Diare

8
Diare: sindrom klinis David , Maria Sarche Kuna Mahasiswa/i Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna No.06-Kebun Jeruk Jakarta Barat Abstrak: Diare adalah keluarnya air tinja dan elektrolit yang hebat. Pada bayi volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3 tahun yang volume tinjanya sudah sama dengan volume orang dewasa, volume lebih dari 200 g/24 jam disebut diare. 1 Diare infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas dinegara berkembang terutamapada anak-anak. Standar higienis dan sanitasi, malnutrisi, lingkungan padat dan sumber daya medis yang buruk merupakan faktor yang berperan dalam diare ini. Penyakit ini juga sangat sering terjadi di negara maju namun memiliki mortalitas yang rendah. 2 pencegahan yang adapat dilakukan adalaha dengan memperhatikan standar higienis profesional, fasilitas mencuci tangan dan pengawasan higienis pada fasilitas penitipan anak. 2 Selain itu lingungan disekitar rumahpun harus dijaga kebersihannya. Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Angela Kearney, memaparkan data WHO memperkirakan bahwa infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak balita setiap tahun di seluruh dunia, membuat diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah pneumonia. 3 Di Indonesia, WHO memperkirakan, sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena penyakit ini. Setiap tahun, lebih dari 31.000 anak-anak di Indonesia tidak dapat merayakan ulang tahun kelima mereka karena penyakit yang sebenarnya dapat kita cegah dengan perilaku sederhana, cuci tanga pakai sabun (CTPS). 3 Kata kunci: diare infeksi, air tinja, elektrolit, standar higienis. Abstarct Diarrhea is an extremely fecal discharge of water and electrolyte. In infants, volume of feces more than fifteen gram in twenty four hours called diarrhea. At the age of

description

makalah

Transcript of Diare

Diare: sindrom klinisDavid , Maria Sarche KunaMahasiswa/i Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna No.06-Kebun Jeruk Jakarta BaratAbstrak: Diare adalah keluarnya air tinja dan elektrolit yang hebat. Pada bayi volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3 tahun yang volume tinjanya sudah sama dengan volume orang dewasa, volume lebih dari 200 g/24 jam disebut diare.1 Diare infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas dinegara berkembang terutamapada anak-anak. Standar higienis dan sanitasi, malnutrisi, lingkungan padat dan sumber daya medis yang buruk merupakan faktor yang berperan dalam diare ini. Penyakit ini juga sangat sering terjadi di negara maju namun memiliki mortalitas yang rendah.2 pencegahan yang adapat dilakukan adalaha dengan memperhatikan standar higienis profesional, fasilitas mencuci tangan dan pengawasan higienis pada fasilitas penitipan anak.2 Selain itu lingungan disekitar rumahpun harus dijaga kebersihannya. Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Angela Kearney, memaparkan data WHO memperkirakan bahwa infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak balita setiap tahun di seluruh dunia, membuat diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah pneumonia.3 Di Indonesia, WHO memperkirakan, sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena penyakit ini. Setiap tahun, lebih dari 31.000 anak-anak di Indonesia tidak dapat merayakan ulang tahun kelima mereka karena penyakit yang sebenarnya dapat kita cegah dengan perilaku sederhana, cuci tanga pakai sabun (CTPS).3 Kata kunci: diare infeksi, air tinja, elektrolit, standar higienis.Abstarct Diarrhea is an extremely fecal discharge of water and electrolyte. In infants, volume of feces more than fifteen gram in twenty four hours called diarrhea. At the age of three, volume of feces is equal to adultss, a volume of more than two hundred gram in twenty four hours is called diarrhea.1 Infectious diarrhea is a major cause of morbidity and mortality in developing countries, especially in children. Standards of hygiene and sanitation, malnutrition, crowded environments and poor medical resources is factors causes diarrhea. The disease is also very common in developed countries, but has a low mortality.2 All we can do is to pay attention to professional standards of hygiene, hand washing facilities and a hygienic supervision in childcare facilities.2 Then, the environments around the house must be kept clean of things that can cause diarrhea. UNICEF representative in Indonesia, Angela Kearney, presented data from WHO estimates that diarrhea infection life threatening 1.87 million children under five each year in worldwide, making the diarrhea causes of infant and under-five mortality second largest after pneumonia.3 In Indonesia, the WHO estimates, approximately 31.200 children under five die every year due to this disease. Each year, more than 31.000 children in Indonesia are not able to celebrate their fifth birthday because of disease that could be prevented with simple behaviour, washing hands with soap (CTPS).3Keywords: infectious diarrhea,fecal water,electrolyteshygenic standart.

Pendahuluan Diare adalah keluarnya air tinja dan elektrolit yang hebat. Pada bayi volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3 tahun yang volume tinjanya sudah sama dengan volume orang dewasa, volume lebih dari 200 g/24 jam disebut diare.1 Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus; perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natirum, klorida dan glukosa.1Sejak diperkenalkan pada pertengahan 1984, PCR merupakan metode yang sangat cepat , sensitif dengan akurasi yang tinggi dalam mendeteksi mikroba patogen bila dibandingkan dengan metode konvensional. Standarisasi beberapa metode deteksi patogen utama penyebab keracunan konsumsi bahan pangan telah dilakukan dengan tujuan untuk validasi dan standarisasi metode deteksi patogen utama pada 5 patogen utama: Salmonella spp., thermophilic Campylobacter spp., Enterohaemorrhagic E. Coli, L. Monocytogenes dan Yersinia enterocoliticia.4Penelusuran penyebab KLB muntaber (diare) dilakukan dengan pendekatan kultur dan teknik deteksi molekuler dengan target gen spesifik. Dari penelitian tersebut diduga bahwa Eschericia coli patogen sebagai penyebab KLB muntaber (diare). Sehingga, penelusuran difokuskan pada E. Coli dan pada tahap awal deteksi dilakukan dengan target utama gen penyandi toksin pada E.coli.5Eschericia coli merupakan flora normal pada manusia dan hewan. Tetapi, beberapa strain E.coli dapat bersifat patogen sehingga keberadaan E. Coli pada bahan pangan dan air dipakai sebagai salah satu indikator pencemaran dan keamanan bahan pangan dan air.6 Penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab umum penyakit diare dapat dilihat pada tabel 1.Pembahasan Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan kejadian luar biasa. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6 frekuensi KLB terbanyak setelah DBD, Chikungunya, Keracunan makanan, Difteri dan Campak. Keadaan ini tidakberbeda jauh dengan tahun 2009, menurut data STP KLB 2009, KLB diare penyakit ke 7 terbanyak yang menimbulkan KLB.7Penyakit diare pada dasarnya menyerang siapa saja tanpa memandang umur si penderita namun ada beberapa kelompok umur yang rentan akan penyakit ini. Dibawah ini adalah tabel yang berisi kasus penyakit diare berdasarkan kelompok umur.7

Dari diagram diatas terlihat bahwa berdasarkan kelompok umur,balita yang berusia di bawah 5 tahun mempunyai resiko terkena penyakit diare lebih besar dibandingkan dengan anak usia diatasnya. Setidaknya ada empat faktor resiko diare, yaitu faktor lingkungan, faktor balita, faktor ibu, dan faktor sosio demografi. Tetapi yang lebih ditekankan adalah pada faktor lingkungan terutama sumber air bersih, karena air ini merupakan hal yang paling vital bagi kehidupan dan menjadi faktor utama penyakit diare. Disamping itu juga sikap CTPS juga sangat mempengaruhi penyebaran penyakit diare. Dibawah ini adalah diagram presentasi perilaku CPTS yang benar berdasarkan usia.

Komplikasi Dehidrasi dan gagal ginjal Dehidrasi hipernatremik pada bayi Kadar natrium serum tinggi (>150 mmol/L) meskipun keseluruhan tubuh defisit natrium akibat lebih banyaknya kehilangan air dari pada natrium Hipertonisitas kompartemen intraseluler yang juga terjadi dapat menyebabkan kerusakan otak Septikemia (Salmonella, Yersinia, Campylobacter fetus) Dilatasi kolon toksik (Salmonella, Campylobacter, Shigella, Clostridium difficile) Sindrom hemolitik-uremik (E.coli entrerohemoragik O157, Shigella dysentriae) Artritis reaktif (Shigella, Salmonella, Campylobacter terutama pada orang dengan HLA-B27 positif) Eritema nodosum (Salmonella, Campylobacter, Yersinia enterocolitica) Diare persisten.

Tabel 1. Penyebab umumtingkatan Negara berkembangNegara maju

Anak anak

Orang dewasaRotavirusETECAdenovirusEPECGiardiaShigellaEaggECCampylobacterSalmonellaETECSalmonellaShigella NLVVibrioCryptosporodiumGiardia

RotavirusAdenovirusSLV*CampylobacterShigellaSalmonellaCrystosporodiumVTEC

CampylobacterSalmonellaNLVGiardiaCrypyosporodiumVTEC

*Sapporo-like virus (SLV) muncul sebagai penyebab penting diare yang didapat di komunitas pada anak kecil di negara industri seluruh dunia, data pravelensi di negara berkembang tidak ada. Virus ini merupakan kalisivirus yang serupa dengan Norwalk-like virus (NLV)EaggEC, enteroaggregative E. Coli; EPEC, enteropathogenic E. Coli; ETEC, enterotoxigenic E.coli; VTEC, verocytotoxinproducing E. Coli.

Pencegahan Di rumah sakit, semua pasien harus dirawat di bawah tindakan pencegahan enterik Semua pasien harus dijauhkan dari pekerjaan, sekolah, atau penitipan anak sampai gejala hilang Pengelola makanan yang biasanya memegang makanan yang tidak dibungkus yang akan langsung dimakan atau tanpa proses pemasakan lebih lanjut, dan orang yang mengekskresikan patogen harus memiliki hasil pemeriksaan tinja yang negatif sebanyak tiga kali berturut-turut sebelum kembali bekerja Anak kecil yang mengekskresikan patogen tidak perlu dijauhkan dari tempat penitipan anak, kelompok bermain, atau sekolah dalam waktu lama bila pengawasan higiennya cukup Perhatian yang ketat penting dalam standar higiene personal, fasilitas mencuci tangan, dan pengawasan higiene pada fasilitas penitipan anak Persediaan air masyarakat harus dilindungi dari tinja manusia dan hewan, dan harus difiltrasi dengan baik bila terdapat risiko tersebut Turis sebaiknya hanya meminum air yang direbus atau air dalam kemasan botol, dan menghindari air danau atau sungai yang difiltrasi (tablet pemurni air tidak dapat dipercaya dapat melawan diare parasitik), hanya mengkonsumsi salad, sayuran, dan buah mentah yang telah dicuci dengan baik, dan makanan yang baru dimasak, serta menghindari susu mentah Makanan yang berasal dari hewan harus dimasak dengan baik Telur seharusnya direbus paling sedikit 3 menit Makanan yang dimasak sebaiknya segera dimasukkan ke dalam kulkas Standar higiene yang tinggi harus diobservasi di semua daerah di mana terdapat pengelolaan daging mentah seperti di rumah penjagalan, toko daging, restoran , dan dapur rumah tangga. Makanan mentah dan yang sudah dimasak harus disimpan terpisah. Makanan beku membutuhkan pencairan yang baik sebelum dimasak Anak-anak harus diajari dan diawasi selama kunjungan ke pertanian dengan memperhatikan higiene dan pencucian tangan.2 Cuci tangan higiene merupakan suatu prosedur mencuci tangan menggunakan bahan antiseptik atau membersihkan tangan dengan alkohol (alcoholic rub). Metode ini dapat membunuh dan menghilangkan mikroorganisme transien secara lebih efektif.8 Di negara berkembang, penyediaan air minum yang aman, pembuangan ekskret yang sehat, dan edukasi masyarakat mengenai higiene makanan merupakan tindakan yang penting.2RangkumanKesehatan dan kebersihan lingkungan sangat mempengaruhi penyebaran penyakit diare. Cuci tangan dengan menggunakan sabun adalah cara paling mudah dan ampuh untuk mencengah penyebaran penyakit ini.Daftar pustaka 1. Behrman,Kliegman,Alvin. Ilmu kesehatan anak.15th ed.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC;2000.2. Mandal BK.Wilkins EGL,Dunbar EM,Mayon-white RT. Lectur notes. 6th ed. Jakarta:penerbit Erlangga;2006.3. Diare ancam 1,87 juta bayi di dunia[editorial]. Diunduh dari www.sehatnews.com, pada tanggal 4 November 2012.4. Wang RF,Cao WW,Cerniglia CE. A universal protocol for PCR detection of 13 species of foodborne pathogens in foods. J appl. Microbiol 2000;83:727-36.5. Sujaya IN,Ayatini NPD,Nursini NW,Purnama SG,Dwipayanti NMU,Artawan IG,et all. Epidemotologi;identifikasi penyebab diare di kabuoaten Karangasem,Bali. KESMAS 2010;4(4):816. Dayle M and Padye VV. Escherencia coli. In: MP Doyle. Editor. Foodborne bacterial pathogens. New York,NC:Mercel Dekker;2001.p.235-81.7. Agtini DM,Soenarto SP. Mordibilitas dan mortalitas diare pada balita di Indonesia tahun 2000-2007. Vaksin rotavirus untuk pencegahan diare. Buletin jendela data dan informasi kesehatan 2011;2(2):2.8. Loho T,Utami L. Uji efektivitas antiseptic triclosan 1% terhadap stepilococcus aureus,echerrichia coli,enterococcus faecalis dan pseudomonas aeruginosa. Maj kedokt indon 2007;57(6):175.