Diagnosa Nanda Dan Nic-Noc Asfiksia

12
Diagnosa Nanda Dan Nic-Noc Pada Bayi Asfiksia” Tugas Ini Disusun Untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah keperawatan Anak II Yang Dibina Oleh :Nurul Aini., S.Kep., Ns., M.Kep Disusun Oleh : H. AHMAD 201010420311107

description

doc

Transcript of Diagnosa Nanda Dan Nic-Noc Asfiksia

Diagnosa Nanda Dan Nic-Noc Pada Bayi AsfiksiaTugas Ini Disusun Untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah keperawatan Anak II Yang Dibina Oleh :Nurul Aini., S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

H. AHMAD201010420311107

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2014/2015

Diagnosa Nanda Pada Bayi Asfiksia1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d materi asing dalam jalan napas.2) Ketidakefektifan pola nafas b.d hipoventilasi/ hiperventilasi.3) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi.4) Gangguan proses keluarga b.d perubahan status kesehatan anggota keluarga.5) Risiko infeksi6) Hipotermi b.d penyakit (asfiksia).

Intervensi Keperawatan (NIC-NOC) Pada Bayi AsfiksiaDiagnosaKeperawatanNOCRasionalNICRasional

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d materi asing dalam jalan napas.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien dapat menunjukkanstatus pernapasan: kepatenan jalan napas yang dibuktikan dengan indikator berikut: Respiratory rate (5) Kedalaman inspirasi (5) Gasping (5) Napas cuping hidung (5) Otot bantu napas (5)Dengan patennya jalan napas, pasien dapat bernapas dengan normal. Jika RR pasien berada dalam rentang normal, maka pasien dalam keadaan normal, dan sebaliknya. Dalamnya usaha napas menandakan sesak napas. Keadaan terengah-engah saat bernapas dapat menandakan pasien susah bernapas. Adanya napas cuping hidung menandakan pasien memiliki masalah pernapasan. Dengan pemberian intervensi keperawatan yang benar, diharapkan status pernapasan pasien dalam keadaan yang adekuat.Respirasi monitoring.Definisi: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat.Tindakan Keperawatan:0. Monitor RR, ritme, kedalaman dan usaha dalam pernapasan.

0. Catat pergerakan dinding dada seperti kesimetrisan, penggunaan otot bantu napas, supraclavicula dan retraksi otot intercostae.0. Catat ada perubahan SaO2, SvO2, tidal CO2, nilai ABG.Airway suctioning.Definisi: menghilangkan sekret di jalan napas dengan memasukkan suction kateter kedalam mulut(oral) atau trakeapasien.Tindakan Keperawatan:1. Informasikan kepada keluarga tentang tindakan suction.2. Tentukan kebutuhan oral atau trakhea suction.3. Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suction.4. Monitor status O2 dan hemodinamik pasien.

5. Catat jenis dan jumlah sekret, dan lakukan uji kultur jika diperlukan.Management asam basa: Asidosis respiratorik.Definisi: dukung keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi sebagai hasil tingginya PCO2 dari yang diharapkan.Tindakan Keperawatan:1. Monitor ABG level yang dapat meningkatkan pH level.2. Monitor indikasi adanya asidosis respiratorik kronis (barrrel chest, penggunaan otot bantu napas) jika diperlukan.3. Pertahankan kebersihan jalan napas.4. Monitor kegiatan pernapasan (RR, denyut jantung, diaporesis, dan otot bantu napas).5. Monitor neurological status.Monitoring pernapasan dapat dilakukan untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas. Dengan memonitoring RR, ritme, kedalaman, dan usaha napas pasien, perawat dapat menentukan intervensi yang tepat untuk menangani pasien. Membantu menilai adanya kelainan pada proses pernapasan.Ekspansi dada terbatas atau tak sama sehubungan dengan akumulasi cairan, edma, dan secret dalam seksi lobus. Konsolidasi paru dan pengisian cairan dapat meningkatkan fremitus. SaO2, SvO2, tidal CO2, dan ABG dalam batas normal menunjukkan status pernapasan pasien dalam keadaan paten/ adekuat.

Dengan melakukan suction pada jalan napas pasien, diharapkan jalan napas menjadi paten untuk mendukung pernapasan pasien. Dengan menginformasikan kepada keluarga tentang tindakan suction yang akan dilakukan kepada pasien, keluarga dapat memahami bahwa tindakan dilakukan untuk menyelamatkan pasien. Menentukan kebutuhan yang akan digunakan dapat menjaga efisiensi dan efektivitas tindakan. Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suction berguna untuk membedakan apakah ada perubahan dalam status pernapasan pasien. Berguna untuk tindakan suction yang akan dilakukan. Uji kulture dilakukan jika dicurigai terjadi infeksi di saluran napas atau organ pernapasan.Dengan adanya keseimbangan asam basa, komplikasi yang buruk dapat dicegah. Jika ditemukan asidosis respiratorik kronis, perawat diharapkan dapat melakukan tindak lanjut yang benar. Kebersihan jalan napas berguna untuk menghindari adanya gangguan pernapasan, sehingga pasien tidak jatuh dalam keadaan asidosis. Jika kegiatan pernapasan pasien dalam keadaan normal, pasien tidak mengalami asidosis/alkalosis. Status neurological yang buruk menandakan pasien dalam keadaan asidosis/alkalosis yang serius.

Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien dapat menunjukkanrespiratory status: ventilasitidak terganggu dibuktikan dengan indikator berikut: Respiratory rate (5)

Kedalaman inspirasi (5)

Bunyi napas tambahan (5)

Penggunaan otot bantu napas (5)Dengan status ventilasi yang baik, kita dapat mengetahui bahwa status pernapasan pasien dalam keadaan normal. Jika ada perubahan RR dalam batas tidak normal, menandakan status respirasi pasien berada dalam kegawatan. Dalamnya usaha napas menandakan sesak napas. Identifikasi adanya bunyi napas tambahan dapat menentukan intervensi yang tepat. Dengan pemberian intervensi keperawatan yang benar, diharapkan status pernapasan pasien dalam keadaan yang adekuat.Respirasi monitoring.Definisi: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat.

Tindakan Keperawatan:1. Monitor RR, ritme, kedalaman dan usaha dalam pernapasan.2. Catat pergerakan dinding dada seperti kesimetrisan, penggunaan otot bantu napas, supraclavicula dan retraksi otot intercostae.3. Catat ada perubahan SaO2, SvO2, tidal CO2, nilai ABG.

Terapi OksigenDefinisi: Pemberian oksigen dan monitoring efektifitasnya.Tindakan Keperawatan:1. Membersihkan oral, nasal, dan trakhea jika diperlukan.2. Pertahankan kepatenan jalan napas.

3. Monitor liter aliran oksigen.4. Monitor efktifitas terapi oksigen (pulse oxymetri, ABG) jika diperlukan.Monitoring pernapasan dapat dilakukan untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas. Dengan memoitoring RR, ritme, kedalaman, dan usaha napas pasien, perawat dapat menentukan intervensi yang tepat untuk menangani pasien.Membantu menilai adanya kelainan pada proses pernapasan. SaO2, SvO2, tidal CO2, dan ABG dalam batas normal menunjukkan status pernapasan pasien dalam keadaan paten/ adekuat.

Dengan pemberian oksigen diharapkan dapat membantu pernapasan pasien. Kebersihan oral dan nasal dapat meningkatkan kepatenan jalan napas. Kepatenan jalan napas dapat membantu pasien mudah dalam bernapas. Jumlah aliran oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Efektivitas terapi dapat dibuktikan dengan pulse oxymetri dan ABG dalam keadaan normal.