DiAN TARA 2014

80
EDISI 10 TAHUN 2014 MEDIA ANAK SANTA CLARA

description

Majalah SMP Katolik Santa Clara Surabaya

Transcript of DiAN TARA 2014

Page 1: DiAN TARA 2014

EDISI 10 TAHUN 2014 MEDIA ANAK SANTA CLARA

Page 2: DiAN TARA 2014

Dengan semangat Santa Clara dan Inesian, SMP Katolik Santa Clara Surabaya mewartakan kabar gembira melalui kegiatan yang bermutu dan berkara-kter sesuai dengan perkembangan zaman. Visi :

SMP Katolik Santa Clara Surabaya memancarkan terang, membentuk manusia yang beriman, cerdas, berkarakter, terampil, terbuka pada perubahan jaman dan memiliki semangat nasionalisme. Misi :

Mengembangkan nilai-nilai spiritual dengan semangat Santa Clara yaitu kegembiraan, kesederhanaan, dan kepercayaan dalam setiap pelaksanaan kegiatan.

Meningkatkan penghayatan iman dan rasa sy-ukur atas kebaikan serta cinta kasih Tuhan.Menyelenggarakan pembelajaran secara efektif dan eisien.Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (SDM).Membentuk pribadi yang jujur, disiplin, bertang-gung jawab dan santun.Menumbuhkembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik.Membekali penguasaan IPTEK serta kemam-puan berbahasa asing dalam menghadapi globalisasi.Menyediakan sarana prasarana pendidikan dan pengajaran yang berkualitas.Menyiapkan kader-kader bangsa/gereja.

Page 3: DiAN TARA 2014

Kesanku selama tiga tahun

sekolah di Sanclar itu, ketat

banget. Peraturannya di sana

sini. Memang rasanya nggak

enak tapi semua itu demi kebaikan mu-

rid juga. Toh, semua itu tidak kentara

lagi, karena di Sanclar itu murid-mu-

ridnya asyik-asyik , dan baik-baik.

Setiap kelas berbaur dengan cepat,

nggak suka geng-geng-an. Guyonannya

arek-areka Sanclar itu nggak pernah

ada matinya. Pokoknya, temenan sama

arek Sanclar itu nggak ada bosannya.

Yang patut diacungi jempol, murid

Sanclar itu pinter-pinter. Persaingan

nilai antarsiswa itu ketat banget.

Anaknya juga rajin-rajin, berseman-

gat semua. Apalagi, kalau pas lomba

ke sekolah lain, arek Sanclar biasanya

menang paling banyak, bikin bangga.

Aku juga nyaman sekolah di sini,

karena gurunya gaulll semua. Mau

dari yang masih muda sampai yang

senior, semuanya seru. Paling keli-

hatan seru ketika pas pas study tour

atau pergi bareng. Nggak keliatan

banget kala mereka dalam kesehari-

annya guru yang tertib banget.

Pesan buat Sanclar, semoga tetep

menjadi sekolah yang bermutu dan

bisa mendidik murid-muridnya

sukses. Tapi, kalau ulangan bahan-

nya jangan banyak ya, Pak, Bu.

Wkekekekekekeke, becanda. Udah

gini aja, pokoke SANCLAR IS THE

BEST. (Audrey Soetanto, 9A)

Awalnya, saya takut gitu

masuk ke Sanclar. Soalnya

denger-denger, Sanclar

itu susah pelajarannya,

tugasnya banyak, ketat. Udah kayak

di neraka aja. Tapi ternyata enggak,

di Sanclar itu meski pelajaran dan

tugasnya banyak, kita masih bisa

menikmati semua itu bersama-sama

dengan guru dan teman-teman yang

ramah, baik, dan asik seru.

Kita dilatih untuk membiasakan

bahwa tugas banyak dan pelajaran

berat itu kebiasaan, begitu juga den-

gan kedisiplinannya. Kedisiplinan

Sanclar bisa dinilai 9 dari 10 poin.

Hampir semua muridnya memenuhi

peraturan yang diberikan. Contohnya,

saja peraturan yang menyuruh murid

putri menguncir ram-

but yang panjang pada saat ujian.

Maka, semua muridnya akan men-

guncir rambutnya yg panjang karena

murid-murid tahu. Itu semua demi

dirinya sendiri agar bisa lebih konsen-

trasi dalam ujian. Memang, awalnya

terasa sedikit berat karena belum kenal

dengan teman-teman dan guru-guru,

apalagi masih belum terbiasa dengan

pelajaran dan kedisiplinannya.

Tapi, lama-lama akan terbiasa dan

merasakan bahwa semuanya ini seru.

Pesan saya untuk Sanclar, semoga

menjadi sekolah yang lebih baik dari

sebelumnya, dan tetap memperta-

hankan kualitasnya menjadi sekolah

terbaik. Saya bangga menjadi alum-

nus Sanclar. (Aloysia Anita, 9A)

FOCUS*Prestasi

Bukan Sekadar Angka......17

BeautifulMoment

*Panik saat Rekaman

Hilang..........26

Short Story*My Secret

Boy.....28

Cover Story*Kena Cegat

Satpam........63

Our Teacher*Fun Weekend in

Bangkok........64

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah meluangkan waktu untuk

menjadi model majalah edisi kali ini (Michelle Guanto,

Sheinna Yendri, Stephanie Gabriella Aimee, Andrew Theodore Tjondrowidjojo,

Vincentius Christopher Calvin). Terima kasih juga kepada para nara sumber yang merelakan diganggu buat wawancara. Mohon

maaf kalau tidak semua hasil reportase dimuat utuh karena

terbatasnya halaman.

Setiap Kelas Berbaur Cepat

Awalnya Takut

sharing

1 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 4: DiAN TARA 2014

Seperti setiap kali penerbitan,

DIAN TARA selalu membawa

kabar yang mengasyikkan

dan membanggakan. Ya,

kabar apalagi kalau bukan kiprah

anak Sanclar yang terus eksis mera-

jut prestasi dari hari ke hari. Redaksi

juga memberikan beragam info

sebagai bacaan yang berkualitas dan

inovatif dari edisi ke edisi.

Kali ini, DIAN TARA mengangkat

tema ‘Dreams of Sanclar’, diawali

dengan kiprah teman–teman kita

dalam membuat film ‘Nafas Terakhir’

. Bagaimana cara pembuatannya

diulas dalam Behind The Scenes.

Teman – teman juga bisa melihat

kegiatan Open House yang diadakan

sekolah kita. Selain itu, tak keting-

galan prestasi teman–teman kita

yang berhasil mengharumkan nama

Santa Clara di berbagai lomba dan

kompetisi. Tak salah memang kalau

sekolah kita merupakan sekolah im-

pian bagi siswa-siswi berprestasi.

Akhirnya, mengakhiri pengantar

kali ini segenap redaksi DIAN TARA

mengucapkan selamat membaca

edisi, selamat bertemu di tahun

ajaran baru.

Haloo……Apa kabar frenzz .Bahagia rasanya redaksi DIAN TARA dapat menyapa kalian lagi. Tak terasa kita akan men-

gakhiri semester genap ini dan menuju ke jenjang yang lebih tinggi. Tentu kita akan semakin dewasa dan memiliki harapan baru yang ingin dicapai seperti ma-jalah kita yang tercinta ini, yang juga memiliki hara-

pan dam impian baru di tahun mendatang.

2MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Editor's Note

Page 5: DiAN TARA 2014

PelindungSr Benedicta Suhananti MC

Pembina Hariyanto

KoordinatorTiffany Natasha (8E-37)

Wakil KoordinatorAlbert Lucano E (8D-1)

SekretarisRegine Vienneta (8B-27)

Tim RedaksiAudrey Geraldine Tanara (8A-6)

Graciella (8A-18)Marchella Claudia (8A-21)

Rosa Virginia Melinda (8A-27)Sherelle Clairine (8A-28)Agnes Putri Prima (8B-2)

Ghenoveva Chesaria (8B-15)Irene Tania (8B-16

Jessica Saptajaya (8B-19)Meliana Jesslyn (8B-22)Yoanna Listiyani (8B-35)

Ansheilla (8C-4)Audrey Gabriella (8C-6)

Cynthia Clarissa W (8C-9)Gabriella Audi (8C-15)

Gracia Orpa (8C-20)Graciella (8C-21)

Laurentius Jeffrey (8C-25)Tahsya (8C-36)

Vincentia (8C-39)Brigitta Patricia (8D-3)Cindy Florencia (8D-7)Ivana Faustina (8D-21)

Lavenia (8D-26)Michelle (8D-29)

Michelle Yuhono (8D-30)Nicholas Sean Otis (8D-32)

Daniel Hartono (8E-7)Georgeanne Elaine (8E-13)

Gisela Kiara AR (8E-15)Leon Sutanto (8E-21)Nicole Verena (8E-27)

Rosseline Veronica (8E-31)

Alamat RedaksiJl Ngagel Madya No 1

SurabayaTelp : 031-5032171Faks : 031-5049435

Website Sekolahwww.sanclar-mc.sch.id

Email [email protected]

Untuk Kalangan Sendiri

editor's note

3 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Tim Artikel

Tim Liputan

Tim Foto

Tim Tema

Page 6: DiAN TARA 2014

Oleh : Hariyanto

Tidak ada lilin berbentuk angka 10. Tidak ada kue tart karena sengaja tidak meme-san. Tidak terdeteksi, ternyata majalah sekolah kita sudah berumur 10 tahun, dasawarsa. Saya tidak menemukan kapan persis, tanggal lahirnya. Karena itu, maaf, tidak ada pesta buat kalian semua.

Kalau ada ucapan ulang tahun, itu dari diri

saya sendiri. Terkaget-kaget ketika men-

uliskan majalah edisi 2014 ini adalah Edisi

10. Wah, DIAN TARA sudah cukup lama ek-

sis di kalangan kita. Kehadirannya sudah ikut mewar-

nai usia sekolah yang sudah melewati kepala empat.

Ketika mendapat mandat menerbitkan majalah ini

tahun 2009 saya sempat ragu, apa bisa? Tapi, waktu

itu saya terbantu oleh beberapa guru pendamping ek-

stra jurnalistik. Yang pertama harus dibenahi adalah

menemukan konsep dan nama halaman (rubrikasi).

Akhirnya, bisa terbit juga.

"Wah, majalahnya bagus," kata seorang guru baru

waktu itu. Guru yang kemudian populer itu dan seka-

rang sudah mengundurkan diri itu banyak menduku-

ng konten dari majalah kita ini. Terima kasih. Semoga

membaca tulisan ini.

Majalah adalah produk media, hasil karya jurnal-

istik. Kadang orang tidak pernah tahu proses yang

terjadi. Tahunya hanya membaca dan menikmati.

Begitulah karakter produk media.

Padahal, siapa tahu, anak-anak ekstra jurnalistik

harus jungkir balik, berpacu dengan waktu, bahkan

mengorbankan ulangan atau ujian kenaikan kelas.

Menaati deadline adalah pekerjaan paling sulit dan

bikin stres.

Kesulitan, konflik, indisiplineer, dicerca, dikritik

karena belum memuaskan semua pihak, adalah

makanan sehari-hari menerbitkan media, seperti ma-

jalah DIAN TARA ini. "Tapi, menurut saya, DIAN TARA

itu best," kata Edward Hartanto, fotografer sekolah dan

juara pertama jurnalis DBL 2012.

Majalah DIAN TARA, mungkin saja, terbit sejak

1994. Tidak diketahui apakah rutin setiap tahun.

Tapi sejak 2009, memang ada perubahan drastis.

Perwajahan halaman, pilihan huruf, rubrikasi, dan

tentu editing kontennya, dapat berjalan lebih baik

seiring lahirnya ekstra jurnalistik di SMP Katolik

Santa Clara ini.

Selamat Dasawarsa DIAN TARA.

Sudah Dasawarsa

2009

2010

2011

2012

20134MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

editor's note

Page 7: DiAN TARA 2014

Oleh : Albert Lucano

Beberapa waktu lalu, sering

terlihat beberapa teman

membawa seperangkat

kamera dengan satu set alat

fotografi. “Ngapain ya?” Ini jawaban-

nya. Mereka itu, tim Anonymous

Films dari Sanclar, yang sedang

dalam proses pembuatan film.

Ya, mereka membuat film indie.

Dibintangi Erick Christian dan Mitchell

Theny, yang menceritakan detektif in-

digo yang menyelidiki kasus pencurian

untuk eksploitasi data komputer.

Si detektif dibantu seorang rekan

yang ahli komputer. Mereka menye-

lidiki kasus ini.

Boleh kasih bocoran dulu, film Na-

fas Terakhir, karya pertama Anony-

mous Film, memenangi kategori

People Choice yang diselenggarakan

SMA Muhamadiyah 5. Film itu ber-

cerita tentang bullying.

“Lumayan dapat People Choice

Award,” tutur Adian Pratama, sutra-

dara film ini. “Selanjutnya, kita ada

film action detektif den-

gan judul The Missing Ones.”

Proses syuting film terbilang

cukup sederhana. Properti hanya

tripod, dan boom mic. “Kostum

menyesesuaikan, dan kali ini meng-

gunakan darah buatan,” tukas Make

Up Design, Kevin Sungkono.

Setelah perwakilan tim majalah

DIAN TARA datang melihat proses

syuting, ternyata lumayan sulit

berakting dengan baik. Satu adegan

rata-rata membutuhkan minimal

delapan kali take atau bahkan lebih.

Kadang aktor lupa dialog atau salah

akting. Tapi, dari kesalahan itu, kru

dan aktor dapat mengoreksi dan men-

gatasinya. Sebenarnya, pembuatan

film terbagi menjadi lima tahap, yaitu

pembuatan naskah cerita, penentuan

adegan, pemilihan dan tes aktor,

proses syuting dan sound recording,

yang merupakan proses paling sulit

dan yang terakhir adalah editing video.

“Syuting makan waktu sangat lama

dan paling sulit. Harus benar-benar

dicermati. Kalau tidak, harus mengu-

lang dari awal lagi,” kata Adian.

Untuk editing video juga harus hati-

hati. Butuh ketelitian, kreativitas dan

kemampuan khusus. Menurut Ezra

Juninho sebagai Director of Video

Editing, dalam proses dia dibantu

Andrew Gani untuk cutting dan

trimming video, sedangkan animasi,

effect film dan yang lain, Inho sendiri

yang handle.

Editing film membutuhkan tiga

software, yaitu animation software,

sound effect software, dan video

manager software. “Kita biasanya

membuat animasi dan efeknya dan

menyetingnya lebih dahulu,” papar

siswa Kelas 8D ini. (*)

T

he M

issin

gO

nes

moment

5 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 8: DiAN TARA 2014

Laporan : Chynthia dan Audi

TEMA Suroboyoan muncul saat masa orientasi

peserta didik baru (MOPDB) tahun 2013. Menurut

Kevin Austin Widjaja sebagai salah peserta, acaran-

ya sangat menyenangkan dan asyik. “Seru!”, ujarnya.

Bagian yang paling seru adalah ketika permainan estafet

karet menggunakan sedotan dan kuis di setiap pos yang

tersebar di lingkungan sekolah.

Lantas siapa ya yang berhasil menaklukkan kakak-

kakak panitia di MOPDB? Ya, Raymond Geraldi dari

Kelas 7B dan Natasha VW dari kelas 7A. Hadiahnya,

pengalungan selendang unik yang dirangkai dari per-

men.

Keduanya tidak cuma kaget. Mereka juga bangga

saat dipanggil ke depan oleh para panitia untuk

menjadi putra putri MOPDB. Dengan ketekunan

mengumpulkan tandatangan kakak kelas, pani-

tia, dan sesama anggota MOPDB, keduanya dini-

lai menaati semua peraturan yang ada.

Tapi masih seperti tradisi sebelumnya,

peserta MOPDB wajib berparade memakai

baju tas kantong plastik dan tali rafia

warna-warni. Mereka juga tidak lepas dari

hukuman.

“Kalau ingat jadi malu, apalagi pas

ngumpul sama kelompok. Wah, kita

seperti koran saja,”

ujar Phoebe dari

Kelas 7C yang

tertangkap salah

mengenakan se-

patu dan terpaksa

membungkusnya

dengan kantong

plastik. (*)

Serunya Estafet

KaretKalau ingat

jadi malu,

apalagi pas

ngumpul

sama kelom-

pok. Wah,

kita seperti

koran saja

6MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

our activities

Page 9: DiAN TARA 2014

Laporan : Cindy

Banyak

lomba

tiap kali

Hari

Kemerdekaan

atau Agustusan.

Saat-saat meng-

hebohkan ketika

wakil-wakil kelas

berlaga mewakili

teman-temannya. Tapi,

tahun 2013, ada yang baru.

Lomba softball sangat heboh

dibicarakan saat lomba Agus-

tusan.

Me-

mang

ada

sedikit

ges-

ekan

saat

fi-

nal meski akhirnya Kelas 9B keluar

sebagai pemenang. Erick Christian

Kurniawan, pengatur posisi dalam

lomba softball di Kelas 8D mengungka-

pkan, cukup susah untuk dapat me-

naklukkan lawan di pertandingan itu.

“Perjuangannya sudah sekuat tenaga

tapi nggak berhasil,” kata siswa kela-

hiran 8 Desember 2000 ini.

Awalnya, tim Kelas 8D yang berang-

gotakan Erick, Moniq, Patricia, Mer-

rygold, Eric S, Inho, Michael, Sheinna,

Stephany dan Lisa, sempat tertinggal

jauh di bawah skor 9B, dan membu-

tuhkan perjuangan yang keras untuk

menyusul.

Sayangnya, di partai puncak itu,

gagal menyamakan posisi apalagi me-

lewati skor tim Kelas 9B. “Nggak juara

nggak papa. Kami sudah cukup bangga

lolos ke final dan memperoleh juara 2,”

kata Erick Christian.

Lalu, kira-kira semangat apa yang di-

miliki hingga dapat berhasil mencapai

final? “Ya tetap semangat sampai final

dan bila masuk di final kalah, jangan

putus asa dan terus berjuang, juga ada

dukungan dari anak-anak 8D lain-

nya,” jawab Erick. (*)

Tetap Semangat Guys!

our activities

7 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 10: DiAN TARA 2014

8MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

our activities

Page 11: DiAN TARA 2014

our activities

9 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Laporan : Cindy,

Lavenia, Cynthia

Suasana heboh mengge-

ma di Kelas 73 ketika

disebut sebagai juara 1

lomba menghias kelas

pada 16 Desember 2013. Peras-

aan suka cita melanda seluruh

anggota kelas. “Semua ini berkat

Alex.” Hampir serempak mereka

menjawab ketika ditanyak ke-

napa bisa menang.

“Ya, idenya dari Origami,”

tukas Alex, yang sempat diwa-

wancarai pada istirahat kedua

di sekolah. Origami adalah kes-

enian tradisional melipat kertas

ala Jepang, sejak pertengahan

1900-an. Kini telah berkembang

menjadi seni

modern.

Seni ini berupaya mengubah

kertas menjadi bentuk-bentuk

lipatan melalui teknik-teknik

melipat, sehingga tidak diperlu-

kan lem lagi. “Origami itu adalah

hobi saya, jadi coba saya pakai di

Kelas 7E juga,” terang Alex.

Bila melihat suasana kelas dari

luar terlihat banyak magic snow

dan snow flakes di jendela-jende-

lanya, dengan tempelan hiasan

pohon Natal di atasnya. Hiasan

gambar kaus kaki Natal dan

lonceng juga ikut terpampang

bersama magic snow. Pada bagi-

an luar dinding kelasnya terdapat

tulisan besar “Merry Christmas”

yang dihias dengan indah.

Di dalam kelas tak kalah me-

riah. Pohon Natal yang memiliki

tinggi sekitar 80 cm itu terbuat

dari potongan-potongan buffalo

dengan bentuk segitiga yang

disusun-susundan diletakkan

di bawah papan tulis. Di bagian

langit-langit kelas, ada gantun-

gan origami yang dikaitkan den-

gan benang, berbentuk Santa

Klaus dan kaus kaki.

Puncak Natal bagi siswa SMP

Katolik Santa Clara berlangsung

10 Januari 2014. Misa dipimpin

Romo Sigit Tridrianto CM. “Natal

berarti berdamai dengan Tuhan.

Tuhan menawarkan Damai

dengan mengutus Putra tung-

galNya lahir menjadi manu-

sia. Ciri orang yang berdamai

dengan Tuhan adalah mampu

bersyukur dan bekerja keras

untuk kebaikan diri, sesama dan

lingkungan,” kata Romo dalam

homilinya. (*)

Gara-gara Origami

Page 12: DiAN TARA 2014

Rasa SyukurOleh : Stefanus Muryadi

Kalau kita mencermati kisah–kisah

Yesus di kitab suci dan merenung-

kannya, kita mendapatkan gambaran

perjuangan dalam pewartaanNya, yaitu

keselamatan umat manusia. Inilah inti pewartaan

Yesus, sekaligus menjadi visi dan misi kehadiran-

Nya ke dunia.

Keselamatan sejati dalam pandangan katolik

adalah percaya kepada Yesus Kristus sebagai jalan

kebenaran dan hidup (Yoh

14:6). Salah satu ciri seorang

yang diselamatkan adalah

memiliki rasa syukur.

Rasul Paulus, adalah con-

toh orang yang diselamatkan

Yesus, masuk jalan kebe-

naran, berulangkali memberi

nasehat untuk bersyukur.

Ucapakanlah syukur sen-

antiasa atas segala sesuatu

dalam nama Tuhan kita,

Yesus Kristus, kepada Allah

dan Bapa kita (Ef 5:20).

Lalu, bertekunlah dalam

doa dan dalam pada itu

berjaga-jagalah sambil men-

gucap syukur (Kol 4:2), atau

selalu mengucap syukur ke-

pada Allah, Bapa Tuhan kita

Yesus Kristus (Kol 1: 3-5).

Dapat dikatakan, bahwa sy-

ukur atau bersyukur adalah ciri orang beriman. Dalam

kehidupan sehari-hari, bersyukur atau memiliki rasa

syukur merupakan hal sangat penting.

Sebuah situs di jejaring sosial mengungkap

tentang rasa syukur. Bahkan untuk hal itu, rela

mengeluarkan dana riset tentang pentingnya rasa

syukur bagi manusia.

Penelitian menyimpulkan, bersyukur adalah se-

bentuk manifestasi yang tidak bisa dipisahkan dari

standar moral. Dia juga merupakan komponen

integral dari kesehatan, pelengkap kekurangan,

dan kesejahteraan.

Masih menurut penelitian, bersyukur mempu-

nyai pengaruh dan kekuatan terhadap kesehatan

fisik dan psikologis seseorang. Hidup di zaman

yang banyak memberi kemudahan dan sekaligus

banyak masalah, bersyukur mempunyai tantangan

tersendiri.

Orang mudah tergoda untuk mengesampingkan

rasa syukur karena merasa semua adalah hasil

jerih lelahnya sendiri. Syukur terhadap diri sendiri

dirasa membuang waktu dan energi.

Godaan lain lagi adalah hidup yang dirasa berat,

menjadi beban, sehingga masalah menjadi pusat

perhatian sehingga rasa syukur sulit mendapat

tempat dalam hidup.

Ketika orang fokus pada

diri sendiri, membanding-

bandingan dengan keber-

hasilan dan kesusahan

orang lain, di sini bersyukur

atau rasa syukur menjadi

sulit hadir dalam hidupnya.

Ada beberapa cara yang

dapat kita lakukan untuk

bersyukur. Memuliakan

Allah lewat doa baik secara

pribadi maupun mengun-

dang sesaman. Menolong

sesama yang menderita,

berusaha hidup lebih baik,

memelihara kehidupan kita

sendiri.

Misalnya, dengan cara

menjaga kesehatan, kebersi-

han, menjauhi hal-hal yang

dilarang. Menjaga kehidupan

orang lain, seperti Mother Teresa dari Kalkuta, yang

menolong orang-orang miskin dan terbuang.

Ada cara sederhana untuk membiasakan bersy-

ukur atau mempunyai rasa syukur atas peristiwa

hidup. Bisa saat bangun tidur di pagi hari atau

sebelum tidur malam hari. Namun beberapa orang

yang sudah terbiasa mengatakan saat bangun

lebih bagus.

Lakukan setiap hari, paling kurang 10 hari

berturut-turut untuk bersyukur saat bangun tidur

paling kurang atas 20 hal. Misalnya, bersyukur

karena punya pikiran sehat, kesadaran yang baik,

punya dua mata, dan lanjutkan sampai minimal

20 hal. (*)

10MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

RELIGIOUSITY

Page 13: DiAN TARA 2014

focus

11 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Kalimat itu datang dari seorang motivator.

Lupa namanya. Tapi, sepertinya mewakili

tema majalah edisi kali ini. Redaksi DIAN

TARA mengajak warga SMP Kato-

lik Santa Clara untuk sejenak menata

kembali ‘apa mimpi kita’ sebenarnya

di sini, ‘apa mimpi kita’ tentang

sekolah kita, meski kita tidak lagi

berada di sini. Dan, tentu ‘apa

mimpi kita’ sendiri.

Sang motivator melanjutkan,

hal yang besar dalam dunia ini

bukanlah di mana kita berada,

melainkan ke arah mana kita men-

uju. Hal ini juga salah salah satu hal

terbesar tentang memiliki sebuah impian.

Anda dapat mengejar impian dimanapun Anda berada

pada hari ini. Dan, apa yang terjadi di masa lalu tidak

sepenting apa yang tersedia di masa depan.

Redaksi DIAN TARA percaya, masing-masing dari

kita memiliki impian di dalam hati. Jadi, beranikah

untuk bermimpi dan bertindak berdasarkan

impian itu? “Aku penginnya, ya ning-

katin nilai aja,” ungkap Vito Anthoni

Stanpo saat ditanya impiannya saat

berusia 15 tahun.

Jawaban yang singkat, padat,

dan jelas ini menjadi impian

utama di kehidupan sekolah-

nya. Untuk soal nilai, tampaknya

cowok kelahiran 29 Agustus 1999,

belum puas. Padahal, di luar itu, dia

sudah banyak memenangkan lomba

akademik.

Beda dengan Veronika Christina Angeline, yang

bermimpi ingin menulis sebuah buku yang berman-

Laporan : Jessica S, Ivana Faustine

Sebuah impian memberitahukan arah pada kitaSebuah impian meningkatkan tingkat potensi kitaSebuah impian membantu kita membuat prioritas

Sebuah impian menambah nilai pada pekerjaan kitaSebuah impian memprediksi masa depan kita

Page 14: DiAN TARA 2014

12MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

focus

faat bagi banyak remaja. Alasannya,

banyak remaja salah memilih pergaulan

dan merugikan dirinya sendiri. Semakin

banyak cewek yang mudah dipengaruhi

teman-teman nya. Pergaulan yang buruk

bisa merusak kehidupan masa depan para

remaja nantinya.

Impian siswi Kelas 8A yang juga ang-

gota Santa Clara Choir ini tak lepas dari

kegemarannya membaca novel. Bahkan,

dia juga senang membuat cerita fiksi un-

tuk mengurangi kejenuhan. Bagi Vero,

membuat cerita adalah suatu hiburan.

Dia bisa mengeluarkan imajinasi dan

ide yang ada di kepalanya.

Sedangkan Raynard

Susanto bermimpi

ketika usianya

15 tahun nanti

dapat melanjutkan

pendidikan di luar

negeri. Belajar, bela-

jar dan belajar adalah

usahanya untuk meng-

gapai impiannya. Siswa

kelahiran 22 Maret 2001

itu ingin memenang-

kan penghargaan di

bidang akademik

agar membantunya

mewujudkan im-

pian nya.

“Kalau saya bisa

sekolah di luar

negeri, agar orang-

tua saya bangga

dan mendapatkan

pelajaran yang berkuali-

tas untuk masa depan

nanti.

Orangtua mendukung im-

pian saya ini,” tutur Raynard.

Impian mulia disampaikan Adrian Arif.

Cowok yang di kelas sering dijuluki ‘Romo’

ini, berharap pada usia 15 tahun dapat

menjadi motivator bagi semua orang.

Kelihatannya impiannya ini cocok den-

gan sifatnya yang religius. Apalagi, dalam

pelajaran Matematika yang sulit, Adrian

terlihat menonjol.

Tidak salah jika dia bisa mewujudkan

impian itu. “Bayangkan, kalau di kelas,

soal matematika yang dikerjain kira-kira

10 menit lebih oleh teman-teman lain, dia

bisa mengerjakan dalam waktu kurang

dari 5 menit. Dia memberi inspirasi,” kata

seorang temannya.

Cerita teman-teman di atas barangkali

saja, sepele dan hanya sebuah khayalan

semata. Tapi siapa tahu, mimpi-mimpi

itu memang men-

jadi salah satu tujuan

mereka. Tak ada

yang tidak mungkin.

Teman-teman dan kita

semua, dapat men-

gubah mimpi men-

jadi kenyataan. Tentu

masih ingat, pesan

dalam film ‘Sang Pem-

impi’ karya Andrea

Hirata, yaitu, “Bukan-

lah seberapa besar

mimpi Anda, tapi

seberapa besar Anda

untuk mimpi.” (*)

Page 15: DiAN TARA 2014

focus

13 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Pengantar : Banyak harapan untuk sekolah kita. Bukan hanya sekarang tapi ke depan juga. Gracia dan Verena menemui sejum-lah teman untuk menangkap aspirasi mereka. Berikut laporannya.

Garant Fortino berharap Sanclar menjadi

nomor satu di mana-mana dan selalu

mendidik siswanya agar ikut aktif mema-

jukan bangsa. Penyuka sepak bola dan

ingi jadi dokter ini berpesan agar belajar tidak

berhenti setelah lulus tapi sejak sekarang.

“Rajinlah mengerjakan tugas, PR, dan tentu

berbakti pada guru serta pantang menyerah,” kata

cowok kelahiran 9 Juli 1999 ini.

Sebaliknya, Shella Angeline yang hobi ber-

enang bermimpi sekolahnya tercinta ini ber-

tambah maju dan semakin berkualitas. “Terus

gurunya tambah baik, tambah sabar, gitu,” ujar

cewek kelahiran 5 September 1999 itu. “Laku-

kan yang terbaik dan tidak aneh-aneh,” timpal

Roseline Alimsantoso.

Sedangkan, Stefanus Diovan Ardito yang ingin men-

jadi sutradara film memberi saran supaya kreativitas

anak-anak Sanclar mendapat dukungan, bukan malah

dikekang. “Ya, tentu saja, kreativitas yang positif ya,”

ujar cowok kelahiran 10 September 1998 yang men-

gaku hobinya membuat orang lain bahagia.

“Jangan malu dan takut untuk berbuat hal yang kita

anggap benar. Tapi, kalau nyontek itu salah, jangan

dilakukan,” tambahnya.

Meski Sanclar sudah cukup eksis sekarang ini, tapi

menurut Fransiskus Ivan Sumartoyo, apabila suatu

sekolah hanya memiliki banyak penggemar tapi tidak

menghasilkan prestasi apa-apa, maka tidak ada gu-

nanya sekolah tersebut didirikan.

Sekolah sudah semakin berkembang. Bahkan, me-

nambah satu paralel kelas, hal itu menunjukkan kuali-

tas sekolah semakin meningkat. “Rajinlah belajar dan

raih prestasi, sekaranglah saatnya,” pesan penggemar

piano dari Kelas 8A ini.

Pesan hampir senada disampaikan Michael Valen-

tino Tjandra supaya SMP Katolik Santa Clara ke depan

dapat menjadi lebih baik lagi, gurunya lebih sabar, dan

murid-murid yang lebih rajin belajar.

“Jangan pernah memberi nama julukan kepada

guru-guru dan teman-teman yang lain,” pesan murid

Kelas 8E yang memiliki cita-cita sebagai pemain NBA

ini.

Sedangkan Felix Surya dari Kelas 8C berharap agar

sekolah semakin terkenal di kalangan orang banyak

dan juga menjadi sekolah favorit bagi anak-anak yang

sedang mencari sekolah SMP. “Tetap semangat belajar

dan janganlah mudah putus asa dalam menghadapi

segala rintangan dalam belajar,” tambahnya. (*)

Jadi Nomor

Satu

Page 16: DiAN TARA 2014

Laporan : Ansheilla, Melinda

Mimpi besar menggantung di benak para pengurs OSIS

SMP Katolik Santa Clara tahun ini. Sudah ada niatan menjalankan beberapa pro-gram. Yang sudah terlaksa-na antara lain membangun

koperasi sekolah, lomba fotoblog, dan lomba Sanclar Berpendapat. Program-pro-gram ini adalah mimpi dari

bidang-bidang di OSIS.

Koordinator Bidang Krea-

tivitas dan Kewirausa-

haan Laurentius Jeffrey

Hutomo mengatakan,

tujuan dibentuknya koperasi

sekolah ini adalah untuk menye-

jahterakan OSIS di bidang keuan-

gan dan pelatihan kemampuan

berwirausaha.

“Ide mengenai program ini

muncul secara tidak sengaja. Kop-

erasi sekolah ini tiba-tiba muncul

karena waktu itu sudah terdesak

dead line,” katanya.

Saat pembukaan koperasi, Jef-

frey mempersiapkan mulai dari

barang yang akan dijual, sistem

pendataan dan pembayaran,

denah luar dan dalam koperasi,

serta publikasi. Koperasi ini per-

tama kali dibuka pada 10 Februari

2014di Ruang OSIS.

Meski ada beberapa pelanggan

yang masih kurang puas, Jeffrey

tetap merasa lega dan senang

karena programnya berjalan den-

gan baik. Ternyata, program yang

muncul secara tidak sengaja ini

membawa manfaat bagi siswa-siswi

SMPK Santa Clara, yaitu harganya

yang murah dan tidak repot untuk

beli di luar sekolah.

Sedangkan lomba fotoblog

dijalankan oleh bidang Teknologi

Informasi dan Komunikasi den-

gan Albert Lucano Effendi sebagai

koordinator. Lomba ini untuk

mengasah kemampuan siswa-

siswi yang memiliki kemampuan

di bidang itu. Usai membuat foto

selama 9-12 Desember 2013, pada

13 Desember 2013, peserta menge-

dit foto di Ruang Kelas 9B dan 9C

untuk edit foto.

Selain kesesuaian tema, krea-

tivitas, disiplin mengunggah foto

ke blog menjadi unsur penilaian.

“Kalau tidak upload sehari, nilai

dikurangi,” kata Albert. Hasilnya,

setelah dilakukan penjurian, maka

tim Tiffany Natasha dan Kevin

Sungkono (8E) sebagai juara 1,

disusul Katrin dan Jessica (9A) se-

bagai juara 2, serta Farrell dan Veve

(8A) sebagai juara 3.

Albert merasa bangga, senang,

dan puas karena programnya ini

berjalan lancar dan sukses. Pesan-

nya, “Jangan pernah menyerah

ketika kamu memimpikan sesuatu,

teruslah berusaha agar mimpi itu

dapat tercapai.”

Selanjutnya, dalam Sanclar

Berpendapat yang diadakan bidang

Demokrasi dan HAM dengan An-

gela Clarissa dari Kelas 7A sebagai

koordinatornya, terselenggara 13

Desember 2013, di Ruang Diskusi.

Tema lomba ‘HAM di Kalangan Re-

maja’ dikawal Libby Lisandra (8C)

dan Angela Clarissa (7A) dan juri,

Bu Sri Rahayu Prihatin, Bu Maria

Setyo Rianti, dan Bapak Romanus

Wiyoko.

Meski ada beberapa anak tidak

taat aturan lomba dimenangkan

Rosa Virginia Melinda (8A), Lau-

rensia Nadya Widjadja (9B), Stefa-

nus Diovan Arditosunu (9C). ”Saya

deg-degan menunggu pengumu-

man,” kata Melinda.

Masih ada beberapa program

OSIS yang juga baru pertama kali di

SMP Katlik Santa Clara, tapi belum

realisas seperti Lomba Drama, Rally

Game Kerohanian, dan Poster Kero-

hanian. (*)

Banyak Mimpi, Tiga Terwujud

14MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

focus

Page 17: DiAN TARA 2014

focus

15 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Laporan : Ansheilla, Melinda

Bekerja keras dan berdoa, itulah yang harus dilakukan untuk menca-pai suatu impian. “Memang, untuk mencapai salah satu impian saya sekarang ini,saya harus bekerja keras, mau belajar, tetap semangat dan tidak lupa untuk berdoa,” kata Vincentia.

Cewek pendiam yang akrab disapa Vivin

ini berhasil mendapatkan beasiswa

untuk melanjutkan pendidikan di

Singapura, tepatnya di CHIJ (Convent

of The Holy Infant Jesus) School. Sekolah ini

merupakan sekolah berbasis Katolik,yang

didirikan khusus untuk anak perempuan.

Semua berawal dari ketidaksengajaan. Ada

teman dari kakak Vivin, yang tidak tertarik

dengan program beasiswa ini. Brosur lantas

diberikan kepada kakak Vivin. Karena tertarik,

sang kakak memberikan kepada mamanya.

Tidak lama sejak kejadian itu, mamanya

mengikuti seminar tentang program beasiswa

yang bernama School-Based Scholarship itu.

Mereka memutuskan untuk mencoba, dan

ternyata kakaknya berhasil mendapatkan bea-

siswa itu. Karena keberhasilan kakaknya,Vivin

ikut mencoba. Untuk berhasil mendapatkan

beasiswa ini,tidaklah mudah. Siswi Kelas 8 SMP

Katolik Santa Clara ini, harus menjalani bimb-

ingan belajar selama enam bulan di St.Ignasius.

Setelah melakukan persiapan cukup panjang,

akhirnya Vivin mengikuti tes di Jakarta . Di ibu-

kota, Vivin menjalani dua2 macam tes, yaitu tes

GAT, semacam tes IQ di Santa Laurensia dan

tes di bidang Bahasa Inggris dan Matematika di

Redtop Hotel.

Pada tengah malam, hasil tes baru keluar.

Vivin berhasil menjalani tes itu dengan baik

dan lolos. Keesokan harinya, Vivin menjalani

interview dan dilanjutkan jalan–jalan di kota

Jakarta, bersama teman-teman dari St.Ignasius

yang juga mengikuti tes di Jakarta.

“Beasiswa ini atas inisiatif saya sendiri, dan

kedua orangtua saya mendukung,” tutur cewek

kelahiran Surabaya, 22 Januari 2000 ini. “Dua

mimpi saja terpenuhi sekaligus, sekolah dan

jalan-jalan ke luar negeri.”

Ketika ditanya bagaimana perasaannya kare-

na berhasil mengikuti beasiswa ini, Vivin yang

hobi membaca ini berkata,”Saya sangat sen-

ang dan bersyukur kepada Tuhan, yang telah

menyertai saya dalam perjuangan memperoleh

beasiswa untuk sekolah di Singapura ini.”

Vivin bertekad tidak akan menyia-nyiakan

peluang ini, dan ingin meraih nilai yang

bagus agar dapat membanggakan orangtua

dan mengharumkan nama sekolah. Dia juga

berharap dapat lulus dengan nilai yang bagus

agar dapat melanjutkan pendidikan di sekolah

favorit.

“Saya ingin kuliah di NTU (Nanyang Technolog-

ical University), dan kalau lulus mencari peker-

jaan dan menetap di Singapura,” tandas Vivin

yang punya motto ‘Always believe in God’ ini.

Kepada teman-teman di SMP Katolik Santa

Clara, Vivin berpesan agar selalu bekerja keras,

mau belajar dan berlatih, pantang menyerah,

dan tidak lupa untuk berdoa. (*)

Ikuti Jejak KakakSaya ingin kuliah di NTU (Nanyang Technological

University), dan kalau lu-lus mencari pekerjaan dan

menetap di Singapura

Page 18: DiAN TARA 2014

BU Priza atau Marghareta Priza Kusumahargi menginginkan agar Santa Clara terus menjadi sekolah terfavorit dan terbaik. Para siswanya tidak hanya pintar tapi memiliki nilai-nilai kehidupan yang menjadi pegangan di jen-jang pendidikan berikutnya.

"Kami tentu sangat bangga jika Santa Clara dapat menghasil-kan lulusan yang kompeten” jelas guru Matema-tika yang mengi-dolakan Agnes Monica dan Anies Baswedan ini.

Sekarang ban-yak murid-murid Santa Clara yang multitalenta. Ada yang pintar di akademik dan banyak juga yang punya bakat dan tersalurkan lewat ekstrakurikuler.

“Saya percaya, dengan keso-panan dan ke-jujuran dalam pekerjaan, akan membuahkan hasil yang di-harapkan,” ujar guru kelahiran 25 September 1986 ini. (Agnes Putri/Roseline)

DARI sarana dan prasarana, Santa Clara sudah bagus dan secara akademik siswa-siswinya sudah membuahkan prestasi gemilang. Menurut Yustina Iin NIS atau akrab dipanggil Bu Iin, untuk ke depan agar lebih mengembangkan karakter Sekolah Santa Clara yang ses-ungguhnya, yaitu budaya 3S (Senyum, Sapa, dan Salam) dan Tomat (tolong, maaf, dan terima kasih).

"Pertahankan budaya kita ini dalam semangat dan karakter Santa Clara," kata guru mata pelajaran Fisika Kelas 8 ini saat diwawancarai tentang harapan sekolah mendatang.

Guru yang suka jalan-jalan ini juga mengingatkan perlunya mempertan-

yakan dalam hati, misalnya, apakah visi misi sudah tercapai atau bagaimana cara mewujudkan visi dan misi (sekolah) itu? Karena menu-rut Bu Iin, sekarang itu tidak cukup mengem-bangkan kepintaran tapi juga harus mengembangkan iman dan berusaha menjadi seorang Katolik yang baik.

"Kembangkan karakter itu, bisa dengan mengurangi pelanggaran-pelanggaran, seperti terlambat dan mengerjakan PR," tambah Bu Iin. (Agnes Putri/Roseline)

GURU yang biasa di-panggil Miss Natalia ini mengharapkan, nilai-nilai yang dit-erapkan tidak hanya berlaku saat berser-agam Santa Clara namun ketika men-

jadi alumni. Jadi, tidak sia-sia selama tiga tahun menempuh pendidikan dan belajar tentang jujur, tanggung jawab dan disiplin.

"Di kehidupan sekitar nanti dapat membanggakan nama Santa Clara dan

bisa lebih sukses," ujar pemilik nama lengkap Natalia M Yosefa RU ini.

Guru conversation yang mengidol-akan Oprah Winfrey dan juga menyukai travelling ini berpesan kepada seluruh siswa agar lebih mendengarkan dan menerapkan apa yang menjadi nasi-hat para guru dan yang diajarkan oleh mereka.

“Tolong, tidak hanya dianggap sebagai nasihat yang hanya didengarkan saja tapi juga benar-benar dilaksanakan di kehidupan sehari-hari," tambah Miss Natalia. (Agnes Putri/Roseline)

Terfavorit Terbaik

Karakter Bagus

Tak Hanya saat Berseragam

16MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

focus

Page 19: DiAN TARA 2014

Laporan : Melinda, Ansheilla

SMP Katolik Santa Clara

pada Tahun Ajaran 2014-

2015 memberlakukan

Kurikulum 2013. Beberapa

perubahan sudah dan akan dilaku-

kan oleh sekolah. Kepala Sekolah

Sr Benedicta Suhananti MC ber-

harap, dengan banyaknya murid,

prestasi dan nilai yang akan dan

sedang dikembangkan di sekolah,

dapat meningkat. Misalnya, ‘Ju-

jur, Disiplin,Tanggung Jawab,dan

Santun’.

Suster yang telah menjabat sejak

2008 ini memiliki harapan bahwa

untuk mengembangkan hal itu, dib-

utuhkan waktu yang cukup lama,

lebih dari 1,2,3 tahun, bahkan terus

menerus. “Maka, butuh persatuan

dan kebersamaan antarsiswa, tena-

ga pendidik, tenaga kependidikan,

dan orangtua murid,” katanya saat

ditemui di ruang kerjanya.

Dengan payung motto Yayasan

Puspita Kencana, ‘Educar Para La

Vida’ yang berarti mendidik untuk

hidup dan bekerja sama dengan

Fuente de La Luz (sumber terang)

Pusat Layanan Bimbingan Sekolah

Santa Clara, akan membantu warga

sekolah untuk membimbing, men-

didik, dan mendampingi murid-

murid supaya nantinya dapat

membawa terang di dalam masyar-

akat, bahkan terbuka bagi orangtua

murid yang membutuhkan.

“Dengan situasi dunia teknologi

informasi yang begitu cepat saat

ini, saya berupaya bekerja sama

dengan tim, supaya nilai-nilai

khas SMP Katolik Santa Clara yang

sudah ditanamkan, bisa sungguh-

sungguh dihidupi,” kata Suster

Bene.

Kebun El Paraiso, ekstrakurikuler

yang ditingkatkan, tenaga yang

disiapkan dengan matang , dan

kerja sama dengan orangtua yang

lebih baik, merupakan beberapa hal

yang ingin dilakukan suster untuk

memajukan sekolah.

Demi Masa Depan

Mengulas kembali tentang

Kurikulum 2013 yang diterapkan

mulai Kelas VII, sekolah telah

menyiapkan tenaga pendidik, agar

sekolah ini siap menyongsong

pemberlakukan kebijakan pen-

didikan yang baru itu, dan mem-

bawa sekolah lebih baik. Bukan

hanya dalam hal nilai angka, tetapi

yang paling penting menyiapkan

siswa demi hidup di masa depan.

Untuk mewujudkan semua

mimpinya ini, Suster Bene menjalin

komunikasi intensif dengan Komite

Sekoah, guna melihat apa yang

kira-kira yang dapat ditingkatkan.

Dalam waktu dekat, sekolah ber-

niat meningkatkan mutu kantin

sekolah, dari segi makanan. Tidak

sembarang makanan dapat dijual di

kantin sekolah. Bahkan, untuk pro-

gram ‘Cinta dan Ramah Lingkun-

gan’, aka nada larangan sterofoam

masuk lingkungan sekolah karena

bahan itu tidak dapat diuraikan.

Sebelum mengakhiri wawanara,

Suster Bene mengingatkan kem-

bali akan semangat Beata Maria

Ines, pendiri Misionaris Claris

(MC) kepada murid-murid Santa

Clara, antara lain tentan semangat

kegembiraan, kesederhanaan, cinta

persaudaraan dan saling menerima

satu sama lain.

“Hati-hati dalam bersikap,

berbuat, berkata. Ingat motto

sekolah ‘Lux Est Vita’, terang

adalah kehidupan. Murid Santa

Clara hendaknya berani mem-

bawa terang bagi sesama , baik

di sekolah,di rumah maupun di

masyarakat agar SMP Katolik Santa

Clara tetap eksis dan semakin

dipercaya masyarakat,” tegas Suster

Bene. (*)

Prestasi Bukan Sekadar Angka

focus

17 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 20: DiAN TARA 2014

Siswa Kelas 8 SMP Katolik Santa Clara yang

mengikuti workshop jurnalistik selama tiga hari

(12-14 Desember 2013) berhasil melahirkan enam

koran baru. Masing-masing bernama Kompor, Obor

Pos, Bakar, Positif, Harian Sanclar dan Kodak.

Workshop untuk membangun media sekolah yang ung-

gul itu difasilitasi oleh Tim Jurnalistik SMAK Santa Maria

Surabaya. Dipimpin oleh Bapak FX Prasetyo, didampingi

Bapak Asep, Bapak Cornel dan alumnus Sanclar, Jessica

Claudia.

“Saya bangga dan takjub, ternyata anak-anak bisa mem-

buat karya sedemikian luar biasa. Tata letaknya bagus dan

isinya tak kalah dengan koran beneran,” kata Ibu Yanti,

salah satu juri.

Bapak Pras, begitu dipanggil, sejak hari pertama sudah

membekali peserta dengan pengetahuan tentang berita, di-

lanjutkan Bapak Asep dengan materi fotografi dan lay out.

Pada hari kedua dan ketiga, peserta boleh hunting berita

sesuai dengan rencana isi koran selembar itu.

Materi berita kemudian diketik, lalu diprint, serta dipo-

tong sebelum ditempel. “Tidak mudah menyelesaikan ko-

ran ya, saya harus begadang, dan baru tidur pukul 3 pagi,”

ujar Albert, salah satu siswa Kelas 8 yang ikut serta.

Salah satu juri, Ibu Maria menambahkan, alangkah

baiknya jika koran selembar itu juga mampu menghiasi

papan pengumuman secara periodik. Jadi, bisa memberi-

kan informasi sekaligus sarana belajar yang efektif bagi

siswa. (*)

18MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

moment

Page 21: DiAN TARA 2014

comic

19 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 22: DiAN TARA 2014

20MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

comic

Page 23: DiAN TARA 2014

comic

21 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 24: DiAN TARA 2014

22MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

comic

Page 25: DiAN TARA 2014

beautiful moment

23 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Laporan : Yoana Listiyani

Siapa yang selalu setia mendampingi laga basket putra maupun putri San-

clar selama DBL Junior 2013? Pastinya Saint-Ex, julukan tim dance SMP Kato-lik Santa Clara Surabaya. Lolos seleksi

adalah tiket utama untuk menjadi ang-gota dance ini. Ke-11 siswa terbaik telah

dipilih untuk mewakili sekolah dalam ajang Dance Competition Junio JRBL

2013.

Setelah mengantongi gelar Best Five Dance

Competition 2012, Saint-X yakin menjadi

lebih baik di tahun 2013. Konsep monyet

yang mencari pisang adalah koreografi

yang sepakat mereka pilih untuk ditampilkan di

ajang paling bergengsi itu.

“Pertama–tama sih malu, tapi akhirnya kami

enjoy dengan tema monyet itu,” kata Gabriella

Aimee, salah satu anggota Saint-Ex.

Kurang lebih enam bulan mereka dilatih dengan

tiga pembina, Kak Akbar, Kak Erick, dan Kak Arief,

untuk menguasai koreo-koreo, terutama mengha-

dirkan karakter monyet. Ekspresi muka juga salah

satu unsur pentingnya.

Apa bedanya tampil di sekolah dengan di DBL

Arena ? “Kalau di sekolah itu lebih enjoy karena

hanya dilihat oleh warga sekolah, tapi kalau di DBL,

terkadang malu tapi juga bangga karena ditonton

oleh orang lain,” tambah Aimee dan Brenda.

Grogi nggak saat tampil? “Tentunya grogi saat

pertama-tama tampil, tapi kami mencoba untuk

percaya diri dan bercanda-canda untuk meng-

hilangkan rasa grogi,” lanjut Aimee, yang hobi

mendengar musik.

Mendekati puncak lomba, personel Saint-Ex ber-

latih lebih keras. Mereka rela waktunya hilang agar

mampu tampil sebaik mungkin. Ketika masuk Top

Ten, jadwal latihan dari semula hanya seminggu

sekali, lalu ditambah sepulang sekolah dan men-

gambil waktu pelajaran.

Tapi siapa sangka, di sela konsentrasi latihan itu

‘Monyet-monyet‘ yangMembanggakan

Page 26: DiAN TARA 2014

24MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

beautiful moment

mereka dikejutkan dengan kabar meninggalnya Kak

Arief, salah satu pelatih mereka.

Mereka sangat terpukul, karena Kak Arief yang

selama ini menjadi pelatih dan kunci sukses di balik

gemilangnya prestasi Saint-Ex.

Tanpa dikomando, dalam hati masing-masing per-

sonel Saint-Ex terpatri tekad kuat meraih gelar Cham-

pion. “Kami ingin membahagiakan Kak Arief atas apa

yang telah dia berikan semasa hidup kepada kami,”

papar Aimee.

Tingkah lincah dan menggelitik para monyet-monyet

cantik itu akhirnya membawa Priscilla Primadona dkk

merebut tiket lima besar. Koreografi ‘minion’ memu-

kau ribuan penonton di DBL Arena. Kenapa memilih

minion ? “Karena menurut kami, minion itu lucu,

termasuk baru juga, dan yang pasti satu tema, yaitu

Banana,” tukas Brenda.

Menuju final, tim dance semakin sering berlatih.

Konsep minion sukses mencuri perhatian ribuan mata.

Monyet-monyet kebanggaan Sanclar, dengan lincah

menari di atas lapangan basket yang mereka sulat

menjadi arena dance.

Juri memilih tim dance SMPK Santa Clara itu sebagai

Champion Dance Competition Junio JRBL 2013, men-

galahkan keempat saingan mereka. “Terima kasih ke-

pada sekolah, teman-teman, dan orangtua yang telah

mendukung kami. Para pelatih yang berusaha sekuat

tenaga membimbing kami. Kami juga sangat senang

karena dapat membanggakan pelatih kami, Kak Arief,”

papar Aimee.

Harapan mereka tahun ini untuk menjadi seorang

Champion telah berhasil. Lalu apa harapan kapten

dance Santa Clara untuk tahun-tahun yang akan

datang ? “Bisa selalu menjadi champion dan selalu

membawa nama baik Santa Clara,” tutur Priscilia Pri-

madona. (*)

Page 27: DiAN TARA 2014

Laporan : Yoana Listiyani

Acara ini tak per-nah absen untuk menghibur semua siswa-siswi SMP

Katolik Santa Clara. Apalagi kalau bukan DBL Road Show. Mampu membuat ratusan siswa-siswi Sanclar berkumpul di la-pangan dalam seketika.

Road JRBL 2013 Surabaya Series di SMP Katolik Santa Clara ini disambut dengan sangat meriah oleh pihak sekolah. Acara ini tidak hanya sebagai awal dari kompetisi basket, tapi sekaligus ajang perkenalan wajah-wajah baru tim basket SMPK Santa Clara dan kesempatan tim basket untuk mencari dukungan.

Tahun 2013, DBL Road Show dimeriahkan dengan MC yang kocak dan heboh sehingga mereka berhasil membuat suasana sekolah menjadi ramai dan seru. Setelah selesai ajang perkenalan masing-masing tim basket, mereka mengajak beberapa orang dari tim basket untuk ikut main dalam games yang telah mereka siapkan.

Games tersebut berhasil membuat semua anak merasa terhibur dan tidak lupa tetap berhubungan dengan bola basket tentunya. Acara yang berlangsung kurang lebih dua jam ini berhasil membuat suasana sekolah semakin ceria dan menyenangkan. Diakhir acara Saint-Ex,tim dance sanclar, menutup acara dengan tarian memukau. (*)

Laporan : Graciella

Best guard kita, LIVIA NATASHA yang pinter

dan cantik bermotto "do the best, baru mulai

bermain basket waktu Kelas 7. Biasanya,

kalau talentanya seperti Livia, mainnya sejak kecil.

Semua karena dorongan orangtuanya."Awalnya, hanya ingin nurunin berat badan. Tertariknya di bas-

ket. Orangtua dulu, pemain basket," tutur Livia yang berlatih lima kali dalam seminggu.

Gelar Best Guard di JRBL DBL 2013 tidak pernah terpikir di pikiran Livia. Semua berkat motivasi besar dari orangtua, teman satu tim, coach Pak Gun, Pak Har, dan pendukung Sanclar serta prinsip 'always doing the best for school and team'.

Saking kerennya, teman-teman setim bilang "nyagar gila" dan tentu mereka bangga sama Livia sementara orangtuanya hanya mengatakan "good job". Cewek yang ingin menjadi "busi-ness woman" ini senang dan bangga saat menerima gelar Best Guard.

"Mungkin saya hanya main basket sampai kuliah, karena bagi saya, prestasi utama tetap di akademik," tambahnya. Good luck to Livia Natasha.

Ajang Kenal Wajah Baru

Inspirasi Orangtua

beautiful moment

25 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Laporan : Patricia, Tania, Veva

Kemampuannya di bidang

dance, siapa tak kenal

Kak Arief? Jerih payahnya

bersama Saint-Ex berhasil

membuahkan hasil di lomba dance

DBL Junior 2013. Konsep dance mo-

nyet sukses mengantarkan Priscilla

Primadona dkk menjuarai event

antar-SMP itu.

Banyak yang bisa dikenang dari

sosok Kak Arief, yang semoga tidak

salah dipanggil Tuhan, pada 3 Oktober

2013. Salah satunya, sikapnya yang

selalu peduli dan ramah kepada ang-

gota Saint-Ex. "Dia selalu mendamp-

ingi kita, ngadepi kita dengan sabar,"

tutur Rhenata. "Tapi kadangkala, Kak

Arief itu terlalu sabar. "

Bagaimana pendapat yang lain? "Kak

Arief itu, sering tidak tahu malu, hehh-

haha, tapi baik hatinya, super keren....

gendut unyu, dan kayak cewek kalau

pas menari," timpal Emily.

Saat latihan, Kak Arief yang pernah

menjadi ‘Champion of One on One All

Style Battle tahun 2002, sangat perha-

tian dan serius. Bahkan, sampai uru-

san sepatu dan mencoba kostum, dia

selalu memberikan saran dan solusi.

Tentu saja itu semua demi kebaikan

anggota Saint-Ex. "Kalau dia lihat

kita sekarang, pasti Kak Arief bangga

karena Saint-Ex bisa jadi Champion

dan perjuangan yang Kak Arief beri-

kan tidak sia-sia," tambah Cielo. (*)

Kadang Terlalu

Sabar

Page 28: DiAN TARA 2014

Oleh : Agatha Carolina Putri

Satu kalimat singkat, setengah terkejut,

keluar. "Hah? Aku." Kata-kata itu sontak-

ter lempar saat Cathy (Catherine Kasih)

mengajak ikut kompetisi jurnalis JRBL

2013. Semula, aku menolak karena nggak yakin

bisa. Belakangan, Cathy terus membujuk, dan

luluh penolakanku.

Karena nggak mau ngecewain siapapun, aku

dan Cathy berjuang habis-habisan. Bayangin,

pulang sekolah langsung kena udara panas di

arena, dan malamnya masih mengerjakan tugas

sekolah. Seminggu pertama nggak terasa. Setelah

itu, badan mau remek rasanya.

Usai laga final JRBL 2013, aku sama Cathy sudah

harus nentuin naskah dan foto yang akan kami pa-

kai. Setelah konsultasi sama Pak Hari, guru jurnal

kita yang berperan besar terhadap keberhasilan

kami di kompetisi ini, aku memutuskan menulis

naskah mengenai Andre Kurniawan.

Dia adalah sosok pelatih muda yang mampu

membawa anak asuhnya, tim basket putra SMP

Petra 4 Sidoarjo, menjadi champion. Sehari sete-

lah final, Minggu pagi, aku langsung membuat

naskah. Waktu lagi ndengerin rekaman hasil wa-

wancara, nggak tau kenapa tiba-tiba jariku nggak

sengaja memencet tombol ‘DELETE’.

Aku langsung panik. Nggak bisa mikir. Badan

lemes semua. Untungnya, aku punya kontak BBM

dengan sang narasumber. Setelah berjam-jam,

BBM dibalas. Langsung deh, aku serbu pelatih itu

dengan pertanyaan-pertanyaan. Justru, data yang

kudapat dari wawancara ini lebih lengkap.

Saat hari pengumuman tiba, aku dan Cathy deg-

degan. Pertama yang diumumkan adalah gelar

Best Spirit. Wouw.....gelar itu jatuh ke tangan kami.

Ketika berdiri di depan, diumumkan Best Writer,

ternyata jatuh ke naskahku.Dari lima hingga dua,

tidak ada nama kami. Kemudian, saat diumumin

1st place. Nggak nyangka, nama sekolah kita yang

disebut. "Loh, beneran kita ta, Gat," tanya Cathy.

Tiga gelar, dua piala, tiga piagam dan hadiah

lain kami bawa pulang. Nggak sia-sia perjuangan

kita. (*)

Panik saat Rekaman Hilang

26MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

beautiful moment

Page 29: DiAN TARA 2014

Oleh : Laurentius Jeffrey

Kami, saya dan Albert Lucano mewakili SMP Katolik Santa

Clara ikut Jurnalist Blog Competition 2K13 yang diseleng-

garakan pertengahan November 2013. Tidak terduga,

kami memperoleh juara keempat. Sayangnya, Albert

nggak datang waktu pengumumannya, saya kewalahan bawa piala

dan hadiah lain.

Keseharian kami di DetEksi Convention (Detcon) sangat sibuk. Setiap

hari saya memutar otak mencari bahan artikel. Begitu juga Albert yang

sampai repot-repot bawa tangga kecil demi mendapat foto yang bagus.

Awalnya, masih bingung sehingga artikel dan foto kami kurang

baik. Bahkan, menurut saya artikel itu adalah artikel terjelek yang

pernah saya buat. Setiap hari, kami harus upload foto dan artikel

dengan batas waktu pukul 17:00.

Karena koneksi internet yang lambat dan fasilitas komputer yang

selalu penuh, panitia memberi kelonggaran 10 menit. Bahkan,

kami para peserta boleh merevisi artikel dan foto pada hari tera-

khir. Walau begitu, kami tidak lekas santai, melainkan tetap bekerja

keras untuk mendapat hasil terbaik. Setelah beberapa artikel dan

foto, mulai terlihat kemajuan. Sayangnya, saya maupun Albert tidak

mendapat Article of the Day maupun Photo of the Day. Saat-saat

paling sibuk adalah saat Red A DetEksi Model Competition. Bayang-

kan, kami baru bisa pulang jam 00:00. Acara itu sangat melelahkan,

apalagi kami peserta penulis Journalist Blog Competition hanya bisa

melihat dari belakang ruang ballroom. Makan juga tidak sempat.

Hari terakhir Detcon datang. Itu adalah saat terakhir kami mencari

bahan foto dan artikel. Perasaan kami campur aduk, senang karena

tidak perlu capek-capek lagi dan sedih karena Detcon segera selesai.

Acara Detcon diakhiri sangat mengharukan. Segenap peserta

Journalist Blog Competition berfoto bersama dilanjutkan tanda

tangan di Bulletin Board. Perasaan senang kami membuncah ketika

tiba-tiba muncul Azrul Ananda.

Ketika pengumuman pemenang di Gedung Graha Pena, Surabaya,

Albert tidak bisa datang. Panitia mengatakan, setelah melihat se-

mua artikel dan foto, diumumkan pemenang. "Juara 4... SMPK Santa

Clara Surabaya!” seru salah satu panitia.

Saya kaget dan merasa sangat senang. Karena Albert tidak da-

tang, saya maju sendiri. Piala yang diberikan sangat bagus, berupa

Det yang dipahat pada kaca plastik. Orang pertama yang saya

hubungi adalah orangtua Saya. Mama dan Papa saya memberi sela-

mat pada saya dan Albert. (*)

Kewalahan Bawa Hadiah

beautiful moment

27 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 30: DiAN TARA 2014

Oleh :

Regina Nathalia EP 9D-6

Maria Felicia Limanjaya 9B-28

Satu hari lagi yang membosankan, ditenggela-

mkan dalam lautan buku perpustakaan yang

usang dan tua. “Renee.” mendengar namaku

disebut, otomatis aku memalingkan wajah dari

buku yang sedang kubaca ke arah wanita yang kini

berdiri di ambang pintu.

Wanita itu adalah Bu Nana, guru penjaga perpus-

takaan. Beliau tersenyum, “Ibu mau ke toilet sebentar

kemudian mengambil stok buku baru. Bisa nggak

kamu jaga perpustakaannya sebentar?”

Tanpa banyak bicara, aku mengangguk pelan. Wajah

Bu Nana menunjukan sebuah kelegaan menerima

persetujuanku. “Baiklah, tolong ya.” Kemudian beliau

menghilang di balik pintu perpustakaan.

Kini hanya tersisa aku dan buku-buku tua yang ter-

tata rapi di rak-rak itu. Aku mengeluarkan buku sketsa,

dan tepak pensil, tempat alat-alat menggambarku.

Ketika aku menoleh ke luar jendela, sosok itu tak ada

di sana.

Akhir-akhir ini, aku mendapati wajahku berpal-

ing dari buku yang kubaca ke arah jendela. Tanganku

bergerak untuk mencetak sosok wajah itu pada buku

sketsaku. Sosok itu begitu indah. Seorang pemuda

tinggi dengan wajah yang unik dan mata sewarna

emerald yang menawan. Tanpa kusadari, aku tertarik

pada sosok itu.

Aku mulai mengikutinya. Setiap hari aku ada di

perpustakaan untuk menatapnya dan melan-

jutkan menggambar wajahnya. Haha,

kalian pasti berpikir aku ini stalker ke-

las teri, ‘kan? Terserah, yang kutahu,

tiba-tiba saja buku sketsaku sudah

dipenuhi oleh wajahnya. Hampir

tiap halaman itu.

“Apa itu aku?” Suara itu mem-

buyarkan lamunanku. Ketika

aku mengangkat kepala, sosok

itu berada di hadapanku, mena-

tapku lekat-lekat, dengan kedua

iris hijaunya yang seakan meng-

hisap.

Aku yakin benar sekarang warna

wajahku adalah merah. Dengan gerakan

refleks, aku berdiri dan menarik buku gam-

barku dari hadapannya. Nampaknya perlakuanku itu

cukup membuatnya bingung setengah mati.

Bagaimana tidak? Selama ini, aku mengawasi dan

melukis wajahnya diam-diam! Di luar dugaan, pemuda

itu tersenyum padaku. Ah, senyumnya yang menawan

itu. “Namaku Rick, kau?” Ia menanyakan namaku, aku

menjawab dengan suara pelan. “Renee.”

“Oh, Renee! Nama yang bagus. Apa kau menggam-

barku?” Pertanyaan itu menusuk sekali ke hatiku, dan

berhasil membuatku panik sehingga langsung

meminta maaf padanya “Ma-maaf, aku

bukannya mau menstalkingmu atau

apapun!” Aku panik,“A-aku..” Tam-

paknya seluruh kalimatku tercekat

pada tenggorokan, tapi Rick tak

kelihatan marah “Aku suka, kok.”

Dia tersenyum.

“Kenapa kamu di sini sendir-

ian?” Sekali lagi pertanyaan itu

bagaikan peluru yang telak men-

genai jantungku. “A-aku nggak

punya teman. “Eh? Kenapa?” Duh,

orang ini nggak peka atau apaan,

sih? Hal seperti itu hal pribadi! Kenapa

aku harus menceritakannya pada orang

asing macam dirimu?

“Apa itu aku?”

Suara itu mem-buyarkan lamunanku.

Ketika aku mengangkat kepala, sosok itu berada di hadapanku, menatapku

lekat-lekat, dengan kedua iris hijaunya yang

seakan menghisap.

28MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

short story

Page 31: DiAN TARA 2014

Tanpa kusadari, butiran air

hangat mengalir turun dari pelupuk

mataku dan membasahi pipiku.

Ah, aku bodoh sekali, menangis

seperti orang cengeng begini di

hadapannya, malu banget! Di luar

dugaanku, Rick mengulurkan

tangannya dan meraih kepalaku,

kemudian menempelkan dahinya

dengan dahiku.

Wajah kami begitu dekat, mem-

buatku bahkan tak berani menatap-

nya. Aku yakin wajahku memerah

sekarang. Suaranya yang lembut

mengalir di telingaku. “Tenang saja,

aku akan menjadi temanmu. Ah,

saatnya aku pergi!” Dia melirik jam

yang telah menunjukan pukul 3

sore, kemudian melambaikan tan-

gannya padaku. “Bye, Renee.”

***

Hari itu, semua terasa begitu ber-

beda. Aku mengikuti nasihat Rick,

dan kau tahu? Teman-temanku mu-

lai bicara padaku. Mereka bahkan

meminjamiku beberapa komik dan

bahkan minta aku menggambar

wajah mereka.

Kini, buku gambarku telah penuh,

dan berangsur-angsur wajah itu

menghilang dari buku sketsaku.

Aku mulai jarang mengunjungi

perpustakaan. Aku jarang men-

emuinya. Aneh juga kalau dipikir.

Aku satu sekolah dengannya, tapi

aku tak pernah menemuinya di

luar perpustakaan sejak hari itu.

Penasaran, aku mengunjungi

perpustakaan hari itu. Jam demi

jam berlalu, aku bernostalgia ketika

aku dulu masih di sini sendirian,

tak memiliki teman dan hanya me-

mandangnya dari kejauhan.

Lucu, bagaimana aku bisa beru-

bah dalam beberapa hari karena

orang yang baru kukenal sehari

saja. Aku terus menunggu, hingga

akhirnya jam 3 sore berlalu. Ke

mana dia? Aku tak melihatnya.

“Apa dia tak datang, ya?” Aku

mendesah, dan Bu Nana si pen-

jaga perpustakaan mendengarku.

“Kau menunggu siapa?” “Ah? Te-

man, namanya Rick” “Rick? Aku

tidak pernah mendengarnya” Aku

tersenyum “Dia sering bermain di

halaman, aku melihatnya dari jen-

dela perpustakaan, ini ada gambar

wajahnya.”

Aku membuka buku sketsaku, dan

betapa terkejutnya aku menemukan

bahwa buku itu telah kosong, dan

gambar-gambar wajah Rick menghi-

lang dari sana. “Ti-tidak mungkin!”

aku melangkah ke belakang hingga

menabrak lemari buku, dan buku-

buku di belakangku berjatuhan.

Salah satu buku yang cukup tebal

jatuh dan terbuka di sampingku, di

sana ada sebuah foto. Orang dalam

foto itu tak asing bagiku. Aku

langsung mengambil buku itu dan

memperlihatkannya pada Bu Nana.

“Ini, Bu! Ini Rick! “ wajahku nam-

pak girang, tapi anehnya, wajah Bu

Nana nampak sedih.

Aku memasang raut kebingun-

gan, kenapa dia sedih? Bu Nana

memegang pundakku. Air mata

mengalir melalui pipinya yang

telah dipenuhi kerutan. “Rick itu

alumnus sekolah tiga tahun yang

lalu. Dia meninggal tiga tahun

yang lalu, karena kecelakan jam

tiga sore..”

Iris mataku melebar. Aku tak per-

caya apa yang dikatakan Bu Nana.

“Bohong!” pekiku. “Aku kemarin

berbicara padanya! Dia ada!” Aku

memegangi dahiku. Kemarin dahi-

nya menempel di sini.” Air mataku

menetes, aku tak percaya.

Aku berlari ke luar dari per-

pustakaan, menuju halaman di

mana Rick biasanya berada, dan

menemukan sosok itu, beridiri di

samping sepetak tanah dengan

banyak bunga tulip bermekaran di

sana. Dia menoleh ke arahku dan

tersenyum, “Hei, Renee.”

“Rick.. Kamu..”. Dia langsung menu-

kas, “Iya, aku sudah meninggal tiga

tahun yang lalu. Aku selalu di sini,

menanti seseorang melihatku dan

menyapaku, dan kau ada di sana.”

Dia memetik salah satu tulip, dan

memberikannya padaku. “Kau tahu

arti bunga tulip?” Aku menggeleng

pelan. Dia mendekatkan wajah-

nya padaku, kemudian berbisik di

telingaku, “Artinya, aku mencin-

taimu.” Sedetik setelah mengucapkan

kalimat itu, Rick menghilang, meng-

uap, entah ke mana.. Menyisakanku

beridiri sendirian di sana, menggeng-

gam bunga tulip yang ia berikan. (*)

short story

29 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 32: DiAN TARA 2014

Para pelajar atau anak-anak kita

sekarang ini sudah sangat super

dalam penguasaan alat komuni-

kasi modern. Untuk mendapingi

siswa super maka diperlukan orangtua dan

sekolah super.

"Bagi orangtua, mengenal sarana komu-

nikasi modern adalah keharusan," kata Pak

ERROL JONATHAN, Direktur Utama Radio

Suara Surabaya (SS) saat menjadi pembicara depan wali murid

SMP Katolik Santa Clara.

Namun pengenalan dan penggunaan alat komunikasi harus

terus dibarengi dengan perjumpaan langsung, kontak langsung,

berbicara langsung dalam semangat kebersamaan dengan anak.

Pihak sekolah sendiri juga harus terus mendampingi perkemban-

gan siswa, dengan berbagai kegiatan humanis.

“Di sini, saya lebih percaya diri berbicara tentang siswa super di

era digital daripada menjadi orangtua hebat di era digital,” terang

Pak Errol.

Tidak kompetennya itu karena dia merasa belum bisa menjadi

orangtua yang hebat bagi anak-anaknya. Kepala SMP Katolik

Santa Clara, Sr Benedicta Suhananti MC sebelumnya mengung-

kapkan, akan pesatnya perkembangan alat komunikasi sehingga

diharapkan tidak menjadi budak alat komunikasi itu. Sebaliknya,

menjadikan alat komunikasi sebagai sarana untuk peduli dan

berbelarasa pada sesama.

Dalam Surat Gembala untuk Hari Komunikasi Sedunia yang ke-

43, Paus Benediktus XVI mengajak umat, khususnya kaum muda

yang hidup di era digital ini, untuk memaknai secara baik dan

benar pelbagai sarana komunikasi yang muncul akibat perkem-

bangan zaman.

“Saya ingin berbagi dengan mereka (generasi digital) khusus-

nya tentang gagasan-gagasan menyangkut potensi unggul dari

teknologi apabila dipergunakan untuk memajukan pemahaman

dan rasa kesetiakawanan manusia,” kata Paus dalam alinea pem-

bukaan suratnya. (*)

Anak Super di Era Digital

30MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

article

Page 33: DiAN TARA 2014

Terkenal heboh tapi tetap smart. Kelas dengan 36 anak ini dipimpin Allen Widhiwiratama, dibantu wakilnya Nathasya VW. Urusan tulis menulis dikerjakan Felix T dan pembantunya Bryan Kenneth yang jujur.

Walau begitu semua pengurus kelasnya tetap bertanggung

jawab, kok! Kami semua dibimbing oleh wali kelas kami, Bu

Tutik, guru Bahasa Indonesia Kelas 7.

Kelas yang mendapat penghargaan sebagai terdisiplin

saat MOPDB ini punya penyegar suasana. Andriyan Handjaja. Kita juga

punya otak paling encer di kelas, Angela Clarissa, yang nggak pernah

stres dan selalu hepi.

Suasana kelas selalu kondusif berkat si ‘satpam’ kelas Vincentius CM.

Overall, Kelas 7A ini asyik. Anaknya pinter-pinter. Dan, pastinya selalu

kompak dan tak lupa disiplin. (*)

Kelas

7A

instaclass

31 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 34: DiAN TARA 2014

Inilah 7B, kelas yg dipimpin oleh Cecilia Tiffany Sardjono dan wakilnya Dave Gerald Gunawan, dengan sekretaris Paula Andrea Soesanto dan Theresia Vanesa Adriana. Dan bendaharanya Felicia Liemiani dan Christopher Gra-tia Gunawan.

Di Kelas 7B, yang sering membuat suasana bergairah adalah Ray-

mond Geraldi, Eric Budiono, Vincent Adiwangsa, Edwin Ciputra,

dan lain-lain. Wali kelas kami adalah Bu Anna yang mengajar

bahasa Jawa. Kelas ini terkenal pintar berkat William Sumargo

si genius dan ketua kelas yg sering dapet nilai 100. (*)

Kelas

7B32MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

instaclass

Page 35: DiAN TARA 2014

Inilah kelas paling kocak! Kelas ini dikomandani bapak yang keren abis, yaitu Pak Vincent! Ketua kelas Michelle Angelica yang pintar main musik dan serta wakilnya Ardi Djuniarto, si pemain futsal dan basket.

Untuk urusan tulis menulis diserahkan ke Vanessa Lie yang

dibantu Angeline Patricia. Kalau urusan keuangan kelas dan

buku tabungan diserahkan kepada Jessica Jennie dan Phoebe.

Banyak ragam di kelas ini. Ada yang dari luar kota, yaitu

Banyuwangi dan Maluku. Di Kelas 7C, ada nama-nam kembar, Patty Y-

Patty L, Ardi D–D Adri, C Audrey–G Audrey, Nico CP–Nico TJ. (*)

Kelas

7C

instaclass

33 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 36: DiAN TARA 2014

Kelas 7D adalah salah satu kelas paling unik. Ada 40 anak yang menghuni dengan Bu Maria sebagai wali kelasnya. Kami kelas yang baik dan kreatif. Kenzie H sebagai ketua kelas, Sherina G sebagai wakil ketua kelas, Raymond J & M Keiko sebagai sekretaris serta Christophorus W dan Tiara sebagai bendahara.

Bagi kami, 7D itu sangat menyenangkan. Berbagai macam karak-

ter dan talenda ada di sini. Ada yang suka melawak sampai yang

pendiam. Meski kami kadang nakal, tapi kami selalu kompak

dan bersatu untuk berusaha menjadi yang kelas kondusif. (*)

Kelas

7D34MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

instaclass

Page 37: DiAN TARA 2014

Terletak di sebelah toilet perempuan dan Kelas 7D, 7E. Kami kelas yang cukup berprestasi meski murid-murid-nya ‘mini-mini’. Dikomandani guru IPS paling cetar, Bbu Agnes dan ketua kelas Eduardo Dominikus Putra dan wakilnya Darren Surjaputra yang otaknya encer banget.

Didampingi, dua sekretaris, Marvellous Jason dan Regiena Shae-

lynne serta bendahara Agatha Adela dan Adeline Vania. Kelas

ini sering banget loh menangin lomba2 yang diadakan sekolah

seperti lomba entrepreneur day, lomba menghias kelas, dan

lain-lain.BRAVO 7EXTRADIVERGENT

Kelas

7E

instaclass

35 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 38: DiAN TARA 2014

Kamilah 8A, yeah! Diketuai Michelle Guanto ditemani wakil-nya Mario K. Untuk urusan tulis menulis ada Ein dan Andrew T yang matematikanya jangan diragukan lagi.

Nggak cuma Ein, ada Veve,

Sherelle, Celine, Migu, Feni,

Mario K dan Tiffani, yang ter-

gabung dalam SCC. Soal keuan-

gan ada Caca si jago dance dan Feni si jago

menggambar.

Selama setahun terakhir kami dikoman-

doi Bu Atiek yang jago bahasa Indonesia.

Beranggotakan 37 anak, kelas ini begitu

kompak. Ada motivator utama, Dave, Ivan

si Detektif beserta rekannya Farrell &

Richard.

Kami juga punya prestasi. Di bidang

akademis, ada Melinda yang kejeniusan-

nya tidak diragukan lagi. Lalu, Sella yang

menjuarai berbagai lomba bahasa Inggris

dan Andrew T, yang lolos OSN tahun ini! Di

non-akademis, ada Caca & Michelle Wang,

champion dance bersama Saint–Ex. (*)

36MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

instaclass

Kelas 8A

Page 39: DiAN TARA 2014

Ada juga yang suka nulis di papan evalu-

asi seperti jadwal ulangan dan lain-lain,

yakni Matthew Stevano si jambul, dibantu

Shinta Christy. Bagian ngitung uang

adalah Felix Hartono dan Patricia Dewi.

Inilah kelas pertama yang ditangani Ms Lily. Pu-

nya beberapa murid jenius, yaitu Beatrice Adelaide

dan Adrian Arif. Kelas 8B itu seru dan tetap kompak

meskin terdiri dari anak yang beda-beda. (*)

Lokasinya, di antara toilet dan Kelas 8A

serta toilet lantai 2. Wali kelas tercinta

bernama Ms Lily, den-gan koordinator lokal, Claudia Clarensia dan

wakil, Gervasius Wise-ly Bongo.

instaclass

37 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Kelas 8B

Page 40: DiAN TARA 2014

Inilah kelas paling seru. Itu menurut kami lho. Diketuai si jen-ius Ansheilla, dengan wakilnya Felix Surya dan Sekretaris 1 yang memiliki suara merdu, Libby Lisandra dan bendahara 2, Giovanni Garry.

Ada juga si brilian Synrivia yang udah sering menang lomba menjadi bendahara

1 dan bendahara 2 si anak SCC, Antonio Erson. Kelas 8C punya panutan, Bu

Priza, guru matematika. (*)

38MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

instaclass

Kelas 8C

Page 41: DiAN TARA 2014

Kelas di lantai 3 ini memang spesial. Seru, kompak, kreatif. Kelas dibimbing guru IPS yang nggak kalah serunya, Pak Wiy-oko. Ketua Kelas 8D adalah Lisa Gunawan, dibantu Albert Lucano.

Dalam urusan tulis menulis ada

Arianne Roselina dan Elizabeth

Merrygold. Dalam urusan keuan-

gan ada Rachmaniar Larasati &

Gerald Bryan.

Banyak anak berbakat di Kelas 8D ini. Feli,

Merrygold dan J Michael adalah anggota SCC.

Ada anak basket seperti Randy dan Calvin.

Jago teknologi, Mitchell & Inho. Ada Albert

dan Michelle Y dalam urusan fotografi.

Dalam bidang musik, 8D punya banyak

jagoan seperti Kimberly, Xena, Febi, Niar,

Anne, Elvita, Catherine dan masih ban-

yak lagi. Yang hebat menggambar juga

ada, Maeve. Di bidang bahasa Inggris, ada

Dominique. Tak lupa, Sheinna dan Calvin

yang jago Matematika. (*)

instaclass

39 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Kelas 8D

Page 42: DiAN TARA 2014

Siapa tidak tahu kelas ini. Dihuni 38 remaja berjiwa superstar seh-ingga menjadi kelas yang spektakuler. Komandan kelas adalah sosok yang disiplin dan bertanggung jawab, Ibu Sri Rahayu ini.

Ada ketua kelas, Belinda Pangestu, didampingi wakilnya Elaine Suwondo. Kelas

8E punya ahli menulis, Sally C dan sang ketua OSIS, M Jason. Untuk hitung-

hitungan, tugasnya V Marvin dan Leon S.

Boleh jadi inilah kelas juara. Ada Matthew Bryan, Eka Raharja, Sherry

Efendy, Ferlly Wiyanto,dan Glory Hanaga, anggota basket DBL, serta Cielo dan Rhena di

tim Saint-X, yang berjaya di DBL. Ada juga Cathleen, Dion, dan Belinda, yang suaranya

berkelas di SCC.

Dan masih banyak lagi. Gak percaya? Check it out! (*)

40MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

instaclass

Kelas 8E

Page 43: DiAN TARA 2014

Keren dan berpendidikan? Itu 9A banget! Kelas paling eksis

di kalangan guru-guru karena kealiman dan kecerdasannya.

Dipimpin Bu Setyo Rianti, yang dikenal senior dan jago banget

bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Koordinator lokal, duet Anita

Rachmad dan Dhia Imani. Ma-

salah tulis menulis, ada Giselle

Nadja yang jago renang dan

Michael Adisasmita. Masalah uang, uru-

sannya Billiarta dan Radityo.

Kelas 9A banyak melahirkan anak

berprestasi. Sebutlah, karena kelas ini

diisi dengan berbagai murid berprestasi,

coAgatha Carolina yang selalu jadi juara 1.

Untuk Matematika, Alicia Maydeline, juga

Audrey Soetanto yang jago bahasa Inggris.

Yang nonakademik, ada Steven Ben-

edictus sang kapten basket, Cathy Kasih

the photographer, Luke Adrian & Olivia

Michelle, pinter menyanyi dan Fanny

Tjandra yang jago gambar.

Keadaan kelas 9A punya pembuat

trending topic, Garant & Kevin, sampai-

sampai satu kelas membeli pensil yang

sama. Kelas ini lebih berwarna dengan

hadirnya Jeff Sebastian yang mengaku

sebagai si golden talent. (*)

instaclass

41 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Kelas 9A

Page 44: DiAN TARA 2014

Yeah! Kelas 9B, adalah anak-anak Mam Erny, begitu nama wali kelas kita dipanggil. Kelas satu ini nggak pernah sepi. Ada yang nggak bisa diem, Adrian, Axel, Gio dan Richard. Kita juga punya cewek-cewek yang riuh rendah, Venus, Fabyola, Frishel-la, dan Lauren.

Nah, kelas ini dikomandani Venus

Sabrina dan wakilnya Billy.

Ada tukang catet-catet, Audrey

Byastira dan Abraham Billy dan

urusan duit ada di tangan Mary Vanessa

dan Robert Ricardo.

Meski kelas heboh kami berprestasi lho.

Banyak yang pinter. Ada Mary, Frishella,

Lauren, Stella, Vito masternya fisika, dan

masih banyak lagi. Nggak akan cukup

kata tentang 9B, deh. (*)

42MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

instaclass

Kelas 9B

Page 45: DiAN TARA 2014

Kami berang-

gotakan 35

orang. Kami

dipimpin oleh

ketua kami, 'fearless

leader' Alexander Irvan

Kaware, dibantu wakil

ketua si tinggi langsing,

Angelica Dewi. Urusan

tulis diurus sekretaris,

Teresa Avilla yang

suaranya aduhai, dan

William Sunur.

Urusan keuangan

kami diatur para ben-

dahara yaitu Jonatha

Hasimjaya dan Christo-

pher FW. Kepala Kelu-

arga kami, bukan lain

guru kesayangan semua

angkatan, yakni Ibu

Anastasia Nenik. This

is our legendary 9C. Ok

Family. (*)

instaclass

43 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Kelas 9C

Page 46: DiAN TARA 2014

Boleh jadi ini kelas paling luas. Paling dekat dengan ruang guru. Dikomandani ibu guru kocak, keren. Siapa lagi kalau bukan Bu Titik. Tapi, tetap tegas lho dalam membimbing murid-muridnya.

Kelas 9D diketuai Kristoforus Sastrabudi yang bijaksana, dengan wakil, Alfred

Aditirta, yang merasa dirinya ganteng. Ada Lisa Puspitasari Santoso yang imut

sebagai sekretaris 1 untuk mengatur jurnal kelas.

Dibantu sekretaris 2, Juro Susantra yang selalu on time mencatat absen.

Kadang, Kevi Koesomo membantu mencatat jadwal ulangan di papan evaluasi, lewat

tulisannya yang rapih dan indah.

Soal uang, itu menjadi bagian si jangkung, Geonata Garinda dan Shania Liang. Kedu-

anya rajin mengumpulkan uang tabungan setiap minggu.

Kelas 9D lebih ceria oleh aksi Jerry Nico Hartono, ditambah Ernesto “Scotland” yang

“pandai ”berbahasa Inggris' dengan aksen British English. Ada juga Nathanael Sebastian

'Anak Emas Einstein”, yang suka membantu anak yang kesulitan pelajaran.

Nggak rugi masuk kelas multitalenta ini. We love 9D and Bu Titik is the best. (*)

44MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Instaclass

Kelas 9D

Page 47: DiAN TARA 2014

Laporan : Jonathan 7B-19 dan Melinda

Estafet kepemimpian bergulir dengan lancar dari Ketua OSIS 2012-2013, Juro Sutantra kepada Marcellino Jason. Dalam perhitungan suara di suatu siang, Jason mendapatkan dukungan suara terbanyak, menyisihkan sejum-lah kandidat lain.

Perjalanan menuju pemilihan ketua OSIS

ini membutuhkan waktu cukup lama

karena banyak tahapan yang harus

dilakukan. Setelah perwakilan dari

tiap kelas, kemudian ada seleksi yang akhirnya

mengerucut menjadi beberapa calon ketua.

"Saya ini kepengin sekali masuk OSIS tapi gagal,

ya sudahlah, nggak perlu sedih meski sedikit

kecewa," ujar Michael Cahyadi saat diwawancara.

Menurutnya, seleksi untuk masuk organisasi

intra sekolah itu susah sekali. Apalagi saat sesi

wawancara. Michael mengaku kemungkinan dia

gagal sewaktu wawancara karena merasa sangat

lama setiap kali harus menjawab pertanyaan

yang diberikan.

"Ya, ya, mungkin, saya gagal gara-gara ke-

lamaan njawab waktu wawancara," ucapnya

cowok kelahiran Pasuruan ini. "Kalau tahun

depan ada, saya mau ikut lagi."

Pengurus baru OSIS 2013-2014 dengan pem-

bina, Ibu Verawati, memiliki enam pengurus inti

ditambah 10 bidang garapan. Masing-masing

bidang ada koordinatornya. Secara keseluruhan,

personel OSIS berjumlah 40 siswa. Yang paling

sedikit anggotanya hanya bidang Teknologi Infor-

masi dan Komunikasi dan bidang Komunikasi

Bahasa Inggris.

BERANI LAYANI SESAMAMeski ada pelatihan internal, sebagian anggota

OSIS sempat mencicipi pelatihan kepemimpinan

dasar di luar sekolah. Misanya, Jason yang ikut

LDKS yang diselenggarakan Koarmatim, lalu

sejumlah siswa lagi (Moniq, Bebe, Via, Rhenata,

Melinda, Jason, Bryan, Rafael, Kent dan Ray-

mond), mengikuti LDKS-BKS SMP-SMA-SMK

se-Kevikepan Surabaya.

organization

45 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 48: DiAN TARA 2014

LDKS di kompleks sekolah

Santo Carolus, Jemursari, 11-

12 Januari 2014 itu bertema

'Pergilah, Jangan Takut dan

Layanilah’. “Di sana kami

tidur di lantai, beralaskan

tikar, tapi acaranya seru dan

membuat iman kita semakin

bertumbuh”, kata Moniq.

Para wakil dari sekolah-

sekolah mendapatkan banyak

pengetahuan. Misalnya, dari

Romo Ignatius Suparna CM

yang membawakan ‘Being

Catholic, Being Fruitful and

Generous’, lalu Sr Agatha Lim

OSU menjelaskan tentang

‘Gereja sebagai Ibu yang Berbe-

las kasih’, darn 'Militansi Iman

Kaum Muda' oleh Romo Didik.

Latihan dasar kepemimpi-

nan sekolah ditutup dengan

Perayaaan Ekaristi oleh Mgr

Vincentius Sutikno Wisak-

sono Pr. Dalam homilinya,

dia berpesan, “Kalian rema-

ja-remaja Katolik, kalianlah

yang akan menjadi penerus

Gereja, jangan malas untuk

belajar dan meraih cita-

citamu, teruslah bertumbuh

dalam iman. Banggalah

menjadi seorang Katolik." (*)

Pengurus OSIS Periode 2013-2014

PELINDUNG : Sr Benedicta Suhananti MC

Pembina : MM Verawati

KETUA : Marcellino Jason (8E-22)

Wakil Ketua : Alicia Clara Gosari (7D-2)

Sekretaris I : Claudia Clarensia (8B-7)

Sekretaris II : Cecilia Rhenata (8E-5)

Bendahara I : Gerald Bryan (8D-17)

Bendahara II : Sherina Gunawan (7D-34)

BIDANG PEMBINAAN

Kerohanian

Koordinator : Rosa Virginia Melinda (8A-27)

Anggota : Thalia Noviani (8A-30), Elaine Suwondo (8E-13), Benedicta Riona (

(7A-9)

Pengembangan Diri

Koordinator : Beatrice Adelide (8B-3)Anggota : Agnes Putri (8B-2), Emmanuelle Sutan (7B-12), Raymond Jonathan (7D-31)

Kebangsaan

Koordinator : Audrey Liviana (8C-7)Anggota : Valentine Valery (8A-32), Clar-issa Audrey (7C-16), Agatha Adella (7E-2)

Seni

Koordinator : Elizabeth Merrygold (8D-9)Anggota : Gisela Kiara (8E-15), Isabella Nadia (7E-18), Raffael Matthew (7C-35)

Demokrasi dan HAM

Koordinator : Libby Lisandra (8C-24)Anggota : Monica (8A-25), Angela Clar-

issa (7A-5), Mario Benedictus (7A-26)

Kreativitas dan Kewirausahaan

Koordinator : Laurentius Jeffrey (8C-23)Anggota : Vincentia (8C-39), Adeline

Vania (7E-1)

Jasmani dan Kesehatan

Koordinator : Kent Putera (7E-22) Anggota : Ardi Djoeniarto (7C-5), Felicia

Ristanto (7A-12)

Sastra dan BudayaKoordinator : Synrivia (8C-35)

Anggota : Maximilian Limanlee (8C-27), Isabella Sophie (7D-15), Veronica Winata

(7B-34)

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Koordinator : Albert Lucano (8D-1)Anggota : Pieter Chehan (7E-33)

Komunikasi Bahasa InggrisKoordinator : Dominique Alexandra

(8D-8)Anggota : Regine Viennetta (8B-27)

Saya ini kepengin sekali masuk OSIS tapi gagal, ya sudahlah, ng-gak perlu sedih meski sedikit kecewa

Michael Cahyadi

46MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

organization

Page 49: DiAN TARA 2014

Laporan : Tania dan Meliana

Berjalan-jalan di El Paraiso, taman yang ada di atap se-kolah, sangat menyegarkan mata. Tidak hanya melihat tanaman indah, subur nan

hijau namun juga yang langka. Salah satunya,

kepel. Dengar namanya saja sudah terasa janggal. Ada juga tanaman merambah, pare, timun, kacang pan-

jang, labu botol, bunga pasif flora dan lain-lain.

Meski terdapat banyak

tanaman tapi satu

yang istimewa, yaitu

anggrek. Tanaman

dengan warna eksotik dan buag

yang tahan lama terbukti cocok

sebagai bunga potong dan pu-

nya nilai ekonomi tinggi. Nah,

ngomong soal ekonomi , El Paraiso

ini juga maju dalam kegiatan jual

beli. Bahkan ada pola swalayan

dalam transaksi ini.

“El Paraiso swalayan yang laris

dalam menjual hasil panennya. Yang

laris itu, jamur, sinom dan sayur –

sayuran,” tutur Ibu Zuli yang sudah

tiga tahun merawat ‘kebun surga’

kebanggaan sekolah ini.

Nama swalayan itu St Fransiscus.

Menurut Ibu Zuli, swalayan biasa

buka pada hari Selasa dan Kamis,

di lantai bawah dan diperbolehkan

para bapak dan ibu guru serta wali

murid untuk mengunjungi, ter-

masuk tentu saja, memborong hasil

panenan El Paraiso.

El Paraiso yang berarti surga

dibuat sebagai sarana pembelajaran

bagi para murid. Berdiri dan dirintis

2009 oleh Bapak Hadi Muryono (al-

marhum). Dua tahun kemudian kole-

ksi sudah relatif lengkap, roof garden

ini diresmikan. Saat ini, kurang

lebih 70 –100 macam tanaman yang

berasal dari sumbangan para murid

sebagai penitensi dari hukumannya,

serta orangtua murid yang bersedia

menyumbang.

“Setiap tahun jumlah tanaman-

nya meningkat sekitar 10 persen,”

ungkap Ibu Tama yang ikut men-

dampingi Bu Zuli. Dengan perkem-

bangan ini, pantas jika El Paraiso

menjadi juara kategori Urban

Framing se-Surabaya yang dis-

elenggarakan Tunas Hijau. “Seka-

rang bila ke El Paraiso, juga dapat

menemukan Gua Maria, cocok un-

tuk tempat berdoa saat ada waktu

luang.” (*)

Boleh Lho Beli Sayuranorganization

47 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 50: DiAN TARA 2014

Laporan : Graciella, Tania

Kenapa harus saya? Kenapa bukan

orang saja? Pertanyaan ini berge-

layut di benak David Vincentius

Budihardjo ketika terpilih men-

jadi Ketua Komite SMP Katolik Santa Clara.

Kegiatan yang lain sudah menyita waktunya.

"Saya akhirnya menerima, karena menjadi

pengurus komite di Santa Clara ini cukup menyenang-

kan, bisa berkenalan dengan Suster-Suster, guruu dan

orangtua murid," kata penyuka kuliner ini.

Menjadi pengurus komite di Santa Clara berbeda

dengan sekolah lain. Sebagian besar semua sudah

diprogramkan bersama sekolah dan

pengurus komite tinggal membantu

pelaksanaannya saja. Banyak orangtua

murid rela membantu sehingga antara

sekolah dan orangtua murid mampu

bekerjasama.

Bagaimana membagi waktu? Keban-

yakan pertemuan untuk persiapan

suatu kegiatan dilakukan sebelum

jam kerja dan kegiatannya lebih

banyak dilakukan saat orang tidak

terlalu sibuk bekerja.

"Jadi, tidak ada masalah, bisa terlaksana dengan

lancar dan baik," terang Pak David yang sebelumnya,

bapak dua puteri ini pernah

menjadi pengurus Komite SD.

Program kerja Komite Sekolah tidak terlalu rumit.

Hanya meliputi empat bidang yakni pendidikan,

kesejahteraan guru dan karyawan, berkaitan dengan

orangtua/wali murid. Dari tahun ke tahun, program

komite terlaksana 100% karena diselenggar-

akan bersama sekolah. (*)

Laporan : Gisela Kiara,

Michelle Gozali

Wah, apa lagi

ini? Konon,

artinya

bercahaya.

Ya, cahaya itu ada di lingkungan El

Paraiso, menempati sebuah ruangan khusus. Di dalam

ruangan itulah bekerja Ibu Theresia Natalia, seorang

psikolog baru SMP Katolik Santa Clara. “Sebenarnya,

sudah lima tahun saya menjadi mitra sekolah,” ka-

tanya.

Hadirnya Fuente de La Luz menjadi salah satu

jawaban terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013.

Kebijakan pendidikan itu nantinya mengharuskan ada

rekomendasi bagi siswa mengenai arah penjurusan

yang tepat. Untuk itulah, SMP Katolik Santa Clara tidak

tanggung-tanggung memberikan nilai lebih, dengan

menempatkan psikolog khusus ini.

“Tugas kami adalah menyelesaikan kasus-kasus yang

belum bisa ditangani oleh Bimbingan dan Konseling

(BK). Psikolog membantu untuk mnegatasi masalah-

nya dan membantu anak yang kurang dalam potensi

akademis,” papar Ibu Natalia yang lulusan S2 Psikologi

Universitas Airlangga (Unair).

Menurut ibu kelahiran Blitar, 31 Desember 1985 ini,

berkerja di Santa Clara itu nyaman, karena selain dalam

lingkungan seagama juga lingkungan kerja dan mitra

kerjanya enak dan yayasannya sangat terbuka. (*)

Fuente de La Luz

Cukup Menyenangkan

48MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

organization

Page 51: DiAN TARA 2014

Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah, Minggu (2 Februari 2014) menjadi waktu yang dipilih untuk meresmikah kehadiran Misionaris Claris (MC) di Kevikepan Sulawesi Barat, khususnya Paroki Santa Maria, Mamuju.

Uskpu Agung Makassar, Mgr John Liku Ada mere-

smikan sekaligus memberkati rumah biara MC.

Dua setengah jam sebelumnya berlangsung

Perayaan Ekaristi. Uskup didampingi Romo Vikep

Sulbar, Martinus Pasomba Pr, Pastor Paroki St Maria Mamu-

ju, Semuel Sirampun Pr dan Romo Paroki St Yusuf Pekerja

Baras, Cosmas Kopong Boro Pr.

Ada 300-an umat yang hadir. Mereka datang dari wilayah-

wilayah Paroki St Maria Mamuju, komunitas suster JMJ dari

Messawa. Perayaan makin syahdu dengan suara koor “Ec-

clesia” dari umat Mamuju, yang menyanyikan “Tebar Jala”.

Menurut laporan RD Martinus Pasomba dan Anton

Ranteallo yang diterima majalah DIAN TARA, misa ber-

langsung di “gereja transisi”, istilah untuk menyebut tempat

beribadat sementara umat Katolik Stasi Kota Mamuju,

karena gedung gereja paroki dalam proses pembangunan.

Pimpinan Regional MC, Sr Maria Veronica Endah Wu-

landari mengatakan, sekarah besar telah terjadi melalui

pembukaan dan peresmian biara di Jl Bau Maseppe No 14,

Mamuju. “Kami sangat serius datang dan dalam waktu tidak lama, kami akan

memulai misi kami di bidang pendidikan," tegas suster.

Sebelumnya, wakil ketua umat Petrus Tandilodang mengucapkan terima kasih atas

kehadiran suster MC yang memang sudah lama didambakan umat di Bumi Mana-

karra (mana’=pusaka dan karra=sakti), yang sering dimakni sebagai “tanah terjanji”.

Senada, Uskup Mgr John mengucapkan terima kasih karena peresmian biara MC berte-

patan dengan 22 tahun dirinya ditahbiskan

menjadi uskup. “Kedatangan suster MC ini

merupakan berkat Tuhan. Semoga mene-

mukan saudara-saudari seiman dan ber-

gandengan tangan mewartakan Kristus di

tempat ini," ujarnya.

Dalam ramah tamah yang dipandu

ibu Clara Surya Parerung selama 90

menit, diperkenalkan para suster MC

antara lain Sr Vero (pimpinan region-

al), Sr Benedicta Suhananti (anggota

dewan), Sr Klara Immakulata They

(bendahara). Yang akan berdomisili di

Mamuju adalah Sr Bernadetha Ngole

MC, Sr Margareta Maria MC, Sr Fran-

siska Borgias Sri Susanti MC. (*)

Misionaris Claris di Mamuju

organization

49 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 52: DiAN TARA 2014

Oleh : Venus Sabrina 9B-15

“I was wondering, how did you ‘save the world’ exactly?” Garant, a close

friend of Audrey asked. “What a pleasant surprise to get such a ques-

tion. I haven’t heard that in years!” Audrey exclaimed

Garant shrugged, “Well like i said,

i was just wondering.. But you

wouldn’t mind to share your story,

right?”

“Well, no, not really i guess.” Garant said

with a slight giggle, “Okay then.. Go on.”

Sure.. it all started when.... the fourth world

war ended, and the apocalypse occurred as a

supposedly symbol of anger from God be-

cause of the chaotic world war. I awaken in my

hometown, Idaho, with a police badge that i

was holding in my hand with my name on it.

I stood up and heard a broad casted voice. It

told us, the so-called survivors to go to Wash-

ington DC, a safe haven for survivors to gather

together. I went to DC and it was close from

Idaho. After approximately 5 days, eating eve-

rything remaining along the way, I arrived.

I heard a voice- a speech, that was held by

U.S’ vice president, Teresa Slovaskia. She ex-

plained a system which we will have to live by,

and that this system also occurs in every other

country.

She explained on how we needed to unite

and prioritize teamwork to gather needs, we

also need to keep the population balanced so

that we can survive with little amount of food.

She also said that the president, Irvan Kaware

died so she feels obligated to step in.

After the speech, she screamed, “ USA!” with

the survivors following the scream. The survi-

vors said hello to each other, while i was lost in

thoughts. Suddenly, a man introduced himself

to me “Hey, my name’s Robert.”. And I replied

with a smile.

But out of sudden, a bomb, followed by mis-

siles hit DC. Teresa said while analyzing the

missile’s characteristic features. “It looks like

Russia refuses to make peace” , bombs and

missiles kept hitting and I know i need to run,

but before i can ruminate anything, a bomb

landed beside me and i was thrown into a wall,

and i fell unconscious.

***

A man’s voice woke me up. When i opened

my eyes, i saw a familiar figure, but nonethe-

less, i didn’t remember him. He explained how

Russia bombed the whole North America. He

said that he’s Robert, who had a plan to go WA

ND

ERLU

ST

50MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

short story

Page 53: DiAN TARA 2014

search for the survivors, as we need to unite.

As we were calling out to search for survivors

continuously, we finally realize that we were

alone. I also realized that the possibility Russia

may bomb other sides of US is pretty big. So we

decided to live up to his plan to search every side

of U.S. We went to U.S’ Air Force military base

and used their plane.

After preparing ourselves, we set off. The flight

was smooth, until a bomb that was intended to

attack South America hit the right wing of our

plane. Causing it to not be able to fly. I jumped

out of the plane, out of Robert’s order. Robert fol-

lowed to jump.

The waves rolling down the sea pushed me up

the shore. I can’t do anything but close my eyes

and disregard my thoughts for hours. When i

woke up, Robert’s gone. I went to the city, and it

was Mexico City. And when i entered, the envi-

ronment was broken. It seems that it was also

attacked by Russia.

As I was getting deeper, i heard a voice with a

Mexican accent, and Robert’s. Robert was con-

vincing the Mexican survivor to join, but instead,

he got his arm slashed. The Mexican boy with

a switchblade was with his little sister. I ap-

proached and explained calmly about Russia’s

attacks.

Magically enough, after a few deliberates and

argues, he joins. Robert then said that if Russia

keeps attacking, then it would be way better if we

take revenge on Russia to stop them, instead of

searching survivors. The Mexican boy directed

us to Mexico’s military base.

We arrived and we prepared ourselves. We

took every weapon. Sniper rifles, grenades, com-

bat shotguns, etc. we boarded to what Robert says

as a thunder chief , describing his fascination of

planes and automobiles. We got into the plane,

with Robert flying the thunder chief. In the mid-

dle of the flight, the Mexican introduced himself

and his sister as Jerry and Agatha, respectively.

As the smooth flight ends, we arrived. Mos-

cow looks very fine, it is only damaged by the

apocalypse, as it seems. Robert then explains on

how we will spy on the Russians while Jerry and

Agatha will hide far from Russians. Robert and i

then quietly sneaked and hid behind a Skyscrap-

er building. And when we arrived, Russia was

holding a speech. And Robert peeked, turning his

head around. And then he looked and me, with a

short story

51 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 54: DiAN TARA 2014

surprised look. He whispered to me “ It’s Teresa Slovas-

kia.”

I was, shocked certainly. The speech tells Russians on

how Russia will unite, and will destroy those who de-

ceives and created the world war. Which is very ironic

to me. Suddenly, the speech stopped for awhile and a

girl’s scream was heard. And i was sure that it was Ag-

atha’s scream. I was struggling to get out and help her,

but Robert held me so that i can’t move.

Then, Teresa suddenly pointed to the skyscraper

building we hid behind and screamed something in

Russia that i was sure meant “ SHOOT THEM !!!”

Bullets kept attacking us. I dodged the bullets swiftly.

Thinking that they lost our track, we calmed down.

But as always, we’re not completely safe. Teresa and

her Russian pack marched and exclaimed loudly that

they held Agatha. Teresa then lets go of Agatha, Agatha

asked where her brother, Jerry, is.

Which Teresa replies by saying that he is now a semi

survivor. Horrified by his brother’s death, she cried.

Robert decided to make up a plan. He loaded his gun

when Teresa’s right hand man, Geonata notifies Teresa

that Robert’s got a gun. When all eyes are on Robert,

i snatched Agatha quickly and ran to somewhere far

away.

After 15 minutes of hiding, i heard Robert’s somewhat

unclear screaming voice, but i was sure that it was “

Run Away!!”. But i thought of another plan. I lured the

Russians far away, with us ending up in a ruined fac-

tory.

I was preparing a grenade that i brought earlier, so

that when the Russians and i head face to face, i’d bomb

the place, and let Agatha run, killing myself. As the

Russians arrived, i saw Robert nowhere to be found.

Teresa had an evil smirk. I took a deep breath and

threw the grenade, 2 meters away from me. A ‘boom’

quickly formed. I sheltered myself and Agatha. But nev-

ertheless, we were hit. I thought to myself, I have failed.

A song sang along in my head as i woke up, reluctant-

ly, badly bruised, wounded and also singed. I woke up,

weak and screamed out to Robert and Agatha. Around

me was Russian’s dead body. But no Teresa whatsoever.

I walked, with a little amount of energy left. I eventu-

ally fell down, and a voice surprised me. It was Teresa,

with Agatha whom she brutally held, with a gun on

her right hand, placed on Agatha’s head. She explained

how Robert was the one who leads her here, and that

Agatha survives the grenade, but Robert didn’t.

I was breathing slow, and ruminates all the things

that she had said. I know either me or Agatha will

survive. She then suddenly released Agatha, and pulled

me up violently. She stabbed me in the thigh with a

spear that cuts deeply through my flesh, and pierced it

to the ground, so that i can’t move. Then, she pointed

the gun to Agatha again. And said something i truly

remember..

“You know something.. I Killed Irvan Kaware, he

never gave US the peace we wanted.. “ Teresa said

while putting on a smirk.

And then she explained how she wants to rule the

world, because it is her symbol of revenge, as US’ vio-

lent ways, and Irvan Kaware’ s hatred for poverty killed

her only child, and her only family left when they were

living in poverty. Her son stole fruits out of extreme

hunger and was shot when trying to run away, yet Ter-

esa was still blamed for letting her son be so ‘reckless’.

She said that i was responsible for her loss..

That’s when i remembered, that i was the cop who

shot the kid accidentally, which explains the police

badge that i had. As i was thinking that i will die of

hemorrhage, Teresa pointed the gun to another target,

me. She said “You will die quick, i still have pity. This is

for my son.. BUDI! Goodbye--” as she wanted to finish

her last word, Robert suddenly said, loud and clear.”

Welcome to the afterlife, Teresa Slovaskia.” Teresa

turns around, she pointed her gun at Robert, but it’s too

late. The bullet hit her, on the head. Bulls eye. Robert

went closer to save me, and i was watching Teresa’s

blank, dead eyes. He pulled out the spear from my

thigh. I stood up, and tangled myself around Robert to

not fall. Agatha, who was still traumatized by the event

walked along.

Robert said to me “ Let’s live up to our original plan” i

nodded. He also informs Agatha that now, Jerry is in a

safe haven. I sighed in relief as everything has finished.

Years later, Me, Robert, and Agatha lived up to the

original plan, to collect all the survivors all around the

world. Survivors from all around the world gathered

in Russia to respect Teresa Slovaskia, who is free now

with the only thing she has ever loved, Budi.”

***

“So.. that’s the story?” Garant asked Audrey.

“yes, that’s as far as i can tell right now.” Audrey said with a chuckle, while sipping a glass of water that Garant prepared for

her. (*)

52MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

short story

Page 55: DiAN TARA 2014

HASIL SINLUI HOT 2013.English Competition : SMP Ciputra Surabaya (Helena Faustune, Michelle Harli, Regina Mutiara Devi K, SMP Ciputra Surabaya (Rex Gosal, Mario Aaron, Niko), SMPK St Agnes Surabaya ((Maria Tiffany, Christianto, Emily Abigail), SMPK St Clara Surabaya (Graciella, Audrey Byastira, Venus Sabrina), SMPK St. Clara Surabaya (Antoni Saputro, Dominique Alexandra, Audrey Susanto)

Debat Sosial : Tim SMPK Kolose St Yusuf 2 Malang, SMPK St Clara, SMPK St. Clara, SMPK St Maria 2 Malang, Best Speaker : Brigitta Chrisnanda Eka (SMPK Kolose St. Yusuf 2 Malang)

Matematika Emas : Billy Kurniawan (SMP Angelus Custos 1), Christiana (SMPK Maria Fatima Jember). Perak : Verren Pramita (SMP Kr Petra 3), Cheryl Immanuela (SMP IPH Surabaya), Andrew Theodore (SMPK St Clara Sura-baya)Perunggu : Josaphat Deo Kusno (SMPK St Carolus), Kevin Yuwono (SMP TNH Mojok-erto), Brigitta Dica Budijono (SMPK St. Yusuf 2 Malang), Cathlyn Florensia (SMP Kr Petra 3), Adrian Arif (SMPK St Clara Surabaya)

FisikaEmas : Nathaniel Sebastian (SMPK St Clara Surabaya), Nicholas Alexander (SMP Kr Petra 3).Perak : Randy Stefan Tanuwijaya (SMPK Maria Fatima Jember), Adelia Jostanto (SMPK St Maria Surabaya), Vito Anthoni Stanpo (SMPK St. Clara Surabaya).Perunggu : Johanes (SMPK Angelus Cus-tos 1), Ansheilla Tjahjono (SMPK St Clara Surabaya), Robby Hermawan (SMPK Maria Fatima Jember), Elvin Stefano (SMPK St Maria 2 Malang), Leonardo Edgar (SMP Kr Petra 3).

BiologiEmas : Sheena Mae (SMPK St Clara), Joana Gunawan (SMP Kr. Petra 3)Perak : Pierre Yosia Edward (SMP Vita), Laurensia Vianna Dwi (SMP St. Maria 2 Malang), Rosalyn Surya (SMPK Maria Fatima Jember).Perunggu : Yonathan (SMP Angelus Cus-tos 1), Gabriela Nathania (SMPK St Maria Surabaya), Roseline Alimsantoso (SMPK St. Clara Surabaya), Vania Jolie (SMPK St Maria 2 Malang), Antonius Eko (SMPK Wijana Jombang).

Juara Umum : SMP Katolik Santa Clara Surabaya

Paduan Suara : SMPK Cor Jesu Malang, SMPK St Clara Surabaya, : SMPK St. Carolus, SMPK Stanislaus 1, SMPK Maria Fatima Jember.

Belajar dan BelajarLaporan : Vincentia dan Verena

Belajar dan belajar menjelang Sin-

lui Hot 2013 menghiasi rutinitas

SHEENA MAE. Peraih medali

emas ini tidak hanya belajar dari

buku pelajaran tapi juga membeli buku-

buku rangkuman biologi untuk menambah

pengetahuannya.

Ia rela menggunakan waktunya untuk

memelajari materi-materi lomba di saat

teman-temannya yang lain bersenang-senang.

Meski begitu, Sheena tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu

yang berat dan melelahkan, karena ia sangat bersemangat dalam

belajar biologi.

Selain itu latihan bersama guru biologi, Bu Vera, membuat

Sheena semakin siap dan semangat mengikuti lomba. Memang

benar yang dikatakan orang, kalau kita akan menuai apa yang kita

tanam. Berkat kerja kerasnya, Sheena meraih juara pertama dan

memberikan kontribusi penting sehingga SMP Katolik Santa Clara

kembali menjadi juara umum.

Bagi Sheena, biologi telah menarik minatnya sejak di Kelas 8.

"Biologi itu sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan tidak

akan menjadi sia-sia," katanya. (*)

here we are

53 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 56: DiAN TARA 2014

Oleh : Laurensia Nadya 9B-12

Debat!!! Pasti yang pertama kali

ada di benak kalian adalah

adu ngeyel antara dua orang

atau dua kubu. Sebenarnya,

'debat' sama 'eyel-eyelan' jauh beda.

Debat adalah adu argumentasi yang

bisa dipertanggungjawabkan dan logis

disertai fakta yang ada. Sedangkan

eyel-eyelan adalah adu suara keras dan argumennya belum tentu

bisa dipertanggungjawabkan. Nah, di SMP Katolik Santa Clara, ada

ekstra debat sosial yang dibina Bapak Romanus Wiyoko.

Aku ikut ekstra debat sejak Kelas 8. Awalnya, sih nggak pede

ngomong dan lebih sering baca naskah. Tapi, berkat bimbingan

Pak Wi, anak-anak bisa berkembang.

Aku ikut lomba debat pertama kali di SMAK Kolese Santo

Yusuf Malang, satu tim dengan Arditosunu dan Agatha Caro-

lina. Nggak menang, tapi sebagai tim yang masih baru, berada

di peringkat empat sudah cukup membanggakan.

Masuk Kelas 9, kami ikut dua lomba di SMAK St Louis 1 dan

SMAK Kolese Santo Yusuf. Kali ini, aku satu tim dengan Agatha

Carolina & Steffi Ordelia. Nggak mau pulang dengan tangan ko-

song lagi, kami dengan tim B (Felicia Budisetiawan, Juro Sutan-

tra, & Arditosunu) giat berlatih bahkan sampai larut.

Kita bahkan pernah stay di kantin sekolah sampai jam 9 malam

buat cari bahan debat. Ternyata, benar-benar menyita pikiran

dan fisik. Gimana nggak? Kita dituntut peka dengan dunia politik,

ekonomi, dan sosial. Harus sering baca koran plus nonton berita.

Di SMAK St. Louis 1, dengan tema Euthanasia, kami lolos ke

babak berikutnya, hingga semifinal. Di babak semifinal, tim

A atau timku kandas dan harus memperebutkan piala juara 3

sementara tim Juro melaju ke final.

Setelah Sinlui, kita fokus untuk Kosayu. Rasanya lebih be-

rat memang, karena kita harus menghapal argumentasi lebih

dari 10 bahan secara langsung. Tapi kami bertekad membawa

pulang piala.

Suasana pertandingan di Kosayu lebih menegangkan, karena

kita nggak hanya dituntut mengemukakan argumen dan sang-

gahan yang logis, tetapi harus benar-benar menggunakan

bahasa Indonesia baku.

Susah memang, karena ketika berdebat, kadang mangkel

sama lawan dan jadi nggak peduli lagi sama urusan bahasa.

Kami bertanding sampai babak perempat final. Di babak ini, tim

B gugur sementata team kami ke semifinal.

Di semifinal, jujur aku nggak tampil maksimal. Beruntung

Agatha dan Steffi bisa mengimbangi. Puji Tuhan, kami lolos

ke final tapi harus puas di urutan kedua. Kami kalah dengan

retorika pembicara tengah tim lawan. Makasih Pak Wi! (*)

Bukan Eyel-eyelan

54MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

here we are

Page 57: DiAN TARA 2014

Laporan : Tiffany Natasha

Felicia Budi dan Nathanael Sebastian mempersem-

bahkan medali emas dalam lomba antarsiswa SMP

di EksoSanMara (SMAK Santa Maria Surabaya), 6-7

September 2013. Satu medali perak diperoleh tim

fotografi, Tiffany Natasha dan Audrey Geraldine Tanara.

Peserta lomba mencapai 450 peserta hingga aula di

lantai 4 padat. Kepala SMAK Santa Maria, Sr C Fitri Mur-

niati OSU mengatakan agar peserta berkompetisi dengan

sehat dan berharap EksoSanMara menjadi bagian proses

pembelajaran juga.

Usai pembukaan peserta terlebih dahulu menjadi stan-

stan yang telah disediakan oleh panitia. Di lantai 3 labora-

torium Biologi memamerkan alat peraga mereka sekaligus

mempraktikkan fungsi dan kegunaannya, seperti pengam-

bilan darah dan multimedia cara pembedahan katak.

Sekitar pukul 10.30 WIB, kompetisi dimulai. EksoSanMa-

ra mempertandingkan lomba Bahasa Inggris, Logic, Fisika,

Matematika, Debat, dan Fotografi. (*)

Dua Medali dari EksoSanMara

here we are

55 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 58: DiAN TARA 2014

Laporan : Vincentia, Graciella,

Patricia

Total poin hanya terpaut tujuh

poin dari Tim Bahasa Inggris

SMPK Santa Maria 2 Malang.

Di posisi ketiga juga, ditempati

SMPK Santa Maria 2 Malang. "Awal-

nya, kami sempat tidak yakin karena

banyak game-nya," kata Audrey.

Pada babak final, panitia memberi

ujian permainan dakon. Sebelum

bermain, masing-masing peserta yang

sudah berhadapan harus menjawab

pertanyaan. Siapa yang dapat men-

jawab, dia yang berhak menjalankan

permainan.

"Kebetulan, saya dapat soal yang

mudah, jadi beruntung sekali," kata

Graciella yang menorehkan 79 poin,

tertinggi dibanding Audrey dan Domi-

nique. Sayang poin tinggi tidak mam-

pu melewati nilai SMPK Santa Maria

2, yang membukukan 85 poin.

Di lomba lain, tiga Tim MIPA masuk

10 besar terbaik. Tapi hanya Sheena,

Nathanael dan Andrew yang mampu

mempersembahkan juara. Ketiganya

harus mengakui keunggulan Tim MIPA

dari SMPK Santo Yusuf Malang (juara I)

dan SMP Kr Petra 5 Surabaya (juara II).

Sementara itu, Frishella meraih

prestasi gemilang dalam perlombaan

Vita Challenge, 28 September 2013,

dengan menjadi juara 2. "Sadari

kemampuanmu, terus belajar, dan

jangan lupa berdoa. Ingat, kalau kita

berusaha, kita pasti bisa,” ujarnya. (*)

Tersisa Inggris dan MIPAGraciella, Audrey S dan Dominique menyabet tempat kedua (runner-up) dalam English Amazing Race pada Dempo Cup IX 2013 di SMAK Santo Albertus, Malang, Sabtu (19/10/2013).

56MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

here we are

Page 59: DiAN TARA 2014

Motto hidup cowok satu ini sim-

pel : 'Jadikan belajar sebagai

hal yang menyenangkan'.

Prinsip ini mengantarkan

Nathan Sebastian Haryono memenangkan

beberapa perlombaan, khususnya di bi-

dang Fisika. “Belajar yang menyenangkan

itu bila semua materi yang dipelajari dapat

dimengerti dengan baik,” katanya.

Saat belajar yang paling tepat, yaitu

malam hari saat semua anggota keluarga

tidur, karena suasananya yang sepi seh-

ingga dapat berkonsentrasi lebih baik.

Ketertarikan Fisik baru sejak Kelas 8.

Meski sudah beberapa kali juara tapi

belum membuatnya puas. Cara belajar

Nathan relatif sederhana. Kalau merasa

kurang paham terhadap suatu pelajaran,

dia akan belajar sampaibenar-benar

mengerti pelajaran itu.

Apa makna dari banyak perlom-

baan yang diikuti. "Lomba bukan

kompetisi tpi suasana di mana

kita menunjukkan kemampuan

kita. Jadi, jangan menyerah

walau pernah kalah," tam-

bahnya. (Audrey Gabriella)

Satu-satunya siswa Kelas

7 yang mendapat juara di

bidang akademik adalah

Andrew Theodore Tjondrow-

idjojo. Sang juara ini mulai mengge-

mari Matematika sejak Kelas 5 SD.

Bahkan, 40 piala sudah dikoleksi

selama di sekolah dasar.

Meski tidak

menjadi juara

pertama,

Andrew se-

lalu menembus

semifinal. "Matematika itu dunia

yang menarik. Kuncinya cuman satu,

giat mengerjakan latihan soal-soal,"

tuturnya.

Kepiawaiannya dalam mata

pelajaran ini membawa Andrew

mengikuti ajang Olimpiade Sains Na-

sional (OSN) 2014 di Padang. Cowok

yang selama menunggu pengumu-

man itu tampak gugup sebelum

namanya lolos seleksi mewakili

Provinsi Jatim. (Roseline)

Hardships makes it perfect. Inilah perjuanganku ketika mengikuti lomba bahasa Inggris di SMAN 1 Jember. Pas Valentine, 14 Februari

2014, Gunung Kelud yang meletus memu-ntahkah abu ke udara. Abu itu menggagal-kan perjalanan dengan pesawat.

"Pilihannya, aku terpaksa mengejar kereta api, dan menunggu di Stasiun Sidoarjo," tutur Graciella.

Untung saja, masih ada tiket ke Ban-yuwangi. Pagi harinya, diantar mama dan sarapan dua kotak susu dan dua roti, Shella meluncur ke Jember. Per-jalanan melewati Gunung Kumitir dan memakan waktu tiga jam.

Di lokasi lomba, bertemu teman dan saingan semasa SD. Dari 12 peserta, di babak penyisihan, Shella menduduki urutan 6. "Gara-gara ngantuk, jadi salah menghitami jawaban," katanya.

Ketika babak final, dia lebih teliti. Di

sela menunggu pengumuman, seorang panitia lomba bertanya tentang asal sekolah karena seragamnya kurang fa-miliar. "Anak saya di SMP Katolik Santa Clara," jawab mama Shella.

Tak disangka, si panitia tadi menukas,"Kayaknya juara pertama." Benar juga. Shella meloncat kegirangan. Perjuangan yang berawal dari kesusa-han membuahkan kebahagiaan.

Untuk story telling, Shella juga patut berbangga karena mampu membawa harum nama sekolah. Dia menjadi juara kedua dari 68 peserta dalam lomb story telling di Kantor Diknas, Jl Jagir Won-okromo, Surabaya.

Apa makna dari lomba itu? "Aku be-lajar, di dunia ini, tidak ada yang dapat berjalan mulus. Ada halangan, halan-gan dan halangan. Kita belajar menjadi lebih baik lagi," tutur Shella. (Agnes Putri)

Tak Ada yang

Mulus

Banyak

Latihan Soal

profile

57 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Pilih yang Sepi

Page 60: DiAN TARA 2014

Laporan : Jeanie DJ 9C-33, Audrey Byastira 9B–24, Faustina 9B-19 ,

Rosaline L 9C-10

Coba tebak, event terbaru apa di tahun ajaran ini? Kalau ada yang nebak lomba 17-an yang diadakan lebih lama, ja-waban kalian salah. Event terbaru itu 'Sanclar Open House', 8-9 November 2013. Acara ini sempat membuat anak-anak

Kelas 9 dan guru ketar-ketir.

Ya, karena waktu. Penyelenggaraannya berdempetan dengan kepu-

langan anak-anak Kelas 9 setelah study tour ke Bandung. Walau

tugas kepanitiaan sudah dibagi beberapa hari sebelumnya, tapi

masih ada kendala. Persiapan belum sampai 50 persen. Toh,

akhirnya, bisa juga menata acara lumayan apik.

Dengan sistem tiket yang dirobek tiap kali ingin masuk, beberapa mem-

buat adik kecil yang masih SD tertarik melihat karya-karya pembelajaran di

SMP Katolik Santa Clara. Contohnya, Studio Keterampilan, Studio Jurnalistik,

Lab Biologi dan masih banyak lagi.

Tidak cuma itu, di lapangan basket, ada panggung besar yang menampil-

kan bebeberapa aksi ekstra yang menarik seperti band, taekwondo dan

kulintang. Di Koridor I bertebaran stan makanan dan minuman yang dijaja-

kan oleh perwakilan kelas. Mereka bersaing dengan stan Ekstra Bioterapan

dan stan Ekstra Home Industry.

Sanclar Open House beda dengan bazar! Tentu saja, acara pertama kali

ini tidak hanya panggung besar, stan, ada lomba buat adik-adik SD sejak 5

November 2013. Yang paling heboh adalah basket. Di final, 8 November 203,

tim SDK Santo Xaverius bertemu SD YPPI. Tapi, akhirnya SDK Xaverius men-

jadi pemenang, disusul SD YPPI, dan juara ketiga, SDK Santa Clara.

Seorang pengunjung, Shinta Christy mengungkapkan, Open House seru.

“Banyak studio yang bisa dikunjungi. Acaranya nggak membosankan, terutama

makanan yang dijual enak–enak. Paling bagus sih studio komputer, bisa main-

an sepuasnya," kata anak Kelas 8 yang datang di hari kedua Open House.

Di lain tempat, Pak Bambang selaku wali murid Sasa dari Kelas 7

menyatakan,"Ludruknya lucu sekali dan menggunakan bahasa Jawa sehari-

hari jadi lebih mudah dimengerti." Ketika ditanya bagian yang paling di-

favoritkan, dia menjawab Seksi Kerohanian, karena dapat menonton film

bertema 'Yesus' dan AC-nya sejuk.

Sementara itu, Bu Lily, wali murid dari Egie Kelas 9 menuturkan, suasana

sekolah sangat berbeda dengan zamannya ketika bersekolah dahulu, yaitu

fasilitasnya. “Dulu tidak ada sekolah yang punya lift, dan juga, sekolah ini ada

laboratorium kultur jaringan. Kebetulan, Egie ikut Ekstra Bioterapan," paparnya.

Orangtua William Lemuel yakni Ibu Yenny Novita mendukung Open House

dan proses pendidikan di Sanclar. Sekolah ini berhasil mendidik anaknya

berubah, dari yang suka mengganggu dan memukul orang menjadi pribadi

yang lebih nice dan penurut.

Ibu Fransisca mengakui pula, Sanclar telah membuatnya sukses seperti

sekarang ini dan terbersit keinginan untuk menyekolahkan anaknya di di

Sanclar. "Di tengah kemajuan teknologi, Sanclar terbukti masih berkualitas

dan jauh lebih baik dari zaman saya sekolah di sini dulu," tambahnya. (*)

Semua Ada di Open House

58MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

insight

Page 61: DiAN TARA 2014

Laporan : Audrey Cinara 7C-16,

Dea 7B-28, Felicia 9A-19, Maria

Felicia 9B-28

Kalau ada yang senyum-

senyum selama Open

House, tak lain pedagang

kentang dan sosis. Stan di

dekat pintu masuk itu tidak ber-

henti melayani pesanan. Sejak hari

pertama, dipenuhi pembeli. Begitu

pula hari keduanya.

“Harga satu porsi kentang dan

sosis Rp 12.000. Sedikit mahal tapi

sepadanlah sama rasanya. Saya

penasaran saja mencobanya," tutur

seorang pembeli yang anak Kelas 8.

Tapi menurut bapak penjualnya,

harga Rp 12.000 itu tidak mahal,

karena porsi kentang dan sosis

itu banyak. Selain itu, rasa enak.

“Kalau disuruh menilai dari angka

1 sampai 5, dan 5 adalah nilai yang

paling baik. Saya pilih angka 4,

karena bumbu kentang dan sosis-

nya hanya ada di atas, jadi rasa

kentang dan sosis di bagian bawah

tidak seperti yang di atas. Tapi,

enak kok,” tambah si pembeli.

Stan makanan memang lebih

menggoda karena aromanya menye-

bar ke mana-mana. Seperti kentang

dan sosis, penjaga stan burger juga

sibuk melayani pembeli. Pak Moko

yang menjaga stan dengan tiga

temannya mengaku sudah berjualan

pada saat acara-acara di Santa Clara,

kurang lebih tujuh tahun.

"Acara di sekolah ini, sangat

ramai, dahsyat, menyenangkan dan

seru. Kalau bisa, acara seperti ini

dapat terus ada," kata Pak Miko.

Tidak hanya stan makanan, stan

minuman juga ada. Contohnya,

teh Tong Tji. Bisa pesan milk tea,

lemon tea, dan sebagainya, panas

atau dingin. Ada dua Tong Tji, satu

di lantai pertama, di dekat tangga

dan di lantai 4, karena ada lomba

Paduan Suara di Aula Maria Ines.

Yang menarik, praktik Ekstra Bi-

oterapan yang menjajakan yoghurt

di kantin. Semua menu benar-be-

nar habis pada hari pertama Open

House sedangkan yoghurt masih

tersisa empat buah di hari terakhir.

Keuntungan mencapai Rp 300.000

dalam dua hari.

"Kami sangat senang, karena ini

dapat melatih kami menjadi entre-

preneur muda, latihan melayani

pembeli, dan yang paling saya su-

kai, cara pembuatan yoghurt unik,"

ujar Gracia dari Kelas 8.

Untuk persiapan Open House,

Ibu Zuli yang memimpin stan ini

menggelar rapat dua kali dengan

para anggota yang berjualan. Rapat

juga yang menyepakati menjajakan

'Semanggi' walau harus membel-

inya. "Kami ingin ikut melestarikan

makanan tradisional ini,' tukas Ibu

Zuli. (*)

Laris Manis Kentang Sosis

insight

59 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 62: DiAN TARA 2014

Laporan : Nathasya Merry 9C-18, Frishella 9B-25

Sempat terbersit tidak seramai saat bazar tapi semua komponen Open House bertekad Open House terlaksana dengan baik. Panitia berusa-han keras menarik perhatian para pengunjung. Akhirnya, beberapa pengunjung tertarik dengan kelas atau studio yang terletak dari lantai 1 hing-ga 4.

Masuk sebuah studio, waktu itu, terisi 10 anak di

kelas. Tidak terlalu gaduh, sepi dari hiasan seperti

studio lain. Itulah Kelas Trial Class. Hanya terlihat

komputer serta LCD.

Mereka yang hadir mendapat soal dan menonton video

tentang pencernaan (Biologi). Adik-adik kecil itu antusias

mendengarkan penjelasan dari Ibu Verawati. "Kami sempat

waswas, ternyata perkiraan kami meleset," ungkap Michelle

Felicia, salah satu panitia dari Kelas 9A.

Menurutnya Trial Class sangat menakjubkan karena para

murid antusias. “Tidak tahu mengapa para orangtua tertarik

dengan kelas ini tetapi tentu kami (para panitia) bangga den-

gan hasil kerja keras kami,” jelasnya.

Di bagian lain, Sr Marselina menjelaskan Profil Sekolah. Or-

angtua dan calon siswa dapat bertanya tentang jalur prestasi,

jalur tes, dan juga menawarkan trial class agar orangtua dan

anak bisa mengetahui metode belajar mengajar di SMP Katolik

Santa Clara.

Di studio yang penuh pernak pernik ini, pengunjung yang

belum jelas bisa mengambil brosur di atas meja. Selain itu,

foto dan jersey pemain basket Sanclar, seragam, dan trofi hasil

prestasi siswa-siswi Sanclar.

“Kalau ramai sekali repot. Lebih enak kalau datangnya

bergantian,’ kata Kevin dari Kelas 9D yang berjaga bersama

Agatha, Marcella, Kevin, dan Garant.

Menurut Pei Cien, salah satu orangtua yang masuk studio ini,

siswa-siswi sudah menerangkan cukup jelas. “Saya jadi tahu

apa saja persyaratan untuk anak saya yang akan mendaftar

di SMP Katolik Santa Clara. Siswa-siswinya juga ramah tidak

hanya kepada saya, tapi ke semua orang juga begitu,” ungkap

60MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

insight

Page 63: DiAN TARA 2014

ibu ini.

Dua hari yang padat juga me-

menuhi Studio Fisika. Studio yang

berada di lantai 4 ini mendemon-

strasikan 15 percobaan, ditangani

enam panitia. Dua percobaan pal-

ing menarik pengunjung adalah

Gunung Vulkan dan Slinki.

Saat percobaan Gunung Vulkan

yang menghasilkan lahari, cuka

yang merupakan salah satu bahan

pokok sempat habis. Percobaan

dihentikan kurang lebih 20 menit.

Sedangkan percobaan Slinki yang

memikat anak-anak TK, sempat

dua kali Slinki tersangut satu sama

lain. Untung masih ada cadangan-

nya.

Di Studio Jurnalistik, yang se-

bagian besar anak-anak berebut

mencoba 'request gambar dan trial

class menggambar'. Di sebelahnya,

beberapa mencoba belajar me-

megang kamera yang disiapkan di

tripod, untuk belajar memotret.

Beberapa anak terlihat gembira

ketika disodori kertas dan pensil.

Mereka belajar menggambar den-

gan bimbingan Regina Pandjaitan

yang jago komik dan Maria Felicia

yang hobi membuat cerpen. Kedua

kegiatan ini untuk menunjukkan,

pembelajaran jurnalistik mencakup

area yang luas.

"Ekstrakurikuler jurnalistik

secara keseluruhan merupakan

kegiatan yang menyenangkan dan

mengajar saya banyak hal," tutur

Vito Anthoni Stanpo dari Kelas 9

yang mengaku paling terkesan saat

membuat Koran Dinding.

Vito mengaku ikut jurnalistik

sejak Kelas 7 hingga Kelas 9. Menu-

rutnya, belajar menulis berita dan

foto membuka pemahaman bahwa

sebuah hasil karya memerlukan

proses berliku, tidak langsung jadi.

Menulis tidak hanya duduk di

meja, tapi mengharuskan kita men-

cari informasi lebih dulu. "Rasanya

senang sekali ketika tulisan saya

tentang proses pemilihan OSIS peri-

ode 2011-2012 dimuat di majalah

sekolah," katanya. (*)

insight

61 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 64: DiAN TARA 2014

Lukis

CapingLaporan : Cynthia Clarissa dan Lavenia

Puluhan murid SMP Katolik Santa Clara mengikuti Lomba Lukis Caping di kantin sekolah pada Jumat (8/11/2013) . Selama dua jam sejak pukul 10.00 WIB, peserta harus melukis dengan tema ‘Surabaya’.

Sebelum memulai lomba para peserta

mengambil nomor urut, menerima caping

yang akan dilukis dan menyiapkan perala-

tan. Setiap peserta mencari tempat duduk

dan bersiap lomba sesuai aba-aba panitia. Kurang

lebih ada 50 peserta.

Lomba dimulai. Mereka semua melukis dengan

antusias. Ada yang memulai dengan membuat

gambaran dengan pensil dan adapun yang lang-

sung melukis.

Ada yang melukis Sura dan Baya, Tugu Pahla-

wan, Bambu Runcing, I Love Surabaya dan ada

juga yang menggunakan motif bunga, aksara

Jawa.

Kira–kira 30 menit kemudian, lukisan–lukisan di

atas caping sudah mulai terlihat bentuknya. Sete-

lah kurang lebih 90 menit banyak peserta berhasil

menyelesaikan gambar di atas caping mereka.

Waktu sudah hampir selesai, mereka semakin antu-

sias dan semangat. Biar bangga kelas yang diwakil-

inya. (*)

62MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

insight

Page 65: DiAN TARA 2014

ukis

ingOleh : Audrey Geraldine

Sudah sejak awal Tim Foto Majalah DIAN TARA terbentuk, pembina ekstra kami men-yampaikan sedikit demi sedikit tugas yang harus dikerjakan. Salah satunya, mengkreasi cover (sampul depan).

Entah berapa kali cover majalah kami bahas, ter-

masuk memilih setting foto pada waktu malam

hari, serta merekrut lima orang model anak Kelas

8. Situasi tidak mendukung. Ada hujan abu dari

Gunung Kelud, rencana awal gagal.

Padahal, kami sudah mengemas janji dengan para model.

Ganti ke rencana kedua. Kami tidak mau terhambat lagi.

Lokasi foto indoor jadi pilihan. Lokasinya di salah satu stu-

dio di kawasan Nginden.

Tapi konsekuensinya, kami harus mengeluarkan biaya

sewa. Kami menggunakan dua tempat di studio itu. Satu

tempat sewanya Rp 180.000. Okelah, rencana jalan.

Sempat tersendat karena menunggu properti yang keting-

galan. Kurang lebih dua jam, akhirnya ada opsi foto untuk

cover majalah. Salah satunya, yang dipasang di halaman

depan luar dan belakang luar majalah ini.

Tidak berhenti di situ, karena lokasi outdoor pertama di-

batalkan, kami mencari alternatif lain. Dua lokasi menjadi

pertimbangkan, dengan beberapa model yang berasal dari

Kelas 8.

Beruntung, cuaca mendukung rencana kami. "Hei, ada

keperluan apa di sini," hardik seorang satpam ketika kami

turun dari mobil dan siap melakukan pengambilan foto.

Kami jawab mau foto untuk keperluan majalah sekolah.

Dua Kali KenaCegat Satpam

cover story

63 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 66: DiAN TARA 2014

"Harus ada izin dulu,” kilah si satpam lagi. Syukurlah, ada

salah satu dari orangtua Tim Foto yang mengenal pemilik

perumahan itu. Sudah pasti para satpam tidak mudah per-

caya begitu saja dan meminta bukti kepada kami.

Akhirnya, teman kami menelepon ayahnya dan mem-

berikan kepada salah satu satpam itu. Setelah perbincan-

gan agak lama, kami diberi izin mengambil foto di tempat

pertama itu. Merasa kurang dengan hanya beberapa opsi

foto, kami sepakat mengambil pemotretan kedua di sekitar

lokasi.

Lagi-lagi ditanyai satpam yang berjaga di situ. “Tadi su-

dah izin satpam yang di depan Pak,” ucap salah

satu dari kami. “Namanya

siapa satpam di depan,"

balas salah seorang sat-

pam.

Seperti proses dengan

satpam pertama, teman

kami harus menelepon

ayahnya. Ponsel lantas

disambungkan ke

satpam. Izin kemudian

turun, dan kurang

lebih tiga jam, kami

mengambil foto di

tempat itu.

Sudah cukup lama,

kami kembali ke

Galaxy Mall, tempat

kami berkumpul un-

tuk lokasi kedua itu.

Para model kami

ajak makan bersa-

ma sekaligus men-

gucapkan terima

kasih karena telah

menyediakan waktu

kepada kami untuk

kepentingan majalah sekolah DIAN TARA.

***

“Tim Foto sudah menyelesaikan tugas. Tinggal presentasi

ke anak-anak jurnalistik,” begitu kata Pak Hari. Saat jam

Ekstra Jurnalistik, kami memaparkan beberapa foto kepada

teman-teman dari tim lain.

Kami berikan opsi foto terbaik dan menjelaskan alasan

kami memilih foto, termasuk menjelaskan tentang pemilihan

para model. Setelah diskusi cukup panjang, akhirnya terpilih

satu foto yang menurut semua anak Ekstra Jurnalistik Kelas

8, paling baik .

Foto itu menggambarkan lima siswa SMP Katolik Santa

Clara berada di depan sebuah buku 'raksasa'. Ada yang

membawa bola basket. Pesan yang ingin disampaikan dari

foto itu, anak Sanclar itu, beprestasi baik akademik dan non-

akademik. (*)

64MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Cover Story

Page 67: DiAN TARA 2014

Barangkali beliau yang satu ini istimewa. Kenapa? Banyak sekali gelar di depan atau belakang na-manya setelah 12 tahun. Ya, dia Bapak FX Ervan Fabianto atau akrap disapa Pak Ervan, guru TIK Kelas 9 sejak 1991.

Idolanya Galileo Galilei karena

mampu menentang apapun

demi kebenaran. “Setiap hidup

pasti ada perjuangan, setiap

sukses pasti melalui rintangan,

setiap menang pasti melalui per-

tarungan, setiap lulus pasti melalui

ujian, dan setiap keberhasilan pasti

ada usaha dibaliknya.”

Ungkapan Galilie ini se-

lalu menyemangati Pak Ervan

yang kini memiliki empat gelar

akademik dan satu gelar profesi.

Ada gelar Sarjana Teknik Elektro

di UK Petra tahun 1993, gelar S2

(Manajemen Keuangan Pascasar-

jana Unair tahun 2001.

Pada 2004 lulus S2 Teknik Infor-

matika Pascasarjana ITS, dan tahun

2006, melanjutkan lulus sarjan

Akuntansi di Universitas Katolik

Darma Cendika. Pada 2008, lulus

dari Pendidikan Profesi Akutansi

(PPAk) Unair dan mendapat Reg-

ister Negara beserta gelar profesi

sebagai Akuntan (Ak).

Wah, banyak juga. Jika semua

gelar digabung akan menjadi

FX Ervan Fabianto ST, SE, MM,

MKom, Ak.

“Ilmu pengetahuan adalah harta

dalam diri bagi orang yang mau

selalu belajar," ujar Pak Ervan

memberi motivasi. "Susah atau

tidak, tergantung komitmen." (Me-

liana Jesslyn/Tania)

Siapa yang tidak ke-

nal Dra Sri Rahayu

Prihatin atau disapa

Ibu Rahayu. "Hidup

adalah suatu perjuangan,

dalam hidup kita harus tetap

berusaha disertai doa." Kata-

kata motivasi ini terpatri

dengan baik di benak wanita

kelahiran 1963 ini.

Wanita yang senang kegia-

tan sosial di lingkungan-

nya ini telah mengabdi di

sekolah SMP Katolik Santa

Clara selama 25 tahun dan

tentunya sangat tahu pasang

surut sekolah ini dari gen-

erasi ke generasi. "Secara

fisik dan kualitas siswa,

semakin meningkat," tutur

Bu Rahayu.

Pengajar PKn ini memang

sejak kecil ingin menjai guru

dan berharap murid-murid

sekarang tidak hanya pan-

dai ilmu pengetahuan tetapi

mampu mengembangkan

nilai-nilai spiritual dan pu-

nya kepribadian baik dalam

berbagai lingkungan, lebih-

lebih dalam menghadapi era

globalisasi. (Danie Hartono/

Michelle Gozali)

Nilai Spiritual

Suara merdu dan karya

indah, itulah Ibu Maria

Agustina Setiayati atau Ibu

Maria. “Melakukan hal–hal

kecil dengan baik dan bertanggung

jawab, maka hal–hal besar dapat

dilakukan dengan baik pula," kata

pengampu Seni Budaya ini.

Menurut Ibu Maria, kemajuan se-

kolah Santa Clara ini dari tahun ke

tahun sangat baik. Setiap tahun ada

bidang pelajaran yang maju serta

memiliki keunikan dan kelebihan

baru. "Anak-anaknya sopan, keke-

luargaan dan tidak ada perbedaan

dalam berteman," paparnya.

Men-

gajar di

sekolah

Katolik

adalah

keinginan-

nya karena

sejak kecil bersekolah di sekolah

negeri. Impian Bu Maria adalah

membuat murid–murid yang diajar-

inya menjadi pandai dan ternyata

tercapai. Sebagian besar kini sukses

dalam hidupnya. "Kembangkan se-

mua talenta yang diberikan Tuhan,”

tambah Bu Maria. (Ghenoveva/

Vincentia)

Kecil dan Besar

Komitmen

Our teacher

65 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 68: DiAN TARA 2014

Rasanya

ingin kembali lagi.

Itulah perasaan

menyesak saat pe-

sawat take off meninggalkan

Krung Thep Mahanakhon

Amon Rattanakosin Mahi-

nthara Yuthaya Mahadilok

Phop Noppharat Ratchathani

Burirom Udomratchaniwet

Mahasathan Amon Piman

Awatan Sathit Sakkathattiya

Witsanukam Prasit atau lebih dikenal sebagai Kota

Bangkok.

Tiga hari atau persisnya berangkat 26 Maret 2014

malam dan kembali 29 Maret 2014, menjadi hari-

hari yang sangat berbeda. Beberapa guru Sanclar

bersama keluarganya menikmati liburan di masa

pendek itu. “Kami menikmati waktu santai di sana

karena kami bisa bebas dari kegiatan sehari-hari

kami,” tutur Mom Evi.

Dengan dukungan sebuah biro perjalanan dan

pemandu yang mampu berbahasa Indonesia, me-

mutari Kota Bangkok dan menjelajah Pantai Pattaya,

seolah berada di negara sendiri. Rombongan yang

berjumlah 18 orang itu ke mana-mana dilayani

dengan bus besar kapasitas 40 tempat duduk. Sangat

nyaman.

Yang mengganggu mungkin suhu udara yang

cukup panas di ibukota Negeri Gajah Putih itu. Rata-

rata setiap hari mencapai 37 derajat Celcius. Bahkan,

dalam

bulan-bulan tertentu,

dapat menyentuh 39

derajat Celcius, sehingga

memaksa warga enggan

turun ke jalan.

Menurut Mom Evi,

dalam tiga hari per-

jalanan yang menyenangkan itu, rombongan

mengunjungi floating market buatan di Pattaya, Wat

Pho, Wat Arun (vihara terbesar di dunia), lalu ke Gems

Factory (tempat pembuatan dan pengolahan batu

berharga menjadi perhiasan siap pakai).

Kemudian mampir Honey Factory (tempat

produksi madu dan berbagai hasil olahan yang ter-

buat dari madu seperti royal jelly, madu, bee pollen,

es krim, balsem dan sebagainya). Kedua tempat itu

menjadi salah satu tujuan tur bagi yang ikut biro

perjalanan. Pemerintah Thailand memang men-

yarangkan biro perjalanan membawa rombongan ke

sana setiap berkunjung ke Bangkok.

“Sebenarnya, yang kami lakukan di sana (Bangkok)

itu, hanyalah berdoa, makan dan tertawa,” begitu

Mom Evi memaknai perjalanan tiga hari ke negara

dengan arus wisatawan paling tinggi se-Asia Tenggara

itu.

Bukan hanya objek wisata, yang paling ditunggu

adalah merelakan isi dompet keluar ketika berbelanja

di mal atau pasar yang menawarkan harga murah me-

riah. Yang paling popular adalah di Mah Boon Krong

(MBK) Mall, yang hanya 10 menit jalan kaki dari Siam

Discovery, lokasi Museum Lilin Madame Tussauds.

Tinggal menyeberang saja.

Pusat perbelanjaan itu bagaikan ‘Mangga Dua’-

nya Bangkok. Di sini kita dapat menemukan berb-

agai macam barang dengan harga yang jauh lebih

murah seperti pakaian, sepatu, elektronik, aksesori

dan sebagainya.

Karena pas akhir pekan, rombongan sempat menik-

mati pasar senggol karena saking penuhnya, yakni

Chatuchak Market. Pasar tradisional ini menawarkan

segala macam barang dan makanan. (*)

Fun Weekend inBangkok

66MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

our teacher

Page 69: DiAN TARA 2014

Dua tim Pramuka SMP Katolik Santa Clara siap mengikuti Pekan Kekerabatan X di

Coban Rondo, Batu, Jawa Timur, 19-26 Juni 2014. Mereka adalah Regu Naga (putera)

dan Regu Matahari (puteri). Personel dua tim adalah mereka yang lolos kegiatan

lomba tingkat I sebelumnya.

"Lomba tingkat I untuk evaluasi kegiatan

regu penggalang di lingkungan Gugus

Depan Persiapan sekolah," ujar Kak Yusti-

nus, salah satu Pembina Pramuka di sela

lomba, akhir Januari 2014.

Ada dua regu puteri dan dua regu putera yang ikut.

Semuanya peserta ekstra pramuka tahun pelajaran

2013/2014 setiap Jumat, didampingi Kak Vera, Kak

Priza, Kak Bangkit, Kak Haryadi dan Kak Yustinus.

Empat regu itu harus menyelesaikan tugas seperti

baris-berbaris, pioneering, pembuatan kaki tiga, peng-

etahuan kepramukaan, sandi dan kode etik dan kode

moral pramuka.

Dua regu yang akhirnya terpilih adalah

Regu Naga (Eric R, Kevin S, Fernando A, William

H, Kent P, Vincentius S, Fernando, Felix S), dan Regu

Matahari (Rince S, Audrey L, Claudia C, Ghenoveva C,

Seraphine A, Ferline, Adela).

Untuk persiapan kemah selama seminggu itu, kedua

regu melakukan persiapan khusus sejak April 2014,

pada hari Sabtu atau hari–hari libur sekolah, seperti

penguatan fisik, latihan pengetahuan kepramukaan,

olah seni yang akan dipersembahkan dalam pentas

budaya, dan masih banyak lagi.

Latihan tidak hanya di lingkungan sekolah tapi juga

di luar. Misalnya, 1 Mei 2014, tim menggelar latihan

fisik sekaligus pelantikan di Wisma Yohanes, Grand

Trawas, Trawas.

"Kami dilatih untuk melakukan hal–hal yang diperin-

tahkan, nggak boleh mengeluh, dan harus tetap se-

mangat," tutur Seraphine.

Di Grand Trawas juga, anggota Regu Naga dan Ma-

tahari resmi dilantik dari Pramuka Penggalang Ramu

menjadi Pramuka Penggalang Rakit, sekaligus berhak

mengenakan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). (*)

Siap Fisik Siap Mental

x-tra

67 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 70: DiAN TARA 2014

Kehidupan kampung dimulai kegiatan

pribadi setiap hari pukul 05.00-08.00.

Kehidupan kampung adalah dikoordi-

nasi kampung. Bisa kerja bakti, jalan-

jalan, lomba olah raga, permainan tradisional,

pentas budaya, api unggun, dan sebagainya.

Dari ragam kegiatan, setiap peserta bakal

wajib menyuguhkan makanan khas daerah asalnya ketika sesi

'Festival Kuliner Nusantara', untuk dinikmati bersama oleh

seluruh kampung.

Tamu undangan dan para pembina yang tidak masuk dalam

kampung bisa menikmati Kuliner Nusantara di stan yang ada.

Saat pentas budaya, staf Kontingen boleh saling mengunjungi

stan kontingen lain untuk bertukar suvenir. Bentuknya, bisa

barang khas daerah atau badge yang dicetak khusus.

Menurut info terakhir, pada malam terakhir akan diisi

Panggung Hiburan Perpisahan, tuan rumah Pekan Kekera-

batan X 2014, Kontingen Malang siap menggelar tari Topeng

Grebeg Sabrang, diikuti seluruh peserta. Tari massal ini

diharapkan dapat memecahkan rekor Museum Rekor Indo-

nesia (Muri). (*)

Lokasi Kemah :

Wana Wisata Coban Rondo.

Akses :

12 km dari Kota Batu atau 24 km dari

Kota Malang. Waktu tempuh satu jam.

Rute :

Surabaya–Purwosari–Lawang–Sin-

gosari – Karanglo – Karang Ploso–Ko-

ta Batu– Coban Rondo (patung sapi).

Dari Kuliner hingga Pentas BudayaHajatan besar sepekan menggalang kekerabatan menampilkan berbagai kegiatan setiap harinya. Begitu datang, peserta mas-uk area yang disebut kam-pung. Lalu, diawali upacara penerimaan peserta (19 Juni 2014), dan nantinya, ada misa penutupan (perpisa-han), pada 26 Juni 2014.

68MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

x-tra

Page 71: DiAN TARA 2014

x-tra

69 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 72: DiAN TARA 2014

Bermain Bajak LautLaporan : Leon, Nicho, Thasya, Ella

Kepala Sekolah SMA Selamat Pagi menyambut kedatangan peserta

outbound dari SMP Katolik Santa Clara. Inti sambutan mengajak siswa

meneguhkan iman karena sangat dibu-tuhkan di masa depan, sehingga hidup

menjadi baik dan tidak mudah dibodohi orang lain.

Gelombang outbound Kelas 8 berlangsung

lima kali pada 1-5 Oktober 2013, mulai

Kelas 8A disusul, 8B, 8C, 8D dan tera-

khir, 8E. Setiap kelas dibagi dalam empat

kelompok berisi 10 anak, dan seharian melakukan

aktivitas di Kampoeng Kidz, Kota Batu.

Tidak langsung outbound, siswa yang sudah

ganti baju diajak membuat yel-yel lucu dan unik

dan belajar ke perkebunan tomat. "Nggak mudah

ya memilih tomat yang bagi, harus benar-benar

memperhatikan warna, tingkat kematangan,

bahkan letaknya," ujar Nicho.

Kakak pembina yang mendampingi mengizinkan

setiap anak memetik lima tomat segar untuk

dibawa pulang, gratis tanpa membayar. Dan, tet...

tet....tet....permainan mengambil harta karun dari

bajak lautpun segera dimulai.

Seru. Ada seluncur lumpur, jembatan keseim-

bangan, merangkak dalam lumpur, melewati

terowongan air, sampai meniti papan kecil licin.

Maknanya, menga-

jarkan keseimbangan,

melatih kerja sama,

menumbuhkan kebera-

nian.

Meski sudah dilewati,

harta karun belum dipe-

roleh, masih tersimpan

di pulau kecil di tengah danau. Para siswa ter-

masuk guru harus berenang untuk mencapainya.

Yang berhasil naik ke pulau kecil segera didorong

kembali ke danau oleh para bajak laut. Beberapa

puluh menit berkelahi, para bajak laut akhirnya

jatuh ke danau. Siswa-siswi pun berhasil merebut

harta karun itu.

"Bentuknya hanya mainan tapi sarat ilmu. Ini

berguna buat masa depan," kata Gerald Bryan.

"Senang sekali bisa makin tahu artinya kerja sama

antar tim, tolong menolong, dan tidak mementing-

kan diri sendiri."

Usai mandi dan istirahat, sebelum pulang boleh

membeli oleh-oleh seperti kerajinan tangan, cami-

lan, mainan, dan lain-lain.

Sebelumnya, untuk Kelas 7 ada kegiatan Bina

Rohani di Wisma Betlehem Puh Sarang, Kediri,

dengan pendamping Sr Maria Lordes Uran MC,

Sr Marselina Siu, MC, Bapak Stefanus Muryadi,

Bapak Yulius Haryadi dan wali kelas. Pengala-

man mereka diharapakan dapat menjadi bekal

kehidupan mendatang. Biarkan dirimu disapa oleh

Tuhan supaya Tuhan hadir dan berkarya dalam

dirimu. (*)

'Nggak mudah ya memilih tomat yang bagi, harus benar-benar memper-hatikan warna, tingkat kematangan, bahkan

letaknya'

70MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

our activities

Page 73: DiAN TARA 2014

Laporan : Mary Vannesa 9B-7

Hari itu tiba juga. Senin, 28 Oktober 2013,

siswa Kelas 9 SMP Katolik Santa Clara

dengan dukungan Sparta

Tour menjalani study tour

ke Bandung selama lima hari empat

malam. Kegembiraan bercampur

kelelahan tapi beberapa dari mereka

ada yang berat meninggalkan kelu-

arganya di Surabaya. Padahal, inilah

kesempatan untuk semakin dekat

dan mengenal satu sama lain.

Semua sudah siap pukul 15.00

WIB di Stasiun KA Pasar Turi Sura-

baya. Banyak yang tidak sabar dan

terus menerus melihat jam, “Aduh,

berapa lama lagi?” “Eh, sudah jam

berapa ini?” “Pak, kapan masuk

kereta.” Sisanya lebih asyik main

game di gadget masing-masing.

Setengah jam kemudian ada pang-

gilan untuk rombongan agar masuk

gerbong kereta api. Semua sigap men-

gambil kopor. Perjalanan Surabaya-

Bandung kurang lebih 14 jam. Meski

sudah duduk di kursi masing-masing,

banyak juga yang keliling pindah-

pindah buat tukar tempat.

“Biar ngobrolnya asyik,” kata

Adrian, salah satu pembuat kera-

maian Kelas 9B. “Aku ditinggal orang-

orang pacaran semua. Aku jomblo sama Shella, terus…

makanan di kereta nggak enak, soale daging.,” tukas

Venus, Ketua Kelas 9B yang memang vegetarian.

Kurang lebih pukul 06.00 WIB, tiba di Bandung.

Persiapan sebentar di hotel lantas masuk bus

menuju Bosscha. Banyak pengetahuan tentang

planet dan benda luar angkasa yang bisa dipelajari

di sana sebelum berlanjut ke ke Gunung Tangku-

ban Perahu yang terkenal itu.

“Eh, baru 10 menit foto-foto, tiba-tiba kabut dating

dan turun hujan. Jadi, harus buru-buru kembali ke

bus,” kata Venus yang terlihat kecewa. Keindahan

kawah hanya terlihat sebentar. Hujan juga

menghalangi rombongan

mendapatkan shuttle bus

karena jumlah sedikit.

Waktu terkuras habis untuk

menunggu.

Ditimpa gerimis, per-

jalanan beranjak ke Ciater.

Anak-anak terlihat antusias

mencoba nikmatnya pe-

mandian air panas itu. Tapi,

beberapa tidak tahan lapar,

sehingga usai dari Ciater

langsung menyantap menu

seafood di Resto Rumah

Ikan.

“Hotelnya enak tapi

sayang, dua orang

satu kamar. Kurang

seru,” ujar Venus sambil

mengempaskan badan

ke ranjang begitu malam

hari tiba di kamar hotel.

“Di Bandung kan mau

memorable, jadi seharus-

nya sekamar empat orang

atau tiga gitu biar bisa lebih

terkenang, hehehe.”

Hari pertama penuh kelelahan, karena baru

perjalanan lama sudah diteruskan serangkaian

acara dan tujuan, apalagiditambah kehujanan.

Tetapi, hari esok merupakan hari yang paling di-

tunggu. Apalagi kalau bukan seru-seruan di Trans

Studio Bandung. (*)

Eh, Baru Foto Kabut Turun

our activities

71 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 74: DiAN TARA 2014

Laporan : Alicia Maydeline 9A-9, Andrew Por-

wanto 9a-25, Stephanie Cindy 9B-14

Jarum jam belum menyentuh angka 7 tapi ruang makan Hotel V Bandung su-

dah penuh anak-anak berbaju abu-abu. Bahkan, beberapa sudah bercengkera-

ma di lobi hotel atau di bus yang parkir di halaman hotel.

Menu sarapan hari ketiga cukup lezat

dan bervariasi. Ada nasi goreng, mi

goreng, bubur ayam, cah kangkung,

beberapa roti, croisannt, sereal dan

susunya. Tak lupa minuman air minerl, jus jeruk

dan jus kiwi.

Usai sarapan, empat bus meluncur ke Museum

Geologi. Di bangunan dua lantai ini, dapat melihat

jenis-jenis tanah, fosil berbagai hewan, dan replika

T-Rex atau dinosaurus. "Banyak sekali yang bisa

kita pelajari ya di sini," kata Michelle Rasali sambil

memotret setiap replika yang dilewatinya.

Dua lokasi menjadi tujuan selanjutnya, Museum

KAA atau Gedung Merdeka dan Sabuga ITB. Ban-

yak eksperimen tentang alam dan benda di Sabuga.

Salah satunya, kaca yang dapat mengingat cahaya.

Ketika ada benda menempel atau menghalangi

kaca dari cahaya, si kaca bisa menampilkan bayan-

gan dari benda itu dengan warna lebih gelap.

Rombongan juga menikmati film tentang penye-

baran dan aktivitas gunung di dunia serta dampa-

knya di ruang multimedia yang atapnya berben-

tuk kubah. Ketika film diputar, proyektor film itu

diarahkan ke atap kubah dan mampu menciptakan

kesan tiga dimensi. "Keren banget ya," tutur Garry

dari Kelas 9A.

Selingan makan siang membuat semangat. Apal-

agi, ada lima jam untuk dihabiskan di Trans Studio

Bandung. Anak-anak bebas memilih wahana

mainan, dari Dunlop Transcar, Dunia Lain, Raksasa,

Trans Cinema Theater, Vertigo. Sayang, karena ala-

san cuaca, Yamaha Roller Coaster ditutup.

"Habis makan enak, tapi kecewa karena nggak

bisa main roller coaster," ucap Michelle yang di-

amini sejumlah temannya.

Hari terakhir study tour, seperti biasa membeli

oleh-oleh. Dari Cibaduyut, terus ke CiWalk, hingga

pusatnya pisang molen, Kartika Sari. "Tur kali ini

seru dan menyenangkan," kata Michael Adisas-

mita.

Kereta akhirnya membawa rombongak Kelas 9

kembali ke Surabaya. Kurang lebih 13 jam per-

jalanan. Setelah itu, siswa kembali ke sekolah.

"Masih kurang," kata semua anak di sekolah sete-

lah libur beberapa hari. (*)

Big Day

72MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

our activities

Page 75: DiAN TARA 2014

Dari : Clarice Gerald

Untuk : Bryan Gregorius

Pesan : It's crazy how I automati-

cally smile when I see u

Dari : Shergun

Untuk : My friend

Pesan : I hope we can always be

friend

Dari : Someone

Untuk : Bryan Gregorius

Pesan : You are every song and I'll

sing along

Dari : Bu Venny

Untuk : Murid Kelas 7ABCDE

Pesan : Tingkatkan prestasimu di

kelas selanjutnya. Kalahkan musuh

kemalasan dengan lebih giat lagi

Dari : Pak Bangkit

Untuk : Semua Kelas 9

Pesan : Selamat dan sukses

Dari : Me

Untuk : Bryan Gregorius

Pesan : You are everything to me

Dari : Bu Atik

Untuk : Anak2 Kelas 9

Pesan : Rajin belajar dan sukses

selalu

Dari : KPS

Untuk : Peyek

Pesan : Stay work with your heart

Dari : Kelas 7A

Untuk : Bu Tutik

Pesan : Guru kelas paling baik

sedunia. Keep smile.

Dari : Seseorang

Untuk : Beberapa orang

Pesan : Kawan-kawan, tetaplah

alim dan tingkatkan kerja sama

Dari : Bu Maria

Untuk : Rekan-rekan Guru di

SMPK St Clara tercinta

Pesan : Mari bersama-sama

menghayati dan melaksanakan

'panggilan' kita dalam mendamp-

ingi 'mutiara2' yang dipercayakan

Tuhan dan para orangtua kepada

kita semua. GBU

Dari : Someone

Untuk : 8E-30

Pesan : Be mine

Dari : Si Pitong

Untuk : Agatha NGN (8B)

Pesan : Kamu selalu di hatiku

Dari : Anonymous

Untuk : KPS 8E

Pesan : Bikin dong fanbase, nanti

aku endorse krupuk yang ada ka-

cangnya

Dari : NN

Untuk : Somebody

Pesan : Follback hatiku dong

Dari : Maruin

Untuk : Matthew Bryan, Eka R, Edo,

Felix, Michael, Leon, Randy, Garry,

Daniel, Richard, Nicho

Pesan : Halo halo

Dari : 5X

Untuk : PxBe Couple

Pesan : Longlast eapsz

Dari : Bu Venny

Untuk : Kelas 8ABCDE

Pesan : Tidak ada kata terlambat,

asal ada kemauan pasti akan su-

kses. Tingkatkan prestasimu

Dari : Bu Atik

Untuk : Kelas 8ABCDE

Pesan : Belajar rajin, selamat naik

kelas

Dari : Bangkit Husada

Untuk : Semua anak Kelas 7 dan 8

Pesan : Selamat dan sukses

Dari : Bu Maria

Untuk : Anak-anak Kelas 9ABCD

Pesan : Selamat atas berakhirnya

proses studi di SMPK St Clara dan

berprestasilah di sekolah yang baru.

Jagalah api Lux est Vita

Dari : Pak Yosua Benny Barkah

Untuk : Alumni SMPK Santa Clara

Pesan : Bawa dan jaga baik2 nama

sekolah Santa Clara di tempat, di

mana engkau diizinkan Tuhan be-

rada. Be Smart Crew

Dari : Pak Yousa Benny Barkah

Untuk : Teman2 ku pendidik, sus-

ter, bapak dan ibu guru dan karya-

wan

Pesan : Mari kita membawa anak2

didik yang dipercayakan kepada

kita untuk mengenal Yang Maha

Kudus

Dari : 8 JAGS

Untuk : Our ex

Pesan : FYB , DYB (: , (ILY ^^)

your message

73 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 76: DiAN TARA 2014

Dari : Shella Angeline ( IX A)

Untuk : Ardito ( IX C)

Pesan : Sekarang dan selamanya

aku akan menunggumu

Dari : 8 JAGS

Untuk : Para cowok yang kita say-

angi @8 GAS

Pesan : Terima kasih

Dari : Seluruh crew Anonymous

Films

Untuk : Om Producer ( Albert Lu-

cano)

Pesan : Kalau mau syuting nyiapin

kameranya jangan sejam dan jan-

gan lupa bawa memory card setiap

syuting.

Dari : Kelas 8

Untuk : 7D-1

Pesan : Ojok suka marah–marah

ta…..

Dari : Someone

Untuk : Elizabeth Merrygold Chan

Pesan : Walaupun kamu jalan

ke utara dan aku jalan ke selatan

pada suatu saat nanti kita pasti

bertemu

Dari : Editor anonymous film

Untuk : Teman di 8D ( Cewek)

Pesan : Maukah kamu mengedit

hatiku

Dari : Pak Yosua Benny Barkah

Untuk : Seluruh warga sekolah

Santa Clara

Pesan : Ingat, tubuh kita adalah

Bait Roh Kudus (1Kor 6:19)

Dari : Pak Yosua Benny Barkah

Untuk : Siswa siswi Kelas 7, 8, 9

Pesan : Kembangkan talenta dan

kapasitasmu dengan sebaik-baikn-

ya dan sebenar-benarnya untuk

kemuliatan nama Tuhan Yesus

Dari : Pak Yosua Benny Barkah

Untuk : Diri saya sendiri (dan

orang lain)

Pesan : Tetaplah bersinar seperti

lilin walau sinarmu tidak diterima

dan dihargai oleh sekitarmu

Dari : JT 16

Untuk : MAKW

Pesan : I will never forget about you!

Dari : Someone

Untuk : 7E/26

Pesan : Eh, jangan ngutang terus!

Dari : Anonymous film

Untuk : Semua yang membaca

Pesan : Dukung dan tonton film

kami yang berjudul “ The Detec-

tives: The Missing Ones”. Skala Hol-

lywood lho !!!

Dari : Someone

Untuk : Aldo 9C

Pesan : Halo ko ! : D

Dari : RNEP

Untuk : Semuanya, teman teman

dan guru guru

Pesan : Terima kasih atas segalan-

ya, maaf atas kesalahanku.

Dari : CHC

Untuk : Kevin Prayoega

Pesan : Mau nggak?

Dari : Maxwell Aurelius

Untuk : Antonio Erson

Pesan : Jangan kalah terus ?

Dari : 8E-16

Untuk : Bu Priza, Bu Rahayu, Pak

Wi, Bu Atik, Lao shi Venny, Ms Lili,

Bu Ana, Bu Maria, Bu Ver, Bu Iin,

Pak Har, Pak Beni, Bu Nancy, Mam

Evi

Pesan : Terima kasih

Dari : Bu Venny

Untuk : Kelas 9ABCD

Pesan : Selamat dan sukses ya,

jangan merasa puas dengan

prestasi sekarang, tapi ting-

katkan selalu sesuai dengan cita-

citamu

Dari : Bu Maria

Untuk : Seluruh siswa Kelas 7, 8, 9

Pesan : Terima kasih atas kerja sa-

manya dalam proses belajar men-

gajar tahun pelajaran 2013/2014.

Sukses selalu. JBU

Dari : Someone

Untuk : Aldo 9C

Pesan : Halo ko !

Dari : Sutradara Anonymous film

Untuk : Teman perempuan di kelas

#8D

Pesan : Maukah kamu menyutra-

darai lubuk hati saya?

Dari : RNEP

Untuk : Anak – anak Art Design

Pesan : Terima kasih untuk se-

muanya, semangat selalu, ya!

74MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

our message

Page 77: DiAN TARA 2014

Dari : Someone

Untuk : 9D-31

Pesan : See you next time :D

Dari : Alumni

Untuk : Guru tercinta

Pesan : Semoga sukses dan awet muda

Dari : Martinus Harijadi 8C

Untuk : Synrivia Gunawan 8C

Pesan : Selamat ya sudah lolos

audisi tim dance DBL !!!(perfect

balet ever)

Dari : Someone

Untuk : Eric Richardo ( 8B)

Pesan : Raihlah “ DPR” sekuat

tenagamu !!!

Dari : Someone

Untuk : Somebody

Pesan : Saya udah lama menyim-

pan perasaan ini.

Dari : Pak Hari Jurnal

Untuk : Anak2 Kelas 7, 8, 9

Pesan : Untuk yg ikut ekstra, mo-

hon maaf kalau selama setahun ini,

tidak mampu membuat kalian lebih

baik dari sebelumnya.

Dari : 8 JAGS

Untuk : SWAG

Pesan : Hi ^^

Dari : 8 JAGS

Untuk : Our crushes and boyfriend Pesan : We loved you, we love you,

and we will always love you

Dari : NN

Untuk : Meliana J.D(8B)

Pesan : Aku suka kamu.

Dari : 8E-19

Untuk : 25

Pesan : Jangan pergi ke Jogja

Dari : Kimberly

Untuk : Lisa

Pesan : Halo!

Dari : Lisa

Untuk : Kimberly

Pesan : Hai!

Dari : Martin, Vialover

Untuk : Synrivia 8C

Pesan : Aku suka dari kelas 1 SD

Dari : Priscilia

Untuk : Lia,There,Feli

Pesan : Keep smile! Jok lupa sama

kita semua. I will miss you

Dari : Bu Maria

Untuk : Anak-anakku Kelas 7D yg

terkasih

Pesan : Jangan pernah lupa-

kan kebersamaan kita di tahun

2013/2014, baik dalam suka, ceria,

sedih, gembira, jengkel. GBU

Dari : Priscilia

Untuk : Saint-Ex

Pesan : Don’t forget our

our message

75 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

Page 78: DiAN TARA 2014

memories!Love you all guys

Dari : 8 JAGS

Untuk : Our

crushes,friends,boyfriend

Pesan : We love you, open your

heart and love us back

Dari : Aku

Untuk : Kamu

Pesan : Love you mumumu!

Dari : Edo

Untuk : Stephanus

Pesan : Love you

Dari : Stephanus

Untuk : Edo

Pesan : Love you too

Dari : Me

Untuk : Randy Surya

Pesan : Ko, aku fans mu :3

Dari : Someone

Untuk : Someone

Pesan : Jangan deket-deket ter-

uss…..

Dari : Piggy

Untuk : Natasha Kyla Ardhani (8B)

Pesan : Aku fans mu,ce !!

Dari : 2 anon

Untuk : Jacqueline (8B)

Pesan : Selalu disayang

Dari : Aku

Untuk : Kamu

Pesan : Love you ko!!

Dari : Someone

Untuk : Aldo 9C

Pesan : Halo ko

Dari : NN

Untuk : Elaine 8e-13.

Pesan : Terima kasih untuk 3 bulan

ini

Dari : Brianna, Billy, Klaus

Untuk : Anggota SWAG

Pesan : Jangan galau aja

Dari : Cogan xxx

Untuk : Geka sayangku

Pesan : Aku pake baju putih

Dari : Seseorang dari 8E

Untuk : 8E-32

Pesan : Lav you!

Dari : Pak Hari Jurnal

Untuk : Stone Face

Pesan : Kamu itu istimewa banget

Dari : Brianna & Nicha

Untuk : SWAG

Pesan : Smoga tetap kompak

Dari : Lionel Messi & Neymar Jr.

Untuk : Vincentius Vernando Wiy-

oko (Edo) 8e-39

Pesan : Dibuka : audisi Barcelonista

baru.

Dari : Four a.k.a Tobias Eaton

Untuk : Georganne ES

Pesan : I followed you on twitter.

Dari : Bu Maria

Untuk : Anak-anakku Kelas 7D

yang kreatif, heboh, ceria, lucu

Pesan : Selamat atas kerja keras

kalian selama belajar di Kelas 7D,

hingga sukses dangan hasil yang

membanggakan

76MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014

our message

Page 79: DiAN TARA 2014
Page 80: DiAN TARA 2014

MEDIA ANAK SANTA CLARA