Diagnosis Gizi Kurang

7
Diagnosis Gizi Kurang Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Khairina, 2008). Pengukuran Status Gizi 1) Penilaian Status Gizi Secara Langsung: a)Antropometri Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain (Riyadi H, 2006). Variabel tersebut adalah sebagai berikut: i. Umur Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.

Transcript of Diagnosis Gizi Kurang

Page 1: Diagnosis Gizi Kurang

Diagnosis Gizi Kurang

Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan

gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan.

Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan

individu (Khairina, 2008).

Pengukuran Status Gizi

1) Penilaian Status Gizi Secara Langsung:

a) Antropometri

Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur

dan tingkat gizi. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam

bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain (Riyadi H, 2006). Variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

i. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan

penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil

penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti

bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering

muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1

tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung

dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30

hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam

hari tidak diperhitungkan (Riyadi H, 2006).

ii. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa

jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang

Page 2: Diagnosis Gizi Kurang

mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.

Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut

Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat

pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran

keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu

pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat

menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu

(Riyadi H, 2006).

iii. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari

keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat

keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir

rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk

Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan

menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang

lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada

umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan

dan akibat tidak sehat yang menahun. Berat badan dan tinggi badan adalah salah

satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya

yang berhubungan dengan status gizi (Riyadi H, 2006).

Pengukuran status gizi seseorang juga dapat dilakukan dengan cara

penghitungan Z-Score dengan rumus sebagai berikut (Duggan et al., 2008):

Z−Score=Berat badantimbang−Baku medianStandar deviasi

Keterangan:

a. Jika hasil pengukuran lebih dari baku median, maka digunakan SD di

atas median (SD up)

b. Jika hasil pengukuran kurang dari baku median, maka digunakan SD di

bawah median (SD up)

Penghitungan Z-score dilakukan berdasarkan tabel Z-score, yaitu antara lain

adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2011):

Page 3: Diagnosis Gizi Kurang

Tabel 1. Berat Badan Menurut Panjang Badan Anak Laki-laki dan

Perempuan Usia 0 s.d 24 Bulan Standar WHO 2005(Depkes RI,

2011).

b) Klinis

Pemeriksaan ini dilakukan hanya dengan mengamati langsung gejala-gejala

klinis dari suatu kelainan status gizi (Candra, 2009).

Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal tersebut dapat dilihat pada jaringan

epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat

dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid (Riyadi H, 2006). Pemeriksaan ini

adalah pemeriksaan yang paling sederhana.

c) Biokimia

Page 4: Diagnosis Gizi Kurang

Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang

dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan

antara lain: urine, tinja, darah, beberapa jaringan tubuh lain seperti hati dan otot

(Riyadi H, 2006).

d) Biofisik

Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan status gizi dengan

melihat kemampuan fungsi, khususnya jaringan, dan melihat perubahan struktur

jaringan (Riyadi H, 2006).

e) Pemeriksaan laboratorium dan biokimia

Pemeriksaan ini hanya digunakan pada kasus spesifik atau pada keadaan

stadium preklinis malnutrisi dan bersifat individual. Adapun tes yang dilakukan

adalah tes protein total, vitamin A, vitamin C, vitamin D, Tiamin, Riboflavin, Niasin,

zat besi dan Iodin (Candra, 2009).

f) Pemeriksaan diet

Pemeriksaan ini dilakukan dengan survey diet yang menggambarkan jumlah dan

jenis makanan yang dikonsumsi sehingga dapat diketahui apakah ada zat-zat gizi

tertentu yang kurang (Candra, 2009).

2) Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Dibagi menjadi 3 yaitu:

a) Survey konsumsi makanan

Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat

jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi (Riyadi H, 2006).

b) Statistik vital

Adalah dengan cara menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data

lainnya yang berhubungan dengan gizi (Riyadi H, 2006).

c) Ekologi

Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi merupakan masalah

ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah

makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll

(Riyadi H, 2006).

Page 5: Diagnosis Gizi Kurang

Atibiotik lanjutan

Bakteri berkembang biak dalam siklus yang sangat cepat dan dalam jumlah yang sangat banyak. Ini mengakibatkan mutasi (perubahan genetik) bakteri bisa berlangsung dalam waktu yang relatif sangat cepat juga. Mutasi memungkinkan suatu spesies, dalam hal ini bakteri, untuk beradaptasi dengan linkungannya. Pada saat antibiotik dikonsumsi oleh pasien, bakteri yang ada di dalam tubh terus bermutasi. Selalu ada kemungkinan di dalam mutasi bakteri yang berlangsung di dalam tubuh pasien, muncul bakteri-bakteri dengan struktur genetik yang beradaptasi degan kehadiran antibiotik di dalam tubuh. Pada penggunaan antibiotik yang tidak tuntas, bakteri-bakteri degnan kemampuan untuk beradaptasi yang baru hasil mutasi ni akan terus berkembang biak. Sehingga perlu diberikan antibiotik tambahan di rumah agar mencega resistensi (Tyo, 2010).

Khairina, Desy. 2008. “Pengertian Status Gizi”. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122525-S

%205254-Faktor-faktor-Tinjauan%20literatur.pdf. Diakses tanggal 20 Desember 2013.

Riyadi H. 2006. Prinsip dan Petunjuk Penilaian Status Gizi. Bogor. Jurusan Gizi Masyarakat dan

Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian Bogor.

Depkes RI. 2011. Pedoman Pelayanan Gizi Buruk. Available at:

http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Buku-Pedoman-pelayanan-anakdfr.pdf

(diakses pada tanggal 21 Desember 2013).

Candra, B. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Duggan, C., Vatkins, J.B., & Walker, A. 2008. Ontario: BC Decker Inc.

Tyo. 2010. Antibiotik : Mengapa Harus Dihabiskan ? available at http://farmasi.unpad.ac.id/padi/antibiotik-mengapa-harus-dihabiskan/ diakses pada 22 Maret 2014.