diagnosis keluarga.docx
-
Upload
niissaa-azillah-eunc -
Category
Documents
-
view
48 -
download
2
Transcript of diagnosis keluarga.docx
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian.
Tipologi dari diagnosis keperawatan :
1. Aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
Contoh :
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada balita (anak N) keluarga
Bpk. X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gangguan mobilisasi
- Keterbatasan aktivitas / pergerakan pada lanjut usia (Ibu W) keluarga Bpk. X
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
keterbatasan gerak akibat rematik
- Perubahan peran dalam keluarga Bpk. X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran sebagai suami
2. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang tetapi belum terjadi gangguan. Misalnya : lingkungan rumah
yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang anak yang tidak
adekuat.
Contoh :
- Resiko terjadi konflik pada keluarga Bpk. Z berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
- Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak N) keluarga Bpk. M berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal stimulasi yang tepat bagi perkembangan
balita
- Resiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Q) keluarga Bpk. L berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
3. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Contoh :
- Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu G) keluarga Bpk. J
- Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga Bpk. H
- Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga Bpk. F
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari tugas perawatan
kesehatan keluarga. Khusus untuk diagnosis keperawatan potensial (sejahtera atau wellness) bisa
menggunakan atau tidak menggunakan etiologi.
Analisis Data Keperawatan Keluarga
Kegiatan yang dilakukan :
1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga
2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan, dengan
mempertimbangkan :
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat diatasi
c. Potensi pencegahannya
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
3. Menetapkan diagnosis keperawatan
Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :
1. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari anggota keluarga
b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c. Keadaan gizi anggota keluarga
d. Status imunisasi anggota keluarga
e. Kehamilan dan keluarga berencana (KB)
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :
a. Rumah : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah dibandingkan
dengan jumlah anggota keluarga, dsb
b. Sumber air minum
c. Jamban keluarga
d. Tempat pembuangan air limbah
e. Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb.
3. Karakteristik keluarga :
a. Sifat-sifat keluarga
b. Dinamika dalam keluarga
c. Komunikasi dalam keluarga
d. Interaksi antar anggota keluarga
e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga
f. Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
Perumusan Masalah
Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma, nilai, dan kultur
yang dianut oleh keluarga tersebut.
Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil didasarkan
kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada analisiskonsep, teori, prinsip
dan standart yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisis, sebelum mengambil keputusan
tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Disamping itu, keputusan dapat diambil
setelah perawat dan keluarga, atau antar perawat itu sendiri melakukan diskusi-diskusi untuk
mengambil keputusan dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang ada pada
keluarga.
Dalam menetapkan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, perawat selalu
mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan, serta berbagai alasan dari
ketidamampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
Tipologi Masalah Kesehatan Keluarga
Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga, terdapat 3 kelompok masalah besar, yaitu :
1. Ancaman kesehatan
Merupakan keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk di dalamnya adalah :
a. Penyakit keturunan (asthma bronchiale, DM, dll)
b. Keluarga atau anggota keluarga yang menderita penyakit menular (TBC, GO, Hepatitis,
dll), berikut bahaya penularannya
c. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber
daya keluarga (penghasilan yang kecil untuk mencukupi anggota keluarga yang
besar/banyak)
d. Resiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga (rumah berdekatan dengan jalan, kolam
atau tebing, kebiasaan meletakkan senjata tajam sembarangan, lantai licin, obat-obatan
atau racun yang tidak tersimpan dengan baik, bahaya kebakaran, dll)
e. Kekurangan atau kelebihan gizi pada masing-masing anggota keluarga :
- Makanan kurang dalam hal kualitas maupun kuantitas
- Mengkonsumsi bahan makanan/gizi secara berlebihan
- Kebiasaan makan yang buruk/jelek
f. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress atau tekanan, antara lain :
- Hubungan keluarga yang kurang harmonis
- Hubungan orang tua dan anak tegang
- Hubungan suami – istri yang tegang
- Orangtua yang tidak dewasa
g. Sanitasi lingkungan buruk :
- Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik
- Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat
- Tempat pembuangan tinja yang berdekatan dengan sumber air minum sehingga
mencemari sumber air minum
- Selokan atau tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat
- Tempat-tempat yang memungkinkan berkembang-biaknya serangga dan
binatang2 mengerat
- Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat
- Kebisingan
- Polusi udara/sungai, air, tanah
- Luas rumah tidak mencukupi syarat kesehatan
- Barang-barang pribadi dan peralatan rumah kurang mencukupi
- Hygiene personal kurang
- Cara-cara menyiapkan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
h. Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
i. Riwayat persalinan sulit
j. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya karena salah satu anggota keluarga
meninggal
k. Imunisasi anak tidak lengkap
l. Kebiasaan-kebiasaan buruk :
- Terlalu banyak minum-minuman keras
- Terlalu banyak merokok
- Tidak memakai alas kaki
- Makan ikan/daging mentah
- Minum obat tanpa resep
m. Suasana dalam keluarga yang tidak harmonis :
- Suka mementingkan diri sendiri
- Percekcokan antar anggota keluarga yang belum terselesaikan
- Ketidakcocokan yang cukup berat
2. Kurang/tidak sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk di dalamnya adalah :
a. Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosis
b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan normal
3. Situasi krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri,
termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk di dalamnya adalah :
a. Perkawinan
b. Kehamilan
c. Persalinan
d. Masa nifas
e. Menjadi orang tua
f. Penambahan anggota keluarga
g. Abortus
h. Anak masuk sekolah
i. Anak remaja
j. Kehilangan pekerjaan
k. Kematian anggota keluarga
l. Pindah rumah
m. Kelahiran di luar perkawinan yang sah
Ketidakmampuan Keluarga Dalam Melaksanakan Tugas-tugas Kesehatan dan Keperawatan :
1. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga. Bisa disebabkan
karena :
a. Kurang pengetahuan
b. Rasa takut akan akibat-akibat bila masalah diketahui :
- Sosial : takut dicap oleh masyarakat, berkurang/hilangnya penghargaan
- Ekonomi : beban biaya, kemampuan finansial
- Fisik dan psikologis
c. Sikap dan falsafah hidup
2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat.
Bisa disebabkan karena :
a. Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
b. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
c. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan
kurangnya sumber daya keluarga
d. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
e. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga
f. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
g. Takut dari akibat tindakan, baik secara sosial, ekonomi, maupun secara fisik-
psikologis
h. Sikap negatif (sikap yang membuat keluarga tidak sanggup menggunakan akal untuk
mengambil keputusan) terhadap masalah kesehatan
i. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau, dalam hal fisik (lokasi) dan biaya
j. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
k. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.
3. Ketidakmamapuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Bisa disebabkan karena :
a. Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan
penyakit, gejala dan perawatannya, serta pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
c. Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
d. Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga. Misalnya : keuangan,
anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik (ruangan) untuk perawatan si
sakit.
e. Sikap negatif terhadap yang sakit
f. Konflik individu dalam keluarga
g. Sikap dan pandangan hidup
h. Perilaku yang mementingkan diri sendiri.
4. Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga. Dapat disebabkan oleh :
a. Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab/wewenang,
keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat (isi rumah tidak teratur, berjejal atau
sempit)
b. Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah
c. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
d. Konflik personal dalam keluarga :
- Krisis identitas : ketidaktepatan peranan
- Rasa iri
- Merasa bersalah atau tersiksa
e. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
f. Sikap dan pandangan hidup
g. Ketidakompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan,
acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.
5. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara
kesehatan. Dapat disebabkan karena :
a. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
c. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan
d. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
e. Rasa takut pada akibat dari tindakan (pencegahan, diagnostik, pengobatan dan
rehabilitasi ), dari segi fisik, psikologis, keuangan, maupun sosial (hilangnya perhargaan
dari kawan, orang lain atau lingkungan sekitarnya)
f. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan (jarak atau biaya)
g. Tidak adanya fasilitas yang diperlukan
h. Rasa asing dan tidak adanya dukungan dari masyarakat
i. Sikap dan falsafah hidup.
j. Kurang atau tidak adanya sumber daya keluarga :
- Tenaga : siapa nanti yang akan menjaga anak
- Keuangan : ongkos berobat
Proses dalam menganalisis data untuk menetapkan masalah dalam keluarga hendaknya
melibatkan keluarga, agar dapat menyadari sepenuhnya masalah keluarga yang sedang dihadapi.
Dengan kesadaran akan adanya masalah tersebut, lebih mudah menggerakkan keluarga untuk
mengatasi masalah (kesehatan) dalam keluarganya.
PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Sebagaimana pada asuhan keperawatan individu, asuhan keperawatan pada tingkat
keluarga dinyatakan dalam bentuk rumusan :
1. Problem —– Etiologi —- Sign/Symptom (PES), atau :
2. Problem —– Etiologi (PE)
Penjabarannya adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan masalah (Problem atau P)
Caranya sama seperti pada kasus individu. Kelompokkan data yang relevan, sehingga didapatkan
beberapa kelompok data yang akan dapat digunakan untuk menentukan kesenjangan kesehatan
yang dialami oleh sasaran dengan cara membandingkan gambaran kondisi klien dengan keadaan
normal.
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dapat dipakai sebagai salah satu acuan. Data dapat
dikelompokkan antara lain dalam aspek biologis, atau fisik, psikologis, sosio-kultural dan
spiritual, sehingga klien dapat dipandang secara seutuhnya dari berbagai aspek kehidupan.
Data yang telah dikelompokkan sebelumnya, harus dibandingkan dengan ukuran atau standart
yang disepakati atau yang dinyatakan sebagai ukuran normal. Penyimpangan atau kesenjangan
yang didapatkan dinyatakan sebagai masalah (Problem/P).
Masalah akan dirumuskan sedemikian rupa dan diungkapkan dalam bentuk “Pernyataan” yang
menggambarkan respon klien terhadap masalah kesehatannya, berupa gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Masalah tersebut memungkinkan tenaga keperawatan dapat membantu
penyelesaiannya. Apabila hal tersebut tidak dapat diselesaikan dengan tindakan lanjutan
keperawatannya, maka kemungkinan besar diagnosis keperawatan tersebut belum benar, dan
perlu diteliti kembali perumusannya.
Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun
berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan
dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :
1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
3. Potensi masalah untuk dicegah
4. Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses skoring
menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy
(1998)
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
· Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
· Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
· Jumlahkan skor untuk semua criteria
· Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah ` 1 Actual = 3
Resiko = 2
Potensial = 1
Kemungkinan masalah untuk
dipecahkan
2 Mudah = 2
Sebagian = 1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk
dicegah
1 Tinggi =3
Cukup =2
Rendah = 1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya
masalah =0
2. Menetapkan Etiologi (E atau penyebab masalah)
Untuk menetapkan etiologi, perlu dilakukan analisis guna mencari penyebab terjadinya masalah.
Ketepatan dan keberhasilan menentukan penyebab masalah sangat tergantung pada kemampuan
perawat dalam melakukan analisis masalah yang dilandasi dengan penguasaan ilmu pengetahuan
dasar : biologi, fisiologi, psikologi, sosial budaya serta ilmu keperawatan.
3. Mengenal tanda-tanda atau gejala (Sign & Symptom atau S)
Untuk melengkapi rumusan diagnosis keperawatan, sebaiknya disebutkan tanda-tanda atau
gejala-gejala. Sign & Symptom menggambarkan tanda atau gejala yang ditampilkan sebagai
respon klien terhadap masalah atau akibat yang timbul. Respon klien dapat tampil secara objektif
maupun subjektif. Tanda atau gejala tersebut akan dapat dikenal apabila perawat mampu
melakukan pengamatan secara cermat pada klien yang bersangkutan.