjadi dengan kekurangan lactase (juga dikenal sebagai intoleransi lactose atau susu) dimana produk-produk susu yang mengandung gula susu, lactose, menjurus pada diare. Lactose tidak diurai dalam usus karena ketidakhadiran dari enzim usus, lactase, yang normalnya mengurai lactose. Tanpa diurai, lactose tidak dapat diserap kedalam tubuh. Lactose yang tidak tercerna mencapai usus besar dan menarik air (dengan osmosis) kedalam usus besar. Ini menjurus pada diare. Meskipun lactose adalah bentuk yang paling umum dari malabsorbsi gula, gula-gula lain dalam diet juga mungkin menyebabkan diare, termasuk fructose dan sorbitol. Malabsorbsi Lemak. Malabsorbsi lemak adalah ketidakmampuan untuk mencerna atau menyerap lemak. Malabsorbsi lemak mungkin terjadi karena sekresi-sekresi pankreas yang berkurang yang adalah perlu untuk pencernaan lemak yang normal (contohnya, disebabkan oleh pankreatits atau kanker pakreas) atau oleh penyakit-penyakit dari lapisan dari usus kecil yang mencegah penyerapan dari lemak yang telah dicerna (contohnya, penyakit celiac). Lemak yang tidak tercerna memasuki bagian terakhir dari usus kecil dan usus besar dimana bakter-bakteri merubahnya kedalam senyawa-senyawa (kimia-kimia) yang menyebabkan air disekresikan oleh usus kecil dan usus besar. Lintasan melalui usus kecil dan usus besar juga mungkin lebih cepat ketika ada malabsorbsi dari lemak. Penyakit-Penyakit Endokrin.Beberapa penyakit-penyakit endokrin (ketidakseimbangan dari hormon-hormon) mungkin menyebabkan diare, contohnya, kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) dan kelenjar pituitari atau adrenal yang kurang aktif (penyakit Addison). Penyalahgunaan Obat pencuci Perut (Laxative). Penyalahgunaan dari obat pencuci perut oleh individu-individu yang ingin perhatian atau menurunkan berat badan adalah penyebab sekali-sekali dari diare kronis.4II.5. Komplikasi Penyakit Diare

Dehidrasi terjadi ketika ada kehilangan cairan dan mineral-mineral (elektrolit-elektrolit) yang berlebihan dari tubuh yang disebabkan oleh diare, dengan atau tanpa muntah. Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang mempunyai jumlah-jumlah feces yang besar, terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi oleh kelesuan atau dihubungkan dengan mual dan muntah. Adalah juga umum pada bayi-bayi dan anak-anak muda yang mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri. Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin megalami hanya dahaga atau mulut yang kering. Dehidrasi yang sedang sampai parah mungkin menyebabkan orthostatic hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume darah yang berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu berdiri), hasil urin yang berkurang, kelemahan yang parah, shock, gagal ginjal, kebingungan, acidosis (terlalu banyak asam dalam darah), dan koma.

Elektrolit-elektrolit (mineral-mineral) juga hilang dengan air ketika diare berkepanjangan atau parah, dan kekurangan mineral atau elektrolit mungkin terjadi. Kekurangan-kekurangan yang paling umum terjadi dengan sodium dan potassium. Kelainan-kelainan dari chloride dan bicarbonate juga mungkin berkembang. Akhirnya, mungkin ada iritasi dari anus yang disebabkan oleh pengeluaran yang seringkali dari feces yang berair yang mengandung senyawa-senyawa yang mengiritasi.4II.6. Tes-Tes Yang Bermanfaat Dalam Mengevaluasi Diare

Diare Akut. Diare akut biasanya memerlukan sedikit tes-tes. Pengukuran dari tekanan darah pada posisi tegak dan terlentang dapat menunjukan hipotensi orthostatic dan mengkonfirmasikan kehadiran dari dehidrasi. Jika dehidrasi yang sedang atau parah atau kekurangan-kekurangan elektrolit adalah mungkin, elektrolit-elektrolit darah dapat diukur. Pemeriksaan dari sejumlah kecil feces dibawah mikroskop mungkin mengungkap sel-sel darah putih yang mengindikasikan bahwa peradangan usus hadir dan mendesak pengujian lebih lanjut, terutama pembiakan-pembiakan bakteri dari feces dan pemeriksaan dari feces untuk parasit-parasit. Jika antibiotik-antibiotik telah dipakai dalam dua minggu sebelumnya, feces harus diuji untuk racun dari C. difficile. Pengujian feces dan darah untuk virus-virus jarang dilakukan. Jika telah ada perjalanan baru-baru ini ke negara-negara belum maju atau gunung-gunung, feces mungkin diperiksa untuk Giardia.

Diare Kronis. Dengan diare kronis, fokus biasanya berpindah dari dehidrasi dan infeksi (dengan pengecualian dari Giardia) ke diagnosis dari penyebab-penyebab yang tidak infeksius dari diare. (Lihat diskusi sebelumnya dari penyebab-penyebab umum dari diare kronis). Ini mungkin memerlukan x-rays dari usus-usus (rentetan pencernaan bagian atas atau barium enema), atau endoskopi (esophagogastroduodenoscopy atau EGD, atau colonoscopy) dengan biopsi-biopsi. Malabsorbsi lemak dapat didiagnosa dengan mengukur lemak dalam pengambilan feces 72 jam. Malabsorbsi gula dapat didiagnosa dengan mengeliminasi gula yang menyerang dari diet atau dengan melakukan pengujian napas hidrogen. Pengujian napas hidrogen juga dapat digunakan untuk mendiagnosa pertumbuhan bakteri yang terlalu cepat dari usus kecil. Kelenjar pituitari atau adrenal yang kurang aktif dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif dapat didiagnosa dengan mengukur tingkat-tingkat darah dari cortisol dan hormon tiroid. Penyakit Celiac dapat didiagnosa dengan tes-tes darah dan biopsi dari usus kecil.4II.7. Pencegahan dan Perawatan Dehidrasi

Oral rehydration solutions (ORS) adalah cairan-cairan yang mengandung karbohidrat (glucose atau rice syrup) dan elektrolit-elektrolit (sodium, potassium, chloride, dan citrate atau bicarbonate). Mula-mula, the World Health Organization (WHO) mengembangkan WHO-ORS untuk secara cepat rehydrate (menggantikan cairan) korban-korban dari penyakit diare yang parah, cholera. Larutan WHO-ORS mengandung glucose dan elektrolit-elektrolit. Glucose dalam larutan adalah penting karena ia memaksa usus kecil untuk menyerap dengan cepat cairan dan elektrolit-elektrolit. Tujuan dari elektrolit-elektrolit dalam larutan adalah pencegahan dan perawatan dari kekurangan-kekurangan elektrolit. Contoh-contoh dari produk-produk ini adalah Pedialyte, Rehydralyte, Infalyte, dan Resol. ORS dapat digunakan untuk diare yang parahnya sedang yang disertai oleh dehidrasi pada anak-anak yang lebih tua dari umur 10 tahun dan pada kaum dewasa. Larutan-larutan ini diberikan pada 50 ml/kg dalam waktu 4-6 jam untuk dehidrasi ringan atau 100 ml/kg dalam 6 jam untuk dehidrasi sedang. Setelah rehydration, larutan ORS dapat digunakan untuk memelihara hidrasi pada 100 ml- 200 ml/kg dalam 24 jam hingga diare berhenti. Petunjuk-petunjuk pada label larutan biasanya menyatakan jumlah-jumlah yang tepat. Setelah rehydration, anak-anak yang lebih tua dan kaum dewasa harus memulai lagi makanan solid sesegera segala mual dan muntah hilang. Makanan solid harus mulai dengan nasi, cereal, pisang-pisang, kentang-kentang, dan produk-produk yang bebas lactose dan rendah lemak. Keragaman dari makanan-makanan dapat diperluas ketika diare berhenti.

Bayi-bayi dan anak-anak muda. Kebanyakan diare akut pada bayi-bayi dan anak-anak muda disebabkan oleh viral gastroenteritis dan biasanya berlangsung singkat. Antibioti-k-antibiotik tidak diresepkan secara rutin untuk viral gastroenteritis. Bagaimanapun, demam, muntah, dan feces-feces yang longgar dapat menjadi gejala-gejala dari infeksi-infeksi masa kanak-kanak lain seperti otitis media (infeksi telinga tengah), pneumonia, infeksi kantong kemih, sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan meningitis. Penyakit-penyakit ini mungkin memerlukan perawatan antibiotik yang dini. Absorbents. Absorbents adalah senyawa-senyawa yang menyerap (absorb) air. Absorbents yang diminum secara oral mengikat air dalam usus kecil dan usus besar dan membuat feces-feces diare kurang berair. Absorbents mengikat kimia-kimia beracun yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri yang menyebabkan usus kecil mensekresikan cairan.

Dua absorbents utama adalah attapulgite dan polycarbophil, dan mereka berdua tersedia tanpa resep-resep. Contoh-contoh dari produk-produk yang mengandung attapulgite adalah Donnagel, Rheaban, dan Diasorb. Equilactin adalah produk anti-diare yang mengandung attapulgite; bagaimanapun obat pencuci perut (laxative), Konsyl, juga mengandung attapulgite. Attapulgite dan polycarbophil tetap dalam usus dan, oleh karenanya, tidak mempunyai efek-efek sampingan diluar dari saluran pencernaan. Mereka mungkin adakalanya menyebabkan sembelit dan kembung. Satu pertimbangan adalah bahwa absorbents juga dapat mengikat obat-obat dan mengganggu penyerapan mereka kedalam tubuh. Untuk sebab ini, seringkali direkomendasikan bahwa obat-obat dan absorbents diminum terpisah selang beberapa jam sehingga mereka secara fisik dipisahkan dalam usus. Obat-obat Anti-motility (anti kemampuan bergerak). Obat-obat Anti-motility adalah obat-obat yang mengendurkan otot-otot dari usus kecil dan/atau usus besar. Pengenduran berakibat pada aliran yang lebih lambat dari isi-isi usus. Aliran yang lebih lambat mengizinkan lebih banyak waktu untuk air diserap dari usus kecil dan usus besar dan mengurangi kandungan air dari feces. Kejang-kejang, yang disebabkan oleh kekejangan dari otot-otot usus, juga dihilangkan dengan pengenduran otot.

Dua obat anti-motility utama adalah loperamide (Imodium), yang tersedia tanpa resep, dan diphenoxylate (Lomotil), yang memerlukan resep. Kedua obat berhubungan dengan opiates (contohnya, codeine ) namun tidak satupun dari keduanya mempunyai efek-efek yang menghilangkan nyeri dari opiates. Loperamide, meskipun berhubungan dengan opiates, tidak menyebabkan kecanduan. Diphenoxylate adalah obat yang dibuat manusia yang pada dosis yang tinggi dapat menjadi kecanduan karena efek-efek euphoriknya (sangat gembira) seperti opiate. Dalam rangka mencegah penyalahgunaan dari diphenoxylate dan kecanduan, obat yang kedua, atropine, ditambahkan pada loperamide dalam Lomotil. Jika terlalu banyak Lomotil dimakan, efek-efek sampingan yang tidak menyenangkan dari terlalu banyak atropine akan terjadi.

Senyawa-senyawa Bismuth. Banyak preparat-preparat yang mengandung bismuth tersedia diseluruh dunia. Bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol) tersedia di Amerika. Ia mengandung dua ramuan (bahan-bahan) yang berpotensi aktif, bismuth dan salicylate (aspirin). Adalah tidak jelas seberapa efektifnya senyawa bismuth, kecuali pada diare wisatawan dan perawatan dari infeksi H. pylori dari lambung dimana mereka telah ditunjukan efektif. Adalah juga tidak jelas bagaimana bismuth subsalicylate mungkin bekerja. Diperkirakan ia mempunyai beberapa sifat-sifat seperti antibiotik yang mempengaruhi bakteri-bakteri yang menyebabkan diare. Salicylate adalah anti-peradangan dan dapat mengurangi sekresi air degan mengurangi peradangan. Bismuth juga mungkin secara langsung mengurangi sekresi air oleh usus.4 BAB III

PEMBAHASANIII.1. Lingkungan

Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran mempengaruhi kesehatan serta berkaitan erat dengan host (pejamu) dan agen (penyebab penularan).5Secara garis besar lingkungan dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu : - lingkungan fisik.

- lingkungan biologis.

- lingkungan sosial-ekonomi.

- lingkungan sosial-budaya.5a. Lingkungan fisik

Lingkungan fisik adalah lingkungan alam yang terdapat di sekeliling manusia seperti musim/iklim, letak geografis dan lain-lain. Musim/iklimPerubahan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya dapat memberikan dampak bagi kesehatan manusia. Perubahan iklim/musim akan diikuti oleh perubahan ekosistem dan berpengaruh besar terhadap penyebaran berbagai macam virus. Letak geografisVariasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Pada daerah subtropis diare karena bakteri (Escherichia coli / E.coli) lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare karena virus terutama rotavirus, puncaknya pada musim dingin. Di daerah tropis, diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensinya meningkat pada musim kemarau (bulan Juli-Agustus) sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan (bulan Januari-Februari).5

b. Lingkungan biologis

Rotavirus adalah penyebab terpenting diare yang berat dan mengancam kehidupan anak umur kurang dari 2 tahun di seluruh dunia. Diare biasanya cair disertai muntah dan panas. Karena rotavirus menyebabkan kerusakan jonjot-jonjot usus sering disertai juga intoleransi laktosa, namun tidak terlalu berat. Rotavirus kemungkinan menyebar melalui kontak langsung.

E.coli merupakan penyebab penting diare cair akut pada orang dewasa dan anak-anak di negara berkembang. E.coli tidak masuk ke dalam usus dan diare yang terjadi disebabkan toksin.5c. Lingkungan sosial-ekonomi

Sampai saat ini penyakit diare atau juga disebut gastroenteritis masih merupakan masalah kesehatan di banyak negara berkembang termasuk Indonesia. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia di mana Indonesia yang terparah, angka kejadian diare menunjukkan kenaikan. Bahkan gangguan kesehatan maupun penyakit yang terkait dengan diare seperti gangguan gizi terutama di Jawa tengah juga menunjukkan kenaikan yang nyata.Diare adalah penyebab utama kekurangan gizi. Hal ini disebabkan adanya anoreksia pada penderita diare. Penderita diare makan lebih sedikit daripada biasanya. Padahal sebaliknya, kebutuhan sari makanan seharusnya meningkat. Penyakit diare dapat berdampak pada status ekonomi negara-negara berkembang.

Dengan demikian krisis ekonomi di negara Indonesia memegang peran sebagai penyebab timbulnya penyakit diare. Telah digarisbawahi bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin memiliki angka kesakitan dan angka kematian yang lebih tinggi untuk hampir semua penyakit bila dibandingkan dengan anak yan g berasal dari keluarga mampu. Tingginya angka kesakitan dan kematian pada keluarga miskin dapat disebabkan rendahnya tingkat pendidikan.5d. Lingkungan sosial-budaya

Pendidikan bertujuan mengubah perilaku. Bila tingkat pendidikan seseorang rendah maka kemungkinan untuk mengubah perilaku sangat sulit. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan mengetahui pentingnya sanitasi lingkungan dan penyediaan air bersih. Tetapi berbeda dengan orang-orang yang berpendidikan rendah. Pembuangan tinja secara sembarangan tidaklah dianjurkan sebab tinja mengandung berbagai macam kuman. Sanitasi yang merupakan penyebab utama terjadinya diare. Sering ditemukan warga tidak mencuci tangan sesudah membuang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak. Selain itu sering juga ditemukan anggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya, padahal seseungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.5III.2. Usaha pengendalian Diare 1. Air bersih

Air bersih sangat dibutuhkan. Tanpa air manusia sulit bertahan. Untuk kebutuhan pokok, pengadaan air bersih mutlak diadakan. Tidak adanya penyediaan air bersih untuk keperluan sehari-hari termasuk kebutuhan pokok seperi memasak dan minum. Niscaya penyakit diare pun merajalela.52. Makanan

Diare adalah penyebab utama kekurangan gizi. Hal ini disebabkan adanya anoreksia pada penderita diare. Penderita diare makan lebih sedikit daripada biasanya. Padahal sebaliknya, kebutuhan sari makanan seharusnya meningkat. Penyakit diare dapat berdampak pada status ekonomi negara-negara berkembang.

Dengan demikian krisis ekonomi di negara Indonesia memegang peran sebagai penyebab timbulnya penyakit diare. Telah digarisbawahi bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin memiliki angka kesakitan dan angka kematian yang lebih tinggi untuk hampir semua penyakit bila dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga mampu. Tingginya angka kesakitan dan kematian pada keluarga miskin dapat disebabkan rendahnya tingkat pendidikan.53. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan juga memegang peranan penting terhadap kesehatan. Diperlukan penyediaan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan.5BAB IV

PENUTUPIV.1. KesimpulanDiare sebenarnya bukanlah nama penyakit melainkan suatu gejala. Namun bila didefinisikan, diare berarti peningkatan dalam frekwensi gerakan-gerakan usus atau pengurangan dalam bentuk tinja (kelonggaran yang lebih besar dari tinja) serta kehilangan air dan elektrolit secara berlebihan melalui BAB (buang air besar).Diare dapat terjadi karena peningkatan sekresi, pengaruh osmotik, peningkatan gerak usus, penurunan permukaan usus, dan invasi patogen mukosa usus. Diare terdiri dari dua tipe yaitu tipe akut yang terdiri dari Viral gastroenteritis, Keracunan makanan, Diare Wisatawan, Bacterial enterocolitis, Parasit-parasit, dan Obat-obat sedangkan tipe kronik terdiri dari Irritable bowel syndrome (IBS), Penyakit-Penyakit Infeksius, Pertumbuhan Bakteri Yang Terlalu Cepat Dalam Usus Kecil, Post-infectious, Inflammatory bowel disease (IBD), Kanker Usus Besar, Sembelit Yang Parah, Malabsorbsi Karbohidrat (Gula), Malabsorbsi Lemak, Penyakit-Penyakit Endokrin, dan Penyalahgunaan Obat pencuci Perut (Laxative). Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit diare adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan makanan. Pencegahan dapat dilakukan dengan perbaikan sanitasi khususnya makanan dan air. IV.2. Saran

Dalam upaya memutuskan tali penularan penyakit diare digunakan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan kebersihan makanan. Diharapkan perhatian dari pemerintah untuk pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada upaya preventif dan promotif, termasuk upaya penyediaan dan penyehatan air serta kebersihan makanan.DAFTAR PUSTAKA1. Anonim. Penyakit Diare di Indonesia. Diunduh dari:http://lkpk.org/2008/05/25/penyakit-diare-di-indonesia/, Jakarta, 2008.

2. Enggar Pranowo Alfianto. Efektivitas Pendidiksn Kesehatan Tentang Diare Pada Anak Balita Di Desa Pucangan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura I Kabupaten Sukoharjo. Diunduh dari: http://www.pdfqueen.com/html/aHR0cDovL2V0ZC5lcHJpbnRzLnVtcy5hYy5pZC8zOTY2LzEvSjIxMDA0MDAxOS5wZGY=, Surakarta, 2009.

3. Anonim. Penyakit Diare Pada Anak. Diunduh dari: http://afie.staff.uns.ac.id/2008/12/18/penyakit-diare-pada-anak-mekanisme/, Jakarta, 2008.

4. Anonim. Diare. Diunduh dari: http://www.totalkesehatananda.com/diare5.html, Jakarta, 2008.

5. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Buku Ajar Diare. Pegangan Bagi Mahasiswa. Jakarta : Departemen Kesehatan RI;1999

5