diare
Transcript of diare
Maret 16, 2009
Slide presentasi kelompok A7
Posted by febrianfn under Uncategorized Leave a Comment
http://id.wikipedia.org/wiki/Diare
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Penyebab 2 Gejala 3 Perawatan 4 Lihat pula 5 Referensi 6 Pranala luar
[sunting] Penyebab
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), memakan makanan yang asam,pedas,atau bersantan secara berlebihan, dan kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang atau "inflamed", penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.
[sunting] Gejala
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut berbunyi.
[sunting] Perawatan
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
Diare pada balita Diare menengah atau berat pada anak-anak Diare yang bercampur dengan darah.
Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu. Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam,
kehilangan berat badan, dan lain-lain. Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit) Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.
[sunting] Lihat pula
Konstipasi Oralit Maag
http://www.infoibu.com/tipsinfosehat/diare.htm
Diare Mendadak dan Penanganannya
www.infoibu.com
Penyakit diare atau berak mencret merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Apa itu diare? Apa saja yang sebaiknya dilakukan? Apa sajakah penyebab diare? Dapatkah diare ini dicegah? Bagaimana penanganan diare yang sebaiknya?
Apa itu Diare?
Jika bayi atau anak anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar dari biasanya, baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadi sering dan keluar dalam konsistensi cair daripada padat, maka itu adalah diare.
Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari, dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air masing-masing, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja. Dengan kata lain anda harus mengetahui apa yang NORMAL buat bayi atau anak anda dari kebiasaan buang air besar mereka.
Penyebab diare :
Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.
GE ( flu perut) terbanyak karena virus. Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. ----Memerlukan antibioka
sebagai terapi pengobatan. Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.------perlu antiparasite Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat
anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda. Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu
tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.
Gejala Diare Akut ( Diare Mendadak) :
Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
- Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
- Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
- Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
- Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
- Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
Pengobatan Diare
Karena penyebab Diare akut / diare mendadak tersering adalah Virus, maka TIDAK ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.
Diare akut dapat disembuhkan HANYA dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja.
Yang perlu diingat pengobatan BUKAN memberi obat untuk mengHENTIKAN diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut.
Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh, akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari - ( 14 hari) dimana diare makin berisi - dari air ( watery) mulai berampas, berkurang frekuensi nya dan sembuh.
Yang terpenting pada diare adalah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasi.
Yang terpenting diperhatikan pada kasus diare mendadak ini adalah:
Ingat menHENTIkan diare virus dengan obat bukanlah jalan terbaik. Tetapi jangan menjadi bingung bila diare tetap ada sampai beberapa hari. Karena biasanya berlangsung beberapa hari-14 hari. Dan sembuh. Tergantung dari keadaan kesehatan anak dan banyaknya cairan yang masuk.
Pengatasan diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda DEHIDRASI Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI)
seperti BIASA. Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat memberikan pedialyte ( oralit unutk anak2 dengan beberapa rasa). Kurangi makanan yang mengandung terlalu banyak GULA. Ingat memang tidak mudah memberikan anak cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya. Tapi bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini.
Dan yang paling terpenting adalah Membuat anak kembali kemakanan padatnya ( dan / atau susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang TERBAIK untuk mengobati
diarenya. Karena sel2 usus yang dirusak oleh virus memerlukan NUTRISI untuk pembentukan kembali. Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan seperti BIASAnya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini.
Pencegahan Diare:
- Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
- Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
- Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk sikecil.
- Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
Hubungi dokter anda, bila:
Diare disertai Darah -----perlu pengobatan spesifik dengan antibiotika. Adanya tanda-tanda DEHIDRASI ( tidak ada air mata ketika menangis, kencing
berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, mulut kering) Adanya panas tinggi (.38.5C) yang tidak turun dalam 2 hari. Muntah terus menerus - tidak dapat masuk makanan / asi . Adanya sakit perut - kolik ----pada bayi akan menangis kuat dan biasanya menekuk
kaki, keringatan dan gelisah.
© Dr.Suririnah-www.infoibu.com
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=11
DIARE
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnya Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan seminimal mungkin. Pada bulan
Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio Cholera 0139 yang kemudian digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dan kemudian menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yang masih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah dan HUS ( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang, Afrika selatan dan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.
Defenisi Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari.
Faktor yang mempengaruhi diare : Lingkungan Gizi KependudukanPendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku MasyarakatPenyebab terjadinya diare : Peradangan usus oleh agen penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa) 2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia 3. Kurang gizi 4. Alergi terhadap susu 5. Immuno defesiensi
Cara penularan : Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
Istilah diare : Diare akut = kurang dari 2 mingguDiare Persisten = lebih dari 2 mingguDisentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendirKholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri CholeraTatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif : Tatalaksana penderita diare di rumah Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit) Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah diare. Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau : 1. buang air besar makin sering dan banyak sekali 2. muntah terus menerus 3. rasa haus yang nyata 4. tidak dapat minum atau makan 5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja
Kriteria KLB/Diare : Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode sebelumnya.
Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.
1. Masa pra KLBInformasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya : 1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik. 2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas. 3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat 4. Memperbaiki kerja laboratorium 5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan : Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat. Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan. Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannyaPencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.Tugas pusat rehidrasi : Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung. Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb. Memberikan data penderita ke Petugas TGC Mengatur logistik Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi. Penyuluhan bagi penderita dan keluarga Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.
Tanggal dibuat : 09/02/2005 . 19:44Revisi terakhir : 03/02/2007 . 12:09
http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/diare.htm
Diare
Oleh: AsianBrain.com Content Team
Diare terjadi jika seseorang mengeluarkan feses dalam bentuk yang encer. Jika kotoran tersebut mengandung lendir dan darah, penderita telah mengalami fase yang disebut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar yang ringan maupun berat.
Biasanya terjadi secara mendadak, bersifat akut, dan berlangsung dalam waktu lama. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai hal dan kadang diperlukan pengobatan khusus.
Namun sebagian besar diare dapat diobati sendiri di rumah, meskipun kita tidak yakin penyebab yang menimbulkannya.
A. Faktor pencetus diare :
1. Tangan yang kotor2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan bakteri3. Ditularkan oleh binatang peliharaan4. Kontak langsung dengan feses atau material yang menyebabkan diare ( cara membersihkan diri
yang tidak benar setelah ke luar dari toilet)
B. Virus penyebab diare :
Viral gastroenteritis atau yang dikenal sebagai "stomach virus", virus perut.
C. Macam-macam bakteri dan parasit yang biasa menyerang perut :
1. E. Coli bacteria2. Salmonella enteritidis bacteria3. Compylobacter bacteria4. Shigella bacteria5. Giardo parasite6. Cryptosporidium parasite
D. Penyebab utama diare :
1. Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah
2. Ketidakmampuan alat pencernaan seorang bayi untuk memproses susu dapat menyebabkan ia mengalami diare
3. Seorang bayi tidak mampu mencerna makanan yang baru dan belum pernah dia kenali.4. Akibat alergi terhadap makanan tertentu (makanan laut, udang, dan lain-lain)5. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan
menyebabkan penyakit sampingan berupa diare6. Infeksi dalam perut yang disebabkan virus, cacing, atau bakteri 7. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak8. Keracunan makanan
E. Pencegahan Diare :
Meskipun diare dapat disebabkan oleh berbagai hal, tapi penyebab yang paling sering ialah infeksi dan gizi buruk. Dengan kebersihan dan makanan yang baik, kebanyakan diare dapat dicegah.
F. Berikut beberapa saran penting untuk mencegah mencret pada bayi :
1. Terus memberikan air susu ibu kepada si bayi. Jangan memberikan susu formula. Berikan ASI selama empat bulan pertama. Dengan ASI, tubuh bayi akan membentuk semacam antibodi untuk memperbaiki saluran pencernaannya dan menahan laju diare.
2. Jika Anda mulai memberikan makanan baru atau makanan padat kepada bayi, mulailah dengan sedikit demi sedikit dan melumatkan terlebih dahulu makanan tersebut. Ini dimaksudkan untuk memberikan waktu adaptasi bagi perut si bayi untuk mencerna makanan.
3. Jagalah agar kondisi bayi selalu bersih dan berada di tempat yang sehat4. Mencegah agar anak tidak memasukkan barang-barang kotor ke dalam mulutnya5. Jangan memberikan obat-obatan yang tidak diperlukan oleh bayi
G. Pengobatan Diare :
Bagi sebagian besar kasus diare, obat-obatan tidak diperlukan. Jika diare dalam skala besar, bahaya yang paling besar adalah dehidrasi. Jadi, bagian paling penting dalam pengobatannya adalah memberikan cukup cairan dan makanan yang baik. Apapun penyebabnya, yang paling penting untuk dilakukan adalah:
1. Mencegah atau mengatasi dehidrasi2. Memenuhi kebutuhan gizi
http://www.medicastore.com/diare/
angan Anggap Remeh Diare!
Pernahkah Anda diare? Setiap orang pasti pernah terkena diare dalam hidupnya. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan tinja yang lembek dan cair, seringkali disertai kejang perut. Diare tak pernah pandang bulu, ia dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, baik orang tua maupun muda.
Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita.
Jangan anggap remeh diare terutama pada anak. Diare mungkin bukan penyakit parah seperti penyakit jantung atau kanker. Namun, diare pada bayi dan balita (bayi bawah lima tahun) sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan.
Bayi dan balita (bayi bawah lima tahun) rentan sekali akan diare. Perkembangan sistem pencernaan dan kekebalan tubuhnya yang belum optimal menyebabkan mereka mudah terserang diare akibat bakteri atau virus.
Lain lagi dengan orang dewasa. Diare pada orang dewasa, selain karena bakteri, dapat disebabkan pola makan (makanan bersantan dan pedas) dan stres. Untungnya, daya tahan orang dewasa lebih kuat dibandingkan anak-anak.
Hal penting yang harus diwaspadai pada penderita diare adalah kemungkinan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Cairan dan elektrolit tubuh akan banyak keluar bersama tinja sehingga tubuh kesulitan menjalankan fungsinya.
Penanganan diare pun tidak semudah membalikan telapak tangan. Pemberian cairan yang mengandung elektrolit penting memang baik untuk mencegah dehidrasi penderita, tetapi pemberian obat anti diare yang tidak pada tempatnya malah berbahaya.
Apa saja yang harus diketahui tentang diare?Apa saja gejala dehidrasi pada pasien diare?Bagaimanakah penanganan diare yang tepat?Jangan lewatkan wawancara eksklusif kami dengan ahli diare yaitu dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH dan dr. Luszy Arijanty, Sp.A? Anda dapat mengetahui semuanya dengan membaca detail kesehatan berikut.
Kontributor :
dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH, MMB
dr. Luszy Arijanty, Sp.A
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=554
Diare Unduh versi PDF
Apa Diare Itu?
Diare adalah peningkatan dalam frekuensi buang air besar (kotoran), serta pada kandungan air dan volume kotoran itu. Odha sering mengalami diare.
Diare dapat menjadi masalah berat. Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari. Namun, diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah gizi yang parah.
Apakah Diare Berbahaya?
Risiko terbesar diare adalah dehidrasi. Jika kita diare, kita dapat hilang lima liter air setiap hari. Bersama dengan air ini, kita juga menghilangkan zat mineral (‘elektrolit’) yang penting untuk fungsi tubuh normal. Elektrolit utama adalah natrium dan kalium.
Dehidrasi berat dapat menyebabkan tubuh menjadi syok (kejut) dan dapat mematikan. Dehidrasi adalah lebih berat untuk balita dan anak dibandingkan orang dewasa. Siapa pun yang diare harus minum banyak cairan bening, misalnya teh, kaldu ayam, atau air soda. Ini lebih baik daripada air saja, yang tidak mengembalikan zat mineral. Kita juga dapat minum cairan elektrolit (oralit) yang dapat dibeli tanpa resep di apotek.
Diare yang berlanjut dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penyerapan gizi yang kurang. Ini dapat mengakibatkan wasting (lihat Lembaran Informasi (LI) 518).
Diare dapat menjadi gawat. Pastikan dokter mengetahui jika kita diare yang berlanjut lebih dari beberapa hari.
Apa Penyebab Diare?
Kadang kala adalah sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, jamur atau virus.
Parasit: Parasit cryptosporidium (lihat LI 502 ) atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi antiretroviral (ART) dipakai.
Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra/Aluvia, ddI, tipranavir, foskarnet dan interferon alfa.
Penyebab lain: Penggunaan antibiotik dapat membunuh bakteri “baik” dalam perut dan usus, yang mengakibatkan diare. Diare juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan mencerna produk susu (intoleransi laktosa), oleh masalah pankreas, atau oleh stres emosi.
Bagaimana Kita Mengetahui Penyebab Diare?
Dokter akan menanyakan apa yang kita makan atau minum baru-baru ini, dan apakah kita baru melakukan perjalanan. Contoh kotoran dapat dites untuk tanda bakteri atau parasit. Dokter mungkin mengulangi tes ini jika pertama kali tidak ada tanda apa pun. Mungkin darah atau air seni kita juga dites.
Jika tes ini tidak menunjukkan penyebab diare, dokter mungkin akan mengamati aliran pencernaan kita dengan alat khusus. Nama proses ini tergantung pada di mana dokter melihatkan. ‘Endoskopi’ adalah istilah umum untuk ‘lihat ke dalam’. ‘Kolonoskopi’ berarti dokter memeriksa kolon (usus besar). Penyebab kurang lebih sepertiga kasus diare tidak dapat ditentukan.
Bagaimana Diare Diobati?
1. Mengubah apa yang kita makan. Beberapa jenis makanan dapat mengakibatkan diare, dan yang lain dapat membantu menghentikannya.
Jangan makan:
produk susu (susu atau keju) masakan yang digoreng makanan berlemak termasuk mentega, margarin, minyak atau kacang makanan pedas makanan yang mengandung banyak serat yang tidak larut. Ini termasuk buah-buahan atau
sayur-mayur mentah, roti gandum, jagung, atau kulit dan biji buahan
Sebaiknya makan:
pisang nasi putih saus apel sereal roti tawar bakar atau biskuit kraker makaroni atau mie biasa telur rebus bubur gandum kentang rebus tumbuk yoghurt (walau ini produk susu, makanan ini sebagian dicernakan oleh bakteri yang
dipakai untuk membuatnya)
2. Pengobatan. Obat dipakai untuk mengobati diare tergantung pada jenisnya. Dokter tidak dapat meresepkan obat tanpa dia mengetahui penyebab diare kita.
Beberapa obat dapat diperoleh tanpa resep, di antaranya ada yang sangat baik untuk diare, termasuk asam amino L-glutamin, bismuth subsalisilat, atapulgit dan loperamid.
Beberapa produk lain yang biasanya dijual untuk mengobati sembelit juga dapat membantu dengan diare. Produk ini mengandung serat larut, yang menambah besarnya kotoran dan menyerap air. Produk ini termasuk produk yang mengandung psilium.
3. Terapi penunjang untuk diare. Kapsul asidofilus (yang mengandung bakteri yang membantu) dapat memulihkan pencernaan, terutama bila kita memakai antibiotik. Beberapa macam yoghurt mengandung ‘biakan hidup’ asidofilus yang bekerja dengan cara sama.
Peppermint, jahe dan pala dianggap membantu masalah pencernaan, jadi teh peppermint atau jahe, atau soda dengan jahe adalah pilihan yang baik untuk ‘cairan bening’. Coba tambah pala pada makanan atau minuman.
Penelitian menunjukkan bahwa tambahan kalsium bantu meringankan diare pada orang yang memakai nelfinavir. Ini mungkin berhasil dengan diare yang disebabkan obat lain.
Garis Dasar
Diare adalah masalah umum untuk Odha. Diare biasanya disebabkan infeksi pada sistem pencernaan. Stres, beberapa obat dan masalah pencernaan produk susu juga dapat menyebabkan diare.
Akibat yang paling berat adalah dehidrasi. Ini merupakan masalah lebih gawat untuk anak dibandingkan orang dewasa. Jika kita diare, kita sebaiknya minum banyak cairan bening. Kita juga dapat memakai cairan elektrolit.
Beberapa perubahan sederhana pada makanan dapat membantu diare. Begitu juga beberapa obat tanpa resep atau asidofilus.
Pastikan dokter diberi tahu jika diare berlanjut lebih dari beberapa hari.
Diperbarui 10 Mei 2009 berdasarkan FS 554 The AIDS Infonet 8 Oktober 2008
http://www.totalkesehatananda.com/diare4.html
enyebab-Penyebab Umum Dari Diare Kronis
Irritable bowel syndrome. Irritable bowel syndrome (IBS) adalah penyebab fungsional dari diare atau sembelit. Tidak ada peradangan. Ia mungkin disebabkan oleh beberapa persoalan-persoalan berbeda yang mendasarinya, namun dipercayai bahwa penyebab yang paling umum adalah perjalanan lintasan yang cepat dari isi-isi usus melalui usus besar.
Penyakit-Penyakit Infeksius. Ada sedikit penyakit-penyakit infeksius yang dapat menyebabkan diare kronis, contohnya, Giardia lamblia . Pasien-pasien dengan AIDS seringkali mempunyai infeksi-infeksi kronis dari usus-usus mereka yang menyebabkan diare.
Pertumbuhan Bakteri Yang Terlalu Cepat Dalam Usus Kecil. Karena persoalan-persoalan dari usus kecil, bakteri-bakteri normal usus besar mungkin menyebar dari usus besar dan kedalam usus kecil. Ketika mereka melakukannya, mereka berada dalam posisi untuk mencerna makanan yang usus kecil tidak mempunyai waktu untuk mencernakannya dan menyerapnya. Mekanisme yang menjurus pada perkembangan diare pada pertumbuhan yang terlalu cepat dari bakteri tidak diketahui.
Post-infectious. Setelah infeksi-infeksi virus, bakteri atau parasit yang akut, beberapa individu-individu mengembangkan diare kronis. Penyebab dari tipe diare ini adalah tidak jelas, namun beberapa dari individu-individu ini mempunyai pertumbuhan yang terlalu cepat dari bakteri dari usus kecil.
Inflammatory bowel disease (IBD). Penyakit Crohn dan ulcerative colitis, penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari usus kecil dan/atau usus besar, umumnya menyebabkan diare kronis.
Kanker Usus Besar. Kanker usus besar dapat menyebabkan diare atau sembelit. Jika kanker menghalangi lintasan feces, ia biasanya menyebabkan sembelit. Adakalanya, bagaimanapun, ada sekresi dari air dibelakang rintangan, dan feces cair dari belakang rintangan bocor sekitar kanker dan berakibat pada diare. Kanker, terutama pada bagian distal dari usus besar, dapat menjurus pada feces-feces yang tipis. Kanker di rektum dapat menjurus pada perasaan buang air besar yang tidak sempurna.
Sembelit Yang Parah. Dengan menghalangi usus besar, feces yang mengeras dapat menjurus pada persoalan-persoalan yang sama seperti kanker usus besar, seperti didiskusikan sebelumnya.
Malabsorbsi Karbohidrat (Gula). Malabsorbsi karbohidrat atau gula adalah ketidakmampuan untuk mencerna dan menyerap (absorb) gula-gula. Malabsorbsi gula-gula yang paling dikenal terjadi dengan kekurangan lactase (juga dikenal sebagai intoleransi lactose atau susu) dimana produk-produk susu yang mengandung gula susu, lactose, menjurus pada diare. Lactose tidak diurai dalam usus karena ketidakhadiran dari enzim usus, lactase, yang normalnya mengurai lactose. Tanpa diurai, lactose tidak dapat diserap kedalam tubuh. Lactose yang tidak tercerna mencapai usus besar dan menarik air (dengan osmosis) kedalam usus besar. Ini menjurus pada diare. Meskipun lactose adalah bentuk yang paling umum dari malabsorbsi gula, gula-gula lain dalam diet juga mungkin menyebabkan diare, termasuk fructose dan sorbitol.
Malabsorbsi Lemak. Malabsorbsi lemak adalah ketidakmampuan untuk mencerna atau menyerap lemak. Malabsorbsi lemak mungkin terjadi karena sekresi-sekresi pankreas yang berkurang yang adalah perlu untuk pencernaan lemak yang normal (contohnya, disebabkan oleh pankreatits atau kanker pakreas) atau oleh penyakit-penyakit dari lapisan dari usus kecil yang mencegah penyerapan dari lemak yang telah dicerna (contohnya, penyakit celiac). Lemak yang tidak tercerna memasuki bagian terakhir dari usus kecil dan usus besar dimana bakter-bakteri merubahnya kedalam senyawa-senyawa (kimia-kimia) yang menyebabkan air disekresikan oleh usus kecil dan usus besar. Lintasan melalui usus kecil dan usus besar juga mungkin lebih cepat ketika ada malabsorbsi dari lemak.
Penyakit-Penyakit Endokrin. Beberapa penyakit-penyakit endokrin (ketidakseimbangan dari hormon-hormon) mungkin menyebabkan diare, contohnya, kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) dan kelenjar pituitari atau adrenal yang kurang aktif (penyakit Addison).
Penyalahgunaan Obat pencuci Perut (Laxative). Penyalahgunaan dari obat pencuci perut oleh individu-individu yang ingin perhatian atau menurunkan berat badan adalah penyebab sekali-sekali dari diare kronis.
http://yosefw.wordpress.com/2007/12/28/penggunaan-antimotilitas-loperamide-pada-diare-akut-akibat-infeksi/
PENGGUNAAN ANTIMOTILITAS (LOPERAMIDE) PADA DIARE AKUT AKIBAT INFEKSI
Posted on December 28, 2007 by farmakoterapi-info
Penggunaan Antimotilitas (Loperamid ) pada Diare Akut Akibat Infeksi
(Y Nugraha Sukarna/078115038)
Di Indonesia penyakit diare merupakan penyakit endemis dan tahunan yang biasa menyerang ketika
musim hujan tiba. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan
lingkungan disekitarnya sehingga ketika ada salah satu warga terkena diare akan menyebar ke warga yang
lain. Di tiap-tiap kabupaten maupun provinsi dalam setahun masih ditemukan adanya Kejadian Luar
Biasa (KLB) penyakit diare, hal ini menggambarkan bagaimana masyarakat hidup dengan resiko terkena
diare yang besar bila tidak menjaga kebersihan. Penderita diare harus segera diberikan terapi pengobatan
bila dibiarkan berlanjut tanpa terapi yang benar akan berakibat fatal.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam, yang
berlangsung kurang atau paling lama 15 hari. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare terbagi menjadi 2 berdasarkan mula dan lamanya yaitu diare akut dan diare kronik. Dalam keadaan
normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.
Diare akut adalah diare yang waktu terjadinya gejala tiba-tiba dan berlangsung singkat (< 48-72 jam)
disebabkan oleh infeksi (virus dan bakteri), keracunan makanan atau obat, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 3 minggu (orang dewasa) sedangkan pada bayi dan anak 2 minggu,
merupakan fase lanjut dari diare akut. Bakteri penyebab diare antara lain: Shigella, Salmonella,
Campylobacter, Staphylococcus, V. cholerae serta E. Coli (ETEC dan EIEC), sedangkan virus antara lain:
Adenovirus dan Rotavirus.
Secara klinis diare akut karena infeksi dibagi menjadi 2 golongan. Pertama, koleriform, dengan
diare yang terutama terdiri atas cairan saja. Kedua, disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan
kadang-kadang darah. Pasien dengan diare akut akibat infeksi akan sering mengalami mual, muntah,
nyeri perut, dan demam. Kekurangan cairan akan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering,
tulang pipi menonjol, kulit menjadi keriput serta suara menjadi serak. Kekurangan kalium dapat
menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun yang menimbulkan anuria sehingga bila
kekurangan cairan tak segera diatasi dapat menyebabkan dehidrasi dan nekrosis tubular akut. Tujuan
pengobatan diare akibat infeksi yaitu memperbaiki kehilangan cairan dan elektrolit, menghilangkan
simtom (gejala), menghilangkan penyebab utama dan menghindari terjadinya gangguan kedua.
Adapun strategi terapi diare akut akibat infeksi yaitu : rehidrasi sebagai prioritas utama
pengobatan, pasien diberikan oralit atau ringer laktat, kemudian dilakukan identifikasi penyebab diare
apakah termasuk jenis diare koleriform atau disentriform, selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang
yang terarah. Terapi simtomatik (gejala) salah satunya obat anti diare golongan antimotilitas dan sekresi
usus dari golongan opiat salah satunya adalah Loperamide (Imodium) dan yang terakhir adalah
melakukan terapi definitif dengan pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah
pencegahan antara lain higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vakinasi.
Loperamide merupakan derivat difenoksilat (dan haloperidol, suatu anti psikotikum) dengan khasiat
obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi tanpa efek terhadap sistem saraf pusat (SSP) karena tidak bisa
menyeberangi sawar-darah otak oleh karena itu kurang menyebabkan efek sedasi dan efek ketergantungan
dibanding golongan opiat lainnya seperti difenoksilat dan kodein HCl. Loperamide mampu menormalkan
keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan
hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali. Mulai kerja loperamide lebih cepat dan bertahan lebih
lama.
Obat ini tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 2 tahun, karena fungsi hatinya belum
berkembang dengan sempurna untuk dapat menguraikan obat ini, begitu pula untuk pasien dengan
penyakit hati hati disarankan tidak menggunakan obat ini.
Loperamide dapat dikombinasikan dengan antibiotika (amoksisilin, fluoroquinolon,
kotrimoksazol) untuk semua diare akibat infeksi bakteri atau virus kecuali infeksi Shigella, Salmonella,
dan kolitis pseudomembran karena akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri enteroinvasif akibat
perpanjangan waktu kontak antara bakteri dan epitel usus. Disamping itu loperamide juga tidak
berinteraksi dengan antibiotika-antibiotika tersebut.
Obat pilihan :
Nama generik : Loperamide HCl
Nama paten : Imodium (Janssen-Cilag)
Nama dagang Indonesia : Alphamid (Alpharma), Amerol (Tempo), Antidia (Bernofarm),
Colidium (Solas), Diadium (Lapi), Imomed (Medikon), Imore
(Soho), Inamid (Nufarindo), Loremid (Meprofarm), Motilex
(Kalbe Farma), Normudal (Combiphar), Renamid (Fahrenheit).
Indikasi : untuk pengobatan diare akut dan diare kronik
Kontraindikasi : hipersensitivitas dengan loperamid, hambatan peristaltik, bayi
dan anak < 2 tahun, hindari penggunaan sebagai terapi utama
untuk disentri akut, ulseratif kolitis akut, bacterial enterocolitis
dan kolitis pseudomembran.
Bentuk sediaan : kaplet dan tablet salut selaput 2 mg.
Dosis dan aturan pakai : anak-anak : – diare akut maksimal 16 mg per hari
2-5 tahun (13-20 kg) : 1 mg 3 kali per hari
6-8 tahun (20-30 kg) : 2 mg 2 kali per hari
8-12 tahun (> 30 kg) : 2 mg 3 kali per hari
pemeliharaan : 0,1 mg/kg BB sesudah BAB
- diare kronis maksimal 4-12 mg per hari
< 5 tahun : 1 mg 4 kali per hari
> 5 tahun : 2 mg 4 kali per hari
pemeliharaan : 2 mg per hari sesudah BAB
dewasa : – diare akut, dosis awal 4 mg diikuti 2 mg
sesudah BAB maksimal 16 mg/hari,
- diare kronis dosis awal seperti diare akut
diikuti 4-8 mg/hari sesudah BAB maksimal
16 mg/hari.
Efek samping : nyeri abdominal (perut), mual, muntah, mulut kering,
mengantuk, pusing, ruam kulit, dan megakolon toksik.
Resiko khusus : pada pasien yang sedang hamil pada trimester pertama resiko
penggunaan obat ini adalah termasuk kategori C, di mana
penelitian pada wanita (manusia) belum tersedia.
Tidak direkomedasikan untuk wanita menyusui karena
loperamid dapat masuk ke jaringan payudara (susu).
Tidak boleh untuk pasien dengan kolitis ulserativ parah, karena
megakolon toksik dapat terjadi.
Anonim, 2006, MIMS, edisi bahasa Indonesia volume 7, PT Info Master, Jakarta, 28-30.
Dipiro, Josep T, 2005, Pharmacotherapy Pathophysiologic Approach, sixth edition, The McGraw-Hill Companies Inc., 677-683
Katzung, Bertram G, 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi pertama, Salemba Medika, Jakarta, 553.
Mansjoer,Arif dkk.,2001, Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga jilid I, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 500-507.
Tjay, H. T., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan pertama, 781, Gramedia, Jakarta, 271-279.
Filed under: Sistem Gastrointestinal