Diagnosis Dan Tatalaksana Tumor Intrakranial
-
Upload
putri-nurul-hidayah -
Category
Documents
-
view
37 -
download
1
description
Transcript of Diagnosis Dan Tatalaksana Tumor Intrakranial
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TUMOR INTRAKRANIAL1. PENDAHULUAN
Tumor otak primer terjadi pada sekitar enam kasus per 100.000 populasi per tahun. Lebih sedikit pasien dengan tumor metastatik yang datang kepusat bedah-saraf, walau insidens sebenarnya harus sebanding, bahkan melebihi tumor primer. Sekitar 1 dari tumor otak primer terjadi pada anak-anak usia dibawah 15 tahun.2. LokasiPada dewasa, 80-85 persen terjadi supratentorial. Tumor terbanyak adalah glioma, metastase dan meningioma. Pada anak-anak 60 persen terjadi infratentorial. Medulloblastoma dan astrositoma serebeler adalah pre-dominan.3. PatologiTumor intrakranial sering disebutkan sebagai 'jinak' dan 'ganas', namun istilah ini tidak dapat langsung dibandingkan dengan tumor yang terjadi ekstrakranial: Tumor intrakranial jinak mempunyai efek membinasakan karena ia berkembang didalam rongga tengkorak yang berdinding kaku. Astrositoma jinak bisa menginfiltrasi jaringan otak secara luas hingga mencegah untuk pengangkatan total, atau mengisi daerah neurologis yang kritis yang bahkan mencegah pengangkatan parsial sekalipun.
Tumor intrakranial ganas berarti pertumbuhan yang cepat, diferensiasi yang buruk, selularitas yang bertambah, mitosis, nekrosis dan proliferasi vaskuler. Namun metastasis kedaerah ekstrakranial jarang terjadi.
4. Klasifikasi PatologisTahun 1979, WHO mengajukan dan disetujui secara internasional, klasifikasi tumor intrakranial berdasarkan pada jaringan asal tumornya. Ini mencegah pemakaian istilah 'glioma', yang sebelumnya mencakup astrositoma, oligodendroglioma, ependimoma, dan glioblastoma multiforme. Karena sel asal glioblastoma yang sangat ganas tidak diketahui, ia diklasifikasikan kedalam tumor yang berasal embrionik.
KLASIFIKASI PATOLOGIS Neuroepitelial Astrosit Astrositoma: Adalah tumor otak primer yang paling se-
ring terjadi. Gambaran histologis memungkinkan pemisah-
an kedalam empat tingkat tergantung tingkat keganasan.
Penderajatan ini ketepatannya terbatas dan hanya me-
nunjukkan gambaran contoh biopsi dan tidak selalu mewa-
kili tumor keseluruhan. Jenis paling ganas, astrositoma
anaplastik (derajat IV), terjadi paling sering dan
menginfiltrasi jaringan sekitarnya secara luas. Astro-
sitoma derajat rendah yang lebih jarang terjadi, anta-
ranya jenis pilositik (juvenil) dan fibriler, proto-
plasmik dan gemistositik.
Oligodendrosit Oligodendroglioma: Biasanya tumbuh lambat, tumor berba-
tas tegas. Variannya antara lain bentuk anaplastik (ga-
nas) dan 'campuran' astrositoma oligodendroglioma.
Sel ependimal dan pleksus khoroid Ependimoma: Terjadi dimana saja sepanjang sistema ven-
trikuler dan kanal spinal, namun terutama terjadi pada
ventrikel keempat dan kauda ekuina. Ia menginfiltrasi
jaringan sekitarnya dan mungkin menyebar melalui jalur
CSS. Variannya antara lain jenis anaplastik dan sube-
pendimoma yang berasal dari astrosit subependimal.
Papiloma pleksus khoroid: Tumor yang jarang dan terka-
dang sebagai penyebab hidrosefalus akibat produksi CSS
yang berlebihan. Biasanya jinak namun terkadang dalam
bentuk ganas.
Sel saraf Ganglioglioma/Gangliositoma/Neuroblastoma: Tumor jarang
berisi sel ganglion dan neuron abnormal. Terjadi dalam
berbagai tingkat keganasan.
Sel pineal Pineositoma/Pineoblastoma: Tumor yang sangat jarang.
Yang disebut terakhir kurang berdiferensiasi dengan ba-
ik dan memperlihatkan pertumbuhan yang lebih ganas.
Sel berdiferensiasi buruk dan sel embrionik Glioblastoma multiforme: Tumor sangat ganas. Dengan ti-
dak adanya diferensiasi sel, mencegah identifikasi ja-
ringan asal.
Medulloblastoma: Tumor ganas anak-anak berasal dari
vermis serebeler. Kelompok kecil sel yang terkumpul pa-
dat sering membentuk roset sekeliling akson yang rusak.
Mungkin menyebar melalui jalur CSS.
Mening Meningioma: Berasal dari granulasi arakhnoid, biasanya
sangat dekat dengan sinus venosa namun juga ditemukan
diatas konveksitas hemisferik. Tumor lebih bersifat me-
nekan dari pada menginvasi otak sekitarnya. Ia juga
terjadi pada orbit dan tulang belakang. Kebanyakan ji-
nak (walau cenderung menginvasi tulang berdekatan) na-
mun beberapa mengalami perubahan sarkomatosa. Secara
histologis memperlihatkan whorls jaringan fibrosa serta
sel kumparan. Tampak badan psammoma dan kalsifikasi.
Histologis terdiri jenis sinsitial, transisional, fib-
roblastik, dan angioblastik.
Sarkoma meningeal dan Melanoma meningeal primer: Tumor
yang sangat jarang.
Sel Selubung Saraf Tumor intrakranial sel selubung saraf yang biasanya me-
ngenai saraf akustik, dan terkadang saraf trigeminal.
Neurinoma (sin. shwannoma, neurilemmoma): Tumor tumbuh
lambat, non invasif, terletak erat pada sisi saraf a-
salnya. Histologis terdiri dari Antoni jenis A; kelom-
pok padat sel yang dangkal atau berbentuk lingkaran
('whorl'), berkelompok atau membentuk pallisade, dan
Antoni jenis B; jaringan kelompok sel stelata yang ber-
hubungan secara renggang.
Neurofibroma: Tumor difusa, meluas keseluruh saraf, me-
lalui mana serabut saraf lewat. Tumor ini berhubungan
dengan sindroma von Recklinghausen dan mempunyai kecen-
derungan yang besar menjadi ganas dibanding neurinoma.
Pembuluh Darah Hemangioblastoma: Terjadi didalam parenkhima serebeler
atau cord spinal. 1926, Lindau menguraikan sindroma
yang berkaitan dengan hemangioblastoma serebeler dan a-
tau spinal dengan tumor yang serupa pada retina (penya-
kit von Hippel) serta lesi sistik dipankreas dan gin-
jal.
Sel Germinal
Germinoma: tumor sel sferoid primitif sejenis seminoma
testis.
Teratoma: Tumor mengandung campuran jaringan berdife-
rensiasi baik; dermis,otot,tulang.
Keduanya adalah tumor jarang pada regio pineal (yang
tidak berasal dari sel pineal).
Tumor Karena Gangguan Perkembangan
Kraniofaringioma: Asal dari sisa sel epitel bukal dan
terletak dalam hubungan yang erat dengan tangkai pitui-
tari. Biasanya nonnoduler dengan daerah sistik berisi
cairan kehijauan serta material kholesteatomatosa. Sista epidermoid/dermoid: Tumor sistik jarang, berasal
dari sisa sel yang akan membentuk epidermis/dermis.
Sista koloid: Tumor sistik berasal dari sisa embriolo-
gis pada atap ventrikel ketiga.
Kelenjar Pituitari Anterior
Adenoma pituitari: Tumor jinak, biasanya mengsekresikan
jumlah yang berlebihan dari hormon prolaktin, pertum-
buhan dan adrenokortikotropik.
Adenokarsinoma: Tumor ganas yang terkadang terjadi pada
pituitari.
Ekstensi Lokal Dari Tumor Berdekatan
Khordoma: Tumor jarang, berasal dari sisa sel noto-
khord. Mungkin terjadi dimana saja dari sfenoid hingga
koksiks, namun tersering didaerah basi-oksipital dan
sakrokoksigeal, menginvasi dan menghancurkan tulang se-
kitarnya.
Tumor glomus jugulare (sin. khemodektoma): Tumor vasku-
ler berasal dari jaringan glomus jugulare yang terletak
baik pada bulbus vena jugular internal atau pada mukosa
telinga tengah. Tumor menginvasi tulang petrosa dan bi-
sa meluas kefossa posteior atau leher.
Tumor lokal lainnya: Antara lain khondroma, khondrosar-
koma, dan silindroma.
Limfoma Maligna Primer (sin. mikrogliomatosis): Terben-
tuk sekitar pembuluh darah parenkhimal. Bisa soliter a-
tau multifokal. Sebagian pasien kelainannya mengenai
ekstrakranial; yang mana yang merupakan fokus primer
(intra atau ekstrakranial) tetap belum diketahui.
Tumor metastatik: Bisa berasal dari semua fokus primer,
namun paling sering berasal dari brokhus atau mamma.
KLASIFIKASI MENURUT LOKASI
Hemisfer Serebral
ekstrinsik: meningioma
sista (dermoid, epidermoid, arakhnoid)
intrinsik : astrositoma
glioblastoma
oligodendroglioma
ganglioglioma
limfoma
metastasis
Hipotalamus
astrositoma
Daerah Seller/Supraseller
adenoma pituitari
kraniofaringioma *
meningioma
glioma saraf optik *
sista episermoid/dermoid
Dasar Tengkorak dan Sinus
karsinoma: nasofaringeal / bisa berakibat
sinus, telinga / meningitis karsinomatosa
khordoma
tumor glomus jugulare
osteoma (mukosel)
Sistema ventrikuler
sista koloid
papiloma pleksus khoroid
ependimoma
germinoma
teratoma
meningioma
pineositoma/pineoblastoma
astrositoma
Daerah Pineal
ependimoma
germinoma
teratoma
meningioma
pineositoma/pineoblastoma
astrositoma
Fossa Posterior
ekstrinsik: neurilemmoma (VIII, V)
meningioma
sista epidermoid/dermoid
sista arakhnoid
intrinsik : metastasis
hemangioblastoma
medulloblastoma *
astrositoma * : serebelum
batang otak
* predominan pada anak-anak.
ETIOLOGI
Penyebab dari kebanyakan tumor otak tetap tidak dike-
tahui, namun beberapa tumor, faktor predisposisinya di-
ketahui:
Iradiasi Kranial: Pengamatan jangka panjang setelah ra-
diasi kepala menyeluruh (antaranya untuk tinea kapitis)
memperlihatkan peninggian insidens tumor jinak maupun
ganas; astrositoma, meningioma.
Terapi Immunosupressif: Meninggikan insidens limfoma
dan tumor limforetikuler.
Neurofibromatosis: Berkaitan dengan peninggian insidens
glioma saraf optik serta meningioma.
Sklerosis Tuberosa: berhubungan dengan pembentukan as-
trositoma subependimal.
INSIDENS
Sebagai contoh, tabel berikut diambil dari Adams,
Graham dan Doyle,'82, populasi 2.7 juta, dalam persen:
Supratentorial Dewasa Anak Astrositoma anaplastik 40 7
(termasuk glioblastoma
multiforme)
Meningioma 15 -
Metastasis 12 -
Astrositoma 8 7
Adenoma pituitari 4 -
Kraniofaringioma 1 13
Oligodendroglioma 1 1
Sista koloid Gangguan fungsi