Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

download Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

of 8

Transcript of Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

  • 8/19/2019 Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

    1/8

    Kadar glukosa darah yang tinggi dalam jangka panjang pada penderita diabetes memicu

    terjadinya proses glikasi lipid dan protein yang mengakibatkan peningkatan AGE ( advanced 

     glycation end-product ). AGE diproduksi melalui reaksi Maillard yang ditandai dengan adanya

    asam amino teralkilasi, residu fluoresens, dan ikatan silang (cross linkage) intra maupun

    intermolekul.

    AGE memegang peran yang cukup signifikan dalam proses terjadinya berbagai

    komplikasi pada diabetes, baik AGE yang berada di jaringan (intraseluler) maupun di sirkulasi

     plasma darah (ekstraseluler). nteraksi antara AGE dalam sirkulasi dengan !AGE (receptor for 

    advanced glycation end product ) akan meningkatkan produksi !"# (reactive oxygen species)

    intraseluler dan up-regulation faktor transkripsi $%&' dan produknya, yakni endothelin-1,

    vascular cell adhesion molecule-1 (*AM&+) , intercellular adhesion molecule-1 (*AM&+) , E-

     selectin, tissue factor, thrombomodulin, vascular endothelial growth factor (EG%), sitokin proinfl amasi (interleukin)&+-, &, tumor necrosis factor-α, dan !AGE. !"# juga

    menginisiasi proses peroksidasi lipid yang ditandai dengan peningkatan M/A

    (malondialdehyde), penurunan akti0itas $" (nitric oxide) in vitro maupun in vivo, atau

    meningkatkan regulasi (up-regulation) i$"# (inducible nitric oxide synthase) dan menurunkan

    regulasi (downregulation) e$"# (endothelial nitric oxide synthase). #emuanya merupakan

    faktor yang memicu terjadinya proses komplikasi 0askuler pada diabetes melitus.#ecara garis besar, peranan AGE dalam perkembangan diabetes meliputi +) pembentukan

    ikatan silang dengan molekul membran basal matriks ekstraseluler, yang mengubah struktur 

    seluler1 kebanyakan mekanisme ini diperankan oleh AGE intraseluler1 2) nteraksi antara AGE

    dengan !AGE pada permukaan sel yang mengaktifkan fungsi seluler patologis, kebanyakan

    diaktifkan oleh AGE dalam sirkulasi.

    AGE intraseluler merupakan salah satu faktor penting pada hemostasis 0askuler.

    3embentukan AGE pada protein intraseluler relatif lebih lambat pada glukosa dan lebih cepat

    dengan fruktosa, gliseraldehid&4&fosfat, glukosa&&fosfat intraseluler, terbentuk secara signifikan

     pada sel endotel setelah satu minggu pada kondisi hiperglikemik.

    #ecara intraseluler,  fibroblast growth factor merupakan salah satu protein yang juga

    terglikasi. Modifi kasi AGE terhadap  fibroblast growth factor mengakibatkan penurunan

    akti0itas mitogenik sitosol sel endotel hingga 567. 3embentukan AGE pada matriks

    ekstraseluler terjadi pada protein secara lambat. Akumulasi AGE pada protein di E*M akan

    mengakibatkan terjadinya ikatan silang yang juga memerangkap makromolekul lain di

  • 8/19/2019 Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

    2/8

    sekitarnya. AGE mampu mengubah struktur dan sifat kolagen matriks protein, 0itronektin, dan

    laminin melalui ko0alen AGE&AGE intermolekul atau ikatan silang. katan silang AGE pada

    kolagen tipe dan elastin meningkatkan kekakuan 0askulatur.

    Glikasi mengakibatkan peningkatan sintesis kolagen tipe , , , , laminin, dan

    fibronektin pada E*M yang dipicu melalui up-regulation transforming growth factor- 

    intermediate! AGE mengganggu ikatan antara noncollagenous domain ($*&+) dengan helix rich

    domain  pada kolagen tipe membran basal, yang akhirnya menginhibisi struktur matriks.

    Glikasi laminin, kolagen tipe dan yang merupakan molekul kunci pada membran basalis

    mengakibatkan inhibisi adhesi pada sel endotel untuk kedua matriks glikoprotein. 3enelitian

    menunjukkan bah8a produksi AGE menurunkan kemampuan pembentukan ikatan antara

    kolagen dan heparin dengan molekul matriks 0itronektin. #elain protein, AGE mampu

    mengakibatkan glikasi pada lipid1 pada sampel / penderita diabetes, ditemukan lipid&terglikasi&/.

    AGE dalam sirkulasi dapat berinteraksi dengan !AGE sehingga meningkatkan produksi

    !"# intraseluler, menurunkan ekspresi e$"# dan upregulasi faktor transkripsi $%&'. !"#

    mengakibatkan pengurangan atom hidrogen 39%A (poly-unsaturated fatty acid) dan menginisiasi

     proses peroksidasi lipid. 3roses lipid ini berperan penting dalam pembentukan o:/ yang

     penting pada patogenesis aterosklerosis, ditandai dengan peningkatan M/A,46 sedangkan

     peningkatan transkripsi $%&' akibat interaksi AGE dengan !AGE yang meningkatkan

     signaling  $A/(3); "ksidase, 32, p42 dan !ac. Akti0asi $%&' akan

    meningkatkan ekspresi endotelin&+, vascular cell adhesion molecule-1 (*AM&+), intercellular 

    adhesion molecule-1 (*AM&+), E&selektin, tissue factor, trombomodulin, vascular endothelial 

     growth factor (EG%), sitokin proinflamasi &+-, &, tumor necrosis factor-α, dan !AGE.+,>

    nhibisi !AGE dengan anti&!AGE gG atau  soluble !AGE sebagai ligan ekstraseluler akan

    menginhibisi akti0asi $%&'.nteraksi AGE dengan !AGE pada diabetes melitus juga dapat meningkatkan !"# yang

    merusak endotel. 3ada diabetes, terjadi hiperglikemia persisten yang meningkatkan produksi

    radikal bebas atau reactive oxygen species (!"#) di semua jaringan akibat autooksidasi glukosa,

    glikosilasi protein, jalur poliol (sorbitol), akti0asi MA3K, dan akti0asi protein kinase *.42

    3roses pembentukan !"# dikenal dengan stres oksidatif, meningkat seiring dengan

     peningakatan peroksidasi lipid dan oksidasi protein, baik pada diabetes tipe + maupun 2.

  • 8/19/2019 Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

    3/8

    !"# mengakibatkan penurunan akti0itas $" in vitro maupun in vivo, atau menyebabkan

    terjadinya peningkatan regulasi (up-regulation) i$"# dan penurunan regulasi (downregulation)

    e$"#, hal ini akan mengakibatkan penurunan bioa0aibilitas $", disebut sebagai disfungsi

    endotel. Kerusakan sel endotel inilah yang menyebabkan penurunan kadar e$"# sehingga

     bioa0ailabilitas $" pun berkurang. /isfungsi endotel pada diabetes melitus terjadi melalui dua

    cara, yaitu peningkatan sintesis endotelin dan?atau gangguan jalur &arginin&$". 3ada diabetes

    melitus, juga akan terjadi peningkatan advanced glycation end product yang akan

    menghilangkan akti0itas $" in vitro maupun in vivo, atau menyebabkan terjadinya peningkatan

    regulasi (up-regulation) i$"# dan penurunan regulasi (down-regulation) e$"#.  #alah satu hipotesa menyatakan bah8a respon sitokin yang diperantarai oleh AGE

    (Ad0ance Glycation End products) dapat diperhebat oleh sintesa dan sekresi sitokin yang

    diperantarai oleh infeksi periodontal, dan begitu juga sebaliknya.#el&sel pada endotelial, otot polos, neuron dan monosit mempunyai sisi pengikat (binding

    site) AGE pada permukaannya, yang diberi nama reseptor AGE (!AGE). =erikatnya AGE ke sel&

    sel endotelial menyebabkan terjadinya lesi 0askular, trombosis dan 0asokonsriksi pada diabetes.

    AGE yang terikat ke monosit akan meningkatkan kemotaksis dan akti0asi monosit yang disertai

     peningkatan jumlah sitokin proinflamatori yang dilepas, seperti =$%&-, &+, dan &. katan

    AGE dengan !AGE pada fibroblas menyebabkan terganggunya remodeling jaringan ikat,

    sedangkan ikatan AGE dengan kolagen menyebabkan penurunan solubilitas dan laju

     pembaharuan kolagen. uruknya kontrol gula darah dan meningkatnya pembentukan AGE

    menginduksi stress oksidan pada gingi0al sehingga memperkuat kerusakan jaringan

     periodontal.2 /i samping itu, dengan adanya peningkatan kadar sel radang dalam cairan saku

    gusi, menyebabkan jaringan periodontal lebih mudah terinfeksi dan menyebabkan kerusakan

    tulang.

    #elain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya

     pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. ambatnya

    aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan

     periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. @adi, infeksi bakteri pada

     penderita diabetes lebih berat.

    3erubahan&perubahan yang dikemukakan di atas secara klinis mempengaruhi kondisi

     periodonsium penderita diabetes. /iabetes yang tidak terkontrol atau kurang baik kontrolnya

    disertai oleh peningkatan kerentanan terhadap infeksi, termasuk periodontitis kronis.

  • 8/19/2019 Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

    4/8

    3eriodontitis kronis lebih sering terjadi dan lebih parah pada indi0idu diabetik yang disertai

    komplikasi sistemik yang lebih parah.3ada penderita diabetes mellitus, dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah dan

    cairan gingi0al berarti juga merubah lingkungan mikroflora, menginduksi perubahan bakteri

    secara kualitatif. #ehingga perubahan tersebut mengarah pada penyakit periodontal yang berat,

    dan dapat teramati pada penderita diabetes melitus dengan kontrol buruk. erkaitan dengan

     jaringan periodontal, hiperglikemia kronik penderita diabetes melitus akan meningkatkan

    akti0itas kolagenase, dan menurunkan sintesis kolagen. Enim kolagenase menguraikan kolagen,

    sehingga ligament periodontal rusak, dan gigi menjadi goyah. @aringan periodontal akan menjadi

    kuat kembali apabila diabetes melitus diobati dengan baik, serta gigi goyah pada pasien diabetes

    melitus jangan buru&buru dicabut.#ecara klinis kondisi periodonsium penderita diabetes dipengaruhi oleh perubahan&

     perubahan yang dikemukakan diatas. /iabetes yang tidak terkontrol atau kurang baik kontrolnya

    disertai oleh peningkatan kerentanan terhadap infeksi, termasuk periodontitis kronis.

    3eriodontitis kronis lebih sering terjadi dan lebih parah pada indi0idu diabetik yang disertai

    komplikasi sistemik yang lebih parah.;ubungan antara periodontitis kronis dengan diabetes mellitus tipe + dan diabetes melitus

    tipe 2 telah secara khusus diamati pada beberapa penelitian. /ilaporkan bah8a meningkat

    resikonya menderita periodontitis kronis pada penderita diabetes mellitus tipe + sejalan dengan

     pertambahan usia, dan keparahan periodontitis kronis meningkat sejalan dengan meningkatnya

    durasi diabetes. 3ada pasien diabetik de8asa dengan diabetes yang tidak terkontrol baik akan

    mengalami kehilangan tulang dan kehilangan perlekatan yang lebih banyak dibandingkan pasien

    dengan diabetes yang terkontrol baik, meskipun kemampuan mereka dalam memelihara

    kebersihan mulutnya adalah setara.

    EFEK DIABETES MELITUS TERHADAP JARINGAN PERIODONSIUM

    Abnormalitas fn!si s"l

    3ada penderita diabetes, fungsi beberapa sel yang berperan dalam respons inflamasi

    seperti neutrofil, monosit, dan makrofag mengalami perubahan. =erdapat defi siensi fungsi

    neutrofil yang menyebabkan terhambatnya kemotaksis, fagositosis, serta perlekatan sel. #el&sel

    tersebut merupakan lini a8al pertahanan tubuh sehingga inhibisi fungsinya akan menghambat

    destruksi bakteri pada poket dan meningkatkan destruksi jaringan periodontal. #elain itu,

    makrofag dan monosit juga meningkatkan produksi  pro-inflammatory cytokine serta

  • 8/19/2019 Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

    5/8

    mediatormediator lain seperti tumor necrosis factor (=$%&-). 3eningkatan produksi tersebut

    akan memperparah destruksi sel host.

    P"rba#an m"tabolism"

    3ada pasien diabetes, fibroblas yang merupakan sel reparatif primer pada jaringan

     periodonsium tidak dapat berfungsi dengan baik. #elain sintesis kolagen yang berkurang,kolagen yang diproduksi fibroblast rentan terdegradasi oleh enim matriks metalloproteinase

    yang jumlah produksinya meningkat pada pasien diabetes. #elain itu, pada kondisi

    hiperglikemik, terjadi pula inhibisi proliferasi osteoblas yang menurunkan pembentukan tulang

    serta properti mekanik dari tulang yang baru terdeposisi

    P"mb"nt$an Advanced Glycation End 

     Products %AGEs&

    #alah satu komplikasi mayor diabetes adalah perubahan integritas mikro0askular, yang

    sering menyebabkan kerusakan organ seperti retinopati dan nefropati. 3ada kondisi

    hiperglikemik, protein serta molekul matriks mengalami non-en"ymatic glycosylation yang

    menghasilkan advanced glycation end products (AGEs) pada jaringan, termasuk jaringan

     periodonsium. AGEs merupakan rantai utama yang menghubungkan banyak komplikasi diabetes

    karena AGEs menyebabkan abnormalitas fungsi sel endotel serta perubahan pertumbuhan dan

     proliferasi pembuluh darah kapiler.

    Akumulasi AGEs pada pasien diabetes meningkatkan intensitas respons inflamasi

    monosit dan makrofag, yang ditunjukkan dengan meningkatnya produksi  proinfl ammatory

    cytokine seperti &+- dan =$%&-. #elain itu, AGEs juga berinteraksi dengan kolagen dan

    membuat kolagen lebih sulit diperbaiki bila mengalami kerusakan. Akibatnya, kolagen pasien

    diabetes lebih mudah terdegradasi.

    EFEK PEN'AKIT PERIODONTAL TERHADAP DIABETES MELITUS

    Mekanisme pengaruh penyakit periodontal terhadap diabetes baru diketahui belakangan

    ini. 3ada pasien dengan penyakit periodontal sering ditemukan peningkatan kadar 

     proinflammatory cytokine! 3ada pasien diabetes, respons imun berlebih akan lebih meningkatkan

    lagi produksi  proinflamatory cytokines. ;al ini menyebabkan peningkatan resistensi terhadap

    insulin dan mempersulit kontrol glukosa daraheberapa studi juga menunjukkan bah8a pasien periodontitis, terutama yang jaringan

     periodontalnya dikolonisasi oleh bakteri gram negatif seperti  #! gingivalis, $annerella

     forsynthesis, dan #revotella intermedia, mempunyai lebih banyak marker peradangan seperti %-

    reactive protein (*!3), &, dan fibrinogen dibandingkan pasien tanpa periodontitis.

    3eningkatan resistensi insulin dan penurunan kontrol glikemik juga ditemukan pada pasien

  • 8/19/2019 Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

    6/8

     periodontitis tersebut. =erapi periodontal akan mereduksi peradangan lokal, yang diikuti dengan

     penurunan le0el %-reactive protein (*!3), &,dan =$%&- serta kontrol glikemik yang lebih

     baik. ;al ini membuktikan bah8a kondisi lokal pada jaringan periodontal sangat mempengaruhi

    kondisi sistemik 

    #umberB

    Al&%arabi, Makhyan @ibril, 26+4, CAntibodi terhadap  &dvanced 'lycation End #roduct ,

    *ara Mutakhir 3encegahan Komplikasi /iabetes MelitusD.*/K&2+6.olume >6, $o.++,

    www!kalbemed!com, 2 Maret 26+ndrasari, #tephani /8iyanti, 26+4, C;ubungan antara /iabetes Melitus dengan 3enyakit

    3eriodontalD.*/K&2+6.olume >6, $o.++,www!kalbemed!com, 2 Maret 26+

    Muchlis, M. !id8an, 26+6, C;ubungan 3eriodontitis dengan /iabetes Melitus serta

    3era8atannyaD, mridwanmuchlis!blogspot!com diakses pada 2 Maret 26+

    eberapa teori ilmiah yang menjelaskan penyebab diabetes mellitus tipe + sebagai

     berikutB

    +. ;ipotesis sinar matahari

    =eori yang paling terakhir adalah hipotesis sinar matahari, yang menyatakan

     bah8a 8aktu yang lama dihabiskan dalam ruangan, dimana akan mengurangi paparan

    sinar matahari kepada anak&anak, yang akan mengakibatkan berkurangnya kadar 0itamin

    /.

    ukti menyebutkan bah8a 0itamin / memainkan peran integral dalam

    sensiti0itas dan sekresi insulin (3enckofer, Kouba, Fallis, Emanuele, 266

  • 8/19/2019 Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

    7/8

    =eori ini menyatakan bah8a kurangnya paparan dengan pre0alensi patogen,

    dimana kita menjaga anak&anak kita terlalu bersih, dapat menyebabkan hipersensiti0itas

    autoimun, yaitu kehancuran sel beta yang memproduksi insulin di dalam tubuh oleh

    leukosit.

    /alam penelitian lain, peneliti telah menemukan bah8a lebih banyak eksposur 

    untuk mikroba dan 0irus kepada anak&anak, semakin kecil kemungkinan mereka

    menderita penyakit reaksi hipersensitif seperti alergi.3enelitian yang berkelanjutan menunjukkan bah8a pelatihan dari sistem

    kekebalan tubuh mungkin berlaku untuk pencegahan tipe + diabetes (*urry, 266H).

    Kukrija dan Maclaren menunjukkan bah8a pencegahan diabetes tipe + mungkin yang

    akan datang melalui penggunaan imunostimulasi, yakni memaparkan anak&anak kepada

     bakteri dan 0irus yang ada di dunia, tetapi yang tidak menyebabkan efek samping

    imunosupresi.

    4. ;ipotesis #usu #api

    =eori ini menjelaskan bah8a eksposur terhadap susu sapi dalam susu formula

     pada bulan pertama pada bayi dapat menyebabkan kekacauan pada sistem kekebalan

    tubuh dan meningkatkan risiko untuk mengembangkan diabetes mellitus tipe + di

    kemudian hari. /imana protein susu sapi hampir identik dengan protein pada permukaan

    sel beta pankreas yang memproduksi insulin, sehingga mereka yang rentan dan peka

    terhadap susu sapi maka akan direspon oleh leukosit, dan selanjutnya akan menyerang sel

    sendiri yang menyebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga terjadi dibetes mellitus

    tipe +. 3eningkatan pemberian A# di +H. ;ipotesis 3"3

    ;ipotesis ini menjelaskan bah8a eksposur terhadap polutan organik yang

     persisten (3"3) meningkatkan risiko kedua jenis diabetes. 3ublikasi jurnal oleh nstitut

     $asional lmu Kesehatan ingkungan menunjukkan peningkatan yang signifikan secara

    statistik dalam tingkat ra8at inap untuk diabetes dari populasi yang berada di tempat

  • 8/19/2019 Diabetes Melitus dan Kelainan pada Rongga Mulut

    8/8

    Kode I3 yang mengandung limbah beracun (Kounetso0a, ;uang, Ma, essner,

    *arpenter, 2665).

    J. ;ipotesis Akselerator

    #ebuah teori yang menunjukkan bah8a tipe + diabetes merupakan bagian

    sederhana dari kontinum yang sama dari tipe 2, tetapi muncul lebih dulu.

    ;ipotesis akselerator menyatakan bah8a peningkatan berat dan tinggi anak&anak 

     pada abad terakhir ini telah dipercepat, sehingga kecenderungan mereka untuk 

    mengembangkan tipe + dengan menyebabkan sel beta di pancreas di ba8ah tekanan

    untuk produksi insulin. eberapa kelompok mendukung teori ini, tetapi hipotesis ini

     belum merata diterima oleh profesional diabetes ("*onnell, /onath, *ameron, 2665)

    #umberB ;omenta, ;eriyannis dr,.26+2.Makalah C/iabetes Melitus =ipe +D.httpaulanni!lecture!ub!ac!idfiles*+1*+&.&/&0-2&3E$E4-E/2$54-$2#E-2!pdf  

    diakses pada 2 Maret 26+

    http://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/MAKALAH-DIABETES-MELITUS-TIPE-I.pdfhttp://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/MAKALAH-DIABETES-MELITUS-TIPE-I.pdf