Tara Mekanik Panas

27
TARA MEKANIK PANAS LAPORAN AKHIR Nama : Hazmi Annisa Ghassani NPM : 140310090057 Partner : Deli Ardiyati Permana NPM : 140310090043 Hari & tanggal praktikum : Senin, 25 Oktober 2010 Waktu praktikum : 07.30-10.00 wib Asisten : Teh Ririn F Laboratorium Fisika Menengah Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran

Transcript of Tara Mekanik Panas

Page 1: Tara Mekanik Panas

TARA MEKANIK PANAS

LAPORAN AKHIR

Nama : Hazmi Annisa Ghassani

NPM : 140310090057

Partner : Deli Ardiyati Permana

NPM : 140310090043

Hari & tanggal praktikum : Senin, 25 Oktober 2010

Waktu praktikum : 07.30-10.00 wib

Asisten : Teh Ririn F

Laboratorium Fisika Menengah

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Padjadjaran

LEMBAR PENGESAHAN

Page 2: Tara Mekanik Panas

TARA MEKANIK PANAS

Nama : Hazmi Annisa Ghassani

NPM : 140310090057

Partner : Deli Ardiyati Permana

NPM : 140310090043

Hari & tanggal praktikum : Senin, 25 Oktober 2010

Waktu praktikum : 07.30-10.00 wib

Jatinangor,...............................

Nilai

Asisten

Page 3: Tara Mekanik Panas

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ditinjau dari perspektif fisika, setiap sistem fisik mengandung sejumlah

energi. Tetapi energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, ini sesuai

dengan hukum kekalan energi, yaitu bertambah atau berkurangnya energi

sistem selalu dapat dijelaskan sebagai akibat munculnya atau hilangnya suatu

jenis energi disuatu tempat lain.

Energi hanya bisa berubah, salah satu contoh dari perubahan energi yaitu

energi listrik berubah menjadi energi panas, contoh setrika. Selain itu, energi

listrik juga bisa berubah menjadi energi mekanika.

Dalam praktikum ini perubahan energinya yaitu energi mekanik menjadi

energi panas, dan ditunjukkan oleh pesawat schurholtz.

1.2 Identifikasi Masalah

Konsep perpindahan energi bisa dirasakan. Seperti energi listrik menjadi

energi panas. Dalam praktikum ini akan dipelajari lebih jauh tentang konsep

energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan, tetapi energi bisa

berubah wujud. Dalam praktikum ini akan diketahui juga bagaimana

terjadinya transfer energi dari energi mekanik menjadi energi panas. Untuk

melihat besarnya perubahan bentuk ini harus dilakukan penyeteraan, karena

energi mekanik dinyatakan dalam joule dan energi panas dinyatakan dalam

kalori.

1.3 Tujuan Percobaan

1. Mempelajari konsep pertukaran energi

2. Menentukan tara mekanik satuan panas

3. Menghitung banyaknya panas yang diserap oleh pita nilon

Page 4: Tara Mekanik Panas

BAB II PENJELASAN

2.1 Teori Dasar

Kerja dan energy adalah salah satu konsep yang paling penting dalam fisika dan

memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Yang sangat erat

berhubungan dengan konsep kerja adalah konsep energy, yang tidak lain adalah

kemampuan untuk melakukan kerja. Berdasarkan hokum kekekalan energy bahwa

energy hanya dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Salah satu bentuk

energy yaitu energi kalor.

Dalam fisika, panas dan kalor itu berbeda. Kalor yaitu energy yang ditransfer dari

satu benda ke benda lain karena beda temperature, sedangkan panas yaitu sesuatu

akibat dari energy kalor, artinya panas itu sesuatu yang bisa kita rasakan, hasil

dari energy kalor tersebut.

Konsep dari pertukaran energy ini, yaitu pertukaran energy mekanik menjadi

energy kalor yaitu sesuai dengan hokum Termodinamika pertama yang berbunyi

“Panas neto yang ditambahkan pada suatu system sama dengan perubahan

energy internal system ditambah usaha yang dilakukan oleh system.”

Kalor juga dapat berpindah. Perpindahan kalor terbagi menjadi 3, yaitu :

Konduksi

Merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai

perpindahan partikel. Pada konduksi, energi tersebut ditransfer dari

molekul atau elektron dengan energi kinetik yang lebih tinggi ke

yang mempunyai energi kinetik yang lebih rendah ketika mereka

bertumbukan.

Konduksi non logam adalah perpindahan dari satu partikel

yang sedang bergetar ke partikel lainnya melalui tumbukan.

Sedangkan konduksi logam adalah perpindahan kalor melalui

elektron-elektron bebas.

Page 5: Tara Mekanik Panas

Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi atas

dua golongan besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah

zat yang mudah menghantarkan kalor. Contohnya adalah logam,

karena elektron-elektron bergerak bebas sehingga merupakan

konduktor yang baik. Sedangkan isolator adalah zat yang sukar

menghantarkan kalor. Contohnya adalah kayu.

Konveksi

Merupakan perpindahan kalor yang dilakukan oleh

pergerakan fluida akibat perbedaan massa jenis atau transfer energi

dengan cara perpindahan massa menempuh jarak yang cukup jauh.

Contoh konveksi dalam keseharian adalah arus konveksi udara yang

membawa asap bergerak ke atas, sistem ventilasi udara, angin laut

dan angin darat.

Radiasi

Merupakan perpindahan kalor dalam bentuk gelombang

elektromagnetik, sehingga radiasi dapat melalui ruang hampa.

Permukaan yang hitam dan kusam merupakan penyerap dan

pemancar kalor yang baik, sedangkan permukaan putih dan

mengkilap merupakan penyerap dan pemancar kalor yang buruk.

Secara bahasa, dapat dikatakan bahwa Tara Mekanik Panas adalah

pembanding antara mekanik dan panas. Sedangkan secara matematis adalah

hasil bagi antara panas yang dihasilkan dari energi mekanik dengan panas

yang bekerja dalam usaha. Dan secara Fisis adalah Suatu konstanta yang

membandingkan Panas dengan Mekanik. Dengan kata lain, tara mekanik

panas adalah suatu pembanding dari satu kalori yang bekerja dalam setiap

satu satuan usaha, yang ditimbulkan melalui peristiwa mekanik.

Berdasarkan hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan dan

tidak dapat juga dihilangkan tetapi hanya dapat berubah dari bentuk energi

satu ke bentuk lainnya. Energi Mekanik dalam fisika didefinisikan sebagai

Page 6: Tara Mekanik Panas

usaha, yang merupakan perkalian antara gaya dengan jarak yang ditempuh

oleh benda tersebut, yaitu :

W =F⋅sW =M⋅g⋅n⋅π⋅Dk

dimana : M = massa benda (kg)

g = gaya gravitasi (m/s2)

n = banyaknya putaran yang dilakukan

Dk = diameter kalori tembaga (m)

Sedangkan Energi Kalor didefinisikan sebagai perkalian antara massa benda

kapasitas panas jenis dan perubahan suhu, yaitu :

Q=m⋅c⋅ΔTQ=(maca+mk ck ) ΔT

dimana : ma = massa air (kg)

ca = panas jenis air (kal/kg oC)

mk = massa kalorimeter (kg)

ck = panas jenis kalorimeter (kal/kg oC)

T = perubahan suhu selama n putaran (oC)

Pesawat Schurholtz didasarkan pada asas Black yang menyatakan bahwa

kalor yang diberikan akan sama dengan kalor yang diterima jika sistem

tersebut dalam kondisi adiabatik (tidak ada panas yang masuk ataupun yang

keluar dari kalorimeter). Tara antara energi mekanik dan energi panas dapat

diketahui dengan persamaan :

e=QW

e=(ma ca + mk ck) ΔT

n⋅M⋅g⋅π⋅Dkal

Page 7: Tara Mekanik Panas

2.2 Prosedur Percobaan

2.2.1 Alat dan Bahan Percobaan

1. Pesawat Schurholtz, terdiri dari bagian-bagian utama:

Beban, engkol pemutar, pita nilon, kalorimeter dan pegas pengait.

Merupakan alat yang akan memperlihatkan perubahan energi mekanik

menjadi energi panas.

2. Termometer

Sebagai alat untuk mengukur suhu yang ada pada kalorimeter.

3. Neraca timbangan

Untuk mengukur massa dari kalorimeter.

4. Gelas ukur 100 ml

Sebagai takaran untuk mengukur air yang akan dimasukkan pada

kalorimeter.

5. Jangka Sorong

Untuk mengukur diameter kalorimeter.

2.2.2 Prosedur Percobaan

1. Menimbang kalori meter tembaga dalam keadaan kering.

2. Mengukur diameter luar kalori meter.

3. Memasukan air ke kalori meter sebanyak 20 ml.

4. Menimbang kembali kalorimeter setelah dimasukan air ke dalamnya.

5. Memasang kalori meter pada engkol yang tersedia.

6. Memasang pita nilon pada pegas yang telah dikaitkan, lilitkan pita

tersebut 2 lilitan.

7. Memasang beban 5 kg pada ujung pita tembaga bagian bawah.

8. Memasukkan ujung probe termometer kedalam calorimeter.

9. Mencatat suhu pada keadaan awal.

Page 8: Tara Mekanik Panas

10. Memutar kalorimeter dengan perioda yang konstan. Mengusahakan

sistem tersebut selalu mendekati adiabatic.

11. Mencatat kenaikan suhu setiap 20 (dua pulub) putaran. hingga 500

putaran.

12. Melakukan percobaan 3 s/d 11 untuk volume air 40 ml dan 60 ml.

Catatan:

Pada setiap melakukan pengukuran harus disertai dengan ketelitian

alat ukurnya.

Pengukuran dilakukan beberapa kali (dalam hal ini minimal lima

kali).

2.3 Tabel Data

No n2 Lilitan 3 Lilitan

K1 K2 K3 K1 K2 K3

1 20 25,6 30,2 27,8 31,3 22,9 21,6

2 40 25,9 30,7 28,4 31,6 23,3 22,1

3 60 26,3 31,1 29,1 32 23,7 22,7

4 80 26,6 31,6 29,8 32,3 24,1 23,5

5 100 27 32 30,5 32,7 24,5 24,3

6 120 27,4 32,4 31,2 33 24,9 25,1

7 140 27,7 32,8 31,8 33,3 25,3 25,7

8 160 28,1 33,3 32,5 33,7 25,7 26,3

9 180 28,5 33,7 33,2 34 26 26,9

10 200 28,8 34,1 33,8 34,3 26,4 27,4

11 220 29,1 34,5 34,3 34,7 26,7 28

12 240 29,5 34,9 34,9 34,9 26,5 28,5

13 260 29,8 35,3 35,4 35,4 26,7 29

Page 9: Tara Mekanik Panas

14 280 30,2 35,7 36 35,7 27 29,5

15 300 30,5 36,1 36,5 36 27,1 30,1

16 320 30,8 36,5 37 36,3 27,4 30,5

17 340 31,1 36,8 37,5 36,6 27,6 31

18 360 31,5 37,2 38 36,9 27,9 31,4

19 380 31,8 37,5 38,5 37,1 28,2 31,9

20 400 32,1 37,9 39 37,4 28,4 32,4

21 420 32,4 38,3 39,4 37,7 28,7 32,8

22 440 32,7 38,6 39,9 37,9 29 33,3

23 460 33 38,9 40,3 38,2 29,2 33,7

24 480 33,3 39,3 40,7 38,5 29,4 34,5

25 500 33,5 39,6 41,2 38,7 29,7 34,9

Kalorimeter Berat DiameterK1 440 gr 4,740 cmK2 768 gr 4,725 cmK3 220 gr 4,720 cm

2.4 Pengolahan Data

1. Menghitung Tara Mekanik Panas, nilai terbaik dan sesatannya

Page 10: Tara Mekanik Panas

Untuk menghitung tara mekanik panas (e) digunakan rumus :

e=(ma ca + mk ck ) ΔT

n⋅M⋅g⋅π⋅D kal

Ket : K1 = Baja ; K2 = Tembaga ; K3 = Alumunium

Perubahan Suhu

Perubahan Suhu ΔT (oC)2 Lilitan 3 Lilitan

K1 K2 K3 K1 K2 K30,3 0,7 0,4 1,2 0,2 0,30,6 1,2 1 1,5 0,6 0,81 1,6 1,7 1,9 1 1,4

1,3 2,1 2,4 2,2 1,4 2,21,7 2,5 3,1 2,6 1,8 32,1 2,9 3,8 2,9 2,2 3,82,4 3,3 4,4 3,2 2,6 4,42,8 3,8 5,1 3,6 3 53,2 4,2 5,8 3,9 3,3 5,63,5 4,6 6,4 4,2 3,7 6,13,8 5 6,9 4,6 4 6,74,2 5,4 7,5 4,8 3,8 7,24,5 5,8 8 5,3 4 7,74,9 6,2 8,6 5,6 4,3 8,25,2 6,6 9,1 5,9 4,4 8,85,5 7 9,6 6,2 4,7 9,25,8 7,3 10,1 6,5 4,9 9,76,2 7,7 10,6 6,8 5,2 10,16,5 8 11,1 7 5,5 10,66,8 8,4 11,6 7,3 5,7 11,17,1 8,8 12 7,6 6 11,57,4 9,1 12,5 7,8 6,3 127,7 9,4 12,9 8,1 6,5 12,48 9,8 13,3 8,4 6,7 13,2

8,2 10,1 13,8 8,6 7 13,6

Nilai Tara Mekanik Panas

Tara Mekanik Panas “e (kal/J)”

Page 11: Tara Mekanik Panas

No n2 Lilitan 3 Lilitan

K1 K2 K3 K1 K2 K3

1 20 0,096833 0,340165 0,130264 20,60116 0,340165 0,0976982 40 0,096833 0,29157 0,16283 12,87573 0,29157 0,1302643 60 0,107592 0,259173 0,18454 10,87284 0,259173 0,1519744 80 0,104902 0,255124 0,195396 9,4422 0,255124 0,1791135 100 0,109744 0,242975 0,201909 8,927171 0,242975 0,1953966 120 0,112972 0,234876 0,206251 8,297691 0,234876 0,2062517 140 0,110666 0,229091 0,2047 7,848063 0,229091 0,20478 160 0,112972 0,230826 0,207608 7,725437 0,230826 0,2035379 180 0,114765 0,226777 0,209869 7,439309 0,226777 0,20263210 200 0,112972 0,223537 0,208422 7,210408 0,223537 0,19865211 220 0,111505 0,220886 0,204277 7,179194 0,220886 0,19835612 240 0,112972 0,218677 0,203537 6,867055 0,218677 0,19539613 260 0,11173 0,216808 0,200406 6,999114 0,216808 0,1928914 280 0,112972 0,215206 0,200048 6,867055 0,215206 0,19074315 300 0,111896 0,213818 0,197567 6,752604 0,213818 0,19105316 320 0,110955 0,212603 0,195396 6,652459 0,212603 0,18725417 340 0,110124 0,208673 0,19348 6,564097 0,208673 0,18581718 360 0,111179 0,207879 0,191777 6,485552 0,207879 0,18273119 380 0,110424 0,20461 0,190254 6,324919 0,20461 0,18168420 400 0,109744 0,204099 0,188882 6,266188 0,204099 0,18074121 420 0,109129 0,203636 0,186091 6,21305 0,203636 0,17833722 440 0,10857 0,201007 0,185034 6,086708 0,201007 0,17763223 460 0,10806 0,198606 0,182652 6,045994 0,198606 0,17557324 480 0,107592 0,19843 0,18047 6,008673 0,19843 0,17911325 500 0,105871 0,196324 0,179764 5,905667 0,196324 0,177159

Menghitung Tara mekanik panas rata-rata (e ) dan sesatannya (Δe )

dengan standar deviasi (kal/J)

Untuk menghitung tara mekanik panas rata-rata (e ) dan sesatannya (Δe )

menggunakan rumus :

e=∑ e

N

2 Lilitan 3 LilitanK1 K2 K3 K1 K2 K3

Sesata

n Δe 0,00

40,03251

80,01702

3,106379

0,032518

0,024166

Δe=√∑ ei2−N (e )2

N−1

Page 12: Tara Mekanik Panas

Rata2 e

0,109

0,226215

0,191657

7,938333

0,226215

0,181788

2 Lilitan :

K1 => e ± Δe = 0,109 ± 0,004 kal/J

K2 => e ± Δe = 0,226215 ± 0,032518 kal/J

K3 => e ± Δe = 0,191657 ± 0,01702 kal/J

3 Lilitan :

K1 => e ± Δe = 7,938333 ± 3,106379 kal/J

K2 => e ± Δe = 0,226215 ± 0,032518 kal/J

K3 => e ± Δe = 0,181788 ± 0,024166 kal/J

Menghitung Tara mekanik panas grafik

Dari perumusan tara mekanik panas :

e . M . g . π . Dkal . n = (ma .ca+mkal . c t ) ΔT

n ≈ ΔT

Dengan metoda kuadrat terkecil atau least square maka persamaan di atas

dirubah menjadi :

ΔT =e . M . g. π . D kal

(ma .ca+mkal .c t )n

Y = mt X + nt

ΔT = mt n + nt

ΔT sebagai Y dan n sebagai X

dengan menggunakan rumus :

nt=∑ ΔT i∑ n

i2−∑ ni∑ ( ni . ΔT i)

N ∑ ni2−(∑ n i)

2

Page 13: Tara Mekanik Panas

mt=N∑ ( ΔT i .ni )−∑ ΔT i∑ ni

N∑ ni2−(∑ ni )

2

Setelah mendapat harga mt dan nt, maka kita dapat menentukan egrafik dengan

menggunakan rumus :

egrafik= mt (ma . ca+mkal . c t )

M . g . π . Dkal

1) 2 lilitan

K1 :

No. n (X) T ΔT (Y)ΔT . n (XY)

n2 (X2)

1 20 25,6 0,3 6 4002 40 25,9 0,6 24 16003 60 26,3 1 60 36004 80 26,6 1,3 104 64005 100 27 1,7 170 100006 120 27,4 2,1 252 144007 140 27,7 2,4 336 196008 160 28,1 2,8 448 256009 180 28,5 3,2 576 3240010 200 28,8 3,5 700 4000011 220 29,1 3,8 836 4840012 240 29,5 4,2 1008 5760013 260 29,8 4,5 1170 6760014 280 30,2 4,9 1372 7840015 300 30,5 5,2 1560 9000016 320 30,8 5,5 1760 10240017 340 31,1 5,8 1972 11560018 360 31,5 6,2 2232 12960019 380 31,8 6,5 2470 14440020 400 32,1 6,8 2720 16000021 420 32,4 7,1 2982 17640022 440 32,7 7,4 3256 19360023 460 33 7,7 3542 21160024 480 33,3 8 3840 23040025 500 33,5 8,2 4100 250000∑ 6500 743,2 110,7 37496 2210000

Dengan cara yang sama, maka didapat hasil sebagai berikut :

Baja

Page 14: Tara Mekanik Panas

2 lilitan

Persamaan grafik : y = 0,016x + 25,37

egrafik : 0,10329 kal/J

3 lilitan

Persamaan grafik : y = 0,015x + 31,14

egrafik : 0,09683 kal/J

Tembaga

2 lilitan

Persamaan grafik : y = 0,019x + 30,07

egrafik : 0,18466 kal/J

3 lilitan

Persamaan grafik : y = 0,013x + 23,20

egrafik : 0,17586 kal/J

Aluminium

2 lilitan

Persamaan grafik : y = 0,027x + 27,82

egrafik : 0,17586 kal/J

3 lilitan

Persamaan grafik : y = 0,027x + 21,61

egrafik : 0,17586 kal/J

Membuat grafik kenaikan suhu terhadap banyaknya putaran

Baja

Page 15: Tara Mekanik Panas

a. 2 lilitan

0 100 200 300 400 500 6000

10203040

f(x) = 0.0167576923076923 x + 25.371

Series2Linear (Series2)

b. 3 Lilitan

0 100 200 300 400 500 6000

20

40

60

f(x) = 0.0156346153846154 x + 31.143Series2Linear (Series2)

Tembaga

a. 2 lilitan

0 100 200 300 400 500 6000

1020304050

f(x) = 0.0195615384615385 x + 30.074

Series2Linear (Series2)

b. 3 lilitan

0 200 400 6000

10203040

f(x) = 0.0132692307692308 x + 23.202Series2Linear (Series2)

Alumunium

a. 2 Lilitan

Page 16: Tara Mekanik Panas

0 100 200 300 400 500 6000

1020304050

f(x) = 0.0278769230769231 x + 27.82

Series2Linear (Series2)

b. 3 Lilitan

0 100 200 300 400 500 6000

10203040

f(x) = 0.0271884615384615 x + 21.615

Series2Linear (Series2)

Membandingkan harga erumus dan egrafik

Setelah melakukan perhitungan, akan didapat 2 buah harga e yaitu erumus dan

egrafik. Untuk membandingkannya, kita menggunakan rumus :

KSR=|erumus−egrafik

erumus

|×100 % KP=100 %−KSR

MENGHITUNG KSR (%)2 Lilitan 3 Lilitan

K1 K2 K3 K1 K2 K35,5163

418,3

78,24434

398,7801

844,14739

23,26305

4

MENGHITUNG KP (%)2 Lilitan 3 Lilitan

K1 K2 K3 K1 K2 K394,483

781,6

391,7556

61,21981

655,85260

896,7369

5

Menghitung banyaknya kalor yang diserap oleh pita nilon (kalori)

Page 17: Tara Mekanik Panas

Untuk menghitung banyaknya kalor yang di serap oleh pita nilon digunakan

rumus:

Q=(4,8×M⋅g⋅π⋅D kal)−[ (mkal Ckal ) ΔT ]

ΔT disini adalah ΔT rata-rata untuk setiap 20 putaran.

Baja

M = 5 kg g = 10 m/s2 π = 3,14

Dkal = 0,0474 m mk = 0,44 kg ckal = 107 kal/ kg oC

2 lilitan

ΔT = 4,428 oC

Q = (4,8 x 5 x 10 x 3,14 x 0,0474) – [(0,44.107)4,428)]

Q = 35,72064 – 208,47024

Q = -172,7 kal.

3 lilitan

ΔT = 5,108 oC

Q = (4,8 x 5 x 10 x 3,14 x 0,0474) – [(0,44 x 107)5,108]

Q = 35,72064 – 240,48464

Q = -204,8 kal

Tembaga

M = 5 kg g = 10 m/s2 π = 3,14

Dkal = 0,04725 m mk = 0,768 kg ckal = 92 kal/ kg oC

2 lilitan

ΔT = 5,66 oC

Q = (4,8 x 5 x 10 x 3,14 x 0,04725) – [(0,768 x 92)5,66]

Page 18: Tara Mekanik Panas

Q = 35,6076 – 399,91296

Q = -364,3 kal

3 lilitan

ΔT = 3,952 oC

Q = (4,8 x 5 x 10 x 0,04725) – [(0,768 x 92)3,952]

Q = 35,6076 – 279,232512

Q = -243,6 kal

Alumunium

M = 5 kg g = 10 m/s2 π = 3,14

Dkal = 0,0472 m mk = 0,22 kg ckal = 215 kal/ kg oC

2 lilitan

ΔT = 7,688 oC

Q = (4,8 x 5 x 10 x 0,0472) – [(0,22 x 215)7,688]

Q = 11,328 – 363,6424

Q = 352,3 kal

3 lilitan

ΔT = 7,384 oC

Q = (4,8 x 5 x 10 x 3,14 x 0,0472) – [(0,22 x 215)7,384]

Q = 11,328 – 349,2632

Q = 337,9 kal

2.5 Analisa

Page 19: Tara Mekanik Panas

Pada percobaan tara mekanik panas ini, kita bisa melihat perubahan energi

mekanik menjadi energi kalor. Energi mekanik di percobaan ini yaitu dari putaran

katrol yang dilakukan, putaran katrol ini menyebabkan gesekan pada pita nilon

dan kalorimeter, sehingga menimbulkan energi kalor, dan menyebabkan panas

pada kalorimeter. Setiap putaran pasti menyebabkan meningkatnya suhu pada

kalorimeter, jadi semakin lama putaran, semakin besar pula suhu yang dihasilkan

dari kalirometer itu.

Selain lamanya putaran, bahan dari kalirometer itu juga mempengaruhi

besarnya suhu. Apabila panas jenis bahan kalorimeter nilainya besar, makan suhu

yang dihasilkan akan semakin cepat naik. Artinya semakin besar panas jenis suatu

benda semakin cepat pula suhu benda tersebut untuk naik. Pada percobaan ini, ada

3 jenis bahan kalorimeter, yaitu yang pertama kalorimeter dari bahan baja, yang

kedua dari bahan tembaga, dan yang ketiga dari bahan alumunium. Kalorimeter

dengan bahan alumunium inilah yang cepat menyerap panas, karena panas jenis

dari alumunium labih besar dibanding baja dan tembaga.

Dalam percobaan ini, energi mekanik dirubah menjadi energi kalor, yaitu dari

putaran katrol yang dilakukan, putaran katrol ini menyebabkan gesekan pada pita

nilon. Pita nilon ini dililitkan pada kalorimeter, dan jumlah lilitan ini juga

mempengaruhi cepatnya penyerapan panas oleh kalorimeter. Semakin besar lilitan

yang digunakan, maka semakin cepat pula kalorimeter itu menyerap panas, tetapi

apabila semakin kecil pita nilon itu dililitkan maka semakin lama pula kalorimeter

itu menyerap panas.

Data yang didapat saat praktikum sesuai dengan teori, yaitu apabila semakin

lama putaran, maka suhu di kalorimeter itu semakin naik. Tetapi perubahan suhu

yang terjadi tidak terlalu besar. Suhu yang paling besar didapat yaitu saat putaran

katrol dengan kalorimeter berbahan alumunium.

KESIMPULAN

Page 20: Tara Mekanik Panas

Pada percobaan ini, dapat disimpulkan, bahwa semakin lama kita

melakukan putaran pada pesawat schurholtz, semakin besar pula suhu yang

dihasilkan. Percobaan ini memperlihatkan perubahan energi mekanik menjadi

energi kalor, perubahan energi ini terjadi pada sistem adiabatik, dikarenakan

sistem nya terisolasi dengan baik atau proses yang terjadi begitu cepat.

Pada sistem ini, energi mekanik dinyatakan dalam joule, sedangkan energi

kalor dinyatakan dalam kalori, sehingga perlu penyetaraan antara kedua energi ini.

Penyetaraan tersebut dinamakan tara mekanik panas, yaitu pembanding dari suatu

kalor yang bekerja dalam tiap satuan usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Tara Mekanik Panas

TIPLER. 1991. Fisika untuk Sains dan Tekhnik. Erlangga : Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Azas_Black