Diagnosis Tumor
-
Upload
anggecintadia -
Category
Documents
-
view
37 -
download
0
description
Transcript of Diagnosis Tumor
Diagnosis Tumor & Neoplasma
Anamnesis
Pada tumor jinak biasanya hanya terdapat tanda/gejala local, sedangkan pada tumor ganas
tergantung pada stadiumnya. Tumor ganas stadium dini biasanya tidak terdapat keluhan,
kalaupun ada biasanya terlokalisir (sama halnya dengan tumor jinak). Sedangkan tumor ganas
stadium lanjut biasanya disertai dengan gejala sistemik ditambah dengan keluhan-keluhan
akibat komplikasinya. Hal-hal yang perlu ditanyakan ketika melakukan anamnesis adalah:
a. Keluhan utama biasanya pasien datang karena ada benjolan pada
bagian tertentu di tubuhnya
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak kapan muncul benjolan (onset)
Di mana letak benjolannya (lokasi)
Nyeri atau tidak
Gejala sistemik yang menyertai (demam, malaise, mual, muntah, sesak,
nyeri kepala, dll)
c. Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami sakit yang sama atau tidak
Pernah mengalami penyakit kronis yang mungkin bisa menyebabkan
terjadinya kanker (misal: sirosis hepatis bisa menyebabkan hepatoma)
d. Riwayat pengobatan
Pernah dioperasi, dikemoterapi ataupun radioterapi
a. Riwayat penyakit keluarga
Ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit yang sama atau tidak
PEMERIKSAAN FISIK
a. Inspeksi : - keadaan umum penderita (kakeksia atau tidak)
- ada ulkus atau tidak di daerah yang terdapat benjolan
- ada tanda-tanda radang di daerah yang terdapat benjolan
- ada retraksi atau tidak
b. Palpasi : - Site (lokasi)
- Size (ukuran)
- Marginal (batas jelas atau tidak, ada kapsul atau tidak)
- Multiplicity (jumlahnya tunggal atau banyak)
- Mobility (bisa digerakkan atau tidak)
- Consistency (konsistensi padat, lunak, atau kenyal)
- Tenderness (nyeri tekan atau tidak)
- Infiltration (infiltrasi ke jaringan di sekitarnya)
c. Perkusi : - Pekak jika ada massa yang padat
- Redup di thorax, karena ada efusi pleura
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pemeriksaan petanda tumor / tumor marker
Pengertian
Petanda tumor adalah (tumor marker) adalah sejenis zat yang terdapat
dalam cairan tubuh, ekskreta atau jaringan kanker pasien tumor, dihasilkan
oleh tumor atau sel hospes tumor akibat stimulasi tumor, yang dapat
mencerminkan keberadaan tumor, memantau hasil terapi terhadap tumor,
dapat menjadi situs target terapi tumor
Asal petanda tumor
Produk metabolisme tumor
Produk gen dari sel berdiferensiasi kacau
Zat degradasi nekrosis sel tumor
Onkogen, gen supresor tumor dan produknya
Produk reaksi hospes
Pemeriksaan petanda tumor yang umum dan makna klinisnya
Antigen tumor
Antigen spesifik
Pada tumor manusia tertentu, penelitian antigen spesifik telah
membuahkan historis. Misalnya onkogen dan gen supresor tumor yang
bermutasi dengan produknya protein p21, p53, antigen spesifik tumor
kode virus tertentu, seperti antigen tax yang dikode oleh virus HTLV-1;
antigen melanoma dari kode gen MAGE yang pada sel normal tidak
berekspresi, di dalam sel tumor baru teraktivasi; reseptor faktor
pertumbuhan variasi tertentu. Kekhasan ketiga jenis antigen ini adalah :
hanya berekspresi dalam jaringan tumor, dapat dimiliki oleh berbagi jenis
tumor berbeda. Karena sebagian daripada mereka dapat dikenali oleh sel
limfosit T dengan pola antigen spesifiki dengan MHC tertentu, maka
antigen jenis itu mendapat perhatian khusus dalam terapi biologis
terhadap tumor.
Antigen terkait tumor
Kekhususan antigen ini adalah tubuh tidak bereaksi imun
terhadapnya, tetapi dengan metode khusus dapat diproduksi antibodi
monoklonal, atau poliklonal, dengan metode imunologik dapat dideteksi
secara kuantitatif adanya antigen ini di dalam serum pasien atau sel
tumornya. Tinggi rendahnya kadar mereka dalam darah terkait dengan
kuantitas sel ganas. Antigen terkait tumor yang sering ditemukan
adalah :
Alfa-fetoprotein (AFP)
Gikoprotein ini mulai muncul pada usia embrio umur 6 minggu, pada
neonatus usia 1 minggu lebih AFP menghilang. Pada darah orang dewasa
kandungannya sangat rendah, nyaris tak terdeteksi. Pada orang normal
kadar AFP 10-30 ng/ml, AFP ≥ 400ng/ml rujukan diagnosis hepatoma
Makna klinis:
Dengan AFP mendiagnosis hepatoma primer. Kebanyakan pasien dengan
AFP > 300ng/ml bertahan 4-8 minggu tidak dapat menyingkirkan
hepatoma, kadar rendah (50-200 ng/ml) bertahan (> 2 bulan) positif
harus dipandang sebagai risiko tinggi hepatoma
Untuk memonitor hasil terapi dan penentuan prognosis. Pada hepatoma
primer pasca eksisi bila sebelum operasi tidak ada metastasis, eksisi
tuntas, AFP darah dalam 2-4 minggu dapat turun hingga kadar normal
(<50 ng/ml), jika kadar tidak turun atau naik setelah turun, petanda
terdapat hepatoma difus atau rekurensi
Antigen karsinoembrionik (CEA)
CEA adalah antigen glikoprotein yang terdapat terutama pada kanker
kolorektal dan sel mukosa embrio. Nilai rujukan normal dlm serum , 5
ng/ml
Makna klinis :
Untuk diagnosis tumor ganas. menurut statistik angka positis pada
kankaer pankreas stadium sedang hingga lanjut 88-91%, kanker paru
76%, kanker kolon 73%, kanker mamae, kanker ovarium 73%, kanker
vesika urinaria, serviks uteri, endometrium dll.
Untuk penentuan prognosis. Pasien dengan kadar CEA pra-operasi normal
memiliki angka kuratif operasi tinggi, pasca operasi tidak mudah relaps,
sedang bila sudah terjadi metastasis dn invasi ke dinding vaskular,
sistem limfatik dan perineural, prognosisnya relatif buruk
Antigen CA15-3
Antigen ini terkait dengan kanker mamae. Makna klinis: sensivitasnya
untuk kanker mamae stadium sedang dan lanjut adalah 80-87%. Batas
atas kadar serum pada perempuan sehat adalah 30 U/ml
Antigen CA125
Ini termasuk antigen terkait kanker ovari. Makna klinis: peninggian
kadar serum CA125 ditemukan pada kanker epitel ovari dan
adenokarsinoma pankreas, yang pertama angka positifnya 80%. Kadar
dalam serum normalnya <35 U/ml
Antigen CA 19-9
Ini termasuk antigen terkait karsinoma pankreas. Kadar dalam serum
orang sehat < 37 U/ml. Makna klinis: untuk deteksi kanker pankreas.
sensivitas 80%, spesifitas 90%. Pada kanker saluran gastrointestinal,
hepatoma, tumor musinosa ovari, adenokarsinoma serviks uteri, kadar
CA19-9 juga cukup meningkat cukup jelas. Terutama dipakai untuk
memanyau hasil terapi, biasanya 1 minggu pascaoperasi CA19-9 dapat
turun menjadi normal, bila menetap tidak turun atau setelah turun
kembali naik pertanda lesi residif atau rekuren
Antigen spesifik prostat (PSA)
Ia hanya berekspresi pada sel epitel duktus prostat. Batas atas nilai
PSA serum normal < 2,6 ng/ml, pada kanker prostat > 4,8 ng/ml, pada
hipertropi prostat jinak nilai pertengahan yaitu sekitar 3,4 ng/ml. Makna
klinis: PSA adalah petanda spesifik untuk kanker prostat, terutama
dipakai untuk diagnosis dan disgnosis banding kanker prostat.
Pengukurannya memiliki sensivitas 70% untuk kanker prostat
intrakapsular, 100% unutuk kanker metastatik
Antigen polipeptida jaringan (TPA)
Termasuk zat petanda replikasi tumor. Batas atas nilai serum orang
normal 130 U/L. Makna klinis: Peninggian kadar TPA serum pada
umumnya terjadi pada karsinoma pankreas, karsinoma vesika urinaria,
tumor saluran GI tract, karsinoma prostat dan karsinoma ovari. Bila TPA
praoperasi sangat tinggi pertanda prognosis buruk, bila setelah turun
pascaterapi kemudian naik lagi pertanda rekurensi. Bersama-sama CEA
dipakai untuk membedakan penyakit mamae dan karsinoma mamae
Segmen 19 protein sitokeratin (CyFRA21-1)
Ambang batas dalam serum orang normal adalah 3,3 ug/L. Makna
klinis: kandungannya petanda paling tinggi pada serum pasien kanker
paru, diantaranya kepekaan tertinggi terhadap karsinoma sel skuamosa
paru
Antigen terkait karsinoma sel skuamosa (SCCAg)
Batas atas dalam serum orang sehat adalah 1,5 ug/L. Makna klinis:
terutama untuk mndeteksi kadar serum pasien karsinoma sel skuamosa,
pada pasien karsinoma sel skuamosa paru kadar SCCAg sangat tinggi
Golongan enzim
Enolase spesifik neuron (NSE)
Adalah enzim yang spesifik dimilki sel neuron dan sel neuroendokrin. Ia
mengalami everekspresi pada karsinoma sel kecil paru. Dalam serum
orang normal kadarnya 13 ng/ml.
Makna klinis:
Kadar NSE serum berkaitan erat dengan progresi klinis kanker sel kecil
paru, terutama dugunakan untuk monitor efek terapi dan peringatan dini
relaps kanker sel kecil paru.
Untuk penentuan prognosis kanker sel kecil paru
Dapat menjadi diagnosis dan diagnosis banding, monitor efek terapi,
peringatan dini residif dan penilainan prognosis neuroblastoma
Dapat menjadi petanda tumor seminoma
Alkali fosfatase (ALP)
Pengukuran aktivitas total ALP serum pada penyakit hati dan tulang
rangka memiliki nilai klinis yang pasti. ALP sering naik mencolok
mencapai 4-10 kali normal. 90% lebih pasien seminoma aktif
menunjukkan ALP plasental naik. Kadar ALP serum orang sehat bervariasi
menurut usia, jenis jelamin dan metode pemeriksaannya.
Golongan hormon
Zat petanda tumor golongan hormon ada 2:
Oversekresi hormon eutopik
Akibat karsinoma kelenjar endokrin. Sebelum ditemukannnya tumor,
kadar hormon terkait serum sudah dpat meninggi menimbulkan
hiperaktif fungsi organ tertentu. setelah tumor dieksisi atau diterapi
maka kadar hormon menurun, kondisi hiperaktif juga dapat berkurang
atau hilang.
Oversekresi hormon ektopik
Adalah hormon atau zat mirip hormon yang dihasilkan kanker dalam
jaringan non-endokrin. Satu jenis tumor dapat menghasilkan banyak jenis
hormon. Contoh : β-HCG
Zat biokimia lainnya
VMA (asam vanilmandelat)
Adalah metabolit dari ketekolamin, kuantitas ekskresinya dalam urin
secara umum dapat mencerminkan kadar katekolamin dalam tubuh.
Kadar normal berkisar 2-8 mg/24 jan. Peninggian kadar VMA uri terutama
ditemukan pada pasien tumor sel kromafin , pasien ganglioneuroma dan
neuroblastoma
Protein M serum (imunoglobulin monoklonal)
Adalah suatu immunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma ganas.
Dengan pemanasan urin timbul presipitat kemudian larut kembali dapat
menunjukkan protein Bence-Jones. Secara klinis pemeriksaan protein M
serum atau protein Bence-Jones urin untuk mendiagnosis banding
mieloma multipel
Golongan respons hospes/penjamu
Pemeriksaan asam sialat serum
Asam ini tersebar luas dalam jaringan dan cairan tubuh makhluk hidup.
Metabolisme asam sialat tumor dapat berubah, akibat daya inhibisi
kontak antar sel tumor menurun sehingga memudahkan metastasis dan
infiltrasi kaaker. Pada [asien kanker mamae, prostat, ovari, paru dan
limfoma dan epitelioma stadium sedang lanjut, kadar asam sialat total
serum (TSA) meningkat tajam
Antibodi terhadap antigen terkait virus EB (Epstein-Barr)
Virus EB adalah kausa monoklonal infeksiosa, virus tersebut juga
terkait erat dengan limfoma Burkitt dan karsinoma nasofaring
Makna klinis:
Diagnosis dengan pemeriksaan IRA dipakai dalam diagnosis kanker
nasofaring, sensivitas maupun spesifitasnya relatif tinggi
Pemantauan kelompok risiko tinggi di daerah endemik kanker nasofaring
Monitor efek terapi
Onkogen, gen supresor tumor dan produknya
Pertumbuhan dan replikasi sel normal diregulasi oleh 2 golongan gen,
satu golongan mengkode sinyal regulasi positif, memacu pertumbuhan
dan replikasi sel, dan menghambat diferensiasi final sel, protoonkogen
memilki efek demikian. Golongan kedua mengkode sinyal regulasi
negatif, menyebabkan maturasi, diferensiasi atau apoptosis sel, efek
demikian dimilki gen supresor tumor dan gen apoptosis. Dalam kondisi
normal fungsi kedua golongan gen itu berada dsalam keseimbanagn
dinamis. Bilakedua jenis sinyal itu salah satunya hiperaktif atau hipoaktif
maka sel akan tumbuh tak terkendali dan berubah ganas. Dengan
demikian , onkogen, gen supresor tumor retinoblastoma (Rb) dan gen
supresot tumor p53 pada berbagai jenis kanker termasuk dalam petanda
kanker.
Pemeriksaan Laboratorium
Tujuan: untuk mengetahui keadaan umum pasien dan persiapan terapi.
Biasanya yang dipakai : darah lengkap, urin lengkap, elektrolit serum, protein serum
dll
LABORATORIUM RUTIN
Rutin: DL, HD
Kimia klinik
Fungsi hemostasis
Protein serum
Fosfatase alkali
Elektrolit
Sutol = leukemi, metastase
CEA (carcino embryonic antigen) = Ca colorectal
Alfa Feto Protein (AFP) = Ca hati
HCG = Chorio Ca
Estrogen dan progerteron reseptor = Ca mamme
Pemeriksaan Laboratorium terutama terdiri atas 3 Pemeriksaan Rutin :
Hematologi
Urinalisis
Feses
Misalnya lekositosis dan di dalam darah tepi ditemukan sel lekosit muda,
harus dipikirkan Leukimia. Tumor saluran kemih, dalam urin sering
ditemukan eritrosit. Pasien mieloma dalam urinnya kadang terdapat protein
Bence Jones. Tes kehamilan urin merupakan dasar diagnosis utama
trofoblastoma. Dalam sedimen sentrifugasi urin dapat ditemukan sel ganas
saluran kemih. Dalam feses terdapat musin dan eritrosit harus dipikirkan
kanker rektum.
Uji darah samar positifdalam jangka panjang menunjukkan kemungkinan
perdarahan dari kanker gastrointestinal. Laju endap darah, alkali fosfatase,
laktat dehidrogenase dan lain-lain parameter telah masuk dalam
pemeriksaan rutin pasien tumor.
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Berdasarkan riwayat penyakit pasien dan hasil pemeriksaan fisik, secara
terarah ditentukan pemeriksaan parameter tertentu.
Pemeriksaan Pencitraan
Radiologi
Tanpa kontras
Dengan kontras
Radioisotope scanning
CT-Scan
MRI
Ultrasonografi : menggunakan gelombang suara
PET
RII
ECT
Endoskopi
Nasopharinx
Larynx
Bronchus
Mediastinum
GI tract
Ginjal, ureter, buli-buli
Vagina-cervix
Endoskopi klinis dapat menemukan dengan cepat pada organ atau
rongga yang diperiksa, tumor, kanker sangat dini atau polip yang
transformasi ganas. Ini mencakup pemeriksaan esofagus, bronkus,
rongga pleura, abdomen, uterus, vesika urinaria, kolon dan lain-lain.
Endoskopi yang umum dikerjakan adalah esofagoskopi, bronkoskopi,
kolonoskopi, sistoskopi, gastroskopi, laparoskopi, dan lain-lain.
Pemeriksaan Patologik
Pemeriksaan patologi merupakan salah satu metode paling dapat dipercaya dalam diagnosis
tumor dewasa ini.
1. Pemeriksaan Sitologik
Merupakan pemeriksaan jenis sel,bahan2nya dapat diambil dari sel-sel epithel
yang dilepaskan oleh tubuh,atau deangan alat seperyi endoskopi dan kerokan.
Terutama mengumpulkan cairan lambung, sputum, efusi pleura, asites, urin dan
sekret vagina, dilakukan sentrifugasi dan sedimennya dipulas atau langsung dipulas,
dengan pewarnaan khusus dibawah mikroskop dicari sel ganasnya. Metode ini memiliki
keunggulan antara lain sederhana, aman, kurat, cepat dan ekonomis.
Pemeriksaan sitologi ini antara lain:
Pemeriksaan FNAB
Dengan menggunakan jarum halus nomer 23 sel tumor disedot denagn spuit 10cc
lalu dioleskan denagn kaca pemeriksa dan difiksasi dan dicat lalu dilihat denagn
mikroskop
Pemeriksaan histokimia
Setelah specimen dioleskan di kaca pemeriksa lalu kemusian ditetesizat kimia
tertentu atau dicelupkan kedalam zatkimia supaya terjadi reaksinya
Pemeriksaan imunohistokimia
Setelah specimen diolesi kekaca pemeriksa kemudian diolesi monoclonal antibody
untuk memperoleh reaksi imunologi
Hasil pemeriksaanya dinyatakan dalam 5 kelas menurut papanicolau
Kelas 1: terdapat sel-sel normal
Kelas 2: terdapat sel abnormal
Kelas 3: terdapat sel atypis,yang mungkin karena displasi
Kelas 4: terdapat sel yang di curigai ganas
Kelas 5: terdapat sel-sel yang ganas
2. Pemeriksaan Histologik
Untuk memperjelas diagnosis histopatologi, pertama-tama diperlukan jaringan untuk
pemeriksaan. Metode umum yang dilakukan adalah :
a. Biopsi Jepit :
Untuk tumor dikulit atau mukosa, dengan tang biopsi lakukan biopsi jepit didaerah
perbatasan tumor dan dan jaringan normal.
b. Biopsi Insisi
Ditepi tumor dilakukan insisi untuk mengambil spesimen secukupnya, untuk biopsi
kelenjar limfe dituntut mengambil kelenjar limfe dengan kapsul intak.
c. Biopsi Eksisi :
Untuk tumor kecil permukaan, harus dieksisi total tumornya, eksisi harus mencakup
sejumlah jaringan normal disekitarnya.
d. Biopsi Aspirasi Jarum :
Dengan jarum khususdilakukan aspirasi jaringan untuk pemeriksaan histopatologi
atau pulas sitologi. Ini biasanya dikerjakan untik tumor permukaan, kelenjar limfe,
rongga mulut, tiroid, mamae, dan lain-lain.
e. Biopsi Kerok :
Kebanyakan untuk tumor permukaan, fistula, leher rahim dan tempat lainnya. Dengan
kuret dilakukan pengerokan jaringan pada permukaan tumor, untuk pemeriksaan
potongan patologi, juga dapat untuk pemeriksaan sitologi.