DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES...

14
DEWAN REDAKSI JURNAL KEPERAWATAN 'AISYIYAH (JKA) Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014 Pelindung: Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung Pelindung: Ketua STIKes Aisyiyah Bandung Penanggung Jawab: Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua: Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO. Sekretaris/Setting/Layout: Aef Herosandiana, S.T., M.Kom. Bendahara: Riza Garini, A.Md. Penyunting/Editor: Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep Pemasaran dan Sirkulasi: Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom. Mitra Bestari: Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. DR. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yusep, S.Kp., M.Si., MN. Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat. Erna Rochmawati, SKp., MNSc., M.Med.Ed. PhD. Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN. Alamat Redaksi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269 E-mail: [email protected]

Transcript of DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES...

Page 1: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

DEWANREDAKSI

JURNALKEPERAWATAN'AISYIYAH(JKA)Volume1|Nomor2|Desember2014

Pelindung:KetuaSTIKes'AisyiyahBandung

Pelindung:KetuaSTIKesAisyiyahBandung

PenanggungJawab:ReyniPurnamaRaya,SKM.,M.Epid.

Ketua:Sajodin,S.Kep.,M.Kes.,AIFO.

Sekretaris/Setting/Layout:AefHerosandiana,S.T.,M.Kom.

Bendahara:RizaGarini,A.Md.

Penyunting/Editor:PerlaYualita,S.Pd.,M.Pd.TrianaDewiS,S.Kp.,M.Kep

PemasarandanSirkulasi:NandangJN.,S.Kp.,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.,Kom.

MitraBestari:DewiIrawati,MA.,Ph.D.

Suryani,S.Kp.,MHSc.,Ph.D.DR.Kusnanto,S.Kp.,M.Kes.IyusYusep,S.Kp.,M.Si.,MN.

IrnaNursanti,M.Kep.,Sp.Mat.ErnaRochmawati,SKp.,MNSc.,M.Med.Ed.PhD.

MohammadAfandi,S.Kep.,Ns.,MAN.

AlamatRedaksi:SekolahTinggiIlmuKesehatan'AisyiyahJl.KH.AhmadDahlanDalamNo.6,Bandung

Telp.(022)7305269,7312423-Fax.(022)7305269E-mail:[email protected]

Page 2: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

DAFTARISI

103-107

109-116

117-129

131-142

143-156

157-167

169-181

183-189

191-208

209-216

1. Penyedap Rasa sebagai Salah Satu Faktor yang Diduga BerkontribusidenganKejadianKankerPayudara

ElmiNuryati,RitaSari........................................................................................................

2. Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat Dengan Kompetensi PerawatMelakukanEvidenceBasedPractice

DameElysabeth,GitaLibranty,SiskaNatalia.......................................................

3. Evaluasi Pelatihan Penanggulangan Tuberkulosis oleh PimpinanWilayah'Aisyiyah Jawa Barat: Studi Kasus di Kota Bandung, Kabupaten BandungBaratdanKabupatenGarut

HendraGunawan...................................................................................................................

4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komitmen Pencegahan TersierPenyakit Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas KotaMetroTahun2014

JanuPurwono..........................................................................................................................

5. Korelasi Perilaku Hand Hygiene dengan Kejadian Diare pada Anak UsiaSekolahdiSDITSalsabilaBekasiTimurTahun2012

LisnaNuryanti.........................................................................................................................

6. AnalisisImplementasiManajemenStrategikUjiKompetensiMetodeOSCEpadaProgramStudiKeperawatan

Fr.MariaSusilaSumartiningsih,YakobusSiswadi,SediaSimbolon........

7. Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal terhadap Kejadian BBLR diKabupatenIndramayu

TheIn�luenceofAntenatalServiceQualityonLowBirthWeightPhenomenainIndramayu

Minarni,Alm.AvipSaefullah,HadiSusiarno,InsiFarisaDesyArya........

8. Keberhasilan Penatalaksanaan Perdarahan Postpartum Karena AtoniaUteridenganKBIdanKBE

PratiwiPujiLestari...............................................................................................................

9. HubunganKarakteristikLansiadenganKemandirianAkti�itasSehari-haridiBanjarDen-YehWilayahKerjaPuskesmasIIIDenpasarUtara

Ns.IWayanSuardana,S.Kep.M.Kep,YopiAriesta,TarumaWijaya,SKM.

10.Terapi Aktivitas Olahraga untuk Mengatasi Fatigue selama MenjalaniKemoterapi

PopySitiAisyah,YantiHermayanti,HanaRismadewiAgustina................

Page 3: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

ARTIKELPENELITIANJKA.2014;1(2):131-142

131

ABSTRAK

Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian. Faktor resiko pada penyakithipertensiyaitufaktoryangtidakdapatdiubahataudikontroldanfaktoryangdapatdiubahataudikendalikan. Faktor yang dapat diubah atau dikendalikan adalah obesitas, mengkonsumsigaram, olah raga, mengkonsumsi alkohol dan merokok. Pencegahan tersier ditujukan untukmeminimalkankomplikasi,menghindarikecacatandanmeningkatkankualitashidupagardapatmenjalanikehidupansecaranormaldandapatditerimaolehlingkungan.Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komitmen pencegahan tersierpenyakithipertensipadamasyarakatdiwilayahkerjapuskesmasKotaMetro.Jenispenelitianinibersifat kuantitatif dengan pendekatan Studi Cross Sectional. Jumlah sampel yang digunakansebanyak 70 responden. Data diperoleh dengan tehnik wawancara menggunakan kuesioner.AnalisdatamenggunakanUjiChi square,dengan tingkatkepercayaan95%danmultipelregresilogistik.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwaadahubunganvariabelpersepsimanfaat(p-value=0,000),persepsihambatan(p-value=0,001),persepsikemampuandiri(p-value=0.017),sikap(p-value = 0,000), pengaruh interpersonal (p-value = 0,003), pengaruh situasional (p-value =0,001) dengankomitmenpencegahan tersierpenyakithipertensi.Faktoryangpalingdominanberhubungan dengan komitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi adalah sikap (OR =12,521) . Saran bagi petugas kesehatan perlu ditingkatkan program promosi kesehatan padamasyarakatdalampencegahan tersierpenyakithipertensidimasyarakat melaluimediamasamaupunelektronik. Penyuluhandankunjunganrumahpadapasienhipertensiperludilakukandalamrangkamemantapkanprogrampencegahantersierpenyakithipertensi..KataKunci:Hipertensi,Sikap,Komitmen

ABSTRACT

Hypertensionisoneofthecausesofdeath.Riskfactorsinhypertensionconsistoffactorsthatcannotbealteredorcontrolledandfactorsthatcanbealteredorcontrolled.Factorsthatcanbealteredorcontrolledincludeobesity,saltconsumption,exercise,alcoholconsumptionandsmoking.Theaimofthis study is to determine factors associatedwith society's commitment to tertiary prevention ofhypertensionintheworkareaofcommunityhealthcentresaroundMetroMunicipality.Thetypeofstudy is quantitative research with total approach. Total sample is 70 respondents. Data wasobtainedbymeansofinterviewwiththeuseofquestionnaires.DataanazalysiswasdoneusingChisquaredtestwithcon�idenceintervalof95%andmultiple logisticregression.Resultsshowedthatthere are correlations between perceived resistance (p value = 0.001), perceived self-ef�icacy (pvalue = 0.017), attitude (p value = 0.000) with the commitment to tertiary prevention ofhypertensionandthattherearenorelationswithperceivedbene�it(pvalue=0.000),interpersonalin�luences (p value = 0.003), situasional in�luences (p value = 0.001). Most dominant factorassociatedwiththecommitmentof tertiarypreventionof hypertension isattitude(OR=12.521).

FAKTOR-FAKTORYANGBERHUBUNGANDENGANKOMITMENPENCEGAHANTERSIERPENYAKITHIPERTENSIPADAMASYARAKAT

DIWILAYAHKERJAPUSKESMASKOTAMETROTAHUN2014

JanuPurwono

Page 4: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

132 JurnalKeperawatan‘Aisyiyah

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

PENDAHULUAN

LatarBelakang

Hipertensiadalahsuatu faktorresikopenting

pada penyakit kardiovaskuler termasuk

stroke, infark miokardial, gagal jantung,

penyakitginjaldanpenyakitvaskuler(Kannel,

1996). Diprediksi pada tahun 2025, 1.56

milyar orang dewasa menderita hipertensi

(Kearney,2005).

Penyakit hipertensi di Indonesia pada

tahun2010mendudukiurutanke tujuh dari

10 besar penyakit terbanyak rawat inap se-

Indonesia; hipertensi esensial (5,9%).

(Depkes RI 2011). Pada provinsi Lampung

tahun 2011 hipertensi menduduki urutan

ketiga, dengan jumlah 81.006 orang (15,9%)

(DINKESPropinsiLampung,2011).Hipertensi

menduduki peringkat keempatdiKotaMetro

dengan jumlah 10632 orang (8,23%). (Dinas

KesehatanKotaMero,2011).

Tekanan darah tinggi atau hipertensi

adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis

(dalam jangka waktu lama). Penderita yang

mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan

tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg

saat istirahat diperkirakan mempunyai

keadaandarahtinggi(Wolff,M.D.,2008;63).

Menurut William (2007) terdapat dua

faktor resiko pada penyakit hipertensi yaitu

faktoryangtidakdapatdiubahataudikontrol

dan faktor yang dapat diubah atau

dikendalikan.Faktoryang tidakdapatdiubah

adalah riwayat keluarga dengan hipertensi,

umur, ras dan etnik dan penyakit diabes

mellitus.Sedangkanfaktoryangdapatdiubah

atau dikendalaikan adalah obesitas,

mengkonsumsi garam, olah raga,

mengkonsumsialkoholdanmerokok.

Penelitiantentangfaktorresikoyangdapat

dirubah sebagai berikut:Menurut penelitian

Dongol Hadi (2008) obesitas berhubungan

dengan hipertensi 34% yaitu (P=0,000,

X²=20,846).MenuruthasilpenelitianMeylina

(2005) hubungan asupan garam terhadap

kejadianhipertensiadalah25%(P=0,002,X²

=10.969).Hubunganolahraga(aktivitas�isik)

dengan hipertensi pada kelompok aktif

sebesar 34,4%, sedangkan pada kelompok

inaktif adalah sebesar 24,8%. Hubungan

minum alkohol dengan kejadian hipertensi

adalah minum alkohol terdapat 16,9%

mengalami hipertensi sedangkan sebanyak

27,5% sampel tidak mengkonsumsi alkohol

mengalami hipertensi. Kebiasaan merokok

setiap hari berhubungan dengan hipertensi

yaitu memiliki peluang terkena hipertensi

sepertujuh lebih besar dibandingkan dengan

*AkademiKeperawatanDharmaWacanaMetro

Suggestion is needs to be improved public health promotion programs in tertiary prevention ofhypertensioninthecommunitythroughthemassmediaandelectronic.Counselingandhomevisitstopatientswithhypertensionneedtobedoneinordertoestablishatertiarypreventionprogramhypertension.

Keywords:Hypertension,Attitude,commitment.

Page 5: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

Katagori SistolikmmHg DiastolikmmHgNormalNormaltinggiStadium1(ringan)Stadium2(sedang)Stadium3(berat)Stadium4(sangatberat)

<130130-139140-159160-179180-209≥210

<8585-8990-99100-109110-119≥120

(Smeltzer2002:897)

133

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

tidak merokok (OR=0,789;95% CI 0,707-

0,879).

Faktor yang dapat dirubah atau

dikendalikan adalah seperti mengkonsumsi

garam, olah raga,mengkonsumsi alkohol dan

merokok adalah merupakan aktivitas atau

prilaku yang dapat menyebabkan hipertensi

(William ,2007). Menurut Niven Neil (2002)

perilaku kesehatan adalah suatu aktivitas

dilakukan oleh individu yang menyatakan

dirinyasehatuntuktujuanmencegahpenyakit

ataumendeteksinyadalamtahapasimtomatik.

Prilaku kesehatan pada individu dapat

dirubah melalui promosi kesehatan/ Health

Promotion(Pender,2002).

HealthPromotionModel(HPM)dikembangkan

olehNolaJPender(2002)yangberlatarbelakang

dari keperawatan, pembangunan manusia,

psikologi eksperimental, dan pendidikan

membimbingnyauntukmenggunakanperspektif

holistik keperawatan, psikologi sosial, dan teori

learningsebagaidasar.PadateoriHPMperubahan

perilaku disebabkan oleh komitmen individu

untuk merencanakan suatu tindakan (Pender,

2002).

Komitmen untuk merencanakan suatu

tindakan adalah strategi tertentu untuk

mendapatkan, melaksanakan atau penguatan

terhadap perilaku. Ada beberapa faktor yang

berhubungan dengan komitmen untuk

merencanakansuatutindakanyaituPerceived

bene�its of action (persepsi manfaat yang

dirasakandaritindakan),Perceivedbarriersto

action (persepsi rintangan tindakan),

Perceived Self ef�icacy (persepsi tentang

kemampuandiri),Aktivityrelated-effect(sikap

yang berhungan dengan aktivitas),

interpersonal in�luences (pengaruh

interpersonal), situasional in�luences

(pengaruhsituasional)(Pender,2002).

Berdasarkarkanuraian-uraiandiatasmaka

penulis tertarik untukmeneliti faktor-faktor

yang berhubungan dengan komitmen

pencegahan tersier penyakit hipertensi pada

masyarakatdiwilayahkerjapuskesmas Kota

Metrotahun2014.

StudiLiteratur

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah

kondisi medis di mana terjadi peningkatan

tekanan darah secara kronis (dalam jangka

waktu lama). Penderita yang mempunyai

sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan

darah yang melebihi 140/90 mmHg saat

istirahat diperkirakan mempunyai keadaan

darahtinggi(Wolff,M.D.,2008;63).

Tabel1.Klasi�ikasiHipertensi

Faktor-faktoryangBerhubungandenganKomitmenPencegahanTersierPenyakitHipertensipadaMasyarakatdiWilayahKerjaPuskesmasKotaMetroTahun2014

Page 6: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

134 JurnalKeperawatan‘Aisyiyah

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

De�inisi komitmen menurut kamus besar

bahasa indonesia adalah perjanjian untuk

melakukan sesuatu (kontrak). Nilai rasa tentu

positif. Faktor-faktor yang berhubungan

dengan komitmen menurut Pender (2002)

adalah: Perilaku sebelumnya (prior related

behavior), Perceived bene�its to action

(Persepsimanfaat),Perceivedbarrierstoaction

(Persepsi Rintangan), Perceived Self ef�icacy

(Persepsi Kemampuan diri), interpersonal

in�luences(pengaruhinterpersonal),situasional

in�luences(pengaruhsituasional).

Menurut Suyitno (1989) pencegahan

tersier ditujukan untuk meminimalkan

komplikasi, menghindari kecacatan dan

meningkatkan kualitas hidup agar dapat

menjalanikehidupansecaranormaldandapat

diterimaolehlingkungan.Prinsippencegahan

tersier adalah:Membatasi gangguan �isis dan

sosial yang diakibatkan pekerjaannya

sehinggatimbulgejaladanPPAK.Padaderajat

ini yang dilakukan adalah tatalaksana dan

terapi pada penyakit paru kerja yang telah

terjadi. Pencegahan tersier disempurnakan

dengan meminimalkan dampak klinis

merugikankesehatan.

METODE

Jenis penelitian adalah kuantitatif yang

dilakukan dengan survey. Penelitian ini

dilakukan secara analitikobservasional, yaitu

untuk menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan komitmen pencegahan

tersier penyakit hipertensi padamasyarakat

di wilayah kerja Puskesmas Kota

Metro.Penelitian ini dilakukan di Wilayah

Kerja Puskesmas Kota Metro. Rancangan

penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian explanatori dengan

pendekatanStudiCrossSectional.

Populasi penelitian adalah masyarakat di

Wilayah Kerja Puskesmas Kota Metro yang

menderita hipertensi menurut diagnosa

dokter. Adapun kriteria populasi adalah

Merokok Umur

KonsumsiGaram

Aktivitas�isik/Olahraga

RiwayatkeluargaDenganhipertensi

Hipertensi

Kegemukan(obesitas)

PenyakitDiabetesMelitus

Rasdanetnik

Mengkonsumsialkohol

Gambar1.Faktor-faktoryangberhubungandenganHipertensi Sumber:William,2007;376

Page 7: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

135

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

sebagai berikut: penderita hipertensi, usia

pederita hipertensi 17 tahun keatas,bersedia

menjadi responden,mau bekerja sama dalam

penelitian.Dari keriteria diatas didapatkan

jumlahpopulasinyaadalah70responden.

Pengambilansampelmenggunakanmetode

total sampling. Variabel penelitian ini terdiri

dari variabel independen dan variabel

dependen yaitu: Variabel independen:

Persepsi manfaat, Persepsi rintangan,

Persepsi kemampuan diri, Sikap, pengaruh

interpersonal, pengaruh situasional. Variabel

dependenpenelitianiniadalahkomitmen.

Teknik Pengumpulan data dari responden

dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

Analisa data menggunakan analisa Univariat

Analisa suatu variabel dengan menggunakan

tabeldistribusifrekwensi.Untukmenyimpulkan

ada tidaknya hubungan antara dua variabel

dilakukanujiKaiKuadrat/ChiSquare.

Untukmengetahuipengaruhantarasemua

variabel bebas secara bersama-sama dengan

variabel terikatdilakukananalisismultivariat

denganujistatistikregresilogistik.

HASILDANPEMBAHASAN

Hasil

1. AnalisaBivariat

Komitmen No

Variabel

Berkomitmen n(%)

Tidak Berkomitmen n(%)

p-value OR

1

PersepsiManfaata.Adab.TidakadaJumlah

31(79,5)11(35,5)42(100)

8(20,5)20(64,5)28(100)

393170(100)

0,000

7.045

2

PersepsiRintangana.Tidakadab.AdaJumlah

33(76,7)9(33,3)42(100)

6(33,3)18(66,7)28(100)

432770(100)

0,001

6.600

3

PersepsiKemampuanDiria.Tinggib.RendahJumlah

38(67,9)4(28,6)42(100)

18(32,1)10(71,4)28(100)

561470(100)

0,017

5.278

4

Sikapa.Positifb.NegatifJumlah

37(74,0)5(25,0)42(100)

13(26,0)15(75,0)28(100)

502070(100)

0,000

8.538

5

PengaruhInterpersonala.Tinggib.RendahJumlah

38(70,4)4(25,0)42(100)

16(29,6)12(75,0)28(100)

541670(100)

0,003

6.000

6

PengaruhSituasionala.Tinggib.RendahJumlah

35(72,9)7(31,8)42(100)

13(27,1)15(68,2)28(100)

482270(100)

0,001

6.923

Tabel1.Hubungan Persepsi Manfaat, Persepsi Rintangan, Persepsi Kemampuan diri,

Sikap,pengaruhinterpersonal,pengaruhsituasionaldenganKomitmen

Faktor-faktoryangBerhubungandenganKomitmenPencegahanTersierPenyakitHipertensipadaMasyarakatdiWilayahKerjaPuskesmasKotaMetroTahun2014

Page 8: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

136 JurnalKeperawatan‘Aisyiyah

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

Pengujian statistik variabel persepsi

manfaat dengan menggunakan uji chi square

yangdilihatpadaujichisquaredenganpvalue

= 0.000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara

faktor persepsi manfaat dengan Komitmen

pencegahan tersier penyakit hipertensi,

dengan nilai OR 7,045. Artinya responden

denganpersepsibermanfaat tinggi7,045kali

berkomitmen terhadap pencegahan tersier

penyakithipertensi.

Pengujian statistik pada varibel persepsi

rintangandenganmenggunakanujichisquare

yangdilihatpadaujichisquaredenganpvalue

= 0.001(p<0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara

faktor persepsi rintangan dengan Komitmen

pencegahan tersier penyakit hipertensi,

dengan nilai OR= 6.600. Artinya responden

dengan persepsi ada rintangan berpeluang

6,600kaliberkomitmenterhadappencegahan

tersierpenyakithipertensi.

Pengujian statistik pada variabel

kemampuandiridenganmenggunakanujichi

squareyangdilihatpadaujichisquaredengan

p value = 0.017 (p<0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermaknaantarafaktorpersepsikemampuan

diri dengan Komitmen pencegahan tersier

penyakit hipertensi. dengan nilai OR= 6.600.

Artinya responden dengan persepsi

kemampuandiri tinggi berpeluang5,278kali

berkomitmen terhadap pencegahan tersier

penyakithipertensi.

Padavariabelsikap denganmenggunakan

ujichisquareyangdilihatpadaujichisquare

denganpvalue=0.000(p<0,05),makadapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara faktor sikap dengan

Komitmen pencegahan tersier penyakit

hipertensi, dengan nilai OR= 8.538. Artinya

responden dengan sikap positif berpeluang

8.538kaliberkomitmenterhadappencegahan

tersierpenyakithipertensi.

Pada variabel pengaruh interpersonal

dengan menggunakan uji chi square yang

dilihat pada uji chi square dengan p value =

0.003 (p<0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa adahubunganyangbermaknaantara

faktor pengaruh interpersona dengan

Komitmen pencegahan tersier penyakit

hipertensi, dengan nilai OR= 7.125. Artinya

responden dengan pengaruh interpersonal

tinggi berpeluang 6.000 kali berkomitmen

terhadap pencegahan tersier penyakit

hipertensi.

Padavariabelpengaruhsituasionaldengan

menggunakanujichisquareyangdilihatpada

uji chi square dengan p value = 0.001

(p<0,05),makadapatdisimpulkanbahwaada

hubungan yang bermakna antara faktor

pengaruh situasional dengan Komitmen

pencegahan tersier penyakit hipertensi,

dengan nilai OR= 6.923. Artinya responden

dengan pengaruh situasional tinggi

berpeluang6,923kaliberkomitmen terhadap

pencegahantersierpenyakithipertensi.

2.AnalisaMultivariat

Berdasarkan Tabel 6 di atas terlihat dari 3

variabel yaitu persepsi rintangan, persepsi

kemampuandiridansikaptidakadavariabel

Page 9: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

yang yang mempunyai nilai p-value >0,05

hasil analisis variabel yang paling dominan

adalah sikap dengan OR sebesar 12,521.

Pemodelanselanjutnyadilakukanujiinteraksi

terhadapvariabelyangdidugasecarasubtansi

adainteraksidarimodelmultivariat.

Variabel B p-value OR

Pe Persepsi Manfaat 1.775 0.031 5.902

Pe Persepsi rintangan 2.523 0.006 12.460 PeKemampuanDiri 2.130 0.039 8.418 S Sikap 2.059 0.000 12.521 S Pengaruhinterpersonal 1.748 0.093 5.744 S Pengaruhsituasional 1.606 0.055 4.985 CKonstant -4.447 0.000 0.001

Tabel2.AnalisisRegresiLogistik

Pembahasan

1. Hubungan Persepsi Manfaat dengan

Komitmen

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa

persepsimanfaat tidak terbukti berpengaruh

secara signi�ikan dengan komitmen

pencegahan tersier penderita hipertensi (p-

value=0,084).

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian

teori diatas, maka menunjukkan bahwa

respondenyangmempunyaipersepsimanfaat

baik tidak menentukan komitmen yang baik

bagi penderita hipertensi, namun bukan

berartidenganpersepsimanfaatyangrendah

akan selalumemiliki komitmen yang rendah.

Kondisi ini bisa terjadi karena persepsi

manfaat dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor.

Salah satu faktor menurut penulis adalah

individu tidak cenderung untuk

menghabiskan waktu dan hartanya dalam

berakti�itasuntukmendapathasilyangpositif.

Sehingga keuntungan dari penampilan

perilaku bisa intrinsik atau ekstrinsik tidak

responden dapatkan. Misalnya responden

tidak melakukanolahragayangteratur, tetap

merokok, tetap minum alkohol, obesitas dan

tetapmengkonsumsigaram.

2. Hubungan Persepsi Rintangan dengan

Komitmen

Padapenelitianini,hasilanalisisbivariatpada

penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi

tentang rintangan penderita hipertensi

terbukti signi�ikan (p-value=0,000) atau

merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan komitmen pencegahan

tersier penyakit hipertensi dan mempunyai

nilai Odds ratio (OR) sebesar 7,955. Hal ini

menunjukkan bahwa responden yamg

mempunyai persepsi tentang tidak adanya

rintangan maka kemungkinan akan

berkomitmensebesar7,955kalidibandingkan

denganpenderitahipertensiyangmempunyai

persepsiadarintangan.

Hubungan antara faktor resiko penyakit

hipertensi juga telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya.HasilpenelitianDongolH,(2008)

menunjukkan bahwa ada hubungan antara

asupan garam dengan kejadian hipertensi

137Faktor-faktoryangBerhubungandenganKomitmenPencegahanTersierPenyakitHipertensipadaMasyarakatdiWilayahKerjaPuskesmasKotaMetroTahun2014

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

Page 10: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

denganPvalue0,002.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian

teori diatas, maka jelaslah bahwa persepsi

rintangan menentukan komitmen bagi

penderita hipertensi, namun bukan berarti

dengan persepsi tidak ada rintangan akan

selalu memiliki komitmen yang baik atau

berkomitmen karena bisa terjadi penderita

hipertensi dengan persepsi tidak ada

rintanganyangrendahmempunyaikomitmen

yang baik. Kondisi ini bisa terjadi karena

persepsi rintangan dapat dipengaruhi oleh

beberapafaktor.

3. Hubungan Persepsi Kemampuan Diri

denganKomitmen

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa

persepsi kemampuan diri terbukti

berpengaruh secara signi�ikan dengan

komitmen pencegahan tersier penderita

hipertensi(p-value=0,006).Padahasilanalisis

jugadidapatkannilaiORsebesar3.957artinya

penderita hipertensi yang kemampuan diri

tinggi akan meningkatkan komitmen

pencegahan tersier yang lebih baik sebesar

3,957 kali dibandingkan dengan penderita

hipertensi yang memiliki kemampuan diri

rendah pada pencegahan tersier penyakit

hipertesni.

Menurut Bandura dalam Pender (2002)

kemampuanseseoranguntukmengorganisasi

dan melaksanakan tindakan utama

menyangkut bukan hanya skill yang dimiliki

seseorang tetapi keputusan yang diambil

seseorangdariskillyangdiamiliki.Keputusan

ef�icacy seseorang diketahui dari hasil yang

diharapkan yaitu kemampuan seseorang

menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu di

mana hasil yang diharapkan adalah suatu

keputusan dengan konsekuensi keuntungan

biayamisalnya:perilakuyangdihasilkan.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian

teoridiatas,makajelaslahbahwakemampuan

diri menentukan komitmen bagi penderita

hipertensi, namun bukan berarti dengan

kemampuan diri yang tinggi akan selalu

memiliki komitmen yang baik karena bisa

terjadi kemampuan diri rendah mempunyai

komitmen yang baik. Kondisi ini bisa terjadi

karena kemampuan diri dapat dipengaruhi

olehbeberapafaktor.

4. HubunganSikapdenganKomitmen

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa

sikap terbukti berpengaruh secara signi�ikan

dengan komitmen pencegahan tersier

penyakit hipertensi (p-value=0,001). Pada

hasilanalisisjugadidapatkannilaiORsebesar

5,283 artinya penderita hipertensi yang

bersikappositifakanmeningkatkankomitmen

yang lebih baik sebesar 5,283 kali

dibandingkan dengan penderita hipertensi

yangmemilikisikapnegatifpadapencegahan

tersierpenyakithipertensi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh

Sembiring (2010) tentang perilaku penderita

hipertensiterhadappencegahankomplikasidi

wilayah kerja Puskesmas Brastagi

menunjukkanbahwasebagianbesarmemiliki

tingkat kepatuhan sedang sebanyak 84,6%

danyangmempunyaitingkatkepatuhantinggi

sebanyak13,8%danyangmempunyaitingkat

138 JurnalKeperawatan‘Aisyiyah

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

Page 11: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

kepatuhantingkatrendahsebanyak1,5%.

Berdasarkan hasil penelitian yang

diuraikan di atas,maka jelaslah bahwa sikap

berperan dalam menentukan komitmen bagi

penderita hipertensi, namun bukan berarti

dengansikapyangpositifakanselalumemiliki

komitmen yang baik karena sikap belum

merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau

aktivitas, akan tetapimerupakanpredisposisi

perilakuataureaksitertutup.

5. Hubungan Pengaruh interpersonal

denganKomitmen

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa

pengaruhinterpersonalterbuktiberpengaruh

secara signi�ikan dengan komitmen

pencegahan tersier penyakit hipertensi (p-

value=0,003). Pada hasil analisis juga

didapatkan nilai OR sebesar 6,000 artinya

penderita hipertensi yang mempunyai

pengaruh interpersonal yang tinggi akan

meningkatkan komitmen yang lebih baik

sebesar 6,000 kali dibandingkan dengan

penderita hipertensi yangmemiliki pengaruh

interpersonal yang rendah pada pencegahan

tersierpenyakithipertensi.

Penelitian yang dilakukan oleh Herlina L

dkk (2010) pada keluarga dengan perilaku

lansia dalam pengendalian hipertensi di

WilayahKecamatanKojaJakartaUtaradengan

sampel 99 responden. Hasil penelitian

menunjukkanadahubunganantaradukungan

emosional,dukunganpenghargaan,informasi,

dan instrumental dengan perilaku lansia

dalam pengendalian hipertensi dengan nilai

(p<0,05). Analisis lebih lanjut menunjukan

bahwadukunganinformasimerupakanfaktor

yangdominanterhadapperilakulansiadalam

pengendalian hipertensi. Dukungan keluarga

sangat penting dalam meningkatkan derajat

kesehatanlansia.

Berdasarkan hasil penelitian yang

diuraikan di atas, maka jelaslah bahwa

pengaruh interpersonal berperan dalam

menentukan komitmen bagi penderita

hipertensi, namun bukan berarti dengan

pengaruh interpersonal yang tinggi akan

selalu memiliki komitmen yang baik karena

pengaruh interpersonal bukan merupakan

yang menetap tetapi kondisi ini bisa terjadi

karenadipengaruhiolehbeberapafaktor.

6. Hubungan Pengaruh Situasional

denganKomitmen

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa

sikap terbukti berpengaruh secara signi�ikan

dengan komitmen pencegahan tersier

penyakit hipertensi (p-value=0,001). Pada

hasilanalisisjugadidapatkannilaiORsebesar

6,923 artinya penderita hipertensi yang

mendapatkan pengaruh situasional tinggi

akanmeningkatkankomitmenyanglebihbaik

sebesar 6,923 kali dibandingkan dengan

penderita hipertensi yangmemiliki pengaruh

situasional rendah pada pencegahan tersier

penyakithipertensi.

Penelitian yang dilakukan oleh

(Tumenggung I) tentang hubungan dukungan

sosial keluarga dengan kepatuhan diet pasien

hipertensi yang dilakukan pada 30 orang

pasien hipertensi yang dirawat inap di RSUD

TotoKabilaKabupatenBoneBolangodiperoleh

139Faktor-faktoryangBerhubungandenganKomitmenPencegahanTersierPenyakitHipertensipadaMasyarakatdiWilayahKerjaPuskesmasKotaMetroTahun2014

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

Page 12: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

hasilbahwadukungansosialkeluargasebagian

besarberkategoribaik(86,7%),dankepatuhan

diet pasien hipertensi sebagian besar juga

berkategori baik (80%). Uji statistik

menunjukkanbahwaterdapathubunganantara

dukungan sosial keluarga dengan kapatuhan

pasien hipertensi dalam menjalankan diet,

dengannilaip=0,001padaα=0,05.

Berdasarkan hasil penelitian yang

diuraikan di atas, maka jelaslah bahwa

pengaruh situasional tinggi berperan dalam

menentukan komitmen bagi penderita

hipertensi, namun bukan berarti dengan

pengaruh situasional yang tinggi akan selalu

memiliki komitmen yang baik karena

pengaruh situasional bukan merupakan

tindakan(reaksi terbuka)atauaktivitas,akan

tetapi merupakan predisposisi perilaku atau

reaksitertutup.

7.Faktor Yang Paling Dominan Yang

BerhubunganDenganKomitmen

Hasilanalisismultivariatmenunjukkanbahwa

sikap terbukti berpengaruh secara signi�ikan

dengan komitmen pencegahan tersier

penyakit hipertensi (p-value=0,000). Pada

hasilanalisisjugadidapatkannilaiORsebesar

12,521 artinya penderita hipertensi yang

mempunyai persepsi sikap yang positid akan

meningkatkan komitmen yang lebih baik

sebesar 12,521 kali dibandingkan dengan

penderita hipertensi yang memiliki persepsi

sikap negatif pada pencegahan tersier

penyakithipertensi.

Faktor sikap menunjukkan bahwa lebih

dominan dibandingkan dengan faktor

persepsimanfaat,rintangan,kemampuandiri,

pengaruh interpersonal dan pengaruh

situasional. Kondisi ini menurut peneliti

disebabkankarenaseseorangjikamempunyai

sikap positif yang berarti dalampencegahan

tersier penyakit hipertensi maka secara

otomatis persepsi manfaat, rintangan,

kemampuandiri,pengaruh interpersonaldan

pengaruh situasional pada seseorang juga

baikdantinggi.

KESIMPULANDANREKOMENDASI

1. Ada hubungan persepsi manfaat dengan

komitmen(pvalue=0,000,OR=7,045).

2.Ada hubungan persepsi rintangan dengan

komitmen(pvalue=0,001,OR=6,600).

3.Ada hubungan persepsi kemampuan diri

dengan komitmen (p value = 0,017,

OR=5,278).

4.Adahubungan sikapdengankomitmen(p

value=0,000,OR=8,538).

5. Ada hubungan pengaruh interpersonal

dengan komitmen (p value = 0,003,

OR=6,000).

6. Ada hubungan pengaruh situasional

dengan komitmen (p value = 0,001,

OR=6,923).

7. Faktor yang paling dominan berhubungan

dengan komitmen pencegahan tersier

penyakit hipertensi adalah sikap (p-

value=0,000, OR=12,521 CI;95% 3,027-

51,795).

REKOMENDASI

1. Masyarakat perlu menambah informasi

mengenai cara berkomitmen dalam

140 JurnalKeperawatan‘Aisyiyah

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

Page 13: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

pencegahan tersier penyakit hipertensi

dan perlu merubah perilaku tidak

merokok, tidak minum alkohol, tidak

mengkonsumsi garam dan berolahraga

agartidakterjadikomplikasidaripenyakit

hipertensi. Konsekwensi bila tidak

melakukan pencegahan tersier penyakit

hipertensi adalah penyakit stroke, gagal

jantung, insu�isiensiginjal.Untukituperlu

komitmen yang baik dalam upaya

pencegahantersierpenyakithipertensi.

2. Perlu ditingkatkan program promosi

kesehatan pada masyarakat dalam

pencegahan tersier/komplikasi penyakit

hipertensi di masyarakat melalui media

masamaupunelektronik.Penyuluhandan

kunjungan rumah pada pasien hipertensi

perlu dilakukan dalam rangka

memantapkanprogrampencegahantersier

penyakithipertensi.

DAFTARPUSTAKA

ACCF/AHA (2011), (Expert Consensus

Document on Hypertension in The Elderly,

Journal of the American College of

Cardiology(JAAJ).

Arikunto, S (2010),Prosedur penelitian suatu

pendekatanpraktik,RinekaCipta,Jakarta.

Budiarto-Eko (2001) Biostatistik untuk

Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,

EGC.Jakarta.

DepkesRI, Sepuluhbesar penyakit terbanyak

rawatjalanse-Indonesia2011

Dinas Kesehatan Kota Metro, Sepuluh Besar

PenyakitPadaTahun2011

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Data

PenyakitPadaTahun2011

Davidson (2000),Depression Symtomspredict

Early Hypertension Incidence In Young

Adults.

Hadi, D (2008), Skripsi, Hubungan obesitas

dan asupan garam terhadap kejadian

hipertensi pada laki-laki 40 tahun keatas

studidipuskesmaspadangsaribanyumanik

Semarang,UNES.

Elisabeth (2011), Skripsi, Faktor-faktor yang

berhubungandenganhipertensipadalansia

diposyandulansiawilayahkerjapuskesmas

parsoburan kecamatan siantar marihat

pematangsiantar.

Harris (2000), Riset, Association of Fat

Distribution and Obesity With Wong,

Obesity, Hypertension and risk Of Kydney

CancerinMen.

Herlina L, dkk (2010), Hubungan Dukungan

Keluarga dengan perilaku lansia dalam

pengendalianhipertensi.

Hastono, S (2004), AnalisisData, Universitas

Indonesia,Jakarta

HealthG(2012),Hipertension,NyTimesHelt

HidayatA(2008),KonsepDasarKeperawatan,

SalembaMedika,Jakarta.

http://kamusbahasaindonesia.org/komitmen

#ixzz2A1yxjJZM

Kannel WB (1996), Blood pressure as a

cardiovascularriskfaktor,JAmMedAssoc.

KearneyPM (2005),Role of bloodPressure in

the development of congestive heart

failure.NEngJMed.

Ludiana (2011), Faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku makan

pada penderita hipertensi di wilayah kerja

141Faktor-faktoryangBerhubungandenganKomitmenPencegahanTersierPenyakitHipertensipadaMasyarakatdiWilayahKerjaPuskesmasKotaMetroTahun2014

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014

Page 14: DEWAN REDAKSI - E-Journal STIKES Aisyiyahjurnalkeperawatan.stikes-aisyiyahbandung.ac.id/file/JKA_Vol_1_Nomor... · Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes.,

puskesmas Pujokerto Kecamatan Trimurjo

LampungTengahTahun2011,UNIMAL.

Mansjoer (2001), Kapita selekta Kedokteran,

JilidIMediaaesculapiusJakarta.

Maryann (2003), Trangeneration al

PersistenceofEducationasaHeltRisk.

Meylina (2005),Thesis, Analisis faktor resiko

hipertensi, diabetes mellitus, penyakit

jantung dan pembuluh darah di Indonesia,

IPBBogor.

Neil N (2000), Psiologi Kesehatan, EGC,

Jakarta.

Notoatmodjo,S (2002) MetodologiPenelitian

Kesehatan.Ed-Rev,PTRinekaCipta,Jakarta.

Notoatmodjo,S (2010), Promosi Kesehatan

TeoridanAplikasi,RinekaCipta,Jakarta.

Permana H (2004), Pengobatan Hipertensi

pada Diabetes Mellitus Tipe 2. FK UNPAD

Pender (2002), Health Promotion,

LippincootWilliam&Wilkins.

P2PTM (2006), Survey Keterpaparan Faktor

Resiko Penyakit Tidak Menular Pada

Masyarakat,DinasKesehatanJateng,

Sembiring(2010),Skripsi, Perilakupenderita

hipertensi terhadap upaya pencegahan

komplikasi di wilayah kerja puskesmas

berastagi,USU.

SuyitnoS (1989),Pencegahanpenyakitdalam

peningkatan Tumbuh Kembang Anak,

UNDIP

Stranges(2004),Riset,RelationshipOfAlkohol

DringkingPatterntoRiskOfHypertension

Sugiyono (2010), Statistika untuk Penelitian.

Edisi11,Alfabeta,Bandung,

Smeltzer, C. Suzane, (2002), Keperawatan

MedicalBedah,EGC,Jakarta.

The American Heritage (2000) Dictionary of

the English Language, Fourth Edition

HoughtonMif�linCompany,

Tumenggung, Hubungan dukungan sosial

keluarga dengan kepatuhan diet hipertensi

di RSUD Toto Kabik Kabupaten Bone

Bolonge

Udjianti, W (2010). Keperawatan

Kardivaskular,SalembaMedika,Jakarta.

Yuliana, S (2007),Skripsi, Hubungan antara

kebiasaan merokok dengan kejadian

hipertensipadalaki-lakipadalaki-lakiusia

40 tahun ke atas di badan Rumah Sakit

DaerahCepu,UNES.

Wadirjono,(2010). Analisis Statistika

Multivariat terapan, Unit Penerbit dan

pencetakan Sekolah tinggi Ilmu

managemenYKPN,Yokyakarta.

William L.(2008) Understanding Medical

Surgical Nursing, Third Edition F.A Davis

Company,America.

Wolff(2008),Hipertensi;Caramendeteksidan

MencegahTekananDarahTinggiSejakDini

(Terjemahan), PT. Bhuana Ilmu Populer

KelompokGramedia,Jakarta.

Wong(2000),Riset,Obesity,Hypertensionand

riskOfKydneyCancerinMen.

142 JurnalKeperawatan‘Aisyiyah

JKA|Volume1|Nomor2|Desember2014