diare

download diare

of 19

description

huhb

Transcript of diare

PENGERTIANGastroentritis atau diare akut adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebihdari3 kali perhari dengan tinja berbentuk cair /setengah padat dan banyaknya lebih dari 200 250 gram.

ETIOLOGI1.Faktor infeksi : Bakteri2.Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.

TANDA DAN GEJALA1.Defekasi cair lebih dari 3 kali2.Anak menjadi rewel dan gelisah3.Tonus otot menurun4.Muntah5.Demam sub febris6.Nyeri abdomen7.Membran mukosa mulut kering8.Fontanela anterior cekung ( bayi yang kurang 18 bln)9.Kehilangan berat badan10.Lemah

KOMPLIKASI :1.Akut:a.Dehidrasi:Derajat dehidrasiRinganSedangBerat

BB( % kehilangan )4-56-97-10

Keadaan UmumHaus, sadarHaus, gelisah, letargiMengantuk, dingin, berkeringat

Air mataAdaTidak adaTidak ada

Turgor jaringanNormalTidak adaTidak ada

Membran mukosaBasahKeringSangat kering

Tekanan darahNormalNormal / rendah< 90mmHg, mungkin tidak dapat diukur

BAKNormalMenurun / keruhOliguria

NadiNormalCepatCepat, lemah, mungkin tidak teraba

MataNormalCekungSangat cekung

Fontanela anteriorNormalCekungSangat cekung

Defisit cairan ( ml/ kg )40-5060-90>100

b.Intoleran laktosaLaktosa adalah karbohidrat terpenting dalam ASI dan susu formula. Hampir semua laktosa yang masuk usus halus dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase yang terdapat pada mikrovili sel epitel usus halus. Hasil hidrolisis akan diabsorpsi dan masuk ke dalam aliran darah sebagai nutrisi. Pada diare (terutama akibat rotavirus) terjadi kerusakan mikrofili sehingga terjadi defisiensi laktase sekunder.Intoleransi laktosa adalah gejala klinis akibat tidak terhidrolisisnya laktosa secara optimal di dalam usus halus akibat defisiensi laktase, yaitu diare profus, kembung, nyeri perut, muntah, sering flatus, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam.c.KejangDisebabkan oleh kuman shigela yang mengeluarkan toksik berupa Shigatoksik yang dapat menembus sampai ke SSP.d.Hipovolemik2.Kronik:MalnutrisiHipoglikemiIntoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

PATOFISIOLOGIa.Gangguan absorbsiYang disebabkan oleh malabsorbsi makanan,KKP,atau bayi berat badan lahirrendah dan bayi baru lahir selain itu toxin dari rotavirus menghancurkan vili sehingga fungsi absorbsinya terganggu dan terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap ke duanyamenyebabkantekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus.Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.b.Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (mis: toxin akibat infeksi rotavirus,kuman pathogen dan apatogen) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Untuk membedakan penyebab diare akibat gangguan absorbsi atau ekskresi adalah dengan cara bayi dipuasakan sementara :Jika dipuasakan dan bayi tetap diare, maka terdapat gangguan fungsi sekresinyaJika dipuasakan dan diare berhenti , maka menunjukan terjadinya gangguan pada fungsi absorbsiPENATALAKSANAANDasar pengobatan diare adalah :1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.Jenis cairanCairan peroral :Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairan yang berisi Na ( 75 mMol/l),Cl ( 65 mMol/l),glukosa ( 75 mMol/l), K (20 mMol/l), HCO3(30 mMol/l), Sitrat (10 mMol/l) dan osmolitas (245 mMol/l). Formula lengkap sering disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa),1). Belum ada dehidrasiPeroral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas tiap defekasi.2). Dehidrasi ringan1 jam pertama : 25 50 ml/kg BB per oral (intragastrik). Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari.Secara IV3). Dehidrasi sedang1 jam pertama : 50 100 ml/kg BB peroral /intragastrik (sonde). Selanjutnya ; 125 ml/kg BB/hari.

4). Dehidrasi berata.Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun, berat badan 3 10 kgyaitu1 jam pertama : 40 ml/kg BB / jam = 10 tetes / kg BB /menit (set infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes / kg BB /menit (set infus 1 ml : 20 tetes).7 jam berikutnya : 12 ml /kg BB/jam = 33 tetes / kg BB/ m atau 4 tetes / kg BB/menit.16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum, teruskan dengan intravena 2 atau 3 tetes/kgBB/menit.b.Untuk anak lebih dari 2,5 tahun dengan BB 10 - 15 kg :o1 jam pertama : 30 ml /kg BB/jam = 8 atau 10 tetes/kgBB/menit.o7 jam berikutnya : 10 ml /kg BB /jam = 3 Atau 4 tetes/kgBB/menit.o16 jam berikutnya : 125 ml /kg BB oralit peroral atau intragastrik.c.Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan BB 20 -25 kg.Kebutuhan cairan :125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml /kg bb /24 jam.Jenis cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5 % + 1 bagian NaHCO3 1 %) dengan kecepatan 4 jam pertama = 25 ml/kgBB/jam atau 6 tetes/kgBB/menit, 8 tetes/kgBB/menit.20 jam berikutnya 150 ml /kgBB/20 jam = 2 tetes/kgBB/ menit atau 2 tetes/kgBB/menit.

Derajat dehidrasiKebutuhan cairanJenis cairanCara/lama pemberian

Berat (10%)+30ml/kg/jamRLIV / 1 jam

Sedang (6-9%)+70ml/kg/jamRL DarrowIV / 3 jamIG / 3 jam (oralit)

Ringan (5%)+50ml/kg/jam DarrowOralitIV / 3 jamIG / oralit

Tanpa dehidrasi10-20 ml/kg setiap diareOralit / cairan rumah tanggaOral

A.Pemberian cairan intravena (biasanya RL).RL mengandung Na+130 mEq/liter, K+4 mEq/liter, Cl-109 mEq/liter dan Ca++mEq/liter.Pemberian cairan infuse :Water setfactor tetesan 20 dan 15 tts. Diindikasikan untuk pasien dewasa atau anak-anak usia sekolah, digunakan untuk pemakaian pemberian cairan infuse seperti RL,D 5%, NaCl 0,9%. Jumlah cairan yang diberikan adalah dalam jumlah banyak dan untuk waktu yang cepat ( grojok )Precetion setfactor tetesan 60 tts. Biasanya digunakan untuk obat-obatan atau kemoterapi seperti manitol dan pada bayi digunakan untuk pembatasan cairan. Penggunaannya untuk jumlah cairan yang sedikit dan dibutuhkan dalam waktu yang singkat.Pediatric setfactor tetesan 60 tts. Digunakan pada bayi/anak.Blood setfactor tetesan 15 tts. Digunakan untuk tranfusi darah

Rumus penghitungan tetesan infuse:Jumlah cairan X factor tetesanWaktu(jam) X 60B. Minum sesuai dengan usia :UsiaBB (kg)Kebutuhan air total per 24 jam (ml)

3 hari3,0250-300

10 hari3,2400-500

3 bln5,4750-850

6 bln7,3950-1100

9 bln8,61100-1250

1 thn9,51150-1300

2 thn11,81350-1500

4 thn16,21600-1800

6 thn20,01800-2000

10 thn28,72000-2500

14 thn45,02000-2700

18 thn54,02200-2700

Bisa dengan rumus berikut ini :BBKebutuhan air (perhari)sampai 10 kg100ml/kgBB11 20 kg1000ml+50ml/kgBB> 20 kg1500ml+20ml/kgBB

2. Dietetik Pada bayi denganASIASI dilanjutkanbersama sama dengan oralit, selang seling.Pada bayi berumur lebih dari 4 bulan (sudah mendapat buah buahan,makan tambahan I & II) dilanjutkan dengan fase readaptasi, sedikit demi sedikit makanan diberikan kembali seperti sebelum sakit. Pada bayi dengan susu formulaDiberikan oralit, selang seling dengan susu formula.Jika bayi telah mendapat makanan tambahan (umur > 4 bln) untuk sementara dihentikan, diberikan sedikit demi sedikit mulai hari ke 3. Anak anak berumur lebih dari 1 tahun*Dengan gizi jelek (BB < 7 kg), realimentasi sama dengan bayi*Dengan gizi baik, realimentasi diberikan sbb:Hari 1 : oralit dan bubur tanpa sayur serta pisangHari 2 : bubur dengan sayurHari 3 : makanan biasa.3.Obat-obatan.I. Zink-10 mg untuk usia < 6 bulan-20 mg untuk usia > 6 bulanII. Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg.Klorpromazin dosis 0,5 1 mg /kg bb /hari.III. Antibiotik :1.KoleraTetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 2 hari )Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 3 hari )2.Shigella:Trimetoprim 5-10mg/kg/hari3.Sulfametoksasol25-50mg/kg/hariDibagi 2 dosis ( 5 hari )4.Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hr , 4 dosis (5 hr )5.Amebiasis:Metronidasol 30mg/kg/hr, 4 dosis ( 5-10 hari)6.Giardiasis:Metronidasol 15mg/kg/hr, 4 dosis ( 5 hari )

A.Definisi penyakit diareMenurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari .Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan, bertambah cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang berkepanjangan.

B.EtiologiDiare terjadi akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :1.Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya bakteriE.Colie2.Infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera3.Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut dan travellers diarre4.Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)5.Keracunan makanan dan minuman6.Gangguan gizi7.Pengaruh enzim tertentu8.Pengaruh saraf (terkejut, takut, dan lain sebagainya)

Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita, yaitu ( Depkes RI, 2007):1)Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.2)Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare.3)Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.4)Menggunakan air minum yang tercemar.5)Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.6)Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia.C.Jenis diareMenurut Depkes RI (2000), berdasarkan jenisnya diare dibagi empat yaitu :1.Diare AkutDiare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.2.DisentriDisentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinnya komplikasi pada mukosa.3.Diare persistenDiare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.4.Diare dengan masalah lainAnak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

D.Gejala diaregejala-gejala diare adalah sebagai berikut :1.Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu badannya pun meninggi,2.Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah,3.Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu,4.Lecet pada anus,5.Gangguan gizi akibatintake(asupan) makanan yang kurang,6.Muntah sebelum dan sesudah diare,7.Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah), dan8.Dehidrasi (kekurangan cairan).Dehidarsi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang dan dehidarsi berat. Disebut dehidrasi ringan jika cairan tubuh yang hilang 5%. Jika cairan yang hilang lebih dari 10% disebut dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang, denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah merendah, penderita lemah, kesadaran menurun dan penderita sangat pucat.

E.Epidemiologi penyakit diareMenurut Depkes RI (2005), epidemiologi penyakit diare adalah sebagai berikut :1.Penyebaran kuman yang menyebabkan diareKuman penyebab diare biasanya menyebar melaluifecal oralantara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan ataukontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan benar.2.Faktor pejamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diareFaktor pada pejamu yang dapat meningkatkan insiden, beberapa penyakit dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun, kurang gizi, campak, imunodefisiensi atau imunosupresi dan secara proposional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita.3.Faktor lingkungan dan perilakuPenyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare.F.Upaya PreventifDalam pencegahan diare, beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu :1.Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat agar terhindar dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.2.Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum hingga mendidih.3.Sanitas air yang bersih4.Kebersihan perorangan5.Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan makan, mengolah makanan juga setelah buang air besar. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan/ serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan dengan sabun atau menyediakan makanan untuk sikecil.6.Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban)7.Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering dengan yang basah8.Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan9.Lingkungan hidup yang sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

A.Penentuan status endemik/ penyakitPuskesmas Perawatan Cempae adalah salah satu dari dua Puskesmas yang terdapat di wilayah kecamatan Soreang Kota Parepare.Puskesmas yang berdiri sejak tahun 1991 ini melayani 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Watang Soreang, Bukit IndahdanBukit Harapan.Puskesmas ini terletak 2 km dari pusat Kota Pareparedengan letak geografis Puskesmas Perawatan Cempae sebagai berikut :1.Sebelah Utara:Kabupaten Pinrang2.Sebelah Timur:Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung3.Sebelah Barat: Teluk Parepare4.Sebelah Selatan:Kelurahan Lakessi Kecamatan Soreang.

Puskesmas yang kemudian resmi sebagai Puskesmas Perawatan pada tanggal 06 Juni tahun 2006 ini memiliki wilayah kerja seluas 7,76 km2dengan keadaan geografis terdiri dari dataran rendah sekitar 20 %, dataran tinggi 79 % dan pesisir pantai sekitar 1 %.Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Perawatan Cempae adalah24033jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak5531KK.Di puskesmas perawatan cempaeBukan hanya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, TB paru,kusta, rabies, penyakit ISPA, tetapi juga penyakit diare.Dari data yang didapatkan, jumlah kasus diare dari Januari hingga Desember tahun 2012 sebanyak 1.070 kasus. Dari 3 kelurahan yaitu Watang Soreang, Bukit indah dan Bukit harapan. Diantara ke 3 kelurahan tersebut angka tertinggi kasus diare adalah kelurahan Bukit Harapan yaitu391 kasus diare. Jika dilihat dari jumlah kasus diare dari ke 3 kelurahan tersebut dari bulan Januari hingga Desember 2012 kasus tertinggi adalah pada bulan Oktober yaitu 126 kasus. Kelurahan Watang Soreang, Bukit Indah Dan Bukit Harapan tergolong daerah endemik diare. Karena itu kita tingkatkan pengawasan dan pendataan untuk penyakit tersebut.

B.Konfirmasi DiagnosisDiare akut akibat infeksi dapat ditegakkan diagnosis etiologi bila anamnesis, manifetasi klinis, dan pemeriksaan penunjang menyokongnya. Beberapa petunjuk anamnesis yang mungkin dapat membantu diagnosis di antaranya :1.Bentuk feses2.Makanan dan minuman 6-24 jam terakhir yang dikonsumsi penderita;3.Adakah orang disekitarnya yang menderita hal serupa4.Dimana tempat tinggal penderita; serta5.Siapa penderita tersebut.Beberapa agen infeksi yang dapat menyebabkan diare inflamasi antara lain dari golongan protozoa adalahEntamoeba hystoliticadan dari golongan cacing adalah cacing cambuk.1.Entamoeba hystoliticaInfeksi terjadi karena tertelannya kista dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja. Kista yang tertelan mengeluarkan trofozoit dalam usus besar dan memasuki submukosa.Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan. Amebiasis dapat berlangsung tanpa gejala (asimptomatik). Gejala bervariasi, mulai rasa tidak enak di perut hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah disertai tenesmus.Diagnosisamebiasis yang akurat membutuhkan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk trofozoit dan kista. Metode yang paling disukai adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen dengantrichom stain. Untukscreeningcukup menggunakan sediaan basah dengan bahan saline dan diwarnai lugol agar terlihat lebih jelas. Selain tinja, spesimen yang dapt diperiksa berasal dari enema, aspirat, dan biopsi.Sering digunakan kombinasi obat untuk meningkatkan hasil pengobatan. Walaupun tanpa keluhan dan gejala klinis, sebaiknya diobati, karena amoeba yang hidup sebagai komensal di dalam lumen usus besar, sewaktu-waktu dapat menjadi patogen.

2.Trichuris trichiuraDisebut juga cacing cambuk dan menimbulkan penyakittrikuriasis. Pada infeksi berat, terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan rektum, kadang terlihat di mukosa rektum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada saat defekasi. Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat perlekatannya dapat terjadi perdarahan. Di samping itu, ternyata cacing ini menghisap darah, sehingga menyebabkan anemia.Diagnosis dengan menemukan telur di dalam tinja. Penatalaksanaannya dengan menggunakan mebendazol, albendazol dan oksantel pamoat, infeksi cacingTrichurisdapat diobati dengan hasil yang cukup baik.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Tinja.Pemeriksaan penting dalam tinja ialah terhadap parasit dan telur cacing. Sama pentingnya dalam keadaan tertentu adalah tes terhadap darah samar. Secara makroskopik, warna tinja dapat dipengaruhi oleh jenis makanan, kelainan dalam saluran usus dan oleh obat-obatan yang diberikan. Adanya lendir berarti rangsangan atau radang dinding usus. Jika lendir tersebut berada di bagian luar tinja, lokalisasi iritasi itu mungkin usus besar; jika bercampur baur dengan tinja mungkin sekali usus kecil. Adanya darah dapat menjadi petunjuk lokasi perdarahan. Makin proksimal terjadinya perdarahan, darah bercampur dengan tinja sehingga makin hitam warnanya. Merah muda biasanya oleh perdarahan yang segar di bagian distal. Pada pemeriksaan mikroskopik, usaha mencari protozoa dan cacing merupakan maksud terpenting.

C.Pendefinisian Kasus dan Perhitungan kasusDiare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. WHO pada tahun 1984 mendefenisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam).Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI, 2000)

Perhitungan kasus

Tabel 1.1. Rekapan kunjungan diare menurut wilayah di Puskesmas Perawatan Cempae tahun 2012KelurahanJanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

Watang Soreang271620272124262238252629

Bukit Indah261717253628333030544339

Bukit Harapan201717302418415645474432

Jumlah735054828170100108113126113100

Tabel 1.2. Rekapan kunjungan diare menurut golongan umur di Puskesmas Perawatan Cempae tahun 2012Gol.umurBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

< 1 th171531110101265141113

1 4 th272223322123404437414546

> 5 th292328395037485861715741

Jumlah736054828170100108103126113100

Tabel 1.3. Rekapan kunjungan diare menurut jenis kelamin di Puskesmas Perawatan Cempae tahun 2012Jenis kelaminJanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

Laki-laki353125403936515247556442

Perempuan301929425034495666714958

Jumlah655054828970100108113126113100

D.Orientasi data dalam hal waktu, tempat dan persenDari data yang didapatkan di puskesmas perawatan cempaekasus penyakit diare dari bulan Januari sampai Desember 2012 sebanyak 1.070 kasus dimana terdiri dari 3 kelurahan yaitu :1.Watang Soreang sebanyak 301 kasus penyakit diare2.Bukit indah sebanyak 378kasus penyakit diare3.Bukit harapan sebanayak 391kasus penyakit diareDilihat dari segi umur :1.Umur < 1 Tahun dari Januari hingga Desember 2012 jumlah kasus sebanyak 127.2.Umur 1-4 Tahun dari Januari hingga Desember 2012 jumlah kasus sebanyak 401.3.Umur > 5 Tahun dari Januari hingga Desember 2012 jumlah kasus sebanyak 542.

Gambar 1.1. Persentase kasus penyakit diare menurut tempat/lokasi di Puskesmas Perawatan Cempae tahun 2012

Data yang didapatkan di Puskesmas Perawatan Cempae jika di lihat dari segi tempat dimana terdiri dari 3 kelurahan yaitu kelurahan Wt. Soreang, Kelurahan Bukit Indah dan Kelurahan Bukit Harapan. Dari ke 3 kelurahan ini menunjukkan bahwa kelurahan yang paling tinggi angka persentase kejadian penyakit diare adalah kelurahan bukit harapan dengan persentase sebesar 37 %. Kemudian yang paling rendah adalah Kelurahan Wt. Soreang dengan persentase sebesar 28 %.Gambar 1.2. Persentase kasus diare menurut golongan umur di Puskesmas Perawatan Cempae tahun 2012Data yang didapatkan di Puskesmas Perawatan Cempae jika di lihat dari segi golongan umur dimana terdiri dari umur < 1 tahun, 1-4 tahun dan > 5 tahun. Untuk angka kasus penyakit diareyang paling tinggi adalah pada golongan umur > 5 tahun dengan besar persentase yaitu 51 %. Dan yang paling rendah adalah golongan umur < 1 tahun dengan persentase 12 %.Gambar 1.3. Persentase kasus diare menurut jenis kelamin di Puskesmas Perawatan Cempae tahun 2012Data yang di dapatkan di Puskesmas Perawatan Cempae jika di lihat dari jenis kelamin , jenis kelamin perempuan lebih besar yaitu 52 % dan laki-laki 48 %.

E.Penentuan mereka yang risiko jatuh sakitPenderita diare kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor seperti di bawah ini :1.Pada usia 4 bulan bayi sudah tidak diberi ASI ekslusif lagi. (ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja sewaktu bayi berusia 0-4 bulan). Hal ini akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian karena diare, karena ASI banyak mengandung zat-zat kekebalan terhadap infeksi.2.Menyimpan makanan pada suhu kamar. Kondisi tersebut akan menyebabkan permukaan makanan mengalami kontak dengan peralatan makanan yang merupakan media yang sangat baik bagi perkembangan mikroba.3.Tidak mencuci tangan saat memasak, makan, atau sudah buang air besar (BAB) akan memungkinkan kontaminasi langsung.4.Dan faktor lain yang menyebabkan timbulnya penyakit diare.

F.Hal-hal yang membatasi(kendala) penelitian andaAdapun yang membatasi kendala kami dalam penelitian adalah banyaknya jenis penyakit yang terdata oleh Puskesmas Perawatan Cempae dan banyaknya kegiatan petugas surveilans di lapangan, sehingga dalam pengambilan data membutuhkan waktu yang cukup lama.

G.Pelaksanaan upaya intervensi dan pencegahanUpaya intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan cara :1.Intervensi yang dilakukan dengan melakukan surveilans epidemilogi pada penderita diare.2.Melakukan penyuluhan dan upaya promotif untuk memberikan pengetahuan dan pemahanan mengenai diare dan faktor penyebabnya baik secara door to door maupun secara media radio.3.Memasang spanduk dan poster-poster mengenai penyakit infeksi dan slogan-slogan peduli kesehatan.

Penyakit diare dapat dicegah melalui promosi kesehatan, antara lain :1.Menggunakan air bersih yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.2.Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan sebagian besar kuman penyakit.3.Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah makan, dan sesudah buang air besar.4.Memberikan ASI pada anak sampai berusia 2 tahun.5.Melakukan pola hidup bersih dan sehat.

BAB IVPENUTUP

A.KesimpulanWilayah kasus penyakit diare yakni di Kelurahan Wt. Soreang, Kelurahan Bukit Indah dan Kelurahan Bukit harapan merupakan wilayah endemik diare, sejak tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan kasus pada tahun 2010 sebanyak 732 kasus dan tahun 2012 sebanyak 1070 kasus. Oleh sebab itu perlu peningkatan upaya preventif dan promotif serta intervensi untuk mengurangi angka kejadian kasus penyakit diare khususnya di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Cempae.

B.SaranSebaiknya petugas surveilans lebih giat untuk mengurangi angka kejadian kasus diare di wilayah kerja PKM Cempae, namun sebagai warga sadar kesehatan sudah seharusnya kita menjaga kesehatan dan kebersihan baik pribadi, keluarga maupun lingkungan sekitar.

Untuk menilai derajat Dehidrasi (kekurangan cairan) dapat digunakan skor WHO dibawah ini:Yang dinilaiSKOR

123

Keadaan umumBaikLesu/hausGelisah, lemas, mengantuk hingga syok

MataBiasaCekungSangat cekung

MulutBiasaKeringSangat kering

Pernapasan< 30 x/menit30-40 x/menit> 40 x/menit

TurgorBaikKurangJelek

Nadi< 120 x/menit120-140 x/menit> 140 x/menit

Skor: 6 : tanpa dehidrasi 7 12 : dehidrasi ringan-sedang 13 : dehidrasi berat